Antep Bleeding

32
BAB I PENDAHULUAN Perdarahan pada kehamilan harus selalu di tanggapi sebagai suatu kedaruratan obstetri yang berbahaya. Karena perdarahan pada kehamilan salah satu penyebab kematian baik maternal ataupun janin hasil konsepsi. Perdarahan dapat terjadi pada masa awal kehamilan, sebelum persalinan, dan pasca persalinan. Pada masa awal kehamilan antara lain di sebabkan oleh aborsi, kehamilan ektopik yang terganggu, dan adanya mola. Sedangkan pada perdarahan pasca persalinan perdarahan diakibatkan terutama oleh kelainan placenta. Sedangkan pada perdarahan yang terjadi usai persalinan diakibatkan oleh retensio placenta, rupture uteri, atonia uteri, dan koagulopati. Dalam refrat ini akan diuraikan sedikit mengenai perdarahan yang terjadi pada usia-usia akhir kehamilan atau lazim disebut sebagai ante partum bleeding. Dalam bab berikutnya penulis akan menguraikan beberapa penyebab perdarahan ante partum plasenta serta bagaimana cara kita untuk melakukan penanganan dan mengurangi resiko kegawatan yang mungkin ditimbulkan terhadap ibu dan janin. 1

Transcript of Antep Bleeding

Page 1: Antep Bleeding

BAB I

PENDAHULUAN

Perdarahan pada kehamilan harus selalu di tanggapi sebagai suatu kedaruratan obstetri yang

berbahaya. Karena perdarahan pada kehamilan salah satu penyebab kematian baik maternal

ataupun janin hasil konsepsi.

Perdarahan dapat terjadi pada masa awal kehamilan, sebelum persalinan, dan pasca

persalinan. Pada masa awal kehamilan antara lain di sebabkan oleh aborsi, kehamilan ektopik

yang terganggu, dan adanya mola. Sedangkan pada perdarahan pasca persalinan perdarahan

diakibatkan terutama oleh kelainan placenta. Sedangkan pada perdarahan yang terjadi usai

persalinan diakibatkan oleh retensio placenta, rupture uteri, atonia uteri, dan koagulopati.

Dalam refrat ini akan diuraikan sedikit mengenai perdarahan yang terjadi pada usia-usia

akhir kehamilan atau lazim disebut sebagai ante partum bleeding.

Dalam bab berikutnya penulis akan menguraikan beberapa penyebab perdarahan ante partum

plasenta serta bagaimana cara kita untuk melakukan penanganan dan mengurangi resiko

kegawatan yang mungkin ditimbulkan terhadap ibu dan janin.

1

Page 2: Antep Bleeding

BAB II

PERDARAHAN ANTEPARTUM

Batasan

Perdarahan antepatum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 22 minggu.

Perdarahan umunnya terjadi pada kehamilan trimester tiga atau kehamilan 28 minggu.

Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya dari pada perdarahan sebelum 22 minggu.

Klasifikasi

Perdarahan antepartum dapat berasal dari :

a. Kelainan placenta : placenta previa, solusio placenta (abruption placenta), atau

perdarahan ante partum yang belum jelas sumbernya, seperti insersio vilamentosa,

rupture sinus marginalis, placenta sirkumvalata

b. Bukan berasal dari kelainan placenta, biasanya tidak begitu berbahaya, misalnya

kelainan cervix dan vagina ( erosion,polip,varises yang pecah ) dan trauma.

Frekuensi

Angka kejadian ante partum bleeding diperkirakan sebesar 3% dari seluruh persalinan.

2

Page 3: Antep Bleeding

A. PLASENTA PREVIA

Batasan

Pada keadaan normal letak placenta umumnya pada corpus uteri bagian depan atau bagian

belakang agak kearah fundus uteri. Placenta previa adalah suatu keadaan dimana placenta

berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah rahim, sehingga menutupi

sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.

Klasifikasi

Menurut klasifikasi de Snoo, berdasarkan pada pembukaan 4-5 cm :

1. Placenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba placenta

menutupi seluruh ostium.

