ANTARA PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DENGAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
Transcript of ANTARA PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DENGAN …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PERBEDAAN EKSPRESI HUMAN LEUKOCYTE ANTIGEN – G
ANTARA PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DENGAN
KEHAMILAN NORMAL
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
untuk Mencapai Derajat Magister Kesehatan
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Ilmu Biomedik
Oleh:
Anak Agung Eka Wardani
S.500109007
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERBEDAAN EKSPRESI HUMAN LEUKOCYTE ANTIGEN – G
ANTARA PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DENGAN
KEHAMILAN NORMAL
Disusun oleh:
Anak Agung Eka Wardani
S.500109007
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing I Dr. Sri Sulistyowati,dr.,Sp.OG(K)
NIP. 19620822 198912 2 001
…………. ………
Pembimbing II Prof. Dr. JB. Dalono, dr.Sp.OG(K)
NIP. 19410504 197004 1 00
.………… ………
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Dr. Hari Wujoso,dr.Sp.F,MM
NIP : 196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERBEDAAN EKSPRESI HUMAN LEUKOCYTE ANTIGEN – G
ANTARA PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT DENGAN
KEHAMILAN NORMAL
Disusun oleh:
Anak Agung Eka Wardani
S.500109007
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua : Prof..Dr.Harsono Salimo,dr.,Sp.A(K) ………….. …. …..
Sekretaris : Prof.Bhisma Murti,dr,.MPH.,M.Sc.,Ph.D ………….. ………
Anggota
Penguji
1. Dr.Sri Sulistyowati,dr.,Sp.OG(K)
2. Prof.Dr.J.B.Dalono,dr.,Sp.OG(K)
………......
…………..
………
………
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana
Prof.Dr. Ir. Ahmad Yunus MS
NIP : 196107171986011001
Ketua Program Studi Magister Kedokteran Keluarga
Dr. Hari Wujoso,dr.Sp.F,MM
NIP : 196210221995031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN
Nama : Anak Agung Eka Wardani
NIM : S.500109007
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Perbedaan Ekspresi
Human Leukocyte Antigen – G antara Pertumbuhan Janin Terhambat dengan
Kehamilan Normal adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan
karya saya, dalam tesis ini tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam
daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya
peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Januari 2012
Yang Membuat Pernyataan
Anak Agung Eka Wardani
NIM S.500109007
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera,
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
tesis ini yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mengikuti Program
Studi Dokter Spesialis I di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret serta
untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Magister Kesehatan di Program
Studi Magister Kesehatan Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul
“Perbedaan Ekspresi Human Leukocyte Antigen-G Antara Pertumbuhan
Janin Terhambat dengan Kehamilan Normal”.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya
saya sampaikan kepada Dr. Sri Sulistyowati, dr., Sp.OG(K) sebagai
pembimbing I yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan
dorongan, bimbingan, dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya
juga saya sampaikan kepada Prof. Dr. JB Dalono, dr., Sp.OG (K) sebagai
pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan
dorongan, bimbingan, dan saran dalam proses penyelesaian tesis ini.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya
juga saya sampaikan kepada Dr. Abkar Raden, dr., Sp.OG (K) sebagai
koordinator tesis yang telah memberikan dorongan, waktu dan kesempatan yang
seluas-luasnya dalam proses penyelesaian tesis ini.
Terimakasih yang tak terhingga dan penghargaan yang sebesar-besarnya
juga saya sampaikan kepada tim penguji, yang telah berkenan memberikan waktu
dan tenaga dalam proses penyelesaian tesis ini.
Dengan selesainya tesis ini, perkenankanlah pada kesempatan ini saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan rasa hormat setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.Si., sebagai Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
2. Prof.Dr. Ir. Ahmad Yunus MS, sebagai Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas maret.
3. Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr., MM., M.Kes., PAK, sebagai Ketua
Program Studi Magister Kedokteran Keluarga Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR., sebagai Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Basoeki Sutardjo, drg., MMR., sebagai Direktur RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
6. Dr. Supriyadi Hari R, dr., Sp.OG., sebagai Ka. Bag SMF Obgin
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
7. Dr. Sri Sulistyowati, dr., Sp.OG (K)., sebagai KPS SMF Obgin
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Wisnu Prabowo, dr., Sp.OG ., sebagai SPS SMF Obgin Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Seluruh Staff PPDS I Bagian Obgin Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Prof. Dr. JB Dalono, dr., Sp.OG (K)., Dr.
Soetrisno, dr., Sp.OG (K)., Dr. Supriyadi Hari R, dr., Sp.OG., Dr.
Abkar Raden, dr., Sp.OG (K)., Rustam Sunaryo, dr., Sp.OG,
Glondong Suprapto, dr., Sp.OG, Darto, dr., Sp.OG, Dr. Sri
Sulistyowati, dr., Sp.OG (K)., A. Laqief, dr., Sp.OG (K)., Prof. Dr.
KRMT. Tedja D.O, dr., Sp.OG (K)., Tribudi, dr., Sp.OG (K)., Eriana
Melinawati, dr., Sp.OG (K)., Heru Priyanto, dr., Sp.OG (K).,
Wuryatno, dr., Sp.OG., Sp.OG., Hermawan U, dr., Sp.OG., Teguh
Prakosa, dr., Sp.OG., Wisnu Prabowo, dr., Sp.OG., Affi Angelia R,
dr., Sp.OG., Muh. Adrianes Bachnas, dr., Sp.OG., Eric Edwin, dr.,
Sp.OG.
10. Semua rekan residen PPDS I Obgin Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang banyak membantu pelaksanaan tesis ini.
11. Ayahanda AA Gede Werdhi dan ibunda AA Rai Artini, yang telah
membesarkan saya, mengasuh dan mendidik disiplin kepada saya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
penuh kasih sayang, memberikan dorongan, serta mendoakan kelancaran
selesainya tesis ini.
12. Ayahanda Ketut Gandra dan ibunda Nyoman Sukawati, yang telah
banyak membantu, memberikan dorongan, serta mendoakan kelancaran
selesainya tesis ini.
13. Suami saya tercinta, Komang Suartana yang telah banyak berkorban
selama saya mengikuti pendidikan PPDS I Obgin, tetap mendorong dan
memberikan semangat sampai saya dapat menyelesaikan tesis ini.
14. Anak-anak saya tersayang, Putu Sri Dianingsih , Made Yogiartha yang
dapat menerima dan memahami kesibukan saya dan juga menjadi
semangat saya untuk menyelesaikan tugas tesis ini,
15. Adik adik saya tersayang, AA Dwi W,AA Sri W , AA Kartika D,AA
Gede Juliaryawan ,yang telah banyak membantu serta mendorong
semangat saya untuk menyelesaikan tugas tesis ini.
16. Semua ibu-ibu hamil yang telah membantu sebagai subjek penelitian
tesis saya ini, yang dengan ikhlas memberikan pengorbanan demi
kemajuan ilmu pengetahuan.
17. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu saya dalam penyelesaian tesis ini.
Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
dan semoga Tuhan YME melimpahkan rahmat dan karuniaNYA kepada kita
semua.
Salam Sejahtera.
Anak Agung Eka Wardani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv
KATA PENGANTAR ............................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xi
DAFTAR DIAGRAM............................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xv
ABSTRAK .............................................................................................. xvi
ABSTRACT ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum ............................................................. 3
2. Tujuan Khusus ............................................................ 3
D. Manfaat Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
1. Manfaat Teoritis.......................................................... 3
2. Manfaat Aplikatif........................................................ 4
3. Manfaat kedokteran keluarga ..................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
1. Definisi dan Epidemiologi .......................................... 5
2. Klasifikasi ................................................................... 6
3. Faktor Resiko PJT ...................................................... 8
4. Etiologi dan Patogenesis ............................................. 9
5. Penegakan Diagnosa ................................................... 10
6. Penatalaksanaan .......................................................... 14
B. Peran Human Leukocyte Antigen-G ( HLA-G)
pada Kehamilan .............................................................. 17
C. Peran HLA-G pada PJT ................................................... 27
D. Kerangka Konseptual ...................................................... 31
E. Hipotesis .......................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................... 34
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ........................................... 35
C. Subyek Penelitian ............................................................ 35
D. Besar Sampel ................................................................... 36
E. Variabel Penelitian .......................................................... 37
F. Definisi Operasional Variabel ......................................... 37
G. Instrumen dan Pengambilan Sampel ............................... 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
H. Pembacaan ....................................................................... 40
I. Pengolahan dan Analisa Data .......................................... 40
BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA PENELITIAN
A. Data Penelitian ................................................................ 41
B. Homogenitas Data ........................................................... 42
C. Ekspresi HLA-G pada jaringan trofoblas PJT
dan kehamilan normal ..................................................... 45
D. Nilai kekuatan diagnostik dari ekspresi HLA-G
pada PJT dibandingkan dengan kehamilan normal ......... 48
BAB V PEMBAHASAN..................................................................... 50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 57
A. Kesimpulan ...................................................................... 57
B. Saran ................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 58
LAMPIRAN ............................................................................................ 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1. Sebaran rerata karakteristik neonatus ..................................... 42
Tabel 4.2. Distribusi rerata HLA-G pada jaringan trofoblas kelompok
PJT dan kelompok kehamilan normal .................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR DIAGRAM
Hal
Diagram 4.1. Grafik data kendali ............................................................. 44
Diagram 4.2. Grafik distribusi rerata HLA-G pada jaringan trofoblas .... 46
Diagram 4.3. Perbedaan ekspresi HLA-G antara PJT dengan
kehamilan Normal ............................................................. 47
Diagram 4.4. Kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) pada
SPSS 17.0 for Windows. Untuk mengetahui nilai kekuatan
diagnostic dari ekspresi HLA-G pada PJT dibandingkan
dengan kehamilan normal ................................................... 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1. Persentil taksiran berat badan janin berhubungan
dengan usia kehamilan (Oken, at al., 2003) ....................... 12
Gambar 2.2. Mekanisme yang mendasari toleransi sistem imun
maternal (Hunt et al., 2005) ............................................... 19
Gambar 2.3. Skema janin, plasenta dan membran ekstraplasenta dan
modifikasi endometrium (desidua) (Hunt et al., 2005) ..... 21
Gambar 2.4. Reseptor HLA-G (Hunt et al., 2005) ................................. 27
Gambar 2.5. Invasi Trofoblas (Craven,2000) ......................................... 30
Gambar 2.6. Kerangka konseptual Penurunan HLA-G menyebabkan
terjadinya PJT. ................................................................... 31
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian ........................................................ 34
