APLIKASI GAYABERATMIKRO SELANG WAKTU DALAM ... 20100104.pdf · lapangan geothermal Kamojang...
-
Upload
vuongthuan -
Category
Documents
-
view
215 -
download
2
Transcript of APLIKASI GAYABERATMIKRO SELANG WAKTU DALAM ... 20100104.pdf · lapangan geothermal Kamojang...
JTM Vol. XVII No. 1/2010
41
APLIKASI GAYABERATMIKRO SELANG WAKTU DALAM
MENGIDENTIFIKASI PENGARUH INJEKSI-PRODUKSI
FLUIDA DI LAPANGAN GEOTHERMAL KAMOJANG,
JAWA BARAT
Dadi Abdurrahman1, Darharta Dahrin1, Ahmad Zaenudin2, Eko Januari Wahyudi1
Sari Perbedaan nilai gayaberat antara dua survey pada suatu titik di lapangan panasbumi diakibatkan oleh tiga
sumber utama, yaitu perubahan massa pada reservoir panas-bumi, perubahan muka airtanah dan pergerakan
tanah vertikal. Untuk memonitoring dinamika reservoir saja maka kedua efek yang lainnya (perubahan muka air
tanah dan pergerakan vertikal) haruslah dihilangkan. Survey gayaberatmikro selang waktu yang dilakukan di
lapangan geothermal Kamojang dilakukan 3 kali pengukuran: Juni 2006, November 2006 dan Juli 2007. Survey
menggunkan 2 gravimeter: L&R G-1158 di lapangan dan L&R G-508 di base, serta satu GPS Trimble 4000 LS
tipe Geodetik. Untuk mengetahui penyebaran perubahan rapat-massa reservoir maka dilakukan teknik inverse
menggunakan software Gav3D. Dari hasil pemodelan inverse modeling didapat model sebaran massa-jenis 3D
daerah penelitian. Dari model tersebut dapat diketahui bahwa keberadaan struktur sesar sangatlah berpengaruh
dalam menentukan aliran fluida di reservoir, seperti rim-structure di sebelah Barat, sesar Citepus di sebelah
Timur dan sesar Ciwelirang di sebelah Utara daerah penelitian.
Kata kunci: gayaberatmikro selang waktu, rapat-massa, inverse modeling
Abstract
The difference between the two surveys gravity value at a point in the geothermal field caused by three main
sources: the mass changes in the geothermal’s reservoir, changes in groundwater level, and vertical ground
motion. To monitor the dynamics of the reservoir only, the other two effects (changes in ground water and vertical
movement) should be omitted. Microgravity surveys conducted at Kamojang geothermal field measurements at
three times: in June 2006, November 2006 and July 2007. Survey use two gravimeter: L & R G-1158 in the field
and L & G R-508 at the base, and a Trimble GPS Geodetic 4000 LS type. To find out the spread of density changes
made in reservoirs, the inverse technique using software Gav3D. The results from inverse modeling obtained 3D
density distribution model at study area. From the model can be known that the existence of the fault structure is
very influential in determining the fluid flow in reservoir, rim-structure in the west, Citepus’s fault in the east and
Ciwelirang’s fault in the northern study area.
Keywords: time-lapse mikrogravity, density, inverse modeling
1) Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung.
Jl. Ganesa No. 10 Bandung 40132, Telp : +62 22-2534137, Fax.: +62 22-2534137, email: [email protected] 2) Universitas Negeri Lampung, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro no. 1 Bandarlampung, Lampung
I. PENDAHULUAN Penerapan metode gayaberat untuk tujuan
pemonitoran banyak digunakan pada daerah
panasbumi, ladang minyak dan gas, hidrologi
dan volkanologi. Demikian halnya pada
lapangan panas-bumi Kamojang, ekstraksi
fluida (uap panas) yang terus-menerus dari
reservoir panas-bumi menyebabkan terjadinya
pengurangan massa. Pengurangan massa ini
dapat dikompensasi dengan pengisian kembali
(recharge) baik secara alami maupun secara
buatan melalui proses reinjeksi. Recharge
buatan ini dilakukan dengan cara
menginjeksikan air sisa ektraksi uap melalui
sumur-sumur reinjeksi. Untuk keperluan itu,
maka proses produksi dan reinjeksi pada
lapangan panas-bumi perlu dipantau untuk
menjaga kesetimbangan massa.
