Perjalanan Dinas Dalam Negeri Atas Beban Anggaran Pendapatan ...
APLIKASI FUNGSI MANAJEMEN OLEH DINAS PENDAPATAN .../Aplikasi...perpustakaan.uns.ac.id...
-
Upload
trinhhuong -
Category
Documents
-
view
230 -
download
0
Transcript of APLIKASI FUNGSI MANAJEMEN OLEH DINAS PENDAPATAN .../Aplikasi...perpustakaan.uns.ac.id...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
APLIKASI FUNGSI MANAJEMEN OLEH DINAS PENDAPATAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DP2KAD)
KABUPATEN KARANGANYAR
SKRIPSI
Disusun Oleh:
RIA AYU MAHARANI
D 0108142
Disusun Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional yang berkesinambungan dapat terlaksana apabila
terpenuhinya berbagai faktor pendukung pembangunan. Salah satu faktor tersebut
adalah dengan menciptakan iklim yang mendukung agar mampu meningkatkan
penerimaan sumber dana pembiayaan pembangunan yang dihimpun melalui
lembaga-lembaga keuangan yang efektif dan dapat dipercaya oleh masyarakat.
Pembangunan daerah merupakan salah satu rangkaian dasar keberhasilan
dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan rakyat. Pemerintah daerah juga memiliki tugas yang sama dalam
pembangunan, walaupun dalam jangkauan relatif lebih kecil dengan pusat. Daerah
memiliki tanggung jawab terhadap keberlangsungan terhadap keberlangsungan
pembangunan di daerahnya sehingga beban pusat dapat berkurang dan
penggunaan sumber penerimaan dapat diarahkan pada bidang lain.
Pelaksanaan pembangunan secara efektif dan efisien akan mewujudkan
tercapainya kemandirian daerah diarahkan juga untuk pelaksanaan otonomi
daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Dalam rangka pengembangan sistem
otonomi daerah telah muncul undang undang yaitu Undang-Undang No.32 tahun
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2004 tentang pemerintah daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Konsekuensi dari pelaksanaan kedua UU tersebut adalah bahwa daerah
harus mampu mengembangkan otonomi daerah secara luas, nyata dan
bertanggung jawab dalam rangka pemberdayaan masyarakat, lembaga ekonomi,
lembaga politik, lembaga hukum, lembaga keagamaan, dan lembaga swadaya
masyarakat serta seluruh potensi masyarakat dalam wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Disisi lain, saat ini kemampuan keuangan beberapa
pemerintah daerah masih sangat tergantung pada penerimaan yang berasal dari
pemerintah pusat. Oleh karena itu bersamaan dengan semakin sulitnya keuangan
negara dan pelaksanaan otonomi daerah itu sendiri, maka kepada setiap daerah
dituntut harus dapat membiayai diri melalui sumber sumber keuangan yang
dikuasainya. Peranan pemerintah daerah dalam menggali dan mengembangkan
berbagai potensi daerah sebagai sumber penerimaan daerah akan sangat
menentukan keberhasilan pelaksanaan tugas pemerintah, pembangunan dan
pelayanan masyarakat di daerah.
Terkait dengan penyelenggaraan pengelolaan keuangan di daerah, maka
berdasarkan PP 105 Tahun 2000, Pemerintah Daerah dapat mengatur pengelolaan
keuangan dengan harapan terjadinya keseimbangan yang lebih transparan dan
akuntabel dalam pendistribusian kewenangan, pembiayaan, dan penataan sistem
pengelolaan keuangan yang lebih baik dalam mewujudkan pelaksanaan otonomi
secara optimal sesuai dinamika dan tuntutan aspirasi masyarakat yang
berkembang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Saat ini daerah sudah diberi kewenangan yang utuh dan bulat untuk
merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengawasi maupun
mengevaluasi kebijakan-kebijakan daerah. Otonomi yang dibedakan kepada
daerah yang dilaksanakan dengan memberi wewenang yang luas, nyata dan
bertanggungjawab kepada pemerintah daerah secara proporsional. Pelimpahan
tanggungjawab akan diikuti oleh pengaturan pembagian, pemanfaaatan sumber
daya daerah yang berkeadilan dan berimbang. Dengan demikian, pemerintah
daerah diharapkan lebih mengerti dan memenuhi aspirasi masayarakat di
daerahnya agar dapat mendorong timbulnya prakarsa dan pelaksanaan
pembangunan yang merupakan prasyarat keberhasilan pelaksanaan daerah.
Hal tersebut yang menyebabkan usaha-usaha meningkatkan pendapatan
daerah menjadi sangat penting agar proses pembangunan di daerah tetap berjalan
lancar dan berkelanjutan, sehingga upaya untuk mencari atau menggali sumber-
sumber pembiayaan untuk menciptakan pembangunan yang berkelanjutan, upaya
tersebut harus didukung dengan kemampuan untuk mengelola dan
memberdayakan berbagai sumber pembiayaan oleh Pemerintahan Daerah
sehingga optimalisasi penerimaan pendapatan daerah dapat tercapai.
Kabupaten Karanganyar sebagai salah satu daerah otonom di Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah, mengalami peningkatan dalam kebutuhan daerahnya
sehingga diperlukan juga peningkatan penerimaan untuk menopang kebutuhan
yang terus meningkat tersebut. Dan pendapatan daerah adalah salah satu pos yang
harus selalu diupayakan kreativitasnya untuk ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan & Aset Daerah (DP2KAD)
Kabupaten Karanganyar adalah unsur pelaksana pemerintah daerah dibidang
pendapatan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan bertanggung
jawab kepada Bupati Karanganyar. DP2KAD merupakan alat yang penting bagi
pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi otonomi dalam mengelola
pendapatan maupun keuangan dan aset daerah. Dengan demikian pelaksanaan
fungsi otonom oleh pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten
Karanganyar adalah cukup berat, karena harus diikuti pencarian dana untuk
menuju ke otonomi yang dinamis, nyata, dan bertanggung jawab. DP2KAD
Kabupaten Karanganyar mempunyai Tugas Pokok melaksanakan urusan
pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang
Pendapatan Daerah, sedangkan fungsi DP2KAD Kabupaten Karanganyar yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan
dan aset daerah;
b. Perencanaan yang meliputi segala usaha dalam kegiatan untuk
merencanakan, mempersiapkan, mengolah, menelaah dan penyusunan
rumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan
aset daerah;
c. Pelaksanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk
menyelenggarakan pemungutan dan pemasukan pendapatan daerah;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Penatausahaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan dibidang
tatalaksana dan hubungan masyarakat, hukum dan perundang-undangan,
kepegawaian, keuangan dan tata usaha umum;
e. Koordinasi yang meliputi segala usaha dan kegiatan guna mewujudkan
kesatuan gerak, keserasian yang berhubungan dengan peningkatan
pendapatan daerah;
f. Pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan
pengamanan teknis pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bertitik tumpu pada pentingnya fungsi manajeman di dalam Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah ( DP2KAD) antara lain
melakukan perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengawasan, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana aplikasi fungsi
manajemen oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(SP2KAD) Kabupaten Karanganyar.
B. Rumusan Masalah:
Dari uraian latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini
penulis membatasi penelitiannya pada DP2KAD Kabupaten Karanganyar dengan
permasalahan yang diajukan adalah:
1. Bagaimana aplikasi fungsi manajemen oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah (DP2KAD)?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
C. Tujuan Penelitian:
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Tujuan Operasional
a. Untuk mengetahui aplikasi fungsi manajemen oleh Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DP2KAD)Kabupaten Karanganyar
2. Tujuan Fungsional
Untuk memberikan gambaran mengenai aplikasi fungsi manajemen
oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
(DP2KAD) Kabupaten Karanganyar.
3. Tujuan Individual
Merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 pada jurusan
Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik untuk
penulis, instansi dan bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1. Bagi penulis
Dengan adanya penelitian ini, penulis dapat menerapkan
disiplin ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dan
menambah pengetahuan serta wawasan tentang masalah yang
terjadi secara nyata di dalam instansi khususnya masalah yang
ada di Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DP2KAD) Kabupaten Karanganyar.
2. Bagi instansi
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan di
DP2KAD Kabupaten Karanganyar.
3. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
referensi untuk penelitian sejenis yang lebih mendalam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan Daerah
1. Tinjauan tentang Manajemen
Manajemen merupakan unsur utama dalam sebuah organisasi.
Organisasi bisa dikatakan berhasil, apabila sudah mengatur anggota-
anggotanya untuk menjalankan tugasnya masing-masing. Menurut
Andrew F. Sikula manajemen adalah:
Management in general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performade by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product to service.
Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas
perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan,
pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan
suatu produk atau jasa secara efisien (dalam Hasibuan,1996:2).
Berdasarkan definisi di atas, manajemen merupakan kegiatan untuk
mengatur suatu perencanaan supaya tujuan organisasi tercapai dengan
baik. Dalam melakukan kegiatan manajemen, terdiri dari adanya proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, penempatan,
dan motivasi. Sehingga tercipta koordinasi yang baik sesama anggota yang
melaksanakan organisasi tersebut.
8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sejalan dengan definisi di atas, menurut G.R Terry manajemen adalah:
Management is a distinc proses consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources. Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakanperencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya (Terry dalam Hasibuan,1996:2).
Berdasarkan definsi di atas, manajemen merupakan suatu kegiatan
untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi.
Peranan manajemen dalam organiasi merupakan mengatur tingkah laku
anggota-anggotanya untuk melaksanakan kegiatan yang telah
diperintahkan. Dalam bidang pemerintahan kepala dinas memliki
kewenangan mengatur kegiatan-kegiatan yang sejalan dengan definisi-
definisi di atas, menurut Harol Koontz and Cyril
adalah:
Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plens, organizes, staffs, direct and control the activities other people.
Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui
kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi
atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian (dalam
Hasibuan,1996:3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Pendapat tersebut di atas, mengemukakan bahwa manajemen
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer dalam
organisasi. Kegiatan-kegiatan yang diperintahkan oleh manajer kepada
anggotannya untuk mencapai tujuan organisasi yang diinginkan. Di bidang
pemerintahan manajemen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
seorang kepala dinas dalam mengadakan koordinasi atas sejumlah
aktivitas aparatur untuk mencapai tujuan organisasi.
Sejalan dengan definisi di atas, Ernie Tisnawati Sule dan
Kurniawan Saefullah mengemukakan, bahwa manajemen adalah sebuah
proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui
rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengendalian orang-orang serta umber daya organisasi lainnya (Ernie
dan Saefullah, 2006:6).
Berdasarkan pendapat di atas, bahwa manajemen merupakan
kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen merupakan kegiatan untuk mengatur anggotanya
supaya mau melakukan kegiatan yang dibebankan kepadanya.
Fungsi-fungsi manajemen yang berarti adalah segenap kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai kegiatan yang telah ditetapkan dengan cara
yang diatur sedemikian rupa dan sistematis sehingga tujuan dapat tercapai
secara tertib, efektif dan efesien. Menurut Dessler dalam bukunya
Manajemen personalia, bahwa fungsi manajemen ada 5, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Perencanaan. 2. Pengorganisasian. 3. Penstafan. 4. Pemimpinan. 5. Pengendalian. (Dessler, 1997: 2)
Berdasarkan fungsi manajemen diatas, perencanaan merupakan
dasar fundamental manajeman yang terlebih dahulu dibuat dan
direncanakan untuk masa akan datang, agar resiko yang ditanggung relatif
kecil. Adapun Fungsi manajemen menurut G.R. Terry dalam bukunya
yang berjudul Prinsip-prinsip Manajemen sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planing) 2. Pengorganisasian (Organizing) 3. Penggerakan (Actuating) 4. Pengawasan (Controlling) (Terry, 2008: 77-78) Adapun fungsi manajemen menurut Malayu SP. Hasibuan dalam bukunya
yang berjudul Manajemen sumber daya manusia sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning) Perencanaan adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu.
2. Pengorganisasian (Organizing) Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokkan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
3. Pengarahan (Actuating) Pengarahan adalah suatu proses mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif dalam mencapai suatu tujuan.
4. Pengendalian (Controlling) Pengendalian adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Pengadaan (procurement) Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Pengembangan (development) Pengembangan adalah proses peningkatan keterampilan teknis, teoretis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
7. Kompensasi (compensation) Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan.
8. Pengintegrasian Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan.
9. Pemeliharaan (maintenance) Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara kondisi fisik, mental, dan loyalitas karyawan, agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.
10. Kedisiplinan Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11. Pemberhentian (separation) Pemberhentian adalah putusnya hubungan seseorang dari suatu perusahaan. (Hasibuan, 1996:95) Berdasarkan pendapat diatas, fungsi manajemen tersebut dapat
dijadikan sebagai tolak ukur untuk merumuskan pelaksanaan kegiatan
dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai.
2. Tinjauan tentang Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan
uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan
dengan hak dan kewajiban daerah tersebut (Pasal 1 butir 5 PP Tahun 2005)
Pengertian keuangan daerah menurut PP No 58 Tahun 2005
mempunyai ruang lingkup yang lebih luas yaitu meliputi:
a. Hak daerah untuk memungut pajak daerah dan rerribusi daerah serta melakukan pinjaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b. Kewajiban daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan pihak ketiga
c. Penerimaan daerah d. Pengeluaran daerah e. Kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain
berupa uang, surat berharga, piutang, barang serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan daerah.
f. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum
Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan
pasal 156 ayat 1 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut pada prinsipnya keuangan daerah
mengandung unsur pokok yaitu:
- Hak Daerah
- Kewajiban Daerah
- Kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban tersebut.
Pengertian keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar (2002) adalah:
Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran dan pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Oleh karena itu, pengertian keuangan daerah selalu melekat dengan
pengertian APBD yaitu; suatu rencana keuangan tahunan daerah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan. Selain itu, APBD merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggungjawab. Dari definisi keuangan daerah tersebut melekat 4
(empat) dimensi:
1. Adanya dimensi hak dan kewajiban; 2. Adanya dimensi tujuan dan perencanaan; 3. Adanya dimensi penyelenggaraan dan pelayanan publik; dan 4. Adanya dimensi nilai uang dan barang (investasi dan
inventarisasi). (Bahrullah Akbar, 2002)
Tujuan keuangan daerah menurut Nick Devas, (1989):
1. Akuntabilitas (Accountability) Pemda harus mempertanggungjawabkan tugas keuangan kepada lembaga atau orang yang berkepentingan dan sah. Lembaga atau orang yang dimaksud antara lain, adalah Pemerintah Pusat, DPRD, Kepala Daerah, masyarakat dan kelompok kepentingan lainnya (LSM);
2. Memenuhi kewajiban Keuangan Keuangan daerah harus ditata sedemikian rupa sehingga mampu melunasi semua ikatan keuangan, baik jangka pendek maupun jangka panjang;
3. Kejujuran Urusan keuangan harus diserahkan pada pegawai profesional dan jujur, sehingga mengurangi kesempatan untuk berbuat curang.
4. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency) kegiatan daerah Tata cara pengurusan keuangan daerah harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan setiap program direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dengan biaya serendah-rendahnya dengan hasil yang maksimal.
