angga gunung

download angga gunung

of 23

Transcript of angga gunung

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI GEOLOGI

TUGAS BENCANA ALAM GEOLOGI

OLEH YERMIA WANTO MANGAPE D611 09 278

MAKASSAR 2012

BEBERAPA GUNUNG BERAPI DI INDONESIA

1. Gunung Sinabung

Gunung Sinabung adalah sebuah gunung di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Sibayak di

dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter. Gunung ini menjadi puncak tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini belum pernah tercatat meletus sejak tahun 1600. Koordinat puncak gunung Sinabung adalah 3 derajat 10 menit LU, 98 derajat 23 menit BT. Menurut Surono, tipe gunung api yang baru pertama meletus sejak tahun 1600 Masehi itu memiliki karakter kerucut dan strato. Mayoritas letusan gunung api itu berupa abu vulkanik yang membumbung ke angkasa, sehingga warga yang berada di pengungsian bencana gunung api itu diminta untuk menggunakan masker. Ia menyebutkan, dua tipe gunung api lainnya adalah tipe perisai ("shield volcano") dan tipe gunung api maar. Ia menyebutkan, ciri-ciri gunung api akan meletus antara lain ada pertanda seperti suhu di sekitar gunung itu, mata air menjadi kering, terdengar suara gemuruh dan terkadang disertai getaran atau gempa, tumbuhan di sekitar gunung layu dan adanya binatang yang bermigrasi. Saat ini Gunung Sinambung menjadi satu-satunya gunung api di Indonesia yang berstatus awas (level IV). Kemudian Gunung Ibu di Halmahera Utara (Level III). Sedangkan 18 gunung gunung api lainnya berstatus waspada (level II) yakni Gunung Egon, Talang, Karangetang, Batur, Kaba, Anak Krakatau, Semeru, Slamet, Sangeang Api, Rinjani. 2. Gunung Kaba

Kawa aktif Gunung Kaba

Gunung Kaba adalah gunung berapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu. Ketinggiannya mencapai 1.938 meter (6.358 kaki). Lokasi disekitar Gunung Kaba merupakan salah satu cagar alam untuk perlindungan bunga Rafflesia. Gunung kaba yang letaknya tidak jauh dari gunung Dempo (1172 mdpl) merupakan gunung api kembar dengan gunung hitam yang telah padam. Pada puncaknya terdapat tiga buah kawah yang cukup indah untuk dinikmati. Informasi: Sejak gempa bumi berkekuatan 7,3 skala reichter terjadi pada 3 Juni 2000, aktivitas seismik di gunung Kaba meningkat. Ketiga kawah gunung Kaba telah mengeluarkan kepulan asap. Para ahli geologi mengebor sekitar kawah untuk mengeluarkan lava, uap dan gas untuk mencegah terjadinya letusan. Gunung Kaba juga merupakan salah satu cagar alam yang diperuntukkan untuk perlindungan bunga Rafflesia Arnoldi yang populasinya semakin menurun. Status Gunung Kaba (1952 mdpl) di Kecamatan Curup, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, naik dari normal (level I) menjadi waspada (level II). Pusat erupsi atau kegiatan vulkanik gunung itu sering berpindah-pindah dicirikan oleh adanya kawah-kawah yang terdapat pada puncak. Di puncak itu tumbuh kerucutkerucut kecil dan pusat erupsi masih menunjukkan tanda-tanda kegiatan gunung api. Gunung api Kaba pada saat normal selalu mengeluarkan asap dari kawah dengan warna putih tipis dan ketinggian 25-100 meter dari puncak. Tidak ada kelainan dari aktivitas kawah gunung itu, hanya tingkat kegempaan vulkaniknya meningkat, katanya. Dengan adanya peningkatan aktivitas Gunung Kaba dari normal menjadi waspada, PVMBG merekomendasikan agar pengunjung dan wisatawan tidak mendaki atau memasuki kompleks kawah gunung itu dalam radius satu kilometer.Kawah sebagai pusat letusan dan gas vulkanik dapat membahayakan bagi kehidupan. Masyarakat jangan terpancing isu-isu tentang letusan Gunung Kaba yang tidak jelas sumbernya, kata Kepala Bidang Pengamatan Gunung Api PVMBG itu menambahkan. Pengamatan aktivitas gunung itu dilakukan di Posko Pengamatan Gunung Kaba di Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong.