Perubahan nilai gayaberat ini sangat kecil
sehingga diperlukan metode gayaberat
berskala mikro untuk pemantauannya. Salah
satu pengembangan dari metode gayaberat
adalah 4D microgravity method (metode
gayaberatmikro selang waktu), dengan dimensi
keempatnya adalah waktu. Dalam
gayaberatmikro selang waktu, anomali yang
terjadi merupakan anomali time-lapse yang
dihasilkan oleh perubahan nilai gayaberat dari
harga gayaberat suatu pengamatan pada
interval waktu tertentu, sehingga anomali pada
gayaberatmikro selang waktu dihasilkan paling
sedikit dari dua kali akuisisi data (Kadir,2003).
II. TINJAUAN GEOLOGI KAMOJANG,
JAWA BARAT
2.1 Satuan Morfologi Daerah Penelitian Satuan morfologi daerah penelitian terbagi
menjadi dua:
a. Satuan Perbukitan Kerucut Debu (cylinder
cone)
Satuan Perbukitan Kerucut Debu terdiri
dari G. Sanggar, kaki G. Rakuta, G. Dano,
G. Kamasan, G. Ciharus, G. Beling, G.
Jawa, G. Pedang, G. Jahe dan kaki G.
Cibatuipis. Satuan ini memiliki kontur
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
42
rapat-rapat, relief kasar, kemiringan lereng
miring-terjal (6o-55
0), dan kisaran elevasi
kontur 1150-1882 mdpl. Pola aliran sungai
subparallel-subdendrik dengan morfologi
berbentuk “V” yang dipengaruhi proses
eksogen berupa longsoran dan pelapukan.
Perbukitan Kerucut Debu (cylinder cone)
dibentuk oleh tefra berukuran debu sampai
lapilli yang menutup perbukitan yang
berbentuk gunungapi paling muda.
Litologi lainnya sebagi penyusun batuan
berupa aliran alluvial andesit sampai
basalt.
b. Satuan Danau Kawah dan Kaldera Purba.
Satuan ini terdiri dari danau Ciharus,
danau Pedang dan Kaldera Purba
Pangkalan. Satuan ini memiliki pola
kontur sangat renggang, relief sangat
halus, kemiringan lereng sangat datar-
miring (00 - 70), dan kisaran elevasi kontur
1475-1500 mdpl, pola aliran sungai
subparallel – subdendrik. Satuan Danau
Kawah yang terdiri dari danau Ciharus
dan danau Pedang saat ini terisi oleh
meteorik yang terakumulasi pada
morfologi lembah dari pertemuan antar
kaki gunung pada Satuan Perbukitan
Kerucut Debu, dan juga berperan sebagi
hulu sungai. Kaldera Pangkalan pada saat
ini dijadikan sebagai pemukiman warga
Ds. Pangkalan, sedangkan danau Ciharus
sebagai objek wisata setempat. Morfologi
berupa depresi merupakan ekspresi
topografi dari dataran rendah yang
dikelilingi oleh satuan geomorfologi
Perbukitan Kerucut Debu dan
diinterpretasikan sebagai morfologi
kaldera yang menjadi pusat erupsi G.
Kamojang Tua.
2.2 Struktur Geologi
Reservoir Kamojang dikontrol oleh kontak
formasi dan struktur geologi. Kontak formasi
dan ketidakselarasan secara lateral lebih
dominan mengontrrol reservoir dibagian
tengah (central block) walaupun tidak dapat
dikesampingkan pengaruh setting rim
structures yang stepnya memisahkan Blok
Tengah dan Blok Barat Kamojang. Sementara
struktur geologi berupa rangkaian patahan
(step of fault) lebih dominan di Blok Timur
Kamojang.
2.3 Reservoir Kamojang Reservoir Kamojang bertipe sistem dominasi-
uap. Reservoir Kamojang dikontrol oleh
kontak formasi dan struktur geologi. Kontak
formasi dan ketidakselarasan secara lateral
lebih dominan mengontrol bagian Tengah
(Central Block) walaupun tidak
dikesampingkan pengaruh setting rim
structures yang step-nya memisahkan Blok
Tengah dengan Blok Barat Kamojang.
