Apa Itu Material Requirement Planning

29
Apa itu Material Requirement Planning (MRP)? Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah komponen atau material yang diperlukan atau dipesan. MRP merupakan suatu sistem time phase order point karena mampu mengintegrasikan antara waktu dan jumlah kebutuhan komponen atau material. Penambahan dimensi waktu ini mengharuskan adanya informasi tentang status persediaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang dipunyai? Apa yang dibutuhkan? Apa yang harus dilakukan? Manufacturing resource planning II Manufacturing Resource Planning (MRP II) metode efektif dalam perencanaan semua sumber daya manufaktur perusahaan. Idealnya, metode ini terdapat perencanaan operasional dalam unit, perencanaan finansial dalam dollar dan mempunyai simulasi kapabilitas untuk menjawab pertanyaan "what-if" dan eksistensi penggunaan MRP. Metode ini tidak mengandalkan fungsi software saja, tetapi menggabungkan skill manajer yanng diperuntukkan untuk akurasi data base dan sumber daya komputer. Hal ini merupakan total konsep manajemen dalam penggunaan sumber daya manusia secara lebih produktif. 1. MRP II is not Beberaapa item berikut merupakan bagian MRP II; a computer system manufacturing control system

Transcript of Apa Itu Material Requirement Planning

Apa itu Material Requirement Planning (MRP)?Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri

dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat

mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk

menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule,

MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang

dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah

komponen atau material yang diperlukan atau dipesan.

MRP merupakan suatu sistem time phase order point karena mampu

mengintegrasikan antara waktu dan jumlah kebutuhan komponen atau

material. Penambahan dimensi waktu ini mengharuskan adanya

informasi tentang status persediaan untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan berikut:

Apa yang dipunyai?

Apa yang dibutuhkan?

Apa yang harus dilakukan?

Manufacturing resource planning II

Manufacturing Resource Planning (MRP II) metode efektif dalam perencanaan semua sumber

daya manufaktur perusahaan. Idealnya, metode ini terdapat perencanaan operasional dalam unit,

perencanaan finansial dalam dollar dan mempunyai simulasi kapabilitas untuk menjawab

pertanyaan "what-if" dan eksistensi penggunaan MRP.

Metode ini tidak mengandalkan fungsi software saja, tetapi menggabungkan skill manajer yanng

diperuntukkan untuk akurasi data base dan sumber daya komputer. Hal ini merupakan total konsep

manajemen dalam penggunaan sumber daya manusia secara lebih produktif.

1. MRP II is not

Beberaapa item berikut merupakan bagian MRP II;

a computer system

manufacturing control system

inventory reduction plan

complex

o Beberapa software dapat menjadi komplek, tetapi kontrol interaksi pengguna tidak

dibutuhkan.

unique to a few industries

2.  MRP II involves an entire company

Dengan penerapan MRP II maka Aturan bisnis untuk perencanaan statejik dapat disusun.

Penjualan dan pemasaran dapat mencapai target penjualan yang sesuai dengan bahan baku dan

kapasitasnya. Hubungan dapat berkembang dengan supplier untuk meningkatkan pembelian secara

Just In Time . Sediaan bahan baku dapat diketahui sebelum hal itu terjadi, dengan komunikasi

dengan pelanggan untuk mendapatkemungkinan ketersediaan barang substitusi yang akan mendapat

bahan baku yang sama, dalam jadwal.Departemen Accounting dan Finance mendapat akurat kos

secara akurat dan memperkirakan cash flow. Departemen teknik harus mengaudit dan

mengakurasikan data pada metode produksi secara detail, seperti bill of material, Quality

Control mendapat audit periode berjalan dari beberpa pengawas yang bertanggung jawab dalam

penanggulangan pekerjaan yang tidak diinginkan.

3. Benefit of MRP II

1. Lebih efisien dalam penggunaan sumber daya sejak reduksi dapat diantisipasi

2. Perencanaan yang lebih diprioritaskan sejak jadwal produksi dapat dimodifikasi lebih mudah

3. Meningkatkan pelayanan konsumen sejak waktu pengiriman dapat ditekan

4. Meningkatkan moral karyawan dengan koordinasi dan komunikasi yang lebih baik.

5. Informasi manajemen yang lebih baik sejak manajemen dapat menggunakan output dari

sistem informasi untuk mengukur kinerja

4.  Without MRP II

Apa yang akan terjadi jika perusahaan tidak menggunakan MRP II. Berikut adalah kemungkinan

yang akan terjadi pada kondisi kontemporer sekarang ini;

Pesanan (orders), janji pada konsumen kadang tidak dapat tepat waktu

Beberapa data harus dimasukkan ke dalam sistem jauh hari sebelum benar-benar

dibutuhkan.

