Anti Korupsi (Autosaved).docx

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang jumlah penduduknya termasuk dalam 5 besar penduduk terbesar di dunia (menurut departemen perdagangan US) dengan alam yang luar biasa indahnya. Disamping semua kelebihan tersebut Indonesia memiliki masalah yang sangat pelik dan tak kunjung usai yaitu “ Korupsi dan Narkoba” , Korupsi dan narkoba tak henti – hentinya menggerogoti Indonesia seperti semut yang tak bisa lepas dari tumpukan gula. Korupsi merupakan permasalahan yang sangat pelik di negeri kita, saat ini Indonesia berada pada peringkat 107 dari 175 negara di dunia diukur dari tingkat kebersihan negaranya dari korupsi, melihat peringkat Indonesia menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia masih sangat besar, yang menyebabkan banyak munculnya permasalahan, seperti : Kemiskinan, pembangunan yang tidak kunjung usai, kriminalitas dan masih banyak lainya. Gerakan Anti Korupsi harus terus dilakukan bukan hanya digaungkan tetapi harus dilakukan, generasi muda memiliki peranan yang sangat penting dalam membasmi para koruptor dan seluruh bibit koruptor, pemuda haruslah peka dan kritis terhadap yang terjadi dilingkunganya sehingga orang akan takut untuk melakukan tindak pidana korupsi. Gerakan anti korupsi akan terwujud jika pemerintah juga ikut aktif dalam 1

Transcript of Anti Korupsi (Autosaved).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang jumlah penduduknya termasuk dalam 5

besar penduduk terbesar di dunia (menurut departemen perdagangan US) dengan alam yang

luar biasa indahnya. Disamping semua kelebihan tersebut Indonesia memiliki masalah yang

sangat pelik dan tak kunjung usai yaitu “ Korupsi dan Narkoba” , Korupsi dan narkoba tak

henti – hentinya menggerogoti Indonesia seperti semut yang tak bisa lepas dari tumpukan

gula.

Korupsi merupakan permasalahan yang sangat pelik di negeri kita, saat ini Indonesia

berada pada peringkat 107 dari 175 negara di dunia diukur dari tingkat kebersihan negaranya

dari korupsi, melihat peringkat Indonesia menunjukkan bahwa korupsi di Indonesia masih

sangat besar, yang menyebabkan banyak munculnya permasalahan, seperti : Kemiskinan,

pembangunan yang tidak kunjung usai, kriminalitas dan masih banyak lainya.

Gerakan Anti Korupsi harus terus dilakukan bukan hanya digaungkan tetapi harus

dilakukan, generasi muda memiliki peranan yang sangat penting dalam membasmi para

koruptor dan seluruh bibit koruptor, pemuda haruslah peka dan kritis terhadap yang terjadi

dilingkunganya sehingga orang akan takut untuk melakukan tindak pidana korupsi. Gerakan

anti korupsi akan terwujud jika pemerintah juga ikut aktif dalam menjalankanya mulai

dengan memberikan hukuman yang tegas tanpa grasi kepada setiap orang yang melakukan

korupsi bahkan harusnya diancam hukuman seumur hidup agar tidak ada lgi yang ingin

menjadi koruptor. Korupsi menghambat perkembangan negara kita dan membuat jarak yang

semakin jauh untuk menjadi negara maju.

Narkoba merupakan permasalahan yang juga sangat mengganggu stabilitas sosial

dilingkungan anak muda saat ini, wabah narkoba sudah menjaring semua orang hampir di

setiap lini tapi pemuda merupakan target utama dari penjualan narkoba, sudah sangat banyak

generasi muda Indonesia yang sebenarnya memiliki masa depan cerah, harus mati sia – sia

disebabkan benda haram tersebut. Gerakan anti narkoba merupakan gerakan yang sangat

pantas di lakukan saat ini melihat semakin meningkatnya pengguna narkoba setiap harinya

dan ini sangat membuat penduduk Indonesia resah, layaknya penyakit menular narkoba juga

seperti itu dari satu kelompok ke kelompok lainya, oleh karena dibutuhkan tindakan

1

pencegahan segera sebelum masalah ini menjadi lebih pelik dan angka penggunanya semakin

meningkat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil masalah, yaitu :

“ Mengapa perlu adanya Gerakan Anti Narkoba dan Korupsi”

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan mengapa dibutuhkan

gerakan yang bergerak melawan dan membasmi narkoba dan korupsi.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1. Memberikan pemahaman kepada pembaca tentang korupsi dan narkoba.

