Apip 2010 (Final)

63
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawasan intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting untuk memberikan jaminan yang memadai bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan/negara serta ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) tahun 2010 disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara (Permenpan) No. PER/35/M.PAN/10/2006 tanggal 17 Oktober 2006. Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja pengawasan Inspektorat Jenderal (Itjen) sebagai Aparat Pengawasan Internal Kementerian Luar Negeri, baik melalui kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh Itjen terhadap Satuan Kerja (Satker) di Pusat dan Perwakilan RI di luar negeri, maupun kegiatan pemantauan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Selain itu, dari laporan ini dapat diketahui permasalahan-permasalahan yang menjadi temuan pemeriksaan, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan masukan kepada 1

Transcript of Apip 2010 (Final)

Page 1: Apip 2010 (Final)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengawasan intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang

penting untuk memberikan jaminan yang memadai bagi tercapainya

efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan

pemerintahan/negara serta ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan negara yang

bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Laporan hasil pengawasan Aparat Pengawasan Internal Pemerintah

(APIP) tahun 2010 disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Negara

Pemberdayaan Aparatur Negara (Permenpan) No.

PER/35/M.PAN/10/2006 tanggal 17 Oktober 2006. Laporan ini

diharapkan dapat memberikan informasi tentang kinerja pengawasan

Inspektorat Jenderal (Itjen) sebagai Aparat Pengawasan Internal

Kementerian Luar Negeri, baik melalui kegiatan pemeriksaan yang

dilakukan oleh Itjen terhadap Satuan Kerja (Satker) di Pusat dan

Perwakilan RI di luar negeri, maupun kegiatan pemantauan

penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK). Selain itu, dari laporan ini dapat diketahui

permasalahan-permasalahan yang menjadi temuan pemeriksaan,

sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan masukan kepada

Pimpinan dalam pembuatan kebijakan/pengambilan keputusan untuk

melakukan langkah-langkah pencegahan dan perbaikan atas

kekeliruan/ketidaktertiban.

1

Page 2: Apip 2010 (Final)

B. DASAR HUKUM

1. Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan

Organisasi Kementerian Negara.

2. Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan

Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

3. Keputusan Menteri Luar Negeri No. SK.05/A/OT/IV/2004/02

tanggal 30 April 2004 tentang Perubahan atas Lampiran

Kepmenlu No. 03/A/OT/XII/2002/02 tanggal 31 Desember 2002

tentang Pedoman Umum Implementasi Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah RI di Lingkungan Departemen Luar

Negeri dan Perwakilan RI di Luar Negeri.

4. Keputusan Menteri Luar Negeri No. SK.06/A/OT/VI/2004/01 Tahun

2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan RI di Luar

Negeri.

5. Peraturan Menteri Luar Negeri No. 02/A/OT/VIII/2005/01 Tahun

2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Luar Negeri.

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.

PER/35/M.PAN/10/2006 tentang Juklak Penyusunan Laporan Hasil

Pengawasan Tahunan APIP.

C. TUGAS DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Permenlu No. 02/A/OT/VIII/2005/01 Tahun 2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Departemen Luar Negeri, Inspektorat

Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap

pelaksanaan tugas di lingkungan Departemen.

Dalam melaksanakan tugasnya, Inspektorat Jenderal

menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan;

2. Pelaksanaan pengawasan kinerja, keuangan dan pengawasan

untuk tujuan tertentu atas petunjuk Menteri Luar Negeri;2

Page 3: Apip 2010 (Final)

3. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal;

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Inspektorat Jenderal didukung

oleh struktur organisasi yang terdiri dari 5 (lima) unit eselon II, yaitu:

1. Sekretariat Inspektorat Jenderal, yang terdiri dari:

a. Bagian Umum, terdiri dari 4 (empat) Sub Bagian, yaitu:

1) Sub Bagian Penyusunan Rencana dan Program;

2) Sub Bagian Kepegawaian;

3) Sub Bagian Keuangan;

4) Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga.

b. Bagian Laporan dan Analisis (Lapan), terdiri dari 4 (empat)

wilayah, yaitu:

1) Bagian Lapan Wilayah I, meliputi wilayah Asia dan

Kementerian Luar Negeri I (Direktorat Jenderal Asia Pasifik

dan Afrika, Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, dan

Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan);

Bagian Lapan Wilayah I terdiri dari:

a) Subbagian Wilayah A;

b) Subbagian Wilayah B;

c) Subbagian Wilayah C.

2) Bagian Lapan Wilayah II, meliputi wilayah Eropa dan

Kementerian Luar Negeri II (Direktorat Jenderal Amerika dan

Eropa, Direktorat Jenderal Multilateral, dan Direktorat

Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional);

Bagian Lapan Wilayah II terdiri dari:

a) Subbagian Wilayah A;

b) Subbagian Wilayah B;

c) Subbagian Wilayah C.

3

Page 4: Apip 2010 (Final)

3) Bagian Lapan Wilayah III, meliputi wilayah Afrika dan Timur

Tengah dan Kementerian Luar Negeri III (Sekretariat Jenderal

dan Inspektorat Jenderal);

Bagian Lapan Wilayah III terdiri dari:

a) Subbagian Wilayah A;

b) Subbagian Wilayah B;

c) Subbagian Wilayah C.

4) Bagian Lapan Wilayah IV, meliputi wilayah Amerika, Karibia

dan Pasifik serta Kementerian Luar Negeri IV (Direktorat

Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Direktorat Jenderal

Protokol dan Konsuler, Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat

Komunikasi dan Staf Ahli).

Bagian Lapan Wilayah IV terdiri dari:

a) Subbagian Wilayah A;

b) Subbagian Wilayah B;

c) Subbagian Wilayah C.

2. Inspektorat Wilayah I, II, III dan IV

Masing-masing Inspektorat Wilayah dipimpin oleh seorang Inspektur

dan membawahi sejumlah Pejabat Fungsional Auditor (PFA).

a. Inspektorat Wilayah I

Meliputi Perwakilan RI di wilayah Asia dan Kementerian Luar

Negeri I (Direktorat Jenderal Asia, Pasifik dan Afrika, Direktorat

Jenderal Kerja Sama ASEAN, dan Badan Pengkajian dan

Pengembangan Kebijakan);

b. Inspektorat Wilayah II4

Page 5: Apip 2010 (Final)

Meliputi Perwakilan RI di wilayah Eropa dan Kementerian Luar

Negeri II (Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Direktorat

Jenderal Multilateral, dan Direktorat Jenderal Hukum dan

Perjanjian Internasional);

c. Inspektorat Wilayah III

Meliputi Perwakilan RI di wilayah Afrika dan Timur Tengah dan

Kementerian Luar Negeri III (Sekretariat Jenderal dan Inspektorat

Jenderal);

d. Inspektorat Wilayah IV

Meliputi Perwakilan RI di wilayah Amerika, Karibia dan Pasifik

serta Kementerian Luar Negeri IV (Direktorat Jenderal Informasi

dan Diplomasi Publik, Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler,

Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Pusat Komunikasi dan Staf Ahli).

D. TUJUAN

Tujuan penyusunan Laporan Hasil Pengawasan Tahunan APIP Pusat

adalah untuk melaporkan hasil pelaksanaan kinerja dan hasil

pengawasan intern yang dilaksanakan dan dipantau oleh APIP

Kementerian Luar Negeri pada tahun sebelumnya. Disamping itu,

penyusunan Laporan Hasil Pengawasan tersebut dimaksudkan

sebagai tolok ukur bagi peningkatan kinerja di masa mendatang.

E. PROGRAM

Sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra)

yang dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT), menjadi

acuan bagi satuan kerja Itjen dalam melaksanakan kegiatan selama

tahun 2010, disesuaikan dengan pagu anggaran yang tersedia dalam

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Inspektorat Jenderal Tahun

2010.

5

Page 6: Apip 2010 (Final)

Program kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2010, meliputi 2 (dua)

program, 5 (lima) kegiatan dan 26 (dua puluh enam) sub kegiatan,

sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas

Aparatur Negara

a. Pengelolaan Gaji, Honorarium dan Tunjangan

Pembayaran gaji, lembur dan vakasi

b. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan

1) Pengadaan makanan/minuman penambah daya tahan

tubuh/uang makan PNS

2) Pengadaan toga/pakaian kerja sopir/pesuruh dan

tenaga teknis lainnya

3) Penyelenggaraan perpustakaan/kearsipan/dokumen

4) Perawatan gedung kantor

6) Perbaikan peralatan kantor

7) Pengadaan perlengkapan kantor

8) Perawatan kendaraan bermotor roda 4 (empat)

9) Perawatan kendaraan bermotor roda 2 (dua)

10) Langganan daya dan jasa

11) Operasional perkantoran dan pimpinan

c. Pelayanan publik

1) Pembinaan administrasi pengelolaan kepegawaian

2) Penyusunan program dan rencana kerja/teknik/program

3) Kerjasama antar intansi pemerintah/swasta/lembaga

terkait

4) Pembinaan administrasi dan pengelolaan keuangan

5) Pembinaan administrasi dan pengelolaan perlengkapan

6) Penyelenggaraan tata persuratan

d. Penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan

akuntabilitas Kementerian/Lembaga

1) Pembinaan/koordinasi dan konsultasi pengawasan

2) Pembinaan dan evaluasi Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) dan tindak lanjut

6

Page 7: Apip 2010 (Final)

3) Penataan dan penyempurnaan kebijaksanaan sistem,

struktur kelembagaan dan prosedur pengawasan

4) Pengembangan penerapan pemeriksaan berbasis

kinerja

5) Peningkatan tindak lanjut pemeriksaan secara hukum

6) Peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan

pemeriksaan

7) Pengembangan dan peningkatan sistem informasi

Aparat Pengawasan Fungsional Auditor (APFA) dan

perbaikan kualitas hasil pengawasan

8) Pengembangan tenaga pemeriksa profesional

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

Negara

Peningkatan fasilitas pelayanan umum dan operasional, yaitu

Pengadaan peralatan kantor (inventaris kantor).

Sesuai tugas dan fungsi Itjen untuk melaksakan pengawasan pada

Satker dan Perwakilan RI, disusun Program Kerja Pengawasan

Tahunan (PKPT) 2010, meliputi:

1. Pemeriksaan pada 12 (dua belas) Satker di Pusat

2. Pemeriksaan pada 36 (tiga puluh enam) Perwakilan RI

3. Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal (KKI) pada 9 (sembilan)

Perwakilan RI

4. Kunjungan Kerja Administratif (KKA) pada 9 (sembilan)

Perwakilan RI

7

Page 8: Apip 2010 (Final)

BAB II

SUMBER DAYA APARAT PENGAWASAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

Berdasarkan data kepegawaian bulan Desember 2010, SDM APIP

Kementerian Luar Negeri berjumlah 113 (seratus tiga belas) orang.