Sementara struktur geologi berupa rangkaian
patahan (step of faults) lebih dominan
mengontrol di Blok Timur Kamojang.
Temperatur reservoir berada pada kisaran 220-
240oC dan permeabilitas 30-80 Darcy meter.
Distribusi permeabilitas ini sangat terkait
dengan fenomena kontrol struktur dan kontak
formasi (Team POKJA Kamojang, 2000). Dari
evaluasi pemboran sumur-sumur Kamah, dkk.
(2003) menunjukkan bahwa reservoir
Kamojang terdiri dari 2 (dua) feed zone utama,
yaitu Feed Zone I (FZ I) pada elevasi 700-800
m asl dan Feed Zone II (FZ II) pada elevasi
100-600 m asl. Produksi masing-masing 12-65
ton/jam @ WHP 15 Ksc untuk FZ I dan 30-87
ton/jam @WHP 15 Ksc untuk FZ II.
III. GAYABERATMIKRO SELANG
WAKTU
Gayaberatmikro selang waktu adalah suatu
metoda yang dikembangan dari metoda
gayaberat, dengan dimensi keempatnya berupa
waktu. Dalam pengambilandatanya, minimal
didapat dari dua pengukuran gayaberat pada
daerah yang sama, dalam waktu yang berbeda,
diukur dalam skala mikroGal (µgall), dan
tingkat akurasi altimeter dalam skala milimeter
(mm). Kadir (1999) mengungkapkan bahwa
untuk benda 3 dimensi dengan distribusi
densitas ρ = (α, β, γ), dengan efek gayaberat di
titik P(x, y, z) pada permukaan pada selang
waktu tertentu (∆t) diberikan oleh:
[ ]∫ ∫ ∫∞ ∞
∞−
∞
∞− −+−+−
−∆∆=∆∆
0 2
3222 )()()(
))(,,,(),,,( γβα
γβα
γγβαρddd
zyx
ztGtzyxg
IV. AKUISISI, ANALISIS DAN
INTERPRETASI
4.1 Akuisisi Data Gayaberat Akuisisi data dilakukan dilapangan geothermal
Kamojang, Jawa Barat sebanyak tiga kali yaitu
pada bulan Juni 2006, November 2006 dan Juli
2007 (Tabel 1). Jumlah stasiun dalam setiap
pengukuran sebanyak 62 stasiun. Spasi yang
dilakukan dalam pengukuran antar stasiun
adalah sejauh 500 m. Distribusi stasiun
gayaberat mikro 4D daerah geothermal
Kamojang diperlihatkan seperti pada Gambar
1.
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu dalam Mengidentifikasi Pengaruh Injeksi-
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
43
Tabel 1. Periode survei gayaberatmikro lapangan Kamojang
Pengambilan Data Waktu pengambilan data Keterangan
I 30 Mei – 3 Juni 2006 kemarau
II 7 November - 11 November 2006 penghujan
III 9 Juli - 13 Juli 2007 kemarau
Gambar 1. Distribusi stasiun gayaberat mikro 4D daerah geothermal Kamojang
4.2 Gayaberatmikro Observasi Gayaberat observasi merupakan nilai
gayaberat hasil pengukuran yang telah
diikatkan dengan nilai gayaberat observasi
yang telah diketahui. Pada penelitian ini
digunakan titik ikat di PG-55 yang memiliki
nilai gayaberat 977866.513 mGal (Divisi
Panasbumi Pertamina, 2000). Pada gayaberat
observasi lapangan panasbumi Kamojang
pengukuran ke-1, ke-2 dan ke-3 ditunjukkan
pada Gambar 2, Gambar 3 dan Gambar 4.
