Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

24
  ANTROPOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA Kasus : Penerimaan Warna Kulit Tugas Kelompok diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan yang diampu oleh Dr. Iip Saripah, M.Pd., oleh : Kelompok 2 Ismail Fakhrurozi Nurfitriyani Putri Dwi Fithria 100 1001947 1002012 1005733 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2012

Transcript of Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

Page 1: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 1/24

 

 

ANTROPOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA

“Kasus : Penerimaan Warna Kulit” 

Tugas Kelompok 

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi dan Antropologi

Pendidikan yang diampu oleh Dr. Iip Saripah, M.Pd.,

oleh :

Kelompok 2

Ismail Fakhrurozi

Nurfitriyani

Putri Dwi Fithria

100

1001947

1002012

1005733

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2012

Page 2: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 2/24

 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perbedaan menjadi hal lumrah dewasa ini namun tidak sedikit juga ada di

beberapa daerah yang masih saja tidak menerima mengenai perbedaan yang

ada sehingga menimbulkan permasalahan-permasalahan yang berdampak bagi

diri mereka sendiri dan orang lain yang sebelumnya tidak terlibat sehingga

menimbulkan kompleksitas yang nyata.

Perbedaan warna kulit juga merupakan salah satu masalah yang dapat timbul

ketika seseorang melihat keberbedaan dari sudut pandang dirinya sendiri dan

merasa rendah diri dan tak diberlakukan adil.

Hal yang disebutkan diataslah yang melatar belakangi kami sehingga kami

melakukan studi kasus mengenai permasalahan penerimaan warna kulit.

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan

1.2.1  Bagaimana bisa terjadi perbedaan warna kulit?

1.2.2  Faktor apa saja yang menjadi penyebab utama seseorang tidak 

menerima keadaan warna kulitnya?

1.2.3  Bagaimana cara mengatasi permasalahan mengenai ketidak 

menerimaan seseorang terhadap warna kulitnya?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1  Mengetahui bagaimana perbedaan warna kulit bisa terjadi

1.3.2  Mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab utama seseorang

tidak menerima keadaan warna kulitnya

1.3.3  Mengatasi permasalahan mengenai ketidak menerimaan seseorang

terhadap warna kulitnya

Page 3: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 3/24

 

1.4 Metode Pembahasan

Metode yang kami gunakan dalam membahas antropologi dan ruang

lingkupnya serta studi kasus mengenai penerimaan warna kulit adalah dengan

menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Studi kasus yang kami

lakukan juga mengarahkan kepada sebuah penyelesaian dengan beberapa

solusi yang dipandang dari berbagai aspek.

Page 4: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 4/24

 

BAB 2

ANTROPOLOGI DAN RUANG LINGKUPNYA

Sekaitan dengan pemahaman mengenai konsepsi antropologi, pada kegiatan

belajar ini anda diharapkan dapat menelaah secara cermat sejarah perkembangan,

istilah-istilah yang di pergunakan atau sering di temui dalam pembahasan

antropologi, serta ilmu-ilmu bagian sebagai bidang kajian antropologi yang

merupakan ruang lingkup dalam kajian antropologi secara umum.

Antropologi lahir sebagai ilmu sosial baru mendapat pengakuan pada sekitarpertengahan abad 19. Antropologi pada awalnya berkembang dari catatan-catatan

perjalanan, laporan-laporan atau hasil pengamatan terhadap suatu kelompok 

masyarakat di belahan dunia Afrika, Asia, Oceania, dan suku-suku Indian

(penduduk pribumi). Catatan-catatan tersebut dibuat oleh orang Eropa Barat, yang

pada masa tersebut menjadi Negara koloni hampir di seluruh belahan bumi. Bagi

mereka (orang Eropa Barat), kumpulan catatan tersebut dianggap menarik karena

memiliki perbedaan dengan apa yang terjadi pada diri atau kelompok dan

masyarakat mereka, dilihat dari ciri fisik, adat istiadat, susunan masyarakat,

bahasa dan ciri-ciri sosial budaya lainnya. kumpulan catatan tersebut pada

awalnya dinamakan Etografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa. Deskripsi

tersebut cenderung kabur, karena hanya memperhatikan hal-hal yang dianggap

menarik saja. Di bawah ini disajikan fase perkembangan antropologi sebagai ilmu.

Materi ini sangat bermanfaat dipelajari oleh mahasiswa, sebagai bahan dalam

mengembangkan wawasan mengenai aspek latar belakang dan perkembangan

serta ruang lingkup dan konsep-konsep antropologi. Untuk memahami paparan

konsep ini, silahkan anda membacanya kemudian berdiskusi dengan teman anda,

selanjutnya mengerjakan latihan sesuai dengan yang ditugaskan dan diakhiri

dengan mengerjakan tes formatif.

