Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

download Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

of 74

Transcript of Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    1/74

    Yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebastali pada jari tengah. Pemain memegang yoyo danmelemparkannya ke bawah dengan gerakan-gerakanyang kreatif dan variatif, kemudian dengan cekatanmenangkapnya kembali.

    Di tengah lingkungan usaha yang selalu berubah, BRIterus mengembangkan produk dan fitur baru serta

    menyempurnakan proses bisnis dan operasional untukdapat memenangkan persaingan.

    Analisis dan Pembahasan Manajemen

    Bab

    3

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    2/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.74

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Tinjauan Umum

    Pada tahun 2010, total aset BRI meningkat lebih tinggi

    dibandingkan total aset perbankan nasional, sehingga BRI

    berhasil memperbesar pangsa pasar dari sisi total aset.

    BRI juga berhasil mempertahankan predikat sebagai bank

    dengan perolehan laba bersih terbesar di Indonesia, sejak

    tahun 2005. Dari sisi pinjaman BRI tetap sebagai bank

    dengan penyaluran kredit terbesar.

    Perbandingan kinerja keuangan BRI dan perbankan

    nasional adalah sebagai berikut (data BRI merupakan

    data di luar anak perusahaan, data perbankan nasional

    merupakan data bank umum):

    Total AsetBRI

    Total aset BRI tumbuh sebesar 26,58% selama tahun

    2010, meningkat dari Rp314,75 triliun pada tahun 2009

    menjadi Rp398,39 triliun pada tahun 2010. Sehingga

    pangsa pasar aset BRI di tahun 2010 meningkat menjadi

    13,14% dari 12,42% pada tahun sebelumnya.

    Perbankan Nasional

    Total aset perbankan nasional meningkat sebesar 18,73%

    selama tahun 2010, dari Rp2.534,11 triliun pada tahun

    2009 menjadi Rp3.008,85 triliun pada akhir tahun 2010.

    KreditBRI

    Kredit BRI tumbuh sebesar 20,16% selama tahun 2010

    dari Rp205,52 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp246,96

    triliun pada tahun 2010. Pertumbuhan kredit BRI pada

    tahun 2010 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan

    kredit perbankan nasional karena upaya BRI untuk

    menjaga kualitas kredit yang sehat.

    Perbankan Nasional

    Penyaluran kredit perbankan nasional mengalami kenaikan

    22,80% selama tahun 2010, meningkat dari Rp1.437,93

    triliun pada tahun 2009 menjadi Rp1.765,85 triliun pada

    tahun 2010.

    Total Aset(Rp triliun)

    BRI

    Perbankan Nasional

    % terhadap Perbankan Nasional

    203,60

    154,73

    246,03 3

    14

    ,75

    398,39

    1.986,5

    0

    1.693,8

    5

    2.31

    0,56

    2.534,11

    3.008,85

    0706 08 09 10

    9,1

    3%

    10,2

    5%

    10,6

    5%

    12,4

    2%

    13,2

    4%CAGR*:26.67%

    BRI

    Perbankan Nasional

    % terhadap Perbankan Nasional

    Kredit(Rp triliun)

    113,85

    90,28

    161,06

    205,52

    246,961

    .002,01

    792,30

    1.307,69

    1.437,93

    1.765,85

    0706 08 09 10

    11,4

    0%

    11,3

    6%

    12,3

    2%

    14,2

    9%

    13,9

    9%

    CAGR* :28,61%

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

    *) CAGR (Compound Annual Growth Rate): Pertumbuhan Rata-rata per tahun

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    3/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 75

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Dana Pihak Ketiga (DPK)BRI

    DPK yang berhasil dihimpun BRI tumbuh secara signifikan

    29,29%, dari Rp254,12 triliun pada tahun 2009 menjadi

    Rp328,56 triliun pada tahun 2010. Pangsa pasar DPK BRI

    berhasil meningkat dari 13.03% di tahun 2009 menjadi

    14,05% di tahun 2010. Pertumbuhan DPK pada tahun

    2010 bersumber dari dana murah baik yang berasal dari

    nasabah ritel maupun nasabah institusi.

    Perbankan Nasional

    DPK perbankan nasional meningkat 19,90% pada tahun

    2010, dari Rp1.950,71 triliun pada tahun 2009 menjadi

    Rp2.338,82 triliun pada tahun 2010.

    Rasio Kredit terhadap DPK(Loan to Deposit Ratio/LDR)BRI

    LDR BRI mengalami penurunan dari 80,88% pada tahun

    2009 menjadi 75,17% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan

    oleh tingkat pertumbuhan DPK yang melampaui tingkat

    pertumbuhan kredit.

    Perbankan Nasional

    Tingkat LDR perbankan nasional mengalami kenaikan dari

    72,88% pada tahun 2009 menjadi 75,21% pada tahun2010.

    BRI

    Perbankan Nasional

    % terhadap Perbankan Nasional

    Dana Pihak Ketiga(Rp triliun)

    165,48

    124,47

    201,50

    254,12

    328,56

    1.510,83

    1.287,10

    1.753,29

    1.950,71

    2.338,82

    0706 08 09 10

    9,6

    7%

    10,9

    5%

    11,4

    9%

    13,0

    3%

    14,0

    5%CAGR* :27.46%

    Loan to Deposit Ratio

    72,54%68,80%

    79,93% 80,88%

    75,21%

    75,17%72,88%74,58%

    66,92%

    61,56%

    2006 2007 2008 2009 2010

    BRI Perbankan Nasional

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    4/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.76

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Return on Assets (ROA)BRIROA BRI tahun 2010 sebesar 4,64 % meningkat dari 3,73% pada tahun 2009 seiring dengan peningkatan laba bersih yang

    signifikan. ROA BRI lebih tinggi dibanding rata-rata ROA perbankan nasional sebesar 2,86% dan telah memenuhi dibanding

    persyaratan minimum ROA yang ditetapkan oleh BI sebesar 1,5%.

    Perbankan Nasional

    ROA perbankan nasional meningkat dari 2,60% pada tahun 2009 menjadi 2,86% pada tahun 2010.

    Net Interest Margin (NIM)BRI

    Selama 6 tahun terakhir, BRI mampu menjaga NIM di atas rata-rata perbankan nasional. NIM BRI ditahun 2010 adalah 10,77%

    sedikit meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 9,14%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya produktifitas pinjaman dan

    juga pengaruh penerapan PSAK 50/55, dimana perhitungan pendapatan bunga pinjaman dengan suku bunga flat dikonfersi

    menggunakan suku bunga efektif.

    Perbankan Nasional

    NIM perbankan nasional cukup stabil dari tahun ke tahun, dan sedikit meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 5,73%.

    Net Interest Margin

    11,16% 10,86%

    5,80% 5,70% 5,66% 5,56% 5,73%

    10,18%

    9,14%

    10,77%

    2006 2007 2008 2009 2010

    BRI Perbankan Nasional

    Return on Assets

    2006 2007 2008 2009 2010

    4,36%

    2,64% 2,78%2,33% 2,60%

    2,86%

    4,61%

    4,18%

    3,73%

    4,64%

    BRI Perbankan Nasional

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    5/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 77

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)BRI

    CAR BRI pada tahun 2010 sebesar 13,76% mengalami peningkatan dari 13,20% pada tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh

    meningkatnya laba bersih yang signifikan pada tahun 2010 hingga memperkuat permodalan BRI.

    Perbankan Nasional

    Sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit, CAR perbankan nasional mengalami penurunan dari 17,42% pada tahun 2009

    menjadi 17,18% pada tahun 2010.

    Capital Adequacy Ratio

    21,27%

    19,30%

    16,76%17,42% 17,18%

    18,82%

    15,84%

    13,18% 13,20%13,76%

    2006 2007 2008 2009 2010

    BRI Perbankan Nasional

    sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    6/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.78

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Tinjauan Keuangan

    2006 2007 2008 2009 2010

    (Rp miliar)

    Pendapatan Bunga 21.070,54 23.240,63 28.096,63 35.334,13 44.615,16

    Beban Bunga (7.281,49) (6.544,06) (8.445,58) (12.284,64) (11.726,56)

    Pendapatan Bunga Bersih 13.789,05 16.696,57 19.651,05 23.049,50 32.888,60

    Pendapatan Operasional Lainnya 1.509,05 1.821,70 2.535,24 3.269,59 5.544,53

    Beban Operasional lainnya (7.665,65) (9.019,61) (10.996,55) (11.959,52) (16.113,69)

    Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (1.848,00) (1.942,66) (2.843,63) (5.798,92) (7.917,44)

    Pendapatan/Beban Non Operasional 122,10 224,07 475,90 1.330,57 506,23

    Laba Sebelum Pajak dan Minority Interest 5.906,55 7.780,07 8.822,01 9.891,23 14.908,23

    Laba Bersih 4.257,57 4.838,00 5.958,37 7.308,29 11.472,39

    BRI berhasil mencatat kinerja yang memuaskan di tahun 2010 didukung oleh kemampuan BRI dalam mempertahankan

    pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan serta peningkatan fundamental keuangan. Perolehan laba BRI setelah pajak

    mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 56,98%. Pada tahun 2010

    laba bersih Bank BRI tercatat sebesar Rp11,47 triliun. Peningkatan laba tersebut didukung oleh aset BRI yang berhasil

    tumbuh secara signifikan sebesar 27,56%, yaitu dari Rp316,95 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 404,29 triliun pada

    tahun 2010.

    sebagai dampak dari penerapan PSAK 50&55.

    Kontribusi pendapatan bunga pinjaman terhadaptotal pendapatan bunga adalah 88,73% dari total

    pendapatan bunga, mengalami peningkatan dari

    tahun 2009 yang tercatat sebesar 82,90% dari

    total pendapatan bunga. Secara nominal total

    pendapatan bunga kredit meningkat 35,15% dari

    Rp29,29 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp39,59

    triliun pada tahun 2010.

    Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah

    sebesar Rp1,51 triliun, menurun 16,58% dari

    tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,81

    triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya

    Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang jatuh tempo

    pada tahun 2010 sebesar Rp1,4 triliun. Penurunan

    tersebut diikuti dengan turunnya porsi pendapatan

    bunga dari obligasi pemerintah, dimana porsi

    pendapatan bunga dari obligasi pemerintah tahun

    2009 sebesar 5,11% menjadi 3,38% dari total

    pendapatan bunga pada tahun 2010.

    Perubahan Kebijakan AkuntansiBRI telah menerapkan PSAK 50 dan 55 pada

    Laporan Keuangan Tahun Buku 2010. Penerapan iniantara lain berdampak pada perhitungan pendapatan

    bunga, pencatatan nilai buku dari pinjaman serta

    pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai

    dari aset (CKPN). Pembahasan lebih lengkap dapat

    ditemukan pada bagian-bagian selanjutnya pada

    bab ini.