2. Placenta previa lateralis, bila pada pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi

oleh plasenta, dibagi:

a. Plasenta previa lateralis posterior, bila menutupi ostium bagian belakang

b. Placenta previa lateralis anterior, bila menutupi ostium bagian

c. Placenta previa marginalis, bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang di

tutupi placenta.

3

Page 4: Antep Bleeding

Menurut penulis buku amerika serikat :

1. Placenta previa totalis, seluruh ostium di tutupi placenta

2. Plasenta previa lateralis sebagian ostium ditutupi placenta

3. Placenta letak rendah (low lying placenta), tepi placenta berada 3-4 cm diatas pinggir

pembukaan, pada pemeriksaan dalam idak teraba.

Menurut Browne:

1. Tingkat 1 : lateral placenta previa, pinggir bawah placenta berinsersi sampai ke

segmen bawah rahim, namun tidak sampai kepinggir pembukaan

2. Tingkat 2 : marginal placenta previa, placenta mencapai pinggir pembukaan (ostium)

3. Tingkat 3 : complete placenta, placenta menutupi ostium waktu menutup dan tidak

menutupi bila pembukaan hamper lengkap

4. Tingkat 4 : centralplacenta previa menutupi seluruh pada pembukaan hampir lengkap

Menurut penulis lain placenta previa dibagi menurut presentasi placenta yang menutupi

pembukaan:

Placenta previa 25%, 50%, 75% dan 100%

Adapula yang disebut placenta previa servikalis, yaitu bila sebagian placenta tumbuh

masuk ke kanalis servikalis. Normalnya placenta berimplantasi dibagian atas uterus,

pada bagian dalam belakang (60% ), depan ( 40% ).

Frekuensi

Literature Negara barat melaporkan frekwensi placenta previa kira-kira 0,3% -0,6%. Di

Negara-negara berkembang berkisar antara 1%-2,4%. Menurut jenisnya, Eastman

melaporkan placenta previa centralis 20%, lateralis 30%, dan letak rendah 50%. Sedangkan

di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, antara tahun 1971 – 1975 placenta previa terjadi

37 kasus di antara 4781 persalinan yang terdaftar, atau kira-kira 1 I antara 125 persalinan

yang terdaftar. Angka mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup

4

Page 5: Antep Bleeding

Etiologi

Strassmann menyatakan bahwa factor terpenting adalah vaskularisasi yang kurang pada

decidua yang menyebabkan atrofi dan peradangan, sedangkan Browne bahwa factor

terpenting ialah vili korialis persisten pada deciduas kapsularis

Faktor-faktor etiologi :

Usia dan paritas

a) Pada primigravida umur diatas 35 tahun lebih sering dari pada umur dibawah

25 tahun. Pada usia 35 tahun ke atas angka kejadian mencapai 1 dari 100

kehamilan, sedangakan pada usia di bawah 25 tahun angka kejadianya 1dari

1500 kehamilan.

b) Paritas lebih tinggi lebih beresiko, angka kejadian placenta previa pada ibu

dengn jumlah paritas lebih dari lima adalah 5 kejadian dari 100 persalinan.

c) Di Indonesia menurut Toha, placenta previa banyak di jumpai pada umur

muda dan paritas kecil hal ini di sebabkan banyak wanita Indonesia yang

menikah pada usia muda dimana endometrium masih belum matang ( inferior)

Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda

Endometrium cacat pada bekas perkawinan berulang-ulang, bekas oprasi, kuretase,

dan manual placenta.

Korpus leuteum bereaksi lambat, dimana korpus leuteum belum siap menerima hasil

konsepsi

Tumor, seperti mioma uteri dan myoma uteri dan polip endometrium

Malnutrisi

Ibu dengan riwayat perokok (tidak di sebutkan apakah perokok pasif juga termasuk )

di duga ini menyebabkan 1 dari 4 kasus placenta pervia. Rokok menurunkan suplai

oksogen bagi janin, sehingga merangsang placenta untuk tumbuh lebih besar

sehingga lebih memungkinkan untuk placenta tumbuh kebagian uterus yang ebih

rendah

Riwayat perlukaan uterus. Dalam hal ini paenderita pernah melakuakan prosedur

yang sifatnya mempengaruhi uterus.seperti curetase pasca aborsi spontan atau aborsi

yang memang terjadi dengan indikasi medis.

