Anestesi Lokal

download Anestesi Lokal

of 24

description

Kebutuhan untuk yang umum-umum

Transcript of Anestesi Lokal

BAB I PENDAHULUAN

Obat-obat anestetik local mempengaruhi semua sel tubuh, tapi mempunyai predileksi khusus pada jaringan saraf. Pengaruh utamanya adalah memblok hantaran saraf bila mengadakan kontak dengan suatu neuron. Obat anastetika local bergabung dengan protoplasma saraf dan menghasilkan analgesia (blok hantaran impuls nyeri) dangan mencegah terjadinya depolarisasi dengan cara menghambat masuknya ion sodium (Na+). Sifat blok ini disebut nondepolarizing block. Reaksi ini bersifat reversible dan fungsi fisiologis saraf tersebut akan kembali sempurna seperti sediakala setelah blok berakhir.2,3,4,6 Intensitas dan luasnya blok analgesia tergantung dari tempat, volume total dan konsentrasi obat anestetika local dan kemampuan penetrasi obat anestetika local tersebut. Umumnya obat-obat anestetika local adalah hydrophilic amino group yang bergabung dengan rantai lyphophilic aromatic residue.3,4,5 Obat-obat anestetika local mempunyai efek vasodilatasi (kecuali kokain). Infiltrasi ke daerah radang menghasilkan analgesi yang kurang memuaskan karena bertambahnya keasaman jaringan yang meradang mengurangi aktivitas obat anestetika local.3,4,6

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Batasan Anestetik local ialah obat yang menghasilkan blockade konduksi atau blockade lorong natrium pada dinding saraf secara sementara terhadap rangsang transmisi sepanjang saraf, jika digunakan pada saraf sentral atau perifer. Teknik anestesi lokal dan regional tergantung pada kelompok obat-lokal anestesi-yang menghasilkan hilangnya sementara dari fungsi sensorik, motorik, dan otonom saat obat yang disuntikkan dekat dengan jaringan saraf.4,5,6 Anestetik local setelah keluar dari saraf diikuti oleh pulihnya konduksi saraf secara spontan dan lengkap tanpa diikuti oleh kerusakan struktur saraf.1,2,3,6 Semua obat anestetik local baru adalah sebagai rekayasa obat lama yang dianggap masih mempunyai kekurangankekurangan.3 Kokain adalah obat anestetik pertama yang dibuat dari daun kokain dan dibuat pertama kali pada 1884. Penggunaan kokain aman hanya untuk anesthesia topical. Penggunaan secara sistemik akan menyebabkan dampak samping keracunan system saraf, system kardiosirkulasi, ketagihan, sehingga dibatasi pembuatannya hanya untuk topical mata, hidung dan tenggorokan.3 Sifat hambatannya pada saraf umumnya bersifat total, tetapi ada juga yang bersifat selektif, misalnya hanya menghilangkan rasa nyeri saja, sedangkan rasa raba dan rasa tekan masih ada. Hal ini sangat tergantung pada dosis atau konsentrasi obat yang digunakan.2 Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh obat anestetik local:1,2,3,6 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Poten, artinya elektif dalam dosis rendah Daya penetrasinya baik Mula kerjanya cepat Masa kerjanya lama Toksisitas sistemik rendah Tidak iritatif terhadap jaringan saraf Efeknya reversiblePage 2

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

8.

Mudah disucihamakan

B. Struktur Anestetik Lokal3,4,5 Anestetik local ialah gabungan dari garam laut dalam air dan alkaloid larut dalam lemak dan terdiri dari bagian kepala cincin aromatic tak jenuh bersifat lipofilik, bagian badan sebagai penghubung terdiri dari cincin hidrokarbon dan bagian ekor yang terdiri dari amino tersier yang bersifat hidrofilik. Bagian lipofilik Biasanya terdiri dari cincin aromatic (benzene ring) tak jenuh, misalnya PABA (para-amino-benzoic acid). Bagian ini sangat esensial untuk aktifitas anestesi. Bagian hidrofilik Biasanya bagian amino tersier (dietil-amin).

Tabel 2.1. Struktur Obat Anestetik Lokal

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 3

Dikutip dari: Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.Clinical Anesthesiology, 4th edition.USA:McGraw Hill