Dari jumlah tersebut, terbagi berdasarkan kategori sebagai berikut:

1. SDM APIP berdasarkan Jabatan :

Eselon I = 1 Orang

Eselon II = 4 Orang

Eselon III = 4 Orang

Eselon IV = 12 Orang

Jabatan Fungsional Diplomat = 14 Orang

Jabatan Fungsional Auditor = 33 Orang

Jabatan Fungsional Arsiparis = 1 Orang

Staf = 44 Orang

Jumlah = 113 Orang

2. SDM APIP berdasarkan Golongan :

Golongan I = - Orang

Golongan II = 19 Orang

Golongan III = 76 Orang

Golongan IV = 18 Orang

Jumlah = 113 Orang

8

Page 9: Apip 2010 (Final)

3. SDM APIP berdasarkan Pendidikan :

S-3 = - Orang

S-2 = 18 Orang

S-1 = 62 Orang

D1-D3 = 11 Orang

SLTA = 20 Orang

SLTP = 1 Orang

SD = 1 Orang

Jumlah = 113 Orang

4. Perkembangan kualifikasi tenaga pengawas APIP

Tabel 1

Perkembangan Kualifikasi Tenaga Pengawas APIP

Tahun 2009 dan 2010

No.

KualifikasiTahun

2009(Orang)

2010(Orang)

1. Auditor Utama 0 02. Auditor Madya 3 33. Auditor Muda 13 144. Auditor Pertama 12 65. Auditor Penyelia 4 46. Auditor Pelaksana Lanjutan 4 47. Auditor Pelaksana 2 2

Jumlah 38 33

Keterangan:

a. Auditor Pertama naik jabatan ke Auditor Muda = 5 orang

b. Auditor Pertama mutasi ke luar negeri = 1 orang

c. Auditor Muda mutasi ke Satker lain dan ke luar negeri = 4

orang

d. Auditor Muda memasuki purnabakti = 1 orang

e. Auditor Muda naik jabatan ke Auditor Madya = 1 orang

f. Auditor Madya mutasi ke luar negeri = 1 orang

g. Pengangkatan kembali dalam jabatan Auditor Muda = 1

orang9

Page 10: Apip 2010 (Final)

B. DANA OPERASIONAL PENGAWASAN

Tabel 2

Perkembangan Dana Operasional APIP Tahun 2009 dan 2010

No. U r a i a nTahun 2009

(Rp)Tahun 2010

(Rp)1 Dana pengawasan 17.458.390.000 20.590.844.000

2 Dana yang diawasi 5.364.106.388.000 5.561.674.700.000

3Persentase dana pengawasan terhadap dana yang diawasi (%)

0,33 0,37

C. SARANA

Tabel 3

Perkembangan Sarana Pengawasan APIP Tahun 2009 dan

2010

No.

Jenis Sarana

Tahun 2009 Tahun 2010Jumlah

(31-12-2009)Pengadaan

(31-12-2010)Jumlah (31-12-2010)

1. CPU 126 buah - *) 107 buah

2. Printer 99 buah - *) 91 buah

3. Keyboard 128 buah - *) 114 buah

4. Monitor 130 buah - *) 114 buah

5. Laptop 10 buah - 10 buah6. Note Book 2 buah - 2 buah7. Faksimile 3 buah - *) 2 buah8. Kursi Besi 406 buah - *) 130

buah9. Filling Cabinet Besi 94 buah - *) 74

buah10. Filling Cabinet Kayu 1 buah - 1 buah11. Rak Besi 20 buah 3 buah 23 buah12. Rak Kayu 10 buah - 10 buah13. Pesawat Telepon 76 buah - *) 24

buah14. Meja Kayu 177 buah - *) 39

buah15. Mesin Ketik Manual Standar 3 buah - 3 buah16. Mesin Absensi 3 buah 2 buah 5 buah17. AC. Split 65 buah 5 unit *) 40

buah18. Infocus (Over Head Projector) 3 buah - *) 2

buah19. White Board 30 buah - *) 26

buah20. Lemari Besi 12 buah - *) 3

10

Page 11: Apip 2010 (Final)

No.

Jenis Sarana

Tahun 2009 Tahun 2010Jumlah

(31-12-2009)Pengadaan

(31-12-2010)Jumlah (31-12-2010)

buah21. Tape Recorder 4 buah - 4 buah22. Kamera Digital 2 buah - *) 4

buah23. Mesin cetak listrik 1 buah - 1 buah24. UPS 7 buah - *) 6

buah25. Meja Rapat 19 buah - 19 buah26 Mesin Penghancur Kertas 25 buah - *) 20

buah27. Mesin Hitung Listrik 11 buah - 7 buah28. Amplifier 2 buah - 2 buah29. Microphone 5 buah - 5 buah30. Loudspeaker 3 buah - 3 buah31. Meja Komputer 45 buah - *) 24

buah32. Layar Film 3 buah - 3 buah33. Mesin foto copy 1 buah - 1 buah34. Lemari Kayu 66 buah - *) 14

buah35. Brankas 7 buah - *) 5

buah36. Buffet 4 buah - 4 buah37. Tabung Pemadam Api 38 buah - 38 buah38. Movitex Board 12 buah - 12 buah39. Peta 8 buah - *) 6 buah40. Globe 12 buah - 12 buah41 Alat Pemotong Kertas 5 buah - 5 buah42. Kursi Kayu 22 buah - 22 buah 43. Meja Ketik 2 buah - *) 0 buah44. Jam Elektronik 34 buah - *) 31 buah45. Lemari Es 14 buah - *) 10 buah46. Kipas Angin 3 buah - *) 1 buah47. Radio 3 buah - 3 buah48. Pesawat Televisi 10 buah - 10 buah49. Wirelles 2 buah - 2 buah50. Stabilisator 20 buah - *) 18 buah51. Tripod Kamera 2 buah - 2 buah52. Slide Projektor 1 buah - 1 buah53. Mesin Jilid 2 buah - 2 buah54. Scanner 1 buah - 1 buah55. Server 1 buah - 1 buah56. Lampu Listrik 8 buah - *) 0 buah 57. Sedan 1 buah - **) 2

buah58. Jeep Taft 1 buah - 1 buah59. Mini Bus (14 orang ke bawah) 5 buah - 5 buah60. Sepeda Motor 9 buah - **) 7 buah61. Mobile File 3 buah 1 buah 4 buah62 Pintu Elektrik (yang memakai

akses)- 4 unit 4 unit

63 Gorden/Kray - 1 buah 1 buah64 Personal Computer Unit - 1 unit 1 unit

11

Page 12: Apip 2010 (Final)

No.

Jenis Sarana

Tahun 2009 Tahun 2010Jumlah

(31-12-2009)Pengadaan

(31-12-2010)Jumlah (31-12-2010)

JUMLAH 1822 buah 1.144 buah

Catatan :

*) Update data sesuai rekonsiliasi terakhir

**) Perbaikan Pencatatan

BAB III

PELAKSANAAN PROGRAM PENGAWASAN

A. KEGIATAN UTAMA

Kegiatan utama Inspektorat Jenderal adalah melakukan audit pada

sejumlah obyek audit (OA) di Kementerian Luar Negeri (Pusat dan

Perwakilan RI di luar negeri). Kegiatan audit tersebut terbagi dalam:

1. Audit Berdasarkan PKPT

a. Realisasi Pemeriksaan Komprehensif

Realisasi Pemeriksaan Komprehensif berdasarkan PKPT

Tahun 2010 dilaksanakan pada 9 (sembilan) Satker Pusat

dan 30 (tiga puluh) Perwakilan RI di luar negeri, sbb:

Tabel 4

Target dan Realisasi Audit

12

Page 13: Apip 2010 (Final)

NoSatuan Unit Kerja Yang

Diaudit

Target Audit Realisasi Audit

JmlOA

Jumlah Dana OAYang Diaudit (Rp)

JmlOA

Jumlah Dana OA Yang Diaudit (Rp)

PUSAT

1 DITJEN ASEAN 1 37.987.674.000 128.403.099.348

(s.d 23 Maret 2010)

2 DITJEN ASPASAF 1

34.792.022.000

1

28.313.630.396

(2009)

36.885.563.00020.341.078.529

(s.d 20 Sept 2010)

3 DITJEN HPI 1

29.938.960.000

1

24.897.494.583

(2009)

34.182.260.0003.146574.200

(s.d 3 Maret 2010)

4 DITJEN AMEROP 1

30.821.598.000

1

24.515.988.770

(2009)

33.573.898.00012.998.151.017

(s.d 23 Agustus 2010)

5

BAM, SETJEN

1

9.324.572.000 14.763.987.181

(s.d 17 Maret 2010)

BAKP, SETJEN 31.407.276.000 116.210.109.000

(s.d 17 Maret 2010)

Biro Kepegawaian 13.890.418.000 111.826.310.885

(s.d 17 Maret 2010)

6 Biro Keuangan 1

27.805.787.000

1

23.603.881.022

(2009)

27.731.376.0008.790.130.864

(s.d 3 Agustus 2010)

7 PUSKOM 1

30.490.409.000

1

18.444.718.647

(2008)

39.120.960.00031.940.760.372

(2009)

44.352.133.0001.413.243.572

(s.d 2 Maret 2010)

8 DITJEN IDP 1

54.880.090.000

1

44.181.863.779

(2009)

55.019.400.00024.259.893.118

(s.d 23 Agustus 2010)

9 PUSDIKLAT 1 52.494.000.000

(2008)

1 -

58.337.550.00047.312.418.557

(2009)

67.058.590.000 59.914.382.608

13

Page 14: Apip 2010 (Final)

NoSatuan Unit Kerja Yang

Diaudit

Target Audit Realisasi Audit

JmlOA

Jumlah Dana OAYang Diaudit (Rp)

JmlOA

Jumlah Dana OA Yang Diaudit (Rp)

(s.d 16 Desember 2010)

JUMLAH 9 752.622.162.000 11 411.235.872.796

PERWAKILAN RI

1KJRI

Ho Chi Minh City1 12.889.928.500 1

10.342.793

(s.d 16 Mei 2010)

2 KRI Songkhla 1 13.012.009.000 19.646.284.973

(s.d 23 Mei 2010)

3 KBRI Colombo 1 17.472.067.000 113.376.298.767

(s.d 31 Mei 2010)

4 KBRI Hanoi 1 22.699.240.000 114.258.479.151

(s.d 8 Nop 2010)

5 KBRI Phnom Penh 1 17.409.177.000 115.509.834.270

(s.d 25 Okt 2010)

6 KBRI Vientianne 1 14.423.968.000 128.403.099.348

(s.d 1 Nop 2010)

7 KBRI Bratislava 1

17.973.000.000

1

15.330.661.005

(2009)