Gambar 4.1. Ekspresi HLA-G dengan metode imunohistokimia........... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AC : Abdominal circumference APC : Antigen Presenting Cell / Antigen Procesing Cell APS : Antiphospolipid syndrome ASM : Arteri Serebralis Media AFI : Amniotic Fluid Index BPD : Biparietal Distance BPP : Biophysical profile BPS : Biophisic Score CPR : Cerebroplacental ratio Cr : Creatinine CST : Contraction Stress Test CTL : Citotoxyc T- Lymphocyte DV : Duktus venosus EFW : Estimasi Fetal Weight FL : Femur Length GM- CSF : Granulocyte/Macrophage-Colony Stimulating Factor HLA –G : Human Leukocyte Antigen –G IL10 : Interleukin 10 IFN : Interferon ILT : Immunoglobulin-Like Transcript IMT : Indeks Massa Tubuh IUGR : Intra Uterine Growth Restriction KMK : Kecil Masa kehamilan KIR2DL4 : Killer Ig-like receptor 2 DL4 KIR : Killing Inhibitory Receptor LGLs : Large Granular Lymphocytes MHC : Major Histocompatibility Complex NK cell : Natural Killer cell NST : Non Stress Test PI : Ponderal Index PJT : Pertumbuhan Janin Terhambat RSP : Rasio Serebroplasenta TFU : Tinggi fundus uteri TGF : Tumor growth factor TNF : Tumor necrosing factor TORCH : Toxoplasma gondii,Rubella Virus,Cytomegalovirus, Herpers
Simplex virus. Ur : Ureum USG : Ultrasonografi VEGF : Vascular Endothelial Growth Factor VU : vena umbilikalis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Surat Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian ......... 62
Lampiran 2. Anggaran Biaya Penelitian ................................................ 63
Lampiran 3. Karakteristik subyek penelitian berdasarkan paritas,
tempat, dan frekuensi ANC ............................................... 64
Lampiran 4. Mean dan Standar deviasi data kendali,
Karakteristik Neonatus ...................................................... 65
Lampiran 5. Data Subjek Penelitian Kehamilan Normal ....................... 67
Lampiran 6. Data Subjek Penelitian PJT ............................................... 67
Lampiran 7. Homogenitas Data Kendali ............................................... 68
Lampiran 8. Uji T-independent .............................................................. 70
Lampiran 9. Analisis ROC (Receiver Operating Characterisctic) ......... 71
Lampiran 10. Kelaikan Etik Penelitian .................................................... 74
Lampiran 11. Ijin Penelitian .................................................................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
ABSTRAK
Anak Agung Eka Wardani .NIM S.500109007. Perbedaan Ekspresi Human Leukocyte Antigen-G Antara Pertumbuhan Janin Terhambat dengan Kehamilan Normal. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar belakang. Masalah PJT masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal. Salah satunya yang berperan adalah adanya Insufisiensi Plasenta yang disebabkan karena gangguan remodeling arteri spiralis dan invasi trofoblas akibat respon imun ibu terhadap sifat semialogenik fetus pada Materno fetal interface. Ekpresi HLA-G yang cukup pada trofoblas menyebabkan adanya toleransi imun maternal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa adanya perbedaan ekspresi HLA-G antara PJT dengan kehamilan normal. Metode : Penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional ini dilakukan di Rumah Sakit Dokter Moewardi Surakarta dan Laboratorium Biomedik Departemen Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Variabel independen : Ekspresi HLA-G pada PJT dan kehamilan normal, variabel dependen : PJT, kehamilan normal. Jumlah sampel 30 subyek, terdiri dari 15 sampel jaringan plasenta PJT, dan 15 sampel kehamilan normal. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive, ditentukan perbedaan ekspresi HLA-G secara imunohistokimia. Analisis data menggunakan uji t independent dengan menggunakan SPSS versi 17.00 for Windows. Hasil Penelitian ini didapatkan rerata ekspresi HLA-G pada kelompok PJT sebesar 32.42±8.90, sedangkan rerata ekspresi HLA-G pada kelompok kehamilan normal sebesar 43.92±14.91. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji t independent dengan tingkat keyakinan 95%, di dapatkan nilai p=0,016 (p< 0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan ekspresi HLA-G antara PJT dan kehamilan normal yang signifikan secara statistik,dimana ekpresi HLA- G lebih rendah pada PJT dibandingkan pada kehamilan normal. Kata Kunci: HLA-G, PJT, Kehamilan Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
ABSTRACT
Anak Agung Eka Wardani .NIM S.500109007. Comparison of Human Leukocyte Antigen-G expression between Intrauterine Growth Restriction and Normal Pregnancies. Thesis Postgraduate Program of Surakarta Sebelas Maret University. The background: IUGR problem is still the major cause of perinatal morbidity and mortality. One of them whose role is the presence of placenta insufficiency due to impaired remodeling spiral arteries and trophoblast invasion of maternal immune response due to the nature of the fetus on Materno semialogenik fetal interface. HLA-G expression in trophoblast sufficient cause of maternal immune tolerance. The purpose of this study was to analyze the presence of HLA-G expression differences between IUGR with normal pregnancies. Methods: The study analytic observational approach to cross-sectional study was conducted at the Doctors Moewardi Hospital, Surakarta and Biomedical Laboratories Department of Pathology Faculty of Medicine, University of Sebelas Maret, Surakarta. Independent variables: HLA-G expression in IUGR and normal pregnancy, the dependent variable: IUGR, normal pregnancy. The number of samples of 30 subjects, consisting of 15 samples of IUGR, and 15 samples of normal pregnancies. Technique Purposive sampling was used in sampling. The research sample of placental tissue in IUGR and normal pregnancies, the difference is determined HLA-G expression by immunohistochemical. Analysis of the data using using independent t test using SPSS for Windows version 17:00. The results of this study obtained a mean expression of HLA-G in the IUGR group at 32.42±8.90, whereas the mean expression of HLA-G in normal pregnancy group at 43.92±14.91. Statistical tests in this study using an independent t test with 95% confidence level, in getting the p = 0.016 (p <0.05). Conclusion: There was a difference in HLA-G expression between IUGR and normal pregnancies were statistically significant, HlA-G expression in IUGR is lower than in normal pregnancies. Keywords: HLA-G, IUGR, Normal Pregnancies
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan Janin Terhambat ( PJT) adalah suatu keadaan dimana
berat badan janin dibawah 10 percentil untuk masa kehamilan atau kurang
dari 2 standar deviasi dibawah rata-rata dari masa kehamilan. Selain melalui
berat badan beberapa mendefinisikan dengan lingkar perut kurang atau sama
dengan 5 persentil atau femur lenght (FL)/ abdominal circumference (AC)
>24 (Steinborn dan Varkonyi, 2007; Mose, 2001). Sampai saat ini masalah
PJT masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal.
Sekitar 2-10% dari semua kehamilan berhubungan dengan PJT, dan 20% dari
janin lahir mati mengalami hambatan tumbuh. Kejadian PJT bervariasi,
berkisar 4-8% pada negara maju dan 6-30% pada negara berkembang
(Hellen, 2001). Di Amerika PJT sering disebabkan oleh insufisiensi
uteroplasenta sekitar 15-25%, 10% kasus adalah infeksi sekunder kongenital,
5-15% kasus adalah faktor kromosom dan kelainan genetik (Laron, 2001).
Insiden PJT di Indonesia pada tahun 2004-2005 sekitar 4,4 %
(Pasaribu,2008).
Keberhasilan proses reproduksi tergantung banyak faktor salah
satunya adalah adaptasi imunobiologi dari proses kehamilan itu sendiri.
Penyebab terjadinya PJT salah satunya adalah adanya gangguan aliran darah
uteroplasenta ,yang sering tidak diketahui penyebabnya. Saat ini sering
dihubungkan dengan adanya suatu kondisi dimana terjadi gangguan toleransi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sistem imun maternal yang berakibat pada gangguan invasi tofoblas ke
desidua pada saat proses plasentasi sehingga terjadi gangguan invasi plasenta
yang akan menyebabkan perfusi uteroplasenta yang buruk. Invasi trofoblas
yang tidak adekuat akan meyebabkan terjadinya komplikasi-komplikasi
kehamilan salah satunya PJT. Yang diduga berperan dalam proses toleransi
imun maternal pada materno-feto interface adalah suatu antigen yang
dikenal dengan Human Leukocyte Antigen –G ( HLA-G) (Eastabrook, 2008;
Matthias, 2007). HLA-G diduga memegang peranan penting pada proses
implantasi dalam proses embriogenesis, diketahui mempunyai peranan dalam
mengontrol invasi sel trofoblas dan mempertahankan kondisi imunotoleransi
lokal ,bekerja dengan mengatur sekresi sitokin. Interaksi antara HLA-G yang
disekresi oleh sel trofoblas dengan limfosit uterin yang ada dalam jaringan
desidua bekerjasama dalam mengatur imunotoleransi dari proses invasi
blastokis (Le, 2000).
Gen HLA adalah produk dari berbagai lokus genetik MHC yang
terletak pada kromosom 6p21 pada telomeric end dari region HLA.. HLA-G
merupakan molekul MHC kelas Ib non klasik, bersifat monomorfik dan
memiliki kemampuan menghambat aktifitas NK ( Natural Killer) cell dan
LGLs ( Large Granular Lymphocytes) desidua, melawan trofoblas sehingga
HLA-G berfungsi untuk melindungi trofoblas dari pengaruh imun maternal
atau serangan sitotoksik . Ekspresi HLA-G yang cukup pada trofoblas
diperlukan untuk memodulasi sekresi sitokin untuk menginduksi toleransi
imun, mengontrol invasi trofoblas dan berkonstribusi dalam remodeling arteri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
spiralis untuk menunjang keberhasilan implantasi dan kehamilan. (Mor,
2006; Kitburn dan Wang, 2000). Sehingga atas dasar inilah HLA-G sangat
memegang peranan penting dalam PJT (Hunt et al., 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian, yaitu apakah ada perbedaan ekspresi HLA-G antara Pertumbuhan
Janin Terhambat dengan kehamilan normal ?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.Tujuan Umum
Menganalisis ekspresi HLA-G pada kehamilan dengan gangguan
perkembangan dengan kehamilan normal.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengevaluasi perbedaan ekspresi HLA-G antara
Pertumbuhan Janin terhambat dengan kehamilan normal.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Memberikan sumbangan pengetahuan tentang ekspresi HLA-G pada
Pertumbuhan Janin Terhambat dan kehamilan normal sehingga dapat
menjadi dasar penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Manfaat aplikatif
Menambah khasanah korelasi pemeriksaan klinis dan laboratoris
biomolekuler pada proses kehamilan sehingga dapat memberi masukan
dalam menurunkan angka morbiditas dan mortalitas perinatal.
3.Manfaat kedokteran keluarga
Dengan mengetahui adanya perbedaan ekpresi HLA-G antara PJT
dengan kehamilan normal diharapkan bisa dikembangkan usaha untuk
deteksi dini dan pencegahan PJT .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT ( PJT)
1. Definisi dan Epidemiologi
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) adalah suatu keadaan yang
dialami oleh janin yang mempunyai berat badan di bawah batasan tertentu
dari umur kehamilannya. Namun, definisi yang sering digunakan adalah
janin yang mempunyai berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil
dari kurva berat badan normal. Namun ada juga yang menggunakan titik
potong (cut-off point) 5 persentil, ataupun 2 SD (kira-kira 3 persentil).
Selain melalui berat badan beberapa mendefinisikan dengan lingkar perut
kurang atau sama dengan 5 persentil atau femur lenght (FL)/ abdominal
circumference (AC) > 24 (Steinborn dan Varkonyi, 2007; Mose, 2001).
Sampai saat ini masalah PJT masih merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas perinatal. Untuk mengetahui insidensi PJT
sangatlah sulit karena pencatatan tentang usia gestasi yang pasti, sering
tidak tersedia di negara berkembang. Kejadian PJT bervariasi, berkisar 4-
8% pada negara maju dan 6-30% pada negara berkembang (Hellen, 2001).
Sekitar 2-10% dari semua kehamilan berhubungan dengan PJT, dan 20%
dari janin lahir mati mengalami hambatan tumbuh. Angka kematian
perinatal 4-8 kali lebih tinggi pada janin ynag mengalami hambatan
tumbuh. 1/3 dari janin dengan berat lahir < 2800 g lebih dikarenakan
karena hambatan tumbuh bukan karena lahir prematur. Di Amerika PJT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
sering disebabkan oleh insufisiensi uteroplasenta, 10% kasus adalah
infeksi , 5-15 % kasus adalah faktor kromosom dan kelainan genetik
(Steinborn dan Varkonyi, 2007; POGI, 2006; Laron, 2001).
2. Klasifikasi
Berdasarkan proses terjadinya, pertumbuhan janin terhambat dapat
diklasifikasikan ke dalam 2 kelompok, yaitu:
a. Pertumbuhan janin terhambat tipe I (simetrik, proporsional).
Terjadi pada kehamilan 0-28 minggu, terdapat gangguan potensi tubuh
janin untuk memperbanyak sel (hiperplasia). Gambaran pertumbuhan janin
berupa pengurangan ukuran organ-organ janin yang sifatnya menyeluruh
(proporsional) baik ukuran kepala, ukuran tubuh, maupun panjang janin.
Biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom, kelainan kongenital,
infeksi janin, dan obat-obatan teratogenik. Prognosisnya buruk.
b. Pertumbuhan janin terhambat tipe II (asimetrik, disproporsional).