C. Mekanisme Kerja Obat Anestetik Lokal Seperti sel-sel lain, neuron mempertahankan potensial membran istirahat dengan transpor aktif dan difusi pasif ion. Pompa natrium-kalium electrogenic (Na +-K +-ATPase) pasangan transportasi dari tiga ion natrium keluar dari sel untuk setiap dua ion kalium bergerak ke dalam sel. Hal ini menciptakan gradien konsentrasi yang menghasilkan difusi kalium ekstraseluler dan difusi natrium intraseluler. Membran sel biasanya jauh lebih permeabel untuk potasium daripada natrium, bagaimanapun, jadi kelebihan relatif dari ion bermuatan negatif (anion) terakumulasi diintrasel. Ini menjelaskan perbedaan potensi negatif istirahat (polarisasi -70 mV).4,6 Tidak seperti jenis lain sebagian besar jaringan, neuron memiliki ikatan membran, voltage-gated sodium dan saluran kalium yang menghasilkan depolarisasiVisit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal Page 4

membran berikut kimia, mekanik, atau rangsangan listrik. Jika depolarisasi melebihi ambang batas (sekitar -55 mV), voltage-gated saluran natrium diaktifkan, memungkinkan masuknya tiba-tiba dan spontan ion natrium dan menghasilkan potensial aksi (Gambar 1) yang biasanya dilakukan seperti impuls sepanjang akson saraf. Peningkatan permeabilitas natrium menyebabkan kelebihan relatif dari ion bermuatan positif (kation) intrasel, mengakibatkan pembalikan potensial membran sampai +35 mV. Namun, penurunan cepat berikutnya permeabilitas natrium (yang disebabkan oleh inaktivasi tegangan-gated saluran natrium) bersama dengan peningkatan sementara dalam konduktansi kalium melalui tegangan-gated saluran kalium (kalium lebih memungkinkan untuk keluar sel) mengembalikan membran ke potensial istirahatnya . Awal gradien konsentrasi pada akhirnya dibangun kembali oleh pompa natrium-kalium.4,6

Gambar 2.1. Potensial aksi selDikutip dari: Ganong WS: Review of Medical Physiology, 21st ed. McGraw-Hill, 2003

Obat analgetik local mencegah proses terjadinya depolarisasi membrane saraf pada tempat suntikan obat tersebut, sehingga membrane akson tidak akan dapat bereaksi dengan asetil kholin sehingga membrane akan tetap dalam keadaanVisit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal Page 5

semipermeable dan tidak terjadi perubahan potensial. Keadaan ini menyebabkan aliran impuls yang melewati saraf tersebut terhenti, sehingga segala macam rangsang atau sensasi tidak sampai ke susunan saraf pusat, keadaan ini menyebabkan timbulnya parastesia sampai analgesia, paresis sampai paralisis dan vasodilatasi pembuluh darah pada daerah yang terblok.2,3,4 Potensi dipengaruhi oleh kelarutan dalam lemak, semakin larut makin poten. Ikatan dengan protein (protein binding) mempengaruhi lama kerja dan konstanta disosiasi (pKa) menentukan awal kerja. 3 Konsentrasi minimal anestetika local (analog dengan mac, minimum alveolar concentration) dipengaruhi oleh:3,4,6 1. Ukuran, jenis dan mielinisasi saraf (Tabel 2.2) 2. pH (asidosis menghambat blockade saraf) 3. Frekuensi stimulasi saraf Mula kerja bergantung beberapa factor, yaitu:3,4 1. pKa mendekati pH fisologis sehingga konsentrasi bagian tak terionisasi meningkat dan dapat menembus membrane sel saraf sehingga

menghasilkan mula kerja cepat. 2. Alkalinisasi anestetika local membuat mula kerja cepat. 3. Konsentrasi obat anestetika local. Lama kerja dipengaruhi oleh:3 1. Ikatan dengan protein plasma, karena reseptor anestetika local adalah protein. 2. Dipengaruhi oleh kecepatan absorbs. 3. Dipengaruhi oleh ramainya pembuluh darah perifer di daerah pemberian.

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 6

Tabel 2.2. Klasifikasi serabut saraf

Dikutip dari: Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.Clinical Anesthesiology, 4th edition.USA:McGraw Hill

Hambatan depolarisasi dilakukan melalui mekanisme:2 1. Penggantian ion kalsium pada membrane dengan bagian/struktur dari obat anestetik local 2. 3. 4. 5. Mengurangi permeabilitas membrane sel terhadap natrium Menurunkan laju depolarisasi aksi potensial membrane Menurunkan derajat depolarisasi sampai ambang potensial Mengagalkan perkembangan penyebaran aksi potensial

Proses yang terjadi sejak obat disuntikkan ke dalam jaringan hingga timbul efek:2 1. 2. 3. 4. Difusi obat ke dalam urat saraf Penetrasi ke dalam sel saraf Distribusi obat-obat di dalam serat saraf Fiksasi obat pada membrane sel

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 7

Proses hilangnya efek obat analgetik local:2 1. Obat yang berada di luar saraf akan diabsorpsi oleh system pembuluh darah kapiler 2. Serat saraf akan melepaskan ikatannya dengan obat anestesi local. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi obat di dalam dengan di luar sel. 3. Setelah obat diabsorpsi oleh system sirkulasi, didistribusikan ke organ-organ lain 4. Detoksifikasi dan eliminasi

