Anestesia Obstetri 2010

41
Dudik Haryadi

description

anes obs

Transcript of Anestesia Obstetri 2010

Page 1: Anestesia Obstetri 2010

Dudik Haryadi

Page 2: Anestesia Obstetri 2010

Tindakan anestesi atau analgesia regional pada Tindakan anestesi atau analgesia regional pada pasien obstetri sering diperlukan untuk :pasien obstetri sering diperlukan untuk :

Persalinan tanpa nyeriPersalinan tanpa nyeriBedah sesarBedah sesarTindakan penyulit persalinan lainTindakan penyulit persalinan lainTindakan ginekologiTindakan ginekologi

Page 3: Anestesia Obstetri 2010

• Seminimal mungkin mendepresi janinSeminimal mungkin mendepresi janin

• Aman dan nyaman bagi ibuAman dan nyaman bagi ibu

• Memungkinkan ahli obstetri bekerja Memungkinkan ahli obstetri bekerja optimaloptimal

Page 4: Anestesia Obstetri 2010

• Obat anestesi intravenaObat anestesi intravena

• Obat anestesi inhalasiObat anestesi inhalasi

• Obat pelumpuh ototObat pelumpuh otot

• Obat anestesi lokalObat anestesi lokal

• Insufisiensi sirkulasi utero-plasentaInsufisiensi sirkulasi utero-plasenta

Page 5: Anestesia Obstetri 2010

• Induksi atau hipnosis atau analgesi. Induksi atau hipnosis atau analgesi. Pada dosis klinis, pengaruh terhadap bayi Pada dosis klinis, pengaruh terhadap bayi

sangat minimal. sangat minimal.

Barbiturat : tiopenton 4 - 7 mg/kg BB ( > 8 Barbiturat : tiopenton 4 - 7 mg/kg BB ( > 8 mg/kg BB mg/kg BB bayi baru lahir terlambat bayi baru lahir terlambat menangis, tidak bernafas, dan refleks menangis, tidak bernafas, dan refleks protektif menurun). protektif menurun).

Page 6: Anestesia Obstetri 2010

Ketamin 1- 2 mg/kg BB ( > 2 mg/kg BB Ketamin 1- 2 mg/kg BB ( > 2 mg/kg BB bayi bayi sulit nafas, karena rigid otot nafas). sulit nafas, karena rigid otot nafas).

Benzodiasepin : diazepam 0,1 – 0,2 mg/kg BB ( > Benzodiasepin : diazepam 0,1 – 0,2 mg/kg BB ( > 0,2 mg /kg BB 0,2 mg /kg BB hipotoni, hipotermi, dan hipotoni, hipotermi, dan hipoaktiviti).hipoaktiviti).

Narkotika : petidin 1 mg/kg BB ( > 2 mg/kg BB Narkotika : petidin 1 mg/kg BB ( > 2 mg/kg BB hipoventilasi dan asidosis respiratorik). hipoventilasi dan asidosis respiratorik).

Page 7: Anestesia Obstetri 2010

• Pengaruh terhadap bayi tergantung pada dosis dan Pengaruh terhadap bayi tergantung pada dosis dan lama masa mulai induksi sampai bayi lahir. lama masa mulai induksi sampai bayi lahir.

• Dinitrogen oksida/ N2O/ Nitrous Oxide dengan Dinitrogen oksida/ N2O/ Nitrous Oxide dengan oksigen > 70%, atau mulai induksi sampai bayi oksigen > 70%, atau mulai induksi sampai bayi baru lahir > 20 menit baru lahir > 20 menit asfiksia. (Aman : N2O : asfiksia. (Aman : N2O : O2 : 70% : 30%)O2 : 70% : 30%)

Page 8: Anestesia Obstetri 2010

• Golongan zat anestesi berhalogen, seperti Golongan zat anestesi berhalogen, seperti halotan, enfluran, dan isofluran dengan dosis halotan, enfluran, dan isofluran dengan dosis kecil, < 1 volume%, sebagai zat anestetika kecil, < 1 volume%, sebagai zat anestetika penambah pada pemberian N2O. Pada dosis penambah pada pemberian N2O. Pada dosis ini, tidak mendepresikan janin. ini, tidak mendepresikan janin.

