Anosmia

21
TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Kavum Nasi 1 Rongga hidung dibagi dua bagian, kanan dan kiri di garis median oleh septum nasi yang sekaligus menjadi dinding medial dari rongga hidung. Kerangka septum dibentuk oleh (a) lamina perpendikularis tulang etmoid (superior) (b) kartilago kuadrangularis (anterior) (c) tulang vomer (posterior) (d) Krista maksila dan Krista palatina (bawah) yang menghubungkan septum dengan dasar rongga hidung. a. Konka nasi Di dalam kavum nasi terdapat 3 pasng konka nasi, yaitu konka nasi inferior, konka nasi medius dan konka nasi superior. b. Meatus nasi Meatus nasi inferior merupakan celah yang tedapat di bawah konka inferior. Dekat ujung anteriornya terdapat ostium (muara) duktus nasolakrimalis. Muara ini sering kali dilindungi oleh lipatan mukosa yang disebut katup dari Hasner (plika lakrimalis Hasner). c. Persarafan hidung Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior, yang merupakan cabang dari n.nasosiliaris, yang berasal dan n.oftalmikus (N.V-I). Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribrosa dari permukaan bawah bulbus olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada rnukosa olfaktorius di daerah sepertiga atas hidung. 1

description

referat

Transcript of Anosmia

TINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi Kavum Nasi 1Rongga hidung dibagi dua bagian, kanan dan kiri di garis median oleh septum nasi yangsekaligus menjadi dinding medial dari rongga hidung Kerangka septum dibentuk oleh !a" laminaperpendikularis tulang etmoid !superior"!b" kartilago kuadrangularis !anterior"!#" tulang $omer !posterior"!d" KristamaksiladanKristapalatina!ba%ah" yangmenghubungkanseptumdengandasarrongga hidunga Konka nasi&i dalam ka$um nasi terdapat ' pasng konka nasi, yaitu konka nasi in(erior, konka nasimedius dan konka nasi superior b )eatus nasi)eatus nasi in(erior merupakan #elah yang tedapat di ba%ah konka in(erior &ekat ujunganteriornya terdapat ostium !muara" duktus nasolakrimalis )uara ini sering kali dilindungi olehlipatan mukosa yang disebut katup dari *asner !plika lakrimalis *asner"# Persara(an hidung+agiandepandanatasronggahidungmendapat persara(ansensorisdari netmoidalisanterior, yang merupakan #abang dari nnasosiliaris, yang berasal dan no(talmikus !N,-I"Ner$us ol(aktorius turun melalui lamina kribrosa dari permukaan ba%ah bulbus ol(aktorius dankemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada rnukosa ol(aktorius di daerah sepertigaatas hidungB. Histologi Kavum Nasi 8,9a )ukosa *idung.pitel mukosa hidung terdiri dari beberapa jenis, yaitu epitel skuamous kompleks pada$estibulum, epitel transisional terletak tepat di belakang $estibulum dan epitel kolumnar berlapissemu bersilia pada sebagian mukosa respiratorius1Sedangkan pada konka superior ditutupi oleh epitel ol(aktorius yang khusus untuk (ungsimenghidu/membau.pitel ol(aktorius tersebut terdiri atassel penyokong/sel sustentakuler, selol(aktorius!neuronbipolardengandendrit yangmelebardipermukaanepitelol(aktoriusdanbersilia, ber(ungsi sebagai reseptor dan memiliki akson yang bersinaps dengan neuronol(aktoriusotak", sel basal!berbentukpiramid" dankelenjar +o%manpadalaminapropriaKelenjar +o%man menghasilkan sekret yang membersihkan silia sel ol(aktorius sehinggamemudahkan akses neuron untuk membau 0at-0atb Palut lendir Palut lendirmerupakanlembaranyangtipis, lengket danliat, merupakanbahanyangdisekresikan oleh sel goblet, kelenjar seromukus dan