    Laporan Laba / RugiPendapatan Bunga

    Pendapatan Bunga selama tahun 2010 tercatatsebesar Rp44,62 triliun atau meningkat 26,27% dari

    tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp35,33

    triliun. Pertumbuhan Pendapatan Bunga antara lain

    berasal dari meningkatnya jumlah penyaluran kredit

    sebesar Rp44,37 triliun dari Desember 2009 atau

    sebesar 21,32% dengan rasio NPL yang terjaga di

    level 2,78% serta dari pendapatan bunga pinjaman

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    7/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 79

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Pendapatan bunga dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp3,52 triliun,

    mengalami penurunan 16,88% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,24 triliun, sehingga proporsinya

    juga menurun dibandingkan tahun sebelumnya dari 11,99% menjadi 7,89% dari total pendapatan bunga.

    Mengacu pada ketentuan PSAK 50 & 55 (R.2006), pendapatan bunga diakui dengan menggunakan

    metode suku bunga efektif (effective interest rate), yakni suku bunga yang mendiskontokan estimasi

    penerimaan kas di masa datang untuk memperoleh nilai tercatat bersih saat pengakuan awal (initial

    measurement). Seperti halnya dengan PSAK sebelumnya, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya

    tidak material diperhitungkan secara langsung di dalam Laporan Laba Rugi sebagai pendapatan pada

    periode yang bersangkutan, sedangkan yang jumlahnya material pengakuan dicatat terlebih dulu sebagai

    pendapatan yang ditangguhkan untuk selanjutnya di amortisasi selama jangka waktunya. Jika di dalam

    PSAK sebelumnya (PSAK 31), amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, makasesuai PSAK 50 & 55 (R.2006) yang saat ini berlaku, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya

    material dan berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, diamortisasi sesuai dengan jangka waktu

    kontrak menggunakan suku bunga efektif dan diklasifikasikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.

    Komposisi Pendapatan Bunga BRI

    Pendapatan Bunga Kredit

    Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya

    Pendapatan Bunga Obligasi Pemerintah

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    8/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.80

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Pendapatan BungaDalam miliar Rupiah

    06 07 08 09 10

    21.071

    15.763

    2.968 3.264 3.823 4.237 3.522

    2.339 2.020 1.930 1.806 1.506

    17.957

    22.343

    29.292

    39.587

    23.241

    28.097

    35.334

    44.615

    Pendapatan Bunga Obligasi pemerintah

    Pendapatan Bunga Kredit

    Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya

    Total Pendapatan Bunga

    Beban BungaBeban bunga mengalami penurunan sebesar 4,54% dari Rp12,29 triliun pada tahun

    2009 menjadi Rp11,73 triliun pada tahun 2010. Penurunan beban bunga disebabkankarena penurunan suku bunga simpanan, khususnya suku bunga deposito berjangka.

    2009 2010

    Komposisi Beban Bunga

    Tabungan Deposito Giro Lainnya

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    9/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 81

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Pendapatan Bunga BersihPer 31 Desember 2010, pendapatan bunga bersih BRI tercatat sebesar Rp32,89

    triliun, meningkat 42,69% dari Rp23,05 triliun pada tahun 2009. Peningkatan ini antara

    lain disumbang oleh peningkatan outstandingkredit karena ekspansi yang dilakukan,

    membaiknya kualitas kredit serta adanya penerapan PSAK 50 dan 55 (R.2006) yang

    menyesuaikan pengakuan pendapatan bunga kredit dengan suku bunga flat. Marjin

    bunga meningkat ke level 10,77% dari 9,14% di tahun 2009.

    Pendapatan Bunga Bersih (NII)

    0706 08 09 10

    13,789

    16,697

    19,651 2

    3,049 3

    2,889

    10,86%

    11,16%

    10,18%

    9,14%

    10,77%

    21,071

    23,241

    28,097

    35,334

    44,615

    7,281

    6,544

    8,446

    12,285

    11,727

    Total Pendapatan Bunga

    Total Beban Bunga

    NII

    NIM

    Pendapatan Operasional LainnyaPendapatan operasional lainnya pada tahun 2010 meningkat dari sebesar Rp3,27

    triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp5,54 triliun. Fee-based incomememberikan

    kontribusi terbesar, yaitu 50,73% dari total pendapatan operasional lainnya.

    Fee-based incomeper 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp2,81 triliun, mengalami

    peningkatan 32,81% dari Rp2,12 triliun pada tahun 2009. Fee-based incometerdiridari jasa simpanan, jasa ATM, jasa perkreditan, jasa trade finance, jasa kartu kredit, jasa

    treasury, jasamanagementpembayaran, jasa kerjasama asuransi, jasa pengawasan,

    jasa penjaminan, dan jasa sewa deposit box. Kenaikan sebesar 32,79% itu antara lain

    berasal dari peningkatan jasa simpanan sebesar 38,41%, jasa trade financeekspor

    naik sebesar 69,02%, jasa ATM meningkat 101,67%, dan jasa sindikasi meningkat

    228%.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    10/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.82

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Sesuai dengan PSAK 50 dan 55 (R.2006), pada tahun 2010 BRI mencatat penerimaankembaliassetyang telah dihapusbukukan sebagai pendapatan operasional lainnya

    sebesar Rp1,53 triliun. Keuntungan untuk pengakuan atas marked to market dari

    posisi surat berharga sebesar Rp156,21 miliar, sedikit menurun dari tahun sebelumnya

    yang sebesar Rp270,15 miliar. Pendapatan dari transaksi valas tercatat sebesar

    Rp773,02 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp59,59 miliar dari tahun sebelumnya

    yang sebesar Rp713,43 miliar yang disebabkan karena perubahan nilai tukar.

    Sedangkan pendapatan lain-lain yang terdiri dari pendapatan denda, pendapatan

    pelunasan maju kredit, penerimaan biaya tolakan kliring dll tercatat sebesar Rp277,65

    miliar pada Desember 2010, meningkat 65,01% dari tahun sebelumnya yang sebesar

    Rp168,26 miliar.

    2006 2007 2008 2009 2010

    Fee Based Income 838 1.456 1.767 2.118 2.813

    Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan 0 1.525

    Keuntungan Marked to market 484 48 51 270 156

    Keuntungan selisih kurs - bersih 0 176 614 713 773

    Lain-lain 187 142 103 168 278

    Total Pendapatan Operasional Lainnya 1.509 1.822 2.535 3.270 5.545

    Beban Operasional LainnyaBeban operasional lainnya meningkat sebesar 34,74% dari Rp11,96 triliun pada

    tahun 2009 menjadi sebesar Rp16,11 triliun pada tahun 2010. Kenaikan biaya ini

    dapat ditutupi oleh kenaikan pendapatan sehingga BRI dapat menjaga rasio CER(Cost Effeciency Ratio) pada level 42,23%.

    Beban tenaga kerja dan tunjangan meningkat signifikan 29,96% dari Rp6,68 triliun

    pada tahun 2009 menjadi Rp8,68 triliun pada tahun 2010, hal ini disebabkan antara

    lain karena peningkatan jumlah SDM di tahun 2010 sebagai konsekuensi dari ekspansi

    jaringan kerja yang dilakukan BRI.

    Demikian juga dengan biaya umum dan administrasi, dengan bertambahnya jumlah

    jaringan dan layanan (unit kerja operasional, outlet dan e-channel) biaya umum dan

    administrasi ini juga meningkat dari Rp3,72 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp4,71

    triliun di tahun 2010. BRI terus menerus mengoptimalkan pengembangan, perluasan,

    dan kualitas jaringan kantor cabang, KCP, unit, ATM, dan electronic delivery channel

    lainnya. Sepanjang tahun 2010, BRI menambah 1 kantor wilayah, 4 kantor cabang,36 KCP, 94 kantor kas, 111 BRI unit, 400 Teras, 2.307 ATM, dan 7.233 EDC baru.

    2006 2007 2008 2009 2010

    Tenaga kerja dan tunjangan 4.831 5.274 6.329 6.676 8.676

    Umum dan administrasi 2.054 2.405 3.088 3.718 4.711

    Provisi dan komisi lainnya 3 3 1 0 0

    Kerugian dari penurunan/penjualan nilai efek & obligasi

    rekap0 46 150 0 0

    Premi Program Penjaminan Pemerintah 206 267 349 424 524

    Kerugian selisih kurs - bersih 5 0 0 0 0

    Lain-lain 567 1.024 1.079 1.142 2.203

    Total Beban Operasional Lainnya 7.666 9.020 10.997 11.960 16.114

    (Rp miliar)

    (Rp miliar)

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    11/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 83

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Beban Penyisihan Kerugian PenurunanNilaiSelama tahun 2010, jumlah beban penyisihan

    penghapusan aktiva produktif mengalami

    peningkatan sebesar 36,53% dari Rp5,79 triliun

    pada tahun 2009 menjadi Rp7,92 triliun pada

    tahun 2010. Peningkatan pembentukan beban

    penyisihan tersebut antara lain untuk mengantisipasi

    meningkatnya risiko kredit macet sejalan dengan

    kenaikan outstandingkredit serta antisipasi dampak

    dan potensi bencana alam di beberapa daerah di

    Indonesia.

    Beban Pajak PenghasilanSalah satu kontribusi yang diberikan BRI kepada

    pemerintah selain pemberian dividen adalah pajak.

    Pajak penghasilan yang dibayarkan BRI meningkat

    48,91% dari Rp2,63 triliun di tahun 2009 menjadi

    sebesar Rp3,92 triliun di tahun 2010, kontribusipajak tersebut telah memperhitungkan manfaat

    pajak tangguhan sebesar Rp486,20 miliar.

    Beban Operasional Lainnya

    Dalam triliun Rupiah

    06 07 08 09 10

    7.666

    9.020

    10.99711.960

    16.114

    Umum dan Administrasi

    Kerugian dan Penurunan atau Penjualan Nilai Efek dan Obligasi Rekap

    Kerugian Selisih Kurs -Bersih

    Total Beban Operasional Lainnya

    Tenaga Kerja dan Tunjangan

    Provisi dan Komisi Lainnya

    Premi Program Penjaminan Pemerintah

    Lain-Lain

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    12/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.84

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN Neraca Keuangan

    Di tengah kondisi makro ekonomi dan perbankan nasional yang masih dihadapkan pada beberapa tantangan, BRI

    mengambil langkah cermat dalam pengelolaanassetdanliabilitiessehingga mampu mempertahankan kinerja keuangan

    dan tetap menekankan pada kebijakan pengembangan aktiva produktif yang berkesinambungan.

