“Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah...

23
Makalah Pendidikan IPS SD II “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua, M.Pd Di susun oleh: Kelompok 6 Diah Ayu Puspita Sarie 15.601050.004 Rismawati 15.601050.006 Rahma Nur R 15.601050.008 Kasmi 15.601050.010 Agnesia Leny Perada 15.601050.038 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2016

Transcript of “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah...

Page 1: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Makalah Pendidikan IPS SD II

“Bahan Ajar Audio”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby

Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua, M.Pd

Di susun oleh:

Kelompok 6

Diah Ayu Puspita Sarie 15.601050.004

Rismawati 15.601050.006

Rahma Nur R 15.601050.008

Kasmi 15.601050.010

Agnesia Leny Perada 15.601050.038

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2016

Page 2: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | ii

KATA PENGHANTAR

Puji syukur kita panjatan atas kehadirat Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, yang masih memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya kepada kami sehingga

bisa menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Bahan Ajar Audio”

Makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang dibuat untuk memenuhi tugas

mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang di bimbing oleh Roby Zulkarnaen Noer, M.Pd dan

Mety Toding Bua, M.Pd selain itu juga sebagai pengembangan wawasan tentang media

pembelajaran berbasis audio, sehingga diharapkan dapat bermanfaat bagi diri sendiri dan juga

orang lain.

Akhirnya kami menyadari bahwa dalam makalah ini memilik banyak kesalahan dan

kekurangan sehingga kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini

dapat menjadi lebih sempurna.

Tarakan, 17 Oktober 2016

Penulis

Page 3: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | iii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

A. Konsep Media Pembelajaran ......................................................... 2

B. Konsep Media Audio..................................................................... 3

C. Peralatan Audio ............................................................................. 4

D. Produksi Audio .............................................................................. 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................... 19

B. Saran .............................................................................................. 19

Daftar pustaka ................................................................................................

Page 4: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat melihat fakta di sekolah-sekolah terdengar keluhan bahwa pelajar yang ada

disekolah dirasa amat membosankan, tidak menarik, bahkan penuh misteri, sehingga

berujung pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Hal tersebut diantaranya

disebabkan masih kurangnya kreatifitas guru sebagai pengajar dalam menyajkan

media pembelajaran yang lebih menyenangkan dan dekat dengan dunia siswa.

Sebagaimana Arsyad (2006:15) mengemukakan dua unsur yang amat penting dalam

proses pembelajaran di kelas yaitu model/strategi dan media pembelajaran

Suasana pembelajaran dikelas akan lebih terasa menarik jika guru mau

mengeksplorasi kreatifitasnya untuk menyampaikan materi melalui media

pembelajaran. Dengan melalui media audio yang sesuai dengan pokok bahasan yang

sedang disampaikan. Sehingga ide yang disampaikan guru lebih mudah untuk

ditangkap oleh para siswa dan berakibat pada hasil pembelajaran maksimal.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep media pembelajaran?

2. Bagaimana Konsep Media Audio?

3. Apa saja peralatan audio?

4. Bagaimana Produksi Audio?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep media pembelajaran

2. Untuk mengetahui bagaimana Konsep Media Audio

3. Untuk mengetahui apa saja peralatan audio

4. Untuk menegetahui bagaimana Produksi Audio

Page 5: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Media Pembelajaran

Maria Goretti Sri Wahyuningsih, Haris Mudjiman dan Samsi Haryanto (2014)

mengatakan istilah belajar merupakan suatu proses integral antara peserta didik,

pendidik dan materi yang diajarkan dalam lingkungan belajar. Proses belajar itu

terjadi karena adanya interaksi antara seorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu,

belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu bertanda seseorang itu

telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin

disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan dan

sikapnya dimanapun dan kapanpun. Pendidik dituntut agar mampu menerapkan alat-

alat yang ada, dan juga adanya kemungkinan beberapa alat tersebut sesuai dengan

perubahan zaman. Teknologi pendidikan sebagai suatu cara mengajar yang

menggunakan alat-alat tehnologi dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam sebuah

pendidikan saat pembelajaran. Seperti, radio, dan tape recorder. Alat-alat ini dalam

metodologi pengajaran biasa disebut alat peraga dan atau alat pengajaran audio.

