antena yang bagus
-
Upload
raihan-al-fitra -
Category
Documents
-
view
63 -
download
10
description
Transcript of antena yang bagus
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip adalah salah satu antena gelombang mikro yang
digunakan sebagai radiator yang efisien untuk sistem telekomunikasi modern saat
ini, seperti radar, global positioning system (GPS), WiFi (Wireless Fidelity), dan
WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access). Antena mikrostrip
menjadi pilihan didalam berbagai aplikasi gelombang mikro karena bentuknya yang
sederhana, efisien, ekonomis dan dapat diintegrasikan dengan microwave
integrated circuits (MIC) serta mudah dalam pembuatannya.
Antena mikrostrip tersusun atas 3 bagian yaitu : bagian peradiasi (patch),
bagian substrat (substrate), dan bagian pentanahan (ground). Bagian-bagian
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 [1] :
Gambar 2.1 Antena Mikrostrip
Adapun fungsi dari setiap elemen yang ada pada antena mikrostrip adalah
sebagai berikut :
1. Pacth, merupakan bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi sebagai
elemen peradiasi gelombang elektromagnetik ke ruang bebas yang terletak
Universitas Sumatera Utara
6
dibagian paling atas antena. Bentuk patch antena mikrostrip bermacam-
macam, diantaranya segiempat, lingkaran, segitiga, circular ring dan lain
sebagainya.
2. Substrate dielektrik, merupakan bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi
untuk menyalurkan gelombang elektromagnetik yang berasal dari patch.
Dalam perancangan antena mikrostrip, karakteristik substrat sangat
berpengaruh pada besar parameter-parameter antena. Ketebalan dielektrik
substrat memiliki pengaruh besar terhadap bandwidth antena mikrostrip,
dengan menambah ketebalan substrate dapat memperbesar bandwidth namum
dengan penambahan ini akan menimbulkan surface wave (gelombang
permukaan).
3. Groundplane, merupakan bagian dari antena mikrostrip yang berfungsi untuk
memisahkan antena substrate dielektrik dengan benda lain yang dapat
menggangu radiasi sinyal.
Dielektrik substrat yang biasa digunakan untuk perancangan antena
mikrostrip berkisar 2.2 β€ Ξ΅r β€12. Jenis substrat yang paling baik digunakan untuk
antena ialah yang memiliki konstanta dielektrik yang paling rendah dari rentang
tersebut karena akan menghasilkan efisiensi yang lebih baik, bandwidth yang lebar
serta radiasi yang lebih bebas. Namun, dengan penggunaan bahan dielektrik
substrat yang paling rendah tersebut menjadikan ukuran antena yang lebih besar.
Prinsip dari antena adalah mengubah gelombang terbimbing dari saluran
transmisi menjadi gelombang bebas di udara, dan sebaliknya. Saluran transmisi
merupakan alat yang memiliki fungsi untuk menghantar atau menyalurkan energi
gelombang elektromagnetik. Sumber yang dihubungkan dengan saluran transmisi
Universitas Sumatera Utara
7
yang memilki panjang tak berhingga menimbulkan gelombang berjalan yang
seragam sepanjang saluran itu. Apabila saluran ini dihubung singkat maka akan
muncul gelombang berdiri (standing wave) yang disebabkan oleh interferensi
gelombang datang dengan gelombang yang direfleksikan. Konsentrasi-konsentrasi
energi pada gelombang berdiri ini berosilasi dari energi listrik seluruhnya ke energi
magnet total dua kali setiap periode gelombang. Gambar 2.2 [1] memperlihatkan
sumber atau pemancar yang dihubungkan dengan sebuah saluran transmisi ke
antena. Jika saluran transmisi disesuaikan dengan impedansi antena, maka hanya
akan ada gelombang berjalan ke arah antena saja. Di daerah antena energi
diteruskan ke ruang bebas sehingga daerah ini merupakan transisi antara gelombang
terbimbing dengan gelombang bebas.
gelombang berdiri
gelombang datang
gelombang pantul
(a) Gelombang berdiri pada antena
(b) Transisi gelombang elektromagnetik
Gambar 2.2 Antena sebagai peralatan transisi
Universitas Sumatera Utara
8
2.2 Parameter-Parameter Antena Mikrostrip
Kualitas antena dapat dilihat dari unjuk kerja parameter antena tersebut.
