ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN … TAHUN 2018.pdf · Keuangan Daerah dan Peraturan...
Transcript of ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO DENGAN … TAHUN 2018.pdf · Keuangan Daerah dan Peraturan...
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KULON PROGO
NOMOR : 81 /MoU.KP/HKM/2018
TANGGAL : 23 Agustus 2018
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA
DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018
NOTA KESEPAKATAN
ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO
DENGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN KULON PROGO
NOMOR : 81/MoU.KP/HKM/2018
TANGGAL : 23 Agustus 2018
TENTANG
KEBIJAKAN UMUM PERUBAHAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018
Yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Nama : HASTO WARDOYO
Jabatan : Bupati Kulon Progo
Alamat Kantor : Jl. Perwakilan No. 1 Wates
bertindak selaku dan atas nama Pemerintah Kabupaten Kulon Progo,
selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA
2. Nama : AKHID NURYATI
Jabatan : Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo
Alamat Kantor : Jl. Sugiman No. 28 Wates
3. Nama : PONIMIN BUDI HARTONO
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo
Alamat Kantor : Jl. Sugiman No. 28 Wates
4. Nama : LAJIYO YOK MULYONO
Jabatan : Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kulon Progo
Alamat Kantor : Jl. Sugiman No. 28 Wates
sebagai Pimpinan DPRD bertindak selaku dan atas nama Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten Kulon Progo, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Dengan ini menyatakan bahwa dalam rangka penyusunan Perubahan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (PAPBD) Tahun Anggaran 2018, diperlukan Kebijakan
Umum Perubahan APBD yang disepakati bersama antara DPRD dengan Pemerintah
i
D A F T A R I S I
Halaman
BAB I PENDAHULUAN I – 1
1.1. Latar Belakang ........................................................
1.2. Tujuan .....................................................................
1.3. Dasar Hukum ..........................................................
I – 1
I – 2
I – 3
BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD II – 1
2.1. Perubahan Kebijakan Umum ..................................
2.2. Perubahan Arah Kebijakan Pendapatan Daerah ...
2.3. Upaya-upaya Daerah Dalam Mencapai Target
Pendapatan Daerah ................................................
2.4. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah ...................
2.5. Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah ..........
II – 1
II – 9
II – 16
II – 17
II – 18
BAB III PENUTUP III – 1
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Tahun 2018 ................. II - 2
Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013– 2018......................
II - 3
Tabel 2.3 Penduduk Miskin Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-
2018 ....................................................................................
II - 7
Tabel 2.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2013-2018 II - 8
Tabel 2.5 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah ................... II - 10
Tabel 2.6 Realisasi dan Target Pendapatan Pajak Daerah ................ II - 11
Tabel 2.7 Realisasi dan Target Pendapatan Retribusi Daerah .......... II - 12
Tabel 2.8 Realisasi dan Target Hasi Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan ..................................................................
II - 13
Tabel 2.9 Realisasi dan Target Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
yang Sah .............................................................................
II - 13
Tabel 2.10 Target dan Realisasi Dana Perimbangan ........................... II - 14
Tabel 2.11 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang
Sah ......................................................................................
II - 16
Tabel 2.12 Perubahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan ............ II - 20
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK Kabupaten
Kulon Progo ...........................................................................
II - 4
Gambar 2.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kulon Progo ........... II - 5
Gambar 2.3 PDRB Per Kapita ADHK Kabupaten Kulon Progo II - 6
Gambar 2.4 Inflasi Kabupaten Kulon Progo II - 7
Gambar 2.5 Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kulon Progo II - 8
I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk melaksanakan bidang
kewenangan urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan tersebut
diimplementasikan dalam bentuk program dan kegiatan yang didanai melalui APBD
setiap tahunnya.
APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2018 ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2018, yang
sebelumnya didahului dengan adanya Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten
Kulon Progo dengan DPRD Kabupaten Kulon Progo Nomor 45/MoU.KP/HKM/2017
tanggal 7 November 2017 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2018 dan Nota Kesepakatan antara
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dengan DPRD Kabupaten Kulon Progo Nomor
46/MoU.KP/HKM/2017 tanggal 7 November 2017 tentang Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2018.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah, perubahan APBD dapat dilaksanakan apabila terjadi:
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat; dan
e. keadaan luar biasa.
Memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Kabupaten
Kulon Progo Tahun Anggaran 2018 sampai dengan bulan Juni 2018 dan perkembangan
yang tidak sesuai dengan asumsi-asumsi dalam Kebijakan Umum APBD (KUA)
I - 2
Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2018, maka harus dilakukan perubahan
dokumen penganggaran daerah sesuai dengan peraturan perundangan di atas.
Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2018
disusun merujuk pada Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2018 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2018. Penyusunan
Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dilakukan secara menyeluruh guna
menampung seluruh perubahan asumsi-asumsi dalam pendapatan, belanja dan
pembiayaan daerah yang terjadi karena perubahan asumsi makro yang berimbas pada
stuktur APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2018, serta untuk
menindaklanjuti belanja prioritas yang belum diakomodir dalam APBD Kabupaten Kulon
Progo Tahun Anggaran 2018.
Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUPA)
Tahun 2018 disusun sebagai bahan pembahasan antara eksekutif dan legislatif untuk
disepakati dalam bentuk Nota Kesepakatan KUPA Kulon Progo Tahun 2018.
Selanjutnya hasil kesepakatan tersebut dijadikan dasar dan pedoman dalam
penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS Perubahan)
Tahun 2018. Dokumen Kebijakan Umum Perubahan meliputi :
1. Pendahuluan yang menjabarkan latar belakang penyusunan Kebijakan Umum
Perubahan APBD (KUPA), tujuan penyusunan KUPA dan dasar hukum penyusunan
KUPA.