3. Gunung Kerinci

Gunung kerinci termasuk gunung berapi yang masih aktif, dengan ketinggian 3.805 mdpl (12.484 ft). Gunung ini menjadi gunung tertinggi di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya dan merupakan gunung api tertinggi di Indonesia. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Gunung ini dikelilingi hutan lebat Taman Nasional Kerinci Seblat dan merupakan habitat harimau sumatra dan badak sumatra. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh. Di tengah taman terdapat celah lembah kota sungaipenuh, perkebunan kopi, dan danau Kerinci. Keindahan panorama yang natural dengan kekayaan flora dan fauna dapat di temui mulai dari dataran rendah hingga puncak gunung Kerinci, tidak hanya untuk dinikmati tetapi sangat baik untuk melakukan penelitian dan pendidikan. Pendakian ke puncak gunung Kerinci memakan waktu dua hari mulai dari Pos Kersik Tuo. Tidak jauh dari Gunung Kerinci terdapat danau pada kawah gunung tujuh. Terdapat juga pemandian air panas di Semurup. Terdapat jalur setapak yang jelas dan beberapa shelter menuju tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi. Terdapat menara observasi di puncak gunung Kerinci. Tumbuhan dataran rendah di dominasi oleh beberapa jenis mahoni, terdapat juga tumbuhan raksasa bunga raflesia rafflesia arnoldi dan suweg raksasa

Amorphophallus titanum. Dengan taman nasional Leuser, taman ini terhalang oleh danau toba dan ngarai Sihanok. Sehingga beberapa binatang yang tidak terdapat di taman Leuser ada di sini seperti tapir (Tapirus indicus) dan kus-kus (Tarsius bancanus). Banyak terdapat binatang khas sumatera seperti gajah, badak sumatera, harimau, beruang madu, macan tutul, kecuali orang utan. Berbagai primata seperti siamang, gibbon, monyet ekor panjang dan Presbytis melapophos. Terdapat juga 140 jenis burung. Karakteristik Gunungapi Kerinci Gunungapi Kerinci merupakan salah satu gunungapi aktif yang berada di Pulau Sumatera. Untuk mencapai puncak cukup sulit karena merupakan daerah kawasan hutan cagar alam dan perkebunan teh. Pendakian dapat dilakukan lewat Lubuk Gadang di lembah Liki, mengikuti dasar sungai Timbulun, namun memerlukan waktu cukup lama yaitu selama tujuh hari pp. Selain itu terdapat jalur lain dari Kayuaro melewati pesanggrahan dengan kendaraan roda dua, kemudian berjalan kaki sampai di puncak selama 3 hari pulang pergi. Demografi Sebagaimana umumnya di daerah gunungapi yang sangat subur, banyak penduduk yang bermukim di daerah itu. Namun G. Kerinci yang tinggi dan luas, mempunyai daerah pemukiman yang berada jauh di luar kawasan rawan bencana. Hanya satu desa yang berada pada kawasan rawan bencana yaitu desa Sungai Rumpun terletak di pingir sungai Kering, dengan jumlah penduduk kurang dari seribu jiwa, kira kira berjumlah 600 jiwa (data tahun 1990). Sedangkan perkampungan lain umumnya terletak pada daerah punggungan yang berjarak lebih dari 6 km dari pusat erupsi dan relatif aman terhadap bahaya aliran, hanya terjangkau oleh jatuhan piroklastik yang diperkirakan berjarak 8 km dari pusat erupsi. Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi Hasil erupsi Gunung Kerinci banyak menghasilkan batuan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan bangunan, sebagai bahan material dasar untuk pembangunan gedung, jalan raya dan lainya. Selain itu dengan dipeliharanya hutan lindung G. Kerinci, merupakan tempat tersimpannya cadangan air tanah untuk irigasi, air minum di kota dan desa, serta beberapa mataair panas sebagai sumber mineral untuk kesehatan. Selain itu terdapat pula potensi panasbumi di G. Kerinci, yang sudah sampai ditahapan explorasi, namun belum dimanfaatkan baik untuk keperluan energi listrik,

industri atau keperluan lainnya. Selama explorasi panas bumi telah dilakukan 3 buah pemboran explorasi (LP1, LP2 dan LP3) di daerah Lempur, Kecamatan Gunungraya Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, dengan kedalaman pemboran : LP1 1020 m, LP2 650 m, dan LP1 dengan kedalaman 1026 m, pada ketinggian topografi 1360 m dpl. Pemboran explorasi LP1 dilakukan pada tahun 1983 dan pemboran explorasi LP 2 tahun 1988, LP 3 kira-kira 250 m dari LP2 pada posisi lebih tinggi, dengan kedalaman kira-kira 900 m, Pemboran LP 3 ini dilakukan pada tahun 2000, untuk lebih jelasnya dapat menghubungi website Direktorat Iinventarisasi Sumberdaya Mineral, Sub Direktorat Panasbumi, www.dmr.dpe.go.id.

