anmklowp

48
A. ANATOMI NORMAL JANTUNG Jantung terletak dalam ruangan mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru. Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dala (perikardium viseralis) dan lapisan luar (perikardium parietalis). Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan oleh sedikit cairan pelumas yang mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung. Perikardium melekat ke depan pada sternum, ke belakang pada kolumna vetebralis, dan ke bawah pada diafragma. Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya. Perikardium viseralis melekat secara langsung pada permukaan jantung. Perikardium juga melindungi terhadap infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung. Jantung terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar (epikardium), lapisan tengah merupakan lapisan otot yang disebut miokardium, sedangkan lapisan terdalam adalah lapisan endotel yang disebut endokardium. Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar (arteri pulmonalis dan aorta) membentuk dasar jantung. Atrium secara anatomi terpisah dari ruangan jantung sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu anulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot) Jantung mempunyai empat katup yang berfungsi untuk mempertahankan airan darah searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup, katup atrioventrikularis (AV) yang memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris,

description

m,

Transcript of anmklowp

Page 1: anmklowp

A. ANATOMI NORMAL JANTUNG

Jantung terletak dalam ruangan mediastinum rongga dada, yaitu diantara paru.

Perikardium yang meliputi jantung terdiri dari dua lapisan: lapisan dala (perikardium

viseralis) dan lapisan luar (perikardium parietalis). Kedua lapisan perikardium ini dipisahkan

oleh sedikit cairan pelumas yang mengurangi gesekan akibat gerakan pemompaan jantung.

Perikardium melekat ke depan pada sternum, ke belakang pada kolumna vetebralis, dan ke

bawah pada diafragma. Perlekatan ini menyebabkan jantung terletak stabil di tempatnya.

Perikardium viseralis melekat secara langsung pada permukaan jantung. Perikardium juga

melindungi terhadap infeksi atau neoplasma dari organ-organ sekitarnya ke jantung. Jantung

terdiri dari tiga lapisan. Lapisan terluar (epikardium), lapisan tengah merupakan lapisan otot

yang disebut miokardium, sedangkan lapisan terdalam adalah lapisan endotel yang disebut

endokardium.

Ruangan jantung bagian atas (atrium) dan pembuluh darah besar (arteri pulmonalis

dan aorta) membentuk dasar jantung. Atrium secara anatomi terpisah dari ruangan jantung

sebelah bawah (ventrikel) oleh suatu anulus fibrosus (tempat terletaknya keempat katup

jantung dan tempat melekatnya katup maupun otot)

Jantung mempunyai empat katup yang berfungsi untuk mempertahankan airan darah

searah melalui bilik-bilik jantung. Ada dua jenis katup, katup atrioventrikularis (AV) yang

memisahkan atrium dengan ventrikel, dan katup semilunaris, yang memisahkan artera

pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup-katup ini membuka dan

menutup secara pasif, menanggapi perubahan tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh

darah jantung (Price, et.al., 2006).

Page 2: anmklowp

Gambar 1 Anatomi Jantung (http://www.interactiveanatomy.com/default.aspx)

Gambar 2 Anatomi Katup Jantung

(http://www.interactiveanatomy.com/default.aspx)

B. GAMBARAN RADIOLOGI NORMAL JANTUNG

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan

pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostic serta terapi yang bertujuan

untuk menegakkan diagnosis melalui pembuatan foto dari bagian tubuh manusia, dengan cara

berkas sinar-X ditembuskan melalui pasien mencapai plat fotografi. Aplikasi pemanfaatan

sinar-X untuk pemeriksaan bagian tubuh manusia sangat beragam, diantaranya untuk

pemeriksaan toraks (Sutton, 1995).

Foto toraks adalah pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan. Untuk

pemeriksaan rutin dilakukan foto proyeksi posterio-anterior (PA) dan bila perlu dapat

dilakukan foto proyeksi lateral, karena pada foto proyeksi anterio-posterior (AP), bayangan

cor akan termagnifikasi dan menutupi sebagian pulmo karena letak cor jauh dari film. Itulah

sebabnya dipilih foto proyeksi PA. Foto proyeksi AP diambil jika pasien tidak dapat turun

dari tempat tidur sehingga pasien difoto di tempat tidur sambil terlentang. Karena pasien

Page 3: anmklowp

terlentang, pada foto proyeksi AP, costae bagian posterior tampak lebih mendatar, diafragma

tampak lebih tinggi dan volume pulmo tampak lebih kecil jika dibandingkan pada pasien

dengan posisi berdiri. Pada foto proyeksi PA jarak antara tabung dan film (FFD/film-focus

distance) sekitar 1,8 m, biasanya digunakan tegangan 60-90 kV. Tegangan yang tinggi 120-

150 kV dapat digunakan untuk memperjelas tanda-tanda yang ada di jaringan pulmo (Forrest

& Feigin, 1992).

Foto thoraks dada memberikan informasi tentang ukuran dan konfigurasi jantung dan

pembuluh darah besar. Untuk menilai jantung proyeksi yang dipakai adalah proyeksi foto

posteroanterior (PA) dan lateral.

