Antara Oleh Farid Firdaus...“Bisnis kami memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak...

1
JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) men- catat perolehan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemi- lik entitas induk sebesar Rp 747,46 miliar hingga kuartal III-2020 atau tumbuh 22,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 611,96 miliar. Perolehan laba bersih sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan sebesar 13,5% menjadi Rp 3,93 triliun hingga kuartal III- 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 3,46 triliun. Sedan- gkan EBITDA mencapai Rp 3,4 triliun. “Apabila pencapaian kuartal tiga disetahunkan, total penda- patan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 5,4 triliun dan Rp 4,72 triliun,” kata Chief Executive Officer (CEO) Tower Bersama In- frastructure Hardi Wijaya Liong dalam keterangan tertulis, Senin (26/10). Adapun penghasilan sewa pers- eroan berasal dari lima perusa- haan telekomunikasi, yakni PT Telekomunikasi Selular (Tel- komsel), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Hutchison 3 Indonesia, dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Di antara lima perusahaan terse- but, pendapatan sewa dari Telkom- sel menjadi kontributor terbesar, yakni Rp 1,54 triliun. Penghasilan sewa ini relatif stabil dibandingkan per kuartal III-2019 yang sebesar Rp 1,51 triliun. Menurut Hardi, per 30 Sep- tember 2020, Tower Bersama memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site telekomunikasi terdiri atas 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan DAS. Hingga periode tersebut, perseroan sudah me- nyewakan 31.581 menara teleko- munikasi. Dengan penyewaan menara ini, rasio kolokasi pers- eroan meningkat menjadi 1,96 hingga akhir September 2020 dibandingkan akhir 2019 yang sebesar 1,85. “Kami telah melampaui pan- duan tahun 2020 sebanyak 3.000 penyewaan baru dengan penamba- han organik kotor sebanyak 3.319 penyewaan untuk sembilan bulan pertama tahun 2020. Kami akan fokus untuk mengeksekusi pesan- an yang diterima dari pelanggan telekomunikasi ketika mereka memadatkan jaringan mereka di seluruh negeri,” papar dia. Per 30 September 2020, pers- eroan memiliki total pinjaman sebesar Rp 22,4 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 10,2 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 574 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,83 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp 9,62 triliun. Chief Financial Officer (CFO) Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso men- gatakan, apabila menggunakan EBITDA kuartal III-2020 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA sebesar 2,04 kali dan total pinja- man bersih terhadap EBITDA sebesar 4,63 kali. Rasio tersebut di bawah ketentuan surat utang perseroan yang tidak lebih dari 6,25 kali. “Bisnis kami memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak pendapatan berulang yang dapat diprediksi dari pelanggan teleko- munikasi kami,” jelas dia. Tahun depan, Tower Bersama membidik tambahan 3.000 penye- wa (tenant) baru secara organik. Perseroan akan agresif mem- bangun menara telekomunikasi, serta membuka peluang akuisisi menara milik operator ataupun membeli saham perusahaan me- nara. Helmy pernah mengatakan, target penambahan tenant baru perseroan pada 2021 sama den- gan 2020, yakni 3.000 tenant . Perseroan mempertimbangkan akuisisi, jika ada perusahan atau aset menara telekomunikasi yang prospektif, baik secara lokasi maupun valuasi aset. “Ke depan, kesempatan akuisisi menara baru selalu ada, hanya kita selalu menilai apakah me- nara tersebut menarik dari segi lokasi,” ujar dia, belum lama ini. (git) Direktur Chandra Asri