4. Gunung Papandayan

Gunung Papandayan adalah gunung api yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung. Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawahkawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya. Papandayan tercatat beberapa kali erupsi. Di antaranya pada 1773, 1923, 1942, 1993, dan 2003. Letusan besar yang terjadi pada tahun 1772 menghancurkan sedikitnya 40 desa dan menewaskan sekitar 2951 orang. Daerah yang tertutup longsoran mencapai 10 km dengan lebar 5 km.

Pada 11 Maret 1923 terjadi sedikitnya 7 kali erupsi di Kawah Baru dan didahului dengan gempa yang berpusat di Cisurupan. Pada 25 Januari 1924, suhu Kawah Mas meningkat dari 364 derajat Celsius menjadi 500 derajat Celcius. Sebuah letusan lumpur dan batu terjadi di Kawah Mas dan Kawah Baru dan menghancurkan hutan. Sementara letusan material hampir mencapai Cisurupan. Pada 21 Februari 1925, letusan lumpur terjadi di Kawah Nangklak. Pada tahun 1926 sebuah letusan kecil terjadi di Kawah Mas. Gunung Papandayan termasuk gunung stratovolcano. Tinggi dan berbentuk kerucut, terdiri dari banyak lapisan lava yang mengeras. Karakter letusannya jarang terjadi. lava yang keluar biasanya menjadi dingin dan mengeras sebelum menyebar jauh karena kelekatan yang tinggi. Magma yang membentuk lava ini biasanya felsic, (banyak mengandung batuan) mempunyai kandungan silica yang tinggi sampai sedang. Jenis stratovolcano lain adalah Krakatoa dan Vesuvius. Mempunyai titik fumarole yang aktif. Fumarole adalah sebuah titik yang mengeluarkan uap dan gas seperti karbondioksida, sulfur dioksida, hydrocloric acid dan hydrogen sulfide. Uapnya terjadi saat air yang dipanaskan berubah menjadi uap seiring dengan turunnya tekanan saat keluar dari tanah. Istilah solfatara berasal dari bahasa Itali solfo, sulfur. Solfatara adalah fumarole yang mengeluarkan gas yang mengandung sulfur. Ciri gunung api yang sangat aktif adalah adanya titik solfatara. Letusannya berupa letusan phreatic, terjadi saat magma yang naik bersinggungan dengan air permukaan. Suhu yang ekstrim dari magma sekitar 600 derajat celcius, menyebabkan penuapan yang instan menghasilkan letusan yang mengandung uap, air, debu dan batuan. Yang perlu diingat adalah bahwa kantong magma di Gunung Papandayan tidak terlalu dalam, berarti dalam rentangwaktu yang tidak terlalu lama akan ada letusan lagi. Sebuah peringatan untuk kita semua, terutama untuk penduduk di sekitarnya. Di Garut ada dua gunung api yang fenomenal, Gunung Papandayan dan Gunung Guntur. Di Indonesia ada 129 gunung api, 80di antaranya adalah gunung api tipe A dan baru memliki 69 pos pengamatan. Pengadaan peralatan adalah

kendala terberat. Seismograf hanya dibuat di Jepang, Amerika dan Perancis, sedangkan Indonesia yang memiliki banyak sekali gunung api hanya bisa memperbaiki tanpa bisa membuat. Nama Papandayan berasal dari bahasa Sunda panday yang artinya pandai besi. Karena dulu ketika masyarakat sekitar melintasi gununng ini sering terdengar suara seperti di tempat pandai besi. Ternyata sumber suara itu berasal dari kawah yang sangat aktif. 5. Gunung Bromo

