Antrokum Fiks Pembaharuan Presentasi

download Antrokum Fiks Pembaharuan Presentasi

of 29

Transcript of Antrokum Fiks Pembaharuan Presentasi

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGAntropologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Kata Anthropos berarti mansia dan logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Oleh karena itu antropologi didasarkan pada kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahuan sebelumnya. Pitirim Sorokim mengatakan bahwa Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi) dengan gejala lainnya (nonsosial).Dalam ilmu antropologi hukum dipelajari juga mengenai Peran, Status atau kedudukan, Nilai, Norma dan juga Budaya atau kebudayaan. Kesemuanya ini merupakan hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan ilmu antropologi hukum.Manusia adalah makhluk sosial, manusia saling membutuhkan satu sama lain dalam mengisi kehidupannya. Betapa banyak orang yang tidak tahu bagaimana cara membeli atau menjual barang mereka. Adapula di antara yang karena kondisinya tidak memungkinkan untuk turun kepasar menemui penjual atau pembeli. Maka dalam keadaan yang demikian, diperlukan bantuan orang lain yang berprofesi sebagai makelar yang menerima upah atau komisi.Makelar dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah perantara dalam bidang jual beli. Makelar berasal dari bahasa Arab, yaitu samsarah yang berarti perantara perdagangan (orang yang menjual barang atau mencari pembeli), atau perantara antara penjual dan pembeli untuk memudahkan jual beli.

Makelar juga merupakan pedagang perantara yang berfungsi menjual barang orang lain dengan mengambil upah atau mencari keuntungan sendiri tanpa mengandung risiko. Dengan kata lain, makelar itu adalah penengah antara penjual dan pembeli untuk memudahkan terlaksananya proses jual beli.

Ada juga yang menyebutkan bahwa makelar adalah sebutan untuk orang yang bekerja untuk orang lain dengan kompensasi ( upah/bonus/komisi), baik untuk menjual maupun menjual

Pada zaman sekarang ini, banyak orang yang disibukkan dengan pekerjaan masing-masing, sehingga tidak ada waktu untuk menjualkan barangnya atau mencari barang yang diperlukannya. Ada pula orang yang waktunya luang/waktu lapang, tidak sibuk. Namun tidak memiliki keahlian ataupun kemampuan untuk memasarkan / menualkan barangnya, atau tidak tahu bagaimana cara memperoleh barang yang diperlukannya itu.

Untuk memudahkan kesulitan yang dihadapi. Pada saat ini ada orang yang berprofesi khusus menangani hal-hal yang dikemukakan diatas, dalam hal ini sering disebut sebagai perantara atau makelar atau dapat disebut samsarah.Dalam berbagai aktifitas ekonomi, kehadiran makelar mampu menambah kegiatan aktifitas perekonomian dengan mengalami kemudahan dalam pemenuhan barang-barang kebutuhan. Tidak jarang seorang makelar mampu menghubungkan antara penjual dan pembeli tanpa menghadirkan keduanya dalam satu akad atau dalam suatu transaksi perjanjian yang dibuat keduanya. Tetapai makelarlah yang membuat pengikatan janji tersebut dalam menghubungkan keduanya. Dikarenakan tugas makelar ialah menjadi penghubung dan perantara barang dari si pemilik barang dengan calon pembeli. Makelar merupakan salah satu pekerjaan yang menawarkan jasa, yaitu menjadi perantara perdagangan atau yang lainnya, dengan imbalan berdasarkan kesepakatan diantara keduanya, Kehadiran makelar di tengah-tengah masyarakat, terutama masyarakat modern sangat dibutuhkan untuk memudahkan dunia bisnis (dalam perdagangan, pertanian, perkebunan, industri, dan lain-lain). Sebab tidak sedikit prang yang tidak pandai tawar menawar tidak mengetahui cara menjual atau membeli barang yang diperlukan, atau tidak ada waktu untuk mencari atau berhubungan langsung dengan pembeli atau penjual.

Dalam persoalan ini, kedua belah pihak mendapat manfaat. Bagi makelar (perantara) mendapat lapangan pekerjaan dan uang jasa dari hasil pekerjaannya itu. Demikian juga orang yang memerlukan jasa mereka, mendapat kemudahan, karena ditangani oleh orang yang mengerti betul dalam bidangnya. Pekerjaan semacam ini, mengandung unsur tolong menolong.

Dengan melihat latar belakang tersebut diatas hal ini penulis sangat tertarik untuk membahas masalah ini dengan mengambil judul Perilaku Makelar Dalam Melakukan Jual Beli di Daerah Blimbing Kota Malang B. RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang tersebut diatas maka masalah pkok yang akan diteliti adalah :

1.Bagaimanakah Perilaku makelar yang ada di daerah blimbing kota malang ?2.Bagaimana makelar menjalankan sistem jual beli di daerah blimbing kota malang?

