kimia analisa kualitatif anion anion yang menguap, melakukan perubahan warna dan bereaksi redoks
anion gap
-
Upload
yohanes-malindo-wiyaa-dbs-uno -
Category
Documents
-
view
76 -
download
4
description
Transcript of anion gap
![Page 1: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/1.jpg)
Anion gap (mEq/L) = (Na+) - {(Cl-) + (HCO3-)}
2.2 Anion Gap2.2.1 Definisi
Anion gap adalah suatu pengukuran antara jumlah kation terukur
dikurangi jumlah anion terukur di dalam darah. Anion gap merupakan
representasi dari ion-ion tidak terukur dalam plasma atau serum.3,4
Nilai anion gap dapat normal, tinggi , atau rendah. Anion gap yang
tinggi menunjukkan proses asidosis metabolik, peningkatan keasaman
dalam darah karena proses metabolik. Anion gap yang rendah relatif
jarang tetapi dapat terjadi karena adanya protein bermuatan positif
abnormal, seperti pada multiple myeloma. Anion gap digunakan untuk
menentukan differensial diagnosis dari metabolik asidosis. 3,4
2.2.2 Pengukuran Anion GapAnion gap dihasilkan dari pengurangan jumlah konsentrasi natrium
dan kalium (kation) dengan jumlah konsentrasi klorida dan bikarbonat
(anion). Kation terukur adalah natrium (Na+), kalium (K+), kalsium (Ca+)
dan magnesium (Mg2+). Kation tidak terukur mencakup protein serum
yang dalam keadaan normal jumlahnya sedikit, dan beberapa protein
patologis (misalnya paraprotein yang ditemukan pada multiple myeloma).
Sedangkan anion terukur adalah klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), dan
fosfat (PO3-) dengan anion tidak terukur adalah sulfat dan sejumlah
protein serum (dominan albumin). Yang disepakati untuk pengukuran
anion gap adalah natrium, klorida dan bikarbonat.4
Keseimbangan antara kation dan anion dapat dilihat dari persamaan
berikut:3
o (Na+) + (kation lain) = (Cl-) + (HCO3-) + (anion lain)
o (Na+) - {(Cl-) + (HCO3-)} = (anion lain) – (kation lain) = anion gap
2.2.3 Rentang Normal Anion GapRata-rata nilai anion gap untuk dewasa sehat adalah 8 – 12
mEq/L.Pada orang normal ada beberapa anion tak terukur di dalam
serum sehingga anion gap selalu positif. Disebut anion gap tinggi bila
lebih dari 12 mEq/L. Sebelumnya metode untuk pengukuran anion gap
![Page 2: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/2.jpg)
terdiri dari kolorimetri untuk (HCO3-) dan (Cl-) dan fotometri untuk (Na+)
dan (K+). Sehingga rentang normal anion gap dari 8 sampai 16 mEq/L
plasma bila tidak mengikutsertakan (K+) dan dari 10 sampai 20 mEq/L
plasma bila mengikutsertakan (K+). Analiser modern menggunakan
elektrode ion selektif yang memberikan anion gap normal kurang dari 11
mEq/L. Berdasarkan pada klasifikasi baru, anion gap dikatakan tinggi bila
lebih dari 11 mEq/L dan anion gap normal adalah 3 – 11 mEq/L.2 Nilai
anion gap dapat mencapai 20 mEq/L jika nilai kalium ditambahkan pada
persamaan tersebut.
Anion gap berhubungan erat dengan kadar albumin. Anion gap
akan turun 2,5 mmol/L setiap penurunan albumin 1 g/dL. Oleh karena itu,
nilai anion gap harus disesuaikan pada kondisi hipoalbuminemia:
Anion Gap = Anion Gap Terukur + 2,5 (4 – Kadar Albumin Plasma)
Bila anion gap koreksi > 11 mEq/L, berarti terjadi asidosis metabolik
dengan peningkatan anion gap.4
Nilai anion gap yang sangat tinggi (> 20 mmol/L) mengindikasikan
adanya kondisi HAGMA, meski pH atau kadar [HCO3-] masih normal.