    Ringkasan Neraca2006 2007 2008 2009 2010

    Rp miliar

    Total Aktiva 154.725 203.735 246.077 316.947 404.286

    Kas 3.459 5.041 6.750 8.139 9.976

    Giro pada Bank Indonesia 14.021 31.048 9.946 12.893 19.990Giro & Penempatan pd bank lain - netto 13.796 15.543 25.622 49.485 88.930

    Surat Berharga yang dimiliki - netto 16.044 20.482 24.322 25.528 23.750

    Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 18.445 18.223 16.352 15.027 13.626

    Kredit yang Diberikan 90.283 113.973 161.108 208.123 252.489

    CKPN -/- (6.718) (6.958) (8.005) (11.368) (14.103)

    Penyertaan - netto 69 77 90 111,46 133,89

    Asset tetap - netto 1.822 1.644 1.350 1.366 1.569

    Aktiva lain-lain 3.505 4.663 8.542 7.642 7.924

    Tagihan Derivatif - netto 11 24 0 143 88

    Tagihan Akseptasi - netto 323 654 479 348 660

    Aktiva Pajak Tangguhan 865 1.270 2.000 1.915 2.295Aktiva lain 2.306 2.714 6.063 5.235 4.881

    Total Pasiva 154.725 203.735 246.077 316.947 404.286

    Kewajiban 137.847 184.297 223.720 289.690 367.612

    Simpanan nasabah 124.468 165.600 201.537 255.928 333.652

    Giro 27.864 37.162 39.923 50.094 77.364

    Tabungan 58.308 72.300 88.077 104.463 125.990

    Deposito 38.297 56.138 73.538 101.371 130.298

    Kewajiban segera 2.357 3.956 5.621 4.333 4.124

    Simpanan dari bank lain 1.868 1.611 3.428 4.450 5.160

    Efek yang di jual dengan janji dibeli kembali 103 103 103 544 526

    Pinjaman diterima 1.765 2.382 3.356 13.611 9.455Pinjaman Subordinasi 2.231 2.140 711 2.678 2.156

    Kewajiban Lainnya 5.055 8.505 8.964 8.144 12.539

    Ekuitas 16.879 19.438 22.357 27.257 36.673

    Modal disetor 6.143 6.159 6.163 6.165 6.167

    Modal lainnya 3.296 3.301 2.869 3.258 3.383

    Laba Rugi Ditahan 7.439 9.978 13.325 17.835 27.123

    Posisi Keuangan

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    13/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 85

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    bencana alam, total CKPN yang dibentuk per 31

    Desember 2010 adalah sebesar Rp14,12 triliun.

    Jumlah ini meningkat 21,05% dari posisi Desember

    2009 yang sebesar Rp11,67 triliun.

    Kas dan Giro pada BI

    Posisi kas per 31 Desember mengalami kenaikan

    22,56% dari Rp8,14 triliun pada Desember 2009

    menjadi sebesar Rp9,98 triliun pada Desember

    2010. Giro pada BI juga mengalami peningkatan

    55,04% dari Rp12,89 triliun pada tahun 2009

    menjadi Rp19,99 triliun pada tahun 2010, kenaikan

    tersebut terutama disebabkan adanya peraturanBI mengenai kenaikan Giro Wajib Minimum, jumlah

    tersebut merepresentasikan GWM untuk Rupiah

    BRI yang tercatat di Bank Indonesia adalah sebesar

    8,05%.

    Giro dan Penempatan pada Bank Lain

    Giro dan Penempatan pada bank lain mengalami

    kenaikan sebesar 79,71% dari Rp49,49 triliun pada

    tahun 2009 menjadi Rp88,93 triliun pada Desember

    2010. Peningkatan tersebut merupakan salah satu

    strategi untuk mengoptimalkan penerimaan atas

    kenaikan dana pada akhir tahun.

    Efek-efek

    Efek-efek mengalami penurunan sebesar 6,96%

    dari Rp25,53 triliun pada 31 Desember 2009

    menjadi sebesar Rp23,75 triliun pada 31 Desember

    2010.

    Obligasi Rekap Pemerintah

    Per 31 Desember 2010 BRI memiliki Obligasi Rekap

    Pemerintah sebesar Rp13,63 triliun mengalami

    penurunan 9,32% dari tahun 2009 yang sebesar

    Rp15,03 triliun. Penurunan ini disebabkan terdapat

    obligasi rekap pemerintah yang telah jatuh tempo

    pada tahun 2010 sebesar Rp1,4 triliun sehingga

    menyebabkan kontribusi obligasi rekap pemerintah

    terhadap total asset mengalami penurunan dari

    4,74% menjadi 3,40%.

    AktivaTotal aktiva BRI per 31 Desember 2010 mengalami

    kenaikan sebesar 27,56% dari Rp316,95 triliun pada

    Desember 2009 menjadi sebesar Rp404,29 triliun

    pada Desember 2010, penyumbang terbesar dari

    kenaikan aset berasal dari aktiva produktif dimana

    selama 2010 mengalami peningkatan Rp80,63 triliun

    dari Rp299,06 triliun pada Desember 2009 menjadi

    Rp379,70 triliun pada Desember 2010.

    Komposisi Aktiva Produktif pada Desember 2010

    sebesar Rp379,70 triliun masih didominasi oleh

    Kredit dan piutang sebesar Rp 252,49 triliun atau

    66,50% dari Total Aktiva Produktif. Komposisiobligasi rekap pemerintah sebesar 3,59% dan aktiva

    produktif lainnya termasuk SBI dan efek-efek lainnya

    sebesar 29,91% dari total aktiva produktif.

    Mulai tahun buku 2010, yakni awal penerapan

    PSAK 50 & 55 (R.2006), perhitungan pencadangan

    atas aset keuangan tidak lagi menggunakan pola

    PPAP berdasarkan matriks perhitungan sesuai

    kolektibilitas. Perhitungan pencadangan selanjutnya

    menggunakan dasar penurunan nilai (impairment)

    yang diases secara individual atau secara kolektif.

    Aset keuangan tersebut mengalami penurunan

    nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa terjadiperistiwa merugikan setelah pengakuan awal

    aset keuangan dan peristiwa merugikan tersebut

    berdampak pada pembayaran debitur di masa

    yang akan datang. Secara indvidu, debitur diases

    kemampuan bayarnya setelah diidentifikasi terdapat

    bukti obyektif adanya penurunan nilai dan besarnya

    nilai CKPN adalah sebesar selisih kurang dari nilai

    kini estimasi jumlah pembayaran debitur terhadap

    nilai tercatat pada tanggal laporan. Untuk CKPN

    secara kolektif, maka untuk tahun 2010, perhitungan

    masih mengacu pada ketentuan transisi yakni

    menggunakan dasar kolektibilitas.

    Seiring dengan pertumbuhan aktiva produktif dan

    dalam beberapa kondisi terdapat bukti obyektif

    adanya penurunan nilai akibat kondisi usaha debitur

    yang menurun yang antara lain karena dampak dari

    Komposisi Obligasi Rekap Pemerintah (Rp miliar)

    Jenis Suku Bunga 2006 2007 2008 2009 2010

    Suku Bunga Tetap 11.906 11.683 11.083 11.427 10.026

    Suku Bunga Mengambang 6.539 6.539 5.270 3.600 3.600

    Total 18.445 18.223 16.352 15.027 13.626

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    14/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.86

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Kredit

    Pada tahun 2010 BRI berhasil meningkatkan jumlah

    kredit dan pembiayaan syariah yang diberikan dari

    Rp208,12 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp252,49

    triliun pada tahun 2010 atau meningkat 21,32%.

    Sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada Usaha

    Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BRI memiliki

    proporsi Kredit kepada UMKM yang dominan yaitu

    82,24% dari total portofolio kredit. Sisanya sebesar

    17,76% disalurkan pada sektor korporasi yang

    meliputi BUMN maupun diluar BUMN. Peningkatan

    penyaluran kredit terbesar berasal dari penyaluran

    kredit mikro yang tumbuh sebesar 39,78%.

    Berbeda dengan tahun 2009 (sesuai PSAK 31)

    dimana kredit dicatat sebesar harga pokoknya, maka

    di tahun 2010, pencatatan kredit harus mengikuti

    PSAK 50/55 (Revisi 2006). Dalam hal ini, Kredit Yang

    Diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar yaitu

    sebesar harga transaksi dan selanjutnya dicatat

    sebesar nilai tercatat (amortised cost) yakni sisa

    pokok setelah diperhitungkan dengan amortisasi

    atas Provisi dan Biaya Transaksi (beban BRI) selama

    biaya transaksi tersebut dapat diatribusikan secara

    langsung dan merupakan biaya tambahan untuk

    merealisasi kredit tersebut. Amortisasi tersebut

    menggunakan metode suku bunga efektif (effectiveinterest rate).

    Kualitas Kredit

    Kredit BRI dengan kualitas lancar meningkat 22,91%

    dari Rp189,53 triliun pada Desember 2009 menjadi

    Rp232,95 triliun pada Desember 2010. Kredit

    dengan kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus sedikit

    meningkat dari Rp11,08 triliun pada Desember 2009

    menjadi Rp12,32 triliun pada Desember 2010.

    Sedangkannon performing loan gross (NPL gross)

    BRI mengalami perbaikan, yaitu dari sebesar Rp7,31triliun pada Desember 2009 menjadi Rp7,04 triliun

    pada Desember 2010, sehingga rasio NPL gross

    BRI pada Desember 2010 menjadi sebesar 2,79%

    membaik dari tahun 2009 yang sebesar 3,51%.

    Perbaikan kualitas kredit tersebut didukung oleh

    perbaikan NPL di segmen mikro yang turun dari

    1,40% pada Desember 2009 menjadi 1,22%

    pada Desember 2010, NPL menengah mengalami

    perbaikan dari sebesar 12,31% menjadi 6,84%

    Kredit yang diberikanDalam miliar Rupiah

    dan NPL korporasi turun dari 4,38% menjadi

    2,43%. Sedangkan NPL ritel sedikit meningkat dari

    3,02% pada Desember 2009 menjadi 3,45% pada

    Desember 2010.

    NPL nett juga mengalami perbaikan dari 1,08% pada

    Desember 2009 menjadi 0,74% pada Desember

    2010.

    Penghapusbukuan Kredit

    Pada tahun 2010, BRI menghapusbukukan kredit

    yang diberikan sebesar Rp4,96 triliun dan menerima

    kembali kredit yang telah dihapusbukukan sebesar

    Rp1,14 triliun. Peningkatan penghapusbukuan di

    tahun 2010 antara lain disebabkan kredit macet

    pada segmen ritel akibat faktor bencana alam yang

    terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dan segmen

    menengah akibat krisis ekonomi global.