Gunung Bromo (dari bahasa Sansekerta/Jawa Kuna: Brahma, salah seorang Dewa Utama Hindu), merupakan gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo. Bromo sedang aktif di awal abad ke-20. Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu

yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2004. Bagi penduduk Bromo, suku Tengger, Gunung Brahma (Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa. Gunungapi Bromo adalah salah satu gunungapi yang berada di Jawa Timur bertipe strato tipe A dan terletak di dalam Kaldera Tengger. Gunungapi Bromo merupakan gunungapi termuda dalam jajaran gunungapi yang berada di dalam kaldera Tengger seperi gunung Widodaren, Kursi, Segorowedi, dan Batok. Kaldera Tengger sendiri berukuran 9 km x 10 km, dikelilingi oleh tebing curam dengan ketinggian 50 sampai 500 meter. Jajaran gunung di dalam kaldera dikelilingi oleh batuan vulkanik gunung Tengger purba. Lantai kaldera bagian utara tersusun oleh batuan pasir, sementara bagian timur dan selatan kaldera didominasi oleh rerumputan. Selain memberikan dampak bencana ketika terjadi aktivitas vulkanis di gunung Bromo, sisi positif keberadaan gunungapi ini juga dapat kita lihat berupa inventarisasi Sumberdaya Gunungapi seperti untuk objek wisata alam. Kawasan ini mempunyai karakteristik panorama alam yang mempesona seperti adanya lautan pasir dengan latar belakang hembusan asap gunung Bromo dan letusan gunung Semeru serta pada pagi hari dapat disaksikan terbitnya matahari dari gunung Pananjakan yang sangat menakjubkan. Disamping itu dapat juga disaksikan kehidupan tradisional masyarakat Tengger yang dalam waktu setahun sekali pada tanggal 14 bulan ke sepuluh, Kalender Jawa melakukan upacara adat/keagamaan umat Hindu Tengger atau disebut juga Upacara Kesodo, upacara ini berpusat di sekeliling kawah Gunungapi Bromo Catatan sejarah letusan gunungapi Bromo Sejarah letusan Bromo: 2004, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767. 2001, 1930, 1907, 1868, 1835, 1995, 1929, 1896, 1866, 1830, 1984, 1928, 1893, 1865, 1830, 1983, 1922, 1890, 1865, 1829, 1980, 1921, 1888, 1860, 1825, 1972, 1915, 1886, 1859, 1822, 1956, 1916, 1887, 1858, 1823,

Menurut catatan sejarah, gunungapi Bromo telah mengalami letusan sebanyak 50 kali terhitung sejak tahun 1775. Tipe letusan banyaknya berupa tipe stomboli. Berdasarkan data geologi, kemudian berdasarkan karakteristik aktivitas Bromo, serta morfologi dari Kaldera Tengger, potensi bencana yang umumnya terjadi adalah letusan fragmen-fragmen batuan, hujan debu pekat, dan semburan gas beracun. Sampai saat ini bencana lahar belum pernah terjadi sepanjang catatan periode letusan. Dua letusan paling terkini terjadi pada bulan desember 2000 dan bulan juni 2004. Letusan paling akhir terjadi pada tanggal 8 juni sore hari, dan berlangsung sekitar 20 menit. Berdasarkan catatan DVMBG, tipe letusan bersifat preatik, membentuk kolom abu dengan ketinggian sekitar 3000 meter di atas bibir kawah. Material debu dan batu kerikil tersembur sampai area radius 300 meter. Pada tanggal 9 juni aktivitas menurun dan akhirnya berhenti. Namun demikian masih terlihat kepulan asap keabuan setinggi 10 sampai 25 meter di atas bibir kawah. Dengan kondisi seperti ini, tingkat kewaspadaan bencana dikategorikan cukup aman (low level risk). Pemantauan aktivitas vulkanis gunungapi Bromo Di Indonesia, mengingat jumlah gunungapi tergolong relatif cukup banyak, bahaya letusan gunungapi harus mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat. Indonesia mempunyai 129 gunungapi aktif serta 271 buah titik erupsi yang merupakan konsekuensi dari interaksi dan tumbukan antara beberapa lempeng kerak bumi. Dengan jumlah penduduk sekitar 200 juta, dan juga kenyataan bahwa Pulau Jawa yang penduduknya paling padat juga mempunyai gunungapi yang paling banyak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa bahaya letusan gunungapi adalah sesuatu yang nyata bagi rakyat Indonesia. Menurut [Katili & Siswowidjojo, 1994], sekitar 10% penduduk Indonesia tinggal di wilayah yang terancam bahaya letusan gunungapi, dan sekitar 3 juta orang yang tinggal di daerah bahaya. Oleh sebab itu pemantauan aktivitas gunungapi di Indonesia haruslah selalu dilaksanakan secara maksimal dan terus menerus, salah satunya di gunungapi Bromo yang merupakan salah satu gunungapi aktif yang berada di daerah Jawa Timur. Metode yang saat ini telah secara rutin digunakan untuk pemantauan aktivitas vulkanis gunungapi Bromo diantaranya metode metode seismik, dan metode pemantauan deformasi dengan menggunakan Sipat Datar, EDM dan GPS. Tim pemantau utama adalah DVMBG, yang bekerjasama dengan berbagai institusi baik nasional maupun internasional, diantaranya dengan KK Geodesi FTSL ITB untuk pemantauan deformasi dengan GPS.