5. Pengendalian Adanya pengendalian yang dilakukan agar dalam pengelolaan keuangan tidak terjadinya kecurangan-kecurangan. Fungsi manajemen terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu: adanya
proses perencanaan, adanya tahapan pelaksanaan, dan adanya tahapan
pengendalian/pengawasan. Oleh karena itu fungsi manajemen keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
daerah terdiri dari unsur-unsur pelaksanaan tugas yang dapat terdiri dari
tugas (Bahrullah Akbar, 2002) :
1. Pengalokasian potensi sumber-sumber ekonomi daerah; 2. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 3. Tolok ukur kinerja dan Standarisasi; 4. Pelaksanaan Anggaran yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi; 5. Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Kepala Daerah; dan 6. Pengendalian dan Pengawasan Keuangan Daerah. (sumber: Diklat Pembentukan Auditor Terampil Sistem Administrasi Keuangan Daerah I, BPKP 2007: 4)
Dalam arti sempit manajemen keuangan daerah merupakan tugas
kebendaharawanan, dari peran kas daerah atau bendahara umum daerah
sampai dengan peran bendaharawan proyek, bendaharawan penerima,
bendaharawan barang. Secara garis besarnya, ada dua hal tugas pokok atau
bidang yang harus disadari bagi seorang manajer keuangan daerah, yaitu:
pekerjaan penganggaran dan pekerjaan akuntansi, dimana dalam
pelaksanaan keduanya berinteraksi dan saling melengkapi terutama dalam
rangka pengendalian dan pengawasan manajemen (Bidang Auditing).
Secara aplikatif dua tugas pokok tersebut terekam dalam Kepmendagri No.
29 Tahun 2 Pertanggungjawaban dan
Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan APBD,
Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan
Hak daerah dalam rangka keuangan daerah adalah segala hak yang melekat pada Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam usaha pemerintah daerah mengisi kas daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Hak Daerah tersebut meliputi antara lain :
1. Hak menarik pajak daerah (UU No. 18 Tahun 1997 dan UU No. 34
Tahun 2000).
2. Hak untuk menarik retribusi/iuran daerah (UU No. 18 Tahun 1997 dan
UU No. 34 tahun 2000).
3. Hak mengadakan pinjaman (UU No. 33 tahun 2004 ).
4. Hak untuk memperoleh dana perimbangan dari pusat (UU No. 33
tahun 2004).
Berdasarkan hak daerah diatas, pertama hak menarik pajak daerah.
Daerah berhak melakukan penarikan pajak sesuai dengan pajak yang
termasuk kedalam pendapatan asli daerah. Kedua, hak untuk menarik
retribusi, setiap daerah berhak menarik retribusi yang merupakan bagian
dari pendapatan asli daerah. Ketiga, hak mengadakan pinjaman, setiap
daerah berhak melakukan pinjaman baik kepada pemerintah pusat maupun
pada pihak lain atau pihak asing melalui prosedur tertentu. Keempat,
setiap daerah berhak mendapatkan dana perimbangan dari pusat dimana
dana perimbangan merupakan dana yang disediakan pemerintah pusat
untuk daerah.
3. Tinjauan Tentang Manajemen Keuangan Daerah
Manajemen keuangan daerah merupakan bagian dari Manajemen
Pemerintahan Daerah selain Manajemen Kepegawaian dan manajemen
teknis dari tiap-tiap instansi yang berhubungan dengan pelayanan publik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
atau kita sebut dengan Manajemen Pelayanan Publik dan Manajemen
Administrasi Pembangunan Daerah.
Pengertian Manajemen keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar (2002)
adalah:
Mencari sumber-sumber pembiayaan dana daerah melalui potensi dan kapabilitas yang terstruktur melalui tahapan perencanaan yang sistematis, penggunaan dana yang efisien dan efektif serta pelaporan tepat waktu.
Pengertian keuangan daerah menurut Bahrullah Akbar (2002) adalah: Semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah, dalam kerangka anggaran dan pendapatan dan belanja daerah (APBD).
Oleh karena itu, pengertian keuangan daerah selalu melekat dengan
pengertian APBD yaitu; suatu rencana keuangan tahunan daerah yang
ditetapkan berdasarkan peraturan. Selain itu, APBD merupakan salah satu
alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat
sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang luas, nyata dan
bertanggungjawab. Dari definisi keuangan daerah tersebut melekat 4
(empat) dimensi (Bahrullah Akbar, 2002):
1. Adanya dimensi hak dan kewajiban; 2. Adanya dimensi tujuan dan perencanaan; 3. Adanya dimensi penyelenggaraan dan pelayanan publik; dan 4. Adanya dimensi nilai uang dan barang (investasi dan inventarisasi).
Keterkaitan keuangan daerah yang melekat dengan APBD merupakan
pernyataan bahwa adanya hubungan antara dana daerah dan dana pusat
atau dikenal dengan istilah perimbangan keuangan pusat dan daerah. Dana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
tersebut terdiri dari dana dekonsentrasi (PP No. 104 Tahun 2000 tentang
Dana Perimbangan) dan dana Desentralisasi. Dana dekonsentrasi
berbentuk dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
Sedangkan yang dimaksud dana desentralisasi adalah yang bersumber dari
pendapatan asli daerah (PAD).
Tujuan keuangan daerah menurut Nick Devas, et.al, (1989):
1. Akuntabilitas (Accountability)
Pemda harus mempertanggungjawabkan tugas keuangan
kepada lembaga atau orang yang berkepentingan dan sah. Lembaga
atau orang yang dimaksud antara lain, adalah Pemerintah Pusat,
DPRD, Kepala Daerah, masyarakat dan kelompok kepentingan lainnya
(LSM);
2. Memenuhi kewajiban Keuangan
Keuangan daerah harus ditata sedemikian rupa sehingga
mampu melunasi semua ikatan keuangan, baik jangka pendek maupun
jangka panjang;
3. Kejujuran
Urusan keuangan harus diserahkan pada pegawai profesional
dan jujur, sehingga mengurangi kesempatan untuk berbuat curang.
4. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency) kegiatan daerah
Tata cara pengurusan keuangan daerah harus sedemikian rupa
sehingga memungkinkan setiap program direncanakan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dilaksanakan untuk mencapai tujuan dengan biaya serendahrendahnya
dengan hasil yang maksimal.
5. Pengendalian
Manajer keuangan daerah, DPRD dan aparat fungsional
pemeriksaan harus melakukan pengendalian agar semua tujuan dapat
tercapai. Harus selalu memantau melalui akses informasi mengenai
pertanggungjawaban keuangan.
Fungsi manajemen terbagi atas tiga tahapan utama, yaitu: adanya
proses perencanaan, adanya tahapan pelaksanaan, dan adanya tahapan
pengendalian/ pengawasan. Oleh karena itu fungsi manajemen keuangan
daerah terdiri dari unsur-unsur pelaksanaan tugas yang dapat terdiri dari
tugas (Bahrullah Akbar, 2002) :
1) Pengalokasian potensi sumber-sumber ekonomi daerah; 2) Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 3) Tolok ukur kinerja dan Standarisasi; 4) Pelaksanaan Anggaran yang sesuai dengan Prinsip-prinsip Akuntansi; 5) Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Kepala Daerah; dan 6) Pengendalian dan Pengawasan Keuangan Daerah.
Angka 1 dan 2 merupakan bagian dari fungsi perencanaan dimana
melekat pengertian adanya partisipasi publik; Angka 3 dan 4 merupakan
fungsi pelaksanaan dan Angka 5 dan 6 merupakan fungsi pengendalian
dan pengawasan. Keseluruhannya akan bermuara pada terciptanya sistem
informasi keuangan daerah yang transparan dan akuntabel.
Dalam arti sempit manajemen keuangan daerah merupakan tugas
kebendaharawanan, dari peran kas daerah atau bendahara umum daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sampai dengan peran bendaharawan proyek, bendaharawan penerima,
bendaharawan barang. Secara garis besarnya, ada dua hal tugas pokok atau
bidang yang harus disadari bagi seorang manajer keuangan daerah, yaitu:
pekerjaan penganggaran dan pekerjaan akuntansi, dimana dalam
pelaksanaan keduanya berinteraksi dan saling melengkapi terutama dalam
rangka pengendalian dan pengawasan manajemen (BidangAuditing).
B. Pendapatan Daerah
Di dalam keuangan daerah terdapat hak-hak daerah yang dapat dinilai
dengan uang yang tercermin dalam pendapatan daerah. Pendapatan daerah
yang dipungut oleh pemerintah daerah, dimaksudkan untuk membiayai
lembaga pengeluaran pemerintah yang berhubungan dengan
tanggungjawabnya.
Pendapatan daerah pada dasarnya merupakan penerimaan daerah dalam
bentuk peningkatan aktiva atau penurunan utnag berbagai sumber dalam
periode tahun anggaran yang bersangkutan. Untuk mendapatkan pengertian
yang lebih jelas dan tepat mengenai pendapatan, di bawah ini dikemukakan
beberapa definisi mengenai pendapatan daerah.
Menurut Indra Bastian dan Gatot Soepiyanto (200283-84) yang
mengungkapkan bahwa:
Pendapatan daerah adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas atau kegiatan operasi entittas pemerintah selama satu periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas dan bukan berasal dari pinjaman yang harus dikembalikan.
Sedangkan pengertian pendapatan daerah menurut Abdul Halim
(2002:66):
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pendapatan adalah penambahan dalam manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset/aktiva, atau pengurangan utang/kewajiban yang mengakibatkan penambahan ekuitas dana yang berasal dari kontribusi peserta ekuitas dana.
Dalam konteks laporan kinerja keuangan, pendapatan daerah merupakan
salah satu sumber data yang digunakan oleh daerah untuk membiayai
aktivitas-aktivitasnya yang berhubungan dengan peningkatan kesejahteraan
publik.
Indra Bastian (2002:53-54) juga mengemukakan bahwa:
Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber pendapatan dan pusat pertanggungjawaban. Sumber pendapatan dirinci berdasarkan bagian atau fungsi dan untuk organisasi pemerintah daerah.
Menurut UU RI No, 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 1
ayat 15 diungkapkan pengertian pendapatan daerah, yaitu: pendapatan daerah
adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
Sedangkan menurut Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang perubahan
atas Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah pasal 1 ayat 50 mengungkapkan pengertian tentang pendapatan
daerah, yaitu pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah sebagai
penambah nilai kekayaan bersih.
Dari beberapa pengertian tersebut maka dapat diambil kesimpulan, yaitu
sebagai berikut:
1. Penerimaan kas daerah yang timbul dari aktivitas operasi daerah yang
meliputi pendapatan dari pemilikan aktiva, pedanaan suatu entitas
(pemilikan saham BUMD), dan pendapatan dari aktivitas daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
berupa pajak daerah, retribusi daerah, dan lain-lain pendapatan yang
sah)
2. Dalam periode ahun anggaran tertentu
3. Pendapatan yang timbul dari aktivitas peningkatan atas nama pihak
ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak menghasilkan
manfaat ekonomi kenaikan ekuitas
4. Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber pendapatan dan
pertanggungjaawaban
Maka sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan yang berlaku yaitu
UU RI No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah pasal 157, sumber-
sumber pendapatan daerah dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. PAD, yaitu:
1. Hasil pajak daerah
2. Hasil retribusi daerah
3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Lain-lain PAD ayang sah
b. Dana Perimbangan
1. Bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
4. Bagi hasil pajak dan bantuan keuangan dari provinsi
c. Lain-lain Pendapatan yang Sah
(Sumber UU RI No 32 Tahun 2004)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
C. Tinjaun tentang DP2KAD
1. Pengertian DP2KAD
Secara umum dinas daerah sebagai sebagai pelaksana Pemerintah
Daerah mampu untuk berfungsi secara konsisten dalam usaha pembangunan
daerahnya, dapat mengidentifikasikan potensi dari daerah yang mempunyai
efek dongkrak (Leverge effect) bagi peningkatan pembangunan dan
merencanakan serta melaknsanakan kegiatan pembangunan, dijelaskan oleh
Bintoro dalam bukunya Pengantar Administrasi Pembangunan bahwa sehatnya
porsi dari penerimaan PAD diberikan lebih besar kepada pembiayaan
pembangunan daerah maka peningkatan keuangan daerah akan tercermin dari
meningkatnya bagian yang dapat dipergunakan bagi pengeluaran pembiayaan
pembangunan. (Bintoro:1974)
Dan juga DJ Mamesah yang mengatakan dalam bukunya Sistem
Administrasi Keuangan Daerah mengatakan:
kin meningkatnya pendapatan daerah memberikan indikasi yang baik bagi kemampuan daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri terutama dalam pelaksanaan tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat, serta percepatan dan peningkatan pembangunan di d
Dari sumber-sumber pendapatan daerah tersebut diharapkan memberi
sumbangan yang besar bagi pelaksanaan pembangunan di daerah karena
dengan keuangan yang kuat maka pembangunan dan pelayanan kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
masyarakat dapat dilaksanakan dengan baik, seperti yang dikemukaakan oleh
Irawan Soeyatno yaitu:
-tugas yang sangat luas itu dengan baik maka daerah harus memiliki keuangan daerah yang
Dalam pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada faktor-faktor
yang benar-benar dapat menjamin daerah yang bersangkutan secara nyata
mampu mengurus rumah tangganya sendiri serta memperlancar pembangunan
yang tersebar di seluruh pelosok negara dan serasi dengan pemerintahan pusat
serta dapat menjamin perkembangan dan pembangunan daerah.
Dari dua pendapat tersebut dapat dilakukan bahwa keuangan daerah
itu sangat penting dalam pembangunan suatu daerah sehingga diperlukan saru
dinas tersendiri untuk mengelolanya. DP2KAD sebagai dinas daerah
mempunyai fungsi pokok dalam pengelolaan keuangan daerah sehingga
membuat DP2KAD menjadi layaknya jantung bagi suatu daerah.
Dalam menopang pembangunan di daerah berdasarkan undang-
undang otonomi daerah ada beberapa sumber pendapatan yang dapat
diandalkan antara lain PAD, Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-
lain pendapatan yang sah.
2. Tugas, Pokok dan Fungsi DP2KAD
DP2KAD Kabupaten Karanganyar mempunyai Tugas Pokok
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
pembantuan dibidang Pendapatan Daerah, sedangkan fungsi DP2KAD
Kabupaten Karanganyar yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan
dan aset daerah;
b. Perencanaan yang meliputi segala usaha dalam kegiatan untuk
merencanakan, mempersiapkan, mengolah, menelaah dan penyusunan
rumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan daerah, keuangan dan aset
daerah;
c. Pelaksanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk
menyelenggarakan pemungutan dan pemasukan pendapatan daerah;
d. Penatausahaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan dibidang tata
laksana dan hubungan masyarakat, hukum dan perundang-undangan,
kepegawaian, keuangan dan tata usaha umum;
e. Koordinasi yang meliputi segala usaha dan kegiatan guna mewujudkan
kesatuan gerak, keserasian yang berhubungan dengan peningkatan
pendapatan daerah;
f. Pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk melaksanakan
pengamanan teknis pelaksanaan tugas sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
D. Aplikasi Fungsi Manajemen oleh DP2AKD
Berdasarkan Tupoksi aplikasi fungsi manajemen oleh DP2KAD, meliputi:
a. Perencanaan
Pereencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan
secara sistematis kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
suatu tujuan. Handoko (1999:15) mengemukakan bahwa
perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan organisasi
dan penentuan strategi, kebiajkan, proyek, program, prosedur,
metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan. Dalam fungsi manajemen, tindakan dan
perencanaan sangat memegang peranan penting karena
perancanaan yang baik akan menjamin terlaksananya kegiatan
selanjutnya dalam suatu organisasi.
Untuk menyusun rencana yang baik, dibutuhkan adanya data dan
informasi yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan dan
dijabarkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan dalam organisasi.
Lembaga Administrasi Negara (1999:9) merumuskan pengertian
perencanaan sebagai beriikut:
a. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
b. Perencanaan adalah proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan dan penentuan aparat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan.
c. Perencanaan adalah usaha yang diorganisasikan berdasarkan perhitungan-perhitungan untuk memajukan perkembangan tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pengertisn perencanaan tadi memperlihatkan bahwa terdapat
unsur-unsur penting dalam suatu perencanaan sebagai berikut
Rahardjo (2011:22)
a. Penentuan pilihan secara sadar mengenai tujuan-tujuan konkrit yang hendak dicapai dalam jangka waktu tertentu atas dasar nilai-nilai yang dimiliki msyarakat yang bersangkutan.
b. Pilihan diantara alternatiif yang efisien serta rasional guna mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Harold Koontz dan
menyatakan bahwa
Planning is the function of a manager which involves the selection among alternatives of objectives, policies, procedures, and program.
an
salah satu fungsi manager yang berkaitan dengan pemilihan dia
natara beebagai alternatif untuk mencapai tuujuan, kebijaksanaan,
prosedur, dan program.