Dalam teknologi pendidikan alat-alat tersebut disebut dengan hardware dan software

(Nasution, 2005:2). Vilma Tafani (2009) dalam Teaching English Through Mass

Media menyebutkan: Radio plays an important part in developing people’s

imagination, in creating pictures in the mind through the power of words, it

stimulates the imagination to fill in the visuals, etc. The listeners see the drama in

their heads. Thus, when radio is used in the classroom it helps students to promote

their imagination, to voice their creativity. Dalam pembelajaran, guru sangat dituntut

agar mampu menjadikan proses pembelajaran itu berlangsung secara kondusif. Salah

satunya adalah penggunaan metode belajar yang tepat. Dalam pemilihan metode

pembelajaran, tentunya seorang pendidik membutuhkan suatu media pembelajaran

yang dapat membantu seorang guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa, agar

pesan yang disampaikan bisa lebih jelas dan mudah dipahami oleh peserta didik.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang begitu pesat,

terutama dalam hal berkembangnya teknologi komunikasi, media pembelajaran yang

digunakan guru pada saat ini tidak hanya media pembelajaran konvensional yang

berupa papan tulis, gambar, poster. Dengan adanya teknologi komunikasi yang berupa

Page 6: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 3

media audio seperti tape recorder, radio, disc dan sebagainya juga dapat

dimanfaatkan sebagai media pembelajaran audio.

B. Konsep Media Audio

Banyak jenis ICT yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran. Ada

yang berbasis komputer (baik yang bersifat offline maupun yang bersifat online), ada

yang berbasis telefon dan ada yang berbasis audio ataupun radio. Audio dan radio

merupakan media pembelajaran yang berbasis suara atau bunyi. Audio berasal dari

kata audible, yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga

manusia. Kemampuan mendengar telinga manusia berada pada daerah frekuensi

antara 20 sampai dengan 20.000 Herts. Di luar batas itu, manusia tidak mampu

mendengarkannya.

Kaitan audio sebagai media pembelajaran adalah suara-suara ataupun bunyi

direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian diperdengarkan kembali

kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutar. Jika suara/bunyi tadi

diperdengarkan ke peserta didik melalui stasiun pemnacar Radio, maka disebut media

tersebut dikatakan sebagai Radio.

Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh jika guru memanfaatkan media audio

ataupun radio sebagai media pembelajaran. Salah satunya sebagai ilutrasi. Guru-guru

bidang studi seperti guru Bahasa, Guru Seni musik, dan guru-guru lainnya yang ingin

mengajarkan materi tentang aneka suara binatang, suara halilintar, suara gunung

meletus dan lain-lain dapat menggunakan media audio atau radio. Media ini sangat

cocok untuk menyampaikan materi-materi pembelajaran yang erat kaitannya dengan

masalah ceritera dan bunyi juga dapat mengembangkan daya imajinasi peserta didik.

Beberapa materi pembelajaran yang cocok untuk disampaikan melalui media

audio/radio antara lain Sejarah, PPKn, Sosiologi, Musik, Aneka suara binatang,

Ceritera dan lain-lain. Media ini juga sangat membantu guru dalam menyajikan materi

pembelajaran Bahasa, baik Bahasa Indonesia, Bahasa daerah maupun Bahasa asing.

Ada beberapa kelebihan dari media radio antara lain daya jangkaunya begitu luas

hingga mampu menembus seluruh pelosok tanah air. Harganya pun relatif murah

sehingga pesawat radio telah dimiliki hampir setiap keluarga di Indonesia serta dapat

dioperasikan menggunakan baterai. Namun media radio merupakan media searah

yang mana bila ada hal-hal yang kurang jelas, maka peserta didik tidak bisa bertanya.

Maka dari itu harus diprogramkan siaran jumpa pendidik yang dapat dilakukan

melalui telefon, e-mail, SMS, dan lain-lain.

