APBNP 2017 - anggaran.kemenkeu.go.id · disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya. 6 Juli...

48
INFORMASI APBNP 2017 Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agar dapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

Transcript of APBNP 2017 - anggaran.kemenkeu.go.id · disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya. 6 Juli...

INFORMASI APBNP 2017Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agardapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

INFORMASI APBNP 2017

Langkah-langkah pelaksanaan APBN tahun 2017 agardapat lebih kredibel, berkualitas, dan berkesinambungan

Disusun oleh Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran

Penanggung jawab:Direktur Jenderal Anggaran

Editor :Direktur Penyusunan APBN

Kontributor :Pejabat dan pegawai Direktorat Penyusunan APBN

gati

Dalam rangka memberikan informasi dan mendukung transparansi anggaran, syukur Alhamdulillah kami telah menyelesaikan penyusunan buku Informasi APBN Perubahan 2017. Informasi yang berisi ringkasan APBN ini disusun berdasarkan APBN Perubahan Tahun 2017 yang telah disetujui oleh DPR RI dalam Sidang Paripurna DPR pada tanggal 28 Juli 2017 dan selanjutnya pada tanggal 21 Agustus 2017 telah diundangkan menjadi Undang-undang nomor 8 tahun 2017 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2017.

Perkembangan perekonomian global dan domestik dalam Semester I Tahun 2017 mengakibatkan perlunya penyesuaian pada beberapa asumsi dasar ekonomi makro dalam APBN tahun 2017, seperti tren peningkatan harga minyak mentah Indonesia (ICP), depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan target pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan lebih tinggi dari targetnya dalam APBN tahun 2017. Selain perubahan asumsi dasar ekonomi tersebut, adanya perubahan kebijakan fiskal dan kebutuhan belanja mendesak, seperti persiapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, Asian Games tahun 2018, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian yang berdampak pada perubahan postur APBN tahun 2017

Dalam rangka menjaga pencapaian sasaran prioritas pembangunan dan kesinambungan fiskal dalam jangka menengah dan panjang, dilakukan kombinasi kebijakan fiskal yaitu, pelebaran defisit anggaran, efisiensi belanja negara, serta melanjutkan upaya optimalisasi pendapatan negara secara lebih realistis. Dengan tujuan akhir mengurangi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan.

Harapan kami, semoga Informasi APBN ini dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas kepada para pembaca dan dapat memberikan kontribusi positif, bagi masyarakat Indonesia. Kepada tim penyusun dan para pihak yang telah menyampaikan masukan baik langsung maupun tidak langsung hingga terbitnya Informasi APBN ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Terima kasih.

Sri Mulyani Indrawati

Kata Pengantar

Menteri Keuangan Republik Indonesia

Sri Mulyani Indrawati

1

Pelaksanaan APBNTahun 2017APBN makin sehat, ekonomi makin kuat

Semester I

APBNP

Belanja lebih efisien dan lebih baik

Belanja lebih efisien dan lebih baik

Tambahan defisit dijaga, utang terkendali

Ekonomi terjaga

Pajak Meningkat

Ekonomi tumbuh lebih tinggi

Tambahan utang semakin menurun

Tumbuh sebesar 9,6% (negatif 2,4% pada th 2016), bahkan tanpa tax amnesty tetap tumbuh 5,6%).PPN tumbuh 13,5% (2016 : -3,1%)

Rp

Semester I APBNP 2017

1

2

Kinerja PelaksanaanSemester I APBN 2017lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu

9,6%(9,6%)

31,6%(33%)62,3%(26,9%)13,5%(3,1%)

PertumbuhanPerpajakan

46,3 km 3,69 km

29,9 % 42,7%

523,08 m

6,9 juta siswa

34%

terhadap PDB

(23,3%)1,82% 1,29%Rp143,4 T

Realisasi Semester I 2016

Rp(68,2 T)

4,5 juta siswa

1.887,7 m 256,6 ribumahasiswa

PPN

Jalan Baru

Jembatan Flyover/Underpass

KIP BOS

Bidik Misi

Jalan Tol

Bea Keluar

Pembangunan Puskesmas, InfrastrukturJalan, Pasar, dan RS Rujukan

Pertumbuhan Penerbitan SBN (Neto)

PNBPSDA Migas

PNBP

DAK FisikPenyaluran BOSBOP PAUDTPG

59,9%77,3%29,7%

DAK Nonfisik

RealisasiPendapatan Negara

RealisasiBelanja Negara

RealisasiTransfer ke Daerah

KeseimbanganPrimer

Defisit RealisasiPembiayaan Anggaran

Realisasi Semester I 2017

2

6 Juli 2017

INFORMASI APBNP 2017

Presiden mengajukan RUU APBN-P TA 2017disertai nota perubahan dan dokumen pendukungnya.

6 Juli 2017Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI>> Penyampaian Penjelasan Pokok-Pokok RUU tentang APBN-P TA 2017

10 Juli 2017Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Menko-menko>> Membahas RKA KL dalam RUU APBNP TA 2017

11-13 Juli 2017Rapat Panja Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit dan Pembiayaan >> Membahas perubahan Asumsi Dasar, Pendapatan, Defisit, dan Pembiayaan dalam RUU APBNP TA 2017

14 Juli 2017Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI>> Membahas Postur Sementara RUU APBNP TA 2017

Rapat Paripurna

17-19 Juli 2017Rapat Panja Belanja Pemerintah Pusat RUU APBNP 2017>> Membahas perubahan Belanja KL dan Non KL dalam RUU APBNP TA 2017

Rapat Panja Transfer Daerah dan Dana Desa RUU APBNP 2017>> Membahas perubahan Transfer ke Daerah dan Dana Desa dalam RUU APBNP TA 2017

20 Juli 2017Rapat Panja Draft RUU APBNP 2017>> Membahas Draft RUU APBNP TA 2017

26 Juli 2017

28 Juli 2017

Rapat Kerja Badan Anggaran dengan Pemerintah dan BI>> Laporan dan Pengesahan Hasil Panja Pendapat Mini sebagai Sikap Akhir Fraksi; Penandatanganan Naskah RUU APBN-P; Pendapat Pemerintah; dan Pengambilan keputusan untuk dilanjutkan pada Pembicaraan TK.II

Pemerintah mengajukan Nota Keuanganbeserta RAPBN Perubahan ke DPR untuk kemudiandibahas bersama

AlurPenyusunanAPBN Perubahan2017

3

Efisiensi dan kualitas belanja prioritas --> kemiskinan, kesenjangan, & kesempatan kerja

Reformasi penerimaan negara --> Pajak & PNBP

Jaga momentum ekonomi dan kepercayaan rakyat

FOKUSAPBNP 2017

4

5

Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dari yang direncanakan pada APBN tahun 2017.

PertumbuhanEkonomi(%, yoy)

Inflasi(%, yoy)

Tingkat Bunga SPN 3 Bulan(%)

Nilai TukarRupiah(Rp/US$)

Harga Minyak(US$/barel)

Lifting Minyak(ribu barel/hari)

Lifting Gas(MPOEPD)

3,0 4,35,7 5,2

40 48

5,0 5,2

13.307 13.400

829

Realisasi 2016 APBNP 2017

8151.180 1.150

Asumsi Dasar Ekonomi Makro

INFORMASI APBNP 20175

Pertumbuhan Ekonomi IndonesiaPertumbuhan ekonomi Indonesia 2017 diperkirakan mencapai 5,2 %

2012

2013

2014

2015

APBN

P20

17

Real

isasi

2016

6,05,6

5,04,8

5,05,2

PDB 2017

Growth PDB per SektorGrowth PDB perKomponen Pengeluaran

Forecast PertumbuhanEkonomi Indonesia

5,1 5,2 5,1

5,2 5,25,2

3,4 Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan

(persen)

(persen)

1,3 Pertambangandan Penggalian

4,8 Industri Pengolahan

5,0 Pengadaan Listrik dan Gas

4,0 Pengadaan Air, PengelolaanSampah, Limbah dan Daur Ulang

6,5 Konstruksi

5,1 Perdagangan Besar dan Eceran,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,1 Transportasi dan Pergudangan

5,2 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

9,9 Jasa Keuangan dan Asuransi

4,8 Real Estate

7,4 Jasa Perusahaan

3,5 Administrasi Pemerintahan, Pertahanandan Jaminan Sosial Wajib

4,1 Jasa Pendidikan

5,5 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

8,1 Jasa lainnya

PDB5,2

INFORMASI APBNP 2017

10,1 Informasi dan Komunikasi

5,1 Konsumsi Rumah Tangga dan LNPRT

4,6 Konsumsi Pemerintah

5,4 PMTB

4,8 Ekspor

3,9 Impor

Pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi dari yang direncanakan pada APBN tahun 2017.

PertumbuhanEkonomi(%, yoy)

Inflasi(%, yoy)

Tingkat Bunga SPN 3 Bulan(%)

Nilai TukarRupiah(Rp/US$)

Harga Minyak(US$/barel)

Lifting Minyak(ribu barel/hari)

Lifting Gas(MPOEPD)

3,0 4,35,7 5,2

40 48

5,0 5,2

13.307 13.400

829

Realisasi 2016 APBNP 2017

8151.180 1.150

Asumsi Dasar Ekonomi Makro

INFORMASI APBNP 2017 6

7

PendapatanNegara

Defisit Anggaran

1.736,1

(175,1)Keseimbangan Primer(68,2)

Pembiayaan Anggaran

Pembiayaan Utang

Pembiayaan Investasi

209,4207,8(0,1)

2.133,32,67%BelanjaNegara

PendapatanNegara718,2

893,3BelanjaNegara

Defisit Anggaran(397,2)(362,9)

Keseimbangan Primer(178,0)

Pembiayaan Anggaran397,2

Laporan Semester ITahun 2017

APBNP 2017(triliun Rupiah)

Pembiayaan Utang

defisit outlook

outlook(144,3)outlook

362,9outlook

Pembiayaan Investasi461,3(65,2)

8

PendapatanNegara

Defisit Anggaran

1.736,1

(175,1)Keseimbangan Primer(68,2)

Pembiayaan Anggaran

Pembiayaan Utang

Pembiayaan Investasi

209,4207,8(0,1)

2.133,32,67%BelanjaNegara

PendapatanNegara718,2

893,3BelanjaNegara

Defisit Anggaran(397,2)(362,9)

Keseimbangan Primer(178,0)

Pembiayaan Anggaran397,2

Laporan Semester ITahun 2017

APBNP 2017(triliun Rupiah)

Pembiayaan Utang

defisit outlook

outlook(144,3)outlook

362,9outlook

Pembiayaan Investasi461,3(65,2)

APBN APBNP% thd APBN

A. PENDAPATAN NEGARA 1.750,3 1.736,1 99,2

I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.748,9 1.733,0 99,1

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.498,9 1.472,7 98,3

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 250,0 260,2 104,1

II. PENERIMAAN HIBAH 1,4 3,1 226,4

B. BELANJA NEGARA 2.080,5 2.133,3 102,5

I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.315,5 1.367,0 103,9

1. Belanja K/L 763,6 798,6 104,6

2. Belanja Non K/L 552,0 568,4 103,0

a.l. a. Belanja Pegawai 123,1 120,0 97,5

b. Pembayaran Bunga Utang 221,2 219,2 99,1

c. Belanja Lain-lain 41,0 49,9 121,7

II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 764,9 766,3 100,2

1. Transfer ke Daerah 704,9 706,3 100,2

2. Dana Desa 60,0 60,0 100,0

C. KESEIMBANGAN PRIMER (109,0) (178,0) 163,4

D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (330,2) (397,2) 120,3

% Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,41) (2,92)

E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 330,2 397,2 120,3

I. PEMBIAYAAN UTANG 384,7 461,3 119,9

a.l - Surat Berharga Negara (neto) 400,0 467,3 116,8

II. PEMBIAYAAN INVESTASI (47,5) (59,7) 125,8

III. PEMBERIAN PINJAMAN (6,4) (3,7) 57,2

IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,9) (1,0) 108,8

V. PEMBIAYAAN LAINNYA 0,3 0,3 100,0

8

PENDAPATANNEGARA

(triliun Rupiah)

APBNP2017

1.736,1

2012

10,5

7,5 7,8

-2,7

3,2

11,6

400

800

1200

1600

2013 2014 2015 Realisasi2016

APBNP2017

Pendapatan Negara rata-rata tumbuh 6,8% selama periode tahun 2012-2017. Di dalam APBNP 2017, Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp1.736,1 triliun

Pendapatan Negara Growth (%)

Hibah3,1

0,2%

PenerimaanPerpajakan

1.472,784,8%

PNBP260,2

15,0%

(triliun Rupiah)

2012

2013

2014

2015

2016

APBNP2017

Perpajakan (%)

0 20 40 60 80 100

73,3 26,3

24,6

25,7

17,0

0,4

0,5

0,3

0,8

0,6

0,2

16,8

15,0

74,9

74,0

82,3

82,6

84,8

PNBP (%) Hibah (%)

Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai 84,8% di dalam APBNP 2017. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 15,0%, dan masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.

