ANTIFUNGI_ZULAENA
-
Upload
afifah-nur-widieantarestya -
Category
Documents
-
view
76 -
download
0
Transcript of ANTIFUNGI_ZULAENA
ANTIJAMUR
Antijamur adalah obat – obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi yang disebabkan oleh jamur. Infeksi pada jamur dapat terjadi pada kulit oleh dermatofit, selaput lendir mulut, bronchi, usus, dan vagina. Penggolongan obat jamur dapat dilakukan berdasarkan golongan obat tersebut dan mekanisme kerja obat jamur itu sendiri.
Penggolongan antifungi berdasar mekanisme kerjanya:
1. Golongan PolyeneMekanisme kerja golongan poliene yaitu berikatan dengan ergosterol secara
irreversibel. Ergosterol merupakan komponen yang sangat penting dari membrane sel jamur. Golongan poliene ini tidak efektif terhadap dermatofit dan penggunaannya secara klinis juga terbatas yaitu untuk pengobatan infeksi yang disebabkan Candida albicans dan Candida spesies yang lain. Contohnya adalah nistatin, Amfoterisin B.
A. Nistatin
Nystatin merupakan antibiotik yang digunakan sebagai anti jamur,
diisolasi dari Streptomyces nourse pada tahun 1951 dan merupakan antibiotik
group poliene. Untuk pengobatan candida spesies, nystatin dapat digunakan
secara topikal pada kulit atau membran mukosa (rongga mulut, vagina) dan
dapat juga diberikan secara oral untuk pengobatan kandidosis gastrointestinal. Indikasi utama untuk Candida albicans ; Kandidiasis kulit, selaput lendir, dan
saluran cerna
Sediaan Nistatin
-Tablet vaginal 100.000 unit/tab
-Tablet oral 500.000 unit/tab
-Suspensi/tetes oral 100.000 unit/ml
-Vagistin Ovula (Metronidazol 500 mg + Nistatin 100.000 UI) untuk infeksi
campuran Trichomonas vaginalis dan Candidida albicans
B. Amfoterisin B
Amfoterisin B berikatan kuat dengan sterol yang terdapat pada membran
sel jamur sehingga membran sel bocor dan kehilangan beberapa bahan intrasel
dan menyebabkan kerusakan yang tetap pada sel.Salah satu penyebab efek
toksik yang ditimbulkan disebabkan oleh pengikatan kolesterol pada membran
sel hewan dan manusia. Resistensi terhadap amfoterisin B mungkin disebabkan
oleh terjadinya perubahan reseptor sterol pada membran sel.
Indikasi
Untuk pengobatan infeksi jamur seperti koksidioidomikosis, aspergilosis,
kromoblastomikosis dan kandidosis.
Amfoterisin B merupakan obat terpilih untuk blastomikosis.
Amfoterisin B secara topikal efektif terhadap keratitis mikotik.
Sediaan :
Fungicid (Amfoterisin 1% → infeksi mikotik pada mata),
Fungizone (Amfoterisin 50 mg/vial → infeksi jamur yang sangat parah),
Talsutin vaginal (tablet sisip vaginal → kombinasi tetrasiklin 100 mg +
Amfoterisin B 50 mg untuk infeksi ganda jamur dan bakteri)
Injeksi Amfoterisin B tersedia dlm Vial 50 mg/10 ml aquades steril→
dextrose 5%→ kadar 0,1 mg/ml
2. Golongan Azoles
Mekanisme kerja dengan cara menghambat sintesis ergosterol jamur yang mengakibatkan timbulnya efek pada membran sel jamur. Obat golongan azol seperti klotrimazol, ketokonazol, ekonazol, oksikonazol, sulkonazol dan mikonazol mempunyai kemampuan mengganggu kerja enzim sitokrom P450 lanosterol 14-demethylase yang berfungsi sebagai katalisator untuk mengubah lanosterol menjadi ergosterol.
A. Ketokonazol (Formyco, Mycoral tab 200 mg)Indikasi :- Kandidiasis mukokutan yang tidak responsif dengan nistatin atau obat lain - Mikosis sistemik, infeksi dermatofit pada kulit dan kuku tangan (tdk pada kuku kaki), mikosis saluran cerna-kandidiasis selaput lendir, , kandidiasis vaginal,
B. Mikonazol (Daktarin, Mexoderm)Indikasi :-Terapi topikal tinea pedis, kandidiasis kulit
3. Golongan Allylamines
Golongan alilamin yaitu naftifin, terbinafin, dan golongan benzilamin yaitu butenafin bekerja dengan cara menekan biosintesis ergosterol pada awal tahap proses metabolisme dan enzim sitokrom P450 akan menghambat aktifitas squalene eposidase. Dengan berkurangnya ergosteerol akan menyababkan penumpukan squalene pada sel jamur dan akan mengakibatkan kematian pada sel jamur
A. Naftifin Indikasi : pengobatan dermatofitosis dan Candida spesies.Sediaan : Krim naftifin hydrocloride 1 %
B. Terbinafin Indikasi : pengobatan dermatofitosis, pitriasis versikolor dan kandidiasis kutaneus.Sediaan : krim terbinafin 1%
C. Butenafin Indikasi : pengobatan tinea korporis, tinea kruris, tinea pedis\
4. Golongan EchinocandinsBekerja dengan menghambat sistesa glukan dalam dinding sel. contoh obat
jamur golongan echinocandins adalah caspofugin.Caspofungin
Mekanisme kerjanya yaitu dengan cara menghambat sintesis β-(1,3)-D-glucan yang merupakan komponen dinding sel jamur.
5. Golongan lainMekanisme Kerja : Menghambat mitosis sel jamur pada metafase, berikatan dengan
keratin menyebabkan resistensi terhadap invasi jamur. Kulit yang sakit akan memiliki
afinitas yang tinggi terhadap obat. Obat ini akan dihimpun dalam sel pembentuk
keratin lalu muncul bersama sel yang baru, berdifensiasi, terikat kuat dengan keratin
sehingga sel baru ini resisten terhadap serangan jamur. Keratin yang mengandung
jamur akan terkelupas dan diganti oleh sel yang normal. Antibiotik ini ditemukan pd
kulit 4-8 jam setelah pemberian PO
Griseofulvin
Indikasi : Infeksi kulit, kulit kepala rambut dan kuku bila terapi topikal gagal.
Kandidiasis dan tinea versikolor tidak dapat diobati dengan griseofulvin
DAFTAR PUSTAKA
American Medical Association. Drug Evaluation Annual 1995. p. 1644-56 Arky R, Davidson
CS. Physicians’s Desk Refference. 51 ed. Montvale: Medical Economics Company; 1997.
p. 1345-6
Anonim. 2008. Farmakologi Jilid 1. Jakarta : Depkes RI
Lubis, Ramona Dumasari.2008.Pengobatan Dermatomikosis. Sumatera Utara : USU e-
repository