Anita Cr Jiwa

31
CASE REPORT GANGGUAN DEPRESI BERULANG, EPISODE KINI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK (F.33.2). Disusun oleh: Anita Nur Charisma, S.Ked Lintang Brillianningtyas, S.Ked Perceptor: dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 1

description

case report

Transcript of Anita Cr Jiwa

Page 1: Anita Cr Jiwa

CASE REPORT

GANGGUAN DEPRESI BERULANG, EPISODE KINI BERAT

TANPA GEJALA PSIKOTIK (F.33.2).

Disusun oleh:

Anita Nur Charisma, S.Ked

Lintang Brillianningtyas, S.Ked

Perceptor:

dr. Cahyaningsih Fibri Rokhmani, Sp.KJ, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI LAMPUNG

2015

1

Page 2: Anita Cr Jiwa

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Ny. E, Perempuan, 25 tahun, SD, Islam, Sunda, Pekerjaan ibu rumah

tangga, tinggal di Kedondong, Kab. Pesawaran, datang dari poli klinik

pada tanggal 24 Juni 2015.

II. PEMERIKSAAN PSIKIATRI (Alloanamnesis & Autoanamnesis)

Anamnesis psikiatri (Alloanamnesis dan autoanamnesis pada tanggal 24

Juni 2015)

Alloanamnesis diperoleh dari :

Nama : Tn. S

Alamat : Kedondong

Nomor telepon : 0852987xxx

Hubungan dengan pasien : Suami pasien

III. RIWAYAT PSIKIATRI

A. Keluhan Utama

Sulit tidur

B. Keluhan tambahan

Mudah menangis, merasa malu, tidak percaya diri, sering melamun, sering

menyendiri, sering kesal, merasa banyak yang membicarakan, sering

menyalahkan diri sendiri, mudah lelah, malas bekerja dan nafsu makan

menurun.

C. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang diantar oleh suaminya ke Rumah Sakit Jiwa karena keluhan

pada saat tidur pasien sering terbangun pada malam hari secara tiba-tiba

dan sulit untuk tidur kembali. Menurut pasien tidurnya tidak nyenyak,

tidak merasa puas dan tidurnya terasa terganggu. Selain itu pasien juga

2

Page 3: Anita Cr Jiwa

merasa malu untuk keluar rumah karena pasien merasa banyak yang

membicarakan, sehingga pasien lebih suka menyendiri, melamun dan

terkadang menangis dikamar. Keluhan ini sebelumnya pernah dirasakan

±6 tahun yang lalu namun memberat sejak 6 bulan terakhir. Pada awalnya

salah satu tetangga pasien sering mendengar pertengkaran antara pasien

dan suaminya, karena tau tetangganya tersebut mengetahui dan

menyebarkan pada tetangga yang lain apabila keluar rumah dan bertemu

dengan tetangganya tersebut pasien masih merasa kesal. Menurut pasien

merasa lebih sensitif, mudah marah dan dalam hatinya merasa banyak

yang membicarakan dari belakang. Pada akhirnya kadang-kadang suami

dan anak-anaknya menjadi pelampiasan kekesalan pasien. Kemudian,

pasien mengatakan, pasien sering merasa tidak percaya diri dan merasa

malu apabila berhadapan dengan orang banyak karena memiliki ekonomi

yang rendah. Pekerjaan suami pasien hanya serabutan dan pekerjaan

pasien seorang ibu rumah tangga yang hanya mencukupi untuk makan dan

biaya sekolah anak-anaknya, tetapi pasien mengatakan kebutuhan lain

masih kurang tercukupi. Karena banyaknya pikiran yang dirasakan pasien,

pasien mengatakan sekarang berat badannya turun dan banyak yang bilang

pasien menjadi kurus, menurut pasien malas untuk makan karena tidak

nafsu makan. Pasien merasa dirinya tidak berguna dan sempat terlintas

dipikirannya untuk bunuh diri. Pasien merasa malas untuk mengerjakan

pekerjaan rumah tangga, siang hari pasien lebih banyak di dalam kamar,

dan akhirnya yang mengerjakan pekerjaan rumah adalah suami pasien, dan

sering timbul pertengkaran.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya

Pada tahun 2009 pasien mengalami keluhan yang sama untuk pertama

kalinya. Awalnya pasien baru satu tahun menikah setelah ±3 bulan

berpacaran dengan suami dan belum dapat menyesuaikan segala

kebiasaan yang biasa dilakukan sendiri dan mengemban tanggung

jawab untuk menjadi seorang istri dan kebutuhan ekonomi keluarga

3

Page 4: Anita Cr Jiwa

yang memang kurang, hal tersebut membuat timbulnya pertengkaran

dengan suami. Setelah pertengkaran keduanya selalu berbaikan

kembali namun pasien masih merasa ada yang mengganjal. Selain itu

pertengkarannya juga sering terdengar sampai keluar rumah sehingga

terdengar oleh salah satu tetangga, dan tetangga tersebut memberitahu

kepada tetangga yang lain. Sehingga, setiap bertemu dengan

tetangganya tersebut pasien merasa kesal. Kemudian pasien tidak

percaya diri dan merasa malu untuk keluar rumah dan tidak

bersosialisasi dengan para tetangga di sekitar rumahnya karena pasien

merasa dibicarakan dari belakang. Akhirnya pasien sering menangis,

melamun dan menyendiri dikamar. Lalu pasien dan suaminya sempat

tinggal dirumah ibu pasien selama ±5 bulan, kemudian keluhan yang

dirasakan menghilang untuk beberapa tahun.

2. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus,

riwayat trauma kepala sebelumnya dan kejang saat kecil.

3. Riwayat Penggunaan Zat Adiktif

Pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok, narkoba, minuman keras

dan sebagainya.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi

a. Riwayat prenatal dan perinatal

Menurut pasien, pasien lahir normal, cukup bulan, berat badan lahir

2800 gram, dibantu oleh bidan setempat, langsung menangis, tidak

ada kecacatan waktu lahir.

b. Masa kanak awal (0-3 tahun)

Menurut pasien diberi ASI eksklusif selama 6 bulan dan

perkembangan saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita

seusianya.

4

Page 5: Anita Cr Jiwa

c. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)

Seingat pasien, pasien adalah anak yang biasa saja dan tidak

didapatkan gangguan pertumbuhan maupun perkembangan.

d. Masa kanak akhir dan remaja

Pada usia 7 tahun pasien menempuh SD dalam kurun waktu enam

tahun, Setelah itu pasien tidak melanjutkan ke SMP karena alasan

ekonomi yang kurang. Dari kecil, kurang lebih sejak usia 5 tahun

pasien termasuk anak yang pendiam dibandingkan dengan anak

seusianya, namun pasien memiliki dua sampai empat teman dekat

dan berhubungan baik dengan teman-temannya.

e. Riwayat Masa dewasa

Riwayat pendidikan

Ia menempuh SD dalam kurun waktu enam tahun, selama SD

pasien mengikuti pelajaran dengan baik. Pasien termasuk orang

yang pendiam. Namun ibu pasien mengatakan bahwa pasien

memiliki dua sampai empat teman dekat dan berhubungan baik

dengan teman-temannya. Keluhan guru terhadap pasien dalam

proses belajar disangkal.

Riwayat perkawinan

Pasien sudah menikah selama ±7 tahun. Menikah dengan orang

pilihannya yang berpacaran selama kurang lebih tiga bulan,

kemudian dikaruniai dua orang anak, anak pertama laki-laki saat

ini masih kelas 1 SD yang berumur 6 tahun, anak kedua laki-laki

saat ini berumur 4 tahun.

Riwayat pekerjaan

Pasien saat ini tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah tangga.

Sebelum pasien menikah dengan suaminya pasien sempat

bekerja membantu kedua orang tuanya bertani dan mengurus

pekerjaan rumah.