Secara normal gambaran katup jantung secara radiologis dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar 3 Foto PA dan PA/Lateral Normal Thoraks (Webb dan Higins, 2005).

Gambar 4 Gambaran Jantung Normal pada Foto PA Toraks

Page 4: anmklowp

INSUFISIENSI AORTA

1. Definisi

Insufisiensi aorta adalah kondisi dimana katup aorta tidak dapat tertutup secara

sempurna sehingga memungkinkan darah kembali keruang ventrikel pada fase diastole.

(Price dan Wilson, 2005).

Gambar 5 Gambaran Regurgitasi Aorta

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Blausen_0039_AorticRegurgitation.png

2. Etiologi

Insufisiensi aorta dapat disebabkan melalui proses akut maupun kronis

Insufisiensi aorta akut, antara lain:

Infeksi endokarditis

Kronis insufisiensi aorta yang biasa menyerang orang dewasa, penyebabnya antara

lain:

Degenerasi katup aorta idiopatik

Demam rematik

Infeksi endokarditis

Page 5: anmklowp

Trauma

Degenerasi myxomatous

Pada anak-anak kasus insufiensi aorta sering disebabkan karena Ventrikel Septal

Defek yang berakibat pada prolapse nya katup aorta (Braunwald, 1995).

Foto rontgen : terlihat ventrikel kiri membesar, atrium kiri membesar, dilatasi aorta.

Bentuk dan ukuran jantung tidak berubah pada insufisiensi akut, tapi terlihat edema

paru.

Gambar 6. Thoraks PA dan Lateral Insufisiensi Aortal

(Armstrong, 2013)

Gambar 7. Apex Grounded pada Insufisiensi Aorta

Page 6: anmklowp

(Armstrong, 2013)

Gambar 8. Insufisiensi Aorta dengan Edema Pulmo

(Webb dan Higins, 2005).

C. STENOSIS AORTA

1. Definisi

Stenosis aorta adalah kekakuan pada katup aorta. Katup aorta yang seharusnya

berfungsi dengan baik saat sistolik maupun diastolik mengalami kekakuan sehingga

aliran darah tidak dapat masuk ke aorta secara sempurna (Price dan Wilson, 2005).

Stenosis aorta dapat terjadi pada supravalvular, valvular, dan subvalvular. Lokasi

pada supravalvular jarang ditemukan dan biasanya terkait dengan William’s syndrome

(hyperkalemia, facies Elin, stenosis pulmonal, hipoplasia aorta, dan stenosis pada arteri

renalis, arteri coeliaca, dan arteri mesenterika superior).

Lokasi valvular lebih sering ditemukan dibandingkan lokasi supravalvular.

Biasanya Stenosis aorta valvular dikaitkan dengan proses lanjut dari degenerasi katup

bicuspid. Sedangkan aorta stenosis subvalvular terkait dengan kardiomiopati hipertrofi

dan membrane fibrosa subaortik. Ketiga lokasi yang disebutkan di atas semuanya

merupakan jenis stenosis aorta tipe kongenital. Sementara stenosis aorta tipe didapat

disebabkan dari rheumatic valvulitis dan degeneratif (fibrocalsific senile aorta stenosis)

(Braunwald, 2003).

Page 7: anmklowp

Gambaran Radiologis

Stenosis aorta akan dapat memberikan gambaran radilogis jantung normal pada

awalnya, namun semakin lama dengan bertambahnya pressure load akan terjadi

peningkatan CTR sampai pada kondisi kardiomegali (CTR > 50%). Fluoroscopy pada

aorta akan menunjukkan gambaran kalsifikasi katup aorta. Pada kasus Stenosis aorta

murni tanpa disertai dengan insufisiensi aorta, gambaran silhouette akan tampak normal

karena kondisi yang terjadi hanyalah hipertofi ventrikel kiri.

Gambar 12. Stenosis aorta dengan pembesaran aorta ascenden, LVH, dan kalsifikasi

pada katup mitral (Webb dan Higins, 2005).

D. INSUFISIENSI MITRAL

1. Definisi

Insufisiensi mitral adalah keadaan dimana terdapat refruls darah dari ventrikel kiri

ke atrium kiri pada saat sistolik, akibat katup mitral tidak menutup dengan sempurna.

Pada insufisiensi katup mitral terjadi penurunan kontraktilitas yang biasanya bersifat

irreversibel dan disertai dengan terjadinya kongesti vena pulmonalis yang berat dan

edema pulmonal (Braunwald et al., 2005).

Page 8: anmklowp

Gambar 13. Gambaran Regurgitasi Mitral (Braunwald et al., 2005).

Foto thoraks

Akibat adanya insufisiensi, pada tiap-tiap sistolik ada darah yang mengalir

kembali dari ventrikel kiri ke atrium kiri. Darah yang kembali ini disebut sebagai

regurgitasi. Regurgitasi ini akan menyebabkan dilatasi atrium kiri. Pada diastolik

ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dengan jumlah yang lebih dari biasa,

sehingga terjadi hipertrofi ventrikel kiri yang kemudian akan disusul oleh dilatasi

Perubahan pada jantung pada insusifiensi mitral murni yang penting dilihat adalah

melihat tanda pembesaran kiri dan ventrikel kiri.

a. Proyeksi Posteroanterior

- Dilatasi atrium kiri yang mendorong esophagus ke sisi kanan.