Penyesuaian dilakukan utamanya pada komponen penerimaan pajak non-migas, dengan mengacu pada realisasi tahun 2016 agar target yang ditetapkan lebih realistis dan tetap optimis.

INFORMASI APBNP 20179

PENDAPATANNEGARA

(triliun Rupiah)

APBNP2017

1.736,1

2012

10,5

7,5 7,8

-2,7

3,2

11,6

400

800

1200

1600

2013 2014 2015 Realisasi2016

APBNP2017

Pendapatan Negara rata-rata tumbuh 6,8% selama periode tahun 2012-2017. Di dalam APBNP 2017, Pendapatan Negara ditargetkan sebesar Rp1.736,1 triliun

Pendapatan Negara Growth (%)

Hibah3,1

0,2%

PenerimaanPerpajakan

1.472,784,8%

PNBP260,2

15,0%

(triliun Rupiah)

2012

2013

2014

2015

2016

APBNP2017

Perpajakan (%)

0 20 40 60 80 100

73,3 26,3

24,6

25,7

17,0

0,4

0,5

0,3

0,8

0,6

0,2

16,8

15,0

74,9

74,0

82,3

82,6

84,8

PNBP (%) Hibah (%)

Dominasi Penerimaan Perpajakan mencapai 84,8% di dalam APBNP 2017. Sedangkan PNBP berkontribusi sebesar 15,0%, dan masih berpotensi untuk terus ditingkatkan.

Penyesuaian dilakukan utamanya pada komponen penerimaan pajak non-migas, dengan mengacu pada realisasi tahun 2016 agar target yang ditetapkan lebih realistis dan tetap optimis.

INFORMASI APBNP 2017

PenerimaanPerpajakanTarget pertumbuhan penerimaan perpajakan dikoreksi turun menjadi 14,6% atau turun Rp26,2 T(namun tetap lebih tinggi dari pencapaian di tahun 2016 serta pertumbuhan sejak tahun 2012)

Rasio Penerimaan Perpajakan terhadap PDB (Tax Ratio Arti Sempit) ditargetkan sebesar 10,8%

Tax Ratio dalam Arti Luas (termasuk Penerimaan SDA Migas dan Pertambangan Minerba) ditargetkan sebesar 11,5%

triliun Rupiah

11,9

Tax Ratio (Arti Luas)

(persen)

2012

2013

2014

1.077,3

980,5

1.146,8

12,2

1.240,5

Pertumbuhan Perpajakan (%)

1.285,01.498,9

2015

2016

APBN2017

Tax Ratio (Arti Sempit)

14,6 14,313,7

11,610,8 11,5

11,911,4

10,710,4

10,8

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

9,9

6,5

8,2

3,6

16,0 1.472,7

APBNP2017

14,6

INFORMASI APBNP 2017 10

PenerimaanPerpajakan

PPh784,0

PPh 21 148,1

PPh 2211,1

PPh 22 Impor52,5

PPh 2336,4

742,2

PPh 25/29 Pribadi19,9

PPh 25/29 Badan242,7

PPh 2655,1

PPh Finaldan Fiskal156,2

PPh NonMigas Lainnya20,2

PPN475,5

PPh NonmigasOrang Pribadi PPh Nonmigas

Badan379,3362,9

PPN DalamNegeri328,1

PPN Impor132,4

Cukai HasilTembakau147,5

CukaiMMEA5,5 0,1

Cukai EtilAlkohol

Bea Keluar2,7

Bea Masuk33,3

Cukai153,2

PajakLainnya

(triliun Rupiah)

(triliun Rupiah)

8,7

PBB15,4

59,4%

36,0%

11,6%Pajak Penghasilan (PPh) dalam APBNP 2017 memberikan kontribusi terbesar terhadap Penerimaan Perpajakan sebesar 59,4%

PPh Nonmigas

PPh Nonmigas(Perpasal)

PPh Non Migas OP memiliki kontribusi lebih besar yaitu 51,1% dibandingkan PPh Badan. Potensi PPh Badan masih dapat terus ditingkatkan

PPNPPN Dalam Negeri mendominasipenerimaan PPN, sebesar 71,2%.

CukaiCukai Hasil Tembakau berkontribusi terbesar dalam Penerimaan Cukai yaitu 96,3%.

1.472,7

Penerimaan perpajakan dalam APBNP 2017 ditetapkan sebesar Rp1.472,7 triliun atau meningkat rata-rata sebesar 11,3%.

Lainnya0,3

2012

21,523,4

14,1

8,9

22,5

(0,8)

6,7

14,0

6,43,6

(2,7)

15,3

6,6

381,6

337,6

95,0108,5

118,1

144,6 143,5153,2

384,7409,2 423,7 412,2

475,5

417,7458,7

552,6

630,1742,2

9,5 9,8

20,5

14,0

17,8

2013 2014 2015 2016 APBNP2017

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015

Optimalisasi perpajakan dalam rangka peningkatan tax ratiomelalui perbaikan basis data pajak sebagai hasil program tax amnesty

Mempertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat

Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik

Mendukung era transparansi informasi di bidang perpajakan

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Kebijakandi bidangPerpajakan

PPh Nonmigas,2012-2017(triliun rupiah)

PPN,2012-2017(triliun rupiah)

Cukai,2012-2017(triliun rupiah)

Penerimaan Perpajakan

PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%) Cukai Pertumbuhan (%)

Pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terbesar rata-rata masing-masing sebesar 49,7% dan 33,4%.

PPh Nonmigas naikrata-rata 14,4%

PPN naik rata-rata 10,2% Cukai naik rata-rata 12,9%

2016 APBNP2017

2016 APBNP2017

INFORMASI APBNP 201711

PenerimaanPerpajakan

PPh784,0

PPh 21 148,1

PPh 2211,1

PPh 22 Impor52,5

PPh 2336,4

742,2

PPh 25/29 Pribadi19,9

PPh 25/29 Badan242,7

PPh 2655,1

PPh Finaldan Fiskal156,2

PPh NonMigas Lainnya20,2

PPN475,5

PPh NonmigasOrang Pribadi PPh Nonmigas

Badan379,3362,9

PPN DalamNegeri328,1

PPN Impor132,4

Cukai HasilTembakau147,5

CukaiMMEA5,5 0,1

Cukai EtilAlkohol

Bea Keluar2,7

Bea Masuk33,3

Cukai153,2

PajakLainnya

(triliun Rupiah)

(triliun Rupiah)

8,7

PBB15,4

59,4%

36,0%

11,6%Pajak Penghasilan (PPh) dalam APBNP 2017 memberikan kontribusi terbesar terhadap Penerimaan Perpajakan sebesar 59,4%

PPh Nonmigas

PPh Nonmigas(Perpasal)

PPh Non Migas OP memiliki kontribusi lebih besar yaitu 51,1% dibandingkan PPh Badan. Potensi PPh Badan masih dapat terus ditingkatkan

PPNPPN Dalam Negeri mendominasipenerimaan PPN, sebesar 71,2%.

CukaiCukai Hasil Tembakau berkontribusi terbesar dalam Penerimaan Cukai yaitu 96,3%.

1.472,7

Penerimaan perpajakan dalam APBNP 2017 ditetapkan sebesar Rp1.472,7 triliun atau meningkat rata-rata sebesar 11,3%.

Lainnya0,3

2012

21,523,4

14,1

8,9

22,5

(0,8)

6,7

14,0

6,43,6

(2,7)

15,3

6,6

381,6

337,6

95,0108,5

118,1

144,6 143,5153,2

384,7409,2 423,7 412,2

475,5

417,7458,7

552,6

630,1742,2

9,5 9,8

20,5

14,0

17,8

2013 2014 2015 2016 APBNP2017

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015

Optimalisasi perpajakan dalam rangka peningkatan tax ratiomelalui perbaikan basis data pajak sebagai hasil program tax amnesty

Mempertahankan stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat

Meningkatkan produktivitas dan daya saing industri domestik

Mendukung era transparansi informasi di bidang perpajakan

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Penguatan kebijakan tarif kepabeanan dan cukai antara lain melalui penetapan tarif kelebihan kuota

Kebijakandi bidangPerpajakan

PPh Nonmigas,2012-2017(triliun rupiah)

PPN,2012-2017(triliun rupiah)

Cukai,2012-2017(triliun rupiah)

Penerimaan Perpajakan

PPh Nonmigas Pertumbuhan (%) PPN Pertumbuhan (%) Cukai Pertumbuhan (%)

Pajak penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai memiliki kontribusi terbesar rata-rata masing-masing sebesar 49,7% dan 33,4%.

PPh Nonmigas naikrata-rata 14,4%

PPN naik rata-rata 10,2% Cukai naik rata-rata 12,9%

2016 APBNP2017

2016 APBNP2017

INFORMASI APBNP 2017 12

Penerimaan NegaraBukan Pajak Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasiPenerimaan Negara secara keseluruhan

PendapatanSDA

95,6

PendapatanBLU

(triliun Rupiah)

38,5

PNBPLainnya

85,1

Penerimaan dari Kekayaan Negarayang Dipisahkan

41,0

Di dalam APBNP 2017, Pendapatan SDA dan PNBP Lainnya memiliki kontribusi masing-masing sebesar 34,8% dan 33,8%.

Kebijakan UmumPNBP

260,2

Menahan turunnya lifting minyak dan gas serta efisiensi cost recovery

Penerapan production sharing contract (PSC) gross split pada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang akan terminasi dan/atau melakukan perpanjangan kontrak kerja sama

Optimalisasi penerimaan royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara

Penyempurnaan berbagai peraturan PNBP, seperti revisi Undang-Undang PNBP dan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP

Penerapan kebijakan payout ratio yang tepat untuk mendukung penguatan permodalan BUMN

36,8%

14,8%

32,7%15,8%

INFORMASI APBNP 201713

Penerimaan NegaraBukan Pajak Kontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasiPenerimaan Negara secara keseluruhan

PendapatanSDA

95,6

PendapatanBLU

(triliun Rupiah)

38,5

PNBPLainnya

85,1

Penerimaan dari Kekayaan Negarayang Dipisahkan

41,0

Di dalam APBNP 2017, Pendapatan SDA dan PNBP Lainnya memiliki kontribusi masing-masing sebesar 34,8% dan 33,8%.

Kebijakan UmumPNBP

260,2

Menahan turunnya lifting minyak dan gas serta efisiensi cost recovery

Penerapan production sharing contract (PSC) gross split pada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang akan terminasi dan/atau melakukan perpanjangan kontrak kerja sama

Optimalisasi penerimaan royalti (iuran produksi) dari pertambangan mineral dan batubara

Penyempurnaan berbagai peraturan PNBP, seperti revisi Undang-Undang PNBP dan Peraturan Pemerintah terkait tarif PNBP

Penerapan kebijakan payout ratio yang tepat untuk mendukung penguatan permodalan BUMN

36,8%

14,8%

32,7%15,8%

INFORMASI APBNP 2017

Penerimaan NegaraBukan PajakKontribusi PNBP dari K/L tetap harus ditingkatkan untuk mendukung optimalisasiPenerimaan Negara secara keseluruhan. Optimalisasi PNBP K/L terus dilakukan dengantetap menjaga dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat

2012 2013 2014 20152012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

2016 APBNP2017

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

2012 2013 2014 2015 2016 APBN2017

12,312,9

15,5

61,1

7,3

4,5

4,5

56,7 72,3 74,4 102,0 65,7

PNBP K/L ditargetkan sebesar Rp78,6 triliun, dengan kontribusi terbesar Kementerian Kominfo dan Kementerian Perhubungan

Potensi PNBP K/L masih dapat ditingkatkan dengan tetap menjaga kualitas pelayanan masyarakat

Pendapatan PNBP SDA cenderung menurun seiring dengan fluktuasi penurunan harga komoditas (minyak bumi, batubara) dan pergerakan nilai tukar

PNBP K/L PNBP DMO

SDA Migas Harga ICP

PenerimaanSDA

Bagian Laba BUMN

PNBP Lainnya

PertumbuhanPendapatanBLU

112,7

97,0106,0

49,040,0 48,0

SDA Migas2012-2017(triliun rupiah)

PNBP,2012-2017(triliun rupiah)

PNBP K/L,2012-2017(triliun rupiah)

(triliun rupiah)

SDA Nonmigas2012-2017

6,1%0,8%

12,4%

-35,9%

2,5%

-0,7%

225,8

30,8 34,040,3

226,4 240,8 100,964,9

95,6

37,6

37,1 41,0

73,4 69,687,7

81,7118,0 85,1

21,7 24,6

29,7

35,341,9 38,5

205,8 203,6 216,9 78,244,1 72,2 Pertambangan

Umum15,9

3,20,2

0,7

18,6

3,10,2

0,9

19,3

3,70,2

0,8

17,7

4,20,1

0,9

15,8

3,80,4

0,9

17,7

3,91,0

0,7

Kehutanan

PerikananPanas Bumi

-1,5%

13,8%

5,2%

-4,9%

-8,7%

12,6%

INFORMASI APBNP 2017 14

(triliun Rupiah)

Penyesuaian secara umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas belanja negara dalamrangka mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan, serta pendanaan untuk berbagaikebutuhan yang mendesak

BELANJANEGARA

Belanja K/L

798,635,9% 37,4%

26,6%

Belanja Non K/L

568,4

Transfer ke Daerahdan Dana Desa

766,3

ProgramPengelolaanUtang Negara

219,2ProgramPengelolaanHibah Negara

5,5

ProgramPengelolaanSubsidi

168,9

ProgramPengelolaanBelanja Lainnya

60,4ProgramPengelolaanTransaksi Lainnya

108,1

Pertama, kebijakan efisiensi belanja barang berdasarkan realisasi tahun 2016 dengan tetap memperhatikan kegiatan-kegiatan prioritas, untuk kemudian direalokasi ke belanja/ kegiatan yang lebih mendesak dan bersifat prioritas.