Terjadi pada kehamilan 28-40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh
janin untuk memperbesar sel (hipertrofi). Pada awalnya pertumbuhan janin
berlangsung normal, kemudian laju pertumbuhan berkurang, akhirnya ber-
henti. Organ yang paling rawan terkena adalah organ-organ internal
(ginjal, paru, hepar, usus, timus, adrenal, limpa). Lemak subkutis akan
berkurang. Pertumbuhan otak (kepala) biasanya tidak terganggu, sehingga
terjadi disproporsi antara ukuran kepala dengan ukuran tubuh. Mekanisme
ini dikenal sebagai brain-sparing phenomenon. Kelainan ini sering terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pada hipertensi pada kehamilan akibat gangguan fungsi plasenta
(insufisiensi plasenta). Prognosisnya baik.(Bahlman, 2000)
Malnutrisi pada fase hiperplasi dan hipertrofi akan menyebabkan
pengurangan jumlah dan ukuran sel (pertumbuhan janin terhambat tipe
campuran/ intermediate), janin pada awalnya simetris tetapi kemudian
menjadi asimetris pada akhir kehamilan.
Beberapa peneliti lebih menyukai klasifikasi etiologi janin kecil
dan membagi mereka dalam kelompok sebagai berikut:
a. IUGR intrinsik. Janin-janin ini kecil karena kondisi janin, seperti infeksi
intrauterin atau kelainan kromosom,
b. IUGR ekstrinsik. Gagalnya pertumbuhan karena pengaruh luar janin
seperti keadaan plasenta atau penyakit ibu,
c. IUGR kombinasi. Pada pasien-pasien ini terdapat baik faktor intrinsik
maupun ekstrinsik yang berhubungan dengan gagalnya pertumbuhan,
d. IUGR idiopatik. Penyebab kegagalan pertumbuhan janin tidak
diketahui. (Rompas, 2008)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3. Faktor Risiko PJT
PJT ditegakkan berdasarkan adanya kecurigaan pada pengamatan –
pengamatan faktor risiko dan ketidaksesuaian tinggi fundus uteri dan umur
kehamilannya. Namun sering terjadi ketidakakuratan pada pemeriksaan
klinis dalam meramalkan kejadian PJT, hal ini pada umumnya disebabkan
oleh: 1) kesalahan dalam menentukan umur kehamilan, 2) kesalahan
dalam cara pengukuran tinggi fundus uteri, 3) adanya fenomena trimester
terakhir, yaitu bayi-bayi yang tersangka PJT pada kehamilan 28-34
minggu, kemudian menunjukkan pertumbuhan yang cepat pada kehamilan
36-39 minggu (POGI, 2006).
Faktor-faktor risiko PJT, antara lain lingkungan sosio-ekonomi
rendah, riwayat PJT dalam keluarga, riwayat obstetri yang buruk, berat
badan sebelum dan selama kehamilan yang rendah, komplikasi obstetri
dalam kehamilan, dan komplikasi medik dalam kehamilan.
Faktor risiko yang dapat terdeteksi sebelum kehamilan, yaitu:
riwayat PJT sebelumnya, riwayat penyakit kronis, riwayat Antiphospolipid
syndrome (APS), Indeks Massa Tubuh (IMT) yang rendah, dan Maternal
hipoksia. Sedangkan faktor risiko yang terdeteksi selama kehamilan, yaitu:
riwayat makan obat-obatan tertentu, perdarahan pervaginam, kelainan
plasenta, partus prematurus, kehamilan ganda, dan kurangnya
pertambahan Berat Badan selama kehamilan (Brodsky dan Christov,
2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
4. Etiologi dan Patogenesis
Meskipun sekitar 50% pertumbuhan janin terhambat belum
diketahui penyebabnya, ada beberapa faktor yang diketahui dapat
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
Faktor ibu, antara lain: penyakit paru kronik, penyakit jantung
sianotik, hipertensi, anemi berat, malnutrisi, konsumsi rendah kalori,
merokok serta adiksi obat, gangguan absorpsi makanan (operasi reseksi
usus), riwayat PJT sebelumnya, penambahan berat badan ibu selama ke-
hamilan < 7 kg pada saat aterm atau berat badan ibu kurang dari 45 kg,
dan penambahan tinggi fundus uteri < 10 persentil menurut kurva normal.
Sedangkan dari faktor plasenta, yaitu: plasenta kecil dan penderita
hipertensi, plasenta sirkumvalata, implantasi plasenta abnormal, dan
solusio plasenta, insufisiensi plasenta.
Selain dari faktor tersebut diatas, faktor janin juga mempengaruhi
terjadinya PJT, antara lain : kelainan kongenital, trisomi(18,21), infeksi
intrauterin (TORCH, AIDS), dan radiasi. (Rompas, 2008)
Salah satu yang menjadi penyebab terjadinya PJT adalah adanya
gangguan aliran darah uteroplasenta, yang sering tidak diketahui
penyebabnya. Saat ini sering dihubungkan dengan adanya suatu kondisi
dimana terjadi gangguan toleransi sistem imun maternal pada materno-
feto interface yang berakibat pada gangguan invasi tofoblas ke desidua
pada saat proses plasentasi sehingga terjadi gangguan invasi plasenta yang
akan menyebabkan perfusi uteroplasenta yang buruk. Invasi trofoblas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
tidak adekuat akan meyebabkan terjadinya komplikasi-komplikasi
kehamilan seperti preeklampsia, PJT, Abortus berulang, solutio plasenta
sedangkan proses invasi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan
terjadinya plasenta akreta, perkreta, inkreta, penyakit trofoblas gestasional,
choriocarcinoma.
Yang berperan dalam proses toleransi imun maternal pada
materno-feto interface adalah suatu antigen yang dikenal dengan Human
Leukocyte Antigen –G (HLA-G),yang diduga memegang peranan penting
pada proses implantasi dalam proses embryogenesis, diketahui mempunyai
peranan dalam mengontrol invasi sel trofoblas dan mempertahankan
kondisi imunotoleransi lokal (Eastabrook, 2008; Matthias, 2007).
5. Penegakan diagnosa
Diagnosis baru dapat ditegakkan bila usia kehamilan telah
mencapai 28 minggu ke atas. Pertumbuhan janin dinyatakan terhambat
bila secara klinis dan USG didapatkan taksiran berat sama atau kurang dari
10 persentil (Ada yang menggunakan titik potong 5 persentil, ada pula
yang menggunakan 2 SD /kira-kira 3 persentil ) dan lingkar perut (AC)
yang sama atau kurang dari 5 persentil atau FL/AC > 24 atau biometri
tidak berkembang setelah 2 minggu (Peleg et al., 2004,POGI ,2006).
Untuk menegakkan diagnosa diperlukan analisa yang matang dari
anamnesis hingga pemeriksaan fisik dan penunjang yang matang.
a. Riwayat medis dan obstetrik. Riwayat medis diperlukan untuk
mengiindentifikasi faktor risiko PJT. Riwayat obstetrik penting karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
bila kehamilan sebelumnya PJT, maka memiliki risiko lebih tinggi
untuk terulang kembali pada kehamilan berikutnya.
b. Berat badan. Penambahan berat badan ibu merupakan indeks yang
tidak sensitif untuk membedakan PJT dengan bayi kecil tetapi sehat.
c. Mengukur tinggi fundus uteri (TFU): terbatas akurasinya untuk
mendeteksi janin Kecil Masa kehamilan (KMK), sensitivitas 56-86%,
spesifitas 80-93%. Kekeliruan hasil pengukuran juga bisa terjadi pada
kehamilan ganda, hidramnion, letak lintang, turunnya kepala dalam
jalan lahir, hamil dengan mioma uteri, obesitas, di samping kurang tepat
meletakkan pita.
d. Diameter Biparietal (BPD). Metode ini menunjukkan 2 pola yang
nyata pada gangguan pertumbuhan janin. Slow growth profile dimana
pertumbuhan BPD selalu di bawah 10 persentil dari usia kehamilan.
Sedangkan late flattening profile yaitu pertumbuhan BPD yang normal
selama dua trimester pertama diikuti berhentinya pertumbuhan selama
trimester terakhir. Sensitifitas dan spesifisitas pengukuran BPD serial
terlalu rendah sebagai metode primer untuk mengevaluasi janin kecil
karena kepala adalah organ terakhir yang terpengaruh oleh malnutrisi
janin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Gambar 2.1. Persentil taksiran berat badan janin berhubungan dengan usia kehamilan ( Oken, at al., 2003)
e. Estimasi berat janin ( Estimasi Fetal Weight /EFW) dan Abdominal
Circumference (AC). Tingkat pertumbuhan lingkar perut tidak
terpengaruh usia gestasi. Bila tingkat pertumbuhan < 1 cm dalam 2
minggu menunjukkan PJT. AC mempunyai nilai prediksi negatif 99%.
Pada KRT AC<10 persentil untuk memprediksi luaran perinatal yang
jelek .
f. Rasio lingkar kepala dan perut (H/A ratio). Membandingkan organ
yang paling akhir dipengaruhi malnutrisi janin, yaitu otak, dengan yang
paling mudah terpengaruh, yaitu hati, dan memiliki nilai yang
signifikan dalam mengidentifikasi bayi PJT asimetris. AC diukur
setinggi bifurkasio vena hepatika pada pusat hati janin. Lingkar kepala
diukur setinggi thalamus. Keuntungan menggunakan lingkar kepala
daripada BPD adalah efek molding diminimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
g. Rasio Femur-abdomen (F/A ratio). Membandingkan panjang femur
(FL) yang minimal dipengaruhi gangguan pertumbuhan janin, dengan
lingkar perut (AC) yang sangat dipengaruhi oleh gangguan
pertumbuhan janin. FL cukup mudah diukur dan tidak terpengaruh
molding atau presentasi atau letak janin yang tidak normal. Rasio F/A
tetap konstan setelah kehamilan 20 minggu. Nilai normalnya adalah 22
+ 2. Bila kelainan rasio F/A cukup tinggi, harus dicurigai kuat adanya
malnutrisi janin. Jika rasio F/A normal, janin mungkin kecil dan sehat
atau menderita PJT simetri tetapi tidak mengalami malnutrisi berat.
h. Indeks Timbangan bayi (Fetal Ponderal Index / PI). PI diukur
dengan membagi perkiraan berat janin dengan 3 kali panjang femur.
Nilai normalnya adalah 8.325 + 2.5 (2 SD). PI tidak terpengaruh usia
gestasi dan memiliki nilai konstan pada pertengahan akhir kehamilan.
i. Volume air ketuban (AFV) dengan menentukan indeks cairan amnion
(Amniotic Fluid Index / AFI), yaitu dengan teknik 4 kuadran. Disebut
oligohidramnion jika AFI kurang dari 5. Oligohidramnion adalah tanda
akhir terjadinya malnutrisi janin.Pemeriksaan AFI dilakukan setiap
minggu atau 2 kali seminggu tergantung berat ringannya PJT.
j. Analisa Doppler (Doppler Velocimetry). Gelombang Doppler
digunakan untuk melihat hambatan aliran darah ke janin yaitu kelainan
vaskuler plasenta, yang dapat dinilai antara lain arteri serebri media
(ASM/MCA), rasio serebroplasenta (RSP) / Cerebroplacental ratio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(CPR), vena umbilikalis (VU), dan duktus venosus (DV) Arantii.
(Merz, 2005; Barness, 2004)
6. Penatalaksanaan
Bila janin sudah didiagnosis mengalami PJT, maka harus disiapkan
pengawasan perinatal janin dan waktu terminasi yang optimal.
Pengawasan ante partum yang diperlukan antara lain: ( POGI,2006)
a. Non Stress Test (NST). Merupakan tes terpenting, karena menentukan
apakah keadaan janin berbahaya atau tidak. Penurunan variabilitas
denyut jantung janin, hilangnya reaktivitas, kurangnya akselerasi, dan
timbulnya deselerasi variabel, merupakan tanda-tanda lemahnya
pertahanan janin dan terminasi perlu segera dilakukan. NST dilakukan
antara seminggu sekali sampai tiap hari tergantung keadaan klinisnya.