5

Page 6: Antep Bleeding

Riwayat pesalinan secara sesar. 4 dari 100 wanita yang melakukan prosedur oprasi

sesar mengalami kehamilan dengan placenta previa. Dan angka ini meningkat

menjadi 10 dari 100 kejadian pada wanita yang pernah melakukan empat kali atau

lebih oprasi sesar .

pemakai kokain selama kehamilan.

Riwayat kehamilan dengan placenta pevia sebelumnya.

Diagnosa dan gambaran klinis

Diagnosa di tegakkan dengan adanya gejala klinis dan beberapa pemeriksaan :

1. Anamnesa

a. Keluhan utama ialah perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada

kehamilan lanjut ( trimester III)

b. Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri ( painless), berulang

(recurrent ). Perdarahan pertama dapat terjadi saat penderita sedang bekerja,

bahkan katika sedang tidur, dengan jumlah yang tidak terlalu banyak sehingga

hanya di sangka tanda awal persalinan. Sedangakan perdarahan selanjutnya

hampir selalu lebih banyak dari perdarahan yang pertama. Sebab dari perdarahan

ialah karena ada placenta dan pembuluh darah yang robek karena :

Terbentuknya segmen bawah rahim

Terbukanya ostium

Manipulasi intravaginal atau rectal

2. Inspeksi

a. Perdarahan pervaginam, arah biasanya brwana merah segar

b. Bila perdarahan banyak penderita tampak pucat dan anemis

3. Palpasi abdomen

a. Janin sering belum cukup bulan, sehingga fundus uteri masih rendah

b. Sering dijumpai kelainan letak janin

c. Bagian terbawah janin belum turun, apabila pada letak kepala biasanya kepala

masih goyang atau terapung ( floating ) atau menggolak di atas pintu panggul

6

Page 7: Antep Bleeding

d. Dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim, terutama pada ibu

yang kurus

4. Pemeriksaan dalam

Dengan memakai inspekulo secara hati-hati dilihat darimana asal perdarahan, apakah

dari dalam uterus, atau dari kelainan servix atau vagina, varises pecah dan lain-lain.

Diagnosa banding

Solusio placenta

Kehamilan dengan :

Trauma pada vagina

Varices yang pecah

Ca cerviks

Polip endoserviks

Pengaruh placenta previa pada kehamilan

Letak janin yang tidak normal menyebabkan partus menjadi patologik

Bila pada placenta previa lateralis ketuban pecah atau di pecahkan dapat menjadi

prolaps fonikuli

Sering di jumpai inersia primer

Perdarahan

Komplikasi plasenta previa

Prolaps tali pusat

Prolaps plasenta

Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual dan kalau perlu di bersihkan

dengan kerokan

Robekan jalan lahir karena tindakan

Perdarahan post partum

Infeksi karena perdarahan yang banyak

7

Page 8: Antep Bleeding

Bayi prematur atau lahir mati

Prognosa

Karena dulu penanganan masih konservatif, maka mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi

tinggi, mortalitas ibu mencapai 8%-10% dan mortalitas janin 50%-80%.