34.182.260.0007.224.983.612

(s.d 12 Juni 2010)

8 KBRI Bucharest 1

23.064.840.000

1

16.384.665.709

(2009)

25.406.372.0006.121.251.294

(s.d 24 Juni 2010)

9 KBRI Helsinki 1

25.207.421.000

1

22.857.512.326

(2009)

25.716.404.00010.241.488.742

(s.d 26 Juli 2010)

10 KBRI Kopenhagen 1

25.183.184.000

1

19.804.929.641

(2009)

24.352.800.00010.483.860.732

(s.d 2 Agustus 2010)

11 KBRI Beograd 1

18.456.078.000

1

13.582.214.272

(2009)

20.909.616.0008.933.734.908

(s.d 9 Nopember 2010)

12 KBRI Sofia 1

18.224.209.000

1

15.233.925.439

(2009)

18.643.776.00010.951.996.233

(s.d 2 Nopember 2010)

13 KBRI Madrid 1 31.429.142.000 1 28.360.147.554

14

Page 15: Apip 2010 (Final)

NoSatuan Unit Kerja Yang

Diaudit

Target Audit Realisasi Audit

JmlOA

Jumlah Dana OAYang Diaudit (Rp)

JmlOA

Jumlah Dana OA Yang Diaudit (Rp)

(2009)

50.558.339.00019.152.338.040

(s.d 26 Okt 2010)

14KBRI

Antananarivo1

17.930.457.0001

11.273.188.868

(s.d 29 Oktober 2010)

15 KBRI Abu Dhabi 1

24.706.404.000

1

19.022.944.051

(2008)

25.231.772.000 22.136.056.902

(2009)

27.411.066.000 8.538.120.416

(s.d 24 Juni 2010)

16 KBRI Tunis 1

16.210.541.000

1

9.867.111.126

(2008)

15.571.265.00014.305.135.968

(2009)

18.962.220.0006.677.827.447

(s.d 2 Juli 2010)

17 KBRI Khartoum 1

17.691.863.000

1

15.174.321.535

(2009)

20.715.887.00014.115.256.481

(s.d 13 Nop 2010)

18 KBRI Amman 1

13.396.724.000

1

8.923.994.046

(2008)

14.031.595.00010.139.073.702

(2009)

17.332.948.0009.316.310.819

(s.d 16 Desember 2010)

19 KBRI Tripoli 1

11.792.089.000

1

8.028.137.312

(2008)

15.452.229.00012.656.147.428

(2009)

17.856.202.00011.873.847.644

(s.d 2 Desember 2010)

20 KBRI Sana’a 113.396.724.000

1 8.923.994.046

(2008)

14.031.595.000 10.139.073.702

(2009)

15

Page 16: Apip 2010 (Final)

NoSatuan Unit Kerja Yang

Diaudit

Target Audit Realisasi Audit

JmlOA

Jumlah Dana OAYang Diaudit (Rp)

JmlOA

Jumlah Dana OA Yang Diaudit (Rp)

17.332.948.0009.316.310.819

(s.d 9 Desember 2010)

21 KBRI Nairobi 1 23.642.817.000 112.868.992.143

(s.d. 6 Nopember 2010)

22 KBRI Wellington 1

24.087.216.000

1

18.938.039.203

(2009)

24.896.380.0004.507.121.590

(s.d 2 Mei 2010)

23 KJRI Sydney 1

23.703.184.000

1

22.191.842.421

(2009)

24.316.330.000 5.681.583.937

(s.d 9 Mei 2010)

24 KRI Perth 1

20.890.207.000

1

18.309.688.994

(2009)

21.226.471.0004.739.701.759

(s.d 17 Mei 2010)

25 KBRI Lima 1

19.045.129.000

1

14.148.135.730

(2008)

20.367.492.00016.709.407.652

(2009)

22.282.010.0008.397.643.000

(s.d 19 Juli 2010)

26 KBRI Caracas 1

16.848.077.000

1

14.181.127.212

(2008)

17.794.089.00015.198.816.444

(2009)

22.873.322.0008.293.508.418

(s.d 25 Nopember 2010)

27 KJRI Vancouver 1

19.855.580.000

1

12.295.422.118

(2009)

18.450.560.00010.595.562.060

(s.d 11 Oktober 2010)

28 KJRI Houston 1

28.268.166.000

1

22.239.017.230

(2009)

27.445.619.00016.162.630.749

(s.d 18 Oktober 2010)

29 KBRI Bogota 115.774.165.000

1 13.328.320.909

(2008)

17.829.958.000 14.045.446.698

16

Page 17: Apip 2010 (Final)

NoSatuan Unit Kerja Yang

Diaudit

Target Audit Realisasi Audit

JmlOA

Jumlah Dana OAYang Diaudit (Rp)

JmlOA

Jumlah Dana OA Yang Diaudit (Rp)

(2009)

19.639.210.00012.582.142.741

(s.d 9 Desember 2010)

30 KBRI Havana 1

17.400.688.000

1

11.758.867.051

(2008)

17.400.688.00014.460.359.271

(2009)

20.112.946.00012.115.433.048

(s.d 2 Desember 2010)

JUMLAH 1.295.183.322.000 753.695.803.096

b. Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal

Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal (KKI) merupakan

kegiatan yang dilakukan oleh Inspektur Jenderal untuk

melakukan pembinaan ataupun pemeriksaan dengan tujuan

tertentu terhadap Perwakilan RI di Luar Negeri.

Selama TA 2010, KKI dilaksanakan 3 (tiga) kali terhadap 7

(tujuh) OA, yaitu:

Tabel 5

Realisasi Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal Tahun

2010

NO.

PERWAKILANJADWAL

PELAKSANAANKETERANGAN

IKBRI Kuala Lumpur 28 s.d 31 Oktober 2010

Keuangan dan Non Keuangan

KJRI Johor Bahru 1 s.d. Nopember 2010Keuangan dan Non Keuangan

II

KBRI Bandar Seri Begawan

12 s.d 14 Nopember 2010

Keuangan

KBRI Singapura14 s.d 16 Nopember 2010

Keuangan

III

KJRI Marseille 3 s.d 7 Desember 2010Keuangan dan Non Keuangan

KBRI Pretoria8 s.d 11 Desember 2010

Keuangan dan Non Keuangan

KBRI Kuwait12 s.d 15 Desember 2010

Non Keuangan

c. Kunjungan Kerja Administratif

17

Page 18: Apip 2010 (Final)

Kunjungan Kerja Administratif (KKA) merupakan kegiatan

yang dilaksanakan oleh Sekretaris Itjen untuk

menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan Itjen, BPKP dan

BPK. Selain itu KKA juga melakukan pembinaan terhadap OA

dengan melakukan uji petik terhadap dokumen keuangan

dan pengecekan dokumen non keuangan lainnya.

Selama TA 2010, KKA dilaksanakan 3 (tiga) kali terhadap 7

(tujuh) OA, yaitu:

Tabel 6

Realisasi Kunjungan Kerja Administratif

NO

.

PERWAKILAN JADWAL

PELAKSANAAN

KETERANGAN

I

KJRI Cape Town 1 s.d 5 Juli 2010 - TL Temuan ITJEN- Keuangan

KBRI Doha 6 s.d 11 Juli 2010- TL Temuan ITJEN- TL temuan BPK- Keuangan

KBRI Ankara 12 s.d 16 Juli 2010

- TL temuan BPKP- TL temuan BPK- Keuangan dan Non

Keuangan

II

KBRI Paramaribo 5 s.d 10 Agustus 2010- TL Temuan ITJEN- Keuangan dan Non

Keuangan

KBRI Mexico City 11 s.d 15 Agustus 2010

- TL temuan ITJEN- TL temuan BPK- Keuangan dan Non

Keuangan

III

KBRI Tashkent26 s.d 30 Nopember

2010

- TL temuan ITJEN- Keuangan dan Non

Keuangan

KJRI Hamburg20 s.d 25 Nopember

2010

- TL temuan BPK- Keuangan dan Non

Keuangan

2. Audit Non PKPT

18

Page 19: Apip 2010 (Final)

Audit Non PKPT merupakan audit yang dilakukan di luar jadwal

audit sebagaimana tercantum dalam PKPT, dan dilaksanakan

antara lain berdasarkan pengaduan masyarakat yang diterima

Inspektorat Jenderal dalam kurun waktu audit tahun berjalan.

Tabel 7

Realisasi audit Non PKPT Tahun 2010

No Jenis Audit Tanggal Pemeriksaan Keterangan

Audit atas Tujuan Tertentu

1. Biro Keuangan Januari – Maret 2010 Keuangan

2. KBRI Antananarivo 1 s.d 6 Nopember 2010 Non Keuangan

3. Kegiatan Pengawasan Lainnya

a. Permintaan Keterangan (Klarifikasi)

Itjen Kementerian Luar Negeri telah melakukan permintaan

keterangan kepada 16 (enam belas) pegawai Kementerian

Luar Negeri.

b. Monitoring

Berdasarkan laporan yang diterima dari Satker Pusat

maupun Perwakilan, Inspektorat Jenderal melakukan

monitoring terhadap permasalahan keuangan, kepegawaian,

perlengkapan dan kinerja.

Pada tahun anggaran 2010, Itjen telah melakukan kegiatan

monitoring:

1) Penyetoran kerugian Negara baik dari Pusat maupun dari

Perwakilan RI di luar negeri.

2) Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah

Membayar (SPM) dan Surat Permintaan Pencairan Dana

(SP2D) yang diajukan oleh Perwakilan RI di luar negeri.

19

Page 20: Apip 2010 (Final)

3) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).

c. Reviu Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri

Tahun 2009 dan Semester I Tahun 2010

Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Bimbingan dan pendampingan dalam proses pembuatan

Laporan Keuangan seluruh Unit Kerja Pusat melalui

kegiatan pendampingan rekonsiliasi anggaran seluruh

Satuan Kerja Pusat dengan Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN) Kementerian Keuangan.

2) Pelaksanaan pendampingan rekonsiliasi anggaran 119

Perwakilan RI di luar negeri dengan KPPN.

3) Pelaksanaan reviu Laporan Keuangan pada tingkat

Satker dan Kementerian meliputi Laporan Realisasi

Anggaran (LRA), Neraca dan Catatan atas Laporan

Keuangan (CaLK)

Hasil reviu Laporan Keuangan Kemlu Tahun 2009 sebagai

berikut:

1) Kelemahan pengelola keuangan dalam pemahaman

penggunaan akun belanja barang dan belanja modal;

2) Kelemahan dalam kelengkapan dokumen pendukung

laporan keuangan;

3) Kekurangtertiban dalam penyetoran sisa UP sehingga

pada Neraca per 31 Desember 2009 masih terdapat kas

pada Bendahara Pengeluaran.