Page 9: Anestesia Obstetri 2010

• Untuk mempermudah intubasi endotrakea, dan Untuk mempermudah intubasi endotrakea, dan mempermudah kerja operator. mempermudah kerja operator.

• Hampir semua obat pelumpuh otot sukar melewati Hampir semua obat pelumpuh otot sukar melewati sawar plasenta karena mudah terionisasi dan BM sawar plasenta karena mudah terionisasi dan BM lebih besar.lebih besar.

• Pada pemberian dosis klinis pengaruh terhadap Pada pemberian dosis klinis pengaruh terhadap

otot lurik bayi hampir tidak ada. otot lurik bayi hampir tidak ada.

Page 10: Anestesia Obstetri 2010

• Teknik analgesia regional yang biasa Teknik analgesia regional yang biasa dilakukan pada pasien obstetri adalah blok dilakukan pada pasien obstetri adalah blok spinal, epidural.spinal, epidural.

• Pengaruh langsung analgetika lokal Pengaruh langsung analgetika lokal terhadap bayi tergantung pada tehnik, dosis terhadap bayi tergantung pada tehnik, dosis yang diberikan dan macam obat anelgetika yang diberikan dan macam obat anelgetika yang digunakan. yang digunakan.

Page 11: Anestesia Obstetri 2010

• Penurunan sirkulasi utero-plasenta Penurunan sirkulasi utero-plasenta pada tahap awal timbul hipoksia dan pada tahap awal timbul hipoksia dan asidosis respiratorik asidosis respiratorik asfiksia dan asfiksia dan asidosis metabolik. asidosis metabolik.

Page 12: Anestesia Obstetri 2010

Pada ibu yang mengalami:Pada ibu yang mengalami:hipotensi yang disebabkan oleh obstruksi hipotensi yang disebabkan oleh obstruksi aorto-kava pada ibu yang berbaring terlentang, aorto-kava pada ibu yang berbaring terlentang, blok simpatis selama analgesia regional, blok simpatis selama analgesia regional, hipovolemia, dan perdarahaan antepartum.hipovolemia, dan perdarahaan antepartum.

vasokonstriksi pembuluh darah uterus karena vasokonstriksi pembuluh darah uterus karena hipokarbia, manipulasi atau kontraksi uterus hipokarbia, manipulasi atau kontraksi uterus yang lama, dan pemberian vasokonstriktor yang lama, dan pemberian vasokonstriktor (kecuali efedrin).(kecuali efedrin).

Page 13: Anestesia Obstetri 2010

• Aspirasi paruAspirasi paru• Gangguan respirasiGangguan respirasi• Gangguan kardiovaskularGangguan kardiovaskular

Page 14: Anestesia Obstetri 2010

Aspirasi isi lambung atau cairan lambung Aspirasi isi lambung atau cairan lambung kedalam paru yang disebabkan oleh kedalam paru yang disebabkan oleh regurgitasi atau muntah, dapat regurgitasi atau muntah, dapat menimbulkan obstruksi dan, atau menimbulkan obstruksi dan, atau pneumonitis kimia akut. pneumonitis kimia akut.

Page 15: Anestesia Obstetri 2010

Gejalanya yaitu Gejalanya yaitu ::

1.1.dispneu atau takipneudispneu atau takipneu..2.2. takikardiatakikardia. . 3.3.sianosis.sianosis.4.4. berat dapat timbul sembab paru akuberat dapat timbul sembab paru akut.t.5.5.gagal napas akut. gagal napas akut.