5

Page 6: Anita Cr Jiwa

Aktivitas sosial

Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan lingkungan

tempat tinggalnya. Apabila pasien bertemu dengan tetangganya

yang pernah membicarakannya kepada tetangga lain pasien

selalu merasa kesal. Pasien malu untuk bergaul dengan

lingkungan sekitar tempat tinggalnya, merasa tidak percaya

diri.Akhirnya pasien lebih sering menyendiri, melamun dan

menangis di dalam kamar.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tidak bekerja, penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari

didapatkan dari suami pasien yang bekerja serabutan yang hanya

mencukupi untuk makan dan biaya sekolah anak-anaknya, tetapi

pasien mengatakan kebutuhan lain masih kurang tercukupi.

Riwayat Agama

Pasien beragama islam dan sering melaksanakan ibadah shalat.

Pasien rajin dalam melakukan ibadah, namun saat ini pasien

merasa kurang berkonsentrasi apabila sedang beribadah.

F. Situasi Kehidupan Sekarang

Pasien tinggal satu rumah bersama dengan suami dan dua orang anaknya

G. Riwayat Kehidupan Keluarga

Pasien merupakan anak keduadari lima bersaudara. Sejak lahir tinggal

bersama orangtua dan saudaranya. Pasien hidup dalam keluarga yang

memiliki status ekonomi yang kurang, kedua orang tuanya bekerja sebagai

petani. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua orang tuanya.

Kedua orang tuanya memberikan perhatian yang sama kepada setiap

anaknya.

6

Page 7: Anita Cr Jiwa

PEDIGREE:

Keterangan:

: laki-laki

: wanita

: pasien

: satu keluarga

H. Riwayat Penyakit keluarga

Keluarga tidak ada yang mengalami hal yang sama, riwayat DM,

hipertensi dan penyakit berat lainnya disangkal.

I. Persepsi Pasien tentang diri dan Kehidupannya

Pasien merasa dirinya tidak berguna, bersedih dan tidak ada gairah hidup.

7

Page 8: Anita Cr Jiwa

IV. STATUS MENTAL

1. Deskripsi Umum

a. Penampilan

Seorang perempuan terlihat sesuai usianya memakai baju hitam dan

celana jeans berwarna biru dengan memakai kerudung langsungan

berwarna abu-abu, penampilan terkesan santai, perawakan sedang

dengan berat badan cukup, kulit sawo matang, kuku pendek dan bersih.

b. Kesadaran : jernih ( compos mentis )

c. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Saat wawancara pasien dalam keadaan tenang, kontak mata baik, gerakan

involunter tidak ada.

d. Pembicaraan : spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas

cukup, kuantitas cukup,artikulasi jelas.

e. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

2. Keadaan Afektif

a. Mood : hipotimia

b. Afek : depresi

c. Keserasian : appropriate

3. Fungsi Intelektual (Kognitif)

a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan: sesuai dengan

taraf pendidikan pasien

b. Daya konsentrasi: kurang

c. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : baik

d. Daya ingat : jangka segera, jangka pendek dan jangka panjang baik.

e. Pikiran abstrak : baik

4. Gangguan Persepsi :

a. Halusinasi : tidak ada

b. Ilusi : tidak ada

c. Depersonalisasi : tidak ada

8

Page 9: Anita Cr Jiwa

d. Derealisasi : tidak ada

5. Pikiran :

a. Bentuk pikir :

Realistic

b. Arus pikir : koheren

1. Produktivitas : baik

2. Kontinuitas : baik

3. Relevansi : relevan

4. Hendaya berbahasa : tidak ditemukan

c. Isi pikir

Ide rujukan, ide bersalah

   6. Daya Nilai

a. Norma sosial : baik

b. Uji daya nilai : baik

c. Penilaian realitas : baik

7. Tilikan

Tilikan derajat 4: pemahaman bahwa dirinya sakit tetapi tidak mengetahui

penyebabnya.

