ANGKET KEPEMIMPINAN KEPALA...

85
ANGKET KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH Nama : Mata Pelajaran yang Diampu : Petunjuk pengisian: 1. Angket ini hanya untuk kepentingan penelitian saja 2. Isilah angket ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya 3. Berilah tanda (x) pada kolom jawaban. SS untuk Sangat Setuju/Selalu, S untuk Setuju/Sering, TS untuk Tidak Setuju/Tidak Sering dan STS untuk Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sering No Pertanyaan SS S TS STS 1. Kepala madrasah merumuskan misi dan tujuan madrasah secara jelas 2. Kepala madrasah merumuskan dan meneliti pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh seluruh personil madarasah 3. Kepala madrasah menentukan langkah-langkah strategis untuk mencapai misi dan tujuan madrasah 4. Kepala madrasah menentukan rencana tahunan madrasah yang mencakup Kepegawaian dan Perlengkapan madrasah 5. Kepala madrasah menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi madrasah 6. Kepala madrasah membuat struktur organisasi madrasah yang efektif dan efisien 7. Kepala madrasah memberikan tugas mengajar kepada guru sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya 8. Kepala madrasah menyusun rincian tugas setiap personil madrasah secara jelas 9. Kepala madrasah dapat mengoptimalkan hari-hari efektif belajar untuk kegiatan belajar mengajar 10. Kepala madarasah mengembangkan metode/cara mengajar siswa 11. Kepala madrasah mengembangkan program pengajaran perbaikan bagi para siswa yang belum

Transcript of ANGKET KEPEMIMPINAN KEPALA...

ANGKET KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH

Nama :

Mata Pelajaran yang Diampu :

Petunjuk pengisian:

1. Angket ini hanya untuk kepentingan penelitian saja

2. Isilah angket ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

3. Berilah tanda (x) pada kolom jawaban. SS untuk Sangat Setuju/Selalu, S

untuk Setuju/Sering, TS untuk Tidak Setuju/Tidak Sering dan STS untuk

Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Sering

No Pertanyaan SS S TS STS

1. Kepala madrasah merumuskan misi dan tujuan

madrasah secara jelas

2. Kepala madrasah merumuskan dan meneliti

pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh

seluruh personil madarasah

3. Kepala madrasah menentukan langkah-langkah

strategis untuk mencapai misi dan tujuan madrasah

4. Kepala madrasah menentukan rencana tahunan

madrasah yang mencakup Kepegawaian dan

Perlengkapan madrasah

5. Kepala madrasah menganalisis faktor-faktor

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi madrasah

6. Kepala madrasah membuat struktur organisasi

madrasah yang efektif dan efisien

7. Kepala madrasah memberikan tugas mengajar

kepada guru sesuai dengan latar belakang

pendidikan yang dimilikinya

8. Kepala madrasah menyusun rincian tugas setiap

personil madrasah secara jelas

9. Kepala madrasah dapat mengoptimalkan hari-hari

efektif belajar untuk kegiatan belajar mengajar

10. Kepala madarasah mengembangkan metode/cara

mengajar siswa

11. Kepala madrasah mengembangkan program

pengajaran perbaikan bagi para siswa yang belum

mencapai ketuntasan belajar

12. Kepala madrasah mengembangkan program-

program ekstra kulikuliler yang berwawasan

keunggulan

13. Kepala madrasah memberikan saran, masukan dan

sugesti kepada seluruh personil madrasah

14. Kepala madrasah membangkitkan semangat kerja

seluruh personil madrasah

15. Kepala madrasah menjadi sumber inspirasi untuk

kemajuan madrasah

16. Kepala madrasah memberikan bimbingan dan

arahan secara berkala kepada seluruh personil

madrasah

17. Kepala madrasah memberikan penghargaan yang

layak kepada personil madrasah yang berprestasi

18. Kepala madrasah memberikan sanksi atau hukuman

yang tegas kepada personil madrasah yang

melanggar aturan

19. Kepala madrasah memiliki kepribadian yang patut

dicontoh oleh seluruh elemen madrasah

20. Kepala madrasah memiliki pengalaman yang luas

tentang dunia madrasah

21. Kepala madrasah memahami tugas-tugas apa saja

yang harus dikerjakan olehnya.

22. Kepala madrasah memahami keinginan bawahan

(guru, staf dan para siswa)

23. Kepala madrasah memahami iklim organisasi yang

dibawahinya.

24. Kepala madrasah memposisikan dirinya sebagai

seorang pemimpin madrasah.

25. Kepala madrasah memahami segala

keputusan/kebijakan yang diambil yang berkaitan

dengan madrasah

26. Memahami tugas-tugas apa saja yang harus

dikerjakan oleh tiap-tiap personil madrasah

27. Wakil kepala madrasah mengambil keputusan

sendiri ketika kepala madrasah tidak ada di

madrasah

28. Kepala madrasah meluangkan waktu untuk

mengerjakan tugas diluar tugas sebagai kepala

madrasah

29. Kepala madrasah menjadi contoh / suri tauladan

yang baik bagi seluruh personil madrasah

30. Kepala madrasah menyampaikan Informasi tentang

berbagai kemajuan dan prestasi madarasah kepada

masyarakat luas

31. Kepala madrasah menyampaikan informasi tentang

berbagai kendala atau masalah yang terjadi di

madrasah

32. Kepala madrasah bermusyawarah dengan elemen-

elemen madrasah untuk mencari solusi dari masalah

yang dihadapi

33. Kepala madrasah memiliki ide-ide dan kreasi-kreasi

untuk kemajuan madrasah

34. Kepala madrasah merumuskan kriteria-kriteria

keberhasilan program madrasah

35. Kepala madrasah merumuskan indikator-indikator

untuk mengukur keberhasilan program madrasah

36. Kepala madrasah mengakui dan menghargai setiap

prestasi yang dihasilkan oleh staf, guru, ataupun

para siswa

37. Kepala madrasah menciptakan keamanan dan

ketertiban khususnya di lingkungan madrasah

38. Kepala madrasah menciptakan suasana

kebersamaan di lingkungan madrasah

39. Kepala madrasah memenuhi segala kebutuhan yang

dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan madrasah

40. Kepala madrasah memonitor perkembangan

kualitas guru dan para siswa

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

i

ABSTRAK

ERI MUHIBUDDIN, 204018203254, EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM SUKABUMI

Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan bahwa seorang kepala

madrasah yang mempunyai jabatan rangkap seharusnya menyebabkan kurang

efektifnya madrasah tersebut. Tetapi pada MTs Nurul Islam Sukabumi ini

meskipun kepala madrasah mempunyai pekerjaan lain selain tugasnya sebagai

kepala madrasah, madrasahnya berjalan efektif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kepemimpinan

kepala madrasah dalam mengembangkan lembaga pendidikan islam. Adapun

madrasah yang menjadi objek penelitian adalah Madrasah Tsanawiyah Nurul

Islam Sukabumi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan pendekatan

fenomenologi. Penelitian deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan data

berdasarkan wawancara dan penyebaran angket yang berisi 40 pertanyaan tentang

efektivitas kepemimpinan kepala madraasah. Angket ini dibagikan kepada

responden yaitu guru dan staf MTs Nurul Islam Sukabumi. Jawaban angket

tersebut dihitung dengan rumus presentase kemudian diolah dan dijelaskan secara

deskriptif.

Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui secara rinci

bahwa kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sukabumi

berjalan efektif, keefektifan tersebut meliputi proses kerja, kualifikasi pribadi dan

tingkat penyelesaian tugas dalam pencapaian tujuan.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas

kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam berjalan pada tingkat

efektif dengan rata-rata nilai 75,54%.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, bahwa atas dasar rahmat

dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,

sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.

Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

penulis alami. Namun berkat dorongan, bantuan serta bimbingan dari semua pihak,

segala hambatan serta kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu tidak

berlebihan bila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Drs. Rusdy Zakaria, M.Pd, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan

Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan;

3. Dra. Eri Rosatria, M.Ag dan Syafril, M.Pd, dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini;

4. Ayahanda A. Misbahuddin Aziz, A.Ma dan Ibunda I Hasibah, yang senantiasa

memberikan do’a yang tulus serta cinta kasih yang tak terhingga, kakak-kakak

tercinta Epi Sapuroh, M. Ilyas, Isep IR dan Eni I serta adik Irfan H dan Eja A,

terima kasih atas bantuan, do’a dan motivasinya;

5. Teman-teman KIMP angkatan 2004 Murtado, Nursiwan dan Ahmad Syahroni

yang selalu memberikan motivasi dan do’a selama penulis menyusun skripsi;

6. Teman-teman yang tak bisa disebutkan satu-per-satu, atas bantuannya baik

materiil maupun moriil.

iii

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah banyak diberikan kepada penulis

mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Akhir kata penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bemanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan di masa mendatang.

Amin

Bekasi, Oktober 2010

Penulis,

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Indentifikasi Masalah ................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ................................................................... 6

E. Kegunaan Penelitian................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORITIK

A. Kepemimpinan Kepala Madrasah

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah .................... 7

2. Fungsi dan Peranan Kepala Madrasah ................................ 12

3. Model Kepemimpinan Kepala Madrasah ............................ 20

4. Langkah-langkah Meningkatkan Kepemimpinan Kepala

Madrasah ............................................................................. 21

B. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah

1. Pengertian Efektivitas .......................................................... 27

2. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas

Kepemimpinan Kepala Madrasah ....................................... 28

3. Indikator Kepemimpinan yang Efektif................................. 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ....................................................................... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 33

C. Metode Penelitian....................................................................... 33

v

D. Populasi dan Sampel .................................................................. 33

E. Instrumen Penelitian................................................................... 34

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35

G. Teknik Analisis Data ................................................................. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 37

B. Deskripsi dan Analisis Data ...................................................... 43

C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 72

B. Saran .......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN LAMPIRAN

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi Quisioner Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah di

MTs Nurul Islam Sukabumi

Table 2 Data keadaan tenaga pendidik MTs Nurul Islam Tahun ajaran

2000-2010

Tabel 3 Data tenaga kerja/karyawan MTs Nurul Islam

Table 4 Data jumlah siswa MTs Nurul Islam

Tabel 5 Data sarana dan prasarana

Tabel 6 Merumuskan misi dan tujuan madrasah secara jelas

Tabel 7 Merumuskan dan meneliti pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilaksanakan oleh seluruh personil madarasah

Tabel 8 Merumuskan dan meneliti pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilaksanakan oleh seluruh personil madarasah

Tabel 9 Menentukan rencana tahunan madrasah yang mencakup

kepegawaian dan perlengkapan madrasah

Tabel 10 Mengoptimalkan hari-hari efektif belajar untuk kegiatan belajar

mengajar

Tabel 11 Menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman yang dihadapi madrasah

Tabel 12 Menyampaikan informasi tentang berbagai kendala atau masalah

yang terjadi di madrasah

Table 13 Bermusyawarah dengan elemen-elemen madrasah untuk mencari

solusi dari masalah yang dihadapi

Tabel 14 Membuat struktur organisasi madrasah yang efektif dan efisien

Table 15 Memberikan tugas mengajar kepada guru sesuai dengan latar

belakang pendidikan yang dimilikinya

Tabel 16 Menyusun rincian tugas setiap personil madrasah secara jelas

Tabel 17 Meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas di luar tugasnya

sebagai kepala madrasah

vii

Tabel 18 Memberikan bimbingan dan arahan secara teratur dan baik kepada

seluruh personil madrasah

Tabel 19 Memberikan penghargaan yang layak kepada personil madrasah

yang berprestasi

Tabel 20 Memberikan sanksi atau hukuman yang tegas kepada personil

madrasah yang melanggar aturan

Tabel 21 Memahami tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan olehnya

Tabel 22 Memahami tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan oleh tiap-

tiap personil madrasah

Tabel 23 Menyampaikan informasi tentang berbagai kemajuan dan prestasi

madrasah kepada masyarakat luas

Tabel 24 Merumuskan kriteria-kriteria keberhasilan program madrasah

Tabel 25 Wakil kepala madrasah mengambil keputusan sendiri ketika kepala

madrasah tidak ada di madrasah

Tabel 26 Merumuskan indikator-indikator untuk mengukur keberhasilan

program madrasah

Tabel 27 Memiliki pengalaman yang luas tentang dunia madrasah

Tabel 28 Memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin madrasah

Tabel 29 Memiliki ide-ide dan kreasi-kreasi untuk kemajuan madrasah

Tabel 30 Mengembangkan program-program ekstra kulikuler yang

berwawasan keunggulan

Tabel 31 Mengembangkan metode/cara mengajar siswa

Tabel 32 Mengembangkan program pengajaran perbaikan bagi para siswa

yang belum mencapai ketuntasan belajar

Tabel 33 Memiliki kepribadian yang patut dicontoh oleh seluruh elemen

madrasah

Tabel 34 Menciptakan suasana kebersamaan di lingkungan madrasah

Tabel 35 Mampu memberikan saran, masukan dan sugesti kepada seluruh

personil madrasah

Tabel 36 Memenuhi segala kebutuhan yang dibutuhkan untuk kegiatan-

kegiatan madrasah

viii

Tabel 37 Membangkitkan semangat kerja seluruh personil madrasah

Tabel 38 Menciptakan keamanan dan ketertiban khususnya di lingkungan

madrasah

Tabel 39 Menjadi contoh / suri tauladan yang baik bagi seluruh personil

madrasah

Tabel 40 Menjadi sumber inspirasi untuk kemajuan madrasah

Tabel 41 Mengakui dan menghargai setiap prestasi yang dihasilkan oleh

staf, guru, ataupun para siswa

Tabel 42 Mampu memahami karakteristik dan keinginan bawahan (guru,

staf, dan para siswa)

Tabel 43 Memahami iklim organisasi yang dibawahinya

Tabel 44 Memahami segala keputusan/kebijakan yang diambil yang

berkaitan dengan madrasah

Tabel 45 Memahami bagaimana cara berinteraksi dan bersikap dengan rekan

sejawat

Tabel 46 Nilai rata-rata skor penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan salah satu kewajiban yang harus ditempuh oleh

setiap individu, dan tidak bisa ditawar lagi, karena pada dasarnya pendidikan

adalah merupakan proses sosial yang bertujuan untuk mengembangkan potensi

manusia guna menghadapi tuntutan zaman yang selalu berkembang dan berubah.

Bukankah Rasulullah SAW pernah bersabda, “Didiklah anakmu, karena ia akan

hidup di zaman yang berbeda dengan zamanmu”1. Oleh karena itu untuk

menghadapi tantangan zaman yang semakin maju serta untuk memenuhi

kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan diperlukan pendidikan yang selalu

ditingkatkan kualitasnya. Dan usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan pembangunan bangsa

Indonesia secara keseluruhan.

Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang bertujuan agar

peserta didik dapat menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaan. Potensi

kemanusiaan merupakan benih untuk kehidupan masa yang akan datang, yang

harus lebih maju dari kehidupan sekarang, baik dalam bidang ilmu pengetahuan

yang bersifat keagamaan, umum atau teknologi.2

Seperti halnya sekolah umum, madrasah perlu dikembangkan peran dan

fungsinya agar pembinaan peserta didik dapat berlangsung optimal, tentu dengan

manajemen dan kepemimpinan yang baik. Hanya dengan manajemen dan

kepemimpinan yang baik, pengembangan madrasah dapat berjalan untuk

merespon perubahan desentralisasi pendidikan saat ini. Pemberdayaan personil

madrasah, perbaikan kurikulum, keterampilan dan disiplin siswa serta

pengembangan sarana dan prasarana yang diupayakan secara optimal akan

terwujud manakala pimpinan madrasah berorientasi pada peningkatan kualitas.