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
44
Gambar 2. Peta gayaberat observasi Kamojang Juni 2006
Gambar 3. Peta gayaberat observasi Kamojang November 2006
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu dalam Mengidentifikasi Pengaruh Injeksi-
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
45
Gambar 4. Peta gayaberat observasi Kamojang Juli 2007
4.3 Pengambilan Data Ketinggian Ketinggian titik ukur gayaberat diambil dari
database Divisi Panasbumi, Pertamina tahun
2000. Peta topografi daerah penelitian yang
digambar dari titik-titik ukur gayaberat
ditunjukkan pada Gambar 5. Daerah fokus
penelitian, yaitu pusat produksi uap Kamojang
ditunjukkan dengan area yang dibatasi garis
putus-putus putih (Gambar 5).
Gambar 5. Topografi daerah geothermal Kamojang
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
46
4.4 Interpretasi dan Pemodelan Inversi 3D
Dari 3 kali data pengukuran, maka didapat dua
peta anomali gayabertamikro antarwaktu. Peta
gayaberatmikro antarwaktu tersebut dikoreksi
oleh faktor-faktor luar seperti tidal, drift,
pergerakan vertikal dan perubahan muka air-
tanah (MAT) agar peta anomali yang didapat
hanyalah berasal dari dinamika reservoir saja.
4.4.1. Interpretasi Gayaberatmikro Selang
Waktu dan Model Perubahan Rapat-
massa Periode Juni 2006 - November
2006
Dari pengukuran Juni 2006 dan November
2006, maka didapatkan peta gayaberatmikro
selang waktu Juni – November 2006 (Gambar
6). Dari peta gayaberatmikro selang waktu
pada Gambar 6. tersebut dapat kita lihat bahwa
pada peta tersebut didominasi oleh anomali
negatif. Anomali negatif kecil sampai
mendekati nol ada pada sebelah Tengah daerah
penelitian. Anomali negatif besar terdapat
disebelah Utara dan Tenggara daerah
penelitian. Ada beberapa kemungkinan
terjadinya anomali negatif pada peta
gayaberatmikro selang waktu, yaitu volume
injeksi lebih kecil dari pada volume produksi
atau fluida yang diinjeksikan tidak masuk
kedalam reservoir di area bernilai negatif
tersebut. Untuk mengetahui kemungkinan
mana yang dapat menjelaskan penyebab nilai
anomali negatif tersebut maka dibutuhkan data
penunjang lainnya seperti data volume injeksi-
produksi dan pembanding metoda lain untuk
mengetahui arah pergerakan fluida secara jelas
seperti penggunaan metoda trace isotope atau
gempa mikro (MEQ).
Gambar 6. Peta gayaberatmikro antarwaktu periode Juni - November 2006
Dari peta gayaberat selang waktu tersebut
maka dimodelkan sebaran densitas seperti
diperlihatkan pada Gambar 7. Model
perubahan rapat-massa periode Juni 2006 -
November 2006 di-slice pada top FZ I, yaitu
model perubahan rapat-massa pada elevasi
+800 m asl yang ditunjukkan pada Gambar 8
dan pada top FZ II, yaitu model perubahan
rapat-massa pada elevasi +600 m asl yang
ditunjukkan pada Gambar 9, serta satu
penampang hasil slicing di A-A’ yang
ditunjukkan pada Gambar 10.
Sumur injeksi yang efektif diindikasikan
dengan sebaran massa-jenis yang bernilai nol.
Dari kedua gambar slicing tersebut (Gambar 8
dan Gambar 9) terlihat bahwa sumur injeksi
KMJ-35 dan KMJ-32 relatif lebih efektif
dalam mempertahankan keseimbangan massa
reservoir (pada slicing +600m asl / FZ II) jika
dibandingkan dengan sumur-sumur injeksi
lainnya (KMJ-55, KMJ-13, KMJ-47, KMJ-15,
KMJ-21, dan KMJ-46).
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu dalam Mengidentifikasi Pengaruh Injeksi-
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
47
Gambar 7. Model sebaran massa-jenis hasil inversi gayaberatmikro antarwaktu
pada periode Juni - November 2006
Gambar 8. Distribusi perubahan rapat-massa pada elevasi +800 m asl (FZ I)
periode Juni - November 2006.