Sedangkan sekarang penanganan bersifat operatif dini, maka angka kematian dan kesakitan

ibu dan perinatal jauh lebih menurun. Kematian maternal menjadi 0,1%-5% terutama

disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian

perinatal juga turun menjadi 7%-25%, terutama disebabkanoleh prematuritas, asfiksia,

prolaps fonikuli dan persalinan buatan ( tindakan )

Penatalaksanaan

Semua penderita yang datang dengan perdarahan ante partum tidak boleh dilakukan periksa

dalam, kecuali :

Kemungkinan placenta previa sudah disingkirkan

DSU ( double set-up ) yaitu periksa dalam di kamar oprasi dengan persiapan oprasi

seksio sesaria

Penanganan kasus dengan kecurigaan plasenta previa sebagai berikut :

Penanganan pasif

1. Penting untuk di ingat bahwa perdarahan triwulan keiga yang lebih dari show harus

segera di kirim ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun , baik rectal apalagi

vaginal

2. Apabila penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu,

kehamilan belum cukup minggu, atau berat badan janin kurng dari 2500 gram, maka

kehamilan dapat di pertahankan dengan istirahat dan pemberian obat-obatan seperti

spasmolitik progestin atau progesterone. Observasilah dengan telilti.

3. Sambil mengawasi periksalah golongan darah, dan siapkan donor transfusi darah, bila

mungkin janin di pertahankan setua mungkin supayajani terhindar dari prematuritas,

4. Harus di ingat bila dijumpai ibu hamil dengan sangkaan placenta previa, rujuk segera

ke rumah sakit dengan fasilitasoperasi dan transfusi darah.

8

Page 9: Antep Bleeding

5. Bila kekurangan darah berikanlah transfusi darah dan obat-obatan penambah darah.

Cara persalinan

Faktor-faktor yang menentukan sikap atau tindakan persalinan yang mana yang akan di pilih

adalah:

1. Jenis lacenta previa

2. Perdarahan : banyak, atau sedikit tapi berulang

3. Keadaan umum ibu hamil

4. Keadaan janin : hidup gawat atau meninggal

5. Pembukaan jalan lahir

6. Paritas atau julah anak yang hidup

7. Fasilitas penolong dan rumah sakit

Setelah memperhatikan faktor-faktor di atas, ada dua pilihan persalinan, yaitu:

Persalinan pervaginam :

a. Amniotomi

Amniotomi atau pemecahan cairan ketuban adalah cara pilihan untuk melancarkan

persalinan pervaginam. Indikasi amniotomi adalah pada plasenta previa adalah :

Placenta previa marginalis, lateralis atau letak rendah bila ada pembukaan

Pada primigravida dengan placenta previa lateralis atau marginalis dengan

pembukaan 4 cm atau lebih

Placenta previa marginalis atau pun leteralis pada dengan janin yang sudah

meninggal

Keuntungan amniotomi adalah

a. Bagian terbawah janin yang berfunngsi sebagai tampon akan menekan

placenta yang berdarah dan perdarahan berkurang atau berhenti

b. Partus akan berlangsung lebih cepat

c. Bagian placenta yang berdarah dapat bebas mengikuti cincin gerakan dan

regangan segmen bawah rahim, sehingga tidak ada lagi segmen bawah rahim

yang lepas.

Setelah ketuban di pecahkan berikan oksitosin drips 2,5-5 satuan dalam 500 cc

dekstrosa 5%

9

Page 10: Antep Bleeding

Bila upaya tersebut belum berhasil , ada 2 cara yangdapat dikerjakan terutama

di daerah perifer dimana fasilitas operasi tidajk ada danpenderita tidak mau

dirujuk ke rumah sakit yang ada fasilitas operasinya

b. Memasang cunam Willet Gausz

Cara:

Kulit kepala bayi diklem dengan cumnam wallet gauss

Cunam di ikat dengan kain kasa atau tali dan diberi beban kira-kira 50-100

gram atau satu batu bata seperti katrol

Dengan jalan ini perdarahan diharapkan berhenti dan persalinana di awasi

dengan teliti

c. Versi Barton Hicks

Versi dilakukan pada janin letak kepala, untuk mencari kaki supaya dapat di tarik

keluar. Bila letak janin letak sungsang atau letak kaki, menarik kaki keluar akan lebih

mudah. Kaki di ikat dengan kain kasa, dikatrol dan di beri beban 50-100 gram (satu

batu bata)

d. Menembus placenta di ikuti dengan versi barton hicks atau wallet gauss.hal tersebut

tidak lagi di lakukan karena bhaya perdarahan yang banyak. Menembus placenta

dilaukan pada placena previa sentralis.

e. Matreurynter

Yaitu memasukan kantong karet yang di isi udara atau air yang di gunakan sebagai

tampon, cara inijuga sudah tidak dipakai lagi.