Untuk memantau aktivitas seismik di Gunung Bromo, Direktorat Vulkanologi (DVMBG) bekerja sama dengan institusi internasional telah memasang stasiun pengamat gempa (seismograf) di sekitar kawah Gunung Bromo, kemudian datanya dikirim secara otomatis melalui telemetri. Metode seismik yang menggunakan sensor seismometer ini pada dasarnya digunakan untuk mengevaluasi aktivitas yang terjadi di dalam gunung api. 6. Gunung Semeru

Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 806' LS dan 12055' BT. Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan ketinggian 3.744,8 M hingga akhir November 1973. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang. Di puncak Gunung Semeru (Puncak Mahameru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Gas beracun ini dikenal dengan

sebutan Wedhus Gembel. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 - 10 derajat Celsius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajat Celsius, dan dijumpai kristal-kristal es. Cuaca sering berkabut terutama pada siang, sore dan malam hari. Angin bertiup kencang, pada bulan Desember - Januari sering ada badai. Terjadi letusan Wedus Gembel setiap 15-30 menit pada puncak gunung Semeru yang masih aktif. Pada bulan November 1997 Gunung Semeru meletus sebanyak 2990 kali. Siang hari arah angin menuju puncak, untuk itu hindari datang siang hari di puncak, karena gas beracun dan letusan mengarah ke puncak. Letusan berupa asap putih, kelabu sampai hitam dengan tinggi letusan 300800 meter. Material yang keluar pada setiap letusan berupa abu, pasir, kerikil, bahkan batu-batu panas menyala yang sangat berbahaya apabila pendaki terlalu dekat. Pada awal tahun 1994 lahar panas mengaliri lereng selatan Gunung Semeru dan telah memakan beberapa korban jiwa, walaupun pemandangan sungai panas yang berkelok- kelok menuju ke laut ini menjadi tontonan yang sangat menarik. Soe Hok Gie, salah seorang tokoh aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia, meninggal di Gunung Semeru pada tahun 1969 akibat menghirup asap beracun di Gunung Semeru. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Secara umum iklim di wilayah gunung Semeru termasuk type iklim B (Schmidt dan Ferguson) dengan curah hujan 927 mm - 5.498 mm per tahun dengan jumlah hari hujan 136 hari/tahun dan musim hujan jatuh pada bulan November April. Suhu udara dipuncak Semeru berkisar antara 0 - 4 derajat celsius. Suhu rata-rata berkisar antara 3c - 8c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15c - 21c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin. Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman Nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273,3 Hektar. Terdapat beberapa gunung di dalam Kaldera Gn.Tengger antara lain; Gn.Bromo (2.392m) Gn. Batok (2.470m) Gn.Kursi (2,581m) Gn.Watangan (2.662m) Gn.Widodaren (2.650m). Terdapat empat buah danau (ranu): Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan.