Page 7: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 4

Untuk mengatasi kelemahan media ini, maka perlu diperhatikan hal-hal seperti

materi. Materi yang ada di program audio/radio hendaknya mampu memotivasi agar

peserta didik tertarik mendengarkannya sampai selesai. Hal-hal lain yang perlu

diperhatikan antara lain:

Adanya jadwal atau acara tatap muka antara pendidik dengan peserta didik.

Piringan Hitam (PH) yaitu alat penyimpanan file audio yang pertama ditemukan.

Alat ini memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara

dari sebuah disc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah

Gramophone.

Kaset-kaset adalah alat penyimpanan audio yang berbentuk pita kaset yang

mampu menyimpan file audio berdurasi satu jam dengan kualitas yang cukup

baik. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck ataupun

Walkman.

C. Peralatan Audio

Pelatan yang digunakan untuk menyajikanprogram audio ataupun untuk

menerima siaran radio (program audio yang dipancarkan lewat pemancaran radio),

ada beberapa jenis. Masing-masing jenis dibuat untuk tujuan tertentu, baik untuk

pemakaian ruangan yang sempit (individu/kelompok kecil) maupun untuk ruangan

yang luas (kelompok besar). Apabila dikelompokkan, peralatan penyaji program

audio ataupun penerima siaran radio tersendiri dari dua kelompok.

1. Radio Perekam Kaset Audio (Radio Cassette Recorder Portable)

Radio perekam kaset audio ini menguntungkan dalam pemakaian karena

dapat menerima siaran yang dpancarkan dari stasiun pemancar radio. Dapat

digunakan pula untuk memutar program audio dalam bentuk kaset. Dengan

begitu, radio perekam kaset audio ini bisa digunakan untuk memutar kaset suara

program film bingkai pada saat penyajian film bingkai bersuara. Keuntungan

lainnya ialah radio perekam kaset audio ini bisa untuk merekam siaran radio yang

sedang didengarkan, sehingga dapat diputar ulang pada kesempatan yang lain

apabila diperlukan.

Radio perekam kaset audio ini pada umumnya mempunyai beberapa

wilayah frekuensi (frequency range), antara lain:

FM : 87,5 –n108 MHz;

SW2 : 7,0 – 22 MHz;

Page 8: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 5

SW1 : 2,3 – 7,0 MHz;

MW : 530 – 1650 KH;

Yang paling banyak di gunakan di Indonesia adalah wilayah frekuensi

MW dan SW1. Radio perekam kaset audio ini bisa menggunakan tenaga baterai

9 V (DC) ataupun sumber listrik PLN 110/220 V. karena tenaga output (suara

yang dihasilakan) kecil, yaitu sekitar 4,5 W maksimum, radio kaset ini hanya

ideal dipergunakan untuk keperluan individu atau kelompok kecil. Penetapannya

juga tidak terlalu jauh dari si pendengar.

a. Nama-nama bagian dan kegunaan radio cassete revorder keterangan

1) Tombol pause, untuk menghentikan sementara kaset yang sedang

dimainkan (play back)

Page 9: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 6

2) Tombol stop/eject, untuk menghentikan putaran kaset, baik pada posisi:

play, rec, fast forward maupun rewind; sekaligus sebagai tombol

pembuka rumah kaset.

3) Tombol fast forward, untuk memutar maju kaset secara cepat.

4) Tombol play, untuk memainkan kaset (play back).

5) Tombol rewind, untuk memutar mundur kaset secara cepat.

6) Tombol record, digunakan apabila akan merekam.

7) Saklar pemilih wilayah frekuensi (FM, MW, SW1, dan lain-lain).

8) Saklar radio, untuk memilih mode pemakaian, sebagai radio atau sebagai

cassette rekorder.

9) Kenob pengatur tone, untuk mengatur nada tinggi dan rendah.

10) Kenob pengatur voleme, untuk mengatur volume suara (keras atau

lemahnya suara)

11) Kenob penala, untuk memilih frekuensi pemancar radio yang dikendaki.

12) Mikropon terpasang, apabila diinginkan merekam pembicaraan, dapat

menggunaka mikropon ini.

13) Soket sumber listrik AC, untuk menghubungkan radio cassette recorder

dengan sumber listrik (sumber listrik dari PLN)

14) Soket sumber listrik DC dari luar, digunakan apabila memakai sumber

listrik dari baterai (accu).