Hasil Reviu Laporan Keuangan Kemlu Semester I tahun 2010

sebagai berikut:

Kelemahan dalam pencatatan pada Sistem Informasi

Manajemen dan Akuntansi Keuangan Barang Milik Negara

( SIMAK BMN):

1) Nilai peralatan dan mesin yang belum disesuaikan;

2) Perbedaan saldo akhir aset tetap tahun 2009 dengan

saldo awal tahun 2010;20

Page 21: Apip 2010 (Final)

3) Terdapat perbedaan realisasi belanja modal dengan

laporan daftar BMN menurut jenis transaksi pembelian.

Berdasarkan Surat Keputusan Inspektur Jenderal

No.00033/KU/09/ 2010/10 tanggal 27 September 2010,

Inspektorat Jenderal telah melakukan Reviu atas Laporan

Keuangan Kementerian Luar Negeri TA 2010, meliputi

Neraca, Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Catatan atas

Laporan Keuangan (CaLK).

d. Pengawalan/Pendampingan DIPA

Kegiatan pendampingan DIPA Satker bersifat:

a) Konsultatif

Satker dapat berkonsultasi dengan Itjen jika terdapat

kendala atau kekurangpahaman pengelolaan kegiatan

maupun keuangan dalam kaitan ketepatan/keabsahan

pengeluaran dan pertanggungjawaban anggaran. Itjen

akan memberikan solusi atau arahan sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan.

b) Koordinatif

Satker mengundang Itjen dalam rapat untuk membahas

masalah yang dihadapi Satker terkait dengan kegiatan

tertentu. Itjen berpartisipasi aktif dalam forum rapat

koordinasi tersebut dengan memberikan solusi dan

saran. Forum rapat koordinasi lebih efektif dan resmi

karena hasil rapat tercatat dan terdokumentasi.

Pada TA 2010 Itjen telah memberikan

Pengawalan/Pendampingan DIPA pada Satker BPPK, Ditjen

Aspasaf, Ditjen Amerop, Unit Layanan Pengadaan (ULP), Biro

Perlengkapan, Biro Perencanaan, Biro Keuangan, Puskom

dan Ditjen IDP.

e. Join Audit Sisa UP Perwakilan, ITJEN dan BPKP TA

2008 dan 2009

21

Page 22: Apip 2010 (Final)

Kegiatan ini dilakukan bersama dengan Biro Keuangan

Kemlu dengan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) serta merupakan tindak lanjut dari

Surat Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan No.S-

4245/PB/2010 tgl. 21 Juni 2010 tentang Permintaan

Verifikasi atau Audit pada Kementerian Luar Negeri. Ruang

lingkup audit mencakup dana DIPA yang dikelola oleh:

1) Sekretariat Jenderal Kemlu untuk ABT Perwakilan RI di

luar negeri;

2) Sekretariat Jenderal Kemlu untuk dana ex PNBP;

3) Sekretariat Jenderal Kemlu untuk Bagian Anggaran 999;

4) 119 (seratus sembilan belas) Perwakilan RI di luar negeri.

Jumlah dana yang diverifikasi tahun 2008 sebesar

Rp.23.296.192,03 dan tahun 2009 sebesar

Rp.40.242.225,60.

f. Penelitian Pengusulan Pegawai Penerima Tanda

Kehormatan Satya Lancana

Pegawai yang diusulkan untuk menerima Tanda Kehormatan

Satyalancana tahun 2010 sebanyak 265 orang terdiri dari:

1) Satyalancana Wira Karya : 4 pegawai

2) Satyalancana Karya Satya X : 59 pegawai

3) Satyalancana Karya Satya XX : 144 pegawai

4) Satyalancana Karya Satya XXX : 58 pegawai

Dari hasil penelitian calon penerima Tanda Kehormatan

Satyalancana Karya Satya terdapat 21 pegawai yang tidak

memenuhi persyaratan untuk memperoleh Tanda

Kehormatan, dengan perincian:

1) Satyalancana Karya Satya X : 4 pegawai22

Page 23: Apip 2010 (Final)

2) Satyalancana Karya Satya XX : 12 pegawai

3) Satyalancana Karya Satya XXX : 5 pegawai

Untuk calon penerima Satyalancana Wira Karya belum dapat

diproses karena Kemlu belum menetapkan kualifikasi dan

standar sebagai acuan pemberian tanda kehormatan

Satyalancana Wira Karya.

B. KEGIATAN PENUNJANG

Sesuai dengan RKT Inspektorat Jenderal Tahun 2010 dan untuk

meningkatkan kualitas pengawasan, telah dilaksanakan kegiatan

penunjang di lingkungan Inspektorat Jenderal sebagai berikut:

1. Koordinasi dalam rangka penyelesaian temuan dengan pihak

terkait di luar Kementerian Luar Negeri, yaitu:

a. Koordinasi dengan BPK, meliputi kegiatan:

1) Penandatanganan Dokumen Pemantauan Tindak Lanjut

(PTL) Hasil Pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2008

pada bulan Januari 2010.

2) Rapat Pra Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan

BPK sampai dengan Semester II Tahun 2009 pada bulan

Oktober 2010.

b. Koordinasi dengan Kejaksaan Agung dalam rangka

pemantauan sidang kasus dugaan mark up tiket perjalanan

dinas mutasi Pejabat Kemlu TA 2006 – 2009 dan kasus

tindak pidana korupsi renovasi gedung dan rumah dinas

KBRI Singapura di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi.

c. Koordinasi dengan Kementerian PAN-RB:

1) Penyampaian Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan/Pengawasan Fungsional per Semester II

Tahun 2009 dan penyampaian Laporan Pelaksanaan

Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/Pengawasan

Fungsional per Semester I Tahun 2010;

23

Page 24: Apip 2010 (Final)

2) Permohonan sebagai narasumber dalam kegiatan

Bimbingan Teknis Kodefikasi Daftar Temuan Hasil

Pemeriksaan yang dilaksanakan pada tgl 15 s.d 16

Nopember 2010.

3) Rapat Klarifikasi Tindak Lanjut Hasil

Pemeriksaan/Pengawasan (TLHP) Fungsional per

semester I Tahun 2010 pada tanggal 18 Nopember

2010.

d. Rapat koordinasi pemutakhiran data dengan BPKP,

dilaksanakan tanggal 7 Januari 2010 dan bertujuan untuk

memutakhirkan saldo temuan.

2. Rapat koordinasi pemutakhiran data tindak lanjut hasil

pengawasan dengan unit-unit terkait di lingkungan Sekretariat

Jenderal dilaksanakan tanggal 14 April 2010.

3. Pembentukan Layanan Pengaduan Masyarakat melalui surat

elektronik pada website Kemlu pada tanggal 25 Oktober 2010

untuk melayani pengaduan masyarakat terhadap dugaan

pelanggaran baik yang dilakukan oleh pegawai di Satker Pusat

maupun Perwakilan RI.

4. Penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Auditor yang

merupakan realisasi dari Peraturan Kepala BPKP No.

PER-708/K/JF/2009 tgl. 14 Juli 2009 tentang Penilaian dan

Penetapan Angka Kredit Auditor.

5. Pelaksanaan Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)

Dalam rangka meningkatkan kompetensi Aparat Pengawas, Itjen

telah menyelenggarakan PKS:

a) Tanggal 14 – 20 April 2010 dengan materi Teknik Komunikasi

Audit, Audit Investigasi dan Sosialisasi Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP).

b) Tanggal 7 – 11 Oktober 2010 dengan materi Standar Akuntansi

Pemerintahan dan Sistem Akuntansi Instansi.

24

Page 25: Apip 2010 (Final)

6. Mensosialisasikan tugas dan fungsi Pengawasan Inspektorat

Jenderal pada Kementerian Luar Negeri, melalui forum:

a. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) berjenjang (Sekdilu, Sesdilu,

Sesparlu).

b. Diklat Fungsional bagi Bendaharawan dan Penata

Kerumahtanggaan (BPKRT) dan Petugas Komunikasi (PK).

c. Orientasi bagi para Pejabat Kementerian Luar Negeri dan para

Atase Teknis, yang akan bertugas di Perwakilan RI di luar

negeri.

7. Melakukan Sosialisasi:

a. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tanggal 28

September 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada

tanggal 28 September 2010.

b. Peraturan Pemerintah No. 60 tentang Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah 2008, pada tanggal 2 Desember 2010.

8. Menerbitkan Buletin Informatika Pengawasan edisi ke-22 Tahun

2010.

9. Menyusun buku Data Hasil Pengawasan Itjen.

10. Menyusun buku panduan kepegawaian, keuangan, Barang Milik

Negara (BMN), dan substansi.

BAB IV

ANALISA HASIL PENGAWASAN

Secara umum rencana program dan kegiatan dalam RKT 2010 terlaksana

dengan optimal mengingat dari 2 (dua) program, 5 (lima) kegiatan dan 26

(dua puluh enam) sub kegiatan, telah berhasil dilaksanakan 2 (dua)

program, 5 (lima) kegiatan dan 24 (dua puluh empat) sub kegiatan,

dengan realisasi anggaran per 31 Desember 2010 sebesar

Rp.16.277.059.044,00 atau 79,06% dari pagu anggaran

25

Page 26: Apip 2010 (Final)

(Rp.20.590.844.000,00). Sedangkan untuk tahun 2009, DIPA Itjen sebesar

Rp.17.458.230.000,00 dan realisasi sebesar Rp.16.418.442.856,00 (94%).

Dengan demikian, realisasi anggaran tahun 2009 lebih besar dibandingkan

tahun 2010.

Selama tahun 2010, terdapat 3 (tiga) sub kegiatan yang belum terlaksana,

yaitu Pelatihan di Kantor Sendiri/PKS (1 kali), Rapat koordinasi Itjen dengan

Setjen (1 kali) dan rapat koordinasi dengan Kementerian Teknis (1 kali).

Belum terlaksananya sub kegiatan PKS tersebut disebabkan karena

adanya kegiatan lain yang diprioritaskan. Sedangkan sub kegiatan

koordinasi dengan Setjen dan Kementerian Teknis belum terlaksana

karena belum adanya kesesuaian waktu untuk pelaksanaan koordinasi.

A. KEGIATAN UTAMA

Pada tahun anggaran 2010, kegiatan yang ditetapkan dalam PKPT

telah dilaksanakan, namun atas pertimbangan kedinasan, terdapat

beberapa perubahan terhadap OA.

1. Audit Berdasarkan PKPT

Pelaksanaan Audit berdasarkan PKPT Inspektorat Jenderal, pada

dasarnya dikategorikan ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu

pemeriksaan komprehensif, Kunjungan Kerja Inspektur Jenderal

(KKI), dan Kunjungan Kerja Administrasi (KKA).