Orang mungkin akan banyak kehilangan data karena

Orang mungkin menulis paper pekerjaannya tidak melalui sistem komputer.

Sediaan yang tidak akurat karena masalah produksi.

Kemungkinan pemborosan dengan dikeluarkannya uang lebih banyak akibat sediaan yang

tidak diinginkan, karena ketidakakuratan departemen teknik/produksi.

Departemen teknik/produksi yang tidak segera merubah data yang salah, akan

mengakibatkan biaya mahal..

Ketika manajemen mendapat sediaan yang tidak akurat, akan lebih memperpanjang masalah

periode selanjutnya.

Gambaran laba dari ketidakakuratan dalam bill of materials and transaction reporting.

Ketika terjadi setup mesin, waktu yang dibutuhkan untuk berbagai produk berbeda. Kita tidak

tahu prioritas waktu mana untuk merubah waktu setup.

Pada akhir bulan, karyawan akan mendapat pekerjaan berat ketika harus membersihkan

sistem.

Kemungkinan terjadi hal tidak terencana karena pergantian shift karyawan.

Definisi Material Requirements Planning (MRP)

1.

o Adalah software berbasis perencanaan produksi dan sistem kontrol sediaan yang

digunakan untuk manajemen proses manufaktur.

o Adalah sistem manajemen sediaan berbasis komputer yang dirancang untuk

membantu manajer produksi dalam scheduling and penempatan pesanan untuk item

permintaan yang bersifat dependent. Permintaan dependent adalah komponen

barang akhir-seperti bahan mentah, komponen suku cadang dan subperakitan-

dimana jumlah sediaan yang dibutuhkan tergantung (dependent) terhadap jumlah

permintaan item barang akhir. Contoh, dalam perencanaan produksi sepeda,

permintaan dependen dari sediaan yang mungkin adalah aluminum, ban, jok, dan

rantai sepeda.

o Adalah sistem informasi berbasis computer yang didesain untuk mengatasi masalah

pesanan dan scheduling dari permintaan sediaan yang bersifat dependent. Sistem ini

disesain untuk menjawab: what, how much, dan when its needed.

Sistem MRP dalam manajemen sediaan pertama kali berkembang pada tahun 1940an –

1950an. Sistem ini menggunakan komputer dari bill of material pada barang akhir kedalam proses

produksi dan rencana pembelian berbagai komponen. MRP selanjutnya berkembang dengan

mencakup informasi dimana setip personal produksi dapat merubah dan memperbaharui input data

dalam sistem yang dibutuhkan, disebut MRP II. Generasi MRP II ini juga berhubungan dengan

aspek marketing, finance, accounting,engineering, and human resources dalam proses perencanaan.

Kaitan bahasan MRP adalah ERP yang menggunakan teknologi komputer untuk menghubungkan

berbagai area fungsi entitas bisnis.

Tujuan penerapan sistem MRP secara simultan adalah sebagai berikut;

Menjamin bahwa material dan produk dapat digunakan untuk proses produksi dan sampai ke

konsumen.

Meminimalkan level sediaan serendeah mungkin

Perencanaan aktivitas manufaktur, delivery schedules dan aktivitas pembelian

MRP digunakan banyak diguakan oleh banyak organisasi untuk memecahkan berbagai

masalah mengenai pertanyaan WHAT items are required, HOW MANY are required dan WHEN are

they required by. Penerapan item tersebut pada akhirnya menjadi sangat komplek karena terdapat

dalam berbagai sub-subassemblies yang telah berkembang sedemikian komplek.

MATERIAL REQUIREMENT PLANNING MRP

1. Input, Proses dan output

Penggunaan MRP dimulai dengan mengestimasikan produk-produk apa saja yang

dibutuhkan pada periode selanjutnya berdasarkan master production schedule. Software MRP

selanjutnya menghitung waktu yang dibutuhkan dalam proses produksi manufaktur, Estimasi waktu

perakitan diterapkan pada setiap produk. Kemudian, sistem tersebut mengelompokkan produk dalam

daftar bills of materials untuk dikembangkan oleh departemen teknik.

Sistem ini bekerja melalui proses input dan output. Proses input dimasukkan dalam

software yang digunakan untuk proses output. Proses input dan output dalam MRP mencakup;

Inputs

1. Master production schedule, merupakan kombinasi dari semua data dan expected demand.

2. Kapan item terakhir yang bisa diproduksi (asumsi independen demand)

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan

4. Berapa kuantitas yang dibutuhkan

5. Inventory status records.

6. Bills of materials.

7. Planning Data.

Proses

1. Gross Requirement , merupakan total expected demand dari item bahan baku selama

periode.