Petro- chemical Suryandi mengatakan, perseroan dan Vopak tengah mel- akukan finalisasi mengenai porsi masing-masing kepemilikan saham pada JV. Vopak yang memiliki rekam jejak panjang pada bisnis infrastruktur petrokimia seperti tangki penyimpanan diharapkan bisa membantu pengembangan pabrik CAP II. “Proyek CAP II masih berjalan, hanya fasenya bergeser saat pan- demi. Perseroan tetap meeting dan diskusi dengan investor strategis terkait semua aspek proyek,” kata Suryandi saat conference call, Senin (26/10). Dia menegaskan, penetapan final investment decision (FID) CAP II diperkirakan terjadi pada 2022, kemudian proses pembangunan pabrik akan memakan waktu tiga hingga empat tahun. Dengan de- mikian, pembangunan pabrik akan rampung pada pengujung 2025 atau awal 2026. Sebagai informasi, pabrik CAP II diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$ 4-5 miliar. Salah satu sumber pendanaan pabrik berasal dari aksi penamba- han modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Saham baru yang diterbitkan maksimal 7,16 miliar saham. Aksi ini berpotensi menjadi rights issue terbesar perseroan. Na- mun, hingga kini perseroan belum menentukan jadwal aksi korporasi tersebut. Ke depan, Chandra Asri kemung- kinan hanya fokus pada ekspansi pabrik CAP II. Pasalnya, pers- eroan telah menuntaskan rangka- ian ekspansi master plan pabrik beserta infrastruktur sebelumnya yang telah digarap selama lima tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan selesainya pabrik Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) dan Butene-1 pada September lalu. Masing-masing memiliki kapasitas 128 kilo ton per tahun dan 43 kilo ton per tahun. “Proyek senilai US$ 130,5 juta tersebut selesai tepat waktu, sesuai anggaran dan memenuhi spesifikasi, meskipun di tengah situasi pandemi. Pabrik baru ini meningkatkan total kapasitas produksi Chandra Asri menjadi lebih dari 4,2 juta ton per tahun,” jelas Sur yandi. Selain MTBE dan Butene-1, Chandra Asri juga menuntaskan ekspansi enclosed ground flare se- cara tepat waktu. Investasi teknolo- gi suar tanpa asap di komplek petrokimia di Cilegon, Banten ini senilai US$ 14 juta. Hingga kuartal III-2020, perseroan telah menyerap belanja modal se- banyak US$ 102,9 juta dari total anggaran US$ 135 juta. Menurut Sur yandi, sampai akhir tahun peny- erapan belanja modal diperkirakan sesuai anggaran tersebut. Kinerja Chandra Asri membukukan pendapatan bersih US$ 1,26 miliar hingga kuartal III-2020 atau turun 8,6% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 1,38 miliar. Hal ini sebagai akibat harga penjualan rata-rata produk yang lebih ren- dah, terutama untuk olefins dan polyolefins. Harga penjualan rata-rata produk perseroan turun menjadi US$ 780 per ton dari US$ 996 per ton, dimana harga pasar global ethylene dan poly- ethylene turun tajam. Di sisi lain, volume penjualan perseroan men- ingkat 17% menjadi 1.626 kilo ton hingga kuartal III-2020 dari 1.394 kilo ton pada periode sama tahun lalu. Lebih lanjut, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok serta pandemi global Covid-19 turut menekan EBITDA perseroan. Selama Januari-Sep- tember 2020, perseroan mencatat EBITDA sebesar US$ 65,5 juta dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 155,4 juta. Meski demikian, kinerja pers- eroan berhasil mengalami perbaikan selama tiga bulan atau Juli-Septem- ber 2020. Menurut Suryandi, se- lama tiga bulan tersebut, perseroan membukukan EBITDA senilai US$ 61 juta dan laba bersih US$ 21 juta dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencetak EBITDA sebesar US$ 18 juta dan rugi bersih US$ 22 juta. Pada kesempatan sama, Direktur Keuangan Chandra Asri Andre Khor mengatakan, pihaknya berupaya menjaga balance