Pengertian perencanaa menurut Y. Dror (dalam Kunarjo,2000:7):
Perencanaan didefinisikan sebagai suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian saasaran tertentu. Adapun pendapat Christopher S. Armstrong (2011:1)
mengatakan bahwa:
erature that links tax planning with top executive incentive (e.g., Desai & Dharmapala, Dyreng et al., 2010). Although these studies show that both the incentive of top managment and corporate culture have a significant impact on effective tax rates, it is not clear wheter top management directly engages in tax planning or wheter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
the documented tax effect are a by product of the investing,
Hasil penelitian diatas menghubungkan perancanaan pajak
dengan peningkatan pajak eksekutif atas kompensasi
eksekutif/budaya perusahaan. Meskipun studi tersebut
menunjukkan bahwa baik peningkatan manajemen puncak dan
budaya organisasi mempunyai dampak yang signifikan pada tarif
pajak yang berlaku. Selain itu juga dipengaruhi oleh pembiayaan,
investasi dan keputusan perencanaan dalam suatu organisasi.
Menurut Tjihno Windaryanto (1999:48) ada beberapa
alasan arti pentingnya perencanaan harus dilakukan sebelum
kegiatan itu dijalankan:
Dari segi cara dan alat pencapaian tujuan: 1. Perencanaan dapat dijadikan arahan kegiatan dan pedoman
bagi pelaksanaan kegiatan dalam mencapai tujuan 2. Dapat melakukan forcasting terhadap hal-hal yang akan
dilakukan mengenai potensi dan prospek-proepek perkembangan di masa yang akan datang
3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih kombinasi tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih kombinasi tentang cara yang terbaik
4. Perencanaan dapat melakukan pemilihan prioritas atau urutan-urutan yang berdasarkan pencapaian tujuan
5. Perencanaan dapat dijadikan tolok ukur atau standar keberhasilan atau pengawasan
Dari segi operasional: 1. Perencanaan diharapkan terdapatnya arahan bagi pelaksana
kegiatan 2. Dengan adanya perencanaan dapat mengetahui apakah
pelaksanaan dapat mencapai sasaran atau yang telah ditetapkan 3. Dapat menghindari pemborosan-pemborosan terhadap sumber-
sumber daya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Lingkup dari perencanaan ini memfokuskan pada
pengambilan keputusan, karena dalam proses perencanaan
dilakukan pemilihan dan penentuan langkah yang akan datang.
Perencanaan yang tepat dan sistematis biasanya memperhatikan
faktor obyektif, dengan demikian menurut Tjihno Windaryanto
(1999:49) perencanaan mempunyai fungsi:
1. Sebagai sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara 2. Dasar pengaturan alokasi sumber daya yang dimiliki oleh
organisasi 3. Alat untuk mendorong perencana dan pelaksana melihat ke
depan dan menyadari pentingnya unsur waktu 4. Sebagai pegangan dan tolok ukur fungsi pengendalian
Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1998:15) ada tiga unsur
penting daripada perencanaan yaitu:
1. Perlunya koordinasi 2. Konsistensi antara berbagai variabel sosial ekonomi suatu
masyarakat 3. Penetapan skala priorotas
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan adalah suatu usaha yang berhubungan dengan
pemilihan alternatif-alternatif kegiatan yang akan dikerjakan di
masa yang akan datang guna meningkatkan kesejahteraan dan
pembinaan potensi daerah.
b. Koordinasi
1) Pengertian Koordinasi
Pengertian koordinasi menurut Manulang (2008:12):
Coordinating atau mengkoordinasikan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatupadukan, dan menyelaraskan pekerjaan-pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan bersama atau tujuan organisasi.
Menurut Handoko (1998:19):
Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Selain itu menurut Terry (2006:19): Coordinating merupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu yang berhubungan dengan jumlah, waktu dan tujuan mereka sehingga dapat diambil tindakan yang secara serempak menuju sasaran yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil
kesimpulan mengenai koordinasi adalah proses menyatukan dan
menyinkronkan berbagai kegiatan dan usaha sehingga terdapat
kerjasama yang terarah menuju sasaran atau tujuan yang ditetapkan.
2) Ciri-ciri Koordinasi
Ciri-ciri koordinasi yang baik menurut Fayol (dalam Ibnu
Syamsi, (1995:113) yaitu:
1. Antara unit dan sub unit dengan unit atau sub unit lainnya dapat bekerjas sama secara serasi
2. Masing-masing unit dan sub unit telah mengetahui bagian tugas yang mana yang harus bekerja sama dengan unit lainnya
3. Unit dan sub unit harus dapat menyesuaikan diri dengan jadwal waktu kerjasama dengan unit sub unit lainnya
Syarat koordinasi yang baik menurut Ibnu Syamsi (1995:113)
yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1. Adanya pembagian tugas dan pekerjaan yang jelas dalam organisasi
2. Adanya suasana persaudaraan dan semangat kerjasama yang besar dalam organisasi
3. Adanya kontak-kontak dan komunikasi yang cukup diantara orang-orang dalam organisasi
4. Koordinasi ditetapkan dan dilaksanakan sebagai kesatuan dalam perencanaan, pembimbingan dan pengendalian
3) Gejala-gejala kurangnya koordinasi dan pencegahaannya
Kurangnya koordinasi dalam suatu organisasi atau usaha kerja
sama akan nampak dari gejala-gejala berikut:
1. Petugas atau pejabat masing-masing atau satuan-satuan organisasi berselisih menurut wewenang atau bidang kerja yang masing-masing menganggap sebagai termasuk dalam yuridiksinya
2. Terdapat saling pelemparan tanggung jawab, karena masing-masing merasa bahwa sesuatu wewenang atau bidang kerja tidak termasuk dalam lingkupnya
3. Gejala yang lain nampak pada adanya suatu keputusan yang ternyata dibuat dengan kurang sempurna karena tidak terhimpun secara lengkap segenap keterangan pada satuan-satuan organisasi yang bersangkutan (dari tingkat bawahannya)
4. Tumbuhnya banyak badan khusus atau satuan-satuan organisasi nonstruktural misalnya panitia, komisi, tim, satgas, dan sebagainya yang masing-masing berdiri sendiri untuk menyelesaikan tugas yang sebetulnya telah dapat dicakup atau dimasukkan ke dalam susunan organisasi yang sudah ada (Pariatra Westra, 1983:55)
Untuk mencegah kemungkinan benarnya gejala-gejala di atas
sebagai kurangnya koordinasi dan agar aktivitas pengkoordinasian
efektif hendaknya perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1. Diadakan pembagian kerja yang jelas dalam organisasi atau program
2. Semangat bekerjasama yang besar diantara para pejabat atau pekerja (hubungan informal yang sehat dalam organisasi yang bersangkutan) hendaknya dibina terus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Fasilitas kontak dan tata hubungan yang cukup bagi semua pihak dalam organisasi maupun luar usaha kerja sama itu dipupuk dikembangkan
4. Koordinasi hendaknya telah disiapkan sejak tahap-tahap permulaan kegiatan atau program yang bersangkutan dan kemudian dipertahankan sebagai proses yang menerus (Pariatra Westra, 1983:55)
4) Macam-macam Koordinasi
Dalam melakukan koordinasi paling tidak dikenali tiga macam
koordinasi khususnya dalam hubungan penyelenggaraan hubungan
kepemerintahan:
1. Koordinasi hirarkis atau vertikal yaitu oleh atasan yang secara operasional membawahinya
2. Koordinasi fungsional horisontal yaitu koordinasi oleh suatu instansi yang secara fungsional bertanggung jawab atas suatu masalah atau program terhadap instansi lain yang turut terlibat
3. Koordinasi fungsional diagonal yaitu koordinasi oleh instansi yang lebih tinggi yang secara formal bukan atasannya, tetapi secara fungsional harus mengkoordinasikannya (Muhadjir Darwin, 2005:743)
Sedangkan menurut Ibnu Syamsi (1995:115) koordinasi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu:
1. Koordinasi vertiikal yaitu koordinasi yang dilakukan oleh atasan kepada para bawahannya
2. Koordinasi horisontal yaitu koordinasi yang dilakukan dalam unit-unit yang sederajat atau antar isntansi yang sederajat
Oleh karena itu koordinasi yang dilakukan oleh DP2KAD
meliputi koordinasi vertikal yang dilakukan oleh pimpinan DP2KAD
dalam melakukan pengarahan, penyatuan kegiatan-kegiatan terhadap
satuan-satuan kerja yang ada di bawah tanggung jawabnya dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
koordinasi horisontal yaitu koordinasi DP2KAD dengan instansi-
instansi atau badan-badan lain dalam rangka mengarahkan dan
menyatukan tindakan dalam meningkatkan PAD.
5) Cara Mengadakan Koordinasi
Supaya koordinasi dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan maka pelaku koordinasi harus mengetahui cara-cara
untuk mengadakan koordinasi. Soewarno Handayaningrat
(1991:124) mengutarakan bahwa koordinasi dapat dilakukan melalui
metode dan teknik yaitu:
1. Koordinasi melalui wewenang 2. Koordinasi melalui konsesus 3. Koordinasi melalui pedoman kerja 4. Koordinasi melalui suatu forum 5. Koordinasi melalui konferensi
Menurut Sutarto (2006:152) koordinasi dapat dilakukan
dengan cara:
1. Mengadakan pertemuan informal dengan para pejabat 2. Mengadakan pertemuan formal yang biasa dinamakan rapat 3. Membuat edaran berantai 4. Mengadakan penyebaran kartu 5. Membuat buku pedoman organisasi 6. Mengangkat koordinator 7. Berhubungan melalui alat penghubung 8. Membuat tanda-tanda 9. Membuat simbol 10. Membuat kode 11. Menyanyi bersama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
6) Arti Pentingnya Koordinasi
Dari berbagai hal yang telah dikemukakan di atas, maka kita
dapat menarik suatu pernyataan bahwa koordinasi mutlak diperlukan
untuk pencapaian tujuan yang diharapkan. Menurut Patiatra Westra
au
usaha kerjasama karena adanya perbedaan-perbedaan (satuan,
dikarenakan keharusan untuk mengadakan pembagian tugas,
pekerjaan, spesialisasai, dan tanggung jawab sebagai konsekuensi
berorganisasi atau bekerjasama. Itulah sebabnya tanpa koordinasi
ada tendensi atau kemungkinan masing-masing spesialis itu akan
berjalan sendiri yang bisa saja menuju ke berbagai arah atau tidak
pernah bertemu dengan tujuan yang sama.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dinyatakan bahwa
koordinasi mempunyai sasaran agar organisasi dapat mencapai
tujuannya dengan seefisien mungkin. Untuk mencapai tujuan
organisasi yang bersangkutan merupakan suatu sistem dimana di
dalamnya terdapat unit-unit atau bagian-bagian yang paling
berkaitan satu dengan yang lainnya. Setiap unit walaupun
mempunyai fungsi yang berlainan satu dengan lainnya tidak dapat
saling melepaskan diri dalam menjalankan fungsinya dengan baik
tanpa bantuan unit lainnya, dan oleh karena itu maka setiap unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mempunyai kewajiban untuk mendukung pelaksanakan fungsi di
unit lainnya untuk mencapai tujuan.
Menurut Malayu Hasibuan (2007:89) pentingnya koordinasi
yaitu:
1. Koordinasi memungkinkan suatu penyelesaian secara menyeluruh atas akses bagian-bagian individu yang membentuk total itu
2. Masing-masing bagian yang membentuk keseluruhan menjadi sangat penting di bawah koordinasi
3. Koordinasi menekankan pentingnya unsur-unsur manusia 4. Salah satu konsep koordinasi adalah mengikat menjadi satu
kesatuan integral berbagai macam tingkatan unit
Dari arti penting koordinasi di atas diketahui bahwa koordinasi
mempunyai manfaat untuk mencapai tujuan yang optimal. Adapun
manfaat koordinasi menurut Sutarto (2006:152)
1. Dengan koordinasi dapat dihindarkan perasaan lepas satu sama lain antara satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam organisasi
2. Dengan koordinasi dapat dihindarkan timbulnya rebutan fasilitas
3. Dengan koordinasi dapat dihindarkan timbulnya pertentangan antar organisasi atau jabatannya merupakan yang paling penting
4. Dengan koordinasi dapat dihindarkan terjadinya kekosongan pekerjaan oleh satuan-satuan organisasi atau antara pejabat yang ada dalam organisasi
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran yang sesuai
dengan perencanaan manejerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi
pelaksanaan artinya menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama-sama untuk
mencapai tujuan dikehendaki secara efektif. Pelaksanaan disebut juga
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur-
unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat
tercapai.
Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating)
merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi
perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan
aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi pelaksanaan
justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung
dengan orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini, George R. Terry
(1986) mengemukakan bahwa:
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi dan sasaran anggota-anggota organisasi tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain
merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan,
dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap
karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanan (actuating)
ini adalah bahwa seorang pegawai akan termotivasi untuk mengerjakan
sesuatu jika :
a. Merasa yakin akan mampu mengerjakan
b. Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi
dirinya
c. Tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain
yang lebih penting, atau mendesak
d. Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan
Fungsi dari Pelaksanaan (actuating) adalah sebagai berikut:
1. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara
efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
2. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan
3. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
4. Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh
pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
d. Pengawasan
1) Pengertian Pengawasan
Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan, pemborosan dan
penyelewengan dalam keuangan daerah, maka Pemerintahan Daerah
harus melakukan pengawasan.
Pengawasan menurut Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir
(1994:21) adalah:
Setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran yang hendak dicapai. Selanjutnya, dinyatakan bahwa pengawasan, merupakan suatu proses dengan mana prestasi pekerjaan dipantau.
Pandangan lain tentang pengawasan dikemukakan oleh Sondang P.
Siagian (1980:135), menyatakan pengawasan adalah:
Proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Sementara itu menurut Djamaluddin Tanjung dan Supardan (1999:82),
menyatakan bahwa:
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Menurut Harahap (2001:10), menyatakan bahwa:
Pengawasan mencakup upaya memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, prinsip yang dianut dan juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat dihindari kejadiannya dikemudian hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dengan pengawasan dapat diketahui sejauhmana penyimpangan,
penyalahgunaan, kebocoran, pemborosan, kemubaziran, penyelewengan
dan lain-lain kendala di masa yang akan datang. Jadi keseluruhan
pengawasan adalah aktivitas membandingkan apa yang sedang atau
yang sudah dikerjakan dengan apa yang direncanakan sebelumnya,
karena itub perlu kriteria, norma, standar, dan ukuran tentang hasil yang
ingin dicapai.
Dalam pengertian awam, pengawasan dapat diartikan sebagai
perbuatan untuk melihat dan memonitor terhadap orang agar ia berbuat
sesuai dengan kehendak yang telah ditentukan sebelumnya. Sedangkan
dalam ilmu manajemen, pengawasan adalah merupakan salah satu
fungsi manajemen yang merupakan faktor penentu bagi kelangsungan
hidup suatu organisasi.
Pengawasan mempunyai arti penting bagi setiap perusahaan.
Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara
berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar
pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan
dan atau hasil yang dikehendaki (Lubis, 1985:154).
Menurut Manullang (1990:173), pengawasan adalah suatu proses
untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula. Pendapat ahli lain,
pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar
pelaksanaan kerja dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem
informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar
yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur
penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakankoreksi yang
diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan
dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan-tujuan perusahaan (Handoko, 1995:360-361).