Page 16: Anestesia Obstetri 2010

Aspirasi pasien obstetri lebih mudah Aspirasi pasien obstetri lebih mudah terjadi karena :terjadi karena :

terdapat penurunan tonus sfingter terdapat penurunan tonus sfingter gastroesofageal, gastroesofageal,

pengosongan lambung lebih lambat, pengosongan lambung lebih lambat, produksi cairan lambung lebih banyak produksi cairan lambung lebih banyak

dan lebih asam, dan tekanan lambung dan lebih asam, dan tekanan lambung pada saat tertentu lebih tinggi.pada saat tertentu lebih tinggi.

Page 17: Anestesia Obstetri 2010

• Pencegahan :Pencegahan :

1.1.Mengurangi sekresi cairan lambung dengan Mengurangi sekresi cairan lambung dengan pemberian ranitidin 50-100 mg atau 300 mg pemberian ranitidin 50-100 mg atau 300 mg simetidin. simetidin.

2.2.Menaikah pH cairan lambung dengan pemberian Menaikah pH cairan lambung dengan pemberian elmusi antasid 30 ml. elmusi antasid 30 ml.

3.3.Intubasi endotrakea, Intubasi endotrakea, 4.4.Induksi cepat dengan perasat Sellick, Induksi cepat dengan perasat Sellick, 5.5.Ekstubasi sadar.Ekstubasi sadar.

Page 18: Anestesia Obstetri 2010

• Aspirasi terjadi pada saat induksi, intubasi, Aspirasi terjadi pada saat induksi, intubasi, mendorong uterus guna mempercepat mendorong uterus guna mempercepat proses kelahiran bayi, dan ekstubasi. proses kelahiran bayi, dan ekstubasi.

• Karena keadaan ini, maka lebih Karena keadaan ini, maka lebih menguntungkan memilih teknik analgesia menguntungkan memilih teknik analgesia regional untuk pasien obsteri.regional untuk pasien obsteri.

Page 19: Anestesia Obstetri 2010

• Pada keadaan : Pada keadaan : trauma pada saluran nafas waktu intubasi trauma pada saluran nafas waktu intubasi

endotrakea,endotrakea,kesukaran intubasi, kesukaran intubasi, hipoventilasi karena obat narkotika atau hipoventilasi karena obat narkotika atau

anestesi.anestesi.

Page 20: Anestesia Obstetri 2010

• Trauma dan infeksi pada saluran nafas atas Trauma dan infeksi pada saluran nafas atas lebih mudah terjadi, karena pembuluh darah lebih mudah terjadi, karena pembuluh darah di mukosa lebih melebar dan hiperemis.di mukosa lebih melebar dan hiperemis.

Page 21: Anestesia Obstetri 2010

• Kesukaraan intubasi al. karena :Kesukaraan intubasi al. karena :

mammaenya lebih besar, obesitas, mammaenya lebih besar, obesitas, sembab mukosa saluran nafas atas, sembab mukosa saluran nafas atas, penekanan kartilago krikoid berlebihan, penekanan kartilago krikoid berlebihan, keterampilan anastesia yang kurang.keterampilan anastesia yang kurang.

Page 22: Anestesia Obstetri 2010

Hipoksia lebih mudah terjadi karena Hipoksia lebih mudah terjadi karena

1.1.kapasitas residu fungsional yang lebih kapasitas residu fungsional yang lebih rendahrendah.. 2.2.konsumsi oksigen meningkat sampai 20 konsumsi oksigen meningkat sampai 20 %. %. 3.3.pada intubasi yang sukar dan lamapada intubasi yang sukar dan lama4.4.pemberian obat narkotikapemberian obat narkotika.