15) Speaker nada tinggi (tweeter)

16) Speaker nada rendah (woofer)

17) Penghitung putaran pita dan tombol pembesarnya.

18) VU (Volume unit) meter dan penunjuk kapasitas baterai

19) Rumah kaset, tempat memasang kaset yang akan diputar

20) Antena radio, digunakan apabila mendengarkan siaran pada FM atau SW1

dan SW2

21) Dan 22 soket untuk memasang mikropon yang mempunyai saklar remote

ON/OFF. Digunakan pada waktu merekam suara.

22) Soket AUX, digunakan apabila radio cassette recorder digunakan sebagai

penguat suara.

23) Soket earphone, digunakan menghubungkan earphone (mendengarkan

secara pribadi)

Page 10: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 7

24) Saklar Beat Cencel, apabila saat merekam siaran radio terdengar suara

mendengking, pindahkanlah saklar ini ke posisi lain.

25) Tempat baterai (UM 1) 6 buah

26) Saklar penyusuai tegangan peralatan dengan tegangan sumber listrik

(110/120 V)

27) Kenob penala halus, untuk memilih dua buah pemancar yang

berdempetan.

b. Pengoperasian

1) Penggunaan sebagai radio penerima

a) Hubungkan peralatan dengan listrik

b) Set saklar radio pada posisi radio

c) Tempatkan saklar pemilih wilayah frekuensi sesuai yang dikehendaki

(FM, MW, dan lain-lain)

d) Putarlah kenob penala pada posisi pemancar yang dikehendaki

e) Untuk siaran pada gelombang FM dan SW, tarik lah antenna

f) Aturlah tombol volume dan tone sehingga didapatkan suara yang

dikehendaki

g) Untuk mematikan, pndahkan saklar radio pada posisi tape.

2) Sebagai perekam kaset audio (main ulang)

a) Seperti pada posisi (g) di atas saklar radio pada kedudukan tape

b) Tekan tombol eject dan masukkanlah kaset yang akan dimainkan ke

dalam tempat kaset, kemudian dorong tempat kaset yang terbuka tadi

hingga pada posisinya yang benar.

c) Tekan tombol play.

d) Apabila telah selesai tekan tombol stop.

e) Untuk mengeluarkan kaset, tekan tombol eject dan kembalikan rumah

kaset keposisi yang besar.

3) Merekam siaran radio

a) Saklar radio dipasangkan pada posisi radio

b) Tempatkan saklar pemilihi wilayah frekuensi sesuai yang dikehendaki.

c) Putarlah kenob penala untuk memilih pemancar yang dikehendaki

d) Masukan kaset kosong yang akan digunakan untuk merekam

e) Tekan rec dan play secara serenatak

f) Apabila telah selesai tekanlah tombol stop.

Page 11: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 8

Catatan: karena radio perekan kaset audio ini menggunakan ALC

(sutomatil level control) pada waktu proses perekam tidak perlu mengatur

kenob volume

2. Radio dan Perekam Kaset Audio dengan tambahan penguat suara amplifier dan

outspeaker

Untuk keperluan pemakian di sebuah ruangan yang besar maka diperlukan

sebuah sistem tata suara yang mempunyai daya besar. Satu unit peralatan ini

terdiri dari :

a. Peralatan reproduksi suara yaitu:

- Tuner

- Open reel

- Perekam kaset audio

b. Peralatan penguat suara yaitu:

- Amplifier

c. Peralatan pengeras suara yaitu:

- Loud speaker

D. Produksi Audio

1. Studio Produksi

Program audio direkam di dalam suatu studio produksi atau sering juga

disebut studio rekaman. Studio ini terdiri dari dua ruangan, yaitu ruang kontrol

dan studionya, yang keduanya dibatasi dinding berjendela kaca sehingga orang

yang ada di dalam kedua ruangan itu dapat saling melihat.

Ruang control dilengkapi alat rekam. Ruangan ini biasanya terdiri dari alat

rekam audio, alat pemutar audio, alat pemandu suara, dan tombol pengatur suara

dan alat penyunting suara.