2. Perubahan Kebijakan Umum APBD, yang berisi tentang perubahan asumsi dasar
Kebijakan Umum APBD, perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah, perubahan
Kebijakan Belanja Daerah dan perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah;
3. Penutup
1.2 Tujuan
Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan yang ada, maka penyusunan
Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran
2018 bertujuan untuk :
1. Memberikan pedoman umum atas perubahan asumsi-asumsi kebijakan umum APBD
Tahun Anggaran 2018;
2. Menyesuaikan perubahan prediksi penerimaan Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-lain pendapatan yang sah;
3. Menyesuaikan penetapan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Lalu (SiLPA);
I - 3
4. Melakukan perubahan kebijakan pengganggaran terkait dinamika permasalahan
yang timbul di masyarakat yang perlu mendapat penanganan secara cepat dengan
memperhatikan prioritas nasional, regional dan daerah;
5. Melakukan penajaman prioritas kegiatan melalui pergeseran anggaran, penambahan
alokasi anggaran dan penjadwalan ulang beberapa kegiatan dalam Perubahan APBD
Tahun Anggaran 2018;
6. Melakukan penyesuaian penempatan kode rekening sesuai ketentuan yang berlaku.
1.3 Dasar Hukum
1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah;
4. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun
2018;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah 2006 terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
8. Peraturan Gubernur DIY Nomor 31 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2018;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 14 Tahun 2007 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah;
I - 4
10. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 16 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025 (RPJP Daerah);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 12 Tahun 2017 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017-2022
12. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012-2032;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
14. Peraturan Bupati Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pedoman Pemberian Subsidi, Hibah
dan Bantuan Sosial;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 13 Tahun 2017 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018;
16. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 75 Tahun 2017 tentang Penjabaran APBD
Tahun Anggaran 2018.
17. Peraturan Bupati Kulon Progo Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2018
18. Peraturan Bupati Nomor 51 tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Bupati Kulon Progo Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2018;
II - 1
BAB II
PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD
2.1. Perubahan Kebijakan Umum
2.1.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Nasional
Dinamika perekonomian global maupun domestik yang tercermin dalam asumsi
dasar ekonomi makro yang tertuang dalam APBN tahun 2018 sebagai berikut :
1. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,4%;
2. Inflasi dapat terkendali dalam kisaran 3,5%;
3. Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat diperkirakan berada pada Rp13.400
per dolar Amerika Serikat;
4. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,2%;
5. Indonesia Crude Price (ICP) diperkirakan rata-rata mencapai USD48,0 per barel;
6. Lifting minyak dan gas bumi tahun 2018 diperkirakan masing-masing mencapai 800 ribu
barel per hari dan 1.200 ribu barel setara minyak per hari.
Perekonomian nasional tahun 2018 diperkirakan tumbuh lebih baik dengan dukungan
sisi eksternal dan internal. Perekonomian global yang diperkirakan membaik pada tahun
2018 diharapkan mampu mendorong kinerja investasi dan perdagangan. Dari sisi domestik,
kinerja pertumbuhan diperkirakan didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan
konsumsi pemerintah. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) diperkirakan tetap
tumbuh tinggi sejalan dengan pembangunan infrastruktur dan perbaikan iklim investasi
sebagai bagian dalam mendorong investasi langsung non pemerintah.
Berdasarkan hasil asesmen Bank Indonesia yang diterbitkan bulan Mei 2018
memprakirakan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut pada triwulan II 2018, didorong
akselerasi pertumbuhan ekonomi di Jawa dan Sumatera. Perbaikan tersebut bersumber dari
konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor. Secara keseluruhan tahun 2018,
perekonomian di seluruh wilayah diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2017,
sehingga secara agregat perekonomian Indonesia akan tumbuh dalam kisaran 5,1%-5,5%.
Kinerja ekonomi tahun 2018 diprakirakan didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan
peningkatan investasi. Prakiraan ini ditopang oleh stabilitas makroekonomi yang terjaga dan
berlanjutnya pemulihan perekonomian dunia. Sedangkan untuk inflasi dalam kajian Bank
Indonesia tersebut, inflasi IHK di daerah secara agregat pada triwulan I 2018 tetap terkendali
dalam kisaran sasaran. Dibandingkan akhir 2017 inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada
triwulan I menurun, didukung oleh penurunan inflasi adminstered prices dan inflasi inti yang
stabil. Sementara, inflasi volatile food cenderung meningkat. Memasuki awal triwulan II 2018,
inflasi IHK di berbagai wilayah cenderung meningkat didorong oleh inflasi volatile food,
terutama pada komoditi bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Ke depan,
II - 2
tekanan inflasi volatile food masih perlu diwaspadai seiring tekanan permintaan saat
Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Capaian inflasi IHK 2018
diprakirakan masih akan lebih rendah dibandingkan 2017 dan tetap berada dalam sasaran
inflasi nasional 3,5%±1%.
2.1.2 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Daerah Istimewa Yogyakarta
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,47%, kemudian melambat sejak
tahun 2014 menjadi sebesar 5,20% dan di tahun 2015 sebesar 4,95%. Tahun 2016
pertumbuhan ekonomi masih sebesar 5,05%. Hasil perhitungan terakhir pada tahun 2017
mencapai 5,26%. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada tahun 2018 terjadi
perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,43%.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia memasuki tahun 2018, perekonomian DIY
semakin solid dengan tren pertumbuhan yang terus meningkat. Pada Triwulan I 2018,
ekonomi DIY tercatat tumbuh sebesar 5,36%.Tren peningkatan pertumbuhan ekonomi DIY
yang terus berlajut tidak terlepas dari akselarasi pembangunan infrastruktur melalui sisi
investasi yang terus tumbuh meningkat. Selain itu konsumsi yang tetap terjaga khususnya
konsumsi pemerintah yang mengalamai peningkatan sejalan dengan pencairan dana desa
tahap I serta penyaluran bantuan sosial memberikan kontribusi positif terhadap
perekonomian DIY.
Inflasi di Provinsi DIY mengalami tren menurun meskipun cenderung fluktuatif. Inflasi
tertinggi di Provinsi DIY adalah pada tahun 2005 yaitu senilai 14,98% kemudian terus-
menerus mengalami penurunan sampai pada tahun 2009 inflasi hanya bernilai 2,93%.
Namun demikian, pada tahun berikutnya yaitu tahun 2006 inflasi kembali meningkat menjadi
7,38%. Selanjutnya terjadi peningkatan dan penurunan inflasi secara fluktuatif pada tahun-
tahun berikutnya yang mana pada tahun 2013 tingkat inflasi mencapai 7,32% dan kembali
mengalami penurunan hingga pada tahun 2016 tingkat inflasi Provinsi DIY berada pada
posisi 2,29%. Namun, pada tahun 2017 tingkat inflasi di Provinsi DIY mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,10%.
Pada tahun 2013 nilai ICOR DIY sebesar 5,36 kemudian pada tahun 2014 sebesar
5,7, tahun 2015 sebesar 5,91, dan sejak tahun 2016 mengalami penurunan dan berdasarkan
perhitungan nilai ICOR tahun 2017 sebesar 5,61 dan tahun 2018 diprediksikan menjadi 5,47.
Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi ketenagakerjaan pada tahun 2017
pengangguran terbuka sejumlah 63.629 jiwa dan pada tahun 2018 sejumlah 61.076 jiwa.
