APBN

Click here to load reader

download APBN

of 34

description

Tentang anggaran pendapatan dan belanja negara

Transcript of APBN

  • 1. HUKUM KEUANGAN NEGARAPERTEMUAN KE-5Memahami AnggaranPendapatan dan BelanjaNegaraSekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST

2. Materi Kuliah Kita1. Pengertian Kebijakan Anggaran/Kebijakan Fiskal2. Fungsi, asas-asas, Prinsip-prinsip danKlasifikasi Anggaran3. Penyusunan, perencanaan danpenetapan APBN (Sispena, RKP, RKA-KL)4. Kebijakan APBN (Unifed Budget) danPilar2 lainnyaSekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 3. Dasar Hukum UUD 1945 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung JawabKeuangan Negara UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Peraturan Pemerintah No. 90 tahun 2010 Tentang Penyusunan Rencana Kerja danAnggaran Kementerian Negara/Lembaga (PP 21/2004) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 104 /PMK.02/2010 Tentang PetunjukPenyusunan Dan Penelaahan Rencana Kerja Dan Anggaran KementerianNegara/Lembaga Tahun Anggaran 2011Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 4. Kebijakan Fiskal Kebijakan Fiskal adalah Segala kebijakan yangberkaitan dengan APBN baik penerimaan maupunpengeluaran Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakanyang diambil oleh pemerintah dalam bidanganggaran belanja negara dengan maksud untukmempengaruhi jalannya perekonomian Anggaran belanja negara terdiri dari penerimaanatas pajak, pengeluaran pemerintah (govermentexpenditure) dan transfer pemerintah (govermenttransfer) Fungsi pengelolaan kebijakan fiskal dan kerangkaekonomi makro, penganggaran, administrasiSekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 5. Tiga Tujuan Kebijakan Fiskal fungsi alokasi anggaran untuktujuan pembangunan fungsi distribusi pendapatan dansubsidi dalam upaya peningkatankesejahteraan rakyat fungsi stabilisasi ekonomi makro didalam upaya peningkatanpertumbuhan ekonomiSekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 6. Pengertian Anggaran Anggaran: suatu daftar/rekening (statement) tentang posisikeuangan suatu badan berdaulat untuk jangka waktu tertentuberdasarkan atas perkiraan-perkiraan pengeluaran selama jangkawaktu tersebut dan usul-usul untuk membiayai pengeluaran-pengeluarantersebut. Ia merupakan suatu rencana untukmengkoordinasikan sumber-sumber (pendapatan) danpengeluaran-pengeluaran. Ia memuat sejumlah uang yangtersedia/diperlukan untuk atau ditentukan bagi suatu maksudkhusus.JOHN PALSROK dalam A Program Budget Procedure For Government Anggaran belanja dapat dirumuskan sebagai rencana keuangan yang(1968)dipakai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan mengenaipengeluaran-pengeluaran serta pengawasan lebih lanjut.JOHN F. DUE dalam Government Finance : Economic ofPublic Sector Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, selanjutnya disebut APBN, adalahrencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DewanPerwakilan Rakyat.Undang-Undang Nomor 17 Rahun 2003 tentang Keuangan Negara. 7. Pengertian Anggaran Arti APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahannegara yang disetujui oleh DPR APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negarayang ditetapkan tiap tahun dengan UU rencana tahunan keuangan pemerintah yang dibahasbersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPDdan ditetapkan setiap tahun dengan UU. APBN disusun untuk: Memenuhi amanat UU Pedoman dalam mengelola keuangan negara Implementasi dari kebijakan fiskal Mendukung pencapaian sasaran pembangunanSekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 8. Hubungan Antara Rencana Strategis, Rencana Operasional,Dan Rencana Kerja Dan Anggaran5 Tahun1 Tahun1 TahunPLATFORMPRESIDENRPJMRKPAPBNRenstra KLRenja KLRKA-KLDOKUMENPELAKSANAANANGGARANKEPPRESRINCIANAPBNPagu indikatifPagu SementaraAPBN = Bagian Dari Perencanaan Nasional 9. Dokumen Perencanaan 5 Tahunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJM Nasional) adalah dokumen perencanaannasional untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis Kementrian Negara/Lembaga(Renstra-KL) adalah dokumen perencanaanKementerian Negara/Lembaga untuk periode 5 (lima)tahun.