Anggaran Perusahaan Docs

download Anggaran Perusahaan Docs

of 51

description

aaaaaa

Transcript of Anggaran Perusahaan Docs

ANGGARAN PERUSAHAANKULIAH 1DEFINISI ANGGARAN Suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan dan pengawasan DEFINISI PENGANGGARAN Suatu proses dari tahap persiapan yang diperlukan sebelum dimulainya penyususnan rencana, pengumpulan berbagai data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan rencana sendiri, implementasi rencana sampai pada tahap pengawasan dan evaluasi SYARAT MENYUSUN ANGGARAN1. REALISTISTidak terlalu optimis dan pesimis 2. LUWESTidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan 3. KONTINUEMembutuhkan perhatian secara terus menerus dan tidak merupakan suatu usaha yang insidensialANGGARAN KOMPREHENSIF DAN PARSIAL ANGGARAN KOMPREHENSIFAnggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena kegiatan yang dicakupnya meliputi seluruh aktivitas perusahaan bidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan tertib administrasi ANGGARAN PARSIALAnggaran yang ruang lingkupnya terbatas ANGGARAN FIXED DAN CONTINUE ANGGARAN FIXEDAnggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu sehingga direncanakan revenue dan cost dalam anggaran fixed tidak disediakan revisi secara periodic

ANGGARAN KONTINUE Disusun secara periode terntu Dilakukan penilaian kembali (reviewing) .biasanya tiap kuartal atau triwulan

SYARAT PEMANFAATAN ANGGARAN KONTINUE Memerlukan perekaman data extern secara terus menerus Memerlukan sistem personalia akuntansi yang cepat terutama dalam hal melihat penyimpangan-penyimpangan

ANGGARAN DALAM DIMENSI WAKTU Anggaran menyangkut masa Lalu Anggaran Menyangkut masa sekarang Anggaran menyangkut masa akan datang

ANGGARAN DALAM DIMENSI WAKTU

Proyek 2006X-22007X-12008X2009X+12010X+22011X+3

I

II

III

ANGGARAN PERUSAHAANKULIAH 2ANGGARAN KOMPREHENSIF Ada beberapa alasan perusahaan menyusun anggaran secara partial Perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk membuat anggaran secara keseluruhan karena tidak ada skill Tidak tersedianya data yang lengkap tentang keseluruhan bagian dalam perusahaan Kekurangan biaya untuk membuat anggaran yang lengkap sehingga disususn anggaran yang perlu saja ISTILAH KOMPREHENSIF DALAM ANGGARAN DIARTIKAN Pemakaian secara lebih luas konsep-konsep penganggaran dalam setiap kegiatan perusahaan Pemakaian total sistem approach dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari BEBERAPA PEDOMAN UMUM YANG DIPERLUKAN DALAM PENYUSUNAN ANGGRAN KOMPREHENSIF Mengadakan spesifikasi terhadap tujuan yang luas perusahaan Mempersiapkan rencana-rencana pendahuluan secara keseluruhan Menyusun rencana jangka panjang dan jangka pendek PENGGOLONGAN ANGGARAN KOMPREHENSIF

SUBSTANTIVE PLAN Rencana yang mencerminkan tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,startegi yang dipakai serta asumsinya CONTOH ILUSTRASI SUBSTANTIVE PLAN1. Progonosa tentang prospek pasaran produk tahun anggaran 20081. Keadaan ekonomi pada umunya 2. Situasi pasaran produk 3. Kondisi persaingan 4. Posisi pasar pesaing 5. Posisi perusahaan dalam persaingan

2.1.SASARAN YANG INGIN DICAPAI PERUSAHAANTahun Volume Penjualan IndustriVolume Penjualan PerusahaanMarket share perusahaan

2008150015010%

2009300050016,67 %

20105000100020%

20118000200025%

2.2. TREND PERKIRAAN PERMINTAAN2.2. TREND PERKIRAAN PERMINTAANTAHUNPERKIRAAN PERMINTAAN

2008150

2009500

20101000

20112000

2.3. ERKIRAAN YANG DIHARAPKAN PERUSAHAANTAHUNRENCANA KAPASITAS% MARKET SHARE YANG DIHARAPKANPENJUALAN PERUSAHAAN

2008

2009

2010

2011

2.4. TINGKAT ROI YANG DIHARAPKANTAHUNROI (RETURN ON EQUITY)

2008

2009

2010

2011

BERBAGAI ASUMSI YANG RELEVAN (1) Tingkat pendapatan masyarakat Jenis industri baru yang mendorong pemakaian produk Jenis industri yang mengurangi pemakaian produk Perkiraan tentang harga Harga faktor produksi Harga jual

BERBAGAI ASUMSI YANG RELEVAN (2) Kebijakan Direksi Mutu produk Harga jual Hubungan dengan customer Program promosi

Hambatan yang mungkin dihadapi

Bahan baku Tenaga kerja Mesin Modal kerja Kebijaksanaan pemerintah

FINANCIAL PLAN Merupakan penjabaran segala hal yang direncanakan menjadi suatu anggaran yang memiliki perspektif financial. Dengan kata lain financial plan merupakan usaha untuk mengkuantifisir segala tujuan, rencana dan kebijakan perusahaan

PENGELOMPOKKAN FINANCIAL PLAN BERDASARKAN JANGKA WAKTU Anggaran jangka Panjang ( strategic plan) Anggaran tahunan ( tactical plan)

STRATEGIC PLAN Merupakan perencanaan perusahaan untuk jangka waktu yang lama, yakni lebih dari satu tahun atau bahkan lebih dari lima tahun atau sepuluh tahun

CONTOH ANGGARANNoInformasi 2008200920102011

1Kebutuhan Produk

2Market share perusahaan

3Rencana penjualan perusahaan

4Kontribusi produk menurut typeX1X2X3

TARGET PENJUALAN PERUSAHAANTypeSatuan200820092010201120122013

X1TonRp/ton

X2TonRp/ton

X3TonRp/ton

PROYEKSI LABA RUGIItem200820092010201120122013

Penghasilan penjulan

Harga pokok penjualan

Margin keuntungan

Biaya distribusi

Biaya umum dan administrasi

Biaya operasi

keuntungan sebelum bunga dan pajak

ANGGARAN OPERASIONAL Merupakan rencana seluruh kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan (keuntungan)JENIS ANGGARAN OPERASIONAL Anggaran proyeksi Laba/Rugi Anggaran pembantu laporan laba/rugi( income statement supporting budget) yang terdiri dari : Anggaran penjualan Anggaran produksi Anggaran biaya distribusi Anggaran biaya umum dan administrasi

ANGGARAN KEUANGAN Anggaran ini disusun sebagai akibat terjadinya perubahan kekayaan, utang dan piutang perusahaan ANGGARAN KEUANGAN MELIPUTI Anggaran proyeksi neraca mencerminkan perkiraan semua aktiva dan pasiva suatu perusahaan pada akhir suatu periode produksi AKTIVA : Lancar & Tetap PASIVAUtang Jangka Pendek Jangka Panjang dan Modal Sendiri Anggaran pembantu proyeksi neraca Anggaran kas Anggaran piutang Anggaran utang Anggaran penambahan modal Anggaran penyusunan aktiva

ANGGARAN PERUSAHAANKULIAH 3TEKNIK FORECASTING PENJUALAN FORECASTINGSuatu cara untuk mengukur atau menaksir kondisi bisnis dimasa mendatang Pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan cara Kuantitatif : menggunakan statistik dan matematik Kualitatif : menggunakan judgment/pendapat FORECASTING BERDASARKAN PENDAPAT /JUDGMENT METHOD (1)1. Pendapat salesmanPerkiraan salesman perlu diawasi karena mungkin ada unsur kesengajaan untuk membuat perkiraan yang lebih rendah (under estimate) dengan harapan bila menjual di atas perkiraan akan mendapatkan bonus2. Pendapat sales managerpada umunya perkiraan sales manager dapat lebih obyektif karena mempertimbangkan banyak faktor FORECASTING BERDASARKAN PENDAPAT /JUDGMENT METHOD (2)3. Pendapat para ahli biasanya disebut konsultan 4. Survey konsumen penelitian langsung terhadap konsumen FORCASTING BERDASARKAN STATISTIK Pada metode ini unsur subjektivitas ditekan sekecil mungkin, perhitungan didasarkan pada data obyektif baik yang bersifat mikro maupun makro ANALISIS TERND SEMI AVERAGE (SETENGAH RATA-RATA) Trend adalah gerakan berjangka panjang dan cenderung menuju ke satu arah menaik atau menurun PENERAPAN TREND SEMI AVERAGE (1)TAHUN Sales Semi Total Semi Average