C. TUJUAN PENELITIAN1. Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana perilaku yang makelar yang ada di kota malang

2. Untuk mengetahui dan menganalisis proses jual beli yang dilakukan maakelaar dalam jual beli barang.D. MANFAAT PENELITIAN1 Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu antropologi dan pada ilmu hukum

2 Untuk memberikan kemanfaatan guna menambah informasi tentang ilmu dan kebiasaan yang ada di masyarakat.

E. KERANGKA TEORI Eugen Ehrlich dalam teorinya menyatakan bahwa hukum adalah hukum sosial. Ia lahir dalam dunia pengalaman manusia yang bergumul dengan kehidupan sehari-hari. Ia terbentuk lewat kebiasaan. Kebiasaan itu lambat laun mengikat dan menjadi tatanan yang efektif . lalu kehidupan berjalan dalam tatanan itu. Banyak hal yang berkembang dalam masyarakat dari bentuk yang kecil hingga akhirnya meluas. Dalam masyarakat Indonesia mereka mengenal makelar dalam lingkup kehidupan sehari-hari tanpa mengenal definisi makelar itu dalam hukum yang positif. Dalam kitab undang-undang hukum dagang dijelaskan pada pasal Makelar adalah pedagang perantara yang diangkat oleh Gubernur Jenderal (dalam hal ini Presiden) atau oleh penguasa yang oleh Presiden dinyatakan berwenang untuk itu. Mereka menyelenggarakan perusahaan mereka dengan melakukan pekerjaan seperti yang dimaksud dalam pasal 64 dengan mendapat upah atau provisi tertentu, atas amanat dan atas nama orang-orang lain yang dengan mereka tidak terdapat hubungan kerja tetap.Sebelum diperbolehkan melakukan pekerjaan, mereka harus bersumpah di depan raad van justitie di mana Ia termasuk dalam daerah hukumnya, bahwa mereka akan menunaikan kewajiban yang dibebankan dengan jujur.Makelar adalah pedagang yang menjadi perantara antara saru sama lain. Selain dilihat dari sudut pandang yang ada di hukum positif kerap kali makelar juga dilihat dari sudut agama. Makelar berasal dari bahasa arab, yaitu samsarah yang berarti perantara perdagangan atau perantara antarapenjual dan pembeli untuk memudahkan jual beli (Zuhdi, 1993: 121). Keberadaan makelar atau perantara ini menurut pandangan ahli hukum Islam tidak bertentangan dengan syariat hukum Islam. Imam Al Bukhori mengemukakan bahwa : Ibnu Sirin, Atha, Ibrahim, dan Al Hasan memandang bahwa masalah makelar atau perantara ini tidak apa-apa. Menurut pendapat Ibnu Abbas : bahwa tidak mengapa, seseorang berkata jual lah ini bagiku seharga sekian, kelebihannya untukmu (Pasaibu, 1994: 43). Sejalan dengan pandangan para fuqaha tersebut,apabila kita kembali pada aturan pokok, maka pekerjaan makelar itu tidak terlarang atau mubah karena tidak ada nash yang melarangnya.Karena nya,tidak ada salahnya manakala seorang makelar mendapatkan keuntungan atau upah, baik berupa materiil maupun keuntungan dalam pengertian immateriil sejauh tidak bertentangan dalam hukum Islam.Manusia menyukai kemudahan hal ini adalah suatu yang wajar. Kemudahan ini akhirnya menjadi kebiasaan dalam jual beli sehingga menumbuh kembangkan makelar yang tiap hari semakin berkembang tidak hanya dalam jual beli namun semakin mpanjang hingga ranah pidana.Kebiasaan makelar ini yang kian unik untuk dikaji lebih jauh , tentang bagaimana mereka mendapatkan pelanggan hingga mereka mampu untuk melanjutkan kehidupan. Memandang makelar tidak hanya dari sebelah mata , makelar dalam suatu ketika mampu memberi kemudahan untuk konsumen yang membutuhkan suatu barang.BAB IIPEMAHASAN A. Tinjauan Umum Tentang Makelar