2. Memberikan pemahaman dampak dari korupsi dan narkoba.

3. Memberikan pemahaman akan pentingnya gerakan anti korupsi dan narkoba.

2

Bab II

Studi Kepustakaan

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Korupsi

Korupsi dan koruptor berasal dari bahasa latin corruptus, yakni berubah dari kondisi

yang adil, benar dan jujur menjadi kondisi yang sebaliknya (Azhar, 2003:28). Menurut Dr.

Kartini Kartono, korupsi adalah tingkah laku individu yang menggunakan wewenang dan

jabatan guna mengeduk keuntungan, dan merugikan kepentingan umum. Di dalam Kamus

Lengkap Oxford (The Oxford Unabridged Dictionary) korupsi didefinisikan sebagai

penyimpangan atau perusakan integritas dalam pelaksanaan tugas-tugas publik dengan

penyuapan atau balas jasa. Sedangkan pengertian ringkas yang dipergunakan World Bank,

korupsi adalah penyalahgunaan jabatan publik untuk keuntungan pribadi (the abuse of public

office for private gain). Serta pada UU No. 20 Tahun 2001 terdapat pengertian bahwa

korupsi adalah tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri sendiri, orang

lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Ada sembilan tindakan kategori korupsi dalam UU tersebut, yaitu: suap, illegal profit, secret

transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan, kolusi, nepotisme, dan penyalahgunaan

jabatan dan wewenang serta fasilitas negara.

Korupsi terjadi karena adanya penyalahgunaan wewenang dan jabatan yang dimiliki

oleh pejabat atau pegawai untuk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pribadi atau

keluarga, sanak saudara dan teman. Wertheim (dalam Lubis, 1970) menyatakan bahwa

seorang pejabat dikatakan melakukan tindakan korupsi bila ia menerima hadiah dari

seseorang yang bertujuan mempengaruhinya agar ia mengambil keputusan yang

menguntungkan kepentingan si pemberi hadiah. Kadang-kadang orang yang menawarkan

hadiahdalam bentuk balas jasa juga termasuk dalam korupsi.

Ada beberapa penyebab terjadinya korupsi menurut Merican (1971) sebab-sebab

terjadinya tindak pidana korupsi adalah sebagai berikut :

Peninggalan pemerintahan kolonial.

Kemiskinan dan ketidaksamaan.

Gaji yang rendah.

3

Persepsi yang populer.

Pengaturan yang bertele-tele.

Pengetahuan yang tidak cukup dari bidangnya.

Tindak pidana korupsi tidak hanya berdampak ketika baru dilakukan, tetapi korupsi

memiliki dampak jangka panjang, adapaun dampak – dampak dari tindak pidana korupsi,

yaitu :

Pemborosan sumber-sumber, modal yang lari, gangguan terhadap penanaman

modal, terbuangnya keahlian, bantuan yang lenyap.

Ketidakstabilan, revolusi sosial, pengambilan alih kekuasaan oleh militer,

menimbulkan ketimpangan sosial budaya.

Pengurangan kemampuan aparatur pemerintah, pengurangan kapasitas

administrasi, hilangnya kewibawaan administrasi.

Selanjutnya Mc Mullan (1961) menyatakan bahwa akibat korupsi adalah

ketidakefisienan, ketidakadilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah, memboroskan

sumber-sumber negara, tidak mendorong perusahaan untuk berusaha terutama perusahaan

asing, ketidakstabilan politik, pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak

represif.

Jenis korupsi yang lebih operasional juga diklasifikasikan oleh tokoh reformasi, M.

Amien Rais yang menyatakan sedikitnya ada empat jenis korupsi, yaitu (Anwar, 2006:18):

Korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang dilakukan pengusaha

kepada penguasa.

Korupsi manipulatif, seperti permintaan seseorang yang memiliki kepentingan

ekonomi kepada eksekutif atau legislatif untuk membuat peraturan atau UU

yang menguntungkan bagi usaha ekonominya.

Korupsi nepotistik, yaitu terjadinya korupsi karena ada ikatan kekeluargaan,

pertemanan, dan sebagainya.

Korupsi subversif, yakni mereka yang merampok kekayaan negara secara

sewenang-wenang untuk dialihkan ke pihak asing dengan sejumlah

keuntungan pribadi.