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 10. Dokumen Perencanaan Tahunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) adalah dokumenperencanaan nasional untuk periode I (satu) tahun. Rencana Kerja Kementrian Negara/Lembaga (Renja-KL) adalah dokumen perencanaan KementerianNegara/Lembaga untuk periode 1 (satu) tahun.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 11. Rencana Kerja AnggaranKementerian/Lembaga Rencana Kerja dan Anggaran KemiterianNegara/Lembaga (RKA-KL) adalah dokumenperencanaan dan penganggaran yang berisi programdan kegiatan suatu Kementrian Negara/Lembagayang merupakan penjabaran dari Rencana KerjaPemerintah dan Rencana Strategis KementrianNegara/Lembaga yang bersangkutan dalam satutahun anggaran serta anggaran yang diperlukanuntuk melaksanakannya.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 12. Fungsi APBN/DAPBN/APBD mempunyaifungsi otorisasi, perencanaan,pengawasan, alokasi,distribusi, dan stabilisasi.(Pasal 3 ayat 4 UU 17/2003)Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 13. Fungsi Anggaran (1) Fungsi otorisasi anggaran negara menjadi dasar untukmelaksanakan pendapatan dan belanja padatahun yang bersangkutan. Fungsi perencanaan anggaran negara menjadi pedoman bagimanajemen dalam merencanakan kegiatan padatahun yang bersangkutan. Fungsi pengawasan anggaran negara menjadi pedoman untukmenilai apakah kegiatan penyelenggaraanpemerintahan negara sesuai dengan ketentuanyang telah ditetapkan.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 14. Fungsi Anggaran (2) Fungsi alokasi anggaran negara harus diarahkan untukmengurangi pengangguran dan pemborosansumber daya, serta meningkatkan efisiensi danefektivitas perekonomian. Fungsi distribusi kebijakan anggaran negara harusmemperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi anggaran pemerintah menjadi alat untukmemelihara dan mengupayakan keseimbanganfundamental perekonomian.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 15. Asas Umum Pengelolaan KN Asas-asas Lama yang Telah Dikenal asas tahunan, asas universalitas, Asas kesatuan, asas spesialitas Asas-asas Baru sebagai Pencerminan BestPractices akuntabilitas berorientasi pada hasil; profesionalitas; proporsionalitas; keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara; pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yangbebas dan mandiri.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 16. Reformasi AnggaranDengan mengacu pada amanat yang telah ditetapkan dalampengelolaan keuangan negara, baik UU No. 17 Tahun2003, PP No. 20 dan No. 21 Tahun 2004 (dicabut digantidengan PP 90 Tahun 2010), maka Sistem Penganggaranyang dibangun dan dikembangkan harus dapatmengimplementasikan hal-hal sebagai berikut :1. Tiga pendekatan penganggaran (pilar penganggaran)a. Penganggaran Terpadu;b. Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah;c. Penganggaran Berbasis Kinerja.2. Tiga klasifikasi penganggaran (GFS 2001)a. Klasifikasi Fungsi;b. Klasifikasi Organisasi;c. Klasifikasi Ekonomi.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 17. Klasifikasi Anggaran Belanja negara dirinci menurut organisasi, fungsi, danjenis belanja. (Pasal 11 ayat 5) APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unitorganisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.