Setelah melaksanakan kegiatan belajar 2, diharapkan anda dapat menjelaskan

mengenai ruang lingkup antropologi. Antropologi mulai banyak dikenal orang

Page 5: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 5/24

 

sebagai sebuah ilmu setelah diselenggarakannya simposium pada tahun 1951 yang

dihadiri oleh lebih dari 60 tokoh antropologi dari negara-negara di kawasan Ero-

Amerika (hadir pula beberapa tokoh dari Uni Soviet). Simposium yang dikenal

dengan sebutan International Symposium on Anthropology ini telah menjadi

lembaran baru bagi antropologi, terutama terkait dengan publikasi beberapa hasil

karya antropologi, seperti buku yang berjudul “Anthropology Today” yang di

redaksi oleh A.R. Kroeber (1953), “An Appraisal of Anthropology Today” yang

di redaksi oleh S. Tax, dkk. (1954), “Yearbook of Anthropology” yang diredaksi

oleh W.L. Thomas Jr. (1955), dan “Current Anthropology” yang di redaksi oleh

W.L. Thomas Jr. (1956). Setelah simposium ini, antropologi mulai berkembang di

berbagai negara dengan berbagai tujuan penggunaannya. Di beberapa negara

berkembang pemikiran-pemikiran antropologi mengarah pada kebutuhan

pengembangan teoritis, sedangkan di wilayah yang lain antropologi berkembang

dalam tataran fungsi praktisnya.

Pengertian lainnya disampaikan oleh Harsojo dalam bukunya yang berjudul

“Pengantar Antropologi” (1984). Menurut Harsojo, antropologi adalah ilmu

pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk masyarakat.

Menurutnya, perhatian antropologi tertuju pada sifat khusus badani dan cara

produksi, tradisi serta nilai-nilai yang akan membedakan cara pergaulan hidup

yang satu dengan pergaulan hidup yang lainnya.

Sementara itu Koentjaraningrat dalam bukunya yang berjudul “Pengantar 

Antropologi I ” (1996) menjelaskan bahwa secara akademis, antropologi adalah

sebuah ilmu tentang manusia pada umumnya dengan titik fokus kajian pada

bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan secara praktis,

antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dalam beragam

masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.

Page 6: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 6/24

 

Di lain pihak Masinambow, ed. dalam bukunya yang berjudul “Koentjaraningrat

dan Antropologi di Indonesia” (1997) menjelaskan bahwa antropologi adalah

disiplin ilmu yang mengkaji masyarakat atau kelompok manusia.

Conrad Philip Kottak dalam bukunya berjudul “Anthropology, the Exploration of 

Human Diversity” (1991) menjelaskan bahwa antropologi mempunyai perspektif 

yang luas, tidak seperti cara pandang orang pada umumnya, yang menganggap

antropologi sebagai ilmu yang mengkaji masyarakat nonindustri. Menurut Kottak,

antropologi merupakan studi terhadap semua masyarakat, dari masyarakat yang

primitif (ancient) hingga masyarakat modern, dari masyarakat sederhana hingga

masyarakat yang kompleks. Bahkan antropologi merupakan studi lintas budaya

(komparatif) yang membandingkan kebudayaan satu masyarakat dengan

kebudayaan masyarakat lainnya.

2.1 Perkembangan Antropologi

Fase pertama (sebelum tahun 1800). Sejalan dengan kolonisasi yang dilakukan

Negara maju (Eropa) pada Negara-negara yang tertinggal (Asia, Amerika

Latin, dan Afrika), muncul tulisan-tulisan terhadap daerah jajahannya. Pada

masa ini tulisan tentang daerah jajahan dianggap tidak memiliki arti penting.

Akan tetapi bahan tersebut cukup menarik perhatian orang Eropa karena

semuanya itu tentu sangat berbeda dari adat istiadat, susunan masyarakat,

bahasa dan ciri-ciri fisik bangsa-bangsa Eropa Barat. Bahan pengetahuan tadi

di sebut bahan etnografi, atau deskripsi tentang bangsa-bangsa (dari kata

ethnos = bangsa). Deskripsi tadi biasanya tidak teliti, seringkali bersifat kabur,

dan kebanyakan hanya memperhatikan hal-hal yang dalam mata orang Eropa

tampak aneh saja, walaupun ada pula karangan-karangan yang baik dan lebih

teliti sifatnya.

Karena keanehannya, maka bahan etnografi tadi amat menarik perhatian

kalangan terpelajar di Eropa Barat sejak abad 18. kemudian dalam pandangan

Page 7: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 7/24

 

orang Eropa timbul tiga macam sikap yang bertentangan terhadap bangsa-

bangsa di Afrika, Asia, Osenia dan orang-orang Indian di Amerika tadi, yaitu:

a.  Sebagian orang Eropa memandang akan sifat keburukan dari bangsa-

bangsa jauh tadi itu, dan mengatakan bahwa mereka manusia liar, turunan

iblis dan sebagainya. Dengan demikian timbul istilah-istilah seperti

savages, primitives, yang dipakai orang Eropa untuk menyebut bangsa-

bangsa tadi. 

b.  Sebagian orang Eropa memandang akan sifat-sifat baik dari bangsa-bangsa

 jauh tadi, dan mengatakan bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah

contoh dari masyarakat yang masih murni, yang belum kemasukan

kejahatan dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-

bangsa Eropa Barat waktu itu. 

c.  Sebagian orang Eropa tertarik akan adat istiadat yang aneh, dan mulai

mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku-suku bangsa Afrika,

Asia, Oseania dan Amerika pribumi tadi itu. Kumpulan-kumpulan pribadi

tadi ada yang dihimpun menjadi satu, supaya dapat dilihat oleh umum,

dengan demikian timbul museum-museum pertama tentang kebudayaan-

kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa. 