Ruangan studio adalah sebuah ruangan kedap suara. Ruang ini dilengkapi

dengan berbagai mikropon, tempat untuk duduk pemain, alat musik, misalnya

piano, perlengkapan untuk membuat FX, dan pengeras suara. Kedua ruangan

tersebut dihubungkan dengan interkom yang memudahkan orang di ruang control

berkomunikasi dengan orang-orang di dalam studio.

a. Pembagian tugas dalam produksi

1) Sutradara

Sutradara adalam pemimpin produksi. Tanggung jawab baik atau

buruknya hasil produksi ada pada sutradara. Sebelum produksi dimulai,

Page 12: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 9

seorang sutradara harus mempelajari naskah dengan teliti. Setelah itu, ia

mempunyai interpretasi yang baik terhadap setiap adegan dari naskah itu.

Ia juga harud dapat menghayati benar perwatakan yang dibawakan

oleh masing-masing pelaku dalam naskah itu. Ia juga harus

membayangkan musik dan sound effect yang bagaimana yang diperlukan

untuk mendukung terciptanya suasana seperti yang dihendaki oleh naskah

itu.

Setelah naskah dipelajari, sutradara bertugas mengatur perbanyakan

naskah yang akan diproduksi. Kertas yang digunakan adalah kertas yang

agak tebal supaya tidak mudah terlipat dan tidak menimbulkan suara

dalam waktu produksi nanti.

Sutradara harus memilih pemain yang akan membawakan naskah

sesuai perwatakan tiap pelakunya. Sutradara yang telah biasa memimpin

produksi biasaynya telah mempunyai koleksi pemain dan, sudah mengenal

benar kemampuan masing-masing pemain sehingga ia dapat memilih

pemain yang paling sesuai untuk memegang peran tertentu. Bila ia belum

mengenal pemainnya ia harus memilih pemain tersebut melalui audisi atau

seleksi.

Bila ia telah menentukan pemain untuk tiap peran, sutradara harus

segera membagikan naskah kepada mereka supaya mereka dapat

mempelajarinya. Dalam program audio pemain tidak dituntut untuk

menghapal naskahnya. Karena dalam rekaman nanti mereka dapat

membacanya. Yang penting mereka harus dapat menghayati perwatakan

yang harus dibawakannya, dan dapat membaca naskah sesuai perwatakan

itu.

Sutradara harus memesan studio rekaman sesuai dengan prosedur

yang berlaku supaya pada saatnya nanti, studio tersebut tidak dipakai oleh

orang lain dan dalam keadaan siap untuk digunakan. Setelah studio

rekaman diperoleh dengan pasti, sutradara menyampaikan undangan

tertulis kepada semua pemain dan kerabat kerja dengan menyebut secara

jelas jam, tanggal dan tempat rekaman itu. Undangan ini jangan diberikan

dalam waktu yang sangat mendesak.

Sutradara bertugas memilih musik yang sesuai dengan suasana yang

akan diciptakan. Dia perlu dating ke perpustakaan lagu dan mencoba lagu

Page 13: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 10

yang dicarinya satu persatu untuk mendapatkan lagu yang benar-benar

sesuai dengan naskahnya. Bila ia telah menemukan lagu, naskahnya harus

ditandai dengan tinta yang jelas mencantumkan nama lagu, nomor

piringan hitamnya, track ke berapa, berapa panjangnya.

