Anthropometric Measurements

33
MATA KULIAH ERGONOMIKA TUGAS ERGONOMIKA TENTANG PENGUKURAN DENGAN METODE ANTROPOMETRI OLEH: WAHYU ADI PUTRA 05081006010 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN Page | 1

description

Anthropometric Measuremets

Transcript of Anthropometric Measurements

Page 1: Anthropometric Measurements

TUGAS ERGONOMIKA

TENTANG PENGUKURAN DENGAN METODE ANTROPOMETRI

OLEH:

WAHYU ADI PUTRA

05081006010

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

Page | 1

Page 2: Anthropometric Measurements

PENGUKURAN DENGAN METODE ANTROPOMETRI

I. Pengertian Anthropometri

Dilihat dari sisi rekayasa, informasi hasil penelitian ergonomi dapat

dikelompokan ke dalam lima bidang penelitian yaitu :

Anthropometri

Biomekanika

Fisiologi

Pengindraan

Lingkungan Fisik Kerja

Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran

dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai

pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun

sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil

diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal :

Perancangan areal kerja

Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (

tools) dan sebagainya.

Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian , kursi,

meja, komputer dan lain-lain.

Perancangan lingkungan kerja fisik.

Antropometri dibagi dalam dua bagian yaitu :

1. Antropometri statis, dimana pengukuran dilakukan pada saat tubuh dalam

keadaan diam/posisi diam/ tidak bergerak.

2. Antropometri dinamis, dimana dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi

tubuh yang sedang bergerak.

Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus) dan

dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif , maka

pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu.

Page | 2

Page 3: Anthropometric Measurements

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya :

1. Umur

Seperti diketahui bersama bahwa manusia tumbuh sejak lahir hingga kira-

kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Pada saat

tersebut ukuran tubuh manusia tetap dan cenderung untuk menyusut

setelah kurang lebih berumur 60 tahun.

2. Jenis Kelamin

Jenis kelamin manusia yang bebeda akan mengakibatkan dimensi anggota

tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan fungsi yang

berbeda.

3. Suku bangsa

Suku bangsa juga memberikan ciri khas mengenai dimensi tubuhnya.

Ekstrimnya orang Eropa merupakan etnis kaukasoid berbeda dengan orang

Indonesia yang merupakan Etnis Mongoloid. Kecenderungan dimensi

tubuh manusia yang termasuk Etnis Kaukasoid lebih panjang bila

dibandingkan dengan dimensi tubuh manusia yang termasuk etnis

Mongoloid.

4. Jenis pekerjaan atau latihan

Suatu sifat dasar otot manusia, dimana bila otot tersebut sering

dipekerjakan akan mengakibatkan otot tersebut bertambah lebuh besar.

Misalnya : dimensi seorang buruh pabrik. Dimensi seorang binaragawan

dan sebagainya.

Untuk mengukur antropometri dinamis , terdapat tiga kelas pengukuran, yaitu (1)

Pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti kedaaan

mekanis dari suatu aktifitas, contohnya mempelajari performasi seseorang, (2)

Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan (3) Pengukuran

variabilitas kerja.

Page | 3

Page 4: Anthropometric Measurements

II. Perancangan Produk / alat

Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis,

menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non

fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan

informasi yang ada.

Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian

langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik. Merris

Asimov menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan

maksud tertentu menuju kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia,

terutama yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita. Dari definisi

tersebut terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan yaitu : 1 )

aktifitas dengan maksud tertentu, 2) sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia

dan 3) berdasarkan pada pertimbangan teknologi,

Dalam membuat suatu perancangan produk atau alat, perlu mengetahui

karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan

adalah sebagai berikut :

1. Berorientasi pada tujuan

2. Variform

Suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin terbatas,

tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang diambil.

3. Pembatas

Dimana pembatas ini membatasi jumlah solusi pemecahan diantaranya :

Hukum alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia dan seterusnya.

Ekonomis ; pembiayaan atau ongkos dalam meralisir rancangan

yang telah dibuat

Perimbangan manusia ; sifat, keterbatasan dan kemampuan

manusia dalam merancang dan memakainya.

Faktor-faktor legalisasi; mulai dari model, bentuk sampai hak

cipta.

Fasilitas produksi: sarana dan prasarana yang dibtuhkan untuk

menciptakan rancangan yang telah dibuat.

Page | 4

Page 5: Anthropometric Measurements

Evolutif; berkembang terus/ mampu mengikuti perkembangan

jaman.

Perbandingan nilai: membandingkan dengan tatanan nilai yang

telah ada.