Dengan mengetahui nilai parameter antena, dapat ditentukan apakah suatu antena
cocok digunakan pada aplikasi yang diinginkan. Ada beberapa parameter-
parameter penting sebagai karakteristik antena yang biasanya ditentukan pada
pengamatan medan jauh (far field) [2].
2.2.1 VSWR
VSWR adalah perbandingan antara amplitudo gelombang berdiri (standing
wave) maksimum (Vmax) dengan minimum (Vmin). Pada saluran transmisi
ada dua komponen gelombang tegangan, yaitu tegangan yang dikirimkan (V0+) dan
tegangan yang direfleksikan (V0-). Perbandingan antara tegangan yang
direfleksikan dengan tegangan yang dikirimkan disebut sebagai koefisien refleksi
tegangan (Π³). Persamaan 2.1 digunakan untuk mencari nilai VSWR atau S.
π = β½πππ₯
β½πππ=
1+ Π³
1β Π³ (2.1)
Koefisien refleksi tegangan (Π³) memiliki nilai kompleks, yang
merepresentasikan besarnya magnitudo dan phasa dari refleksi. Dimana besar Π³
ditentukan dengan Persamaan 2.2 [3].
Π³ = π0
β
π0+ =
ππΏβ π0
ππΏ+ π0 (2.2)
dimana Z0 adalah impedansi saluran lossless dan ZL adalah impedansi beban. Untuk
beberapa kasus sederhana, ketika bagian imaginer dari Π³ sama dengan nol, maka :
Universitas Sumatera Utara
9
1. Π = -1 : Merefleksikan negatif maksimum, ketika saluran terhubung
singkat
2. Π = 0 : Tidak ada refleksi, ketika saluran dalam keadaan matched
sempurna
3. Π = +1 : Refleksi positif maksimum, ketika saluran dalam rangkaian
terbuka
Kondisi yang paling baik adalah ketika VSWR bernilai 1 atau S = 1, yang
berarti tidak ada refleksi ketika saluran dalam keadaan matching sempurna. Namun
kondisi ini pada prakteknya sulit didapatkan. Oleh karena itu nilai standar VSWR
yang diijikankan untuk simulasi dan pabrikasi antena mikrostrip adalah VSWR
lebih kecil sama dengan 2 [4].
2.2.2 Bandwidth
Bandwidth merupakan daerah rentang frekuensi kerja dari suatu antena,
dimana pada rentang tersebut antena dapat bekerja dengan efektif agar dapat
menerima dan memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Pengertian
dapat bekerja dengan efektif adalah distribusi arus dan impedansi dari antena pada
range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan yang
berarti. Sehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta VSWR yang
dihasilkannya masih belum keluar dari batas yang diizinkan.
Nilai Bandwidth dapat diketahui apabila nilai frekuensi bawah dan frekuensi
atas dari suatu antena sudah diketahui. Misalkan sebuah antena bekerja pada
frekuensi tengah sebesar fc, namun ia juga masih dapat bekerja dengan baik pada
frekuensi f1 (dibawah fc) sampai dengan f2 (diatas fc), maka lebar bandwidth dari
Universitas Sumatera Utara
10
antena tersebut adalah (f1 β f2). Tetapi apabila dinyatakan dalam persen, maka
bandwidth antena tersebut dinyatakan dengan Persamaan 2.3 [3].
π΅π = π2β π1
ππΓ 100 % (2.3)
Pada antena mikrostrip, ada beberapa jenis bandwidth yang biasanya
digunakan dalam perancangan ataupun pengukuran, yaitu :
1. Impedance bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana patch antena berada
pada keadaan matching dengan saluran pencatu. Hal ini terjadi karena
impedansi dari elemen antena bervariasi nilainya tergantung dari nilai
frekuensi. Nilai matching ini dapat dilihat dari return loss dan VSWR.