2. Schedule Recipient , jadwal pesanan yang datang dari pemasok.

3. Project On Hand , jumlah sediaan diharapkan yang dimulai pada setiap periodenya. BOP: SR

+ Inv. Last periode

4. Net Requirement , jumlah aktual yang dibutuhkan pada ssetiap periode.

5. Planned Order Recipient , jumlah diharapkan diterima oleh periode awal。

Outputs

Mencakup dua krteria output, yaitu;

1. Output 1 adalah "Recommended Production Schedule". Merupakan detail schedule minimum

yang dibutuhkan untuk memulai proses produksi sesuai yang tertera pada Bill Of Material.

2. Output 2 adalah "Recommended Purchasing Schedule". Merupakan rincian item Purchase

orderssesuai jadwal produksi production schedules.

Messages and Reports:

Primary reports.o Planned Orders

o Orders release

o Changes

Secondary reports

o Performance control reports

o Planning reports

o Exception report

2. Problems with MRP systems

Problem utama penggunaan sistem MRP adalah integritas data. Jika terdapat data salah pada data

sediaan, bill material data/master schedule kemudian juga akan menghasilkan data salah.

Problem utama lainnya adalah MRP systems membutuhkan data spesifik berapa lama perusahaan

menggunakan berbagai komponen dalam memproduksi produk tertentu (asumsi semua variable).

Desain sistem ini juga mengasumsikan bahwa "lead time" dalam proses in manufacturing sama untuk

setiap item produk yang dibuat

Proses manufaktur yang dimiliki perusahaan mungkin berbeda diberbagai tempat. Hal ini berakibat

terjadinya daftar pesanan yang berbeda karena perbedaaan jarak yang jauh. The overall ERP system

dapat digunakan untuk mengorganisaisi sediaan dan kebutuhan menurut individu perusaaannya dan

memungkinkan terjadinya komunikasi antar perusahaan sehingga dapat mendistribuskan setiap

komponen pada kebutuan perusahaan.

Hal ini mengindikasikan bahwa sebuha sistem enterprise perlu diterapkan sebelum menerpakan

sistem MRP. Sistem ERP system dibutuhkan untuk menghitung secara reguler dengan benar

bagaimana kebutuhan item sebenarnya yang harus disediakan untuk proses produksi.

MRP tidak mengitung jumlah kapasitas produksi. Meskipun demikian, dalam jumlah yang besar

perlu diterapkan suatu sistem dalam tingkatan lebih lanjut, yaitu MRP II. MRP II adalah sistem yang

mengintegrasikan aspek keuangan. Sistem ini mencakup perencanaan kapasitas.

Apa itu konsep Just in Time (JIT) ?Sunday, February 26, 2012  Business-Process-Management-BPM, Creating Excellent, Operational

Excellence, People, Process Excellence, Technology for Process Improvement, Technology for Process

Innovation  2 comments

Lean thingking #3:

Untuk memahami dasar-dasar Operational Excellence (OE), dalam seri tulisan Lean Thinking  kali ini, saya

mencoba sharing tentang konsep Just In Time (JIT).

Apa definisi JIT ? Siapa yang mempelopori konsep JIT ? apa keuntungan dari penerapan JIT ? Bagaimana

filosofi JIT ? Apa syarat untuk implementasi konsep JIT ? Siapa saja yang berperan  dalam JIT ? berikut

penjelasan dari berbagai pertanyaan tersebut,

Salah satu tujuan kita berbisnis adalah memproduksi barang baik produk maupun jasa yang berkualitas tinggi

(quality) dan memuaskan pelanggan (customer satisfication), oleh sebab itu pemahaman dan implementasi

Konsep JIT sangat diperlukan sebagai prasyarat utama. 

Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-

perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali dikembangkan dan

disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh karena

itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi  jenis-jenis barang

yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen.

Just In  Time (JIT) merupakan keseluruhan  filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya,

termasuk bahan  baku dan suku cadang,  personalia, dan fasilitas dipakai sebatas  dibutuhkan. Tujuannya

adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan. 

Fujio Cho dari Toyota mendefinisikan pemborosan (waste) sebagai: Segala sesuatu yang  berlebih, di luar

kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat, dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk

proses nilai tambah suatu produk. 

Dalam bahasa sederhanya pengertian pemborosan adalah  segala sesuatu tidak memberi nilai tambah itulah

pemborosan.