Fase Kedua ( kira-kira pertengahan Abad ke-19). Integrasi yang sungguh-

sungguh baru timbul pada pertengahan abad ke19, waktu timbul karangan-

karangan yang menyusun bahan etnografi tersebut berdasarkan cara berfikir

evolusi masyarakat. Secara singkat, cara berfikir itu dapat di rumuskan sebagai

berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat

lambat dalam satu jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-

tingkat yang rendah, melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat-

tingkat tertinggi. Bentuk-bentuk masyarakat dan kebudayaan dari bangsa-

bangsa di luar Eropa, yang oleh orang Eropa di sebut primitive, dianggap

sebagai contoh-contoh dari tingkat-tingkat kebudayaan yang lebih rendah,

yang masih hidup sampai sekarang sebagai sisa-sisa dari kebudayaan-

kebudayaan manusia zaman dahulu. Berdasarkan cara berfikir tersebut, maka

Page 8: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 8/24

 

semua bangsa di dunia dapat di golongkan menurut berbagai tingkat evolusi

itu. Dengan timbulnya beberapa karangan sekitar tahun 1860, yang

mengklasifikasikan bahan ke dalam tingkat-tingkat evolusi yang tertentu,

maka timbulah ilmu antropologi.

Kemudian timbulah beberapa karangan yang hendak meneliti sejarah

penyebaran kebudayaan bangsa-bangsa di muka bumi. Di sini pun

kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa itu dianggap sebagai

sisa-sisa dan contoh-contoh dari kebudayaan manusia yang kuno, sehingga

dengan meneliti kebudayaan bangsa-bangsa di luar Eropa itu orang dapat

menambah pengertian tentang sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam fase perkembangan yang

ke-2 ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu yang akademikal dengan tujuan

yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan

kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian

tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran

kebudayaan manusia. 

Fase ketiga (permulaan abad ke-20). Pada permulaan abad ke-20, sebagian

besar dari Negara-negara penjajah di Eropa masing-masing berhasil untuk 

mencapai kemantapan kekuasaannya di daearah-daerah jajahan di luar Eropa.

Untuk keperluan pemerintah jajahannya tadi, yang waktu itu mulai berhadapan

langsung dengan bangsa-bangsa terjajah di luar Eropa, maka ilmu antropologi

sebagai suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah di luar

daerah Eropa itu, menjadi sangat penting. bersangkutan erat dengan itu

dikembangkan pendirian bahwa mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa itu

penting, karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai

masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa.

Suatu pengertian tentang masyarakat yang kompleks akan menambah juga

pengertian orang tentang masyarakat yang kompleks. 

Page 9: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 9/24

 

Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang oraktis, dan

tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan

kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah

colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini

yang kompleks. 

Fase keempat (sesudah kira-kira tahun 1930). Dalam fase ini ilmu antropologi

mengalami masa perkembangannya yang paling luas, baik mengenai

bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai

ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu, kita lihat adanya dua

perubahan di dunia:

a.  Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah perang dunia II

b.  Cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan

terpencil) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah perang dunia

II memang hampir tak ada lagi di muka bumi ini.

Proses tersebutlah yang menyebabkan antropologi seolah-olah kehilangan

lapangan dan dengan demikian terdorong untuk mengembangkan lapangan-

lapangan penelitian dengan tujuan pokok dan tujuan yang baru. Perkembangan

ini terjadi di universitas-universitas di Amerika Serikat tetapi pada akhirnya

menjadi umum di negara-negara lain juga pada tahun 1951 ketika 60 tokoh

ahli antropologi dari berbagai negara di Amerika dan Eropa mengadakan suatu

symposium internasional untuk meninjau dan merumuskan pokok-pokok 

tujuan dan ruang lingkup dari antropologi yang baru.

Dilihat dari tujuannya, antropologi yang baru dalam fase perkembangannya

yang keempat ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu tujuan akademikal dan

tujuan praktisnya. Tujuan akademikalnya adalah mencapai pengertian tentang

manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisiknya,

masyarakat serta kebudayaannya. Karena dalam praktek antropologi biasanya

mempelajari masyarakat serta kebudayaannya, maka tujuan praktisnya adalah

Page 10: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 10/24

 

mempelajari manusia dalam aneka warna suku bangsa guna membangun

masyarakat suku bangsa itu.

2.2 Istilah dalam Antropologi

Terdapat beberapa istilah dalam antropologi, yaitu ethnography, ethnology,

Võlkerkunde, Kulturkunde, Anthropology, Cultural Anthropology dan Social

Anthropology.

