ANTIOKSIDAN

download ANTIOKSIDAN

of 10

description

bbb

Transcript of ANTIOKSIDAN

ANTIOKSIDANAntioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan electron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stress oksidatif. Ada beberapa bentuk antioksidan, di antaranya vitamin, mineral, dan fitokimia. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih electron tak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan electron. Reaksi ini akan terus berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degenerative lainnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit.Dari sejumlah penelitian pada tanaman obat dilaporkan bahwa banyak tanaman obat yang mengadung antioksidan dalam jumlah besar. Efek antioksidan terutaam disebabkan karena adanya senyawa fenol seperti flavanoid, asam fenolat. Biasanya senyawa-senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah senyawa fenol yang mempunyai gugus hidroksi yang tersubstitusi pada posisi orto dan para terhadap gugus OH dan OR.1. Flavanoid Sebagai AntioksidanFlavanoid adalah suatu kelompok senyawa fenol terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru, dan sebagian zat warna kuning yang ditemukan dlam tumbuh-tumbuhan.Flavanoid mempunyai kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon, dimana dua cincin benzene (C6) terikat pada suatu rantai propane (C3) sehingga membentuk suatu susunan C6-C3-C6. Susunan ini dapat menghasilkan tiga jenis struktur, yakni 1,3-diarilpropan atau flavanoid, 1,2-diarilpropan atau isoflavanoid, dan 1,1-diarilpropan atau neoflavanoid. Senyawa-senyawa flavanoid terdapat dalam semua bagian tumbuhan tinggi, seperti bunga, daun, ranting, buah, kayu, kulit kayu dan akar. Akan tetapi senyawa flavanoid tertentu seringkali terkonsentrasi dalam suatu jaringan tertentu, misalnya antosianidin adalah zat warna dari bunga, buah, dan daun.Sebagian besar flavanoid alam ditemukan dalam bentuk glikosida, dimana unit flavanoid terikat pada suatu gula. Flavanoid dapat ditemukan sebagai mono-, di-, atau triglikosida, dimana satu, dua, atau tiga gugus hidroksil dalam molekul flavanoid terikat oleh gula. Poliglikosida larut dalam air dan hanya sedikit larut dalam pelarut-pelarut organic seperti eter, benzene, kloroform, dan aseton.Kuersetin adalah senyawa kelompok flavonol terbesar, kuersetin dan glikosidanya berada dalam jumlah sekitar 60-75% dari flavonoid. Kuersetin dipercaya dapat melindungi tubuh dari berbagai jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi lemak. Kuersetin memperlihatkan kemampuan mencegah proses oksidassi dari Low Density Lipoproteins (LDL) dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi.Ketika flavonol kuersetin bereaksi dengan radikal bebas, kuersetin mendonorkan protonnya dan menjadi senyawa radikal, tetapi electron tidak berpasangan yang dihasilkan didelokasilisasi oleh resonansi, hal ini membuat senyawa kuersetin radikal memiliki energi yang sangat rendah untuk menjadi radikal yang reaktif.