sheet dengan modal yang kuat selama pandemi. “Strategi kami adalah mengurangi beban utang dan mengelola struktur modal dengan baik,” kata dia. Chandra Asri telah mempercepat pelunasan secured term loan sebesar US$ 125 juta pada Juli 2020, yang semestinya jatuh tempo pada 2023. Perseroan juga membeli kembali obligasi denominasi dolar AS senilai US$ 20 juta di pasar terbuka dan menerbitkan obligasi rupiah yang setara US$ 68 juta. Hingga September 2020, pers- eroan memiliki ketersediaan likuidi- tas hingga US$ 797 juta. Jumlah itu terdiri atas US$ 516 juta dalam bentuk kas dan setara kas, US$ 228 juta revolving credit facility yang tersedia, dan US$ 53 juta marketable securities. REKOMENDASI SELASA 27 OKTOBER 2020 | 13 DISCLAIMER Materi tulisan ini hanya memberikan informasi dan bukan sebagai ajakan kepada siapapun untuk membeli atau menjual efek tertentu. Keputusan melakukan transaksi saham se- penuhnya menjadi tanggung jawab pemodal. Oleh Farid Firdaus JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menargetkan pembentukan usaha patungan ( joint venture/JV) dengan Royal Vopak terealisasi dalam waktu dekat. Aksi ini merupakan salah satu bagian dari ekspansi besar perseroan melalui pabrik CAP II pada masa mendatang. Hardi Wijaya Liong Antara Paparan Kinerja Seorang karyawan melihat penyampaian paparan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Triwulan III-2020 secara daring oleh Direktur Utama terpilih Darmawan Junaidi di Jakarta, Senin (26/10/2020). Bank Mandiri terus menjaga kontribusi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari laju penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi, yang meningkat 3,79 persen secara year on year menjadi Rp873,73 triliun pada akhir September 2020. PENGUMUMAN KEPADA PEMEGANG WARAN SERI I PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL TBK TERKAIT PEMBATALAN RENCANA PERUBAHAN KETENTUAN WARAN SERI I Dengan ini diberitahukan kepada Pemegang Waran Seri I PT Medco Energi Internasional Tbk (“Perseroan”), bahwa merujuk kepada Surat Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) No. S-1104/PM.222/2020 tanggal 22 Oktober 2020, Perseroan diwajibkan untuk memperoleh persetujuan pemegang saham independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) sehubungan dengan usulan Perseroan untuk mengubah Akta Perubahan I dan Pernyataan Kembali Atas Pernyataan Penerbitan Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas II PT Medco Energi Internasional Tbk No. 50 tanggal 20 November 2017 sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan II dan Pernyataan Kembali Atas Pernyataan Penerbitan Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas II PT Medco Energi Internasional Tbk No. 6 tanggal 5 Oktober 2020, keduanya dibuat di hadapan Leolin Jayayanti, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta (“Akta Penerbitan Waran Seri I”) khususnya atas ketentuan sebagai berikut: a. Menambah ketentuan bahwa Perseroan, dengan pertimbangan-pertimbangannya secara seksama, dapat mengusulkan perubahan harga pelaksanaan waran sewaktu-waktu dengan memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang waran seri I; dan b. Mengusulkan perubahan harga pelaksanaan waran seri I dari semula Rp 581 per saham menjadi Rp 275 per saham. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perseroan dengan ini membatalkan rencana usulan perubahan ketentuan Waran Seri I yang sebelumnya telah diumumkan oleh Perseroan dalam Pengumuman Kepada Pemegang Waran Seri I pada 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia Investor Daily dan Kontan tertanggal 6 Oktober 2020. Dengan demikian, sehubungan dengan pembatalan usulan tersebut di atas, maka Perseroan menegaskan bahwa harga pelaksanaan Waran Seri I yang berlaku efektif saat ini adalah Rp 581 per saham, sebagaimana telah diumumkan oleh Perseroan melalui Pengumuman kepada Pemegang Waran Seri I dan Pengumuman Kepada Pemegang Waran Seri I sehubungan dengan Efektifnya Perubahan Harga Pelaksanaan Waran Seri, yang keduanya diumumkan melalui 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia Investor Daily dan Kontan, masing – masing tertanggal 3 September 2020 dan 6 Oktober 2020. Jakarta, 27 Oktober 2020 Direksi Perseroan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), selaku Manajer Investasi, dengan ini memberitahukan rencana perubahan pada Kontrak Investasi Kolektif dan Prospektus Reksa Dana Manulife Dana Kas II (MDK II) terkait ketentuan jumlah Unit Penyertaan yang ditawarkan dari semula “secara terus menerus sampai dengan jumlah 4.000.000.000 (empat miliar) Unit Penyertaan” menjadi “secara terus menerus sampai dengan jumlah 8.000.000.000 (delapan miliar) Unit Penyertaan”. Demikian pengumuman ini disampaikan kepada para Pemegang Unit Penyertaan MDK II serta pihak-pihak yang berkepentingan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Customer Service MAMI di (021) 25552255. Jakarta, 27 Oktober 2020 Manajer Investasi PT Manulife Aset Manajemen Indonesia PENGUMUMAN RENCANA PERUBAHAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DAN PROSPEKTUS REKSA DANA MANULIFE DANA KAS II Phintraco Sekuritas IHSG berpeluang menguji resist- ance 5150 sampai dengan 5175 di perdagangan Selasa (27/10). Semen- tara untuk level support diperkirakan berada pada kisaran 5075. Secara teknikal, penguatan Senin (26/10) memperkuat sinyal technical rebound dari terbentuknya golden cross di oversold area pada indikator Stochas- tic RSI (23/10). Dari sisi fundamental, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh antisipasi pelaku pasar terhadap rilis kinerja keuangan Q3-2020 oleh emiten di BEI serta data makro domestik penting pada pekan depan, yaitu inflasi Oktober 2020 dan pertumbuhan ekonomi Q3-2020. Dari eksternal, data Industrial Profit Tiongkok untuk bulan September 2020 dijadwalkan rilis Selasa pagi (27/10). Saham-saham yang me- narik untuk dicermati pada hari ini (27/10), diantaranya INDF, TOWR, WSBP serta sejumlah saham bank yang menunjukan sinyal awal potensi berlanjutnya rebound/minor bullish reversal (BBRI, BBCA dan BMRI). Ciptadana Sekuritas Hari ini transaksi terakhir sebelum libur panjang sampai tgl 2 Nopember 2020. IHSG masih berpeluang men- guji resistance 5.182, dan jika berhasil ditembus maka akan membuka peluang untuk lanjut naik menuju level 5.256. Support terdekat ada di level 5.113. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan- nya ke level 5.144 atau naik 32 poin (+0.62%). Meski menembus resist- ance 5.135 , trend naik jangka pendek ini masih berada dalam koridor konsol- idasi di bawah resistance 5.182. Stock pick :BBRI, TLKM, dan ERAA. Victoria Sekuritas IHSG diperkirakan bergerak pada rentang 5.083-5.197 untuk perdagan- gan Selasa (27/10). Analis mereko- mendasikan Buy ICBP (TP 10.150) dan LSIP (TP 995). Sell JSMR (TP 3.480), BSDE (TP 860), dan ISAT (TP 1.950). Mayoritas bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan awal pekan (26/10), dipicu oleh kekhawati- ran pelaku pasar terkait perkemban- gan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan wilayah Eropa. Berbeda dengan bursa Asia, IHSG ditutup menguat sebesar (+0,62%) ke level 5.144,05 pada perdagangan Senin (26/10). Penguatan IHSG ditopang oleh net buy investor asing sebesar +Rp127,98 miliar, terutama pada saham-saham big cap, seperti BBCA (+0,78%), BBRI (+1,52%), dan BMRI (+4,05%). Adapun secara ytd investor asing mencatatkan net sell sebesar –Rp47.407,24 miliar. Suryandi