D. Farmakokinetik Kebanyakan selaput lendir (misalnya, konjungtiva okular, mukosa trakea) memberikan penghalang lemah untuk penetrasi bius lokal, yang mengarah ke onset yang cepat. Kulit utuh, di sisi lain, membutuhkan konsentrasi air tinggi untuk penetrasi dan konsentrasi tinggi lipid-larut dasar anestesi lokal untuk memastikan analgesia. Krim EMLA (campuran [mudah dicairkan] eutektik anestesi lokal) terdiri dari campuran 1:1 dari 5% lidokain dan prilokaina 5% dalam emulsi minyak-dalamair. Analgesia dermal yang cukup untuk memulai jalur intravena memerlukan waktu kontak minimal 1 jam di bawah ganti oklusif. Kedalaman penetrasi (biasanya 3-5 mm), durasi (biasanya 1-2 jam), dan jumlah obat yang diserap tergantung pada waktu aplikasi, aliran darah kulit, ketebalan keratin, dan total dosis diberikan. Biasanya, 1-2 g krim diterapkan per 10-cm2 area kulit, dengan area aplikasi maksimum 2000 cm2 pada orang dewasa (100 cm2 pada anak-anak dengan berat badan kurang dari 10 kg). Ketebalan kulit-graft panen, laser penghapusan noda portwine, lithotripsy, dan sunat telah berhasil dilakukan dengan krim EMLA. Efek samping termasuk skin blanching, eritema, dan edema. EMLA krim sebaiknya tidak digunakan pada selaput lendir, kulit rusak, bayi kurang dari 1 bulan tua, atau pasien dengan predisposisi untuk methemoglobinemia.3,4 1. Tempat suntikan3,4 Kecepatan absorpsi sistemik sebanding dengan ramainya vaskularisasi tempat suntikan: absorpsi intravena > trakeal > intercostal > kaudal > para-servikal > epidural > pleksus brakialis > skiatik > subkutan.Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal Page 8

2.

Penambahan vasokonstriktor3,4,5,6 Adrenalin 5 g/ml atau 1:200.000 membuat vasokonstriksi pembuluh darah pada tempat suntikan sehingga dapat memperlambat absorpsi sampai 50%. Karakteristik obat anestetik local3,4 Obat anestetika local terikat kuat pada jaringan sehingga dapat diabsorpsi secara lambat.

3.

Distribusi dipengaruhi oleh ambilan organ (organ uptake) dan ditentukan oleh factor-faktor:3,4 1. Perfusi jaringan Organ dengan perfusi baik (otak, paru-paru, hati, ginjal, dan jantung) bertanggung jawab untuk penyerapan yang cepat, yang diikuti oleh redistribusi lebih lambat untuk jaringan cukup perfusi (otot dan usus). Secara khusus, paruparu mengekstrak sejumlah besar anestesi lokal, akibatnya, ambang batas untuk toksisitas sistemik melibatkan dosis lebih rendah berikut suntikan arteri dari suntikan vena. 2. Koefisien partisi jaringan/darah Ikatan kuat dengan protein plasma obat lebih lama di darah. Kelarutan dalam lemak tinggi meningkatkan ambilan jaringan. 3. Massa jaringan Otot merupakan tempat reservoir bagi anestetika local. Metabolisme dan ekskresi3,4,6 1. Golongan ester Metabolism oleh enzim pseudo-kolinesterase (kolinesterase plasma). Hidrolisis ester sangat cepat dan kemudian metabolit dieksresi melalui urin. 2. Golongan amida Metabolisme terutama oleh enzim kepada microsomal spesifikasi di obat hati. Kecepatan local.

metabolismenya

bergantung

anestetik

Metabolismenya lebih lambat dari hidrolisa ester. Metabolit di ekskresi lewat urin dan sebagian kecil diekskresi dalam bentuk utuh.