2.1.2 Narkoba

4

Pengertian narkoba menurut Kurniawan (2008) adalah zat kimia yang dapat

mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk

ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan

lain sebagainya.

Narkoba dibagi dalam 3 jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya.

Penjelasan mengenai jenis-jenis narkoba adalah sebagai berikut:

1. Narkotika

Pengertian narkotika sendiri juga telah diatur dalam UU No. 22 tahun 1997 yang

menyatakan, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman

baik sintetis maupun semi sintetis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilang rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan

ketergantungan.

Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat

tinggi. Golongan ini digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh :

ganja, heroin, kokain, morfin, dan opium.

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi

bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan

betametadol.

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi

bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.

2. Psikotropika

Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang

memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang

menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan perilaku. Psikotropika digolongkan

lagi menjadi 4 kelompok adalah :

Psikotropika golongan I adalah dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui

manfaatnya untuk pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD,

STP, dan ekstasi.

5

Psikotropika golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna

untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan

metakualon.

Psikotropika golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta

berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan

fleenitrazepam.

Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta

berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon,

dumolid ) dan diazepam.

3. Zat adiktif lainnya

Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat

menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah :

Rokok

Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.

Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang

bila dihirup akan dapat memabukkan (Alifia, 2008).

BNN menyampaikan, bahwa diperkirakan di tahun 2014, jumlah pengguna narkoba akan

menyampai angka 5,1 juta orang. Seperti diketahui penggunaan narkoba telah banyak

menyebabkan over dosis, kehilangan keluarga, kehilangan pekerjaan, kehilangan

produktivitas, , bunuh diri, tindakan kekerasan, menjadi pelupa, terjangkit virus HIV/AIDS

dan tidak sedikit yang berakhir kematian. Sebelum nasi menjadi bubur, sebaiknya Anda

mengetahui jenis-jenis narkoba, efek narkoba, dan ciri-ciri penggunanya

Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Diah Setia Utami mengatakan

zat-zat dalam narkotika tersebut akan meninggalkan jejak yang sulit dihilangkan di dalam

otak. “Kalau rehabilitasinya tidak dijalankan dengan tuntas atau karena pengaruh lingkungan,

orang yang dikiranya sudah pulih bisa kembali lagi menggunakan narkotika. Sensasi

kenikmatannya itu sulit dihilangkan di memori otak kita. Sedikit trigger saja bisa membuat

dia kembali jadi pemakai”

Dijelaskan Diah, ada dua ciri pengguna narkotika yang dikategorikan sebagai pecandu.

6

Pertama, dosis obat-obatan yang digunakannya terus meningkat. Dosis yang sedikit

sudah tidak mempan lagi. Dia akan menambah terus dosisnya setiap hari, bahkan

dengan jenis narkotika yang lebih tinggi.

Ciri kedua, timbulnya gejala sakau apabila dihentikan, contohnya pada pengguna

heroin. Kalau sudah kecanduan heroin, untuk berhentinya memang sangat susah. Dia

akan merasa kesakitan sampai teriak-teriak minta obat. Tidak hanya heroin,

penggunaan narkotika jenis ampetamin tipe stimulan atau ATS juga bisa bikin

kecanduan, walaupun tingkat keparahannya lebih rendah.

Narkoba sendiri memiliki dampak terhadap penggunanya, disini ada dua dampak dari

penggunaan narkoba, yaitu:

Dampak Langsung Narkoba Bagi Jasmani / Tubuh Manusia

Gangguan pada jantung

Gangguan pada hemoprosik

Gangguan pada traktur urinarius

Gangguan pada otak

Gangguan pada tulang

Gangguan pada pembuluh darah

Gangguan pada endorin

Gangguan pada kulit

Gangguan pada sistem syaraf

Gangguan pada paru-paru

Gangguan pada sistem pencernaan

Dapat terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HIV AIDS, Hepatitis, Herpes,

TBC, dll.

Dampak Langsung Narkoba Bagi Kejiwaan / Mental Manusia

Menyebabkan depresi mental.

Menyebabkan gangguan jiwa berat / psikotik.

Menyebabkan bunuh diri

Menyebabkan melakukan tindak kejehatan, kekerasan dan pengrusakan.

Efek depresi bisa ditimbulkan akibat kecaman keluarga, teman dan masyarakat atau

kegagalan dalam mencoba berhenti memakai narkoba. Namun orang normal yang depresi

7

dapat menjadi pemakai narkoba karena mereka berpikir bahwa narkoba dapat mengatasi dan

melupakan masalah dirinya, akan tetapi semua itu tidak benar.