1 http://www.dakwatuna.com/wap/index-wap2.php?p=22

2 http://segalamacam.com/lain-lain/skripsi-tarbiyah/

2

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang di dalamnya

terdapat kepala madrasah, guru-guru, pegawai tata usaha, karyawan dan siswa-

siswa yang membutuhkan organisasi yang baik agar madrasah berjalan lancar

menuju kepada tujuannya.

Kepala madrasah adalah pimpinan yang tertinggi di dalam madrasah.

Kepala madrasah memegang peranan penting dalam menentukan segala

sesuatunya baik yang berhubungan dengan tugas madrasah ke dalam maupun ke

luar. Maka dari itu, dalam struktur organisasi madrasah kepala madrasah selalu

didudukkan di tempat yang paling atas.3

Kepala madrasah sebagai seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab

secara keseluruhan dalam administrasi madrasah termasuk dalam bidang

personalia. Tanpa guru yang professional, program pendidikan yang dibangun di

atas konsep-konsep yang bagus dan dirancang dengan teliti pun dapat tidak

berhasil. Pentingnya kesanggupan dan gairah personil pengajar dalam pelaksanaan

program telah mendorong banyak kepala madrasah yang menuntut tanggung

jawab lebih besar dalam seleksi, pengangkatan dan pengembangan personil.

Kepala madrasah sebagai pemimpin juga bertanggung jawab terhadap

segala bidang yang berkaitan dengan kegiatan madrasah. Misalnya dalam bidang

keuangan, kepala madrasah harus memonitor masalah anggaran atau biaya

keuangan yang diperlukan madrasah sehingga program madrasah yang sudah

dibuat dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, kepala madrasah harus mampu

menghimpun dana dari berbagai sumber demi terealisasinya program madrasah.

Dalam bidang kurikulum, kepala madrasah pun harus sadar bahwa

kurikulum adalah faktor yang sangat strategis untuk menentukan keberhasilan

madrasah. Kurikulum yang ada harus dipahami benar-benar oleh dewan guru

sehingga mereka dapat menjabarkannya secara luas dan mampu

mengembangkannya secara efektif.

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan kepala madrasah dalam bidang

ini, antara lain:

3 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan (Bandung: PT Remaja

Rosadakarya, 2005) cet. XV h. 160

3

a. Membimbing guru agar dapat memilih metode mengajar yang tepat

b. Membimbing dan mengarahkan guru dalam pemilihan bahan pelajaran

yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan

masyarakat

c. Mengadakan kunjungan kelas yang teratur, untuk observasi pada saat

guru mengajar dan selanjutnya didiskusikan dengan guru

d. Pada awal tahun pelajaran baru, mengarahkan penyusunan silabus sesuai

dengan kurikulum yang berlaku

e. Menyelenggarakan rapat rutin untuk membahas kurikulum

pelaksanaannya di madrasah

f. Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersama terhadap

program madrasah.4

Bidang kesiswaan yang meliputi penerimaan siswa baru, kemajuan belajar,

dan bimbingan harus menjadi perhatian kepala madrasah. Selain itu kepala

madrasah harus bisa mengambil keputusan dengan cepat, tepat dan cermat karena

pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang turut menentukan

proses dan tingkat keberhasilan kepemimpinan itu sendiri. Bahkan dapat

dikatakan, bagaimana cara pengambilan putusan yang dilakukan oleh seorang

pemimpin menunjukkan bagaimana gaya kepemimpinannya

Dalam mengelola madrasah, kepala madrasah mempunyai peranan yang

sangat besar. Kepala madrasah merupakan motor penggerak, penentu arah

kebijakan madrasah. Sebagai pengelola instansi satuan pendidikan, kepala

madrasah dituntut untuk selalu meningkatkan efektivitas kinerjanya.5

Untuk mencapai mutu madrasah yang efektif, kepala madrasah dan seluruh

yang terlibat didalamnya harus bahu membahu dan bekerja sama dengan penuh

kekompakan dalam segala hal. Kepala madrasah yang efektif adalah kepala

madrasah yang dalam kinerjanya selalu membuka diri dalam menerima masukan

dari guru dan karyawan lainnya dalam berbagai persoalan.

4 Suryo Subroto, B, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT

Bina Aksara, 1984) h. 145 5 Mulyasa, E, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004)

cet. K-6 h.126

4

Menurut Lewis(1987) sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin

“kepemimpinan yang efektif adalah mereka yang dapat beradaptasi dengan situasi

bervariasi yang akan menentukan keberhasilan pimpinan. Kepemimpinan

berorientasi kepuasan personal seringkali disukai bawahan”.6 Oleh karenanya,

modal kepala madrasah yang utama adalah memiliki pengetahuan tentang

kepemimpinan yang baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan suatu program madrasah dan pendidikan secara luas.

Kepemimpinan kepala madrasah dianggap berhasil apabila kepala madrasah

itu benar-benar dapat mencerminkan nilai-nilai kepribadian kepala madrasah yang

diharapkan, dalam melaksanakan tugasnya tidak bertentangan dengan ketentuan

yang berlaku, serta hasil yang dicapai mencerminkan tercapainya keseimbangan

antara tujuan madrasah, tujuan sumber daya manusia yang ada dalam madrasah,

serta keinginan atau harapan masyarakat.

Akhirnya kepemimpinan kepala madrasah dapat juga artikan sebagai model

atau macam-macam kepemimpinan kepala madrasah yang sesuai dengan situasi

dalam rangka mempengaruhi, mengarahkan, membimbing kepada bawahan

dengan cara memperkuat keyakinan, dukungan, dorongan dan kerjasama dalam

rangka mencapai sasaran dan tujuan lembaga pendidikan.7

Tentu saja kepala madrasah bukan satu-satunya determinan bagi efektif

tidaknya suatu madrasah karena masih banyak faktor lain yang perlu

diperhitungkan. Ada guru yang dipandang sebagai faktor kunci yang berhadapan

langsung dengan para peserta didik dan masih ada lagi sejumlah masukan

instrumental dan masukan lingkungan yang mempengaruhi proses pembelajaran.

Namun, kepala madrasah memainkan peran yang termasuk sangat menentukan.8

Tetapi pada kenyataannya meskipun kepala madrasah sebagai pemimpin

tertinggi di dalam sebuah lembaga pendidikan dan mempunyai tugas yang sangat

berat, kesejahteraan kepala madrasah di sebagian madrasah kurang memadai,

sehingga mereka lebih mengutamakan mencari pekerjaan sampingan untuk

mencukupi kebutuhan sehari-harinya daripada tugasnya sebagai kepala madrasah.

6 Syafaruddin. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Jakarta: PT Grasindo, 2002)

7 http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/kepemimpinan-kepala-madrasah-dalam.html

8 Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi... h. 160

5

Bahkan di negara kita ini, ada kepala madrasah yang pekerjaan sampingannya

adalah sebagai pemulung.

Begitu juga di madrasah yang berada di sekitar tempat tinggal peneliti yaitu

di MTs Nurul Islam Sukabumi. Berdasarkan pengamatan peneliti selama tiga

bulan dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan April 2010, peneliti melihat

bahwa kepemimpinan kepala MTs Nurul Islam Sukabumi berjalan efektif.9

Padahal kepala madrasah mempunyai tugas selain sebagai kepala madrasah

seperti menjadi guru di madrasahnya sendiri dan madrasah yang lain.

Walaupun berdasarkan pengamatan peneliti kepemimpinan kepala madrasah

berjalan dengan efektif, namun peneliti belum mengetahui seberapa efektifkah

Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sukabumi?. Dan

karena permasalahan tersebut penulis tertarik untuk meneliti tentang “Efektivitas

Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sukabumi”

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Dari uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas,

maka ada beberapa permasalahan yang dapat di identifikasi adalah sebagai

berikut:

1. Jabatan rangkap kepala madrasah, yang mengakibatkan tidak efektifnya

kepemimpinan kepala madrasah.

2. Kepemimpinan kepala madrasah hanya dijadikan sebagai simbol saja.

3. Kurang jelasnya gaya kepemimpinan yang digunakan di madrasah.

4. Pengawasan dan pembinaan kepala madrasah terhadap guru dan siswa

yang belum maksimal

5. Faktor kedisiplinan kepala madrasah kurang baik.

6. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mewujudkan agar kepemimpinan

kepala madrasah berjalan efektif.

9 Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 sampai dengan 20 April 2010

6

C. PEMBATASAN MASALAH

Sebenarnya banyak permasalahan yang perlu diteliti guna mengungkap

efektivitas kepemimpinan kepala MTs Nurul Islam Sukabumi. Namun oleh karena

terbatasnya waktu serta dana yang tersedia, maka penelitian ini dibatasi hanya

pada permasalahan yang berkaitan dengan efektivitas kepemimpinan kepala

madrasah yang dilaksanakan di MTs Nurul Islam Sukabumi.

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah yang diuraikan di atas, penulis dapat

merumuskan masalah yang akan diteliti yaitu sejauhmana efektivitas

kepemimpinan kepala MTs Nurul Islam Sukabumi, kajian ini meliputi:

1. Bagaimana efektivitas kepemimpinan kepala madrasah dalam

pengembangan lembaga pendidikan Islam di MTs Nurul Islam Sukabumi

efektif?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan

kepala madrasah di MTs Nurul Islam Sukabumi?

3. Langkah-langkah strategis apa saja yang dilakukan agar kepemimpinan

kepala madrasah berjalan efektif?

E. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, sebagai tambahan

khazanah keilmuan bagi lembaga pendidikan khususnya bagi UIN Syarif

Hidayatullah

2. Bagi para peminat, semoga penelitian ini dapat memberi informasi tentang

efektifitas kepemimpinan kepala madrasah di madrasah dan menjadi bahan

untuk peneliti selanjutnya agar dapat membantu dalam menulis penelitian

tentang kepemimpinan kepala madrasah.

7

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Kepemimpinan Kepala Madrasah

1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut

pandang para peneliti yang bersangkutan. kata kepemimpinan diambil dari kata-

kata yang umum dipakai dan merupakan gabungan dari kata ilmiah yang tidak

didefinisikan kembali secara tepat. Maka kata ini memiliki konotasi yang tidak

ada hubungannya dengan kepemimpinan sehingga mempunyai arti yang mendua.

Disamping itu juga ada hal-hal yang membingungkan karena adanya penggunaan

istilah lain seperti kekuasaan, wewenang, manajemen, administrasi, pengendalian,

dan supervisi yang juga menjelaskan hal yang sama dengan kepemimpinan. Gary

Yukl mengutip hasil observasi yang dilakukan oleh Bennis (yang masih dianggap

benar hingga sekarang) mengatakan bahwa:

Sepertinya, konsep kepemimpinan selalu kabur atau kembali menjadi tidak

jelas karena artinya yang kompleks dan mendua. Jadi kita harus berjanji

untuk menemukan dan menghentikan perkembangan istilah

kepemimpinan… tetapi tetap saja konsep ini tidak ada yang tuntas

mendefinisikannya.10

Istilah kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya bimbing

atau tuntun . Dari kata kerja pimpin lahirlah kata kerja memimpin dan kata benda

pemimpin. Kemudian timbullah kata “kepemimpinan” . Adapun istilah pemimpin

dalam bahasa Inggris adalah leader dan kepemimpinan dari kata leadership.11

Ngalim Purwanto mendefinisikan kepemimpinan sebagai sekumpulan dari

serangkaian kemampuan-kemampuan dan kepribadian, termasuk di dalamnya

kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka menyakinkan yang

dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang

10

Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia,

2005) h. 3 11

Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah Teori, Model, dan Aplikasi (Jakarta, PT

Grasindo: 2003) h.152

8

dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat serta tidak merasa

dipakasa.”12

Wahjosumidjo mengutip pendapat Koontz, O’Donnel dan Weilhrich. Di

dalam bukunya yang berjudul Management, mengemukakan bahwa yang

dimaksud dengan kepemimpinan secara umum, adalah pengaruh, seni atau proses

mempengaruhi orang lain, sehingga mereka dengan penuh kemauan berusaha

kearah tercapainya tujuan organisasi. 13

Sedangkan menurut D.E. Mc. Farland sebagaimana dikutip oleh Sudarwan

Danim mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana

pimpinan dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses

mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.14

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang

sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan akan

menghadapi berbagai macam faktor seperti struktur atau tatanan, koalisi,

kekuasaan,dan kondisi lingkungan organisasi.

Sebagai suatu proses mempengaruhi, maka kepemimpinan merupakan

kemampuan mempengaruhi seseorang sehingga mau melakukan pekerjaan dengan

sukarela untuk mencapai tujuan bersama, karena pemimpin yang efektif adalah

pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya

untuk meyakinkan orang lain terhadap sudut pandangnya serta mengarahkan

mereka pada tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut

Sehingga dapat diindentifikasi adanya beberapa komponen dalam

kepemimpinan yaitu:

a. Adanya pemimpin dan orang lain yang dipimpin atau pengikut

b. Adanya upaya atau proses mempengaruhi dari pemimpin kepada orang

lain yang dipimpin atau pengikut

12

Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Mutiara, 2005), cet.

Ke-15, h.26 13

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2005)h. 103 14

Sudarwan Danim, Motivasi, Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2004) h. 55

9

c. Adanya tujuan akhir yang ingin dicapai bersama dengan adanya

kepemimpinan itu

d. Kepemimpinan bisa timbul dalam suatu organisasi atau tanpa adanya

organisasi tertentu

e. Kepemimpinan dapat diangkat secara formal atau dipilih oleh

pengikutnya

f. Kepemimpinan berada dalam situasi tertentu baik situasi pengikut

maupun lingkungan eksternal.15

Dari pengertian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kepemimpinan adalah

proses mempengaruhi, membujuk, mengarahkan dan meyakinkan bawahan agar

mau bekerja dengan kemauan serta sesuai dengan kemampuan secara maksimal

untuk mencapai tujuan bersama.

Sedangkan kepala madrasah berasal dari dua kata yaitu kepala yang berarti

ketua atau pemimpin dan madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang di

dalam kurikulumnya memuat materi pelajaran agama dan pelajaran umum,

dimana mata pelajaran agama lebih banyak ketimbang umum.

Secara mendasar madrasah mempunyai karakter yang sangat spesifik bukan

hanya melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran agama, tetapi juga

mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan hidup di masyarakat.16

Oleh

karena itu, kepala madrasah sebagai pemimpin hendaknya harus memahami dan

menguasai arti dari sebuah kepemimpinan dalam mengembangkan madrasah.

Kepala madrasah memiliki peranan sebagai pemimpin pendidikan yaitu

bertanggung jawab mempengaruhi, mengajak, mengatur, mengkoordinir para

personil atau pegawai kearah pelaksanaan dan perbaikan mutu pendidikan dan

pengajaran, sehingga dapat menjalankan fungsi kepemimpinan pendidikan

sebagaimana yang diharapkan.17

Kepala madrasah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat

untuk menduduki jabatan struktural (kepala madrasah) di madrasah. Ia adalah

15

Nurkolis, Manajemen..., h. 155 16

Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2004) h. 20 17

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Ciputat Press, 2005)

h.161

10

pejabat yang ditugaskan untuk mengelola madrasah.18

Menurut ketentuan ini masa

tugas kepala sekolah adalah 4(empat) tahun yang dapat diperpanjang satu kali

masa tugas. Tetapi bagi mereka yang memiliki prestasi yang sangat baik dapat

ditugaskan di sekolah lain tanpa tenggang waktu.

Kepemimipinan kepala madrasah adalah cara atau usaha kepala madrasah

dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa dan pihak terkait untuk bekerja

atau berperan guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Cara kepala Madrasah untuk

membuat orang lain bekerja untuk mencapai tujuan Madrasah merupakan inti

kepemimpinan kepala madrasah.