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
Gambar 9. Distribusi
Gambar 10. Penampang A
pada periode Juni
Untuk mengetahui seberapa besar massa fluida
yang diinjeksikan dan yang diproduksikan
dalam lapangan geothermal Kamojang pa
peride Juni – November 2006, maka perubahan
rapat massa akibat aktivitas sumur injeksi saya
interpretasi sebagai nilai rapat massa pada
range 0.02 gr/cc sampai 0.08 gr/cc. Sebaran
rapat massa akibat proses injeksi diperlihatkan
pada Gambar 11.
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
Gambar 9. Distribusi perubahan rapat-massa pada elevasi +600 m asl (FZ I)
periode Juni - November 2006
Gambar 10. Penampang A-A’ hasil inversi gayaberatmikro antarwaktu
pada periode Juni - November 2006
Untuk mengetahui seberapa besar massa fluida
yang diinjeksikan dan yang diproduksikan
dalam lapangan geothermal Kamojang pada
2006, maka perubahan
rapat massa akibat aktivitas sumur injeksi saya
si sebagai nilai rapat massa pada
range 0.02 gr/cc sampai 0.08 gr/cc. Sebaran
rapat massa akibat proses injeksi diperlihatkan
Untuk mengetahui massa fluida yang
diproduksikan dalam lapangan geothermal
Kamojang pada periode Juni 2006 -
2006, maka perubahan rapat massa akibat
aktivitas sumur produksi saya interpretasi
sebagai nilai rapat massa pada range
gr/cc sampai -0.08 gr/cc. Sebaran rapat massa
akibat proses injeksi diperlihatkan pada
Gambar 12.
48
Untuk mengetahui massa fluida yang
diproduksikan dalam lapangan geothermal
- November
2006, maka perubahan rapat massa akibat
aktivitas sumur produksi saya interpretasi
sebagai nilai rapat massa pada range -0.02
0.08 gr/cc. Sebaran rapat massa
akibat proses injeksi diperlihatkan pada
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu dalam Mengidentifikasi Pengaruh Injeksi-
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
49
Gambar 11. Distribusi perubahan rapat-massa pada range 0.02 gr/cc sampai 0.08 gr/cc
periode Juni - November 2006 dan sumur injeksi yang bertanggungjawab
dalam perubahan massa-jenis tersebut
Gambar 12. Distribusi perubahan rapat-massa pada range -0.02 gr/cc sampai -0.08 gr/cc periode
Juni - November 2006 dan beberapa sumur produksi yang bertanggungjawab
dalam perubahan massa-jenis tersebut
Jika kita bandingkan dari kedua gambar
(Gambar 11 dan Gambar 12), maka secara
kualitatif terlihat bahwa pada Gambar 12 lebih
besar volume massanya dibandingkan dengan
pada Gambar 11. Dari gambar tersebut dapat
kita simpulkan bahwa pada perode Juni -
November 2006 massa fluida lebih banyak
yang diproduksi dibandingkan yang
diinjeksikan. Hal tersebut cocok dengan respon
anomali gayaberatmikro pada perioda Juni -
November 2006, yaitu didominasi nilai
gayaberat yang bernilai negatif.
4.4.2. Interpretasi Gayaberatmikro Selang
Waktu dan Model Perubahan Rapat-
massa Periode Juni 2006 - Juli 2007 Dari pengukuran Juni 2006 dan Juli 2007,
maka didapatkan peta gayaberatmikro selang
waktu Juni 2006 – Juli 2007 (Gambar 13). Dari
peta gayaberatmikro selang waktu pada
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
50
Gambar 13. tersebut dapat kita lihat bahwa
pada peta tersebut didominasi oleh anomali
negatif. Anomali negatif kecil sampai positif
kecil ada pada sebelah Utara daerah penelitian.
Anomali positif besar terdapat disebelah
Selatan daerah penelitian. Kemungkinan
terjadinya anomali positif pada peta
gayaberatmikro selang waktu, yaitu volume
injeksi lebih besar dari pada volume produksi.
Untuk mengetahui/memvalidasi interpretasi
tersebut maka dibutuhkan data penunjang data
volume injeksi-produksi daerah penelitian.