    06 07 08 09 10

    90.283

    11.999

    19.809

    30.800

    38.295

    44.850

    7.424

    8.352

    12.453

    14.908

    13.957

    43.57653.210

    75.099

    100.843

    118.097

    27.284 32.602 42.756 54.076 75.585

    113.973

    161.108

    208.120

    252.490

    TotalMikro Ritel Menengah Korporasi

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    15/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 87

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Penghapusbukuan Kredit2009 2010

    (Rp miliar)

    Penghapusbukuan kredit 2.506,10 4.964,08

    Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku 771,74 1.136,73

    Penyertaan Saham

    Penyertaan Saham BRI per 31 Desember 2010 (nett) adalah sebesar Rp133,89

    miliar, meningkat 20,12% dari Desember 2009 yang sebesar Rp111,46

    miliar.Peningkatan ini disebabkan adanya keuntungan dari penyertaan yang

    ditanamkan kembali sebagai penyertaan pada perusahaan tersebut.

    Rincian penyertaan yang telah dimiliki BRI per 31 Desember 2010 adalah

    sebagai berikut:

    a. PT.BTMU-BRI Finance (dahulu PT UFJ BRI Finance) : Rp134,13 miliar

    b. PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia : Rp900 juta

    c. PT.Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia : Rp536 juta

    d. PT.Pemeringkat Efek Indonesia : Rp210 juta

    Aktiva Tetap dan Belanja Modal

    Seiring dengan ekspansi jaringan kerja BRI, terdapat kenaikan investasi aktiva

    tetap di tahun 2010. Posisi aktiva tetap tercatat sebesar Rp5,41 triliun, naik

    9,30% dari tahun 2009 yang sebesar Rp4,95 triliun.

    Aktiva Tetap2006 2007 2008 2009 2010

    (Rp miliar)

    Tanah & Bangunan 1.223 1.340 1.436 1.582 1.811

    Meubelair & Inventaris 528 627 635 665 754

    Kendaraan 255 306 500 536 550

    Komputer dan perangkat lunak 1.939 1.884 2.025 2.159 2.289

    Leasing 384 328 59 3 1

    Total 4.330 4.486 4.655 4.945 5.405

    Aktiva Lain-Lain

    Pada 31 Desember 2010, aktiva lain-lain tercatat sebesar Rp7,92 triliunmeningkat 3,69% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,64 triliun. Pos

    ini terdiri dari tagihan derivatif, tagihan akseptasi, aktiva pajak tangguhan dan

    aktiva lainnya.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    16/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.88

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    KewajibanPosisi kewajiban BRI per 31 Desember 2010

    mengalami kenaikan 26,90% dari Rp289,69 triliun

    pada Desember 2009 menjadi Rp367,61 triliun.

    Penyumbang terbesar kenaikan pos kewajiban

    (liabilities) berasal dari pos Dana Pihak Ketiga yang

    mengalami peningkatan 30,37% dibanding tahun

    2009. Kenaikan yang signifikan ini merupakan bukti

    keberhasilan strategi pemasaran BRI, semakin

    luasnya jaringan kerja BRI, serta meningkatnya

    kepercayaan masyarakat dan investor kepada BRI.

    Dana Pihak Ketiga (DPK)DPK merupakan dana yang dihimpun dari pihak

    ketiga dalam bentuk giro, tabungan dan deposito

    termasuk produk syariah seperti Giro wadiah,

    Tabungan Mudharabah, dan Deposito Berjangka

    Mudharabah.

    Pada tahun 2010 BRI berhasil meningkatkan DPK

    secara signifikan yaitu dari Rp255,93 triliun pada

    tahun 2009 menjadi sebesar Rp333,65 triliun atau

    naik 30,37% dengan perbandingan komposisi dana

    murah dan dana mahal yang terjaga pada level 61%:

    39%. Kontribusi DPK terhadap total kewajiban BRI

    mencapai 90,76%.

    Posisi tabungan pada Desember 2010 mencapaisebesar Rp125,99 triliun, naik 20,61% dari tahun

    2009 yang tercatat sebesar Rp104,46 triliun.

    Komposisi tabungan terhadap total Dana Pihak

    Ketiga mencapai 37,76%. Peningkatan posisi

    tabungan ini merupakan dampak dari keberhasilan

    sejumlah program promosi tabungan serta

    semakin beragam dan berkembangnya fitur-fitur

    produk tabungan yang menarik masyarakat untuk

    menabung di Bank BRI.

    Deposito pada posisi 2010 tercatat sebesar

    Rp130,30 triliun, mengalami kenaikan 28,54%

    dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp101,37triliun. Peningkatan Deposito antara lain berasal

    dari beberapa institusi pemerintah dan perusahaan

    asuransi.

    Giro BRI mengalami pertumbuhan tertinggi

    dibanding dengan komponen DPK lainnya. Pada

    tahun 2010 Giro naik 54,44% dari Rp50,09 triliun

    pada Desember 2009 menjadi Rp77,36 triliun pada

    Desember 2010. Pertumbuhan tersebut antara

    lain disebabkan karena keberhasilan BRI dalam

    menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah

    maupun swasta serta masuknya dana Treasury

    Single Account (TSA) pada akhir tahun 2010 yangmerupakan salah satu cara optimalisasi peran BRI

    dalam pelaksanaan TSA.

    Kewajiban Segera

    Pos ini merupakan kewajiban BRI kepada pihak

    lain yang harus segera dibayarkan sesuai perintah

    pemberi amanat perjanjian yang telah ditetapkan

    sebelumnya. Beberapa transaksi yang masuk ke

    dalam pos ini adalah titipan pengiriman uang, titipan

    setoran pajak, titipan ATM dan kartu kredit, titipan

    setoran kliring dan titipanadvance payment.

    Per 31 Desember 2010, BRI mencatat kewajiban

    segera sebesar Rp4,12 triliun, turun 4,84% dibanding

    posisi Desember 2009 yang sebesar Rp4,33 triliun.

    Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya

    Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya terdiri

    dari giro, tabungan, deposito, interbank call money

    maupun deposit on call. Pos ini digunakan untuk

    transaksi antar bank dalam rangka operasional

    dan manajemen likuiditas. Posisi simpanan dari

    bank lain dan lembaga lainnya pada tahun 2010

    Dana Pihak Ketiga BRIDalam miliar Rupiah

    06 07 08 09 10

    124.469

    36.297

    56.136

    73.538101.351

    130.296

    58.306 72.30088.077

    104.463

    125.990

    27.864 37.162 39.923 50.094 77.364

    165.600

    201.537

    255.928

    333.652

    Total DPKGiro Tabungan Deposito

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    17/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 89

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    peningkatan cadangan jasa produksi (bonus),seiring dengan peningkatan jumlah SDM di BRI.

    EkuitasTotal ekuitas mengalami peningkatan 34,54% dari

    Rp27,26 triliun pada Desember 2009 menjadi

    Rp36,67 triliun pada Desember 2010.

    Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan saldo

    laba dari Rp17,83 triliun menjadi Rp27,12 triliun

    pada 31 Desember 2010 karena adanya penurunan

    dividenpayout ratiountuk tahun buku 2009 menjadi

    sebesar 30%. Secara rinci, pembagian laba bersihtahun buku 2009 yang dilaksanakan di tahun 2010

    adalah 30% untuk pembayaran dividen, 13%

    untuk cadangan umum dan 3% untuk dana PKBL

    (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) serta

    sisanya 54% untuk memperkuat modal BRI.

    tercatat sebesar Rp5,16 triliun, meningkat Rp710,41miliar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar

    Rp4,45 triliun.

    Pinjaman yang diterima

    Pinjaman yang diterima antara lain digunakan untuk

    membiayai kegiatan umum BRI dan kebutuhan

    trade finance.Pos ini terdiri atas pinjaman dari Bank

    Indonesia (pinjaman likuiditas dan pinjaman untuk

    investasi aktiva tetap), pinjaman dari pemerintah

    Republik Indonesia, pinjaman bilateral dan pinjaman

    lainnya. Total pinjaman yang diterima pada 31

    Desember 2010 tercatat sebesar Rp9,46 triliun

    mengalami penurunan Rp4,16 triliun dibandingposisi 31 Desember 2009 yang sebesar Rp13,61

    triliun. Penurunan pinjaman diterima terutama

    disebabkan karena penurunan pinjaman bankers

    acceptance dan karena jatuh temponya pinjaman

    bilateral yang digunakan untuk membiayai kegiatan

    umum BRI dan kebutuhan trade finance.

    Pinjaman Subordinasi

    Pada 31 Desember 2010, pinjaman Subordinasi

    BRI terdiri dari Obligasi Subordinasi II sebesar

    Rp2 triliun dan pinjaman subordinasi lainnya

    sebesar Rp155,21 miliar. BRI menerbitkan ObligasiSubordinasi II yang terdaftar di BEI pada tanggal

    22 Desember 2009 dengan jangka waktu 5 tahun

    dan bunga tetap sebesar 10,95%. Penerimaan

    bersih dari penerbitan obligasi tersebut seluruhnya

    akan diperlakukan sebagai modal pelengkap (tier II

    capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia

    yang akan dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi

    kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Jika

    dibandingkan dengan tahun 2009, pinjaman

    subordinasi mengalami penurunan sebesar

    Rp522,24 miliar yang disebabkan BRI melakukan

    buy backatas Obligasi Subordinasi I senilai Rp500

    miliar pada tanggal 9 Januari 2010 dan juga terdapat

    pembayaran cicilan atas pinjaman Two Step Loan

    selama tahun 2010.

    Kewajiban Lainnya

    Kewajiban ini antara lain terdiri dari kewajiban

    derivatif dan kewajiban akseptasi. Per 31 Desember

    2010 kewajiban lainnya tercatat sebesar Rp12,54

    triliun atau meningkat 53,97% dibandingkan

    tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,14 triliun.

    Peningkatan ini antara lain disebabkan karena

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    18/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.90

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Informasi Arus KasJumlah kas dan setara kas pada akhir tahun 2010

    tercatat sebesar Rp118,89 triliun, meningkat 45,57%

    dari Rp81,67 triliun pada tahun 2009. Selama tahun

    2010 BRI mencatat penambahan kas dari kegiatan

    operasional sebesar Rp46,52 triliun, pengeluaran

    kas bersih untuk kegiatan investasi Rp2,19 triliun

    dan kas bersih yang digunakan untuk kegiatan

    pendanaan sebesar Rp7,07 triliun.