2.1.3 Gerakan Anti Korupsi dan Anti Narkoba

Gerakan Anti Korupsi dan Anti Narkoba merupakan aksi yang timbul dari respon

masyarakat terhadap permasalahan yang ada di Indonesia. Gerakan ini bertujuan utama untuk

menghilangkan dan membasmi habis para koruptor dan pengedar narkoba yang ada di

Indonesia, serta memberikan rehabilitasi kepada pecandu yang sudah lama terjerat narkoba.

Gerakan Anti Korupsi merupakan gerakan yang pro aktif mendukung pemerintah

dalam memerangi kejahatan korupsi, gerakan ini tidak hanya timbul dari kalangan anak

muda, tetapi gerakan ini ada disetiap lini masyarakat. Semua orang bertanggung jawab

terhadap aset serta semua barang berharga yang memiliki kemungkinan untuk dikorupsi,

sehingga tidak ada yang berani melakukan kejahatan tersebut. Seluruh masyarakat baik

pemuda maupun orang tua haruslah kritis terhadap pejabat yang ada di sekitar kita, terus

awasi karena tidak cukup jika hanya KPK dan POLRI yang hanya berjuang dalam

menghentikan kejahatan ini.

Gerakan Anti Narkoba merupakan hal wajib yang harus dilakukan melihat angka

pecandu dan pengedar terus meningkat baik dalam negeri maupun luar negeri. Narkoba

memiliki dampak yang sangat besar di masa depan, karena jika terus dibiarkan seluruh

generasi bangsa akan terpengaruh dan memberikan dampak yang sangat mengerikan, pada

kegiatan ini tidak hanya sebatas usaha untuk menghentikan peredaran, tetapi juga aktif dalam

mengarahkan para pecandu yang merupakan korban dari lingkungan yang bebas ini untuk

mengikuti rehabilitasi sehingga bisa kembali ke kondisi normal seperti sebelumnya.

Oleh karena banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh korupsi dan narkoba,

gerakan ini harus terus digalakkan, karena permasalahan ini bukan hanya permasalahan

sekelompok orang atau pribadi tapi permasalahan ini merupakan permasalahan seluruh

masyarakat Indonesia untuk itu setiap orang harus mau berperan aktif dalam mendukung

gerakan ini sehingga indonesia bersih korupsi dan narkoba menuju Indonesia yang lebih baik.

BAB III

METODE PENELITIAN

8

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Bogdan dan

Taylor (1975) dalam Moleong (2002:3) menyatakan bahwa metodologi kualitatif adalah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode penelitian kualitatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna generalisasi. Dengan

kata lain, penelitian kualitatif merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.

Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variable mandiri yaitu tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan dengan varibel lainya (Sugiyono,2002:6).

Metode kualitatif-deskriptif adalah penelitian yang memberi gambaran secara cermat

mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi

(Koentjaraningrat, 1993:89).

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah Indonesia.Republik Indonesia disingkat RI atau

Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak di garis khatulistiwa dan berada di

antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, iadi disebut juga

sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah

negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun

2006, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.

Indonesia saat ini secara de facto terdiri dari 34 provinsi. Provinsi dibagi menjadi 403

kabupaten dan 98 kota yang dibagi lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadi kelurahan,

desa, gampong, kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Tiap

provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten memiliki DPRD

Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota dan walikota; semuanya

dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan Pilkada.

9

Indonesia yang terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, serta Samudera

Hindia dan Samudera Pasifik merupakan posisi yang sangat strategis dan penting dalam

kaitannya dengan perekonomian. Indonesia berada pada persimpangan lalu lintas dunia.

Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan masa depan dari

suatu negara dalam melakukan hubungan internasional.

3.3 Jenis Data Yang Digunakan

Ditinjau dari sumbernya, data terbagi kedalam data primer dan data sekunder.

Pengertian data primer menurut Umi Narimawati,SE.,M.Si (2008;98) dalam bukunya

“Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Teori dan Aplikasi” bahwa: “Data primer

ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk

terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau

dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang

yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data”. Sedangkan data

sekunder menurut Sugiyono (2009;137) yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud

selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat.

Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta

situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

BAB IV

10

HASIL PEMBAHASAN

4.1 Tersangka Narkoba Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan

Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat jumlah tersangka pengguna narkoba di Indonesia

tahun 2008 – 2014 pada siswa SD, SMP,SMA dan mahasiswa Perguruan Tinggi. Pada Tahun

2008 jumlah pengguna narkoba adalah 44.711 orang, angka ini berubah pada tahun 2012

menjadi 32.743 dengan pembagian siswa SD 4.624 orang, siswa SMP 8.806 orang, siswa

SMA 18.314 orang, dan mahasiswa perguruan tinggi 999 orang. Dengan persentase total dari

tahun 2008 – 2014 siswa SD 12.30%, siswa SMP 24.84%, siswa SMA 60.13% dan

Mahasiswa 2.72%. Persentase tersangka narkoba terbesar adalah lulusan SMA yaitu sebesar

60,13 persen.

4.2 Prevalensi Pengguna Narkoba di Indonesia

11

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional, prevalensi pengguna

narkoba di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan penggunaan narkoba dari

tahun 2004 sampai 2009 sebesar 1 persen. Peningkatan tersebut terus meningkat tiap 1

persen sampai tahun 2015.

4.3 Data Kasus Tindak Pidana Narkoba

12

Berdasarkan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskim Polri dan BNN, Maret 2012

bahwa tindak pidana terbanyak dikarenakan Narkoba. Persentase kasus tindak pidana

narkoba dari tahun 2009 hingga tahun 2011 terus meningkat.

4.4 Indeks Partai Korupsi

13

Dilihat dari Indeks Partai Korupsi periode 2002 sampai 2014, Indeks Korupsi PDIP terbesar

yaitu sebesar 7,7 persen dengan jumlah koruptor 113 orang sedangkan Indeks partai korupsi

terendah adalah PKS.

4.5 Tabel Indeks Persepsi Korupsi

14

Berdasarkan Tabel Indeks Persepsi Korupsi, Pada tahun 2014 Negara Kamboja

berada di tingkat 156, Indonesia berada di peringkat 107 di dunia pada tahun 2014 ini

menunjukkan betapa korupnya Indonesia, dan untuk di kawasan Asia Tenggara singapura

merupakan negara terbersih dari korupsi.

4.6 IPK Indonesia di ASEAN

15

Dari grafik diatas bisa dilihat bahwa Indonesia berada di peringkat ke-3 negara

terkorup di kawasan Asia Tenggara dengan skor IPK 2.3, diatas myanmar dan kamboja.

Singapura menduduki peringkat terakhir negara terkorup di ASEAN, menunjukkan bahwa

Singapura merupakan negara terbersih yang ada di ASEN pada tahun 2009.

BAB V

16

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengguna narkoba ada dari berbagai tingkat dari siswa SD sampai mahasiswa

perguruan tinggi, sehingga mengganggu proses pendidikan. Hal ini menyebabkan

kualitas SDM Indonesia menurun dan meningkatkan angka kriminalitas.

2. Indonesia berada di peringkat 107 negara terbersih di dunia, jauh tertinggal dari

singapura yang menduduki peringkat 7 negara terbersih di dunia.

5.2 Saran

1. Gerakan Anti Korupsi harus terus dilakukan, gerakan ini harus di lakukan oleh

seluruh aspek masyarakat, pemerintah dan seluruh pejabatnya harus terus diawasi dan

jangan takut untuk menegur serta melaporkan ketika terdapat tindak pidana korupsi

yang dilakukan.

2. Gerakan Anti Narkoba harus terus dilestarikan khhususnya dikalangan pemuda

dengan menggunakan komunitas – komunitas, membuat kegiatan positif sambil

mengkampanyekan bahayanya narkoba.

3. Menjaga Indonesia agar bersih dari narkoba dan korupsi bukan hanya tugas pihak

berwenang atau pemerintah, tetapi merupakan tugas dari seluruh rakyat Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

17

Azhar, Muhammad, 2003, Pendidikan Antikorupsi, Yogyakarta: LP3 UMY, Partnership, Koalisis Antarumat Beragama untuk Antikorupsi.

Kasim,M.2009.”Makalah Masalah Pendidikan di Indonesia” diunduh dari (http:

//meilanikism.wordpress.com/2009/03/08/makalah-masalah-pendidikan-di-Indonesia/)20

September 2013

Koentjaraningrat.1993.”Metode-Metode Penelitian Masyarakat”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

http://www.bnn.go.id/10 april

http://www.kompasiana.com/10 april

18