Anestesi pada lipoma

31
Case Report Anestesi ANESTESI PADA LIPOMA

description

Laporan kasus anestesi pada lipoma dengan posisi miring

Transcript of Anestesi pada lipoma

  • Case Report Anestesi ANESTESI PADA LIPOMA

  • Nama : Ny. YJenis Kelamin: PerempuanUmur : 46 tahunAlamat: Cianjur Agama : IslamTgl MRS: 23 April 2015No.RM: 069560Tanggal Operasi: 24 April 2015

  • Benjolan dipunggung sejak 2 tahun, benjolan dirasakan semakin membesar. Benjolan terasa lunak. Benjolan tidak dirasakan nyeri saat ditekan maupun tidak.Riwayat Penyakit SekarangKeluhan Utamabenjolan dileher punggung

  • Riwayat Penyakit Dahulu Pasien belum pernah menderita keluhan seperti ini sebelumnya.Pernah di operasi disangkal.Riwayat Keluarga Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit sama

  • Riwayat Alergi Obat, makanan, cuaca tidak ada, asma tidak adaRiwayat psikososialPasien tidak merokok, tidak minum alkohol

  • Status Generalis Keadaan Umum: Tampak sakit sedangKesadaran : composmentisBB: 78 kg Tanda vital:TD: 140/70 mmHgN: 76 x/menitRR: 22 x/menitS: 36,4 oC

  • KepalaBentuk : normocephalMata : Konjungtiva tidak anemis Leher: Pembesaran KGB (-)

    Thoraks- Paru :Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada simetris, tidak didapatkan retraksi sela igaPalpasi: Vocal fremitus sama pada kedua lapang paruPerkusi : Sonor di kedua lapang paruAuskultasi : Vesikuler di kedua lapang paru, tidak ada ronchi ataupun wheezing pada kedua paru

  • Jantung : Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihatPalpasi : Teraba ictus cordis tidak teraba Perkusi : Batas jantung kanan relative di ICS V linea parasternal dextra , Batas janttung kiri relative di ICS V linea mid clavicula sinistra Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II regular, tidak didapat murmur dan gallop

    Abdomen :Inspeksi : datar Palpasi: Tidak terdapat nyeri tekan pada ke empat kuadran abdomen Perkusi : Tympani di 4 kuadran abdomen Auskultasi : Peristaltik normal

    Ekstremitas :Superior : Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak edemaInferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, tidak edema

  • Status Lokalis

    StatusLokalisPunggungInspeksi : Terdapat benjolan punggung, Warna benjolan sama dengan warna kulit sekitarnya. Palpasi : Teraba massa di punggung, ukuran 5x3 cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, mobile, tidak nyeri jika ditekan

  • Pemeriksaan Penunjang

  • ResumePerempuan, 46 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan benjolan pada punggung .Benjolan dipunggung sejak 2 tahun, benjolan dirasakan semakin membesar. Benjolan terasa lunak. Benjolan tidak dirasakan nyeri saat ditekan maupun tidak. Pemeriksaan fisik didapatkan dalam batas normal, pemeriksaan lokalis didapatkan adanya benjolan punggung, Warna benjolan sama dengan warna kulit sekitarnya. Teraba massa di punggung, ukuran 5x3 cm, konsistensi kenyal, permukaan rata, mobile, tidak nyeri jika ditekan

  • KETERANGAN UMUM-DIAGNOSA PRA BEDAH Lipoma-JENIS PEMBEDAHAN Biopsi Eksisi

  • STATUS FISIKAmerican Society of Anesthesiologists (ASA) :

    2. Pasien dgn peny. sistemik ringan atau sedang.3. Pasien dgn peny. sistemik berat, aktivitas rutin terbatas.4. Pasien dgn peny. Sistemik berat, tdk dapat melakukan aktivitas rutin & penyakitnya merupakan ancaman kehidupan sehari-harinya.5. Pasien sekarat yg diperkirakan dengan atau tanpa pembedahan hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam. 1. Pasien sehat organik, fisiologik, psikiatrik & biokimia.

  • PRA-OPERATIF

    Dipuasakan 6-8 jam sebelum op. : Intake oral terakhir : 22.00 WIB Saat di ruang persiapan, pasien di infus cairan RL.Lalu pasien masuk ruang op jam 09.00 WIBDilakukan pemasangan manset tekanan darah dan pengukur saturasi 02.

  • PROSEDUR ANESTESI

    METODE: UmumPREMEDIKASI : Tidak dilakukanHASIL: Memuaskan(+) Depresi Sirkulasi(-) Depresi Pernapasan (-) Depresi Psikis (-) Tachycardi (-) Kenaikan Suhu Badan (-)

  • ANESTESI UMUMINDUKSI: SempurnaTEKNIK : Semi-ClosedPENGATURAN NAPAS: Controlled(+) Assisted(+)MEDIKASI: Fentanyl 50g Rocuronium Bromide 20mg Propofol 100mg Dexametasone 5mg Sulfat Atropine 0,25mg Neostigmine 0,5mg Ondancentrone 4mg Ketorolac 30mg