2. Pattern Bandwidth, yaitu rentang frekuensi di mana beamwidth, sidelobe,
atau gain, yang bervariasi menurut frekuensi memenuhi nilai tertentu. Nilai
tersebut harus ditentukan pada awal perancangan antena agar nilai
bandwidth dapat dicari.
3. Polarization atau axial ratio bandwidth adalah rentang frekuensi di mana
polarisasi (linier atau melingkar) masih terjadi. Nilai axial ratio untuk
polarisasi melingkar adalah lebih kecil dari 3 dB.
2.2.3 Return Loss
Return loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas diantara saluran
transmisi dengan impedansi masukan beban (antena), sehingga tidak semua daya
yang diradiasikan melainkan ada yang dipantulkan kembali. Return loss
menunjukkan adaya perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang
direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Nilai return loss
Universitas Sumatera Utara
11
dapat dicari dengan cara memasukkan koefisien tegangan [Π] ke dalam Persamaan
2.4 [4]
π ππ‘π’ππ πΏππ π = 20 Log10Π³ (2.4)
Nilai return loss yang baik adalah dibawah -9,54 dB, sehingga dapat
dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan
dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain, saluran transmisi sudah
dalam keadaan matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan untuk
melihat apakah antena sudah dapat bekerja pada frekuensi yang diharapkan atau
tidak.
2.2.4 Gain
Gain adalah perbandingan antara intensitas radiasi suatu antena pada suatu
arah utama dengan intensitas radiasi dari antena isotropik yang menggunakan
sumber daya masukan yang sama dan dinyatakan dengan Persamaan 2.5 [4].
πΊ = π·. π (2.5)
Dengan D adalah directivity dan Ξ· adalah efisiensi antena. Ketika antena digunakan
pada suatu sistem, biasanya lebih menarik pada bagaimana efisien suatu antena
untuk memindahkan daya yang terdapat pada terminal input menjadi daya radiasi.
Untuk menyatakan ini, power gain ( atau gain saja) didefenisikan sebagai 4Ο kali
ratio dari intensitas pada suatu arah dengan daya yang diterima antena, dinyatakan
dengan persamaan 2.6[5].
πΊ (π, β ) = 4π π (π,β )
πππ (2.6)
Universitas Sumatera Utara
12
2.2.5 Pola Radiasi
Pola radiasi didefenisikan sebagai sebuah fungsi matematika atau
representasi grafik dalam fungsi koordinat ruang dari sifat radiasi antena. Sifat
radiasi dapat dilihat pada Gambar 2.3 [1] yang meliputi kerapatan flux, intensitas
radiasi, kuat medan, atau polarisasi. Biasanya sifat dari radiasi yang sangat penting
ialah persebaran secara tiga dimensi atau dua dimensi dari energi yang diradiasikan
antena.
Gambar 2.3 Bentuk Grafis Pola Radiasi Antena
2.2.6 Directivity
Keterarahan dari sebuah antena didefenisikan sebagai perbandingan (rasio)
intensitas radiasi sebuah antena pada arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-
rata pada satu arah. Intensitas radiasi rata-rata sama dengan jumlah daya yang
diradiasikan oleh antena dibagi dengan 4Ο. Dengan demikian, keterarahan dapat
dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.7.
π· = π
π0=
4 ππ
ππ ππ (2.7)
Universitas Sumatera Utara
13
Jika arah tidak ditentukan, keterarahan terjadi pada intensitas radiasi
maksimum yang didapat dengan Persamaan 2.8 [4].
π· = π·0 = ππππ₯
π0=
4πππππ₯
ππππ (2.8)
Dimana :
D : Keterarahan
D0 : Keterarahan maksimum
U : Intensitas radiasi
Umax : Intensitas radiasi maksimum
U0 : Intensitas radiasi pada sumber isotropik
Prad : Daya total radiasi
Keterarahan biasanya dinyatakan dalam dB, yaitu 10 Log D0 dB. Dimana
Do merupakan maximum directivity dari sebuah antena. Directivity sebuah antena
isotropis adalah 1, karena daya yang diradiasikan ke segala arah sama. Untuk antena
yang lain, directivity akan selalu lebih dari satu, dan ini adalah figure of merit relatif
yang memberikan sebuah indikasi karakteristik pengarahan antena dibandingkan
dengan karakteristik pengarahan antena isotropis.