8. Taraf dapat dipercaya  : dapat dipercaya

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Tanda-tanda vital:

TD = 120/80 mmHg

N = 84x/menit

P = 18x/menit

S = afebris

9

Page 10: Anita Cr Jiwa

b. Pemeriksaan Fisik

Mata : tidak ditemukan kelainan

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Paru : tidak ditemukan kelainan

Jantung : tidak ditemukan kelainan

Abdomen : tidak ditemukan kelainan

c. Status Neurologis

Sistem sensorik : dalam batas normal

Sistem motorik : dalam batas normal

Fungsi luhur : dalam batas normal

d. Pemeriksaan Laboratorium

Tanggal 24 Juni 2015

Hemoglobin : 12,8 g/dl

Eritrosit : 5,85 g/dl

Hematokrit : 36%

Leukosit : 10.700 juta sel/mm

Trombosit : 366.000 sel/mm

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Ny. E, Perempuan, 25 tahun, SMP, Islam, Sunda, Pekerjaan ibu rumah

tangga, tinggal di Kedondong, Kab. Pesawaran, datang dari poli klinik

pada tanggal 24 Juni 2015.

Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian santai dan

perawatan diri cukup. Jiwa karena keluhan pada saat tidur pasien sering

terbangun pada malam hari secara tiba-tiba dan sulit untuk tidur kembali..

10

Page 11: Anita Cr Jiwa

Menurut pasien tidurnya tidak nyenyak, tidak merasa puas dan tidurnya

terasa terganggu. Selain itu pasien juga merasa malu untuk keluar rumah

karena pasien merasa banyak yang membicarakan, sehingga pasien lebih

suka menyendiri, melamun dan terkadang menangis dikamar. Keluhan ini

sebelumnya pernah dirasakan ±6 tahun yang lalu namun memberat sejak 6

bulan terakhir. Pada awalnya salah satu tetangga pasien sering mendengar

pertengkaran antara pasien dan suaminya, karena tau tetangganya tersebut

mengetahui dan menyebarkan pada tetangga yang lain apabila keluar

rumah dan bertemu dengan tetangganya tersebut pasien masih merasa

kesal. Menurut pasien merasa lebih sensitif, mudah marah dan dalam

hatinya merasa banyak yang membicarakan dari belakang. Pada akhirnya

kadang-kadang suami dan anak-anaknya menjadi pelampiasan kekesalan

pasien. Kemudian, pasien mengatakan, pasien sering merasa tidak percaya

diri dan merasa malu apabila berhadapan dengan orang banyak karena

memiliki ekonomi yang rendah. Pekerjaan suami pasien hanya serabutan

dan pekerjaan pasien seorang ibu rumah tangga yang hanya mencukupi

untuk makan dan biaya sekolah anak-anaknya, tetapi pasien mengatakan

kebutuhan lain masih kurang tercukupi. Karena banyaknya pikiran yang

dirasakan pasien, pasien mengatakan sekarang berat badannya turun dan

banyak yang bilang pasien menjadi kurus, menurut pasien malas untuk

makan karena tidak nafsu makan. Pasien merasa dirinya tidak berguna dan

sempat terlintas dipikirannya untuk bunuh diri. Pasien merasa malas untuk

mengerjakan pekerjaan rumah tangga, siang hari pasien lebih banyak di

dalam kamar, dan akhirnya yang mengerjakan pekerjaan rumah adalah

suami pasien, dan sering timbul pertengkaran.

Riwayat prenatal dan perinatal dan riwayat masa kanak awal baik tidak

ditemukan adanya kelainan serta sama dengan anak lain pada umumnya.

Pasien menempuh pendidikan SD selama enam tahun dan tidak

melanjutkan ke jenjang SMP karena masalah ekonomi.