Kedua, menampung tambahan-tambahan belanja yang bersifat mendesak dan/atau merupakan prioritas nasional, seperti alokasi untuk antisipasi bencana alam, penyelenggaraan Asian Games tahun 2018, persiapan tahapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian.

Ketiga, perubahan pagu belanja akibat perubahan pagu penggunaan PNBP/BLU dan penarikan pinjaman dan hibah luar negeri.

Keempat, penyesuaian besaran subsidi energi sebagai dampak belum diimplementasikannya beberapa kebijakan pembatasan yang telah diperhitungkan dalam APBN tahun 2017.

Kelima, penyesuaian besaran dana alokasi umum (DAU) seiring dengan penurunan pendapatan dalam negeri neto sesuai kebijakan DAU dalam APBN tahun 2017 yang tidak bersifat final.

PenyesuaianBelanjaNegara

2.133,3

INFORMASI APBNP 201715

(triliun Rupiah)

Penyesuaian secara umum dilakukan untuk meningkatkan kualitas belanja negara dalamrangka mendukung pencapaian berbagai tujuan pembangunan, serta pendanaan untuk berbagaikebutuhan yang mendesak

BELANJANEGARA

Belanja K/L

798,635,9% 37,4%

26,6%

Belanja Non K/L

568,4

Transfer ke Daerahdan Dana Desa

766,3

ProgramPengelolaanUtang Negara

219,2ProgramPengelolaanHibah Negara

5,5

ProgramPengelolaanSubsidi

168,9

ProgramPengelolaanBelanja Lainnya

60,4ProgramPengelolaanTransaksi Lainnya

108,1

Pertama, kebijakan efisiensi belanja barang berdasarkan realisasi tahun 2016 dengan tetap memperhatikan kegiatan-kegiatan prioritas, untuk kemudian direalokasi ke belanja/ kegiatan yang lebih mendesak dan bersifat prioritas.

Kedua, menampung tambahan-tambahan belanja yang bersifat mendesak dan/atau merupakan prioritas nasional, seperti alokasi untuk antisipasi bencana alam, penyelenggaraan Asian Games tahun 2018, persiapan tahapan Pilkada tahun 2018/Pemilu tahun 2019, percepatan sertifikasi tanah, dan pembangunan pertanian.

Ketiga, perubahan pagu belanja akibat perubahan pagu penggunaan PNBP/BLU dan penarikan pinjaman dan hibah luar negeri.

Keempat, penyesuaian besaran subsidi energi sebagai dampak belum diimplementasikannya beberapa kebijakan pembatasan yang telah diperhitungkan dalam APBN tahun 2017.

Kelima, penyesuaian besaran dana alokasi umum (DAU) seiring dengan penurunan pendapatan dalam negeri neto sesuai kebijakan DAU dalam APBN tahun 2017 yang tidak bersifat final.

PenyesuaianBelanjaNegara

2.133,3

INFORMASI APBNP 2017

APBNP 2017APBNP 2016

1.306,7 1.367,0

Belanja K/L

Belanja K/L

(triliun Rupiah)

(triliun Rupiah)Belanja Pemerintah Pusat

Belanja Non K/L

767,8

ProgramPengelolaanUtang Negara

191,2

ProgramPengelolaanHibah Negara

8,5

ProgramPengelolaanSubsidi

177,8

ProgramPengelolaanBelanja Lainnya

50,8

Belanja K/L798,6

ProgramPengelolaanUtang Negara

219,2

ProgramPengelolaanHibah Negara

5,5

ProgramPengelolaanSubsidi

168,9

ProgramPengelolaanBelanja Lainnya

66,7

ProgramPengelolaanTransaksi Khusus

108,1

ProgramPengelolaanTransaksi Khusus

110,6

BelanjaPemerintahPusat

Pertumbuhan BPP(%)

1.010,6

14,4 12,5

5,8

(2,5)

11,3

0,7

1.137,21.203,6 1.183,3

1.306,7 1.315,51.367,0

2012 2013 2014 2015 APBNP2016

APBN2017

APBNP2017

(1) perubahan belanja akibat perubahan asumsi dasar ekonomi makro seperti perubahan pembayaran bunga utang dan subsidi;

(2) efisiensi belanja barang K/L untuk dialokasikan pada belanja/kegiatan yang produktif dan prioritas dalam rangka meningkatkan kualitas belanja; dan

(3) tambahan alokasi pada beberapa komponen belanja, baik untuk kebutuhan mendesak dan prioritas maupun

untuk penyelesaian kewajiban-kewajiban Pemerintah

INFORMASI APBNP 2017

3,8

16

APBNP2016

APBNP2016

APBNP2017

APBNP2017

1.306,7 1.306,7

1.367,0 1.367,0

(triliun Rupiah)

BelanjaPemerintah Pusat

PelayananUmum

25,7%

8,9%

350,9

BelanjaPegawai

24,9%

340,4

BelanjaBarang

23,3%

318,8BelanjaModal

15,1%

206,2

PembayaranBunga Utang

16,8%

219,2

Subsidi12,2%

168,9

BelanjaHibah

0,2%

2,2

BantuanSosial

4,2

58,1

BelanjaLainnya

3,6%

49,9

BelanjaPegawai

26,2%

342,4

BelanjaBarang

23,3%

304,2BelanjaModal

15,8%

206,6

PembayaranBunga Utang

14,6%

191,2

Subsidi13,6%

177,7

BelanjaHibah

0,7%

8,5

BantuanSosial

4,1%

53,4

BelanjaLainnya

1,7%

22,5

Pertahanan

122,0

Ketertiban danKeamanan

10,4%

Ekonomi23,8%

PerlindunganLingkungan Hidup

13,2

1,0%

Perumahan danFasilitas Umum

30,6

2,2%

Kesehatan

57,9

4,2%

Pariwisata

5,4

0,4%

Agama

9,8

0,7%Pendidikan

143,9

10,5%

PerlindunganSosial

155,1

11,3%

141,8

325,5

PelayananUmum

24,7%

8,3%

322,6

Pertahanan

109,0

Ketertiban danKeamanan

9,4%

Ekonomi25,3%

PerlindunganLingkungan Hidup

11,0

0,8%

Perumahan danFasilitas Umum

34,3

2,6%

Kesehatan

66,1

5,1%

Pariwisata

5,9

0,4%

Agama

9,8

0,7%

Pendidikan

143,3

11,0%

PerlindunganSosial

150,8

11,5%

122,9

331,0

Menurut Fungsi Menurut Jenis

INFORMASI APBNP 201717

APBNP2016

APBNP2016

APBNP2017

APBNP2017

1.306,7 1.306,7

1.367,0 1.367,0

(triliun Rupiah)

BelanjaPemerintah Pusat

PelayananUmum

25,7%

8,9%

350,9

BelanjaPegawai

24,9%

340,4

BelanjaBarang

23,3%

318,8BelanjaModal

15,1%

206,2

PembayaranBunga Utang

16,8%

219,2

Subsidi12,2%

168,9

BelanjaHibah

0,2%

2,2

BantuanSosial

4,2

58,1

BelanjaLainnya

3,6%

49,9

BelanjaPegawai

26,2%

342,4

BelanjaBarang

23,3%

304,2BelanjaModal

15,8%

206,6

PembayaranBunga Utang

14,6%

191,2

Subsidi13,6%

177,7

BelanjaHibah

0,7%

8,5

BantuanSosial

4,1%

53,4

BelanjaLainnya

1,7%

22,5

Pertahanan

122,0

Ketertiban danKeamanan

10,4%

Ekonomi23,8%

PerlindunganLingkungan Hidup

13,2

1,0%

Perumahan danFasilitas Umum

30,6

2,2%

Kesehatan

57,9

4,2%

Pariwisata

5,4

0,4%

Agama

9,8

0,7%Pendidikan

143,9

10,5%

PerlindunganSosial

155,1

11,3%

141,8

325,5

PelayananUmum

24,7%

8,3%

322,6

Pertahanan

109,0

Ketertiban danKeamanan

9,4%

Ekonomi25,3%

PerlindunganLingkungan Hidup

11,0

0,8%

Perumahan danFasilitas Umum

34,3

2,6%

Kesehatan

66,1

5,1%

Pariwisata

5,9

0,4%

Agama

9,8

0,7%

Pendidikan

143,3

11,0%

PerlindunganSosial

150,8

11,5%

122,9

331,0

Menurut Fungsi Menurut Jenis

INFORMASI APBNP 2017

BelanjaK/L

Kementerian Negara/ Lembagadengan Anggaran Terbesar

Arah kebijakan Belanja K/L

489,4

17,219,1

-1,0

26,9

4,9

-0,6

582,9577,2

732,1

767,8 763,6

1-5

APBNP 2016APBNP 2017

6-10

11-15

Kementerian PU Pera

Kementerian Pertahanan108,7

114,8

104,2

98,2

63,5

62,755,9

44,6

40,5

38,0

39,5

24,1

97,1

79,3

56,2

42,9

38,1

43,6

40,6

27,6

Polri

Kementerian Agama

Kementerian Perhubungan

Kementerian Keuangan

Kementerian Pendidikan & Kebudayaan

(triliun Rupiah)

Kementerian Kesehatan

Kementerian Ristek & Dikti

Kementerian Pertanian

Efisiensi pada belanja operasional dan belanja non prioritas

Mendukung pembangunan infrastruktur dan konektifitas untuk meningkatkan kualitas pembangunanPeningkatan kualitas dan efektifitas program perlindungan sosial (KIP, KIS, PKH, dll.)Mendukung stabilitas pertahanan dan keamanan

Pada APBN 2017 terjadi penurunan sebesar Rp4,2 triliun apabila dibandingkan APBNP 2016. Belanja K/L 2012-2017 tumbuh rata-rata 9,3% pertahun

10

PerkembanganBelanja K/L

2012 2013 2014 2015 APBNP2016

APBN2017

Belanja K/L(triliun)

Pertumbuhan Belanja K/L (%)

INFORMASI APBNP 2017 18

Pokok-pokok KebijakanBelanja Pemerintah Pusat

a

Penghematan dan Efisiensi Belanja Barang K/L• Efisiensi belanja operasional• Efisiensi belanja perjalanan dinas• Efisiensi Belanja lainnya (belanja jasa,

honorarium dan lainnya)

Penambahan belanja untuk program prioritas mendesak• Persiapan Asian Games 2018• Persiapan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019• Percepatan program sertifikasi tanah,

penanggulangan bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi), kegiatan holtikultura pertanian, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

Pemenuhan anggaran Pendidikan dan Kesehatan masing-masing 20% dan 5%

INFORMASI APBNP 201719

Pokok-pokok KebijakanBelanja Pemerintah Pusat

a

Penghematan dan Efisiensi Belanja Barang K/L• Efisiensi belanja operasional• Efisiensi belanja perjalanan dinas• Efisiensi Belanja lainnya (belanja jasa,

honorarium dan lainnya)

Penambahan belanja untuk program prioritas mendesak• Persiapan Asian Games 2018• Persiapan Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019• Percepatan program sertifikasi tanah,

penanggulangan bencana (rehabilitasi dan rekonstruksi), kegiatan holtikultura pertanian, tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan.