Sutradara juga harus mencari sound effect yang sesuia dengan suasana

naskahnya. Bila naskahnya ingin menggambarkan seorang direktur yang

pergi nik mobil, tentunya ia harus memilih suara mobil sedan yang baik

dan bukannya suara truk atau pick-up. Seperti halnya dalam memilih lagu,

setelah FX tadi ditemukan ia harus memberi tanda pada naskahnya dengan

nama FX, nomor piringan hitam, track ke berapa, berapa panjangnya. Jika

FX itu tidak diambil dari rekaman atau harus diciptakan sendiri, ia harus

mencoba bunyi yang akan diciptakannya itu, misalnya ketukan-ketukan

pintu, langkah kaki, dering telpon. Ia harus menyediakan peralatan yang

diperlukan untuk menciptakan suara-suara itu, mentukan tempat dalam

studio itu dimana bunyi-bunyi itu akan diciptakan, berapa jarak mikropon

dari sumber bunyi itu dan sebagainya.Sutradara harus dapat bekerja sama

dengan teknisi dengan baik. Teknisi adalah orang yang akan

membantunya dalam rekaman. Betapapun bagusnya gagasan sutradara

tentang program yang akan diproduksi bila teknisi atau operator yang

akan merekam tidak paham tentu hasilnya kurang baik. Karena itu. Ia

harus membicarakan naskahnya dengan teknisi atau operator yang akan

membantunya itu. Ia juga harus membicarakan ke luar masuknya musik,

keluar masuknya FX, efek apa yang ingin diperoleh dari music dan FX

itu, berapa lama musik dan FX itu diperlukan dan sebagainya. Ia harus

membicarakan bagaimana FX itu akan diperoleh, serta menunjukkan

bagian-bagian musik dan FX yang akan digunakan. Ia juga harus

memberitahukan kepada teknisi berapa mikropon yang akan digunakan

dan jenis mikropon yang bagaimana yang diperlukan.

2) Kerabat kerja

Dalam produksi audio, kerabat kerja yang diperlukan hanya dua orang

operator. Seorang operator melayani pengaturan tombol rekaman serta

bertugas mengatur jalannya pita rekaman pada alat perekam. Ia juga

bertanggung jawab membuat saluran yang menghubungkan mikropon

dengan mesin perekam.

Page 14: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 11

Seorang operator lainnya bertugas menyiapkan music dan sound

effect yang akan digunakan dalam rekaman. Ia harus memasang piringan

hitam pada meja putar dan memasang jarum tepat pada track musik atau

FX yang diperlukan. Kedua teknisi atau operator itu bekerja sesuai dengan

petunjuk sutradara.

3) Pemain

Pemain ialah orang-orang yang ditunjuk untuk membacakan naskah.

Biasanya seorang pemain hanya memegang satu peran saja dalam suatu

naskah tertentu.

Seorang pemain yang telah menyanggupi untuk ikut rekaman

berkewajiban mempelajari naskahnya. Ia harus menghayati benar peran

yang akan dibawakannya. Ia harus melatih diri membaca naskah supaya

dalam rekaman nanti tidak terdengar kesan bahwa naskah itu dibaca,

melainkan terdengar seperti orang yang bercakap atau bercerita. Dalam

latihan membaca ini bila perlu ia dapat memberi tanda-tanda baca pada

naskahnya.

Sutradara memberi petunjuk tanda-tanda yang digunakan dalam

memimpin produksi. Pada umumnya petunjuk dilakukan dengan

menggunakan tangan, pemain melihat tanda-tanda itu melalui jendela kaca

tembus pandang yang membatasi ruang audio dan ruang kontrol. Tanda

yang biasa digunakan misalnya, sutradara menunjuk seorang pemain

artinya pemain itu harus mulai membaca teks naskahnya, meletakkan

tangan di leher seolah-olah menggorok leher berarti rekaman terhenti

karena ada kesalahan dan harus diulang, mendekatkan kedua tangannya

berarti pemain harus lebih dekat dengan mikropon, menggerakkan

tangannya naik turun berarti membacanya harus di perlambat, dan

sebagainya.

Langkah berikutnya ialah mengadakan tes suara. Setiap pemain

diminta membaca didepan mikropon secara bergantian. Tinggi rendahnya

suara diatur supaya tidak terlalu lemah dan juga tidak terlalu keras. Dalam

mengukur level suara ini sutradara dan operator mengecek suara itu

melalui jarum di alat rekaman. Setelah level suarannya ditentukan, pemain

bersangkutan harus mengingat-ingat jarak mulutnya ke mikropon dan

volume suara yang digunakan waktu tes suara tadi. Dalam rekaman nanti

Page 15: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 12

level suaranya harus diusahakan supaya sama dengan level waktu tes

suara.

Sekarang semua pihak telah siap untuk melakukan latihan basah.

Pemain diminta membaca peran masing-masing sesuai naskah, didepan

mikropon. Dalam latihan ini musik dan FX sudah digunakan benar-benar.