Indikasi NST tiap hari adalah PJT berat dengan rasio S/D > 6.
b. Contraction Stress Test (CST) dan Biophisic Score (BPS) /
Biophysical profile (BPP), dapat digunakan pada NST abnormal. Bila
hasilnya fetal compromise maka harus terminasi segera. Pada keadaan
dimana tidak terdapat tes-tes pelengkap ini, maka NST cukup untuk
memutuskan terminasi kehamilan segera.
c. Volume cairan amnion, penting untuk mengetahui perkembangan
janin PJT. Sebaiknya dilakukan tiap minggu dan frekuensi NST
ditingkatkan bila terjadi penurunan jumlah cairan amnion. Kriteria USG
terpenting yang menunjukkan fetal compromise adalah
oligohidramnion.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d. Amniosentesis, pada janin PJT sebaiknya dilakukan tiap minggu mulai
usia kehamilan 36 minggu dan kehamilan segera diakhiri jika paru-paru
telah matur.
e. Cordosentesis. Sampel darah korda umbilikalis jarang diindikasikan
untuk PJT. Terutama adalah kecurigaan defek kromosom sehingga
diperlukan penentuan kariotipe janin. Ada pula yang menyarankan
pemeriksaan ini untuk mengetahui tingkat hipoksia dan asidosis janin.
Nicolini dkk justru menemukan bahwa sampling korda umbilikalis
berbahaya bagi janin PJT, karena sering mengalami bradikardi yang
lama dan berat saat prosedur ini.
Manajemen persalinan merupakan bagian penting dalam
penatalaksanaan janin PJT. Hal ini disebabkan karena selain defek
kongenital, asfiksia intra partum merupakan penyebab utama
morbiditas perinatal janin PJT.
Dilakukan terminasi kehamilan bila ditemukan ( POGI,2006) :
a. Rasio FL/AC biometri ≥ 26, janin termasuk PJT berat.
b. Doppler velocimetri arteri atau vena umbilikalis (PI ≥ 1,8) yang disertai
AEDF/REDF
c. AFI ≤ 4
d. BPS memburuk
e. KTG : deselerasi lambat
f. Tambahan : Doppler a.uterina, MCA,DV
Dilakukan terminasi mutlak bila : a,b, dan c terpenuhi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Umur Kehamilan :
a. ≥ 37 minggu : terminasi kehamilan dengan seksio sesaria atau
pervaginam bila Bishop score ≥ 5.
b. 32-36 minggu : konservatif selama 10 hari dapat berlangsung lebih dari
50% kasus KRT terutama preeklampsia.
c. < 32 minggu : perawatan konservatif tidak menjanjikan, sebagian besar
kasus berakhir dengan terminasi.
Bila pertumbuhan janin masih berlangsung, terminasi pada
kehamilan 38 minggu. Namun, bila pertumbuhan janin tidak ada dan
maturitas paru cukup (biasanya pada kehamilan 35 minggu) dilakukan
terminasi dengan cara :
a. Janin reaktif : Induksi persalinan didahului dengan pematangan serviks
b. Janin non reaktif atau terdapat gejala gawat janin : seksio sesarea
c. Jika terdapat oligohidramnion berat disarankan untuk perabdominan.
Bila surveillance janin abnormal pada usia kehamilan kurang dari
38 minggu maka harus diperiksa rasio lecitin/spingomielin air ketuban.
Bila paru janin telah matang (L/S ≥ 2) maka dilakukan terminasi
kehamilan apabila : 1) uji beban kontraksi positif, 2) oligohidramnion, 3)
BPD tidak bertambah lagi (risiko tinggi disfungsi otak janin).
Pada PJT dengan usia kehamilan masih preterm, umumnya tidak
ada suatu tindakan tertentu yang dapat memperbaiki keadaan. Pertama,
dipastikan bahwa tidak ada kelainan kongenital yang berat seperti trisomi
dan sebagainya untuk menghindari intervensi bedah yang tidak perlu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Umumnya terminasi kehamilan pada PJT berat preterm lebih
menguntungkan daripada membiarkan kehamilan berlangsung lama karena
biasanya fetus yang demikian sudah cukup matang untuk hidup jika : 1)
persalinan dapat berlangsung cepat dan tidak membiarkan risiko gawat
bertambah, 2) tersedia monitoring ketat saat persalinan, 3) perawatan
intensif perinatal segera sejak neonatus lahir.
Terapi lain yang mungkin dapat dipertimbangkan antara lain Bed
rest, walaupun masih dipertanyakan manfaatnya, karena tidak ada
perbedaan keluaran janin antara perawatan bed rest dengan perawatan
jalan/ambulatoir. Terapi nutrisi dengan protein tinggi, balanced
energy/protein supplementation (protein <25% energi total) dapat
mengurangi PJT. Kurang bukti bahwa pemberian oksigen, obat-obat
seperti : Ca channel blocker, beta mimetic dan magnesium
menguntungkan dan efektif mencegah PJT. Meta analisis yang melibatkan
13.000 ibu hamil didapatkan bahwa pemberian aspirin dapat mengurangi
kejadian PJT tetapi gagal dalam meningkatkan keluaran perinatal.
Pemberian aspirin pada kehamilan risiko tinggi tidak mengurangi kejadian
PJT tetapi mengurangi preterm. (Cunningham et al., 2005; Roeshadi,
2004; Peleg et al., 2004).
B. PERAN HLA-G PADA KEHAMILAN
Sistem imun merupakan suatu organisasi yang terdiri dari sel – sel dan
molekul – molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu
sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi maupun benda asing. Kehamilan
adalah suatu hasil proses yang komplek dari koordinasi sistem imun fetus dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
sistem imun ibu. Meskipun plasenta merupakan suatu barier antara sirkulasi
maternal dan fetal, tetapi fetal alloantigen tetap dapat mencapai sirkulasi
maternal. Keberhasilan sistem toleransi imunologi ini akan dapat
mempertahankan kelangsungan proses embryogenesis sampai mencapai
kehamilan aterm yang normal. Embrio sendiri merupakan benda asing bagi
tubuh maternal, sehingga uterus sebagai organ tempat kehamilan berlangsung
tentu memiliki peranan penting dalam penerimaan embrio (Sumapraja K,
2008). Lapisan endometrium uterus dapat dianggap sebagai jaringan limfoid
tersier. Hal ini dikarenakan leukosit ditemukan dalam jumlah cukup banyak
baik pada stroma maupun epitel endometrium. Sel leukosit ditemukan
menyebar maupun berkelompok bersebelahan dengan kelenjar endometrium
pada stratum basalis, dan pola ini tidak akan berubah sepanjang siklus haid.
Namun, jumlah sel leukosit pada stratum fungsional akan berbeda pada setiap
fase dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah perubahan pada jumlah sel
Natural Killer (NK). Jumlah sel NK akan meningkat secara bermakna
pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan desidua saat usia
kehamilan dini (Loke dan King, 2002).
Janin mewarisi setengah genom dari ayahnya maka mau tidak mau sel
janin mengekspresikan peptida yang mirip dengan ayahnya. Hal ini tentu
memicu reaksi penolakan oleh sistem imun meternal. Namun, terdapat suatu
mekanisme toleransi sistem imun maternal terhadap antigen paternal janin,
sehingga muncul teori mengenai peranan plasenta sebagai barier imun bagi
antigen paternal janin, sehingga tidak terjadi penolakan oleh sistem imun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
maternal. Selain itu terjadi perubahan pada sistem imun maternal selama
kehamilan sehingga memicu reaksi toleransi terhadap jaringan janin
(Huppertz dan John, 2008).
Dalam kehamilan jaringan plasentalah yang akan langsung
mengadakan kontak dengan sistem imun maternal. Ini disebabkan sel – sel
trofoblas akan menginvasi hingga ke pembuluh darah maternal. Namun, satu
dari fungsi yang paling menarik dari plasenta adalah regulasi respon imun
maternal, yakni fetal sebagai semi allograf mengalami toleransi selama masa
kehamilan. Trofoblas merupakan faktor yang penting terhadap fenomena ini
karena trofoblas terbentang pada maternal fetal interface, tempat terjadi
kontak langsung dengan sistem imun maternal.
Terjadinya toleransi sistem imun maternal ini memunculkan beberapa
hipotesis, antara lain hipotesis mengenai Ekspresi HLA-G di sel – sel
trofoblas. Sel – sel sinsisiotrofoblas tersebut mengekspresikan salah satu
HLA nonklasik, yaitu HLA-G. HLA-G berinteraksi dengan Killing Inhibitory
Receptor (KIR) dan akan menekan aktivitas sitotoksisitas dari sel NK,
sehingga memicu toleransi sistem imun maternal (Billington, 2003).
Gambar 2.2. Mekanisme yang mendasari toleransi sistem imun maternal (Hunt et al., 2005)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Selama kehamilan di dalam uterus terjadi perubahan yang dramatis
pada subpopulasi leukosit endomertrium, hal ini sebagai konsekuensi dari
implantasi janin di uterus maternal. Setelah terjadi reaksi inflamasi singkat
yang disebabkan oleh penerobosan blastokis pada epitel uterus, mengubah
endometrium (desidua) yang ditempati menjadi sebuah pola proteksi lokal
yang disediakan oleh sistem imun bawaan. Hal ini memacu pemeran utama
pada sistem imun didapat, yaitu limfosit T dan limfosit B sebagian besar
ditemukan pada distal miometrium sampai jaringan janin. Sedangkan sistem
imun bawaan, sel NK dan makrofag lebih dominan di desidua. Pengecualian
pada Treg subset dari sel CD4+/CD5+, yang memproduksi interleukin 10 (IL-
10) dan mengubah growth factor-β1 (TGF-β1), dan dipercaya memelihara
toleransi tersebut. Proliferasi dari sel – sel tersebut distimulasi oleh estrogen
terdiri dari 14% dari sel CD4+ pada awal desidua. Koneksi dari sitokin –
sitokin di uterus diduga juga menjadi salah satu faktor yang ikut membantu
sistem toleransi maternal ini. CD4+ (Th) dibagi menjadi 2 yaitu Th1 dan Th2.
Sitokin Th2, khususnya yang imunosupresif IL-10, diregulasikan secara
negatif oleh Th1 melalui efek umpan balik. Sitokin Th1, IFNg, TNFα dan
beberapa IL-2 merupakan sitokin penyebab abortus. Selain itu pada penelitian
yang dilakukan Wegmann et al (1993) pada allopregnancy didominasi oleh
sitokin Th2 (IL-3, IL-4, dan IL-10) dan respon sel T ini selama kehamilan
disebut fenomena Th2 (Hunt et al.,2005).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Gambar 2.3. Skema janin, plasenta dan membran ekstraplasenta dan modifikasi endometrium (desidua) (Hunt et al., 2005)
Kontribusi janin dalam toleransi sistem imun maternal ini sangatlah
khas.Pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa bagian janin yang berasal dari
inner cell mass dari blastokis, dipisahkan dalam sebuah kulit pelindung yang
tersusun dari sel – sel trofoblas yang terbuat dari lapisan trofektoderm dari
blastokis. Oleh karena itu trofoblas bertanggung jawab dalam interaksi
dengan lingkungan maternal dan melindungi fetus dari serangan sistem imun
maternal seperti yang diilustrasikan pada gambar 2.2, sel – sel trofoblas
mengelakkan kerusakan yang dimediasi antibodi yang diperlihatkan
peningkatan level protein komplemen regulasi dan menurunkan sel yang
dimediasi sistem imun melalui ekspresi penghambatan dari famili sel B7 dan
famili TNF. Seperti sel di desidua, sel di janin memproduksi sitokin
imunosupresif, kemokin, dan prostaglandin yang memperkesil proliferasi sel
limfosit T dan meningkatkan level dari hormon yang dapat menekan sistem
imun, seperti progesteron. Paling penting, sel trofoblas meregulasi ekspresi
dari gen HLA dan memproduksi protein HLA tersebut. Selain itu, ekspresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
antigen di sel trofoblas memprogram leukosit maternal menjadi jalur yang
konsisten dengan toleransi imun ini (Hunt et al.,2005; Petroff et al.,2003).
Kehamilan dikatakan sukses, bila janin nyaman berada di uterus
maternal selama sembilan bulan, dengan konsep imunologi bahwa janin
semialogenik tapi mampu bertahan hidup di dalam uterus maternal. Salah
satu penjelasan paling awal didasarkan pada teori imaturitas antigenik
mudigah-janin. Hal ini ditolak oleh Billingham (1964) yang memperlihatkan
bahwa berbagai antigen tranplantasi (HLA) sudah ditemukan pada masa
mudigah paling dini. Sedangkan Sir Peter Medawar pada tahun 1953
menyatakan bahwa solusi terhadap teka-teki alograf janin mungkin dapat
dijelaskan oleh adanya suatu netralitas imunologis, kemudian banyak peneliti
memfokuskan diri pada penentuan ekspresi antigen kompleks histo-
kompatibilitas mayor (major histocompatibility complex, MHC) di trofoblas.
