Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Hal Psikomotor

31
MAKALAH “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal Psikomotor” Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku KELOMPOK 4 Pembimbing : Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes Kelompok 4 Nama Kelompok NIM Benny Afandi Dimas Prasetyo Eko Wahyu Linda Dwi K M.Wahyu Febri Nana Mariana Novianti Dian Nuke Widyawati Rewandi Rofi’atul Ferdia Setiawan Andre F Syayidatut Magfiroh Yayuk Indah L Yodha Sigit W 11.02.01.08 43 11.02.01.08 47 11.02.01.08 49 11.02.01.08 58 11.02.01.08 59 11.02.01.08 67 11.02.01.08 70 11.02.01.08

description

ulkus diabetikum

Transcript of Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Hal Psikomotor

MAKALAH “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam

Hal Psikomotor”

Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku

KELOMPOK 4

Pembimbing : Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes

Kelompok 4Nama Kelompok NIM

Benny Afandi

Dimas Prasetyo

Eko Wahyu

Linda Dwi K

M.Wahyu Febri

Nana Mariana

Novianti Dian

Nuke Widyawati

Rewandi

Rofi’atul Ferdia

Setiawan Andre F

Syayidatut Magfiroh

Yayuk Indah L

Yodha Sigit W

11.02.01.0843

11.02.01.0847

11.02.01.0849

11.02.01.0858

11.02.01.0859

11.02.01.0867

11.02.01.0870

11.02.01.0871

11.02.01.0901

11.02.01.0878

11.02.01.0880

11.02.01.0888

11.02.01.0898

11.02.01.0899

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LAMONGAN

PRODI S1 KEPERAWATAN IVB

2013

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah yang berjudul “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan

dalam Hal Psikomotor”, ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perilaku

pada Program S1- Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan dan akan di

presentasikan pada tanggal …...... Mei 2013.

Lamongan, Mei 2013

Mengetahui

Pembimbing:

Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat

dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul “Aplikasi Konsep

Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal Psikomotor” yang mana

makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Perilaku, Alhamdulillah dapat terselesaikan

tepat pada waktunya.

Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:

1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

3. Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Perilaku.

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu

kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat

digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami

ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan, Mei 2013

Penyusun,

DAFTAR ISI

Halaman Sampul.................................................................................................i

Lembar Pengesahan............................................................................................ii

Kata Pengantar....................................................................................................iii

Daftar Isi ..............................................................................................................iv

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

1.4 Metode Penelitian......................................................................................

1.5 Sistematika Penelitian................................................................................

1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian perilaku manusia...........................................................................

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia..................................

2.3 Pengertian Psikomotor....................................................................................

2.4 Perkembangan perilaku Psikomotor..............................................................

2.5 Hubungan Psikomotor dengan prilaku..........................................................

2.6 Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................

3.2 Saran..................................................................................................................

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk berakal merupakan makhluk yang mendapat kedudukan

tertinggi. Oleh karena itu, manusia selalu menjadi motor penggerak dalam setiap

kegiatan yang ada, baik itu kegiatan untuk manusia itu sendiri sebagai individu maupun

manusia sebagai makhluk sosial, bahkan pada hakikat tertinggi adalah menyadari

manusia sebagai makhluk Tuhan.

Perilaku manusia pada individu tidak timbul dengan sendirinya,

tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang

bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal, hal

tersebut diungkapkan oleh (Walgito, 2003). Setiap individu

mempunyai perilaku yang unik, oleh karena itu perilaku manusia

menurut Benyamin Bloom yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (1997)

dibagi dalam tiga domain, meliputi : kognitif domain, afektif domain,

dan psikomotor domain.

Setiap domain perilaku mempunyai pengukuran yang berbeda –

beda, untuk cognitif domain diukur dari knowledge (pengetahuan),

afektif domain diukur dari attitude (sikap). Dan psikomotor domain

diukur dari psychomotor / practice (keterampilan).

Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana

belum tentu terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila

didukung dengan pendukung dan fasilitas. Psikomotor sangat penting

dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan karena psikomotor merupakan

perwujudan dalam pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat.