- Adanya batas kembar (“double contour”) pada sisi kanan bawah.

- Aurikel atrium kiri tampak menonjol di pinggang jantung.

- Bronkus utama kiri terdorong ke atas.

- Jantung membesar ke kiri dengan apeks jantung tertaman di bawah

diafragma kiri.

- Segmen pulmonalis tak terlalu menonjol.

- Bila insufisiensi lanjut, tampak pelebaran vena-vena suprahiler.

Gambar 14. Foto Thoraks PA dengan LVH (Sanjaya, et al., 2008).

Page 9: anmklowp

Gambar 15. Foto Thoraks Jantung dengan gambarang double contour

(http://radiopaedia.org/cases/cardiomegaly-3 )

b. Proyeksi Lateral

- Atrium kiri mendorong esophagus ke belakang

- Ventrikel kiri membesar ke belakang dan melewati vena cava inferior.

Gambar 16. Foto Thoraks Lateral dengan LVH

(Sanjaya, et al., 2008).

Ekokardiogram : LAH, LVH, fungsi LV normal/menurun, aliran regurgitan pada saat

sistol di ruang LA/derajat MR.

Page 10: anmklowp

Laboratorium : tidak memberikan gambaran khas (Sanjaya, et al., 2008).

F. STENOSIS MITRAL

1. Definisi

Penyakit katup jantung menyebabkan kelainan-kelainan pada aliran darah yang

melintasi katup-katup tersebut. Katup normal memiliki dua ciri aliran yang kritis yaitu

aliran searah dan aliran yang tidak dihalangi.

Katup akan terbuka jika tekanan dalam ruang jantung di proksimal katup lebih

besar dari tekanan dalam ruang atau pembuluh di sebelah distal katup. Daun katup

sedemikian responsifnya sehingga perbedaan tekanan yang kecil (kurang dari 1 mmHg)

antara dua ruang jantung sudah mampu membuka dan menutup daun katup tersebut.

Jantung terletak dalam mediastinum dirongga dada, yaitu diantara kedua paru-paru.

Stenosis mitral merupakan suatu keadaan dimana terjadi gangguan aliran darah

dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena obstruksi pada level katup mitral.

Kelainan struktur mitral ini menyebabkan gangguan pembukaan sehingga timbul

gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat diastol (Sudoyo B et al., 2007).

Stenosis mitral merupakan kasus yang sudah jarang ditemukan dalam praktek

sehari-hari terutama diluar negeri. Sebagaimana diketahui stenosis mitral paling sering

disebabkan oleh penyakit jantung reumatik yang menggambarkan tingkat sosial ekonomi

yang rendah.

Pasien dengan mitral stenosis secara khas memiliki daun katup mitral yang

menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek.

Diameter transversal jantung biasanya dalam batas normal, tetapi kalsifikasi dari katup

mitral dan pembesaran sedang dari atrium kiri dapat terlihat. Meningkatnya tekanan vena

pulmonalis menyebabkan diversi darah yang nampak dengan radiografi berupa pelebaran

relatif pembuluh darah untuk bagian atas paru dibandingkan dengan pembuluh darah

untuk bagian bawah paru.

Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan tepat dan

menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri. Ketika katup mitral menyempit

(stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati jantung. Kondisi ini menyebabkan

seseorang menjadi lemah dan nafas menjadi pendek serta gejala lainnya (Asdie, 2001).

Page 11: anmklowp

Gzmbar 17. Gambaran Normal Stenosis Mitral

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Blausen_0648_MitralValveStenosis.png

Foto thorak

Gambaran foto torak pada stenosis mitral dapat berupa pembesaran atrium kiri,

pelebaran arteri pulmonal (karena peninggian tekanan), aorta yang relatif kecil (pada

penderita dewasa dan fase lanjut penyakit), dan pembesaran ventrikel kanan. Terkadang

terlihat perkapuran didaerah katup mitral atau perikard. paling terlihat tanda-tanda

bendungan vena.

Stenosis mitral menyebabkan perubahan pada bentuk jantung dan perubahan-

perubahan pembuluh darah paru-paru. Perubahan pembuluh darah paru ini tergantung pada

beratnya stenosis mitral dan kondisi dari jantung. Konveksitas dari batas kiri jantung

mengindikasikan bahwa stenosis menonjol. Pada kebanyakan kasus terdapat dua kelainan

yakni stenosis mitral dan insufisiensi mitral, dimana salah satunya menonjol. Ventrikel kiri

juga sangat melebar ketika insufisiensi mitral terlibat secara signifikan (Asdie, 2000).