Transcript of Antara Oleh Farid Firdaus...“Bisnis kami memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak...

Page 1: Antara Oleh Farid Firdaus...“Bisnis kami memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak pendapatan berulang yang dapat diprediksi dari pelanggan teleko-munikasi kami,” jelas

JAKARTA – PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) men-catat perolehan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemi-lik entitas induk sebesar Rp 747,46 miliar hingga kuar tal III-2020 atau tumbuh 22,1% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 611,96 miliar.

Perolehan laba bersih sejalan dengan peningkatan pendapatan perseroan sebesar 13,5% menjadi Rp 3,93 triliun hingga kuartal III-2020 dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 3,46 triliun. Sedan-gkan EBITDA mencapai Rp 3,4 triliun.

“Apabila pencapaian kuar tal tiga disetahunkan, total penda-patan dan EBITDA perseroan mencapai Rp 5,4 triliun dan Rp 4,72 triliun,” kata Chief Executive Officer (CEO) Tower Bersama In-frastructure Hardi Wijaya Liong dalam keterangan tertulis, Senin (26/10).

Adapun penghasilan sewa pers-eroan berasal dari lima perusa-haan telekomunikasi, yakni PT Telekomunikasi Selular (Tel-komsel), PT Indosat Tbk (ISAT), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Hutchison 3 Indonesia, dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Di antara lima perusahaan terse-but, pendapatan sewa dari Telkom-sel menjadi kontributor terbesar, yakni Rp 1,54 triliun. Penghasilan sewa ini relatif stabil dibandingkan per kuartal III-2019 yang sebesar Rp 1,51 triliun.

Menurut Hardi, per 30 Sep-tember 2020, Tower Bersama memiliki 31.703 penyewaan dan 16.215 site telekomunikasi. Site

telekomunikasi terdiri atas 16.093 menara telekomunikasi dan 122 jaringan DAS. Hingga periode tersebut, perseroan sudah me-nyewakan 31.581 menara teleko-munikasi. Dengan penyewaan menara ini, rasio kolokasi pers-eroan meningkat menjadi 1,96 hingga akhir September 2020 dibandingkan akhir 2019 yang sebesar 1,85.

“Kami telah melampaui pan-duan tahun 2020 sebanyak 3.000 penyewaan baru dengan penamba-han organik kotor sebanyak 3.319 penyewaan untuk sembilan bulan pertama tahun 2020. Kami akan fokus untuk mengeksekusi pesan-an yang diterima dari pelanggan telekomunikasi ketika mereka memadatkan jaringan mereka di seluruh negeri,” papar dia.

Per 30 September 2020, pers-eroan memiliki total pinjaman sebesar Rp 22,4 triliun dan total

pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp 10,2 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp 574 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp 21,83 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) menjadi Rp 9,62 triliun.

Chief Financial Of ficer (CFO) Tower Bersama Infrastructure Helmy Yusman Santoso men-gatakan, apabila menggunakan EBITDA kuar tal III-2020 yang disetahunkan, rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA sebesar 2,04 kali dan total pinja-man bersih terhadap EBITDA sebesar 4,63 kali. Rasio tersebut di bawah ketentuan surat utang perseroan yang tidak lebih dari 6,25 kali.

“Bisnis kami memiliki arus kas yang kuat, didorong oleh kontrak pendapatan berulang yang dapat diprediksi dari pelanggan teleko-

munikasi kami,” jelas dia.Tahun depan, Tower Bersama

membidik tambahan 3.000 penye-wa (tenant) baru secara organik. Perseroan akan agresif mem-bangun menara telekomunikasi, serta membuka peluang akuisisi menara milik operator ataupun membeli saham perusahaan me-nara.

Helmy pernah mengatakan, target penambahan tenant baru perseroan pada 2021 sama den-gan 2020, yakni 3.000 tenant. Perseroan mempertimbangkan akuisisi, jika ada perusahan atau aset menara telekomunikasi yang prospektif, baik secara lokasi maupun valuasi aset . “Ke depan, kesempatan akuisisi menara baru selalu ada, hanya kita selalu menilai apakah me-nara tersebut menarik dari segi lokasi,” ujar dia, belum lama ini. (git)

Direktur Chandra Asri Petro-chemical Sur yandi mengatakan, perseroan dan Vopak tengah mel-akukan finalisasi mengenai porsi masing-masing kepemilikan saham pada JV. Vopak yang memiliki rekam jejak panjang pada bisnis infrastruktur petrokimia seperti tangki penyimpanan diharapkan bisa membantu pengembangan pabrik CAP II.

“Proyek CAP II masih berjalan, hanya fasenya bergeser saat pan-demi. Perseroan tetap meeting dan diskusi dengan investor strategis terkait semua aspek proyek,” kata Suryandi saat conference call, Senin (26/10).