Apabila tenaga kesehatan memiliki psikomotor yang baik mereka akan

mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik pula.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Aplikasi Konsep Perilaku Manusia

dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal Psikomotor.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian perilaku manusia?

1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia?

1.2.3 Apa pengertian psikomotor?

1.2.4 Bagaimana Perkembangan perilaku Psikomotor?

1.2.5 Apa Hubungan Psikomotor dengan perilaku sebagai manusia ?

1.2.6 Bagaimana Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan

keperawatan ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum :

Tujuan umum penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku

Manusia yang berjudul “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan

Keperawatan dalam Hal Psikomotor”.

1.3.2 Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian perilaku manusia.

b. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku manusia.

c. Untuk mengetahui dan memahami pengertian psikomotor.

d. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan perilaku psikomotor.

e. Untuk mengetahui dan memahami hubungan psikomotor dengan

perilaku sebagai manusia.

f. Untuk mengetahui dan memahami psikomotor perawat dalam

pemberian asuhan keperawatan.

1.4 Metode Penulisan

Makalah ini disusun dengan melakukan study pustaka dari berbagai buku referensi.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari makalah ini adalah BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari:

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan, dan manfaat

penulisan. BAB II Pembahasan. BAB III Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan dan

saran.

1.6 Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini adalah

1. Bagi penulis, makalah ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan penulis dalam

membahas perilaku manusia, sehingga menambah pengetahuan penulis mengenai

masalah yang dibahas.

2. Secara teoritis hasil makalah ini sekiranya dapat bermanfaat menambah Khazanah

kepustakaan dan sebagai rujukan bagi Mahasiswa.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Manusia

Dari sudut biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang

bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

Perilaku manusia menurut Kurt Lewis (1970) seperti yang dikutip oleh

(Notoatmodjo, 2003) adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan- kekuatan

pendorong (driving forces) dan kekuatan- kekuatan penahan (restining forces).

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang

dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri

manusia(Purwanto, 1999).

Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang

terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut oleh (Notoatmodjo, 2003)

Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme

terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

menimbulkan reaksi, yakni yang rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan

menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu oleh (Notoatmodjo, 2003).

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai

bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,

kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik

yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,

2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan

bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus

terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini

disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons

serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).

Robert kwick (1974) sebagai mana dikutip oleh Notoatmojo, S., (1997), perilaku

adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat

dipelajari.

Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan

lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri

Kusmiyati dan Desminiarti, 1990: 1).

Menurut penulis yang disebut perilaku manusia adalah aktifitas yanng timbul karena

adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia

1. Genetika

Keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan

perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik antara lain :

a. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu

dengan lainnya.

b. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara

berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari – hari. Pria berperilaku atas dasar

pertimbanagan rasional atau perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan

wanita disebut feminin.

c. Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda – beda karena sifat

fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan

individu yang memiliki fisik tinggi kurus.

d. Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh

Maramis 1999 adalah keseluruhan pola fikiran, perasaan dan perilaku yang

sering digunakan oleh seseorang dalam adaptasi yang terus menerus terhadap

hidupnya. Kepribadian menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu

tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya, contoh : pemalu,

pemarah, pengecut, dsb

e. Bakat pembawaan. Menurut Notoatmojo (1997) yang mengutip pendapat

Willian B Micheel (1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan

sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.

Bakat merupakan interaksi faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada

adanya kesempatan untuk pengembangan. Contoh : Individu yang berbakat seni

lukis, perilaku seni lukisnya akan cepat menonjol apabila mendapat latihan dan

kesempatan dibandingkan individu lain yang tidak berbakat.

f. Intelegensi, individu yang intelegent yaitu individu yang dalam mengambil

keputusan dapat bertindak tepat cepat dan mudah . sebaliknya yang memiliki

intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.

2. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu.

a. Faktor lingkungan

Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

fisik, biologis, maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh

terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk

perkembangan individu.

Contoh :

Individu yang bergaul dengan individu yang hidup dilingkungan hitam,

perilakunya banyak diwarnai keadaan tersebut.

Mahasiswa yang hidup dilingkungan kampus perilakunya akan dipengaruhi

oleh pemikiran ilmiah, rasional, dan intelektual.