Ethnography berarti pelukisan tentang bangsa-bangsa. Istilah ini dipakai

umum di Eropa barat untuk menyebut bahan keterangan termaktub dalam

karangan-karangan tentang masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di

luar Eropa, serta segala bentuk metode untuk mengumpulkan dan

mengumumkan bahan itu. Sampai sekarang istilah ini masih dipakai untuk 

menyebut bagian ilmu antropologi yang bersifat deskriptip.

Ethnology, yang berarti “ilmu bangsa- bangsa”, adalah istilah yang telah lama

dipakai sejak permulaan masa terjadinya antropologi. Di banyak negara istilah

tersebut mulai ditinggalkan, hanya di Amerika dan di Inggris yang masih

menggunakan untuk menyebut suatu bagian dari antropologi yang khusus

mempelajari masalah-masalah yang berhubungan dengan sejarah

perkembangan kebudayaan manusia.

Võlkerkunde, berarti ilmu bangsa-bangsa. Istilah ini dipergunakan terutama di

Eropa Tengah sampai sekarang.

Kulturkunde, berarti ilmu kebudayaan. Istilah ini pernah dipakai oleh seorang

sarjana antropologi di Jerman, L. Frobenius, dalam arti yang sama dengan

pemakaian ethnology di Amerika. Dalam bahasa Indonesia istilah ini menjadi

“Ilmu Kebudayaan.” 

Page 11: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 11/24

 

Anthropologi, berarti ilmu tentang manusia, dan adalah suatu istilah yang

sangat tua. Dahulu istilah ini dipergunakan dalam arti yang lain, yaitu ilmu

tentang ciri-ciri tubuh manusia, bahkan pernah disebut sebagai ilmu anatomi.

Cultural Anthropology akhir-akhir ini terutama dipakai di Amerika, tetapi

kemudian juga di negara-negara lain sebagai istilah untuk menyebut bagian

dari ilmu antropologi dalam arti luas yang tidak mempelajari manusia dari

sudut fisiknya, jadi sebagai lawan daripada physical anthropology.

Social Anthropolgy, dipakai di Inggris untuk menyebut antropologi sebagai

lawan ethnology yang sama dipakai untuk menyebut anthropologi.

2.3 Ilmu-Ilmu Bagian dari Antropologi

Paling sedikit terdapat lima bagian yang dipelajari oleh antropologi di seluruh

dunia, yaitu:

a.  Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara

biologi;

b.  Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari

sudut ciri-ciri tubuhnya;

c.  Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa

yang diucapkan manusia di seluruh dunia;

d.  Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka warna

kebudayaan manusia di seluruh dunia;

e.  Masalah mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan

masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi

masa kini.

Kelima bagian yang bertujuan untuk memecahkan persoalan yang ada dalam

antropologi demikian luasnya, sehingga masing-masing merupakan ilmu-ilmu

bagian dari antropologi yang membutuhkan ahli-ahli dengan kejuruan yang

Page 12: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 12/24

 

khusus. Berhubungan dengan pengkhususan ke dalam lima lapangan tersebut,

ilmu antropologi mengenak juga ilmu-ilmu bagian, yaitu:

a.  Paleo-antropologi

b.  Antropologi fisik 

c.  Etnolinguistik 

d.  Prehistori

e.  Etnologi

Paleo-Antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti soal asal-usul atau soal

terjadinya dan evoluasi makhluk manusia dengan mempergunakan sebagai

bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau fosil-fosil manusia

dari zaman dahulu, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan bumi yang harus

didapat oleh peneliti dangan berbagai metode penggalian.

Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang

mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya anekawarna

makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, yang memakai

sebagai bahan penelitiannya ciri-ciri tubuh, baik yang lahir (fenotipik) seperti

warna kulit, warna dan bentuk rambut, indeks tengkorak, bentuk muka, warna

mata, bentuk hidung, tinggi, dan bentuk tubuh, maupun yang dalam

(genotipik), seperti frekuensi golongan darah dan sebagainya.

Manusia di muka bumi ini dapat digolongkan ke dalam beberapa golongan

tertentu berdasarkan atas persamaan mengenai beberapa ciri tubuh. Adapun

ciri-ciri tubuh itu terdapat pada sebagian besar dari individu-individunya,

walaupun tiap individu memiliki ciri-ciri tubuh yang berbeda-beda.

Kelompok manusia seperti itu dalam ilmu antropologi disebut “ras”.

Pengertian terhadap anekawarna dari ras-ras di dunia itu dicapai oleh para

sarjana, terutama dengan mencoba menjalankan berbagai metode klasifikasi

terhadap anekawarna itu. Bagian ini dari ilmu antropologi sering disebut

antropologi fisik dalam arti khusus, atau somatologi.

