Apakah Hukum Rajam Benar-Benar Dapat Menghapus Dosa...

download Apakah Hukum Rajam Benar-Benar Dapat Menghapus Dosa...

If you can't read please download the document

description

baca

Transcript of Apakah Hukum Rajam Benar-Benar Dapat Menghapus Dosa...

Apakah Hukum Rajam Benar-Benar Dapat Menghapus Dosa? Assalamu'alaikum Wr. Wb. Semoga Allah SWT merahmati Ustadz. Saya ingin bertanya bila seseorang menjalani hukum Islam, hukum rajam misalnya, apakah dosanya akan dihapuskan dan ia tidak mendapat siksa neraka kelak? Demikian pertanyaan saya, mohon jawaban agar semoga bisa menambah keimanan saya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Dany Ok Jawab: Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, Washshalatu wassalamu `ala Rasulillah, wa bad. Meski bukan sebuah kepastian, namun secara umum bisa dikatakan bahwa orang yang rela menerima hukuman rajam itu tentu sudah bertaubat kepada Allah dengan sebenarbenar taubat. Sebab hukum rajam itu adalah hukuman mati. Dan layaknya orang yang mau mati, pastilah dia sudah menyelesaikan semua urusan dosa dengan tuhannya. Artinya, tentu dia sudah memohon ampunan dengan sesungguhnya dan melakukan taubat nashuha dengan perasaan yang amat mendalam. Dan sebagaimana janji Allah, Dia pasti akan menerima tobat orang yang memang serius untuk bertaubat. Siapakah yang lebih serius taubatnya dari pada orang yang sudah dipastikan segera akan mati? Dalam sebuah hadits disebutkan tentang bagaimana diterimanya taubat seorang Maiz yang pernah berzina dan meminta untuk dihukum rajam. Bahkan bila ampunan itu dibagikan kepada seluruh manusia, pastilah mencukupi. Sehingga orang yang sudah menerima hukuman rajam, tidak boleh dihina dan dicaci. Sebab disisi Allah SWT dia sudah mendapatkan ampunan dan masuk surga-Nya. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh dia telah taubat dengan sebuah taubat yang bila dibagikan kepada seluurh umat manusia, pastilah mencukupi". (HR Muslim Kitabul Hudud 3207) Rasulullah SAW juga menyalati wanita dari Juhainah yang berzina dan dihukum rajam. Saat itu Umar bin Al-Khattab mempertanyakan mengapa beliau menyalati jenazah wanita yang pernah berzina. Maka saat itu beliau menjawab: "Sungguh wanita ini telah bertaubat yang bila taubat itu dibagikan kepada 70 orang penduduk Madinah, pastilah mencukupi. Apakah kamu tahu ada taubat yang lebih baik dari taubatnya seorang yang akan menghadap Allah SWT?" (HR Muslim Kitabul Hudud 3209 dan Tirmizy bab Hudud 1355 dan An-Nasai Bab Janaiz 1391 dan Abu Daud bab hudud 3852) Para ulama sepakat menyatakan bahwa pelaku zina muhshan (yang sudah menikah -red) dihukum dengan hukuman rajam, yaitu dilempari dengan batu hingga mati. Zina muhshan adalah puncak perbuatan keji sehingga akal manusia pun bisa menilai kebusukan perbuatan ini, karena itu hukumannya adalah hukuman yang maksimal yaitu hukuman mati dengan rajam. Dalilnya adalah hadits Rasulullah SAW secara umum yaitu, "Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena salah satu dari tiga hal: orang yang berzina, orang yang membunuh dan orang yang murtad dan keluar dari

jamaah." Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Ahmad Sarwat, Lc.