    ARUS KAS2009 2010

    (Rp miliar)

    Kas Bersih yang Diperolehdari Kegiatan Operasi 20.774 46.518

    Kas Bersih yang Digunakan

    untuk Kegiatan Investasi(637) (2.192)

    Kas Bersih yang

    (Digunakan unuk) Diperoleh

    dari Kegiatan Pendanaan

    9.376 (7.068)

    Arus Kas dari Kegiatan OperasiArus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi

    adalah sebesar Rp46,52 triliun. Arus kas tersebut

    berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi,

    provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar

    Rp46,64 triliun. Arus kas bersih juga berasal darikenaikan kewajiban operasi BRI dan BRI Syariah

    yaitu kenaikan giro, tabungan dan deposito

    berjangka, masing-masing sebesar Rp27,27 triliun,

    Rp21,53 triliun dan Rp28,93 triliun.

    Arus kas keluar untuk kegiatan operasi berasal dari

    pembayaran bunga, beban syariah dan pembiayaan

    lainnya sebesar Rp11,72 triliun, beban operasional

    lainnya Rp25,25 triliun serta kenaikan pada asset

    operasi BRI seperti penempatan pada BI dan bank

    lain sebesar Rp816,71 miliar serta jumlah kredit

    dan pembiayaan syariah yang diberikan sejumlah

    Rp44,37 triliun.

    Pada tahun 2009, arus kas bersih yang diperoleh

    dari kegiatan operasi sebesar Rp20,77 triliun,

    arus kas keluar berasal dari pembayaran bunga,

    beban syariah dan pembiayaan lainnya sebesar

    Rp12,30 triliun, beban operasional lainnya Rp17,45

    triliun serta kenaikan serta jumlah kredit, piutang

    dan pembiayaan syariah yang diberikan sejumlah

    Rp47,01 triliun.

    Arus Kas dari Kegiatan InvestasiArus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan

    investasi di tahun 2010 sebesar Rp2,19 triliun

    digunakan untuk memperoleh aktiva tetap.

    Sementara di tahun 2009, arus kas bersih yang

    digunakan untuk kegiatan investasi sebesar

    Rp637,40 miliar digunakan untuk investasi

    aktiva tetap serta penambahan efek dan obligasi

    pemerintah.

    Arus Kas dari Kegiatan PendanaanSelama tahun 2010, arus kas bersih yang digunakan

    untuk kegiatan pendanaan adalah Rp7,07 triliun,yang digunakan untuk pembayaran pinjaman yang

    diterima sebesar Rp4,16 triliun serta pembagian

    laba untuk dividen dan Program Kemitraan dan Bina

    Lingkungan (PKBL) total Rp2,41 triliun.

    Sedangkan di tahun 2009, arus kas bersih dari

    kegiatan pendanaan sebesar Rp9,38 triliun, yang

    berasal dari penerimaan pinjaman yang diterima

    sebesar Rp10,25 triliun serta penerimaan pinjaman

    subordinasi Rp1,97 triliun. Sedangkan arus kas

    keluar untuk kegiatan pendanaan adalah pembagian

    laba & PKBL sebesar Rp2,80 triliun.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    19/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 91

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Rasio Keuangan yang Berkaitan dengan Transparansi

    URAIAN 2009 2010

    Rasio Kinerja

    1. Kewajiban Penyedian Modal Minimum (KPMM) 13,20% 13,76%

    2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap

    total aset produktif dan aset non produktif

    2,59% 2,19%

    3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 2,68% 2,24%

    4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset

    produktif

    4,29% 4,58%

    5. NPL gross 3,52% 2,78%

    6. NPL net 1,08% 0,74%7. Return on Asset (ROA) 3,73% 4,64%

    8. Return on Equity (ROE) 35,22% 43,83%

    9. Net Interset Margin (NIM) 9,14% 10,77%

    10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 77,66% 70,86%

    11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 80,88% 75,17%

    Kepatuhan (Complience)

    1. a. Persentase pelanggaran BMPK

    i. Pihak terkait 0,00% 0,00%

    ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%

    b. Persentase pelampauan BMPK

    i. Pihak terkait 0,00% 0,00%ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%

    2. Giro Wajib Minimum

    a. GWM Utama Rupiah 5,90% 8,05%

    b. GWM Valuta Asing 1,00% 1,00%

    3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 5,22% 4,45%

    Kecukupan ModalBerdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September

    2008, Bank wajib menghitung rasio Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/

    Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan

    operasional. CAR BRI untuk risiko kredit dan pasar adalah sebesar 15,71% di tahun

    2010, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 13,20%

    Peningkatan ini disebabkan karena kebijakan manajemen BRI yang cermat dalam

    pengelolaan modal dan kebijakan dalam melakukan ekspansi kredit yang diberikan

    kepada kredit yang memiliki bobot risiko rendah. Sedangkan CAR untuk risiko kredit,

    pasar dan operasional pada Desember 2010 tercatat sebesar 13,76%.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    20/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.92

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Posisi kecukupan modal BRI dapat dilihat dalamtabel berikut :

    URAIAN2006 2007 2008 2009 2010

    Rp miliar

    Modal Inti 13.104 15.448 17.796 20.846 27.673

    Modal Pelengkap 1.881 1.819 1.945 1.993 4.037

    Penyertaan 70 209 553 - -

    Total Modal Tersedia 14.915 17.059 19.188 22.839 31.711

    Total ATMR kredit dan pasar 79.261 107.711 145.581 171.737 201.883

    Total ATMR kredit dan operasional - 27.131

    Total ATMR kredit, pasar dan operasional 1.331 1.433

    Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risiko pasar 18,82% 15,84% 13,18% 13,20% 15,71%

    Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risikooperasional

    13,85%

    Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit, risiko pasar danririko operasional

    13,76%

    Imbal HasilImbal hasil terhadap ekuitas (Return on Equity)

    yang merupakan cerminan dari imbal hasil kepada

    pemegang saham mengalami peningkatan dari

    35,22% pada tahun 2009 menjadi 43,83% pada

    tahun 2010. Imbal hasil terhadap aktiva sebelum

    pajak (Return on Asset before tax) mengalami

    kenaikan dari 3,73% pada Desember 2009 menjadisebesar 4,64% pada Desember 2010. Kedua rasio

    tersebut masih diatas rata-rata industri, yang pada

    tahun 2009 dan 2010 masing-masing tercatat

    sebesar 2,60% dan 2,86%.

    Giro Wajib MinimumBerdasarkan kebijakan Bank Indonesia, Bank BRI

    wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah

    dan GWM valas. Pada Desember 2010 posisi GWM

    rupiah BRI adalah sebesar 8,05% dan posisi GWM

    valas sebesar 1%.

    Posisi Devisa NetoSesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Posisi

    Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan merupakan

    penjumlahan nilai absolut atas selisih bersih aktiva

    dan kewajiban dan selisih bersih atas tagihan dan

    kewajiban rekening administratif dari masing-masing

    mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang

    Rupiah.

    Pada tanggal 1 Juli 2010, Bank Indonesia

    mengeluarkan peraturan No. 12/10/PBI/2010

    tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank

    Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa

    Neto Bank Umum. Berdasarkan peraturan tersebut,

    BRI wajib memelihara Posisi Devisa Neto secara

    keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal.Pada tahun 2010, rasio PDN BRI adalah sebesar

    4,45%, lebih rendah dibanding rasio PDN pada

    tahun 2009 yang sebesar 5,22%.

    Pada tanggal 31 Desember 2010, BRI telah

    memenuhi seluruh rasio wajib (statutory ratio)

    yang ditentukan oleh Bank Indonesia maupun oleh

    perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

    Selain itu, sebagian besar dari rasio-rasio keuangan

    penting yang disajikan dalam tabel di atas,

    menunjukkan landasan atau fundamental keuangan

    Bank BRI yang kokoh, kinerja Bank BRI yang patutdibanggakan, dan fungsi intermediasi perbankan

    yang benar-benar dilakukan oleh Bank BRI secara

    professional, transparan dan bertanggung jawab.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    21/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 93

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Kebijakan Pembayaran DividenBesarnya dividen yang dibayarkan setiap tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum

    Pemegang Saham BRI. Pada tanggal 23 Juli 2004, BRI membagikan dividen untuk

    pertama kalinya yaitu sebesar Rp990,47 miliar atau Rp84,19 per lembar saham dengan

    rasio pembayaran (dividend pay out ratio) dividen sebesar 75,01%. Untuk Tahun Buku

    2009, BRI telah membayarkan dividen sebesar Rp2,19 triliun atau Rp132,08 per lembar

    saham pada tanggal 1 Juli 2010 dengan dividend pay out ratio sebesar 30%. Hal ini

    menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, besarnya dividend pay out ratioyang dibayarkan

    BRI mengalami penurunan. Dengan semakin menurunnya dividend pay out ratioyang harus

    dibayarkan, BRI dapat lebih ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya.

    Tahun

    Dividen

    Laba Bersih

    (Rp Miliar)

    Dividen

    (Rp miliar)

    Dividen per

    Lembar Saham

    (Rp)

    Rasio

    Pembayaran

    Dividen (%)

    Tanggal

    Pembayaran

    2003 2.579 990,47 84,19 75,01 23 Juli 2004

    2004 3.633 1.816,61 152,93 50,00 5 Juli 2005

    2005 3.608 1.904,29 156,18 50,00 10 Juli 2006

    2006 4.257 2.128,78 173,04 50,00 2 Juli 2007

    2007 4.838 2.419,00 196,34 50,00 7 Juli 2008

    2008 5.958 2.085,43 168,82 35,00 3 Juli 2009

    2009 7.308 2.192,48 132,08 30,00 1 Juli 2010

    Kejadian Luar BiasaTidak terdapat informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian

    bersifat luar biasa dan jarang terjadi selama tahun 2010.

    Informasi Mengenai Investasi/DivestasiBRI melakukan tambahan penyertaan modal sebesar Rp500 miliar ke BRISyariah (Anak

    Perusahaan) untuk mendukung ekspansi usahanya pada bulan September 2010.

    Penggunaan Dana Initial Public Offering (IPO)Sampai dengan akhir Desember 2009, seluruh dana hasi IPO tersebut telah dimanfaatkan

    sesuai rencana penggunaan dana dengan rincian sebagai berikut:

    No Rencana PenggunaanAnggaran

    PenggunaanRealisasi

    Penggunaan Pencapaian

    Rp miliar

    1.

    Up-grade sistem pelaporan

    informasi dan penerapan sistem

    perbankan inti (60%)

    883,27 883,27 100%

    2.Memperluas jaringan kantor

    cabang dan unit (30%)147,21 147,21 100%

    3.