Pengendalian / Pengawasan adalah proses mengarahkan
seperangkat variable / unsure ( manusia, peralatan, mesin, organisasi )
kearah tercapainya suatu tujuan atau sasaran manajemen. Pengendalian
dan pengawasan diperlukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan suatu
kegiatan dalam organisasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah
digariskan atau ditetapkan.
Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak
kalah pentingnya dalam suatu organisasi. Semua fungsi terdahulu, tidak
akan efektif tanpa disertai fungsi pengawasan. Dalam hal ini, Louis E.
Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan rumusan tentang
the process by which manager determine
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari beberapa pendapat di atas adanya hubungan yang erat antara
pengawasan dan perencanaan, karena pengawasan dianggap sebagai
aktivitas untuk menentukan, mengoreksi penyimpangan-penyimpangan
dalam pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang
direncanakan. Dalam hubungan in, Harold Koontz dan Cyriel P. Donnel
(1980:136), berpendapat bahwa Perencanaan dan pengawasan
merupakan dua sisi mata uang yang sama.
Dengan demikian jelasa bahwa tanpa rencana, pengawasan tidak
mungkin dilaksanakan, karena tidak ada pedoman untuk melakukan
pengawasan itu, sebaliknya rencana tanpa pengawasan akan cenderung
memberi peluang timbulnya penyimpangan-penyimpangan dan
penyelewengan dan lain-lain kebocoran, tanpa ada alat untuk mencegah,
oleh karena itu diperlukan adanya pengawasan.
Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen yang sangat
penting, sehingga berbagai ahli manajemen dalam memberikan
pendapatnya selalu menempatkan unsur pengawasan sebagai fungsi
yang penting. Kasus-kasus yang terjadi dalam banyak organisasi adalah
tidak diselesaikannya suatu penugasan, tidak ditepatinya waktu
penyelesaian (deadline) suatu anggaran yang berlebihan dan kegiatan-
kegiatan lain yang menyimpang dari rencana.
Begitu pentingnya pengawasan dalam suatu organisasi sehingga
keberhasilan atau kinerja suatu organisasi menjadi ukuran, sejauh mana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pelaksanaan pengawasan terhadap organisasi tersebut. Bahkan dalam
praktek manajemen modern pengawasan tidak dapat lagi dipisahkan
dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Ada berbagai faktor yang membuat pengawasan yang diperlakukan oleh
setiap organisasi. Faktor-faktor itu adalah (Rahardjo, 2010:129):
1. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadu terus-menerus dan tak dapat dihindarkan, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintahan baru, dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi perubahan-perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi, sehingga mampu mengahadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan-perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi. Semakin besar organisasi semakin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas dan profitabilitas tetap terjaga, penjualan eceran pada para penyalur perlu dianalisa dan dicatat secara tepat; bermacam-macam pasar organisasi, luar dan dalam negeri, perlu selalu dimonitor. Di samping itu organisasi sekarang lebih bercorak desentraslisasi, dengan banyak agen-agen ataua cabang0cabang penjualan dan kantor-kantor pemasaran, pabrik-pabrik yang secara terpisah secara geografis, atau fasilitas-fasilitas penelitian yang tersebar luas. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan-kesalahan memesan barang atau komponen yang salah, membuat penentuan harga yang terlalu rendah, maslaah-masalah didiagnosa secara tidak tepat. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan Manajer untuk mendelegasikan Wewenang. Bila manjer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan. Tanpa sistem tersebut, manajer tidak dapat memeriksa pelaksanaan tugas bawahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2) Maksud dan Tujuan Pengawasan
Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawasan dan untuk mencapai
tujuan yang telah direncanakan, maka perlu ada pengawasan, karena
dengan pengawasan tersebut tujuan yang akan dicapai yang dapat dilihat
dengan berpedoman pada rencana (planning) yang telah ditetapkan
terlebih dahulu.
Pada prinsipnya pengawasan itu sangat penting dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan, sehingga pengawasan diadakan dengan maksud
yakni (Rahardjo, 2010:131):
a. Mengetahui jalannya pekerjaan, apakah lancar atau tidak b. Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai
dan mengadakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan-kesalahan yang sama atau timbulnya kesalahan-kesalahan yang baru
c. Mengetahui apakah penggunaan anggaran (budget) yang telah ditetapkan dalam rencana terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah direncanakan
d. Mengetahui rencana kerja sesuai dengan program (fase tingkat pelaksanaan) seperti yang telah ditentukan dalam planning atau tidak
e. Mengetahui hasil pekerjaan dibanding dengan yang telah ditetapkan dalam planning
Dalam Instruksi Presiden RI Nomor 15 Tahun 1983 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pengawasan dikemukakan bahwa:
Pengawasan bertujuan mendukung kelancaran dan ketetapan pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan. Terhadap rumusan pengawasan memang tercakup dalam fungsi controlling itu mempunyai sasaran yakni, agar seluruh aspek penyelenggaraan manajemen berjalan dengan lancar serta berdaya guna dan berhasil guna, sehingga pencapaian tujuan organisasi dapat lebih terjamin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Untuk itu secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan pengawasn
adalah:
a. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana,
kebijaksanaan dan perintah
b. Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan
c. Mencegah pemborosan dan penyelewengan
d. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan
jasa yang dihasilkan
e. Membina kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan
organisasi (pemerintah)
3) Jenis-jenis Pengawasan
Ditinjau dari berbagai aspek, pada dasarnya terdapat berbagai
macam pengawasan yang dibedakan dalam (1) subjek pengawasan, (2)
objek pengawasan, dan (3) waktu pengawasan
1. Dari Segi Subjek Pengawasan
Ditinjau dari segi subjek atau yang melaksanakan pengawasan,
maka fungsi dan kegiatan pengawasan dibedakan dalam dua jenis,
yakni:
a. Pengawasan internal, ialah yang dilakukan oleh suatu
badan/lemabaga pengawasan terhadap organ-organ dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
tubuh suatu organisasi. Sebagai conntoj mengenai pengawasan
internal ini dikemukakan oleh Sujamto (1986:62) yaitu BPKP
ditinjau dari sudut pengertian pemerintah dalam arti luas,
Inspektorat Jenderal Departemen yang bersangkutan,
Inspektorat Wilayah Kabupaten/Kota ditinjau dari propinsi dan
kabupaten/kota masing-masing
b. Pengawasan eksternal, adalah pengawasan yang dilakukan oleh
perangkat, pejabat atau lembaga pengawasan di luar satu unit
Kedua jenis pengawasan tersebut di atas (internal dan eksternal)
disebut pengawasan formal, sebab yang melakukan pengawasan ini
adalah badan/lembaga yang mempunyai kedudukan formal (legal),
seperti Badan Pengawas Keuangan (BPK).
2. Dari Segi Objek Pengawasan
Manullang yang mengutip Beishline (1983:177), membedakan
objek pengawasan yaitu yaitu: (a) pengawasan operatif, dan (b)
pengawasan administratif. Pengawasan operatif untuk bagian terbesar
berurusan dengan tindakan, akan tetapi pengawasan administrasi
berurusan baik dengan tindakan maupun dengan pikiran.
Dari segi pelaksanaannya, objek pengawasan dapat dibedakan
dalam 2 jenis kegiatan pengawasan, yakni:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan oleh
aparat pengawasan (pimpinan) dalam suatu organisasi terhadap
bawahannya secara langsung dalam melaksanakan pekerjaan di
tempat berlangsungnya pekerjaaan (on the spot). Sistem
pengawasan langsung yang dilakukan oleh atasan ini disebut
Built of Control. Dengan demikian, hal ini mencakup
pengertian pemeriksaan (inspection).
b. Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan yang dilakukan
oleh aparat atau pimpinan organisasi tanpa mendatangi objek
yang diawasi/diperiksa. Lazimnya, aparat atau pimpinan yang
melakukan pengawasan tidak langsung, memeriksa
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan laporan yang tiba
kepadanya dengan mempelajari serta menganalisis laporan atau
dokumen yang berhubungan objek yang diawali.
3. Dari Segi Waktu Pengawasan
Yang dimaksud dengan waktu pengawasan adalah berdasarkan
saatnya pengawasan dilaksanakan atau pengawasan dilakukan pada
suatu waktu tertentu. Ditinjau dari segi waktu pelaksanaan pengawasan,
pengawasan dibedakan dalam dua jenis yaitu:
a. Pengawasan preventif, adalah pengawasan yang dilakukan
sebelum pekerjaan dilaksanakan, dengan tujuan untuk
menghindari berbagai penyelewengan, penyimpangan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Dengan kata lain,
pengawasasn preventif adalah tindakan pencegahan terhadap
hal-hal yang tidak dikehendaki terjadi dalam suatu pekerjaan.
b. Pengawasan represif, ialah pengawasan yang dilakukan setelah
adanya pelaksanaan pekerjaan, dengan maksud untuk
menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya
sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
4) Tipe dan Ciri Pengawasan
Tipe dan ciri pengawasan dalam pelaksanaannya seperti dikemukakan
oleh Sondang P. Siagian (1980:137) adalah sebgai berikut:
a. Pengawasan harus bersifat pelaksanaan fungsi pengawasan harus menemukan fakta-fakta tentang bagaimana tugas dijalankan dalam organisasi
b. Pengawasan harus bersifat preventif, yang artinya bahwa proses pengawasan itu dijalankan untuk mencegah timbulnya penyimpangan dan penyelewengan dari rencana yang telah ditentukan.
c. Pengawasan diarahkan kepada masa sekarang, yang berarti bahwa pengawasan hanya dapat ditujukan terhadap kegiatan-kegiatan yang kini sedang dilaksanakan
d. Pengawasan hanyalah sekedar alat untuk meningkatkan efisiensi. Pengawasan tidak boleh dipandang sebagai tujuan
e. Pelaksanaan pengawasan itu harus mempermudah tercapainya tujuan f. Proses pelaksanaan pengawasan harus efisien, dalam arti jangan
sampai terjadi pengawasan yang menghambat usaha peningkatan efisiensi
g. Pengawasan bukan untuk menentukan siapa yang salah, tetapi untuk menemukan apa yang tidak betul
h. Pengawasan harus bersifat membimbing agar supaya para pelaksana meningkatkan kemampuannya untuk melakukan tugas yang ditentukan baginya
Dengan demikian dalam pelaksanaannya pengawasan mempunyai
tipe dan ciri yang lebih mengutamakan untuk menemukan apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
tidak betul dan bukan mencari siapa yang salah, dan memberikan
petunjuk untuk memperbaikinya, sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai
dengan rencana dan dapat meningkatkan kemampuan aparat DP2KAD
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Sistem pengawasan yang berlaku di lingkungan Pemerintah
Republik Indonesia, dikenal dua jenis pengawasan utama, yaitu:
pengawasan atasan langsung dan pengawasan fungsional. Dalam
perkembangan selanjutnya dikenalnya pengawasan legislatif dan
pengawasan masyarakat.
Pengawasan atasan langsung dan pengawasan fungsional
ditetapkan berdasarkan Instruksi Prsiden No. 15 Tahun 1983 tentang
pedoman pelaksanaan pengawasan. Dalam peraturan tersebut dijelaskan
bahwa pengawasan bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan
pelaksanaan kegiatan pemerintah dan pembangunan. Untuk pimpinan
semua satuan organisasi, termasuk pimpinan proyek pembangunan di
lingkungan Departemen/lembaga/instansi lainnya menciptakan
pengawasan meningkatkan mutu pengawasan tersebut di lingkungan
tugasnya masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Menurut Handoko (2003:361-362), ada tiga tipe dasar pengawasan
yaitu:
1. Pengawasan Pendahuluan (Feedfoward Control) Pengawasan yang dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan standar atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap kegiatan tertentu diselesaikan.
2. Pengawasan Concurrent Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan. Tipe pengawasan seperti ini merupakan proses dimana aspek tertentu dari suatu prosedur harus disetujui dulu, atau syarat tertentu harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum kegiatan tersebut dilakukan untuk mencapai suatu ketepatan dari pelaksanaan tujuan.
3. Pengawasan umpan balik (Feedback Control) Pengawasan yang dilakukan untuk mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan.
Ketiga bentuk pengawasan tersebut sangat berguna bagi
manajemen, khususnya pengawasan pendahuluan dan pengawasan
concurrent, dimana memungkinkan manajemen untuk membuat
tindakan koreksi dan tetap mencapai tujuan. Akan tetapi perlu
dipertimbangkan disamping kegunaan dua bentuk pengawasan yaitu :
a. Biaya keduanya mahal.
b. Banyaknya kegiatan tidak memungkinkan dirinya dimonitor secara
terus menerus.
c. Pengawasan yang berlebihan akan menjadikan produktivitas
berkurang.
Proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok)
tertentu yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan manajerial.
Adapun langkah-langkah pokok ini meliputi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
1. Standar berguna antara lain sebagai alat pembanding di dalam
pengawasan, alat pengukur untuk menjawab pertanyaan berapa suatu
kegiatan atau sesuatu hasil telah dilaksanakan, sebagai alat untuk
membantu pengertian yang lebih cepat antara pengawasan dengan
yang diawasi, sebagai cara untuk memperbaiki uniformitas.
2. Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah atau
senyatanya dikerjakan. Ini dapat dilakukan dengan melalui antara lain
: laporan (lisan atau tertulis), buku catatan harian tentang itu tentang
bagan jadwal atau grafik produksi, inspeksi atau pengawasan
langsung, pertemuan/konperensi dengan petugas-petugas yang
bersangkutan, survei yang dilakukan oleh tenaga staf atas badan
tertentu.
3. Perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran atau
standar yang telah ditetapkan untuk mengetahui penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi. Ini dilakukan untuk pembandingan antara
hasil pengukuran tadi dengan standar, dengan maksud untuk
mengetahui apakah diantaranya terdapat suatu perbedaan dan jika ada
seberapa besarnya perbedaan itu, kemudian untuk menentukan
perbedaan itu perlu diperbaiki atau tidak.
4. Perbaikan atau pembetulan terhadap penyimpangan-penyimpangan
yang terjadi sehingga pekerjaan tadi sesuai dengan apa yang telah
direncanakan. Bila hasil analisa menunjukkan adanya tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
koreksi, tindakan ini harus diambil. Tindakan koreksi dapat diambil
dalam berbagai bentuk. Standar mungkin diubah, pelaksanaan
diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan. (Lubis, 1985:160).
Pengawasan dapat dilakukan dengan mempergunakan cara-cara sebagai
berikut :
1. Pengawasan langsung
Pengawasan dilakukan oleh manajer pada waktu kegiatan-kegiatan sedang
berjalan. Pengawasan langsung dapat berbentuk :
a. Inspeksi langsung
b. Observasi ditempat (on the spot observation)
c. Laporan ditempat (on the spot report), berarti penyampaian
keputusan ditempat bila diperlukan.
2. Pengawasan tidak langsung
Pengawasan dari jarak jauh melalui laporan yang disampaikan oleh para
bawahan. Laporan ini dapat berbentuk :
a. Laporan tertulis
b. Laporan lisan. (Lubis, 1985: 163)
4) Fungsi Pengawasan dalam Manajemen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Fungsi pengawasan tidak dapat dipisahkan dari fungsi manajemen,
seperti perencanaan dan pelaksanaan. Keberadaan fungsi pengawasan
dalam organisasi bukan hanya sekedar pelengkap tetapi sama
pentingnya dengan fungsi-fungsi manajemn lainnya dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi secara keseluruhan, pandangan ini bertitik
tolak dari pendapat G.R Terry sebagaimana dikutip Winardi (1983:28)
yang merumuskan kegiatan-kegiatan dalam manajemen dengan urutan
sebagai berikut: yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.