Tanda-tanda radiologis klasik dari pasien dengan stenosis mitral yaitu adanya

double contour yang mengarah pada adanya pembesaran atrium kiri, serta adanya garis-

garis septa yang terlokalisasi (Asdie, 2000).

Page 12: anmklowp

Gambar 18. Perbesaran jantung dan Double Contour

Gambar 19. Gambaran Splaying of carinal angle

RADIOLOGI JANTUNG

1. Tanpa Kontras (Polos)

2. Dengan Kontras

1. Tanpa Kontras

Page 13: anmklowp

Proyeksi PA & LAT ® Dapat dilengkapi dengan Obliq ® Barium

Fluoroskopi ® Pulsasi & Gerakan Jantung® Radiasi >> ® Image Inten

2.Dengan Kontras

- Kateterisasi ® Film Besar ® Serial

- Barium ® Cor Analisa

Bagian Atas Jantung : Arcus Aorta, Belakang Manubrium Sterni

Bagian Bawah ® sebagian Kecil Tertutup oleh Lengkungan Diafragma

Bentuk Jantung Tergantung Pada

1. Usia:

Bayi: - Agak Bulat, Relatif Besar, Tampak Terdorong Ke Atas

- Arcus Belum Tampak

2. Respirasi (Pernafasan)

Page 14: anmklowp

Inspirasi Dalam : Jantung Lebih Panjang ®

Diafragma Jauh Ke Bawah

Ekspirasi :Diafragma Ke Atas, Menekan Jantung ® Tampak Lebih Besar/Lebar &

Mendatar

3. Posisi Pada Waktu Eksposi

- Berdiri, PA: Jantung dkt Film, Jarak Fokus 1,8 – 2 m ® Tidak Mengalami Pembesaran /

Pembesaran ± 5%

- Berdiri, AP: Jantung Jauh dari Film ® Mengalami Pembesaran Supine, AP: Jantung Lebih

Besar

4. Bentuk Tubuh

Astenikus: Jantung Panjang Ke Bawah ® Vertikal > Melintang (Cor Pendulum)

Gemuk (Picnicus): Jantung Lebih Datar ® Melintang > Vertikal, Diafragma Tinggi

Scoliosis Thoracalis Ke Kiri : Jantung Pindah Ke Kiri Batas Kanan Superposisi CV

Sciliosis Thoracalis Ke Kanan: Jantung Pindah Ke Kanan, Batas Kiri Dempet Dengan CV

5. Kelainan Pada Paru

Luas : ® Fibrosis ® Jantung Tertarik Kekiri/Kanan

Padat : ® Pendorongan Jantung Ke Kanan/Ke Kiri

Parakardial : ® Sulit Tentukan Batas Jantung

PEMBUATAN RADIOGRAFI JANTUNG

Page 15: anmklowp

Radiografi Analisa Jantung

® Fokus Film 1,8 – 2 cm ® Sinar Sejajar ®Jantung tidak tampak besar

1. Proyeksi PA (Postero Anterior)

Simetris, Kondisi Tidak terlalu Keras ® 55 Kg ® KV = 90, MAS = 20

Akhir Inspirasi ® Exposi

Pemberian Barium +/-

2. Proyeksi Lateral

Lateral Kiri / True Lateral ® Aorta Dekat Film ® Aorta Ascendens, Arkus Aorta, A. Desendens

Terlihat Baik

Esofagus Diisi Barium ® Fokus/Jarak Exposi 1,5 – 2 m

3. Proyeksi Oblik Kanan Depan = Kiri Depan (RAO/LAO)

Posisi miring dengan sudut 45 – 60o terhadap film ® Bahu kanan nempel pada Film RAO

Esofagus isi Barium ® Pendorongan Atrium Kiri terhadap Esofagus

Posisi miring dengan sudut 60 – 70o ® Bahu kiri nempel pada Film ® LAO

Esofagus tidak diisi Barium® Karena yang dilihat batas belakang dari Jantung ®

Ventrikel Kiri

Menggunakan Fluoroskopi ® KV = 125 MA = 300 – 500 ® Eksposi Sekecil-kecilnya ®

Batas2 Jantung jelas

RADIO ANATOMI JANTUNG

Page 16: anmklowp

1. Proyeksi Postero Anterior (PA)

Sinus Kardiofrenikus ® Sudut Diafragma dengan bayangan Jantung ® sering

suram ok ada bantalan lemak

Batas Kanan Jantung ® Atrium Kanan ® Mediastinum Superior

Batas Atas ® V. C Superior ® Aorta Ascenden (sblh dlm) ® Medial ® Ascus

Aorta

Batas Kiri Atas ® Arcus Aorta ® Sisi kiri Arcus Aorta ® Ke Bawah ® Dis.