    Mendanai pertumbuhan,

    penelitian, dan pengembangan,

    pemberian kredit dan

    pembiayaan lainnya (10%)

    441,63 441,63 100%

    TOTAL 3.982 3.982 100%

    Informasi Keuangan Lainnya

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    22/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.94

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Penggunaan Dana Penerbitan Obligasi Sub Ordinasi Rupiah IIPada tanggal 22 Desember 2009, BRI telah menerbitkan Obligasi Subordinasi II Bank

    BRI Tahun 2009 sebesar Rp2 triliun, dengan jangka waktu 5 tahun dan suku bunga tetap

    10,95%. Sesuai dengan Prospektus penerbitan Obligasi Subordinasi tersebut, maka dana

    yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut seluruhnya akan diperlakukan sebagai

    modal pelengkap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang akan dimanfaatkan

    seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

    BRI telah mempergunakan seluruh dana Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009

    untuk ekspansi kredit. Hal ini berdasarkan data posisi 31 Maret 2010, jumlah total

    penyaluran kredit BRI telah mencapai Rp208.691.268.354.650, dan bila dibandingkan

    dengan pencapaian realisasi kredit Desember 2009 maka pertumbuhan kredit BRI telah

    melebihi jumlah penerbitan Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009 yakni sebesarRp3.168.874.741.123.51.

    Prospek UsahaSejalan dengan pemulihan ekonomi global, pertumbuhan PDB Indonsia yang mencapai 6.1%

    diproyeksikan akan terus menguat di tahun 2011. Indikator-indikator makro ekonomi lainnya seperti

    inflasi, nilai tukar, cadangan devisa juga menunjukkan perkembangan positif. BI memproyeksikan

    pertumbuhan kredit dapat mencapai 24% pada tahun 2011. Berbagai hal tersebut secara umum

    mencerminkan semakin membaiknya prospek usaha BRI di masa yang akan datang, mengingat

    model bisnis BRI yang fokus pada pembiayaan UMKM sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan

    perekonomian nasional.

    Aspek PemasaranUntuk terus meningkatkan pangsa pasar, BRI melakukan berbagai upaya baik dari sisi penyediaan

    infrastrukturseperti pembukaan unit kerja baru, penambahan SDM khususnya dibidang

    pemasaranseperti perekrutanaccount officer, funding officer, mantri BRI Unit, dan peningkatan

    kualitas layanan dan produk.

    Komunikasi pemasaran untuk setiap produk dan jasa dilakukan untuk meningkatkan corporate

    imagedanbrand awarnessserta dilakukan secara terintegrasi, seperti Untung Beliung Britama dan

    Pesta Rakyat Simpedes. Uraian lebih lengkap mengenai komunikasi pemasaran dapat dilihat pada

    Bab Tinjauan Usaha bagian Bisnis KonsumerMarketing Communication, Hal 111.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    23/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 95

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Kejadian Sesudah TanggalLaporan KeuanganPemecahan Nilai Nominal SahamMenindaklanjuti amanat pemegang saham BRI pada Rapat Umum Pemegang Saham

    Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 24 November 2010, maka pada tanggal

    11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split)

    dengan perbandingan 1:2 sehingga 1 lembar saham yang semula bernilai nominal

    Rp500,- dipecah menjadi 2 lembar saham dengan nilai nominal masing-masing

    Rp250,-.

    Pemecahan nilai nominal saham ini tidak mengakibatkan perubahan pada nilai saham

    yang ditempatkan dan disetorkan penuh BRI, sehingga total saham yang ditempatkan

    dan disetorkan penuh BRI adalah:

    KeteranganSebelum Stock Split Sesudah Stock Split

    Jumlah Nominal Jumlah Nominal

    Negara Republik I ndonesia 7.000.000.000 3.500.000.000.000 14.000.000.000 3.500.000.000.000

    Saham Seri A Dwiwarna 1 500 1 250

    Saham Seri B 6.999.999.999 3.499.999.999.500 13.999.999.999 3.499.999.999.750

    Masyarakat 5.334.581.000 2.667.290.500.000 10.669.162.000 2.667.290.500.000

    Saham Seri B 5.334.581.000 2.667.290.500.000 10.669.162.000 2.667.290.500.000

    Saham dalam Portepel 17.664.419.000 8.832.709.500.000 35.330.838.000 8.832.709.500.000Total 30.000.0000 15.000.000.000.000 60.000.000.000 15.000.000.000.000

    Tujuan Pemecahan Nilai Nominal Saham adalah untuk meningkatkan likuiditas

    perdagangan saham dan memperluas penyebaran kepemilikan serta distribusi saham

    Perseroan di Bursa Efek Indonesia.

    Akuisisi Bank AgroPada tanggal 3 Maret 2011, telah dilakukan penandatanganan akta akuisisi saham

    PT Bank Agroniaga Tbk. (Bank Agro) antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan

    (Dapenbun) atas 3.030.239.023 saham Bank Agro atau 88,65% dari seluruh modal

    yang telah ditempatkan dan disetor penuh sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan

    Rapat Bank Agro No. 38 tanggal 29 Desember 2009 yang ditandatangani dihadapan

    Notaris Rusnaldy, SH di Jakarta dengan harga Rp 109 per saham. Sejak tanggal 3

    Maret 2011 tersebut, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali

    Bank Agro. Pembelian saham Bank Agro sebesar 3.030.239.023 saham dilakukan

    dengan mempertimbangkan pelaksanaan Waran Seri I, pengalihan kembali saham

    Bank Agro terkait pelaksanaan penawaran tender dan pemenuhan persentase minimal

    kepemilikan saham publik. Sehingga apabila keseluruhan proses akuisisi saham Bank

    Agro telah selesai, maka kepemilikan BRI minimal akan menjadi 76%, Dapenbun 14%

    dan masyarakat 10%.

    BRI juga telah melakukan pra-notifikasi kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha

    pada tanggal 3 Oktober 2010. Hal ini untuk memenuhi ketentuan PP No. 57 Tahun

    2010 mengenai Penggabungan/Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    24/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.96

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktek Monopoli Dan PersainganUsaha Tidak Sehat dan KPPU telah memberikan rekomendasi bahwa tindakan

    pengambilalihan ini tidak akan menimbulkan monopoli di industri Perbankan.

    Penandatanganan akta akuisisi ini, merupakan kelanjutan dari penandatanganan Perjanjian

    Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham Bank Agro antara BRI dan Dapenbun yang telah

    dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2010 dan tindak lanjut dari keputusan pemegang

    saham BRI pada RUPSLB tanggal 24 November 2010. Bank Indonesia telah menyetujui

    proses akuisisi ini melalui surat Bank Indonesia tanggal 16 Februari 2011.

    Dengan melihat potensi pertumbuhan sektor agribisnis masih sangat besar di Indonesia,

    BRI meyakini bahwa pengambilalihan Bank Agro dapat menciptakan sinergi yang

    berujung pada peningkatanshareholders value. Pengambilalihan Bank Agro dimaksudkan

    untuk memperkuat posisi BRI di sektor agribisnis. Fokus bisnis Bank Agro di sektoragribisnis dan dukungan parastakeholdersBank Agro diharapkan mampu mempercepat

    penetrasi Bank BRI ke sektor Agribisnis. Hal ini sebagai bukti keberpihakan BRI pada

    pengembangan sektor pertanian dalam arti luas yang pada gilirannya akan memperkuat

    posisi BRI di segmen UMKM khususnya sektor ekonomi pertanian.

    Bank BRI selaku pemegang saham pengendali akan mengarahkan Bank Agro menjadi

    bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian dalam mendukung

    pengembangan agribisnis di Indonesia. Bank Agro pasca akuisisi diupayakan mampu

    menyediakan produk dan jasa perbankan pada seluruh lapisan masyarakat dan

    pembiayaan akan difokuskan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) khususnya

    sektor agribisnis. Arah pengembangan Bank Agro pasca akuisisi tidak dapat dilepaskan

    dari arah pengembangan Bank BRI secara keseluruhan.

    Dalam pelaksanaan akusisi ini, BRI selalu mengikuti seluruh ketentuan yang terdapat

    dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka memenuhi Peraturan

    Bapepam-LK No. IX.H.1, Peraturan Bapepam-LK No. IX.F.1 dan Peraturan Bapepam-LK

    No. IX.F.2, maka BRI akan melaksanakan Penawaran Tender (Tender offer) atas saham

    Bank Agro yang dimiliki oleh para pemegang saham lainnya yang berhak.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    25/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 97

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    26/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.98

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Dalam rangka meningkatkanbrand awarenessdi segmen

    ritel dan menengah, BRI terus membuka Kantor Cabang,

    Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas di pusat-pusat

    perekonomian di seluruh Indonesia sehingga BRI menjadi

    semakin dekat dengan pelaku bisnis usaha kecil dan

    menengah.

    Sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan aspirasi nasabah,

    BRI secara aktif mengadakanbusiness gatheringdengan

    beberapa asosiasi dan komunitas bisnis. BRI juga secara

    berkala melakukan kegiatan akuisisi nasabah melalui

    berbagai eventdan pameran. Selain itu, BRI melakukankampanye yang bersifat masal melalui media komunikasi,

    antara lain dalam bentuk brosur/flyer,x-banner, spanduk,

    iklan advertorial, iklan display, print ad dan expomatic.

    Seluruh kegiatan ini ditujukan agar nasabah dan calon

    nasabah semakin mengenal produk dan jasa BRI.

    Pengembangan produk dan fitur produk bisnis UMKM

    yang ditawarkan BRI senantiasa disesuaikan dengan

    kebutuhan bisnis nasabah. Hal ini ditujukan agar produk

    dan jasa bisnis UMKM BRI tetap kompetitif serta memiliki

    keunggulan dibandingkan dengan produk pesaing.

    Selain pengembangan fitur produk, BRI selalu melakukan

    pemantauan dan evaluasi terhadap produk unggulanyang telah ada baik produk pinjaman seperti Kupedes,

    kredit Briguna, kredit program, kredit ritel dan menengah

    maupun produk simpanan seperti Simpedes, sehingga

    kualitas produk-produk tersebut tetap terjaga.

    Disamping fokus pada pengembangan bisnis UMKM, BRI

    ditunjuk oleh Pemerintah sebagai salah satu bank untuk

    menyalurkan kredit Program. Penunjukkan ini didasari oleh

    pengalaman dan kemampuan BRI dalam menyalurkan

    pinjaman di segmen mikro dan kecil dengan didukung

    oleh jaringan kerja yang luas. BRI berkeyakinan bahwa

    dengan berpartisipasi dalam penyaluran kredit program,

    akan memberikan keuntungan antara lain: pertama,melalui penyaluran kredit program, BRI akan memperoleh

    pendapatan bunga kredit dan fee-based income atas

    penyaluran kredit kelolaan; kedua, BRI dapat berfungsi

    sebagai inkubator untuk mentransformasikan nasabah

    kredit program menjadi nasabah kredit komersial.