Tenaga keperawatan dirumah sakit, perilakunya ketika menjalankan tugas,

akan dipengaruhi oleh norma dan nilai yang berlaku, dan dianut oleh rumah

sakit tersebut.

b. Pendidikan

Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak

dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan

lingkungannya, baik secara formal maupaun informal. Proses dan kegiatan

pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun

kelompok.

Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar

mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu

menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi

dapat.

c. Agama

Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan.

Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi

kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam berpikir, bersikap, bereaksi,

dan berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan rajin melaksanakan

ajaran agama dalam kehidupan, akan berperilaku dan berbudi luhur sesuai

dengan ajaran agama yang diyakininya.

Penganut agama tertentu, akan menunjukkan perilaku berbeda dengan penganut

agama yang lain.

d. Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial ekonomi. Khusus

menyangkut lingkungan sosial ekonomi, sebagai contoh keluarga yang status

sosial ekonominya berkecukupan, akan mampu menyediakan segala fasilitas

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan

berpengaruh perilaku individu-individu yang ada di dalam memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Oleh karena itu, keluarga tersebut akan berusaha

memenuhinya dengan berbagai cara, misalnya menggadaikan barang,

meminjam uang, bon ke toko di dekat rumahnya dan lain-lain.

e. Kebudayaan

Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian adat-istiadat atau

peradaban manusia. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi

perilaku manusia itu sendiri.

Contoh:

Kebudayaan jawa akan mempengaruhi perilaku masyarakat jawa pada

umumnya dan orang jawa pada khususnya.

Kebudayaan suku bangsa tertentu yang terkenal dengan kehalusannya, akan

berbeda dengan kebudayaan suku bangsa lain yang dinilai keras.

f. Faktor-faktor lain

Susunan saraf pusat, memegang peranan penting karena merupakan sarana

untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke

simpul saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku. Impuls-

impuls saraf indra pendengaran, penglihatan, pembau, pengecap dan peraba

yang disalurkan dari tempat masuknya stimulus melalui impuls-impuls

saraf ke susunan saraf pusat, yaitu otak dan setelah disadari melalui

persepsi maka individu akan berperilaku.

Persepsi, merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang

didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu

yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi dapat diketahui

perubahan perilaku seseorang. Setiap individu kadang-kadang memiliki

persepsi yang berbeda walaupun mengamati obyek yang sama.

Emosi, Maramis (1999) menyebutkan bahwa emosi adalah manifestasi

perasaan atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan

biasanya berlangsung tidak lama. Perilaku individu dapat dipengaruhi

emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat

dengan keadaan jasmani. Perilaku individu yang sedang marah, kelihatan

mukanya merah.

2.3 Pengertian Psikomotor

Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana belum tentu

terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila didukung dengan pendukung dan

fasilitas.

Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa ; jadi,

merupakan efek bersama yang mengenai badan dan jiwa. Juga dinamakan konasi

(Conation), perilaku motorik atau aspek motorik dari pada perilaku.

Tingkatan psikomotor yaitu :

1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai

dengan tindakan yang akan dilakukan.

Contoh : Masyarakat dapat memilih rumah sakit yang dapat

memberikan pelayanan kesehatan yang baik, bagi keluarga yang

sakit.

2. Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu

dengan urutan yang benar sesuai contoh.

Contoh :

Seorang ibu dapat mengajarkan cara – cara meggosok gigi yang

benar sesuai urutan kepada anaknya.

3. Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.

Contoh :

Seorang individu setiap merasakan sakit datang berobat kefasilitas

kesehatan tanpa menunggu perintah atau ajakan.

4. Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan

dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.

Contoh :

Masyarakat dapat membuat alat penjernihan air yang memenuhi

syarat kesehatan, dari bahan yang murah dan sederhana.

Gangguan psikomotor menurut (Maramis, 2005) dapat berupa :

1. Kelambatan : secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.

a) Hipokinesa, hipoaktivitas ; gerakan atau aktivitas berkurang.

b) (Sub) stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat

berkurang ;gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat,

sehingga kelihatan seperti si pasien sama sekali tidak

memperhatikan lingkungannya.

c) Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu,

juga bila hendak diubah oleh orang lain.

d) Flexibilitas serea : mempertahankan posisi badan yang dibuat

padanya oleh orang lain.

