Antep Bleeding
-
Upload
alifia-shop -
Category
Documents
-
view
98 -
download
3
Transcript of Antep Bleeding
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan pada kehamilan harus selalu di tanggapi sebagai suatu kedaruratan obstetri yang
berbahaya. Karena perdarahan pada kehamilan salah satu penyebab kematian baik maternal
ataupun janin hasil konsepsi.
Perdarahan dapat terjadi pada masa awal kehamilan, sebelum persalinan, dan pasca
persalinan. Pada masa awal kehamilan antara lain di sebabkan oleh aborsi, kehamilan ektopik
yang terganggu, dan adanya mola. Sedangkan pada perdarahan pasca persalinan perdarahan
diakibatkan terutama oleh kelainan placenta. Sedangkan pada perdarahan yang terjadi usai
persalinan diakibatkan oleh retensio placenta, rupture uteri, atonia uteri, dan koagulopati.
Dalam refrat ini akan diuraikan sedikit mengenai perdarahan yang terjadi pada usia-usia
akhir kehamilan atau lazim disebut sebagai ante partum bleeding.
Dalam bab berikutnya penulis akan menguraikan beberapa penyebab perdarahan ante partum
plasenta serta bagaimana cara kita untuk melakukan penanganan dan mengurangi resiko
kegawatan yang mungkin ditimbulkan terhadap ibu dan janin.
1
BAB II
PERDARAHAN ANTEPARTUM
Batasan
Perdarahan antepatum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 22 minggu.
Perdarahan umunnya terjadi pada kehamilan trimester tiga atau kehamilan 28 minggu.
Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada perdarahan sebelum 22 minggu.
Klasifikasi
Perdarahan antepartum dapat berasal dari :
a. Kelainan placenta : placenta previa, solusio placenta (abruption placenta), atau
perdarahan ante partum yang belum jelas sumbernya, seperti insersio vilamentosa,
rupture sinus marginalis, placenta sirkumvalata
b. Bukan berasal dari kelainan placenta, biasanya tidak begitu berbahaya, misalnya
kelainan cervix dan vagina ( erosion,polip,varises yang pecah ) dan trauma.
Frekuensi
Angka kejadian ante partum bleeding diperkirakan sebesar 3% dari seluruh persalinan.
2
A. PLASENTA PREVIA
Batasan
Pada keadaan normal letak placenta umumnya pada corpus uteri bagian depan atau bagian
belakang agak kearah fundus uteri. Placenta previa adalah suatu keadaan dimana placenta
berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Klasifikasi
Menurut klasifikasi de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :
1. Placenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba placenta
menutupi seluruh ostium.
2. Placenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
oleh plasenta, dibagi:
a. Plasenta previa lateralis posterior, bila menutupi ostium bagian belakang
b. Placenta previa lateralis anterior, bila menutupi ostium bagian
c. Placenta previa marginalis, bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang di
tutupi placenta.
3
Menurut penulis buku amerika serikat :
1. Placenta previa totalis, seluruh ostium di tutupi placenta
2. Plasenta previa lateralis sebagian ostium ditutupi placenta
3. Placenta letak rendah (low lying placenta), tepi placenta berada 3-4 cm diatas pinggir
pembukaan, pada pemeriksaan dalam idak teraba.
Menurut Browne:
1. Tingkat 1 : lateral placenta previa, pinggir bawah placenta berinsersi sampai ke
segmen bawah rahim, namun tidak sampai kepinggir pembukaan
2. Tingkat 2 : marginal placenta previa, placenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)
3. Tingkat 3 : complete placenta, placenta menutupi ostium waktu menutup dan tidak
menutupi bila pembukaan hamper lengkap
4. Tingkat 4 : centralplacenta previa menutupi seluruh pada pembukaan hampir lengkap
Menurut penulis lain placenta previa dibagi menurut presentasi placenta yang menutupi
pembukaan:
Placenta previa 25%, 50%, 75% dan 100%
Adapula yang disebut placenta previa servikalis, yaitu bila sebagian placenta tumbuh
masuk ke kanalis servikalis. Normalnya placenta berimplantasi dibagian atas uterus,
pada bagian dalam belakang (60% ), depan ( 40% ).