Jadi pengawasan selain sebagai fungsi manajemen sekaligus berada
dalam proses manajemen.
Menurut Winardi lebih lanjut (1983:379):
Pengawasan terdapat pada setiap tingkat manajemen, apabila fungsi-fungsi fundamental manajemen lainnya, baik perencanaan, pengorganisasian dan penggerakan dilaksanakan dengan sempurna, maka pengawasan tidak banyak lagi diperlukan. Tetapi hal tersebut jarang sekali terjadi.
Dari pendapat ini diketahui bahwa pengawasan dalam aktivitas
manajemen juga mengandung muatan yang cukup besar seperti halnya
kegiatan dalam fungsi manajemen lainnya, baik perencanaan dan
pengorganisasian maupun penggerakan hal ini bertolak dari penegasan
Winardi pada bagian lain, bahwa:
Pengawasan dalam arti manajemen yang diformalkan tidak akan terdapat tanpa adanya perencanaan, pengorganisasian, dan penggerakan sebelumnya. Pengawasan tidak dapat terjadi dalam sebuah kondisi yang vakum. Ia berkaitan dengaan, dan ia merupakan bagian dari output ketiga macam fungsi manajemen lainnya, makin dekat kaitan tersebut makin efektif pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dengan demikian, pengawasan merupakan salah satu rangkaian
yang dinamis dalam proses manajemen seiring dengan kegiatan yang
berlangsung dalam ketiga fungsi manajemen lainnya. Jelasalah bahwa
pengawasan adalah bagian dari proses manajemn di samping merupakan
fungsi manajemen itu sendiri. Oleh karena pelaksanaan pembangunan
adalah proses kegiatan manajemen, maka pengawasan haruslah melekat
di dalamnya dalam arti pengawasn merupakan bagian dari aktivitas
pembangunan itu sendiri.
Dari pandangan-pandangan tentang hakikat pengawasan dalam
dimensi pemerintah dan pembangunan dimaksudkan agar segenap
rangkaian pelaksanaan dan mekanisme pembangunan dapat mencapai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan
pemikiran dan pertimbangan yang tertuang dalam Instruksi Presiden
Republik Indonesia No. 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan, bahwa:
Pengawasan merupakan slah satu unsur penting dalam rangka peningkatan pendayagunaan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan menuju terwujudnya pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir digunakan sebagai dasar atau landasan dalam
pengembangan berbagai konsep dan teori yang digunakan dalam peneliitian ini,
serta hubungannya dengan perumusuan masalah yang telah dirumuskan. Mengacu
pada konsep dan teori di atas, maka kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu daerah yang mempunyai
potensi menjadi daerah otonom. Penelitian yang dilakukan ini, bertujuan untuk
menganalisis tentang bagaimana aplikasi fungsi manajemen oleh DP2KAD
Kabupaten Karanganyar.
Dalam rangka untuk mengelola pendapatan daerah serta berbagai hal yang
berpengaruh faktor pendukung maupun faktor penghambat yang ada di DP2KAD
Kabupaten Karanganyar dibutuhkan manajemen keuangan daerah yang baik.
Maka peniliti tertarik untuk menggunakan 4 fungsi manajemen antara lain
perencanaan, koordinasi, pelaksanaan dan pengawasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Gambar 2.1
Skema Kerangka Berpikir
Aplikasi Fungsi Manajemen oleh DP2KAD:
1. Perencanaan 2. Koordinasi 3. Pelaksanaan 4. pengawasan
Faktor pendukung dan penghambat
Pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik
Usaha memperbaiki pengelolaan keuangan daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong
(2000:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Dalam penelitian jenis ini, peneliti berusaha mengembangkan konsep
dan menghimpun fakta dengan cermat tanpa melakukan hipotesa akan tetapi
perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuham.
2. Lokasi Penelitian
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Karanganyar dipilih sebagai lokasi penelitian dimana Karanganyar sebagai
daerah yang mempunyai berbagai potensi seperti halnya industri, objek
pariwisata dan lain sebagainya harus diolah dengan sebaik-baiknya, sehingga
potensi-potensi yang dipunyai dapat dioptimalkan dalam hasil dan
pemanfaatannya.
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Informan
Dalam hal ini yang menjadi sumber data penelitian ini adalah hasil
wawancara kepada informan yang terdiri dari:
- Sekretaris
- Kepala Sub Bagian Perencanaan
- Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan
b. Dokumen resmi dan arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian
Yaitu berupa data-data, dokumen-dokumen yang sekiranya berhubungan
dengan penelitian.
c. Observasi yang berhubungan dengan masalah penelitian
Data ini diperoleh melalui pengamatan langsung di Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Karanganyar
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh sumber data-data yang diperlukan guna mendukung
penelitian ini, diperlukan teknik sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
a. Wawancara
Merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi dengan cara
bertanya langsung kepada responden, dimana peneliti membuat
kerangka dan garis-garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam
proses wawancara. Dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengadakan tanya jawab yang mendalam yang diarahkan pada
masalah tertentu dengan para informan yang sudah dipilih untuk
mendapatkan data yang diperlukan. Teknik wawancara ini tidak
dilakukan dengan struktur yang ketat dan formal agar informasi yang
dikumpulkan memiliki kapasitas yang cukup, hanya saja untuk
memberikan pedoman dalam mengadakan wawancara maka penulis
membuat pedoman wawancara.
b. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mencatat data-data, dokumen-
dokumen, dalam rangka mengumpulkan data-data yang berkaitan
dengan objek penelitian yang diambil dari beberapa sumber demi
kesempurnaan penganalisaan. Data tersebut berupa buku-buku, arsip-
arsip, tabel-tabel, dan bahan dokumentasi lainnya yang bermanfaat
sebagai sumber penelitian.
c. Observasi
Teknik pengumpilan data dengan cara pengamatan langsung dengan
menggunakan alat indera pendengaran dan penglihatan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
fenomena sosial dan gejala-gejala yang terjadi. Artinya data diperoleh
dengan cara memandang, melihat dan mengamati objek, sehinggga
dengan itu peneliti memperoleh pengetahuan mengenai apa yang
dibutuhkan.
5. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik penarikan sample dalam penelitian ini adalah purposive sampling.
Dalam purposive sampling, peneliti cenderung untuk memilih informan yang
dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan
dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. (H.B Sutopo,
2002:56). Penelitian sample ini diarahkan pada sumber data yang dipandang
memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang
diteliti. Selain itu juga digunakan teknik snowball sampling dimana pemilihan
informasi di mana pemilihan informasi pada waktu di lokasi penelitian
berdasarkan petunjuk dari informan sebelumnya, dan seterusnya bergulir
sehingga didapat data yang lengkap dan akurat.
6. Validitas Data
Dimaksudkan sebagai pembuktian bahwa data yang diperoleh peneliti sesuai
dengan apa yang benar-benar terjadi di lapangan. Untuk menguji validitas
data, peneliti menggunakan metode triangulasi yang mana untuk
mendapatkan data tidak hanya diambil dari satu melainkan dari beberapa
sumber. Untuk menguji validitas data menggunakan teknik triangulasi data
atau sumber. Menurut H.B Sutopo (2002:79) triangulasi data atau sumber
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
memanfaatkan sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang
sejenis. Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pembanding
terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi data atau
sumber, yang mana peneliti bisa memperoleh informasi dari narasumber yang
berbeda-beda posisinya dengan teknik wawancara mendalam, sehingga
informasi dari narasumber yang satu bisa dibandingkan dengan informasi dari
narasumber lainnya.
7. Teknis Analisa Data
Analisa data ialah langkah selanjutnya untuk mengolah hasil penelitian
menjadi data, dimana data yang diperoleh dikerjakan dan dimanfaatkan
sedimiikian rupa sehingga dapat menyimpulkan persoalan yang disajikan
dalam menyusuun hasil peenlitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis).
Dalam model ini terdapat 3 komponen pokok. Menurut Miles dan Huberman
dalam H.B Sutopo (2002:94-96), ketiga komponen tersebut adalah:
a. Reduksi data
Merupakan proses pemilihan, pemusatan, dan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang
dilaksanakan selama proses penelitian dan mengatur data sehingga
dapat ditarik kesimpulan akhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
b. Penyajian data
Sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, dengan
melihat suatu penyajian data dapat diketahui apa yang terjadi dan
kemungkinan untuk mengerjakan sesuatu pada analisa ataupun
tindakan penyajian data itu sendiri dapat berupa kalimat-kalimat,
cerita-cerita, maupun tabel-tabel. Secara singkat dapat berarti cerita
sistematis dan logis supaya makna peristiwanya menjadi lebih mudah
dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan
Sejak permulaan pengumpulan data dilakukan pencatatan peraturan-
peraturan, pernyataan-pernyataan, konfigurasi yang mungkin, arahan
sebab akibat dan proporsi untuk mengetahui apa arti dari hal-hal yang
kemudian ditarik kesimpulan, kesimpulan yang diverifikasi dapat
berupa pengumpulan yang cepat, sebagai pemikiran kedua yang timbul
melintas pada waktu melihat kembali catatan lapangan, sehingga
aktivitas tersebut merupakan suatu siklus yang digambarkan sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Gambar 3.1
Komponen-komponen Analisis Data
Sumber: HB Sutopo 2002:37
Pengumpulan Data
Reduksi Data Sajian Data
Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi
1. Keadaan Geografis
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di
provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung paling timur dari wilayah
Jawa Tengah. Kabupaten Karanganyar mempunyai luas wilayah
secara keseluruhan 77.378,6374 Ha atau 773,7 km2. Dimana daerah
ini memiliki ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut
serta beriklim tropis dengan temperatur 22o-31o C. Bila dilihat dari
garis bujur dan garis lintang, maka Kabupaten Karanganyar terletak
antara 110o - 110o o -
Karanganyar berbatasan dengan provinsi Jawa Timur serta empat
kabupaten dan satu kotamadya yang mengelilinginya. Untuk lebih
jelasnya, di bawah ini akan diperinci batas-batas Kabupaten
Karanganyar.
Batas-batas wilayah Kabupaten Karanganyar:
- Sebelah utara : Kabupaten Sragen
- Sebelah timur : Provinsi Jawa Timur
- Sebelah selatan : Kabupaten Wonogiri
Kabupaten Sukoharjo
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
- Sebelah barat : Kabupaten Boyolali
Kota Surakarta
2. Pembagian Wilayah Administrasi
Kabupaten Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan yang melipuuti
177 desa/kelurahan (15 kelurahan). Desa/kelurahan tersebut terdiri dari
1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.835 RW, dan 6.020 RT. Klasifikasi
desa/kelurahan terdiri dari swadaya 12 desa/kelurahan, swakarya 140
desa/kelurahan, dan swasembada 25 desa/kelurahan.
Daerah Kabupaten Karanganyar terdiri dari:
1. Kecamatan Gondangrejo
2. Kecamatan Colomadu
3. Kecamatan Karanganyar
4. Kecamatan Tasikmadu
5. Kecamatan Jaten
6. Kecamatan Kebakkramat
7. Kecamatan Mojogedang
8. Kecamatan Karangpandan
9. Kecamatan Matesih
10. Kecamatan Tawangmangu
11. Kecamatan Ngargoyoso
12. Kecamatan Kerjo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
13. Kecamatan Jenawi
14. Kecamatan Jumapolo
15. Kecamatan Jumantono
16. Kecamatan Jatiyoso
17. Kecamatan Jatipuro
3. Kependudukan
Jumlah penduduk Karanganyar berdasarkan registrasi tahun 2008
sebanyak 851.366 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 421.717 jiwa
(49,53%) dan 429.649 jiwa (50,47%).
Gambaran tentang DP2KAD (Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah)
1. Sejarah Pendirian dan Perkembangan DP2KAD Kabupaten
Karanganyar
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004, bahwa pemberian
otonomi kepada daerah kabupaten dan kota didasarkan atas asas
desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan
bertanggungjawab. Berdasarkan asas desentralisasi tersebut, pemerintah
Kabupaten Karanganyar selaku pelaksana otonomi, mempunyai hak
dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
dalam rangka menggali potensi daerah guna meningkatkan daya guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dan hasil guna penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan serta
pelayanan kepada masyarakat sekaligus sebagai upaya peningkatan
stabilitas politik dan kesatuan bangsa.
Untuk melaksanakan pengelolaan sumber pendapatan daerah
sebagai pendapatan daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten
Karanganyar membentuk Dinas Pendapatan Daerah yang sekarang
berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah (DP2KAD). DP2KAD Kabupaten Karanganyar dibentuk untuk
melaksanakan tugas di bidang pengelolaan kekayaan daerah Kabupaten
Karanganyar, termasuk di dalamnya mengelola sumber pendapatan
yang ada di Kabupaten Karanganyar, DP2KAD bertanggungjawab
sebagai koordinator kegiatan memantau dan melaporkan semua
penerimaan yang diperoleh.
Terbentuknya DP2KAD di Kabupaten Karanganyar ini merupakan
wujud pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1950 tentang
pembentukan daerah-daerah Kabupaten dalam lingkungan provinsi Jawa
Tengah. Sebelum berubah menjadi DP2KAD, tahun 1971 hanyalah
Kabupaten Karanganyar. Kemudian atas dasar Keputusan Menteri Dalam
Negeri Nomor 363 Tahun 1977, tentang pedoman pembentukan susunan
organisasi dan tata kerja dinas daerah di bawah Bupati. Yang menjadi
dasar DP2KAD yaitu Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Kpud
7/12/41/101, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pendapatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Daerah Kabupaten/Kota. Dengan adanya kepurtusan tersebut, maka
dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 7
Tahun 1979, kemudian diperbaharui kembali dengan Peraturan Daerah
Kabupaten Karanganyar Nomor 9 Tahun 2001. Untuk maksud tersebut
perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati No. 100 tahun 2009
tentang Uraian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural pada DP2KAD
Kabupaten Karanganyar.
2. Fungsi, visi, misi, sasaran dan tujuan dari DP2KAD
DP2KAD Kabupaten Karanganyar mempunyai Tugas
Pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas
otonomi dan tugas pembantuan dibidang Pendapatan Daerah,
sedangkan fungsi DP2KAD Kabupaten Karanganyar yaitu :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah;
b. Perencanaan yang meliputi segala usaha dalam kegiatan untuk
merencanakan, mempersiapkan, mengolah, menelaah dan
penyusunan rumusan kebijakan teknis dibidang pendapatan
daerah, keuangan dan aset daerah;
c. Pelaksanaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk
menyelenggarakan pemungutan dan pemasukan pendapatan
daerah;
d. Penatausahaan yang meliputi segala usaha dan kegiatan
dibidang tata laksana dan hubungan masyarakat, hukum dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
perundang-undangan, kepegawaian, keuangan dan tata usaha
umum;
e. Koordinasi yang meliputi segala usaha dan kegiatan guna
mewujudkan kesatuan gerak, keserasian yang berhubungan
dengan peningkatan pendapatan daerah;
f. Pengawasan yang meliputi segala usaha dan kegiatan untuk
melaksanakan pengamanan teknis pelaksanaan tugas sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
VISI:
Menjadi dinas yang profesional di bidang pengelolaan sumber-sumber
pendapatan darah melalui program intesifikasi dan ekstensifikasi dalam
rangka mendukung Kabupaten Karanganyar menuju tingkat pendapatan
terkemuka di Jawa Tengah.