Pemenuhan anggaran Pendidikan dan Kesehatan masing-masing 20% dan 5%

INFORMASI APBNP 2017

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 2,0 T• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 357,7 miliar

untuk pengadaan lahan dan pembangunan jalur kereta menuju Bandara Adi Sumarmo

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pembangunan kapal perintis penumpang dan

barang• Pembangunan jalur kereta api• Pembangunan/pengembangan bandar udara

Kementerian Perhubungan

APBNP Rp44,6 TAPBN Rp46,0 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 437,5 miliar• Tambahan belanja prioritas RP2.471,2 miliar untuk

untuk peningkatan hortikultura, tanaman pangan, perkebunan dan peternakan

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai• Peningkatan produksi daging, telur dan susu• Penambahan luas lahan pertanian

Kementerian Pertanian

APBNP Rp24,1 TAPBN Rp22,1 T

Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,157,1 miliar

antara lain untuk pengiriman Satgas Yonis TNI pada Misi PBB Minusca ke Republik Afrika selatan

• Kebutuhan untuk sewa satelit

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pengadaan alutsista• Pengadaan kendaraan taktis (matra darat), KRI,

KAL, Alpung, ranpur, rantis (matra laut) dan pesawat (matra udara)

Kementerian Pertahanan

APBNP Rp114,8 TAPBN Rp108,0 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 517,8 miliar• Tambahan belanja prioritas (BA BUN ) 161,5 miliar

untuk penanggulangan bencana (Rehabilitasi dan rekonstruksi)

• Percepatan penarikan PHLN sebesar Rp 1.195,9 miliar

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pembangunan/pemeliharaan jalan dan jembatan;• Pembangunan Jalan Tol• Pembangunan rumah susun• Pembangunan embung, bendungan, dan

penampungan air lainnya

Kementerian PU PERA

APBNP Rp104,2 TAPBN Rp101,5 T

INFORMASI APBNP 2017 20

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,4 T• Tambahan anggaran pendidikan Rp4,63 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pemberian bantuan operaional sekolah untuk

MI,Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya;• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Agama

APBNP Rp63,5 TAPBN Rp60,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,9 T• Pengurangan alokasi PBI (penyesuaian target)

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Peningkatan layanan persalinan• Peningkatan presentase anak yang mendapatkan

imunisasi lengkap• Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui

Kartu Indonesia Sehat (peserta penerima bantuan iuran)

Kementerian Kesehatan

APBNP Rp55,9 TAPBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,8 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Wajib belajar 12 tahun melalui program Indonesia

Pintar• Peningkatan kompetensi tenaga pendidik• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Pendidikandan Kebudayaan

APBNP Rp38,0 TAPBN Rp39,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,5 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pemberian beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa

Miskin• Peningkatan kualitas dosen• Penguatan riset dan pengembangan

Kementerian Ristek Dikti

APBNP Rp39,5 TAPBN Rp39,7 T

INFORMASI APBNP 2017

Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk persiapan Asean

Games 2018

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Meningkatkan kapasitas potensi kewirausahaan

pemuda• Memfasilitasi peserta olahraga di sekolah dasarm

sekolah menengah dan perguruan tinggi• Pembinaan/penyelenggaraan event dan

keikutsertaan olah raga pada kejuaraan tingkat daerah/nasional/internasional

Kementerian Pemuda dan Olahraga

APBNP Rp4,6 TAPBN Rp3,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja hasil pembahasan sebesar

Rp13,8 T pengadaan sarana/prasarana untuk peningkatan pelayanan dan keamanan serta ketertiban masyarakat

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Penambahan almatsus Polri• Pemberantasan tindak kriminal dan aksi terorisme• Pengamanan objek vital

Polri

APBNP Rp98,2 TAPBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 92,2 miliar• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,2 T untuk

mendukung program percepatan pensertipikatan tanah 5 juta bidang pada tahun 2017 yang menjadi program strategis nasional

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Penataan hubungan hukum keagrariaan di daerah• Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana

tata ruang• Pemetaan dan pengukuran kerangka dasar

kadastral nasional di Kab/Kota

Kementerian Agrariadan Tata Ruang (BPN)

APBNP Rp6,6 TAPBN Rp5,5 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja mendesak sebesar Rp 727,1

miliar untuk persiapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 (a.l. verifikasi partai politik peserta Pemilu)

• Tambahan belanja yang bersumber dari Hibah Dalam Negeri untuk persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 sebesar Rp 710,3 miliar

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018• Peningkatan pelayanan dan kapasitas

penyelenggaraan Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum

APBNP Rp3,3 TAPBN Rp1,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 362,3 miliar

untuk pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pengungkapan kasus tindak pidana narkotika• Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi

instansi pemerintah• Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi

komponen masyarakat

Badan Narkotika Nasional

APBNP Rp1,9 TAPBN Rp1,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja Prioritas sebesar Rp 1,3 T

pengawasan tahapan Pemilihan Presiden dan Legislatif

• Tambahan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp 478,0 miliar untuk pengawasan pelaksanaan Pilkada serentak

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Meningkatkan kinerja teknis pengawasan

penyelenggaraan pemilu dalam pencegahan• Meningkatkan kualitas pelayanan

hukum,kehumasan dan pengwasan internal• Mewujudkan kemandirian, integritas, dan

kredibilitas penyelenggaraan pemilu

Badan Pengawas Pemilu

APBNP Rp3,3 TAPBN Rp1,8 T

INFORMASI APBNP 2017

Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L

21

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,4 T• Tambahan anggaran pendidikan Rp4,63 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pemberian bantuan operaional sekolah untuk

MI,Ula, MTs/Wustha dan MA/Ulya;• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Agama

APBNP Rp63,5 TAPBN Rp60,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,9 T• Pengurangan alokasi PBI (penyesuaian target)

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Peningkatan layanan persalinan• Peningkatan presentase anak yang mendapatkan

imunisasi lengkap• Peningkatan cakupan pelayanan universal melalui

Kartu Indonesia Sehat (peserta penerima bantuan iuran)

Kementerian Kesehatan

APBNP Rp55,9 TAPBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,8 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Wajib belajar 12 tahun melalui program Indonesia

Pintar• Peningkatan kompetensi tenaga pendidik• Pembangunan dan rehabilitasi ruang kelas/sekolah

Kementerian Pendidikandan Kebudayaan

APBNP Rp38,0 TAPBN Rp39,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 1,5 T

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pemberian beasiswa Bidik Misi dan Bantuan Siswa

Miskin• Peningkatan kualitas dosen• Penguatan riset dan pengembangan

Kementerian Ristek Dikti

APBNP Rp39,5 TAPBN Rp39,7 T

INFORMASI APBNP 2017

Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan sebesar Rp 1,5 T untuk persiapan Asean

Games 2018

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Meningkatkan kapasitas potensi kewirausahaan

pemuda• Memfasilitasi peserta olahraga di sekolah dasarm

sekolah menengah dan perguruan tinggi• Pembinaan/penyelenggaraan event dan

keikutsertaan olah raga pada kejuaraan tingkat daerah/nasional/internasional

Kementerian Pemuda dan Olahraga

APBNP Rp4,6 TAPBN Rp3,1 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja hasil pembahasan sebesar

Rp13,8 T pengadaan sarana/prasarana untuk peningkatan pelayanan dan keamanan serta ketertiban masyarakat

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Penambahan almatsus Polri• Pemberantasan tindak kriminal dan aksi terorisme• Pengamanan objek vital

Polri

APBNP Rp98,2 TAPBN Rp58,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Efisiensi belanja barang sebesar Rp 92,2 miliar• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 1,2 T untuk

mendukung program percepatan pensertipikatan tanah 5 juta bidang pada tahun 2017 yang menjadi program strategis nasional

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Penataan hubungan hukum keagrariaan di daerah• Pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana

tata ruang• Pemetaan dan pengukuran kerangka dasar

kadastral nasional di Kab/Kota

Kementerian Agrariadan Tata Ruang (BPN)

APBNP Rp6,6 TAPBN Rp5,5 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja mendesak sebesar Rp 727,1

miliar untuk persiapan pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 (a.l. verifikasi partai politik peserta Pemilu)

• Tambahan belanja yang bersumber dari Hibah Dalam Negeri untuk persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 sebesar Rp 710,3 miliar

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2018• Peningkatan pelayanan dan kapasitas

penyelenggaraan Pemilihan Umum

Komisi Pemilihan Umum

APBNP Rp3,3 TAPBN Rp1,8 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja prioritas sebesar Rp 362,3 miliar

untuk pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Pengungkapan kasus tindak pidana narkotika• Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi

instansi pemerintah• Dukungan layanan pada lembaga rehabilitasi

komponen masyarakat

Badan Narkotika Nasional

APBNP Rp1,9 TAPBN Rp1,3 T

Perubahan disebabkan, a.l. :• Tambahan belanja Prioritas sebesar Rp 1,3 T

pengawasan tahapan Pemilihan Presiden dan Legislatif

• Tambahan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp 478,0 miliar untuk pengawasan pelaksanaan Pilkada serentak

Pemanfaatan anggaran, antara lain:• Meningkatkan kinerja teknis pengawasan

penyelenggaraan pemilu dalam pencegahan• Meningkatkan kualitas pelayanan

hukum,kehumasan dan pengwasan internal• Mewujudkan kemandirian, integritas, dan

kredibilitas penyelenggaraan pemilu

Badan Pengawas Pemilu

APBNP Rp3,3 TAPBN Rp1,8 T

INFORMASI APBNP 2017

Arah Kebijakan dan Sasaran Pembangunan Beberapa K/L

22

AnggaranKesehatanTerdapat realokasi anggaran kesehatan melalui pembiayaan berupa PMN kepada BPJS Kesehatanke dalam belanja dalam bentuk alokasi pengendalian defisit keuangan DJS-BPJS untuk programDana Jaminan Sosial Kesehatan

50

0

100

triliun Rp

% terhadap Belanja NegaraAnggaran Kesehatan(APBNP)

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

3,3

3,8

5,0 5,0

2,7 2,8

INFORMASI APBNP 2017

2016

1. Anggaran Kesehatan melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.117,7 81.454,2

A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70.082,8 63.637,1 a.l. 1. Kementerian Kesehatan 62.720,9 55.863,5

2. Badan POM 1.539,3 1.670,0 3. BKKBN 3.559,6 2.728,6

B. Melalui BA BUN 6.034,9 17.817,0 a.l. 1. Kontribusi Pemerintah untuk JKN PNS/TNI/Polri 5.452,9 5.732,1

2. Defisit Keuangan DJS-BPJS - 3.600,0 2. Anggaran Kesehatan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.201,9 25.210,6

3. Anggaran Kesehatan melalui Pembiayaan 6.827,9 -

Total Anggaran Kesehatan 104.147,4 106.664,8

Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.133.295,9

Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%) 5,0 5,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP Komponen Anggaran Kesehatan 2017

APBNP

Anggaran Pendidikan melalui pembiayaan mengalami peningkatan sebagai akibat dari adanyapenambahan investasi Pemerintah dalam bentuk SWF bidang pendidikan

200

300

400

100

triliun Rp

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

AnggaranPendidikan

% terhadap Belanja Negara Anggaran Pendidikan(APBNP)

20,1 20,0 20,020,6

20,0 20,02016

1. Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 144.959,4 148.546,3

A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 141.692,9 141.390,0 a.l. 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43.605,9 37.965,1

2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 39.589,5 37.384,9 3. Kementerian Agama 46.470,3 53.681,0

B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3.266,5 7.156,3

2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.630,3 267.656,1

a.l. Dana Transfer Khusus 119.918,4 115.503,9 1. DAK Fisik 2.665,3 8.058,9 2. DAK Non Fisik 117.253,0 107.445,0

i. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 69.762,7 55.573,4 iii. Bantuan Operasional Sekolah 43.923,6 45.120,0

3. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 5.000,0 10.500,0

Total Anggaran Pendidikan 416.589,8 426.702,4

Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.136.792,8

Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP Komponen Anggaran Pendidikan 2017

APBNP

23

AnggaranKesehatanTerdapat realokasi anggaran kesehatan melalui pembiayaan berupa PMN kepada BPJS Kesehatanke dalam belanja dalam bentuk alokasi pengendalian defisit keuangan DJS-BPJS untuk programDana Jaminan Sosial Kesehatan

50

0

100

triliun Rp

% terhadap Belanja NegaraAnggaran Kesehatan(APBNP)

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

3,3

3,8

5,0 5,0

2,7 2,8

INFORMASI APBNP 2017

2016

1. Anggaran Kesehatan melalui Belanja Pemerintah Pusat 76.117,7 81.454,2

A. Melalui Kementerian Negara/Lembaga 70.082,8 63.637,1 a.l. 1. Kementerian Kesehatan 62.720,9 55.863,5

2. Badan POM 1.539,3 1.670,0 3. BKKBN 3.559,6 2.728,6

B. Melalui BA BUN 6.034,9 17.817,0 a.l. 1. Kontribusi Pemerintah untuk JKN PNS/TNI/Polri 5.452,9 5.732,1

2. Defisit Keuangan DJS-BPJS - 3.600,0 2. Anggaran Kesehatan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 21.201,9 25.210,6

3. Anggaran Kesehatan melalui Pembiayaan 6.827,9 -

Total Anggaran Kesehatan 104.147,4 106.664,8

Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.133.295,9

Rasio Anggaran Kesehatan thd Belanja Negara (%) 5,0 5,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP Komponen Anggaran Kesehatan 2017

APBNP

Anggaran Pendidikan melalui pembiayaan mengalami peningkatan sebagai akibat dari adanyapenambahan investasi Pemerintah dalam bentuk SWF bidang pendidikan

200

300

400

100

triliun Rp

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

AnggaranPendidikan

% terhadap Belanja Negara Anggaran Pendidikan(APBNP)

20,1 20,0 20,020,6

20,0 20,02016

1. Anggaran Pendidikan melalui Belanja Pemerintah Pusat 144.959,4 148.546,3

A. Anggaran Pendidikan pada Kementerian Negara/Lembaga 141.692,9 141.390,0 a.l. 1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 43.605,9 37.965,1

2. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 39.589,5 37.384,9 3. Kementerian Agama 46.470,3 53.681,0

B. Anggaran Pendidikan pada BA BUN 3.266,5 7.156,3

2. Anggaran Pendidikan melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 266.630,3 267.656,1

a.l. Dana Transfer Khusus 119.918,4 115.503,9 1. DAK Fisik 2.665,3 8.058,9 2. DAK Non Fisik 117.253,0 107.445,0

i. Tunjangan Profesi Guru (TPG) PNSD 69.762,7 55.573,4 iii. Bantuan Operasional Sekolah 43.923,6 45.120,0

3. Anggaran Pendidikan melalui Pengeluaran Pembiayaan 5.000,0 10.500,0

Total Anggaran Pendidikan 416.589,8 426.702,4

Total Belanja Negara 2.082.948,9 2.136.792,8

Rasio Anggaran Pendidikan thd Belanja Negara (%) 20,0 20,0

Sumber : Kementerian Keuangan

APBNP Komponen Anggaran Pendidikan 2017

APBNP

Anggaran Infrastruktur dalam APBNP 2017 meningkat 3,4% dari APBN 2017 sejalan denganpeningkatan alokasi untuk BLU LMAN serta tambahan hibah dalam rangka rehab rekon pascabencana di NTB (Bima) serta rehab hutan dan lahan pasca banjir di Jabar dan NTB

200

300

400

100

0

triliun Rp

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

9,8 9,48,7

14,214,4

19,0

AnggaranInfrastruktur

% terhadap Belanja Negara Anggaran Infrastruktur(APBNP)

INFORMASI APBNP 2017

Anggaran Kedaulatan Pangan dijaga agar tetap mencapai target yang telah ditetapkan.