Persalinan per abdominan, dengan seksio sesaria

Indikasi seksio sesaria pada placenta previa :

1. Semua placenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal; semua placenta previa

lateralis, posterior, karena perdarahan yang sulit di control dengan cara yang ada.

2. Semua placenta previa lateralis posterior , yang sulit di control dengan cara yang ada

3. Semua placenta previa yang sulit di control dengan tindakan yang ada.

4. Placenta previa dengan letak lintang, panggul sempit

Komplikasi

10

Page 11: Antep Bleeding

Placenta previa bisa menyebabkan komplikasi pada ibu dan juga janin

Pada janin:

Hambatan pertumbuhan janin intra uterus (intra uterin groth restriction) karena

kurangnya pasokan dari placenta

Peningkatan insiden terjadinya kelainan congenital.

Pada ibu :

Perdarahan yang mengancam nyawa ibu

Peningkatan kemungkinan terjadinya perdarahan paska persalinan

Penigkatan resiko terjadinya placenta acreta

Prognosa

Dengan penanganan yang baik kematian ibu karena placenta previa seharusnya sangat rendah

atau bahkan tidak ada sama sekali. Penanganan aktif ataupun pasif memerlukan fasilitas

terentu yang belum dicukupi oleh banyak tempat di Negara kita sehingga cara-cara penganan

yang suah di tinggalkan oleh dunia kebidanan terpaksa masih dipakai juga seperti

pemasangan cunam willet, dan versi barton hicks.

B. SOLUSIO PLACENTA

11

Page 12: Antep Bleeding

Batasan

Normalnya plasenta akan terlepas karena kontraksi uterus setelah janin di lahirkan namun

pada solusio placenta, placenta terlepas sebelum waktunya (22 minggu). Pelepasan placenta

sebelum usia kehamilan sebelum minggu ke 22 di sebut abortus.

Solusio placenta juga meniliki penyebutan lain yaitu :

abruptio placentae

ablation placentae

accidental hemorrhage

premature separation of normally implanted placenta.

Klasifikasi

Dari luas area placenta yang terlepas:

solusio placenta totalis, atau placenta yang terlepas seluruhnya

solusio placenta partialis atau sebagian

rupture sinus marginalis hanya sebagian kecil dari pinggir placenta yang terlepas.

Dari perdarahan yang terjadi ;

solusio placenta dengan perdarahan yang tersembunyi

12

Page 13: Antep Bleeding

solusio placenta dengan perdarahan yang keluar.

Frekunsi

Kira-kira 1 diantara 50 persalinan

Etiologi

Etiologi solusio placenta hingga kini belum diketahui dengan jelas, walaupun beberapa

keadaan tertentu dapat menyertainya, seperti :

umur ibu yang tua

multiparitas

penyakit hipertensi menahun

pre-eklamsia

trauma

tali pusat yang pendek

tekanan pada vena kava inferior

kekurangan asam folat

Patofisiologi

Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan kedalam decidua basalis yang kemudian

terbelah dan kemudian meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada miometrium sehingga

terbentuk hematoma desidualis yang menyebabkan pelepasan, kompresi, dan akhirnya

penghancuran placenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.

Rupture pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retroplaster yang akan

memutusakn lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin luas dan

mencapai tepi plasenta. Karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin, uterus tidak

mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembulu darah tersebut. Selanjutnya darah yang

keluar dapat melepaskan selaput ketuban.