2.2.7 Impedansi Masukan
Impedansi masukan adalah perbandingan antara tegangan dan arus.
Impedansi masukan disebut juga sebagai impedansi dari antena tersebut pada
terminalnya. Impedansi masukan (Zin) terdiri dari bagian real (Rin) dan imajiner
(Xin) dan dapat ditulis sesuai Persamaan 2.9 [4].
πππ = ( π ππ + π πππ)Ξ© (2.9)
Universitas Sumatera Utara
14
Daya real (Rin) merupakan daya terdisipasi yang menggambarkan hilangnya
daya akibat dari panas atau radiasi. Sedangkan komponen imajiner Xin (reaktansi
input) mewakili reaktansi antena serta daya yang tersimpan dekat antena.
2.3 Dimensi Antena Mikrostrip
Dimensi antena mempresentasikan bentuk serta ukuran dari antena
mikrostrip. Untuk dapat menentukan dimensi antena patch segiempat, terlebih
dahulu harus diketahui parameter bahan yang akan digunakan seperti ketebalan
dielektrik (h), konstanta dielektrik (Ξ΅r), frekuensi kerja yang diharapkan (f Hz).
Pengaturan panjang dan lebar antena mikrostrip harus sesuai agar bandwidth yang
dihasilkan lebar, karena apabila terlalu pendek maka bandwidth yang dihasilkan
sempit sedangkan apabila terlalu panjang maka akan dihasilkan bandwidth yang
lebar tetapi efisiensi radiasi nya menjadi kecil.
Pendekatan yang digunakan untuk mancari panjang dan lebar antena
mikrostrip patch segiempat dapat menggunakan Persamaan 2.10 [1].
π = π
2 ππβ
2
(ππ+1) (2.10)
Dimana :
W : lebar patch (m)
Ξ΅r : konstanta dielektrik
c : kecepatan cahaya diruang bebas (3Γ108 m/s2)
fr : frekuensi kerja antena (Hz)
Untuk menentukan lebar patch (L) diperlukan parameter ΞL yang
merupakan pertambahan panjang dari L akibat adanya fringing effect yaitu efek
pada elemen peradiasi antena mikrostrip terlihat lebih besar dari dimensi fisiknya.
Universitas Sumatera Utara
15
Pertambahan panjang dari L (ΞL) tersebut dapat dihitung menggunakan Persamaan
2.11 [1].
βπΏ = 0.412β (ππ πππ+ 0.3)(
π
β+0.264)
(ππ πππβ0.258)(π
β+0.8)
(2.11)
dimana h merupakan tebal substrat dan Ξ΅r eff merupakan konstanta dielektrik relatif
yang ditentukan dengan Persamaan 2.12 [1].
ππ πππ = ππ+ 1
2+
ππβ1
2[1 + 12
β
π]β1
2β (2.12)
lebar patch (L) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.13 [1].
πΏ = πΏπππ β 2βπΏ (2.13)
dimana Leff merupakan lebar patch efektif yang dapar dihitung dengan
menggunakan Persamaan 2.14 [1].
πΏπππ = π
2 ππβππ πππ (2.14)
Penentuan besar ground plane pada desain antena mikrostrip patch
segiempat perlu dilakukan sesuai ketentuan karena akan berpengaruh pada tinggi
rendahnya gain yang dihasilkan. Idealnya, luas dan tebal dari ground plane tidak
terbatas atau dikenal dengan istilah infinite ground plane namun dalam prakteknya
tidak mungkin terealisasi hanya bisa disiasati sesuai kebutuhan.