2001 1800

2002 1900 7650 1912.5

2003 2000

2004 1950

2005 1900

2006 1950 8050 2012.5

2007 2000

2008 2200

PENERAPAN TREND SEMI AVERAGE (2) Kenaikan trend per tahun /Annual trend increase (ATI)(B-A)/ n= ( 2015,5 1912,5)/4= 25Sehingga :Y= 1912,5 + 25 XATAUY= 2012,5 + 25 XBerdasarkan hal tersebut maka dapat kita perkirakan trendY2010= 2012,5 + 25 (4,5)= 2125

ANALISIS TREND SECARA MATEMATIS (1) METODE MOMENTY= a+ bXi Y= na+ bXi XiYi= aXi + bXiANALISIS TREND SECARA MATEMATIS (2)Tahun Sales (Yi) Xi XiYi Xi^2

2001 180 0 0 0

2002 190 1 190 1

2003 200 2 400 4

2004 195 3 585 9

2005 190 4 760 16

2006 195 5 975 25

2007 200 6 1200 36

2008 220 7 1540 49

Jumlah 1570 28 5650 140

ANALISIS TREND SECARA MATEMATIS (3)1. 1570= 8a + 28 b X 52. 5650= 28 a + 140 bX 17850= 40 a + 140 b5650= 28 a + 140 b 2200= 12 aa= 183,3ANALISIS TREND SECARA MATEMATIS (4)5650 = 28 (183,3) + 140b140 b = 5650 5133,33140 b = 516,67b = 3,69Sehingga Persamaan trendY= 183,33 + 3,69 XANALISIS TREND SECARA MATEMATIS (4) Maka penjualan tahun 2010 diperkirakan Y= 183,33 + 3,69 xY= 183,33 + 3,69 (9)Y= 216,54METODE LEAST SQUARE (1) Persamaan TrendY = a+ bX Dimana :a= Y nb= XY XMETODE LEAST SQUARE (2)Tahun Sales (Yi) Xi XiYi Xi^2

2002 180 -3 -540 9

2003 190 -2 -380 4

2004 200 -1 -200 1

2005 195 0 0 0

2006 190 1 190 1

2007 195 2 390 4

2008 200 3 600 9

Jumlah 1350 0 60 28

METODE LEAST SQUARE (3)a= Y = 1350 / 7 = 192,86 nb= XY = 60 / 28 = 2,14 X

Sehingga persamaan trendY = 192,86 + 2,14XPerkiraan Penjualan tahun 2010Y= 192,86 + 2,14 (5)Y= 203,57PERSAMAAN KORELASI Tujuan utama dari analisa korelasi garis lurus adalah untuk mengukur kuatnya hubungan antara dua variabel. Korelasi garis lurus terjadi apabila semua titik hubungan terjadi pada garis lurus.PERSAMAAN REGRESI (1)Y = a+ bX Dimana :b=n XY - XY n X - (X) a= Y b X nPERSAMAAN REGRESI (1)Y = a+ bX Dimana :b=n XY - XY n X - (X) a= Y b X n

PERSAMAAN REGRESI (2)TAHUN SALES (Y) PROMOSI X XY X^2 Y^2

1994 205 26 5330 676 42025

1995 206 28 5768 784 42436

1996 254 35 8890 1225 64516

1997 246 31 7626 961 60516

1998 201 21 4221 441 40401

1999 291 49 14259 2401 84681

2000 234 30 7020 900 54756

2001 209 30 6270 900 43681

2002 204 24 4896 576 41616

2003 216 31 6696 961 46656

2004 245 32 7840 1024 60025

2005 286 47 13442 2209 81796

2006 312 54 16848 2916 97344

2007 265 40 10600 1600 70225

2008 322 42 13524 1764 103684

JUMLAH 3696 520 133230 19338 934358

PERSAMAAN REGRESI (3)b=15 (133.230) - (520)(3696) 15( 19.338)- (520)b = 3,89a= 3696 3,89 (520) 15= 111, 52

Sehingga persamaan regersinya Sales= 111,52 + 3,89 Promosi

JENIS JENIS KORELASI Korelasi positif ( searah )Yaitu apabila suatu variabel Y naik / turun maka variabel lainnya X akan naik / turun Korelasi negatif ( berlawanan arah )Yaitu apabila suatu variabel Y naik / turun maka variabel lainnya X akan turun / naik NILAI KORELASI Koofesien korelasi akan mempunyai nilai antara 1 < r 1, artinya nilai koefesien korelasi maksimum satu dan tanda positif maupun negatif memperlihatkan jenis hubungannya. Semakin mendekati satu nilai koofesien korelasinya maka hubungan antra variabel tersebut semakin kuat.

RUMUS KORELASI

Berdasarkan data Yang ada maka diperoleh hasil : r = 0,916

PERAMALAN DENGAN METODE KHUSUS (1)1. Analisis Industri Dengan metode ini dicoba untuk dihubungkan potensi penjualan perusahaan dengan industri pada umumnya. TAHAPAN DALAM ANALISIS INDUSTRI (1)a) Membuat proyeksi demand industri untuk mengetahui prospek perkembangan penjualan industri pada masa akan datang b) Menilai posisi perusahaan dalam hubungannya dengan industri (Market Share)c) Proyeksi posisi perusahaan (Expected Market Share)TAHAPAN DALAM ANALISIS INDUSTRI (2)Tahun Demand Prsh (unit) Demand Industri (Unit) Market Share (%) Kenakan Market Share

2003 110 1100 10

2004 138 1150 12 2

2005 168 1200 14 2

2006 208 1300 16 2

2007 252 1400 18 2

2008 310 1550 20 2

Keterangan : Market Share = (Permintaan Perusahaan/Industri) X 100 %PERKEMBANGAN PERMINTAAN INDUSTRI (1)Tahun Demand Industri (Unit) Kenaikan

2003 1100

2004 1150 4.5

2005 1200 4.3

2006 1300 8.3

2007 1400 7.7

2008 1550 10.7

Kenaikan =(( Demand 2004 Demand 2003)/Demand 2003 ) X 100 % PERKEMBANGAN PERMINTAAN INDUSTRI (2) Dari trend kenaikan diatas dimisalkan proyeksi pertumbuhan tahun 2009 = 11,5% maka : Penaksiran/proyeksi permintaan industri tahun 2009 = 11,5%X1550 = 178, 25 (kenaikan) sebagai total tahun 2009 1.550+178,25=1.728,25 unit atau 1.728 unit Jika market share perusahaan diperkirakan mengalami kenaikan yang sama dengan tahun sebelumnya maka tahun 2009 market share 22% berdasarkan hal ini pula maka:

PERKEMBANGAN PERMINTAAN INDUSTRI (3) Market share = permintaan perusahaan x 100% permintaan industri 22% = permintaan perusahaan 1.728Permintaan perusahaan 2009 = 380,16 unit atau 380 unitPERAMALAN DENGAN METODE KHUSUS (2)2. Analisis produk linePada umumnya metode ini digunakan untuk peusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam produk. Sehingga harus dibuat forecast secara terpisah.PERAMALAN DENGAN METODE KHUSUS (3)3. Analisis penggunaan akhir Analisis ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang memprodusir barang-barang yang tidak langsung dapat dikonsumsi, melainkan masih memerlukan proses lebih lanjut untuk menjadi produk akhir.

