Antropologi Dan Ruang Lingkupnya
-
Upload
nurfitriyanis -
Category
Documents
-
view
493 -
download
0
Transcript of Antropologi Dan Ruang Lingkupnya
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 1/24
ANTROPOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA
“Kasus : Penerimaan Warna Kulit”
Tugas Kelompok
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi dan Antropologi
Pendidikan yang diampu oleh Dr. Iip Saripah, M.Pd.,
oleh :
Kelompok 2
Ismail Fakhrurozi
Nurfitriyani
Putri Dwi Fithria
100
1001947
1002012
1005733
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 2/24
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perbedaan menjadi hal lumrah dewasa ini namun tidak sedikit juga ada di
beberapa daerah yang masih saja tidak menerima mengenai perbedaan yang
ada sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang berdampak bagi
diri mereka sendiri dan orang lain yang sebelumnya tidak terlibat sehingga
menimbulkan kompleksitas yang nyata.
Perbedaan warna kulit juga merupakan salah satu masalah yang dapat timbul
ketika seseorang melihat keberbedaan dari sudut pandang dirinya sendiri dan
merasa rendah diri dan tak diberlakukan adil.
Hal yang disebutkan diataslah yang melatar belakangi kami sehingga kami
melakukan studi kasus mengenai permasalahan penerimaan warna kulit.
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan
1.2.1 Bagaimana bisa terjadi perbedaan warna kulit?
1.2.2 Faktor apa saja yang menjadi penyebab utama seseorang tidak
menerima keadaan warna kulitnya?
1.2.3 Bagaimana cara mengatasi permasalahan mengenai ketidak
menerimaan seseorang terhadap warna kulitnya?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Mengetahui bagaimana perbedaan warna kulit bisa terjadi
1.3.2 Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab utama seseorang
tidak menerima keadaan warna kulitnya
1.3.3 Mengatasi permasalahan mengenai ketidak menerimaan seseorang
terhadap warna kulitnya
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 3/24
1.4 Metode Pembahasan
Metode yang kami gunakan dalam membahas antropologi dan ruang
lingkupnya serta studi kasus mengenai penerimaan warna kulit adalah dengan
menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus yang kami
lakukan juga mengarahkan kepada sebuah penyelesaian dengan beberapa
solusi yang dipandang dari berbagai aspek.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 4/24
BAB 2
ANTROPOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA
Sekaitan dengan pemahaman mengenai konsepsi antropologi, pada kegiatan
belajar ini anda diharapkan dapat menelaah secara cermat sejarah perkembangan,
istilah-istilah yang di pergunakan atau sering di temui dalam pembahasan
antropologi, serta ilmu-ilmu bagian sebagai bidang kajian antropologi yang
merupakan ruang lingkup dalam kajian antropologi secara umum.
Antropologi lahir sebagai ilmu sosial baru mendapat pengakuan pada sekitarpertengahan abad 19. Antropologi pada awalnya berkembang dari catatan-catatan
perjalanan, laporan-laporan atau hasil pengamatan terhadap suatu kelompok
masyarakat di belahan dunia Afrika, Asia, Oceania, dan suku-suku Indian
(penduduk pribumi). Catatan-catatan tersebut dibuat oleh orang Eropa Barat, yang
pada masa tersebut menjadi Negara koloni hampir di seluruh belahan bumi. Bagi
mereka (orang Eropa Barat), kumpulan catatan tersebut dianggap menarik karena
memiliki perbedaan dengan apa yang terjadi pada diri atau kelompok dan
masyarakat mereka, dilihat dari ciri fisik, adat istiadat, susunan masyarakat,
bahasa dan ciri-ciri sosial budaya lainnya. kumpulan catatan tersebut pada
awalnya dinamakan Etografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Deskripsi
tersebut cenderung kabur, karena hanya memperhatikan hal-hal yang dianggap
menarik saja. Di bawah ini disajikan fase perkembangan antropologi sebagai ilmu.
Materi ini sangat bermanfaat dipelajari oleh mahasiswa, sebagai bahan dalam
mengembangkan wawasan mengenai aspek latar belakang dan perkembangan
serta ruang lingkup dan konsep-konsep antropologi. Untuk memahami paparan
konsep ini, silahkan anda membacanya kemudian berdiskusi dengan teman anda,
selanjutnya mengerjakan latihan sesuai dengan yang ditugaskan dan diakhiri
dengan mengerjakan tes formatif.