Sedangkan menurut Wahjosumidjo sekolah (madrasah) yang berhasil adalah

sekolah (madrasah) yang memiliki pemimpin yang berhasil. Kepemimpinan

sekolah (madrasah) yang baik akan menciptakan kultur sekolah (madrasah) yang

berhasil mendorong guru bekerja dengan penuh dedikasi dan siswa belajar keras

tanpa paksaan.19

Tugas kepala madrasah tidak hanya melaksanakan tugas-tugas administratif

tapi juga menyangkut tugas-tugas bagaimana harus mengatur seluruh program

madrasah. Dia harus mampu memimpin dan mengarahkan aspek-aspek baik

administratif maupun proses kependidikan di madrasahnya, sehingga madrasah

yang dipimpinnya menjadi dinamis dan dialektis dalam usaha inovasi. Peranan

kepemimpinannya di madrasah harus digerakkan sedemikian rupa sehingga

pengaruhnya dapat dirasakan di kalangan staf dan guru-guru secara langsung atau

tidak langsung. Oleh karena itu perilakunya sebagai orang yang memegang kunci

dalam perbaikan administrasi dan pengajaran harus mampu menggerakkan

kegiatan-kegiatan dalam rangka inovasi di bidang metode pengajaran, teknik

mengajar, dalam mencobakan ide-ide baru dan mencobakan praktek baru, serta

dalam bentuk manajemen kelas yang efektif dan sebagainya.

Sehingga kepala madrasah hendaknya memiliki kemampuan untuk

berkolaborasi dengan guru dan masyarakat sekitar madrasah, memiliki

18

Soebagio atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta, PT Ardadizya Jaya:

2000) h.161 19

Wahjosumidjo, Kepemimpinan..., h.16

11

pemahaman dan wawasan yang luas tentang teori pendidikan dan pembelajaran,

memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menganalisis situasi sekarang dan

mampu memprediksi masa depan, memiliki kemampuan mengindentifikasi

masalah dan keutuhan yang berkaitan dengan efektivitas pendidikan di madrasah,

serta mampu memanfaatkan berbagai peluang, menjadikan tantangan serta

mengkonseptualisasikan arah baru untuk perubahan. Kepemimpinan kepala

madrasah yang efektif dapat dilihat berdasarkan kriteria, mampu memberdayakan

guru untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif.

Kepala madrasah juga harus dapat menjelaskan tugas dan pekerjaannya

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, mampu membangun hubungan yang

harmonis dengan guru, masyarakat dalam rangka mewujudkan tujuan madrasah.

Dalam hal ini kepala madrasah jangan sekali-kali menerapkan konsep manajemen

konflik, agar semua komponen dapat kompak. Prinsip kebersamaan, bekerja

dengan tim jangan dilupakan. Dengan perilaku kepala madrasah yang demikian

sangat diyakini akan berhasil mewujudkan tujuan madrasah secara produktif

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan kepala madrasah juga merupakan salah satu faktor yang

menentukan dalam peningkatan mutu pendidikan di madrasah tersebut. Hal

tersebut dapat dilihat dari langkah-langkah kepala madrasah dalam mendorong

serta memotivasi warga madrasah untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan

madrasah melalui program–program yang dilaksanakan secara terencana dan

bertahap.

Hal ini perlu disebutkan karena erat hubungannya antara mutu kepala

madrasah dengan berbagai aspek kehidupan madrasah seperti disiplin madrasah

dan iklim budaya madrasah. Daripada itu, kepala madrasah bertanggung jawab

atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan

dengan proses pembelajaran di madrasah. Apa yang diungkapkan di atas menjadi

lebih penting sejalan dengan semakin kompleknya tuntutan tugas kepala

madrasah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Oleh karena itu seorang kepala madrasah idealnya adalah seorang yang

memiliki kemampuan manjemen dan kepemimpinan yang tangguh agar mampu

12

mengambil keputusan dan berani berinisiatif atau prakarsa demi untuk

meningkatkan kualitas madrasah. Untuk mendapatkan kepala madrasah yang

tangguh perlu dikaji ulang proses pengangkatan kepala madrasah, selama ini

calon belum dibekali dengan wawasan dan kemampuan kepemimpinan. Jadi

untuk mengangkat kepala madrasah hendaknya jangan hanya menekankan pada

pertimbangan urutan jenjang kepangkatan atau Daftar Urut Kepangkatan (DUK)

dan mengabaikan faktor leadership atau kemampuan calon kepala madrasah

dalam memimpin lembaga.

Ternyata untuk menjadi pimpinan tertinggi di madrasah itu tidaklah mudah.

Perlu pola kepemimpinan yang sangat berpengaruh bahkan sangat menentukan

terhadap kemajuan madrasah. Oleh karena itu, dalam pendidikan modern,

kepemimpinan kepala madrasah perlu mendapat perhatian secara serius.

2. Fungsi dan Peranan Kepala Madrasah

Dalam kehidupan organisasi, fungsi kepemimpinan adalah bagian dari tugas

utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud

fungsi kepemimpinan adalah sulit, sama sulitnya memberikan definisi tentang

kepemimpinan. Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan menarik perhatian para

pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang

berbeda-beda, hampir sebanyak para pakar yang melakukan penelitian.

Timbullah berbagai macam pendekatan di berbagai bidang kepemimpinan,

lahirlah pendekatan sifat, perilaku, situasi, dan pendekatan kontigensi. Walaupun

demikian untuk lebih memahami kepemimpinan lebih lanjut perlu terlebih dahulu

mempelajari makna yang terkandung dalam definisi.

Sedangkan Wahjosumidjo mengutip pendapat James A.F. Stoner

menjelaskan bahwa seorang pemimpin mempunyai dua fungsi pokok, yaitu:

a. Task related atau problem solving function, dalam fungsi ini pemimpin

memberikan saran dalam pemecahan masalah serta memberikan

sumbangan informasi dan pendapat;

b. group maintenance function atau social function meliputi pemimpin

membantu kelompok beroperasi lebih lancar, pemimpin memberikan

persetujuan atau melengkapi anggota kelompok yang lain, misalnya

menjembatani kelompok yang sedang berselisih pendapat,

memerhatikan diskusi-diskusi kelompok. Seorang pemimpin yang

13

efektif adalah seorang pemimpin yang mampu menampilkan kedua

fungsi tersebut dengan jelas.20

Menurut Stoner sebagaimana dikutip oleh Wahjosumidjo dalam buku

Kepemimpinan Kepala Sekolah menerangkan setidaknya ada delapan fungsi

kepemimpinan kepala madrasah seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam

suatu organisasi, yaitu bahwa para manajer :

1) Bekerja dengan, dan melalui orang lain. Dalam fungsi ini kepala

madrasah berperilaku sebagai saluran komunikaasi di lingkungan

madrasah;

2) Kepala madrasah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

segala perbuatan yang dikerjakan oleh guru, staf, siswa bahkan orang

tua siswa;

3) Kepala madrasah harus dapat mengatur pemberian tugas secara tepat.

Sehingga dengan waktu dan sumber yang terbatas mampu menghadapi

berbagai persoalan;

4) Berpikir secara realistis dan konseptual artinya kepala madrasah harus

dapat memecahkan persoalan melaui suatu analisis, kemudian

menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang fleksibel;

5) Kepala madrasah harus menjadi juru penengah para bawahan ketika

terjadi pertentangan atau konflik yang tumbuh di madrasah yang

diakibatkan oleh latar belakang para bawahan yang berbeda-beda;

6) Kepala madrasah sebagai politisi. Dalam fungsi ini kepala madrasah

harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan

persuasi dan kesepakatan. Peran politis atau kecakapan politis seorang

kepala madrasah dapat berkembang secara efektif apabila kepala

madrasah dapat mengembangkan prinsip jaringan saling pengertian

terhadap kewajiban masing-masing dan menciptakan kerja sama dengan

intern maupun ekstern madrasah;

7) Kepala madrasah adalah wakil resmi dari madrasah yang dipimpinnya.

(diplomat); dan

20

Wahjosumidjo, Kepemimpinan..., h. 41

14

8) Kepala madrasah berfungsi sebagai pengambil keputusan dalam situasi

yang sulit dengan cermat dan tepat. Sehingga kepala madrasah dapat

menyelesaikan persoalan dengan cepat.21

.

Kedelapan fungsi manajer yang dikemukakan oleh Stoner tersebut tentu

saja berlaku bagi setiap manajer dari organisasi apa pun, termasuk kepala

madrasah sehingga kepala madrasah yang berperan mengelola kegiatan madrasah

harus mampu mewujudkan kedelapan fungsi dalam perilaku sehari-hari.

Walaupun pada pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sumber

daya manusia, seperti para guru, staf, siswa dan orang tua siswa, dana, sarana

serta suasana dan faktor lingkungan dimana madrasah itu berada.

Ada beberapa peranan utama kepala madrasah dalam mengembangkan

budaya mutu mengelola instansi pendidikan yang efektif, diantaranya: memiliki

visi yang jelas mengenai mutu terpadu bagi organisasinya, memiliki komitmen

yang jelas terhadap perbaikan mutu, memimpin mengembangkan staf, dan

mengarahkan inovasi dalam organisasi.

Untuk dapat mengimplementasikan sistem belajar mengajar secara efektif

dan efisien, kepala madrasah perlu memiliki pengetahuan kepemimpinan,

perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan. Wibawa

kepala madrasah harus ditumbuhkembangkan dengan meningkatkan sikap

kepedulian, semangat belajar, disiplin kerja, keteladanan. Lebih lanjut dikatakan

bahwa kepala madrasah dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer

sekolah dalam meningkatkan proses pembelajaran dengan melakukan survey

kelas,pembinaan, dan memberikan saran–saran positif kepada guru. Di samping

itu kepala madrasah juga harus melakukan tukar pikiran, sumbang saran dan studi

banding antar madrasah untuk menyerap kiat–kiat kepemimpinan dari kepala

madrasah yang lain.

Seorang ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa peranan seorang pemimpin yang

baik dapat disimpulkan menjadi 10 macam :

a. Sebagai pelaksana (Executive)

b. Sebagai perencana (Planner)

21

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala...)h. 94

15

c. Sebagai seorang ahli (Expert)

b. Mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (Eksternal group

representative)

c. Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (Controller of

internal relationship)

d. Bertindak sebagai pemberi penghargaan dan hukuman (Purveyor of

rewards and punishments)

e. Merupakan bagian dari kelompok (Exemplar)

f. Merupakan lambang dari pada kelompok (Symbol of the group)

g. Pemegang tanggung jawab pada anggota kelompoknya (Surrogate for

individual responsibility).

h. Bertindak sebagai seorang ayah (Father figure).22

Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu

kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu

juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M.

Ngalim Purwanto, sebagai berikut :

a. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan

kelompoknya.

b. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis

dan yang benar-benar dapat dicapai.

c. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak

mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan

khayalan.23

Tugas pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap

pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya. Oleh sebab itu

kepemimpinan akan tampak dalam proses di mana seseorang mengarahkan,

membimbing, mempengaruhi dan atau menguasai pikiran-pikiran, perasaan-

perasaan atau tingkah laku orang lain

3. Model Kepemimpinan Kepala Madrasah

Dari sekian banyak model kepemimpinan seperti model kepemimpinan

kontigensi, model kepemimpinan efektif, model kepemimpinan Vroom-Teton,

model kepemimpinan Jalur tujuan, dan banyak lagi yang lainnya, yang cocok

dengan kepala madrasah adalah model kepemimpinan transformasional.

22

Ngalim Purwamto, Sutaadji Djojopranoto, Administrasi Pendidikan (Jakarta: Mutiara,

1984) cet. X h. 39 23

http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6

16

Secara sederhana kepemimpinan transformasional dapat diartikan sebagai

proses untuk merubah dan mentransformasikan individu agar mau berubah dan

meningkatkan dirinya, yang didalamnya melibatkan motif dan pemenuhan

kebutuhan serta penghargaan terhadap para bawahan. Sudarwan Danim dan

Suparno mengutip pendapat James McGregor Burns menjelaskan bahwa model

kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin

perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka

lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu

mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan

bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.24

Dalam kepemimpinan transformasional pemimpin mempunyai kemampuan

untuk membawa perubahan yang sangat besar terhadap individu maupun

organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali karakter diri individu dalam

organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi,

meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan

lebih relevan.

Akhmad Sudrajat berpendapat bahwa terdapat empat faktor untuk menuju

kepemimpinan tranformasional, yang dikenal dengan sebutan 4I. yaitu, sebagai

berikut:

1. Idealized influence: kepala madrasah merupakan sosok ideal yang dapat

dijadikan sebagai panutan bagi guru dan karyawannya, dipercaya,

dihormati dan mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk

kepentingan madrasah.

2. Inspirational motivation: kepala madrasah dapat memotivasi seluruh

guru dan karyawannnya untuk memiliki komitmen terhadap visi

organisasi dan mendukung semangat team dalam mencapai tujuan-tujuan

pendidikan di madrasah.

3. Intellectual Stimulation: kepala madrasah dapat menumbuhkan

kreativitas dan inovasi di kalangan guru dan stafnya dengan

mengembangkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah untuk

menjadikan madrasah ke arah yang lebih baik.

24

Sudarwan Danim, Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional

Kekepalasekolahan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009) h. 52

17

4. Individual consideration: kepala madrasah dapat bertindak sebagai

pelatih dan penasihat bagi guru dan stafnya25

Menurut keterangan diatas kepemimpinan transfomasioal akan

mengahasilkan seorang pemimpin yang efektif dengan hasil kerja yang lebih baik.

Sehingga kepala madrasah perlu menjadikan kepemimpinan transformasional

sebagai model kepemimpinannya, karena kepemimpinan transformasional

merupakan sebuah rentang yang luas tentang aspek-aspek kepemimpinan, maka

untuk bisa menjadi seorang pemimpin transformasional yang efektif

membutuhkan suatu proses dan memerlukan usaha sadar dan sungguh-sungguh

dari yang bersangkutan.

4. Langkah-langkah Meningkatkan Kepemimpinan Kepala Madrasah

Kunci keberhasilan suatu madrasah pada hakikatnya terletak pada efisiensi

dan efektivitas penampilan seorang kepala madrasah. Keberhasilan madrasah

adalah keberhasilan kepala madrasah dan keberhasilan kepala madrasah adalah

keberhasilan madrasah.

Betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala madrasah, maka selalu

ditekankan pentingnya tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala

madrasah, yaitu conceptual skills, human skills, technical skills.

Di samping ketiga keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh kepala

madrasah, bahwa seorang kepala madrasah juga perlu memahami dan

mewujudkan prinsip-prinsip, pelaksanaan atau praktik, dan prosedur dalam,

memperbaiki program pengajaran, bekerja secara efektif dengan guru, staf dan

para siswa, mengelola segala sumber daya madrasah dan meningkatkan hubungan

kerjasama antara madrasah dengan masyarakat.

Untuk memperbaiki kepemimpinan, ada beberapa cara (pendekatan) yang

perlu dilaksanakan, yaitu:

25

Akhmad Sudrajat, “Kepemimpinan transformasional kepala sekolah”, dari

http://akhmadsudrajat.wordpress.com 15 April 2008

18

1. Seleksi Kepala Madrasah

Seleksi merupakan proses untuk memutuskan pegawai yang tepat dari

sekumpulan calon pegawai yang didapat melalui proses perekrutan, baik

perekrutan internal maupun eksternal.26

Seleksi juga dapat diartikan sebagai serangkaian langkah kegiatan yang

dilaksanakan untuk memutuskan apakah seorang pelamar diterima atau ditolak

dan tepat atau tidaknya seorang pekerja ditempatkan pada posisi tertentu dalam

organisasi. Proses seleksi melibatkan proses menduga yang terbaik dari penentuan

bahwa seseorang kemungkinan besar dapat melaksanakan suatu pekerjaan dan

akan sukses pada pekerjaan tersebut.