MISI:
1) Meningkatkan sumber daya pengelolaan pendapatan daerah
yang optimal
2) Meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang pendapatan
3) Meningkatkan pendapatan setiap tahun anggaran
4) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama yang harmonis
dengan semua pihak yang terkait dalam peningkatan
pendapatan daerah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
3. Susunan Organisasi DP2KAD Kabupaten Karanganyar
Susunan organisasi DP2KAD Kabupaten Karanganyar sesuai
Peraturan Bupati No. 100 Tahun 2009 tentang pedoman uraian tugas dan
fungsi jabatan struktural pada DP2KAD Kabupaten Karanganyar:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. Sub Bagian Perencanaan
2. Sub Bagian Keuangan
3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Pendaftaran dan Pendataan, terdiri dari:
1. Seksi Pendaftaran
2. Seksi Pendataan
d. Bidang Penetapan dan Penagihan, terdiri dari:
1. Seksi Penetapan
2. Seksi Penagihan
e. Bidang Anggaran, terdiri dari:
1. Seksi Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
2. Seksi Pengendalian Anggarn
f. Bidang Perbendaharaan dan Kas, terdiri dari:
1. Seksi Perbendaharaan dan Pengendalian Kas
2. Seksi Penerimaan dan Pengeluaran
g. Bidang Akuntansi dan Aset Daerah, terdiri dari:
1. Seksi Akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
2. Seksi Aset daerah
h. Unit Pelaksana Teknis
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Di bawah ini akan diuraikan tugas pokok dari kepala dinas,
sekertariat, kepala bidang pendaftaran dan pendataan, kepala bidang
penetapan dan penagihan, kepala bidang anggaran, kepala bidang
perbendahaaraan dan anggaran, kepala bidang akuntansi dan aset daerah.
Tugas pokok dari Kepala Dinas mencakup:
a. Merumuskan program kegiatan dinas berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
b. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
c. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan, informasi serta
untuk pengevaluasian permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang
optimal
d. Merumuskan kebijakan Bupati di bidang pendapatan, pengelolaan
keuangan dan aset daerah berdasarkan wewenang yang diberikan
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
e. Menyusun kebijakan teknis bimbingan dan pembinaan pendapatan
pengelolaan keuangan dan aset daerah berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar mampu meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
penyelenggaraan di bidang pendapatan pengelolaan keuangan dan aset
daerah
f. Merumuskasn rancangan keputusan, instruksi, edaran, petunjuk
pelaksanaan/ petunjuk teknis Bupati di bidang pendapatan dan belanja
untuk digunakan sebagai pedoman pengelolaan keuangan daerah
g. Mengendalikan pengujian terhadap pemungutan pajak daerah, retribusi
daerah agar realisasi pendapatan sesuai target
h. Mengendalikan pengujian kebenaran penagihan Surat Perintah
Membayar (SPM), Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
dan membina perbendaharaan selaku SKPD
i. Merumuskan rencana anggaran pendapatan, sumber-sumber
pendapatan dalam rangka penyusunan rancangan dan perubahan
rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
j. Melaksanakan pengawasan atas pekerjaan penagihan pajak daerah, dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) lainnya serta penagihan Pajak Bumi dn
Bangunan (PBB) yang dilimpahkan oleh Mentreri Keuangan kepada
daerah
k. Mengendalikan penerimaan setoran semua jenis pendapatan daerah
baik berupa uang tunai atau surat berharga
l. Mengendalikan penyetoran uang dan surat berharga milik daerah
kepada bank yang ditunjuk atas nama rekening kas umum daerah
m. Melaksanakan dan pengendalian operasional di bidang penyuluhan,
pendaftaran, pendataaan, penetapan, pembukuan, pelaporan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
penagihan pajak daerah, retribusi daerah, pendapatan lain yang sah,
pajak bumi dan bangunan berdasarkan perencanaan dan pelaksanaan
operasional yang agar benar-benar terkendali
n. Mengendalikan tata pengelolaan keuangan daerah dengan selektif
terhadap berbagai naskah yang masuk guna tercapainya tertib
administrasi
o. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
p. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
q. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan secara lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas
r. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Tugas pokok dari sekretaris, mencakup:
a. Merumuskan program kegiatan sekretariat berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang tersedia
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai denga
ketentuan yang berlaku
c. Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya,
memberikan arahan dan petunjuk secara lisan maupun tertulis guna
meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas
d. Melaksanakan koordinasi dengan kepala bidang lingkungan dinas baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapatkan masukan,
informasi serta untuk mengevaluasi permasalahan agar diperoleh hasil
kerja yang optimal
e. Merumuskan konsep kebijakan kepala dinas sesuai bidang tugas di
sekretariat
f. Merumuskan program kegiatan dinas berdasarkan hasil rangkuman
rencana kegiatan bidang-bidang
g. Melaksanakan pelayanan pengelolaan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan, perlengkapan,
rumah tangga sesuai ketentuan ynag berlaku guna kelancaran tugas
h. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran
(RKA)/ Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) atau Dokumen
Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
i. Mengkoordinasikan penyusunan Laporan Akuntabilitas kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas, Laporan Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Pertanggungjawaban Bupati (LKPJ) dan laporan sejenisnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
j. Melaksanakan bimbingan teknis fungsi-fungsi pelayanan administrasi
perkantoran sesuai pedoman dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku agar kegiatan kesekretariatan dilaksanakan secara efektif dan
efisien
k. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menialai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penialaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
l. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
m. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik secara
lisan maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran
pelaksanaan tugas
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Tugas Kepala Bidang Pendaftaran dan Pendataan, mencakup:
a. Merumuskan program kegiatan bidang pendaftaran dan pendataan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
d. Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris dan kepala bidang
lingkungan dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
e. Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan bidang pendaftaran
dan pendataan obyek dan subyek pajak dan retribusi daerah serta
pendataan PBB
f. Merumuskan rencana kerja dan program kegiatan pendataan ijin HO,
ijin bangunan dan ijin perumahan
g. Merumuskan rencana kerja dan kegiatan pendataan notaris/PPAT dan
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)
h. Mengkoordinasikan kegiatan pendataan dan pemeliharaan data Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) dengan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
i. Mengevaluasi dan menganalisa data obyek dan subyek serta wajib
pajak untuk dicek kebenarannya
j. Memeriksa pelaksanaan tugas bawahan di bidang pendaftaran dan
pendataan dengan memantau dan meneliti hasil kerja bawahan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
mengetahui kebenaran material dan formil serta untuk mengetahui
kesulitan, hambatan yang dihadapi dan memberikan jalan keluar
k. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
l. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
m. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas
n. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Tugas pokok Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan, mencakup:
a. Merumuskan program kegiatan di bidang penetapan dan penagihan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
d. Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris dan kepala bidang di
lingkungan dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
e. Merumuskan rencana kerja dibidang penetapan, penghitungan dan
penetapan pajak dan retribusi daerah yang terhutang serta
penghitungan besarnya angsuran atas permohonan wajib pajak dan
wajib retribusi daerah, kegiatan administrasi tentang ketetapan PBB
yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan
Ketetetapan Pajak (DHKP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai
pedoman pelaksanaan tugas
f. Merumuskan rencana kegiatan di bidang penagihan pajak daerah dan
retribusi daerah yang telah jatuh tempo, melayani keberatan dan
permohonan banding mengumpulkan dan mengolah data sumber
penagihan, data sumber penerimaan daerah lainnya di luar pajak
daerah dan retribusi daerah sebagai pedoman pelaksanaan tugas
g. Merumuskan rencana kerja di bidang di bidang pembukuan,
pelaksanaan pembukuan dan pelaporan mengenai realisasi penerimaan
dan tunggakan pajak daerah dan retribusi daerah dan Pajak Bumi dan
Bangunan sebagai pedoman pelaksanaan tugas
h. Melaksanakan penghitungan dan penetapan besar kecilnya pajak dan
retribusi daerah yang harus dibayar/dilunasi oleh wajib pajak dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
wajib retribusi dengan mengkaji data yang masuk sesuai pedoman
yang berlaku
i. Merekomendasikan surat perjanjian yang ada hubungannya dengan
tontonan untuk pemberian saran teknis pembayaran pajaknya
j. Mengkonsep surat keputusan ketetapan pajak dan retribusi daerah yang
akan diberikan kepada wajib pajak dan wajib retribusi agar diketahui
besarnya pajak dan retribusi
k. Melaksanakan tata pembukuan secara sistematis dan kronologis
mengenai realisasi penerimaan dan tunggakan pajak dan retribusi
daerah dan PBB sesuai kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis di
bidang pembukuan untuk tertib administrasi dan kelancaran
pelaksanaan tugas
l. Melaksanakan pelaporan mengenai realisasi penerimaan dan tunggaka
pajak dan retribusi daerah, Pajak Bumi dan Bangunan dan pengelolaan
benda-benda berharga sebagai bahan pengambilan
keputusan/kebijaksanaan selanjutnya
m. Melaksanakan penagihan pajak dan retribusi daerah yang telah
melampui jatuh tempo sesuai peraturan yang berlaku agar pembayaran
pajak dan retribusi daerh tertib dan lancar
n. Melaksankan pelayanan terheadap keberatan dan permohonan banding
dari wajib pajak dan retribusi daerah sesuai peraturan yang berlaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
o. Menghimpun laporan kegiatan program penagihan dengan rekapitulasi
laporan yang masuk sebagai bahan penyempurnaan dan perencanaan
yang akan datang
p. Mengkoordinasikan pelaksanakan tugas bawahan di bidang
penghitungan, penetapan, pembukuan dan pelaporan dengan
pemantauan dan meneliti hasil kerja bawahan untuk mengetahui
kebenaran materiil dan formil serta untuk mengetahui kesulitan
hambatan yang dihadapi dan pemberian jalan keluar
q. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
r. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
s. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebgai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas
t. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Tugas pokok Kepala Bidang Anggaran, mencakup:
a. Merumuskan program kegiatan di bidang anggaran berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber data yang
tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksanaan tugas
d. Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris dan kepala bidang
lingkungan dinas baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
e. Melaksankan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan APBD dan
perubahan APBD perkembangan sebagai bahan perumusan kebijakan
atasan
f. Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan bidang perencanaan
penyusunan dan pengendalian anggaran
g. Menyusun konsep rencana belanja daerah, baik belanja langsung
maupun belanja tidak langsung berdasarkan data Satuan Kerja
Perangkat Daerah dalam rangka penetapan APBD
h. Menyiapkan penyusunan rancangan APBD dan perubahan APBD
beserta lampirannya dan hasil pembahasan TAPD, dikirim ke dewan
untuk pembahasan lebih lanjut
i. Merumuskan penyusunan rancangan Perda dak Keputusan Bupati
tentang Pelaksanaan Perda APBD dan perubahan APBD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
j. Merumuskan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD
beserta lampirannya yang akan disampaikan pada rapat paripurna
dewan
k. Merumuskan konsep perda penetapan dan perubahan APBD beserta
lampirannya yang akan disampaikan pada rapat paripurna dewan
l. Menyusun nota keuangan APBD dan perubahan APBD
m. Melaporkan hasil pembahasan penyusunan RAPBD dan perubahan
kepada gubernur sebagai bahan evaluasi
n. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
o. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
p. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas
q. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Tugas pokok Kepala Bidang Perbendaharaan dan Kas:
a. Merumuskan program kegiatan bidang perbendaharaan dan kas
berdasaarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturn perundang-undangan
c. Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris dan kepala bidang di
lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan masukan, informasi serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
d. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksnaan tugas
e. Menyusun konsep peraturan, kepustusan dan edaran serta petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis bupati dalam rangka pelaksanaan
APBD
f. Merumuskan petunjuk teknis tentang perbendaharaan dan kas untuk
dasar pelayanan bagi para petugas dan bawahan
g. Menginventaris permasalahan bidang perbendaharaan dan ganti rugi
serta mengkoordinasi penyelesaiaannya
h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui sistem penilaian
yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
i. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
j. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Tugas pokok Kepala Bidang Akuntansi dan Aset Daerah:
a. Merumuskan program kegiatan ini akuntansi dan aset daerah
berdasarkan peraturan perunang-undangan yang berlaku dan sumber
data yang tersedia sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
b. Menjabarkan perintah atasan melalui pengkajian permasalahan dan
peraturan perundang-undangan agar pelaksanaan tugas sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c. Mengarahkan tugas bawahan sesuai bidang tugasnya baik secara lisan
maupun tertulis guna kelancaran pelaksnaan tugas
d. Melaksanakan koordinasi dengan sekretaris dan kepala bidang di
lingkungan dinas baik secara langsung maupun tidak langsung ubtuk
mendapatkan masukan, informasi, serta untuk mengevaluasi
permasalahan agar diperoleh hasil kerja yang optimal
e. Mengkoordinasi pelaksanaan baik langsung maupun tidak langsung
dengan bidang dan UPTD di lingkungan dinas maupun bendahara
pada SKPD terhadap keabsahan setoran pendapatan daerah maupun
terhadap SP2D, pengeluaran, dan pembiayaan yang telah diambil
(sesuai pembebanan rekening)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
f. Memberi pembinaan teknis akuntansi dan aset pada semua SKPD
seKabupaten Karanganyar sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
g. Menyusun laporan berkala/realisasi anggaran semesteran, tahunan,
neraca, aliran kas, dan catatan atas laporan keuangan daerah serta
laporan saet daerah
h. Melaksanakan pengawasan pembukuan secara sistematis dan
kronologis realisasi penerimaan pendapatan, belanja dan pembiayaan
serta aset daerah
i. Melaksanakan pengumpulan data dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan Satuan Kerja Pengolah Keuangan Daerah (SKPKD)
untuk dikompilasi/penggabungan guna penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Pelaksanan APBD
j. Mengkoordinasikan pelaksanaan penghapusan barang/aset daerah
sesuai peraturan perundangan yang berlaku
k. Menyiapkan bahan untuk penyusunan Laporan Pertanggungjawaban
Pelaksnaan APBD ke DPRD Kabupaten Karanganyar
l. Melaksanakan monitorong, evaluasi, dan menilai prestasi kerja
pelaksanaan tugas pelaksanaan tugas bawahan secara berkala melalui
sistem penilaian yang tersedia sebagai cerminan penampilan kerja
m. Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
n. Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan baik lisan
maupun tertulis sebagai bahan masukan guna kelancaran pelaksanaan
tugas
o. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan tugas
dan fungsinya
Adapun gambar/bagan struktur orpanisasi DP2KAD adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
4. Kepegawaian Dinas Pendapatan Pengelolaaan Keuangan dan Aset Daerah
Kabupaten Karanganyar
DP2KAD Kabupaten Karanganyar dalam menjalankan misinya didukung
oleh 101 pegawai, yang terdiri dari seorang kepala dinas, 25 pegawai di bidang
sekretariat, 13 pegawai di bidang pendaftaran dan pendataan, 19 pegawai di
bidang penetapan dan penagihan, 12 pegawai di bidang anggaran, 15 pegawai
di bidang perbendaharaan dan kasn, 16 pegawai di bidang akuntansi dan aset
daerah. Di bawah ini akan disajikan tabel tentang jumlah dan klasifikasi
pegawai menurut golongan, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.
Tabel 4.1
Klasifikasi dan Jumlah Pegawai Menurut Pangkat/Golongan
Di DP2KAD Kabupaten Karanganyar
No. Golongan PNS CPNS
1. IV B 2 -
2. IV A 4 -
3. III D 11 -
4. III C 13 -
5. III B 28 1
6. III A 14 -
7. II D 6 10
8. II C 5 -
9 II B 1 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
10. II A 2 -
11. I D 1 -
T o t a l 101
Sumber: DP2KAD Kabupaten Karanganyar
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai di DP2KAD
paling banyak bergolongan IIIB dan paling sedikit bergolongan I D.