Dia menegaskan, penetapan final investment decision  (FID) CAP II diperkirakan terjadi pada 2022, kemudian proses pembangunan pabrik akan memakan waktu tiga hingga empat tahun. Dengan de-mikian, pembangunan pabrik akan rampung pada pengujung 2025 atau awal 2026.

Sebagai informasi, pabrik CAP II diperkirakan membutuhkan investasi sekitar US$ 4-5 miliar. Salah satu sumber pendanaan pabrik berasal dari aksi penamba-han modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue. Saham baru yang diterbitkan maksimal 7,16 miliar saham. Aksi ini berpotensi menjadi rights issue terbesar perseroan. Na-mun, hingga kini perseroan belum menentukan jadwal aksi korporasi tersebut.

Ke depan, Chandra Asri kemung-kinan hanya fokus pada ekspansi pabrik CAP II. Pasalnya, pers-eroan telah menuntaskan rangka-ian ekspansi  master plan  pabrik beserta infrastruktur sebelumnya

yang telah digarap selama lima tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan selesainya pabrik Methyl Ter t-butyl Ether (MTBE)  dan Butene-1 pada September lalu. Masing-masing memiliki kapasitas 128 kilo ton per tahun dan 43 kilo ton per tahun.

“Proyek senilai US$ 130,5 juta tersebut selesai tepat waktu, sesuai anggaran dan memenuhi spesifikasi, meskipun di tengah situasi pandemi. Pabrik baru ini meningkatkan total kapasitas produksi Chandra Asri menjadi lebih dari 4,2 juta ton per tahun,” jelas Suryandi.

Selain MTBE dan Butene-1, Chandra Asri juga menuntaskan ekspansi  enclosed ground flare  se-cara tepat waktu. Investasi teknolo-gi suar tanpa asap di komplek petrokimia di Cilegon, Banten ini senilai US$ 14 juta.

Hingga kuartal III-2020, perseroan telah menyerap belanja modal se-banyak US$ 102,9 juta dari total anggaran US$ 135 juta. Menurut Suryandi, sampai akhir tahun peny-erapan belanja modal diperkirakan sesuai anggaran tersebut.

KinerjaChandra Asri membukukan

pendapatan bersih US$ 1,26 miliar hingga kuartal III-2020 atau turun 8,6% dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 1,38 miliar. Hal ini sebagai akibat harga penjualan rata-rata produk yang lebih ren-dah, terutama untuk olefins dan polyolefins.

Harga penjualan rata-rata produk perseroan turun menjadi US$ 780 per ton dari US$ 996 per ton, dimana harga pasar global ethylene dan poly-ethylene  turun tajam. Di sisi lain, volume penjualan perseroan men-

ingkat 17% menjadi 1.626 kilo ton hingga kuartal III-2020 dari 1.394 kilo ton pada periode sama tahun

lalu.Lebih lanjut, perang dagang

antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok ser ta pandemi global Covid-19 turut menekan EBITDA perseroan. Selama Januari-Sep-tember 2020, perseroan mencatat EBITDA sebesar US$ 65,5 juta dibandingkan periode sama tahun lalu US$ 155,4 juta.

Meski demikian, kinerja pers-eroan berhasil mengalami perbaikan selama tiga bulan atau Juli-Septem-ber 2020. Menurut Suryandi, se-lama tiga bulan tersebut, perseroan membukukan EBITDA senilai US$ 61 juta dan laba bersih US$ 21 juta dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencetak EBITDA sebesar US$ 18 juta dan rugi bersih US$ 22 juta.

Pada kesempatan sama, Direktur Keuangan Chandra Asri Andre Khor

mengatakan, pihaknya berupaya menjaga balance sheet dengan modal yang kuat selama pandemi. “Strategi kami adalah mengurangi beban utang dan mengelola struktur modal dengan baik,” kata dia.