Jadi seleksi tidak hanya merupakan proses pemilihan pegawai dari antara

calon yang dijaring melalui proses perekrutan, tetapi juga proses pemilihan calon

pegawai terhadap organisasi yang akan dimasuki27

Dari definisi tersebut dapat diketahui, bahwa tujuan seleksi adalah untuk

mengisi satu jabatan yang ada dengan orang yang memenuhi kualifikasi yang

diharapkan, yaitu :

a. Kemungkinan berhasil melaksanakan tugas;

b. Memperoleh kepuasan karena jabatan yang dipangkunya;

c. Mampu memberikan sumbangan secara efektif terhadap pencapaian

tujuan organisasi; dan

d. Mempunyai keyakinan motivasi dalam mencapai tingkat tinggi

pengembangan diri. 28

Ada beberapa faktor yang cenderung mempengaruhi prestasi kepala

madrasah. Beberapa faktor lain juga mungkin berpengaruh dalam kondisi-kondisi

tertentu, tetapi adalah tidak mungkin untuk menyatakan secara tepat semua faktor

yang dicari dalam diri kepala madrasah potensial. Beberapa faktor tersebut adalah

latar belakang pribadi, bakat dan minat, sikap dan kebutuhan, kemapuan-

26

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: PT

Grasindo, 2002) h. 125 27

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen..., h. 148 28

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala..., h. 352

19

kemampuan analitis dan manipulatif, keterampilan dan kemampuan teknik, dan

kesahatan, tenaga dan stamina.29

Terdapat berbagai variasi teknik seleksi untuk mengukur karakteristik para

pelamar, antara lain:

a. Formulir Lamaran

Formulir lamaran berfungsi sebagai catatan aplikasi kepegawaian dan

sebuah cara untuk menelusuri karakteristik-karakteristik pelamar, dan biasanya

mengandung serentetan pertanyaan yang digunakan oleh organisasi untuk menilai

kesesuaian terhadap organisasi.

b. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk menghimpun informasi bagi pembuatan

keputusan.

c. Tes-tes Seleksi

Tes adalah alat memperoleh sampel perilaku yang terstandardisasi dalam isi,

penilaian, dan pelaksanaannya. Tujuannya adalah memberikan informasi obyektif

tentang perilakunya.30

2. Pelatihan dan pengembangan (DIKLAT)

Pelatihan dan pengembangan adalah usaha yang terencana dari organisasi

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai.31

Sehingga program pelatihan dan pengembangan selalu direncanakan untuk tujuan

seperti pengembangan pribadi, pengembangan professional, pemecahan masalah,

tindakan yang remedial, motivasi, meningkatkan mobilitas, dan keamanan

anggota organisasi.

Alasan dilakukannya pelatihan dan pengembangan dapat meliputi: pegawai

yang direkrut belum dapat melakukan pekerjaan dengan baik, adanya perubahan-

29

Hani Handoko, T, Manajemen…, h. 241 30

http://docs.google.com/gview?a=v&q=cache:a9t2O_sseQ0J:digilib.petra.ac.id/jiunkpe/s1/

hotl/2004/jiunkpe-ns-s1-2004-33498157-8984-

staff_casualchapter2.pdf+pengertian+rekrutmen&hl=id&gl=id&sig=AFQjCNGE0t6u_ 31

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen…, h.

20

perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga kerja, untuk meningkatkan

produktivitas, dan menyesuaikan dengan peraturan.32

Tujuan utama pendidikan dan pelatihan kepala madrasah adalah untuk

memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala madrasah dalam

rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan madrasah.

Diklat akan efektif dan efisien apabila berada dalam kerangka sistem.

Artinya dilaksanakan dengan pendekatan sistematis dan terencana melalui

tahapan-tahapan proses yang integral. Adapun tahapan proses tersebut dimulai

dengan dari proses analisis kebutuhan diklat, proses penentuan tujuan diklat,

proses perencanaan program diklat, proses pelaksanaan diklat dan proses evaluasi

diklat.

Sekarang yang harus diperhatikan, yaitu bagaimana membuat pelatihan itu

menjadi relevan (relevansi pelatihan). Pelatihan harus menjadi lebih relevan

dengan kebutuhan sekarang dan kebutuhan yang akan datang dan untuk

kepentingan masyarakat dimana organisasi itu berada.

3. Profil Kepala Madrasah

Kepala madrasah sebagai pejabat formal, manjer, pemimpin, pendidik dan

kepala madrasah sebagai staf, seperti halnya pemimpin organisasi yang lain,

jabatan kepala madrasah juga memerlukan persyaratan universal yang perlu

dimiliki oleh siapa pun yang akan menduduki jabatan pemimpin.

Dari ciri-ciri kepemimpinan yang universal dan ciri-ciri khusus, yang sesuai

dengan tuntutan spesifiksi jabatan kepala madrasah melahirkan satu profil

kepemimpinan kepala madrasah, dalam arti untuk diskripsi yang mengungkapkan

tentang kecakapan, kepribadian, dan karir (riwayat pekerjaan) secara garis besar

kepala madrasah.

a. Keahlian atau kemampuan dasar

b. Kualifikasi pribadi

c. Pelatihan dan Pengalaman profesional

d. Kompetensi kepala madrasah33

32

Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen... h.191 33

Wahjosumidjo, Kepemimpinan..., h. 383

21

Kepala madrasah harus memahami bidang tugas yang ditekuniya secara

menyeluruh dan mendalam. Mereka harus tahu persis apa yang harus dikerjakan,

bukan hanya elemen-elemen pokoknya saja, melainkan juga pelbagai macam

detail dan perubahannya. Ada tiga kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

setiap kepala madrasah, yaitu sebagai berikut:

1) Keterampilan Teknis. Termasuk dalam keterampilan ini adalah

pengetahuan mengenai metode-metode, proses-proses, prosedur serta

teknik-teknik untuk melakukan kegiatan khusus dari unit organisasi.

2) Keterampilan antarpribadi. Yang termasuk keterampilan antarpribadi

adalah pengetahuan mengenai prilaku manusia dan proses-proses

kelompok, kemampuan untuk mengerti perasaan, sikap serta motivasi

dari orang lain dan kemampuan untuk mengkomunikasikan dengan

jelas dan persuasif.

3) Keterampilan konseptual. Termasuk ke dalam keterampilan ini adalah

beberapa kemampuan kognitif seperti kemampuan analitis, berpikir

logis, membuat konsep, pemikiran yang induktif dan pemikiran

deduktif. 34

Selain harus memiliki kemampuan dasar seorang kepala madrasah juga

harus memiliki kelebihan dibandingkan dengan wakil dan staf pengajarnya(guru),

termasuk komunitas madrasah lainnya. Selanjutnya kepala madrasah harus

pengalaman professional, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui berbagai

kegiatan profesionalisme tugas-tugas kepala madrasah, yaitu melalui berbagai

macam peranan seperti pengalaman sebagai wakil kepala madrasah, pengalaman

melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar(conseling, tutor, testing), serta

pengalaman melaksanakan tugas-tugas sebagai pengajar, sebagai supervise dalam

kegiatan tertentu, pengalaman menganilisis tugas dan pekerjaan, pengembangan

kurikulum, merencanakan suatu program pengajaran, peralatan mengajar, bahan

pelajaran, menyususn program pengajaran.

34

Nurkolis, Manajemen..., h. 166

22

B. Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata efektif

yang artinya adanya efek (pengaruhnya, akibatnya, kesannya)35

. Ini berarti

efektivitas adalah sesuatu yang berpengaruh, dan apabila tidak ada pengaruhnya

ataupun akibatnya, tidak bisa dikatakan efektif.

Selain pengertian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, T. Hani

Handoko menuliskan bahwa “efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih

tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan”36

. Syafaruddin mengatakan bahwa efektivitas adalah suatu keadaan

yang menunjukkan keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan kepemimpinan dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.37

Efektif merujuk pada hasil guna dan efesien merujuk pada proses kerja. Di

sini terlihat perbedaan antara efektif dengan efisien, yang kedua-duanya

merupakan hal yang sangat penting dalam melaksanakan kepemimpinan yang

baik.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, bahwa efektivitas adalah

kemampuan untuk menentukan pekerjaan yang benar guna mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dari sini dapat terlihat bahwa suatu pekerjaan dapat dikatakan

efektif apabila pekerjaan tersebut dapat mewujudkan tujuan yang telah ditentukan.

Efektivitas tidak hanya memberikan pengaruh atau kesan, akan tetapi

berkaitan juga dengan keberhasilan tujuan, penetapan standar, profesionalitas,

penetapan sasaran, keberadaan program, materi, berkaitan dengan metode atau

cara, sarana atau fasilitas dan juga dapat memberikan pengaruh.

Efektif selalu dikaitkan dengan kepemimpinan yang menentukan hal-hal apa

yang iharus dilakukan, sedangkan efisien dikaitkan dengan manajemen, yang

mengukur bagaimana sesuatu dapat dilakukan sebaik-baiknya. Secara sederhana,

dapat dikatakan bahwa efektivitas kerja berarti penyelesaian pekerjaan tepat pada

35

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008),cet.IV h. 352 36

Hani Handoko, T, Manajemen Edisi 2, (Yogyakarta: BPFE, 2000), h.7 37

Syafaruddin, Manajemen…, h. 91

23

waktu yang telah ditetapkan. Artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai

baik atau tidak sangat tergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak,

terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakannya dan berapa

biaya yang dikeluarkan untuk itu.

2. Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Kepala

Madrasah

Drs. Nanang Fatah mengutip pendapat H. Jodeph Reitz menjelaskan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin meliputi: 1) kepribadian

(personality) pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, 2) harapan dan

perilaku atasan, 3) karakteristik harapan dan perilaku bawahan, dan 4) harapan

dan perilaku rekan. Faktor-faktor itu mempengaruhi pimpinan dan bawahan

secara timbale balik. Untuk jelasnya dapat digambarkan secara sederhana sebagi

berikut:

1. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan

pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan

pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.

2. Pengharapan dan perilaku atasan

3. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap

gaya kepemimpinan manajer

4. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga kan mempengaruhi gaya

pemimpin.

5. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku

bawahan.

6. Harapan dan perilaku rekan.38

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan

pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat

menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan

akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi

yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar

belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi,

kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan

manusiawi.

38

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

1997) h.98

24

Secara umum seorang pemimpin yang efektif harus memiliki beberapa

karakteristik sebagaimana ditulis dalam buku Manajemen Mutu Terpadu, adalah

sebagai berikut:

1. Tanggung jawab yang seimbang. Keseimbangan disini adalah antara

tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab

terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan tersebut.

2. Model Peranan yang positif. Peranan adalah tanggung jawab, perilaku,

atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi

khusus tertentu. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang efektif harus

dapat dijadikan panutan dan contoh oleh bawahannya. Jika mereka

melakukan apa yang diharapkan dari karyawannya untuk tepat waktu,

maka pemimpin tersebut harus bersikap tepat waktu dalam memenuhi

janji atau melaksanakan tugasnya.

3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik. Pemimpin yang efektif

harus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta

dengan cara yang tepat.

4. Memiliki pengaruh positif. Pemimpin yang efektif memiliki pengaruh

terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-

hal positif. Pengaruh adalah seni menggunakan kekuasaan untuk

menggerakkan atau mengubah pandangan orang lain ke arah suatu

tujuan atau sudut pandang tertentu.39

Ada empat unsur yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan yaitu: (1)

pemimpin yang menampilkan kepribadian pemimpin, (2) kelompok, (3) pengikut

yang muncul dengan berbagai kebutuhannya, sikap, serta masalah-masalahnya,

dan (4) situasi, yang meliputi keadaan fisik dan tugas kelompok. Seorang

pemimpin tergantung oleh kekuatan pada dirinya, kekuatan pada anggotanya dan

kekuatan pada situasi. Keberhasilan seorang pemimpin karena adanya bantuan

dari anggota yang dipimpinnya. Anggota tidak hanya bekerja untuk dirinya dalam

kerangka kepentingan organisasi, tetapi mereka juga bekerja untuk memenuhi

keinginan mereka sendiri.

Sedangkan Bejo Sujanto mengutip pendapat Wexley dan Yukl mengatakan

bahwa kepemimpinan efektif merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dan

keberhasilan organisasi. Tiga aspek kepemimpinan dalam organisasi adalah:

39

Nasution, M. N, Manajemen Mutu Terpadu (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004) cet. III h.

190

25

1) sifat-sifat pemimpin,

2) perilaku kepemimpinan,

3) kekuasaan serta pengaruh pemimpin.40

Sifat-sifat seorang pemimpin akan sangat dipengaruhi antara lain oleh

situasi kepemimpinan yang dihadapi, tingkat stabilitas organisasi, teknologi yang

digunakan oleh organisasi, dan tujuan organisasi. Sedangkan perilaku

kepemimpinan dapat dikaitkan secara langsung pada proses kepemimpinan dan

persyaratan posisi manajerial. Hasil penelitian terhadap perilaku kepemimpinan

mengungkapkan adanya dimensi yang ekivalen dengan consideration, yaitu

tingkat dimana seorang pemimpin bertindak dengan cara yang hangat, supportive

serta menunjukkan perhatian pada bawahan; dan initiating structure, yaitu tingkat

dimana seorang pemimpin mendefinisikan dan merancang peran dirinya serta

peran-peran bawahannya kearah pencapaian tujuan kelompok.

Perilaku kepemimpinan yang lain adalah kategori perilaku keputusan

pemimpin. Dan yang terakhir dikatakan bahwa keberhasilan pemimpin dipandang

dari segi sumber dan terjadinya sejumlah kekuasaan dan pengaruh (kewibawaaan)

yang ada pada para pemimpin, dan dengan cara yang bagaimana para pemimpin

menggunakan kewibawaan terhadap bawahan.

Seorang kepala madrasah adalah orang yang sangat penting dalam sistem

madrasah. Mereka mengusahakan, memelihara aturan dan disiplin, menyediakan

barang-barang yang diperlukan, melaksanakan dan meningkatkan program

madrasah, serta memilih dan mengembangkan pegawai/personil.

Pendeknya, untuk menjadi kepala madrasah yang efektif memerlukan

prasyarat yang tidak ringan. Selain berpengetahuan luas, mampu memberi

keteladanan dan beretos kerja tinggi, yang tidak boleh dilupakan kepala madrasah

selaku manajer di satuan pendidikan (madrasah) harus mampu membangun

kekompakan kerja secara internal dan juga mampu membangun sinergi kerja

dengan pihak luar madrasah terkait. Melalui pendekatan kerja yang harmonis

dengan membuka diri dan selalu tanggap akan perubahan merupakan modal yang

40

Bejo Sujanto, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah Model Pengelolaan Sekolah di

Era Otonomi Daerah (Jakarta: CV. Sagung Seto, 2007) h.72

26

pokok dalam mewujudkan madrasah yang efektif, berwawasan ke depan yang

lebih baik.

Agar iklim kerja kondusif dan tercipta harmonis kerja suatu madrasah

sangat perlu dibangun keterbukaan, obyektifitas evaluasi, dan tentunya upaya

mewujudkan kesejahteraan anggota perlu diagendakan. Berilah reword yang pas

untuk guru, karyawan yang benar-benar mereka pantas untuk menerima hadiah

tersebut. Dengan pendekatan manusiawi, saling asah-asih dan asuh sangat

diyakini kepemimpinan kepala madrasah satuan pendidikan akan efektif dan hal

ini menunjang pencapaian tujuan madrasah yang telah ditetapkan.