Flora yang berada di wilayah Gunung Semeru beraneka ragam jenisnya tetapi banyak didominir oleh pohon cemara, akasia, pinus, dan jenis Jamuju. Sedangkan untuk tumbuhan bawah didominir oleh Kirinyuh, alang-alang, tembelekan, harendong dan Edelwiss putih, Edelwiss yang banyak terdapat di lereng-lereng menuju puncak Semeru. Dan juga ditemukan beberapa jenis anggrek endemik yang hidup di sekitar Semeru Selatan. Banyak fauna yang menghuni gunung Semeru antara lain : macan kumbang, budeng, luwak, kijang, kancil, dll. Sedangkan di Ranu Kumbolo terdapat belibis yang masih hidup liar. Indikasi terbentuknya kubah lava ini, di malam hari puncak Mahameru, mudah dilihat dari kejauhan dengan mata telanjang. Perubahan karakter Gunung Semeru juga dapat dideteksi dengan timbulnya gempa harmonik atau yang disebutnya tremorharmonik. Sedangkan pembentukan kubah lava yang dimaksudkan, saat ini sebagian mengalir di hulu sungai Besuk Bang, Besuk Kembar; dan Besuk Kobokan. Itu artinya, di hulu sungai yang dilalui lava tersebut terbentuk tumpukan material baru. Lava panas yang mengalir di tiga hulu sungai itu, berasal dari bibir kubah. Aliran lava panas tersebut tidak sampai ke wilayah yang dihuni penduduk. Sebab, jarak luncur lava hanya sekitar 4 km dari kubah di puncak Gunung Semeru. Peristiwa luncuran lava panas, terakhir terjadi tahun 2002 yang lalu. Saat itu, di sungai Besuk Bang jarak luncurnya mencapai 11 km dari kubah di puncak, karena bersamaan dengan itu turun hujan lebat. Sehingga, material batu sebesar mobil pun ikut hanyut. Menghadapi perubahan karakter Gunung Semeru seperti itu, diharapkan masyarakat di sekitar daerah aliran sungai yang biasa dilalui lahar dingin, tetap waspada, utamanya para warga yang mencari pasir di sungai, saat akan turun hujan lebat, agar segera menjauh dari aliran sungai. Biasanya, sebelum turun hujan, ditandai dengan awan tebal di wilayah atas lereng gunung.

7. Gunung Rinjani

Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 825' LS dan 11628' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Secara administratif gunung ini berada dalam wilayah tiga kabupaten: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat. Danau kawah Segara Anak dengan Gunung Barujari di tepi danau dilihat dari Puncak Gunung Rinjani di sisi timur. Gunung Rinjani dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok bagian utara. Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 m 4.800 m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat Segara Anak (segara= laut, danau) seluas 11.000.000 m persegi dengan kedalaman 230 m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Di Segara Anak banyak terdapat ikan mas dan mujair sehingga sering digunakan untuk memancing. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut.

Di sisi timur kaldera terdapat Gunung Baru (atau Gunung Barujari) yang memiliki kawah berukuran 170m200 m dengan ketinggian 2.296 - 2376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif/meletus sejak tanggal 2 Mei 2009 dan sepanjang Mei, setelah sebelumnya meletus pula tahun 2004. Jika letusan tahun 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan tahun 2009 ini telah memakan korban jiwa tidak langsung 31 orang, karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak. Sebelumnya, Gunung Barujari pernah tercatat meletus pada tahun 1944 (sekaligus pembentukannya), 1966, dan 1994. Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus,disebut Gunung Rombongan. Karakteristik Gunung Rinjani Hutan di gunung Rinjani merupakan termasuk jenis hutan heterogen dan homogen pada daerah - daerah tertentu. Pada ketinggian 1000 - 2000 mdpl kita dapat menemui tumbuh - tumbuhan jenis beringin, garu, bayur dan perkebunan penduduk yang ditanami sayur - sayuran seperti kol, cabai, bawang dan kentang. Dan pada ketinggian 2000 - 3000 mdpl vegetasi yang dominan adalah cemara gunung. Pada ketinggian 3000 mdpl ke atas hanya terdapat jenis rumput - rumputan dan bunga Edelweis. Salah satu keeksotisan Gunung Rinjani adalah Danau Segara Anak yang terbentuk secara vulkanik akibat letusan Gunung Rinjani. Danau ini terletak di ketinggian 2800 mdpl, kaya akan ikan ikan maupun flora fauna lain. Kekayaan danau ini sering dieksploitasi oleh penduduk setempat dengan mengambil ikan ikannya. Danau Segara Anak dipercaya oleh masyarakat sekitar mempunyai tuah yang dapat menyembuhkan penyakit, juga untuk pemujaan mendapatkan benda benda yang sakti. Di dekat Danau Segara Anak terdapat gunung kecil yang disebut Gunung Baru. Jarang orang yang bisa ke puncak Gunung Baru tersebut walaupun menurut informasi sudah ada jalur menuju kesana. Bisa jadi hal ini disebabkan karena Gunung Baru tersebut masih aktif dan mengeluarkan gas. Gunung Rinjani bisa dikatakan aman dari ancaman binatang buas. Burung, monyet yang bergelantungan dan ayam hutan yang kerap dijumpai di hutan.