Ada 7 (tujuh) jenis pemborosan disebabkan karena

1. Over produksi ( OverProduction )

2. Waktu menunggu ( Waiting )

3. Transportasi ( Transportation )

4. Pemrosesan ( Process production )

5. Tingkat persediaan barang ( Unnecessary Inventory )

6. Gerak ( Unnecessary Motion )

7. Cacat produksi ( Defects )

Dalam pelaksanaan konsep JIT terdapat empat hal pokok yang harus dipenuhi :pertama, Produksi Just In Time

(JIT), adalah memproduksi apa yang dibutuhkan hanya pada saat dibutuhkan dan dalam jumlah yang

diperlukan. kedua, Autonomasi merupakan suatu unit pengendalian cacat secara otomatis yang tidak

memungkinkan unit cacat mengalir ke proses berikutnya. ketiga, Tenaga kerja fleksibel, maksudnya adalah

mengubah-ubah jumlah pekerja sesuai dengan  fluktuasi permintaan. keempat, Berpikir kreatif, inovatif serta

selalu menerima masukan atau saran dari karyawan

Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :

a. Sistem kanban  untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).

b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan.

c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.

d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.

e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan skills    tenaga

kerja.

f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian perusahaan 

sedangkan elemen-elemen Just In Time (JIT) adalah

Pengurangan waktu set up

Aliran produksi lancar (layout)

Produksi tanpa kerusakan mesin

Produksi tanpa cacat

Peranan dan support operator produksi

Hubungan yang harmonis dengan pemasok

Penjadwalan produksi yang stabil dan terkendali

Sistem Kanban

Tulisan ini hanya sekilas menjelaskan apa itu Just in Time (JIT), tentu masih banyak hal  yang beum di jelaskan

di tulisan singkat ini, oleh sebab itu tunggu tulisan-tulisan selanjutnya  di seri tulisan sharing Lean

Thinking berikutnya..

Bagaimana pendapat anda ?

semoga bermanfaat ?

salam dari Jiaxing, Zhejiang- China

Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya

JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasarJIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .

Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu:

1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang

didasarkan pada permintaan.

2. Memproduksi dengan jumlah kecil

3. Menghilangkan pemborodan

4. Memperbaiki aliran produksi

5. Menyempurnakan kualitas produk

6. Orang-orang yang tanggap

7. Menghilangkan ketidakpastian

8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.

Persyaratan-persyaratan JIT

Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:

1. Organisasi Pabrik  : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk

mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang

diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam

satu lokasi.

2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan

pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system

tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana

menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional

dan bagaimana cara kerja JIT  yaitu 1. Membentuk

Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru

dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran

produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan

masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan

system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena

itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.

3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4.

Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan

pada saat dibutuhkan. 5. Memproduksi hanya sejumlah proses

berikutnya. 6. Meratakan beban produksi. 7. Menaati instruktur

kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan

rasionalisasi proses.

3. Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah

sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa

yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena

para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang

dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling

bersilangan.

4. Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik

dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu

dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi

silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti

perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya

yang relevan.

5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup  : Ukuran lot

yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang

terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin

digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau

komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya

dalam tahap produksi.

6. Total Productive Maintance  : TPM merupakan suatu keharusan

dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi

pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang

menjalankan mesin tersebut.

7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan

Perbaikan Berkesinambungan.

Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.

Startegi Penerapan Just in Time

Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:

Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian,

dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.

Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.

Keuntungan JIT antar lain

1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan

pemotongan waktu dan biaya ini akan membuat perusahaan

lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus untuk

perbaikan pada bidang lainnya.

2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat.

Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk

bekerja secara cepat.

3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara

lebih efisien.

4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih

konsisten.

5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.

6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas

pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.

Apa itu Just In Time? Arifin ibnadam   No comments

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook 

Bagi sebagian orang masih merasa asing dengan istilah Just In Time ( JIT ). Just In Time (JIT)

adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan

mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan

yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya

(baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.Untuk mencapai sasaran

dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta

konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun

menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.

Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi

Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production

System) dan sistem kanban.

Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali

dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh

karena 

itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi 

jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat

dibutuhkan (When) oleh konsumen.

Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus

untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok

dalam konsep Just In Time yaitu:

1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah

terhadap produk atau jasa.

2. Komitmen terhadap kualitas prima.

3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.

4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang

memberikan nilai tambah.

Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :

a. Sistem kanban  untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).

b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan

permintaan.

c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.

d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.

e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan

skills    tenaga kerja.

f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian

perusahaan 

Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang

secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang

membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan

sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai

barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus

agar dapat berproduksi.

Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan

saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia

mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di

gudang.

Produsi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan

secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus

memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan.

Pada system JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam

pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan

kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukn pesanan

terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan

memilih ke perusahaan produksi lainnya.

Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkankualitas,

menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh

jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan

produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.[1][2] Untuk mencapai

sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta

konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun

menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.[1][2]

Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota,

yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan

sistem kanban.[3]

Kanban (カンバン?), berarti sinyal, yang merupakan sebuah konsep berhubungan dengan Lean

manufaktur dan Just In Time (JIT). Menurut pencetusnya, Taiichi Ohno, kanban merupakan salah

satu cara untuk mencapat JIT.[2][3]

Kanban bukanlah sistim pengontrol persediaan, namun merupakan sistim pengaturan yang

membantu menentukan apa, kapan dan berapa banyak sebuah produk harus dibuat.[4]

Pengertian : Konsep dan Metode Kanban

ASAL-USUL

Istilah Kamban menggambarkan kayu atau logam menghiasi tanda sering mewakili sebuah merek dagang atau segel. Kamban menjadi bagian penting dari adegan perdagangan Jepang pada abad ke-17, sangat mirip dengan militer telah panji-panji kepada para samurai. Visual permainan kata-kata, kaligrafi dan cerdik bentuk yang bekerja untuk menunjukkan perdagangan dan kelas bisnis atau pedagang.

Pada akhir 1940-an, Toyota mulai mempelajari supermarket dengan tujuan untuk menerapkan dan menyimpan stoking rak-teknik untuk lantai pabrik, memperkirakan, di supermarket, pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan. Selain itu, hanya supermarket saham-saham apa yang percaya itu akan

menjual, dan pelanggan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan karena pasokan masa depan terjamin. Ini menyebabkan Toyota untuk melihat proses sebagai pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses-proses sebelumnya sebagai semacam toko. Proses pelanggan ini pergi ke toko untuk membeli komponen yang diperlukan, dan toko restocks. Seperti di supermarket, awalnya, papan yang digunakan untuk memandu "pembeli" Restocking spesifik lokasi.

"Kanban" menggunakan tingkat permintaan untuk mengontrol tingkat produksi, melewati permintaan dari pelanggan akhir melalui rantai proses pelanggan toko. Pada 1953, Toyota logika ini diterapkan dalam mesin pabrik utama mereka berbelanja

DEFINISI KANBAN

Kanban dalam bahasa jepang berarti "Visual record or signal". Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan "produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan" dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi", yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.

Persiapan Pra Kanban

Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi:

1. Pelancaran Produksi

Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan.

Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang.

2. Memperpendek Waktu Penyiapan

Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu:

a. Fase Penyiapan Eksternal

Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.

b. Fase Penyiapan Internal

Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.

3. Tata Letak Proses

Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.

4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi

Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.

5. Autonomasi

Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban.

6. Aktivitas Perbaikan

Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.

FUNGSI KANBAN DAN ATURAN KANBAN

Fungsi Kanban

Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.

Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:

Perintah

Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.

Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production.

Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.

Pengendalian Visual

Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.

Perbaikan Proses dan Operasi Manual

Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.

Pengurangan Biaya Pengelolaan

Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.

Apa itu Manajemen Persediaan atau Inventory ManagementPosted in Management By wibisono On November 16, 2011Perusahaan yang sudah mapan dan maju biasanya sudah bisa mengatur manajemen

persediaan untuk menunjang barang dan jasa yang mereka jual kepada perusahaan.

Kadang jika perusahaan itu tidak bisa mengatur persediaannya entah itu produk

mereka sendiri atau barang setengah jadi dan barang mentah kadang juga bisa

menghambat proses dari pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa

menghambat pelaksanaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa

manajemen persediaan atau Inventory Management itu penting.

Persediaan

Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan

untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual

kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.

Persediaan terdiri dari :

o Persediaan alat – alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam

menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal

alat tulis,kertas, tinta printer.

o Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk

digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan

diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang  jadi. misalnya untuk

industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan

rotan.

o Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi

masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk

diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa

adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti.

o Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk

dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan.

Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.

Manajemen Persediaan atau inventory management

Manajemen Persediaan atau inventory management  merupakan salah satu

aset penting dalam perusahaan.  Perencanaan dan pengendalian

persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus

dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan.

Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa.

Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah

hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya

dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti

biaya pegawai, Biaya operasional pabrik, biaya gedung, dll) dan resiko kerusakan

barang yang lebih besar. Namun bila persediaan terlalu sedikit mengakibatkan

resiko terjadinya kekurangan persediaan (stock out ) karena seringkali barang

persediaan tidak dapat didatangkan secara mendadak yang menyatakan terhentinya

proses produksi, tertundanya keuntungan, bahkan hilangnya pelanggan.