Setelah melaksanakan kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat menjelaskan
mengenai ruang lingkup antropologi. Antropologi mulai banyak dikenal orang
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 5/24
sebagai sebuah ilmu setelah diselenggarakannya simposium pada tahun 1951 yang
dihadiri oleh lebih dari 60 tokoh antropologi dari negara-negara di kawasan Ero-
Amerika (hadir pula beberapa tokoh dari Uni Soviet). Simposium yang dikenal
dengan sebutan International Symposium on Anthropology ini telah menjadi
lembaran baru bagi antropologi, terutama terkait dengan publikasi beberapa hasil
karya antropologi, seperti buku yang berjudul “Anthropology Today” yang di
redaksi oleh A.R. Kroeber (1953), “An Appraisal of Anthropology Today” yang
di redaksi oleh S. Tax, dkk. (1954), “Yearbook of Anthropology” yang diredaksi
oleh W.L. Thomas Jr. (1955), dan “Current Anthropology” yang di redaksi oleh
W.L. Thomas Jr. (1956). Setelah simposium ini, antropologi mulai berkembang di
berbagai negara dengan berbagai tujuan penggunaannya. Di beberapa negara
berkembang pemikiran-pemikiran antropologi mengarah pada kebutuhan
pengembangan teoritis, sedangkan di wilayah yang lain antropologi berkembang
dalam tataran fungsi praktisnya.
Pengertian lainnya disampaikan oleh Harsojo dalam bukunya yang berjudul
“Pengantar Antropologi” (1984). Menurut Harsojo, antropologi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat.
Menurutnya, perhatian antropologi tertuju pada sifat khusus badani dan cara
produksi, tradisi serta nilai-nilai yang akan membedakan cara pergaulan hidup
yang satu dengan pergaulan hidup yang lainnya.
Sementara itu Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Antropologi I ” (1996) menjelaskan bahwa secara akademis, antropologi adalah
sebuah ilmu tentang manusia pada umumnya dengan titik fokus kajian pada
bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan secara praktis,
antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dalam beragam
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 6/24
Di lain pihak Masinambow, ed. dalam bukunya yang berjudul “Koentjaraningrat
dan Antropologi di Indonesia” (1997) menjelaskan bahwa antropologi adalah
disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat atau kelompok manusia.
Conrad Philip Kottak dalam bukunya berjudul “Anthropology, the Exploration of
Human Diversity” (1991) menjelaskan bahwa antropologi mempunyai perspektif
yang luas, tidak seperti cara pandang orang pada umumnya, yang menganggap
antropologi sebagai ilmu yang mengkaji masyarakat nonindustri. Menurut Kottak,
antropologi merupakan studi terhadap semua masyarakat, dari masyarakat yang
primitif (ancient) hingga masyarakat modern, dari masyarakat sederhana hingga
masyarakat yang kompleks. Bahkan antropologi merupakan studi lintas budaya
(komparatif) yang membandingkan kebudayaan satu masyarakat dengan
kebudayaan masyarakat lainnya.
2.1 Perkembangan Antropologi
Fase pertama (sebelum tahun 1800). Sejalan dengan kolonisasi yang dilakukan
Negara maju (Eropa) pada Negara-negara yang tertinggal (Asia, Amerika
Latin, dan Afrika), muncul tulisan-tulisan terhadap daerah jajahannya. Pada
masa ini tulisan tentang daerah jajahan dianggap tidak memiliki arti penting.
Akan tetapi bahan tersebut cukup menarik perhatian orang Eropa karena
semuanya itu tentu sangat berbeda dari adat istiadat, susunan masyarakat,
bahasa dan ciri-ciri fisik bangsa-bangsa Eropa Barat. Bahan pengetahuan tadi
di sebut bahan etnografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa (dari kata
ethnos = bangsa). Deskripsi tadi biasanya tidak teliti, seringkali bersifat kabur,
dan kebanyakan hanya memperhatikan hal-hal yang dalam mata orang Eropa
tampak aneh saja, walaupun ada pula karangan-karangan yang baik dan lebih
teliti sifatnya.
Karena keanehannya, maka bahan etnografi tadi amat menarik perhatian
kalangan terpelajar di Eropa Barat sejak abad 18. kemudian dalam pandangan
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 7/24
orang Eropa timbul tiga macam sikap yang bertentangan terhadap bangsa-
bangsa di Afrika, Asia, Osenia dan orang-orang Indian di Amerika tadi, yaitu:
a. Sebagian orang Eropa memandang akan sifat keburukan dari bangsa-
bangsa jauh tadi itu, dan mengatakan bahwa mereka manusia liar, turunan
iblis dan sebagainya. Dengan demikian timbul istilah-istilah seperti
savages, primitives, yang dipakai orang Eropa untuk menyebut bangsa-
bangsa tadi.
b. Sebagian orang Eropa memandang akan sifat-sifat baik dari bangsa-bangsa
jauh tadi, dan mengatakan bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah
contoh dari masyarakat yang masih murni, yang belum kemasukan
kejahatan dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-
bangsa Eropa Barat waktu itu.
c. Sebagian orang Eropa tertarik akan adat istiadat yang aneh, dan mulai
mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa Afrika,
Asia, Oseania dan Amerika pribumi tadi itu. Kumpulan-kumpulan pribadi
tadi ada yang dihimpun menjadi satu, supaya dapat dilihat oleh umum,
dengan demikian timbul museum-museum pertama tentang kebudayaan-
kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa.