Page 13: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 13/24

 

 

Etnolinguistik atau antropologi lingistik adalah suatu ilmu bagian yang pada

asal mulanya bersangkutan erat dengan ilmu antropologi. Bahkan

penelitiannya yang berupa daftar-daftar kata-kata, pelukisan tentang ciri-ciri

dan tata bahasa dari beratus-ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di

berbagai tempat di muka bumi ini, terkumpul bersama-sama dengan bahan

kebudayaan suku bangsa. Dari bahan ini telah berkembang berbagai macam

metode analisis kebudayaan, serta berbagai metode untuk menganalisis dan

mencatat bahasa-bahasa yang tidak mengenal tulisan. Semua bahan dan

metode tersebut sekarang telah terolah juga dalam ilmu lingistik umum.

Walaupun demikian, ilmu linguistik di berbagai pusat ilmiah di dunia masih

tetap juga erat bersangkutan dengan ilmu antropologi, bahkan merupakan

bagian dari ilmu antropologi.

Prehistori mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua

kebudayaan manusia di bumi dalam zaman sebelum manusia mengenal huruf.

Dalam ilmu sejarah seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat

manusia mulai saat terjadinya makhluk manusia, yaitu kira-kira 800.000

tahun yang lalu, hingga sekarang, dibagi ke dalam dua bagian: (1) masa

sebelum manusia mengenal huruf, (2) masa setelah manusia mengenal huruf.

Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara umum dapat dikatakan

antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman

fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya, namun demikian, di beberapa

tempat, negara, dan universitas, antropologi sebagai ilmu mempunyai

penekanan-penekanan tertentu sesuai dengan karakteristik antropologi itu

sendiri dan perkembangan masyarakat di tempat, negara, dan universitas

tersebut. Seperti yang pernah diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang

lingkup dan dasar antropologi belum mencapai kemantapan dan bentuk 

umum yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia. Menurutnya, cara

terbaik untuk mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan mempelajari

Page 14: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 14/24

 

ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis besar

proses perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta

mempelajari bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda.

Page 15: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 15/24

 

BAB 3

PENERIMAAN WARNA KULIT

3.1  Asal Mula Perbedaan Warna Kulit

Manusia merupakan mahkluk yang paling sempurna dalam penciptaannya.

Al-Qur`an surat At-tin ayat 4  berbbunyi : “Sesungguhnya Kami telah

menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Dengan

penyebaran manusia di seluruh pelosok dunia, maka terdapat perbedaan-

perbedaan yang terjadi termasuk di dalam warna kulit.

Warna kulit manusia sangat tergantung dari ras atau keturunannya. Misalnya,

orang Negro memiliki kulit yang hitam legam, bangsa Eropa memiliki kulit

putih, bangsa Polynesia berkulit kemerahan, Cina (oriental) berkulit kuning

langsat, dan orang Asia umumnya berkulit sawo matang. Warna kulit ini

ditentukan oleh pigmen yang terdiri dari eumelanin dan feomelanin.

Eumelanin adalah pigmen basil oksidasi yang berwarna cokelat tua dan

feomelanin adalah pigmen hasil reduksi yang berwarna kuning krem.

Orang Negro hanya memiliki eumelanin, ras kaukasoid (Eropa) hanya

feomelanin, sedangkan bangsa Cina dan Jepang sama dengan bangsa Melayu,

memiliki kedua jenis pigmen tersebut. Hanya, pada ras oriental (Cina dan

Jepang), feomelanin lebih besar dibandingkan dengan eumelanin sehingga

berwarna kuning langsat.

Sebaliknya, pada orang Melayufeomelanin lebih kecil jika dibandingkan

dengan Eumelanin, sehingga berwarna sawo matang. Pengaruh sinar matahari

memperbanyak pembentukan eumelanin sehingga menghitamkan kulit.

Kondisi ini banyak terjadi di negara yang beriklim tropis, seperti Asia,

Amerika Latin, dan Afrika.

Eumelanin ini sangat berguna untuk menangkal pengaruh sinar matahari yang

berupa ultra violet yang berbahaya bagi kesehatan kulit, karena bisa

Page 16: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 16/24

 

menyebabkan kanker kulit. Menurut berbagai penelitian, kanker kulit lebih

banyak terjadi pada bangsa yang eumelattin pada kulitnya sedikit.

Melanin diproduksi oleh sel yang disebut melanosit dalam proses yang

disebut Melanogenesis . Melanin dipicu oleh enzim yang disebut tirosinase ,

yang menciptakan warna kulit, mata, dan warna rambut. Melanosit

memproduksi melanin dua jenis: pheomelanin (merah) dan eumelanin (coklat

sangat gelap). Baik jumlah dan jenis melanin yang diproduksi dikendalikan

oleh sejumlah gen yang beroperasi di bawah dominansi tidak lengkap . Satu

salinan dari masing-masing dari berbagai gen diwariskan dari setiap orangtua.

Setiap gen bisa datang dalam beberapa alel , sehingga dalam berbagai macam

warna kulit manusia.

Melanin mengendalikan jumlah ultraviolet (UV) dari matahari yang

menembus kulit dengan penyerapan. Sedangkan radiasi UV dapat membantu

dalam produksi vitamin D, paparan berlebihan terhadap sinar UV dapat

merusak kesehatan.