Kenapa kita harus mengadakan persediaan barang? 

Mengapa kita mengadakan  persediaan barang mulai dari bentuk bahan mentah

sampai barang  jadi adalah

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang – barang atau bahan –

bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dan material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Menumpuk bahan – bahan yang dihasilkan secara musiman, sehingga dapat

digunakan bila bahan tidak ada di pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin lancarnya arus

produksi.

5. Penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana

keinginan perlanggan disuatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan

tetap tersedianya barang yang dibutuhkan pelanggan.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak sesuai dengan penggunaan atau

penjualnya.

Oleh karena manajemen persediaan itu penting. Untuk manajemen persedian

sekarang ini sudah harus terintegrasi dengan pemasaran dan dengan top

manajemen.  Istilah Just In time dalam Manajemen perusahaan bukan berarti

mentiadakan persediaan atau inventory namun Persediaan tersebut dibuat

seminimal mungkin sehingga tidak ada pemborosan pemborosan yang ada disitu.

Yang harus diperhatikan dalam manajemen persediaan adalah

1. waktu kedatangan barang yang akan dipesan kembali.  Jika barang waktu

yang dipesan cukup lama pada periode tertentu maka persediaan barang tersebut

harus disesuaikan hingga barang tersebut ada setiap saat hingga barang yang

dipesan selanjutnya ada.

2. Berapa kuantitas jumlah barang yang akan disimpan. Jumlah kuantitas

barang yang dipesan harus disesuaikan karena jika terlalu banyak akan terjadi

pemborosan namun jika terlalu sedikit akan menimbullkan terhenti proses produksi.

3. Perhatikan juga safety stock atau persediaan pengamanan.  yaitu

persediaan buat jaga jaga (buffer) jika terjadi sesuatu hal yang menghambat

terjadinya waktu pembeliaan sehingga stock barang persediaan masih ada untuk

beberapa waktu ke depan.

Perencanaan Periode? Apa Masa Perencanaan?Oleh Liana Heitin pada tanggal 8 Nopember 2010 12:02

Pemotongan anggaran memukul Hobo Guru kabupaten 's lagi.

Rumor terbaru yang beredar adalah bahwa kabupaten ini akan mengurangi jumlah kapal selam

kita gunakan. Pemikiran di balik langkah tersebut adalah bahwa kita membayar orang untuk

melayani sebagai pengganti guru yang keluar untuk hari, tapi kami sudah memiliki sebuah sekolah

penuh guru dibayar. Jadi apa yang Anda lakukan adalah hanya mendapatkan salah satu guru

selama periode konferensi mereka untuk menangani kelas .... Begitu banyak untuk bekerja seperti

orang gila selama periode perencanaan saya sehingga saya bisa keluar dari sini pada waktu yang

layak (jika 06:30 di malam hari adalah waktu yang layak).

Banyak kabupaten lain telah mengambil tindakan ini pemotongan biaya untuk sementara waktu

sekarang. Dan Guru Hobo khawatir itu hanya puncak gunung es.

Apa selanjutnya? Apakah mereka akan menuntut lebih banyak waktu kita tidak peduli jam? Mereka

mungkin akan membangunkan kita di tengah malam seperti sersan bor lakukan di boot camp.

Apakah Anda kabupaten memangkas penggunaan dari subs? Siapa yang menurut Anda paling

terluka oleh jenis cutback? 

manufaktur lead timeDefinisiTotal waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi item, termasuk

rangka persiapan waktu, waktu antrian , waktu setup , waktu berjalan , waktu

bergerak, pemeriksaan waktu, dan menempatkan-buang waktu. Untuk make-to-

order produk , itu adalah waktu yang diambil dari rilis dari perintah

untuk produksi dan pengiriman . Untuk make-to-stock produk, itu adalah waktu yang

diambil dari pelepasan perintah untuk produksi dan penerimaan ke persediaan

barang jadi .

Lead timeDari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi. Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya . Unsourced bahan mungkin akan menantang dan dihapus . (Desember 2009)

Sebuah lead time adalah latency (delay) antara inisiasi dan pelaksanaan proses. Misalnya, lead time

antara penempatan order dan pengiriman mobil baru dari produsen mungkin di mana saja dari 2 minggu

sampai 6 bulan. Dalam industri, penurunan lead time adalah bagian penting dari lean manufacturing .