Pinggang jantung ® Ke Bawah lagi Aurikel dr Atrium

Batas Kiri Bawah ® Ventrikel Kiri ® Lengkung konvek ke Bawah Samping

Kardiofrenikus Kiri (Apek Jantung)

Atrium Kiri: Tidak Membentuk Batas Jantung kecuali Aurikel ® Letak Di

Belakang ®1/3 Tengah Jantung

Aorta Descendens ®samar Seperti Garis Lurus ® Para Vertebral Kiri dr Arcus

sampai Diafragma

Batas Aurikel Kiri = Ventrikel Kiri ® Titik keseimbangan Gerakan (Point of

Opposite Pulsation)

Sistole ® Ventrikel Kiri Gerak ke Medial Pinggang Jantung Gerak KeLuar

Diastole ® sebaliknya

Page 17: anmklowp

2. Proyeksi Lateral

Ventrikel Kanan : Blkg Sternum ® Batas Depan Jantung ® Lengkungan dr sudut

Diafragma Ke arah Kranial ®Arah Blkg ® Lengkungan Aorta

N : Ventrikel kanan menempel dibawah Sternum

Mediastinum Ant06 – Sup06 ®Atas Lengkungan Ventrikel Kanan

Atrium Kiri : Bgn Atas Blkg Jantung ® Mengisi 1/3 Tengah dr Slrn batas Jantung

Retro Cardiac space : Ruang Blkg Jantung

Page 18: anmklowp

3. Proyeksi Oblik Kanan Depan (RAO)

V. Kanan : Batas depan Jantung dr Atas – Bawah, Melengkung ke Medial

Arkus Aorta : Batas Atas Jantung

Pulmonalis : Perbatasan antara V. Kanan & Aorta Bila >> ® Menonjol

Retro Caldiac Space : Tampak Bebas & Jelas tidak Tertutup Bayangan Jantung

Atrium Kanan: Batas paling jauh dr Jantung bgn Blkg

Atrium Kiri : 1/3 bgn Tengah Jantung sebelah Blkg

Page 19: anmklowp

4. Proyeksi Oblik Kiri Depan (LAO)

V. Kanan : Batas Depan Bawah Jantung

Aurikel (AAR) : di Atas Batas Depan Bawah Jantung

o Asendens & Arcus Aorta : Batas Atas Depan Jantung

Aortic Window : ruang di Bawah Arcus

Atrium Kiri : Depan Aortic Window

Arcus Aorta : Atas Aortic window

Vertebalis : Blkg Aortic Window

® Proyeksi ini utk menilai Ventrikel Kiri & Sudut 60o Atrium Kiri

Sudut 45o ® Aurikel terlihat jelas

Page 20: anmklowp

PEMBESARAN JANTUNG DAN KELAINANNYA

Cara Mengukur Pembesaran Jantung

Perbandingan antara ukuran Transversal Jantung dengan lebarnya dada dgn Radiografi

Polos Toraks

® Proyeksi PA & Fokus 180 – 200 cm (1,8 – 2 m)

Caranya:

Garis M (Tengah C. Vent)

Garis A : Jarak ant M ke sisi kanan terjauh

Garis B : Jarak ant M ke sisi kiri terjauh

Garis C : Garis dr ddg Torak kiri – kanan

Mel sinus Kardio Frenikus ® torak

Mel Pertengahan Kedua Sinus N = 45 – 50 %- 55 %

Page 21: anmklowp

Rasio ini dipengaruhi beberapa faktor:

Usia

Bentuk Torak

Letak Diafragma

Kelainan-kelainan Paru

Batas Anatomi Jantung

1. Batas Kanan : Parasternal Kanan (Garis A) Tidak lebih dr 1/3 garis C1

2. Batas Kiri : Mio Clavicula Line ( Garis B)

3. Tidak lebih dr ½ garis C2

3. Batas Atas (Arcus Aorta) :Batas teratas Jantung 1-2 cm di Bawah tepi Manubrium Sterni

Page 22: anmklowp

4. Batas Bawah :Sulit karena tertutup lengkungan Diafragma. Terutama pada orang gemuk

& pendek

Pembesaran Dari Bayangan Jantung Karena Beberapa Keadaan:

1. Kelainan Perikardium

Percardinal Effusion ® Penimbunan cairan di C. Pericardium ® tampak pada posisi PA &

Lateral

2. Kelainan Myocardium ® Etiologi Bermacam2® Pembesaran Atrium &

Ventrikel

3. Kelainan Katup ® Perubahan Hemodinamika ® Hipertropi & Dilatasi Ventrikel

& Atrium

Page 23: anmklowp

Kelainan-kelainan Pada Hemodinamika Penyebab Pembesaran Ruang-ruang Jantung

1. Hipertropi dr Ventrikel

Hambatan (Resistensi) yang besar aliran darah di Aorta ® Stenosis katup Aorta ® Hipertropi V.