Gambar 13. Model sebaran massa-jenis hasil pemodelan inversi gayaberatmikro
pada periode Juni 2006 - Juli 2007
Untuk memudahkan interpretasi maka model
sebaran massa-jenis 3D tersebut di-slice pada
kedalaman yang ingin diamati. Model
perubahan rapat-massa periode Juni 2006 - Juli
2007 di-slice pada top FZ I, yaitu model
perubahan rapat-massa pada elevasi +800 m
asl yang ditunjukkan pada Gambar 14. dan
pada top FZ II, yaitu model perubahan rapat-
massa pada elevasi +600 m asl yang
ditunjukkan pada Gambar 15. Serta satu
penampang hasil slicing di A-A’ yang
ditunjukkan pada Gambar 16.
Gambar 14. Distribusi perubahan rapat-massa pada elevasi +800 m asl (FZ I)
periode Juni 2006 - Juli 2007
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu
Gambar 15. Distribusi perubahan rapat
Gambar 16. Penampang A
Secara umum, perubahan rapat-massa positif
dan negatif akibat kegiatan injeksi
tersebar diseluruh area lapangan. Walaupun
tidak begitu jelas, pola sebaran massa
tetap mengikuti sesar-sesar utama, seperti
structure disebelah Barat dan sesar Ciwelirang
disebelah Utara. Jika kita bandingkan peta
pada Gambar 14. dengan Gambar 15.
Gambar 16. dapat kita lihat bahwa pada daerah
Selatan yang memiliki anomali positif besar
memiliki nilai kontras densitas yang positif. Ini
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu dalam Mengidentifikasi Pengaruh Injeksi
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
Gambar 15. Distribusi perubahan rapat-massa pada elevasi +600 m asl (FZ I)
periode Juni 2006 – Juli 2007
6. Penampang A-A’ hasil inversi gayaberatmikro antarwaktu pada
periode Juni 2006 – Juli 2007
massa positif
giatan injeksi-produksi
tersebar diseluruh area lapangan. Walaupun
tidak begitu jelas, pola sebaran massa-jenis
sesar utama, seperti rim-
disebelah Barat dan sesar Ciwelirang
disebelah Utara. Jika kita bandingkan peta
Gambar 15. dan
dapat kita lihat bahwa pada daerah
Selatan yang memiliki anomali positif besar
memiliki nilai kontras densitas yang positif. Ini
artinya hasil inversi tersebut sudah cocok
dengan model yang seharusnya (secara
teoritik).
Dari kedua gambar slicing tersebut (Gambar
14. dan Gambar 15) terlihat bahwa sumur
injeksi KMJ-46 dan KMJ-35 disebelah Barat
dan KMJ-32 disebelah Selatan cukup efektif
dalam mempertahankan mass balance
reservoir, yang diindikasikan dengan nilai
massa-jenis yang mendekati nol. Sedangkan
identifikasi Pengaruh Injeksi-
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
51
artinya hasil inversi tersebut sudah cocok
dengan model yang seharusnya (secara
tersebut (Gambar
dan Gambar 15) terlihat bahwa sumur
35 disebelah Barat
32 disebelah Selatan cukup efektif
mass balance pada
reservoir, yang diindikasikan dengan nilai
jenis yang mendekati nol. Sedangkan
Dadi Abdurrahman, Darharta Dahrin, Ahmad Zaenudin, Eko Januari Wahyudi
52
sumur injeksi sisanya (KMJ-55, KMJ-13,
KMJ-47, KMJ-15 dan KMJ-21) belum cukup
efektif dalam mempertahankan keseimbangan
massa reservoir.
Untuk mengetahui seberapa besar massa fluida
yang diinjeksikan dan yang diproduksikan
dalam lapangan geothermal Kamojang pada
peride Juni 2006 - Juli 2007, perubahan rapat
massa akibat aktivitas sumur injeksi, saya
interpretasi sebagai nilai rapat massa pada
range 0.02 gr/cc sampai dengan 0.08 gr/cc.
Sebaran rapat massa akibat proses injeksi
diperlihatkan pada Gambar 17.
Untuk mengetahui massa fluida yang
diproduksikan dalam lapangan geothermal
Kamojang pada periode Juni 2006 - Juli 2007,
maka perubahan rapat massa akibat aktivitas
sumur produksi saya interpretasi sebagai nilai
rapat massa pada range -0.02 gr/cc sampai -
0.08 gr/cc. Sebaran rapat massa akibat proses
injeksi diperlihatkan pada Gambar 18.