PERAMALAN DENGAN INDEX MUSIM (1)Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 Rata-Rata X XY X^2 Trend variasi musim index musim

1 5 5 6 6 8 6 -11 -66 121 0 6 107.0791196

2 3 5 7 5 8 5.6 -9 -50.4 81 0.06 5.54 98.8697204

3 3 5 6 6 9 5.8 -7 -40.6 49 0.12 5.68 101.3682332

4 4 4 7 7 8 6 -5 -30 25 0.18 5.82 103.866746

5 4 4 6 6 7 5.4 -3 -16.2 9 0.24 5.16 92.08804283

6 3 4 5 8 8 5.6 -1 -5.6 1 0.3 5.3 94.58655562

7 3 5 6 7 8 5.8 1 5.8 1 0.36 5.44 97.08506841

8 4 4 7 7 8 6 3 18 9 0.42 5.58 99.5835812

9 3 4 7 6 9 5.8 5 29 25 0.48 5.32 94.94348602

10 3 5 7 8 9 6.4 7 44.8 49 0.54 5.86 104.5806068

11 4 5 7 6 9 6.2 9 55.8 81 0.6 5.6 99.9405116

12 4 5 7 7 10 6.6 11 72.6 121 0.66 5.94 106.0083284

Jumlah 43 55 78 79 101 71.2 0 17.2 572 3.96 67.24

PERAMALAN DENGAN INDEX MUSIM (2) Dari angka indeks musiman tersebut maka dapat dibuat forecast penjualan tahun 2009 misalnya sales 2009 diperkirakan 115 maka forescast penjualan :

PERAMALAN DENGAN INDEX MUSIM (3) Januari = 115 x 107,08% = 10,26 12 Februari = 115 x 89,87% = 8,61 12 Maret = 115 x 101,34% = 9,71 12Dan seterusnya

ANGGARAN PERUSAHAANKULIAH 4ANGGARAN PENJUALAN Masalah-masalah utama yang dihadapi pada saat akan menjual suatu barang/jasa pada umumnya adalah:1. Barang/jasa apa yang akan dijual 2. Biaya-biaya apa yang perlu dikeluarkan agar barang/jasa terjual 3. Berapa harga barang /jasa Agar mendatangkan laba Terjangkau oleh pembeli KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (1) Konsep-konsep Anggaran Penjualan meliputi:1. Dasar penyusunan anggaran a. Menyusun tujuan perusahaan b. Menyusun strategi perusahaan c. Menyusun forecastKONSEP ANGGARAN PENJUALAN (2)Menyusun anggaran penjualan a. Anggaran promosi dan advertensi b. Anggaran biaya penjualan c. Rencana pemasaran KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (3) Dalam menyusun anggaran penjualan perlu dipertimbangkan beberapa faktor, seperti:1. Karakteristik pasar dihadapi perusahaan seperti:a. Luas pasar - Bersifat lokal Bersifat regional Bersifat nasional KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (4)Keadaan persaingan Bersifat monopoli Bersifat persaingan bebas Bersifat persaingan monopolitis

KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (5)c. Kemampuan pasar untuk menyerap barang d. keadaan/sifat konsumen, apakah konsumennya merupakan: Konsumen akhir Konsumen industri KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (6)2. Kemampuan finansial Kemampuan membiayai penelitian pasar yang dilakukan Kemampuan membiayai usaha-usaha untuk mencapai target penjualan (modal kerja) Kemampuan membeli bahan mentah untuk dapat memenuhi target penjualan.KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (7)3. Keadaan personalia Apakah jumlah tenaga kerla cukup, kurang atau berlebih Apakah tenaga kerja tersedia mampu untuk melakukan tugas-tugasnya agar target yang ditentukan tercapai KONSEP ANGGARAN PENJUALAN (8)4. Dimensi waktu Apabila membuat rencana terlalu awal,kemungkinan terjadi perubahan keadaan , juga perlu dipertimbangkan seberapa lama rencana yang disusun tersebut masih reliabel.

POLITIK HARGA DALAM ANGGARAN PENJUALAN (1) Ada 2 dasar yang berhubungan dengan masalah penentuan harga jika dikaitkan dengan volume penjualan:1.Estimasi terhadap kurva permintaan, yakni perubahan tingkat harga akan mengakibatkan perubahan tingkat permintaan.2.Kurva biaya per-unit, yakni makin tinggi volume produksi maka makin besar biaya yang ditanggung.POLITIK HARGA DALAM ANGGARAN PENJUALAN (2) Tekadang terjadi kesulitan bagi manajer untuk mengambil keputusan terhadap 2 alternatif kebijaksanaan: Menaikan tingkat harga/unit tetapi volume penjualan dalam unit menurun Menurunkan tingkat harga/unit tetapi volume penjualan meningkat. POLITIK HARGA DALAM ANGGARAN PENJUALAN (3)Contoh:Sebuah perusahaan pada awalnya mengharapkan dapat menjual 10.000 unit produknya dengan harga Rp. 4/unit. Biaya yang ditanggung Rp.6.000 yang bersifat biaya tetap dan Rp. 8.000 biaya variabel. Tetapi akhir-akhir ini diperkirakan bahwa target tersebut tidak dapat di capai lagi.Manajemen dihadapkan pada 3 alternatif kebijaksanaan yang harus dipilih:POLITIK HARGA DALAM ANGGARAN PENJUALAN (4)a. Mempertahankan seperti yang direncanakan b. Menaikan harga 10%, turunnya volume 10%c. Menaikan volume10%, turunnya harga 10%Mempertahankan rencana Kenaikan harga 10% Kenaikan volume 10%

- Unit- harga/unit - penjualan- biaya-biaya - biaya tetap - Biaya variabel Total biaya 10.000 Rp. 49000 Rp. 4,4 11.000Rp. 3,6

Rp. 40.000 Rp. 39.600 Rp. 39.600

Rp. 6.000Rp. 8.000Rp. 6.000 Rp. 7.800 Rp. 6.000 Rp. 8.800

Rp. 14.000 Rp. 13.200 Rp. 14.800

Rp. 26.000 Rp. 26.400 Rp. 24.800

LANGKAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN (1)1. Penentuan dasar-dasar anggaran a. Penentuan variabel relevant yang mempengaruhi penjualan b. Penentuan tujuan umum dan khususyang diinginkan c. Penentuan strategi pemasaran yang dipakai LANGKAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN (2)2. Penyusunan Rencana Penjualan a. Analisa ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek makro seperti: moneter, kependudukan, kebijakakn pemerintah dan tekhnologi.b. Melakukan analisa industri. Untuk mengetahui kemampuan masyarakat menyerap produk sejenis yang dihasilkan industri.LANGKAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN (3) Rencana penjualan agar realistis perlu mempetinbangkan faktor-faktor:1. Eksternal Kebutuhan masyarakat akan produk bersangkutan Harapan pemerintah Persaingna industri LANGKAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN (4)2. Internal: Kepastian produksi Kemampuan perusahaan merebut pasar Kemampuan pembelanjan perusahaan 3.Kehendak dari pimpinan LANGKAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN (5)c. Melakukan ananlisa prestasi penjualan d. Melakukan penentuan prestasi penjualan akan datang untuk mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan dimasa depandengan memperhatikan faktor produksi seperti: bahan mentah, tenaga kerja, kapasitas produksi dan permodalan.

LANGKAH DALAM MENYUSUN RENCANA PENJUALAN (6)a. Menyusun forecast penjualan b. Menentukan jumlah penjualan yang dianggarkan (budgeted sales)c. Meghitung laba/rugi yang mungkin diperoleh (budgeted profit)d. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang disetujui pada pihak lain yang berkepentingan. PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (1)Rencana penjualan agar realistis perlu mempetinbangkan faktor-faktor:1. Eksternal Kebutuhan masyarakat akan produk bersangkutan Harapan pemerintah Persaingna industri PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (2)2. Internal: Kepastian produksi Kemampuan perusahaan merebut pasar Kemampuan pembelanjan perusahaan 3. Kehendak dari pimpinan CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (1)Contoh: Penyusunan Anggaran Penjualan

Kasus : Perakitan komputer (PT. MICROSOFT)Tahun Sales/Y (Unit) X XY X^2

2004 335,691 0 - 0

2005 346,428 1 346,428.00 1

2006 331,965 2 663,930.00 4

2007 317,134 3 951,402.00 9

2008 381,648 4 1,526,592.00 16

Jumlah 1,712,866 10 3,488,352 30

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (2)1. y = n.a + bx 1,712,866 = 5a +10b(x2)2. xy = ax + bx 3,488,352 = 10a +30b(x1)(1) 3.528.352 = 10a +30b 3.456.731 = 10a +30b 62.620 = 10a a = 6262 b = 334.049,2 y = 334.049,2 + 6.262XCONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (3)Sehingga diperkirakan volume penjualan 2009 Y = 334.049,2 + 6.262 (5) = 365.359,2 atau = 365.359 unitCONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (4)Menurut perkiraan distribusi produk komputer (3 type) sebagai berikut :Jenis komputer Jumlah produksi Persentase Perkiraan harga jual A 21.922 unit 6% Rp. 31.500 B 336.130 unit 92% Rp. 27.500 C 7.307 unit 2% Rp. 12.000Jumlah 365.359 unit 100%CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (5)