AnggaranKedaulatan Pangan

50

0

100

triliun Rp

% terhadap Belanja NegaraAnggaranKedaulatanPangan (APBNP)

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

4,64,2 3,8

6,15,3

4,9

2016Real APBN APBNP

I. Kementerian Negara/Lembaga 31,2 40,8 41,5 1. 018 Kementerian Pertanian 21,1 22,1 24,1 2. 032 Kementerian Kelautan Perikanan 4,6 6,5 5,7 3. 033 Kementerian PU & PR 5,5 10,4 10,0 4. 027 Kementerian Sosial - 1,7 1,7 - - -

II. Non K/L 68,2 62,4 62,4 1. Subsidi 49,4 52,2 52,2

a. Subsidi Pangan 22,1 19,8 19,8 b. Subsidi Pupuk 26,9 31,2 31,2 c. Subsidi Benih 0,4 1,3 1,3 d. Subsidi bunga kredit resi gudang 0,0 0,0 0,0

2. Belanja Lain-lain 3,4 4,5 4,5 a. Cadangan Beras Pemerintah 2,0 2,5 2,5 b. Cadangan Stabilisasi Pangan 1,4 2,0 2,0

3. Transfer ke Daerah (DAK) 15,5 5,7 5,7 a. DAK Irigasi 12,0 4,0 4,0 b. DAK Pertanian 3,4 1,7 1,7

99,4 103,1 103,9 Total

2017Uraian

2016Real APBN APBNP

I. Infrastruktur Ekonomi 260,2 378,3 390,3 1. Melalui Belanja K/L 122,0 154,1 157,1 a.l. 033 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 80,9 98,7 101,6

022 Kementerian Perhubungan 28,9 42,1 42,6 018 Kementerian Pertanian 3,8 2,3 2,1 020 Kementerian ESDM 2,7 3,3 3,0 059 Kementerian Komunikasi dan Informatika 2,0 2,6 2,7

2. Melalui Belanja Non K/L 3,3 2,6 6,0 a.l. 1. VGF (termasuk Cadangan VGF) - 0,3 0,5

2. Belanja Hibah 3,3 2,2 5,4

3. Melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa 77,7 183,7 180,9 a.l. 1. Dana Alokasi Khusus 56,2 32,3 32,3

2. Perkiraan Dana Desa Untuk Infrastruktur 18,7 24,0 24,0 3. Perkiraan Dana Transfer Umum untuk Infrastruktur - 124,0 121,2

4. Melalui Pembiayaan 57,1 37,8 46,2 a.l. 1. FLPP 4,3 9,7 3,1

2. Penyertaan Modal Negara 36,2 7,2 9,6 3. BLU LMAN 16,0 20,0 32,1

I. Infrastruktur Sosial 6,2 5,5 8,5 a.l. 023 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 4,6 4,2 5,9

025 Kementerian Agama 1,6 1,2 2,6 I. Dukungan Infrastruktur 2,7 4,0 2,1 a.l. 056 Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN 0,2 0,1 0,2

019 Kementerian Perindustrian 0,1 0,5 0,2

269,1 387,7 400,9

Uraian 2017

Jumlah

24

Belanja Subsidi Energi dalam APBNP 2017 sebesar Rp89,9 T

Menggunakan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 yang dikelola oleh TNP2Kdan Kemensos

Subsidi BBM danLPG Tabung 3 Kg dilakukan dengan pola distribusi tertutup/targeted (by name and by address) dilakukan secara bertahapSubsidi terbatas minyak solar Rp500/liter

diberikan kepada seluruh pelanggan dengan daya R-1/450 VA dan 6,5 jutadengan R-1/900 VA

50

0

200

150

100

triliun RpHarga ICP

Subsidi BBM

Subsidi Listrik

2012 2013 2014 2015 2016 APBN2017

112,7106,0

96,5

49,2

40,045,0

48,0

Rp44,5 T

SubsidiEnergi

Subsidi Listrik Rp45,4 T01377

211,9 210,0240,0

60,843,7

32,3

94,6 100,0 101,8

58,3 63,145,0

APBNP2017

44,5 45,4

INFORMASI APBNP 201725

SubsidiNon EnergiPerkembanganSubsidi Non Energi,2012-2017(triliun Rupiah)

19,1 20,3 18,221,8

22,119,8

14,017,6 21,0

31,3

26,931,2

3,8

4,1 5,8

8,5

9,3

9,4

1,9

1,5

2,1

3,3

3,74,3

0,1

0,4

0,3

0,1

0,4

1,3

1,1

1,1

2,8

1,95,1

13,0

39,9

45,1

50,2

66,9 67,4

76,0

2012 2013 2014 2015 2016 APBNP2017

Subsidi pangan diberikan kepada 14,3 juta RTS -> 15kg/bulansebesar Rp19,8 triliunPengalihan Rastra menjadi Program Bantuan Pangan:Konversi secara bertahap Subsidi Pangan (Rastra)menjadi Program Bantuan Pangan (non-tunai/voucher)Ujicoba di 44 kota di Indonesia

Kebijakan subsidi pupuk diarahkan untuk mendukungpeningkatan produktivitas pertanian Volume pupuk bersubsidi sebesar 9,55 juta ton ->Rp31,2 triliun

Kebijakan subsidi PSO diarahkan untuk perbaikanpelayanan umum bidang transportasi (angkutanPenumpang kereta api dan angkutan kapal lautkelas ekonomi) dan penyediaan informasi publik

PT PelniRp2,1 TPT KAIRp2,1 TLKBN AntaraRp0,2T

Kebijakan subsidi benih diarahkan untuk mendukungpeningkatan produksi pertanianBenih bersubsidi untuk padi & kedelai sebesar Rp1,3 trilunVolume benih 116.500 ton

Diarahkan dalam rangka menunjang upaya peningkatanketahanan pangan, mendukung diversifikasi energi, memenuhikebutuhan masyarakat terhadap akses air minum, pembiayaanperumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan dukunganpembiayaan untuk sektor usaha produktif UMKM dan koperasi

Kebijakan subsidi pajak diarahkan untuk mendukung peningkatandaya saing industri tertentu di dalam negeriBunga imbal hasil atas penerbitan dan/atau pembelian kembali/penukaranSBN di pasar modal nasionalFasiitas bea masuk

Subsidi Pangan

Subsidi Benih

Subsidi Bunga Kredit Program

Subsidi Pupuk

Subsidi PSO

Subsidi Pajak

Rp

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Subsidi Bunga KUR mulai dialokasikan dalam tahun 2016 :APBN 2016 sebesar Rp10.500,0 miliarAPBNP 2017 sebesar Rp9.022,0 miliarRincian Subsidi Bunga KUR dalam APBN 2017 :KUR Mikro (< Rp 25 juta) : Rp6.857,0 miliarKUR Ritel (Rp25 – Rp500 juta) : Rp1.908,0 miliarKUR Penempatan TKI (< Rp25 juta) : Rp257,0 miliarBesaran subsidi bunga KUR 2017:KUR Mikro = 10%KUR Ritel = 4,5%KUR Penempatan TKI = 12%

kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM dan Koperasi yang feasible tapi belum bankable

Sektor usaha produktif yang dibiayai KURpertanian, perikanan, industri pengolahan, perdagangan, dan jasa-jasa

Pemerintah secara konsisten berpihak kepada pengembangan UMKM dan Koperasi, penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan melalui pemberian imbal jasa penjaminan dan subsidi bunga KUR

Coverage KUR 2017 :Rp100 T

Bunga Kredit Program

Benih

PSO

Pajak

Pupuk

Pangan

INFORMASI APBNP 2017 26

Transfer ke Daerahdan Dana Desa

DanaDesa60,0

DanaInsentif Daerah7,5 Dana

Perimbangan

DanaTransfer Khusus

678,6

184,6

DanaTransfer Umum

494,0

DanaOtonomi Khusus& DIY

20,2

Dana Desa

(triliun Rupiah)

Transfer ke DaerahAPBNP2017

766,3

Alokasi transfer ke daerah dan dana desa mengalami perubahan pada APBNP 2017 yang antara lain disebabkan oleh turunnya PDN neto yang menjadi dasar penghitungan DAU nasional dan tambahan anggaran kurang bayar DAK

penyaluran anggaran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan untuk setiap tahapannya di daerah;

pagu dana alokasi umum (DAU) nasional tidak bersifat final atau dapat berubah sesuai perubahan penerimaan dalam negeri (PDN) neto;

pengalokasian dana alokasi khusus (DAK) fisik berdasarkan usulan daerah dan prioritas nasional dengan memberikan afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi;

Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa untuk memenuhi amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa, dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara.Dana Desa

Transfer ke Daerah

Kebijakan Transfer keDaerah dan Dana Desa

2012

480,6

16,9

6,8

11,8

8,6

24,6

-1,5

573,7623,1

710,3766,3

513,3

2013 2014 2015 2016 APBNP2017

480,6

513,3573,7 602,4

20,8

47,060,0

729,3706,3

Transfer ke Daerah

Dana Desa

Pertumbuhan Transfer ke Daerah & Dana Desa (%)

Transfer ke Daerah& Dana Desa, 2012-2017(triliun rupiah)

INFORMASI APBNP 201727

Transfer ke Daerahdan Dana Desa

DanaDesa60,0

DanaInsentif Daerah7,5 Dana

Perimbangan

DanaTransfer Khusus

678,6

184,6

DanaTransfer Umum

494,0

DanaOtonomi Khusus& DIY

20,2

Dana Desa

(triliun Rupiah)

Transfer ke DaerahAPBNP2017

766,3

Alokasi transfer ke daerah dan dana desa mengalami perubahan pada APBNP 2017 yang antara lain disebabkan oleh turunnya PDN neto yang menjadi dasar penghitungan DAU nasional dan tambahan anggaran kurang bayar DAK

penyaluran anggaran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan untuk setiap tahapannya di daerah;

pagu dana alokasi umum (DAU) nasional tidak bersifat final atau dapat berubah sesuai perubahan penerimaan dalam negeri (PDN) neto;

pengalokasian dana alokasi khusus (DAK) fisik berdasarkan usulan daerah dan prioritas nasional dengan memberikan afirmasi kepada daerah tertinggal, perbatasan, kepulauan dan transmigrasi;

Meningkatkan secara bertahap anggaran Dana Desa untuk memenuhi amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Dana Desa, dengan tetap memerhatikan kemampuan keuangan negara.Dana Desa

Transfer ke Daerah

Kebijakan Transfer keDaerah dan Dana Desa

2012

480,6

16,9

6,8

11,8

8,6

24,6

-1,5

573,7623,1

710,3766,3

513,3

2013 2014 2015 2016 APBNP2017

480,6

513,3573,7 602,4

20,8

47,060,0

729,3706,3

Transfer ke Daerah

Dana Desa

Pertumbuhan Transfer ke Daerah & Dana Desa (%)

Transfer ke Daerah& Dana Desa, 2012-2017(triliun rupiah)

INFORMASI APBNP 2017

Memperbaiki bobot Alokasi Dasar dan/atau bobot variabel kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal, untuk meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah.