Isi 

[hide]

1 Jurnalisme

2 Manajemen rantai suplai

3 Manufaktur

o 3.1 Semikonduktor industri

4 Proyek Manajemen

5 Lead Time dalam Perencanaan Produksi

6 Referensi

7 Lihat juga

[ sunting ]Jurnalisme

Timbal waktu dalam penerbitan menggambarkan jumlah waktu bahwa wartawan memiliki antara menerima

tugas menulis dan mengirimkan potongan selesai. Tergantung pada publikasi, lead bisa apa saja dari

beberapa jam untuk berbulan-bulan.

[ sunting ]Manajemen rantai suplai

Definisi yang lebih konvensional lead time dalam manajemen rantai pasokan alam adalah waktu dari saat

pelanggan tempat pesanan (saat Anda belajar dari kebutuhan) untuk saat itu diterima oleh

pelanggan. Dengan tidak adanya barang jadi atau setengah jadi (work in progress) persediaan, itu adalah

waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memproduksi pesanan tanpa persediaan selain bahan baku.

[ sunting ]Manufaktur

Dalam lingkungan manufaktur, lead time memiliki definisi yang sama dengan Supply Chain Management,

tetapi mencakup waktu yang dibutuhkan untuk kapal bagian dari pemasok. Waktu pengiriman disertakan

karena perusahaan manufaktur perlu tahu kapan bagian akan tersedia untuk perencanaan kebutuhan

material . Hal ini juga mungkin bagi lead time untuk memasukkan waktu yang diperlukan untuk sebuah

perusahaan untuk memproses dan memiliki bagian siap untuk pembuatan setelah telah diterima. Waktu

yang dibutuhkan perusahaan untuk membongkar produk dari truk, memeriksanya, dan memindahkannya

ke penyimpanan non-sepele. Dengan kendala manufaktur ketat atau ketika sebuah perusahaan

menggunakan Just In Time manufaktur penting bagi rantai suplai untuk mengetahui berapa lama proses

internal mereka sendiri mengambil.

Lead time terbuat dari [1] :

Preprocessing Lead Time (juga dikenal sebagai "waktu perencanaan" atau "dokumen"): Ini

merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melepaskan pesanan pembelian (jika Anda membeli item)

atau membuat pekerjaan (jika Anda memproduksi item) dari waktu Anda belajar dari kebutuhan.

Pengolahan Waktu Lead: Ini adalah waktu yang diperlukan untuk mendapatkan atau memproduksi

item.

Postprocessing Timbal Waktu: Ini merupakan waktu untuk membuat barang yang dibeli tersedia

dalam persediaan dari saat Anda menerimanya (termasuk karantina, pemeriksaan, dll)

Contoh

Perusahaan membutuhkan bagian yang dapat diproduksi dalam dua hari sekali B Perusahaan telah

menerima pesanan. Dibutuhkan tiga hari untuk perusahaan A untuk menerima bagian sekali dikirim, dan

satu hari tambahan sebelum bagian siap untuk pergi ke manufaktur.

Jika Perusahaan A Supply Chain panggilan B Perusahaan mereka akan dikenakan lead time dari 2

hari untuk bagian.

Jika Perusahaan A divisi Manufaktur meminta divisi Supply Chain apa lead time adalah, mereka akan

dikutip 5 hari sejak pengiriman akan disertakan.

Jika seorang pekerja garis meminta bos Divisi Manufaktur apa lead time adalah sebelum bagian siap

untuk digunakan, itu akan menjadi 6 hari karena waktu setup akan disertakan.

Secara lebih rinci

Timbal Waktu terminologi telah didefinisikan secara lebih rinci. [2] The Supply Chain dari pesanan

pelanggan diterima saat order disampaikan dibagi menjadi lima kali memimpin.

Urutan Lead Time - Waktu dari pesanan pelanggan yang diterima untuk pesanan pelanggan

disampaikan.

Urutan Penanganan Waktu - Waktu dari pesanan pelanggan diterima untuk memesan penjualan

dibuat.

Manufaktur Lead Time - Waktu dari pesanan penjualan diciptakan untuk produksi selesai (siap untuk

pengiriman).

Produksi Lead Time - Waktu dari awal produksi fisik submodule pertama / bagian untuk produksi

selesai (siap untuk pengiriman).

Pengiriman Lead Time - Waktu dari produksi selesai untuk pesanan pelanggan disampaikan.