2. Peningkatan : aktivitas dan reaksi umum meningkat :

a) Hiperkkinesa, hiperaktivitas : pergerakan atau aktivitas yang

berlebihan

b) Gaduh – gelisah katatonik : aktivitas motorik yang kelihatannya

tidak bertujuan, yang berkali – kali dan seakan – akan tidak

dipengaruhi oleh rangsang luar.

3. Tik (tic) : gerakan involunter, sekejap serta berkali – kali mengenai

sekelompok otot atau bagian badan yang relatif kecil.

4. Bersikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap atau posisi

badan yang tidak wajar, yang aneh atau bizar.

5. Grimas : mimik yang aneh dan berulang – ulang.

6. Stereotipi : gerakan salah satu anggota badan yang berkali – kali

dan tidak bertujuan.

7. Pelagakan (mannerism) : pergerakan atau lagak yang streotip

dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara).

8. Ekbopraxia : langsung meniru pergerakan orang lain pada saat

dilihatnya ; ekholalia : langsung mengulangi atau meniru apa yang

dikatakan orang lain.

9. Otomatisma perintah (command automatism) : menuruti sebuah

perintah secara otomatis tanpa memikir dahulu

10. Otomatisma : berbuat sesuatu secara otomatis sebagai

pernyataan (expresi) simbolik aktivitas tak sadar.

11. Negativisme : menentang nasehat atau permintaan orang lain

atau melakukan yang berlawanan dengan itu.

12. Kataplexia : tonus otot menghilang dengan mendadaktonus otot

menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul

kelemahan umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang

dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi.

13. Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi : sering

menggambarkan secara simbolik suatu konflik emosional dan

dapat berupa :

a) Kelumpuhan

b) Pergerakan yang abnormal, umpamanya : tremor, tik (tic),

kejang – kejang atau ataxia.

c) Astasia – abasia : tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan.

14. Verbigerasi : berkali – kali mengucapkan sebuah kata yang sama.

Umpamanya : “saya mau makan, makan, makan, makan, dan

seterusnya...”, atau “kemarin, kemarin, kemarin, dan

seterusnya....saya datang”.

15. Berjalan : tidak tegap, kaku (rigid) atau lambat.

16. Gangguan motorik (yang sebenarnya bukan merupakan

gangguan psikomotor) yang mungkin sekali disebabkan oleh :

pemakaian obat (umpamanya : tremor, hipokinesa, diskinesa,

akatisia, karena neroleptika), gangguan ortopedik atau gangguan

nerologik.

17. Komplikasi : suatu dorongan yang mendesak berkali – kali,

biarpun tidak disukai, agar berbuat sesuatu yang bertentangan

dengan keinginannya sehari – hari atau dengan kebiasaan serta

norma – norma. Kompulsi itu mungkin terjadi karena fobi (misalnya

: bakteriofobi mengakibatkan kompulsi cuci – cuci tangan) atau

karena obsesi (obsesi barangnya hilang dapat mengakibatkan

kompulsi buka – buka lemari untuk melihat kalau barangnya masih

ada). Diantara bermacam – macam kompulsi itu terdapat :

a) Dipsomania : dorongan agar minum air

b) Egomania : preokupasi dengan diri sendiri

c) Erotomania : preokupasi dengan hal – hal sexual

d) Kleptomania : dorongan agar mencuri

e) Megalomania : dorongan agar mencari kekuasaan

f) Monomania : preokupasi dengan sebuah subyek

g) Nimfomania : dorongan bersanggama pada kaum wanita

h) Satiriasis : dorongan bersenggama pada kaum pria

i) Trikhotilomania : dorongan mencabut – cabut rambutnya

j) Ritualistik : dorongan bertingkah laku upacara

Atau kompulsi lainnya, umpamanya : mencuci – cuci tangannya

atau mandi berjam – jam lamanya, memungut – mungut semuanya

yang ada dilantai (potongan kain, kertas dan sebagainya),

berulang – ulang menghitung uangnya, memeriksa jendela / pintu,

melihat beberapa kali apakah sepucuk surat yang telah ditulisnya

sudah ditandatangani olehnya, sehingga sampulnya dibuka –

ditutupberulang – ulang ; memegang – megang serta menyentuh –

nyentuh sebuah meja; menyuruh anaknya memberi hormat

kepadanya sebanyak 10 kali tepat, dan sebagainya.