Seiring dengan majunya tehnologi dan globalisasi,pengertian makelar menjadi semakin meluas dengan diiringi perkembangan kejahatan yang tentu saja semakin berkembang pula. Perluasan pengertian dari makelar tersebut semakin merambah dalam segala bidang kehidupan manusia. Dalam hukum dagang sering pula disebut sebagai pialang yakni perantara dalam perdagangan efek,lalu dibidang agraria kita sudah pula mengenal istilah makelar tanah yang dalam hukum Islam di benarkan keberadaanya,dibidang olah raga kita mengenal sebutan agen pemain yang menjadi perantara dalam proses transfer pemain dan sebagainya,selanjutnya dibidang perhubungan kita mengenal sebutan calo atau agen tiket yang menjadi perantara antara pembeli dan penjual tiket transportasi, hingga makelar perizinan yang sering berkutat dikantor pemerintahan daerah serta tentu saja yang paling fenomenal adalah di bidang penegakkan hukum yang dikenal dengan sebutan makelar kasus atau Markus. Banyak sekali definisi makelar yang ada dalam sendi-sendi masyarakat.Praktek makelar sudah dikenal dikalangan masyarakat luas sejak dahulu kala akan tetapi tidak banyak yang menyadari perkembangan mengenai dunia makelar itu sendiri. Masyarakat pada umumnya hanya terpaku pada pengertian makelar yang digunakan pada proses jual beli barang semata. Namun mereka tidak mengetahui tentang definisi makelar dalam kitab hukum dagang.Makelar menurut islamDalam berbagai kajian hukum Islam, pekerjaan makelar menurut pandangan Islam adalah termasuk akad ijarah, yaitu suatu perjanjian memanfaatkan suatu barang atau jasa, misalnya rumah atau suatu pekerjaan seperti pelayan, jasa pengacara, konsultan, dan sebagainya dengan imbalan.Karena pekerjaan makelar termasuk ijarah, maka untuk sahnya pekerjaan makelar ini, harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:

1. Persetujuan kedua belah pihak, sebagaimana dijelaskan dalam surat An-Nisa ayat 29,yang artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (QS. An Nisa : 29). (Depag RI, 2005)1. Obyek akad bisa diketahui manfaatnya secara nyata dan dapat diserahkan.

2. Obyek akad bukan hal-hal maksiat atau haram (Zuhdi, 1993: 121-122)Menurut Dr. Hamzah Yakub bahwa antara pemilik barang dan makelar dapat mengatur suatu syarat tertentu mengenai jumlah keuntungan yang di peroleh pihak makelar. Boleh dalam bentuk prosentase dari penjualan, dan juga boleh mengambil dari kelebihan harga ysng di tentukan oleh pemilik barang. (Mujtaba, 2007: 240)

Adapun sebab-sebab pemakelaran yang tidak diperbolehkan oleh islam yaitu:

1. Jika pemakelaran tersebut memberikan mudharat dan mengandung kezhaliman terhadap pembeli

2. Jika pemakelaran tersebut memberikan mudharat dan mengandung kezhaliman terhadap penjual. (Ad-duwaisyi, 2004: 124)

Adapun hukum makelar atau perantara ini menurut pandangan ahli hukum islam tidak bertentangan dengan syariat hukum islam. Imam Al Bukhori mengemukakan bahwa : Ibnu Sirin, Atha, Ibrahim, dan Al Hasan memandang bahwa masalah makelar atau perantara ini tidak apa-apa.Menurut pendapat Ibnu Abbas : bahwa tidak mengapa, seseorang berkata juallah ini bagiku seharga sekian, kelebihannya untukmu. (Pasaibu, 1994: 43). Sejalan dengan pandangan para fuqaha tersebut,apabila kita kembali pada aturan pokok, maka pekerjaan makelar itu tidak terlarang atau mubah karena tidak ada nash yang melarangnya.

Dengan demikian pekerjaan tersebut tidak ada cacat dan celanya dan sejalan dengan ajaran islam. Pada zaman sekarang ini,pengertian perantara sudah lebih meluas lagi, sudah bergeser kepada jasa pengacara, jasa konsultan, tidak lagi hanya sekedar mempertemukan orang yang menjual dengan orang yang membeli saja, dan tidak hanya menemukan barang yang di cari dan menjualkan barang saja. Dengan demikian imbalan jasanya juga harus di tetapkan bersama terlebih dahulu, Apalagi nilainya dalam jumlah yang besar. Biasanya kalau nilainya besar, ditangani lebih dahulu perjanjiannya di hadapan notaris.(Hasan, 1997: 88)

Makelar menurut hukum positifPerdagangan atau perniagaan dalam arti umum ialah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan. Dalam dunia perdagangan, perantara atau makelar adalah seseorang yang menyediakan jasa guna mensukseskan proses jual beli antara pembeli dan penjual.Dalam hukum positif yang berlaku di Indonesia di atur dalam kitan undang-undang hukum dagang.Dasar hukum pengaturan makelar diatur dalam KUHD, Buku I, Psl 62 72. Menurut Psl 62 KUHD. Makelar adalah seorang pedagang perantara yang diangkat oleh Presiden atau oleh pembesar yang oleh Presiden telah dinyatakan berwenang untuk itu. Ia menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana termaktub dalam Psl 64, dengan mendapatkan upah atau provisi tertentu, atas amanat dan nama orang-orang dengan siapa ia memiliki sesuatu hubungan bersifat tidak tetap. Ciri-ciri khusus makelar yaitu : Makelar harus mendapatkan pengangkatan secara resmi oleh pemerintah (c.q. Menteri Kehakiman). (Psl 62 ayat (1) KUHD. Sebelum menjalankan tugasnya, makelar harus bersumpah di muka Ketua Pengadilan Negeri, bahwa ia akan menjalankan kewajibannya dengan baik. (Psl 62 ayat (2) KUHD. Larangan Bagi Makelar : Psl 65 ayat (2) KUHD, makelar dilarang : Berdagang dalam lapangan perusahaan dimana dia diangkat.