Memperhitungkan dampak pengalihan kewenangan pendidikan SMA/SMK dan urusan lainnya dari kabupaten/kota ke provinsi sesuai UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerataan Daerah dalam pengalokasian DAU kepada provinsi.

Memberikan afirmasi kepada daerah kepulauan dengan meningkatkan bobot luas wilayah laut dalam variabel luas wilayah.

Menerapkan kebijakan alokasi DAU kabupaten/kota tahun 2017 tidak mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016.

Pagu DAU nasional dalam APBN berubah sesuai perubahan PDN Neto dengan memperhatikan daerah-daerah yang kapasitas & ruang fiskalnya sangat terbatas.

DanaAlokasi Umum

2012

273,8 311,1352,9 385,4 410,8 398,6

341,2

2013 2014 2015 2016 APBN2017

APBNP2017

Rp398,6 T(triliun Rupiah)

Anggaran DAU sebesar Rp398,6 triliun, terdiri dari DAU murni sebesar Rp375,3 triliun, tambahan untuk provinsi terkait pengalihan kewenangan sebesar Rp18,5 triliun, dan tambahan untuk Kabupatan/Kota sebesar Rp4,8 triliun

INFORMASI APBNP 2017 28

Dan

aA

loka

si U

mum

Rp3

98,6

T

Papu

a Ba

rat

Papu

aM

aluku

Malu

ku U

tara

Sulaw

esi T

enga

h

Goro

ntal

o

Sulaw

esi B

arat

Sulaw

esi T

engg

ara

Sulaw

esi S

elat

an

Sulaw

esi U

tara

Kalim

anta

n Ba

rat

Kalim

anta

n Ut

ara

Kalim

anta

n Ti

mur

Kalim

anta

n Se

latan

Kalim

anta

n Te

ngah

Nan

ggro

e Ac

eh D

arus

sala

m

Sum

ater

a Ut

ara

Riau

Kepu

lauan

Riau

Jam

bi

Bang

ka B

elitu

ng

Lam

pungSu

mat

era

Selat

an

Sum

ater

a Ba

rat Be

ngku

lu

Rp14

,7 T

Rp24

,0 T

Rp13

,5 T

Rp6,

4 T

Rp8,

1 Rp

4,0

T

Rp8,

0 T Rp

12,2

T

Rp12

,8 T

Rp8,

2 T

Rp37

,1 T

Rp5,

6 T

Rp11

,8 T

Rp10

,2 T

Rp

7,9

T

Rp4,

9 T

Rp9,

4 T

Rp8,

4 T

Rp4,

0 T

Rp6,

2 T

Rp7,

7 T

Rp22

,4 T

Rp7,

9 T

Rp9,

7 T

Rp18

,2 T

Rp4,

2 T

Rp3,

5 T

Rp7,

1 T

Rp8,

5 T

Rp13

,3 T

Rp

39,8

TRp

34,3

T

Rp4,

2 T

Bant

enJa

wa B

arat

Jawa

Ten

gah

DIYo

gyak

arta

Jawa

Tim

ur

Bali

Nus

a Te

ngga

ra B

arat

Nus

a Te

ngga

ra T

imu

r

Angg

aran

DAU

sebe

sar R

p398

,6 T

, ter

diri

dari

DAU

mur

ni se

besa

r Rp3

75,3

T &

tam

baha

n DA

U ak

ibat

pen

galih

an k

ewen

anga

n se

besa

r Rp

18,5

T d

an ta

mba

han

DAU

untu

k Ka

b/Ko

ta se

besa

r Rp4

,8 T

*RIn

cian

DAU

per p

rovin

si ha

nya

DAU

Mur

ni b

y fo

rmul

a

29

PBB Penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10% dibagi secara merata kepada kab/kota.Biaya Pemungutan PBB digunakan untuk mendanai kegiatan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

Penggunaan Cukai Hasil TembakauPaling sedikit 50% untuk mendanai peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan/atau pemberantasan barang kena cukai ilegal; danPaling banyak 50% untuk mendanai kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah.

Penggunaan DBH MigasDBH SDA Migas sebesar 0,5% dapat digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah (block grant), tidak lagi diwajibkan untuk tambahan anggaran pendidikan dasar.

Pengalihan KewenanganDBH Kehutanan khusus Dana Reboisasi yang sebelumnya disalurkan ke kabupaten/kota penghasil, mulai tahun 2017 disalurkan ke provinsi penghasil untuk membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi hutan.

Penggunaan DBH Dana ReboisasiPerluasan penggunaan DBH SDA Kehutanan dari dana reboisasi untuk:Pengelolaan taman hutan raya (tahura);Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan.Penataan batasan kawasan;Pengawasan dan perlindungan;Penanaman pohon daerah aliran sungai (DAS) kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai, dan pengadaan bangunan konservasi tanah dan air;Pengembangan perbenihan; dan/atauPenelitian dan pengembangan, antara lain pemanfaatan areal, penanaman pohon hutan unggulan lokal, dan penerapan sistem tebang pilih tanam jalur.

Anggaran DBH sebesar Rp95,4 triliun, terdiri dari DBH Pajak dan SDA sebesar Rp81,5 triliun& Kurang Bayar DBH Pajak dan SDA sebesar Rp13,9 triliun

DanaBagi Hasil Rp95,4 T

DBH Pajak DBH SDA

PajakPenghasilan

33,8

Kurang BayarDBH Pajak

7,09PBB14,5

Migas13,4

Minerba14,3

Kehutanan1,5

Perikanan0,8

Panas Bumi0,5

Kurang BayarDBH SDA

6,8Cukai HasilTembakau

3,0

KebijakanDana Bagi Hasil

(triliun Rupiah)

INFORMASI APBNP 2017

Dan

aA

loka

si U

mum

Rp3

98,6

T

Papu

a Ba

rat

Papu

aM

aluku

Malu

ku U

tara

Sulaw

esi T

enga

h

Goro

ntal

o

Sulaw

esi B

arat

Sulaw

esi T

engg

ara

Sulaw

esi S

elat

an

Sulaw

esi U

tara

Kalim

anta

n Ba

rat

Kalim

anta

n Ut

ara

Kalim

anta

n Ti

mur

Kalim

anta

n Se

latan

Kalim

anta

n Te

ngah

Nan

ggro

e Ac

eh D

arus

sala

m

Sum

ater

a Ut

ara

Riau

Kepu

lauan

Riau

Jam

bi

Bang

ka B

elitu

ng

Lam

pungSu

mat

era

Selat

an

Sum

ater

a Ba

rat Be

ngku

lu

Rp14

,7 T

Rp24

,0 T

Rp13

,5 T

Rp6,

4 T

Rp8,

1 Rp

4,0

T

Rp8,

0 T Rp

12,2

T

Rp12

,8 T

Rp8,

2 T

Rp37

,1 T

Rp5,

6 T

Rp11

,8 T

Rp10

,2 T

Rp

7,9

T

Rp4,

9 T

Rp9,

4 T

Rp8,

4 T

Rp4,

0 T

Rp6,

2 T

Rp7,

7 T

Rp22

,4 T

Rp7,

9 T

Rp9,

7 T

Rp18

,2 T

Rp4,

2 T

Rp3,

5 T

Rp7,

1 T

Rp8,

5 T

Rp13

,3 T

Rp

39,8

TRp

34,3

T

Rp4,

2 T

Bant

enJa

wa B

arat

Jawa

Ten

gah

DIYo

gyak

arta

Jawa

Tim

ur

Bali

Nus

a Te

ngga

ra B

arat

Nus

a Te

ngga

ra T

imu

r

Angg

aran

DAU

sebe

sar R

p398

,6 T

, ter

diri

dari

DAU

mur

ni se

besa

r Rp3

75,3

T &

tam

baha

n DA

U ak

ibat

pen

galih

an k

ewen

anga

n se

besa

r Rp

18,5

T d

an ta

mba

han

DAU

untu

k Ka

b/Ko

ta se

besa

r Rp4

,8 T

*RIn

cian

DAU

per p

rovin

si ha

nya

DAU

Mur

ni b

y fo

rmul

a

PBB Penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10% dibagi secara merata kepada kab/kota.Biaya Pemungutan PBB digunakan untuk mendanai kegiatan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah.

Penggunaan Cukai Hasil TembakauPaling sedikit 50% untuk mendanai peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan di bidang cukai, dan/atau pemberantasan barang kena cukai ilegal; danPaling banyak 50% untuk mendanai kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas daerah.

Penggunaan DBH MigasDBH SDA Migas sebesar 0,5% dapat digunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah (block grant), tidak lagi diwajibkan untuk tambahan anggaran pendidikan dasar.

Pengalihan KewenanganDBH Kehutanan khusus Dana Reboisasi yang sebelumnya disalurkan ke kabupaten/kota penghasil, mulai tahun 2017 disalurkan ke provinsi penghasil untuk membiayai kegiatan reboisasi dan rehabilitasi hutan.

Penggunaan DBH Dana ReboisasiPerluasan penggunaan DBH SDA Kehutanan dari dana reboisasi untuk:Pengelolaan taman hutan raya (tahura);Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan.Penataan batasan kawasan;Pengawasan dan perlindungan;Penanaman pohon daerah aliran sungai (DAS) kritis, penanaman bambu pada kanan kiri sungai, dan pengadaan bangunan konservasi tanah dan air;Pengembangan perbenihan; dan/atauPenelitian dan pengembangan, antara lain pemanfaatan areal, penanaman pohon hutan unggulan lokal, dan penerapan sistem tebang pilih tanam jalur.

Anggaran DBH sebesar Rp95,4 triliun, terdiri dari DBH Pajak dan SDA sebesar Rp81,5 triliun& Kurang Bayar DBH Pajak dan SDA sebesar Rp13,9 triliun

DanaBagi Hasil Rp95,4 T

DBH Pajak DBH SDA

PajakPenghasilan

33,8

Kurang BayarDBH Pajak

7,09PBB14,5

Migas13,4

Minerba14,3

Kehutanan1,5

Perikanan0,8

Panas Bumi0,5

Kurang BayarDBH SDA

6,8Cukai HasilTembakau

3,0

KebijakanDana Bagi Hasil

(triliun Rupiah)

INFORMASI APBNP 2017 30

Dana Transfer Khusus dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kegiatan tertentu yang menjadi urusandaerah, baik kegiatan yang bersifat fisik maupun nonfisik. Penggunaannya diarahkan untuk mendukungpencapaian prioritas dan sasaran nasional, yang meliputi dimensi pembangunan manusia, dimensi pembangunansektor unggulan, serta dimensi pemerataan dan kewilayahan.

Pendidikan Rp6,1 TKesehatan Rp10,0 TPerumahan dan Permukiman Rp0,7 TPertanian Rp1,7 T

Pendidikan SMK Rp2,0 TKesehatan RS Rujukan/Pratama Rp4,8 TAir Minum Rp1,2 TSanitasi Rp1,3 T

Perumahan dan Permukiman Rp0,4 TTransportasi Rp0,8 TKesehatan Rp2,3 T

DanaTransfer Khusus Rp184,6 T

DAK Reguler Rp20,4 T

DAK Penugasan Rp34,5 T

DAK FISIKRp69,5 T

DAK NONFISIK

Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Rp45,1 T

Bantuan Operasional Penyelenggaraan PAUD (BOP) Rp3,6 T

Tunjangan Profesi Guru PNSD Rp55,6 T

Tunjangan Khusus Guru PNSD di DaerahKhusus Rp1,7 T

Tambahan Penghasilan Guru PNSD Rp1,4 T

Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) danBantuan Operasional Keluarga Berencana (BOKB) Rp6,9 T

Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi,dan UKM Rp0,1 T

Dana Pelayanan AdministrasiKependudukan Rp0,8 T

Rp115,1 T

DAK Afirmasi Rp3,5 T

Tambahan DAK Fisik Rp11,2 T untuk penyelesaian kewajiban Pemdakepada pihak ketiga atas pelaksanaan kegiatan DAK Fisik 2016yang outputnya telah selesai 100%

INFORMASI APBN 2017

Jalan Rp19,7 Pasar Rp1,0 TIrigasi Rp4,0 TEnergi Skala Kecil Rp0,5 T

Kelautan dan Perikanan Rp0,9 T Industri Kecil dan Menengah Rp0,5 TPariwisata Rp0,5 T

31

Dana Otonomi Khusus Rp19,4 TDana Otsus Provinsi Papua & Papua Barat terutama ditujukan untuk pembiayaan Pendidikan dan Kesehatan. Dana Otsus Provinsi Aceh terutama ditujukan untuk pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan. Selanjutnya Dana Tambahan Infrastruktur Provinsi Papua & Papua Barat ditujukan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, seperti jalan, jembatan, dermaga, sarana transportasi darat, sungai maupun laut dalam rangka mengatasi keterisolasian dan kesenjangan penyediaan infrastruktur antara Papua dan Papua Barat dengan daerah lainnya