    BISNIS MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

    Sejak berdiri, BRI memiliki komitmen untuk

    mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah

    (UMKM) yang merupakan fokus bisnis BRI. Komitmen

    tersebut diwujudkan dengan menyalurkan sebagian besar

    portofolio pinjaman ke segmen UMKM serta menjaga

    portofolio pinjaman ke segmen korporasi maksimal

    sebesar 20%.

    Strategi bisnis BRI di segmen UMKM adalah dengan

    terus-menerus memperluas jangkauan pelayanan ke

    seluruh pelosok Indonesia sekaligus melakukan penetrasi

    yang lebih dalam ke daerah padat penduduk agar dapatmelayani hinggagrass-root customers.

    Optimalisasi pelayanan dan pengembangan bisnis serta

    pembiayaan usaha mikro dilakukan melalui 4.649 BRI Unit

    dan 617 Teras BRI yang jumlahnya akan terus bertambah

    dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Sedangkan,

    pembiayaan usaha kecil dan menengah dilayani melalui

    Kantor Wilayah, Kantor Cabang, dan Kantor Cabang

    Pembantu.

    Segmen usaha mikro merupakan pilar perekonomian

    nasional Indonesia. Segmen usaha ini terbukti lebih

    resisten terhadap krisis atau gejolak ekonomi globaldibandingkan sektor lainnya. Hal ini merupakan salah satu

    alasan bagi BRI untuk menjadikan segmen mikro sebagai

    salah satu core business. Melalui pengembangan segmen

    mikro tersebut, BRI diharapkan dapat berperan aktif

    dalam menopang perekonomian nasional meskipun krisis

    ekonomi global masih belum selesai.

    Bisnis UMKM tidak semata-mata hanya

    mempertimbangkan perolehan pendapatan bunga kredit

    namun juga mempertimbangkan potensi perolehan fee-

    based incomeyang bersumber dari produk dan jasa BRI.

    Sebagai contoh, seiring dengan meningkatnya penyaluran

    kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dankredit bagi nasabah berpenghasilan tetap, perolehan fee-

    based incomejuga mengalami peningkatan.

    BRI terus berupaya mempertahankan posisinya sebagai

    market leaderdi bisnis mikro yang diakui prestasinya di

    tingkat internasional. Untuk mempertahankan posisinya,

    BRI terus melakukan pengembangan dan inovasi produk

    bisnis mikro serta melakukan ekspansi usaha melalui

    pembukaan unit kerja baru yaitu BRI Unit dan Teras BRI,

    yang didukung pula dengan keberadaan Teras Keliling.

    Tinjauan Usaha

    Bisnis Mikro, Kecil dan Menengah

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    27/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 99

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Produk & Kinerja Bisnis UMKM

    Produk Kredit

    Kupedes dan KUR Mikro

    Produk pinjaman mikro BRI terdiri dari Kupedes dan Kredit

    Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Kupedes adalah kredit mikro

    BRI dengan plafon pinjaman sampai dengan Rp100 juta

    yang dilayani BRI Unit dan Teras BRI. Kupedes terbagi

    atas kredit modal kerja, kredit investasi, dan Kupedes

    untuk nasabah berpenghasilan tetap serta Kupedes untuk

    berbagai tujuan lainnya. Perbaikan dan pengembangan

    fitur produk Kupedes terus dilakukan untuk memenuhi

    kebutuhan nasabah. Saat ini fitur Kupedes semakin

    berkembang sesuai dengan tuntutan pasar antara lainKupedes dengan fitur angsuran harian, Kupedes dengan

    jaminan emas, Kupedes kepada individu yang terikat

    dalam kelompok, serta Kupedes untuk berbagai tujuan

    yang dapat digunakan antara lain untuk membangun atau

    merenovasi rumah, membeli kendaraan, dan lain-lain.

    Penyaluran Kupedes meningkat 39,78% dari Rp54,08

    triliun pada tahun 2009 menjadi Rp75,58 triliun pada

    tahun 2010.

    KUR Mikro adalah kredit komersial yang diberikan kepadamereka yang memiliki usaha mikro dan koperasi yang

    memiliki kelayakan usaha (feasible) namun mempunyai

    keterbatasan dalam memenuhi persyaratan yang

    ditetapkan perbankan atau belumbankable.

    Sampai dengan tahun 2010, total realisasi penyaluran

    KUR Mikro BRI mencapai Rp16,23 triliun atau tumbuh

    sebesar 72,48% dari Rp9,41 triliun pada tahun 2009,

    dengan jumlah debitur sebanyak 2,3 juta pada tahun 2009

    dan sebanyak 3,6 juta pada tahun 2010.

    Kredit Ritel Komersial

    Kredit ritel komersial yang dipasarkan oleh BRI berorientasi

    pada pemenuhan kebutuhan pelaku bisnis usaha kecil

    di semua sektor ekonomi. Selain produk kredit investasi

    dan kredit modal kerja, BRI memiliki alternatif skema

    kredit sesuai kebutuhan dan karakteristik usaha nasabah,

    diantaranya adalah kredit waralaba, kredit SPBU (Stasiun

    Pengisian Bahan Bakar Umum), kredit untuk PPTKIS

    (Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta),

    kredit untuk PIHK (Pemberangkatan Ibadah Haji Khusus),

    Kredit Ekspres, Kredit Resi Gudang, Kredit dengan

    Agunan Kas dan Kredit Konstruksi dan kredit kemitraan.

    Terkait Kredit Konstruksi, BRI menawarkan beberapa

    alternatif pilihan kredit seperti kredit modal kerja konstruksi

    untuk kontraktor umum dan pengembang, kredit modal

    kerja dengan sumber pembayaran proyek dari dana

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),

    kredit pemilikan gudang di kawasan bisnis, serta kredit

    konstruksi untuk BTS (Base Transceiver Station).

    Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah, selama

    tahun 2010 BRI melakukan pengembangan skim kredit

    antara lain pemberian kredit bagi Pegawai Negeri Sipil,

    Anggota Polri dan TNI, Pegawai BUMN, Pegawai BUMD

    dan Pegawai Perusahaan Swasta terkemuka, kredit

    kepemilikan gudang, dan pola pembiayaan kredit modal

    kerja berdasarkan tagihan piutang (invoice) khususnya

    untuk vendor(kontraktor, sub-kontraktor dan supplier).

    Kupedes

    Total Penyaluran KUR Mikro

    Dalam triliun Rupiah

    CAGR: 29,02%

    Dalam triliun Rupiah

    06 07 08 09 10

    75,58

    54,08

    47,25

    32,6

    27,28

    08 09 10

    16,23

    9,41

    6,53

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    28/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.100

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Kredit Ritel Komersial meningkat menjadi Rp57,85 triliun pada tahun 2010 atau tumbuh sebesar 5,76% dibandingkan tahun2009. Konsolidasi di segmen ritel komersial di tahun 2010 menyebabkan pertumbuhan kredit melambat.

    2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan

    (yoy)(Rp triliun)

    Kredit Ritel

    Komersial24,42 30,85 42,12 54,70 57,85 5,76%

    Kredit Briguna

    Kredit Briguna adalah kredit yang diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang bersifat konsumtif bagi

    pegawai atau pensiunan yang memiliki penghasilan tetap.

    Kredit Briguna terus mengalami peningkatan baik karena akuisisi maupun peningkatan plafon kredit seiring dengan kenaikan gaji.

    Total penyaluran kredit Briguna mencapai Rp39,09 triliun atau tumbuh 23,04% selama tahun 2010.

    2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan

    (yoy)(Rp triliun)

    Kredit Briguna 15,06 17,59 23,99 31,77 39,09 23,04%

    Kredit Program

    Kredit Program BRI dibedakan menjadi Kredit Program Komersial (Commercial Program Loan), Kredit Program Bersubsidi

    (Subsidized Program Loan), dan Kredit Kelolaan (Channeling Loan). Kredit program komersial dan kredit program bersubsidi

    dicatat secara on-balance sheet, sedangkan kredit channelingdicatat secara off-balance sheetkarena BRI hanya memberikan

    jasa sebagai penyalur kredit yang bersumber dari dana Pemerintah dan tidak memiliki risiko kredit.

    Kredit Program Komersial ditujukan untuk debitur usaha mikro, kecil dan koperasi yang layak dibiayai (feasible) namun tidak bisa

    mendapatkan pembiayaan skema kredit program bersubsidi atau kredit komersial (belumbankable). Salah satu Kredit Program

    Komersial adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mengalami pertumbuhan sangat pesat sejak pertama kali diluncurkan pada

    November 2007.

    2006 2007 2008 2009 Des 2010 Pertumbuhan

    (yoy)(Rp triliun)

    Kredit Usaha

    Rakyat (KUR)- 0,28 9,58 13,59 22,72 67,13%

    Selama tahun 2010, realisasi kumulatif KUR mengalami peningkatan 67,13% dari Rp13,60 triliun pada tahun 2009 menjadi

    Rp22,72 triliun pada tahun 2010.

    2006 2007 2008 2009 Des 2010 Pertumbuhan

    (yoy)(Rp triliun)

    Kredit Usaha

    Rakyat (KUR)- 0,24 6,87 5,82 8,97 54,08%

    Selama tahun 2010, outstandingKUR mengalami peningkatan 54,08% dari Rp5,82 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp8,97 triliun

    pada tahun 2010.

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    29/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 101

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Produk Simpanan

    Simpedes

    Produk simpanan utama yang dimiliki oleh BRI untuk

    segmen mikro adalah Tabungan Simpedes. Target market

    utama dari produk ini adalah kalangan menengah ke

    bawah di wilayah pedesaan dan sub-urban. Tabungan

    Simpedes telah diakui dunia sebagai pelopor tabungan di

    sektor microfinance. Tabungan Simpedes memiliki posisiyang vital bagi bisnis mikro, karena menjadi sumber dana

    utama untuk penyaluran Kupedes.

    BRI secara terus-menerus mengembangkan dan

    melakukan inovasi terhadap produk Tabungan Simpedes,

    salah satunya adalah melalui pemberian kartu Simpedes

    kepada seluruh pemilik rekening Tabungan Simpedes

    sehingga para nasabah dapat menikmati layanan

    e-banking yang dimiliki oleh BRI.