11

Page 12: Anita Cr Jiwa

Dari status mental, kesadaran pasien compos mentis, sikap pasien selama

wawancara kooperatif. Selama wawancara pasien tenang. Kontak mata

dengan pemeriksa baik. Pasien berbicara spontan,lancar, intonasi sedang,

volume cukup, kualitas cukup, artikulasi jelas, kuantitas cukup. Mood

pasien hipotimia dengan afek depresi dan serasi. Bentuk pikiran realistic,

arus pikir koheren, produktivitas baik, dengan kontinuitas baik, dan tidak

didapatkan hendaya berbahasa. Pada isi pikir terdapat ide rujukan dan ide

bersalah. Pada penilaian fungsi kognitif, daya konsentrasi kurang, orientasi

waktu,tempat dan orangbaik, daya ingat jangka panjang, daya ingat jangka

menengah baik, jangka pendek, dan jangka segera juga baik.Penilaian

pasiendalam norma sosial, uji daya nilaitidak terganggu. Pasien merasa

dirinya sakit namun tidak diketahui penyebabnya dan secara keseluruhan

pernyataan pasiendapat dipercaya. Dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan

adanya kelainan.

VII. FORMULASI DIAGNOSIS

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perasaan atau mood yang

bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability

(hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien,sehingga dapat

disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.

Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis baik

alloanamnesis dan autoanamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam medik,

tidak ditemukan riwayat demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun

kelainan organik. Oleh karena itu diagnosis gangguan mental organik

(F.0) dan penggunaan zat psikoaktif (F.1) dapat disingkirkan. Pada

pasien didapatkan adanya gangguan afektif yaitu mood hipotimia, afek

depresi dan kesesuaian appropriate. Keluhan disertai dengan perasaan

sedih, murung, kehilangan minat, tidak percaya diri, merasa bersalah, tidak

berguna bahkan terlintas dipikirannya untuk mati, nafsu makan berkurang.

Keluhan dirasakan kembali enam bulan terakhir ini, keluhan ini bukanlah

yang pertama, melainkan sudah kedua kalinya dirasakan oleh pasien

12

Page 13: Anita Cr Jiwa

sehingga diagnosis pasien adalah gangguan depresif berulang (F.33),

sekaligus menyingkirkan diagnosis gangguan depresif (F.32). Pada

pasien juga ditemukan tiga gejala utama dengan terdapat enam gejala

lainnya, yang terdiri dari afek depresif, kehilangan minat dan

kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan

menurunnya aktivitas. Selain itu, didapatkan enam gejala lainnya berupa

konsentrasi dan perhatian berkurang, kepercayaan diri berkurang, gagasan

rasa bersalah dan tidak berguna, gagasan membahayakan diri sendiri, tidur

terganggu, nafsu makan berkurang. Berdasarkan gejala tersebut pasien

dapat didiagnosa menderita gangguan depresif berulang, episode kini

berat tanpa gejala psikotik (F.33.2).

Pada aksis II tidak ada diagnosis, karenakan pada autoanamnesis tidak

didapatkan gangguan tumbuh kembang pada usia kanak-kanak dan remaja.

Pasien menyelesaikan pendidikan SD nya dengan baik dan tidak

dilanjutkan karena masalah ekonomi. Dari data tersebut diagnosis

retardasi mental (F.70) dapat disingkirkan. Pada anamnesis dan

pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik. Aksis III tidak

ada diagnosis, karena pada pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.

Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan lingkungan tempat

tinggalnya. Apabila pasien bertemu dengan tetangganya yang pernah

membicarakannya kepada tetangga lain pasien selalu merasa kesal. Pasien

malu untuk bergaul dengan lingkungan sekitar tempat tinggalnya, merasa

tidak percaya diri.Akhirnya pasien lebih sering menyendiri, melamun dan

menangis di dalam kamar. Sehingga pada aksis IV terdapat adanya stresor

masalah psikososial dan lingkungan. Pada aksis V, penilaian terhadap

kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya menggunakan

skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat dilakukan

wawancara, skor GAF 50-41 (gejalaberat (serious) dan disabilitas berat).