Berdasarkan PKPT Inspektorat Jenderal tahun anggaran 2010,

terdapat 463 (empat ratus enam puluh tiga) temuan, 466 (empat

ratus enam puluh enam) penyebab temuan dan 464 (empat ratus

enam puluh empat) rekomendasi. Secara rinci diuraikan sebagai

berikut:

Tabel 8

Klasifikasi Kondisi Temuan APIP Pusat

26

Page 27: Apip 2010 (Final)

NoKlasifikasi

Kondisi TemuanKode

JumlahKejadia

n% Nilai

1.Kejadian yang merugikan negara

01 100 24,63Rp 1.784.500.669,96

US$ 15,792.02

2.Kewajiban penyetoran kepada negara

02 28 6,90Rp 2.010.441.206,50

US$ 7,036,863.76

3.Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 37 9,11 - 0,00

4.Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang telah ditetapkan

04 32 7,88 US$ 5,629.95

5.Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran

05 16 3,94Rp. 6.388.855,00

US$ 15,741.74

6.Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 1 0,25 - 0,00

7.Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 1 0,25 - 0,00

8. Kelemahan administrasi 08 173 42,61Rp 640.550.854,23

US$ 372,807.37

9.Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 0 0,00 - 0,00

10. Temuan audit lainnya 10 18 4,43 - 0,00

Jumlah 406 100Rp

4.441.881.585,69

US$ 7,446,834.84

Merujuk tabel 8 di atas, temuan paling banyak berupa kelemahan

administrasi, yaitu 173 (42,61%), temuan yang merugikan

Negara sebanyak 100 (24,63%) dan pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan sebanyak 37 (9,11%).

Tabel 9

Klasifikasi Penyebab Temuan Hasil Audit APIP

NoKlasifikasi

Penyebab Temuan KodeJumlah

Kejadian %

KELEMAHAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

100

1. Kelemahan dalam organisasi 101 45 11,01

2. Kelemahan dalam kebijakan 102 47 11,49

27

Page 28: Apip 2010 (Final)

NoKlasifikasi

Penyebab Temuan KodeJumlah

Kejadian %

3. Kelemahan dalam perencanaan 103 11 2,69

4.Kelemahan dalam pembinaan personil

104 24 5,87

5. Kelemahan dalam prosedur 105 25 6,11

6.Kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan

106 96 23,47

7.Kelemahan dalam reviu/ pengawasan intern

107 156 38,14

SUB TOTAL KEJADIAN 404

KELEMAHAN LAIN DI LUAR SISTEM PENGENDALIAN INTERN

200

1.Kelemahan eksternal hambatan kelancaran kegiatan

201 1 0,24

2.Kelemahan eksternal hambatan kelancaran tugas pokok

202 4 0,98

3.Kelemahan ketidaklancaran pelayanan aparatur pemerintah

203 0 0,00

SUB TOTAL KEJADIAN 5

TOTAL KEJADIAN 409 100

Berdasarkan tabel 9 di atas, penyebab temuan paling banyak

ialah kelemahan dalam reviu/pengawasan intern sebanyak 156

(38,14%), kelemahan dalam pencatatan dan pelaporan sebanyak

96 (23,47%) dan kelemahan dalam kebijakan sebanyak 47

(11,49%).

Tabel 10

Klasifikasi Rekomendasi Temuan Audit Pusat

No.

Klasifikasi Rekomendasi Kode

JumlahKejadia

n% Nilai Temuan

1.Rekomendasi bersifat finansial 1000 141

34,55

Rp 2.257.054.205,68US$ 7,040,034.90

28

Page 29: Apip 2010 (Final)

No.

Klasifikasi Rekomendasi Kode

JumlahKejadia

n% Nilai Temuan

2.Rekomendasi bersifat dapat dinilai dengan uang

2000 11 2,69Rp 1.809.654.425,68US$ 110,195.20

3.Rekomendasi bersifat hukuman

3000 1 0,25-

4.Rekomendasi bersifat keputusan Pengadilan/ Arbitrase

4000 0 0,00-

5.Rekomendasi bersifat penegakan aturan 5000 129

31,62

Rp 363.070.959,33US$ 296,604.74

6.Rekomendasi bersifat peningkatan kehematan

6000 2 0,49-

7.Rekomendasi bersifat peningkatan efisiensi/ produktivitas

7000 3 0,74-

8.Rekomendasi bersifat peningkatan efektivitas

8000 5 1,23-

9.Rekomendasi peningkatan sistem pengendalian intern

9000 11628,4

3

Rp 12.101.995,00

JUMLAH 408 100Rp 4.441.881.585,6

9US$ 7,446,834.84

Sedangkan sesuai tabel 10, rekomendasi yang paling banyak

adalah yang bersifat finansial sebanyak 141 (34,55%) dan

rekomendasi bersifat penegakan aturan sebanyak 129 (31,62%).

Kelemahan dalam sistem pengendalian intern memberikan

kontribusi terhadap banyaknya temuan yang bersifat merugikan

negara dan kelemahan administrasi.

2. Audit Non PKPT

Selama TA 2010, selain melakukan audit berdasarkan PKPT,

Inspektorat Jenderal juga melakukan audit dengan tujuan

tertentu terhadap 1 (satu) OA di Pusat dan 1 (satu) OA pada

Perwakilan RI di luar negeri.

Penentuan OA, didasarkan atas pertimbangan adanya pengaduan

atau permasalahan khusus pada OA yang perlu segera ditangani

sehingga kekeliruan/ketidaktertiban dapat segera diperbaiki.

Dari hasil audit dengan tujuan tertentu tersebut telah dilakukan

langkah-langkah koreksi, baik berupa penjatuhan sanksi

kepegawaian maupun penyetoran uang ke Kas Negara.

29

Page 30: Apip 2010 (Final)

3. Kegiatan Pengawasan Lainnya

a. Monitoring

Itjen menerima dan melakukan pengujian terhadap

surat/kawat dokumen yang dikirimkan oleh Satker

Pusat/Perwakilan dan membuat tanggapan sesuai keperluan.

Dari hasil monitoring Itjen, masih terdapat kelambatan

Satker Pusat dalam menjawab permintaan Perwakilan.

b. Reviu Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri

Tahun 2010.

Pada umumnya tidak terdapat catatan yang signifikan dalam

hasil reviu 9 (sembilan) Satker Kemlu Pusat. Koreksi hasil

reviu dapat dilakukan oleh Satker tersebut. Namun dalam

penyelesaian dan penyajian laporan keuangan Satker

Sekretariat Jenderal, ditemui beberapa permasalahan,

seperti keterlambatan penyajian dan sulitnya mendapatkan

data yang pasti. Hal ini disebabkan karena Satker

Sekretariat Jenderal juga membawahi 119 (seratus sembilan

belas) Satker Perwakilan RI di luar negeri. Selain itu,

ketidaksamaan sistem pertanggungjawaban keuangan

Perwakilan dengan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) yang

berlaku di Pusat, menyebabkan Satker Sekretariat Jenderal

harus melakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan

Perwakilan. Beberapa hal yang dapat dicatat terkait kegiatan

reviu ialah:

1) Sistem Administrasi Keuangan Perwakilan belum

memadai untuk dapat menghasilkan laporan yang

akurat dan tepat waktu.

2) Pelaksanaan dan pengeluaran anggaran dilakukan

dalam beberapa mata uang, sedangkan penetapan DIPA

dan perhitungan pertanggungjawaban harus

dikembalikan dalam bentuk rupiah. Konsekwensinya

terjadi selisih sisa anggaran plus/minus.

30

Page 31: Apip 2010 (Final)

3) Belum ada kebijakan mekanisme pelaksanaan APBN

Perwakilan yang legitimate.

4) Lemahnya koordinasi antara Pusat dan Perwakilan.

5) Lemahnya koordinasi antara bagian-bagian pada Setjen

khususnya yang terkait dalam menangani laporan

keuangan.

6) Keterlambatan penyampaian Berita Acara Pemeriksaan

(BAP) Kas dan Laporan Keuangan baik dari Perwakilan

RI maupun dari Satker Pusat.

c. Pengawalan/Pendampingan DIPA

1) Umumnya Satker Pusat telah menyadari pentingnya

pelaksanaan kegiatan Pengawasan/Pendampingan

Pelaksanaan DIPA oleh Inspektorat Jenderal. Namun,

pada tahun 2010, terdapat penurunan intensitas

kegiatan pengawasan/pendampingan DIPA. Untuk itu

tahun 2011 diharapkan kegiatan

pengawasan/pendampingan DIPA dapat dilakukan

dengan format yang lebih baik.

2) Hasil Pengawalan/Pendampingan DIPA memang tidak

secara langsung berdampak terhadap penurunan

jumlah temuan hasil audit Inspektorat Jenderal. Namun

kegiatan tersebut telah meningkatkan pemahaman

Satker terhadap tugas pengawasan yang dilakukan oleh

Inspektorat Jenderal dan mempercepat koordinasi

penyelesaian tindak lanjut hasil audit.

3) Pola pendampingan masih bersifat parsial, tergantung

pada permasalahan tertentu. Perlu adanya pergeseran

pola pendampingan dari yang bersifat parsial menjadi

pembinaan dan penguatan manajemen pengendalian

yang tersistem sesuai dengan PP No. 60 Tahun 2008

tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

4) Meskipun tidak langsung berpengaruh terhadap

penurunan jumlah temuan, kegiatan ini dapat

mengoptimalkan fungsi pengawasan sehingga 31

Page 32: Apip 2010 (Final)

mempermudah pelaksanaan pemeriksaan rutin.

Pengawalan/Pendampingan DIPA untuk Satker, tidak

menghapuskan pemeriksaan oleh Itjen, BPKP dan BPK

RI.

d. Join Audit Sisa UP Perwakilan, ITJEN dan BPKP TA

2008 dan 2009

Terjadinya sisa UP Perwakilan yang tidak dapat disetorkan

sesuai dengan ketentuan disebabkan antara lain sebagai

berikut:

1) Lemahnya administrasi Keuangan pada Perwakilan dan

Satker Pusat.

2) Lemahnya koordinasi antara Perwakilan dan Pusat.

3) Lemahnya koordinasi antar bagian pada Biro Keuangan.

4) Sisa UP secara riil terpakai karena adanya P III minus.

5) Belum ada mekanisme penghitungan selisih kurs

(selisih kurs masih dihitung secara manual).

B. KEGIATAN PENUNJANG

1. Koordinasi dengan Kementerian Teknis dan Instansi lain

Dalam rangka penyelesaian Tindak Lanjut hasil audit, Inspektorat

Jenderal telah melakukan koordinasi dengan BPK, BPKP,

Bareskrim Polri, dan Kejaksaan Agung. Manfaat dari kegiatan ini

adalah meningkatnya saling pengertian dan saling pemahaman,

sehingga dapat mempercepat penyelesaian tindak lanjut.