Persentase penduduk DIY terus mengalami fluktuatif, dari Maret tahun 2015 sebesar
14,91% menjadi 13,34% pada Maret tahun 2016. Pada tahun 2017 berdasarkan hasil
perhitungan, tingkat kemiskinan di DIY sebesar 12,36%, sehingga pada tahun 2018
diproyeksikan sebesar 11,62%.
II - 3
Tabel 2.1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro DIY Tahun 2018
No Indikator Makro
Asumsi Tahun 2018 Murni
Asumsi Perubahan Tahun 2018
2017 2018 2017 2018
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,46 5,56 5,26 5,43
2. Inflasi (%) 3,36 2,90 4,10 3,01
3. ICOR 5,51 5,31 5,61 5,47
4. Pengangguran Terbuka (jiwa) 54.534 52.028 63.629 61.076
5. Kemiskinan (%) 12,59 12,08 12,36 11,62
Sumber : Bappeda DIY, 2018.
2.1.3 Asumsi Dasar Ekonomi Makro Kabupaten Kulon Progo
2.1.3.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Nilai PDRB berdasarkan harga konstan (penghitungan menggunakan tahun dasar
2010), selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir selalu mengalami kenaikan, pada tahun
tahun 2017 mencapai 6,9 trilyun rupiah, tahun 2016 nilai PDRB mencapai sebesar 6,5 trilyun
rupiah, tahun 2015 sebesar 6,28 trilyun rupiah, tahun 2014 sebesar 6,0 trilyun rupiah, dan
tahun 2013 sebesar 5,74 trilyun rupiah dan pada tahun 2018 diperkirakan mencapai 7,47
trilyun rupiah. Nilai PDRB yang selalu mengalami kenaikan tersebut mengindikasikan selalu
terjadi pertumbuhan positif PDRB Kabupaten Kulon Progo. Hal tersebut sejalan dengan
keberhasilan pembangunan di Kabupaten Kulon Progo yang banyak dirasakan
kemanfaatannya oleh masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraannya.
Tabel 2.2 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2013– 2018 (dalam milyar rupiah)
Sumber : BPS Kulon Progo, 2017; BPS DIY, 2018; BSD Bappeda DIY, 2018;
Bappeda Kulon Progo 2018 (diolah) Keterangan : * angka sementara ** angka sangat sementara *) angka prediksi
No Tahun PDRB ADHK
1 2013 5.741,66
2 2014 6.004,32
3 2015 6.281,80
4 2016* 6.580,77
5 2017** 6.973,63
6 2018*) 7.470,14
II - 4
Sumber : BPS Kulon Progo, 2017; BPS DIY, 2018; BSD Bappeda DIY, 2018;
Bappeda Kulon Progo 2018 (diolah) Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara; *) angka prediksi
Gambar 2.1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ADHK Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2013– 2018 (dalam trilyun rupiah)
Melihat perkembangan kinerja ekonomi Kabupaten Kulon Progo apabila dilihat dari
nilai PDRB harga konstan tahun 2010, maka pada pada tahun 2013 hingga tahun 2017
cenderung mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2013 sebesar 5,74 trilyun
rupiah, tahun 2014 sebesar 6,0 trilyun rupiah, tahun 2015 sebesar 6,28 trilyun rupiah, pada
tahun 2016 nilai PDRB mencapai sebesar 6,5 trilyun rupiah dan tahun 2017 mencapai 6,9
trilyun rupiah.
Sedangkan dilihat dari laju pertumbuhan ekonominya, Kulon Progo mengalami
pasang surut. Selama tahun 2013 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87%, lebih cepat
dibandingkan dengan tahun 2012 yang hanya mampu tumbuh sebesar 4,37%. Sedangkan
pada tahun 2014 terjadi perlambatan laju pertumbuhan ekonomi sampai sebesar 4,57%, dan
terjadi percepatan kembali pada tahun 2015 menjadi sebesar 4,62%. Laju pertumbuhan
ekonomi di tahun 2016 kembali mengalami percepatan kembali menjadi 4,76%. Pada tahun
2017 berdasarkan perhitungan kembali naik menjadi 5,97%. Hal tersebut disebabkan pada
tahun 2017 terjadi percepatan pada beberapa sektor yang cukup berarti menyumbang
percepatan LPE yaitu sektor pertambangan dan penggalian sebesar 13,68%, konstruksi
sebesar 12,09%, dan perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor
sebesar 8,46%. Untuk sektor pertambangan dan penggalian sebesar mengalami kenaikan
dari tahun 2016 sebesar 1,72% menjadi sebesar 13,68% pada tahun 2017, hal ini
dipengaruhi oleh pematangan lahan/pengurugan lahan bandara dan pengurugan lahan
untuk relokasi perumahan warga terdampak bandara yang banyak mengambil tanah urug
dari wilayah Kecamatan Kokap. Untuk sektor konstruksi laju pertumbuhan dari tahun 2016
II - 5
sebesar 6,48% menjadi sebesar 12,09% pada tahun 2017, hal ini disebabkan karena pada
tahun 2017 sudah dimulainya tahap fisik pembangunan bandara NYIA.
Menurut laporan dari Bank Indonesia kinerja lapangan usaha konstruksi tumbuh
terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya maupun periode yang sama tahun
sebelumnya. Pertumbuhan lapangan usaha konstruksi seiring dengan pertumbuhan
lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang tumbuh meningkat dan pada triwulan II
tahun 2018 ini akan semakin meningkat. hal ini didorong oleh pembangunan infrastruktur
yang terus berlanjut seperti pembangunan fisik bandara NYIA yang akan dimulai bulan Juni
2018, pembangunan jalur bawah tanah (underpass) bandara NYIa di JJLS sejauh 1 km serta
pembangunan jalan akses jalan pendukung lainnya. Sedangkan untuk perdagangan besar
dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor mengalami laju pertumbuhan dari tahun 2016
sebesar 6,20% menjadi 8,46% pada tahun 2017, hal ini sebagai akibat dari pembebasan
lahan bandara/pembayaran ganti rugi tanah yang telah diterima oleh warga terdampak
bandara. Medasar hasil perhitungan pada tahun 2017 yang naik secara signifikan dari tahun
2016 sebesar 4,76% menjadi 5,97% maka pada tahun 2018 diprediksi sebesar 7,12%.