Alokasi OtsusProvinsi Aceh

Alokasi OtsusProvinsi Papua Barat

Alokasi OtsusProvinsi Papua

Alokasi Tambahan InfrastrukturProvinsi Papua

Alokasi Tambahan InfrastrukturProvinsi Papua Barat

Rp8,0 TRp2,4 T

Rp0,9 T

Rp5,6 T

Rp2,6 T

Dana Insentif Daerah

317

Rp7,5 TBertujuan untuk memberikan penghargaan kepada daerah yang berkinerja baik dalam pengelolaankeuangan dan fiskal daerah, pelayanan dasar, serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.Daerah Penerima DID:

Dialokasikan untuk mendanai urusan Keistimewaan DIY, meliputi: a) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; b) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; c) kebudayaan; d) pertanahan; dan e) tata ruang

Kebijakan Dana Desa 2017:Meningkatkan anggaran Dana Desa, dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan negara.Mengalokasikan Dana Desa dengan memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan. Meningkatkan kualitas pengelolaan Dana Desa dengan antara lain: Memperbaiki pelaksanaan penyaluran;

Memberikan diskresi kepada Desa untuk menentukan penggunaan dana, dengan prioritas pada pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;

Memperkuat sistem pengendalian, monitoring dan evaluasi Dana Desa.Meningkatkan kapasitas perangkat desa melalui pelatihan dan pendampingan desa guna meningkatkan efektifitas pengelolaan dan penggunaan Dana Desa

Jumlah desa penerima Dana Desa sebanyak 74.910 desa. Rata-rata alokasi dana desa per desa sebesarRp800,9 juta

Dana Keistimewaan DIY Rp0,8 T

Dana Desa Rp60,0 T

Daerah21Provinsi

64APBN 2017 Kota232Kabupaten

INFORMASI APBN 2017 32

DEFISITANGGARANPelebaran defisit anggaran dari 2,41 persen terhadap PDBdalam APBN tahun 2017 menjadi 2,92 persen

triliun rupiah

175,2237,4 248,9

323,1 334,5 330,2397,2

(153,3) (211,7) (226,7)(298,5) (308,3 (330,2)

(397,2)(1,86)

(2,39)(2,25)

(2,59)(2,49) (2,41)

(2,92)

2012 2013 2014 2015 2016APBN2017

APBNP2017

Defisit terhadapPDB Beberapa Negarapersen (%)

Australia-2,2

Indonesia-2,92

Thailand-2,3

Malaysia-3,4

China-1,8

Britania Raya-5,0

Brazil-7,7

AfrikaSelatan3,4

Mesir11,2

Turki4,3

India3,9

Meksiko-4,0

Amerika Serikat-5,0

Kanada0,6

Perancis-3,8

Rusia-5,7

Defisit Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain

Pembiayaan AnggaranDefisit Anggaran Defisit thd PDB

(%)

INFORMASI APBNP 201733

34

Penerbitan SBN diprioritaskan:(a) mata uang rupiah;(b) bunga tetap, dan;(c) tenor menengah-panjang;

Pinjaman Dalam Negeri difokuskan untuk pemberdayaan industri dalam negeri;

Pinjaman Luar Negeri digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pelabuhan, jalur kereta api, dan rehabilitasi pemukiman.

Pembiayaan anggaran mengalami kenaikan karena beberapa faktor antara lain pelebarandefisit dan pembiayaan anggaran pada investasi Pemerintah

(triliun Rupiah)

PEMBIAYAANANGGARAN

2012

175,2

237,4 248,9

2013 2014 2015 2016 APBN2017

APBNP2017

KebijakanPembiayaan Anggaran

Mengendalikan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang terkendali (manageable)Memanfaatkan utang untuk kegiatan produktif dan menjaga keseimbangan ekonomi makroMengoptimalkan peran serta masyarakat dalam rangka pemenuhan kebutuhan pembiayaan dan melakukan pendalaman pasar obligasi domestikMemanfaatkan pinjaman luar negeri secara selektif, terutama untuk bidang infrastruktur dan energiMeningkatkan pemanfaatan fasilitas pinjaman tunai sebagai alternatif instrumen pembiayaanMelakukan pengelolaan utang secara aktif dalam kerangka manajemen aset dan kewajiban/asset liabilities management (ALM)

Pembiayaan Lainnya 57,3 31,4 0,5 0,3 19,6 0,3 0,3

Kewajiban Penjaminan - (0,7) (1,0) - (0,7) 0,9 (1,0)

Pemberian Pinjaman 2,8 0,3 2,5 1,5 1,7 (6,4) (3,7)

Pembiayaan Investasi (25,7) (16,9) (8,9) (59,7) (89,1) (47,5) (59,7)

Pembiayaan Utang 140,8 223,2 255,7 380,9 403,0 384,7 461,3

323,1334,5

330,2

397,2

INFORMASI APBNP 2017 34

Pembiayaan Utang diperoleh dari penerbitan SBN, Pinjaman Luar Negeri,dan Pinjaman Dalam Negeri

PembiayaanUtang

UtangBaru

OutstandingUtang Pemerintah

PembayaranBunga Utang

Rp461,3 T Rp3.974,3 T

Rp219,2 TMemenuhi kewajiban Pemerintah untuk menjaga akuntabilitas Pengelolaan Utang Pemerintah

Mengefisienkan dan menjaga risiko beban pembayaran bunga utang,melalui pemilihan komposisi instrumen utang yang tepat danmelaksanakan transaksi lindung nilai

Kepemilikan UtangPemerintah Pusat

Pinjaman Luar Negeri

3.825,8 T**

19,1%

SBN Valas*22,0%

SBN Rupiah58,7%

Pinjaman Dalam Negeri0,1%

1. Multilateral2. Bilateral

2. Bilateral 9,5%

3. Bank Komersial 4. Suppliers

Non-Tradable Surat Utang kepada BI, SDHI, SBR,Private Placement

Tradable 1. Bank 2. Bank Indonesia 3. Non-Bank a.l: Nonresiden, asuransi, Reksadana, Dana Pensiun, Individu dan lainnya

Termasuk SUN Valas Domestik

Posisi utang per akhir Agustus 2017

*

**

1. Bank BUMN2. Bank BUMD

INFORMASI APBNP 201735

Rasio Utang cenderung turun, namun sedikit meningkat5 tahun terakhir untuk membiayai infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan

Profil UtangPemerintah

Rasio Utang Indonesia terhadap PDB2005-2017

Rasio UtangBeberapa NegaraBerkembang

39,046,5

27,7 31,7

51,6

27,739,2

43,6 40,2

56,6

65,8

78,3

Indonesia2006 2016

persen (%)

persen (%)

Turki Filipina Thailand Malaysia Brazil

47,3

39,0

35,133,0

28,3

24,523,1 23,0

24,9 24,727,4 28,3 29,2

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

** perkiraan

Rasio utang Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan beberapa negara lain

INFORMASI APBNP 2017 36

PembiayaanInvestasi

Investasi KepadaBUMN Rp6,4 T

59,7 T

PMN kepada PT PII Rp1,0 TPMN kepada PT SMF Rp1,0 TPMN kepada PT SMI Rp2,0 TPMN kepada PT KAI Rp2,0 TPMN kepada PT Djakarta Lloyd Rp0,4 T

Investasi KepadaLembaga/Badan Lainnya Rp3,2 TPMN kepada LPEI Rp3,2 T

Investasi KepadaBLU Rp48,2 T

Investasi Organisasi/LembagaKeuangan Internasional Rp2,0 TAsian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Rp1,8 TIslamic Development Bank (IDB) Rp76,5 MThe Islamic Coorporation for The Development of Private Sector (ICD) Rp41,3 MInternational Fund for Agricultural Development (IFAD) Rp40,2 MInternational Development Association (IDA) Rp44,6 M

Pembiayaan investasi mengalami peningkatan sebesar Rp 12,4 T yang disebabkan oleh adanya kenaikan investasi kepada BUMN, investasi kepada BLU, dan investasi kepada organisasi/lembaga keuangan internasional (LKI)/badan usaha internasional

Dana Bergulir Rp5,6 T- BLU PPDPP Rp3,1 T- BLU PIP Rp1,5 T- BLU LPDB KUMKM Rp0,5 T- BLU LPMUKP Rp0,5 T

DPPN Rp10,5 TBLU LMAN Rp32,1 T

INFORMASI APBNP 201737

PMN kepada PT PIIuntuk Penjaminan Proyek Infrastruktur

Pembiayaanuntuk Infrastruktur

PMNRp 1,0 T

Dana Bergulir

Pembiayaan Investasi

proyek pembangunan PLTU proyek air

umumproyek Jalan Tol

Untuk pembiayaan perumahan (KPR) bagi MBR.

Untuk pendanaan pengadaan lahan bagi pembangunan infrastruktur proyek strategis nasional

Sasaran output tahun 2017: pemenuhan kebutuhan lahan untuk beberapa proyek meliputi proyek ruas tol, rel kereta api, pembangunan pelabuhan laut, dan bendungan, sejumlah 50 proyek

PMN kepada PT. SMIuntuk Pembiayaan proyek infrastruktur strategis nasional, proyek prioritas, dan KPBU

PMN kepada PT. SMFuntuk Program satu juta rumah

proyek Palapa Ring Paket Tengah dan Timur

proyek jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar

meningkatkan kapasitas dalam mendukung program satu juta rumah melalui fungsi pembiayaan sekunder perumahan

menyediakan likuiditas bagi penyalur KPR yang menjalankan program Pemerintah

menurunkan porsi/beban Pemerintah dalam pelaksanaan KPR program FLPP dan Subsidi Selisih Bunga

FLPP

LMAN

(Fasilitas LikuiditasPembiayaan Perumahan)

(Lembaga Manajemen Aset Negara)

Kewajiban

Penugasan percepatan pembangunan infrastruktur nasional, terutama untuk percepatan pembangunan pembangkit listrik, percepatan penyediaan air minum, kerjasama Pemerintah dengan badan usaha melalui BUPI, direct lending, dan percepatan pembangunan tol trans Sumatera.

Penugasan kepada BUMN dalam rangka penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah terutama untuk penjaminan Pemerintah atas pemberian pinjaman kepada Pemda

Penjaminan

Sasaran output tahun 2017:pembiayaan 120.000 unit perumahan

Rp 2,0 T

Rp 1,0 T

Rp 9,7 T

Rp 32,0 T

Rp 0,9 T

INFORMASI APBN 2017

PembiayaanInvestasi

Investasi KepadaBUMN Rp6,4 T

59,7 T

PMN kepada PT PII Rp1,0 TPMN kepada PT SMF Rp1,0 TPMN kepada PT SMI Rp2,0 TPMN kepada PT KAI Rp2,0 TPMN kepada PT Djakarta Lloyd Rp0,4 T

Investasi KepadaLembaga/Badan Lainnya Rp3,2 TPMN kepada LPEI Rp3,2 T

Investasi KepadaBLU Rp48,2 T

Investasi Organisasi/LembagaKeuangan Internasional Rp2,0 TAsian Infrastructure Investment Bank (AIIB) Rp1,8 TIslamic Development Bank (IDB) Rp76,5 MThe Islamic Coorporation for The Development of Private Sector (ICD) Rp41,3 MInternational Fund for Agricultural Development (IFAD) Rp40,2 MInternational Development Association (IDA) Rp44,6 M

Pembiayaan investasi mengalami peningkatan sebesar Rp 12,4 T yang disebabkan oleh adanya kenaikan investasi kepada BUMN, investasi kepada BLU, dan investasi kepada organisasi/lembaga keuangan internasional (LKI)/badan usaha internasional

Dana Bergulir Rp5,6 T- BLU PPDPP Rp3,1 T- BLU PIP Rp1,5 T- BLU LPDB KUMKM Rp0,5 T- BLU LPMUKP Rp0,5 T

DPPN Rp10,5 TBLU LMAN Rp32,1 T

INFORMASI APBNP 2017 38

Pemberian Pinjaman

Kewajiban Penjaminan

Pemberian pinjaman bruto Rp(7.716,1) miliar

PT. PLN (Persero) Rp(4.652,5) miliaruntuk pembangunan infrastruktur listrik melalui pembangunan/restrukturisasi pembangkit listrik

PT. Pertamina (Persero) Rp(1.025,1) miliaruntuk pembangunan geothermal sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan

Pemprov DKI JakartaRp(2.025,8) miliaruntuk mendukung penyelesaian proyek MRT Jakarta sebagai proyek infrastruktur strategis nasional untukmengatasi kemacetan akut di Jakarta

PT. PII (Persero)Rp(12,7) miliaruntuk memberikan fasilitas penjaminan proyek infrastruktur dalam rangka mendorong dan mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur

Penerimaan Cicilan Pengembalian pinjaman kepada BUMN/Pemda Rp4.047,4, miliar

Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional Rp(802,4) miliar

Penugasan penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah kepada BUMN Rp(203,0) miliar

Percepatan pembangunan pembangkittenaga listrik yang menggunakan batubara

Percepatan penyediaan air minum

Penjaminan infrastruktur dalam proyek kerja sama Pemerintah dengan badan usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

Pembiayaan infrastruktur melalui pinjaman langsung dari lembaga keuangan internasional kepadaBUMN

Percepatan pembangunan jalan tol di Sumatera

Rp(427,9) miliar

Rp(1,2) miliar

Rp(296,0) miliar;

Rp(35,3) miliar.