2. Koordinasi dengan Sekretariat Jenderal untuk

Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pengawasan.

Inspektorat Jenderal telah melakukan Rapat Koordinasi dengan

Sekretariat Jenderal secara berkala, untuk memantau

penyelesaian tindak lanjut temuan di bidang keuangan,

perlengkapan dan kepegawaian, baik yang terjadi di Pusat

maupun Perwakilan. Pertemuan koordinasi ini telah membantu

mempercepat penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan.32

Page 33: Apip 2010 (Final)

3. Koordinasi dengan Biro Keuangan untuk Penyelesaian

Kerugian Negara di lingkungan Kementerian Luar Negeri.

Melalui Kepmenlu No.131/B/KP/I/2010/02 tanggal 28 Januari

2010, Inspektorat Jenderal bersama Biro Keuangan membentuk

Tim Kerja Rekonsiliasi dan Tindak Lanjut Penanganan Kerugian

Negara di Pusat dan Perwakilan RI Tahun Anggaran 2010 untuk

menyelesaikan temuan kerugian negara hasil audit Itjen, BPK,

dan BPKP. Tim tersebut mempunyai tugas melaksanakan

penelitian, audit dan penilaian kerugian negara, melakukan

pembahasan untuk setiap permasalahan yang berkenaan dengan

kerugian negara, dan pembuatan laporan kepada Menteri Luar

Negeri.

4. Pelatihan di Kantor Sendiri (PKS)

Pelaksanaan PKS sangat berguna bagi peningkatan pengetahuan

dan wawasan peserta di bidang pengawasan. Oleh karena itu,

dalam rangka peningkatan kualitas aparat pengawas, PKS

diadakan secara berkala sesuai kebutuhan dengan penekanan

pada materi yang dibutuhkan.

Penyelenggaraan PKS tahun 2010 merupakan hasil kerjasama

antara Itjen dengan Pusat Pendidikan dan Latihan Pengawasan

BPKP, BPK, Itjen Kementerian Keuangan, dan Setjen Kemlu.

Kerjasama ini perlu terus dibina dan dikembangkan guna

meningkatkan kemampuan Aparat Pengawas.

33

Page 34: Apip 2010 (Final)

C. HAMBATAN DAN MASALAH

Pelaksanaan kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat

Jenderal sepanjang tahun 2010, tidak terlepas dari munculnya

berbagai hambatan dan masalah, diantaranya adalah:

1. Permasalahan yang umum terjadi adalah kelemahan

pemahaman aturan pengendalian intern dan koordinasi,

sehingga berdampak pada pertanggungjawaban keuangan

Perwakilan RI dan Kementerian Luar Negeri secara keseluruhan.

2. Belum ditetapkan peraturan/mekanisme yang mengatur

mengenai permasalahan tertentu sehingga menyebabkan

ketidakpastian, antara lain mekanisme mengenai penyetoran

sisa UP akibat selisih kurs.

34

Page 35: Apip 2010 (Final)

BAB V

PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN

A. PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN ITJEN

KEMLU

1. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit Komprehensif

Pada tahun anggaran 2010, Itjen melaksanakan PKPT pada 9

(sembilan) Satker Pusat dan 30 (tiga puluh) Satker Perwakilan RI.

Dari kegiatan PKPT tersebut, diselesaikan 41 (empat puluh satu)

LHP. Berdasarkan klasifikasi temuan, dikelompokkan sebagai

berikut:

Tabel 11

Hasil Pemeriksaan Itjen Tahun 2010

NO TEMUANKODE

JML

TE MU AN

NILAI

SELESAI BELUM SELESAI

TIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAIKode TL

JML TEMU

ANNILAI

JML TEMUAN

NILAI

1Kejadian yang merugikan negara

01 100Rp 1.784.500.669,96

69Rp 690.135.168,06 10

031

Rp 1.094.365.501,900

0

US$ 15,792.02 US$ 14,846.91 US$ 945.11 0

2Kewajiban penyetoran kepada negara

02 28

Rp 2.010.441.206,50

23

Rp 1.211.993.186,90100

5

Rp 798.448.019,60

0

0

US$ 7,036,863.76 US$ 6,775,302.52 US$ 261,561.24 0

3

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 37 - 0,00 35 - 0,00500

2 - 0,00 0 0

4

Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 32 - 5.629,95 30 - 5.629,95500

2 - 0,00 0 0

5

Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran

05 16

Rp 6.388.855,00

16

Rp 6.388.855,00500

0

Rp 0,00

0

0

US$ 15,741.74 US$ 15,741.74 US$ 0.00 0

6

Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 1 - 0,00 1 - 0,00500

0 - 0,00 0 0

7

Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 1 - 0,00 1 - 0,00500

0 - 0,00 0 0

8Kelemahan administrasi

08 173Rp 640.550.854,23

163Rp 567.787.554,23 50

010

Rp 72.763.300,000

0

US$ 372,807.37 US$ 372,807.37 US$ 0.00 0

9Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 0 - 0,00 0 - 0,00 - 0 - 0,00 0 0

10Temuan audit lainnya

10 18 - 0,00 17 - 0,00500

1 - 0,00 0 0

JUMLAH 406Rp 4.441.881.585,69

355Rp 2.476.304.764,1

9 51Rp 1.965.576.821,50 0 0

35

Page 36: Apip 2010 (Final)

US$ 7,446,834.84 US$ 7,184,328.49 US$ 262,506.35

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kode

Klasifikasi Temuan Selesai (%)

01 Kejadian yang merugikan negara 69,00%

02 Kewajiban penyetoran kepada negara 82,14%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 94,59%

04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 93,75%

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 100,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan 100,00%

07 Hambatan kelancaran tugas pokok 100,00%

08 Kelemahan administrasi 94,22%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -

10 Temuan audit lainnya 94,44%

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 92,02%

Dari 10 (sepuluh) jenis temuan hasil pemeriksaan Itjen tahun 2010,

kode temuan 09 nihil. Temuan dengan kode 08, yaitu kelemahan

administrasi, merupakan temuan yang paling banyak dijumpai

(42,61%). Contoh hasil temuan tersebut yaitu: Surat Keputusan Keppri

tentang Tim Kepegawaian sudah habis masa berlakunya dan

Penghapusan Barang Milik Negara yang telah memperoleh

persetujuan Menkeu, belum dilaksanakan. Dari 406 (empat ratus

enam) kejadian, telah selesai ditindaklanjuti 355 (tiga ratus lima puluh

lima) kejadian (87,44%), dengan rata-rata capaian penyelesaian

tindak lanjut sebesar 92,02%.

Upaya OA untuk menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan Itjen

tahun 2010 sampai saat ini masih dalam proses penyelesaian.

36

Page 37: Apip 2010 (Final)

Memenuhi peraturan Menpan No. PER/35/M.PAN/10/2006 diperlukan

beberapa tabel tahun sebelumnya, berikut pemantauan tindak lanjut

hasil audit komprehensif Itjen tahun 2009 dan 2008:

Tabel 12

Hasil Pemeriksaan Itjen Tahun 2009

NO.

TEMUANKODE

JML TEMUAN

NILAI(Rp)

SELESAI BELUM SELESAITIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAI (Rp)Kode

TL

JML TEMUAN

NILAI (Rp)JML TEMUAN

NILAI

1Kejadian yang merugikan negara

01 84 1.995.229.718,15 77 1.205.904.909,50 100 7 789.324.808,65 0 0,00

2Kewajiban penyetoran kepada negara

02 31 14.210.266.495,50 31 14.210.266.495,50 100 0 0,00 0 0,00

3

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 83 0,00 83 0,00 500 0 0,00 0 0,00

4

Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 60 0,00 60 0,00 500 0 0,00 0 0,00

5

Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran

05 7 0,00 7 0,00 500 0 0,00 0 0,00

6

Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0,00

7

Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 1 0,00 1 0,00 - 0 0,00 0 0,00

8 Kelemahan administrasi

08 61 0,00 61 0,00 500 0 0,00 0 0,00

9

Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0,00

10Temuan audit lainnya 10 21 0,00 21 0,00 500 0 0,00 0 0,00

JUMLAH 350 16.205.496.213,65

343 15.416.171.405,00

7 789.324.808,65 0 0,00

37

Page 38: Apip 2010 (Final)

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kode

Klasifikasi TemuanSelesai

(%)

01 Kejadian yang merugikan negara 91,67%

02 Kewajiban penyetoran kepada negara 100,00%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 100,00%

04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 100,00%

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 100,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan 100,00%

07 Hambatan kelancaran tugas pokok 100,00%

08 Kelemahan administrasi 100,00%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 100,00%

10 Temuan audit lainnya 100,00%

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 99,17%

Dari 10 (sepuluh) jenis temuan hasil pemeriksaan Itjen tahun 2009,

temuan dengan kode 01, yaitu Kejadian yang merugikan negara,

merupakan temuan yang paling banyak dijumpai (24%). Contoh dari

temuan tersebut, yaitu: tanda bukti pembayaran untuk penggantian

kuitansi pembelian barang-barang, tidak dapat

dipertanggungjawabkan. Dari 350 (tiga ratus lima puluh delapan)

kejadian, selesai ditindaklanjuti 343 (tiga ratus empat puluh tiga)

kejadian (98%). Rata-rata capaian penyelesaian tindak lanjut

pemeriksaan Itjen tahun 2009 sebesar 99,17%.

Sampai saat ini OA masih dalam proses penyelesaian untuk

menindaklanjuti hasil pemeriksaan Itjen tahun 2009.

38

Page 39: Apip 2010 (Final)

Tabel 13

Hasil Pemeriksaan Itjen Tahun 2008

NO TEMUANKODE

JML TEMUAN

NILAI

SELESAI BELUM SELESAI

TIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAIKode

TL

JML TEMUAN

NILAIJML TEMUAN

NILAI

1 Kejadian yang merugikan negara

01 106

Rp 112.695.962,00

104

Rp 106.747.254,00

100 2

Rp 5.948.708,00 0 0US$ 93,265.19 US$ 93,265.19 US$ 4,078.55 0 0RM 88,442.16 RM 88,442.16 RM 0,00 0 0€ 8,610 € 8,610 € 0,00 0 0

2Kewajiban penyetoran kepada negara

02 45 0,00 45 0,00 100 0 0,00 0 0

3

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 81 0,00 81 0,00 500 0 0,00 0 0

4

Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 46 0,00 46 0,00 500 0 0,00 0 0

5

Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan anggaran

05 12 0,00 12 0,00 500 0 0,00 0 0

6

Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 3 0,00 3 0,00 500 0 0,00 0 0

7

Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0

8Kelemahan administrasi 08 166 0,00 166 0,00 500 0 0,00 0 0

9Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 7 0,00 7 0,00 500 0 0,00 0 0

10Temuan audit lainnya 10 34 0,00 34 0,00 500 0 0,00 0 0

JUMLAH 501

Rp 112.695.962,00

499

Rp 106.747.254,00

2

Rp 5.948.708,00

US$ 93,265.19 US$ 89,186.64 US$ 4,078.55

RM 88,442.16 RM 88,442.16 RM 0,00

€ 8,610 € 8,610 € 0,00

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kode

Klasifikasi TemuanSelesai

(%)

01 Kejadian yang merugikan negara 98,11%

02 Kewajiban penyetoran kepada Negara 100,00%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 100,00%

04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 100,00%

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 100,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan 100,00%

07 Hambatan kelancaran tugas pokok 100,00%

08 Kelemahan administrasi 100,00%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat 100,00%

39

Page 40: Apip 2010 (Final)

10 Temuan audit lainnya 100,00%

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 99,81%

Dari 10 (sepuluh) jenis temuan hasil pemeriksaan Itjen pada

tahun 2008, temuan dengan kode 08, yaitu kelemahan

administrasi, merupakan temuan yang paling banyak dijumpai

(33,13%). Namun demikian, dari 501 (lima ratus satu) kejadian,

499 (empat ratus sembilan puluh sembilan) kejadian telah

ditindaklajuti. Sedangkan rata-rata penyelesaian tindak lanjut

pemeriksaan Itjen tahun 2008 sebesar 99,81%.