Fase Kedua ( kira-kira pertengahan Abad ke-19). Integrasi yang sungguh-
sungguh baru timbul pada pertengahan abad ke19, waktu timbul karangan-
karangan yang menyusun bahan etnografi tersebut berdasarkan cara berfikir
evolusi masyarakat. Secara singkat, cara berfikir itu dapat di rumuskan sebagai
berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat
lambat dalam satu jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-
tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat-
tingkat tertinggi. Bentuk-bentuk masyarakat dan kebudayaan dari bangsa-
bangsa di luar Eropa, yang oleh orang Eropa di sebut primitive, dianggap
sebagai contoh-contoh dari tingkat-tingkat kebudayaan yang lebih rendah,
yang masih hidup sampai sekarang sebagai sisa-sisa dari kebudayaan-
kebudayaan manusia zaman dahulu. Berdasarkan cara berfikir tersebut, maka
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 8/24
semua bangsa di dunia dapat di golongkan menurut berbagai tingkat evolusi
itu. Dengan timbulnya beberapa karangan sekitar tahun 1860, yang
mengklasifikasikan bahan ke dalam tingkat-tingkat evolusi yang tertentu,
maka timbulah ilmu antropologi.
Kemudian timbulah beberapa karangan yang hendak meneliti sejarah
penyebaran kebudayaan bangsa-bangsa di muka bumi. Di sini pun
kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa itu dianggap sebagai
sisa-sisa dan contoh-contoh dari kebudayaan manusia yang kuno, sehingga
dengan meneliti kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa itu orang dapat
menambah pengertian tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam fase perkembangan yang
ke-2 ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal dengan tujuan
yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan
kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian
tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran
kebudayaan manusia.
Fase ketiga (permulaan abad ke-20). Pada permulaan abad ke-20, sebagian
besar dari Negara-negara penjajah di Eropa masing-masing berhasil untuk
mencapai kemantapan kekuasaannya di daearah-daerah jajahan di luar Eropa.
Untuk keperluan pemerintah jajahannya tadi, yang waktu itu mulai berhadapan
langsung dengan bangsa-bangsa terjajah di luar Eropa, maka ilmu antropologi
sebagai suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah di luar
daerah Eropa itu, menjadi sangat penting. bersangkutan erat dengan itu
dikembangkan pendirian bahwa mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa itu
penting, karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai
masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa.
Suatu pengertian tentang masyarakat yang kompleks akan menambah juga
pengertian orang tentang masyarakat yang kompleks.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 9/24
Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang oraktis, dan
tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan
kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah
colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini
yang kompleks.
Fase keempat (sesudah kira-kira tahun 1930). Dalam fase ini ilmu antropologi
mengalami masa perkembangannya yang paling luas, baik mengenai
bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai
ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu, kita lihat adanya dua
perubahan di dunia:
a. Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah perang dunia II
b. Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan
terpencil) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah perang dunia
II memang hampir tak ada lagi di muka bumi ini.
Proses tersebutlah yang menyebabkan antropologi seolah-olah kehilangan
lapangan dan dengan demikian terdorong untuk mengembangkan lapangan-
lapangan penelitian dengan tujuan pokok dan tujuan yang baru. Perkembangan
ini terjadi di universitas-universitas di Amerika Serikat tetapi pada akhirnya
menjadi umum di negara-negara lain juga pada tahun 1951 ketika 60 tokoh
ahli antropologi dari berbagai negara di Amerika dan Eropa mengadakan suatu
symposium internasional untuk meninjau dan merumuskan pokok-pokok
tujuan dan ruang lingkup dari antropologi yang baru.
Dilihat dari tujuannya, antropologi yang baru dalam fase perkembangannya
yang keempat ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan akademikal dan
tujuan praktisnya. Tujuan akademikalnya adalah mencapai pengertian tentang
manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya,
masyarakat serta kebudayaannya. Karena dalam praktek antropologi biasanya
mempelajari masyarakat serta kebudayaannya, maka tujuan praktisnya adalah
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 10/24
mempelajari manusia dalam aneka warna suku bangsa guna membangun
masyarakat suku bangsa itu.