Setelah diketahui nilai anion gap tinggi, maka perlu ditentukan nilai
excess anion gap untuk mengidentifikasi ada/tidaknya kelainan sekunder
dengan menilai ada/tidaknya kompensasi tubuh yang adekuat:4
Excess anion gap: ∆AG = Anion Gap – 11
Langkah selanjutnya adalah menambahkan nilai excess anion gap
dengan [HCO3-] terukur. Bila total perhitungan sama dengan kadar
[HCO3-] normal, berarti telah terjadi simple HAGMA. Bila total perhitungan
melebihi kadar [HCO3-] normal, maka menunjukkan terlalu banyaknya
[HCO3-] dalam tubuh, dan berarti juga terdapat alkalosis metabolik. Bila
total perhitungan kurang dari kadar [HCO3-] normal, maka menunjukkan
terlalu sedikitnya [HCO3-] dalam tubuh, dan berarti juga terdapat NAGMA.5
2.2.4 Interpretasi Anion GapAnion gap yang meningkat menunjukkan adanya penambahan
anion tidak terukur yang pada dasarnya bersifat asam, dan terjadi
penurunan kation yang tidak terukur (hipomagnesemia, hipokalsemia).2,4
![Page 3: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/3.jpg)
Bila anion pada asam bukan Cl- (misalnya laktat, keton
[asetoasetat, β-hidroksibutirat], salisilat, format, glikolat), maka anion gap
meningkat, dan disebut sebagai High Anion Gap Metabolic Acidosis
(HAGMA).12 Penurunan [HCO3-] tidak sesuai peningkatan [Cl-], tetapi
sesuai peningkatan anion tak terukur:4,5,
HA + NaHCO3 → NaA + H2CO3 → CO2 + H2O
Di mana A adalah anion tak terukur.
Bila anion pada asam yang ditambahkan ke dalam plasma adalah
[Cl-], maka anion gap akan normal, dan disebut Normal Anion Gap
Metabolic Acidosis (NAGMA). Penurunan [HCO3-] sesuai dengan
peningkatan [Cl-]:
HCl + NaHCO3 → NaCl + H2CO3 → CO2 + H2O
Penggantian elektrolit ekstraseluler dari [HCO3-] dengan [Cl-] tidak
menyebabkan perubahan pada penghitungan anion gap, asalkan
penjumlahan [Cl-] + [HCO3-] konstan. Namun, karena adanya kebutuhan
listrik netral, maka klorida plasma akan menggantikan bikarbonat yang
kurang, sehingga terdapat kelebihan kadar [Cl-], dan terjadi asidosis
metabolik hiperkloremik.3,4
Tabel 1. Anion Gap pada Asidosis Metabolik.4
Mekanisme Hilangnya HCO3
Anion Gap yang Diharapkan
Klorida
Hilangnya bikarbonat Normal Tinggi
Titrasi oleh asam yang
berlebihMeningkat Normal
Anion gap dapat menurun pada peningkatan kadar kation yang
tidak terukur (hiperkalsemia, hipermagnesemia), penambahan kation
abnormal pada darah (intoksikasi lithium), penurunan anion albumin
![Page 4: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/4.jpg)
tubuh, atau pada keadaan hiperproteinemia, hiperlipidemia, dan
hiperglikemia yang menyebabkan salahnya perhitungan kadar natrium.
Intoksikasi bromida dapat membuat ion Br disalahartikan sebagai ion [Cl-]
oleh autoanalyzer, sehingga menyebabkan penurunan anion gap yang
tidak tepat.3,4
Anion gap meningkat ketika terdapat anion atau asam berlebihan
di dalam darah. Hal ini dapat disebabkan karena produksi asam terlalu
banyak atau adanya hambatan pembuangan asam (baik melalui paru-
paru, lambung, ataupun ginjal). Asidosis memicu pernapasan yang cepat
(upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 berlebih), ketidak-mampuan untuk
menahan napas (asam memicu kekuatan untuk menghembuskan napas),
serta tekanan darah rendah (terkait dengan vasodilatasi). Pada tahap
lanjut, asidosis menyebabkan depresi susunan saraf pusat melalui
penurunan transmisi sinaptik. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan,
kelemahan umum, disorientasi, bahkan koma dan kematian.2
Gambar 3. Skema patofisiologi asidosis metabolik.2
![Page 5: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/5.jpg)
Anion gap yang tinggi menunjukkan bahwa muatan listrik pada
cairan ekstraseluler terlalu negatif dibandingkan muatan listrik intraseluler.