Anggaran diatas dapat dibuat lebih rinci, misalnya dalam kuartalan:Tahun kurtal I kurtal II kurtal III kurtal IV jumlah

2004 69.204 92.221 93.59 80.676 335.691

2005 91.844 77.765 98.202 78.617 346.428

2006 71.87 85.74 100.235 94.12 351.965

2007 61.739 90.949 86.286 78.16 317.134

2008 57.575 102.757 114.755 106.561 381.648

Jumlah 352.232 449.432 493.068 438.134 1732.866

Rata-rata 70.446 89.886 98614 87.627

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (6)Berdasarkan data diatas kita bisa melihat penyebaran penjualan setiap kuartal : kuartal I = 352.232 x 100% = 20,23% 1.732.866 kuartal II = 449.432 x 100% = 25,94% 1.732.866

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (7) Kuartal III = 493.068 x 100% = 28,45% 1.732.866 Kuartal IV = 438.134 x 100% = 25,28% 1.732.866CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (8)Sehingga pada tahun 2009 jumlah komputer terjual pada setiap kuartal adalah: Kuartal I : 20,33% x 365.369 = 74.277 unit Kuartal II : 25,54% x 365.369 = 94.774 unit Kuartal III : 28,45% x 365.369 = 103.945 unit Kuartal IV : 25,24% x 365.369 = 92.373 unit 365.359 unit(sesuai prediksi)CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (9)Bila dikaitkan dengan estimulasi penjualan masing-masing type A (6%), B (92%), C (2%)Sehingga masing-masing diperoleh: Kuartal I Type A = 6% x 74.277 = 4.457 unit B = 92% x 74.277 = 68.335 unit C = 2% x 74.277 = 1.485 unit 74.277 unitCONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (10) Kuartal II Type A = 6% x 94.774 = 5.686 unit B = 92% x 94.774 = 87.192 unit C = 2% x 94.774 = 1.896 unit 94.774 unitCONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (11) Kuartal IIIType A = 6% x 103.945 = 6.237 unit B = 92% x 103.945 = 95.629 unit C = 2% x 103.945 = 2.079 unit 103.945 unitCONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN (12) Kuarta IVType A = 6% x 92.363 = 5.542 unit B = 92% x 92.363 = 84.974 unit C = 2% x 92.363 = 8.847 unit 92.363 unitBerdasarkan hal ini, maka dapatlah disusun anggaran penjualan yang lebih lengkap sebagai berikut :Anggaran Penjualan 2008 Tipe A Tipe B Tipe C Jumlah

Kuartal Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Jumlah

(Rp) (Rp) (Rp)

I 4,557 31,500 143,545,500 68,335 27,500 1,879,212,500 1,485 12,000 17,820,000 74,377 2,040,578,000

II 5,686 31,500 179,109,000 87,192 27,500 2,397,780,000 1,896 12,000 22,752,000 94,774 2,599,641,000

III 6,237 31,500 196,465,500 95,629 27,500 2,629,797,500 2,079 12,000 24,948,000 103,945 2,851,211,000

IV 5,542 31,500 174,573,000 84,974 27,500 2,336,785,000 1,847 12,000 22,164,000 92,363 2,533,522,000

Jumlah 22,022 693,693,000 336,130 9,243,575,000 7,307 87,684,000 365,459 10,024,952,000

ANGGARAN PRODUKSIKULIAH KE 5

PENGERTIAN (1) Anggaran Produksi dalam arti luas berupa penjabaran dari rencana penjualan menjadi rencana produksi yang meliputi perrencanaan tentang jumlah produksi, kebutuhan persediaan material, tenaga kerja dan kapasitas produksi PENGERTIAN (2) Anggaran produksi dalam arti sempit adalah suatu perencanaan yang meliputi tingkat volume barang yang harus diproduksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan.PENGERTIAN (3) Berdasarkan pengertian diatas maka perencanaan produksi mencakup masalah yang berkaitan dengan : Tingkat produksi Kebutuhan fasilitas produksi Tingkat persediaan barang jadi

PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI Pendekatan dalam penyusunan Anggaran Produksi :1. Kebijaksanaan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi, dengan tingkat persediaan dibiarkan mengambang. 2. Kebijaksanaan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan barang, dengan tingkat produksi dibiarkan mengambang.3. Kebijaksanaan yang merupakan kombinasi, dimana tingkat produksi maupun tingkat persediaan sama-sama berubah dalam batas-batas tertentu.TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI Tujuan Penyusunan Angaran Produksi :a. Menunjang kegiatan penjualan,sehingga barang dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan.b. Menjaga tingkat persedian yang memadai (tidak terlalu besar/kecil).c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya produksi barang yang dihasilkan akan seminimal mungkin.LANGKAH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (1)

PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (2) Anggaran produksi merupakan dasar (basis) untuk penyusunan anggaran-anggaran lain seperti : Anggaran bahan mentah, anggaran tenaga kerja langsung dan anggaran biaya over head pabrik.PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (3) Langkah utama dalam rangka menyusun anggaran produksi a. Tahap perencanaan 1. Menentukan periode waktu yang akan dipakai sebagai dasar dalam penyusunan bagian produksi.2. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan (disesuaikan dengan rencana penjualan) PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (4)a. Tahap Pelaksanaan 1. Menentukan kapan barang diproduksi.2. Menentukan dimana barang akan diproduksi 3. Menentukan urutan proses produksi.4. Menentukan standar penggunaan fasilitas produksi untuk mencapai efesiensi.5. Menyusun program tentang pengguanaan bahan mentah, buruh, service dan peralatan,6. Meyusun standar biaya produksi.7. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan.PENDEKATAN PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (1) Contoh penyusunan angaran produksi dan mengutamakan stabilitas produksi :Langkah-langkah:1. Tentukan kebutuhan selama 1 tahun.2. Perkirakan kebutuhan setiap bulan.3. Tingkat persediaan disesuaikan dengan kebutuhan agar produksi stabil.CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (1)Misal :Rencana penjualan selama1 tahun (2009) PT. MICROSOFTBulan Tingkat penjualan

Januari 150 unit

Februari 160 unit

Maret 160 unit

April 140 unit

Mei 120 unit

Juni 100 unit

Juli 70 unit

Agustus 60 unit

September 90 unit

Oktober 110 unit

Nopember 120 unit

Desember 140 unit

Total 1.420 unit

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (2)Perkiraan tingkat persediaan adalah : Persediaan awal tahun = 200 unit Persediaan akhir tahun = 150 unit

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (3) Dari data diatas budget poduksi dapat disusun sebagai berikut :Penjualan 1 tahun 1.420 unitpersediaan akhir tahun 150 unit kebutuhan 1 tahun 1.570 unitpersediaan awal tahun 200 unitjumlah yang harus diproduksi 13.700 unitCONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (4) Pengalokasian tingkat produksi setiap bulan dapat dilakukan dengan 2 cara :1. Membagi tingkat produksi pertahun dengan 12 sehingga.- Produksi selama 1 tahun = 1.370 unit- Produksi/bulan = 1.370 = 114,167 unit 12 kelemahan dengan cara ini sering ditemukan bilangan yang tidak bulat CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (5)2. Membagi tingkat produksi pertahun sedemikian rupa sehingga dihasilkan bilangan bulat. Kelebihan hasil pembagian dialokasikan kebulan-bulan dimana tingkat penjualan tinggi. Kelebihan hasil pembagian dialokasikan kebulan-bulan dimana tingkat penjualan tingi, sebagai berikut : CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (6)Produksi selama 1 tahun = 1.370 unitDalam perhitungan cara I didapat produksi rata-rata/bulan = 114,167 unit. Bilangan bulat yang paling mudah untuk dilaksanakan dan mendekati angka tersebut adalah 110 unit.Apabila produksi/bulan = 110 unit maka kekuraangannya adalah 1.370 (12x110)= 50 unit Kekurangan 50 unit dialokasikan kepada bulan-bulan dimana tingkaat penjualannya tertinggi, yakni :- Januari, Pebruari, Maret, April dan Desember.CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN PRODUKSI (6)Sehingga kelima bulan tersebut masing-masing akan mendapaatkan tambahan sebanyak 500 x 10 unit = 10 unit 5Dengan demikian secara keseluruhan 5 bulan masing-masing (110+10) unit = 600 unit 7 bulan masing-masing 110 unit = 770 unit1.370 unit Anggaran Produksi 2008 Jumlah