2.2 Istilah dalam Antropologi
Terdapat beberapa istilah dalam antropologi, yaitu ethnography, ethnology,
Võlkerkunde, Kulturkunde, Anthropology, Cultural Anthropology dan Social
Anthropology.
Ethnography berarti pelukisan tentang bangsa-bangsa. Istilah ini dipakai
umum di Eropa barat untuk menyebut bahan keterangan termaktub dalam
karangan-karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di
luar Eropa, serta segala bentuk metode untuk mengumpulkan dan
mengumumkan bahan itu. Sampai sekarang istilah ini masih dipakai untuk
menyebut bagian ilmu antropologi yang bersifat deskriptip.
Ethnology, yang berarti “ilmu bangsa- bangsa”, adalah istilah yang telah lama
dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi. Di banyak negara istilah
tersebut mulai ditinggalkan, hanya di Amerika dan di Inggris yang masih
menggunakan untuk menyebut suatu bagian dari antropologi yang khusus
mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah
perkembangan kebudayaan manusia.
Võlkerkunde, berarti ilmu bangsa-bangsa. Istilah ini dipergunakan terutama di
Eropa Tengah sampai sekarang.
Kulturkunde, berarti ilmu kebudayaan. Istilah ini pernah dipakai oleh seorang
sarjana antropologi di Jerman, L. Frobenius, dalam arti yang sama dengan
pemakaian ethnology di Amerika. Dalam bahasa Indonesia istilah ini menjadi
“Ilmu Kebudayaan.”
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 11/24
Anthropologi, berarti ilmu tentang manusia, dan adalah suatu istilah yang
sangat tua. Dahulu istilah ini dipergunakan dalam arti yang lain, yaitu ilmu
tentang ciri-ciri tubuh manusia, bahkan pernah disebut sebagai ilmu anatomi.
Cultural Anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika, tetapi
kemudian juga di negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian
dari ilmu antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari
sudut fisiknya, jadi sebagai lawan daripada physical anthropology.
Social Anthropolgy, dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi sebagai
lawan ethnology yang sama dipakai untuk menyebut anthropologi.
2.3 Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi
Paling sedikit terdapat lima bagian yang dipelajari oleh antropologi di seluruh
dunia, yaitu:
a. Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara
biologi;
b. Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari
sudut ciri-ciri tubuhnya;
c. Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa
yang diucapkan manusia di seluruh dunia;
d. Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka warna
kebudayaan manusia di seluruh dunia;
e. Masalah mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan
masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi
masa kini.
Kelima bagian yang bertujuan untuk memecahkan persoalan yang ada dalam
antropologi demikian luasnya, sehingga masing-masing merupakan ilmu-ilmu
bagian dari antropologi yang membutuhkan ahli-ahli dengan kejuruan yang
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 12/24
khusus. Berhubungan dengan pengkhususan ke dalam lima lapangan tersebut,
ilmu antropologi mengenak juga ilmu-ilmu bagian, yaitu:
a. Paleo-antropologi
b. Antropologi fisik
c. Etnolinguistik
d. Prehistori
e. Etnologi
Paleo-Antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal
terjadinya dan evoluasi makhluk manusia dengan mempergunakan sebagai
bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia
dari zaman dahulu, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus
didapat oleh peneliti dangan berbagai metode penggalian.
Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang
mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna
makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, yang memakai
sebagai bahan penelitiannya ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipik) seperti
warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna
mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk tubuh, maupun yang dalam
(genotipik), seperti frekuensi golongan darah dan sebagainya.
Manusia di muka bumi ini dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan
tertentu berdasarkan atas persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Adapun
ciri-ciri tubuh itu terdapat pada sebagian besar dari individu-individunya,
walaupun tiap individu memiliki ciri-ciri tubuh yang berbeda-beda.
Kelompok manusia seperti itu dalam ilmu antropologi disebut “ras”.
Pengertian terhadap anekawarna dari ras-ras di dunia itu dicapai oleh para
sarjana, terutama dengan mencoba menjalankan berbagai metode klasifikasi
terhadap anekawarna itu. Bagian ini dari ilmu antropologi sering disebut
antropologi fisik dalam arti khusus, atau somatologi.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 13/24
Etnolinguistik atau antropologi lingistik adalah suatu ilmu bagian yang pada
asal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Bahkan
penelitiannya yang berupa daftar-daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri-ciri
dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di
berbagai tempat di muka bumi ini, terkumpul bersama-sama dengan bahan
kebudayaan suku bangsa. Dari bahan ini telah berkembang berbagai macam
metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisis dan
mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan
metode tersebut sekarang telah terolah juga dalam ilmu lingistik umum.