Dan ketercapaian tujuan dari efektivitas kepemimpinan kepala madrasah ini

diharapkan dapat memberikan suatu pemahaman dan pengembangan prinsip dasar

bagi kepala madrasah.

3. Indikator Efektivitas

Dengan melihat beberapa pengertian efektivitas di atas, dapatlah

disimpulkan bahwa efektivitas lebih melihat kepada hasil akhir atau output

sehingga apabila hasil akhirnya tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan

dan tidak pula memberikan efek atau pengaruh terhadap sasaran yang telah dituju,

maka tidak bisa dikatakan efektif.

Yang paling banyak digunakan untuk mengukur efektivitas pemimpin

adalah seberapa jauh unit organisasi pemimpin tersebut berhasil menunaikan tugas

pencapaian sasarannya. Contohnya adalah keuntungan, peningkatan kualitas, dan

pangsa pasar. Indikator umum lainnya adalah sikap para pengikut terhadap

pemimpin yang tercermin pada tingkat penghormatan, penghargaan, kesukaan,

komitmen terhadap tugas dan pemenuhan kebutuhan bawahan. Serta perilaku para

pengikut seperti tingkat kehadiran, kedisiplinan, keluhan sabotase, dan motivasi.

Efektivitas kepemimpinan juga kadang-kadang diukur berdasarkan

kontribusi pemimpin pada kualitas proses kelompok yang dirasakan oleh para

pengikut. Seperti peningkatan kerja sama, solidaritas, pengambilan keputusan,

pemecahan konflik, peningkatan kesiapan kelompok dalam menangani perubahan,

perbaikan kualitas hidup para pengikut dan pembentukan rasa percaya diri.

27

Sangat sulit untuk mengevaluasi pemimpin yang efektif karena terdapat

banyak alternatif ukuran efektivitas, dan tidak jelasnya ukuran mana yang paling

relevan. Banyak peneliti yang berusaha mengkombinasikan beberapa ukuran

menjadi satu kriteria gabungan, tetapi pendekatan ini membutuhkan penilaian

subjektif tentang bagiamana memberikan bobot penilaian ke setiap ukuran(Yukl,

2005 :11)41

.

Sedangkan menurut Syafaruddin mengemukakan bahwa ukuran efektivitas

kepemimpinan dibagi 3 yaitu:

a. Efektivitas menyangkut perilaku pimpinan dinilai dari proses kerjanya

berdasarkan standar penampilan dalam membuat perencanaan,

mengorganisir, memotivasi dan mengawasi.

b. Efektivitas dilihat dari segi karakteristik kepribadian, kemampuan,

sikap, keteladanan dan keterbukaan.

c. Efektivitas dilihat dari segi hasil yaitu menampakkan tingkat

penyelesaian tugas dalam pencapaian tujuan yang muaranya pada mutu

produk dan mutu pelayanan.42

Efektivitas yang menyangkut perilaku pimpinan dinilai dari proses kerja

berdasarkan standar penampilan dalam membuat perencanaan, mengorganisir,

memotivasi dan mengawasi. Ini sesuai dengan yang diterangkan oleh Ngalim

Purwanto bahwa salah satu fungsi kepala madrasah adalah sebagai administrator.

Yang tugasnya yaitu sebagai berikut:

1) Membuat perencanaan

2) Menyusun organisasi Madarasah

3) Mengarahkan atau koordinasi

4) Pelaksanaan (mengelola pegawai).43

Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan

selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana dan oleh siapa.44

Perencanaan juga merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau

lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok.

41

Gary Yukl, Kepemimpinan…, h. 11 42

Syafaruddin, Manajemen..., h. 92 43

Ngalim Purwanto, Administrasi…, h. 106 44

Hani Handoko, T, Manajemen,... h.77

28

Oleh karena itu, setiap kepala madrasah paling tidak harus membuat rencana

tahunan. Sesuai dengan ruang lingkup administrasi madrasah, maka program

tahunan hendaklah mencakup bidang-bidang seperti berikut :

a) Program pengajaran, seperti antara lain kebutuhan guru, pembagian

tugas mengajar, pengadaan buku-buku pengajaran, alat-alat pengajaran

dan alat peraga, pengembangan laboratarium madrasah, pengembangan

perpustakaan madrasah, system penilaian hasil belajar, kegiatan

kulikuler dan lain-lain.

b) Kesiswaan atau kemuridan, antara lain syarat-syarat dan prosedur

penerimaan siswa baru, pengelompokan siswa atau murid dan

pembagian kelas, bimbingan atau konseling murid, pelayanan kesehatan

murid (UKS), dan sebagainya.

c) Kepegawaian, Seperti penerimaan dan penempatan guru atau pegawai

baru, pembagian tugas guru dan pegawai madrasah, usaha

kesejahteraan guru dan pegawai madrasah, mutasi dan atau promosi

guru dan pegawai madrasah, dan sebagainya.

d) Keuangan, yang mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk

berbagai kegiatan yang telah direncanakan.

e) Perlengkapan, yang meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung

madrasah, penambahan ruang kelas, pembuatan atau perbaikan pagar

pekarangan madrasah, pembuatan dan perbaikan lapangan olah raga

dan sebagainya. 45

Perlu diperhatikan, bahwa dalam penyusunan rencana tahunan ini, guru-

guru dan pegawai madrasah hendaknya diikutsertakan.

Sesudah membuat perencanaan adalah menyusun organisasi. Menurut

Mondy & Premeaux (1995) sebagaimana dikutip oleh Syafaruddin menjelaskan

bahwa organisasi adalah kerjasama dua orang atau lebih dalam satu keadaan yang

terkoordinir untuk mencapai hasil yang diinginkan.46

Jadi pengorganisasian juga

bisa didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai

dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil

pengorganisasian adalah struktur organisasi.

Struktur organisasi adalah susunan unit-unit kerja dalam organisasi.

Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan

bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut

45

Ngalim Purwanto, Administrasi..., h. 106 46

Syafaruddin, Manajemen..., h. 69

29

dikoordinasikan. Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan

spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.

Yang selanjutnya adalah mengarahkan/pengawasan, melalui fungsi

pengarah, pemimpin dapat menjalankan organisasi agar tetap berproses pada arah

yang benar dan tidak membiarkan penyimpangan yang terlalu dari arah tujuan

yang telah ditetapkan. Dengan pengarahan yang baik dan berkelanjutan juga dapat

menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antarbagian

atau antarpersonel madrasah, dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan

Dan yang terakhir adalah pelaksanaan (pengelolaan pegawai), disini

seorang pemimpin tidak boleh memaksakan kehendak sendiri terhadap

kelompoknya. Ia harus berusaha menjalankan kehendak dan kebutuhan

kelompoknya, juga program atau rencana yang telah ditetapkan bersama.

Agar pekerjaan madrasah dilakukan dengan senang, bergairah, dan berhasil

baik, maka dalam memberikan atau membagi tugas pekerjaan personel, kepala

madrasah hendaknya memperhatikan kesesuaian antara beban dan jenis tugas

dengan kondisi serta kemampuan pelaksananaanya seperti jenis kelamin,

kesehatan fisik, latar belakang pendidikan atau ijazah yang dimiliki dan

kemampuan dan penglaman kerja.

Dan efektivitas kepemimpinan dinilai dari segi kualifikasi pribadi kepala

madrasah yang harus dikuasai oleh setiap pemimpin madrasah, yaitu:

1) Kepribadian (personality)

Kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku yang tampak dalam ciri

khas seseorang. Dan seorang pemimpin dikatakan memiliki kepribadian

apabila pemimpin atau kepala madrasah selalu bersikap dan berperilaku

sebagai berikut : berpikir dan berbuat secara sistematik dan teratur,

mengetahui modal yang dimilikinya dengan segala keterbatasannya,

simpatik dan loyal kepada bawahan, tidak merasa atau menjadi kecil

dalam menghadapi kritikan, selalu menolong, serta menciptakan satu

lingkungan yang dapat dipercaya, keterbukaan dan rasa hormat

terhadap individu

30

2) Sikap (attitudional)

Sikap adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai

kencenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi (Heri

Purwanto, 1998 : 62).47

Sikap dari seorang pemimpin atau kepala

madrasah yang kritis diantaranya sikap kepala madrasah terhadap

tugasnya, bawahan dan sikap kepala madrasah terhadap atasannya. 48

3) Kemampuan

Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu.

Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu

yang harus ia lakukan. Setidaknya ada tiga kemampuan dasar yang

harus di miliki oleh seorang kepala madrasah yaitu : kemampuan

tekhnis, kemampuan hubungan manusia dan kemampuan konseptual.

4) Keteladanan

Dengan keteladanan serta menampilkan pribadi yang baik secara wajar

tanpa dibuat-buat atau memaksakan diri sedemikian rupa, wajah yang

cerah, hidup yang sederhana dan pribadi yang luhur akan memberikan

pengaruh yang kuat terhadap guru, staf dan siswa-siswi, sehingga

kewibawaan yang sangat penting dalam madrasah akan dating

sendirinya.49

5) Keterbukaan

Keterbukaan adalah keadaan yang memungkinkan informasi yang dapat

diberikan dan didapat oleh gutu dan staf.

Sedangkan efektivitas dilihat dari segi hasil yaitu menampakkan tingkat

penyelesaian tugas dalam pencapaian tujuan yaitu menggerakkan para guru, staf

dan para siswa berkerja dalam mencapai tujuan madrasah, kepala madrasah harus

berusaha menghindarkan diri dari sikap dan perbuatan yang bersifat memaksa

atau bertindak keras sebaliknya kepala madrasah harus mampu melakukan

perbuatan yang melahirkan kemauan untuk bekerja dengan penuh semangat dan

47

http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/sikap.pdf 48

Wahjosumidjo, Kepemimpinan..., h. 387 49

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h. 183

31

percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, dengan cara meyakinkan dan

membujuk para guru, staf dan siswa bahwa apa yang dilakukan adalah benar.

Tugas kepala madrasah yang seharusnya diperhatikan dan dipraktikkan

dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika berada di madrasah, sehingga tujuan

madrasah tercapai, yaitu sebagai berikut:

1) Menciptakan semangat kebersamaan diantara para guru, staf dan para

siswa. Sehingga kepala madrasah bertindak arif, bijaksana, adil dan

tidak ada yang dikalahkan atau dianakemaskan. (arbritrating);

2) Memberikan Sugesti atau saran yang baik kepada para guru, staf dan

para siswa dalam melaksanakan tugas. Sehingga dengan saran tersebut,

para guru, staf dan para siswa selalu dapat memelihara bahkan

meningkatkan semangat, rela berkorban, rasa kebersamaan dalam

melaksanakan tugas masing-masing (suggesting);

3) Memenuhi segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh sebuah madrasah

baik berupa dukungan, dana, sarana dan prasarana dan sebagainya.

sehingga tanpa adanya dukungan yang disediakan oleh kepala

madrasah, sumber daya manusia yang ada tidak mungkin melaksanakan

tugasnya dengan baik (supplying objectives);

4) Kepala madrasah harus mampu menimbulkan dan menggerakkan

semangat para guru, staf dan siswa dalam pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Patah semangat, kehilangan kepercayaan harus dapat

dibangkitkan kembali oleh para kepala madrasah (catalyzing);

5) Menciptakan rasa aman di dalam lingkungan madrasah, sehinga para

guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugasnya merasa aman, bebas

dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, serta memperoleh jaminan

keamanan dari kepala madrasah (providing security);

6) Kepala madrasah selaku pemimpin harus menjadi suri tauladan bagi

guru, staf, siswa bahkan orang tua siswa. Sehingga penampilan kepala

madrasah harus selalu dijaga integritasnya, selalu terpercaya, dihormati

baik sikap, perilaku maupun perbuatannya (representing);

32

7) Kepala madrasah berfungsi sebagai orang yang selalu membangkitkan

semangat, percaya diri terhadap para guru, staf dan siswa, sehingga

mereka menerima dan memahami tujuan madrasah secara antusias,

bekerja secara bertanggung jawab ke arah tercapainya tujuan madrasah

(inspiring); dan

8) Memberikan penghargaan dan pengakuan kepada apapun yang

dihasilkan oleh setiap guru, staf dan siswa yang menjadi tanggung

jawabnya. Penghargaan dan pengakuan ini dapat diwujudkan dalam

berbagai bentuk, seperti kenaikan pangkat, fasilitas, kesempatan

mengikuti pendidikan, beasiswa dan sebagainya (praising).50

Dengan memperhatikan dan mempraktekkan delapan fungsi di atas berarti

kepala madrasah telah menjalankan fungsi kepemimpinan kepala madrasah

sebagai seorang pemimpin. Karena tugas memimpin akan berhasil dengan baik

apabila setiap pemimpin memahami akan tugas yang harus dilaksanakannya.

50

Wahjosumidjo, Kepemimpinan..., h. 107

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Efektifitas kepemimpinan kepala madrasah dalam mengembangkan

lembaga pendidikan Islam di MTs Nurul Islam Sukabumi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di MTs Nurul Islam Sukabumi. Adapun waktu

penelitian di mulai bulan 20 Februari sampai dengan 20 April 2010

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan

fenomenologi. Penelitian deskriptif dilakukan dengan mendeskripsikan, mencatat,

menganalisis dan menginterprestasikan data berdasarkan apa yang terjadi di

lapangan. Penelitian ini juga untuk menganalisa suatu fakta, gejala, dan peristiwa

kepemimpinan pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya konteks

ruang dan waktu serta situasi lingkungan kepemimpinan pendidikan secara alami.

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru serta staf Madrasah

Tsanawiyah Nurul Islam Sukabumi yang berjumlah 18 guru. Karena jumlah

populasi kurang dari 100, maka penelitian ini mengambil seluruh populasi yang

ada di Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam Sukabumi.

34

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat pada waktu penelitian menggunakan

sesuatu metode.51

Adapun instrumen penelitian yang di gunakan untuk

memperoleh data mengenai efektivitas kepemimpinan kepala madrasah kali ini di

buat dalam bentuk angket. Angket ini di buat dalam bentuk quisioner yaitu

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

Jenis quisioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah quisioner tertutup,

dimana jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga responden tinggal

memilih.52

Dan ini di peruntukkan kepada guru beserta staf untuk mendapat

informasi mengenai efektivitas kepemimpinan kepala madrasah.

Instrument berikutnya, adalah wawancara. Wawancara dilakukan kepada

kepala madrasah yang juga di pergunakan untuk mendapatkan informasi yang

lebih mendalam dan akurat mengenai efektivitas kepemimpinan kepala madrasah.

Tabel 1

Kisi-kisi Quisioner

Efektivitas Kepemimpinan Kepala Madrasah

di MTs Nurul Islam Sukabumi

No. Aspek Indikator No.

item

Jum

Item

1. Efektivitas

Kepemimpinan

kepala madrasah

dilihat dari proses

kerja

1.1 Membuat perencanaan 1, 2, 3, 4

& 5

1.2 Pengorganisasian 6, 7 & 8

1.3 Pelaksanaan/motivasi 9, 10,

11, 12,

13, 14 &

15

1.4 Pengawasan 16, 17 &

18

2. Efektivitas

Kepemimpinan

kepala madrasah

Kepribadian 19

Kemampuan 20, 21,

22 & 23

51

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), h. 149 52

Joko Subagyo, P, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2004) cet. IV h.57

35

dilihat dari

karakteristik

Sikap 24, 25,

26, 27 &

28

Keteladanan 29

Keterbukaan 30, 31 &

32

3. Efektivitas

Kepemimpinan

kepala madrasah

dilihat dari segi

hasil

Tingkat penyelesaian

tugas dalam pencapaian

tujuan

33, 34,

35, 36,

37, 38,

39 & 40

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dalam penelitian diperlukan beberapa teknik.

Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah:

1. Angket/Quisioner

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui.53

. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah angket tertutup, yakni responden tinggal memilih jawaban yang telah

disediakan. Penulis menggunakan angket/questioner untuk memperoleh informasi

dan data dari guru, staf dan kepala madrasah yang berada dalam satu yayasan

tentang sejauh mana keefektifan kepemimpinan kepala Madrasah di MTs Nurul

Islam.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara detail dan mendalam

dari pengelola lembaga pendidikan MTs Nurul Islam Sukabumi diantaranya

kepala Madrasah serta kepala madrasah yang berada dalam satu yayasan tentang

efektifitas kepemimpinan kepala Madrasah di MTs Nurul Islam Sukabumi

G. Teknik Analasis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya

kedalan suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam penelitian ini tidak

53

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), h. 151

36

hanya sampai kepada pengumpulan dan penyusunan data, akan tetapi data yang

diperoleh, terkumpul dan tersusun diolah dan dianalisis.

Setelah data terkumpul, lalu diklasifikasikan menjadi dua kelompok data

yaitu: data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah yang digambarkan

dengan kata-kata atau kalimat menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Sedangkan data kuantitatif menggunakan penghitungan dengan rumus presentatif

sebagai berikut:

P = N

Fx 100%

Keterangan :

P = Prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya

N = Number of cases (jumlah/banyaknya individu).

Sedangkan pemaparan terhadap hasil perhitungan prosentase tersebut,

digunakan standar yang dikemukakan oleh Anas Sudjiono, yakni :

a. 80% ke atas Baik Sekali/Sangat efektif

b. 66% - 79% Baik/Efektif

c. 56% - 65% Cukup/Cukup efektif

d. 46% - 55% Kurang/Kurang efektif

e. 45 ke bawah Gagal/Gagal.54

Hasil interprestasi data merupakan deskripsi jawaban atas pertanyaan yang

diajukan dalam angket dan secara keseluruhan merupakan bahan kesimpulan

penelitian.

54 Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009)

h.35

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah singkat berdirinya MTs Nurul Islam

Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam merupakan lembaga pendidikan Islam

yang berada dalam naungan Yayasan Nurul Islam yang didirikan pada tahun

2004, oleh KH. Drs. Nandi Aziz, SH, M.Pd bersama Ust. Mukhtar Aziz dan Ust.

Misbahuddin Aziz A.Ma.

MTs yang berada di Kampung Kubang Kelurahan Sukakarya Kecamatan

Warudoyong Kota Sukabumi, dengan suhu udara yang sejuk dan jauh dari

keramaian kota namun akses untuk menuju MTs ini sangat mudah sehingga cocok

bagi peserta didik untuk belajar.

Yang melatarbelakangi berdirinya MTs Nurul Islam adalah fenomena yang

memprihatinkan akan banyaknya para penduduk di kampung kubang dan

sekitarnya yang berlatar belakang pendidikan hanya lulusan MI/SD, karena

memang untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi sangat jauh dan

membutuhkan biaya yang besar sehingga mata pencaharian mereka hanya sebagai

petani atau buruh. Dan arus informasi yang melintas tanpa batas, mengakibatkan

Indonesia menyatu dalam kehidupan global yang kian deras.

Berangkat dari niat yang mulia diatas yaitu ingin memajukan kampung

kubang dan sekitarnya dalam bidang pendidikan, serta untuk meredam arus

informasi yang semakin pesat dan melandasi generasi penerus dengan iman dan

taqwa. Maka berdirilah MTs Nurul Islam.

2. Visi dan Misi MTs Nurul Islam

a. Visi MTs Nurul Islam

Mewujudkan peserta didik yang shaleh/shalehah, cerdas, jujur, dan

berakhlakul karimah serta dilandasi iman dan taqwa.

b. Misi MTs Nurul Islam

Meningkatkan kualitas dalam bidang:

38

1) Proses belajar mengajar

2) Kegiatan keagamaan

3) Kegiatan pembinaan kesiswaan

4) Pelayanan bidang tata usaha

5) Hubungan kemitraan dan menjadi MTs unggul di Kota Sukabumi

3. Tujuan MTs Nurul Islam

Menyelenggarakan pelaksanaan pendidikan yang mengarah kepada

terwujudnya usaha dan hubungan kemitraan55

4. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa MTs Nurul Islam

5) Keadaan Guru

Jumlah tenaga pendidik di MTs Nurul Islam keseluruhannya berjumlah 18

orang tenaga pendidik. Yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 11 orang

perempuan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel. 2

Data keadaan tenaga pendidik

MTs Nurul Islam

Tahun ajaran 2000-2010

No Nama Guru Jabatan L/P Pend.

Terakhir

Bidang Studi

1 Drs. H. Wawan

Anwar

Kepala

Madrasah

L S1 Bahasa Inggris

2 Rasti, S.Ag. Wakil

Kepala

Madrasah

P S1 Bahasa

Indonesia

3 Kholidun, S.Pd.I Bidang

Kurikulum

L S1 Matematika

4 Lia Nuramalia, S.Ag. Bidang

Kesiswaan

P S1 Fiqh dan BP

55

Hasil wawancara dengan staf tata usaha MTs Nurul Islam pada tanggal 23 Februari 2010

39

5 Silia Rahmi, S.Pd.I Bidang

Prasarana

P S1 Seni Budaya

6 N. Nurjamilah, S.Pd.I Bendahara P S1 KTK

7 Iis Sholihat, S.Pd.I Guru P S1 Qur’an Hadits

dan BTQ

8 Hendri Vebriadi, S.Pd. Guru L S1 Penjaskes.

9 Sukeswati, S.Pd.I Guru P S1 IPS

10 Muhammad Ilyas,

S.Pd.I

Guru L S1 IPS

11 Agus Rasyiduddin Guru P D1 IPA

12 Epi Sopuroh, S.Ag Guru P S1 IPA

13 Erna Purnama, S.Pd.I Guru P S1 Matematika

14 Halimi, S.Pd.I Guru L S1 B.Arab

15 Dindin Radiansyah Guru L SLTA Penjaskes

16 Shofa

Mar’atussholihah

Guru P MA PKN

17 Irfan Habiburrahman,

S.Kom

Guru L S1 Komputer

18 Eni Istianah, A.Ma Guru P D2 Aqidah Akhlak

Kepala madrasah merupakan jabatan yang tertinggi di madrasah, sehingga

kepala madrasah memegang peranan dan pimpinan segala sesuatu yang

berhubungan dengan tugas madrasah baik ke dalam maupun ke luar. Tetapi kepala

madrasah tidak bisa menjalakan roda madrasah ini sendirian, kepala madrasah

membutuhkan wakil-wakil yang membisa membantu tugas-tugasnya yang sangat

kompleks. Salah satu wakil kepala madrasah adalah guru karena tugas guru-guru

tidak hanya mengajar saja, tetapi juga harus bertanggung jawab dan ikut serta

dalam menjalankan roda madrasah itu secara keseluruhan.

Untuk membantu tugas kepala madrasah, seorang guru dituntut untuk

memiliki keahlian, pengalaman dan latar belakang pendidikan yang sesuai.

Sedangkan jumlah guru di MTs Nurul Islam berjumlah 18 orang termasuk kepala

40

madrasah, guru-guru ini masih banyak yang belum mempunyai pengalaman

dalam mengajar serta latar belakang pendidikannya pun banyak yang tidak sesuai

dengan yang pelajaran yang diampu. Hal ini bila dibiarkan terus-menerus akan

mengakibatkan kurang efektifnya tugas seorang kepala madrasah.

6) Keadaan Karyawan

Jumlah karyawan di MTs Nurul Islam keseluruhan berjumlah 3 orang

karyawan, yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Untuk lebih

jelasnya lihat tabel di bawah ini.

Tabel 3

Data tenaga kerja/karyawan MTs Nurul Islam

No Nama L/P Agama Jabatan

1 N. Nurjamilah P Islam TU. Keuangan

2 Shofa Mar’atussholihah P Islam TU. Administrasi

3 Hikmat L Islam Penjaga dan

Kebersihan

Kelancaran dan kebutuhan suatu pendidikan sangat ditentukan oleh peran

serta karyawan. Kelancaran pendidikan di madrasah tidak terlepas dari

administrasi yang baik, teratur serta terencana. Yang dimaksud karyawan pada

unit pelaksanaan teknis MTs Nurul Islam adalah seluruh karyawan madrasah

diantaranya staf tata usaha, keamanan dan kebersihan.

Dengan melihat tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan di

MTs Nurul Islam berjumlah 3 orang, 2 orang menangani tata usaha dan 1 orang

menangani kebersihan dan keamanan (dalam pelaksanaannya dia dibantu oleh

isterinya). Sehingga dirasa cukup untuk memberikan pelayanan yang baik.

7) Keadaan Siswa

41

Jumlah siswa MTs Nurul Islam keseluruhan (kelas 1 s.d. kelas 3) adalah 83

siswa yang terdiri; kelas 1 berjumlah 26 siswa , kelas 2 berjumlah 32 siswa, dan

kelas 3 berjumlah 25 siswa. Dengan jumlah keseluruhan yaitu 83 siswa. Dan

untuk lebih jelasnya lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4

Data jumlah siswa MTs Nurul Islam

Kelas Jmlah Kelas Jumlah Murid Jumlah

Keseluruhan L P

VII 1 17 9 26

VIII 1 12 20 32

IX 1 10 15 25

Jumlah 3 39 44 83

Kedudukan peserta didik (siswa) sangat penting dalam proses pendidikan,

sebab tanpanya takkan berlangsung pendidikan. Bagaimanapun bagusnya

kepemimpinan kepala madrasah ditambah dengan guru-guru yang handal, tidak

akan bermanaat kalau tidak ada peserta didik.

5. Sarana dan Prasarana

Syarat dari suatu lembaga pendidikan yang berkualitas adalah memiliki

seperangkat sarana dan prasarana pembelajaran yang dapat menunjang proses

belajar mengajar pada lembaga pendidikan tersebut. Kelengkapan sarana

prasarana pembelajaran yang dimiliki oleh suatu lembaga pendidikan merupakan

wujud dari baiknya proses kepemimpinan kepala madrasah yang ada di lembaga

pendidikan tersebut. Adapun sarana dan prasarana di MTs Nurul Islam, lihat tabel

dibawah ini:

42

Tabel 5

Data sarana dan prasarana

No. Deskripsi Jumlah Keterangan

1. Ruang kelas 6 Sedang

2. Komputer 8 Rusak

3. Ruang Perpustakaan - -

4. Ruang kepala madrasah 1 Baik

5. Ruang yayasan 1 Baik

6. Ruang guru 1 Sedang

7. Ruang TU 1 Sedang

8. Papan Tulis 5 Sedang

9. Lab. Komputer 1 Sedang

10. Telepon 1 Rusak

11. Masjid 1 Sedang

12. Toilet guru 1 Sedang

13. Toilet siswa 3 Sedang

14. Ruang BP 1 Rusak

15. UKS 1 Rusak

16. Rumah untuk guru 1 Sedang

17. Rumah untuk keamanan 1 Sedang

18. Lapangan olah raga 1 Sedang

19 Drum band 1 set Sedang

20. Alat marawis 1 set Sedang

Keadaan sarana dan prasarana di MTs Nurul Islam kurang memadai untuk

menunjang kepemimpinan kepala madrasah. Seperti ruang perpustakaan tidak

ada, yang ada hanya rak buku berisi sedikit sekali buku-buku yang disimpan di

ruang guru, sehingga guru-guru tidak bisa menambah pengetahuan/referensi

dalam mengajar, menggunakan alat pendidikan dan teknologi pendidikan. Yang

akibatnya guru-guru mengajar dengan seadanya dan terkesan monoton tanpa ada

43

inovasi yang berarti dalam mengajar. Begitu juga komputer yang ada di madrasah

sebagian besar rusak dan tidak ada internetnya. Selainnya masih dalam keadaan

bagus untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar .

B. Deskripsi dan Analisa Data

Pada bab sebelumnya telah penulis kemukakan bahwa teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan wawancara.

Angket disusun berdasarkan aspek kepemimpinan kepala madrasah, faktor-

faktor yang mempengaruhi kepemimpinan kepala madrasah dan langkah-langkah

dalam meningkatkan efektifitas kepemimpina madrasah yang diteliti. Angket ini

dibuat terdiri dari 40 item pertanyaan.

Dalam pengelolaan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik

dalam bentuk persentase, artinya setiap data dipersentasikan setelah ditabulasikan

dalam bentuk frekuensi untuk setiap jawaban.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyeleksi data. Data yang

disebarkan kepada guru dan staf berjumlah 20 angket, harus dikembalikan dalam

jumlah yang sama dan semuanya dapat diolah.

Langkah selanjutnya adalah mengolah data dan menggunakan tabulasi

frekuensi. Frekuensi tersebut dinyatakan dalam bentuk persentase, sehingga

kencederungan setiap jawaban dapat diketahui dengan kemungkinan yang telah

disediakan. Dengan begitu berarti setiap item pertanyaan menggunakan satu tabel

yang langsung dibuat frekuensi dan persentasennya. Setelah itu dibuat

interprestasikan secara sederhana dengan menggunakan standar yang

dikemukakan oleh Wahyudin Syah dan Ahmad Supardi (1984:52), yakni :

A. 100 % = Seluruhnya

B. 90 % - 99 % = Hampir seluruhnya

C. 60 % - 89 % = Sebagian Besar

D. 51 % - 59 % = Lebih Dari Setengahnya

E. 50 % = Setengahnya

F. 40 % - 49 % = Hampir Setengahnya

G. 10 % - 39 % = Sebagian Kecil

44

H. 1 % - 9 % = Sedikit Sekali

I. 0 % = Tidak ada sama sekali.

Untuk lebih jelasnya efektivitas kepemimpinan kepala madrasah dapat dilihat

pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 6

Merumuskan misi dan tujuan madrasah secara jelas

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

9

11

0

0

45%

55%

0%

0%

Jawaban 20 100%

Dari tabel tersebut di atas terungkap bahwa hampir setengah responden

(45%) sangat setuju bahwa kepala madrasah merumuskan misi dan tujuan

madrasah secara jelas, lebih dari setengahnya lagi (55%) setuju dengan kepala

madarasah merumuskan misi dan tujuan secara jelas, dan tidak ada sama sekali

responden yang menyatakan tidak setuju bahwa kepala madrasah merumus misi

dan tujuan secara jelas. Ini berati bahwa kepala madrasah dalam merumuskan misi

dan tujuan yang jelas sudah sangat efektif.

Tabel 7

Merumuskan dan meneliti pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh

seluruh personil madarasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4

12

4

-

20%

60%

20%

-

45

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi data tentang kepala madrasah merumuskan dan meneliti

pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh seluruh personil madarasah.

sebagian kecil (20%) menyatakan sangat setuju bahwa, sebagian besar (60%)

menyatakan setuju, sebagian kecil (20%) menyatakan tidak setuju dan tidak ada

sama sekali (0%) menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa kepala madrasah merumuskan dan meneliti pekerjaan-pekerjaan yang akan

dilaksanakan oleh seluruh personil madarasah dengan baik.

Tabel 8

Menentukan langkah-langkah strategis untuk mencapai misi dan tujuan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3

14

3

-

15%

70%

15%

-

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah menentukan langkah-langkah

strategis untuk mencapai misi dan tujuan madrasah. Sebagian kecil (15%)

menyatakan sangat setuju, sebagian besar (70%) menyatakan setuju, dan sebagian

kecil menyatakan tidak setuju (15%).