13

Page 14: Anita Cr Jiwa

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I :gangguan depresif berulang episode kini berat tanpa gejala

psikotik (F.33.2) dd. gangguan depresif berulang episode

kini berat dengan gejala psikotik (F.33.3)

Aksis II : tidak ada diagnosis

Aksis III : tidak ada diagnosis

Aksis IV : masalah psikososial dan lingkungan

Aksis V : GAF50-41 (saat ini)

IX. DAFTAR PROBLEM

a. Organobiologik:  tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang

bermakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter.

b. Psikologik: ditemukan gangguan afektif berupa mood hipotimia dan

afek depresi sehingga pasien membutuhkan psikoterapi.

c. Sosiologik: ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, sehingga

pasien membutuhkan sosioterapi.

X. PROGNOSIS

Faktor yang meringankan :

1. Dukungan keluarga

2. Motivasi yang kuat

3. Tidak ada riwayat keluarga

Faktor yang memperberat:

1. Sikap tetangga

2. Kambuh-kambuhan

3. Kebutuhan ekonomi

a. Quo ad vitam : dubia ad bonam

b. Quo ad functionam : dubia ad bonam

c. Quo ad sanationam : dubia ad bonam

14

Page 15: Anita Cr Jiwa

XI. RENCANA TERAPI

a. Psikofarmaka :

Golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)

Fluoxetine 1 x 20 mg (dosis pemeliharaan dosis tunggal yang

diberikan pada pagi hari)

Chlordiazepoxide 2x 5mg

b. Psikoterapi Supportif

Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk

menceritakan keluhan dan isi hati sehingga pasien tidak merasa

terbebani.

Konseling : memberikan pengertian kepada pasien mengenai

penyakitnya dan memahami kondisinya serta menganjurkan untuk

berobat teratur.

Sosioterapi : memberikan penjelasan pada suami pasien dan

orang-orang disekitar pasien untuk memberikan dorongan dan

menciptakan lingkungan yang kondusif.

XII. PEMBAHASAN

a. Apakah diagnosis sudah tepat?

Menurut kami diagnosis pada kasus ini sudah tepat karena, pada

pasien ditemukan adanya gangguan suasana perasaan serta

menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya)

dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien.

Aksis I

Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis,

pemeriksaan fisik dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat demam

tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Oleh

karena itu, hal ini menjadi dasar untuk menyingkirkan diagnosis

gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan zat psikoaktif

15

Page 16: Anita Cr Jiwa

(F.1). Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan

suami pasien. Pada pasien didapatkan gangguan afektif yaitu mood

hipotimia, afek depresi dan kesesuaian appropriate. Keluhan disertai

dengan perasaan sedih, murung, kehilangan minat, tidak percaya diri,

merasa bersalah, tidak berguna bahkan terlintas dipikirannya untuk

mati, nafsu makan berkurang. Keluhan dirasakan kembali enam bulan

terakhir ini, keluhan ini bukanlah yang pertama, melainkan sudah

kedua kalinya dirasakan oleh pasien sejak ± 6 tahun yang lalu

sehingga diagnosis untuk pasien ini adalah gangguan depresif

berulang (F.33), sekaligus menyingkirkan diagnosis gangguan

depresif (F.32). Pada pasien juga ditemukan tiga gejala utama dengan

terdapat enam gejala lainnya, yang terdiri dari afek depresif,

kehilangan minat dan kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju

keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas. Selain itu, didapatkan

enam gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian berkurang,

kepercayaan diri berkurang, gagasan rasa bersalah dan tidak berguna,

gagasan membahayakan diri sendiri, tidur terganggu, nafsu makan

berkurang. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa

pasien menderita gangguan depresif berulang, episode kini berat

tanpa gejala psikotik (F.33.2).

Aksis II

Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada autoanamnesis tidak

didapatkan gangguan tumbuh kembang pada usia kanak-kanak dan

remaja. Pasien menyelesaikan pendidikan SD nya dengan baik dan

tidak dilanjutkan karena masalah ekonomi, sehingga dapat

menyingkirkan diagnosis retardasi mental (F.70).

Aksis III

Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat

penyakit fisik. Dari pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.