8.Gunung Lokon

Gunung Lokon adalah sebuah gunung di dekat Kota Tomohon, Provinsi Sulawesi Utara. Gunung ini memiliki ketinggian 1.580 m. kordinatnya 1.358LU 124.792BT Puncak gunung Lokon berjarak sekitar 5.300 meter di sebelah barat laut dari Kota Tomohon dan sekita 6.700 meter di sebelah barat daya dari kota kecamatan Pineleng. Dari ibukota provinsi Manado jaraknya hanya sekitar 20 kilometer di barat daya kota. Beberapa peristiwa meletusnya gunung ini yang bisa terekam dalam masa kini diantaranya: y y 1951 Terjadi letusan pada tahun ini yang tidak sehebat letusan tahun 1991 dan 2011. 1991 Gunung Lokon pada Oktober 1991 pernah meletus yang menimbulkan kerugian material mencapai Rp 1 miliar. Ribuan jiwa penduduk di Desa Kakaskasen I, Kakaskasen II, Kinilow dan Tinoor, ketika itu setempat diungsikan besar-besar ke sejumlah daerah yang dinilai tidak rawan karena atap ribuan rumah penduduk hancur dihantam batu dan debu setebal 15 sampai 20 cm. Dalam musibah tersebut, seorang wisatawan asal Swiss, Vivian Clavel yang berkunjung saat terjadi letusan hebat itu tidak dapat ditemukan. Ia dipastikan tewas tertimbun longsoran lahar dingin. 2001 Waktu meletus pada 2001, sebagian wilayah Kota Manado yang berjarak sekitar 25 Km dari gunung itu, ditutupi hujan debu yang

y

y

mengguyur disebabkan karena tiupan angin. Material debu yang dikeluarkan dari kawah gunung api ini berbentuk lava pijar dan ketinggiannya diperkirakan mencapai 400 meter. Letusan ini tidak sebesar letusan tahun 1991. 2011

Tanggal 10 Juli 2011 sebelum meletus Gunung Lokon mulai menunjukkan aktivitas sejak 18 Juni 2011. Minggu, 10 Juli 2011 status gunung ini telah ditingkatkan dari Siaga menjadi Awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi. Pada Kamis, 14 Juli 2011 pukul 22:45 WITA gunung Lokon di kawah Tompaluan meletus dengan lontaran material pijar, pasir, dan hujan abu setinggi sekitar 1.500 meter. Selanjutnya, letusan kembali terjadi pada Jumat dini hari sekitar pukul 01.30 Wita dengan lontaran material vulkanik setinggi 600 meter. Letusan ini mengakibatkan lebih dari 10.000 warga di beberapa desa, di antaranya Kinilow, Tinoor, dan Kakaskasen mengungsi ke Tomohon atau Manado. Sedikitnya dalam sehari setelah letusan telah dua warga meninggal sebagai akibat tidak langsung dari letusan.

9. Gunung Gamalama

Gunung Gamalama adalah sebuah gunung yang terletak di Ternate, Maluku, Indonesia. Gunung Gamalama mempunyai ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut. Gunung Gamalama ditutupi Hutan Montane pada ketinggian 1.200 - 1.500 m dan Hutan Ericaceous pada ketinggian di atas 1.500 m. Gunung Gamalama adalah sebuah gunung stratovolcano kerucut yang merupakan keseluruhan Pulau Ternate, Kepulauan Maluku, Indonesia. Pulau ini ada di pesisir barat Pulau Halmahera yang ada di bagian utara Kepulauan Maluku. Selama berabad-abad, Ternate adalah pusat benteng Portugis dan VOC Belanda untuk perdagangan rempah-rempah, yang telah mencatat aktivitas volkanik Gamalama. Gunung Gamalama mempunyai ketinggian 1.715 meter di atas permukaan laut. Gunung Gamalama ditutupi Hutan Montane pada ketinggian 1.200 - 1.500 m dan Hutan Ericaceous pada ketinggian di atas 1.500 m. Nama Gunung Gamalama diambil dari kata Kie Gam Lamo ("negeri yang besar"). Gamalama sudah lebih dari 60 kali meletus sejak letusannya pertama kali tercatat pada tahun 1538. Erupsi yang menimbulkan korban jiwa setidaknya sudah empat kali terjadi, dengan korban terbanyak jatuh pada tahun 1775. Kala itu, erupsi Gunung Gamalama melenyapkan Desa Soela Takomi bersama 141 penduduknya. Pasca letusan, di lokasi desa yang berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Ternate itu muncul dua danau, yaitu Danau Tolire Jaha dan Tolire Kecil.