Menjadi penjamin dlm perjanjian yg dibuat dgn perantaraannya. Makelar mempunyai kewajibandalam Psl 66 KUHD ditetapkan bahwa Tiap-tiap makelar tiap-tiap kali setelah menutup sesuatu perbuatan, segera mencatat dalam buku sakunya dan tiap-tiap hari memindahbukukannya dalam buku hariannya, dengan ketelitian yang luar biasa, yakni tidak boleh ada ruang kosong, tulisan antara baris dan catatan pinggir. Sesudah itu barulah makelar boleh mengirimkan kutipan baku hariannya kepada kliennya, bila diinginkan (Psl 67 ayat (1) KUHD. Kekuatan Pembuktian Catatan-catatan Makelar

Buku-buku catatan makelar baru memiliki kekuatan pembuktian, bila perbuatan yang bersangkutan tidak seluruhnya diingkari oleh pihak lawannya. Jika seandainya catatan-catatan makelar tersebut a. Tidak seluruhnya diingkari oleh pihak lawan, maka buku harian itu dapat memberikan bukti tentang : (1). Saat terjadinya perjanjian dan penyerahan; (2). Jenis serta banyaknya benda (3). Harga benda; (4). Klausula perjanjian.b. Kalau perjanjian yang bersangkutan di muka hakim seluruhnya dibantah oleh pihak lawan, maka catatan makelar masih juga memiliki kekuatan pembuktian sesuai dengan kebijaksanaan hakim (Psl 7 KUHD). Tanggung Jawab Makelar:a. Dalam perjanjian jual beli atas contoh, makelar harus menyimpan contoh itu sampai pada saat perjanjian telah dilaksanakan seluruhnya. (Psl 69 KUHD).b. Dalam perjanjian jual beli wesel atau surat berharga lainnya, mekelar harus menanggung sahnya tanda tangan penjual, agar pembeli tidak merugi disebabkan debitur wesel tidak mau membayar wesel karena tanda tangan penjual (andosan) itu palsu. (Psl 70 KUHD). Makelar Dpt Bertindak Untuk Pemberi Kuasa Yang Akan DatangMenurut Psl 62 KUHD, pada umumnya makelar berbuat atas nama pemberi kuasa. Namun dalam praktek, sering terjadi seorang makelar berbuat dengan tidak menyebutkan pemberi kuasanya. Dalam hal inilah maka makelar dianggap berbuat untuk pemberi kuasa yang masih akan datang, yang akibatnya makelar menjadi pihak dalam perjanjian. Praktek semacam ini sudah mendapat pengesahan dari H.G.H. dengan putusannya tanggal 31 Mei 1933. Makelar Tidak ResmiPsl 63 KUHD memperbolehkan juga adanya makelar yang tidak resmi, yakni tanpa pengangkatan dari menteri Kehakiman dan tanpa mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Pengadilan Negeri.Perbedaan makelar resmi dengan makelar tidak resmi adalah :a. Pemegang kuasa mendapat upah, bila ditetapkan demikian dalam perjanjian (Psl 1794 kUH Pdt), sedangkan makelar harus mendapatkan upah yang disebut provisi (courtage) bila pekerjaannya sudah selesai (Psl 62 KUHD).b. Pemegang kuasa harus membuat catatan-catatannya menurut Psl 6 KUHD, sedangkan makelar harus membuat buku saku dan buku hariannya menurut Psl 66 dan Psl 68 KUHD.c. Makelar berkewajiban untuk menyimpan contoh barang dalam jual-beli vontoh (Psl 69 KUHD), sedangkan pemegang kuasa tidak berkewajiban untuk itu.d. Makelar harus menanggung sahnya tanda tangan penjual wesel atau surat-surat berharga lainnya (Psl 70 KUHD), sedangkan pada pemegang kuasa biasa kewajiban ini tidak ada Makelar Dpt Diberhentikan Sementara / Digugurkan JabatannyaJika ia melanggar Psl 71 bagian II, Bab IV, Buku I KUHD. Apabila makelar jatuh pailit, dia diberhentikan sementara dari pekerjaannya dan dapat digugurkan oleh Hakim Pengadilan Negeri setempat. (Psl 72 LUHD). Kemudian menurut Psl 73 KUHD makelar yang sudah digugurkan tidak dapat diangkat kembali.B. Pembahsan tentang makelar