Sumber : BPS DIY, 2018; BSD Bappeda DIY, 2018; Bappeda Kulon Progo, 2017
Keterangan : * angka sementara; ** angka sangat sementara; *) angka prediksi
Gambar 2.2.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 – 2018 (%)
2.1.3.2 PDRB Per Kapita
Selama kurun waktu 2013-2017, nilai PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo atas
dasar harga konstan terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, nilai PDRB per kapita
Kabupaten Kulon Progo tercatat sebesar Rp14,30 juta dan terus mengalami peningkatan
hingga pada tahun 2016 mencapai Rp15,95 juta. Menurut hasil perhitungan BPS DIY, PDRB
per kapita Kabupaten Kulon Progo Tahun 2017 mencapai Rp16,75 juta.
II - 6
PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo yang terus meningkat akan berimplikasi
pada meningkatnya perputaran distribusi ekonomi di masyarakat. Faktor pembebasan lahan
pada beberapa kegiatan pertambangan pasir besi mulai dirasakan oleh masyarakat Kulon
Progo. Terlebih sejak akhir tahun 2016 pembebasan lahan bandara di Temon sangat
berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat, dan diharapkan pembangunan bandara
akan berpengaruh pada PDRB per kapita Kulon Progo pada tahun-tahun yang akan datang.
Bahkan diperkirakan pada tahun 2018 ke atas PDRB per kapita Kabupaten Kulon Progo
akan mengalami lonjakan yang signifikan sebagai akibat pembangunan bandara baru.
Sumber : BPS Kulon Progo, 2017; BPS DIY 2018; Bappeda DIY 2018; Bappeda Kulon Progo 2018 (diolah) Keterangan: *angka sementara; **angka sangat sementara; *) angka proyeksi
Gambar 2.3.
PDRB Per Kapita ADHK Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2018
2.1.3.3 Inflasi
Inflasi Kabupaten Kulon Progo sampai saat ini masih mengacu pada Inflasi Kota
Yogyakarta, hal tersebut karena kota Wates belum dipilih oleh BPS RI sebagai acuan
penghitungan inflasi pada kota-kota di Indonesia. Pada periode tahun 2013-2017, laju inflasi
di Kota Yogyakarta menunjukkan fluktuasi, pada tahun 2017 nilai inflasi Kota Yogyakarta
adalah 4,20%. Nilai inflasi tertinggi Kota Yogyakarta adalah pada tahun 2013, yaitu sebesar
7,32% dan nilai inflasi pada tahun 2016 adalah yang terendah, yaitu 2,29%. Nilai inflasi Kota
Yogyakarta pada tahun 2017 sebesar 4,20% dengan andil terbesar yang memicu terjadinya
inflasi adalah komoditas beras yang naik sebesar 5,07% sedangkan komoditas yang
mengalami penurunan harga sehigga menahan laju inflasi diantaranya bawang putih turun
4,58%.
Menurut kajian ekonomi dan keuangan regional Bank Indonesia pada triwulan I
2018 inflasi DIY terjaga pada level yang terkendali yaitu pada 3,29%. Inflasi yang dominan
II - 7
tercatat meningkat cukup tajam yang dipengaruhi oleh tingginya peningkatan inflasi bahan
makanan, khususnya komoditas beras, daging ayam ras dan telur ayam ras. Perkembangan
inflasi pada triwulan II 2018 diperkirakan cenderung meningkat saat momentum Ramadhan
dan Hari Raya Idul Fitri. Sedangkan inflasi di tahun 2018 diperkirakan sebesar 2,74%.
Sumber data : Bank Indonesia, 2018; BPS DIY, 2018; Bappeda Kulon Progo (diolah),2018 Keterangan : *) angka prediksi
Gambar 2.4.
Inflasi Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2018
2.1.4 Kemiskinan
Persentase penduduk miskin Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2013 sampai
dengan tahun 2017 secara umum menurun kecuali pada tahun 2015 meningkat menjadi
21,40% setelah sebelumnya pada tahun 2014 sebesar 20,64%, namun turun kembali
menjadi 20,30% di tahun 2016 dan pada tahun 2017 terjadi sedikit penurunan menjadi
sebesar 20,03%, meskipun secara prosentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kulon
Progo masih menduduki posisi tertinggi jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di
Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2017 maka untuk tahun
2018 diproyeksikan menjadi 19,11%.
Tabel 2.3
Penduduk Miskin Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2018
Sumber : BPS Kulon Progo, 2017; BPS DIY 2018; Dinas Kominfo Kab. Kulon Progo, 2018
Keterangan: *) angka proyeksi
Tahun Penduduk Miskin %
2013 21.39
2014 20.64
2015 21.40
2016 20.30
2017 20.03
2018*) 19.11
II - 8
Sumber : BPS Kulon Progo, 2017; BPS DIY 2018; Dinas Kominfo Kab. Kulon Progo, 2018
Keterangan: *) angka proyeksi
Gambar 2.5.
Persentase Penduduk Miskin Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2018
2.1.5 Ketenagakerjaan
Hasil Sakernas menunjukkan bahwa TPT di Kabupaten Kulon Progo dalam kurun
waktu 2013 hingga 2017 adalah fluktuatif. Angka TPT pada tahun 2016 yang mencapai
2,37%, sedangkan pada tahun 2017 turun menjadi 1,99% tersebut berarti bahwa dari 100
orang angkatan kerja di Kabupaten Kulon Progo ada sekitar 1 orang yang masuk kategori
penganggur. Berdasarkan hasil perhitungan tahun 2017 maka tahun 2018 diprediksikan
menjadi 2.30%.
Tabel 2.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Tahun 2013-2018
No. Tahun TPT (%)
1. 2013 2.85
2. 2014 2.88
3. 2015 3.72
4. 2016 2,37
5. 2017 1,99
6. 2018 2.30*)
Sumber : Sakernas BPS DIY 2018; Dinas Kominfo, 2018 Keterangan: *) angka proyeksi
II - 9
Sumber : Sakernas BPS DIY 2018; Dinas Kominfo, 2018 Keterangan: *) angka proyeksi
Gambar 2.6.
Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013-2018
2.2 Perubahan Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
Pada prinsipnya kebijakan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dalam perencanaan
pendapatan daerah untuk KUA Perubahan tahun 2018 tetap mengacu pada kebijakan APBD
2018. Perubahan pendapatan terjadi karena adanya penyesuaian target pendapatan daerah
sehubungan dengan perkembangan realisasi penerimaan pendapatan. Sumber pendapatan
daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pendapatan transfer, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah.