Chandra Asri telah mempercepat pelunasan secured term loan sebesar US$ 125 juta pada Juli 2020, yang semestinya jatuh tempo pada 2023. Perseroan juga membeli kembali obligasi denominasi dolar AS senilai US$ 20 juta di pasar terbuka dan menerbitkan obligasi rupiah yang setara US$ 68 juta.

Hingga September 2020, pers-eroan memiliki ketersediaan likuidi-tas hingga US$ 797 juta. Jumlah itu terdiri atas US$ 516 juta dalam bentuk kas dan setara kas, US$ 228 juta revolving credit facility yang tersedia, dan US$ 53 juta marketable securities.

REKOMENDASI

SELASA 27 OKTOBER 2020

| 13

DISCLAIMER

Materi tulisan ini ha nya mem berikan informasi dan bukan se ba gai aja k an ke pada sia pa pun un tuk mem beli atau menjual efek tertentu. Ke putusan me lakukan transaksi sa ham se-pe nuh nya men ja di tang gung jawab pe mo dal.

Oleh Farid Firdaus

JAKARTA – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) menargetkan pembentukan usaha patungan (joint venture/JV) dengan Royal Vopak terealisasi dalam waktu dekat. Aksi ini merupakan salah satu bagian dari ekspansi besar perseroan melalui pabrik CAP II pada masa mendatang.

Hardi Wijaya Liong

Antara

Paparan KinerjaSeorang karyawan melihat penyampaian paparan kinerja PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Triwulan III-2020 secara daring oleh Direktur Utama terpilih Darmawan Junaidi di Jakarta, Senin (26/10/2020). Bank Mandiri terus menjaga kontribusi untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari laju penyaluran kredit Bank Mandiri secara konsolidasi, yang meningkat 3,79 persen secara year on year menjadi Rp873,73 triliun pada akhir September 2020.

Uk. 3kol x 170mmk

PENGUMUMAN KEPADA PEMEGANG WARAN SERI I PT MEDCO ENERGI INTERNASIONAL TBK

TERKAIT PEMBATALAN RENCANA PERUBAHAN KETENTUAN WARAN SERI I

Dengan ini diberitahukan kepada Pemegang Waran Seri I PT Medco Energi Internasional Tbk (“Perseroan”), bahwa merujuk kepada Surat Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”) No. S-1104/PM.222/2020 tanggal 22 Oktober 2020, Perseroan diwajibkan untuk memperoleh persetujuan pemegang saham independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”) sehubungan dengan usulan Perseroan untuk mengubah Akta Perubahan I dan Pernyataan Kembali Atas Pernyataan Penerbitan Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas II PT Medco Energi Internasional Tbk No. 50 tanggal 20 November 2017 sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan II dan Pernyataan Kembali Atas Pernyataan Penerbitan Waran Seri I Dalam Rangka Penawaran Umum Terbatas II PT Medco Energi Internasional Tbk No. 6 tanggal 5 Oktober 2020, keduanya dibuat di hadapan Leolin Jayayanti, S.H., M.Kn., Notaris di Jakarta (“Akta Penerbitan Waran Seri I”) khususnya atas ketentuan sebagai berikut:

a. Menambah ketentuan bahwa Perseroan, dengan pertimbangan-pertimbangannya secara seksama, dapat mengusulkan perubahan harga pelaksanaan waran sewaktu-waktu dengan memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang waran seri I; dan

b. Mengusulkan perubahan harga pelaksanaan waran seri I dari semula Rp 581 per saham menjadi Rp 275 per saham.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Perseroan dengan ini membatalkan rencana usulan perubahan ketentuan Waran Seri I yang sebelumnya telah diumumkan oleh Perseroan dalam Pengumuman Kepada Pemegang Waran Seri I pada 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia Investor Daily dan Kontan tertanggal 6 Oktober 2020.

Dengan demikian, sehubungan dengan pembatalan usulan tersebut di atas, maka Perseroan menegaskan bahwa harga pelaksanaan Waran Seri I yang berlaku efektif saat ini adalah Rp 581 per saham, sebagaimana telah diumumkan oleh Perseroan melalui Pengumuman kepada Pemegang Waran Seri I dan Pengumuman Kepada Pemegang Waran Seri I sehubungan dengan Efektifnya Perubahan Harga Pelaksanaan Waran Seri, yang keduanya diumumkan melalui 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia Investor Daily dan Kontan, masing – masing tertanggal 3 September 2020 dan 6 Oktober 2020.