Rp(41,9) miliar;

Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama.

Rp1.005,4 miliarAlokasi dlm APBNP 2017

Rp(3.668,7) miliarAlokasi dlm APBNP 2017

INFORMASI APBNP 201740

Pemberian Pinjaman

Kewajiban Penjaminan

Pemberian pinjaman bruto Rp(7.716,1) miliar

PT. PLN (Persero) Rp(4.652,5) miliaruntuk pembangunan infrastruktur listrik melalui pembangunan/restrukturisasi pembangkit listrik

PT. Pertamina (Persero) Rp(1.025,1) miliaruntuk pembangunan geothermal sebagai sumber energi listrik yang ramah lingkungan

Pemprov DKI JakartaRp(2.025,8) miliaruntuk mendukung penyelesaian proyek MRT Jakarta sebagai proyek infrastruktur strategis nasional untukmengatasi kemacetan akut di Jakarta

PT. PII (Persero)Rp(12,7) miliaruntuk memberikan fasilitas penjaminan proyek infrastruktur dalam rangka mendorong dan mempercepat pembangunan proyek-proyek infrastruktur

Penerimaan Cicilan Pengembalian pinjaman kepada BUMN/Pemda Rp4.047,4, miliar

Penugasan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Nasional Rp(802,4) miliar

Penugasan penyediaan pembiayaan infrastruktur daerah kepada BUMN Rp(203,0) miliar

Percepatan pembangunan pembangkittenaga listrik yang menggunakan batubara

Percepatan penyediaan air minum

Penjaminan infrastruktur dalam proyek kerja sama Pemerintah dengan badan usaha yang dilakukan melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

Pembiayaan infrastruktur melalui pinjaman langsung dari lembaga keuangan internasional kepadaBUMN

Percepatan pembangunan jalan tol di Sumatera

Rp(427,9) miliar

Rp(1,2) miliar

Rp(296,0) miliar;

Rp(35,3) miliar.

Rp(41,9) miliar;

Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemda, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama.

Rp1.005,4 miliarAlokasi dlm APBNP 2017

Rp(3.668,7) miliarAlokasi dlm APBNP 2017

INFORMASI APBNP 2017

GLOSSARYKeseimbangan primermenggambarkan kemampuan Pemerintah membayar pokok dan bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara. Keseimbangan primer merupakan total pendapatan negara dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang. Apabila nilai keseimbangan primer negatif, maka Pemerintah harus menerbitkan utang baru untuk membayar pokok dan bunga utang. Sebaliknya apabila nilai keseimbangan primer positif, maka Pemerintah bisa menggunakan sumber pendapatan negara untuk membayar sebagian atau seluruh pokok dan bunga utang.

PajakTerdiri atas penerimaan PPh Migas, PPh Nonmigas, PPN, PBB, dan pajak lainnya.

Kepabeanan dan CukaiTerdiri atas penerimaan cukai (hasil tembakau, etil alkohol, dan minuman mengandung etil alkohol), bea masuk, dan bea keluar.

PNBPTerdiri atas penerimaan SDA Migas, SDA Nonmigas (pertambangan mineral dan batubara, kehutanan, perikanan, dan panas bumi), bagian laba BUMN, PNBP lainnya (PNBP yang dipungut oleh K/L), serta Pendapatan BLU.

Penerimaan HibahTerdiri atas penerimaan hibah yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri.

Tax ratio

pertambangan minerba dengan PDB nominal. Sedangkan tax ratiopenerimaan perpajakan (pajak pusat) dengan PDB nominal.

Pembayaran Bunga UtangBelanja Pemerintah Pusat atas penggunaan utang dalam dan luar negeri. Dihitung dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang baru, termasuk biaya yang timbul terkait pengelolaan utang.

Transfer ke DaerahDialokasikan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendanaan antara pusat dan daerah, mengurangi kesenjangan pendanaan urusan pemerintahan antar daerah, mengurangi kesenjangan layanan publik antardaerah, mendanai pelaksanaan otonomi khusus dan keistimewaan daerah.

Belanja Kementerian Negara/LembagaAnggaran belanja yang dialokasikan melalui Kementerian Negara/ Lembaga untuk membiayai urusan tertentu dalam pemerintahan.

Belanja Non-K/L (BA BUN)

Dana DesaDana yang bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

SubsidiPemberian dukungan dalam bentuk alokasi anggaran kepada perusahaan negara, lembaga pemerintah, atau pihak ketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menyediakan barang atau jasa yang bersifat strategis atau menguasai hajat hidup orang banyak sesuai kemampuan keuangan negara.

Pengeluaran negara untuk Program Pengelolaan Utang Negara, Program Pengelolaan Subsidi, Program Pengelolaan Hibah, Program Pengelolaan Belanja Lainnya, dan Program Pengelolaan Transaksi Khusus

41

GLOSSARYBelanja Menurut Fungsi, terdiri dari:Fungsi Pelayanan Umum a.l. terdiri atas Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Anggaran PBI Jamkes), Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dan seluruh Belanja Non K/L (Subsidi, Pembayaran Bunga Utang, Belanja Lain-lain);Fungsi Pertahanan a.l. terdiri atas Pengadaan Barang dan Jasa Militer, Produksi Alutsista Industri dalam Negeri dan Pengembangan Pinak Industri Pertahanan, Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat, Laut dan Udara;Fungsi Ketertiban dan Keamanan a.l. terdiri atas Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah, Pengembangan Peralatan Polri, Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas;Fungsi Ekonomi a.l. terdiri atas Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional;

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum a.l. terdiri atas Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;Fungsi Kesehatan a.l. terdiri atas Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan, Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a.l. terdiri atas Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri;Fungsi Agama a.l. terdiri atas Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha;Fungsi Pendidikan a.l. terdiri atas Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, dan Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan;Fungsi Perlindungan Sosial a.l. terdiri atas Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga Harapan).

Subsidi EnergiAlokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM, LPG tabung 3 kg, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.

Subsidi NonenergiAlokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.

Dana Perimbanganmerupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah-daerah yang menjalankan otonomi khusus, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Aceh

Dana Transfer Lainnyamerupakan dana yang dialokasikan kepada daerah untuk melaksanakan kebijakan tertentu berdasarkan undang-undang.

Fungsi Lingkungan Hidup a.l. terdiri atas Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan, dan Pengelolaan Pertanahan Provinsi;

INFORMASI APBNP 201742

GLOSSARYPembiayaan AnggaranSetiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran tahun-tahun anggaransebelumnya, pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahun anggaran sebelumnya, penggunaan saldoanggaran lebih, dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutanmaupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Surat Berharga Negara Meliputi surat utang negara dan surat berharga syariah negara.

Surat Utang Negara (SUN)Surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Pinjaman Dalam NegeriSetiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harusdibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya.

Kewajiban Penjaminan Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L,Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama

Pinjaman Luar Negeri NetoSemua pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.

Pemberian Pinjaman Pinjaman Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, BUMN, Lembaga, dan/atau badan lainnya yangharus dibayar kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu.

Anggaran Pendidikan Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui K/L, alokasi anggaran pendidikan melaluiTransfer ke Daerah dan Dana Desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraanpendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Penyertaan Modal Negara (PMN)Dana APBN yang dialokasikan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan atau penetapan cadangan perusahaanatau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi.

Dana Bergulir Dana yang dikelola oleh BLU tertentu untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat/lembaga dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya.

INFORMASI APBNP 2017

GLOSSARYBelanja Menurut Fungsi, terdiri dari:Fungsi Pelayanan Umum a.l. terdiri atas Pembinaan, Pengembangan Pembiayaan dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Anggaran PBI Jamkes), Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya, Pengelolaan dan Konservasi Waduk, Embung, Situ serta Bangunan Penampung Air Lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku dan seluruh Belanja Non K/L (Subsidi, Pembayaran Bunga Utang, Belanja Lain-lain);Fungsi Pertahanan a.l. terdiri atas Pengadaan Barang dan Jasa Militer, Produksi Alutsista Industri dalam Negeri dan Pengembangan Pinak Industri Pertahanan, Penyelenggaraan Perawatan Personel Matra Darat, Laut dan Udara;Fungsi Ketertiban dan Keamanan a.l. terdiri atas Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah, Pengembangan Peralatan Polri, Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas;Fungsi Ekonomi a.l. terdiri atas Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api, Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan, Pelaksanaan Preservasi dan Peningkatan Kapasitas Jalan Nasional;

Fungsi Perumahan dan Fasilitas Umum a.l. terdiri atas Fasilitasi Pemberdayaan Adat dan Sosial Budaya Masyarakat, Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;Fungsi Kesehatan a.l. terdiri atas Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan, Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan;Fungsi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif a.l. terdiri atas Pemberdayaan Masyarakat di Destinasi Pariwisata, Peningkatan Promosi Pariwisata Luar Negeri;Fungsi Agama a.l. terdiri atas Pengelolaan Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Pengelolaan dan Pembinaan Urusan Agama Kristen, Katolik, Hindu, Budha;Fungsi Pendidikan a.l. terdiri atas Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, dan Peningkatan Penjaminan Mutu Pendidikan;Fungsi Perlindungan Sosial a.l. terdiri atas Jaminan Kesejahteraan Sosial (Bantuan Tunai Bersyarat/Program Keluarga Harapan).

Subsidi EnergiAlokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang menyediakan dan mendistribusikan BBM, LPG tabung 3 kg, dan tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat.

Subsidi NonenergiAlokasi anggaran yang disalurkan melalui perusahaan/lembaga yang memproduksi dan/atau menjual barang dan/atau jasa tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah selain produk energi.

Dana Perimbanganmerupakan dana yang bersumber dari pendapatan dalam APBN yang dialokasikan untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Otonomi Khusus diberikan kepada daerah-daerah yang menjalankan otonomi khusus, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Aceh

Dana Transfer Lainnyamerupakan dana yang dialokasikan kepada daerah untuk melaksanakan kebijakan tertentu berdasarkan undang-undang.

Fungsi Lingkungan Hidup a.l. terdiri atas Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, dan Pelaksanaan Pengembangan Sanitasi dan Persampahan, dan Pengelolaan Pertanahan Provinsi;

INFORMASI APBNP 2017

GLOSSARYPembiayaan AnggaranSetiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, penerimaan kembali atas pengeluaran tahun-tahun anggaransebelumnya, pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahun anggaran sebelumnya, penggunaan saldoanggaran lebih, dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutanmaupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Surat Berharga Negara Meliputi surat utang negara dan surat berharga syariah negara.

Surat Utang Negara (SUN)Surat berharga berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.

Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)SBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Pinjaman Dalam NegeriSetiap pinjaman oleh Pemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalam negeri yang harusdibayar kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya.

Kewajiban Penjaminan Kewajiban yang secara potensial menjadi beban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepada K/L,Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dalam hal K/L, Pemerintah Daerah, BUMN, dan BUMD dimaksud tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usaha sesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerjasama

Pinjaman Luar Negeri NetoSemua pembiayaan yang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yang terdiri atas pinjaman tunai dan pinjaman kegiatan dikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri.

Pemberian Pinjaman Pinjaman Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, BUMN, Lembaga, dan/atau badan lainnya yangharus dibayar kembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu.

Anggaran Pendidikan Alokasi anggaran pada fungsi pendidikan yang dianggarkan melalui K/L, alokasi anggaran pendidikan melaluiTransfer ke Daerah dan Dana Desa, dan alokasi anggaran pendidikan melalui pengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapi tidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayai penyelenggaraanpendidikan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah.

Penyertaan Modal Negara (PMN)Dana APBN yang dialokasikan menjadi kekayaan negara yang dipisahkan atau penetapan cadangan perusahaanatau sumber lain untuk dijadikan sebagai modal BUMN dan/atau perseroan terbatas lainnya dan dikelola secara korporasi.

Dana Bergulir Dana yang dikelola oleh BLU tertentu untuk dipinjamkan dan digulirkan kepada masyarakat/lembaga dengan tujuan untuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya.

INFORMASI APBNP 2017 43

-Halaman ini sengaja dikosongkan-

PORTALDATAAPBN

PORTALDATAAPBNopen data for us

data-apbn.kemenkeu.go.idpeta.data-apbn.kemenkeu.go.idportaldataapbnportaldataAPBN

PORTALDATAAPBN

PORTALDATAAPBNopen data for us

data-apbn.kemenkeu.go.idpeta.data-apbn.kemenkeu.go.idportaldataapbnportaldataAPBN

fgdjkbxdfghdf

KEMENTERIAN KEUANGANDirektorat Jenderal AnggaranGedung Sutikno Slamet Lantai 12Jalan Dr Wahidin Raya No.1www.anggaran.kemenkeu.go.id