18. Gagap : berbicara dengan terhenti – henti karena spasme otot –

otot untuk berbicara, mulai dari berbicara sangat ragu – ragu

sampai dengan berbicara explosif.

19. Seorang penderita mania dapat berbicara, berjalan, manyanyi

atau melakukan apa saja tanpa mengenal lelah. Pada depresi

dengan agitasi, maka penderita itu mungkin tak putus – putusnya

menangis, mondar – mandir atau meremas – remas tangannya.

Pada gaduh – gelisah katatonik, pasien itu mungkin sangat gelisah,

berbicara banyak lai keras tak terhenti – henti.

2.4 Perkembangan Perilaku Psikomotor

Loree (1970) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang

bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa

kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua

jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan

yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan

bekerja (working).

Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku

psikomotorik ialah:

1. Bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks,

2. Yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik

tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).

1). Berjalan dan Memegang Benda

Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor dasar

(locomotion) yang harus dikuasainya selama tahun pertama dari kehidupannya.

Perkembangan psikomotorik dasar itu berlangsung secara sekuensial, sebagai

berikut:

a. Keterampilan bergulir (roil over) dan telentang menjadi telungkup (5 : 8

bulan),

b. Gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan),

c. Berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan dengan bebas (13,8 bulan) (Lorre, 1970:

75).

2). Bermain dan Bekerja

Mulai usia 4-5 tahun bermain konstruksi yang fantastik itu dapat beralih kepada

berbagai bentuk gerakan bermain yang ritmis dan dinamis, tetapi belum terikat

dengan aturan-aturan tertentu yang ketat.

3). Proses Perkembangan Motorik

Di samping faktor-faktor hereditas, faktor-faktor lingkungan alamiah, sosial,

kultural, nutrisi dan gizi serta kesempatan dan latihan merupakan hal-hal yang

sangat berpengaruh terhadap proses dan produk perkembangan fisik? dan

perilaku psikomotorik.

2.5 Hubungan psikomotor dengan perilaku

Psikomotor merupakan domain dari prilaku yang merupakan  hasil dari

pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang

terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Pembentukan perubahan prilaku manusia dipengaruhi oleh :

a) Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan,

pendengaran, penciuman, serta pengalaman masa lalu.

b) Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan

ini diwujudkan dalam bentuk tindakan/perilaku. Motivasi yang rendah biasanya

menghasilkan tindakan yang juga kurang kuat.

c) Emosi atau perasaan individu. Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu.

2.6 Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan

Dalam pemberihan asuhan keperawatan ,perawat harus

mempunyai psikomotor yang baik agar dalam pemberihan asuhan

keperawatan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan secara

maksimal yang mana psikomotor ini dapat diukur dengan

ketrampilan, Keterampilan ini melibatkan ketangkasan motorik,

koordinasi dan gerakan.

Ketrampilan keperawatan dapat diperoleh melalui beberapa cara,

adapun caranya yakni:

a. Observasi : perawat mengamati prosedur tindakan.

b. Imitasi : perawat meunjukkan kemampuan yang dibawah

pengawasan instruktur.

c. Akademis : perawat mengikuti instruksi, berlatih ketrampilan, dan

mempraktikan apa yang diperoleh.

d. Artikulasi : mengkoordinasikan dan memodifikasi ketrampilan ,

menggabungkan dan resequencing.

e. Naturalisasi : Melakukan ketrampilan secara otomatis dengan

mudah, pada tingkat konsisten.

Salah satu contoh keterampilan psikomotor perawat yang

diperlukan dengan belajar adalah :

1. Mengambil tanda-tanda vital.

Mengambil tanda-tanda vital merupakan bagian sehari-hari dari pekerjaan yang

paling seringf dilakukan oleh perawat. Perawat perlu mempelajari keterampilan ini

sehingga menjadi sifat dasar kedua. Beberapa tanda-tanda vital yang paling umum

bahwa perawat akan perlu mengambil adalah tekanan darah, laju pernapasan, nadi

apikal dan radial dan suhu tubuh, antara lain.