Dalam latihan ini sutradara bertindak sangat kritis, setiap ada kesalahan

atau kejanggalan sutradara menghentikan latihan dan memberi petunjuk

untuk perbaikan. Adegan itu kemudian diulang kembali. Latihan seperti

ini biasanya lebih lama dari rekaman sesungguhnya.

2. Dubbing

Dubbing (sulih suara) adalah bagian dari kesenian pada media ekspresi

audio visual. Dubbing merupakan proses mengisi atau memperbarui suara dalam

suatu klip, bisa klip audio saja maupun klip audio visual. Dubbing bisa digunakan

dalam pentas drama sehingga pemainnya hanya melakukan gerak-gerik tanpa

perlu mengeluarkan suara. Selain itu, Dubbing diartikan sebagai berikut:

a. Penggantian suara percakapan asli dari suatu rekaman gambar pada pita

video atau film yang diterjemahkan ke dalam bahasa lain, atau dengan

suara orang lain yang tidak sama seperti yang tampak pada gambar.

b. Penggantian suara aktor / aktris baik dalam film maupun video akibat

dalam pelaksanaan shooting ada gangguan suara-suara lainnya (noise yang

berlebihan misalnya).

c. Pengisian suara (voice over) ataupun pengulangan proses perekaman suara

presenter (reporter, komentator, dan lain-lain) dari suatu paket acara

tentang isi dari acara tersebut.

d. Mengisi narasi atau illustrasi ke dalam pita video ataupun film.

e. Pengisian suara penyanyi (vocal), melodi, musik pengiring (tiup/gesek)

dan lainnya pada track berikutnya dalam pelaksanaan rekaman suara.

1. Teknik Dubbing

Ada dua teknik dalam dubbing yang akan membantu pada saat lipsync,

yaitu:

Teknik Dubber Basah

Teknik ini merupakan penyusunan animasi gerakan mulut

dengan file suara yang sudah ada dibuat terlebih dahulu sehingga

Page 16: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 13

penulis hanya menyesuaikan gerakan mulut dengan suara yang sudah

ada.

Teknik Dubber Kering

Teknik ini merupakan penyusunan animasi gerakan mulut

dengan file suara yang belum dibuat, sehingga penulis harus

menentukan berapa lama animasi mulut tersebut diperlukan.

2. Cara Membuat Dubbing

Ada beberapa cara dalam pembuatan dubbing seperti menggunakan

Software Adobe Audition. Software Adobe Audition merupakan software

multimedia yang memiliki berbagai fasilitas pengolah suara yang biasa

digunakan untuk recording, mixing dan editing. Dengan Adobe Audition kita

dapat dengan mudah merekam suara, menambahkan efek suara,

menggabungkan suara dalam satu track, memperbaiki kualitas suara, merubah

suara dan menyimpannya kedalam berbagai format.

1. Alat yang dibutuhkan

Laptop yang sudah terinstall software Adobe Audition

Microphone, agar suara yang dihasilkan terdengar lebih jelas.

2. Cara merekam suara menggunakan Adobe Audition

a. Buka software Adobe Audition.

Page 17: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 14

b. Klik File lalu pilih New dan pilih Multitrack Session.

c. Maka akan muncul multitrack seperti dibawah ini.

Page 18: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 15

d. Untuk merekam suara pada track 1, klik icon R seperti gambar

nomor

Keterangan:

M yang berarti Mute = proses menghentikan agar suara yang di

track tersebut tidak menyala.

S yang berarti Solo = Jika icon S aktif maka yang akan kita

dengar ketika di play hanya suara yang aktif icon S nya saja.

R yang berarti Record = Agar suara yang kita rekam terekam di

track yang kita klik tanda R

e. Setelah itu klik icon record yang berbentuk bulat berwarna merah

untuk memulai proses rekam. Jika sudah merekam suara maka akan

menghasilkan track suara seperti dibawah.

Page 19: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 16

f. Untuk mendengarkan hasilnya bisa kita play atau menekan tombol

space, dan jika volume suara yang dihasilkan terlalu pelan kita bisa

edit volumenya dengan cara double klik hasil rekamannya dan akan

muncul icon volume yang bisa kita atur.