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (1 Tahun)

Rencana 150 160 160 140 120 100 70 60 90 110 120 140 1420

Penjualan

Persediaan 170 130 90 70 60 70 110 160 180 180 170 150 150

Akhir

Jumlah 320 290 250 210 180 170 180 220 270 290 290 290 1570

Persediaan 200 170 130 90 70 60 70 110 160 180 180 170 200

Awal

Tingkat 120 120 120 120 110 110 110 110 110 110 110 120 1370

Produksi

ANGGARAN PRODUKSI MENGUTAMAKAN PENGENDALIAN TINGKAT PERSEDIAAN (1)Contoh : Anggaran Produksi mengutamakan pengendalian tingkat persediaan.Dalam penyusunan budget produksi yang mengutamakan pengendalian tingkat persedian terlebih dahulu ditentukan perkiraan besarnya persediaan awal dan akhir tahun untuk mendapatkan tingkat persediaan yang perlu dari bulan kebulan dapt dilakukan dengan 2 cara :ANGGARAN PRODUKSI MENGUTAMAKAN PENGENDALIAN TINGKAT PERSEDIAAN (2)1. Selisih persediaan awal dan akhir dibagi 12contoh : - persediaan awal = 200 - persediaan akhir = 150 selisih 50 unitsehingga = 50 = 4,167 unitsukar dalam pembulatan 12 ANGGARAN PRODUKSI MENGUTAMAKAN PENGENDALIAN TINGKAT PERSEDIAAN (3)Agar didapatkan hasil bagi yang bulat dan mudah dilaksanakan maka 50 unit dibagi dengan 5 sehingga : 50 x unit = 10 unit 5yang kemudiaan dialokasikan dari bulan Januari Mei. Mengalokasikan ini pada dasarnya terserah pada kebijaksanaan perusahaan atau pembuatan anggaran.ANGGARAN PRODUKSI 2008

Jumlah

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (1 Tahun)

Rencana 150 160 160 140 120 100 70 60 90 110 120 140 1420

Penjualan

Persediaan 190 180 170 160 150 150 150 150 150 150 150 150 150

Akhir

Jumlah 340 340 330 300 270 250 220 210 240 260 270 290 1570

Persediaan 200 190 180 170 160 150 150 150 150 150 150 150 200

Awal

Tingkat 140 150 150 130 110 100 70 60 90 110 120 140 1370

Produksi

ANGGARAN PRODUKSI GABUNGAN (1)Contoh : kombinasi baik tingkat persediaan maupun produksi sama-sama berfluktuasi pada batas- batas tertentu.Dalam beberapa situasi, manajemen dapat mengambil kebijaksanaan seperti :- Tingkat produksi tidak boleh berfluktuasi lebih dari 15% diatas atau dibawah rata-rata bulanan. Tingkat persediaan tidak boleh lebih dari 1600 unit dan tidak boleh kurang dari separuhnya persediaan maksimal Produksi bulan juli, agustus, september boleh dikurangi 30% dari tingkat produksi normal. Anggaran Produksi 2008 Jumlah

Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 (1 Tahun)

Rencana 150 160 160 140 120 100 70 60 90 110 120 140 1420

Penjualan

Persediaan 160 130 100 90 95 120 130.5 151 141.5 156.5 160 150 150

Akhir

Jumlah 310 290 260 230 215 220 200.5 211 231.5 266.5 280 290 1570

Persediaan 200 160 130 100 50 95 120 130.5 151 141.5 156.5 160 200

Awal

Tingkat 110 130 130 130 165 125 80.5 80.5 80.5 125 123.5 130 1370

Produksi

ANGGARAN PERUSAHAANANGGARAN BAHAN MENTAHKULIAH 6

TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH (1) Bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi dikelompokan menjadi bahan mentah langsung (direct material) dan bahan mentah tidak langsung (indirect material). Tujun menyusun anggaran bahan mentah dapat dikatakan sebagai berikut :

TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH (2)a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan mentah b. Memperkirakan jumlah pembelian bahan mentah yang diperlukan.c. Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan dana yang dipelukan untuk melaksanakan pembelian bahan mentah d. Sebagai dasar penyusunan product costing, yaitu memperkirakan komposisi/komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan mentah e. Sebagai dasar melaksanakan fungsi pengawasan bahan mentah.

TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH (3) Anggaran bahan mentah terdiri dari :1. Anggaran kebutuhan bahan mentah kebutuhan bahan mentah dirinci menurut menurut jenisnya, barang jadi yang dihasilkan, serta menurut bagian-bagian dalam pabrik yang menggunakan bahan mentah tersebut.

TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH (4)1. Anggaran pembelian bahan mentah.Bahan mentah yang harus dibeli diperhitungkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor persediaan dan kebutuhan bahan mentah 1. Anggaran persediaan bahan mentah Anggaran ini merupakan suatu perencanaan yang terkunci atas kuantitas bahan mentah yang disimpan sebagai persediaan.

TUJUAN PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH (5)1. Anggaran biaya bahan mentah yang habis digunakan dalam dalam produksi.Anggaran ini merencanakan nilai bahan mentah yang digunakan dalam satuan uang.

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (1)Anggaran ini disusun untuk merencanakan jumlah fisik bahan mentah langsung yang diperlukan. Secara terperinci pada anggaran ini harus dicantumkan : Jenis barang jadi yang dihasilkan Jenis bahan mentah yang digunakan Bagian-bagian yg dilalui dalam proses produksi Standar penggunaan dalam bahan mentah Waktu penggunaan bahan mentah

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (2) Standar penggunaan bahan mentah adalah bilangan yang menunjukan berapa satuan bahan mentah yang diperlukan untuk menghasilkan 1 (satu) satuan barang jadi.

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (3)Umpamanya :Standar penggunaan = 2, untuk barang jadi A dan bahan mentah x.Artinya :Untuk menghasilkan 1 unit barang A diperlukan 2 unit bahan mentah x.

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (4) Selain itu dicantumkan pula : Jumlah masing-masing jenis barang jadi Waktu penggunaan bahan mentah (dinyatakan dalam bulan atau kuartal)

PT. GUNUNG KIDUL

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH TAHUN 2009

Bahan Mentah X Bahan Mentah Y

Produksi SP Kebutuhan Produksi SP Kebutuhan

Kuartal I

Barang A

Barang B

Jumlah

Kuartal II

Barang A

Barang B

Jumlah

Kuartal III

Barang A

Barang B

Jumlah

Kuartal IV

Barang A

Barang B

Jumlah

Keterangan : SP = Standar Penggunaan Bahan

PT. GUNUNG KIDUL

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH TAHUN 2009

BAGIAN I BAGIAN II BAGIAN III

WAKTU JUMLAH Material X Material Y Material X Material Y Material X Material Y

PRODUKSI SP SP SP SP SP SP

Kuartal I

Barang A

Barang B

Jumlah

Kuartal II

Barang A

Barang B

Jumlah

Kuartal III

Barang A

Barang B

Jumlah

Kuartal IV

Barang A

Barang B

Jumlah

MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (1) Untuk menentukan jumlah bahan mentah yang dibutuhkan dapat ditentukan dengan berbagai cara : 1. Perkiraan langsung. Dengan cara ini mengandung banyak resiko, berupa terlalu besar atau terlalu kecilnya perkiraaan. Karena itu cara ini sebaiknya diserahkan pada pihak yang telah berpengalaman dalam memprodusir barang.

MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (2)cara ini lebih menguntungkan karena:- lebih mudah - lebih cepat - lebih ringan biayanya

MENENTUKAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH (3)2. Perhitungan standar penggunaan bahan baku Misalnya : PT. Gunung kidul memproduksi 2 macam barang yaitu barang A dan B dengan menggunakan bahan mentah X, Y.