Kiri

Hambatan di jaringan Paru ® mis: Fibrosis ® Hipertopi V. Kanan

2. Dilatasi dr Ventrikel

Volume darah bertambah ® kebocoran dr Septum Ventrikel atau Insufisiensi dr Katup ®

Kombinasi Hipertropi & Dilatasi ® Mudah dilihat pada Ro”

2.1 Pembesaran Atrium Kanan Dilatasi ® otot Atrium tipis dr Ventrikel

Proyeksi PA:

Garis A membesar dr 1/3 C1, Sinus Kardiofrenikus >>

Proyeksi RAO : Membesar Ke Belakang ® Batas Bawah akan menonjol jauh ke Belakang

Proyeksi LAO : Aurikel Kanan menonjol antara Aorta Ascendens & Ventrikel Kanan

Page 24: anmklowp

2.2Pembesaran Ventrikel Kanan

PA (In Flow) : Membesar ke kiri apek terangkat

LAT: Memutar ke kiri, Membesar ke depan

PA (Out Flow)Mendorong A. Pulmonalis ke atas pinggang Jantung

RAO (Out Flow): Konus Pulmonalis menonjol

2.3Pembesaran Atrium Kiri

PA: Ke samping kiri = kanan

Kiri : Aurikel menonjol

Kanan :Batas kembar Garis A1 (Double Contour)

Ke atas: Mendorong Broncus utama kiri

LAT/RAO : - Menekan Esofagus ke Blkg atau ke samping

- Atrium kiri menonjol pd bgn 1/3 tengah blkg

2.4 Pembesaran Ventrikel Kiri

PA : Membesar ke kiri, Apek tertanam menghadap ke bawah

LAO : Bagian bwh blkg Jantung menutupi kolumna Vertebralis

LAT : Ruang blkg Jantung tertutup (Holeknecht)

Page 25: anmklowp

Rongga jantung membesar melebihi 2/3 hemitoraks kiri dengan apeks tertanam (LVH), kumis

terbalik/cranialisasi/cephalisasi, koma terbalik, bercak kesuraman difus di basal paru (edema

paru).Kesan : Decompsatio cordis kiri et causa kardiomiopati.

Pembuluh Darah Paru-Paru

N : - Vka ® a. Pulmonalis ® Paru ke kanan & kiri ® Arteri2 kecil (sama dengan Bronkus) ®

kapiler ® AlveoliParu ® Vena Pulmonalis ↔ Atrium kiri

Radio Anatomi Pembuluh Darah Paru-Paru

1. A. Pulmonalis

Hilus : - Tempat masuk ke Paru-paru

- Terdiri dari Pembuluh darah besar

- Hilus kiri lebih tinggi

- Æ Hilus : Dlm Paru = 3:1 atau 5:1

Page 26: anmklowp

- Kgb = Saluran Limfe

- A. Pulmonalis lebih nyata

2. Vena Pulmonalis

Tdk selalu tampak

Bwh kanan melintang menuju Atrium

MS ® Supra Hiller

Kelainan Pembuluh Darah Paru

1. Pelebaran Pemb. Darah

Hillus ® > 1,6 cm (16 mm), > dr lebar Trakea ® N = sama dengan Trakhea KGB >>

® Bulat,Oval, Benjol-benjol, Medias >>

A. Pulmonalis >> ® vol >>/ ® Sumbatan Arteri Ferifer Vol ® Bocor Septum ® L –

R Shunt. Co:: ASD, VSD, PDA

Sumbatan ® ex: Emfisem, Fibrosis, Atelektasis Luas® Tekanan A. Pulmonalis ®

Hipertensi Pulmonal

2. Pengecilan Pemb. Darah

Vol ® ok Stenosis A. Pulmonalis ® Hilus C® Paru lebih Lucent

KELAINAN LETAK JANTUNG

Letak Normal Jantung : ® Didalam Rongga Thorak, Sisi Kiri ,Aka ke arah Hepar, Aki ke arah

Fundus Lambung, Letak Organ Dalam Abdomen:

Hepar ® Kanan

Lambung ® Kiri

Page 27: anmklowp

Þ Bila letak Organ terbalik ® Dis : Situs Inversus

Letak Jantung Berubah karena tertarik atau terdorong ke kanan/ke kiri ® Dis: ® Dextro

Letak Jantung Berubah karena Kelainan Bawaan:

1. Dextro Cardia: Hemitorak kanan, Aorta & Apek di sisi kanan, Aka di sisi kiri ® Selalu diikuti

dengan Situs Inversus

® Dis : Dextro Cardia Cermin (Mirror Dextro Cardia)

® Biasanya disertai kelainan lain, mis: TF, VSD, PS

2. Dextro Versi

Jantung memutar ke kanan ® berada di kanan

3. Meso Versi

Memutar sdkt ® Jantung letak di tengah Organ Abd ® Normal

4. Levo Cardia Bila Jantung tetap di kiri pada Situs Inversus

Kelainan jantung Bawaan

1. Non Cyanotik

ASD ---- Aka, Vka, membesar, A. Pulmonalis melebar

Page 28: anmklowp

VSD : defek kecil: Aki , Vki, membesar , A. Pulmonalis melebar

: defek besar: + Vka

Page 29: anmklowp

PDA ----- hub a. pulmonalis dg aorta dis . Duktus arteriosus botalli → Aki, Vki, Vka. A.

pulmonal melebar, Ao desc sdkt lebar,hillus lebar

2. Cyanotik

Tetralogi fallot ---- VSD, PS , RVH ,semitransposisi aorta,

Page 30: anmklowp

GAMBARAN RADIOLOGIS PENYAKIT-PENYAKIT KARDIOVASKULAR

1. Penyakit Jantung Hipertensi

Radiologis : Pembesaran Ventrikel kiri, jantung membesar kekiri dg apeks tertanam , segmen

pulmonal tak menonjol.

Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik ventrikel kiri.

Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan bawah. Aortic knob membesar dan

menonjol disertai kalsifikasi. Aorta ascenden dan descenden melebar dan berkelok

( pemanjangan aorta/elongasio aorta).

2.Penyakit Jantung kongestif

Penyebab : kegagalan jantung memompakan darah ke aorta ( seluruh tubuh )

Radiologis : jantung membesar kekiri atau kekanan,infiltrat di seluruh paru terutama di perihiler dan parakardial kedua paru ( simetris ), Corakan vaskuler meningkat , Hullus melebar, Cepalisasi vaskuler , Pleura effusi , Pelebaran Saluran Limf (KERLEY).

Chest x ray findings include pleural effusions, cardiomegaly (enlargement of the cardiac silhouette), Kerley B lines (horizontal lines in the periphery of the lower posterior lung fields), upper lobe pulmonary venous congestion and interstitial oedema.

Page 31: anmklowp

Gambaran pada foto thorax pasien dengan CHF berat. Terdapat kardiomegali, edema alveolar dan haziness of vascular margins.

Yang paling awal ditemukan pada pemeriksaan foto thorax adalah kardiomegali, terdeteksi dengan meningkatnya rasio kardio thorax atau yang biasa disebut CTR. Didapatkan CTR >50%. Pada foto orang normal, gambaran vaskuler pulmonal dibagian vena pulmonalis bagian bawah lebih besae daripada di bagian atas disebabkan oleh gravitasi. Sedangkan pada pasien dengan gagal jantung kongestif kapiler pulmonal tekanannya meningkat sehingga vena di bagian atas berdilatasi sehingga memiliki ukuran yang sama atau bahkan lebih besar yang disebut cephalisasi. Dengan meningkatnya tekanan pulmonary capiller, dapat muncul edema intertisial yang disebut sebagai Kerley lines. Meningktanya tekanan melebihi level ini disebut alveolar edema sering muncul gambaran seperti bat wing perihilar. Kadang0kadang efusi pleura juga dapat muncul.

Foto thorax sangat penting dalam mengevaluasi pasien dengan gagal jantung kongesid untuk mengetahui ada atau tidaknya edema pulmoner dan mengevaluasi hasil terapi.

Page 32: anmklowp

 

The left image demonstrates a patient with a severe pulmonary edema as a result of CHF. The right image is the same patient after significant resolution.

Pulmonary Edema

There are two basic types of pulmonary edema. One is cardogenic edema caused by increased hydrostatic pulmonary capillary pressure. The other is termed noncardogenic pulmonary edema, and is caused by either altered capillary membrane permeability or decreased plasma oncotic pressure.

A helpful mnemonic for noncardiogenic pulmonary edema is NOT CARDIAC (near-drowning, oxygen therapy, transfusion or trauma, CNS disorder, ARDS, aspiration, or altitude sickness, renal disorder or resuscitation, drugs, inhaled toxins, allergic alveolitis, contrast or contusion.

On a CXR, cardiogenic pulmonary edema can show; cephalization of the pulmonary vessels, Kerley B lines or septal lines, peribronchial cuffing, "bat wing" pattern, patchy shadowing with air bronchograms, and increased cardiac size. Unilateral, miliary and lobar or lower zone edema are considered atypical patterns of cardiac pulmonary edema. A unilateral pattern may be caused by lying preferentially on one side. Unusual patterns of edema may be found in patients with COPD who have predominant upper lobe emphysema.

Page 33: anmklowp

PA film of a patient with pulmonary edema showing cephalization of pulmonary veins and indistinctness of the vascular margins.  The heart is enlarged.

Above are two films from the same patient.  The left film clearly shows diffuse pulmonary edema with loss of both hemidiaphragms and silouhetting of the heart.  The film on the right was taken two days later after partial resolution of the edema.

Page 34: anmklowp

3.Atrium Septal Defect

Chest radiographs usually reveal the following findings:

Enlargement of the right atrium and ventricle may be demonstrated. Dilatation of the pulmonary artery and its branches may be demonstrated. Increased pulmonary vascular markings may be demonstrated. In general pulmonary arterial

overcirculation is almost always noted when at least a 2:1 shunt is present. The vascular pedicle (ascending aorta and arch and SVC shadow) is small. Dilatation of the

proximal portion of the SVC occasionally is noted in patients with a sinus venosus defect. Left atrial dilatation is extremely rare (the left atrium is decompressed by the ASD) but may be

observed when significant mitral regurgitation exists. The left ventricle is normal.The degree of confidence is reasonably good if there are typical radiographic findings, but confirmation with echocardiography is usually necessary.

An ASD should be differentiated from other etiologies of acyanotic heart disease with increased pulmonary vascularity. Left atrial enlargement is seen in ventricular septal defects and patent ductus arteriosus, not in ASDs.