Walaupun demikian, ilmu linguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia masih
tetap juga erat bersangkutan dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan
bagian dari ilmu antropologi.
Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua
kebudayaan manusia di bumi dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf.
Dalam ilmu sejarah seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat
manusia mulai saat terjadinya makhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000
tahun yang lalu, hingga sekarang, dibagi ke dalam dua bagian: (1) masa
sebelum manusia mengenal huruf, (2) masa setelah manusia mengenal huruf.
Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara umum dapat dikatakan
antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman
fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya, namun demikian, di beberapa
tempat, negara, dan universitas, antropologi sebagai ilmu mempunyai
penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu
sendiri dan perkembangan masyarakat di tempat, negara, dan universitas
tersebut. Seperti yang pernah diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang
lingkup dan dasar antropologi belum mencapai kemantapan dan bentuk
umum yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia. Menurutnya, cara
terbaik untuk mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan mempelajari
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 14/24
ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis besar
proses perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta
mempelajari bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 15/24
BAB 3
PENERIMAAN WARNA KULIT
3.1 Asal Mula Perbedaan Warna Kulit
Manusia merupakan mahkluk yang paling sempurna dalam penciptaannya.
Al-Qur`an surat At-tin ayat 4 berbbunyi : “Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Dengan
penyebaran manusia di seluruh pelosok dunia, maka terdapat perbedaan-
perbedaan yang terjadi termasuk di dalam warna kulit.
Warna kulit manusia sangat tergantung dari ras atau keturunannya. Misalnya,
orang Negro memiliki kulit yang hitam legam, bangsa Eropa memiliki kulit
putih, bangsa Polynesia berkulit kemerahan, Cina (oriental) berkulit kuning
langsat, dan orang Asia umumnya berkulit sawo matang. Warna kulit ini
ditentukan oleh pigmen yang terdiri dari eumelanin dan feomelanin.
Eumelanin adalah pigmen basil oksidasi yang berwarna cokelat tua dan
feomelanin adalah pigmen hasil reduksi yang berwarna kuning krem.
Orang Negro hanya memiliki eumelanin, ras kaukasoid (Eropa) hanya
feomelanin, sedangkan bangsa Cina dan Jepang sama dengan bangsa Melayu,
memiliki kedua jenis pigmen tersebut. Hanya, pada ras oriental (Cina dan
Jepang), feomelanin lebih besar dibandingkan dengan eumelanin sehingga
berwarna kuning langsat.
Sebaliknya, pada orang Melayufeomelanin lebih kecil jika dibandingkan
dengan Eumelanin, sehingga berwarna sawo matang. Pengaruh sinar matahari
memperbanyak pembentukan eumelanin sehingga menghitamkan kulit.
Kondisi ini banyak terjadi di negara yang beriklim tropis, seperti Asia,
Amerika Latin, dan Afrika.
Eumelanin ini sangat berguna untuk menangkal pengaruh sinar matahari yang
berupa ultra violet yang berbahaya bagi kesehatan kulit, karena bisa
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 16/24
menyebabkan kanker kulit. Menurut berbagai penelitian, kanker kulit lebih
banyak terjadi pada bangsa yang eumelattin pada kulitnya sedikit.
Melanin diproduksi oleh sel yang disebut melanosit dalam proses yang
disebut Melanogenesis . Melanin dipicu oleh enzim yang disebut tirosinase ,
yang menciptakan warna kulit, mata, dan warna rambut. Melanosit
memproduksi melanin dua jenis: pheomelanin (merah) dan eumelanin (coklat
sangat gelap). Baik jumlah dan jenis melanin yang diproduksi dikendalikan
oleh sejumlah gen yang beroperasi di bawah dominansi tidak lengkap . Satu
salinan dari masing-masing dari berbagai gen diwariskan dari setiap orangtua.
Setiap gen bisa datang dalam beberapa alel , sehingga dalam berbagai macam
warna kulit manusia.
Melanin mengendalikan jumlah ultraviolet (UV) dari matahari yang
menembus kulit dengan penyerapan. Sedangkan radiasi UV dapat membantu
dalam produksi vitamin D, paparan berlebihan terhadap sinar UV dapat
merusak kesehatan.
Para ligan KIT (KITLG) gen yang terlibat dalam proliferasi, kelangsungan
hidup permanen dan migrasi melanosit. Sebuah mutasi gen ini, A326G
(rs642742) telah positif dengan variasi warna kulit di Afrika-Amerika dari
campuran keturunan Afrika Barat dan Eropa dan diperkirakan untuk
memperhitungkan 15-20% dari perbedaan melanin antara populasi Afrika dan
non-Afrika.