Adapun kebijakan Pendapatan Daerah pada perubahan APBD Tahun 2018
Kabupaten Kulon Progo memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perhitungan APBD Kabupaten Kulon Progo Tahun Anggaran 2017
2. Realisasi pendapatan daerah sampai dengan semester I tahun 2018.
3. Penyesuaian atas Dana Perimbangan/Transfer yang bersumber dari pemerintah
pusat sesuai Rincian Dana Alokasi Umum dan Tambahan Dana Alokasi Khusus Fisik
menurut Provinsi,Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI
Nomor 50/PMK.07/2017 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.
4. Surat dari Kementerian Keuangan Nomor : S-432/PK/2017 tanggal 15 Juni 2017
tentang Pelaksanaan Penyaluran DAK Non Fisik berbasis Kinerja .
5. Penyesuaian Bantuan Keuangan dari Provinsi.
6. SiLpa Tunjangan Profesi Guru
7. SiLpa Dana Tambahan Penghasilan guru
8. Kegiatan mendahului Perubahan APBD
II - 10
9. Surat Edaran dari Menteri Keuangan RI Nomor S-743/PK/2015 tanggal 18 November
2018 Perihal Perhitungan Tarif Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, dan
10. Penyesuaian pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) akibat kebijakan
layanan berjenjang fasilitas kesehatan dari BPJS.
2.2.1 Target Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah pada Perubahan APBD Tahun 2018 dibandingkan dengan APBD
Murni Tahun 2018, diproyeksikan turun sebesar minus Rp. 11,245,111,064.31 (-0,73%) yaitu
dari Rp1.530.542.492.863,98 menjadi Rp1,519,297,381,799.67. Penurunan tersebut berasal dari
penerimaan pendapatan asli daerah sebesar minus Rp. 3,211,279,240.39 (-1,55%) dan Dana
Perimbangan (Dana Alokasi Khusus) sebesar minus Rp. 8,329,072,033.00 (-0,84%). Adapun
pendapatan dari Lain Lain Pendapatan Daerah yang Sah naik sebesar Rp295.240.209,08
(0,09%).
2.2.1.1 Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah terdiri dari komponen-komponen : Pajak Daerah, Retribusi
Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah diperkirakan
mengalami penurunan sebesar Rp. 3,211,279,240.39 atau sebesar -1,55% yaitu dari
Rp207.069.271.744,53 menjadi Rp.203,857,992,504.14. Dari empat komponen pembentukan
PAD yang mengalami kenaikan hanya Hasil Retribusi Daerah sebesar Rp463.752.686,87
(5,57%). Disisi lain, Pendapatan Pajak Daerah diprediksikan turun sebesar minus Rp.
1,254,816,000.00 (-2.18%). Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yaitu Bagian
Laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD turun sebesar minus
Rp1.055.521.940,63 dan Lain-lain PAD yang sah sebesar minus Rp1.364.693.986,63.
Adapun penjabaran lebih rinci Pendapatan Asli Daerah dapat dilihat pada Tabel
berikut
Tabel 2.5 Realisasi dan Target Pendapatan Asli Daerah
Tahun Anggaran 2017 – 2018
URAIAN REALISASI 2017 TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
PENDAPATAN ASLI DAERAH 249,626,233,520.61 207,069,271,744.53 203,857,992,504.14 (3,211,279,240.39)
Hasil Pajak Daerah 47,306,704,665.60 57,687,397,290.89 56,432,581,290.89 (1,254,816,000.00)
Hasil Retribusi Daerah 7,328,910,686.19 8,325,783,127.13 8,789,535,814.00 463,752,686.87
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
15,783,395,763.54 15,531,111,952.62 14,475,590,011.99 (1,055,521,940.63)
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
179,207,222,405.28 125,524,979,373.89 124,160,285,387.26 (1,364,693,986.63)
Sumber data : Badan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Kulon Progo, 2018.
II - 11
a. Hasil Pajak Daerah
Pajak Daerah diproyeksikan turun sebesar minus Rp.1.254.816.000,00 atau sebesar
2,18% dibandingkan dengan target penerimaan pada APBD Murni Tahun 2018. Hal tersebut
dikarenakan terjadi penurunan pada sektor Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB)
sebesar minus Rp.3.590.816.000,00 atau sebesar 22,11%. Hal ini, didasarkan pada data
realisasi sampai dengan pertengahan Juni 2018, realisasi pajak dari sektor MBLB baru
tercapai +/- 50% atau sejumlah Rp4,2 Miliar dari target sebesar Rp8 Miliar. Tidak
tercapainya target sampai dengan pertengahan bulan Juni tahun 2018 antara lain
disebabkan proyek pembangunan Bandaran NYIA semula diprediksikan sudah
melaksanakan pengurukan tapi belum dilaksanakan dan berdasarkan data tahun 2017,
tanah urug yang diambil dari wilayah Kulon Progo hanya sebesar 34%, selebihnya diambil
dari wilayah luar Kulon Progo.
Adapun Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan diproyeksikan naik
sebesar Rp2.000.000.000,00 (12,90%) dan Pajak Penerangan Jalan Umum naik sebesar
Rp300.000.000,00 (3,10%). Target dan realisasi penerimaan Hasil Pajak Daerah pada tahun
2015-2018 secara terperinci dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2.6
Realisasi dan Target Pendapatan Pajak Daerah Tahun Anggaran 2017 – 2018
KELOMPOK PENDAPATAN REALISASI APBD
2017 TARGET APBD
2018-Murni TARGET APBD
2018- Perubahan LEBIH /
(KURANG)
HASIL PAJAK DAERAH 47,306,704,665.60 57,687,397,290.89 56,432,581,290.89 (1,254,816,000.00)
Pajak Hotel 70,674,760.00 55,991,013.00 70,991,013.00 15,000,000.00
Pajak Restoran 1,632,098,323.60
1,506,496,720.04
1,506,496,720.04
-
Pajak Hiburan 15,557,000.00
12,673,050.00
12,673,050.00
-
Pajak Reklame 444,474,409.00
428,160,323.85
428,160,323.85
-
Pajak Penerangan Jalan 8,936,927,994.00
9,663,046,092.00
9,963,046,092.00
300,000,000.00
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
4,172,497,770.00
16,240,816,000.00
12,650,000,000.00
(3,590,816,000.00)
Pajak Parkir 48,347,760.00
48,169,650.00
54,169,650.00
6,000,000.00
Pajak Air Tanah 57,575,846.00
55,206,558.00
70,206,558.00
15,000,000.00
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan
15,403,984,707.00
15,508,691,499.00
17,508,691,499.00
2,000,000,000.00
Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
16,524,566,096.00 14,168,146,385.00
14,168,146,385.00
-
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018
II - 12
b. Hasil Retribusi Daerah
Pendapatan hasil Retribusi Daerah pada tahun 2018 mengalami kenaikkan sebesar
Rp463,752,686.87 atau 5.57% dibandingkan dengan target penerimaan pada APBD Murni
Tahun 2018. Walaupun naik ada pos pos pendapatan yang mengalami penurunan meliputi
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi sesuai dengan Surat Ketetapan Retribusi
Daerah (SKRD) Menara Telekomunikasi Tahun 2018. Selain itu, oleh Asosiasi
Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), retribusi yang ditetapkan oleh Pemerintah
Kabupaten Kulon Progo masih dipandang terlalu tinggi. Berdasarkan Surat Edaran (SE)
Menteri Keuangan RI Nomor : S-743/PK/2015 Tanggal 18 November 2015 perihal
Penghitungan Tarif Retrbusi Pengendalian Menara Telekomunikasi, retribusi menara
telekomunikasi hanya sebagai pengganti sebagian biaya operasional pelayanan
pengendalian menara telekomunikasi.