Para ligan KIT (KITLG) gen yang terlibat dalam proliferasi, kelangsungan

hidup permanen dan migrasi melanosit. Sebuah mutasi gen ini, A326G

(rs642742) telah positif dengan variasi warna kulit di Afrika-Amerika dari

campuran keturunan Afrika Barat dan Eropa dan diperkirakan untuk 

memperhitungkan 15-20% dari perbedaan melanin antara populasi Afrika dan

non-Afrika.

3.2  Permasalahan Penerimaan Warna Kulit

Ketidak menerimaan seseorang terhadap warna kulit yang dimiliki

diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1.  Faktor Sosial

Faktor sosial menjadi faktor yang amat berpengaruh pada individu yang

tidak dapat menerima warna kulit yang dimilikinya, karena dalam

Page 17: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 17/24

 

kehidupan sehari-hari individu tidak lepas dari pengaruh dan interaksi

bersama orang lain. Terdapat 5 lingkungan sosial yang dapat

mempengaruhi manusia sebagai makhluk sosial, yaitu: lingkungan

keluarga, peer group (teman sebaya), masyarakat, lembaga, dan mass

media.

Lingkungan sosial terutama lingkungan teman sebaya dapat memberikan

pengaruh yang besar baik positif maupun negatif terhadap perkembangan

sosial suatu individu. Mungkin saja individu tersebut memiliki teman-

teman yang selalu mengejek dan merendahkan warna kulit yang

dimilikinya, sehingga dia menjadi tidak menerima keadaan fisik (warna

kulit) yang dimilikinya. Selain itu, suatu individu mungkin saja tidak 

menerima warna kulit yang dimilikinya karena dia melihat teman-teman

sebayanya yang memiliki warna kulit yang berbeda dengan dirinya dan

dia menganggap bahwa warna kulit yang dimiliki oleh teman-temannya

itu lebih bagus daripada warna kulit yang dimilikinya.

Faktor lingkungan sosial dari mass media pun turut berperan

mempengaruhi individu yang tidak dapat menerima warna kulit yang

dimilikinya. Di zaman yang serba canggih ini, banyak media elektronik 

seperti televisi yang menayangkan iklan-iklan atau program-program

yang menawarkan produk-produk kecantikan untuk merubah warna kulit

seseorang sehingga dapat tampil menjadi lebih cantik. Karena melihat

iklan-iklan tersebut, mungkin saja individu akan tertarik untuk membeli

produk-produk itu, sehingga dia menjadi tidak menerima warna kulit

yang telah dianugerahkan oleh Tuhan kepadanya. 

2.  Faktor Psikologis

Perkembangan suatu individu berkaitan dengan bertambahnya

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis,

Page 18: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 18/24

 

progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Otak yang

dimiliki individu mengalami pertambahan kemampuan secara kualitas.

Semakin bertambahnya usia seorang anak, otaknya akan berkembang

semakin kompleks. Neuron akan berkembang lebih kompleks, dendrit

akan tumbuh semakin banyak dan tumbuh cabang-cabang akson yang

terhubung dengan sel-sel lain. Perkembangan ini akan menimbulkan

kualitas otak menjadi meningkat. Dorongan pertumbuhan dalam otak 

bertepatan dengan pencapaian utama dalam perkembangan kognitif.

Maka dari itu kematangan seseorang baik fisik maupun psikis akan dapat

mempengaruhi perkembangan seseorang.

Individu yang belum mencapai kematangan baik fisik maupun psikis

belum dapat berpikir lebih rasional dan lebih abstrak. Hal tersebut

mungkin saja dapat terjadi pada individu yang tidak dapat menerima

keadaan warna kulitnya. Individu tersebut merasa kulit yang dimilikinya

itu kurang bagus, padahal semua manusia merupakan makhluk Tuhan

yang paling sempurna dan Tuhan telah menciptakan manusia dalam

bentuk yang sebaik-baiknya.

3.  Faktor Agama

Dalam ajaran agama islam, dikenal dengan istilah qona’ah yang berarti

rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta

menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan merasa kurang yang berlebihan.

Qana’ah seharusnya merupakan sifat dasar setiap muslim, karena sifat

tersebut dapat menjadi pengendali agar tidak surut dalam keputusasaan

dan tidak terlalu maju dalam keserakahan.. Individu yang tidak dapat

menerima warna kulit yang dimilikinya nampaknya belum mempunyai

benteng qonaah yang kuat dalam dirinya, sehingga dia merasa kurang

puas terhadap nikmat yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT.

Page 19: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 19/24

 

4.  Faktor Pendidikan

Pergaulan pendidikan berlangsung di dalam suatu lingkungan.