Sedangkan karakteristik perancang merupakan karakteristik yang harus

dipunyai oleh seorang perancang antara lain:

1. Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan masalah.

2. Memiliki Imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan

timbul.

3. Berdaya cipta.

4. Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan.

5. Mempunyai keahlian dalam bidang Matematika, Fisika atau Kimia

tergantung dari jenis rancangan yang dibuat.

6. Dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur

yang benar.

7. Mempunyai sifat yang terbuka (open minded) terhadap kritik dan saran

dari orang lain.

Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan

dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea,

Decision dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan

mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang

harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang

akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan

suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga

perancang akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang terbaik. Dan

pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (Action). Perancangan suatu

peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya bertujuan

untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja dan

meminimasi potensi kecelakaan kerja.

Page | 5

Page 6: Anthropometric Measurements

Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space design dengan

memperhatikan faktor antropometri secara umum adalah ( Roebuck, 1995 : Modul

Praktikum Ergonomika Bab Antropometri Hal.21):

1. Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannnya (establish

requirement).

2. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai.

3. Pemilihan sampel yang akan diambil datanya.

4. Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil).

5. Penentuan sumber data ( dimensi tubuh yang akan diambil) dan oemilihan

persentil yang akan dipakai.

6. Penyiapan alat ukur yang akan dipakai.

7. Pengambilan data.

8. Pengolahan data

9. Visualisasi rancangan.

Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan

kenyamanan bagi si pemakai. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

membuat suatu rancangan selain faktor manusia antara lain :

1. Analisa Teknik

Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan

seterusnya.

2. Analisa Ekonomi

Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat

yang akan diperoleh.

3. Analisa Legalisasi

Berhubungan dengan segi hukum atau tatanan hokum yang berlaku dan

dari hak cipta.

4. Analisa Pemasaran

Berhubungan dengan jalur distribusi produk / hasil rancangan sehingga

dapat sampai kepada konsumen.

5. Analisa Nilai

Page | 6

Page 7: Anthropometric Measurements

III. Pengukuran Antropometri

Pengukuran berat badan, tinggi badan/panjang badan dimaksudkan untuk

mendapatkan data status gizi penduduk.

1. Pengukuran Berat Badan

a. Sasaran:

Semua anggota rumah tangga

b. Alat:

Timbangan berat badan digital merek AND dengan kapasitas 150 kg dan

ketelitian 50 gram; menggunakan baterai ukuran 3A sebanyak 2 buah.

Timbangan berat badan digital sangat sederhana penggunaannya, namun

diperlukan pelatihan petugas agar mengerti dan dapat menggunakannya secara

sempurna. Pedoman penggunaan timbangan berat badan ini harus dipelajari

dengan benar untuk hasil yang optimal.

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan timbangan digital

merek AND:

1. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus

plastiknya

2. Pasang baterai pada bagian bawah alat timbang (perhatikan posisi

baterai)

3. Pasang 4 (empat) kaki timbangan pada bagian bawah alat timbang

(kaki timbangan harus dipasang dan tidak boleh hilang)

4. Letakan alat timbang pada lantai yang datar

5. Responden yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket

serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.

c. Prosedur Menimbang Responden Dewasa atau Anak yang Sudah Bisa

Berdiri:

1. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan tombol sebelah kanan

(warna biru). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu sampai

muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri kaca

display, berarti timbangan siap digunakan.

Page | 7

Page 8: Anthropometric Measurements

2. Responden diminta naik ke alat timbang dengan posisi kaki tepat di

tengah alat timbang tetapi tidak menutupi jendela baca .

3. Perhatikan posisi kaki responden tepat di tengah alat timbang, sikap

tenang (jangan bergerak-gerak) dan kepala tidak menunduk

(memandang lurus kedepan)

4. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai

angka tidak berubah (statis)

5. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan O

diujung kiri atas kaca display) dan isikan pada kolom: Berat Badan

pada kuesioner. Angka hasil penimbangan dibulatkan menjadi satu

digit misal 0,51 - 0,54 dibulatkan menjadi 0,5 dan 0,55 - 0,59

dibulatkan menjadi 0,6

6. Minta Responden turun dari alat timbang

7. Alat timbang akan OFF secara otomatis.

8. Untuk menimbang responden berikutnya, ulangi prosedur 1 s/d 7.

Demikian pula untuk responden berikutnya.

Page | 8

Page 9: Anthropometric Measurements

d. Prosedur Penimbangan Anak Umur Dibawah 2 Tahun yang Belum

Bisa Berdiri

Mintalah kepada ibu untuk membuka topi/tutup kepala, jaket, sepatu,

kaos kakiatau asesoris yang digunakan anak maupun ibu.