Secara rinci target retribusi dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut.
Tabel 2.7
Realisasi dan Target Pendapatan Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2017 – 2018
KELOMPOK
PENDAPATAN REALISASI APBD 2017
TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
HASIL RETRIBUSI DAERAH
7,328,910,686.19 8,325,783,127.13 8,789,535,814.00 463,752,686.87
Retribusi Jasa Umum 2,726,826,250.00 3,076,173,855.00 3,138,978,314.00 62,804,459.00
Retribusi Jasa Usaha 4,034,041,700.00 4,537,667,100.00 4,646,011,500.00 108,344,400.00
Retribusi Perijinan Tertentu
568,042,736.19 711,942,172.13 1,003,176,000.00 291,233,827.87
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan pada tahun 2018 diproyeksikan
sebesar Rp14.475.590.011,99 mengalami penurunan sebesar Rp1.055.521.940,63 atau
6,80% bila dibandingkan dengan target penerimaan pada APBD Murni Tahun 2018. Adapun
penurunan disebabkan oleh penerimaan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dari PD BPR Bank Pasar, PD Aneka usaha, PT. Selo Adikarto, dan Bank
Pembangunan Daerah Propinsi DIY. Adapun rincian dari hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan dapat dilihat pada Tabel berikut.
II - 13
Tabel 2.8 Realisasi dan Target Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Tahun Anggaran 2017 – 2018
KELOMPOK PENDAPATAN
REALISASI APBD 2017
TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
15,783,395,763.54 15,531,111,952.62 14,475,590,011.99 (1,055,521,940.63)
Bagian Laba Atas Penyertaan Modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD
15,783,395,763.54 15,531,111,952.62 14,475,590,011.99 (1,055,521,940.63)
PD BPR Bank Pasar 2,925,885,776.00 3,100,000,000.00 2,851,661,533.00 (248,338,467.00)
(SPBU Wates) 262,233,990.50 262,233,990.50 187,121,923.33 (75,112,067.17)
PT. Selo Adikarto 2,440,481,600.00 2,680,074,681.00 2,145,360,975.00 (534,713,706.00)
Daerah Provinsi DIY 10,096,562,131.20 9,428,700,000.00 9,209,094,086.50 (219,605,913.50)
BUKP 58,232,265.84 60,103,281.12 82,351,494.16 22,248,213.04
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Lain-lain pendapatan Asli Daerah Yang Sah diproyeksikan sebesar
Rp124.160.285.387,26 mengalami penurunan sebesar Rp1.364.693.986,63 atau 1,09%
dibandingkan dengan target penerimaan pada APBD Murni Tahun 2018. Penurunan
terbesar terjadi pada Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah sebesar
Rp.2.776.953.564,17. Yang mengalami penurunan pendapatan BLUD adalah RSUD Wates
akibat adanya kebijakan layanan berjenjang fasilitas kesehatan dari BPJS Kesehatan.
Adapun pendapatan BLUD RSUD Nyi Ageng Serang dan Puskesmas diprediksikan
meningkat. Disisi lain ada peningkatan pendapatan dari Hasil Penjualan Aset Daerah Yang
Tidak Dipisahkan, Penerimaan Jasa Giro, Pendapatan dari Pengembalian, dan lainnya.
Rincian dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.9 Realisasi dan Target Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Tahun Anggaran 2017 – 2018
KELOMPOK PENDAPATAN
REALISASI APBD 2017
TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
179,207,222,405.28 125,524,979,373.89 124,160,285,387.26 (1,364,693,986.63)
Hasil Penjualan Aset Daerah Yang Tidak Dipisahkan
7,541,820,100.00 120,384,000.00 275,145,160.00 154,761,160.00
Penerimaan Jasa Giro 780,959,783.00 - 308,422,022.00 308,422,022.00
Pendapatan Bunga deposito
9,018,297,167.09 7,421,772,542.36 7,421,772,542.36 -
Pendapatan Denda Atas Keterlambatan Pekerjaan
148,153,108.00
-
14,320,000.00
14,320,000.00
II - 14
KELOMPOK PENDAPATAN
REALISASI APBD 2017
TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
Pendapatan Denda Pajak
199,843,683.50
-
144,320,104.40
144,320,104.40
Pendapatan Denda Retribusi
56,145,000.00
-
21,073,000.00
21,073,000.00
Pendapatan dari Pengembalian
3,414,032,941.00
-
672,556,122.20
672,556,122.20
Hasil dari pemanfaatan kekayaan daerah (Pengelolaan Barang Milik Daerah)
199,542,762.00
185,187,237.00
159,128,887.00
(26,058,350.00)
Pendapatan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD –RSUD dan UPTD Puskesmas)
117,532,527,807.17
117,741,720,637.00
114,964,767,072.83
(2,776,953,564.17)
Pendapatan Dari Pengelolaan BUKP
55,914,959.52
55,914,957.53
79,901,000.19
23,986,042.66
Pendapatan Denda Atas Pelanggaran Perda
71,364,500.00
-
5,007,500.00
5,007,500.00
Bentuk-bentuk Pendapatan Lainnya yang Merupakan Hak Daerah
40,188,620,594.00
-
93,871,976.28
93,871,976.28
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018
2.2.1.2 Dana Perimbangan
Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi penyelenggaraan pemerintahan daerah,
sesuai dengan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kepada daerah diberikan dana
perimbangan melalui APBN yang bersifat transfer dengan prinsip money follows program.
Dana Perimbangan terdiri dari Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak, Dana Alokasi Umum dan Dana
Alokasi Khusus.
Dana perimbangan pada APBD Perubahan Tahun 2018 sebesar Rp.