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 9

E. Efek samping terhadap system tubuh Selain efek farmakologi tersebut di atas, obat anesthesia local juga menimbulkan efek pada system organ lain pada tubuh. Efek ini disebabkan karena obat tersebut mengalami proses absorbs dan distribusi ke dalam sirkulasi dan jaringan tubuh sama seperti yang dialami oleh obat yang lain.2 1. Terhadap system saraf pusat Obat anesthesia local bias melewati barrier darah-otak sehingga menunjukkan efek stabilisasi yang sama pada sel-sel neuron di otak. Khasiat ini bisa dimanfaatkan untuk mengobati pasien yang mengalami status epileptikus. Pada umumnya neuron inhibisi lebih sensitive dibandingkan dengan neuron eksitasi, sehingga bila diberikan langsung ke dalam sirkulasi, terlebih dahulu akan timbul kejang, tremor, gelisah, kejang klonik, selanjutnya baru kemudian paralisis, kolaps sirkulasi dan koma. Hal ini berlaku untuk semua jenis obat anestetik local, kecuali kokain. Kokain menyebabkan stimulasi pada korteks sehingga akan menambah semangat dan kesiapsiagaan pemakai. Hal ini yang menyebabkan pemakaian kokain berbahaya karena dapat disalahgunakan untuk tujuan tertentu.2,3,6 Lidokain intravena (1,5 mg / kg) menurunkan aliran darah otak dan melemahkan peningkatan tekanan intrakranial untuk intubasi pada pasien dengan komplians intracranial yang rendah. Infus lidocaine dan prokain telah digunakan untuk melengkapi teknik anestesi umum, karena mereka mampu mengurangi MAC dari anestesi volatil hingga 40%.4 Dosis berulang lidokain 5% dan 0,5% tetrakain mungkin bertanggung jawab untuk neurotoksisitas (sindrom cauda equina) terutama pada penggunaan secara drip untuk anesthesia spinal. Hal ini mungkin karena penyatuan obat sekitar cauda equine dalam konsentrasi tinggi dan kerusakan saraf permanen. Data hewan menunjukkan bahwa tingkat bukti histologis suntikan

neurotoksisitas berikut intratekal adalah lidokain = tetrakain> bupivakain> ropivacaine. Beberapa data hewan juga menunjukkan pemberian berulang dari bebas pengawet chloroprocaine melalui kateter intratekal dapat menghasilkan neurotoksisitas.4Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal Page 10

2.

Terhadap ganglion otonom dan hubungan saraf otot2,6 Obat anesthesia local menghambat transmisi impuls pada ganglion otonom dan hubungan saraf otot melalui mekanisme hambatan pada pelepasan asetilkolin dan mekanisme kompetitif non depolarisasi.

3.

Terhadap kardiovaskular Pada jantung, obat anestetik local mempunyai efek stabilisasi jaringan konduksi jantung, sehingga berkhasiat untuk memperpanjang periode refrakter, memperpanjang waktu konduksi dan menekan kepekaan otot jantung. Oleh karena itu obat ini bermanfaat untuk mengobati disritmia ventrikuler. Pada pembuluh darah, obat anestetik local mempunyai efek langsung pada arteriol, sehingga menimbulkan vasodilatasi. Dengan demikian akan terjadi penurunan tekanan darah pada pemberian langsung secara intravena.2,3,4,6 Konsentrasi rendah lidokain memberikan pengobatan yang efektif untuk beberapa jenis aritmia ventrikel. Kontraktilitas miokard dan tekanan darah arteri umumnya tidak terpengaruh oleh dosis intravena biasa. Hipertensi terkait dengan laringoskopi dan intubasi dilemahkan pada beberapa pasien dengan pemberian intravena lidocaine (1,5 mg / kg) min 1-3 sebelum instrumentasi.4 Injeksi intravaskuler yang tidak disengaja bupivakain selama anestesi regional menghasilkan reaksi kardiotoksik parah, termasuk hipotensi, blok jantung atrioventrikular, irama idioventricular, dan mengancam jiwa dengan aritmia seperti takikardia ventrikular dan fibrilasi. Kehamilan, hipoksemia, dan asidosis pernafasan merupakan faktor predisposisi. Anak-anak juga mungkin meningkatkan risiko toksisitas. Studi elektrofisiologik telah menunjukkan bahwa bupivakain dikaitkan dengan perubahan lebih jelas dalam depolarisasi dari lidokain. R (+) isomer dari bupivakain memblok saluran natrium jantung dan terdisosiasi sangat lambat; derajat tinggi dan berkepanjangan mengikat protein membuat resusitasi berkepanjangan dan sulit. Pada dosis tinggi kalsium dan kalium channel juga dapat diblokir. Resusitasi dari bupivakain-diinduksi

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 11

toksisitas jantung-sering membutuhkan dosis tinggi dan terapi vasopressor berkepanjangan.4 Ropivacaine, amida yang relatif baru untuk anestesi lokal, sifat fisikokimia sama banyak dengan bupivakain, kecuali bahwa ropivacaine adalah setengah lemak larut. Onset waktu dan durasi serupa, namun ropivacaine menyediakan blok motorik kurang, yang mungkin mencerminkan potensi keseluruhan yang lebih rendah seperti yang ditunjukkan oleh beberapa studi. Paling menonjol, ropivacaine memiliki indeks terapeutik yang lebih besar karena 70% lebih kecil kemungkinannya untuk menyebabkan aritmia jantung berat dari bupivakain. Ropivacaine telah dikaitkan dengan toleransi sistem yang lebih besar pada saraf pusat. Profil ini mungkin mencerminkan peningkatan keselamatan lipid yang lebih rendah kelarutan atau ketersediaan sebagai murni S (-) isomer, sebagai lawan campuran rasemat bupivakain itu.