2. Pemantauan Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Audit Non

PKPT Inspektorat Jenderal

Dari hasil audit Non PKPT 2010 berupa Pemeriksaan Khusus,

temuan kerugian negara telah diselesaikan dengan penyetoran

ke Kas Negara, sedangkan temuan non keuangan telah

ditindaklanjuti dengan penjatuhan sanksi administrasi kepada

pegawai terkait.

B. PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL AUDIT BPKP

Selama tahun 2010, BPKP melaksanakan pemeriksaan pada 6 (enam)

Perwakilan RI di luar negeri. Sampai dengan akhir bulan Desember

2010, seluruh Laporan Hasil Pemeriksaan telah diterima, sebagai

berikut:

Tabel 14

Daftar Perwakilan Hasil Audit BPKP Tahun 2010

No. Perwakilan Tanggal AuditNomor Laporan

Hasil Pemeriksaan

1 KBRI Canberra 23 s.d 29 Agustus 2010 LHA-686/D204/2010

2 KJRI Darwin30 Agustus s.d 4 September

2010LHA-667/D204/2010

3 KJRI Jeddah 4 s.d 12 Juli 2010 LHA-700/D204/2010

4 KBRI Kuwait City September 2010 LHA-699/D204/2010

5 KBRI Berlin Juli 2010 LHA-573/D204/2010

6 KBRI Brussel 3 s.d 9 Juli 2010 LHA-603/D204/2010

40

Page 41: Apip 2010 (Final)

Berdasarkan kategori temuan, dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 15

Hasil Pemeriksaan BPKP Tahun 2010

NO.

TEMUANKODE

JML TEMUAN

NILAI (Rp)

SELESAI BELUM SELESAITIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAI (Rp)Kode

TL

JML TEMUAN

NILAI (Rp)JML TEMUAN

NILAI (Rp)

1Kejadian yang merugikan negara

01 4 131.230.913,34 4 131.230.913,34 100 0 0,00 0 0,00

2Kewajiban penyetoran kepada negara

02 2 209.600.800,00 1 156.004.060,00 100 1 53.596.740,00 0 0,00

3

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 1 0,00 0 0,00 - 1 0,00 0 0,00

4

Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00

5

Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran

05 2 0,00 0 0,00 - 2 0,00 0 0,00

6Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 1 0,00 0 0,00 - 1 0,00 0 0,00

7Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00

8Kelemahan administrasi

08 19 0,00 1 0,00 500 18 0,00 0 0,00

9Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00

10Temuan audit lainnya

10 4 0,00 3 0,00 500 1 0,00 0 0,00

JUMLAH 33 340.831.713,34

9 287.234.973,34

- 24 53.596.740,00

0 0,00

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

41

Page 42: Apip 2010 (Final)

Dari 7 (tujuh) jenis temuan hasil pemeriksaan BPKP pada tahun 2010,

temuan dengan kode 08, yaitu kelemahan administrasi, merupakan

temuan yang paling banyak dijumpai (57,57%), antara lain:

penyusunan LAKIP yang belum sempurna, laporan barang milik

Negara belum diperbaharui, serta keterlambatan pengajuan

penggantian beban pusat perjalanan dinas dan beban pusat persekot

resmi.

Dari 33 (tiga puluh tiga) kejadian, selesai ditindaklanjuti 9 (sembilan)

kejadian (27,27%).

Temuan yang merugikan Negara dan temuan terkait kewajiban

penyetoran kepada negara senilai Rp.340.831.713,34 telah

ditindaklanjuti sebesar Rp.287.234.973,34., Dengan demikian masih

Kode

Klasifikasi Temuan Selesai (%)

01 Kejadian yang merugikan Negara 100,00%

02 Kewajiban penyetoran kepada Negara 50,00%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 0,00%

04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan -

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 0,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan 0,00%

07 Hambatan kelancaran tugas pokok -

08 Kelemahan administrasi 5,26%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -

10 Temuan audit lainnya 75,00%

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 57,57%

42

Page 43: Apip 2010 (Final)

terdapat temuan senilai Rp.53.596.740,00 yang belum selesai

ditindaklanjuti.

Memenuhi peraturan Menpan No. PER/35/M.PAN/10/2006 diperlukan

tabel tahun sebelumnya, berikut pemantauan tindak lanjut hasil audit

BPKP tahun 2009:

Tabel 16

Hasil Pemeriksaan BPKP Tahun 2009

NO.

TEMUANKODE

JML TEMUAN

NILAI (Rp)

SELESAI BELUM SELESAITIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAI (Rp)Kode

TL

JML TEMUAN

NILAI (Rp)JML TEMUAN

NILAI (Rp)

1Kejadian yang merugikan negara 01 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00

2Kewajiban penyetoran kepada negara 02 3 53.935.276,61 2 35.521.355,97 100 1 18.413.920,64 0 0,00

3 Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 1 0,00 0 0,00 - 1 0,00 0 0,00

4Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 4 0,00 0 0,00 - 4 0,00 0 0,00

5Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran

05 4 0,00 0 0,00 - 4 0,00 0 0,00

6 Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00

7 Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 1 0,00 1 0,00 500 0 0,00 0 0,00

8 Kelemahan administrasi 08 6 0,00 0 0,00 - 6 0,00 0 0,00

9Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 0 0,00 0 0,00 - 0 0,00 0 0,00

10 Temuan audit lainnya 10 1 0,00 0 0,00 - 1 0,00 0 0,00

JUMLAH 20 53.935.276,61 3 35.521.355,97 - 17 18.413.920,64

0 0,00

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kode

Klasifikasi TemuanSelesai

(%)

01 Kejadian yang merugikan Negara -

02 Kewajiban penyetoran kepada Negara 66,67%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 0,00%

04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 0,00%

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 0,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan -

07 Hambatan kelancaran tugas pokok 100,00%

08 Kelemahan administrasi 0,00%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -

43

Page 44: Apip 2010 (Final)

10 Temuan audit lainnya 0,00%

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 83,33%

Dari 7 (tujuh) jenis temuan hasil pemeriksaan BPKP pada tahun 2009,

temuan dengan kode 08, yaitu kelemahan administrasi, merupakan

temuan yang paling banyak dijumpai (30%). Dari 20 (dua puluh)

temuan, selesai ditindaklanjuti 3 (tiga) temuan (15%).

C. PEMANTAUAN TINDAK LANJUT HASIL AUDIT BPK RI

Selama tahun 2010, BPK melaksanakan pemeriksaan pada 20 (dua

puluh) Perwakilan RI di luar negeri. Sampai dengan akhir bulan

Desember 2010, telah diterima 10 (sepuluh) Laporan Hasil

Pemeriksaan, sebagai berikut:

Tabel 17

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TAHUN

2010

NO. PERWAKILAN TANGGAL AUDITNOMOR LAPORAN HASIL

PEMERIKSAAN1 KBRI Seoul 20 s.d 29 Juni 2010 LHP tidak ada nomor

2 KJRI Ho Chi Minh City 30 Juni s.d 9 Juli 2010 LHP tidak ada nomor

3 KBRI Kuala Lumpur 20 Juni s.d 2 Juli 2010 54/HP/XIV/11/2010

4 KJRI Johor Bahru 3 s.d 9 Juli 2010 59/ HP/XIV/11/2010

5 KBRI Budapest 14 Juli s.d 4 Agustus 2010 57/ HP/XIV/11/2010

6 KBRI Moscow 14 juli s.d 4 Agustus 2010 60/ HP/XIV/11/2010

7KBRI Bandar Seri

Begawan

27 September s.d 7 Oktober

201012/HP/XIV/03/2011

8 KJRI Kuching 8 s.d Oktober 2010 06/ HP/XIV/11/2010

9 KJRI Penang26 September s.d 6 Oktober

2010LHP tidak ada nomor

10 KJRI Kota Kinabalu 7 s.d 15 Oktober 2010 05/ HP/XIV/11/2010

Laporan Hasil Pemeriksaan BPK yang belum diterima adalah KJRI

Darwin, KJRI Sydney, PTRI New York, KJRI Chicago, KBRI Buenos Aires,

KBRI Brasilia, KBRI Damascus, KBRI Beirut, KBRI Brussels, dan KBRI

Wina.

44

Page 45: Apip 2010 (Final)

Berdasarkan kategori temuan, dikelompokkan sebagai berikut:

Tabel 18

Hasil Pemeriksaan BPK Tahun 2010

NO TEMUANKODE

JML TEMUAN

NILAI

SELESAI BELUM SELESAI

TIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAIKode TL

JML TEMUAN

NILAIJML TEMUAN

NILAI

1Kejadian yang merugikan negara

01 11 Rp 846.899.776,78 1 Rp 98.804.242,58100

10 Rp 748.095.534,20 0 0

2Kewajiban penyetoran kepada negara

02 14Rp 14.351.545.153,80

9Rp 1.420.476.348,89 10

05

Rp 12.931.068.804,910 0

US$ 684.01 US$ 0.00 US$ 684.01

3

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 15 Rp 0,00 15 Rp 0,00500

0 Rp 0 0

4

Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 26 Rp 0,00 18 Rp 0,00500

8 Rp 0 0

5

Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran

05 4 Rp 0,00 2 Rp 0,00500

2 Rp 0 0

6

Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0

7

Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0

8Kelemahan administrasi

08 12 Rp 0,00 5 Rp 0,00500

7 Rp 0,00 0 0

9Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0

10Temuan audit lainnya

10 0 Rp 0,00 0 Rp 0,00 - 0 Rp 0,00 0 0

JUMLAH82

Rp15.198.444.930,5

850

Rp1.519.280.591,

4732

Rp13.679.164.339,1

10 0

US$ 684.01 US$ 0.00 US$ 684.01

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kode

Klasifikasi TemuanSelesai

(%)

01 Kejadian yang merugikan Negara 9,09%

02 Kewajiban penyetoran kepada Negara 64,29%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 100,00%

04 Pelanggaran prosedur dan tatakerja yang ditetapkan 69,23%

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 50,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan -

07 Hambatan kelancaran tugas pokok -

08 Kelemahan administrasi 41,67%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -

10 Temuan audit lainnya -

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 55,71%

Dari 6 (enam) jenis temuan hasil pemeriksaan BPK pada tahun 2010,

temuan dengan kode 04, yaitu pelanggaran prosedur dan tata kerja

yang ditetapkan, merupakan temuan yang paling banyak dijumpai

45

Page 46: Apip 2010 (Final)

(31,71%). Contoh dari temuan tersebut, yaitu: Beban Pusat Persekot

Resmi minus belum mendapat penggantian dari Pusat dan Barang

Milik Negara dalam keadaan rusak yang belum mendapatkan izin

penghapusan.