Siapkan buku catatan untuk mencatat hasil penimbangan ibu dan

penimbangan ibu dan anak sebelum dipindahkan ke formulir.

Prosedur:

1. Aktifkan alat timbang dengan cara menekan tombol sebelah kanan

(warna biru). Mula-mula akan muncul angka 8,88, dan tunggu

sampai muncul angka 0,00. Bila muncul bulatan (O) pada ujung kiri

kaca display, berarti timbangan siap digunakan.

2. Timbang ibu dari anak yang akan ditimbang dengan meminta ibu

naik ke alat timbang.

3. Perhatikan posisi kaki ibu tepat di tengah alat timbang, sikap tenang

(jangan bergerak-gerak) dan kepala tidak menunduk (pandangan

lurus kedepan).

4. Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai

angka tidak berubah (statis).

5. Catat angka yang terakhir (ditandai dengan munculnya tanda bulatan

O diujung kiri atas kaca display.

6. Minta Responden turun dari alat timbang dan tunggu sampai alat

timbang OFF secara otomatis.

7. Aktifkan kembali alat timbang dengan cara menekan tombol sebelah

kanan (warna biru), dan tunggu sampau muncul angka 0,00.

8. Timbang ibu dan anak (digendong) bersama-sama.

9. Catat angka yang terakhir.

10. Berat badan anak adalah selisih antara (berat badan ibu dan anak)

dengan berat badan ibu. Pembulatan berat badan anak dilakukan

setelah pengurangan (berat badan ibu dan anak) dengan berat badan

ibu. Isikan pada kolom: Berat Badan pada kuesioner.

Page | 9

Page 10: Anthropometric Measurements

Keterangan :

1. Setelah selesai menimbang, simpan kembali alat timbang kedalam kantong

plastik dan kardusnya.

2. Timbangan disimpan dalam tas perlengkapan lapangan, dan jaga jangan

sampai jatuh atau terbentur. Batu baterai harus diganti setiap pindah blok

sensus.

3. Kaki timbangan jangan sampai hilang.

4. Hasil pengukuran diisikan pada kuesioner.

Keuntungan penggunaan timbangan berat badan digital merek AND:

1. Dapat mengukur berat badan dengan mudah, cepat dan akurat, sebab

ketelitian timbangan ini 50 gram.

2. Mengurangi risiko penularan infeksi kulit dan cedera pada balita.

3. Mengurangi rasa takut pada anak-anak yang tidak senang dengan

timbangan gantung.

Keterbatasan:

1. Kurang dapat digunakan pada tempat dengan pencahayaan kurang.

2. Penyimpanan harus dengan benar dengan menggunakan karton fiksasi

untuk menjaga agar tidak terguncang. Oleh sebab itu harus disimpan dan

diperlakukan dengan hati-hati.

3. Memerlukan tempat dengan permukaan lantai harus datar dan rata.

Page | 10

Page 11: Anthropometric Measurements

2. Pengukuran Tinggi Badan untuk Orang Dewasa dan Anak yang Sudah

Bisa Berdiri

Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data

tinggi badan semua kelompok umur, agar dapat diketahui status gizi penduduk.

a. Sasaran :

Responden dewasa atau anak yang sudah bisa berdiri

b. Alat :

Pengukur tinggi badan : microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan

ketelitian 0,1 cm.

c. Cara Memasang Microtoise :

1. Gantungkan bandul benang untuk membantu memasang microtoise di

dinding agar tegak lurus.

2. Letakan alat pengukur di lantai yang datar tidak jauh dari bandul tersebut

dan menempel pada dinding. Dinding jangan ada lekukan atau tonjolan

(rata). Tarik papan penggeser tegak lurus keatas, sejajar dengan benang

berbandul yang tergantung dan tarik sampai angka pada jendela baca

menunjukkan angka 0 (nol). Kemudian dipaku atau direkat dengan

lakban pada bagian atas microtoise.

3. Untuk menghindari terjadi perubahan posisi pita, beri lagi perekat pada

posisi sekitar 10 cm dari bagian atas microtoise.

Page | 11

Page 12: Anthropometric Measurements

d. Prosedur Pengukuran Tinggi Badan

1. Minta responden melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup

kepala).

2. Pastikan alat geser berada diposisi atas.

3. Reponden diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser.

4. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit

menempel pada dinding tempat microtoise di pasang.

5. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.

6. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala responden.

Pastikan alat geser berada tepat di tengah kepala responden. Dalam

keadaan ini bagian belakang alat geser harus tetap menempel pada

dinding.