Page 23: Anestesia Obstetri 2010

• Pencegahan: Pencegahan: 1.1.Pre-oksigenisasi dengan oksigen 100% 3 - Pre-oksigenisasi dengan oksigen 100% 3 -

5 menit sebelum induksi dan intubasi. 5 menit sebelum induksi dan intubasi. 2.2.Bila hipoventilasi maka nafas harus Bila hipoventilasi maka nafas harus

dibantu dan diberikan oksigen.dibantu dan diberikan oksigen.3.3.Kalau terjadi aspirasi paru, segera jalan -Kalau terjadi aspirasi paru, segera jalan -

nafas dibersihkan, beri bronkodilator dan nafas dibersihkan, beri bronkodilator dan kortikosteroid, kortikosteroid,

4.4.Intubasi dan ventilator kendali(jika Intubasi dan ventilator kendali(jika diperlukan).diperlukan).

Page 24: Anestesia Obstetri 2010

Hipotensi Hipotensi Pada keadaan : Pada keadaan : perdarahaan hebat yang akutperdarahaan hebat yang akutobstruksi aorto-kavaobstruksi aorto-kavablok simpatis karena analgesia blok simpatis karena analgesia

subaraknoid atau epiduralsubaraknoid atau epiduraldepresi vasomotor karena anestesia yang depresi vasomotor karena anestesia yang

dalamdalam

Page 25: Anestesia Obstetri 2010

• Jumlah perdarahaan normal pada persalinan sekitar 300 ml (SC 500 ml)

• Perdarahaan > 15% jumlah darah ibu,

gejala hipotensi akan tampak bila tidak segera diatasi dengan pemberian infus kristaloid, koloid atau transfusi darah.

Page 26: Anestesia Obstetri 2010

Supine hipotensi sindroma Supine hipotensi sindroma

• Patogenesa :Vena kava inferior dan aorta Patogenesa :Vena kava inferior dan aorta dapat tertekan oleh uterus terhadap tulang dapat tertekan oleh uterus terhadap tulang belakang(posisi ibu berbaring terlentang). belakang(posisi ibu berbaring terlentang). Akibatnya darah balik ke jantung Akibatnya darah balik ke jantung berkurang. Sebagai kompensasi, terjadi berkurang. Sebagai kompensasi, terjadi vasokonstriksi pembuluh darah tepi. vasokonstriksi pembuluh darah tepi.

Page 27: Anestesia Obstetri 2010

Supine hipotensi sindroma Supine hipotensi sindroma

• Gejalanya : pusing, keringat dingin, pucat, Gejalanya : pusing, keringat dingin, pucat, enek, muntah, bradikardia, dan hipotensienek, muntah, bradikardia, dan hipotensi • Obstruksi parsial dan mekanisme Obstruksi parsial dan mekanisme

kompensasi cukup, gejala hipotensi tidak kompensasi cukup, gejala hipotensi tidak tampak. Biasanya hanya terdapat tampak. Biasanya hanya terdapat perubahaan denyut jantung janin. perubahaan denyut jantung janin. • Obstruksi cukup kuat, VR turun > 30%Obstruksi cukup kuat, VR turun > 30%

Page 28: Anestesia Obstetri 2010

• Pencegahaan obstruksi aorto-kava :Pencegahaan obstruksi aorto-kava : mencegah ibu berbaring terlentang, mencegah ibu berbaring terlentang,

meninggikan bokong kanan atau meninggikan bokong kanan atau memiringkan meja operasi 20-30 derajat memiringkan meja operasi 20-30 derajat ke kiri.ke kiri.

Page 29: Anestesia Obstetri 2010

• Hipotensi dapat disebabkan vasodilatasi Hipotensi dapat disebabkan vasodilatasi pembuluh darah tepi, reaksi sistemik pada pembuluh darah tepi, reaksi sistemik pada blok simpatis (analgesia subaraknoid, blok simpatis (analgesia subaraknoid, epidural). epidural).

• Vasodilatasi Juga dapat disebabkan oleh Vasodilatasi Juga dapat disebabkan oleh depresi vasomotor selama anestesia yang depresi vasomotor selama anestesia yang dalam.dalam.