13

Page 14: Antep Bleeding

Klasifikasi

Solusio plasenta ringan: rupture sinus marginalis

perdarahan tidak banyak atau tidak ada sama sekali, sehingga tidak mempengaruhi

keadaan ibu sama sekali

perdarahan pervaginam, berwarna kehitaman dan sedikit sekali

perut agak sakit atau agak tegang

bagian-bagian janin masih dngan mudah teraba

solusio placenta sedang : plasenta telah terlepas lebih dari seperempat bagian tapi belum

sampai dua petiga luas permukaannya

gejala dapat ringan seperti pada pada rupture sinus marginalis

dapat pula di tandai dengan sakit perut terus-menerus yang di susul dengan

perdarahan pervaginam

dinding uterus reraba tegang terus-menerus sehingga bangian-bagian janin sukar

teraba. Bunyi jantung sukar terdengar sengan stetoskop

solusio placenta berat : placenta telah terlepas lebih dari dua pertiga dari permukaannya

sehingga.

Kejadiannya sangat tiba-tiba.sehingga ibu biasanya langsung jatuh dalam keadaan

syok dan janinnya telah meninggal.

Uterus tegang seperti papan

Rasa nyeri yang sangat

Perdarahan pervaginam yang tidak sesuai dengan keadaan ibu (perdarahan jauh lebih

sedikit sehingga tampak tak mungkin jika ibu sampai mengalami syok )

Besar kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal

Diagnosa dan gambaran klinis

Solusio plasenta yang ringan biasanya tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas, perdarahan antepartum hanya sedikit, dalam hal ini diagnosis baru kita tegakkan setelah anak lahir. Pada plasenta kita dapati koagulum-koagulum darah dan krater.

14

Page 15: Antep Bleeding

Pada kedaan yang agak berat kita dapat membuat diagnosis berdasarkan:

1. Anamnesa

a. Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut; kadang-kadang pasien bisa melokalisir tempat mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas.

b. Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat dan sekonyong-konyong (non recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah.

c. Pergerakan mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti

d. Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunang-kunang, ibu kelihatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.

e. Kadang- kadang ibu dapat menceritakan adanya trauma dan factor kausal yang lain.

2. Inspeksi

a. Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan

b. Pucat, sianosis, keringat dingin

c. Kelihatan darah keluar pervaginam

3. Palpasi

a. Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya retroplasenter hematoma

b. Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus) baik waktu his maupun diluar his

c. Nyeri tekan terutama di tempat plasenta tadi terlepas

d. Bagian-bagian janin susah dikenali, karena uterus tegang

4. Auskultasi

Sulit, karena uterus tegang. Bila DJJ terdengar, biasanya diatas 140, kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta terlepas lebih dari sepertiga.

5. Pemeriksaan Dalam

a. Servik bisa terbuka atau masih tertutup

b. Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his

c. Kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta, ini sering dikacaukan dengan plasenta previa.

6. Pemeriksaan Umum

15

Page 16: Antep Bleeding

a. Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapai lambat laun turun dan pasien jatuh syok

b. Nadi cepat, kecil dan filiformis

7. Pemeriksaan plasenta

Sesudah bayi lahir, plasenta biasanya tampak tipis dan cekung di bagian plasenta yang terlepas(krater) dan terdapat koagulum atau darah beku di belakang plasenta, yang disebut hematoma retroplasenter.

Diagnose dapat lebih di tegakkan dengan pemeriksaan tambahan :

USG, bertujuan tak hanya melihat letak dan seberapa luas pelepasan plasenta

yang telah terjadi, namun juga dapat melihat usia kehamilan dan keadaan

janin sehingga dapat membantu menentukan tindakan penatalaksanaan yang

harus di ambil selanjutnya.

Pemeriksaan darah

Digunakan selain untuk menentukan Hb juga untuk pemeriksaan golongan

darah persiapan untuk keperluan transfui darah bagi ibu jika di butuhkan.

Selain itu pada solusio plasenta sering terjadi kelainan pembekuan darah

afibrinogenemia ataupun hipofibrinogenemia sehingga perlu juga di

periksakan clot observation test, test kwalitatif dan kwantitatif fibrinogen.