Levobupivacaine, S (-) isomer bupivacaine, yang tidak lagi tersedia di Amerika Serikat, dilaporkan memiliki efek samping yang lebih sedikit jantung dan otak dari campuran rasemat; studi menunjukkan efek kardiovaskular mungkin perkiraan orang-orang dari ropivacaine.4 Reaksi kardiovaskular kokain adalah tidak seperti obat bius lokal lainnya. Terminal saraf adrenergik norepinefrin biasanya menyerap kembali setelah rilis. Kokain menghambat reuptake ini, sehingga potentiating efek dari stimulasi adrenergik. Respon kardiovaskular untuk kokain termasuk hipertensi dan ektopi ventrikel. Yang terakhir kontraindikasi penggunaannya pada pasien dibius dengan halotan. Kokain-induced aritmia telah berhasil diobati dengan adrenergik dan antagonis saluran kalsium. Kokain menghasilkan vasokonstriksi ketika dioleskan.4 Terhadap system respirasi2,3,4 Pada dosis kecil akan merangsang pusat napas, sehingga frekuensi napas meningkat. Selanjutnya pada dosis lebih besar, akan menimbulkan depresi pusat napas, sehingga terjadi penurunan frekuensi napas dan volume tidal, sampai henti napas. Obat anesthesia local juga mempunyai efek sepertiVisit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal Page 12

4.

atropine, yaitu efek spasmolitik yang menyebabkan dilatasi bronkus. Selain itu obat ini juga mempunyai efek antihistamin ringan pada saluran napas. Imunologi3,4,6 Dermatitis alergi, serangan asma atau reaksi anafilaktik yang fatal dapat timbul. Terutama pada penggunaan golongan ester, karena merupakan derivate para-amino-benzoic-acid (PABA) yang dikenal sebagai allergen. System musculoskeletal3 Bersifat miotoksik (bupivakain > lidokain > prokain). Tambahan adrenalin berisiko kerusakan saraf. Regenerasi dalam waktu 3-4 minggu.

5.

6.

7.

Hematologi Telah menunjukkan bahwa lidokain menurun koagulasi (pencegahan trombosis dan penurunan agregasi trombosit) dan meningkatkan fibrinolisis dari seluruh darah yang diukur dengan thromboelastography. Efek ini mungkin berhubungan dengan penurunan efisiensi dari sebuah patch darah autologus epidural anestesi lokal tak lama setelah administrasi dan insiden lebih rendah dari kejadian emboli pada pasien yang menerima anestesi epidural.4

F. Interaksi obat Anestesi lokal mempotensiasi blokade nondepolarizing relaksan otot blokade. Succinylcholine dan anestesi lokal ester tergantung pada pseudocholinesterase untuk metabolisme. Administrasi serentak dapat mempotensiasi efek dari kedua obat. Dibucaine, anestesi lokal amida, menghambat pseudocholinesterase dan digunakan untuk mendeteksi enzim genetik yang abnormal. Pseudocholinesterase inhibitor dapat menyebabkan penurunan metabolisme ester anestesi lokal. Simetidin dan propanolol mengurangi aliran darah hati dan clearance lidokain. Kadar lidokain yang tinggi dalam darah meningkatkan potensi toksisitas sistemik. Opioid (misalnya, fentanyl, morfin) dan alfa2-adrenergik agonist (misalnya, epinefrin,

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 13

clonidine) mempotensiasi nyeri bantuan lokal anestesi. Chloroprocaine epidural dapat terganggu kerjanya dengan analgesik morfin intraspinal.4 G. Toksisitas Obat Anestestik Lokal2 Reaksi toksik bisa timbul apabila konsentrasinya dalam darah sangat tinggi dan terjadi secara mendadak. Hal ini bisa terjadi karena dosis yang diberikan berlebihan, penyuntikan langsung ke dalam sirkulasi, absorbsinya terlalu cepat dan detoksifikasi terlambat misalnya pada penyakit hati. Pada toksisitas ringan: pasien tampak pucat, gelisah, mual, pasien merasakan rasa seperti logam, telinga berdenging, mata berkunang-kunang, selanjutnya diikuti kejang-kejang, bradikardi, hipotensi dan depresi napas. Pada toksisitas berat akan terjadi kolaps kardiovaskular, henti napas dan koma.2

H. Jenis-jenis Obat Anestetik Lokal Berdasarkan ikatan kimia, obat analgetik local dibagi menjadi:2,3,6 1. Derivat ester (-COOC-), terdiri dari: a. b. 2. Derivat asam benzoate, misalnya: kokain Derivate asam para amino benzoate: prokain dan klorprokain