985,647,512,967.00 mengalami penurunan sebesar Rp. 8,329,072,033.00 atau 0,84%
dibandingkan dengan target penerimaan pada APBD Murni Tahun 2018. Penurunan tersebut
disebabkan karena adanya Penyesuaian atas Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang
bersumber dari pemerintah pusat yang disesuaikan dengan nilai kontrak dan SiLPA DAK
Non Fisik. Rincian Dana Perimbangan dapat dilihat dalam Tabel berikut.
Tabel 2.10 Target dan Realisasi Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2017 – 2018
KELOMPOK PENDAPATAN
REALISASI APBD 2017
TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
Dana Perimbangan
942,334,184,917.00 993,976,585,000.00 985,647,512,967.00 (8,329,072,033.00)
Bagi HasilPajak/Bukan Pajak
26,200,469,908.00 27,678,780,000.00 27,678,780,000.00 -
II - 15
Dana Alokasi Umum
705,868,940,000.00
705,868,940,000.00
705,868,940,000.00
-
Dana Alokasi Khusus
210,264,775,009.00
260,428,865,000.00
252,099,792,967.00
(8,329,072,033.00)
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018
a. Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak
Dana Bagi Hasil merupakan bagian dari dana perimbangan untuk mengatasi masalah
ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil dari
sebagian penerimaan perpajakan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Penghasil. Komponen Dana Bagi Hasil terdiri dari Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan
Pajak/Sumber Daya Alam. Dana Bagi Hasil Pajak terdiri dari Bagi Hasil Pajak Penghasilan
Orang Pribadi; Bagi Hasil Dari Pajak Bumi Dan Bangunan; dan Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam terdiri dari Bagi Hasil Dari
Iuran Hak Pengusaha Hutan, Bagi Hasil Dari Iuran Tetap (Land Rent), dan Bagi Hasil Dari
Pungutan Hasil Perikanan. Pada Perubahan APBD tahun 2018 pendapatan dari Dana Bagi
Hasil diproyeksikan sebesar Rp 27.678.780.000,00 atau sama dengan APBD-Murni tahun
2018.
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
Dana Alokasi Umum merupakan dana transfer yang dialokasikan dengan tujuan
untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi dan dimaksudkan untuk meminimalkan
ketimpangan fiskal antar daerah. Alokasi DAU tahun 2018 yang sebesar
Rp705.868.940.000,00 angka tersebut sama dengan alokasi APBD-Murni Tahun 2018.
c. Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus pada APBD-Perubahan tahun 2018 berdasarkan alokasi dari
Pemerintah Pusat sebesar Rp. 252,099,792,967.00, mengalami penurunan sebesar
Rp.8,329,072,033.00 atau sebesar -3,20% dibandingkan dengan target penerimaan DAK pada
APBD Murni Tahun 2018. Adapun Penurunan tersebut disebabkan karena adanya
Penyesuaian atas Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik yang bersumber dari pemerintah pusat
yang disesuaikan dengan nilai kontrak dan SiLPA DAK Non Fisik, khususnya tunjangan
profesi guru Non PNSD, tambahan penghasilan guru dan bantuan operasional kesehatan
dan keluarga berencana.
2.2.1.3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah, terdiri dari: Pendapatan Hibah, Dana Bagi
Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya, Bantuan Keuangan dari Provinsi
Atau Pemerintah Daerah Lainnya dan Dana Desa. Lain-Lain Pendapatan yang Sah
diprediksikan naik sebesar Rp295.240.209,08 atau 0,09%. Kenaikan ini disebabkan karena :
II - 16
a. Hibah Water Resources and Irrigation Sektor Management Program (WISMP 2)
Tahun 2017 (reimbursed).
b. Kenaikan dana bagi hasil pajak dari provinsi khususnya Bagi Hasil dari Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor.
Disisi lain, ada penurunan dari :
a. Penurunan Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya
karena adanya SILPA dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK), dan
b. Penurunan Dana Desa sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor
50/PMK.07/2017 Tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah dan Dana Desa.
Besaran angka dari Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah dapat dilihat dalam
Tabel berikut.
Tabel 2.11 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Tahun Anggaran 2017 – 2018
KELOMPOK PENDAPATAN
REALISASI APBD 2017
TARGET APBD 2018-Murni
TARGET APBD 2018- Perubahan
LEBIH / (KURANG)
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
233,083,453,036.53 329,496,636,119.45 329,791,876,328.53 295,240,209.08
Pendapatan Hibah 5,407,024,795.00 41,821,400,000.00 41,842,199,608.00 20,799,608.00
Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
79,733,816,868.53 77,536,045,119.45 79,733,816,868.53 2,197,771,749.08
Dana Penyesuaian Otonomi Khusus
50,890,070,000.00
62,250,000,000.00
62,250,000,000.00
-
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya
19,425,064,373.00 70,000,000,000.00 69,285,049,852.00 (714,950,148.00)
Dana Desa 77,627,477,000.00 77,889,191,000.00 76,680,810,000.00 (1,208,381,000.00)
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018 2.3 Upaya-upaya Daerah Dalam Mencapai Target Pendapatan Daerah
Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan terpenuhinya target pendapatan 2018.
Untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diupayakan dengan melakukan
intensifikasi dan ekstensifikasi terhadap sumber-sumber PAD. Intensifikasi lebih dikaitkan
dengan usaha untuk melakukan pungutan secara intensif dan mengoptimalkan sumber-
sumber pendapatan. Kegiatan yang dilakukan dalam intensifikasi diantaranya yaitu
memperbaiki data perpajakan dengan melakukan pendataan ulang dan pendataan baru bagi
pembayar pajak dan retribusi daerah; dan melakukan penyuluhan untuk meningkatkan
kesadaran dalam membayar pajak/retribusi daerah.
Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kulon Progo untuk
memenuhi target PAD diantara lain melalui:
II - 17
a. Melakukan peninjauan dan menyusun kembali perda dan perbup sesuai dengan
regulasi dan kondisi.
b. melakukan penjaringan objek dan wajib pajak serta objek dan wajib retribusi daerah
guna memperoleh data perpajakan yang terbaru;
c. mengintensifkan penagihan pajak dan retribusi daerah;
d. melaksanakan perbaikan sistem pelayanan dan penyederhanaan mekanisme
perpajakan daerah;
e. meningkatkan pelayanan terhadap wajib pajak dan retribusi daerah untuk menuju
pelayanan prima;
f. memperbaiki fasilitas-fasilitas obyek retribusi melalui berbagai perbaikan infrastruktur
pendukung obyek retribusi;
g. Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan pencatatan objek pajak MBLB.
h. memperbaiki kinerja dan efisiensi manajemen pada badan usaha milik daerah melalui
pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap BUMD;
i. melaksanakan optimalisasi anggaran melalui pengaturan anggaran (Cash Budgeting)
agar tercapai efisiensi dan efektivitas anggaran dengan tetap menjaga likuiditas
keuangan
j. Peningkatan pembangunan infrastruktur publik.