Antigen leukosit manusia (human leukocyte antigen, HLA), berdasarkan
kesepakatan internasional, merupakan analog kompleks histokompatibilitas
mayor pada manusia. HLA ini memegang peranan penting dalam hal aktivasi
respon imun baik yang bersifat innate maupun adaptif (Townson dan Lu,
2000).
Gen HLA adalah produk dari berbagai lokus genetik MHC yang
terletak pada kromosom 6p21 pada telomeric end dari region HLA, yang
regio tersebut terdapat ± 20 – 25 gen HLA kelas I. HLA berdasarkan struktur
dan fungsinya terdiri atas 2 kelas yaitu kelas I ( Ia/ klasik, Ib / non klasik)
dan kelas II . HLA Ia/klasik yaitu : HLA –A, HLA-B, HLA –C mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
fungsi mempresentasikan fragmen peptide ( antigen) kepada sel Limfosit T
sitotoksik ( CD8+). Untuk kelompok kelas Ib (non klasik) yaitu : HLA-E,
HLA-F, dan HLA-G. HLA-G telah diketahui perannya dalam menentukan
keberhasilan kehamilan. HLA kelas II yang sering dikenal adalah HLA –
DP,HLA-DQ dan HLA-DR yang berfungsi untuk mempresentasikan fragmen
peptide ( antigen) kepada sel limfosit T helper ( CD4++). (Hunt et al.,2005)
Salah satu perbedaan antara gen HLA kelas Ia dan Ib bahwa pada
HLA kelas Ia merupakan polimorfik yang tinggi dengan banyak alel,
sedangkan HLA kelas Ib mempunyai sedikit varian. Perbedaan utama terlihat
pada glikoprotein yang dihubungkan dengan dua subset dari kelas I. Secara
umum antigen kelas Ia merupakan membrane bound. Sedangkan, salah satu
antigen kelas Ib, HLA-G merupakan spliced alternatif, tujuh spliced alternatif
transkripsi sudah diidentifikasi, empat diprediksikan mengkode membrane
bound dan tiga diprediksikan mengkode soluble protein. Perbedaan terakhir
adalah bahwa ekspresi dari antigen kelas Ia terdapat dimana – mana,
sedangkan antigen kelas Ib hanya pada jaringan atau organ spesifik dan atau
kondisional.
Sel trofoblas mengekspresikan satu molekul kelas Ia yaitu HLA-C dan
tiga molekul kelas Ib. Gen HLA-C merupakan polimorfik yang sedang dan
dapat menstimulasi maternal anti-fetus imunitas didapat jika alel paternal
berbeda dengan maternal. perbedaan alel pada lokus gen HLA-C tidak
terbukti menjadi penyebab infetilitas atau terminasi kehamilan. Antigen HLA
kelas I lainnya yang diekspresikan trofoblas adalah HLA-E, -F and –G.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Antigen kelas Ib dibedakan oleh rendahnya jumlah alel yang berbeda pada
level protein. Sebagai contoh HLA-E mempunyai dua alel dan HLA-G
mempunyai lima alel. Selain itu, kebanyakan polimorfisme pada gen HLA-G
tidak merubah sekuen asam amino dan dibanding dengan antigen kelas I yang
lain, HLA-G lebih sedikit terjadi polimorfisme pada regio kodingnya,
sehingga melindungi trofoblas terhadap serangan sel NK uterus. Pada HLA-
G, polimorfisme terdapat pada regio pengatur pada ujung 5’ (5’ URR) dan
regio 3’ yang tidak mengalami transkripsi (3’ UTR). Komite nomenklatur
WHO menetapkan lima belas alel untuk berbagai faktor yang terdapat pada
sistem HLA. Namun demikian, hanya lima protein HLA-G dengan substitusi
asam amino sederhana yang dijelaskan dalam literatur. Dua di antaranya
adalah produk substitusi pada exon 2 (yaitu alel G*0101 dan G*0103), satu
pada exon 3 (alel G*1040X), satu pada exon 4 (alel G*0106) dan satu lagi
delesi pada codon 5 (G*0105). HLA-G memiliki kode protein yang hampir
monomorfik, yang berlawanan dengan HLA kelas Ia dan II yang sangat
polimorfik. Oleh karena itu antigen ini dianggap sebagai bagian tubuh
maternal itu sendiri sehingga tidak memicu respon imun maternal terhadap
trofoblas janin yang mengekspresikan HLA-G (Mor, 2006; Kitburn dan
Wang, 2000; Weetman, 2003)
Untuk menjelaskan ekspresi HLA-G, perlu dipahami sifat populasi
limfosit pada desidua manusia. Limfosit granular besar uterus adalah sel
khusus yang diperkirakan sel limfoid, berasal dari sumsum tulang dan
merupakan turunan sel natural killer (NK). Sel ini terdapat dalam jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
besar hanya pada fase midluteal siklus – pada waktu diharapkan terjadinya
implantasi. LGL ini memiliki fenotipe CD56 atau neural cell adhesion
molecule di permukaannya. Saat terjadi implantasi blastokista, sel ini akan
menetap di desidua selama minggu-minggu pertama kehamilan. Diperkirakan
bahwa LGL terlibat dalam pengendalian invasi trofoblas. Peningkatan
aktifitas sel NK menyebabkan kegagalan invasi trofoblas (Martina,2006). Sel
ini mensekresi sejumlah besar granulocyte/macrophage-colony stimulating
factor (GM-CSF), yang mengisyaratkan bahwa LGL pada desidua trimester I
berada dalam keadaan aktif. Hal ini mendorong Jokhi (1994) berasumsi
bahwa GM-CSF mungkin berfungsi terutama bukan untuk mendorong
replikasi trofoblas tetapi lebih untuk mencegah apoptosis trofoblas. Menurut
teori ini, LGL dan bukan limfosit T-lah yang terutama bertanggung jawab
atas ketahanan imunologik pada desidua (Norma dan Serrano, 2006).
HLA-G diekspresikan hanya pada manusia. Bahkan, antigen HLA-G
hanya ditemui pada sitotrofoblas ekstravilus di desidua basalis dan corion
laeve. Selama kehamilan, terjadi peningkatan HLA-G (Hunt et al., 2000).
Dihipotesiskan bahwa HLA-G secara imunologis bersifat permisif terhadap
ketidakcocokan antigen antara ibu dan janinnya. HLA-G dapat melindungi
trofoblas dari intoleransi imun maternal-fetal dan memungkinkan sel ini
menginvasi uterus. Rendahnya bahkan tidak adanya ekspresi HLA-G
mencegah trofoblas menginvasi jaringan maternal dan sistim vaskular dengan
benar. Kegagalan invasi ini dapat mengakibatkan defek plasenta yang
berakibat adanya penurunan aliran darah utero plasenta (Martina, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Selama kehamilan, sistem imun ibu kontak langsung dengan sel dan
jaringan janin yang bersifat semi alogenik. Sehingga, harus terdapat berbagai
mekanisme untuk memodulasi dan mengurangi respon sistem imun maternal
tersebut. HLA-G dalam menghambat aktivasi sinyal pada leukosit desidua
memerlukan reseptor HLA-G yang tepat. Reseptor immunoglobulin-like
transcript (ILT) merupakan reseptor HLA-G utama yang diekspresikan oleh
sel limfosit T, sel limfosit B, sel NK dan sel fagosit mononuklear, sehingga
membatalkan aktivasi sinyal yang diterima oleh sel – sel tersebut. Beberapa
penelitian melaporkan bahwa ILT4 merupakan reseptor untuk HLA-G. ILT4
ini dominan terdapat pada monosit, makrofag, sel dendritik dan sel- sel
sejenis, yang merupakan populasi leukosit kedua terbanyak pada desidua
manusia. Selain ILT4, reseptor HLA-G yang lain, yaitu ILT2. ILT2 banyak
terdapat pada sel T dan sel B, namun sedikit pada sel fagosit mononuklear.
Meskipun ILT2 hanya sedikit terdapat pada sel fagosit mononuklear, ILT2
tidak dapat diekslusikan, karena penelitian akhir – akhir ini pada sel makrofag
dilaporkan bahwa kedua reseptor baik ILT4 maupun ILT2 memperlihatkan
ikatan isoform spesifik. HLA-G mengaktifkan jalur, melalui ILT2/ILT4
termasuk tirosin fosforilasi, asosiasi SHP-1 dan regulasi kalsium, yang
diterjemahkan dengan ekspresi dari gen spesifik pada leukosit desidua, yang
diperlukan untuk memprogram sel dalam kehamilan yang tepat. Reseptor lain
HLA-G adalah killer Ig-like receptor 2 DL4 (KIR2DL4) yang terdapat pada
endosom dan pada membran sel. KIR2DL4 merupakan reseptor aktivasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
menstimulasi sel NK memproduksi sitokin inflamasi. (Hviid, 2006; Hunt,
2005; Yan dan Fan, 2005)
Gambar 2.4. Reseptor HLA-G (Hunt et al., 2005)
C. PERANAN HLA-G PADA PJT
Penyebab terjadi PJT salah satunya adalah adanya gangguan aliran
darah uteroplasenta, yang sering tidak diketahui penyebabnya. Kondisi ini
dihubungkan dengan gangguan toleransi sistem imun maternal. Adanya
gangguan toleransi sistem imun maternal ini akan berakibat pada gangguan
invasi tofoblas ke desidua, saat proses implantasi dan plasentasi sehingga
terjadi gangguan invasi plasenta yang akan menyebabkan penurunan perfusi
uteroplasenta. Invasi trofoblas yang tidak adekuat inilah yang dapat
menyebabkan PJT, karena pasokan aliran darah yang kurang sehingga
pasokan nutrisi dari ibu ke janin pun berkurang.
HLA –G adalah salah satu hal yang akhir – akhir ini dianggap paling
berperan dalam proses toleransi imun maternal pada materno-fetointerface.
HLA-G merupakan molekul MHC kelas Ib non klasik, bersifat monomorfik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
dan memiliki kemampuan menghambat aktifitas sel NK (Natural Killer) dan
LGLs ( Large Granular Lymphocytes) desidua. Secara umum, HLA-G
merupakan imunosupresor. Kemampuannya untuk mengurangi fungsi
imunologis dari beberapa variasi sel hematopoetik berhubungan dengan
keberhasilan implantasi.
Pada penelitian secara invitro, menunjukkan bahwa HLA-G dapat
menghambat sel NK dan memediasi lisis sel T, melalui interaksi langsung
dengan reseptor ILT2, ILT4 dan KIR2DL4. HLA-G menghambat limfosit T
melalui aktifasi dari jalur kematian sel FasL/Fas. Hal ini dibuktikan pada
penelitian yang dilakukan oleh Contini et al (2005) bahwa peningkatan Fas
dihubungkan dengan penurunan sitotoksis oleh sel T CD8+ dan sel NK. Le
Rond et al (2006) melaporkan bahwa HLA-G menginduksi imunosupresif
pada sel T, tapi tidak termasuk sel T regulatori (Treg) CD4+ dan CD25+,
pada penelitian ini pula berhasil diilustrasikan efek agregasi HLA-G pada
reseptor HLA-G (Roussev dan Coulam, 2007; Hunt et al., 2007).
Pada penelitian lain, yang menggunakan fagosit mononuklear sebagai
target sel, didapatkan bukti bahwa HLA-G5 dan HLA-G6 melalui reseptor
ILT4 dan ILT2 menstimulasi munculnya antiinflamasi sitokin, yaitu IL-10
dan menghambat munculnya TNF-α dan IL-6 yang merupakan sitokin
proinflamasi. Pada penelitian ini menggunakan fagosit mononuklear sebagai
target sel karena sel tersebut selalu ada baik saat siklus uteri maupun saat
kehamilan. Hal ini sesuai dengan teori keseimbangan Th1 dan Th2. Respon
Th1 disebut sebagai respon proinflamasi (IFN-g, TNF-α, IL-2), sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
respon Th2 disebut sebagai respon antiinflamasi (IL-10, IL-3 dan IL-4). Sel -
sel Th2 berperan utama untuk menstimulasi sel B untuk memproduksi
antibodi (respon sistem imun humoral). Sehingga keberhasilan kehamilan
dipengaruhi oleh profil sitokin Th2 ini, yang mana jika sitokin Th2 ini tidak
adekuat, mengakibatkan adanya kegagalan invasi dan remodeling arteri
spiralis yang akan menimbulkan komplikasi kehamilan seperti PJT dan
preeklampsia.