Lingkungan pendidikan merupakan suatu tempat dengan situasi dan

kondisi sosial budaya yang ada di mana pergaulan pendidikan

berlangsung. Dalam Syaripudin, Tatang dan Kurniasih (2009: 83)

disebutkan bahwa secara garis besar, lingkungan pendidikan dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu: keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Keluarga merupakan lingkungan peletak dasar pendidikan anak. Sejak 

kelahirannya, anak mendapatkan pengaruh dan pendidikan dari dan di

dalam keluarganya. Pendidikan yang dilakukan di dalam keluarga sejak 

anak masih kecil akan menjadi dasar bagi pendidikan dan kehidupannya

di masa datang. Hal ini sebagaimana di kemukakan M.I. Soelaeman

(1985) dalam Syaripudin, Tatang dan Kurniasih (2009: 87) bahwa:

“pengalaman dan perlakuan yang didapat anak dari lingkungan semasa

kecil- dari keluarganya-menggariskan semacam pola hidup bagi

kehidupan selanjutnya”. Pola asuh orang tua yang tidak mengajarkan dan

mengarahkan anaknya untuk dapat menerima segala kekurangan yang

dimilikinya dapat menjadi faktor pemicu seseorang tidak dapat menerima

warna kulit yang dimilikinya.

Dari faktor-faktor di atas, seseorang akan melakukan berbagai cara untuk 

mengubah warna kulitnya. Misalnya dengan menggunakan produk-produk 

kecantikan yang dapat merubah warna kulit, berjemur, bahkan ada yang

sampai melakukan operasi plastik.

Selain dengan mengusahakan untukmerubah warna kulit, ada juga yang sudah

rendah diri dengan keadaannya sehingga enggan untuk bergaul dan

bersosialisasi dengan oranglain. Seseorang yang sudah merasa rendah diri

akan selalu merasa malu ketika berhadapan dengan oranglain terutama

Page 20: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 20/24

 

dengan orang-orang yang memiliki warna kulit yang lebih baik menurut

perspektif dirinya.

3.3  Hasil Wawancara

Berdasarkan tema yang didiskusikan mengenai penerimaan warna kulit, kami

melakukan beberapa wawancara terhadap mahasiswa dan mahasiswi jurusan

psikologi pendidikan dan bimbingan.

Pertanyaan yang kami ajukan adalah mengenai apakah mereka menerima

warna kulit mereka atau tidak. Sebagian besar dari responden menyatakan

bahwa mereka telah menerima warna kulit mereka. Salah satu responden

menyatakan bahwa apa yang ada di dalam diri saya itu adalah yang terbaik.

Tidak responden pungkiri memang ketika berada diusia sekolah menengah

mereka sempat merasa tidak menerima warna kulit mereka. Ada yang merasa

iri dan kecewa dengan keadaan mereka namun dikarenakan saat ini sudah

menjadi mahasiswa, lebih khususnya lagi sebagai mahasiswa jurusan

psikologi pendidikan dan bimbingan maka rasa tidak menerima itu sudah

tidak ada karena adanya konsep diri yang sudah matang pada tiap individu.

Dari hasil wawancara yang kami lakukan, kami membuat beberapa

kesimpulan bahwa memang pada diri setiap orang terutama ketika berada di

ranah sekolah menengah, ada perasaan tidak menerima keadaan mengenai

warna kulitnya. Ini disebabkan oleh berbagai faktor dan jika tidak ditindak 

lanjuti akan membawa dampak negative untuk perkembangan dalam

kehidupannya.

3.4  Solusi

Berdasarkan diskusi yang kami lakukan, maka ada beberapa pilihan solusi

yang kami rekomendasikan agar seseorang tidak merasa rendah diri dan mau

menerima warna kulitnya.

Page 21: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 21/24

 

 

Dari aspek sosial, untuk mengatasi ketidak menerimaan seseorang terhadap

warna kulitnya, diperlukan peran dari masyarakat sosial yang lebih intens.

Tidak disangkilkan lagi bahwa pengaruh lingkungan terhadap diri seseorang

sangat besar dan signifikan. Oleh Karena itu, agar tidak terjadi penolakan

terhadap keadaan dirinya mengenai warna kulit, seseorang harus merasa

cukup percaya diri sebelum melakukan interaksi dengan oranglain.

Menyadari keberbedaan yang ada mengenai warna kulit dan menanamkan

rasa bahwa tidak ada yang salah dengan warna kulit yang dimiliki.

Lingkungan interaksipun harus memberikan kenyamanan kepada seseorang

yang kurang menerima terhadap warna kulitnya. Langkah pertama untuk 

seseorang yang tidak menerima keadaan warna kulitnya adalah dengan

berteman dengan orang-orang yang notabene mempunyai warna kulit yang

sama terlebih dahulu. Ini membuat seseorang yang tidak menerima warna

kulit merasa nyaman dan merasa tidak ada perbedaan. Namun kemudian

dicoba untuk berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda warna kulit, ii

dilakukan secara perlahan sehingga tidak terjadi shock culture pada diri

seseorang tersebut. Dengan pembiasaan interaksi dengan orang-orang yang

berbeda warna kulit, maka seseorang akan mulai menerima perbedaan yang

ada dan menyadari sepenuhnya mengenai keadaan dirinya sendiri.