Jakarta, 27 Oktober 2020Direksi Perseroan

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), selaku Manajer Investasi, dengan ini memberitahukan rencana perubahan pada Kontrak Investasi Kolektif dan Prospektus Reksa Dana Manulife Dana Kas II (MDK II) terkait ketentuan jumlah Unit Penyertaan yang ditawarkan dari semula “secara terus menerus sampai dengan jumlah 4.000.000.000 (empat miliar) Unit Penyertaan” menjadi “secara terus menerus sampai dengan jumlah 8.000.000.000 (delapan miliar) Unit Penyertaan”.Demikian pengumuman ini disampaikan kepada para Pemegang Unit Penyertaan MDK II serta pihak-pihak yang berkepentingan.Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi Customer Service MAMI di (021) 25552255.

Jakarta, 27 Oktober 2020Manajer Investasi

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia

PENGUMUMAN RENCANA PERUBAHAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DAN PROSPEKTUS REKSA DANA

MANULIFE DANA KAS II

2 x 60 mm

Phintraco SekuritasIHSG berpeluang menguji resist-

ance 5150 sampai dengan 5175 di perdagangan Selasa (27/10). Semen-tara untuk level support diperkirakan berada pada kisaran 5075. Secara teknikal, penguatan Senin (26/10) memperkuat sinyal technical rebound dari terbentuknya golden cross di oversold area pada indikator Stochas-tic RSI (23/10). Dari sisi fundamental, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh antisipasi pelaku pasar terhadap rilis kinerja keuangan Q3-2020 oleh emiten di BEI serta data makro domestik penting pada pekan depan, yaitu inflasi Oktober 2020 dan pertumbuhan ekonomi Q3-2020.

Dari eksternal, data Industrial Profit Tiongkok untuk bulan September 2020 dijadwalkan rilis Selasa pagi (27/10). Saham-saham yang me-narik untuk dicermati pada hari ini (27/10), diantaranya INDF, TOWR, WSBP serta sejumlah saham bank yang menunjukan sinyal awal potensi berlanjutnya rebound/minor bullish reversal (BBRI, BBCA dan BMRI).

Ciptadana SekuritasHari ini transaksi terakhir sebelum

libur panjang sampai tgl 2 Nopember 2020. IHSG masih berpeluang men-guji resistance 5.182, dan jika berhasil ditembus maka akan membuka peluang untuk lanjut naik menuju level 5.256. Support terdekat ada di level 5.113.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan-nya ke level 5.144 atau naik 32 poin (+0.62%). Meski menembus resist-ance 5.135 , trend naik jangka pendek ini masih berada dalam koridor konsol-idasi di bawah resistance 5.182. Stock pick :BBRI, TLKM, dan ERAA.

Victoria SekuritasIHSG diperkirakan bergerak pada

rentang 5.083-5.197 untuk perdagan-gan Selasa (27/10). Analis mereko-mendasikan Buy ICBP (TP 10.150) dan LSIP (TP 995). Sell JSMR (TP 3.480), BSDE (TP 860), dan ISAT (TP 1.950). Mayoritas bursa Asia ditutup melemah pada perdagangan awal pekan (26/10), dipicu oleh kekhawati-ran pelaku pasar terkait perkemban-gan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) dan wilayah Eropa.

Berbeda dengan bursa Asia, IHSG ditutup menguat sebesar (+0,62%) ke level 5.144,05 pada perdagangan Senin (26/10). Penguatan IHSG ditopang oleh net buy investor asing sebesar +Rp127,98 miliar, terutama pada saham-saham big cap, seperti BBCA (+0,78%), BBRI (+1,52%), dan BMRI (+4,05%). Adapun secara ytd investor asing mencatatkan net sell sebesar –Rp47.407,24 miliar.

Suryandi