Frekuensi
Literature Negara barat melaporkan frekwensi placenta previa kira-kira 0,3% -0,6%. Di
Negara-negara berkembang berkisar antara 1%-2,4%. Menurut jenisnya, Eastman
melaporkan placenta previa centralis 20%, lateralis 30%, dan letak rendah 50%. Sedangkan
di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971 – 1975 placenta previa terjadi
37 kasus di antara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 I antara 125 persalinan
yang terdaftar. Angka mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup
4
Etiologi
Strassmann menyatakan bahwa factor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada
decidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Browne bahwa factor
terpenting ialah vili korialis persisten pada deciduas kapsularis
Faktor-faktor etiologi :
Usia dan paritas
a) Pada primigravida umur diatas 35 tahun lebih sering dari pada umur dibawah
25 tahun. Pada usia 35 tahun ke atas angka kejadian mencapai 1 dari 100
kehamilan, sedangakan pada usia di bawah 25 tahun angka kejadianya 1dari
1500 kehamilan.
b) Paritas lebih tinggi lebih beresiko, angka kejadian placenta previa pada ibu
dengn jumlah paritas lebih dari lima adalah 5 kejadian dari 100 persalinan.
c) Di Indonesia menurut Toha, placenta previa banyak di jumpai pada umur
muda dan paritas kecil hal ini di sebabkan banyak wanita Indonesia yang
menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang ( inferior)
Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda
Endometrium cacat pada bekas perkawinan berulang-ulang, bekas oprasi, kuretase,
dan manual placenta.
Korpus leuteum bereaksi lambat, dimana korpus leuteum belum siap menerima hasil
konsepsi
Tumor, seperti mioma uteri dan myoma uteri dan polip endometrium
Malnutrisi
Ibu dengan riwayat perokok (tidak di sebutkan apakah perokok pasif juga termasuk )
di duga ini menyebabkan 1 dari 4 kasus placenta pervia. Rokok menurunkan suplai
oksogen bagi janin, sehingga merangsang placenta untuk tumbuh lebih besar
sehingga lebih memungkinkan untuk placenta tumbuh kebagian uterus yang ebih
rendah
Riwayat perlukaan uterus. Dalam hal ini paenderita pernah melakuakan prosedur
yang sifatnya mempengaruhi uterus.seperti curetase pasca aborsi spontan atau aborsi
yang memang terjadi dengan indikasi medis.
5
Riwayat pesalinan secara sesar. 4 dari 100 wanita yang melakukan prosedur oprasi
sesar mengalami kehamilan dengan placenta previa. Dan angka ini meningkat
menjadi 10 dari 100 kejadian pada wanita yang pernah melakukan empat kali atau
lebih oprasi sesar .
pemakai kokain selama kehamilan.
Riwayat kehamilan dengan placenta pevia sebelumnya.
Diagnosa dan gambaran klinis
Diagnosa di tegakkan dengan adanya gejala klinis dan beberapa pemeriksaan :
1. Anamnesa
a. Keluhan utama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada
kehamilan lanjut ( trimester III)
b. Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri ( painless), berulang
(recurrent ). Perdarahan pertama dapat terjadi saat penderita sedang bekerja,
bahkan katika sedang tidur, dengan jumlah yang tidak terlalu banyak sehingga
hanya di sangka tanda awal persalinan. Sedangakan perdarahan selanjutnya
hampir selalu lebih banyak dari perdarahan yang pertama. Sebab dari perdarahan
ialah karena ada placenta dan pembuluh darah yang robek karena :
Terbentuknya segmen bawah rahim
Terbukanya ostium
Manipulasi intravaginal atau rectal
2. Inspeksi
a. Perdarahan pervaginam, arah biasanya brwana merah segar
b. Bila perdarahan banyak penderita tampak pucat dan anemis
3. Palpasi abdomen
a. Janin sering belum cukup bulan, sehingga fundus uteri masih rendah
b. Sering dijumpai kelainan letak janin
c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila pada letak kepala biasanya kepala
masih goyang atau terapung ( floating ) atau menggolak di atas pintu panggul
6
d. Dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim, terutama pada ibu
yang kurus
4. Pemeriksaan dalam
Dengan memakai inspekulo secara hati-hati dilihat darimana asal perdarahan, apakah
dari dalam uterus, atau dari kelainan servix atau vagina, varises pecah dan lain-lain.