kelenjar lakrimal Terdiri dari dua lapisanyaitulapisanyangmenyelimuti batangsiliadanmikro$ili !sol layer" yangdisebut lapisanperisiliar# )embrana +asalis)embrana basalis terdiri atas lapisan tipis membran rangkap diba%ah epitel &i ba%ahlapisan rangkap ini terdapat lapisan yang lebih tebal yang terdiri atas kolagen dan (ibril retikulind 1amina Propia1amina propria merupakan lapisan diba%ah membrana basalis 1apisan ini dibagi atasempat bagian yaitu lapisan subepitelial yang kaya akan sel, lapisan kelenjar super(isial, lapisanmediayangbanyaksinusoidka$ernosusdanlapisankelenjar pro(undus 1aminapropriaini2terdiri dari sel jaringan ikat, serabut jaringan ikat, substansi dasar, kelenjar, pembuluh darah dansara(C. Fisiologi Penghidu ,5,6,7a .ksitasi pada sel ol(aktoriReseptor penghidu terletak pada superior nostril, yaitu pada septumsuperior padastruktur yang disebut membran ol(aktori +agian dari sara( penghidu yang berkaitan langsungdengan odoran, molekul penghidu, yaitu silia dari sel ol(aktori Sebelum dapat menempel dengansilia sel ol(aktori, odoran tersebut harus dapat larut dalam mukus yang melapisi silia tersebut2doranyanghidro(ilikdapat larut dalammukus danberikatandenganreseptor pada siliatersebut, yaitu pada protein reseptor pada membran silia sel ol(aktori Pengikatan antara reseptordengan odoran menyebabkan akti$asi dari protein 3, yang kemudian mengakti$asi en0im adenilsiklase dan mengakti(kan #A)P Pengakti(an #A)P ini membuka kanal Na4 sehingga terjadiin(luksnatriumdan menyebabkan depolarisasidari sel ol(aktorius&epolarisasi inikemudianmenyebabkan potensial aksi pada sara( ol(aktorius dan ditransmisikan hingga sampai ke korteksserebriPada keadaan istirahat, resting potential dari sel ol(aktori yaitu sebesar -55m,Sedangkan, pada keadaan terdepolarisasi, membrane potential sel ol(aktori yaitu sebesar -'6m,3raded potential dari sel ol(aktori menyebabkan potensial aksi pada sel mitral dan tu(ted yangterdapat pada bulbus ol(aktorius3Pada membranmukus ol(aktori,terdapatujungsara( bebas dari sara(trigeminusyangmenimbulkan sinyal nyeri Sinyal ini dirangsang oleh odoran yang bersi(at iritan, sepertipeppermint, menthol, danklorin Perangsanganujungsara( bebas ini menyebabkanbersin,lakrimasi, inhibisi pernapasan, dan re(leks respons lain terhadap iritan hidungTerdapat tiga syarat dari odoran tersebut supaya dapat merangsang sel ol(aktori, yaitu7 +ersi(at larut dalam udara, sehingga odoran tersebut dapat terhirup hidung +ersi(at larut air/hidro(ilik, sehingga odoran tersebut dapat larut dalammukus danberinteraksi dengan silia sel ol(aktorius +ersi(at larut lemak/lipo(ilik, sehingga odoran tersebut dapat berikatan dengan reseptorsilia sel o(laktoriusPenghidupada manusiadapatmendeteksi berbagai jenisodoran yang berbeda,namunsulit untuk dapat membedakan intensitas odoran yang berbeda Untuk dapat membedakanintensitas tersebut, perlu terdapat perbedaankonsentrasi odoransebesar '68 Kemampuanpenghidu untuk dapat membedakan berbagai odoran yang berbeda diperankan oleh glomerulusyang terdapat pada bulbus ol(aktorius Terdapat sekitar 9666 dari protein reseptor untuk odoranyang berbeda, yang masing-masing reseptor tersebut terdapat pada satu sel ol(aktori Terdapatsekitar : juta sel ol(aktori yang masing-masingnya berproyeksi pada dua dari 9;66 glomeruli*al ini menyebabkan adanya proyeksi yang berbeda-beda untuk setiap odoranb AdaptasiSel ol(aktori mengalami adaptasi yang#epat padadetikpertama, yaitusekitar 568adaptasi terjadi