(Pasal 15 ayat 5) Belanja daerah dirinci menurut organisasi, fungsi, dan jenisbelanja. (Pasal 16 ayat 4) APBD yang disetujui oleh DPRD terinci sampai dengan unitorganisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. (RPKaAs-aKl /2L0 d aisyuastu5n) secara terstruktur dan dirinci menurutklasifikasi anggaran, yang meliputi:a. klasifikasi organisasib. klasifikasi fungsic. klasifikasi jenis belanjaUU 17/2003Pasal 5 ayat 2 PP 90/2010Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 18. Klasifikasi FungsiMENURUT FUNGSI :1. Pelayanan Umum Pemerintahan;2. Pertahanan;3. Hukum, Ketertiban danKeamanan;4. Ekonomi;5. Lingkungan Hidup;6. Perumahan dan Pemukiman;7. Kesehatan;8. Pariwisata dan Budaya;9. Agama;10. Pendidikan;11. Perlindungan Sosial.The Classification of the Functions ofGovernment(COFOG) established bythe United Nations is presented in theGFS manual. The main objective ofCOFOG is to give a standardclassification for internationalcomparisons. The COFOG is also usedto prepare the national accountsaccording to the System of NationalAccounts (SNA) methodologyestablished in 1993.In countries that have not alreadyeveloped their own functionalclassification, adopting COFOG insteadof a customised classification presentssome advantages. Such an approach isalready established and welldocumented in the GFS manual. Itfacilitates international comparisons.Many countries may decide, however, toreorganise the COFOG system toaccommodate their actual programmestructures and deal with specific policyissues. This is recognised in the GFS. 19. Klasifikasi Ekonomi/Jenis BelanjaMENURUT JENIS :1. Belanja Pegawai;2. Belanja Barang danjasa;3. Belanja Modal;4. Bunga;5. Subsidi;6. Hibah;7. Bantuan Sosial;8. Belanja Lain-Lain.An economic classification of expenditures isrequired for analysing the budget anddefining the macro-fiscal policy position. Forexample, the share of wages in governmentexpenditures and the value of transfersto public enterprises are importantmeasures of the impact of fiscal policy.The minimum requirement for the economicclassification is to be consistent with theGFS economic classification of governmentexpenditures.The cross-classification of expenditureand/or expenses by economic character andfunction is a very useful tool for analysingthe budget. 20. KLASIFIKASI EKONOMIBELANJA PEGAWAIBELANJA BARANGBELANJA MODALBANTUAN SOSIALHIBAHSUBSIDIBUNGA UTANGBELANJA LAIN-LAINPENGELUARAN UNTUK KOMPENSSI DALAM BENTUK UANG YANGDIBERIKAN KEPADA PEGAWAI PEMERINTAH YANG BERTUGASDIDALAM MAUPUN DILUAR NEGERI SEBAGI IMBALAN ATASPEKERJAAN YANG TELAH DILAKSANAKANPENGELUARAN UNTUK PENGADAAN BARANG/JASA YANG HABISPAKAI UNTUK MEMPRODUKSI BARANG/JASA TERTENTUPENGELUARAN YANG DIPAKAI UNTUK PEMBENTUKAN MODALYANG SIFATNYA MENAMBAH ASET PEMERINTAHPENGELUARAN UNTUK TRANSFER UANG ATAU BARANG YANGDIBERIKAN KEPADA MASYARAKAT GUNA MELINDUNGI DARIKEMUNGKINAN TERJADINYA RESIKO SOSIAL TERTENTUPENGELUARAN UNTUK TRANSFER YANG SIFATNYA TIDAK WAJIBKEPADA NEGARA LAIN ATAU ORGANISASI INTERNASIONALPENGELUARAN YG DIBAYARKAN KEPADA PERUSAHAANNEGARA/SWASTA/LEMBAGA TERTENTU YG MEMPRODUKSI DANMENJUAL BARANG/JASA AGAR HARGA BARANG/JASA YANGDIPRODUKSI DPT DIJANGKAU MASYARAKATPENGELUARAN UNTUK PEMBAYARAN ATAS KEWAJIBANPENGGUNAAN UTANG BAIK DALAM MAUPUN LUAR NEGERIPENGELUARAN UNTUK BELANJA PEMERINTAH YANG TIDAK DAPATDIKLASIFIKASIKAN MENURUT JENIS BELANJA TERSEBUTD III [email protected] ADMINISTRASI PERPAJAKAN-STAN 21. Klasifikasi Program Program adalah bentuk instrumenkebijakan yang berisi satu atau lebihkegiatan yang dilaksanakan oleh instansipemerintah/ lembaga atau masyarakatyang dikordinasikan oleh instansipenierintah untuk mencapai sasaran dantujuan serta memperoleh alokasianggaran. Kegiatan adalah bagian dari programyang dilaksanakan oleh satu ataubeberapa satuan kerja sebagai bagiandari pencapaian sasaran terukur padasuatu program dan terdiri darisekumpulan tindakan pengerahan sumberdaya baik yang berupa personil (sumberdaya manusia), barang modal termasukperalatan dan teknologi, dana, ataukombinasi dari beberapa atau kesemuajenis sumber daya tersebut sebagaimasukan (input) untuk menghasilkanA programme is a set of activities that meets thesame set of specific objectives (e.g.thedevelopment of education building). In COFOG, aclassification by programme