Page 30: Anestesia Obstetri 2010

• Teknik yang dianjurkan sebagai berikut.Teknik yang dianjurkan sebagai berikut.

1.1.30 ml antasid, dan 150 mg ranitidin atau 300 mg 30 ml antasid, dan 150 mg ranitidin atau 300 mg simetidin diberikan 1-2 jam sebelum induksi(iv,im)simetidin diberikan 1-2 jam sebelum induksi(iv,im)

2.2.Mendorong uterus ke kiri, atau mengganjal bokong Mendorong uterus ke kiri, atau mengganjal bokong kanan, atau memiringkan menja operasi 20-30 kanan, atau memiringkan menja operasi 20-30 derajat ke kiri.derajat ke kiri.

3.3.Pasang infus no 18-16 G .Pasang infus no 18-16 G .

4.4.Preoksigenisasi selama 3-5 menit, dengan oksigen Preoksigenisasi selama 3-5 menit, dengan oksigen 100%. 100%.

Page 31: Anestesia Obstetri 2010

5. 5. Induksi dengan 3-4 mg/kg BB tiopenton, Induksi dengan 3-4 mg/kg BB tiopenton, atau 1 mg/kg BB ketamin (iv).atau 1 mg/kg BB ketamin (iv).

6. 6. Berikan 1,5-2 mg/kg BB suksinilkolin (iv)Berikan 1,5-2 mg/kg BB suksinilkolin (iv)7. 7. Intubasi dengan penekanan kartilago Intubasi dengan penekanan kartilago

krikoidea.krikoidea.8. 8. Berikan N2O : O2 = 60%-40% (50%-50%).Berikan N2O : O2 = 60%-40% (50%-50%).

Page 32: Anestesia Obstetri 2010

9. 9. Tambahkan 0,5 vol% halotan, atau 0,5-0,75 vol% Tambahkan 0,5 vol% halotan, atau 0,5-0,75 vol% enfluran, atau 0,5 vol% isofluranenfluran, atau 0,5 vol% isofluran

10. 10. Napas dikendali, tetapi jangan hiperventilasi.Napas dikendali, tetapi jangan hiperventilasi.

11. 11. Kalau dinding abdomen kurang lemas, berikan Kalau dinding abdomen kurang lemas, berikan pelumpuh otot non depolarisasi. pelumpuh otot non depolarisasi.

12. 12. Bila anestesia kurang dalam setelah bayi lahir, Bila anestesia kurang dalam setelah bayi lahir, diazepam atau narkotika dapat diberikan. diazepam atau narkotika dapat diberikan.

13. 13. Eksubasi dilakukan kalau pasien sudah sadar.Eksubasi dilakukan kalau pasien sudah sadar.

Page 33: Anestesia Obstetri 2010

Teknik anestesia dianjurkan pada: Teknik anestesia dianjurkan pada: • kasus gawat janin kasus gawat janin • Ancaman rupura uteriAncaman rupura uteri• hipovolemia. hipovolemia.

Hati-hati pada :Hati-hati pada :o kemungkinan intubasi sukar kemungkinan intubasi sukar o pre-matur atau berat badan tidak sesuai dengan umur pre-matur atau berat badan tidak sesuai dengan umur

kehamilankehamilano preeklampsia dan eklampsia,preeklampsia dan eklampsia,

Page 34: Anestesia Obstetri 2010

• Blok subaraknoid, penyuntikan obat analgetik Blok subaraknoid, penyuntikan obat analgetik lokal kedalam ruang subaraknoid. lokal kedalam ruang subaraknoid.

• Blok epidural, penyuntikan obat analgetik lokal Blok epidural, penyuntikan obat analgetik lokal kedalam ruang epidural. kedalam ruang epidural.

• Teknik ini, biasanya dipakai untuk bedah sesar, Teknik ini, biasanya dipakai untuk bedah sesar, operasi ginekologi, nyeri persalinan. operasi ginekologi, nyeri persalinan.