4.Ventricular Septal Defect

The chest radiograph can be normal with a small VSD. Larger VSDs may show cardiomegaly (particularly left atrial enlargement although the right and left ventricle can also be enlarged). A large VSD may also show features of pulmonary oedema, pleural effusion and/or increased pulmonary vascular markings.

Page 35: anmklowp

5.Tetrallogy of Fallot

Plain films may classically show a "boot shaped" heart with an upturned cardiac apex due to right ventricular hypertrophy and concave pulmonary arterial segment. Most infants with TOF however may not show this finding 2.

Pulmonary oligaemia due to decreased pulmonary arterial flow. Right sided aortic arch is seen in 25%.\

Page 36: anmklowp

6. efusi perikardial

Adanya pembesaran jantung yang biasanya akan berbentuk globuler. Gambaran jantung

seperti ini baru tampak jika cairan lebih dari 250 ml serta sering juga dijumpai efusi pleura.

6. Kardiomiopati

Pemeriksaan foto thorax kardiomiopati memberikan gambaran pembesaran jantung mulai ringan sampai berat. Pemeriksaan foto thorax baik untuk menilai ukuran, bentuk, posisi jantung, efek disfungsi jantung terhadap perfusi paru-paru atau kemungkinan timbulnya edema paru.Pemeriksaan foto thorax merupakan salah satu pemeriksaan rutin pada kardiomiopati. Akan tetapi pemeriksaan ini tidak banyak membantu dalam mengidentifikasi penyebab kelainan.Gambaran roentgen thorax pada kardiomiopati hipertropi dapat normal, meskipun mungkin terdapat peningkatan ringan sampai sedang dari bayangan jantung.Rontgen thorax kardiomiopati dilatasi dapat ditemukan pembesaran jantung masif, edema interstitial pulmoner.

Page 37: anmklowp

7. Cor Pulmonale

Pemeriksaan radiologi pada foto toraks, tampak kelainan paru disertai pembesaran ventrikel kanan, dilatasi arteri pulmonal, dan atrium kanan yang menonjol. Kardiomegali sering tertutup oleh hiperinflasi paru yang menekan diafragrna sehingga jantung tampaknya normal.

Foto rontgen PPOK

a. Emfisema

1) Hiperinflasi dada

a)    diafragma datar dan rendah dengan pergerakan yang terbatas saat inspirasi dan ekspirasi.

b)   peningkatan diameter AP dada dengan perluasan pada rongga retrosternal (barrel chest).

Page 38: anmklowp

c)    penampakan bayangan jantung yang tipis, panjang, dan sempit, diafragma rendah.13

2) Perubahan vaskular

a)      paru secara umum dipengaruhi oleh distribusi vaskularisasi pulmonal yang secara abnormal

tidak rata; pembuluh darah menjadi lebih tipis, disertai hilangnya gradasi halus normal dari

pembuluh darah yang berasal dari hilus menuju perifer.

b)      Hipertensi pulmonal menyebabkan corpulmonal. Arteri pulmonal proksimal secara proggresi

membesar dan menyebabkan gagal jangtung kanan.13

3) Bullae

Rongga menyerupai kista sering terbentuk akibat rupturnya alveolus yang melebar. Pada

film dada, rongga tersebut tampak sebagai daerah translusen dengan dindingnya terlihat sebagai

bayangan kurva linear menyerupai garis rambut. Bullae memiliki ukuran bervariasi hingga

menempati bagian yang luas pada hemitoraks, menggantikan dan mendesak paru normal di

dekatnya. 13

Emfisema: foto toraks, posisi postero-anterior dan lateral, menunjukkan hiperlusen dengan berkurangnya gambaran vaskuler paru, diafragma letak rendah dan sela iga melebar, bayangan jantung ramping.9 14

Emfisema centrilobular (CLE): foto toraks, posisi postero-anterior menunjukkan hiperinflasi paru-paru (diafragma datar dan bayangan jantung yang kecil) dan peningkatan translusen pada paru atas dengan vascular menipis dan loss of arborization.9

Panlobular emfisema (PLE): foto toraks posisi postero-anterior dan lateral projections, tampak hiperinflasi paru-paru dan peningkatan translusen pada paru bawah dengan vascular menipis.9

COPD9

b. bronkitis kronik

Penyakit bronkitis kronik tidak selalu memperlihatkan gambaran khas pada foto toraks.

Pada foto rontgen hanya tampak corakan bronkovaskular yang ramai di bagian basal paru. Secara

radiologi bronkitis kronik dibagi dalam 3 golongan yaitu, ringan, sedang dan berat. Pada

Page 39: anmklowp

golongan yang ringan didapatkan corakan paru yang ramai di bagian basal paru. Pada golongan

sedangkan, selain terdapat corakan paru yang ramai juga terdapat emfisema dan kadang-kadang

disertai bronkiektasis di parakardial kanan dan kiri. Sedangkan golongan yang berat ditemukan

hal-hal tersebut di atas dan disertai cor pulmonal sebagai komplikasi bronkitis kronik.15