Di Indonesia sendiri,pengertian makelar semakin meluas menjadi tidak hanya sebatas perantara pada proses jual beli semata. Masyarakat kita telah mengenal bahkan mengakui keberadaan agen , calo ataupun istilah lainnya yang memiliki kesamaan substansi pengertian dari permaknaan makelar itu sendiriMakelar pada umumnya bekerja sebagai perantara yang menghubungkan antara pihak pembeli (pencari jasa) dengan pihak penjual.Dengan berbagai keahlian dan kemampuan yang dimiliki oleh seorang makelar,tidak jarang pihak penjual ataupun pembeli menuntut kinerja dari seorang makelar guna mensukses kan proses jual-beli baik barang maupun jasa guna menguntungkan pihak penjual maupun pembeli itu sendiri.Hak dan kewajiban makelar formal dan tidak formal

Formal

Non formal

Dasar hukum pengaturan makelar diatur dalam KUHD, Buku I, Psl 62 72. Menurut Psl 62 KUHD. Makelar adalah seorang pedagang perantara yang diangkat oleh Presiden atau oleh pembesar yang oleh Presiden telah dinyatakan berwenang untuk itu. Ia menyelenggarakan perusahaannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagaimana termaktub dalam Psl 64, dengan mendapatkan upah atau provisi tertentu, atas amanat dan nama orang-orang dengan siapa ia memiliki sesuatu hubungan bersifat tidak tetap.

Psl 63 KUHD memperbolehkan juga adanya makelar yang tidak resmi, yakni tanpa pengangkatan dari menteri Kehakiman dan tanpa mengucapkan sumpah di hadapan Ketua Pengadilan Negeri.

Ciri-ciri khusus makelar yaitu :

Makelar harus mendapatkan pengangkatan secara resmi oleh pemerintah (c.q. Menteri Kehakiman). (Psl 62 ayat (1) KUHD. Sebelum menjalankan tugasnya, makelar harus bersumpah di muka Ketua Pengadilan Negeri, bahwa ia akan menjalankan kewajibannya dengan baik. (Psl 62 ayat (2) KUHD.

Makelar yang meberikan bantuan dalam bidang perdagangan untuk mendapatkan suatu barang atau menjualkan barang tertentu. Tidak ada pengangkatan dari presiden. Tidak mengikuti ketetapan dalam undang undang. Dikarenakan kebanyakan dari mereka tidak mengetahui tentang definisi makelar yang sebenarnya

Larangan Bagi Makelar : Psl 65 ayat (2) KUHD, makelar dilarang : Berdagang dalam lapangan perusahaan dimana dia diangkat.

Menjadi penjamin dlm perjanjian yg dibuat dgn perantaraannya.

Tidak ada larangan khusus terhadap makelar, tidak ada bidang yang di dilarang untuk di jangkau oleh makelar. Bahkan dalam makelar yang berkembang di masyarakat , makelar merupakan pekerjaan sampingan yang di jalankan untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Psl 66 KUHD ditetapkan bahwa Tiap-tiap makelar tiap-tiap kali setelah menutup sesuatu perbuatan, segera mencatat dalam buku sakunya dan tiap-tiap hari memindah bukukannya dalam buku hariannya, dengan ketelitian yang luar biasa, yakni tidak boleh ada ruang kosong, tulisan antara baris dan catatan pinggir. Sesudah itu barulah makelar boleh mengirimkan kutipan baku hariannya kepada kliennya, bila diinginkan (Psl 67 ayat (1) KUHD.a. Pemegang kuasa mendapat upah, bila ditetapkan demikian dalam perjanjian (Psl 1794 kUH Pdt), sedangkan makelar harus mendapatkan upah yang disebut provisi (courtage) bila pekerjaannya sudah selesai (Psl 62 KUHD).b. Pemegang kuasa harus membuat catatan-catatannya menurut Psl 6 KUHD, sedangkan makelar harus membuat buku saku dan buku hariannya menurut Psl 66 dan Psl 68 KUHD.c. Makelar berkewajiban untuk menyimpan contoh barang dalam jual-beli vontoh (Psl 69 KUHD), sedangkan pemegang kuasa tidak berkewajiban untuk itu.d. Makelar harus menanggung sahnya tanda tangan penjual wesel atau surat-surat berharga lainnya (Psl 70 KUHD), sedangkan pada pemegang kuasa biasa kewajiban ini tidak ada

Tanggung Jawab Makelar:a. Dalam perjanjian jual beli atas contoh, makelar harus menyimpan contoh itu sampai pada saat perjanjian telah dilaksanakan seluruhnya. (Psl 69 KUHD).b. Dalam perjanjian jual beli wesel atau surat berharga lainnya, mekelar harus menanggung sahnya tanda tangan penjual, agar pembeli tidak merugi disebabkan debitur wesel tidak mau membayar wesel karena tanda tangan penjual (andosan) itu palsu. (Psl 70 KUHD).

Makelar yang ada di masyarakat tidak memiliki tanggung jawab yang sama seperti makelar yang di jelaskan dalam hukum positif. Makelar yang berkembang di dalam masyarakat tidaklah memiiliki perjanjian tertulis dan perjanjian tertulis tersebut tidak di simpan dalam berkas yang rapi.