Tabel 4.2
Klasifikasi dan Jumlah Pegawai Menurut Jenis Kelamin di DP2KAD
Kabupaten Karanganyar
Jeenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 60
Perempuan 41
Jumlah total 101
Sumber: DP2KAD Kabupaten Karanganyar
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas pegawai yang ada di
DP2KAD Kabupaten Karanganyar adalah laki-laki.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.3
Klasifikasi Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan di DP2KAD
Kabupaten Karanganyar
Tingkat Pendidikan Jumlah
Pasca Sarjana/S2 21
Sarjana/S1 34
Diploma/D3 17
SMA 24
SMP 3
SD 2
Jumlah total 101
Sumber:DP2KAD Kabupaten Karaanganyar
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pegawai
DP2KAD paling banyak adalah sarjana/S1, dan yang paling sedikit berpendidikan
SD.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Aplikasi Fungsi Manajemen oleh DP2KAD
Melihat beberapa fungsi yang menjadi kewenangan DP2KAD,
sesuai dengan Peraturan Bupati No. 100 tahun 2009 yang antara lain
adalah melakukan perencanaan, koordinasi, dan pelaksanaan atas
pekerjaan penagihan pajak, retribusi, dan pendapatan daerah lainnya dan
merencanakan serta mengendalikan operasional pajak, retribusi daerah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
pendapatan daerah lainnya dan peran tersebut dapat dilihat sejauh mana
kesiapan daerah dalam pelaksanaan otonomi karena yang menjadi salh
satu tolok ukurrnya adalah aspek finansial dan aspek tersebut terspesifik
menjadi seberapa besar kontribusi dari Pendapatan Daerah terhadap
Anngaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang mana dengan melihat hal
tersebut akan dapat mencerminkan tingkat ketergantungan dari
pemerintahan daerah terhadap pemerintahan pusat. Oleh sebab itu
peningkatan pendaptan daerah menjadi masalah yang cukup sentral yang
harus disikapi oleh pemerintah daerah.
Melihat besarnya peran yang diemban oleh DP2KAD demi
mewujudkan visi
pengelolaan sumber-sumber pendapatan daerah melalui program
intesifikasi dan ekstensifikasi dalam rangka mendukung Kabupaten
maka diperlukan suatu upaya yang bersifat rutin, khusus dan terfokus
untuk dapat merealisasikan visi tersebut.
Mengetahui realitas pertumbuhan pendapatan daerah, maka perlu
diketahui mengenai bagaimana aplikasi fungsi manajemen oleh DP2KAD
Kabupaten Karanganyar khususnya aparat yang bekerja di dalamnya
dalam rangka melakukan upaya pengelolaan pendapatan daerah sehingga
dapat mencapai target-target yang telah direncanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
a. Perencanaan
Dalam menjalankan perannya, DP2KAD melaksanakan salah
satu fungsinya yaitu perencanaan. Dalam kegiatan ini DP2KAD
menyerahkan segala target penerimaan yang akan dicapai kepada
masing-masing SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pengelola
pendapatan daerah. Hal tersebut dilaksanakan karena SKPD lebih
mengetahui detail operasionalisasi dari bidang yang dikelola.
Dalam kegiatan perencanaan DP2KAD selalu memanggil
masing-masing SKPD untuk memberikan laporan mengenai target
yang akan dicapai SKPD tersebut, yang kemudian setelah melihat
hasil dari perencanaan dan realisasi, dilakukan analisis potensi.
Kemudian ditetapkan dan kegiatan pemungutan pendapatan daerah
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Bapak
Hendro Pranoto selaku Kasubag Perencanaan.
oleh SKPD terkait sehingga akan diketahui secara detail bentuk-bentuk potensi yang akan digali, namun kemudian DP2KAD melakukan analisis potensi dengan melihat kondisi lapangan dan realitas tahun-31 Maret 2012)
Sehingga dengan kegiatan tersebut akan lebih obyektif dalam
kegiatan pengelolaan pendapatan daerah. Dalam perencanaan juga
akan ditindak lanjuti dengan pertemuan setiap jangka waktu 3
bulan sekali. Hal tesebut dipaparkan oleh Bapak Hendro Pranoto
selaku Kasubag Perencanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
tercapainya realisasi pendapatan daerah kami selalu melakukan pertemuan setiap tiga bulan sekali,mbak. Di pertemuan itu nanti kita akan membahas tiga
Untuk lebih memudahkan dalam penghitungan pencapaian
target pendapatan daerah, DP2KAD selalu membagi target tersebut
menjadi target perbulannya. Hal tersebut juga dikatakan oleh
Kasubag Perencanaan.
(Wawancara 31 Maret 2012)
Dengan begitu memudahkan untuk SKPD maupun DP2KAD
sendiri dalam mencapai target yang telah ditentukan. Setiap bulan
bisa tidak menyulitkan untuk memantau apakah target sudah
terealisasi atau belum.
b. Koordinasi
Koordinasi merupakan langkah yang dilakukan oleh DP2KAD
Kabupaten Karanganyar dalam melaksankan fungsinya untuk
menjalin kerjasama dan integritas antar dinas di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Karanganyar.
Dalam rangka untuk meningkatkan Pendapatan Daerah
Kabupaten Karanganyar, dilakukan koordinasi secara bertahap. Tahap
pertama adalah dengan merumuskan program kerja anggaran artinya
yaitu dengan menyerahkan ke masing-masing SKPD yang mengelola,
hal ini dilakukan untuk menjamin objektivitas di lapangan, setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
rencana dari masing-msing dinas pengelola salah satunya dengan
melihat realisasi penerimaan tahun lalu dari masing-masing SKPD
maupun potensi. Setelah terjadi kesepakatan kemudian diajukan ke
DPRD untuk memperoleh legalitas untuk dilaksanakan.
Tahap kedua adalah melaksanakan program kerja tersebut dan
memberikan laporannya setiap tiga bulan sekali dalam satu tahun
anggaran terhadap DP2KAD mengenai capaian hasil program kerja,
apakah perlu diadakan penyesuaian atau tidak. Hal tersebut seperti
yang dikemukakan oleh Sekertaris, Bapak Handoko.
atau sudah melebihi target maka harus disesuaikan sehingga dalam bulan berikutnya mampu memperoleh peningkatan. Nah dalam hal pencapaian target ketika tidak mampu mencapai dan hal tersebut masih masih dalam koridor eksternal maka maka dapat disesuaikan sesuai tingkat
Dalam rapat koordinasi dengan SKPD pengelola setiap 3 bulan
sekali, yaitu untuk mengklarifikasi mengenai pencapaian target,
diadakan audit mengenai mengenai hasil yang dicapai. Jika tidak
mencapai target, harus diadakan penyuluhan kepada personel/SKPD
yang mengelola untuk dapat mencapai target.
Adapun SKPD yang berkoordinasi dengan DP2KAD antara
lain seperti terlihat dalam tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
Tabel 4.4 SKPD/Instansi Pengelola Pendapatan Asli Derah yang Berkoordinasi dengan
DP2KAD
No Nama Instansi Bidang dalam Koordinasi
1. Dinas Kesehatan - Ret. Pelayanan Kesehatan - Ret. Pelayanan Perbaikan & Pemeliharaan Alat Kesehatan - Ret. Pelayanan Laboratorium Kesehatan
2. DKP (Dinas Kebersihan & Pertamanan) - Ret. Pelayanan Persampahan/Kebersihan - Ret. Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Mayat - Ret. Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus
3. Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil)
- Ret. Penggantian Biaya KTP & Akta Catatan Sipil
4. BPPT (Badan Pelayanan Perijinan Terpadu)
- Ret. Ijin Gangguan/Keramaian - Ret. Ijin Lokasi - Ret. Ijin Tower - Ret. Ijin Perfilman & VCD - Ret. Ijin Lembaga Pelatihan Kerja - Ret. Ijin Penggunaan Jalan - Ret. Ijin Usaha Pengelolaan Pariwisata
5. Dinas Pariwisata - Retribusi Tempat Rekreasi & Olah Raga 6. DISPERINDAGKOP (Dinas
Perindustrian, Perdagangan, & Koperasi) - Retribusi Pelayanan Pasar - Retribusi Surat Ijin Usaha Perdagangan
7. Dinas Peternakan & Perikanan - Ret. Rumah Potong Hewan 8. PLN - Pajak Penerangan Jalan 9. BPN (Badan Pertanahan Nasional) - Ret. Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah
10. Dinas Pertanian - Ret. Ijin Penggilingan Padi 11. Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informasi - Ret. Pelayanan Parkkir di Tepi Jalan Umum - Ret. Pengujian Kendaraan Bermotor - Ret. Terminal - Ret. Tempat Khusus Parkir - Ret. Tempat Khusus Parkir - Ret. Ijin Trayek
Sumber: DP2KAD Kabupaten Karanganyar
Dalam hal ini DP2KAD tidak hanya melakukan dengan
koordinasi eksternal saja (SKPD lain), tetapi juga melakukan
koordinasi secara internal antar bagian maupun bidang. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan oleh Sekertaris, Bapak Handoko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Koordinasi antar secara internal antar bidang maupun bagian untuk setiap kegiatan yang dikoordinir oleh Sekertaris dan dilakukan pengawasan oleh bapak Kepala Dinas. Biasanya
Koordinasi internal tersebut dilakukan satu bulan sekali pada
akhir bulan tujuannya sebagai evaluasi kegiatan, dalam koordinasi
tersebut diikuti oleh para kepala bidang dan kepala seksi. Dengan
hasil dari dilaksanakannya koordinasi tersebut dapat mendeteksi
kendala-kendala dalam pemungutan maupun pencapaian target yang
harus dipenuhi.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan salah satu tindakan untuk
mengaplikasikan perencanaan agar mencapai target yang diinginkan.
Setelah DP2KAD menetapkan target Pendapatan Daerah, tugas
selanjutnya adalah melaksankan agar target tersebut terealisasi.
DP2KAD berusaha keras agar target yang telah ditentukan
tersebut bisa terealisasinya. Salah satunya yaitu melalui pendekatan
dengan para wajib pajak. Hal itu dikatakan oleh Kepala Bidang
Penetapan dan Penagihan, Bapak Joko Dwihanto.
kalau kita masih beranggapan seperti itu nanti wajib pajak malah terkesan ditekan dengan membayar pajak. Jadi harus
Dengan melakukan pendekatan personal dengan masyarakat atau
wajib pajak maka akan timbul kesadaran dari msyarakat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
membayar pajak tepat waktu. Dengan membayar pajak tepat waktu
maka akan meningkatkan jumlah pendapatan daerah.
DP2KAD sangat mengeliminir adanya tunggakan. Jika ada
wajib pajak yang akan jatuh tempo bisanya DP2KAD langsung
melakukan penagihan. Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Bidang
Penetapan dan Penagihan, Bapak Joko Dwihanto.
Karna kalau ada tunggakan akan sulit juga. Tunggakan tetap ada pasti. Tapi kita melakukan pendekatan-pendekatan secara individu. Sistem kita untuk jatuh tempo biasanya satu bulan. Untuk minggu ke dua kita konfirmasi, sanggup kapan. Disitu
Wawancara 31 Maret 2012)
Di tahun 2011 ini DP2KAD mampu mencapai realisasi PBB
(Pajak Bumi dan Bangunan) 116%. Hal tersebut merupakan prestasi
yang sangat bagus mengingat di tahun-tahun sebelumnya PBB tidak
bisa mencapai 100%.
Dalam pelaksanaan DP2KAD tidak dapat bekerja sendiri
untuk mencapai target pendapatan daerah, harus selalu bersinergi
dengan dinas-dinas yang lain agar lebih mudah melakukan upaya-
upaya dalam meningkatkan pendapatan daerah. Di tahun 2011
DP2KAD mampu mencapai target 117%.
Dalam rangka merealisasikan target yang telah ditetapkan,
direncanakan sebelumnya dan melaksanakan tugas serta fungsinya
serta mampu mengatasi masalah yang timbul pada waktu perencanaan
yang merupakan peran dari DP2KAD, masalah yang dimaksud adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
masalah yang akan dihadapi oleh DP2KAD diantaranya adalah
rendahnya ketaatan dan kesadaran masyarakat dalam membayar pajak
dan retribusi daerah. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak Joko
Widahanto, selaku Kepala Bidang Penetapan dan Penagihan,
tan dan kesadaran wajib pajak. Kesadaran masyarakat kita bagi menjadi dua. Masyarakat pedesaan dan perkotaan. Kan ada dua itu. Untuk pedesaan saya yakin sudah
2012)
Masyarakat di pedesaan memiliki kesadaran membayar pajak
lebih tinggi dibandingkan masyarakat perkotaan. Masyarakat
perkotaan mempunyai kesibukan yang sangat tinggi, seehingga tidak
ada waktu. DP2KAD menyiasati hal tersebut dengan jemput bola,
agar target pendapatan daerah bisa tercapai.
Kendala tersebut dapat memberikan pandangan dalam kegiatan
perencanaan DP2KAD untuk mempelajari berbagai kekurangan dan
kelebihan dari pengalaman sebelumnya yang kemudian dituangkan ke
dalam strategi/kebijakan yang bertujuan untuk lebih mengoptimalkan
peran yang diembannya dalam meraih target penerimaan pendapatan
daerah. Hal ini senada seperti yang diungkapkan oleh Bapak Hendro
Pranoto selaku Kasubag Perencanaan.
penerimaan pendapatan kami mendasarkan pada kendala-kendala yang terjadi pada waktu lalu sehingga kami bisa melakukan antisipasi melalui suatu strategi untuk dapat mengeliminir kendala
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah secara rutin
yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang selama ini dilakukan yaitu
kegiatan yang bersifat rutinitas dan terfokus pada kegiatan
intensifikasi mekanisme pengelolaan pendapatan yang diharapkan
dengan lebih mengintensifkan kegiatan rutinitas tersebut dapat
mengatasi berbagai kendala yang dihadapi sebelumnya sehingga dapat
memperlancar tugas serta mampu mendorong peningkatan pendapatan
daerah. Adapun aktivitas kegiatan rutinitas tersebut antara lain:
a. Intensifikasi pendataan objek pajak dan retribusi guna menjamin
aktualisasi database yang dimiliki
b. Intensifikasi penagihan pajak dan retribusi baik melalui mekanisme
panggilan maupun penagihan langsung oleh petugas pungut
c. Intensifikasi kegiatan penyuluhan pajak dan retribusi
d. Intensifikasi pengawasan internal baik yang dilaksanakan secara
langsung oleh pimpinan unit maupun melalui dari eksternal seperti
BPK maupun Inspektorat Provinsi maupun Kabupaten.
Kegiatan rutinitas ini memang mengalami peningkatan, yaitu
lebih intensif, karena dari kegiatan yang dulunya hanya berorientasi
dikemukan oleh Bapak Joko Dwihanto, selaku Kabid Penetapan &
Penagihan.
objek pajak di kantor. Tetapi sekarang petugas melakukan pengecekan langsung ke lokasi atau jemput bola. Kalau di kebijakan PBB adala istilah operasi sisir, dimana kita melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
penyisiran kepada masyarakat. Karena proses PBB kan panjang.
2012)
Dari sini terlihat adanya pengupayaan dalam arti bahwa aparat
DP2KAD secara proaktif mau melaksanakan kegiatan yang lebih baik
atau bekerja keras secara lebih baik dalam meningkatkan pengelolaan
pendapatan daerah.
Kemudian selain kegiatan pengintesifan diatas upaya yang
lebih bersifat internal juga dilakukan yaitu dengan menjalin koordinasi
yang kooperatif antar unit bidang guna membentuk sinergi yang lebih
solid dalam pelaksnaan tugas, adanya mekanisme kerja yang
menjamin adanya sistem pelayanan yang cepat dan tepat, serta aspek
tersedianya sarana dan pra sarana untuk kelancaran tugas. Adapun
perlengkapan yang terdapat di DP2KAD antara lain:
Tabel 4.5 Tabel Daftar Inventaris DP2KAD s/d Januari 2012
No. Jenis Inventaris Jumlah 1. Bangunan Gedung 1 unit 2. Kendaraan Roda Dua 54 unit 3. Kendaraan Empat 10 unit 4. Komputer 10 unit 5. Printer 6 unit Sumber: DP2KAD Kabupaten Karanganyar
Perlengkapan tersebut dirasa telah memadai dengan perawatan,
penggantian yang diperlukan, untuk kendaraan roda dua sudah cukup
memadai karena diperlukan dalam rangka pemantauan dan sosialisasi
maka dalam kegiatan pelaksanaan tersebut dibutuhkan kunjungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
secara langsung dan hal ini merupakan salah satu langkah proaktif dari
DP2KAD dalam peningkatan penendapatan daerah.