takes into accountthe governments policy objectives and how thesepolicies will be implemented.A programme consists generally of severalactivities and/or projects. Within a budgetsystem, the notion of programme can be usedeither for some special activities, or as an elementof the expenditure classification system.The hierarchy of broad function or strategicarea, programme, and activity, is comparableto that of the government structure (ministry,directorates, and divisions).Classifying expenditures by programme can servetwo purposes: (i)identifying and clarifyingobjectives and policies; and (ii)monitoringoperational performance through performanceindicators, whichmay relate to the inputs, outputs or outcomes ofa particular programme. A classification byprogramme can contribute to improvedtransparency and accountability.PP 20/2004 Pasal 1Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 22. Pendekatan KPJM Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM)adalah pendekatan penganggaran berdasarkankebijakan dengan pengambilan keputusan yangmenimbulkan implikasi anggaran dalam jangka waktulebih dari satu tahun anggaran. digunakan untuk mencapai disiplin fiskal secaraberkesinambungan. dimensi waktu perencanaan anggaran yang semulaberbasis tahunan diubah menjadi multi tahun (satu tahunyang direncanakan ditambah tiga tahun rencana kedepan). orientasi penyusunannya juga berubah dari orientasiberdimensi selesai satu tahun menjadi berdimensipengguliran ke beberapa tahun selama kebijakan masihberjalan dengan memanfaatkan prakiraan maju sebagaiangka dasar bagi penyusunan anggaran tahunanggaran berikutnya yang besarannya dapatdisesuaikan dengan menggunakan parameter.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 23. Pendekatan Penganggaran TerpaduPenganggaran Terpadu adalah penyusunan rencana keuangan tahunan yangdilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakankegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensialokasi dana.Penerapan Penganggaran Terpadu diharapkan dapat mewujudkan :1. Keterpaduan antar Program/Kegiatan dan Jenis Belanja dalam satu K/Lbeserta seluruh Satuan Kerjanya yang bertanggung jawab terhadap assetdan kewajiban yang dimilikinya;2. Alokasi dana yang terintegrasi dalam rangka pelaksanaan Fungsi,Program, dan Kegiatan sesuai dengan Tupoksi masing-masing SatuanKerja ;3. Adanya Akun yang standar (dahulu dikenal sebagai MAK) untuk satu jenisbelanja sehingga tidak terjadi duplikasi.Digunakan untuk menunjukkan kejelasan hubungan antara alokasi anggarandengan Keluaran atau hasil dari kegiatan atau program dan kejelasanpenanggungjawab pencapaian Kinerja sesuai dengan struktur organisasidalam rangka meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan efektifitaspenggunaan anggaran secara terukur.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 24. Pendekatan Penganggaran Berbasis Kinerja Penganggaran Berbasis Kinerja adalah penyusunan anggaran yang dilakukandengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran hasilyang diharapkan, termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan keluarantersebut. Penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja yang efektif membutuhkan pra-kondisi:1. Lingkungan yang mendukung dan berorientasi pada pencapaian kinerja;2. Sistem kontrol yang efektif dari Pimpinan K/L;3. Tersedia sistem dan metode akuntansi yang handal;4. Mekanisme pengalokasian sumber daya berorientasi pada output;5. Sistem audit keuangan yang efektif sebelum audit kinerja dilaksanakan. Dalam penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja diperlukan adanya :1. Indikator Kinerja;2. Standar Biaya;3. Evaluasi Kinerja.Sekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 25. Prinsip Penganggaran Berbasis Kinerjamoney follow function prinsip alokasi anggaran program dan kegiatandidasarkan pada tugas-fungsi unit kerja yang dilekatkanpada stuktur organisasioutput and outcome