Erupsi terakhir dari gunung Gamalama terjadi pada tahun 2003. Letusan tersebut tidak besar dan tidak menimbulkan korban jiwa, namun selama lebih dari satu pekan, letusan tersebut menyemburkan abu vulkanik yang menutupi langit Ternate. Bandar Udara Sultan Babullah yang merupakan bandar udara utama dan pintu masuk ke Maluku Utara harus ditutup dan sebagian masyarakat mengungsi ke Pulau Tidore yang jaraknya terdekat dari Ternate. Setelah letusan tahun 2003, Gamalama Namun mulai sejak tahun 2009, Gamalama sehingga status "Waspada" diberlakukan pada gunung yang meningkat. Status "Waspada" kewaspadaan gunung berapi aktif. tidak menunjukkan gejala aktif. kembali menunjukkan aktivitas gunung tersebut karena aktivitas merupakan level ketiga dalam

Pada hari Senin, 5 Desember 2011 terjadi semburan abu vulkanik dari Gunung Gamalama pada pukul 00.08 yang menunjukkan bahwa Gunung Gamalama masih aktif. Gunung Gamalama meletus dan mendorong ribuan warga mengungsi karena semburan abu dan partikel debu setinggi 2.000 meter ke udara yang memuntahkannya ke sebuah kota dekat gunung tersebut. Hal ini menyebabkan status kewaspadaan Gamalama naik menjadi level ketiga, "Siaga". Aktifitas Gunung Gamalama yang tidak pernah berhenti bergolak tidak menghentikan kehidupan 185.705 warga Ternate di kaki dan punggung Gunung Gamalama. Justru jumlah penduduk terus bertambah dengan laju pertambahan penduduk per tahun mencapai 4,72 persen atau sekitar 8.000 orang. Bangunanbangunan baru juga terus bermunculan karena adanya kota Ternate yang merupakan pintu masuk ke Provinsi Maluku Utara.

10. Gunung Talang

Gunung Talang (nama lainnya Salasi atau Sulasi) merupakan gunung berapi yang terletak terletak di kabupaten Solok, provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Gunung Talang berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibukota kabupaten Solok, dan sekitar 40 km sebelah timur kota Padang. Gunung ini bertipe stratovolcano dengan ketinggian 2.597 meter, merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatra Barat, dan salah satu kawahnya menjadi sebuah danau yang disebut dengan Danau Talang. Gunung Talang sudah pernah meletus sejak tahun 1833 sampai dengan tahun 2007. Ada empat kecamatan yang warganya bermukim di sekitar kaki gunung ini, yakni kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, Gunung Talang, dan Lembang Jaya. Jumlah penduduk di empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa, atau sepertiga dari jumlah penduduk kabupaten Solok. Pada 11 April 2005, Gunung Talang kembali meletus. Gempa yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengeluarkan debu vulkanik sudah berlangsung sedikitnya 42 kali. Di Aia Batumbuak, lokasi terdekat dengan sumber letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, sedangkan ketebalan debu di jalan mencapai 10 cm. Di sisi selatan Gunung Talang terbentuk kawah baru yang mengeluarkan asap belerang dan hujan berdebu vulkanik. Sebanyak 27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.

11. Gunung Slamet

Gunung Slamet (3.428 meter) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif. Gunung Slamet merupakan salah satu gunung yang menjadi tujuan ekspedisi para pendaki, baik dari wilayah setempat maupun wilayah lainnya. Gunung ini mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Aktivitas terakhir adalah pada bulan Mei 2009 dan sampai Juni masih terus mengeluarkan lava pijar. Gunung Slamet di pandang dari kacamata geologi merupakan gunung stratovulcano yang terbentuk akibat pengaruh pergerakan tektonik lempeng antara lempeng indoaustralia dan lempeng eurasia. tumbukan antar lempeng mennyebabkan magma yang terbentuk lebih bersifat intermediet (SiO2 50-60 %).

DAFTAR PUSTAKA http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Sinabung http://erabaru.net/nasional/50-jakarta/17058-gunung-sinabung-termasuk-tipe-strato http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Kaba http://mitigasi.blogspot.com/2009/04/karakteristik-gunungapi-kerinci.html http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Papandayan http://canlivewithout.wordpress.com/2011/04/27/gunung-papandayan/ http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Bromo http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=291 http://id.wikipedia.org/wiki/Semeru http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Rinjani http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Lokon http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Gamalama http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Talang http://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Slamet