3.2 Permasalahan Penerimaan Warna Kulit
Ketidak menerimaan seseorang terhadap warna kulit yang dimiliki
diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Sosial
Faktor sosial menjadi faktor yang amat berpengaruh pada individu yang
tidak dapat menerima warna kulit yang dimilikinya, karena dalam
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 17/24
kehidupan sehari-hari individu tidak lepas dari pengaruh dan interaksi
bersama orang lain. Terdapat 5 lingkungan sosial yang dapat
mempengaruhi manusia sebagai makhluk sosial, yaitu: lingkungan
keluarga, peer group (teman sebaya), masyarakat, lembaga, dan mass
media.
Lingkungan sosial terutama lingkungan teman sebaya dapat memberikan
pengaruh yang besar baik positif maupun negatif terhadap perkembangan
sosial suatu individu. Mungkin saja individu tersebut memiliki teman-
teman yang selalu mengejek dan merendahkan warna kulit yang
dimilikinya, sehingga dia menjadi tidak menerima keadaan fisik (warna
kulit) yang dimilikinya. Selain itu, suatu individu mungkin saja tidak
menerima warna kulit yang dimilikinya karena dia melihat teman-teman
sebayanya yang memiliki warna kulit yang berbeda dengan dirinya dan
dia menganggap bahwa warna kulit yang dimiliki oleh teman-temannya
itu lebih bagus daripada warna kulit yang dimilikinya.
Faktor lingkungan sosial dari mass media pun turut berperan
mempengaruhi individu yang tidak dapat menerima warna kulit yang
dimilikinya. Di zaman yang serba canggih ini, banyak media elektronik
seperti televisi yang menayangkan iklan-iklan atau program-program
yang menawarkan produk-produk kecantikan untuk merubah warna kulit
seseorang sehingga dapat tampil menjadi lebih cantik. Karena melihat
iklan-iklan tersebut, mungkin saja individu akan tertarik untuk membeli
produk-produk itu, sehingga dia menjadi tidak menerima warna kulit
yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya.
2. Faktor Psikologis
Perkembangan suatu individu berkaitan dengan bertambahnya
kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis,
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 18/24
progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Otak yang
dimiliki individu mengalami pertambahan kemampuan secara kualitas.
Semakin bertambahnya usia seorang anak, otaknya akan berkembang
semakin kompleks. Neuron akan berkembang lebih kompleks, dendrit
akan tumbuh semakin banyak dan tumbuh cabang-cabang akson yang
terhubung dengan sel-sel lain. Perkembangan ini akan menimbulkan
kualitas otak menjadi meningkat. Dorongan pertumbuhan dalam otak
bertepatan dengan pencapaian utama dalam perkembangan kognitif.
Maka dari itu kematangan seseorang baik fisik maupun psikis akan dapat
mempengaruhi perkembangan seseorang.
Individu yang belum mencapai kematangan baik fisik maupun psikis
belum dapat berpikir lebih rasional dan lebih abstrak. Hal tersebut
mungkin saja dapat terjadi pada individu yang tidak dapat menerima
keadaan warna kulitnya. Individu tersebut merasa kulit yang dimilikinya
itu kurang bagus, padahal semua manusia merupakan makhluk Tuhan
yang paling sempurna dan Tuhan telah menciptakan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.
3. Faktor Agama
Dalam ajaran agama islam, dikenal dengan istilah qona’ah yang berarti
rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta
menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan.
Qana’ah seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena sifat
tersebut dapat menjadi pengendali agar tidak surut dalam keputusasaan
dan tidak terlalu maju dalam keserakahan.. Individu yang tidak dapat
menerima warna kulit yang dimilikinya nampaknya belum mempunyai
benteng qonaah yang kuat dalam dirinya, sehingga dia merasa kurang
puas terhadap nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 19/24
4. Faktor Pendidikan
Pergaulan pendidikan berlangsung di dalam suatu lingkungan.
Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat dengan situasi dan
kondisi sosial budaya yang ada di mana pergaulan pendidikan
berlangsung. Dalam Syaripudin, Tatang dan Kurniasih (2009: 83)
disebutkan bahwa secara garis besar, lingkungan pendidikan dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Keluarga merupakan lingkungan peletak dasar pendidikan anak. Sejak
kelahirannya, anak mendapatkan pengaruh dan pendidikan dari dan di
dalam keluarganya. Pendidikan yang dilakukan di dalam keluarga sejak
anak masih kecil akan menjadi dasar bagi pendidikan dan kehidupannya
di masa datang. Hal ini sebagaimana di kemukakan M.I. Soelaeman
(1985) dalam Syaripudin, Tatang dan Kurniasih (2009: 87) bahwa:
“pengalaman dan perlakuan yang didapat anak dari lingkungan semasa
kecil- dari keluarganya-menggariskan semacam pola hidup bagi
kehidupan selanjutnya”. Pola asuh orang tua yang tidak mengajarkan dan
mengarahkan anaknya untuk dapat menerima segala kekurangan yang
dimilikinya dapat menjadi faktor pemicu seseorang tidak dapat menerima
warna kulit yang dimilikinya.
Dari faktor-faktor di atas, seseorang akan melakukan berbagai cara untuk
mengubah warna kulitnya. Misalnya dengan menggunakan produk-produk
kecantikan yang dapat merubah warna kulit, berjemur, bahkan ada yang
sampai melakukan operasi plastik.
Selain dengan mengusahakan untukmerubah warna kulit, ada juga yang sudah
rendah diri dengan keadaannya sehingga enggan untuk bergaul dan
bersosialisasi dengan oranglain. Seseorang yang sudah merasa rendah diri
akan selalu merasa malu ketika berhadapan dengan oranglain terutama
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 20/24
dengan orang-orang yang memiliki warna kulit yang lebih baik menurut
perspektif dirinya.
3.3 Hasil Wawancara
Berdasarkan tema yang didiskusikan mengenai penerimaan warna kulit, kami
melakukan beberapa wawancara terhadap mahasiswa dan mahasiswi jurusan
psikologi pendidikan dan bimbingan.
Pertanyaan yang kami ajukan adalah mengenai apakah mereka menerima
warna kulit mereka atau tidak. Sebagian besar dari responden menyatakan
bahwa mereka telah menerima warna kulit mereka. Salah satu responden
menyatakan bahwa apa yang ada di dalam diri saya itu adalah yang terbaik.
Tidak responden pungkiri memang ketika berada diusia sekolah menengah
mereka sempat merasa tidak menerima warna kulit mereka. Ada yang merasa
iri dan kecewa dengan keadaan mereka namun dikarenakan saat ini sudah
menjadi mahasiswa, lebih khususnya lagi sebagai mahasiswa jurusan
psikologi pendidikan dan bimbingan maka rasa tidak menerima itu sudah
tidak ada karena adanya konsep diri yang sudah matang pada tiap individu.
Dari hasil wawancara yang kami lakukan, kami membuat beberapa
kesimpulan bahwa memang pada diri setiap orang terutama ketika berada di
ranah sekolah menengah, ada perasaan tidak menerima keadaan mengenai
warna kulitnya. Ini disebabkan oleh berbagai faktor dan jika tidak ditindak
lanjuti akan membawa dampak negative untuk perkembangan dalam
kehidupannya.
3.4 Solusi
Berdasarkan diskusi yang kami lakukan, maka ada beberapa pilihan solusi
yang kami rekomendasikan agar seseorang tidak merasa rendah diri dan mau
menerima warna kulitnya.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 21/24
Dari aspek sosial, untuk mengatasi ketidak menerimaan seseorang terhadap
warna kulitnya, diperlukan peran dari masyarakat sosial yang lebih intens.
Tidak disangkilkan lagi bahwa pengaruh lingkungan terhadap diri seseorang
sangat besar dan signifikan. Oleh Karena itu, agar tidak terjadi penolakan
terhadap keadaan dirinya mengenai warna kulit, seseorang harus merasa
cukup percaya diri sebelum melakukan interaksi dengan oranglain.
Menyadari keberbedaan yang ada mengenai warna kulit dan menanamkan
rasa bahwa tidak ada yang salah dengan warna kulit yang dimiliki.
Lingkungan interaksipun harus memberikan kenyamanan kepada seseorang
yang kurang menerima terhadap warna kulitnya. Langkah pertama untuk
seseorang yang tidak menerima keadaan warna kulitnya adalah dengan
berteman dengan orang-orang yang notabene mempunyai warna kulit yang
sama terlebih dahulu. Ini membuat seseorang yang tidak menerima warna
kulit merasa nyaman dan merasa tidak ada perbedaan. Namun kemudian
dicoba untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda warna kulit, ii
dilakukan secara perlahan sehingga tidak terjadi shock culture pada diri
seseorang tersebut. Dengan pembiasaan interaksi dengan orang-orang yang
berbeda warna kulit, maka seseorang akan mulai menerima perbedaan yang
ada dan menyadari sepenuhnya mengenai keadaan dirinya sendiri.
