(Antara) Lestari Ciptaningtyas) (Annisa...

1

Transcript of (Antara) Lestari Ciptaningtyas) (Annisa...

Page 1: (Antara) Lestari Ciptaningtyas) (Annisa Roomellbigcms.bisnis.com/file-data/1/424/14611fa9_SummareconAgungTbk.pdfgugatan hak cipta yang diaju-kan Alticor Inc. dan unit Amway. ... Kuasa

ORLANDO—Sony Music En -ter tainment dan perusahaan musik ternama lain membujuk pengadilan federal di Orlando, Florida untuk memfokuskan gugatan hak cipta yang diaju-kan Alticor Inc. dan unit Amway.

Bloomberg melaporkan pada Selasa (22/7), kasus yang dia-jukan pada April 2014 terkait dengan sengketa awal antara perusahaan musik dan unit pen-jualan langsung Amway.

Berdasarkan dokumen peng-adilan, Amway dan distributor independen dituduh meng-

gunakan musik dalam video promosi produknya secara tidak sah, tetapi telah diselesaikan pada 1998.

Alticor mengajukan gugatan yang menyatakan bahwa perusahaan musik tersebut melanggar penyelesaian dengan cara menyerang balik dengan tuduhan ratusan pelanggaran hak cipta.

Ada, perusahaan yang ber-basis di Michigan, menyatakan bahwa perusahaan tidak ber-tanggung jawab atas pelanggar-an dalam video. (Bloomberg/rsp)

JAKARTA—Sidang putus-an sela antara PT Dextam Contractors dengan PT Shimizu Corporatin dan PT Mid Plaza Prima ditunda hingga Selasa (5/8).

Kuasa hukum Dextam Contractors Aldy Dio menga-takan majelis hakim menunda putusan sela karena yang ber-sangkutan berhalangan hadir.

“Agenda putusan sela kami ditunda hingga 5 Agustus 2014, hakimnya tidak bisa hadir,” kata Aldy, Selasa (22/7).

Putusan sela perkara No.

213/PDT.G/2013/PN.JKT.PST diminta tergugat yang mengaju-kan eksepsi kompetensi. Dalam eksepsi tersebut, gugatan Dextam dinilai tidak tepat dan seharusnya diajukan ke arbi-trase.

Aldy mengatakan terdapat dua perjanjian kerja sama dalam pembangunan gedung Mid Plaza. Pihaknya membawa sengketa perjanjian tersebut ke pengadilan karena pada salah satu perjanjian tidak ada klausul arbitrase jika terjadi sengketa. (Bisnis/rsp)

BANGKA BARAT, Babel—Ke -polisian Resor Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, memberikan peringatan kepada para petambang yang beraktivi-tas di dalam lahan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan perkebunan PT Bumi Permai Les tari (PT BPL) karena menya -lahi aturan.

“Peringatan kepada para pe -tambang itu dilakukan langsung oleh Kapolsek Simpang Teritip pada Senin (21/7) di lokasi penambangan di lokasi perke-

bunan tersebut,” ujar Kepala Polres Bangka Barat AKLB Djoko Purnomo di Muntok, Selasa (22/7).

Polisi telah bertemu muka dengan sekitar 100 petambang bijih timah yang beraktivitas di lokasi tersebut dan memberi-kan arahan agar mereka tidak melakukan aktivitas penam -bang an di lokasi.

“Kami harapkan para penam-bang mematuhi imbauan ini dan tidak mengulangi aktivitas ilegal tersebut,” tegasnya. (Antara)

SONY MINTA GUGATAN AMWAY DIPERSEMPIT PUTUSAN SELA DEXTAM VS SHIMIZU DITUNDA POLISI PERINGATKAN PETAMBANG BIJIH TIMAH ILEGAL

KLA

US

UL

11H U K U M B I S N I SRabu, 23 Juli 2014

SENGKETA SOLE RISK

Kalah, PHE Raja Tempirai Banding

SENGKETA USAHA

Arafah Terseret Kasus Proyek di Jasa Raharja Padang

DEBITUR BERMASALAH

Kejari Eksekusi Kredit Macet

MASALAH IUP

ASR Gugat Roomell Group

Rio Sandy [email protected]

Pada sidang putusan Selasa (22/7), majelis hakim yang dike-tuai Sutio J. Akhirno mengabul-kan gugatan PT Golden Spike Energy Indonesia (dalam pailit) untuk sebagian.