Seorang makelar tentu menyadari sejauh mana kemampuan yang dimilikinya guna mensukseskan proses jual-beli tersebut. Dan tentu saja dia juga memahami bahwa jasanya sangat dibutuhkan oleh pihak penjual yang tentu saja menginginkan barang/jasa nya bisa terjual dan juga dibutuhkan oleh pihak pembeli yang menginginkan barang/jasa tersebut dapat dimiliki/dibeli olehnya. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang makelar bisa beraneka ragam, mulai dari kemampuan dalam menilai kualitas suatu barang atau jasa,sampai dengan kemampuan komunikasi guna meyakinkan pihak penjual untuk melepas barang/jasa tersebut dan meyakinkan pihak pembeli untuk mengambil barang/jasa tersebut. Dan seorang makelar pasti mengharapkan serta menginginkan kemampuan tadi dapat dihargai oleh pihak penjual dan pembeli dengan berupa imbalan maupun komisi baik berupa materiil maupun immateriil. Besaran komisi tersebut tentu bergantung dari perjanjian awal antara makelar dengan pihak penjual dan atau pihak pembelinya.Dalam penelitian yang kelompok kami lakukan kami memperoleh informasi tentang makelar yang berada di kota malang, makelar yang kami teliti dari berbagai jenis makelar yang sebenarnya memiliki kesamaan dalam komunikasi antara 1 sama lain. Diantaranya adalah masing- masing makelar memilih untuk bekerja individu namun mereka saling mengenal antara satu sama lain. Dengan beberapa alasan mereka lebih menyukai individu karena keuntungan yang di dapat akan lebih banyak. Namun mereka tetap berkoordinasi antara 1 sama lain, apabila ada yang memerlukan barang yang lain.

Gambar 1 siklus makelar

Antara makelar satu sama lain saling berhubungan , namun tidak ada ikatan yang mengharuskan mereka untuk terus menerus saling ketergantungan. Siklus ini terjadi di beberapa makelar yang ada di daerah blimbing kota malang. Komunikasi ini terjadi karena satu sama lain membutuhkan barang dengan tipe tertentu. Dalam penelitian yang kami lakukan tidak ada grup makelar yang terlihat dominan hanya komunikasi antara satu sama lain yang membentuk circle yang memudahkan dalam pendapatan barang.

Gambar 2 : relasi makelarAntara makelar mobil , makelar motor dan makelar jasa wisata biasanya saling kenal karena sesorang yang terkenal dengan nama makelar di dalam masyarakat di kenal sebagai orang yang tau akan barang yang kebanyakan di butuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sering sekali terjadi apabila ada seorang makelar sepeda motor tidak jarang ada pembeli yang menanyakan tentang mobil, akhirnya makelar sepeda motor ini memberikan informasi tentang mobil itu atau langsung di kenalkan dengan makelar mobil (temannnya). Selain itu apabila makelar jasa wisata membutuhkan mobil untuk di sewa , biasanya makelar jasa wisata tersebut menghubungi makelar mobil , jika ada mobil yang bias disewakan. Sebatas komunikasi yang saling menguntungkan antara makelar satu dengan makelar yang lain.Nama Alamat Keterangan

1 Agis malangMakelar travel (jasa wisata)

2 DickymalangMakelar mobil

3 Ahmad aris malangMakelar mobil

4 kusnadi malangMakelar tanah

5 surotomalangMakelar motor

6 kasmidimalangMakelar motor

7 budimalangMakelar motor

8 antonmalangMakelar motor

Table 1 : beberapa makelar yang ada di daerah blimbingDari penelitian yang kami lakukan 6 dari makelar yang ada di daerah blimbing ini memiliki pekerjaan tetap dan pekerjaan sebagai makelar ini bukan merupakan pekerjaan yang utama . pekerjaan menjadi makelar ini menjadi pekerjaan sampingan yang tidak dilakukan secara rutin , kebetulan kalo ada pelanggan saja mereka akan menjadi makelar. Menjadi makelar memang menjadi pekerjaan sampingan yang memiliki nilai tambah yang tinggi. Karena pola masyarakat yang sudah terbentuk dan menganggap makelar sebagi salah satu alternative untuk mencarikan barang yang di butuhkan oleh konsumen. Pola yang berkembang di masyarakat adalah makelar adalah salah satu orang yang bisa di mintai tolong untuk mencarikan barang, walaupun tidak jarang dari mereka juga di bohongi tentang suatu keadaan barang.Perkembangan yang begitu cepat dan dengan era yang semakin maju menimbulkan kemudahan dalam proses komunikasi, hal ini yang dimanfaatkan oleh makelar dalam berkomunikasi dengan pelanggan. Mereka sering menggunakan telefon untuk berkomunikasi dengan pelanggan sebelum akhirnya bertemu langsung dan saling menentukan harga. Cara bertemu dan membuat janji lewat telefon memang sering di lakukan antara makelar dan calon pembeli. Dalam kebudayaan yang hidup di masyarakat untuk mengenalkan makelar tidak lah sulit, biasanya makelar tersebut sudah terkenal di daerah itu dan tinggal dihubungi. Dari hasil wawancara yang kami peroleh adalah pembeli sendirilah yang mencari makelar baik itu dalam hal dia membutuhkan barang atau dalam hal menjual barang. Hal ini yang menjadi menarik untuk di simak karena beberapa konsumenlah yang mencari makelar. Dengan adanya kebutuhan konsumen yang kian meningkat makelar sebagai perantara sangat di butuhkan di dalam masyarakat.