Derivate amida (-NHCO-): Lidokain (xylocaine, lignocaine), mepivakain (carbocaine), prilokain (citanest), bupivacaine (marcaine), etidokain (duranest), dibukain (nupercaine), nopivakain (naropin), levobupivacaine (chirocaine). Obat baru pada dasarnya adalah obat lama dengan mengganti, mengurangi

atau menambah bagian kepala, badan dan ekor. Perbandingan antara golongan ester dan amida terlihat pada table berikut.3

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 14

Tabel 2.3. Perbandingan golongan ester dan amida Klasifikasi Potensi2 Mula Kerja Lama Kerja (infiltrasi, menit)2 Ester Prokain Kloroprokain 1 (rendah) 3-4 (tinggi) Cepat (fast) Sangat (very rapid) Tetrakain Amida Lidokain Etidokain Prilokain Mepivakain 1-2 (sedang) 4-8 (tinggi) 1-8 (rendah) 1-5 (sedang) Cepat (rapid) Lambat (slow) Lambat Sedang (moderate) Bupivakain Ropivakain Levobupivakain 4-8 (tinggi) 4 (tinggi) 4 (tinggi) Lambat Lambat Lambat 240-480 240-480 240-480 Rendah Rendah 60-120 240-480 60-120 90-180 Sedang Sedang Sedang Tinggi 8-16 (tinggi) Lambat (slow) 60-180 Sedang 45-60 cepat 30-45 Rendah Sangat rendah Toksisitas

Dikutip dari: Latief SA, Suryadi KA, Dachlan RM.Petunjuk Praktis Anestesiologi,Edisi kedua.Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2009;4:98

Tabel 2.4. Penggunaan anestetik local Topical Infiltrasi Blok Saraf Ester Prokain Kloroprokain Tetrakain Amida Lidokain + + + + + + + + + + + + + ARIV Epidural Spinal

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 15

Etidokain Prilokain Mepivakain Bupivakain Ropivakain

-

+ + + + + +

+ + + + + +

+ -

+ + + + + +

+ + +

Levobupivakain -

Dikutip dari: Latief SA, Suryadi KA, Dachlan RM.Petunjuk Praktis Anestesiologi,Edisi kedua.Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2009;4:99

Berdasarkan berat jenis (konsentrasi) dan penggunaannya:2 1. Isobaric, digunakan untuk: infiltrasi local, blok lapangan, blok saraf, blok pleksus dan blok epidural. Konsentrasi obat: 2. Prokain: 1-2 % Klorprokain: 1-3% Lidokain: 1-2% Mepivakain: 1-2% Prilokain: 1-3% Tetrakain: 0,25-0,5% Bupivakain: 0,25-0,5% Etidokain: 1-1,5%

Hipobarik, digunakan untuk analgesia regional intravena. Konsentrasi obat dibuat separuh dari konsentrasi isobaric.

3.

Hiperbarik, digunakan untuk injeksi intratekal atau blok subarachnoid. Konsentrasi obat dibuat lebih tinggi, misalnya lidokain 5% hiperbarik dan bupivakain 0,5% hiperbarik yang telah dikemas khusus untuk blok subarachnoid oleh pembuatnya.

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 16

I.

Obat Anestetik Lokal 1. Kokain Kokain atau benzoilmetilekgonin didapat dari daun Erythroxylon coca dan spesies Erythroxylon lain, yaitu pohon yang tumbuh di Peru dan Bolivia, dimana selama berabad-abad lamanya daun tersebut dikunyah oleh penduduk asli untuk menambah daya tahan terhadap kelelahan. Ekgonin adalah suatu amino alcohol yang bersifat basa, sangat mirip dengan tropin, amino alcohol dalam atropine. Kokain merupakan ester asam benzoate dengan basa yang mengandung N, mempunyai struktur kimia sebagai berikut:6

Gambar 2.2. Struktur kimia kokainDikutip dari: Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi, editor.Farmakologi dan Terapi, Edisi 4.Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2006;17:238

Hanya dijumpai dalam bentuk topical semprot 4% untuk mukosa jalan napas atas. Lama kerja 2-30 menit.3

2.