Pada penelitian yang menggunakan HLA-G dan rekombinan HLA-G
mengindikasikan bahwa bahwa protein ini meregulasi sistem imun melalui
induksi terhadap sel T, APC dan sel NK. HLA-G menstimulasi produksi
TGF-B1 melalui aktivasi APC. HLA-G juga memodulasi pengeluaran sitokin
dari sel mononuclear darah, selain itu HLA-G juga menekan aktifitas sel NK
dan menghambat sitotoksik yang dimediasi sel NK. HLA-G yang berikatan
dengan reseptornya pada sel NK akan meningkatkan produksi sitokin
interferon-g (IFN-g), yang akan mendorong sel menjadi imunosupressif.
Ikatan antara fagosit mononuclear dengan HLA-G mampu
meningkatkan jumlah Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF),
sehingga terbentuk pembuluh – pembuluh darah baru pada plasenta.
Berdasarkan penelitian Fons et al. (2006) bahwa HLA-G1 yang
berinteraksinya dengan CD 160 pada sel endotel mampu menghambat
angiogenesis melalui jalur apoptosis, serta mengurangi rolling dan adhesi sel
NK aktif pada sel endotel. Sehingga HLA-G ini berfungsi untuk memodulasi
sekresi sitokin untuk menginduksi toleransi imun, mengontrol invasi trofoblas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dan berkonstribusi dalam remodeling arteri spiralis untuk menunjang
keberhasilan implantasi dan kehamilan (Gambar 2.5) . Dengan demikian
apabila HLA-G ini kadarnya berkurang maka perfusi uteroplasenta menjadi
berkurang dan fungsi – fungsi diatas tidak dapat tercapai, pada akhirnya akan
terjadi komplikasi kehamilan, salah satunya adalah PJT, yaitu janin kurang
mendapat asupan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya, yang
diakibatkan oleh perfusi yang kurang baik. Sehingga atas dasar inilah HLA-G
sangat memegang peranan penting juga dalam PJT (Hunt et al., 2007).
Gambar 2.5.Invasi Trofoblas ( Craven,2000)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
D. KERANGKA KONSEPTUAL
Yang diiteliti
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual Penurunan HLA-G menyebabkan
terjadinya PJT.
HLA-G ↓
Sel Endotel
Sel T CD8+ Sel NK
HLA-G HLA-E
HLA-F
HLA-C
Sel Trofoblas
Sel Dendritik
Sel T CD4+
Sel B
Plasenta
Desidua
Fetus
IFN-g ↓ Tidak
teraktifasinya FasL/Fas
IL-10↓ TNF-α ↑
IL-6↑ TGF-β ↓ VEGF ↓
Makrofag
TIdak terjadi Immunosupresif
Remodeling desidual
Inflamasi ↑
Angiogenesis ↑ Rolling dan
adhesive Sel NK ↑
Invasi Trofoblas tidak optimal
Perfusi Uteroplacenta tidak optimal
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT /PJT
Tdak terjadi Cell lysis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
PENJELASAN KERANGKA KONSEPTUAL
HLA-G memegang peran dalam toleransi imun dari semialogenik
fetus oleh ibu. HLA-G yang cukup pada trofoblas menyebabkan tidak
terjadinya atau tidak memicu respon sistem imunologis ibu. HLA-G bersifat
monomorfik dan memiliki kemampuan menghambat aktifitas sel NK (Natural
Killer) dan LGLs ( Large Granular Lymphocytes) desidua. HLA-G dapat
menghambat sel NK dan memediasi lisis sel T, melalui interaksi langsung
dengan reseptor ILT2, ILT4 dan KIR2DL4. HLA-G menghambat limfosit T
melalui aktifasi dari jalur kematian sel FasL/Fas. HLA-G menginduksi
imunosupresif pada sel T, tapi tidak termasuk sel T regulatori (Treg) CD4+
dan CD25+.( Hunt et al., 2007).
Selain itu pada sel fagosit mononuclear, sel ini selalu ada baik saat
siklus uteri maupun saat kehamilan, HLA-G5 dan HLA-G6 melalui reseptor
ILT4 dan ILT2 menstimulasi munculnya antiinflamasi sitokin, yaitu IL-10
dan menghambat munculnya TNF-α dan IL-6 yang merupakan sitokin
proinflamasi. Hal ini sesuai dengan teori keseimbangan Th1 dan Th2. Sel -
sel Th2 berperan utama untuk menstimulasi sel B untuk memproduksi
antibodi (respon sistem imun humoral). Sehingga keberhasilan kehamilan
dipengaruhi oleh profil sitokin Th2 ini. (Roussev dan Coulam, 2007; Hunt et
al., 2007).
HLA-G meregulasi sistem imun melalui induksi terhadap sel T,
Antigen presenting cell (APC) dan sel NK. HLA-G menstimulasi produksi
TGF-B1 melalui aktivasi APC. HLA-G juga memodulasi pengeluaran sitokin
dari sel mononuklear darah, namun konsentrasinya tergantung respon dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Citotoxyc T Lymphocyte (CTL), selain itu HLA-G juga menekan aktifitas sel
NK dan menghambat sitotoksik yang dimediasi sel NK. HLA-G yang
berikatan dengan reseptornya pada sel NK akan meningkatkan produksi
sitokin interferon-g (IFN-g), yang akan mendorong sel menjadi
imunosupressif. Ikatan antara fagosit mononuclear dengan HLA-G mampu
meningkatkan jumlah Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF),
sehingga terbentuk pembuluh – pembuluh darah baru pada plasenta. HLA-G
yang berinteraksinya dengan CD 160 pada sel endotel mampu menghambat
angiogenesis melalui jalur apoptosis, serta mengurangi rolling dan adhesi sel
NK aktif pada sel endotel. Sehingga HLA-G ini berfungsi untuk memodulasi
sekresi sitokin untuk menginduksi toleransi imun, mengontrol invasi trofoblas
dan berkonstribusi dalam remodeling arteri spiralis untuk menunjang
keberhasilan implantasi dan kehamilan. Dengan demikian apabila HLA-G ini
kadarnya berkurang maka perfusi uteroplasenta menjadi berkurang, pada
akhirnya janin kurang mendapat asupan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhannya, yang diakibatkan oleh perfusi yang kurang baik, sehingga
menyebabkan terjadinya PJT.( Hviid, 2006; Hunt, 2005; Yan dan Fan, 2005)
E. HIPOTESIS
Dari kerangka konsep penelitian di atas disusun suatu hipotesis bahwa pada
etiopatogenesis Pertumbuhan Janin Terhambat :
Ekspresi HLA-G pada PJT lebih rendah dibandingkan dengan ekpresi
HLA-G pada kehamilan normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan
pendekatan Cross sectional dengan pendekatan uji klinis ekpresi HLA-G
pada penderita PJT dan kehamilan normal.
X (+)
01 03
Sampel
matching X (-)
02 04
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian.
Keterangan:
X (+) : Pertumbuhan Janin Terhambat
X (-) : Hamil normal
O1 : Dilakukan diagnosis
O2 : Dilakukan diagnosis
O3 : Uji klinis kadar HLA-G
O4 : Uji klinis kadar HLA-G
Maching: Tinggi badan, berat badan, IMT,usia ibu,umur kehamilan , sistole,
diastole, gula darah sewaktu random, SGOT, SGPT, Ureum,
Creatinin,Hemoglobin,Angka leukosit dan protein total.
Dilakukan uji statistik perbedaan ekspresi HLA-G
dengan uji t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
B. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan mulai bulan Nopember 2011 sampai bulan
Januari 2012 ,dibagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr Moewardi
Surakarta, rumah sakit jejaring, di Laboratorium Patologi Anatomi FK UNS .
C. SUBYEK PENELITIAN
Pasien dengan Pertumbuhan Janin terhambat (PJT) dan kehamilan
normal di kamar bersalin Kebidanan dan Kandungan RSU Moewardi
Surakarta dan Rumah Sakit Jejaring dari bulan Nopember 2011 sampai
bulan Januari 2012 , yang sesuai dengan syarat penerimaan sampel (kriteria
inklusi) yang telah menyatakan setuju untuk ikut dalam penelitian setelah
mendapat penjelasan mengenai penelitian ini..
Kriteria inklusi :
Kriteria untuk PJT :
1. Ibu hamil primigravida, multigravida usia 16-35 tahun
2. Pasien yang bersalin di RS.dr Moewardi Surakarta, yang memenuhi
kriteria PJT , baik pervaginam maupun perabdominal.
3. IMT dalam batas normal.
Sedangkan kriteria untuk Hamil normal:
1. Ibu hamil usia 16-35 tahun
2. Primigravida.
3. Kehamilan aterm, janin tunggal hidup, intra uterin, memanjang,
presentasi kepala dimana selama antenatal care semenjak hamil sampai
melahirkan tidak ditemukan komplikasi bagi ibu dan janin/bayinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi untuk PJT :
1. Ibu hamil dengan penyakit kronis antara lain Diabetes Militus, kelainan
ginjal, kelainan jantung hipertensi kronis, infeksi kronis, yang
merokok,dengan anemia, dengan / riwayat pecandu alkohol /morfin.
2. Kehamilan kembar
3. Kematian janin dalam rahim
4. Ibu hamil dengan ketuban pecah dini,infeksi intrauterine dan infeksi lain
5. Janin dengan kelainan kongenital
6. Adanya kelainan plasenta ( hemangioma plasenta dan plasenta previa ).
D. BESAR SAMPEL
Penentuan besar sampel didasarkan pada rumus:
n = Besar masing-masing kelompok sampel.
Z 1-α = statistik Z
Zα= nilai studi normal yang besarnya tergantung α
Bila α = 0,05 Zα = 1,96
Bila α = 0,01 Zα = 2,57
α2 = varian populasi yang tidak diketahui nilainya (dapat diperkirakan dari
studi sebelumnya).
µ1-µ2= beda mean yang diperkirakan.
( Lemeshow et all, dikutip dari Murti ,2010).
n = 2α2 [ Z1-α + Z 1-β]2
(µ1-µ2)2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Karena tidak ada studi tentang Ekspresi HLA-G antara PJT dan
kehamilan normal sebelumnya sehingga tidak diketahui nilai mean maka
digunakan Rule of thumb, dimana setiap penelitian yang datanya akan
dianalisis secara statistik dengan analisis bivariat membutuhkan sampel
minimal 30 subjek penelitian (Murti ,2010). Sehingga pada penelitian ini besar
sampel 15 sampel untuk kelompok PJT dan 15 sampel untuk kelompok
kehamilan normal.
E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : Ekspresi HLA-G ( pada PJT dan kehamilan
normal).
Variabel tergantung : PJT dan kehamilan normal .
F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
· PJT adalah janin yang mempunyai berat badan kurang atau sama dengan
10 persentil dari kurva berat badan normal.
· Kehamilan normal adalah kehamilan dimana selama antenatal care
semenjak hamil sampai melahirkan tidak ada komplikasi bagi ibu dan
janin/bayinya ( kehamilan dengan janin tunggal, berat badan lahir 2500-
4000 gram dan dengan persalinan normal) .
· Ekspresi HLA-G ditunjukkan dengan warna merah kecoklatan pada
trofoblas pada pemeriksaan imunohistokimia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
G. INSTRUMEN DAN PENGAMBILAN SAMPEL
Pembuatan Slide jaringan
1.Alat :
- Tissue cassette
- Beaker glass
- Mikrotom
- Poly-L-Lysine slides
- Deckglass
- Humidity chamber vertikal
- Humidity chamber horisontal
- Mikro pipet 10 µl
- Mikro pipet 100 µl
- Mikro pipet 1000 µl
- PCR tube
- Shaker
2.Bahan
- Formalin buffer
- Alkohol absolut, 95%, 80%,
70%, 50%.
