Aplikasi Nuklir Dlm Kehidupan

download Aplikasi Nuklir Dlm Kehidupan

of 3

description

Pendahuluan Fisika Nuklir

Transcript of Aplikasi Nuklir Dlm Kehidupan

1. Bidang PeternakanTeknik RIA Progesteron untuk Peningkatan Kinerja Reproduksi dan Produksi Ternak

Teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk bidang peternakan, khususnya ternak ruminansia (memamah biak). Pada bidang ini, nuklir bisa digunakan dalam reproduksi ternak, pakan ternak, teknologi hasil ternak dan peningkatan produksi ternak. Untuk reproduksi, profil progesteron bisa digunakan untuk pemeriksaan kebuntingan dini pada ternak, kematian embrio, dan ketepatan waktu inseminasi. Hormon progesteron ini adalah hormon kebuntingan. Teknik radioimmunoassay (RIA) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengukur level hormon secara akurat dan stabil. Radioimmunoassay adalah teknik nuklir yang banyak digunakan untuk mengetahui konsentrasi hormon. Pengujian ini menggunakan antibodi yang spesifik untuk hormon sebagai protein terikat.Aplikasi teknik nuklir dengan teknik Radioimmunoassay (RIA), khususnya RIA untuk mendeteksi hormon progesteron, merupakan suatu cara untuk memberi dukungan dalam rangka peningkatan efisiensi reproduksi ternak, terutama yang berkaitan dengan adanya kelainan saluran reproduksi, dan dilakukan melalui deteksi konsentrasi hormon progesteron dalam serum atau susu.Kadar hormon progesteron dalam serum atau plasma dan air susu dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan stadium tertentu dalam status reproduksi hewan yang diamati, di Thailand dan Srilanka, tingkatan hormon progesteron dalam serum atau plasma ternak digunakan sebagai petunjuk untuk melakukan IB (inseminasi Buatan) yang tepat.Radioimmunoassay (RIA) memanfaatkan teknik perunutan. Perunutan merupakan suatu proses pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan isotop atau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem biologi/mekanik sehingga diketahui mekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil pengukuran. Teknik perunutan dapat menggunakan isotop atau radioisotop.Dasar kerja RIA adalah untuk mengetahui perbandingan konsentrasi antibody yang terdapat pada bagian dalam tabung dan anti gen yang terdapat didalam sampel dengan menggunakan radio aktif. Persaingan konsentrasi antigen sampel dapat ditentukan dari reaksi reduksi pengikatan konsentrasi antigen dari antibody yang terdapat pada bagian dalam tabung. Selain itu, dasar dari teknik RIA ini adalah kompetisi antara hormon (antigen) yang dilabel dengan radioisotop dengan hormon yang sama tetapi tidak dilabel (dalam sampel) untuk bersaing berikatan dengan antibodi hormon yang diukur. Pembuatan antigen yang dilabel dengan radioaktif disebut dengan radioiodinasi. Iod radioaktif (I125), yang memiliki waktu paruh yang pendek mulai dari beberapa menit sampai beberapa hari saja. Di samping berwaktu paro pendek, Iod radioaktif juga berenergi rendah dan diberikan dalam dosis yang kecil, mengingat ada efek samping dari radiasi yang merugikan terhadap tubuh apabila radioisotop tersebut tinggal terlalu lama di dalam tubuh.Sistem pencacah RIA terdiri dari Detektor Scintilasi NaI(Tl), tegangan tinggi, penguat awal, penguat linier, Penganalisa saluran tunggal dan pencacah. Blok diagram Pencacah RIA seperti pada gambar di bawah ini.

2. Bidang HidrologiKebocoran atau Keretakan Pipa Bawah Tanah

Untuk mendeteksi kebocoran pipa-pipa bawah tanah biasanya digunakan Na-24 dalam bentuk garam NaCl atau Na2CO3. Radioisotop Na-24 ini dapat memancarkan sinar gamma yang dapat dideteksi menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter. Untuk mendeteksi kebocoran pada pipa air, garam yang mengandung radioisotop Na-24 dilarutkan ke dalam air. Kemudian permukaan tanah di atas pipa air diperiksa dengan Geiger Counter. Intensitas radiasi yang berlebihan menunjukkan adanya kebocoran. Radioisotop juga dapat digunakan untuk menguji kebocoran sambungan logam pada pembuatan rangka pesawat.Sedangkan untuk mengecek keretakan pipa logam di bawah tanah, dapat digunakan radioaktif alam iridium-192. Isotop yang mempunyai waktu paruh 73,8 hari ini disimpan dalam pipa, lalu sambungan pipa yang dilas dibungkus dengan filmfotografi. Iridium-192 dapat meluruh dengan memancarkan partikel gamma. Radiasi gammayang dipancarkan dapat menemukan retak ataupun celah pada pipa yang diketahui dari hasilfilm fotografi yang telah dicetak.

3. Bidang Sumber EnergiPembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik. Pada dasarnya sistem kerja PLTN sama seperti PLK (Pembangkit Listrik Konvensional), hanya panas yang digunakan untuk menghasilkan uap tidak dihasilkan dari pembakaran bahan fosil, tetapi dihasilkan dari reaksi pembelahan inti bahan fisil (uranium) dalam suatu reactor nuklir (hanya 0,72% uranium alami yang adalah uranium-235, yang memiliki waktu paruh 7,038 x 108 tahun). Tenaga panas tersebut digunakan untuk membangkitkan uap di dalam system pembangkit uap (Steam Generator) dan selanjutnya sama seperti PLK, uap digunakan untuk menggerakan turbin generator sebagai pembangkit tenaga listrik. Sebagai pemindah panas biasa digunakan air yang disirkulasikan secara terus-menerus selama PLTN beroperasi. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan tenaga panas (termal) dalam jumlah yang sangat besar serta membebaskan 2 sampai 3 buah neutron. Satu gram U-235 setara dengan 2650 batu bara.Dalam hal uranium, deteksi dapat dilakukan dengan mengamati energy radiasi sinar gamma. Oleh karena itu pendeteksian ini dapat menggunakan alat pencacah radioaktif Geiger Counter.Proses pembangkit yang menggunakan bahan bakar uranium ini tidak melepaskan partikel seperti CO2, SO2, atau NOx, juga tidak mengeluarkan asap atau debu yang mengandung logam berat yang dilepas ke lingkungan. Oleh karena itu PLTN merupakan pembangkit listrik yang ramah lingkungan.