  • ANESTESI UMUM

    PEMBERIAN CAIRAN: RL 500cc 6.MAINTENANCE: O22L N2O2L Sevoflurane2%

  • MONITORING09.00: Pasien masuk OK TD 146/76mmHg, Nadi 88x/menit, Saturasi 99% 2.09.05: Pasien di induksi menggunakan obat Fentanyl 50g, Rocuronium Bromide 20mg dan Propofol 100mg, dilakukan pemasangan LMA dan diberikan maintenance O2:2L, N2O:2L dan Sevoflurane:2%09.20 : Diberikan terapi Dexametasone 5mg09.25 : Jahit lapisan terakhir kulit diberikan Sulfat Atropine 0,25mg dan Neostigmine 0,5mg09.30 : Operasi selesai diberikan Ondancentrone 4mg dan Ketorolac 30mg

  • INTRA-OPERATIF

    LETAK PENDERITA: MiringINTUBASI : Oral No.tube LMA no.3PENYULIT INTUBASI: Tidak adaPENYULIT WAKTUANESTESI/OPERASI: Tidak ada5.LAMA OPERASI:

  • Tanda tanda vital Intraoperatif*

    JamTek. darahNadiRRSpO209.00 WIB146/76mmHg88x/mnt20x/mnt99%09.15 WIB140/60 mmHg100 x/mnt18x/mnt98%09.30 WIB130/80 mmHg95 x/mnt20x/mnt99%

    JamTek. darahNadiRRSpO209.00 WIB146/76mmHg88x/mnt20x/mnt99%09.15 WIB140/60 mmHg100 x/mnt18x/mnt98%09.30 WIB130/80 mmHg95 x/mnt20x/mnt99%

  • Keadaan Pasien Pasca OperasiKeadaan umum: Tampak Sakit SedangKesadaran: SadarTanda-tanda VitalTekanan Darah: 120/80 mmHg Nadi: 90 kali/menitRespirasi: 20kali/menitSuhu: 36.6 C

    *

    JamAldrette scoreScoreWKRRC*KSACT10.50Merah muda (2)Nafas dalam (2)120/80 mmHg (2)Sadar (2)Gerak 4 ext (2)10

  • Tinjauan PustakaLipomaLipoma adalah tumor jinak jaringan lemak yang berada di bawah kulit yang tumbuh lambat, berbentuk lobul masa lunak yang dilapisi oleh pseudokapsul tipis berupa jaringan fibrosa.

  • Lipoma bersifat lunak pada perabaan, dapat digerakkan, dan tidak nyeri. Pertumbuhannya sangat lambat dan jarang sekali menjadi ganas. Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga mencapai lebih dari diameter 6 cm. Biasanya suatu lipoma dikulit hanya dirasakan mengganggu kosmetik oleh penderitanya.Sangat jarang suatu lipoma dikulit akan menekan struktur lain yang akan menyebabkan gangguan. Suatu lipoma sangat jarang berubah menjadi suatu keganasan, misalnya suatu liposarkoma. Liposarkoma praktis tidak pernah timbul dari suatu lipoma.

  • Posisi Lateral DekubitusLateral dekubitus adalah posisi dimana pasien miring bertumpu pada satu sisi badan. Dalam pengertian ini, right lateral decubitus berarti pasien posisi miring bertumpu pada sisi kanan (sisi kanan menempel meja operasi), demikian juga sebaliknya. Sisi bawah yang menempel meja operasi disebut dependen, sedangkan sisi atas disebut nondependen. Posisi ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi operasi. Posisi lateral dekubitus memberikan akses yang optimal pada sebagian besar operasi paru, pleura, esophagus, mediastinum dan vertebra.

  • Membaringkan pasien pada posisi miring dapat menimbulkan risiko. Bila pasien ditidurkan, harus dalam kondisi yang dalam untuk menghindar reflek batuk. Perlu diperhatikan beberapa hal khusus untuk menghindari adanya komplikasi. Chest Roll berupa gulungan kain diletakkan di sebelah kaudal aksila dependent sehingga aksila tidak menempel meja operasi. Hal ini bertujuan untuk mencegah penekanan struktur neurovaskuler, meliputi arteri dan pleksus brakhialis oleh kaput humeri.

  • Posisi pipa ET harus dicek ulang setelah pasien diposisikan miring, karena perubahan posisi leher dapat mempengaruhi posisi pipa ET.

  • Diagram skematik menunjukkan distribusi ventilasi pada pasien posisi lateral dekubitus dengan dada tertutup yang sadar (kiri) dan terbius (kanan). Induksi anestesi menyebabkan pengurangan volume pada kedua paru.Pada kurva pressure- volume paru nondependen (atas) bergeser dari bagian yang flat menjadi ke bagian yang curam. Hal ini menggambarkan bahwa pada pasien terbius yang bernafas spontan, sebagian besar ventilasi tidal menuju pada paru nondependent (yang perfusinya rendah) dibandingkan pada paru dependen (yang perfusinya lebih besar)

  • .Dobson, M.B.,ed. Dharma A., Penuntun Praktis Anestesi. EGC, Jakarta , 1994Ganiswara, Silistia G. Farmakologi dan Terapi (Basic Therapy Pharmacology). Alih Bahasa: Bagian Farmakologi FKUI. Jakarta, 1995Latief SA, dkk. 2010. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI. Jakarta, Morgan GE, Mikhail MS. Clinical Anesthesiology. 4th ed. Appleton & Lange. Stamford, 1996Sabiston, DC. Buku Ajar Bedah Bagian 1. EGC, Jakarta, 1995Soerasdi E., Satriyanto M.D., Susanto E. Buku Saku Obat-Obat Anesthesia Sehari-hari. Bandung, 2010 Werth, M. Pokok-Pokok Anestesi. EGC, Jakarta, 2010Latief SA, dkk. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi, Edisi Kedua. Jakarta : Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.