Diagnosa banding
Solusio placenta
Kehamilan dengan :
Trauma pada vagina
Varices yang pecah
Ca cerviks
Polip endoserviks
Pengaruh placenta previa pada kehamilan
Letak janin yang tidak normal menyebabkan partus menjadi patologik
Bila pada placenta previa lateralis ketuban pecah atau di pecahkan dapat menjadi
prolaps fonikuli
Sering di jumpai inersia primer
Perdarahan
Komplikasi plasenta previa
Prolaps tali pusat
Prolaps plasenta
Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu di bersihkan
dengan kerokan
Robekan jalan lahir karena tindakan
Perdarahan post partum
Infeksi karena perdarahan yang banyak
7
Bayi prematur atau lahir mati
Prognosa
Karena dulu penanganan masih konservatif, maka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi
tinggi, mortalitas ibu mencapai 8%-10% dan mortalitas janin 50%-80%.
Sedangkan sekarang penanganan bersifat operatif dini, maka angka kematian dan kesakitan
ibu dan perinatal jauh lebih menurun. Kematian maternal menjadi 0,1%-5% terutama
disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian
perinatal juga turun menjadi 7%-25%, terutama disebabkanoleh prematuritas, asfiksia,
prolaps fonikuli dan persalinan buatan ( tindakan )
Penatalaksanaan
Semua penderita yang datang dengan perdarahan ante partum tidak boleh dilakukan periksa
dalam, kecuali :
Kemungkinan placenta previa sudah disingkirkan
DSU ( double set-up ) yaitu periksa dalam di kamar oprasi dengan persiapan oprasi
seksio sesaria
Penanganan kasus dengan kecurigaan plasenta previa sebagai berikut :
Penanganan pasif
1. Penting untuk di ingat bahwa perdarahan triwulan keiga yang lebih dari show harus
segera di kirim ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun , baik rectal apalagi
vaginal
2. Apabila penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu,
kehamilan belum cukup minggu, atau berat badan janin kurng dari 2500 gram, maka
kehamilan dapat di pertahankan dengan istirahat dan pemberian obat-obatan seperti
spasmolitik progestin atau progesterone. Observasilah dengan telilti.
3. Sambil mengawasi periksalah golongan darah, dan siapkan donor transfusi darah, bila
mungkin janin di pertahankan setua mungkin supayajani terhindar dari prematuritas,
4. Harus di ingat bila dijumpai ibu hamil dengan sangkaan placenta previa, rujuk segera
ke rumah sakit dengan fasilitasoperasi dan transfusi darah.
8
5. Bila kekurangan darah berikanlah transfusi darah dan obat-obatan penambah darah.
Cara persalinan
Faktor-faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan yang mana yang akan di pilih
adalah:
1. Jenis lacenta previa
2. Perdarahan : banyak, atau sedikit tapi berulang
3. Keadaan umum ibu hamil
4. Keadaan janin : hidup gawat atau meninggal
5. Pembukaan jalan lahir
6. Paritas atau julah anak yang hidup
7. Fasilitas penolong dan rumah sakit
Setelah memperhatikan faktor-faktor di atas, ada dua pilihan persalinan, yaitu:
Persalinan pervaginam :
a. Amniotomi
Amniotomi atau pemecahan cairan ketuban adalah cara pilihan untuk melancarkan
persalinan pervaginam. Indikasi amniotomi adalah pada plasenta previa adalah :
Placenta previa marginalis, lateralis atau letak rendah bila ada pembukaan
Pada primigravida dengan placenta previa lateralis atau marginalis dengan
pembukaan 4 cm atau lebih
Placenta previa marginalis atau pun leteralis pada dengan janin yang sudah
meninggal
Keuntungan amniotomi adalah
a. Bagian terbawah janin yang berfunngsi sebagai tampon akan menekan
placenta yang berdarah dan perdarahan berkurang atau berhenti
b. Partus akan berlangsung lebih cepat
c. Bagian placenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan
regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi segmen bawah rahim
yang lepas.