Karena muatan yang melalui membran sel diperlukan untuk produksi
energi dan enzim, maka berkurangnya muatan akan mengakibatkan
berkurangnya produksi energi (fosforilasi oksidatif dan ATP). Anion gap
yang tinggi juga menunjukkan adanya kebutuhan fungsional terhadap
mineral yang bersifat alkali.2
Potensial listrik intra- dan ekstraseluler merupakan dasar untuk
hampir semua aktivitas yang terjadi di dalam sel. Di dalam sel, kation
utamanya adalah kalium, dan anion utamanya adalah fosfor. Di luar sel,
natrium diseimbangkan oleh klorida. Keseimbangan elektrolit intra- dan
ekstraseluler diatur oleh pompa Na-K yang mengirimkan kalium ke
intraseluler dan mengirimkan natrium ke ekstraseluler. Ketika terdapat
ketidak-seimbangan elektrolit, maka potensial listrik tidak dapat
dihasilkan, sehingga mengganggu produksi energi dan fungsi sel.4
HAGMA dapat disebabkan oleh beberapa hal di bawah ini, yang
biasa disingkat sebagai KULT dan CATMUDPILES.
K = Ketoacidosis (KAD, ketoasidosis alkoholik, kelaparan).
Terjadi produksi berlebih keton terkait dengan metabolisme lemak dan
protein. Adanya proses glukoneogenesis menyebabkan
pemecahan protein dan lemak menjadi glukosa. Metabolit dari proses
tersebut adalah keton yang bermuatan negatif. Semakin banyak keton
yang terbentuk akan mengakibatkan jumlah ion negatif menjadi lebih
tinggi dibandingkan dengan ion positif, sehingga terjadilah anion gap
yang tinggi.
U = Uremia (renal failure: ditandai dengan peningkatan BUN dan
kreatinin).
Uremia terkait dengan kegagalan fungsi ginjal. Fungsi ginjal yang tidak
baik menyebabkan produksi ureum dari metabolit protein tidak bisa
dikeluarkan dari darah, akibatnya terjadi penumpukan ureum dalam
darah. Ureum bermuatan negatif, sehingga terjadi peningkatan anion
gap.
![Page 6: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/6.jpg)
L = Lactic acidosis.
Produksi berlebih laktat terkait dengan gagal napas (hipoksia),
gangguan enzim metabolisme karbohidrat, defisiensi gizi yang
mengganggu kemampuan tubuh untuk melakukan metabolisme laktat
(vitamins B, terutama vitamin B1). L-laktatemia dapat terjadi akibat
kondisi hipoperfusi (ketoasidosis diabetikum, syok sepsis, syok
kardiogenik), intoksikasi karbon monoksida, sianida, biguanid. D-
laktatemia dapat terjadi akibat short bowel syndrome.
Asidosis laktat berbeda dengan hiperlaktatemia, di mana pH pada
hiperlaktatemia masih normal, namun terjadi peningkatan kadar laktat,
sedangkan rasio laktat/piruvat-nya tetap konstan. Asidosis laktat telah lama
digunakan sebagai prediktor survival post-trauma, baik trauma tembus
maupun tumpul.
T = Toxins (etilen glikol, propilen glikol, metanol, metformin, paraldehid,
salisilat, isoniazid).
Semua senyawa tersebut menyebabkan peningkatan kadar anion
dalam darah, yang akan berakibat pada peningkatan anion gap.2,4
C = Cyanide, carbon monoxide
A = Alcoholic ketoacidosis
T = Toluene
M = Methanol, methaemoglobin
U = Uremia
D = DKA (juga kelaparan)
P = Paraldehyde
I = INH, iron (via lactic acidosis)
L = Lactic asidosis
E = Ethylene glycol
![Page 7: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/7.jpg)
S = Salicylate, solvent.2,4
Suatu kelainan dengan anion gap yang normal (NAGMA) yaitu
terjadinya asidosis hiperkloremik, disebabkan karena menurunnya ion
HCO3- dan tubuh mengkompensasi dengan meningkatkan ion Cl-.
Beberapa kondisi dengan kadar ion HCO3- yang turun antara lain diare,
renal tubular asidosis, hipoaldosteron, gagal ginjal, terapi ammonium
klorida, nutrisi parenteral total.
Penyebab NAGMA dapat pula disingkat USEDCARP:2,4
U = Ureterosigmoidostomy.
Pasien ureterosigmoidostomy mengalami akumulasi urine di colon.
Kandungan klorida dan amonium urine ini akan direabsorbsi dan
ditukar dengan bikarbonat, akibatnya pasien akan kehilangan
bikarbonat, namun terkompensasi dengan peningkatan klorida,
sehingga anion gap tetap normal.