Ini berarti bahwa kepala madarasah telah menentukan langkah-langkah

untuk mencapai tujuan madrasah, seperti dalam pelaksanaan tugas, kepala

madrasah tidak banyak menyuruh, tetapi dengan mengajak atau dengan

keteladanan (memberi contoh)

46

Tabel 9

Menentukan rencana tahunan madrasah yang mencakup kepegawaian dan

perlengkapan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

16

2

-

10%

80%

10%

-

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah menentukan rencana tahunan

madrasah yang mencakup kepegawaian dan perlengkapan madrasah. Sebagian

kecil (10%) menyatakan sangat setuju, sebagian besar (80%) menyatakan setuju,

dan sebagian kecil menyatakan tidak setuju (10%). Hal ini menunjukkan bahwa

kepala madrasah dalam menentukan rencana tahunan madrasah yang mencakup

kepegawaian dan perlengkapan sudah sangat efektif

Tabel 10

Menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

1

13

6

-

5%

65%

30%

-

Jawaban 20 100%

Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah pekerjaan

yang harus dilakukan oleh seorang kepala madrasah. Baik ketika kepala madrasah

itu akan mendirikan sekolah maupun dalam meningkatkan kualitas sekolah. Dari

tabel di atas dapat dilihat jawaban dari responden sedikit sekali (5%) yang

47

menjawab sangat setuju, sebagian besar (65%) menjawab setuju dan yang

sebagian kecil lagi menjawab tidak setuju (30%) bahwa kepala madrasah

menganalisis faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi adrasah. Sehingga menunjukkan kepala madrasah kurang efektif dalam

menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di

madrasahnya.

Tabel 11

Membuat struktur organisasi madrasah yang efektif dan efisien

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3

14

3

-

15%

70%

15%

-

Jawaban 20 100%

Dari data di atas dapat disimpulkan yaitu sebagian besar (70%) menyatakan

setuju bahwa kepala madrasah membuat struktur organisasi madrasah yang efektif

dan efisien, sebagian kecil (15%) menyatakan sangat setuju dan tidak setuju.

Jika dilihat dari hasil pengamatan penulis, kenyataannya bahwa struktur

organisasi madrasah ini kurang efektif karena banyaknya jabatan rangkap. Tetapi

menurut hasil angket diatas menunjukkan bahwa kepala madrasah membuat

struktur organisasi dengan baik, hal ini dibuktikan dengan sebagian besar

responden yang memilih setuju 14 responden atau 70%.

48

Tabel 12

Memberikan tugas mengajar kepada guru sesuai dengan latar belakang pendidikan

yang dimilikinya

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3

12

2

3

15%

60%

10%

15%

Jawaban 20 100%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (60%)

menyatakan setuju bahwa kepala madrasah memberikan tugas mengajar kepada

guru sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimilikinya, sebagian kecil

(15%) menyatakan sangat setuju, dan sebagian kecil (10%) menyatakan tidak

setuju dan sangat tidak setuju (15%).

Melihat dari latar belakang pendidikan para guru, kenyataannya bahwa

banyak para guru yang mengajar tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan,

hanya sebagian kecil saja guru yang mengajar sesuai dengan latar balakang

pendidikannya. Jadi jawaban yang diberikan oleh para guru dan staf tidak sesuai

dengan kenyataan yang ada.

Tabel 13

Menyusun rincian tugas setiap personil Madrasah secara jelas

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

11

7

0

10%

55%

35%

0%

Jawaban 20 100%

49

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah mampu menyusun rincian tugas

kepada seluruh personil madrasah secara jelas. Sebagian kecil (10%) menyatakan

sangat setuju, lebih dari setengah (55%) menyatakan setuju, dan sebagian kecil

(35%) menyatakan tidak setuju.

Dapat diketahui, responden banyak memilih sering (55%) kepala madarasah

menyusun rincian tugas setiap personil madrasah secara jelas, meskipun tidak bisa

mengabaikan responden yang tidak sering (35%) kepala madrasah menyusun

rincian tugas personil madrasah secara jelas. Hal ini menunjukan bahwa kepala

madrasah belum secara merata menyusun rincian tugas kepada seluruh personil

madrasah.

Tabel 14

Mengoptimalkan hari-hari efektif belajar untuk kegiatan belajar mengajar

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

1

13

6

-

5%

65%

30%

-

Jawaban 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sedikit sekali responden (5%) yang sangat

setuju bahwa kepala madrasah mampu mengoptimalkan hari-hari efektif belajar

untuk kegiatan belajar mengajar, sebagian besar responden yang setuju (65%),

dan sebagian kecil (30%) yang tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa kepala

madrasah dapat mengoptimalkan hari-hari efektif belajar untuk kegiatan belajar

mengajar dengan efektif.

50

Tabel 15

Mengembangkan metode/cara mengajar siswa

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3

12

5

0

15%

60%

25%

0%

Jawaban 20 100%

Dari data tersebut di atas terungkap bahwa sebagian besar (60%)

menyatakan yang setuju bahwa kepala madrasah mengembangkan program

pembelajaran yang berpusat pada siswa, ditambah (15%) sangat setuju, sebagian

kecil responden (25%) tidak setuju, dan bahkan tidak ada sama sekali (0%)

menyatakan sangat tidak setuju.

Program pembelajaran yang berpusat pada siswa belum sepenuhnya dapat

dikembangkan oleh kepala madrasah, tetapi kepala madrasah sudah mencoba

untuk mengembangkan program pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Tabel 16

Mengembangkan program pengajaran perbaikan bagi para siswa yang belum

mencapai ketuntasan belajar

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4

11

5

0

20%

55%

25%

0%

Jawaban 20 100%

Kepala madrasah harus bisa mengembangkan program pengajaran perbaikan

bagi para siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan tabel di

atas, terlihat sebagian kecil responden (20%) sangat setuju, lebih dari setengahnya

51

responden (55%) setuju, hanya sebagian kecil responden (25%) tidak setuju, dan

tidak ada sama sekali (0%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Program pengajaran perbaikan bagi para siswa yang belum mencapai

ketuntasan belajar sudah dikembangkan oleh kepala madrasah dan sudah

dilakukan dengan cukup baik.

Tabel 17

Mengembangkan program-program ekstra kulikuler yang berwawasan

keunggulan

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

15

3

0

10%

75%

15%

0%

Jawaban 20 100%

Dari tabel di atas, terlihat 2 responden (10%) sangat setuju, 15 responden

(75%) setuju, 3 Responden (15%) tidak setuju, dan tidak ada (0%) yang

menyatakan sangat tidak setuju. Dengan sebagian besar responden yang setuju

(75%) menunjukan bahwa kepala Madrasah sudah dapat mengembangkan

program-program ekstra kulikuler yang berwawasan keunggulan.

52

Tabel 18

Mampu memberikan saran, masukan dan sugesti kepada seluruh personil

madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

16

2

0

10%

80%

10%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat sebagian kecil responden (10%) yang

sangat setuju, sebagian besar responden (80%) yang setuju, hanya sebagian kecil

responden (10%) yang tidak setuju, dan tidak ada (0%) yang menyatakan sangat

tidak setuju.

Kepala madrasah mampu memberikan saran dan sugesti kepada seluruh

personil madrasah dengan sangat signifikan yaitu dengan hampir seluruh

responden yang memilih yang setuju 16 responden (80%).

Tabel 19

Membangkitkan semangat kerja seluruh personil madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

11

4

0

25%

55%

20%

0%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah sering membangkitkan

semangat kerja. Lebih dari setengahnya (55%) menyatakan setuju, sebagian

kecilnya (25%) menyatakan sangat setuju, dan (20%) menyatakan tidak setuju,

serta tidak ada sama sekali (0%) yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini

53

dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah sudah baik dalam membangkitkan

semangat kerja.

Tabel 20

Menjadi sumber inspirasi untuk kemajuan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

13

5

0

10%

65%

25%

0%

Jawaban 20 100%

Dari hasil penyebaran angket ini dapat diketahui sebagian besar (65%)

responden yang menjawab setuju, sebagian kecil (10%) responden yang

menjawab sangat setuju, sebagian kecil (25%) responden yang menjawab tidak

setuju, dan tidak ada sama sekali (0%) yang menjawab sangat tidak setuju.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepala madrasah mampu menjadi

sumber inspirasi bagi guru, staf dan siswa, hal ini ditandai dengan banyaknya

inovasi dalam kegiatan belajar mengajar.

Tabel 21

Memberikan bimbingan dan arahan secara teratur dan baik kepada seluruh

personil madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4

12

3

1

20%

60%

15%

5%

Jawaban 20 100%

54

Dari hasil tabel presentase di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar (60%)

menyatakan setuju bahwa kepala madrasah memberikan bimbingan dan arahan

secara teratur dan baik, sebagian kecil (20%) menyatakan sangat setuju, sebagian

kecil (15%) menyatakan tidak setuju dan sangat sedikit sekali (5%) menyatakan

sangat tidak setuju. Hal ini membuktikan bahwa kepala madrasah telah

memberikan bimbingan dan arahan (motivasi) secara teratur dan baik kepada

seluruh personil madrasah.

Tabel 22

Memberikan penghargaan yang layak kepada personil madrasah yang berprestasi

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

6

10

4

0

30%

50%

20%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat sebagian kecil responden (30%) yang

sangat setuju, setengah responden (50%) yang setuju, dan hanya sebagian kecil

responden (20%) tidak setuju kepala madrasah memberikan penghargaan bagi

personil madrasah yang berprestasi. Responden yang sangat setuju dan setuju

mencapai 80%, hal ini menunjukan bahwa kepala madrasah telah memberikan

penghargaan yang layak kepada personil madrasah yang berprestasi.

55

Tabel 23

Memberikan sanksi atau hukuman yang tegas kepada personil madrasah yang

melanggar aturan

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

14

4

0

10%

70%

20%

0%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah memberikan sanksi atau

hukuman yang tegas kepada personil madrasah yang melanggar aturan. Sebagian

besar (70%) menyatakan setuju, sebagian kecil menyatakan sangat setuju (10%)

dan tidak setuju (20%). Hal ini membuktikan sanksi yang tegas telah diberikan

dengan tepat oleh kepala madrasah kepada personil madrasah yang melanggar

aturan, indikatornya dapat dilihat dengan sebagian besar responden yang memilih

sering (70%) dan selalu (10%).

Tabel 24

Memiliki kepribadian yang patut dicontoh oleh seluruh elemen madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4

10

6

0

20%

50%

30%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan dari hasil presentase di atas menunjukkan bahwa setengah

(50%) responden menyatakan setuju bahwa kepala madrasah bisa dijadikan

contoh oleh personil madrasah, hanya sebagian kecil responden(20%) sangat

56

setuju, sedangkan sebagian kecil responden (30%) tidak setuju, dan tidak ada

sama sekali (0%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Sebagian kepribadian kepala madrasah bisa dijadikan contoh oleh personil

sekolah, ini dibuktikan dengan banyaknya responden yang setuju dan sangat

setuju, tapi banyak juga responden yang tidak setuju bahwa kepribadian kepala

madrasah bisa dijadikan contoh oleh seluruh elemen madrasah.

Tabel 25

Memiliki pengalaman yang luas tentang dunia madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

6

11

3

0

30%

55%

15%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat 6 responden (30%) sangat setuju, 11

responden (55%) setuju, 3 Responden (15%) tidak setuju, dan tidak ada (0%)

yang menjawab sangat tidak setuju. Kepala madrasah terbukti berpengalaman di

bidang madrasah, Hal ini terlihat dari hampir seluruh responden yang sangat

setuju (30%) dan responden yang setuju (55%) dan hanya sebagian kecil (15%)

yang tidak setuju.

57

Tabel 26

Memahami tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan olehnya

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3

16

1

0

15%

80%

5%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan tabel presentase di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

sebagian besar (80%) responden setuju bahwa kepala madrasah bisa memahami

tugas-tugas yang harus dikerjakan, ditambah dengan sebagian kecil responden

(15%) menyatakan sangat setuju, dan hanya sedikit sekali (5%) menyatakan tidak

setuju. Hal ini berarti kepala madrasah telah memahami tugasnya sebagai kepala

madrasah dengan baik.

Tabel 27

Mampu memahami karakteristik dan keinginan bawahan (guru, staf, dan para

siswa)

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

6

9

0

25%

30%

45%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan dari item pertanyaan yang diberikan kepada responden

sebagian kecil (25%) responden sangat setuju bahwa kepala madrasah mampu

memahami keinginan personil madrasah, sebagian kecil (30%) reponden setuju,

hampir setengahnya (45%) responden tidak setuju, dan tidak ada sama sekali (0%)

yang menjawab sangat tidak setuju.

58

Melihat hampir setangah responden yang menjawab tidak setuju bahwa

kepala madrasah mampu memahami keinginan personil madrasah yaitu 9

responden (45%). Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian keinginan personil

madrasah belum dapat dipahami semua oleh kepala madrasah dengan maksimal.

Tabel 28

Memahami iklim organisasi yang dibawahinya

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

13

5

0

10%

65%

25%

0%

Jawaban 20 100%

Iklim organisasi adalah serangkaian deskripsi dari karakteristik organisasi

yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lainnya yang mengarah

pada persepsi masing-masing anggota dalam memandang organisasi.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat 2 responden (10%) sangat setuju, 13

responden (65%) setuju, 5 Responden (25%) tidak setuju, dan tidak ada (0%)

yang menyatakan sangat tidak setuju. Sehingga menunjukkan bahwa kepala

madrasah mampu memahami iklim organisasi yang dibawahinya dengan baik.

59

Tabel 29

Memposisikan dirinya sebagai seorang pemimpin madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

9

6

0

25%

45%

30%

0%

Jawaban 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian kecil (25%) menyatakan

sangat setuju, hampir setengahnya (45%) menyatakan setuju, hanya sebagian kecil

(30%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada sama sekali (0%) yang menyatakan

sangat tidak setuju. Melihat jumlah responden yang merata antara responden yang

sangat setuju (25%), setuju (45%), dan tidak setuju (30%) menunjukan bahwa

kepala Madrasah bisa memposisikan dirinya sebagai pemimpin Madrasah dalam

beberapa hal, tapi dalam hal lain, kepala Madrasah belum bisa memposisikan

dirinya sebagai pemimpin Madrasah.

Tabel 30

Memahami segala keputusan/kebijakan yang diambil yang berkaitan dengan

madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

15

3

0

10%

75%

15%

0%

Jawaban 20 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian kecil (10%) menyatakan

sangat setuju bahwa kepala madrasah memahami segala kebijakan yang diambil,

sebagian besar (75%) menyatakan setuju, hanya sebagian kecil (15%) menyatakan

60

tidak setuju, dan tidak ada sama sekali (0%) yang menyatakan sangat tidak setuju.

Hal ini membuktikan bahwa kepala madrasah mampu memahami segala

keputusan/kebijakan yang diambil dengan baik.

Tabel 31

Memahami tugas-tugas apa saja yang harus dikerjakan oleh tiap-tiap personil

madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

10

5

0

25%

50%

25%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat sebagian kecil responden (25%) sangat

setuju, setengah responden (50%) setuju, dan sisa responden (25%) menjawab

tidak setuju. Pilihan responden cukup merata antara yang memilih setuju (50%),

sangat setuju (25%), dan tidak setuju (25%), hal ini mengindikasikan Kepala

madrsah belum memahami dengan baik tugas-tugas untuk tiap personil Madrasah.