Sutio menyatakan bahwa per-janjian production sharing con-tract (PSC) pada 6 Juli 1989 adalah sah dan memiliki kekuat-

an hukum mengikat.“Menyatakan tergugat telah

melakukan wanprestasi. Selain itu, diwajibkan membayar uang ganti rugi kepada GSEI sebesar US$125,26 juta secara tunai dan sekaligus yang harus dilaksana-kan sejak putusan dalam per-kara ini mempunyai kekuatan hukum tetap,” kata Sutio dalam amar putusannya.

Selain itu, majelis juga meng-hukum tergugat untuk memba-yar seluruh biaya perkara yang timbul dalam perkara ini yakni sebesar Rp916.000. Gugatan ini terkait dengan sengketa sole risk.

Kuasa hukum PHE Raja Tempirai Fahad Farid dari Adnan Buyung Nasution & Partners mengatakan putusan majelis hakim sangat mengecewakan dan terbukti tidak mengetahui

konsep sole risk. Sole risk adalah salah satu

pasal yang tercantum dalam kesepakatan operasional antara para pihak. Pihak yang meng-ajukan sole risk harus mem-berikan notifikasi ke pihak lain yang terkait dalam proyek tersebut.

Adapun, lanjutnya, pengertian sole risk adalah pihak yang tidak mau menanggung risiko terkait dengan perjanjian kerja sama (joint venture) karena dianggap berisiko gagal atau tidak baik jika dilakukan.

Menurutnya majelis hakim hanya memandang bahwa penggugat sudah mengeluar-kan modal pengeboran. Padahal, lanjutnya, itu bukan tindakan sole risk.

PHE juga telah mengajukan bukti bahwa modal yang dikelu-arkan untuk melakukan penge-boran tersebut sudah dibayar, tetapi tidak menjadi pertimbang-an majelis.

“Pertimbangan majelis ini sangat dangkal serta tidak mempunyai kompetensi untuk memeriksa perkara terkait PSC JOB [production sharing con-tract joint operating body] ini.

Kami akan ajukan banding 14 hari setelah hari ini,” kata Farid seusai sidang putusan.

Dia menambahkan pertim-bangan yang akan diajukan tetap pada dalil bahwa sole risk tidak terjadi.

PENYETORN DANAKuasa hukum GSEI Aldy Dio

dari OC Kaligis & Associates sependapat dengan putusan hakim bahwa PHE memang belum pernah melakukan penyetoran dana di muka sebe-lum eksplorasi.

“Kenyataan tersebut berdasar-kan fakta yang muncul di per-sidangan, seperti yang dijelas-kan dalam ketentuan Pasal 6.3. Exhibit D yang mengatur sole risk. Adanya wanprestasi dan dengan tidak adanya penyetoran yang dilakukan di muka telah menyebabkan kerugian terhadap kami,” ujarnya.

Menurutnya, sudah sepa-tutnya PHE memberikan per-tanggungjawaban kompensasi ganti kerugian kepada GSEI. Reimbursement yang dibayarkan oleh tergugat, tidak serta meng-hilangkan kewajiban untuk membayar biaya yang ditimbu-

kan mengenai sole risk.Dalam gugatannya, GSEI

mengklaim PHE berulangkali terlambat memenuhi kewajib-annya terkait dengan penam-bangan minyak mentah dan gas di Blok Raja, Sumatra Selatan.

Total wanprestasi yang dik-laim mencapai US$299 juta. Mereka juga meminta PHE membayar ganti rugi imateriel senilai US$300 juta.

Wanprestasi berasal dari denda berupa sole risk exploration well sebesar 300% dan atau sole risk appraisal well senilai 200%.

PSC yang dimaksud adalah kerja sama antara Pertamina dan Golden Spike Indonesia Ltd. (GSIL) yang diteken pada 1989.

Namun, sejak adanya aturan tentang pembatasan badan usaha yang melakukan kegiatan usaha hilir tidak dapat melakukan kegiatan usaha hulu pada 2001, Pertamina menyerahkannya ke PHE. Sementara itu, GSEI meng-aku sebagai penerus (GSIL).