Diagnosa banding

Placenta previa

Kehamilan dengan :

Trauma pada vagina

Varices yang pecah

Ca cerviks

Polip endoserviks

Komplikasi

Dapat timbul dengan segera:

16

Page 17: Antep Bleeding

Perdarahan

Infeksi

Syok

Komplikasi yang timbul agak lambat :

Kelainan pembekuan darah

Perdarahan post partum, yang di akibatkan oleh covelair uterus yang membuat

kontraksi uterus tidak baik

Gangguan faal ginjal, nekrosis korteks renalis, menyebabkan anuri atau uremi

Penatalaksanaan

Umum :

1. Pemberian darah yang cukup

2. Pemberian O2

3. Pemberian antibiotika

4. Pada syok berat diberikan kotikosteroid dalam dosis tinggi

Khusus :

1. Terhadap gangguan pembekuan darah

Afibrinogenemi /hipofibrinogenemi diatasi dengan :

Substitusi dengan human fibrinogen 10 gram, atau langsung dengan darh segar.

2. Untuk menrangsang deurisis :furosemid , mannit, mannitol

Deurese yang baik lebih dari 30-40cc per jam

Obstetric:

Persalinan diharapkan dalam 3 jam, umumnya dapat pervaginam

Partus pervaginam:

Yang harus dilakukan jika:

Janin hidup, gawat janin, pembukaan lengkap, bagian terendah di dasar panggul

17

Page 18: Antep Bleeding

Amniotomi (jika ketuban belum pecah) kemudian percepat kala II dengan ekstraksi

forcep ataupun vacuum.

Janin telah meninggal dan pembukaan serviks > 2 cm

Maka lakukan amniotomi (bila ketuban belum pecah) kemudian akselerasi dengan 5

unit oksitosin dalam dekstrose 5% atau RL, atur tetesan sesuai dengan kontraksi

uterus, atau lakukan embriotomi.

Setelah persalinan, gangguan pembekuan darah akan membaik dalam waktu 24 jam, kecuali

jika jumlah trombosit sangat rendah (perbaikan baru terjadi dalam wkatu 2-4 hari kemudian.

Seksio sesaria:

Dilakukan pada:

Solusio plasenta dengan anak hidup tapi pembukaan kecil

Solusio plasenta dengan toksomia berat, perdarahan agak banyak, tetapi pembukaan

masih kecil

Solusio plasenta dengan panggul sempit ataupun kelainan letak janin

Janin mati tapi kondisi serviks tidak memungkinkan untuk dilakukan persalinan

pervagiman dalam waktu sempit

Persiapan seksio sesaria, cukup dilakukan penanggulangan awal ( stabilisasi dan

tatalaksana komplikasi ) dan segera lahirkan bayinya karena operasi mungkin merupakan

satu-satunya cara efektif dalam menghentikan perdarahan.

Hematoma myometrium tidak mengganggu kontraksi uterus

Observasi ulang untuk kemungkinan perdarahan ulang.

Prognosa

Prognos ibu tegantung pada:

Luas bagian placenta yang terlepas dari dinding uterus

Banyak sedikitnya perdarahan yang terjadi, adatidaknya perdarahan yang

tersembunyi

Derajat kelainan pembekuan darah

18

Page 19: Antep Bleeding

Ada tidaknya hipertensi menahun ataupun pre-eklampsi

Jarak waktu terjadinya solusio plasenta dan pengosongan uterus.

Prognosa janin hampir 100% mengalami kematian pada solusio plasenta berat. Sedangkan

pada solusio plasenta sedang dan ringan prognosis tergantung pada:

Luas permukaan placenta yang terlepas

Usia kehamilan

Jumlah perdarahan, perdarahan diaatas 2000 ml bisa menyebabkan kematian janin

BAB III

KESIMPULAN

19

Page 20: Antep Bleeding

Perdarahan ante partum adalah perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan

setelah 22 minggu. Pada umumnya perdarahan terjadi pada kehamilan trimester tiga

atau pada usia kehamilan di atas 28 munggu. Perdaraha antepartum ada yang berasal

dari kelainan placenta dan yang bukan dari kelainan plasenta.