Tabel 32

Wakil kepala madrasah mengambil keputusan sendiri ketika kepala madrasah

tidak ada di madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

0

6

7

7

0%

30%

35%

35%

Jawaban 20 100%

61

Mengambil keputusan yang berkaitan dengan madrasah adalah sepenuhnya

hak kepala madrasah, meskipun kepala madrasah dalam musyawarah

mendengarkan saran dan pendapat guru-guru dan staf tetap saja yang menentukan

adalah kepala madrasah. Jadi tidak berhak wakil kepala madrasah mengambil

keputusan tanpa sepengetahuan kepala madrasah. Tapi Berdasarkan dari hasil

jawaban responden di atas menunjukkan bahwa wakil kepala madrasah pernah

mengambil keputusan sendiri ketika kepala madrasah tidak ada di madrasah, hal

ini terlihat dengan adanya sebagian kecil responden (30%) menjawab setuju,

sisanya tidak setuju (35%) dan sangat tidak setuju (35%).

Table 33

Meluangkan waktu untuk mengerjakan tugas di luar tugasnya sebagai kepala

madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

0

8

12

0

0%

40%

60%

0%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir setengah (40%) responden yang

menjawab setuju bahwa kepala madrasah meluangkan waktu untuk melakukan

tugas di luar tugasnya, dan sebagian besar (60%) responden yang menjawab tidak

setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kepala madrasah masih sering meninggalkan

madrasah untuk keperluan diluar tugasnya sebagai kepala madrasah.

62

Tabel 34

Menjadi contoh / suri tauladan yang baik bagi seluruh personil madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

7

6

7

0

35%

30%

35%

0%

Jawaban 20 100%

Seorang kepala madrasah adalah menjadi contoh atau suri tauladan bagi

guru, staf dan siswa, sehingga kepala madrasah dituntut untuk selalu berkata baik,

mempunyai sifat-sifat yang baik, dan berprilaku yang santun.

Melihat jumlah responden yang merata antara responden yang sangat setuju

(35%), setuju (25%), dan tidak setuju (35%) menunjukan bahwa kepala madrasah

dapat dijadikan sebagai contoh/suri tauladan bagi guru, staf dan siswa tetapi di sisi

lain ada perkataan atau perbuatan kepala madrasah yang kurang baik untuk

dicontoh.

Tabel 35

Menyampaikan informasi tentang berbagai kemajuan dan prestasi madrasah

kepada masyarakat luas

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

11

3

1

25%

55%

15%

5%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah selalu memberikan informasi

kemajuan madrasah kepada masyarakat luas. Sebagian kecil (25%) menyatakan

63

sangat setuju, lebih dari setengahnya (55%) menyatakan setuju, dan hanya sedikit

yang menyatakan tidak setuju (15%) dan sangat tidak setuju (5%).

Meskipun banyak informasi tentang kemajuan Madrasah yang disampaikan

oleh kepala madrasah kepada masyarakat luas, tetapi masih banyak juga

informasi yang tidak disampaikan kepada masyarakat, ini didasarkan kepada

responden yang memilih tidak setuju (15%) dan sangat tidak setuju (5%).

Tabel 36

Menyampaikan informasi tentang berbagai kendala atau masalah yang terjadi di

madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4

12

4

-

20%

60%

20%

-

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah menyampaikan informasi

tentang berbagai kendala atau masalah yang terjadi di madrasah. sebagian kecil

(20%) menyatakan sangat setuju, sebagian besar (60%) menyatakan setuju, dan

sebagian kecil menyatakan tidak setuju (20%). Hal ini dibuktikan dengan hampir

seluruh guru dan staf mengetahui semua masalah yang terjadi di dalam madrasah

serta dapat memberikan saran atau solusi untuk penyelesaiannya.

64

Tabel 37

Bermusyawarah dengan guru dan staf untuk mencari solusi dari masalah yang

dihadapi

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

3

13

4

-

15%

65%

20%

-

Jawaban 20 100%

Dari data di atas dapat ditarik kesmpulan bahwa kepala madrasah

bermusyawarah dengan guru dan staf untuk mencari solusi dari masalah yang

dihadapi. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yakni: sebagian kecil

(15%) menyatakan sangat setuju, sebagian besar (65%) menyatakan setuju dan

hanya sebagian kecil (20%) menyatakan tidak sering.

Dengan banyaknya responden yang menyatakan setuju 13 responden atau

65% ditambah dengan yang menyatakan sangat setuju 3 reponden atau 15%,

menunjukkan kalau kesadaran kepala madrasah dalam menyelesaikan setiap

masalah selalu dengan bermusyawarah untuk mencari solusi penyelesaiannya,

tidak diselesaikan sendiri.

Tabel 38

Merumuskan kriteria-kriteria keberhasilan program madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

15

3

0

10%

75%

15%

0%

Jawaban 20 100%

65

Tabel di atas berisi data tentang bagaimana kepala madrasah mampu

merumuskan kriteria-kriteria keberhasilan program madrasah. Sebagian besar

(75%) menyatakan setuju, dan sebagian kecil yang menyatakan sangat setuju

(10%) dan tidak setuju (15%).

Kriteria-kriteria kebarhasilan program madrasah telah dirumuskan oleh

kepala madrasah dengan efektif, hal ini diakui oleh responden dengan memilih

setuju sebanyak 75% di tambah dengan sangat setuju 10%.

Tabel 39

Merumuskan indikator-indikator untuk mengukur keberhasilan program madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

1

16

3

0

5%

80%

15%

0%

Jawaban 20 100%

Berdasarkan tabel di atas, terlihat sedikit sekali responden (5%) yang sangat

setuju, sebagian besar responden (80%) yang setuju, dan hanya sebagian kecil

responden (15%) yang menyatakan tidak setuju. Hampir seluruh responden setuju

bahwa kepala madrasah dapat merumuskan indikator-indikator untuk mengukur

keberhasilan program madrasah dengan efektif, ini bisa kita ketahui dari hampir

seluruh responden yang setuju (80%) dan bahkan ada yang sangat setuju (5%).

66

Tabel 40

Memiliki ide-ide dan kreasi-kreasi untuk kemajuan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

8

7

0

25%

40%

35%

0%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian kecil (25%) menyatakan sangat

setuju, hampir setengahnya (40%) menyatakan setuju, hanya sebagian kecil

(35%) menyatakan tidak setuju, dan tidak ada sama sekali (0%) yang menyatakan

sangat tidak setuju. Kepala madrasah banyak memiliki ide-ide atau kreasi-kreasi

untuk kemajuan madrasah, ini dibuktikan dengan sebagian besar responden yang

sangat setuju (25%) dan setuju (40%), Meskipun banyak juga responden yang

tidak setuju dengan ide-ide yang disampaikan oleh kepala Madrasah, ini bisa

dilihat dengan adanya responden yang tidak setuju sebanyak (35%.)

Tabel 41

Menciptakan suasana kebersamaan di lingkungan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

12

3

0

25%

60%

15%

0%

Jawaban 20 100%

Dari hasil penyebaran angket ini dapat diketahui bahwa sangat setuju kepala

madrasah dapat menciptakan suasana kebersamaan di lingkungan madrasah

(25%), sedangkan sebagian besar (60%) responden menyatakan setuju, sebagian

67

kecil (15%) responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada sama sekali (0%)

yang menyatakan sangat tidak setuju.

Suasana kebersamaan adalah salah satu yang menentukan keberhasilan

sebuah lembaga pendidikan. Menurut responden kepala madrasah ini telah cukup

berhasil dalam menciptakan suasana kebersamaan, ditandai dengan banyak

responden yang memilih sangat setuju (25%) dan yang setuju (60%).

Tabel 42

Memenuhi segala kebutuhan yang dibutuhkan untuk kegiatan-kegiatan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

10

8

0

10%

50%

40%

0%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas berisi tentang kepala madrasah selalu memenuhi kebutuhan

yang dibutuhkan oleh madrasah. Sebagian kecil responden yang sangat setuju

(10%), setengah setuju (50%), hampir setengahnya tidak setuju (40%), dan tidak

ada (0%) yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini membuktikan, bahwa

kepala madrasah sudah memenuhi sebagian kebutuhan yang dibutuhkan oleh

madrasah.

68

Tabel 43

Menciptakan keamanan dan ketertiban khususnya di lingkungan madrasah

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

1

13

6

0

5%

65%

30%

0%

Jawaban 20 100%

Menciptakan keamanan dan ketertiban di lingkungan madrasah adalah hal

yang penting baik untuk guru, staf maupun siswa. Karena dengan keamanan dan

ketertiban akan menghasilkan kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Salah

perlu dilakukan kepala madrasah dalam menciptakan keamanan dan ketertiban

adalah dengan membuat peraturan sekolah. Berdasarkan tabel di atas, terlihat 1

responden (5%) yang sangat setuju, 13 responden (65%) yang setuju, 6

Responden (30%) yang tidak setuju, dan tidak ada (0%) yang menjawab sangat

tidak setuju. Sehingga hal ini menunjukan bahwa kepala madrasah berfungsi

sebagai pemimpin dengan menciptakan rasa aman dan budaya tertib.

Tabel 44

Mengakui dan menghargai setiap prestasi yang dihasilkan oleh staf, guru, ataupun

para siswa

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

4

14

2

0

20%

70%

10%

0%

Jawaban 20 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (70%) responden yang

setuju bahwa kepala madrasah menghargai setiap prestasi yang dihasilkan oleh

69

personil madrasah, ditambah dengan sebagian kecil (20%) responden yang sangat

setuju, dan hanya sedikit sekali (10%) yang tidak setuju serta tidak ada sama

sekali (0%) yang menjawab sangat tidak setuju. Dengan demikian bahwa kepala

madrasah sudah mengakui dan menghargai setiap prestasi yang dihasilkan oleh

guru, staf ataupun siswa dengan baik.

Tabel 45

Memonitor perkembangan kualitas guru dan para siswa

No. Alternatif Jawaban F P(%)

1. a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

5

12

3

0

25%

60%

15%

0%

Jawaban 20 100%

Dari tabel di atas terungkap bahwa sebagian kecil (25%) responden

menyatakan sangat setuju bahwa kepala madrasah memahami cara berinteraksi,

sebagian besar (60%) responden yang setuju, hanya sebagian kecil (15%)

responden yang tidak setuju, dan tidak ada sama sekali (0%) yang menyatakan

sangat tidak setuju. Sehingga kepala madrasah selalu memonitor perkembangan

kualitas guru dan para siswa.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari beberapa sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistik

deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui kondisi dan gambaran masing-masing aspek yang

diteliti berdasarkan tanggapan responden.

Untuk memberikan interprestasi dan prosentase hasil angket yang diperoleh

digunakan pedoman interprestasi yaitu:

f. 80% ke atas Baik Sekali/Efektif Sekali

70

g. 66% - 79% Baik/Efektif

h. 56% - 65% Cukup/Cukup Efektif

i. 46% - 55% Kurang/Kurang Efektif

j. 45 ke bawah Gagal/Tidak Efektif.

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai harapan (NH) nilai ini dapat diketahui dengan

mengalikan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi

b. Menghitung nilai skor (NS) nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian.

c. Menentukan kategorinya, yaitu dengan mengunakan rumus:

P = NS X 100%

NH

Berdasarkan skor penelitian yang ada, maka dapat disajikan analisis

deskriptif secara terperinci berdasarkan indikator penilaian di bawah ini.

Tabel 46

Nilai rata-rata skor penelitian

Dimensi Indikator NH NS NS x100

NH Ket

Efektivitas

Kepemimpinan

kepala

madrasah

dilihat dari

proses kerja

Perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan/

memotivasi dan

pengawasan

4 x 18 =

72

1124 :

20 =

56,2

56,2 x 100

72

= 78,05

Efektif

Efektivitas

Kepemimpinan

kepala

Kepribadian,

kemampuan,

sikap, keteladanan

4 x 13 =

52

763 :

20 =

38,15

38,15 x100

52

=73,36

Efektif

71

madrasah

dilihat dari

karakteristik

dan keterbukaan

Efektivitas

Kepemimpinan

kepala

madrasah

dilihat dari

segi hasil

Tingkat

penyelesaian

tugas dalam

pencapaian tujuan

4 x 8 =

32

470 :

20 =

23,5

23,5 x 100

32

=73,44

Efektif

Rata-rata 156 117,85 117,65 x100

156

= 75,54

Efektif

Dari tabel perhitungan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa

efektivitas Kepemimpinan kepala madrasah dilihat dari proses kerjanya

berdasarkan standar penampilan dalam membuat perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan/memotivasi dan pengawasan. Efektivitas Kepemimpinan kepala

madrasah dilihat dari karakteristik kepribadian, kemampuan, sikap, keteladanan

dan keterbukaan. Dan efektivitas Kepemimpinan kepala madrasah dilihat dari segi

hasil yaitu menampakkan tingkat penyelesaian tugas dalam pencapaian tujuan.

Jika dilihat dari total nilai setiap aspek maka dapat disimpulkan bahwa

kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam efektif.

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah didpaparkan dalam bab-bab yang terdahulu,

maka dapat dijelaskan beberapa temuan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan kepala MTs Nurul Islam ini berada dalam kategori efektif.

Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan standar penampilan dalam membuat

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan/memotivasi dan pengawasan

yang berada dalam kategori efektif.

2. Efektivitas kepemimpinan kepala MTs Nurul Islam jika dilihat dari segi

karakteristik kepribadian, kemampuan, sikap, keteladanan dan keterbukaan

berada dalam kategori efektif. Namun dalam pelaksanaannya ada faktor yang

harus diperbaiki yaitu kepribadian kepala madrasah yang kurang kuat, kepala

madrasah yang mempunyai dua jabatan dan sikap dan perilaku kepala

madrasah kepada rekan sejawat dan masyarakat masih kadang acuh tak acuh.

3. Efektivitas kepemimpinan kepala MTs Nurul Islam jika dilihat dari segi hasil

yaitu menampak tingkat penyelsaian tugas berada dalam kategori efektif.

Walaupun masih banyak tugas yang belum terselasaikan seperti guru-guru

belum bisa membuat program-program yang berbasis meningkatkan kualitas

siswa, pengembangan kurikulum (membuat RPP) dan belum bisanya bersaing

dengan sekolah lain.

Berdasarkan temuan tersebut, maka dapat disimpulkan kepemimpinan kepala

Madrasah Tsanawiyah Nurul Islam berada dalam kategori efektif.

B. Saran-saran

Berdasarkan paparan dan kesimpulan diatas, maka penulis menyampaikan

saran semoga bermanfaat guna perbaikan di masa yang akan datang khususnya

kepemimpinan kepala madrasah di MTs Nurul Islam, sebagai berikut:

1. Karena kepemimpinan kepala madrasah MTs Nurul Islam berada dalam

kategori efektif, maka bagi kepala madrasah untuk terus meningkatkan

73

kepemimpinannya baik dari segi perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan (memotivasi) dan pengawasan. Serta berusaha untuk

meningkatkan kepemimpinan yang ada sekarang menjadi lebih baik lagi.

2. Efektivitas kepemimpinan kepala madrasah dilihat dari karakteristik yang

harus ditingkatkan adalah kepribadian lebih ditingkatkan, tegas dalam

mengambil keputusan, menindak semua pelanggaran yang dilakukan baik

oleh guru, staf maupun siswa/siswi serta harus bisa menjadi suri tauladan

bagi semua personil madrasah.

3. Untuk langkah-langkah dalam meningkatkan efektivitas kepemimpinan

kepala madrasah, kepala madrasah sebaiknya lebih bersifat mengajak atau

memberi contoh tidak dengan selalu menyuruh serta kepala madrasah

harus lebih demokratis lagi, dengan cara mengajak bermusyawarah warga

madrasah dan mendengarkan pendapatnya sebelum mengambil keputusan.

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA

MADRASAH TSANAWIYAH NURUL ISLAM

SUKABUMI

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh:

ERI MUHIBUDDIN

NIM: 204018203254

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/ 2010 M