Gambar 17. Distribusi perubahan rapat-massa pada range 0.02 gr/cc sampai dengan 0.08 gr/cc
periode Juni 2006 - Juli 2007
Gambar 18. Distribusi perubahan rapat-massa pada range -0.02 gr/cc sampai dengan -0.08 gr/cc
periode Juni 2006 - Juli 2007
Aplikasi Gayaberatmikro Selang Waktu dalam Mengidentifikasi Pengaruh Injeksi-
Produksi Fluida di Lapangan Geothermal Kamojang, Jawa Barat
53
V. KESIMPULAN Selama selang waktu penelitian anomali time-lapse
yang dihasilkan didominasi oleh nilai anomali
negatif. Hal ini mengindikasikan adanya
pengurangan massa reservoir akibat fluida yang
diproduksi lebih besar dari fluida yang diinjeksikan
atau fluida yang diinjeksikan tidak masuk kedalam
reservoir di area bernilai negatif tersebut. Untuk
mengetahui kemungkinan mana yang dapat
menjelaskan penyebab nilai anomali negatif tersebut
maka dibutuhkan data penunjang lainnya seperti data
volume injeksi-produksi dan pembanding metoda lain
untuk mengetahui arah pergerakan fluida secara jelas
seperti penggunaan metoda trace isotope atau gempa
mikro (MEQ).
Pada daerah penelitian tersebut pergerakan air injeksi
secara umum dipengaruhi oleh keberadaan struktur
sesar (rim-structure di sebelah Barat, sesar Citepus di
sebelah Timur dan sesar Ciwelirang di sebelah
Utara). Hal tersebut terlihat dari pemodelan 3D
dengan ciri terdapat kontras denitas yang mencolok
antara sesar-sesar tersebut.
Hasil inversi menunjukkan bahwa keberadaan sumur
injeksi KMJ-46, KMJ-35 dan KMJ-32 cukup efektif
dalam mempertankan keseimbangan fluida dalam
reservoir. Anomali gayaberatmikro antarwaktu
periode Juni’06 - Juli’07 , negatif besar (-100 µGal)
terletak disebelah Barat lapangan disekitar rim-
structure, terkait dengan aktifitas sumur produksi
(KMJ-22, KMJ-26, KMJ-27, KMJ-28, KMJ-37,
KMJ-41, KMJ-42, dan KMJ-65) dengan kapasitas
produksi besar.
DAFTAR PUSTAKA 1. Asikin, S., 1998. Geologi Struktur Indonesia:
Lab Geologi Dinamis, Jurusan Teknik Geologi,
ITB, Bandung.
2. Allis, R.G., and Hunt, T.M. 1986. Analisis of
exploration induced gravity changes at Wairakei
geothermal field, Geophysics, 51, 1647-1660.
3. Blakely, R., 1995. Potential Theory in Gravity
and Magnetic Application, New York:
Cambridge Univ. Press.
4. Kadir, W.G.A., 1999. Survey Gayaberat 4
Dimensi dan Dinamika Sumber Bawah
Permukaan: Proceeding HAGI XXIV, Surabaya.
5. Kadir, W.G.A., 2000. Eksplorasi Gayaberat and
Magnetik, Bandung: Jurusan Teknik Geofisika,
Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral,
ITB, Bandung.
6. Kadir W.G.A., 2003. Penerapan Metode
Gayaberat Mikro 4-D Untuk proses Monitoring:
JTM, 10, 170-179.
7. Pertamina, 2006, Laporan Pertamina
(Unpublished).
8. Schön, J.M., 1995. Seismic Exploration,
Physical Properties of Rock, Fundamental theory
and principles of petrophysics: Pergamon.
9. Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E. and
Keys, 1990. Applied Geophysics, Second
Edition, Cambridge Univ. Press.
10. UBC, 2001. Manual Grav3D version 2.0, UBC-
Geophysical Inversion Facility.
11. Zaenudin, K., Abdassah, K., 2009.
Determination of Negative Density Changes in
the Kamojang Geothermal Field Using Time-
Lapse Microgravity Analysis.