Setelah penentuan dimensi patch dan ground plane, penentuan dimensi
feeder sebagai saluran mikrostrip yang menghubungkan catuan berupa konektor
SMA 50 Ξ© dengan patch antena mikrostrip. Secara simulasi akan diperoleh ukuran
panjang dan lebar feeder dengan cara mengubah ukuran secara iterasi sampai
mendapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi antena yang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
16
2.4 Teknik Pencatuan
Dalam perancangan antena, teknik pencatuan merupakan hal yang sangat
penting karena salah satu syarat antena yang baik ialah apabila impedansi input
sesuai (matched) dengan impedansi karakteristik kabel pencatunya serta dapat
memancarkan dan menerima energi gelombang radio dengan arah polarisasi yang
sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan. Teknik pencatuan yang digunakan pada
antena mikrostrip diklasifikasikan menjadi dua yaitu pencatuan secara langsung
(direct coupled) dan secara tidak langsung (proximity coupled). Pada teknik
pencatuan langsung (direct coupled), power RF langsung dicatu ke patch
menggunakan elemen penghubung pada jalur mikrostrip tersebut. Kelebihan
pencatuan secara langsung adalah sangat sederhana dalam proses pencatuannya
tetapi sulit jika antena mikrostrip disusun secara array dan bandwidth yang
dihasilkan sempit. Dengan kekurangan ini maka dalam perkembangan selanjutnya
diperkenalkan apa yang disebut pencatuan tidak langsung atau electromagnetic
coupling. Keuntungan dari teknik pencatuan ini adalah dapat memperlebar
bandwidth dan dapat mengurangi proses penyolderan. Ada 4 macam teknik
pencatuan yang paling populer digunakan, yakni proximity coupling, microstrip
line, coaxial probe, dan aperture coupling [1].
2.4.1 Proximity Coupled
Proximity coupled seperti yang terlihat pada Gambar 2.4 [4] merupakan
teknik pencatuan yang memiliki keunggulan pada bandwidth yang dihasilkan
paling besar dan radiasi tambahan (spurious radiation) yang kecil.
Universitas Sumatera Utara
17
Ground plane
Patch
Sustrate bawah
Saluran pencatu
Substrate atas
Gambar 2.4 Antena mikrostrip dengan pencatuan proximity coupled
Untuk dapat menganalisis sebuah antena mikrostrip, maka diperlukan
sebuah pemodelan yang dapat menggambarkan kondisi antena ke dalam sebuah
kondisi persamaan yang dapat dianalisis secara akurat. Berbagai pemodelan untuk
antena mikrostrip tersebut telah banyak dikembangkan dan satu diantaranya yang
popular adalah model cavity.
Pada model cavity, daerah interior yaitu ruang antara patch dan bidang
pentanahan diasumsikan sebagai sebuah ruang (cavity) yang dilingkari oleh suatu
dinding magnetik sepanjang tepinya, dan diapit oleh dinding elektrik dari atas dan
bawah. Model cavity dari sebuah antena mikrostrip diperlihatkan pada Gambar 2.5
Leff > L
L
Patch Antena
Substrat 2
Substrat 1
Groundplane
Gambar 2.5 Model Cavity untuk pencatuan proximity coupled
Universitas Sumatera Utara
18
Beberapa asumsi model cavity berdasarkan observasi dari substrat tipis (h βͺ Ξ»o) :
a. Medan elektrik hanya terdiri atas komponen transverse di dalam daerah
yang dibatasi oleh patch dan bidang pentanahan.
b. Medan-medan dalam daerah ini tidak berubah-ubah (bebas) terhadap
koordinat z untuk semua frekuensi yang digunakan.
c. Komponen tangensial H sepanjang tepi diabaikan.
d. Memasukkan medan tepi (fringing field) dalam perhitungan dengan sedikit
memperlebar tepi-tepi.
2.4.2 Microstrip Line
Teknik microstrip line sangat mudah untuk difabrikasi, memiliki model
yang sederhana serta mudah untuk match hanya dengan mengatur posisi feed
tersebut. Teknik ini menggunakan strip kecil sebagai line tambahan yang langsung
dihubungkan ke patch antena seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.6 [1].