- Xylol
- Parafin
- Aquadest
- Buffer sitrat pH 6
- PBS pH 7,2 - 7,4
- Metanol H2O2 0,3%
- Bloking serum
- Antibodi primer
- Antibodi sekunder : biotin
- Streptavidin
- Substrat enzim peroksidase :
DAB
- Hematoxylin
- Canada balsam
- Kapas/tissu
Pembuatan Slide jaringan
Jaringan Trofoblas ( dari plasenta) difiksasi terlebih dahulu dengan
menggunakan larutan formalin buffer minimal selama 2 jam. Masukan jaringan
kedalam cassette tissue dan rendam dalam alkohol 50% , 70% , 80 % 95 %,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
kemudian dilakukan clearing menggunakan xylol 3 kali masing masing 60 menit.
Kemudian dilakukan proses embedding yaitu direndam dalam paraffin cair
dengan titik lebur 58 C pada suhu 45 C dalam incubator selama 24 jam, kemudian
dibuat blok paraffin. Keesokan harinya ditempelkan pada holder dan dilakukan
pemotongan setebal 4-5 mikron dengan rotary microtome. Diletakkan pada slides
poly-L-lysine selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 C selama 1 malam . Dilakukan
mounting pada gelas objek dengan gelatin 5%. Gelas objek hasil parafin blok
direndam dalam xylol 4 kali masing-masing selama 5 menit. Setelah itu dilakukan
rehidrasi menggunakan alkohol berseri ( absolut , 95% , 70% ) kemudian dibilas
dengan dengan aquadest ( H2O ) selama 5 menit.
Pemeriksaan Imunohistokimia HLA-G
Slide dicuci dengan PBS pH 7,4 dua kali selama 5 menit. Tetesi dengan
endogenous peroksidase methanol H2O2 0,3% selama 15 menit kemudian bilas
dengan air mengalir selama 5 menit dan cuci kembali dengan aquadest selama 5
menit. Cuci kembali dengan menggunakan PBS selama 2x5 menit dan tetesi
dengan bloking serum.Tiriskan, kemudian tetesi dengan monoclonal antibody
HLA-G yang telah disiapkan Inkubasi pada suhu 4 C selama 18 jam. Cuci dengan
PBS kembali selama 2 x 5 menit. Tetesi dengan antibody sekunder ( berlabel
biotin ) selama 10 menit. Tetesi dengan streptavidin selama 10 menit, cuci dengan
PBS selama 2 x 5 menit kemudian pemberian substrat enzim peroksidase : Dietyl
Amino Benzyn selama 15 menit. Cuci dengan air selama 15 menit dan tetesi
dengan hematoxylin selama 40 detik dan cuci dengan air mengalir selama 10
menit. Mounting, menggunakan entelan dan tutup dengan cover glass. Amati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pada mikroskop cahaya . Ekspresi HLA-G ditunjukkan dengan warna merah
kecoklatan pada trofoblas.
Pengamatan dilakukan sebanyak 9 lapangan pandang. Nilai yang
ditampilkan adalah nilai rerata ekspresi HLA-G per lapang pandang tersebut.
H. PEMBACAAN
Penilaian makna tampilan HLA –G dinyatakan sebagai banyaknya sel
yang dihitung berdasarkan tampilan positif sel dan intensitas warna dengan inti
sel kuning dan sitoplasma keemasan sampai dengan coklat tua pada pembesaran
400X. Pengamatan dilakukan sebanyak 9 lapangan pandang. Nilai yang
ditampilkan adalah nilai rata-rata ekspresi protein HLA-G dari 9 lapang pandang
tersebut.
I. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
Data yang diperoleh dari rata-rata Ekpresi HLA-G pada PJT dan
kehamilan normal dkumpulkan dan dibandingkan kemaknaannya secara statistic
menggunakan uji t dengan menggunakan SPSS versi 17.00 for windows.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA PENELITIAN
A. Data Penelitian
Pada penelitian ini diperoleh data – data meliputi:
1. Data pengendali (IMT, umur ibu, umur kehamilan, sistole, diastole, gula
darah sewaktu, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, Hemoglobin, angka
leukosit dan protein total) yang diambil satu kali diawal penelitian.
2. Data karakteristik subjek penelitian dan data karakteristik neonates.
Berdasarkan riwayat kehamilan pada kelompok PJT, sebagian
besar multigravida (66,7%), sedangkan pada kelompok kehamilan normal
semua primigravida (100%). Tempat pemeriksaan ANC yang paling
banyak dikunjungi oleh kelompok PJT adalah bidan (40%) dan RS
(40%), sama dengan kelompok kehamilan normal paling banyak
dikunjungi adalah bidan (40%). Frekuensi kunjungan antenatal sebagian
besar 3-6 kali kunjungan baik kelompok PJT (73,3%) dan kelompok
kehamilan normal (53,3%). Cara persalinan pada PJT sebagian besar
dengan seksio sesaria (80%), sedangkan pada kehamilan normal semua
lahir pervaginam (100%). Tingkat pendidikan subyek penelitian sama
baik kelompok PJT ataupun kelompok kehamilan normal yaitu sebagian
besar lulus SMP, pada PJT (60%) dan kehamilan normal (46,7%).
Pekerjaan ibu pun sama keduanya yaitu sebagian besar adalah ibu rumah
tangga, pada PJT (60%) dan kehamilan normal (53,3%) (Lampiran 3).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dari tabel 4.1 diketahui rata – rata berat bayi pada kelompok PJT
lebih rendah (2160.67 gram) dibandingkan kelompok kehamilan normal
(3163.33 gram) dan hal ini secara statistik berbeda secara bermakna.
Adapun skor apgar menit pertama dan kelima pada kelompok PJT (7 dan
8) lebih rendah bila dibandingkan dengan kelompok normal (8 dan 9).
Setelah bayi lahir dilakukan pemeriksaan skor ballard dan dikonversikan
ke kurva lubchenco dilihat berat badan bayi berada dibawah di persentil
10 atau tidak. Terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik nilai
skor ballard 40 minggu pada kelompok PJT dan 38 minggu pada
kelompok normal.
Tabel 4.1. Sebaran rerata karakteristik neonates Variabel PJT ± SD
N = 15
Normal ± SD
N = 15
P
- Berat Badan Lahir (gram)
- Skor Apgar Menit 1
- Skor Apgar menit 5
- Ballard Score ( BS)
2160.67±147.57
7
8
40.47±1.46
3163.33±214.05
8
9
38.40±0.91
0.000
0.000
0.001
0.000
3. Data penelitian ekspresi HLA-G pada kelompok PJT dan kehamilan
normal sesuai dengan rancangan penelitian.
B. Homogenitas Data
Kelompok perlakuan dan kontrol memerlukan pengendalian sampel
agar nilai setiap variabel yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan.
Sehingga diperlukan homogenitas data kendali antara kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Hasil perhitungan dan analisis statistik dengan menggunakan metode
analisis varian untuk data variabel IMT, umur ibu, umur kehamilan, sistole,
diastole, gula darah sewaktu, SGOT, SGPT, ureum, kreatinin, hemoglobin,
angka leukosit dan protein total, yang dapat dilihat pada Lampiran 4 dan
Diagram 4.1.
Hasil análisis kelompok PJT dan kehamilan normal pada variabel
kendali tersebut dapat disimpulkan homogen atau secara statistik mempunyai
kondisi yang sama. Uji homogenitas IMT, umur, umur kehamilan, sístole,
diástole, GDS, SGOT, SGPT, Ureum, kreatinin, hemoglobin, angka leukosit,
dan protein total menunjukkan homogen dengan α>0.05. Hal tersebut
menunjukkan keadaan ibu baik yang menjadi kelompok kontrol ataupun
perlakuan sama (Lampiran 7).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
100.00
120.00
140.00
Normal PJT
Umur
UK
IMT
Sist
Dias
GDS
0
5
10
15
20
25
30
Normal PJT
OT
PT
Ur
Cr
Hb
Diagram 4.1. Grafik data kendali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
C. Ekspresi HLA-G pada jaringan trofoblas PJT dan kehamilan normal
Pemeriksaan ekspresi HLA-G pada trofoblas dilakukan dengan
metode imunohistokimia. Penilaian makna tampilan HLA –G dinyatakan
sebagai jumlah sel yang dihitung berdasarkan tampilan positif sel dan
intensitas warna dengan inti sel kuning dan sitoplasma keemasan sampai
dengan coklat tua pada mikroskop dengan pembesaran 400 kali. Pengamatan
dilakukan sebanyak 9 lapangan pandang. Nilai yang ditampilkan adalah nilai
rerata ekspresi HLA-G dari 9 lapang pandang tersebut.
Gambar 4.1. Ekspresi HLA-G dengan metode imunohistokimia. Atas : Ekspresi HLA-G pada kehamilan normal. Bawah: Ekspresi HLA-G pada IUGR (PJT). HLA-G tampak berwarna merah kecoklatan pada sitoplasma trofoblast dengan menggunakan substrat DEC
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Normal PJT
Ekspresi HLA-G
Normal
PJT
Dari hasil pembacaan metode imunohistokimia tersebut didapatkan
distribusi rerata HLA-G pada jaringan trofoblas kelompok PJT dan kelompok
kehamilan normal (Tabel 4.2, Diagram 4.2, dan diagram 4.3).
Tabel 4.2. Distribusi rerata HLA-G pada jaringan trofoblas kelompok PJT dan kelompok kehamilan normal.
Kelompok Rerata ekspresi HLA-G ± SD p
Normal 43.92±14.91 0.016
PJT 32.42±8.90
Diagram 4.2. Grafik distribusi rerata HLA-G pada jaringan trofoblas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Diagram 4.3. Perbedaan ekspresi HLA-G antara PJT dengan kehamilan Normal.
Setelah didapatkan data rerata ekspresi HLA-G pada jaringan
trofoblas baik pada PJT (32.42±8.90) dan kehamilan normal (43.92±14.91).
Secara kasar dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan ekspresi HLA-G pada
kedua kelompok tersebut, kelompok PJT lebih sedikit mengekspresikan
HLA-G bila dibandingkan dengan kehamilan normal. Namun, harus
dibuktikan secara statistik perbedaan tersebut dengan uji T. Syarat uji T
adalah data tersebut terdistribusi normal. Hasil dari uji normalitas didapatkan
bahwa nilai p > 0.05 (Lampiran 8), sehingga dapat disimpulkan data
terdistribusi normal. Setelah data terdistribusi normal, dilanjutkan uji T tidak
berpasangan, hasil uji T didapatkan nilai p : 0.016 (p< 0.05) (Lampiran 8),
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan ekspresi HLA-G yang bermakna
antara kelompok PJT dan kelompok kehamilan normal.
D. Nilai kekuatan diagnostic dari ekspresi HLA-G pada PJT dibandingkan
dengan kehamilan normal
Untuk mengetahui nilai kekuatan diagnostic dari ekspresi HLA-G
pada PJT dibandingkan dengan kehamilan normal, dapat dilakukan analisa
dengan menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) pada
SPSS 17.0 for Windows.
Dari analisa ini didapatkan nilai diagnostik dari ekspresi HLA-G
dibandingkan dengan kehamilan normal sebesar 0,729 atau 72,9%, sehingga
dapat disimpulkan nilai diagnostik ekspresi dari HLA-G pada PJT adalah baik
(>50%).
Selanjutnya dari analisa ROC tersebut juga didapatkan titik potong
antara ekspresi HLA-G pada kehamilan normal dan PJT sebesar 37,34
dengan sensitivitas 66,7% dan spesivitas 86,7% (Lampiran 9). Artinya jika
didapatkan nilai ekspresi HLA-G ≤ 37,34, merupakan suatu pertanda
terjadinya pertumbuhan janin terhambat, dengan sensitivitas sebesar 66,7%
dan spesifitas sebesar 86,7%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Diagram 4.4. Kurva Receiver Operating Characteristic (ROC) pada SPSS 17.0 for Windows. Untuk mengetahui nilai kekuatan diagnostic dari ekspresi HLA-G pada PJT dibandingkan dengan kehamilan normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB V
PEMBAHASAN
Tesis ini merupakan penelitian cross sectional untuk mengetahui
perbedaan ekspresi HLA-G di trofoblas pada kelompok PJT dengan ekspresi
HLA-G pada kehamilan normal secara imunohistokimia. Subyek penelitian ini
merupakan pasien dengan Pertumbuhan Janin terhambat (PJT) dan kehamilan
normal di kamar bersalin Kebidanan dan Kandungan RSUD dr Moewardi
Surakarta dari bulan Nopember 2011 sampai bulan Januari 2012, yang sesuai
dengan syarat penerimaan sampel (kriteria inklusi). Sedangkan kriteria untuk
kehamilan normal adalah kehamilan dimana selama antenatal care semenjak
hamil sampai melahirkan tidak ada komplikasi bagi ibu dan janin/bayinya.
