ANFIS ENDOKRIN

42
Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama yaitu ; sistem saraf & sistem hormonal atau endokrin Sistem endokrin = sekelompok organ yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah

Transcript of ANFIS ENDOKRIN

Fungsi tubuh diatur oleh dua sistem pengatur utama yaitu ; sistem saraf & sistem hormonal atau endokrin

Sistem endokrin = sekelompok organ yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah

Hormon berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ tubuh

Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan.

Hormon merupakan zat organik yg mempunyai sifat khusus yg hidup di suatu organ atau sistem

Terdapat dua tipe kelenjar: eksokrin dan endokrin.

Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, spt lap traktus intestinal.

kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. spt : Pulau Langerhans pada Pankreas Gonad (ovarium dan testis) Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan

paratiroid, serta timus.

Organ utama dari sistem endokrin adalah:-Hipotalamus-Kelenjar hipofisa-Kelenjar tiroid-Kelenjar paratiroid-Pulau-pulau pankreas-Kelenjar adrenal-testis -ovariumSelama kehamilan, plasenta juga bertindak sebagai suatu kelenjar endokrin.

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang

2. Menstimulasi urutan perkembangan,3. Mengkoordinasi sistem reproduktif4. Memelihara lingkungan internal optimal5. Melakukan respons korektif dan adaptif

ketika terjadi situasi darurat.

Dua kelenjar endokrin yang utama adalah hipotalamus dan hipofise.

Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf.

Dalam berespons : neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising (R) dan inhibiting (I) mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise anterior

Bila hormon mencapai sel target hormon pengaruhi cara sel berfungsi, melalui : a. penggunaan mediator intraselular : cyclic adenosine monophosphate (cAMP), mis. ketika hormon pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. b. mengaktifkan gen-gen di dalam sel.

Hormon-hormon hipotalamus antara lain:

• ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon. • ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon. • TRH : Tyroid Releasing Hormon. • TIH : Tyroid Inhibiting Hormone. • GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon. • GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon. • PTRH : Paratyroid Releasing Hormon. • PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon. • PRH : Prolaktin Releasing Hormon, • PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon. • GRH : Growth Releasing Hormon. • GIH : Growth Inhibiting Hormon. • MRH : Melanosit Releasing Hormon. • MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm

Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik.

Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.

Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea.

Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.

Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.

Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin.

Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler.

Bahan dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman.

a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan

metabolisme karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas.

T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4.

T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah

dilepaskan dari folikel kelenjar.

c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang

d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin

e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama jantung.

f. Merangsang pembentukan sel darah merah. h. Bereaksi sebagai antagonis insulin

• Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid empat buah

• Parathormon mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah tulang, ginjal dan usus kecil (duodenum).

• Terhadap tulang, PTH mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum :meningkat.

• Di tubulus ginjal, PTH mengaktifkan vitamin D terjadi peningkatan absorpsi kalsium dan posfat dari intestin.

• PTH meningkatkan reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3 dan Na.

Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.

Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla.

Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.

Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang sama dimana gangguan fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:

• Peradangan atau infeksi• Tumor atau keganasan• Degenerasi• Idiopatik

Dampak yang ditimbulkan oleh kondisi patologis diatas terhadap kelenjar endokrin dapat berupa:

• Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai perubahan sekresi hormonal

Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin sering diistilahkan dengan hiperfungsi kelenjar.

Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, dan diistilahkan dengan hipofungsi kelenjar.

• Data demografi• - Obesitas : dicurigai karena hipotiroid

- Gangguan Tumbang : dicurigai adanya gangguan GH, Kel. Tiroid, dan kelenjar gonad- Kelainan pada tiroid- Infertilitas1 Tanda2 seks sekunder yg tidak berkembang : amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang2 BB yg tidak sesuai dgn usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makan3 Gangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak mudah berkonsentrasi4 Hospitalisasi : kaji alasan, kapan kejadiannya, sudah dirawat berapa lama

• 5 Informasi penggunaan obat-obatan yg dpt merangsang aktivitas hormonal : hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat antihipertensi.* Riwayat Diit :Perubahan status nutrisi atau gangguan pada sal. Pencernaan dapat mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab.