Setelah ketuban di pecahkan berikan oksitosin drips 2,5-5 satuan dalam 500 cc
dekstrosa 5%
9
Bila upaya tersebut belum berhasil , ada 2 cara yangdapat dikerjakan terutama
di daerah perifer dimana fasilitas operasi tidajk ada danpenderita tidak mau
dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas operasinya
b. Memasang cunam Willet Gausz
Cara:
Kulit kepala bayi diklem dengan cumnam wallet gauss
Cunam di ikat dengan kain kasa atau tali dan diberi beban kira-kira 50-100
gram atau satu batu bata seperti katrol
Dengan jalan ini perdarahan diharapkan berhenti dan persalinana di awasi
dengan teliti
c. Versi Barton Hicks
Versi dilakukan pada janin letak kepala, untuk mencari kaki supaya dapat di tarik
keluar. Bila letak janin letak sungsang atau letak kaki, menarik kaki keluar akan lebih
mudah. Kaki di ikat dengan kain kasa, dikatrol dan di beri beban 50-100 gram (satu
batu bata)
d. Menembus placenta di ikuti dengan versi barton hicks atau wallet gauss.hal tersebut
tidak lagi di lakukan karena bhaya perdarahan yang banyak. Menembus placenta
dilaukan pada placena previa sentralis.
e. Matreurynter
Yaitu memasukan kantong karet yang di isi udara atau air yang di gunakan sebagai
tampon, cara inijuga sudah tidak dipakai lagi.
Persalinan per abdominan, dengan seksio sesaria
Indikasi seksio sesaria pada placenta previa :
1. Semua placenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal; semua placenta previa
lateralis, posterior, karena perdarahan yang sulit di control dengan cara yang ada.
2. Semua placenta previa lateralis posterior , yang sulit di control dengan cara yang ada
3. Semua placenta previa yang sulit di control dengan tindakan yang ada.
4. Placenta previa dengan letak lintang, panggul sempit
Komplikasi
10
Placenta previa bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan juga janin
Pada janin:
Hambatan pertumbuhan janin intra uterus (intra uterin groth restriction) karena
kurangnya pasokan dari placenta
Peningkatan insiden terjadinya kelainan congenital.
Pada ibu :
Perdarahan yang mengancam nyawa ibu
Peningkatan kemungkinan terjadinya perdarahan paska persalinan
Penigkatan resiko terjadinya placenta acreta
Prognosa
Dengan penanganan yang baik kematian ibu karena placenta previa seharusnya sangat rendah
atau bahkan tidak ada sama sekali. Penanganan aktif ataupun pasif memerlukan fasilitas
terentu yang belum dicukupi oleh banyak tempat di Negara kita sehingga cara-cara penganan
yang suah di tinggalkan oleh dunia kebidanan terpaksa masih dipakai juga seperti
pemasangan cunam willet, dan versi barton hicks.
B. SOLUSIO PLACENTA
11
Batasan
Normalnya plasenta akan terlepas karena kontraksi uterus setelah janin di lahirkan namun
pada solusio placenta, placenta terlepas sebelum waktunya (22 minggu). Pelepasan placenta
sebelum usia kehamilan sebelum minggu ke 22 di sebut abortus.
Solusio placenta juga meniliki penyebutan lain yaitu :
abruptio placentae
ablation placentae
accidental hemorrhage
premature separation of normally implanted placenta.
Klasifikasi
Dari luas area placenta yang terlepas:
solusio placenta totalis, atau placenta yang terlepas seluruhnya
solusio placenta partialis atau sebagian
rupture sinus marginalis hanya sebagian kecil dari pinggir placenta yang terlepas.