Contoh

Sebuah restoran terbuka dan pelanggan berjalan masuk Pelayan membimbingnya ke sebuah meja,

memberinya menu dan bertanya apa yang dia ingin memesan. Pelanggan memilih hidangan dan pelayan

menulis di notepad nya. Pada saat itu pelanggan telah membuat perintah yang restoran telah diterima -

Order Lead Time dan Waktu Orde Penanganan telah dimulai. Sekarang pelayan menandai urutan kasir,

robekan kertas dari notepad, membawanya ke dapur dan menempatkan ke dalam antrian

pesanan. Pesanan telah ditangani dan sedang menunggu di pabrik (dapur) untuk manufaktur. Karena tidak

ada pelanggan lain, pelayan memutuskan untuk berdiri di luar dapur, di dekat pintu, menunggu untuk

hidangan yang akan disiapkan dan mulai menghitung Waktu Manufaktur Timah.

Sementara itu, koki selesai apa yang dia lakukan, mengambil pesanan dari antrian, mulai jam sebagai

tanda untuk memulai Waktu Produksi Lead dan mulai memasak. Daging koki sayuran, kentang goreng

daging dan mendidih pasta. Ketika hidangan siap, koki bel berbunyi dan berhenti jamnya. Pada saat yang

sama pelayan berhenti Waktu Manufaktur Timbal menghitung dan bergegas melalui pintu dapur untuk

mendapatkan makanan sementara itu panas.

Ketika ia mengambilnya, mulai menghitung Waktu Pengiriman Timbal yang berakhir ketika hidangan yang

disajikan kepada pelanggan, yang sekarang bisa bahagia mengatakan bahwa Lead Waktu Orde lebih

pendek daripada yang ia perkirakan.

[ sunting ]Industri Semikonduktor

Tentang Timbal waktu sebagai aturan perusahaan per

Dalam lingkungan manufaktur sangat kompleks, seperti pembuatan mikroprosesor, sebuah Lead Waktu

yang biasa mungkin antara 5-7 minggu. Hal ini disebabkan oleh urutan operasi, di mana ada langkah-

langkah yang sangat mirip beberapa berulang, dan tidak dapat dilewati. Jika pembuatan CPU

membutuhkan masker eksposur 35, yang menerjemahkan ke dalam kira-kira 35 x ( photoresistpelapisan,

paparan, pengembangan, langkah proses utama (seperti etsa mengisi,, logam difusi), photoresist langkah

yang mungkin pengupasan dan / atau polishing, dan lainnya) plus tambahan langkah-langkah sebelum dan

sesudah pengolahan semua. Ada saat-saat menunggu tidak hanya terkait dengan penjadwalan produk ke

dalam produksi, karena lini produk yang sibuk, tetapi juga menjalankan awal produksi pergi ke memo (alat

perubahan ditambah dan keselarasan membutuhkan waktu), dan ada saat-saat menunggu kemungkinan

batch yang diproses selama produksi. (Tidak semua mesin bekerja pada kecepatan yang sama, atau

membutuhkan langkah-langkah perawatan, mengganti alat, ditambah ada adalah waktu yang dibutuhkan

untuk mengangkut wafer silikon fisik dari satu mesin pengolahan lain dalam batch transportasi kecil.)

[ sunting ]Manajemen Proyek

Dalam manajemen proyek lead time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau

satu set tugas saling bergantung. Memimpin seluruh proyek akan menjadi durasi keseluruhan jalur

kritis untuk proyek tersebut.

Lead time juga merupakan waktu yang disimpan dengan memulai aktivitas sebelum pendahulunya selesai.

Menurut PMI (2008), memimpin adalah ketergantungan antara dua kegiatan (hal. 140). [3] Sebuah contoh

akan menjadwalkan awal kegiatan minggu 2 tergantung dengan akhir dari kegiatan penggantinya dengan

memimpin 2 minggu sehingga mereka akan selesai pada waktu yang sama.

[ sunting ]Waktu Timbal dalam Perencanaan Produksi

Dalam perencanaan produksi, lead time sangat penting. Misalkan, produk A terbuat dari bahan B dan C.

Bahan bahan B terbuat dari bahan C. Artinya, jika ada akan menunda dalam C materi, akan ada

keterlambatan dalam materi B. Jadi, akan ada keterlambatan dalam Pelanggan produksi produk A. tidak

akan mendapatkan pengiriman tepat waktu. Jadi, kita memperbaiki batas waktu untuk mendapatkan

pasokan dan produksi. Misalkan, kita telah tetap 30 hari dari pengiriman setelah pelanggan menempatkan

pesanan pembelian. Artinya, kita harus memperbaiki tanggal pembelian dan produksi bahan B dan C yang

kita dapat dengan mudah menghitung dengan grafik lead time. [4]

Gross persyaratan: 

"Jumlah permintaan independen dan dependen untuk komponen sebelum jaring di tangan

persediaan dan penerimaan dijadwalkan."