2.4 Perubahan Kebijakan Belanja Daerah
Perubahan kebijakan belanja daerah pada perubahan APBD Tahun 2018 didasarkan
pada hasil evaluasi realisasi belanja sampai semester I sehingga diketahui ada belanja yang
pengganggarannya kurang dan ada yang diprediksikan lebih, adanya kebijakan
pengurangan pendapatan transfer dan bantuan keuangan Provinsi serta karena adanya
belanja mendahului perubahan.
2.4.1 Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara
langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, yang terdiri dari jenis belanja: Belanja
Pegawai, Belanja bunga Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja
Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga. Jumlah belanja tidak langsung pada APBD
Tahun 2018 sebesar Rp828.097.598.748,98, sedangkan pada Perubahan APBD Tahun
2018 direncanakan sebesar Rp.840,742,747,612.52 atau naik sebesar Rp
12,645,148,863.54 (1,53 %). Kenaikan tersebut disebabkan oleh :
a. Terbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2018 Tentang
Pemberian Tunjangan Hari Raya dalam Tahun Anggaran 2018 Kepada PNS, Prajurit
TNI, Anggota Kepolisian NKRI, Pejabat Negara, Penerima Pensiun dan Penerima
Tunjangan.
II - 18
b. SiLPA Tunjangan Profesi Guru dan tambahan penghasilan guru non sertifikasi.
c. Penyesuaian Bantuan Hibah BOP PAUD dan tambahan hibah kepada satuan
pendidikan serta tambahan hibah lokasi padat karya, dan
d. Kenaikan Belanja Bantuan Sosial yang dipergunakan untuk Belanja Bantuan Sosial
kepada Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan bantuan modal kerja transmigran.
Adapun Belanja Tidak Terduga pada APBD Murni 2018 dianggarkan di PPKD
sebesar Rp4.659.133.875,32. Anggaran tersebut telah direalisasikan melalui belanja PPKD
sebesar Rp1.886.425.585,00 yang digunakan/digeser ke belanja Langsung OPD melalui
Perubahan Perkada. Pada perubahan RKPD tahun 2018, Belanja Tidak Terduga
dialokasikan sebesar Rp 3,753,631,069.69.
2.4.2 Kebijakan Belanja Langsung
Belanja Langsung pada Perubahan APBD Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar
2,43% atau Rp. 17,158,899,934.00 yaitu dari Rp705.190.894.115,00 menjadi Rp
722,349,794,049. Kenaikan belanja langsung diantaranya karena pemanfaatan BOS untuk
SD/SMP Negeri, Jamkesda, pemanfaatan SiLPA BLUD RSUD Wates, RSUD Nyi Ageng
Serang dan Puskesmas, tambahan belanja BLUD RSUD Nyi Ageng Serang, Belanja
Bantuan Keuangan Khusus dari Provinsi, Penyesuaian belanja langsung OPD yang telah
dilaksanakan melalui perubahan perkada dan penambahan sasaran kegiatan yang menjadi
prioritas.
2.5 Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah
Dengan diberlakukannya anggaran kinerja, maka dalam penyusunan APBD
dimungkinkan adanya defisit maupun surplus. Defisit terjadi ketika pendapatan lebih kecil
dibandingkan dengan belanja, sedangkan surplus terjadi ketika pendapatan lebih besar
dibandingkan beban. Untuk menutup defisit dan surplus diperlukan pembiayaan daerah.
Pembiayaan Daerah pada APBD (Murni) Tahun 2018 sebesar Rp10.254.000.000,00
sedangkan pada Perubahan RKPD Tahun 2018 direncanakan menjadi sebesar
Rp10.254.172.500,00 atau naik sebesar Rp172.500,00. Pembiayaan Daerah pada Tahun
2018, dialokasikan untuk penyertaan modal daerah dan pembayaran pokok utang RSUD
Wates. Adapun komponen dari pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan.
2.5.1 Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan utama pembiayaan dalam rangka menutup defisit anggaran tahun 2018
adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran 2017 sebesar
Rp54.049.332.361,85. Adapun rincian penggunaan SILPA pada Perubahan APBD Tahun
2018 adalah :
II - 19
a. SILPA Earmark (penggunaannya sudah ditentukan) sebesar Rp31.674.299.818,18,
terdiri dari :
1. TPG 2017 Rp10.277.258.318,91
2. TPP Guru 2017 Rp2.119.011.630,00
3. BLUD RSUD Wates Rp8.975.738.558,79
4. BLUD Puskesmas Rp3.137.415.863,48
5. BLUD RS NAS Rp1.485.822.693,00
6. Sisa Dana BOS 2017 Rp1.277.653.328,00
7. Sisa Dana DAK Non Fisik Rp1.773.470.386,00
8. DBH CHT Rp66.597.892,00
9. BKK Rp2.561.281.148,00
b. Tertuang dalam APBD 2018 : Rp13.000.000.000,00
c. SILPA yang belum digunakan sebesar Rp9.375.082.543,67, dipergunakan untuk belanja
prioritas pada Perubahan APBD 2018.
2.5.2 Pengeluaran Pembiayaan
Rencana Pengeluaran pembiayaan pada tahun 2018 dialokasikan untuk pembayaran
pokok utang untuk RSUD Wates Rp1.254.000.000,00, Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah pada BUMD Bank Pasar sebesar Rp6.000.000.000,00 sesuai Peraturan
Daerah Nomor 1 tahun 2016 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank
Pasar Kulon Progo dan PDAM sebesar Rp3.000.000.000,00 sesuai dengan Peraturan
daerah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Kepada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Binangun Kulon Progo dan Utang pajak
tambahan penghasilan bahaya radiasi sebesar Rp172.500,00, sehingga total pengeluaran
pembiayaan daerah sebesar Rp10.254.172.500,00.
Untuk memperjelas terkait perbandingan rincian pendapatan, belanja dan
pembiayaan antara APBD Murni tahun 2018 dan APBD Perubahan tahun 2018 dapat dilihat
dalam tabel berikut ini:
II - 20
Tabel 2.12 Perubahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan
APBD Murni 2018 – APBD Perubahan 2018
Sumber data : BKAD Kabupaten Kulon Progo, 2018