Prokain Dibuat pertama kali oleh Einhorn pada 1905. Nama lain untuk preparat ini adalah: Novokain atau Neokain. Nama kimia: para amino benzoic acid aster dari diethylamino.2,6

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 17

Berupa Kristal berwarna putih, larut dalam air/alcohol dan bersifat basa. Ikatannya dengan HCl sangat cepat, larut dalam air tetapi tidak begitu larut dalam alcohol. Apabila kontak dengan udara, akan mengalami dekomposisi. Dalam bentuk larutan tahan terhadap panas, sehingga bias disterilkan. Dihidrolisis oleh enzim kholinesterase.2 Prokain dianggap sebagai standar baik dalam potensi maupun dalam toksisitas suatu obat anestesi local. Ditetapkan potensi dan toksisitas serta indeks anestesinya = 1. Disbanding dengan kokain maka toksisitas prokai toksisitas kokain.2 Dosis 15 mg/kgBB dan lama kerja 30-60 menit.3 Untuk infiltrasi local pada orang dewasa diberikan larutan 0,5%-1,0% dengan dosis maksimal 1 gram (200 ml). Untuk blok saraf diberikan larutan 1%-2% sebanyak 75 ml, sedangkan untuk blok pleksus dipakai larutan 1% sebanyak 30 ml, untuk blok epidural diberikan larutan 1% sebanyak 15-50 ml dan untuk blok subarachnoid diberikan larutan 5% sebanyak 2cc.2,6

3.

Lidokain Sering disebut dengan nama dagang: lidokain atau xylokain. Pertama kali disintesis oleh Lofgren pada tahun 1943.2 Sangat mudah larut dalam air dan sangat stabil, dapat dididihkan selama 8 jam dalam larutan HCl 30% tanpa risiko dekomposisi. Dapat disterilkan beberapa kali dengan proses autoklaf tanpa kehilangan potensi. Tidak iritatif terhadap jaringan walaupun diberikan dalam konsentrasi larutan 88%.2 Toksisitasnya 1,5 kali prokain.1 Diperlukan waktu 2 jam untuk hilang sama sekali dari tempat suntikan. Apabila larutan ini ditambah adrenalin, maka waktu yang diperlukan untuk hilang sama sekali dari tempat suntikan 4 jam. Mempunyai afinitas tinggi pada jaringan lemak. Detoksikasi terjadi oleh hati. Daya penetrasinya sangat baik, mulai kerjanya dua kali lebih cepat dari prokain dan lama kerjanya 2 kali dari prokain.2,6 Penggunaan klinik:1,2,3,6 Untuk anestesi permukaan tersedia lidokain gel 2%.Page 18

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Untuk infiltrasi local diberikan larutan 0,5%. Blok saraf yang kecil diberikan larutan 1%. Blok saraf yang lebih besar diberikan larutan 1,5%. Blok epidural diberikan larutan 1,5%-2%. 4,0% atau 10% untuk topical semprot faring-laring (pump-spray) 5.0% bentuk jeli untuk dioleskan di pipa trakea Untuk blok subarachnoid diberikan larutan hiperbarik 5%. Dosis untuk orang dewasa: 50 mg-750 mg (7-10 mg/kgBB). Dipergunakan sebagai obat anti disritmia terutama pada disritmia ventrikuler.

4.

Dibukain Derivate kuinolin ini, merupakan anestetik local yang paling kuat, paling toksik dan mempunyai masa kerja paling panjang. Dibandingkan dengan prokain, dibukain kira-kira 15 kali lebih kuat dan toksik dengan masa kerja 3 kali lebih panjang. Dibukain HCl digunakan untuk anesthesia suntikan pada kadar 0,05-1,0%; untuk anesthesia topical telinga 0,5-2%; dan untuk kulit berupa salep 0,5-1%. Dosis total dibukain pada anesthesia spinal adalah 7,5-10 mg.6

5.

Mepivakain HCl Anestetik local golongan amida ini sifat farmakologinya mirip lidokain. Mepivakain digunakan untuk anesthesia infiltrasi, blockade saraf regional dan anesthesia spinal. Sediaan untuk suntikan merupakan larutan 1,0; 1,5 dan 2 %.6

6.

Tetrakain Tetrakain adalah derivate asam paraamonibenzoat. Pada pemberian IV, zat ini 10 kali lebih aktif dan lebih toksik daripada prokain. Obat ini digunakan untuk segala macam anesthesia; untuk pemakaian topical pada mata digunakan

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 19

larutan tetrakain 0,5%, untuk hidung dan tenggorok digunakan larutan 2%. Pada anesthesia spinal, dosis total 10-20 mg.6

7.

Kloroprokain (nesakain) Derivate prokain dengan masa kerja lebih pendek.3

8.