GSEI berstatus pailit setelah Pengadilan Niaga Jakarta Pusat membatalkan perdamaian atau homologasi perusahaan dengan para krediturnya pada 30 Maret. (M. Taufikul Basari)

JAKARTA—Berawal dari pro-yek di kantor PT Jasa Raharja cabang Padang, PT Bentala Persada Kestrelindo akhirnya menyeret PT Arafah Alam Sejahtera ke pengadilan.

PT Arafah (tergugat I) meru-pakan kontraktor utama pro-yek Jasa Raharja cabang Padang yang memberi pekerjaan pada PT Bentala (penggugat) selaku sub-kontraktor untuk pengadaan dan pemasangan hydrant system.

Kasus ini bermula saat Arafah dan Bentala menandatangani perjanjian pengadaan dan pema-sangan hydrant system pada 28 Desember 2011. Perjanjian tersebut dimaksudkan untuk

mengerjakan proyek yang berlo-kasi di gedung milik turut tergu-gat (Jasa Raharja). Biaya pelak-saan pekerjaan disepakati senilai Rp560 juta.

Sengketa muncul saat turut ter-gugat telah menyelesaikan seluruh kewajiban pembayaran kepada ter-gugat I, tapi hingga gugatan dila-yangkan penggugat belum mene-rima pembayaran yang sudah di sepakati. Jumlah pembayaran yang dimaksud Rp556 juta.

Penggugat telah berupaya menagihkan kewajiban pem-bayaran kepada tergugat I dan tergugat II (Direktur Utama PT Arafah Tarinaldi Hidrat) tetapi para tergugat tidak berseda

melunasi pembayaran tersebut.Atas tidak dibayarkannya kewa-

jiban tersebut, maka penggugat menuntut ganti rugi materiel seni-lai Rp556 juta ditambah dengan bunga senilai Rp4 juta tiap bulan-nya. Selain itu untuk biaya jasa advokat senilai Rp50 juta.

Sementara itu, untuk ganti rugi imateriel, penggugat menuntut senilai Rp2 miliar.

Gugatan yang didaftarkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan register 16/PDT.G/2014/PN.JKT.SEL pada Januari itu kini telah masuk putusan sela.

Pada sidang Selasa (22/7), majelis hakim PN Jakarta Selatan menolak eksepsi yang

diajukan PT Arafah yang menga-takan bahwa gugatan yang dilay-angkan PT Bentala seharusnya diajukan di daerah asal tergugat, yakni Sumatra Barat.

“Menyatakan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ber-wenang memeriksa dan meng-adili,” ucap Achmad Dimyati, ketua majelis hakim pada pem-bacaan putusan sela.

Majelis hakim mempertim-bangkan perjanjian antara kedua belah pihak yang dalam salah satu pasalnya dijelaskan bahwa jika terjadi sengketa antara peng-gugat dan tergugat maka ke -duanya sepakat untuk menyele-saikan di PN Jakarta Selatan.

Sejalan dengan ditolaknya ek s ep si tergugat maka pemeriksaan ka sus ini akan dilanjutkan pada po -kok perkara. Sidang lanjutan akan digelar kembali pada 12 Agustus.

Pihak penggugat yang diwaki-li kuasa hukumnya Muhammad Jihadin mengaku sependapat dengan putusan majelis hakim.

“Sudah sesuai, karena menu-rut Pasal 8 kan sudah jelas kalau ada sengketa diselesaikan ke sini [PN Jakarta Selatan],” ujarnya kepada Bisnis usai sidang.

Sementara itu, kuasa hukum tergugat yang diketahui dari kan-tor hukum NZ dan rekan belum dapat dimintai tanggapan. (Annisa

Lestari Ciptaningtyas)

SIMPANG AMPEK, Sum -bar—Kejaksaan Negeri Sim -pang Ampek Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat berhasil menagih sekamir Rp393 juta kredit macet dari sembilan debi-tur bermasalah yang sedang ditangani.

“Total kredit macet yang kami tangani ada sembi-lan debitur dengan tung-gakan Rp6,01 miliar. Sisa dari yang belum tertagih masih berjalan dan akan kami tagih,” kata Kepala Kejaksaan Negeri Simpang Ampek, Yudi Indra Gunawan didampingi Kepala Seksi Perdata dan Tata Usaha Negera (Datun), Ilham usai perayaan hari ulang tahun kejaksaan ke-54 di Simpang Ampek, Selasa (22/7).