7. Baca angka tinggi badan pada jendela baca ke arah angka yang lebih

besar (ke bawah) Pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala)

pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.

8. Apabila pengukur lebih rendah dari yang diukur, pengukur harus berdiri

di atas bangku agar hasil pembacaannya benar.

9. Pencatatan dilakukan dengan ketelitian sampai satu angka dibelakang

koma (0,1 cm). Contoh 157,3 cm; 160,0 cm; 163,9 cm. Isikan ke dalam

kuesioner.

Page | 12

Page 13: Anthropometric Measurements

Keterangan :

1. Keterbatasan microtoise adalah memerlukan tempat dengan permukaan

lantai dan dinding yang rata, serta tegak lurus tanpa tonjolan atau

lengkungan di dinding.

2. Bila tidak ditemukan dinding yang rata dan tegak lurus setinggi 2

meter, cari tiang rumah atau papan yang dapat digunakan untuk

menempelkan microtoise.

Page | 13

Page 14: Anthropometric Measurements

Gambar Pengukuran Tinggi Dewasa atau Anak yang Bisa Berdiri

3.

Page | 14

Page 15: Anthropometric Measurements

3. Pengukuran Panjang Badan untuk Anak yang Belum Bisa Berdiri

Pengukuran panjang badan dimaksudkan untuk mendapatkan data panjang

badan anak yang belum bisa berdiri agar dapat diketahui status gizi anak.

1. Letakan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata .Bila

tidak ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya,

lantai).

2. Letakkan alat ukur dengan posisi panel kepala di sebelah kiri dan panel

penggeser di sebelah kanan pengukur. Panel kepala adalah bagian yang

tidak bisa digeser.

3. Tarik geser bagian panel yang dapat digeser sampai diperkirakan cukup

panjang untuk menaruh bayi/anak.

4. Baringkan bayi/anak dengan posisi terlentang, diantara kedua siku, dan

kepala bayi/anak menempel pada bagian panel yang tidak dapat digeser.

5. Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi/anak sampai lurus dan

menempel pada meja/tempat menaruh alat ukur. Tekan telapak kaki

bayi/anak sampai membentuk siku, kemudian geser bagian panel yang

dapat digeser sampai persis menempel pada telapak kaki bayi/anak.

6. Bacalah panjang badan bayi/anak pada skala kearah angka yang lebih

besar. Misalkan: 67,5 cm. Isikan ke Kuesioner.

7. Setelah pengukuran selesai, kemudian bayi/anak diangkat.

Page | 15

Page 16: Anthropometric Measurements

Gambar Pengukuran Tinggi Anak yang Belum Bisa Berdiri

Page | 16

Page 17: Anthropometric Measurements

Keterangan:

1. Alat pengukur panjang badan bayi aluminium ini mempunyai kelemahan

pada panel penggeser maupun panel untuk menempel di kepala, sebab

tidak statis (mudah digerak-gerakan ke kiri dan ke kanan). Oleh sebab itu

pengukur harus berhati-hati dalam mengukur, pembacaan dilakukan ketika

posisi kedua papan tersebut tegak lurus. Caranya adalah minta bantuan

petugas pengunpul data lain atau ibu anak/bayi untuk memegang papan

bagian kepala, dan pengukur memegang papan bagian kepala.

2. Batas pengukuran maksimal adalah 100 cm. Apabila ditemukan panjang

anak lebih. Dari 100 cm, dapat digunakan meteran kain dengan

menempelkan meteran pada papan. Bila panjang badan anak kurang dari

batas minimal alat ukur, dapat digunakan penggaris atau alat tambahan

sampai ke batas minimal, kemudian diukur selisihnya untuk mendapatkan

hasil panjang badan anak yang sebenarnya.

3. Sebaiknya pengukuran dilakukan dengan meminta bantuan petugas

pengumpul data lainnya, atau ibu anak untuk memegang kepala anak agar

tepat menempel pada siku alat dan tetap menghadap keatas. Sementara

petugas pengukur meluruskan kaki dan telapak kaki bayi/anak, sekaligus

membaca hasil ukur. Khusus untuk balita, isi sesuai cara pengukuran

tinggi atau panjang badan: 1. Berdiri ; 2. Telentang (cukup jelas) balita.

Page | 17

Page 18: Anthropometric Measurements

4. Pengukuran Lingkar

Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

obesitas abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap

kejadian penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.

a. Alat yang dibutuhkan:

1. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan

tirai pembatas.

2. Pita pengukur

3. Spidol atau pulpen

b. Cara Pengukuran Lingkar Perut:

Jelaskan pada responden tujuan

pengukuran lingkar perut dan tindakan apa

saja yang akan dilakukan dalam

pengukuran.