Dari perdarahan yang terjadi ;
solusio placenta dengan perdarahan yang tersembunyi
12
solusio placenta dengan perdarahan yang keluar.
Frekunsi
Kira-kira 1 diantara 50 persalinan
Etiologi
Etiologi solusio placenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, walaupun beberapa
keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti :
umur ibu yang tua
multiparitas
penyakit hipertensi menahun
pre-eklamsia
trauma
tali pusat yang pendek
tekanan pada vena kava inferior
kekurangan asam folat
Patofisiologi
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan kedalam decidua basalis yang kemudian
terbelah dan kemudian meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada miometrium sehingga
terbentuk hematoma desidualis yang menyebabkan pelepasan, kompresi, dan akhirnya
penghancuran placenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.
Rupture pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retroplaster yang akan
memutusakn lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan
mencapai tepi plasenta. Karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak
mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembulu darah tersebut. Selanjutnya darah yang
keluar dapat melepaskan selaput ketuban.
13
Klasifikasi
Solusio plasenta ringan: rupture sinus marginalis
perdarahan tidak banyak atau tidak ada sama sekali, sehingga tidak mempengaruhi
keadaan ibu sama sekali
perdarahan pervaginam, berwarna kehitaman dan sedikit sekali
perut agak sakit atau agak tegang
bagian-bagian janin masih dngan mudah teraba
solusio placenta sedang : plasenta telah terlepas lebih dari seperempat bagian tapi belum
sampai dua petiga luas permukaannya
gejala dapat ringan seperti pada pada rupture sinus marginalis
dapat pula di tandai dengan sakit perut terus-menerus yang di susul dengan
perdarahan pervaginam
dinding uterus reraba tegang terus-menerus sehingga bangian-bagian janin sukar
teraba. Bunyi jantung sukar terdengar sengan stetoskop
solusio placenta berat : placenta telah terlepas lebih dari dua pertiga dari permukaannya
sehingga.
Kejadiannya sangat tiba-tiba.sehingga ibu biasanya langsung jatuh dalam keadaan
syok dan janinnya telah meninggal.
Uterus tegang seperti papan
Rasa nyeri yang sangat
Perdarahan pervaginam yang tidak sesuai dengan keadaan ibu (perdarahan jauh lebih
sedikit sehingga tampak tak mungkin jika ibu sampai mengalami syok )
Besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal
Diagnosa dan gambaran klinis
Solusio plasenta yang ringan biasanya tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas, perdarahan antepartum hanya sedikit, dalam hal ini diagnosis baru kita tegakkan setelah anak lahir. Pada plasenta kita dapati koagulum-koagulum darah dan krater.
14
Pada kedaan yang agak berat kita dapat membuat diagnosis berdasarkan:
1. Anamnesa
a. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut; kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas.
b. Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (non recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah.
c. Pergerakan mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
d. Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
e. Kadang- kadang ibu dapat menceritakan adanya trauma dan factor kausal yang lain.
2. Inspeksi
a. Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan
b. Pucat, sianosis, keringat dingin
c. Kelihatan darah keluar pervaginam
3. Palpasi
a. Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplasenter hematoma
b. Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun diluar his
c. Nyeri tekan terutama di tempat plasenta tadi terlepas
d. Bagian-bagian janin susah dikenali, karena uterus tegang
4. Auskultasi
Sulit, karena uterus tegang. Bila DJJ terdengar, biasanya diatas 140, kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta terlepas lebih dari sepertiga.
5. Pemeriksaan Dalam
a. Servik bisa terbuka atau masih tertutup
b. Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his
c. Kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering dikacaukan dengan plasenta previa.
6. Pemeriksaan Umum
15
a. Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapai lambat laun turun dan pasien jatuh syok
b. Nadi cepat, kecil dan filiformis
7. Pemeriksaan plasenta
Sesudah bayi lahir, plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas(krater) dan terdapat koagulum atau darah beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.