Dari segi psikologis, seseorang harus mempunyai konsep terhadap dirinya
sehingga apapun keadaan yang ada di dalam dirinya akan diterima dengan
senang hati. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai
kelemahan dan kelebihan di dalam dirinya. Langkah solusi dari aspek
psikologis ini memerlukan bantuan dari pihak luar. Jika berada di sekolah,
maka guru Bimbingan dan Konseling dan personil sekolah lain mempunyai
peran yang sangat penting dalam pembentukkan konsep diri.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 22/24
Keimanan dan ketaqwaan merupakan esensi dari pemecahan masalah
mengenai ketidak menerimaan seseorang terhadap warna kulit yang dia
miliki. Ketika keimanan dan ketaqwaan sudah pada taraf yang tinggi, maka
akan timbul sikap qona’ah dimana seseorang akan menerima secara apa
adanya tentang apa yang ada di dalam dirinya termasuk warna kulitnya.
Seseorang yang tidak menerima warna kulitnya sebaiknya mempunyai
murabbi atau guru mengaji yang siap membimbing dan memberikan
pemahaman bahwa perbedaan itu indah. Segala sesuatu yang diciptakan Allah
itu tidak ada yang sia-sia termasuk dengan warna kulit. Semua warna kulit
adalah baik, ada kelebihan dan kekurangannya namun semua warna kulit
ternyata memiliki manfaat tersendiri bagi diri seseorang sehingga tidak ada
lagi rasa rendah diri dengan keadaan warna kulitnya.
Solusi terakhir adalah dari aspek pendidikan. Pendidika pertama berawal di
lingkungan keluarga sehingga pola asuh orang tua yang tidak mengajarkan
dan mengarahkan anaknya untuk dapat menerima segala kekurangan yang
dimilikinya dapat menjadi faktor pemicu seseorang tidak dapat menerima
warna kulit yang dimilikinya. Oleh karena itu, orangtua mempunyai peran
yang sangat vital. Bagi orangtua seseorang yang tidak menerima keadaan
warna kulitnya dapat memberikan nasehat kepada yang bersangkutan. Selain
itu, menghargai dan menerima diri seseorang apa adanya (unconditional
positive regard ) dalam keluarga akan menimbulkan kehangatan dan rasa
dihargai sehingga merasa bahwa apapun keadaan yang ada pada dirinya tidak
akan menjadi masalah karena semua orang menyayangi saya.
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 23/24
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup antropologi mencakup pada evolusi manusia, aneka warna,
penyebaran bahasa, warna kebudayaan, dan asas-asas kebudayaan manusia.
Sedangkan dari studi kasus yang kami lakukan disimpulkan bahwa seseorang
yang tidak menerima keadaan warna kulitnya merupakaan seseorang yang
memiliki masalah mengenai kepercayaan diri, konsep diri dan keimanan. Hal
ini ditimbulkan oleh beberapa faktor, yang paling utama adalah faktor sosial,
psikologis, agama dan pendidikan.
4.2 Rekomendasi
Beberapa hal yang kami rekomendasikan adalah:
1. Memfungsikan lembaga pendidikan untuk memberikan pemahaman
mengenai perbedaan kepada peserta didiknya sedini mungkin sehingga
meminimalisasi permasalah mengenai ketidak terimaan seseorang
terhadap warna kulitnya.
2. Mengkondusifkan lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama
seseorang sehingga perkembangan kepribadian dan kepercayaan dirinya
menjurus kearah yang baik.
3. Pranata agama lebih mengedepankan bagaimana penyampaian ajaran-
ajaran yang berkaitan mengenai pemahaman dan penerimaan diri
5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 24/24
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur`an.
Administrator. (2009). Perilaku Terpuji (Tawadlu, Taat, Qana’ah, dan Sabar).
[Online]. Tersedia:
http://www.crayonpedia.org/mw/Perilaku_terpuji_(tawadlu,_taat,_qana%E2
%80%99ah,_dan_sabar)_7.1 [29 Februari 2012].
Anonim. (2011). Al-quran dan sain tentang Perbedaan Bahasa dan Warna Kulit .
[Online]. Tersedia : http://awaspinter.blogspot.com/2011/09/alquran-dan-
sains-tentang-perbedaan.html. [26 Februari 2012].
Anonim. Ruang Lingkup Antropologi. [Online]. Tersedia :
http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2185428-ruang-
lingkup-antropologi/#ixzz1njaXVAAT. [28 Februari 2012].
Ardiwinata, Jajat & Hufad, Achmad. (2006). Sosiologi Antropologi Pendidikan.
Bandung : UPI Press.
Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis.
Bandung: Percikan Ilmu.