Sedangkan, 568 adaptasi sisanya terjadi dalam %aktu yang lambat Adaptasi inidiperankanolehsel-sel padaglomerulus di bulbus ol(aktorius dansistemsara( pusat Padaglomerulus, terdapat sel periglomerular dansel granul Kedua sel tersebut berperandalaminhibisi lateral yang di#etuskan oleh sinyal pada sel mitral dan sel tu(ted Sel mitral dan sel tu(tedyang terakti$asi kemudian melepaskan neurotransmiter glutamat dan menyebabkan eksitasi selgranul Selgranul tersebut kemudianmelepaskan3A+A danmenginhibisisel mitraldanseltu(ted Sel periglomerular dan sel granul tersebut juga berespon terhadap (eedba#k dari sel sara(pusat yang menginhibisi sel ol(aktorius, sehingga terjadi penekanan pada transmisi sinyal yangmenujubulbus ol(aktorius Selainitu, adaptasi ini jugadiperankanolehakti$asi ion,9; *asil penelitian,;8, dan rinitis alergi persisten ringan yang mengalami hiposmia sebesar :68Penyakit lain yang menyebabkan gangguan penghidu adalah penyakit endokrin!hipotiroid, diabetes melitus, gagal ginjal, penyakit li$er", Kallmann syndrome, penyakitdegenerati( !al0heimer, parkinson, multipel sklerosis", pas#a laringektomi, paparan terhadap 0atkimia toksik, peminum alkohol, ski0o(renia, tumor intranasal atau intrakranial3angguan penghidu juga ditemukan pada perokok &isini temukan kerusakan darineuroepitel ol(aktorius Pada analisis imunohistokimia ditemukan adanya apoptosis proteolisispada neuroepitel ol(aktorius2bat-obatandanpolusiudarajugaberpengaruhterhadap(ungsipenghidusepertiobatkanker, antihistamin, anti mikroba, anti tiroid dan lain lain Polusi udara yang berpengaruh yaituaseton, gas nitrogen, silikon dioksida, dan lain-lain7B. #iagnosa gangguan $ungsi !enghidu a Anamnesis Anamnesis sangat diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis gangguanpenghidu Padaanamnesisditanyakanri%ayat traumakepala, penyakit sinonasal, danin(eksisaluranna(as atas, ri%ayat penyakit sistemik, ri%ayat penyakit neurodegenerati(, kebiasaanmerokok, dan semua (aktor yang bisa menyebabkan gangguan penghidub Pemeriksaan (isik Pemeriksaan (isik T*T meliputi pemeriksaan hidung dengan rinoskopi anterior, posteriordan nasoendoskopi untuk menilai ada atau tidaknya sumbatan di hidung, seperti in(lamasi, polip,hipertro(i konka, septumde$iasi, penebalanmukosa, danmassatumor akanmempengaruhiproses transport odoran ke area ol(aktorius# Pemeriksaan pen#itraan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menyingkirkan kelainan intrakranial dan e$aluasikondisi anatomis dari hidung, misalnya pada kasus tumor otak atau kelainan dihidungPemeriksaan (oto polos kepala tidak banyak memberikan data tentang kelainan ini Pemeriksaantomogra(i komputer merupakan pemeriksaan yang paling berguna untuk memperlihatkan adanyamassa, penebalan mukosa atau adanya sumbatan pada #elah ol(aktorius Pemeriksaan MagneticResonanceImaging!)RI" merupakanpemeriksaanyanglebihsensiti( untukkelainanpadajaringan lunak Pemeriksaan ini dilakukan bila ada ke#urigaan adanya tumord Pemeriksaan kemosensoris penghiduPemeriksaankemosensoris penghiduyaitupemeriksaandenganmenggunakanodorantertentuuntukmerangsangsistempenghiduAdabeberapajenispemeriksaanini, diantaranyayang paling sederhana adalah tes alkohol 9: in#i, namun untuk memperoleh derajat keparahangangguan penghidu dapat menggunakan tes UPSIT(University of Pennsylvania SmellIdentification)9 Tes alkohol 9: in#i @ Satu lagi tes yang memeriksa persepsi kasar terhadap bau, tes alkohol 9: in#i,menggunakan paket alkohol isopropil yang baru