Diagnose dapat lebih di tegakkan dengan pemeriksaan tambahan :
USG, bertujuan tak hanya melihat letak dan seberapa luas pelepasan plasenta
yang telah terjadi, namun juga dapat melihat usia kehamilan dan keadaan
janin sehingga dapat membantu menentukan tindakan penatalaksanaan yang
harus di ambil selanjutnya.
Pemeriksaan darah
Digunakan selain untuk menentukan Hb juga untuk pemeriksaan golongan
darah persiapan untuk keperluan transfui darah bagi ibu jika di butuhkan.
Selain itu pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah
afibrinogenemia ataupun hipofibrinogenemia sehingga perlu juga di
periksakan clot observation test, test kwalitatif dan kwantitatif fibrinogen.
Diagnosa banding
Placenta previa
Kehamilan dengan :
Trauma pada vagina
Varices yang pecah
Ca cerviks
Polip endoserviks
Komplikasi
Dapat timbul dengan segera:
16
Perdarahan
Infeksi
Syok
Komplikasi yang timbul agak lambat :
Kelainan pembekuan darah
Perdarahan post partum, yang di akibatkan oleh covelair uterus yang membuat
kontraksi uterus tidak baik
Gangguan faal ginjal, nekrosis korteks renalis, menyebabkan anuri atau uremi
Penatalaksanaan
Umum :
1. Pemberian darah yang cukup
2. Pemberian O2
3. Pemberian antibiotika
4. Pada syok berat diberikan kotikosteroid dalam dosis tinggi
Khusus :
1. Terhadap gangguan pembekuan darah
Afibrinogenemi /hipofibrinogenemi diatasi dengan :
Substitusi dengan human fibrinogen 10 gram, atau langsung dengan darh segar.
2. Untuk menrangsang deurisis :furosemid , mannit, mannitol
Deurese yang baik lebih dari 30-40cc per jam
Obstetric:
Persalinan diharapkan dalam 3 jam, umumnya dapat pervaginam
Partus pervaginam:
Yang harus dilakukan jika:
Janin hidup, gawat janin, pembukaan lengkap, bagian terendah di dasar panggul
17
Amniotomi (jika ketuban belum pecah) kemudian percepat kala II dengan ekstraksi
forcep ataupun vacuum.
Janin telah meninggal dan pembukaan serviks > 2 cm
Maka lakukan amniotomi (bila ketuban belum pecah) kemudian akselerasi dengan 5
unit oksitosin dalam dekstrose 5% atau RL, atur tetesan sesuai dengan kontraksi
uterus, atau lakukan embriotomi.
Setelah persalinan, gangguan pembekuan darah akan membaik dalam waktu 24 jam, kecuali
jika jumlah trombosit sangat rendah (perbaikan baru terjadi dalam wkatu 2-4 hari kemudian.
Seksio sesaria:
Dilakukan pada:
Solusio plasenta dengan anak hidup tapi pembukaan kecil
Solusio plasenta dengan toksomia berat, perdarahan agak banyak, tetapi pembukaan
masih kecil
Solusio plasenta dengan panggul sempit ataupun kelainan letak janin
Janin mati tapi kondisi serviks tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan
pervagiman dalam waktu sempit
Persiapan seksio sesaria, cukup dilakukan penanggulangan awal ( stabilisasi dan
tatalaksana komplikasi ) dan segera lahirkan bayinya karena operasi mungkin merupakan
satu-satunya cara efektif dalam menghentikan perdarahan.
Hematoma myometrium tidak mengganggu kontraksi uterus
Observasi ulang untuk kemungkinan perdarahan ulang.
Prognosa
Prognos ibu tegantung pada:
Luas bagian placenta yang terlepas dari dinding uterus
Banyak sedikitnya perdarahan yang terjadi, adatidaknya perdarahan yang
tersembunyi
Derajat kelainan pembekuan darah
18
Ada tidaknya hipertensi menahun ataupun pre-eklampsi
Jarak waktu terjadinya solusio plasenta dan pengosongan uterus.