Sumber: http://www.sheliciouss.com/2015/10/cara-membuat-dubbing-kabaret.html

3. Hal Yang Harus Diperhatikan

1. Tingkat Kebisingan

Pastikan tempat anda dubbing bebas dari suara-suara gaduh, misalnya

suara motor, kipas angin atau anak-anak. Suara gaduh akan mengganggu

hasil dubbing anda. Namun bila tempat anda memang bising, bisa siasati

dengan menurunkan level mikrofon dan suara anda harus lebih kuat.

2. Mixer

PC memiliki mixer terintegrasi didalamnya. Yang anda butuhkan

hanyalah set input mixer ke mikrofon saja, supaya suara-suara dari PC

tidak ikut terekam.

3. Mikrofon

Lebih bagus dalam hal ini anda menggunakan dynamic microphone

karena ruang respon mic tipe ini lebih sempit sehingga suara-suara di

background bisa diminimalisir. Kalau tidak ada, maka anda bisa gunakan

condenser mic yang ada di headphone. Usahakan jarak mikrofon ke mulut

sejauh 4 cm, jarak yang terlalu dekat akan menyebabkan suara kurang

jelas.

4. Check Noise

Sebelum memulai semuanya, anda bisa cek besar noise yang ada dengan

cara merekam dan mic dalam kondisi hidup. Berikut perbandingan antara

idle (input off) dan ready (input mic on) di adobe audition. Noise memang

bisa direduksi saat editing, namun alangkah baik kalau anda mereduksinya

sebelum memulai proses rekam.

Page 20: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 17

Idle: tidak ada sinyal masuk

Bisa dilihat kuat sinyal sekitar -60dB

Ready: sinyal dari mikrofon

Suasana hening, kuat sinyal sekitar -30dB

Jika tidak terdengar dengung atau suara desis yang berlebihan, maka cek noise selesai.

Anda bisa lanjut ke proses berikutnya.

5. Atur Kekuatan Suara

Cobalah anda mengatur volume di mic sambil berbicara dengan suara

keras. Usahakan rekaman suara tidak mencapai puncak atas dan bawah

dari workspace.

Page 21: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 18

Rekaman yang bagus adalah rekaman dengan volume yang tidak

terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Jadi usahakan untuk tetap normal

levelnya.

Rekaman yang tidak bagus menyebabkan suara overloud (pecah) sehingga

sangat sulit diperbaiki. Perlu diingat volume rekaman yang terlalu kecil

juga tidak bagus, walaupun bisa anda kuatkan (gain) sekian dB namun

noisenya juga akan ikut dikuatkan.

6. Perhatikan Desahan Napas

Hal lain yang harus diperhatikan adalah desahan napas ketika berbicara.

Hal ini kerap terjadi dalam rekaman. Jika terjadi, jangan segan-segan

untuk mengulang rekam. Masalah ini bisa dihindari dengan meletakkan

posisi mikrofon agak menyamping dari mulut pembicara.

Page 22: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 19

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Media audio adalah media yang mempunyai unsur suara. Jenis media ini

mempunyai kemampuan kemampuan yang lebih baik, karena memiliki jenis media

auditif (mendengar). Media audio merupakan sebuah alat bantu yang dipergunakan

dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam

menularkan pengetahuan, sikap dan ide.

B. SARAN

Diharapkan guru menggunakan media audio sebagai bahan ajar untuk

meningkatkan memanfaatkan pembelajaran yang efektif dalam kelas.

Page 23: “Bahan Ajar Audio”€¦ · “Bahan Ajar Audio” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS SD II yang dibimbing oleh Roby Zulkanain Noer, M.Pd dan Mety Toding Bua,

Bahan Ajar Audio | 20

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Sadiman, Arif S dkk. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Shella Damayanti. 2015. http://www.sheliciouss.com/2015/10/cara-membuat-

dubbing-kabaret.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2015.

Maria Goretti Sri Wahyuningsih, Haris Mudjiman, Samsi Haryanto, Maret 2014,

“PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA

INGGRIS (Studi Kasus di SMPN 3 Bawen)”. Vol.2, No.1, hal 79 – 92,

http://jurnal.fkip.uns.ac.id