2. Pengendalian Infeksi

Pengendalian infeksi merupakan aspek penting dari keterampilan psikomotorik

perawat. Beberapa keterampilan ini meliputi mencuci tangan sebelum memulai

kontak langsung dengan pasien, mengenakan sarung tangan sebelum menghubungi

setiap sekresi manusia, mengisolasi pakaian, berpakaian dan Menanggalkan pakaian

dalam urutan yang tepat, dan mempertahankan steril. Manajemen luka juga

merupakan keterampilan psikomotor yang harus diketahui oleh perawat .

3. Kegiatan sehari – hari

Dalam aktivitas sehari-hari perawat berada dalam kontak langsung dengan pasien

dan membantu pasien dengan hari hari. Keterampilan yang dibutuhkan dalam

memperoleh teknik yang aman dan efektif di daerah-daerah. Perawat perlu

mengembangkan keterampilan psikomotor dalam mandi, BackRub, footcare,

perawatan mata, telinga hidung dan perawatan, perawatan mulut, mobilitas (yaitu,

keterampilan dalam menggerakkan pasien dengan benar dan aman dalam berbagai

situasi) teknik pengasingan dan hambatan, peduli untuk pasien yang tidak sadar,

menyiapkan tempat tidur, memandikan , mengganti pakaian pasien, melatih gerakan

atau mobilisasi , mengajarkan pasien dalam hal kesehatan dan kebersihan, dan

keamanan. Serta Nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.

4. Pemberian injeksi

Perawat perlu mengembangkan keterampilan dalam mengelola berbagai jenis

pemberihan injeksi , termasuk intramuskular (kedalam otot), intradermal (di kulit),

dan subkutan (tingkat terendah dari jaringan kulit). Pemberian insulin juga

merupakan keterampilan yang diperlukan, dan keterampilan dalam enteral (usus)

atau nasogastrik (dari hidung, melewati tenggorokan, ke lambung) tabung juga

keterampilan psikomotor bahwa perawat perlu mengembangkan.

Keterampilan khusus yang lain diperlukan bagi sejumlah spesialisasi keperawatan

masing-masing memerlukan keterampilan psikomotor yang unik dan khusus.

Beberapa keterampilan khusus yang terlibat dengan manajemen pernafasan,

manajemen sirkulasi dan perawatan kejiwaan (yang mencakup pengobatan dan

perawatan ECT administrasi), serta keterampilan khusus pra dan pasca-operasi,

keterampilan unik untuk perawatan neonatal, dan mereka yang terlibat dengan

fungsi neurologis.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana belum tentu

terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila didukung dengan pendukung dan

fasilitas.

Tingkatan psikomotor meliputi Persepsi, Respons terpimpin, Mekanisme, Adaptasi.

Gangguan psikomotor diantaranya adalah Kelambatan ,Peningkatan ,Tik (tic),

Bersikap aneh, Grimas, Stereotipi, Pelagakan, Ekbopraxia, Otomatisma perintah,

Otomatisma, Negativisme, Kataplexia.

Psikomotor merupakan domain dari prilaku yang merupakan  hasil dari pada segala

macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam

bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

Ketrampilan keperawatan dapat diperoleh melalui beberapa cara, adapun caranya

yakni Observasi, Imitasi, Akademis, Artikulasi, Naturalisasi.

3.2 Saran

3.2.1 Bagi Mahasiswa

Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan

makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.

3.2.2 Bagi Pendidikan

Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik

dalam pembuatan makalah selanjutnya.

3.2.3 Bagi Kesehatan

Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk

mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana Psikomotor.

DAFTAR PUSTAKA

Maramis. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.

Maramis, & F, W. (2004). Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan 8. Surabaya: Airlangga University press.

Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: RINEKA CIPTA.

Purwanto, H. (1999). Pengantar perilaku manusia. Jakarta: EGC.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: ANDI OFFSET.