RENCANA PRODUKSI SELAMA 6 BULAN

Bulan A B

Januari 110 800

Februari 120 900

Maret 100 800

April 130 700

Mei 120 1000

Juni 140 1000

Standar pengguanaan untuk setiap jenis bahan mentah Bahan Mentah

Barang x y z

A 2 3 2

B 3 2 1

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BAHAN MENTAH (1) Harga setiap unit masing-masing bahan mentah :X = Rp. 50Y = Rp. 60Z = Rp. 70 sehingga anggaran kebutuhan bahan mentah 20008 dapat disusun :

PT. GUNUNG KIDUL

ANGGARAN KEBUTUHAN BAHAN MENTAH

JANUARI - JUNI 2009

PRODUKSI Bahan Mentah X Bahan Mentah Y Bahan Mentah Z

SP Kebutuhan SP Kebutuhan SP Kebutuhan

Barang A

Januari 110 2 220 3 330 2 220

Februari 120 2 240 3 360 2 240

Maret 100 2 200 3 300 2 200

April 130 2 260 3 390 2 260

Mei 120 2 240 3 360 2 240

Juni 140 2 280 3 420 2 280

Jumlah 720 1,440 2,160 1,440

Barang B

Januari 800 3 2400 2 1600 1 800

Februari 900 3 2700 2 1800 1 900

Maret 800 3 2400 2 1600 1 800

April 700 3 2100 2 1400 1 700

Mei 1000 3 3000 2 2000 1 1000

Juni 1000 3 3000 2 2000 1 1000

Jumlah 5,200 15,600 10,400 5,200

Jumlah 17,040 12,560 6,640

Kebutuhan

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (1) Apabila bahan mentah yang dibeli terlalu besar akan mengakibatkan bertumpuknya bahan mentah di gudang yang mungkin menurunkan kualitas biaya penyimpanan menjadi lebih besar sebaliknya bila terlalu kecil akan menghambat kelancaran proses produksi.

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (2) Jumlah pembelian paling ekonomis (Ekonomic Order Quantity)Dalam menghitung EOQ dipertimbangkan 2 jenis biaya yang bersifat variabel:1. Biaya Pemesanan (berhubungan -) misal: biaya persiapan pemesanan, administrasi, pengiriman pemesanan, dll. 2. Biya penyimpanan (berhubungan +)misal : biaya pemeliharaan, asuransi, perbaikan kerusakan.

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (3) Dengan memperhatikan kedua jenis biaya diatas, maka jumlah pembelian ekonomis dapat dihitung dengan rumus : EOQ = 2R.S P.I dimana :R = jumlah bahan mentah yang dibeli S = biaya pemesanan P = harga/unit bahan mentah I = biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam % dipersediaan rata-rata

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (4)atau :EOQ = 2R.S C/unitdimana :C/unit = biaya penyimpanan setiap unit bahan mentah.

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (5)Contoh :PT. ADINDA memperkirakan kebutuhan bahan mentah selama tahun 2000 sebanyak 1000 kg. setiap kali dipesan dikeluarkan biaya sebesar Rp. 50 sebagai biaya perangko. Harga/kg bahan mentah adalah Rp. 20, biaya penyimpanan sebesar 50% dari persediaan rata-rata. Selain itu diketahui pula biaya penyimpanan setiap kg bahan mentah adalah Rp. 10.

ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (6)Jawab :EOQ = 2 x 1000 x 50 = 100 kg atau 20 x 0,50EOQ = 2 x 1000 x 50 = 100 kg 10

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (1) Untuk kelancaran proses produksi perlu ditentukan pula kapan pemesanan bahan mentah harus dilakukan agar bahan mentah itu dapat datang tepat waktu yang dibutuhkan. Keterlambatan bahan mentah akan menimbulkan biaya yang disebut STOCK OUT COST (SOC). Sebaliknya bahan mentah yang datangnya lebih awal akan menimbulkan biaya yang disebut : EXTRA CARRAYING COST (ECC)

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (2) Sehingga dalam menentukan waktu pemesanan bahan mentah perlu diperhatikan Lead Time (jangka waktu sejak dilakukan pemesanan sampai saat datangnya bahan mentah yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam proses produksi). Setelah diperhitungkan Lead Time maka baru dapat ditentukan Reorder Point (saat dimana harus dilakukan pemesanan kembali)

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (3) Untuk merencanakan saat pemesanan bahan mentah pada periode mendatang, perlu diperhatikan faktor-faktor :- Lead Time yang terjadi pada pemesanan-pemesanan sebelumnya (data historis)-Extra Carryng Cost (ECC)-Stock Out Cost (SOC)

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (4)Dalam melakukan pengamatan data historis, harus dilakukan terhadap beberapa data, untuk dihitung probabilitas dari pengamatan

Umpamanya : Diamati 60 data historis tentang lead time. Ke 60 data menunjukan : Lead time 5 hari = 30 buah Lead time 4 hari = 20 buah Lead time 6 hari = 10 buah

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (5)Sehingga probabilitasnya :- Lead time 5 hari = 20/60 x 100% = 33,3%- Lead time 4 hari = 30/60 x 100% = 50%- Lead time 6 hari = 10/60 x 100% = 16,7%

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (6)Contoh perhitungan Reorder Point PT. MERANA memperkirakan kebutuhan barang mentah tahun 2008 sebesar 10.000 Kg. untuk merencanakan kapan saat pemesanan yang tepat harus dilakukan, diamati 20 buah data pemesanan yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Dari pengamatan tersebut diperoleh kenyataan :- Lead time 3 hari = 5 buah - Lead time 4 hari = 10 buah - Lead time 5 hari = 5 buah

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (7) Biaya penyimpanan bahan mentah per kg/tahun adalah Rp. 2,00. Biaya pemesanan (setiap kali pemesan) adalah 100,00. Apabila kehabisan biaya pemesanan maka dapat dicari bahan mentah pengganti dengan biaya Rp. 0,50 bagi setiap unit bahan mentah pengganti. Apabila 1 tahun dianggap 300 hari, kapan pemesanan kembali harus dilakukan.

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (9)Lead time Frekuensi Probabilitas 3 hari 5 5/20x100%= 25%=0,254 hari 10 10/20x100%= 50%=0,305 hari 5 5/20x100%= 25%=0,25 20 100% 1

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (10) EOQ = 2R.S = 2 x 10.000 x 100 = 100 kg C/unit 2 Frekuensi pemesanan = 10.000 = 10 kali 100 Biaya penyimpanan perhari perorder 1.000 x 2 = Rp. 6,67 300

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (11) Bila lead time = 3 hari ECC = 0 (karena 3 hari adalah waktu yang paling tepat atau tidak mungkin lebih cepat lagi) Bila lead time = 4 hari ECC = 1 (0,25)(Rp. 6,67) = Rp. 1,6675keterangan: ada kemungkinan bahan mentah datang dalam 3 hari (1 hari lebih cepat) dengan probabilitas 0,25

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (12) Bila lead time = 5 hari ECC = 2 (90,25)(Rp. 6,67) = Rp. 3,335 = 1 (0,50)(Rp. 6,67) = Rp. 3,335 Rp. 6,670 Keterangan: ada kemungkinan bahan mentah datang dalam 3 hari (2 hari lebih cepat) dengan probabilitas 0,25 atau dalam 4 hari (1 hari lebih cepat) dengan probabilitas 0,50

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (13)Stock Out Cost (SOC)Kebutuhan bahan mentah/hari = 10.000 = 33,3 Kg 300SOC/Kg = Rp. 0,50

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (14) Bila lead time = 5 hari SOC = 0 (karena 5 hari merupakan waktu paling lama atau tidak mungkin lebih lambat lagi) Bila lead time = 4 hari SOC = 1(0,25)(33,3)(Rp. 0,50) = RP. 4,1625ada kemungkinan bahan mentah datang dalam 5 hari (1 hari lebih lambat) dengan probabilitas 0,25

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (15) Bila lead time = 3 hari SOC = 2(0,25)(33,3)(Rp. 0,50) = Rp. 8,325SOC = 1(0,50)(33,3)(Rp. 0,50) = Rp. 8,325 Rp. 16,650dari perhitungan ECC dan SOC diatas dapat dibuat sebagai berikut :

Lead Time EEC SOC Total

Per Order Per Tahun Per Order Per Tahun Per Tahun

3 hari 0 0 16.65 166.5 166.5

4 hari 1.6675 16.675 4.1625 41.625 58.3

5 hari 6.67 66.7 0 0 66.7

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (16) Setelah lead time diketahui, tinggal dihubungkan dengan kebijakan mengenai besarnya persediaan. Pemesanan kembali dilakukan pada saat persediaan ditambah penggunaan selama lead time.