Tiga gugus dari struktur kuersetin yang membantu dalam menjaga kestabilan dan bertindak sebagai antioksidan ketika bereakdi dengan radikal bebas antara lain:a. Gugus O-dihidroksil pada cincin Bb. Gugus 4-oxo dalam konjugasi dengan alkena 2,3c. Gugus 3- dan 5- hidroksilGugus tersebut dapat mendonorkan electron pada cincin yang akan meningkatkan jumlah resonansi dari struktur benzene senyawa kuersetin.2. Hubungan antara Diabetes Mellitus dan AntioksidanDiabetes melitus (DM) merupakan gangguan metabolik yang tetap menjadi masalah kesehatan terbesar di dunia. Penyakit ini dikarakteristikkan dengan defisiensi relatif atau absolut dari sekresi insulin dan/atau resistensi insulin yang menyebabkan hiperglikemia kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein. Diabetes telah diketahui sebagai gangguan stres oksidatif yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara pembentukan radikal bebas dengan kemampuan antioksidan alami dari tubuh. Banyak penelitian telah menyatakan bahwa stres oksidatif berperan pada inflamasi sistemik, disfungsi endotel, gangguan sekresi sel pankreas dan gangguan utilisasi glukosa pada jaringan perifer. Stress oksidatif dan kerusakan oksidatif pada jaringan biasanya berakhir dengan timbulnya penyakit kronis diantaranya aterosklerosis, diabetes, rematik atritis. Meningkatnya hasil glikosidasi dan liposidasi di dalam plasma dan jaringan protein karena meningkatnya stress oksidatif pada diabetes mellitus.Bahan diabetonik diantaranya adalah aloksan dapat menyebabkan stress oksidatif pada sel , demikipan pula pasien menderita diabetes sering mengalami stress oksidatif. Komplikasi diabetes berkaitan dengan stress oksidatif khususnya pembentukan radikal bebas superoksida. Sumber stress oksidasi pada diabetes diantaranya perpindahan keseimbangan redoks karena perubahan metabolism karbohidrat dan lipid yang akan meningkatkan pembentukan ROS (Reactive Oxygen Speciesi) dari reaksi glikasi dan oksidasi lipid sehingga menurunkan sistem pertahanan antioksidan diantaranya GSH.Stress oksidatif pada penderita diabetes akan meningkatkan pembentukan ROS di dalam mitokondria yang akan mengakibatkan berbagai kerusakan oksidatif berupa komplikasi diabetes dan akan memperparah kondisi penderita diabetes, untuk itu perlu menormalkan kadar ROS di mitokondria untuk mencegah kerusakan oksidatif.Sampai saat ini penggunaan antioksidan masih tetap menjadi kontroversi, namun penggunaannya sebagai terapi DM dapat dipertimbangkan karena antioksidan telah menunjukkan efektifitasnya dalam menurunkan risiko perkembangan DM dan komplikasinya. Berbagai macam antioksidan telah dikembangkan saat ini dalam penanganan stres oksidatif pada DM, antara lain penggunaan vitamin dan suplemen, juga penggunaan beberapa komponen dari tanaman dan buah-buahan segar yang memiliki manfaat antioksidan pada DM. Dalam beberapa penelitian terakhir dinyatakan juga bahwa beberapa obat yang rutin digunakan dalam terapi DM ternyata juga memiliki manfaat antioksidan.Pemberian antioksidan berupa vitamin dapat mengurangi stress oksidatif bagi penderita DM-1 baik kronis maupun akut. Sebagian besar antioksidan dalam plasma dapat berkurang pada pasien DM-2 dikarenakan komplikasi diabetes yang menyebabkan berbagai komplikasi antara lain aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.Antioksidan vitamin bermanfaat dapat mengurangi kerusakan oksidatif pada penderita diabetes. Hasil penelitian di Turki menunjukkan pada tiga puluh penderita DM-2 ditemukan adanya ketidakseimbangan oksidan dan antioksidan dalam plasma penderita diabetes disbanding control. Demikian juga berdasarkan hasil penelitian Centers for Disease and Preventioni (CDC) kadar vitamin A, vitamin E lebih rendah, tidak untuk konsentrasi vitamin C pada penderita diabetes disbanding control. Pemberian vitamin C dosisi tinggi 2 g/hari dapat memperbaiki kesehatan penderita diabetes.Vitamin C membantu mencegah komplikasi DM-2 dengan penghambatan produksi sorbitol. Sorbitol adalah hasil sampingan metabolism gula yang akan diakumulasikan di dalam sel dan berperan terhadap perkembangan neuropati dan katarak. Dianjurkan bagi penderita diabetes untuk banyak mengkonsumsi makanan mengandung kandungan vitamin C cukup tinggi di antaranya adalah jerk, jambu biji, cabe hijau, kecambah dan brokoli, karena konsumsi vitamin C dapat mencegah berbagai komplikasi diabetes.Pemberian antioksidan dan komponen senyawa polifenol menunjukkan dapat menangkap radikal bebas, mengurangi stres oksidatif, menurunkan ekspresi TNF- . Ekstrak dari biji anggur mengandung sejumlah flavonoid yaitu proantosianidin dapat meningkatkan sensitifitas insulin serta mengurangi pembentukan radikal bebas. Pemberian flavonoid quercetin ternyata mampu menghambat perkembangan katarak diabetic.3. Hubungan antara Antioksidan dan Penyakit DegeneratifPenyakit degenerative seperti kanker kardiovaskuler, penyumpabat pembuluh darah yang meliputi hiperlipidemik,arteriosklerosis, stroke, DM dan tekanan darah tinggi serta terganggunya sistem imun tubuh dapat disebabkan oleh stress oksidatif, dimana keadaan tidak seimbanganya jumlah oksigen dan prooksigen dalam tubuh. Pada kondsi ini, aktivitas molekul radikal bebas dapat menimbulkan kerusakan seluler dan genetika. Dalam keadaan sehat sel-sel tubuh memproduksi radikal bebas, yaitu dalam kegiatan metabolism sehari-hari untuk memperoleh energy dari protein, melak, dan karbohidrat. Vitamin E adalah antioksidan ampuh yang larut dalam lemak yang berkerja secara baik di bagian tubuh yang banyak mengandung lemak seperti pada sistem kekebalan tubuh, otak dan pembuluh-pembuluh arteri. Selain vitamin E, beta karoten juga mampu mencegah penyakit degenerative. Beta karoten berfungsi memperlambat berlangsungnya penumpukan plak sehingga aliran darah baik yang ke jantung maupun otak bias berlangsung lancer tanpa sumbatan. Peran positif antioksidan terhadap penyakit kanker dan kardiovaskuler juga banyak diteliti. Antioksidan berperan dalam melindungi lipoprotein densitas rendah (LDL) dan sangat rendah (VLDL) dari reaksi oksidasi. Pencegahan arterosklerosis ini dapat dilakukan dengan menghambat oksidasi LDL menggunakan antioksidan yang banyak ditemukan pada bahan pangan.Adapun untuk kanker dan tumor banyak lmuwan spesialis setuju bahwa penyakit ini berawal dari mutasi gen atau DNA sel. Perubahan pada mutasi gen ini dpat terjadi melalui mekanisme kesalahan replikasi dan kesalahan genetika yang berkisar 10-15% atau faktor dari luar yang merubah struktur DNA seperti virus, polusi, radiasi. Radikal bebas dan reaksi oksidasi berantai yang dihasilkan jelas berperan pada proses mutasi ini. Dan resiko ini sebenarnya dapat dikurangi degan mengkonsumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.Kerusakan oksidatif pada DNA akibat radiasi, radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif yang bersifat oksidatif merupakan penyebab penting kanker. Radikal bebas yang dibentuk di dalam tubuh akan menginduksi proses apoptosis yang menyebabkan kematian sel termasuk sel tumor dan berarti menghambat karsinogenesis. Antioksidan adalah peredam radikal bebas, dan secara epidemologi antioksidan dalam makanan terutama sayur dan buah bersifat protektif terhadap kanker.Vitamin E mampu mengatasi pembentukan karsinogen (pencetus kanker) atau menghambat karsinogen mencapai target (sel) sasaran sehingga kerusakan sel akibat kanker dapat dihindari. Vitamin E dapat menghalangi pembentukan nitrosamine, yakni suatu komponen kimiawi yang biasanya bersifat karsinogenik.