S = Small bowel fistula.
Mekanisme terjadinya peningkatan klorida dan hilangnya bikarbonat
hampir sama dengan ureterosigmoidostomy. Bikarbonat akan hilang
melalui fistula.
E = Extra chloride.
Pemberian makanan atau preparat dengan kadar klorida tinggi
menyebabkan peningkatan klorida.
D = Diarrhea.
Diare terutama pada anak menyebabkan kehilangan bikarbonat dalam
jumlah sangat besar, sekitar 70-80 meq/L. Sebagai kompensasi, tubuh
akan mempertahankan anion klorida melalui reabsorbsi klorida dari
ginjal. Mekanisme ini akan semakin meningkat bila sudah tidak ada
lagi anion lain yang digunakan untuk bereaksi dengan ion H+ dalam
darah. Akibatnya terjadi asidosis metabolik dengan kadar klorida
dalam darah yang meningkat.
![Page 8: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/8.jpg)
C = Carbonic anhidrase inhibitor.
Adanya penghambat enzim karbonik anhidrase menyebabkan
terganggunya proses perubahan asam karbonat menjadi bikarbonat
dan ion [H+], sehingga tubuh akan kekurangan bikarbonat. Pada saat
sudah tidak ada lagi anion yang bisa bereaksi dengan ion H+, maka
tubuh akan mempertahankan anion terakhir yaitu klorida, sehingga
kadar klorida akan naik dan anion gap tetap normal.
A = Adrenal insufficiency.
R = Renal tubular acidosis.
Sering terjadi pada anak karena kelainan kongenital ginjal. Pasien
dengan RTA dapat kehilangan bikarbonat dalam jumlah besar diikuti
dengan kehilangan natrium. Akibatnya akan terjadi asidosis metabolik.
Namun karena natrium juga ikut hilang, maka nilai anion gap tetap
normal atau turun.
P = Pancreatic fistula.
Beberapa penyebab menurunnya anion gap antara lain :
1. Alkalosis dengan berbagai penyebab
2. Multiple myeloma
3. Hiponatremia
4. Hipoalbuminemia
5. Bromide
7. Kation darah yang meningkat (kalsium dan magnesium)
8. keracunan lithium
9. hipothyroid primer
10. penyakit ginjal
11. Polymixin B
Asidosis MetabolikAsidosis metabolik adalah gangguan sistemik yang ditandai dengan
penurunan primer dari kadar bikarbonat palsma, sehingga terjadi
penurunan PH (peningkatan H+). Ditandai dengan pH arteri darah < 7,35
dan jumlah bikarbonat plasma < 20 mmol/L. kompensasi pernafasan akan
segera dimulai untuk menurunkan pCO2 melalui hiperventilasi sehingga
![Page 9: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/9.jpg)
saidosis metaboloik jarang terjadi secara akut. Umumnya peningkatan
dari anion gap sering dihubungkan dengan metabolik asidosis. Secara
praktis, metabolik asidosis dibagi dalam proses yang berhubungan
dengan anion gap normal (3-11 mEq/L) (Normal Anion Gap Metabolic
Acidosis atau NAGMA) atau peningkatan anion gap (> 11 mEq/L) (High
Anion Gap Metabolic Acidosis atau HAGMA).1,2,3,5
Gambar 1. Skema mekanisme terjadinya asidosis dan alkalosis.
2.3.1 Asidosis Metabolik dengan Peningkatan Anion GapSebab – sebab dari asidosos metabolik dengan selisih anion gap
yang tinggi adalah peningkatan anion yang tak terukur seperti asam
sulfat, asam laktat, dan asm-asam organik lainnya. Peningkatan anion
gap dihasilkan dari anorganik (misalnya fosfat, atau sulfat), organik
(misalnya asam keton atau laktat), atau asam eksogen (misalnya salisilat)
yang tidak dapat dinetralisir secara keseluruhan oleh bikarbonat.
Penyebab terbanyak dari peningkatan anion gap dapat diingat dengan
singkatan MUDPILES (box 1). Ada 4 prinsip etiologi dari asidosis anion
gap tinggi yaitu lactic acidosis, ketoacidosis, toksin, dan gagal ginjal5.
![Page 10: anion gap](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082317/5695d4471a28ab9b02a0e44f/html5/thumbnails/10.jpg)