WAKTU PEMBELIAN BAHAN MENTAH (17)Misalnya :- Persediaan ditetapkan untuk kebutuhan = 333,0 Kg Kebutuhan selama lead time(4x33,3 Kg) = 133,2 Kg Saat pemesanan kembali 466,2 Kg

BENTUK DASAR ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (1) Anggaran pembelian bahn mentah dapat disusun apabila total kebutuhan bahan mentah untuk suatu periode telah ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :Persediaan Akhir xxxKebutuhan bahan mentah xxx + Jumlah Kebutuhan xxxPersediaan Awal xxx -Pembelian Bahan Mentah xxx

BENTUK DASAR ANGGARAN PEMBELIAN BAHAN MENTAH (2) Dalam anggaran pembelian bahan mentah di cantumkan :1. Jenis bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi.2. Jumlah yang harus dibeli.3. Harga persatuan bahan mentah.

CONTOH ANGGARANPEMBELIAN BAHAN MENTAH (1)Contoh soal :PT. SENGSARA NIKMAT memproduksi barang A dengan menggunakan 3 jenis bahan mentah x, y dan z. kebutuhan masing-masing bahan mentah selama tahun 2008 adalah sebagai berikut :

Kuartal Bahan Mentah Persedian Akhir

X Y Z X Y Z

I 1100 1400 1000 370 345 340

II 700 1200 1000 130 100 125

III 600 1200 1000 150 150 100

IV 600 1200 1000 150 125 100

Jumlah 3000 5000 4000

CONTOH ANGGARANPEMBELIAN BAHAN MENTAH (2)

Persediaan Awal Tahun 2008 Harga/satuan Bahan Mentah X100Rp. 10Y150Rp. 15Z100Rp. 10Maka anggaran pembelian bahan mentah dapat disusun sebagai berikut :

PT. SENGSARA NIKMATAnggaran pembelian Bahan Mentah 2008

Jenis Bahan Mentah Kebutuhan Bahan Mentah Persedian Jumlah Persediaan Pembelian

dan Waktu Untuk Produksi Akhir Kebutuhan Awal Unit Harga Jumlah

Bahan Mentah

Kuartal I 1100 370 1470 100 1370 Rp. 10 Rp. 13.700

II 700 130 830 370 460 Rp. 4.700

III 600 150 750 130 620 Rp. 6.200

IV 600 150 750 150 600 Rp. 6.000

(1 Tahun) 3000 800 3800 750 3050 Rp. 30.000

Bahan Mentah Y

Kuartal I 1400 345 1745 150 1595 Rp. 23.000

II 1200 100 1300 345 955 Rp. 14.325

III 1200 150 1300 100 1250 Rp. 18.750

IV 1200 125 1325 150 4975 Rp. 17.625

(1 Tahun) 5000 720 5670 745 8775 Rp. 74.000

Bahan Mentah Z

Kuartal I 100 340 1340 100 1240 Rp.12.400

II 100 125 1125 340 785 Rp. 7.850

III 100 100 1100 125 975 Rp. 9.750

IV 100 100 1100 100 1000 Rp.12.400

(1 Tahun) 400 665 4665 665 4000 Rp.40.000

KULIAH 7ANGGARAN TENAGA KERJA

ANGGARAN TENAGA KERJA (1) Tenaga kerja yang bekerja dipabrik dikelompokan menjadi dua yakni :-Tenaga kerja langsung terlibat secara landsung dalam proses produksi, biasanya dikaitkan dengan biaya produksi - Tenaga kerja tidak langsung tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi, biasanya dikaitkan dengan biaya overhead pabrik.

ANGGARAN TENAGA KERJA (2) Ciri-ciri atau sifat tenaga kerja :1.Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja jenis ini berhubungan secara langsung dengan tingkat kegiatan produksi.2.Biayanya bersifat variabel.3. Dikaitkan dalam penentuan tenaga kerja.

CIRI TENAGA KERJA TIDAK LANGSUNG Ciri-ciri atau sifat tenaga kerja tidak langsung 1.Besar kecilnya biaya tidak berhubungan angsung dengan tingkat produksi.2.Biayanya semi fixed atau semi variabel.3.Tempat bekerja tidak harus selalu dipabrik tetapi tetapi dapat diluar pabrik.

LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN TENAGA KERJA (1) Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya. Kerap kali ditemui dalam praktek yakni satuan hitung atas dasar jam buruh langsung (Direct Labour Hour/DLH) dan biaya buruh langsung (Direct Labour Cost).

LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN TENAGA KERJA (2) Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu dibuat Manning Table (merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja) yang menjelaskan :1.Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.2.Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja pada berbagai tingkat kegiatan.3.Bagian-bagian yang membutuhkannya.LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN TENAGA KERJA (3) Setelah dihitung jam buruh langsung (DLH) kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran bersangkutan dengan cara membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung yang diperlukan.

LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN TENAGA KERJA (4)Contoh :Dalam perusahaan, tenaga kerja langsung pada pabrik dapat digolongkan menjadi 3 tingkatan yakni golongan I, II dan III.

Tingkat Upah/Jam Jumlah Jumlah Jumlah

Golongan Rp. TK DLH

I Rp. 500 50 100 Rp. 2.500.000

II Rp. 750 20 Rp. 1.500.000

III Rp. 1000 5 Rp. 500.000

Jumlah 75 100 Rp. 4.500.000

Tingkat Upah rata-rata = Rp. 4.500.000 = Rp.600 Per DLH 7.500

LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN TENAGA KERJA (5) Tingkat upah raata-rata = Rp. 4.500.000 = Rp. 600/DLH7.500Note :tingkat upah rata-rata dapat berubah apabila terjadi perubahan rasio dalam penggunaan TK seperti :- Rasio kuantitas masing-masing golongan.- Rasio upah masing-masing golongan.

LANGKAH MENYUSUN ANGGARAN TENAGA KERJA (6) Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung Pada anggaran ini harus dicantumkan :a. Jumlah barang yang diproduksi. b. Jam buruh langsung (DLH) yang diperlukan untuk 1 unit barang.c. Tingkat upah raata-rata perjam buruh langsung.d. Jenis barang dihasilkan.e. Waktu produksi barang (bulan atau kuartal.

CONTOH ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG (1)Contoh : Anggaran Tenaga Kerja Langsung PT. ADA-ADA SAJA mempunyai 3 bagian produksi : I, II, III dua macam barang yang produksi X dan Y. Barang X diprodusir melalui 3 bagian sedangkan barang Y hanya melalui bagian I dan III saja. Adapun rencana jam buruh/unit barang, rencana tingkat upah rata-rata dan rencana tingkat produksi sebagai berikut :

DLH Barang perunit

Bagian X Y Tingkat upah rata-rata/DLH

I 0,4 0,2 Rp. 200

II 0,2 0 Rp. 150

II 0,4 0,2 Rp. 100

Rencana Produksi Barang

Kuartal X Y

I 230.000 108.000

II 240.000 140.000

III 230.000 127.000

IV 260.000 145.000

Jumlah 960.000 520.000

CONTOH ANGGARAN TENAGA KERJA LANGSUNG (2) Berdasarkan data tersebut diatas maka dapat kita susun anggaran tenaga kerja langsung sebagai berikut :

KULIAH 8ANGGARAN BOP

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (1) Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali bahan mentah langsung dan tenagakerja langsung.

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (2) Dua permasalahan yang muncul dalam menyusun anggaran biaya overhead :1. Penanggung jawab perencana.dalam hal ini diterapkan prinsip akuntansi pertanggungan jawab (Responsibility Acounting) atau biaya departemen langsung (Direct Departmental Cost) sehingga akan muncul dua departemen :

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (3)a. Departemen produksi (producing departement)yaitu bagian dipabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk akhir.b. Departemen jasa (service departement)yaitu bagian dipabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi.