Ground plane
Substrate
Patch
Microstrip feed
Gambar 2.6 Antena Mirostrip dengan Pencatuan Microstrip Line
2.4.3 Coaxial Probe
Pada teknik pencatuan coaxial probe seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.7 [1], bagian dalam konduktor dari coax ditambahkan kedalam patch radiasi
sementara bagian luar konduktornya dihubungkan dengan ground plane. Teknik
Universitas Sumatera Utara
19
pencatuan ini juga sering digunakan karena mudah difabrikasi dan memiliki radiasi
palsu yang kecil.
patch
substrate
Ground
plane Coaxial
connector
Gambar 2.7 Antena Mikrostrip Dengan Pencatuan Coaxial Probe
2.4.4 Aperture Coupling
Dari keempat jenis teknik pencatuan, teknik aperture coupling merupakan
yang paling sulit untuk difabrikasi dan memiliki bandwidth yang sempit. Untuk
mengoptimalkan desain, aperture coupling terdiri atas dua buah substrat yang
terpisahkan oleh sebuah ground plane seperti Gambar 2.8 [4]. Pada dasar substrat
yang bawah terdapat sebuah mikrostrip line feed yang memiliki energi terkopel
dengan patch melalui suatu slot pada ground plane yang memisahkan kedua
substrat tersebut.
patch
Saluran pencatu
Slot / apertureGround plane
Substrate 1
Substrate 2
Gambar 2.8 Antena mikrostrip dengan pencatuan aperture coupling
Universitas Sumatera Utara
20
2.5 Antena Mikostrip Dual-band
Antena mikrostrip dual-band merupakan suatu jenis antena mikrostrip yang
dapat bekerja pada dua buah frekuensi yang berbeda. Terdapat tiga jenis teknik
untuk mendapatkan antena mikrostrip dual-band, yaitu :
a. Orthogonal mode dual-frequency patch antennas
b. Multi-patch dual-frequency antennas
c. Reactively-loaded dual-frequency patch antennas
Orthogonal mode dual-frequency patch antennas adalah satu jenis antena
mikrostrip yang dicatu oleh dua mode dominan yang orthogonal satu dengan
lainnya. Sedangkan Multi-patch dual-frequency antennas adalah satu jenis antena
mikrostrip yang mempergunakan lebih dari satu elemen antena dimana masing-
masing elemen mempunyai frekuensi resonansi yang berbeda β beda. Adapaun
jenis yang ketiga adalah Reactively-loaded dual-frequency patch antennas, yaitu
satu jenis antena mikrostrip yang diberi beban reaktif tambahan sehingga secara
keseluruhan antena tersebut akan beresonansi pada dua frekuensi yang berbeda.
2.6 Rugi-rugi Saluran Mikrostrip
Rugi-rugi pada saluran mikrostrip terjadi pada substrat dan elemen peradiasi
antena yang dinyatakan dalam faktor pelemahan (Ξ±). Faktor pelemahan yang paling
dominan pada antena mikrostrip tergantung pada faktor geometri, sifat dielektrik
dari substrat dan kondukton, serta frekuensi yang digunakan . Ada 3 jenis rugi-rugi
yang utama yaitu rugi-rugi dielektrik, rugi-rugi konduktor, dan rugi-rugi radiasi.
Universitas Sumatera Utara
21
2.6.1 Rugi-rugi dielektrik
Rugi-rugi dielektrik disebabkan oleh sifat konduktivitas dielektrik dan
dinyatakan sebagai koefisien pelemahan dielektrik (Ξ±d). Besarnya rugi-rugi
dielektrik pada saluran mikrostrip dinyatakan dengan Persamaan 2.15.