Dia mengatakan, pihaknya menerima sem-bilan buah surat kuasa khusus (SKK) dari PT Bank Nagari cabang Ujung Gading.

Selain itu, katanya, pada tahun 2014, untuk kegiatan litigasi atau proses persi-dangan perdata, pihaknya telah menerima satu SKK dari Bupati Pasaman Barat.

SKK itu sehubungan dengan perkara perdata Nomor 11.G/2013/PDT/PN-PSB tanggal 03 Oktober 2013 antara penggugat Modar Baini Dt Majolelo dkk. melawan PT Gersindo Minang Platation (tergugat I), Bupati Pasaman Barat (tergugat II).

Kemudian Zarmi Efendi (tergugat III), Badan Pertanahan Nasional (BPN) Pasaman Barat (tergugat VI). KUD Permata Sawit Maligi dan PT Permata Hijau Pasaman masing-masing sebagai turut tergu-gat I dan II.

Perkara tersebut telah diputus oleh Pengadilan

Negeri Simpang Ampek dengan putusan menyatakan gugatan ter-gugat tidak dapat diterima.

“Kewenangan kami da -lam bidang perdata dan tata usaha negara ini diatur dalam Pasal 30 Ayat 2 UU Nomor 16 Tahun 2014 ten-tang Kejaksaan Republik Indonesia. Kami punya kua sa khusus dapat bertin-dak baik di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama nagara atau pemerintah” kata Kasi Datun, Ilham.

Menurutnya, pihaknya juga sudah menandatan-gani nota kesepahaman dengan Pemkab Pasaman Barat sehubungan dengan tugas dan kewenangan di bidang perdata dan tata usaha negara.

Sementara itu, Kejaksaan Tinggi Papua selama 2014 hingga pertengahan tahun berhasil menyelamatkan uang negara Rp5,3 miliar dari pengembalian keru-gian negara pada kasus korupsi.

Kepala Kejati Papua Maruli Hutagalung mengatakan dana sebesar itu diperoleh dari Kejari Jayapura Rp100 juta, Kejari Manokwari Rp2,26 miliar lebih, Kejari Sorong Rp1,1 miliar lebih, Kejari Merauke Rp1 mili-ar, Kejari Nabire Rp45 juta, Kejari Serui Rp729,39 juta lebih, dan Kejari Timika Rp100 juta.

Selama periode itu kejak-saaan juga berhasil menye-lamatkan uang negara yang bersumber dari uang pengganti kerugian negara Rp700 juta.

Adapu, jumlah perkara yang ditangani hingga Juni tercatat 86 perkara, 11 per-kara di antaranya meru-pakan kasus yang dilim-pahkan dari Polda Papua. (Antara)

JAKARTA—ASR Glo -bal Pte Ltd, perusahaan tam bang asal Singapura, menggugat lima perusa-haan yang tergabung dalam Roomell Group ter kait dugaan wan-prestasi.

Gugatan itu terdaf-tar dengan Nomor 354/PDT.G/2013/PN.PN.JKT.SEL di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Perusahaan Singapura ter sebut menggugat PT Roomell Energi, PT Energi Bara Prima, PT Bara Gas Indonesia ser -ta PT Energi Bara In -do nesia, dan PT Musi Ener gi Indonesia.

Menurut kuasa hu -kum penggugat Feliks S. Tarigan, kasus ini ber-mula saat proses akuisi-si Roomell Group oleh ASR Global.

Namun, saat ASR Glo bal akan melaku-kan usaha di daerah Musi Rawas, Sumsel pihaknya terham-bat oleh masalah izin usaha pertambangan (IUP) yang dimiliki oleh pihak tergugat.

“Kami sudah tanya ke pemda, sampai ke Ke -men terian ESDM me -mang ada masalah un -tuk IUP Roomell Group,” ujar Feliks kepada Bisnis, Selasa (22/7). (Annisa

Lestari Ciptaningtyas)

Majelis hakim mengabulkan sebagian gugatan GSEI.

PHE Raja Tempirai harus membayar US$125,26 juta secara tunai dan sekaligus.

JAKARTA—PT Pertamina Hulu Energy Raja Tempirai akan mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

yang memenangkan PT Golden Spike Energy Indonesia dalam perkara wanprestasi.

pusdok
Typewritten Text
Bisnis, Investor, 23 Juli 2014
pusdok
Typewritten Text