Dari 10 (sepuluh) laporan hasil pemeriksaan BPK tahun 2010,

terdapat 82 (delapan puluh dua) temuan, dengan perincian: 11

(sebelas) temuan berupa kejadian yang merugikan Negara, 14

(empat belas) temuan berupa kewajiban penyetoran kepada Negara,

15 (lima belas) temuan berupa pelanggaran peraturan perundang-

undangan, 26 (dua puluh enam) temuan pelanggaran prosedur dan

tata kerja yang ditetapkan, 4 (empat) temuan berupa penyimpangan

dari ketentuan pelaksanaan anggaran dan 12 (dua belas) temuan

berupa kelemahan administrasi. Terhadap temuan-temuan tersebut,

telah ditindaklanjuti 50 (lima puluh) temuan (60,98%) sehingga sisa

32 (tiga puluh dua) temuan. Sampai dengan akhir tahun anggaran

2010, OA belum menindaklanjuti seluruh temuan. Salah satu

penyebabnya karena Laporan Hasil Pemeriksaan baru diterima pada

akhir bulan Nopember 2010, sehingga sebagian tindak lanjut hasil

pemeriksaan masih dalam proses penyelesaian.

Memenuhi peraturan Menpan No. PER/35/M.PAN/10/2006 diperlukan

tabel tahun sebelumnya, berikut pemantauan tindak lanjut hasil audit

BPK tahun 2009:

Tabel 1946

Page 47: Apip 2010 (Final)

Hasil Pemeriksaan BPK Tahun 2009

NO TEMUANKODE

JML TEMUAN

NILAI

SELESAI BELUM SELESAITIDAK DAPAT

DITINDAK LANJUTI

JML TEMUAN

NILAIKode TL

JML TEMUAN

NILAIJML TEMUAN

NILAI

1Kejadian yang merugikan negara

01 10

Rp 719.406.127,46

4

Rp 80.297.826,26

100

6

Rp 639.108.301,20

0 0US$ 187,274.12 US$ 42,146.12 US$ 145,128.00

€ 400.00 € 400.00 € 0.00

S$ 2,501.10 S$ 0.00 S$ 2,501.10

2Kewajiban penyetoran kepada negara

02 16

Rp 3.584.490.863,50

14

Rp 3.021.789.022,25100

2

Rp 562.701.841,25

0 0US$ 32,759.55 US$ 32,759.55 US$ 0.00

DKr 47,839.94 DKr 47,839.94 DKr 0.00

3

Pelanggaran peraturan perundang-undangan

03 19

-

16500

3 0 0

4

Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan

04 35

-

31500

4 0 0

5

Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran

05 1

-

1500

0 0 0

6

Hambatan terhadap kelancaran kegiatan

06 0

-

0 - 0 0 0

7

Hambatan terhadap kelancaran tugas pokok

07 0

-

0 - 0 0 0

8Kelemahan administrasi

08 24-

23500

1 0 0

9Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat

09 0-

0 - 0 0 0

10Temuan audit lainnya

10 3-

3500

0 0 0

JUMLAH 108

Rp 4.303.896.990,96

92

Rp 3.102.086.848,50

16

Rp 1.201.810.142,45

0 0US$ 220,033.67 US$ 74,905.67 US$ 145,128.00

S$ 2,501.10 S$ 0.00 S$ 2,501.10

€ 400.00 € 400.00 € 0.00

DKr 47,839.94 DKr 47,839.94 DKr 0.00

Matriks Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut

Kode

Klasifikasi TemuanSelesai

(%)

01 Kejadian yang merugikan negara 40,00%

02 Kewajiban penyetoran kepada negara 87,50%

03 Pelanggaran peraturan perundang-undangan 84,21%

04 Pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan 88,57%

05 Penyimpangan dari ketentuan pelaksanaan Anggaran 100,00%

06 Hambatan kelancaran kegiatan -

07 Hambatan kelancaran tugas pokok -

08 Kelemahan administrasi 95,83%

09 Ketidaklancaran pelayanan kepada masyarakat -

10 Temuan audit lainnya 100,00%

Rata-Rata Penyelesaian Tindak Lanjut 85,16%

Dari 7 (tujuh) jenis temuan hasil pemeriksaan BPK tahun 2009,

temuan dengan kode 04, yaitu pelanggaran prosedur dan tata kerja

yang ditetapkan, merupakan temuan yang paling banyak dijumpai

47

Page 48: Apip 2010 (Final)

(32,41%), seperti pelaksanaan kegiatan lembur tidak sesuai

ketentuan. Dari 108 (seratus delapan) kejadian, selesai ditindaklanjuti

92 (sembilan puluh dua) kejadian (85,19%).

D. PEMANTAUAN TINDAK LANJUT PENGAWASAN MASYARAKAT

Berdasarkan Rekapitulasi Pengaduan Masyarakat, pada tahun 2010,

terdapat 10 (sepuluh) laporan pengaduan masyarakat, 8 (delapan)

laporan telah ditindaklanjuti dan sisanya 2 (dua) laporan belum

ditindaklanjuti.

E. HAMBATAN

Dalam upaya menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan, Inspektorat

Jenderal masih menghadapi hambatan, antara lain:

1. Belum dibentuknya Tim Penyelesaian Kerugian Negara sehingga

memperlambat proses tindak lanjut penyelesaian kerugian Negara

oleh BPK dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

(KPKNL).

2. Masih terdapat Satker Pusat/Perwakilan RI yang terlambat dalam

menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan. Hal ini disebabkan

karena kurangnya pemahaman Pimpinan Satker Pusat/Perwakilan

RI mengenai kewajiban untuk menindaklanjuti temuan hasil

pemeriksaan dalam waktu 60 hari, sebagaimana ditetapkan dalam

UU No. 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan

Tanggung Jawab Keuangan Negara.

3. Masih terdapat Obyek Audit yang tidak tuntas dalam melakukan

penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. Hal ini

menyebabkan tindak lanjut temuan pemeriksaan dianggap belum

selesai dilaksanakan.

48

Page 49: Apip 2010 (Final)

4. Kesulitan penyelesaian tindak lanjut temuan yang terkait pejabat

dari instansi lain, pejabat telah meninggal dunia, pensiun ataupun

alamat tidak diketahui.

5. Belum adanya tanggapan/keputusan dari BPK, terutama atas

penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK pada Perwakilan

RI.

6. Keterlambatan penerimaan LHP BPK dan BPKP sehingga obyek

audit tidak dapat segera menindaklanjuti hasil pemeriksaan.

BAB VI49

Page 50: Apip 2010 (Final)

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

1. Pada tahun anggaran 2010 Inspektorat Jenderal telah

melaksanakan tugas pengawasan berupa audit PKPT terhadap 9

(sembilan) Satker Pusat dan 30 (tiga puluh) Perwakilan RI, serta

audit Non PKPT terhadap 1 (satu) Satuan Kerja di Pusat dan 1

(satu) Perwakilan RI di luar negeri.

2. Selama tahun 2010, temuan hasil pemeriksan Itjen banyak

terjadi pada kelemahan administrasi, yaitu 173 (seratus tujuh

puluh tiga) temuan (42,61%), kejadian yang merugikan Negara

sebanyak 100 (seratus) temuan (24,63%) dan pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan sebanyak 37 (tiga

puluh tujuh) temuan (9,11%). Sedangkan dari seluruhnya 406

(empat ratus enam) temuan, selesai ditindaklanjuti 355 (tiga

ratus lima puluh lima) temuan (87,44%).

3. Hasil pemeriksaan BPKP pada tahun anggaran 2010, dari 33 (tiga

puluh tiga) temuan, telah ditindaklanjuti 9 (sembilan) temuan

(27,27%). Dua puluh empat temuan yang belum ditindaklanjuti

sebagian besar berupa kelemahan administrasi.

4. Dari 82 (delapan puluh dua) temuan hasil pemeriksaan BPK

tahun 2010, temuan yang paling banyak dijumpai adalah

pelanggaran prosedur dan tata kerja yang ditetapkan (31,71%),

50 (lima puluh) temuan (60,96%) telah ditindaklanjuti.

5. Selain memantau penyelesaian tindak lanjut hasil audit BPK dan

BPKP, Inspektorat Jenderal juga berkoordinasi dengan

Kementerian Teknis dan Instansi Penegak Hukum.

50

Page 51: Apip 2010 (Final)

B. REKOMENDASI

1. Profesionalisme aparat pengawas Inspektorat Jenderal perlu terus

ditingkatkan karena tuntutan dan dinamika tugas pengawasan

sangat tinggi.

2. Guna mendukung penyelesaian tindak lanjut oleh OA tepat

waktu, koordinasi baik internal (dengan Satker terkait di Pusat)

maupun eksternal (BPKP, BPK, Kementerian Teknis, dll) perlu

ditingkatkan, terutama untuk membangun sistem guna

meminimalisir timbulnya ketidaktertiban di bidang keuangan

(sebagai early warning system).

3. Perlunya keputusan di tingkat Pimpinan, terutama terkait temuan

hasil audit yang sulit ditindaklanjuti. Selain itu, perlu peraturan

pendukung untuk penyelesaian yang berkaitan dengan

pelaksanaan pengelolaan keuangan Negara.

4. Sebagai aparat pengawas internal, Itjen dapat lebih berperan

dalam meningkatkan akuntabilitas dan good governance di

Kementerian Luar Negeri, antara lain dengan cara:

a. Internal : peningkatan kualitas SDM dan pembenahan tata

kerja Itjen

b. Eksternal : meningkatkan peran aktif Itjen sebagai

konsultan dalam berbagai kegiatan Satker

Pusat/Perwakilan RI

_____________________

51