Untuk pengukuran ini responden diminta

dengan cara yang santun untuk membuka

pakaian bagian atas atau menyingkapkan

pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk

terakhir responden untuk menetapkan titik

pengukuran.

Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk

paling bawah.

Page | 18

Page 19: Anthropometric Measurements

Tetapkan titik ujung lengkung tulang

pangkal paha/panggul.

Tetapkan titik tengah di antara di antara

titik tulang rusuk terakhir titik ujung

lengkung tulang pangkal paha/panggul dan

tandai titik tengah tersebut dengan alat

tulis.

Minta responden untuk berdiri tegak dan

bernafas dengan normal (ekspirasi normal).

Lakukan pengukuran lingkar perut

dimulai/diambil dari titik tengah kemudian

secara sejajar horizontal melingkari

pinggang dan perut kembali menuju titik

Page | 19

Page 20: Anthropometric Measurements

tengah diawal pengukuran.

Apabila responden mempunyai perut yang

gendut ke bawah, pengukuran mengambil

bagian yang paling buncit lalu berakhir

pada titik tengah tersebut lagi.

Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur

lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.

Hal yang perlu diperhatikan:

1. Pengukuran lingkar perut yang benar dilakukan dengan menempelkan pita

pengukur diatas kulit langsung. Pengukuran di atas pakaian sangat tidak

dibenarkan.

2. Apabila responden tidak bersedia membuka/menyingkap pakaian bagian

atasnya, pengukuran dengan menggunakan pakaian yang sangat tipis (kain

nilon, silk dll) diperbolehkan dan beri catatan pada kuesioner.

3. Apabila responden tetap menolak untuk diukur, pengukuran lingkar perut

tidak boleh dipaksakan dan beri cacatan pada kuesioner.

5. Pengukuran Lingkar Lengan (LiLA)

Page | 20

Page 21: Anthropometric Measurements

Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) dimaksudkan untuk mengetahui

prevalensi wanita usia subur umur 15–45 tahun dan ibu hamil yang menderita

kurang energi kronis (KEK).

a. Sasaran

Wanita Usia Subur umur 15–45 tahun dan ibu hamil.

b. Alat

Pita LiLA sepanjang 33 cm dengan ketelitian 0,1 cm atau meteran kain.

c. Persiapan

1. Pastikan pita LiLA tidak kusut, tidak terlipat-lipat atau tidak sobek

2. Jika lengan responden > 33cm, gunakan meteran kain

3. Responden diminta berdiri dengan tegak tetapi rileks, tidak memegang

apapun serta otot lengan tidak tegang

4. Baju pada lengan kiri disingsingkan keatas sampai pangkal bahu terlihat

atau lengan bagian atas tidak tertutup.

d. Pengukuran

Sebelum pengukuran, dengan sopan minta izin kepada responden bahwa

petugas akan menyingsingkan baju lengan kiri responden sampai pangkal

bahu. Bila responden keberatan, minta izin pengukuran dilakukan di dalam

ruangan yang tertutup.

1. Tentukan posisi pangkal bahu.

2. Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak

tangan ke arah perut.

3. Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku dengan

menggunakan pita LiLA atau meteran (Lihat Gambar), dan beri tanda

dengan pulpen/spidol (sebelumnya dengan sopan minta izin kepada

responden). Bila menggunakan pita LiLA perhatikan titik nolnya.

Page | 21

Page 22: Anthropometric Measurements

4. Lingkarkan pita LiLA sesuai tanda pulpen di sekeliling lengan responden

sesuai tanda (di pertengahan antara pangkal bahu dan siku).

5. Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA.

6. Pita ditarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar.

7. Baca angka yang ditunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kearah

angka yang lebih besar).

8. Tuliskan angka pembacaan pada kuesioner.

Keterangan:

Jika lengan kiri lumpuh, yang diukur adalah lengan kanan (beri keterangan

pada kolom catatan pengumpul data).

1. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat.

2. Simpan pita LiLA dengan baik, jangan sampai berlipat-lipat atau sobek.

Page | 22

Page 23: Anthropometric Measurements

Gambar Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

Page | 23

Page 24: Anthropometric Measurements

REFERENSI

Modul Praktikum Ergonomika (diunduh pada tanggal 14 September 2010 dari http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Download/files/2418/MASTER+MODUL+APK.doc)

Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. 2007. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Cogill, Bruce. 2001. Anthropometric Indicators Measurement Guide. Food and Nutrition Technical Assistance Project. USAID.

Page | 24