Page 35: Anestesia Obstetri 2010

• Analgesianya diperlukan segmen Analgesianya diperlukan segmen spinalis T6 - spinalis T6 - S5.S5.

• Untuk mencapainya, diberikan 1-1,5 ml lidokain Untuk mencapainya, diberikan 1-1,5 ml lidokain 5% atau 2 - 3 ml 5% atau 2 - 3 ml bupivakain 0,5%. yang bupivakain 0,5%. yang hiperbarik.hiperbarik.

Page 36: Anestesia Obstetri 2010

• Hipotensi, karena blok simpatis sehingga terjadi Hipotensi, karena blok simpatis sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah tepi. vasodilatasi pembuluh darah tepi.

• Gangguan respirasi, timbul akibat lumpuh otot napas Gangguan respirasi, timbul akibat lumpuh otot napas karena blok terlalu tinggi, depresi pusat nafas karena karena blok terlalu tinggi, depresi pusat nafas karena hipoperfusi di batang otak.hipoperfusi di batang otak.

• Muntah, akibat manifulasi alat viseral, atau hipoperfusi Muntah, akibat manifulasi alat viseral, atau hipoperfusi di batang otak.di batang otak.

• Lanjut : parese tungkai, meningitis atau ensefalitis, dan Lanjut : parese tungkai, meningitis atau ensefalitis, dan sakit kepala.sakit kepala.

Page 37: Anestesia Obstetri 2010

• Sebelum mulai harus tersedia alat dan obat Sebelum mulai harus tersedia alat dan obat resusitasi yang siap pakai.resusitasi yang siap pakai.

• Pasang infus dengan no 18-16G, prahidrasi Pasang infus dengan no 18-16G, prahidrasi sebanyak 10-20 ml/kg BB, dalam waktu 20-30 sebanyak 10-20 ml/kg BB, dalam waktu 20-30 menit.menit.

• Pakailah alat yang steril dan lakukan tindakan a Pakailah alat yang steril dan lakukan tindakan a dan antiseftik.dan antiseftik.

• Awasi tanda vital pasien tiap 5 menit pada 15 menit Awasi tanda vital pasien tiap 5 menit pada 15 menit pertama, juga denyut jantung janinpertama, juga denyut jantung janin ..

Page 38: Anestesia Obstetri 2010

• Pasien dibaringkan miring kiri, atau Pasien dibaringkan miring kiri, atau meninggikan bokong kanan, atau meninggikan bokong kanan, atau memiringkan meja operasi 20 -30 derajat ke memiringkan meja operasi 20 -30 derajat ke kiri.kiri.

• Bila terjadi hipotensi segera berikan oksigen, Bila terjadi hipotensi segera berikan oksigen, efedrin 5 - 10 mg iv, dan infus diguyur.efedrin 5 - 10 mg iv, dan infus diguyur.

• Bila pasien dispne segera napas dikendali, Bila pasien dispne segera napas dikendali, bila perlu diintubasi, dan berikan oksigen.bila perlu diintubasi, dan berikan oksigen.

Page 39: Anestesia Obstetri 2010

• Bahaya aspirasi lebih kecil, karena pasien Bahaya aspirasi lebih kecil, karena pasien sadarsadar

• Hubungan fisiologis antara ibu dan bayi Hubungan fisiologis antara ibu dan bayi terjalin lebih-cepat terjalin lebih-cepat

• Efek obat terhadap janin lebih kecilEfek obat terhadap janin lebih kecil

Page 40: Anestesia Obstetri 2010

• Jumlah perdarahan karena tindakan lebih Jumlah perdarahan karena tindakan lebih sedikitsedikit

• Mobilisasi dan mulai pemberian makan Mobilisasi dan mulai pemberian makan lebih cepatlebih cepat

Page 41: Anestesia Obstetri 2010

Selamat belajar.....Selamat belajar.....semoga semoga

sukses....!sukses....!