Yang berasal dari kelainan plassenta terdiri atas plasenta previa dan solusio

plasenta.

Yang bukan berasal dari kelainan plasenta, biasanya tidak begitu berbahaya,

misal pada kelainan serviks dan vagina ( erosion, polip, varises yang pecah) dan

trauma.

Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat

yang tidak seharusnya, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seabian

ataupun seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal ). Gejala yang

ditimbulakan khas yaitu berupa perdarahan pervaginam yang berupa darah segar,

perdarahan berulang ( recurrent ) dimana perdarahan ke dua selalu lebih banyak

darpada perdarahan pertama. Perdarahan tanpa adanya rasa nyeri ( painless ), dan

tanpa sebab (causeless ).

Solusio plasenta adalah sustu bentuk perdrahan ante partum yang di

sebabkanlepasnya plasenta dari tempat perlekatannya sebelum waktunya. Solusio

plasnta memberikan gejala berupa perdarahan pervaginam yang berwarna kehitaman,

jumlah perdarahan yang cenderung tidak seimbang jika di bandingkan dengan nyeri

yang hebat bahkan syok dialami oleh paisien.

Penting sekali untuk mengiangat bahwa pada perdarahan ante partum

pemerikasaan dalam sebaikanya tidak di lakukan mengiangat kemunginan plasenta

previa. Kemungkinan terburuk yaitu terjadinya perdarahan yang lebih hebat yang di

takutkan dapat mengakibatkan kematian ibu ataupun janin.

20

Page 21: Antep Bleeding

Penanganan perdarahan antepartum sebaiknya adalah dengan membawa

penderita ke fasilitas kesehatan yang menpunyai fasilitas operasi seksio sesaria.

Penting juga untuk selalu mempersiapkan transfuse darah bagi penderita penderita

anteparum bleeding karena kemunginan penderita akan kehilangan banyak darah

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Antep Bleeding

1. Sastrawinata, R soelaiman, prof : Perdarahan Antepartum, OBSTETRI

PATOLOGI, bagian obstetri dan ginekologi fakultas kedokteran univrsitas

padjadjaran Bandung.Bandung. 1981. Hal 110-128

2. Mochtar, Ruastam, prof Dr : perdarahan antepartum (hamil tua), SINOPSIS

OBSTETRI, Jilid I edisi II. Penerbit buku kedokteran. EGC. Jakarta.1999. Hal

269-288.

3. Prawitohardjo, s & wiknjotosastro, H. : perdarahan antepartum, ILMU

KEBIDANAN. Yayasan bina pustaka SARWONO PURWOHADJO. Jakarta.

1999. Hal 362-386.

4. Prawitohardjo, s & wiknjotosastro, H. : perdarahan antepartum, PELAYANAN

KESEHATAN MATERNAL DAN NEONATAL. Yayasan bina

pustakaSARWONO PURWOHADJO. Jakarta. 1999. Hal 160-169

5. Pedoman diagnose dan terapi. Lab/upf ilmu kebidanan dan penyakit kandungan

RSUD Dokter Soetomo Surabaya. 1994. Hal 67-71

6. . Gasong MS, Hartono E, Moerniaeni N, Rambulangi J. Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum. Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNHAS, Ujung Pandang, 1997.

7. http://pregnancy.about.com/cs/placentaprevia/a/previa.htm

8. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/17122.htm

9. http://www.webmd.com/baby/tc/placenta-previa-topic-overview

10. http://medimages.healthopedia.com/large/placenta-abruptio.jpg&imgrefurl=http:// www.healthopedia.com/pictures/placenta-abruptio.html&h=320&w=240&sz=42&hl=id&start=16&tbnid=toLF3l7OAEYs1M:&tbnh=118&tbnw=89&prev=/images%3Fq%3Dabruptio%2Bplacenta%26gbv%3D2%26svnum%3D10%26hl%3Did%26sa%3DG

22

Page 23: Antep Bleeding

23

Page 24: Antep Bleeding

24