Dalam melakukan kegiatan sosialisasi, dilakukan untuk
meningkatkan pemahaman serta kesadaran dari masyarakat terhadap
hak dan kewajiban yang harus dipenuhi, yang mana secara tidak
langsung dapat mendongkrak penerimaan pendapatan daerah karena
adanya pemahaman yang nyata mengenai pajak dan retribusi.
Kemudian mengenai pengawasan terhadap internal personel telah
mengalami suatu tingkat pengintensifan, hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi aparat yang kurang tanggap akan tugas dan
kewajibannya, mangkir serta aparat yang secara sengaja ingin
melakukan tindakan korupsi sehingga dapat mencemari DP2KAD dan
akan mempengaruhi kinerja pencapaian target penerimaan pendapatan
daerah.
d. Pengawasan
Dalam pelaksanaan DP2KAD juga tidak lepas dari
pengawasan internal maupun eksternal. Pengawasan dari internal
dilakukan oleh Kepala Dinas sedangkan pengawasan eksternal
dilakukan oleh BPK ( Badan Pengawas Keuangan) dan Inspektorat
Kabupaten maupun Inspektorat Provinsi.
Pengawasan internal selalu dilakukan setiap satu bulan sekali,
tetapi pengawasan ekternal yaitu oleh BPK atau Inspektorat
Kabupaten maupun Provinsi tergantung oleh lembaga tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Sehingga DP2KAD harus siap apabila sewaktu-waktu BPK maupun
Inspektorat memeriksa.
Untuk memudahkan dalam pengawasan perkembangan dari
setiap pendapatan, DP2KAD mempunyai program SIMDA yaitu
Sistem Informasi Manajamen Daerah, terdiri dari tiga yaitu SIM
(Sistem Informasi Manajemen) Keuangan Daerah mengelola
keuangan daerah, SIM PBB mengelola tentan Pajak Bumi dan
Bangunan, dan MAPADA (Manual Pendapatan Daerah). Dengan
adanya program tersebut setiap perkembangan yang terjadi dapat
dipantau terus-menerus. Seperti yang dikemukakan oleh Bapak
Handoko selaku Sekertaris:
Saya biasanya memantau perkembangan pendapatan daerah hanya dengan melalui SIMDA dan SIM PBB. Jadi setiap detik maupun menit saya tahu perkembangannya bagaimana.
Sayangnya, masih ada pegawai DP2KAD yang masih buta
akan teknologi yang dipergunakan dalam pengelolaan pendapatan
daerah tersebut.
Dalam hal ini DPRD khususnya komisi C juga melaksanakan
kegiatan pengawasan pengenaan objek pajak dan retribusi baru, serta
kelancaran pengelolaan pendapatan daerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
C. Analisis Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten
Karanganyar
Pendapatan daerah merupakan sumber daya yang harus digali
secara optimal. Kemampuan pemerintah daerah dalam meningkatkan
sumber pendapatan daerah yaitu dengan melakukan peningkatan PAD
(Pendapatan Asli Daerah). Di setiap daerah pasti menginginkan
peningkatan Pendapatan Asli Daerah yang selalu meningkat. Masing-
masing daerah memiliki potensi yang berbeda-beda dalam meningkatakan
penerimaan PADnya.
Dalam setiap tahunnya total penerimaan PAD Kabupaten
Karanganyar selalu mengalami peningkatan. Walaupun pada tahun 2010
penerimaan PAD tidak mencapai target. Berikut disajikan mengenai PAD
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, terlihat tahun capaian realisasi dari
target yang direncanakan serta kenaikan dari tahun ke tahun.
Tabel 4.6 Target dan Realisasi PAD tahun 2007-2011
No Tahun Target Realisasi Prosentase Realisasi 1. 2007 44.317.357.000 45.655.741.180 103,02% 2. 2008 51.365.016.000 52.495.046.350 102,20% 3. 2009 69.524.990.000 73.397.531.940 105,57% 4. 2010 78.436.531.000 75.420.216.512 96,10% 5. 2011 88.251.346.000 104.080.774.286 116,00%
Penurunan secara signifikan terjadi pada tahun 2010 yaitu realisasi
target kurang dari seratus persen, yakni 96,1%. Padahal di tahun
sebelumnya selalu terealisasi di atas seratus persen. Di tahun 2011
DP2KAD berusaha keras sehingga penerimaan PAD bisa mencapai 116%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Di bawah ini akan disajikan tabel mengenai prosentase
peningkatan PAD dari tahun ke tahun.
Tabel 4.7 Tabel Prosentase Peningkatan PAD
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa prosentase peningkatan
PAD dari tahun ke tahun selalu meningkat. Prosentase peningkatan PAD
yang paling signifikan adalah dari tahun 2008 ke 2009. Sedangkan
prosentase peningkatan PAD yang paling sedikit adalah di tahun 2009 ke
tahun 2010. Kecenderungan yang dapat tercermin dari hal diatas adalah
DP2KAD selaku dinas yang mengelola pendapatan, keuangan dan aset
daerah di Kabupaten Karanganyar mampu berperan dalam upaya
peningkatan PAD.
D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Pendapatan Daerah
1. Faktor Pendukung
a. Peraturan dan Prosedur Pengelolaan Pendapatan Daerah
Organisasi dalam bekerja selalu menggunakan peraturan atau
prosedur yang menjadi pedoman pelaksanaan tugas yang harus dilakukan,
dan setiap ayat dalam pendapatan daerah juga menggunakan aturan dan
prosedur tertentu dalam pelaksanaannya , karena setiap ayat tersebut
No. Tahun Realisasi Prosentase Peningkatan PAD
1. 2.
2007 2008
45.655.741.180 52.495.046.350
13,03%
3. 2009 73.397.531.940 28,47% 4. 2010 75.420.216.512 2,68% 5. 2011 104.080.774.286 27,54%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
mempunyai objek tersendiri dan berbagai karakteristik yang berbeda-beda
begitu juga dengan pengelolanya. Memang dalam pemungutan masing-
masing pendapatan daerah telah menggunakan aturan tersendiri.
b. Kesempatan untuk mengikuti pendidikan teknis fungsional
Salah satu upaya yang dilakukan oleh DP2KAD dalam rangka
untuk lebih meningkatkan daya apresiasi dan kemampuan yang bemuara
pada terciptanya SDM yang handal dan mampu mengatasi segala
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari
DP2KAD, yaitu dengan memberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan baik itu bersifat formal maupun teknis fungsional kepada para
pegawai.
Berikut disajikan data mengenai diklat yang merupakan pendidikan
teknis fungsional yang pernah diikuti oleh pegawai DP2KAD Kabupaten
Karanganyar.
Tabel 4.8 Pendidikan Teknis Fungsional yang Diikuti Pegawai DP2KAD
No Nama Pangkat/Golongan Jabatan Tahun Diklat
1. Drs. Tatag Prabawanto B, M.M. Pembina Tk I (IV/b)
Ka. DP2KAD Diklatpim II 2009
2. Christiani Nurendah W, S.H,M.M Pembina Tk I (IV/b)
Kabid. Pendaftaran & Pendataan
Diklatpim III 2010
3. RM. Handoko, S.H Pembina (IV/a) Sekertaris Diklatpim III 2010
c. Kesempatan Melanjutkan Pendidikan Formal
Sejalan dengan tuntutan pelaksanaan fngsi DP2KAD dalam
meningkatkan kualitas dibutuhkan pendidikan yang memadai karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
dirasakan makin komples dan banyaknya masalah yang ditimbulkan dalam
upaya meningkatkan penerimaan pendapatan daerah. Dalam kualitas ini
anggota DP2KAD diberikan kesempatan untuk melanjutkan pada
pendidikan formal yang lebih tinggi, seperti yang dikemukakan oleh
Sekertaris, Bapak Handoko.
kesempatan kepada pegawai untuk melanjutkan pendidikan formal, misal dari SMA bisa melanjutkan ke jenjang
Berikut disajikaan data mengenai pegawai yang melanjutkan
pendidikan formal di DP2KAD Kabupaten Karanganyar.
Tabel 4.9 Jumlah Pegawai DP2KAD Kabupaten Karanganyar yang
Melanjutkan Pendidikan Formal (2007-2011)
No. Yang melanjutkan pendidikan formal Jumlah 1. SMA melanjutkan ke S1 5 2. D3 melanjutkan S1 10 3. S1 melanjutkan S2 7
Sumber:DP2KAD Karanganyar
Dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan pegawai, tidak
menjadi alasan utnuk lebih menonjolkan diri sebagi bagian dari DP2KAD
yang mempunyai nilai lebih dalam berbagai hal. Karena di DP2KAD
semua mempunyai kedudukan dan kesempatan yang sama dalam
memberikan sumbangan sebagai wujud pengabdian, sehingga apabila
terdapat perbedaan dalam tingkat pendidikan tidak menjadi halangan,
namun justru akan memacu semangat dalam meningkatkan prestasi
sehingga pegawai dapat membekali dirinya agar tercapai peningkatan
kualitas dalam DP2KAD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Evaluasi yang juga dilakukan untuk lebih meningkatkan kinerja
dari pegawai, yaitu dengan pimpinan memberikan promosi berdasarkan
prestasinya. Hal tersebut dikatakan oleh Sekertaris.
prestasi pegawai, kalau prestasinya bagus, mereka akan ditempatkan ke posisi yang
Penerimaan pegawai DP2KAD dilaksanakan melalui penerimaan
pegawai negri, yang dilakukan sesuai kebijakan dari pemerintah daerah.
d. Adanya layanan mobil PARYATTI
Dalam rangka meningkatkan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) di Kabupaten Karanganyar, Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Karanganyar
bersama Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa/ Kelurahan dan
BPR BKK kecamatan melaksanakan kegiatan jemput bola.
Pembayaran PBB sore hari dari pukul 16.00-19.00 melalui Program
PARYATTI (Pajak Rakyat Terurusi Tenteram Indonesia).
Layanan Program PARYATTI dilakukan melalui mobil
layanan yang berkeliling dari satu daerah kedaerah lain, sehingga
memudahkan mayarakat di daerah yang ingin membayar Pajak PBB.
PARYATTI diresmikan pada tanggal 19 Agustus 2009
Diharapkan dengan Program PARYATTI ini, masyarakat dengan
mudah dapat terlayani dan mempunyai kesadaran yang dalam
pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dan dapat meningkatkan PAD.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
e. Menjalin kemitraan dengan kelompok kegiatan
Kelompok kegiatan disini terdiri dari dari perkumpulan para
objek pajak antara lain PHRI (Pengusaha Restoran dan Hotel
Indonesia), IPAD (Ikatan Pembuat Akta tanah Daerah), dan
Paguyuban PKL.
Menjalin kemitraan dengan kelompok kegiatan dapat
memudahkan dalam melakukan sosialisasi. PHRI misalnya dengan
begitu dapat meningkatkan penerimaan retribusi hotel dan restoran.
f. Membentuk Kelompok Kerja Tim Audit
Pembentukan tim audit dengan memberdayakan sumber daya
manusia dalam rangka pemeriksaan pajak dan retribusi dengan maksud
mendeteksi kebenaran pembayaran pajak maupun retribusi serta
sweeping tunggakan. Cakupan objek pemeriksaan dari tim ini meliputi
kewajiban pajak dan retribusi yang harus dibayar oleh pengushaa yang
diperiksa. Sehingga jangka panjang dapat tercipta suasana yang
kondusif untuk pemungutan pajak dan retribusi daerah dalam arti dapat
menghilangkan tunggakan dan meningkatkan kesadaran wajib pajak
dan retribusi sehingga target pendapatan daerah dapat tercapai.
g. Strategi menangani tunggakan
Strategi ini adalah jenis kebijakan yang berorientasi pada
upaya merealisasikan tunggakan baik dengan persuasuive maupun law
enforcement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
a. Kepada PPAT yang berhasil memasukkan pajak PBB diberikan
fee operasional 0,05% dari perolehan pajak PBB tersebut
b. Membentuk tim pembentukan reklame untuk melakukan
pembongkaran reklame yang tidak berijin atau tidak dibayar
pajaknya
c. Sosialisasi perpajakan daerah kepada objek pajak dan retribusi
melalui sarasehan kelurahan dan paguyuban
2. Faktor Penghambat
a. Belum tersedianya jadwal layanan mobil PARYATTI
Layanan mobil PARYATTI disediakan untuk memudahkan
masyarakat dalam membayar PBB. Tetapi pihak DP2KAD belum
memberikan jadwal yang pasti mengenai jadwal dimana dan kapan
mobil tersebut memberikan pelayanan.
b. Partisipasi Masyarakat dalam Membayar Pajak
Kesadaran masyarakat akan membayar pajak sangat menentukan
dalam pengelolaan pendapatan daerah. Kesadaran masyarakat
dibedakan menjadi dua, dimana kesadaran masyarakat pedesaan
dalam membayar pajak lebih tinggi jika dibandingkan dengan
masyarakat perkotaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
c. Masih banyak pegawai yang kurang menguasai teknologi
Semakin pesatnya perkembangan teknologi harus diimbangi
dengan kualitas Sumber Daya Manusia agar dapat mengoperasikan
teknologi tersebut. Sudah tersedianya sistem informasi manajemen
yang memadai di DP2KAD seperti SIMDA maupun SIM PBB
juga harus diikuti dengan kemampuan mengoperasikan teknologi
tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pemabahasan pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan bahwa DP2KAD sudah mengaplikasikan fungsi
manajemen dengan baik, antara lain;
1. Dalam perencanaan, DP2KAD sudah menjalankan dengan baik. Hal
tersebut terbukti karena DP2KAD dengan melakukan perancanaan
secara rutin maka didapatkan detail operasionalisasi dari bisang-
bidang yang mengelola pendapatan daearah.
2. Sementara itu koordinasi juga sudah dilakukan dengan baik oleh
DP2KAD. Yaitu dengan melakukan koordinasi internal di setiap
bulannya dan koordinasi ekternal setiap tiga bulan sekali. Dengan
koordinasi tersebut dapat meminimalisir kendala-kendala dalam
pencapaian pengelolaan pendapatan daerah.
3. Dalam hal pelaksanaan, DP2KAD juga sudah melaksanaan dengan
baik. Usaha yang paling nyata dilakukan adalah dengan mengurangi
tunggakanm yaitu dengan melakukan jemput bola ke wajib pajak
maupun retribusi.
4. Pengawasan terdiri dari pengawasan internal maupun pengawasan
eksternal. Dimana pengawasan internal rutin dilakukan oleh Kepala
110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
Dinas dengan memantau perkembangan pendapatan daerah melalui
SIMDA, SIM PBB maupun MAPADA. Sedangkan, pengawasan
eksternal dilakukan oleh BPK, Inspektorat Kabupatan maupun
Inspektorat Provinsi dan DPRD.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran kepada
DP2KAD antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan pegawai DP2KAD dalam pengoperasian
teknologi. Yaitu dengan memberikan pelatihan mengenai
pengoperasian komputer, supaya semua pegawai dapat menguasai
akan teknologi SIMDA maupun SIM PBB.
b. Layanan program Mobil PARYATTI yang ada sudah memudahkan
wajib pajak dalam membayar PBB, tetapi jadwal pelayanan mobil
tersebut belum mengumumkan jadwal yang pasti. Hendaknya
DP2KAD memberikan kepastian jadwal dimana dan kapan mobil
PARYATTI memberikan layanan.