16

Page 17: Anita Cr Jiwa

Oleh karena itu dapat disimpulkan pada aksis III tidak ada

diagnosis.

Aksis IV

Pasien memiliki hubungan yang kurang baik dengan lingkungan

tempat tinggalnya. Apabila pasien bertemu dengan tetangganya yang

pernah membicarakannya kepada tetangga lain pasien selalu merasa

kesal. Pasien malu untuk bergaul dengan lingkungan sekitar tempat

tinggalnya, merasa tidak percaya diri.Akhirnya pasien lebih sering

menyendiri, melamun dan menangis di dalam kamar. Sehingga pada

aksis IV terdapat adanya stresor masalah psikososial dan lingkungan.

Aksis V

Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam

kehidupannya menggunakan skala GAF (Global Assessment of

Functioning). Pada saat dilakukan wawancara, skor GAF 50-41

(gejala berat (serious) dan disabilitas berat). Hal ini ditandai dengan

pasien tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

b. Apakah rencana terapi sudah tepat?

Rencana terapi pada kasus ini sudah tepa, karena berdasarkan buku

ajar psikiatri FK UI, pengobatan depresi adalah dengan farmakoterapi

serta psikoterapi untuk menurunkan banyaknya stressor dalam hidup

pasien. Pada farmakoterapi yang dipilih untuk pasien ini adalah

Fluoxetin yang merupakan obat antidepresi golongan SSRI (Selective

Serotonoin Reuptake Inhibitors). Sertraline dipilih karena obat ini

memiliki efek kardiologik yang minimal dibandingkan obat

antidepresi golongan yang lain. Selain itu golongan SSRI juga

memiliki efek samping lain yang minimal, spektrum antidepresi yang

luas, dengan gejala putus obat sangat minimal, serta lethal dose yang

tinggi (>6000mg) sehingga relatif aman untuk pasien ini yang berobat

jalan.

17

Page 18: Anita Cr Jiwa

Disertai dengan pemberian obat golongan Benzodiazepine untuk

mengobati symptom, hal ini dikarenakan efek obat fluoxetin baru akan

muncul setelah dua minggu.

c. Apakah prognosis sudah tepat?

Pada prognosis pasien terdapat beberapa hal yang harus pertimbangan

karena memperngaruhi prognosis pasien:

Faktor yang meringankan :

Dukungan keluarga (suami yang selalu mendukung dan

mengantar pasien)

Motivasi yang kuat (keinginan kuat yang ingin sembuh)

Tidak ada riwayat keluarga (keluarga pasien tidak ada yang

mengalami gangguan yang sama)

Faktor yang memperberat:

Sikap tetangga (mengatakan pasien orang gila)

Kambuh-kambuhan

Ekonomi yang kurang

Dari data tersebut dapat terlihat bahwa daftar yang memperingan lebih

banyak dibanding yang memperberat sehingga di prognosis dubia ad

bonam, selain itu kasus ini tidak terdapat gangguan psikosis yang

dapat memperberat prognosis.

18

Page 19: Anita Cr Jiwa

2008

Riwayat perjalanan penyakit

19

lahir 18 tahun(Menikah)

25 thn19 tahun

Tidak percaya diri, malu untuk

keluar rumah, sehingga

menyendiri, melamun, menangis

di kamar

Lalu pasien dan suaminya sempat

tinggal dirumah ibu pasien selama

±5 bulan

1990 2007Sekarang

(2015)

Sulit tidur

Tidak percaya diri, malu untuk keluar

rumah, sehingga menyendiri, melamun,

menangis di kamar

Sensitif mudah marah dan merasa ada yang

membicarakan

Nafsu makan berkurang

Merasa tidak berguna dan ingin mati saja

Malas mengerjakan pekerjaan rumah tangga

Page 20: Anita Cr Jiwa

DAFTAR PUSTAKA

1. Amir, Nurmiati. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. FKUI. 2013

2. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7 jilid 1. Jakarta: Binarupa

Aksara.2010.

3. Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.

Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007.

4. Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klini Obat Psikotropik. Edisi

Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007.

20