Prilokain Sering disebut sebagai: Propitocain, Xylonest, Citanest dan Distanest sebagai nama dagang. Ditemukan oleh Lofgren dan Tegner dan uji farmakologinya dilakukan oleh Wielding, selanjutnya digunakan di klinik pertama kali oleh Gordh pada tahun 1959.2 Efek iritasi local pada tempat suntikan lebih kecil dibandingkan dengan lidokain bahkan jauh lebih kecil dari prokain. Toksisitasnya kira-kira 60% dari toksisitas lidokain dan potensinya sama dengan lidokain.2 Mengalami metabolism di hati, ginjal dan oleh amidase, lebih cepat dibanding dengan lidokain dengan toksisitas lebih rendah dari lidokain. Menimbulkan methaemoglobinemia pada penggunaan dosis tinggi, lebih dari 600 mg, sehingga timbul gejala sianosis yang bias hilang sendiri selama 24 jam.2 Dibanding dengan lidokain, prilokain lebih kuat, daya penetrasinya lebih baik, mulai kerjanya lebih lama dan lama kerjanya lebih lama dan efektif pada konsentrasi 0,5%-5,0%.2 Penggunaan klinik:2 Untuk infiltrasi local digunakan larutan 0,5%. Blok pleksus digunakan larutan 2%-3%. Blok epidural digunakan larutan 2%-4%. Untuk blok subarachnoid digunakan larutan 5%. Dosis: maksimal tanpa adrenalin 400 mg sedangkan dengan adrenalin bisa diberikan sampai dosis 600 mg.

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 20

9.

Bupivakain Sangat popular disebut dengan Marcaine. Disintesis pada 1957 oleh Ekstam dkk pada tahun 1957 dan digunakan pertama kali di klinik oleh Telivuo pada tahun 1963.2 Anestetik golongan amida dengan mula kerja lambat dan masa kerja panjang.1 Potensinya 3-4 kali dari lidokain dan lama kerjanya 3-5 kali lidokain.Ikatan dengan HCl mudah larut dalam air. Sangat stabil dan dapat diautoclaf berulang. Sifat hambatan sensorisnya lebih dominan dibandingkan dengan hambatan motorisnya.2 Jumlah obat yang terikat pada saraf lebih banyak dibandingkan dengan yang bebas dalam tubuh. Dikeluarkan dari dalam tubuh melalui ginjal sebagian kecil dalam bentuk utuh dan sebagian besar dalam bentuk metabolitnya.2 Penggunaan klinik:2,3 Untuk infiltrasi local digunakan larutan 0,25%. Blok saraf kecil digunakan larutan 0,25%. Blok saraf yang lebih besar digunakan larutan 0,5%. Blok epidural digunakan larutan 0,5%-0,75%. Untuk blok spinal digunakan larutan 0,5%-0,75%. Dosis: 1-2 mg/kgBB.

10. EMLA (eutectic mixture of local anesthetic) Campuran emulsi minyak dalam air (krem) antara lidokain dan prilokain masing-masing 2,5% atau masing-masing 5%. EMLA dioleskan dikulit intak 12 jam sebelum tindakan untuk mengurangi nyeri akibat kanulasi vena atau arteri atau untuk miringotomi oada anak, mencabut bulu halus atau buang tato. Tidak dianjurkan utnuk mukosa atau kulit terluka.3

11. Ropivakain (naropin) dan levobupivakain (chirokain) penggunaannya seperti bupivakain, karena kedua obat tersebut merupakan isomer bagian kiri dari bupivakain yang dampak sampingnya lebih ringan dibandingkan bupivakain.

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 21

Bagian isomer kanan dari bupivakain dampak sampingnya lebih besar. Konsentrasi efektif minimal 0,25%.3

Tabel 2.5. Penggunaan klinik obat-obat anestetik local

Dikutip dari: Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.Clinical Anesthesiology, 4th edition.USA:McGraw Hill

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 22

BAB III KESIMPULAN

Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara local pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Obat anestesi local digolongkan menjadi 2 kelompok besar, yakni golongan amida dan golongan ester.. Adrenalin berefek dalam memperpanjang kerja anastesi lokal. Hal tersebut disebabkan vasokonstriksi lokal di daerah tempat suntikan sehingga memungkinkan obat anestesi menetap lebih lama di tempat suntikan sebelum dimetabolisme oleh tubuh. Penambahan adrenalin juga akan menurunkan tingkat absorbsi obat anastesi sehingga menurunkan toksisitas sistemik.

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 23

DAFTAR PUSTAKA

1.

Mansjoer Arif, Suprohaita, Wadhani WI, Setiowulan Wiwiek, editor.Kapita Selekta Kedokteran,Edisi 3,Jilid 2.Jakarta:Media Aeskulapius,Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia 2006;31:248 2. Mangku Gde, Senapathi TGA.Buku Ajar ILmu Anestesia dan

Reanimasi.Jakarta:Indeks 2010;70 3. Latief SA, Suryadi KA, Dachlan RM.Petunjuk Praktis Anestesiologi,Edisi kedua.Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2009;4:97 4. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.Clinical Anesthesiology, 4th

edition.USA:McGraw Hill;Ch.14 5. Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2.Jakarta: Widya Medika 2001;11:118 6. Ganiswarna SG, Setiabudy R, Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi,

editor.Farmakologi dan Terapi, Edisi 4.Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2006;17:234

Visit us: z4.invisionfree.com/Health_Medic_Portal

Page 24