Dari subyek penelitian tersebut didapatkan data berupa karakteristik
subyek penelitian yang antara lain meliputi riwayat kehamilan dan melahirkan,
tempat pemeriksaan ANC, frekuensi kunjungan ANC, cara persalinan, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan ibu.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa karakteristik maternal sebagai
berikut : sebagian besar subyek penelitian adalah primigravida pada kehamilan
normal dan pada PJT sebagian besar multiparitas, pemeriksaan antenatal di bidan,
sebagian besar melakukan pemeriksaan antenatal 3-6 kali selama kehamilan,dan
cara kelahiran terbanyak pada kelompok PJT adalah seksio secaria berbeda
dengan kelompok normal dimana semua kelahirannya pervaginam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Sedangkan karakteristik luaran neonatus pada penelitian ini didapatkan
rata – rata berat bayi, skor Apgar pertama dan kelima pada kelompok PJT lebih
rendah dibandingkan kelompok kehamilan normal yang berbeda bermakna secara
statistik, juga terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik nilai skor ballard
40 minggu pada kelompok PJT dan 38 minggu pada kelompok normal.
Pada penelitian ini untuk menyingkirkan penyebab PJT yang lain maka
subyek penelitian juga diukur tinggi badan, berat badan, IMT, umur ibu, umur
kehamilan, sistole, diastole, gula darah sewaktu, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin,
Hemoglobin, angka leukosit dan protein total, yang kemudian dilakukan matching
terlebih dahulu pada data – data tersebut. Hasil perhitungan dan analisis statistik
dengan menggunakan metode analisis varian untuk data tersebut didapatkan
p>0.05 (Lampiran 7). Sehingga hasil analisis kelompok PJT dan kehamilan
normal pada variabel kendali tersebut dapat disimpulkan homogen atau secara
statistik mempunyai kondisi yang sama.
Setelah dipastikan data – data tersebut homogen, dilanjutkan dengan
memeriksa ekspresi HLA-G pada kedua kelompok tersebut menggunakan teknik
imunohistokimia. Didapatkan rerata ekspresi HLA-G pada PJT (32.42±8.90) dan
kehamilan normal (43.92±14.91). Setelah itu rerata tersebut dilakukan uji statistik
menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil dari uji T tidak berpasangan
didapatkan nilai p : 0.016 (p< 0.05) (Lampiran 8), sehingga dapat disimpulkan ada
perbedaan ekspresi HLA-G yang bermakna anatara kelompok PJT dan kelompok
kehamilan normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Penelitian tentang HLA-G yang dilakukan oleh Geraghty dkk tahun 1987
merupakan penelitian awal yang mempelajari tentang Major Histocompatibility
Complex (MHC) termasuk antigen kelas Ib non klasik ( HLA-G). Dilanjutkan
dengan penelitian- penelitian lain yang mempelajari tentang adanya hubungan
antara ekpresi HLA-G pada permukaan maternal –placental pada kehamilan
dengan sekresi sitokin akan mempengaruhi toleransi imun maternal terhadap sifat
semiallogenic dari embrio yang akan mempengaruhi perkembangan plasentasi,
pertumbuhan dan invasi trofoblasnya sehingga mempengaruhi aliran
uteroplasentanya. Adanya ekpresi HLA-G yang rendah akan mencegah trofoblas
menginvasi jaringan maternal dengan baik karena trofoblas dianggap sebagai
antigen sehingga dihancurkan oleh sel sel inflamatori antara lain sel T dan sel NK
yang dihasilkan dari reaksi antigen dan antibody sehingga terjadi komplikasi -
komplikasi kehamilan antara lain preeclampsia, abortus berulang dan kondisi
pertumbuhan janin terhambat (PJT). Banyak penelitian yang telah mempelajari
adanya hubungan antara ekspresi HLA-G dengan berat lahir bayi dan berat
plasenta, akibat adanya kondisi hipoksia plasenta dan fetal hipotrofi (Suh, 2007;
Hviid, 2006)
Pada penelitian Fan dkk (2005) yang mempelajari tentang Ekpresi HLA-
G m-RNA pada plasenta pada Ideopathic Fetal Growth Restriction ( IFGR) dan
hubungannya dengan pathogenesis , dari hasil hibridisasi didapatkan penurunan
yang signifikan dari ekspresi HLA-Gm-RNA Pada Ideopathic Fetal Growth
Restriction ( IFGR) dengan nilai P = 0,017 dan berhubungan dengan adanya lesi
patologi pada plasenta dan dikatakan HLA-G mungkin memegang peranan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
penting dalam patogenesis terjadinya IFGR (Fan, 2005). Dari penelitian yang
dilakukan oleh Omu dkk (1998). diketahui bahwa ada bukti tentang peranan
pengenalan sistem imun maternal terhadap keberhasilan suatu kehamilan, dimana
toleransi imun maternal meningkatkan kemampuan plasentasi dan kemampuan
hidup fetus. Pengaruh sistem kekebalan humoral dan selular dari maternal
melawan fetal anti–HLA-DR immunoglobulin (Ig G) antibodi akan
mempengaruhi perkembangan suatu produk kehamilan.
Dari penelitian Andrea dkk tahun 2007 yang meneliti kadar HLA-G
plasma pada wanita hamil, diketahui bahwa kadar HLA-G plasma pada wanita
hamil terutama pada trimester kedua berhubungan secara signifikan dengan resiko
terjadinya preeklampsia dan PJT, sehingga bisa digunakan sebagai prediktor
untuk diagnostik prenatalnya.
Sesuai dengan hipotesis awal pada penelitian ini ditemukan perbedaan
ekspresi HLA-G antara PJT dengan hamil normal dimana ditemukan ekspresi
HLA-G yang lebih tinggi pada hamil normal dan perbedaan ini bermakna secara
statistik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan konsep bahwa HLA-G memegang peran
dalam toleransi imun dari semialogenik fetus oleh ibu. HLA-G yang cukup pada
trofoblas menyebabkan tidak terjadinya respon sistem imunologis ibu . HLA-G
bersifat monomorfik dan memiliki kemampuan menghambat aktifitas sel NK
(Natural Killer) dan LGLs ( Large Granular Lymphocytes) desidua. Selain itu
HLA-G dapat menghambat sel NK dan memediasi lisis sel T, melalui interaksi
langsung dengan reseptor ILT2, ILT4 dan KIR2DL4. HLA-G juga menghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
limfosit T melalui aktifasi dari jalur kematian sel FasL/Fas dan menginduksi
imunosupresif pada sel T, tapi tidak termasuk sel T regulatori (Treg) CD4+ dan
CD25+.( Hunt et al., 2007). Selain itu pada sel fagosit mononuclear, yang selalu
ada baik saat siklus uteri maupun saat kehamilan, HLA-G5 dan HLA-G6 melalui
reseptor ILT4 dan ILT2 menstimulasi munculnya antiinflamasi sitokin, yaitu IL-
10 dan menghambat munculnya TNF-α dan IL-6 yang merupakan sitokin
proinflamasi. Hal ini sesuai dengan teori keseimbangan Th1 dan Th2. Sel - sel
Th2 berperan utama untuk menstimulasi sel B untuk memproduksi antibodi
(respon sistem imun humoral). Sehingga keberhasilan kehamilan dipengaruhi
oleh profil sitokin Th2 ini. (Roussev dan Coulam, 2007; Hunt et al., 2007).
HLA-G meregulasi sistem imun dengan menginduksi sel T, Antigen
presenting cell (APC) dan sel NK. HLA-G menstimulasi produksi TGF-B1
melalui aktivasi APC. HLA-G juga memodulasi pengeluaran sitokin dari sel
mononuklear darah, namun konsentrasinya tergantung respon dari Citotoxyc T
Lymphocyte (CTL), selain itu HLA-G juga menekan aktifitas sel NK dan
menghambat sitotoksik yang dimediasi sel NK. HLA-G yang berikatan dengan
reseptornya pada sel NK akan meningkatkan produksi sitokin interferon-g (IFN-
g), yang akan mendorong sel menjadi imunosupressif. Ikatan antara fagosit
mononuclear dengan HLA-G mampu meningkatkan jumlah Vascular Endothelial
Growth Factor (VEGF), sehingga terbentuk pembuluh – pembuluh darah baru
pada plasenta. HLA-G yang berinteraksinya dengan CD 160 pada sel endotel
mampu menghambat angiogenesis melalui jalur apoptosis, serta mengurangi
rolling dan adhesi sel NK aktif pada sel endotel. Sehingga HLA-G ini berfungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
untuk memodulasi sekresi sitokin untuk menginduksi toleransi imun, mengontrol
invasi trofoblas dan berkonstribusi dalam remodeling arteri spiralis untuk
menunjang keberhasilan implantasi dan kehamilan. Dengan demikian apabila
HLA-G ini kadarnya berkurang maka perfusi uteroplasenta menjadi berkurang,
pada akhirnya janin kurang mendapat asupan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhannya, yang diakibatkan oleh perfusi yang kurang baik, sehingga
menyebabkan terjadinya PJT.(Hviid, 2006; Hunt, 2005; Yan dan Fan, 2005)
Pada penelitian ini juga dilakukan analisis menggunakan kurva ROC
untuk mengetahui nilai kekuatan diagnostik dari ekspresi HLA-G pada PJT
dibandingkan dengan kehamilan normal. Dari analisis ROC didapatkan nilai
diagnostik dari ekspresi HLA-G sebesar 0,729 atau 72,9%, sehingga dapat
disimpulkan nilai diagnostik ekspresi dari HLA-G pada PJT adalah baik (>50%).
Didapatkan juga titik potong antara ekspresi HLA-G pada kehamilan normal dan
PJT sebesar 37,34 dengan sensitivitas 66,7% dan spesifitas 86,7% (Lampiran 9).
Artinya jika didapatkan nilai ekspresi HLA-G ≤ 37,34, merupakan suatu pertanda
terjadinya pertumbuhan janin terhambat, dengan sensitivitas sebesar 66,7% dan
spesifitas sebesar 86,7%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Kelemahan Penelitian
1. Pada penelitian ini subyek penelitian tidak semua Ante Natal Care (ANC) dari
awal kehamilan, sehingga umur kehamilan ibu hanya bisa ditentukan sesuai
anamnesa dan perkiraan saja.
2. Pengambilan sampel dari jaringan trofoblas tidak dapat di homogenkan sesuai
umur kehamilan, karena tindakan pengambilan sampel dari jaringan trofoblas
ibu merupakan tindakan invasif dan berbahaya ketika kehamilan masih
berlangsung.
3. Karena keterbatasan waktu penelitian, untuk subyek penelitian kehamilan
normal mendapatkan primigravida semua, sedangkan pada kelompok PJT
multiparitas, ada yang primigravida dan multigravida, tidak bisa mendapatkan
primigravida semua.
4. Karena keterbatasan dana, pada penelitian ini tidak dilakukan pemeriksaan
TORCH untuk menyingkirkan faktor infeksi TORCH sebagai salah satu
penyebab terjadinya PJT .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasannya, dapat
dibuat kesimpulan bahwa pada jaringan trofoblas, terdapat perbedaan yang
bermakna antara ekspresi HLA-G pada PJT dibandingkan dengan kehamilan
normal, dimana ekpresi HLA-G pada PJT lebih rendah dibandingkan dengan
ekspresi HLA-G pada kehamilan normal.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan ekspresi HLA-G
pada serum dan jaringan trofoblas, sehingga jika HLA-G serum dapat
menjadi salah satu penanda adanya PJT, tidak diperlukan tindakan invasif
untuk mengetahui kadar HLA-G pada jaringan trofoblas.