Dengan meluasnya definisi makelar, makelar yang di kenal masyarakat luas bukanlah makelar yang memang memenuhi peraturan atau undang-undang yang berlaku. Makelar yang hidup dan berkembang di masyarakat bukanlah makelar yang di sumpah terlebih dahulu sebagaimana di sebutkan di pasal 62 dan makelar tersebut di tunjuk oleh presiden. Makelar yang ada di masyarakat adalah makelar yang bekerja hanya sebagai perantara, bukan dalam lingkup yang lebih luas. Sebagai perantara yang menghubungkan antara penjual dan pembeli sehingga mereka salaing mendapatkan keuntungan. . Bagi makelar (perantara) mendapat lapangan pekerjaan dan uang jasa dari hasil pekerjaannya itu. Demikian juga orang yang memerlukan jasa mereka, mendapat kemudahan, karena ditangani oleh orang yang mengerti betul dalam bidangnya. Pekerjaan semacam ini, mengandung unsur tolong menolong. Masyarakat pun kian percaya dengan makelar karena dirasa prosesnya mudah dan tidak susah.jual beli antar makelar dan pembeli dilakukan sebagaimana mestinya dan makelar mendapatkan upah atau keuntungan.

Dalam transaksi jual beli biasanya antara makelar dan konsumen saling bertemu dan membicarakan apa yang mereka inginkan atau yang konsumen butuhkan barulah nanti memcari barang yang dibutuhkan , menilai barang tersebut, menetapkan harga barang dan akhirnya mereka melakukan perjanjian jual beli yang biasanya terjadi. Secara tidak langsung makelar hanyalah sebagi seorang perantara yang mendukung kemudahan dalam transaksi atau dalam kebutuhan mencari barang.

Makelar yang kian berkembang di berbagia bidang bias memudahkan banyak orang dalam mendapatkan barang. Namun yang terjadi di masyarakat adalah makelar yang di atur dalam hukum positif tidaklah sama dengan makelar yang berkembang dalam budaya masyarakat. Masyarakat mengingginkan segala kemudahan dalam setiap kegiatan. Hal ini yang mendorong makelar kian menjadi pekerjaan yang di butuhkan dalam masyarakat, walupun sebenarnya pekerjaan makelar ini hanyalah pekerjaan sampingan .

BAB IIIMETODE PENELITIAN1. Pendekatan

Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan menggunakan pendekatan yuridis sosiologis, dengan menggunakan pola penelitian atau sifat penelitian studi lapang dan community survey. Kelompok kami ingin mengetahui tentang sistem jual beli yang di lakukan oleh makelar di lokasi blimbing kota malang.2. Lokasi

Penelitian ini akan dilaksanakan di daerah Blimbing kota Malang karena banyak sekali makelar yang berada di sana, lokasi yang strategis yang berdekatan dengan pasar dan berdekatan dengan tempat belajar kami, untuk memudahkan mencari informasi yang kami butuhkan . Membuat kelompok kami memilih lokasi tersebut.3. Variabel

Peneliti ingin menyelidiki tentang makelar yang ada di daerah blimbing. Makelar dalam pembahasan kelompok kami adalah makelar yang ada di daerah blimbing baik itu makelar mobil, makelar motor , makelar tanah dan makelar jasa wisata4. Aspek Yang Hendak Diteliti

Aspek yang hendak diteliti adalah kebiasaan yang berkembang di masyarakat tentang jual beli yang dilakukan melalui makelar.5. Jenis Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer: data ini diambil langsung dari hasil wawancara bebas dan observasi di daerah blimbing kota malang.b. Data sekunder: data diperoleh dengan meneliti dokumen tentang konsep makelar dari undang-undang, hasil penelitian orang lain, artikel-artikel dari internet dan surat kabar, dan literatur-literatur.