Dari segi psikologis, seseorang harus mempunyai konsep terhadap dirinya

sehingga apapun keadaan yang ada di dalam dirinya akan diterima dengan

senang hati. Menyadari sepenuhnya bahwa setiap manusia mempunyai

kelemahan dan kelebihan di dalam dirinya. Langkah solusi dari aspek 

psikologis ini memerlukan bantuan dari pihak luar. Jika berada di sekolah,

maka guru Bimbingan dan Konseling dan personil sekolah lain mempunyai

peran yang sangat penting dalam pembentukkan konsep diri.

Page 22: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 22/24

 

Keimanan dan ketaqwaan merupakan esensi dari pemecahan masalah

mengenai ketidak menerimaan seseorang terhadap warna kulit yang dia

miliki. Ketika keimanan dan ketaqwaan sudah pada taraf yang tinggi, maka

akan timbul sikap qona’ah dimana seseorang akan menerima secara apa

adanya tentang apa yang ada di dalam dirinya termasuk warna kulitnya.

Seseorang yang tidak menerima warna kulitnya sebaiknya mempunyai

murabbi atau guru mengaji yang siap membimbing dan memberikan

pemahaman bahwa perbedaan itu indah. Segala sesuatu yang diciptakan Allah

itu tidak ada yang sia-sia termasuk dengan warna kulit. Semua warna kulit

adalah baik, ada kelebihan dan kekurangannya namun semua warna kulit

ternyata memiliki manfaat tersendiri bagi diri seseorang sehingga tidak ada

lagi rasa rendah diri dengan keadaan warna kulitnya.

Solusi terakhir adalah dari aspek pendidikan. Pendidika pertama berawal di

lingkungan keluarga sehingga pola asuh orang tua yang tidak mengajarkan

dan mengarahkan anaknya untuk dapat menerima segala kekurangan yang

dimilikinya dapat menjadi faktor pemicu seseorang tidak dapat menerima

warna kulit yang dimilikinya. Oleh karena itu, orangtua mempunyai peran

yang sangat vital. Bagi orangtua seseorang yang tidak menerima keadaan

warna kulitnya dapat memberikan nasehat kepada yang bersangkutan. Selain

itu, menghargai dan menerima diri seseorang apa adanya (unconditional

 positive regard ) dalam keluarga akan menimbulkan kehangatan dan rasa

dihargai sehingga merasa bahwa apapun keadaan yang ada pada dirinya tidak 

akan menjadi masalah karena semua orang menyayangi saya.

Page 23: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 23/24

 

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang kami lakukan maka dapat disimpulkan bahwa ruang

lingkup antropologi mencakup pada evolusi manusia, aneka warna,

penyebaran bahasa, warna kebudayaan, dan asas-asas kebudayaan manusia.

Sedangkan dari studi kasus yang kami lakukan disimpulkan bahwa seseorang

yang tidak menerima keadaan warna kulitnya merupakaan seseorang yang

memiliki masalah mengenai kepercayaan diri, konsep diri dan keimanan. Hal

ini ditimbulkan oleh beberapa faktor, yang paling utama adalah faktor sosial,

psikologis, agama dan pendidikan.

4.2 Rekomendasi

Beberapa hal yang kami rekomendasikan adalah:

1.  Memfungsikan lembaga pendidikan untuk memberikan pemahaman

mengenai perbedaan kepada peserta didiknya sedini mungkin sehingga

meminimalisasi permasalah mengenai ketidak terimaan seseorang

terhadap warna kulitnya.

2.  Mengkondusifkan lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama

seseorang sehingga perkembangan kepribadian dan kepercayaan dirinya

menjurus kearah yang baik.

3.  Pranata agama lebih mengedepankan bagaimana penyampaian ajaran-

ajaran yang berkaitan mengenai pemahaman dan penerimaan diri

Page 24: Antropologi Dan Ruang Lingkupnya

5/17/2018 Antropologi Dan Ruang Lingkupnya - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/antropologi-dan-ruang-lingkupnya 24/24

 

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur`an.

Administrator. (2009).  Perilaku Terpuji (Tawadlu, Taat, Qana’ah, dan Sabar).

[Online]. Tersedia:

http://www.crayonpedia.org/mw/Perilaku_terpuji_(tawadlu,_taat,_qana%E2

%80%99ah,_dan_sabar)_7.1 [29 Februari 2012].

Anonim. (2011). Al-quran dan sain tentang Perbedaan Bahasa dan Warna Kulit .

[Online]. Tersedia : http://awaspinter.blogspot.com/2011/09/alquran-dan-

sains-tentang-perbedaan.html. [26 Februari 2012].

Anonim.  Ruang Lingkup Antropologi. [Online]. Tersedia :

http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2185428-ruang-

lingkup-antropologi/#ixzz1njaXVAAT. [28 Februari 2012].

Ardiwinata, Jajat & Hufad, Achmad. (2006). Sosiologi Antropologi Pendidikan.

Bandung : UPI Press.

Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis.

Bandung: Percikan Ilmu.