oriented prinsip alokasi anggaran berorientasi pada kinerjalet the manager manages prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetapmenjaga prinsip akuntabilitasSekolah Tinggi Akuntansi Negara Dani Sugiri, SE, SST 26. STRUKTUR PERENCANAANKEBIJAKANSTRUKTUR MANAJEMENKINERJAINDIKATOR KINERJAFOKUS PRIORITAS(OUTCOME)INDIKATOR KINERJAPROGRAM(OUTCOME)26 26STRUKTUR ORGANISASI STRUKTUR ANGGARANFUNGSISUB-FUNGSIPRIORITASFOKUS PRIORITASSASARAN POKOK(IMPACT)ORGANISASIESELON 1AESELON 2PROGRAMKEGIATANJENIS BELANJAPROGRAMKEGIATAN PRIORITASMISI/ SASARAN K/ L(IMPACT)INDIKATOR KINERJAKEGIATAN(OUTPUT) 27. 4. Pola Penyusunan APBNa. Perencanaan dan Penganggaran;b. Siklus Penganggaran;c. Proses Penyusunan RKA-KL;d. Penyusunan Nota Keuangan danRAPBN dan RUU APBN. 28. a. Perencanaan dan Penganggaran 29. JANUARI APRILRenstraKLSEPTEMBER - DESEMBERUU APBNPERPRESTENTANGRINCIAN APBNb. Siklus PenganggaranMEI AGUSTUSKebijakanUmum danPrioritasAnggaranPENELAAHANKONSISTENSIDENGAN PRIORITASANGGARANPembahasanPokok-pokokKebijakanFiskal & RKPPembahasanRKA-KLPEMBAHASANRAPBN(10) (13)PENGESAHANDPRKABINET/PRESIDENKEMENTERIANPEREN-CANAANKementerianKeuanganKement.Negara/Lembaga(4)(7)(8) (9)(5)(2)(6)(11)(12)SEB PRIORITASPROGRAM DANPAGU INDIKATIF(1)RancanganRenja KL(14)(3)PENELAAHANKONSISTENSIDENGAN RKPRANCANGANPERPRES TTGRINCIANAPBNNOTAKEUANGANRAPBN DANLAMPIRANLAMPIRANRAPBN(HIMPUNANRKAKL)SE PAGUSEMENTARAKONSEPDOKUMENPELAKSANAANANGGARANDOKUMENPELAKSANAANANGGARANRKA-KL 30. DPRc. Proses Penyusunan RKA-KLKementerianPerencanaanKementerianKeuangan(DJA)DPRKomisi TerkaitKementerian/LembagaRenja-KL RKA-KLPembahasanRKA-KLPenelaahanRKA-KLPenelaahanRKA-KLHimpunanRKA-KL(PertengahanAgustus)NK, RAPBNPerpresRincianAPBN(Akhir November)HimpunanRKA-KLKonsepDIPASEBPaguIndikatif(Maretl)SE MKPaguSementara(pertengahanJuni)KementerianPerencanaanmenelaah RKA-KLdlm rangka menjagakonsistensi denganRKP(Pertengahan Juli)Menkeu (DJA)menelaahkesesuaian RKA-KLdengan PaguSementara,Standar Biaya, danPrakiraan MajuUU APBN(Akhir Oktober)PaguDefinitiffPenelaahanRKA-KL 31. d. PENYUSUNAN NK & RAPBN dan RUU APBNK/L DJA Eselon IDEPKEUSetjen DepkeuFeb - MaretApril - JuniJuni - JuliJuli-AgustusAgustusExercise I-AcctPagu IndikatifPenulisan BelanjaPem. PusatPenggabungandraft NK & RAPBNUNITWAKTUPenulisan Bablain dlm NK &Penulisan draft RAPBNRUU APBNSumbanganbahan NK &RAPBNFinalisasi draftRUU APBNPencetakan bukuNK & RAPBNbeserta RUUAPBNDraft Ampres,penyampaian RUUAPBN & buku NK &RAPBNPenyampaianAmpres ke SetnegPenyampaian bukuNK & RAPBN keDPRExercise I-AcctPagu Sementara 32. Acuan dalam Menyusun RKA-KL .1)PenyusunanRKA-KLPendekatanPenganggaranPedoman Umum danReferensi TerkaitFormat danSistem AplikasiRKA-KLa. Penganggaran Terpadu;b. KPJM;c. Penganggaran BerbasisKinerja.a. SE Menkeu ttg PaguSementara TA 2011;b. RKP dan Renja K/L Tahun2011;c. Standar Biaya Tahun 2011;d. Target Kinerja yg spesifikdan terukur;e. KPJM unt 2 tahun kedepan;f. TOR dan RAB;g. RBA unt Satker BLU.Lampiran IRKA-KL ditandatanganioleh Eselon I selaku KPA.Lampiran IILampiran IIIPasal 2Pasal 3Pasal 4 33. RKA-KL Dalam Penyusunan RAPBN .1)RKA-KL ygtelah dittdngiKOMISI Terkait(DPR) dg K/LKEMKEU c.q.DJAa. Kesesuaian dg Pagu Sementara,Prakiraan Maju, dan StandarBiaya;b. Kesesuaian dg TOR, RAB dan Dok.Terkait;c. Relevansi pencantuman targetkinerja dan komponen input;d. Kesesuaian dg Hasil KesepakatanDPR.DPRRAPBN, RUU APBN,Nota Keuangan, danHimpunan RKA-KLdibahasditelaahSbg dasarLampiran IIIpembahasandisampaikanPasal 5Pasal 7Dalam hal RKA-KL hasilpembahasan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5ayat (2) belum diterima,RAPBN, RUU APBN, NotaKeuangan dan HimpunanRKA-KL disusun berda-sarkanRKA-KL yangdisampaikan olehKementerianNegara/Lembaga.Pasal 8Hasilpemba-hasan123456 34. RKA-KL Setelah Pagu Definitif ..1)RKA-KL tdkberubah dandisetujuiPenyesuaianRKA-KLSatuanAnggaran K/LSAPSKPerpres RABPPRKA-KLberubahSatuanAnggaran K/LSAPSKPasal 9Pasal 10DPR1331 242Pasal 11