6. Sumber Data

Data primer: makelar yang ada di daerah blimbingData sekunder: informasi dari beberapa litelatur7. Teknik Pengambilan Data

Dengan menggunakan sample random, atau sample acak, sampel campur dan sample purposive (sampel bertujuan)

1. Data primer:

wawancara lansung dan mendalam Wawancara bebas dengan menggunakan pedoman wawancara (interview guide) kepada para makelar observasi atau survei lapangan

dokumentasi (kami hanya melakukan rekaman suara tanpa mengambil gambar)2. data sekunder:

studi kepustakaan

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripitif kualitatif. Langkah langkah yang akan dilakukan dalam teknik analisis data ini adalah sebagai berikut:

a. persiapan

b. tabulasi

c. penerapan data sesuai penelitian

Fakta hukum yang dijadikan data dalam penelitian dikelompokkan sedemikian rupa sesuai dengan jenis dan kualifikasinya.9. JADWAL PELAKSANAAN

NOKEGIATANWAKTU PENELITIAN

(minggu)

IIIIIIIV

1Persiapan

2Melakukan Studi Pustaka

3Menyusun Instrumen Penelitian

4Penelitian Lapang

5Menganalisa Data

6Menyusun Laporan Penelitian

BAB IVPENUTUP

Kesimpulan

Makelar menjadi salah satu budaya yang hidup di masyarakat, yang kian lama kian berkembang dan memberikan manfaat. Walupun makelar hanya merupakan pekerjaan sampingan dan kini makelar kian di kenal di masyarakat seagai salah satu alternative dalam perdagangan

Saran

Dalam laporan ini sangat banyak kekurangan namun semoga dalam laporan ini dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKAM.jAli Hasan, Masail Fiqhiyah Zakat, Pajak, asuransi dan lembaga keuangan, ( Jakarta : Grafindo Persada : 1997)

Saifudah Mujtaba. Masailul Fiqhiyah (Jombang: Rousyan FIqr.2007)

Nashroh Multilevel Marketing (MLM) dalam perspektif Islam

Bernard L. Tanya, Yoan Simanjuntak, & Markus, Y. Hage, 2010, Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang Dan Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta.Bernard L. Tanya, Yoan Simanjuntak, & Markus, Y. Hage, 2010, Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang Dan Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta.Esmi Warassih, 2010, Bahan Kuliah Sosilogi Hukum, Magister Ilmu Hukum UNSOED, PurwokertoPeter Mahmud Marzuki, 2005.Penelitian Hukum, Jakarta Kencana, JakartaKitab undang-undang hukum dagang

Kamus besar bahasa indonesia

Lampiran makelar

1 Sejak kapan mulai menjadi makelar?

2 Awal mula jadi makelar ( alas an jadi makelar)?

3 Apakah ada batasan umur untuk jadi makelar? Ada ga makelar yang masih kecil?

4 Ada temen sesama makelar atau tidak?

5 Ada peraturan apa tidak ( kalo mau jadi makelar )?

6 Pernah terjadi atau tidak proses jual beli yang makelar 1 punya pembeli dan makelar dua yang punya penjualnya? Bagaimana pembagiannya?

7 Barang apa aja yang dijual?

8 Bagaimana proses makelar jika dilakukan sendiri?

9 Bagaimana proses jika mobil dibawa dulu( barang yang dijual) tanpa pembeli dan penjual dipertemukan.

10 Bagiamana proses pemberian fee oleh pembeli?

11 Bagaimana proses pencarian barang yang akan dijual?

12 Bagiaman jika terjadi masalah, kondisi barang tidak sesuai dengan informasi yang diberikan oleh makelar?

13 Adakah makelar yang berbohong tentang kondisi barang yang sebenarnya?

14 kebiasaan apa saja yang di lakukan sama makelar ?

15 biasanya ketemu pembeli dimana ?

16 jadi makelar enaknya apa pak ?

17 apakah sumber mata pencarian yang utama adalah jadi makelar ? apa ada pekerjaan lain pak selain makelar ?

18 kalo kerja jadi makelar kerjanya malam apa pagi pak ?

19 kalo cari pembeli lebih enak ketemu apa lewat sms pak ?

20 ada jaringan khusus apa enggak pak ? kayak grup BB gitu pak ?

21 ada pertemuan makelar yang rutin apa enggak pak ?

22 kalo ketemu pembeli biasanya di mana pak ?

23 cara memikat pembeli biasanya pake cara apa pak ?

M.jAli Hasan, Masail Fiqhiyah Zakat, Pajak, asuransi dan lembaga keuangan, ( Jakarta : Grafindo Persada : 1997) hal 87

Saifudah Mujtaba. Masailul Fiqhiyah (Jombang: Rousyan FIqr.2007) hal. 239

Nashroh Multilevel Marketing (MLM) dalam perspektif Islam.

Bernard L. Tanya, Yoan Simanjuntak, & Markus, Y. Hage, 2010, Teori Hukum, Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang Dan Generasi, Genta Publishing, Yogyakarta. Hal.103

http://goodentrepreneurship.blogspot.com/2012/10/tuntunan-islam-bagi-para-makelar-22.html

Antropologi hukum

Kelompok perdataPage 1