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (4)Berdasarkan pembagian ini maka ada dua biaya overhead pabrik yaitu BOP langsung yang terjadi pada departemen produksi dan BOP tidak langsung yang terjadi pada departemen jas

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (6)a. Penggolongan biaya berdasarkan sifatnya :- Fixed : Gaji, pajak kekayaan, asuransi, penyusutan.- Variabel : Biya bahanmentah langsung, TK langsung.- Semi variabel : Biaya maintenance Biaya tenaga kerja tidak langsung Biaya peralatan Biaya bahan mentah tidak langsung

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DAN BIAYA OPERASI (7)b. Berdasarkan wewenag menentukan anggaran :misal : Biaya administrasi wewenang bagian Biaya gaji wewenang direksi

PENGAWASAN BIAYA OVERHEAD

Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah pengalokasian biay bagian jasa/pembantu (sevice) kepada bagian produksi. Dalam pengalokasian biaya bagian jasa/pembantu diperlukan suatu cara pendekatan yang disebut Clean Cost Concept dengan cara ini biaya overhead pada bagian jasa secara langsung dialokasikan kebagian produksi dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (1)

Contoh :PT. GOROKINDO selama tahun 2008 diperkirakan akan tinbul biaya overhead sebagai berikut : Bagian Produkasi Bagian produksi I Rp. 15.000.000 Bagian produksi II Rp. 25.000.000 Bagian produksi III Rp. 20.000.000

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (2)

Bagian jasa/pembantu Bagian jasa/pembantu I Rp. 2.500.000 Bagian jasa/pembantu II Rp. 2.000.000

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (3)

Jasa bagian pembantu digunakan oleh ketiga bagian produksi dengan proporsi sebagai berikut :BAGIAN PRODUKSI BAGIAN JASA/PEMBANTU

I II

I 50% 45%

II 30% 30%

III 20% 25%

Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa di atas maka biaya overhead bagian jasa/pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut:

BAGIAN PRODUKSI BAGIAN PEMBANTU

KETERANGAN I II III I II

BIAYA OVER 15,000,000 25,000,000 20,000,000 2,500,000 5,000,000

HEAD 2008

ALOKASI BAGIAN 1,250,000 750,000 500,000 (2,500,000)

JASA I

JASA II 2,250,000 1,500,000 1,250,000 (5,000,000)

JUMLAH BIAYA 18,500,000 27,250,000 21,750,000 - -

OVERHEAD

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (4)

Dari contoh diatas tampak bahwa jasa/pembantu tidak memakai jasanya sendiri, sehinggankedua bagian jasa/pembantu tidak dibebani biaya overhead.

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (5) Clean cost concept sebetulnya dapat pula dipakai untuk kasus lain, misalnya: bagian jasa pembantu terdiri dari bagian pembangkit tenaga listrik dan bagian reparasi. Bagian pembangkit tenaga listrik menggunakan sebagian jasa reparasi untuk perbaikan mesin-mesin diesel demikian sebaliknya (vice versa).

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (6)

Ada satu cara mudah mengalokasikan biaya overhead bagian jasa/pembantu yaitu dengan metode aljabar dengan persamaan :X = a1 + b1 YY = a2 + b2 XDimana:X = jumlah biaya overhead bagian jasa x setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa yY = jumlah biaya overhead bagian jasa y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa x

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (7)

a1 = adalah biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi A2 = adalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi b1 = prosentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian Xb2 = prosentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian YContoh:Pada PT Genit selama tahun 2000 akan timbul biaya Overhead sebesar sebagai berikut :

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (8)

Bagian Biaya overhead Bagian produksi Bagian I Rp. 10.000.000 Bagian IIRp. 15.000.000 Bagian Jasa Bagian I (X)Rp. 5.000.000 Bagian II (Y)Rp. 4.000.000

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (9)

Jasa bagian jasa/pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian jasa I dan bagian jasa II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai berikut :

Pemberian jasa Bagian Produksi Bagian Jasa

I II I (X) II (Y)

Bagian Jasa I (X) 5% 40% - 10%

Bagian Jasa II (Y) 55% 30% 15% -

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (10)

Sehingga dengan menggunakan metode aljabar :1. X = 5.000.000 + 0,15 Y2. Y = 4.000.000 + 0,10 X

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (11)

Kedua persamaan dikombinasikan :X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10X)Y = 4.000.000 + 6.000.000 + 0,015XX 0,015 X = 5.600.000 0,985 X = 5.600.000 X = 5.685.279 dibulatkan

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (12)

Y = 4.000.000 + 0,10 XY = 4.000.000 + 0,10(5.685.279)Y = 4.000.000 + 568.527Y = 4.568.527Artinya :1. Biaya overhead bagian jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian jasa II, adalah sebesar Rp. 5.685.2792. Biaya overhead bagian jasa II setelah mendapatkan alokasi biaya overhead dari bagian jasa I adalah sebesar Rp. 4.568.528

CONTOH PENYUSUNAN ANGGARAN BOP (13)

Dengan demikian jumlah biaya overhead pabrik netto masing-masing bagian ditentukan sebagai berikut : Bagian Jasa BOP Asli Menerima Memberi BOP Netto

Bagian I (X) 5.000.000 685.279 568.528 5.116.751

Bagain II (Y) 4.000.000 568.528 685.279 3.883.249

Kedua biaya BOP netto dari Departemen Jasa I dan II kemudian dibebankan kepada Departemen Produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut:

Bagian Produksi I Bagian Produksi II

1. B.O.P langsung

2. B.O.P tidak langsung Rp. 10.000.000 Rp. 15.000.000

- Dep.Jasa I (X) = 50/90X B.O.P netto Rp. 2.842.639 40/90x B.O.P netto Rp. 2.274.112

- Dep.Jasa I (Y) = 55/85X B.O.P netto Rp. 2.512.691 30/85x B.O.P netto Rp. 1.370.558

Jumlah Rp. 15.355.330 Rp. 18.644.670

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)1 HPP dapat dihitung apabila telah diketahui hal-hal sebagai berikut :1. Volume produksi masing-masing barang.2. Biaya bahan mentah.3. Biaya tenaga kerja langsung.4. Biaya overhead masing-masing bagian produksi.5. Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi.6. Angka standar masing-masing bagian produksi dan bagian jasa.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)2Contoh :PT. RAJA INTAN memprodusir 2 macam barang yakni barang A dan B, dari budget produksi diperoleh data tentang rencana produksi.Barang Unit Produksi A 7.000 B 4.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)3Terdapat 2 bagian produksi, yakni bagian produksi I, II serta satu bagian jasa pembantu dengan satuan reparasi. Bagian produksi I hanya dilalui oleh barang A sedangkan bagian produksi II dilalui oleh kedua macam barang A dan B, satuan kegiatan masing-masing sebagai berikut :

Bagian Satuan Kegiatan

Produksi I Unit barang A

Produksi II Jam mesin langsung (DMH)

Reparasi Jam reparasi langsung (DRH)

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)4 Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut : Barang DMH A 4 B 3

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)5 Angka standar bagian reparasi : Bagian yang menggunakan jasa DRH Produksi I 0,20 DRH per unit A Produksi II 0,07 DRH per DMH

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)6 Biaya overhead yang akan timbul BagianBiaya overheadProduksi IRp. 26.000Produksi IIRp. 16.000ReparasiRp. 6.000

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)7

Rencana biaya bahan mentah tenaga kerja langsung

Barang Biaya bahan mentah Biaya TK langsung

A Rp. 70.000 Rp.35.000

B Rp.60.000 Rp.14.000

Ditanya : hitung HPP masing-masing barang ?

Jawab : Kegiatan masing-masing bagian

Bagian Perhitungan Satuan Kegiatan Tingkat Kegiatan

(dari anggaran produksi

Produksi I brg A = 7.000x4 DMH Unit A 7.000

= 28.000

Produksi II brg B = 4.000x3 DMH DMH 4.000

= 12.000

Reparasi Bagian I = 7.000x0,20

= 1.400

Bagian II = 4.000x0,07 DRH 4.200

= 2.800

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)8 Jenis tingkat kegiatan masing-masing adalah : Bagian produksi I = 7.000 unit barang A Bagian produksi II = 4.000 DMH Bagian Reparaasi = 4.200 DRH

Tarif biaya overhead masing-masing produksi

keterangan Bagian

I II

Biaya overhead bagian produksi Rp. 26.000 Rp. 6000

Pengalokasian biaya overhead

bagian reparasi (dgn dasar DRH)

- Bagian produksi I

= (1.400/4.200)x Rp. 6.000 Rp. 2.000

- Bagian produksi II

= (2.800/4.200)x Rp. 6000 Rp. 4000

keterangan Bagian

I II

Jml biaya overhead yang akan dialokasikan

ke barang A dan B Rp. 28.000 Rp.20.000

Tingkat kegiatan

- Bagian produksi I (dalam unit A) Rp.7.000

- Bagian produksi II (per DMH) Rp. 4000

Tarif biaya overhead (overhead rate)

- Bagian produksi I (dalam unit A) Rp. 4,00

- Bagian produksi II (per DMH) Rp. 0,50

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)9 Ket = * Rp. 28.000 = Rp. 4,00/unit 7.000* Rp. 20.000 = Rp. 0,50/DMH 7.000

MODUL KULIAHANGGARAN PERUSAHAANSTIE TRIANANDRA

NURUL HUDDA, SE,MM,MSc.DOSEN