    Selama lima tahun terakhir, Simpedes tumbuh rata-rata

    18,76% per tahun (CAGR), dari Rp 38,34 triliun pada tahun

    2006 menjadi Rp76,26 triliun pada tahun 2010. Sampaidengan tahun 2010, jumlah penabung Simpedes telah

    mencapai lebih dari 22 juta nasabah. Jumlah nasabah

    yang besar ini tentunya juga memberikan sumbanganfee-

    based income yang signifikan bagi BRI.

    Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah,

    BRI mengaplikasikan real-time online system di seluruh

    unit kerja BRI, termasuk BRI Unit dan Teras BRI, sehingga

    dapat melayani lebih banyak produk dan jasa perbankan.

    Denganreal-time online systemini, BRI Unit dan Teras BRImampu menghimpun lebih banyak dana dari masyarakat

    melalui berbagai produk simpanan yang dimiliki oleh BRI,

    seperti Deposito, Giro, Tabungan Haji, dan Britama.

    Kredit Program Bersubsidi diberikan untuk mendukung program Pemerintah dalam bidang ketahanan pangan dan energi, sertapengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan. Kredit Program yang termasuk dalam kategori ini adalah skim Kredit

    Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati-Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) pola non

    kemitraan.

    Sampai tahun 2010, BRI tetap sebagai market leaderdalam penyaluran KKP-E dengan market share mencapai 56% dari total

    outstandingKKP-E di Indonesia.

    Outstanding KKP-E BRI

    2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan

    (yoy)(Rp triliun)

    KKP-E 0,58 0,90 1,21 1,53 26,58%

    Selama tahun 2010, KKP-E mengalami peningkatan 26,58% menjadi Rp1,35 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,21

    triliun. Skim KKP-E terdiri dari KKP-E Tebu Rakyat, KKP-E Pengembangan Tanaman Pangan, KKP-E Peternakan,

    KKP-E Pengadaan Pangan, KKP-E Pengembangan Tanaman Hortikultura, KKP-E Alat dan Mesin Pertanian serta

    KKP-E Perikanan. Penyaluran KKP-E dilakukan melalui kelompok petani, pembudidaya, atau nelayan.

    SimpedesDalam triliun Rupiah

    06 07 08 09 10

    76,26

    64,39

    55,14

    45,97

    38,34

    CAGR:18,76%

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    30/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.102

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    Sahayak Foundation) Bangladesh, ACSI (Amhara Creditand Savings Institution) Ethiopia, Postal Savings Bank of

    China (PSBC), AMRET Cambodia, dan lain-lain.

    Selain mengikuti Microfinance Training and Study Visit

    (MTSV) melalui program IVP di BRI, sebagian dari mereka

    juga meminta jasa technical assistancedan consultancy

    dari BRI. Oleh karena itu, MIC BRI akan terus memperluas

    kegiatannya dengan menyediakan consultancy service

    di bidang microfinance kepada pihak-pihak yang

    membutuhkan.

    Rencana PengembanganSumber Daya Manusia

    Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

    yang profesional dan handal akan dilakukan untuk

    mendukung pertumbuhan bisnis mikro yang memfokuskan

    pada pengembangan fitur produk sesuai dengan potensi

    dan peluang pasar serta pengoptimalan jaringan layanan

    BRI Unit dan Teras BRI yang telah ada.

    Produk

    Dari sisi pinjaman, produk dan fitur pinjaman mikro akan

    dikembangkan agar lebih kompetitif dan sesuai dengan

    kebutuhan pasar seperti Kupedes dengan Agunan Emas,

    Kupedes dengan Bunga Harian, dan Kupedes denganPengikatan Kelompok. Untuk lebih mendorong ekspansi

    Kupedes, BRI akan melakukan kerja sama dengan institusi

    lain baik Pemerintah maupun swasta.

    Dari sisi simpanan, BRI akan berinovasi dalam

    mengembangkan produk dan fitur Simpedes agar

    semakin kompetitif di pasar seperti Simpedes Usaha dan

    Simpedes Impian.

    Pemasaran

    Acara Mudik Bersama Kupedes Simpedes BRI sebagai

    kegiatan dalam rangka promosi pemasaran produk

    Kupedes dan Simpedes juga akan terus diadakan tiap

    tahunnya. Acara ini selain merupakan bentuk apresiasi

    BRI kepada debitur Kupedes dan nasabah Simpedes

    yang selama ini loyal kepada BRI juga sebagai salah satu

    kegiatan Corporate Social Responsibility(CSR) BRI.

    Untuk mendukung pemasaran dan penambahan jumlah

    nasabah Simpedes dan Kupedes serta KUR Mikro,

    BRI mengadakan Pesta Rakyat Simpedes (PRS) dan

    BRI Peduli Pasar Rakyat serta Program Panen Bulanan

    Simpedes .

    Microfinance International Cooperation

    Kesuksesan BRI dalam mengembangkan commercial

    microfinance telah mendapatkan banyak penghargaan

    dan pengakuan secara internasional. Hingga saat ini

    lebih dari 6.000 VVIP (Very Very Important Person) dari

    55 negara telah berkunjung ke BRI dalam bentuk study

    visitdan trainingdi bidang microfinance. Mereka adalah

    para VVIP yang terdiri daripolicy makers, central bankers,

    commercial bankers, donor agency, akademisi, maupun

    praktisimicrofinance.

    Pembentukan BRI MIC (Microfinance International

    Cooperation) adalah salah satu bentuk global corporatesocial responsibilityBRI dalam rangka mengembangkan

    microfinancedi dunia. Untuk itulah pada awal berdirinya

    MIC yang sebelumnya dikenal sebagai International Visitor

    Program (IVP) mendapat dukungan penuh dalam bentuk

    grant dari USAID dan World Bank/CGAP (Consultative

    Group to Assist the Poor).

    Fungsi MIC bagi BRI selama ini selain sebagai public

    relations dalam bidang microfinance, juga menjalankan

    Microfinance Training and Study Visit (MTSV), business

    captures, serta technical assistance di bidang

    microfinance. Melalui MIC, BRI telah menjalin kerjasama

    dengan Asia-Pacific Rural and Agricultural CreditAssociation (APRACA), Microfinance Network (MFN),

    Microcredit Summit, Banking With The Poor (BWTP),

    Woman World Banking, APEC, dan lainnya.

    Selama tahun 2010, BRI melalui MIC ikut berpartisipasi

    dalam The Second Financial Inclusion Advisors Program

    (Malaysia), 57th APRACA Executive Committee Meeting

    (Thailand), Financial Inclusion Advisor Program (Uganda),

    16th WSBI Asia Pacific Group Meeting (Indonesia),

    World Saving Bank Conference (Indonesia), World Bank

    Workshop on Access to Finance (Indonesia), 27th ASEAN

    SME Working Group Meeting (Indonesia), Microfinance

    Network 17th Annual Conference (Mexico), dan SECO-

    SBV Bank Restructuring Workshop (Vietnam). Di tahun

    2010, BRI juga ditunjuk oleh APRACA sebagai salah satu

    APRACA Centers of Excellence (ACEs) khususnya di

    bidangretail and unit banking (microfinance).

    Di tahun 2010, sekurangnya 185 VVIP dari 23 institusi luar

    negeri telah mengikuti kegiatan IVP yang dilaksanakan

    oleh MIC BRI. Institusi tersebut antara lain Churchill

    Foundation, Ford Foundation, ADB Consultant,

    Yale University, National Bank of Ethiopia, Nigerian

    Investment Promotion Commission, RUFIP (Rural Finance

    Intermediation Program) Ethiopia, PKSF (Palli Karma

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    31/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 103

    PRAKATA

    PROFILPERUSA

    HAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    A

    NAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANA

    JEMEN

    Dalam rangka mendukung berbagai program pemasaran di atas serta memotivasi setiappekerja jajaran Bisnis Mikro untuk berprestasi dan memberikan hasil kerja terbaik bagi BRI,

    manajemen BRI menetapkan rewardprogram yang bernama Program Penghargaan BRI

    Unit (PPBU). PPBU disusun agar pemberian penghargaan bersifat komprehensif dan dapat

    mengakomodasi berbagai kategori yang akan dikembangkan dalam rangka pemberian

    penghargaan tersebut, sehingga aktifitas bisnis dan operasional BRI Unit akan dapat

    dikembangkan dengan baik dan berkelanjutan.

    Saya pribadi sebagai nasabah Bank BRImengucapkan terima kasih banyak atas bantuan

    yang diberikan Bank BRI dalam promosi usaha dengan mengajak saya untuk mengikuti

    pameran di luar negeri. Hal tersebut memotivasi saya ke depannya menjadi yang lebih baik di

    era global ini, dimana Bank BRIdengan motonya Melayani Dengan Setulus Hati sudah saya

    rasakan dimana Bank BRItelah melayani saya dengan setulus hati,jaya terusBank BRI,terima kasih...

    I Kadek Septariana, pengrajin perhiasan perak Metro Silver

  • 5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)

    32/74

    LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.104

    PRAKATA

    PROF

    ILPERUSAHAAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    TATAKELOLAPERUSAHAAN

    TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN

    ANAKPERUSAHAAN

    BRI2011

    LAPORANKEUANGAN

    ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN

    BRI meraih Consumer Banking Excellence Award dalam 2

    kategori produk simpanan, yaitu kategori The Best Saving

    Account dan The Most Creative Consumer Banking

    With Asset Up To 50 Trillion Rupiah dalam survey yang

    diadakan oleh Majalah SWA & Synovate pada tahun 2010.

    Tabungan BritAma JunioBritAma Junio adalah tabungan yang memiliki target pasar

    khusus anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah,

    namun seiring dengan meningkatnya permintaan akan

    BritAma Junio, nasabah yang berusia di atas 17 tahunjuga dapat memiliki produk ini. Tujuan dari tabungan ini

    adalah untuk memperkenalkan perbankan sejak dini

    dan menanamkan rasa gemar menabung kepada anak.

    BritAma Junio sangat menarik karena nasabah diberikan

    BRI Card Private Label Limited Edition bergambar

    karakter tokoh kartun idola anak-anak, yaitu Superman,

    Tweety dan Tom and Jerry. Selain itu, nasabah BritAma

    Junio mendapatkan fasilitas asuransi kecelakaan diri dan

    diikutsertakan dalam program undian Untung Beliung

    BritAma.

    Untung Beliung BritAma

    Undian berhadiah Untung Beliung BritAma (UBB)merupakan program customer retention/loyalty dan

    acquisition Tabungan BritAma dalam rangka strategi

    penghimpunan dana dan meningkatkan saldo Tabungan

    BritAma. Program UBB ini telah dilaksanakan sebanyak

    5 (lima) periode sejak tahun 2007 dan telah berhasil

    meningkatkan awareness masyara