Prognosa janin hampir 100% mengalami kematian pada solusio plasenta berat. Sedangkan
pada solusio plasenta sedang dan ringan prognosis tergantung pada:
Luas permukaan placenta yang terlepas
Usia kehamilan
Jumlah perdarahan, perdarahan diaatas 2000 ml bisa menyebabkan kematian janin
BAB III
KESIMPULAN
19
Perdarahan ante partum adalah perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan
setelah 22 minggu. Pada umumnya perdarahan terjadi pada kehamilan trimester tiga
atau pada usia kehamilan di atas 28 munggu. Perdaraha antepartum ada yang berasal
dari kelainan placenta dan yang bukan dari kelainan plasenta.
Yang berasal dari kelainan plassenta terdiri atas plasenta previa dan solusio
plasenta.
Yang bukan berasal dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya,
misal pada kelainan serviks dan vagina ( erosion, polip, varises yang pecah) dan
trauma.
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
yang tidak seharusnya, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seabian
ataupun seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal ). Gejala yang
ditimbulakan khas yaitu berupa perdarahan pervaginam yang berupa darah segar,
perdarahan berulang ( recurrent ) dimana perdarahan ke dua selalu lebih banyak
darpada perdarahan pertama. Perdarahan tanpa adanya rasa nyeri ( painless ), dan
tanpa sebab (causeless ).
Solusio plasenta adalah sustu bentuk perdrahan ante partum yang di
sebabkanlepasnya plasenta dari tempat perlekatannya sebelum waktunya. Solusio
plasnta memberikan gejala berupa perdarahan pervaginam yang berwarna kehitaman,
jumlah perdarahan yang cenderung tidak seimbang jika di bandingkan dengan nyeri
yang hebat bahkan syok dialami oleh paisien.
Penting sekali untuk mengiangat bahwa pada perdarahan ante partum
pemerikasaan dalam sebaikanya tidak di lakukan mengiangat kemunginan plasenta
previa. Kemungkinan terburuk yaitu terjadinya perdarahan yang lebih hebat yang di
takutkan dapat mengakibatkan kematian ibu ataupun janin.
20
Penanganan perdarahan antepartum sebaiknya adalah dengan membawa
penderita ke fasilitas kesehatan yang menpunyai fasilitas operasi seksio sesaria.
Penting juga untuk selalu mempersiapkan transfuse darah bagi penderita penderita
anteparum bleeding karena kemunginan penderita akan kehilangan banyak darah
DAFTAR PUSTAKA
21
1. Sastrawinata, R soelaiman, prof : Perdarahan Antepartum, OBSTETRI
PATOLOGI, bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran univrsitas
padjadjaran Bandung.Bandung. 1981. Hal 110-128
2. Mochtar, Ruastam, prof Dr : perdarahan antepartum (hamil tua), SINOPSIS
OBSTETRI, Jilid I edisi II. Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta.1999. Hal
269-288.
3. Prawitohardjo, s & wiknjotosastro, H. : perdarahan antepartum, ILMU
KEBIDANAN. Yayasan bina pustaka SARWONO PURWOHADJO. Jakarta.
1999. Hal 362-386.
4. Prawitohardjo, s & wiknjotosastro, H. : perdarahan antepartum, PELAYANAN
KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Yayasan bina
pustakaSARWONO PURWOHADJO. Jakarta. 1999. Hal 160-169
5. Pedoman diagnose dan terapi. Lab/upf ilmu kebidanan dan penyakit kandungan
RSUD Dokter Soetomo Surabaya. 1994. Hal 67-71
6. . Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N, Rambulangi J. Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS, Ujung Pandang, 1997.
7. http://pregnancy.about.com/cs/placentaprevia/a/previa.htm
8. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17122.htm
9. http://www.webmd.com/baby/tc/placenta-previa-topic-overview
10. http://medimages.healthopedia.com/large/placenta-abruptio.jpg&imgrefurl=http:// www.healthopedia.com/pictures/placenta-abruptio.html&h=320&w=240&sz=42&hl=id&start=16&tbnid=toLF3l7OAEYs1M:&tbnh=118&tbnw=89&prev=/images%3Fq%3Dabruptio%2Bplacenta%26gbv%3D2%26svnum%3D10%26hl%3Did%26sa%3DG
22
23
24