Oleh karena itu kondisi berikut perlu dikaji :- Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen- Penurunan atau penambahan BB yg drastis- Selera makan yg menurun atau bahkan berlebihan- Pola makan dan minum sehari-hari

Hal2 lain yg perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum :* Tingkat Energi :Perubahan kekuatan fisik dihubungkan dengan sejumlah gangguan hormonal khususnya disfungsi kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan Klien dalam melakukan aktifitas sehari-hari

* Pola Eliminasi dan keseimbangan cairanPola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih dan jml vol urine

* Pertumbuhan dan PerkembanganSecara langsung tumbang dibawah pengaruh GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat tjd semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid. Kaji gang tumbang yg dialami semenjak lahir atau tjd selama proses pertumbuhan . Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya

Seks dan reproduksi* Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frek dan perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen.

* Pada Pria kaji apakah Klien mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.

* Hal-hal yg harus diamati :* Penampilan umum :Apakah Klien tampak kelemahan berat, sedang dan ringan* Amati bentuk dan proporsi tubuh :Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa

• * Pemeriksaan Wajah :Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir* Pada Mata :Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tupul* Pada Daerah Leher :Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat peningkatan JVP, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.

• * Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel. Adrenal* Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :Biasanya tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun

• * Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag. Belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau :* Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal* Amati keadaan rambut axilla dan dada :Pertumbuhan rambut yg berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal

• Pengkajian Diagnostik* Foto Tengkorak (kranium)Melihat kondisi silla tursika : tumor atau atrofi* Foto Tulang (osteo)Untuk melihat kondisi tulang :- Pada orang gigantisme dijumpai tulang yg bertambah besar dari ukuran maupun panjang- Pada orang akromegali akan dijumpai tulang perifer yg bertambah ukurannya kesamping* CT-Scan OtakMelihat kemungkinan aanya tumor pada hipofise atau hipothalamus

* Pemeriksaan Darah :Untuk mengukur :- Kadar GH- Kadar TSH* Pemeriksaan Urine + Darah :Kadar ACTH

1. Intoleran aktifitas b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuh.

2. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan); mual muntah, diare; kekurangan insulin yang relatif, hiperglikemia.

3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan tubuh.

4. Resiko terhadap ketidak efektifan penatalaksanaan aturan terapeutik berhubungan dengan ketidak cukupan pengetahuan tentang penyakit

Pantau tanda vital; catat nadi saat istirahat & aktifitas, takipnea, dispnea, pucat, sianosis.

Berikan/ciptakan lingkungan yang tenang, ruangan yang dingin, turunkan stimulasi sesori,

Sarankan pasien untuk mengurangi aktifitas dan meningkatkan istirahat di tempat tidur sebanyak – banyaknya jika memungkinkan.

Berikan tindakan yang membuat pasien nyaman, seperti: sentuhan/masase, bedak yang sejuk.

Berikan aktifitas pengganti yang menyenangkan dan tenang, seperti membaca, mendengarkan radio dan menonton televisi.

Diskusikan dengan orang terdekat keadaan lelah dan emosi yang tidak stabil ini.

Kolaborasi:i) Berikan obat sesuai indikasi (sedatif, mis: fenobarbital/luminal, transquilizer/klordiazepoksida/librium.

Catat dan laporkan adanya anoreksia, kelelahan umum/nyeri, nyeri abdomen, munculnya mual dan muntah.

Pantau masukan makanan setiap hari dan timbang berat badan setiap hari serta laporkan adanya penurunan berat badan.

Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dan juga makanan kecil, dengan menggunakan makanan tinggi kalori yang mudah dicerna.

Konsultasikan dengan ahli gizi untuk memberikan diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.

Berikan obat sesuai indikasi: Glukosa, vitamin B kompleks, Insulin

Kaji penyebab konsep diri pasien Berikan dorongan kepada pasien Yakinkan pasien bahwa keadaannya dapat

diperbaiki Ajak keluarga pasien dalam proses

penatalaksanaan keperawatan

Kaji tingkat pengetahuan pasienBerikan penjelasan kepada pasien tentang

penyakitnyaAjak pasien berdiskusi mengenai

pemberian tindakan keperawatanLibatkan keluarga dalam proses

penatalaksanaan keperawatan.

Aktifitas sehari-hari terpenuhi Nutrisi terpebuhi Konsep diri positif Penatalaksanaan efektif