πΌπ = 4.34ππ
βππππ(
ππππβ1
ππβ1) β
ππ
π0(ππ΅
ππβ ) (2.15)
dimana:
Ξ±d : rugi-rugi dielektrik (dB/cm)
Οd : konduktivitas dielektrik (mho/m)
Ξ΅eff : permitivitas dilektrik relatif efektif (F/m)
Ξ΅r : permitivitas dielektrik relatif substrat (F/m)
Ξ΅o : permitivitas ruang hampa (8.854Γ10-12 F/m)
Β΅o : permeabilitas ruang hampa (4ΟΓ10-7 H/m)
2.6.2 Rugi-rugi Konduktor
Suatu saluran mikrostrip yang memiliki rugi-rugi dielektrik yang rendah,
maka sumber rugi-rugi utama diakibatkan tidak sempurnanya konduktor yang ada
dan besarnya rugi-rugi konduktor dinyatakan dengan Persamaan 2.16 dan 2.17
πΌπ = 8.686
π€.πππ π (ππ΅
ππβ ) (2.16)
π π = βπ.π.π
ππ(Ξ©) (2.17)
dimana:
Ξ±c : rugi-rugi konduktor (dB/cm)
Rs : resistansi permukaan (Ξ©)
Zo : impedansi karakteristik saluran (Ξ©)
Universitas Sumatera Utara
22
w : lebar saluran mikrostrip (mm)
Β΅ : permeabilitas bahan
Οc : konduktivitas konduktor (mho/cm)
Berdasarkan persamaan diatas diperoleh besarnya koefisien pelemahan (Ξ±)
merupakan penjumlahan antara rugi-rugi dielektrik (Ξ±d) dan rugi-rugi konduktor
(Ξ±c) yang dinyatakan dengan Persamaan 2.18 [ ]
πΌ = πΌπ + πΌπ(ππ΅ππβ ) (2.18)
dimana :
Ξ± : koefisien pelemahan (dB/cm)
Ξ±d : rugi-rugi dielektrik (dB/cm)
Ξ±c : rugi-rugi konduktor (dB/cm)
2.6.3 Rugi-rugi Radiasi
Rugi-rugi radiasi sangat tergantung pada ketebalan dan konstanta dilektrik
substrat. Rugi-rugi ini dinyatakan dalam bentuk rasio daya yang diradiasikan
terhadap daya total yang diberikan ke saluran. Rasio daya yang diradiasikan oleh
saluran microstrip open circuit dinyatakan oleh Persamaan 2.19 dan 2.20 :
ππππ
ππ‘=
240.π2
ππ(
β
ππ)
2
[ππππ+1
ππππβ
ππππβ1
2ππππβππππππ (
βππππ+1
βππππβ1)] (2.19)
ππππ
ππ‘=
π π
ππ (2.20)
Dari substitusi persamaan diatas, diperoleh Persamaan 2.21:
π π = 240. π2 (β
ππ)
2[
ππππ+1
ππππβ
ππππβ1
2ππππβππππππ (
βππππ+1
βππππβ1)] (ππ΅ ππβ ) (2.21)
Universitas Sumatera Utara
23
dimana :
Rr : rugi-rugi radiasi (dB/cm)
Pt : daya total yang diberikan saluran (dB)
Prad : daya yang diradiasikan (dB)
π΄o : panjang gelombang di udara (m)
h : tebal substrat (mm)
Ξ΅eff : permitivitas dielektrik relatif efektif (F/m)
2.7 WiMAX
WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for Microwave
Access yang merupakan perkembangan dari teknologi WiFi. Salah satu kelebihan
dari teknologi WiMAX adalah memiliki kapasitas yang tinggi sehingga mampu
melayani banyak pengguna dengan jarak mencapai 50 km dan laju transmisi lebih
dari 100 Mbps.
Kesuksesan WiMAX sangat bergantung pada ketersediaan dan kesesuaian
spektrum frekuensi. WiMAX Forum menetapkan 2 band frekuensi utama pada
certication profile untuk Fixed WiMAX (band 3,5 GHz dan 5,8 GHz), sementara
untuk Mobile WiMAX ditetapkan 4 band frekuensi pada sistem profile release-1,
yaitu band 2,3 GHz, 2,5 GHz, 3,3 GHz dan 3,5 GHz. Sistem WiMAX terdiri atas 2
bagian yaitu :
a. WiMAX Tower, memiliki konsep yang sama dengan tower telepon seluler.
Menara WiMAX dapat terhubung secara langsung ke internet dengan
mempergunakan koneksi kabel berkecepatan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
24
b. WiMAX receiver, perangkat receiver atau antena dapat berupa sebuah kotak
kecil atau PCMCIA card, atau bisa juga build-in dalam laptop seperti WiFi
access saat ini.
Untuk mengakses jaringan WiMAX , maka setiap perangkat yang dimiliki
costumer station harus dilengkapi peralatan yang disebut dengan Costumer
Premises Equipment (CPE) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.9. Perangkat
CPE tersusun atas komponen sistem radio yang terdiri atas antena, filter, mixer,
amplifier, dan alat modulator/demodulator.