saja dibuka dan dipegang pada jarak sekitar 9:in#i dari hidung pasien: Tes UPSITTes UPSIT berkembang di Amerika, pada tes ini terdapat > buku yang masing-masingberisi 96odoran:Pemeriksaandilakukandenganmenghidubukuuji, dimana didalamnya8terkandung 96-56Aodoran *asilnya pemeriksaan akan dibagi menjadi B kategori yaitunormosmia, mikrosmia ringan, mikrosmia sedang, mikrosmia berat, anosmia, dan malingering 3ambar alat tes UPSITe Pemeriksaan elektro(isiologis (ungsi penghidu Pemeriksaan ini terdiri dariOlfactory Event-Related Potentials !.RPs", dan Elektro-Olfaktogram !.23"1 Olfactory Event - Related Potentials !.RPs" .RPs adalah salah satu pemeriksaan (ungsi penghidu dengan memberikan rangsanganodoran intranasal, dan dideteksi perubahan pada elektroen#ephalogram !..3"Rangsangan odoran untuk memperoleh kemosensori .RPs harus dengan konsentrasi dandurasi rangsangan yangtepatCakturangsangan yang diberikanantara9-:6milidetikJenis 0at yang digunakan adalah $anilin, phenylethyl alkohol, dan *:S! Elektro-Olfaktogram !.23" Pemeriksaanini dilakukandenganmenempatkanelektrodapadapermukaanepitelpenghidu dengan tuntunan endoskopi Kadang pemeriksaan ini kurang nyaman bagi pasienkarena biasanya menyebabkan bersin pada %aktu menempatkan elektroda di regiool(aktorius dihidung( +iopsi neuroepitel ol(aktorius +iopsi neuroepitel ol(aktorius berguna untuk menilai kerusakan sistempenghiduJaringandiambil dari septumnasi superior dandianalisisse#arahistologis Pemeriksaaninijarang dilakukan karena in$asi(9C. Penatala%sanaan ".&.'a. Memutus infeksib Antihistamin apabila diindikasikan pada penderita alergi dan menghindariallergen# Stabili0er sel mast, sodium kromoglikatd Penggunaandekngestannasal dapat membantumelebarkanrnggahidunge. Penggunaan krtiksterid sistemik atau tpi!al bila diperlukan( "erhenti merkk dapat meningkatkan fungsi pen!iumang. #reksi perasi pada gangguan neplasma h. Ansmia akibat prses degenerasi tidak ada pengbatann$a i #erusakan %. &lfaktrius akibat infeksi 'irus prgnsisn$a buruk1(+A+ II P.)+A*ASANA. (dentitas !ende)itaNama 7 Ny SUmur 7 >D tahun Alamat 7 Kraksaan Jenis kelamin 7 PerempuanPekerjaan 7 Ibu rumah tangga&iperiksa 7 :> Juni :695B. AnamnesisAutoanamnesis dilakukan pada tanggal :> Juni :695Keluhan Utama 7 Tidak bisa membauRi%ayat Penyakit Sekarang 7 1okasi 7 *idung 2nset 7E5 bulan, progresi( Kualitas 7 tidak bisa membau total sejak 9 bulan ini Kuantitas 7 setiap hari Kronologi7 tidak bisa membau sejak 9 bulan yang lalu Kemampuan membau menurun sejak5 bulan yang lalu semakin lama semakin memburuk *idung tersumbat dan meler lendirbening tidak ada darah tidak nyeri terutama saat malam hari kemudian membaik saat pagihari Untuk mengatasi keluhan tersebut pasien mengkonsumsi obat minum yang diperolehdari dokter umum Pasien merasa hidungnya tidak bau, saat dikon(irmasi ke suami pasien,suami pasien membenarkan hal tersebut Faktor memperberat/memperingan7 memburuk saat malam hari )embaik saatmengkonsumsi obat 3ejala penyerta7 Pusing, meler, mampetRi%ayat penyakit dahulu 7 Rhinitis kronis Ri%ayat trauma disangkal Ri%ayat ken#ing manis disangkal Ri%ayat darah tinggi disangkal11Ri%ayat penyakit keluarga Tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti iniRi%ayat sosial ekonomi Penderitadari ekonomi menengah rutin berobat ke dokter umum bila gejalanya kambuhRi%ayat PengobatanPasien sering minum obat pilek bila gejalanya kambuhC. Peme)i%saan $isi%Pemeriksaan Fisik dilakukan pada tanggal :> juni :695Keadaan umum 7