(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Indoor CPE (b) Outdoor CPE
Agar dapat diintegrasikan pada perangkat CPE dengan mudah, maka
dibutuhkan suatu struktur antena yang memiliki desain kompak dan memiliki
performa yang baik seperti low-profile, berukuran kecil serta memiliki biaya
produksi yang rendah. Antena mikrostrip dapat memenuhi persyaratan tersebut
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10 [7].
Gambar 2.10 Penggunaan antena mikrostrip pada CPE WiMAX
Universitas Sumatera Utara
25
2.8 Impedance Matching
Impedance matching adalah teknik yang digunakan untuk menyesuaikan
dua impedansi yang berbeda, yaitu impedansi karateristik saluran (Zo) dan
impedansi beban (ZL). Beban dapat berupa antena atau rangkaian yang mempunyai
impedansi ekivalen.
Impedance matching mempunyai peranan penting untuk mengoptimalkan
transfer daya dari sumber sinyal ke beban. Kondisi yang sesuai (match) antara
impedansi karateristik saluran dengan beban akan menghasilkan transfer daya yang
optimal, sebab redaman yang diakibatkan daya pantul akan diminimalkan. Ada
beberapa teknik penyesuaian impedansi ini, diantaranya adalah balun (balance to
unbalance) transformator, transformator Ξ»/4, single stub tuner, double stub tuner,
dan lumped circuit
2.9 Power Divider
Salah satu teknik yang dapat mendukung impedance matching pada saluran
transmisi khusunya untuk antena mikrostrip array adalah power divider. Dalam hal
ini metode Wilkinson merupakan teknik yang umum digunakan. Gambar 2.11
memperlihatkan power divider metode Wilkinson.
Gambar 2.11 N-Way Wilkinson Combiner
Universitas Sumatera Utara
26
Nilai impedansi Z diberikan dengan persamaan berikut :
Z = Zoβπ (2.22)
Dimana N adalah jumlah titik percabangan dan Zo adalah impedansi
masukkan awal.
2.10 T-Junction 50 Ohm
T-junction merupakan sebuah teknik power divider yang umum digunakan
pada konfigurasi antena array. Terdapat dua jenis T-junction 50 Ohm yang dapat
digunakan sebagai power divider seperti ditunjukkan pada Gambar 2.12 [5].
Gambar 2.12 T-Junction 50 Ohm
2.11 Ansoft High Frequency Structure Simulator v.10
HFSS ialah simulator yang digunakan untuk menghitung kinerja medan
gelombang penuh elektromagnetik dalam bentuk pemodelan bangun ruang 3
dimensi. Ansoft HFSS menggunakan metode Finite Element Method (FEM),
adaptive meshing, dan brilliant graphics untuk memberikan performa yang lebih
baik dalam penyelesaian masalah gelombang elektromagnetik secara 3 dimensi.
Ansoft dapat digunakan untuk menghitung parameter-parameter antena seperti S-
parameters, resonant frequency, dan fields.
Universitas Sumatera Utara
27
Tipe solusi yang digunakan pada simulator Ansoft HFSS 10.0 ada 3 yaitu
driven modal, driven terminal, dan eigenmode. Untuk pemodelan tentang antena,
saluran mikrostrip, dan waveguide, dipergunakan tipe solusi driven modal. Tipe ini
dipergunakan karena merupakan tipe khusus untuk mengkalkulasi mode dasar
parameter S untuk elemen pasif berstruktur frekuensi tinggi yang arus tegangannya
dikendalikan oleh sumbergenerator. Sebelum proses simulasi pencarian solusi
dilakukan maka harus diinisialisasikan parameter analisa terlebih dahulu (solution
setup). Parameter ini meliputi:
1. Frekuensi unit. Parameter ini berfungsi untuk menentukan nilai
frekuensi kerja mesh dalam proses pencarian solusi yang
menggunakan sistem adaptive mesh.
2. Nilai maksimum jumlah siklus mesh. Nilai ini adalah kriteria nilai
jumlah siklus mesh untuk menghentikan proses pencarian solusi
adaptive.
Universitas Sumatera Utara