Anestesi Inhalasi

34
Anestesi Inhalasi Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr. Agus Saptiady, Sp.An Kepaniteraan Klinik Ilmu Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

description

bvjyf

Transcript of Anestesi Inhalasi

Page 1: Anestesi Inhalasi

Anestesi InhalasiHusna Nadia1102010126

Pembimbing : dr. Agus Saptiady, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Ilmu AnestesiologiFakultas Kedokteran Universitas YARSI

Page 2: Anestesi Inhalasi

Obat anestesia inhalasi adalah obat anestesia yang berupa gas atau cairan mudah menguap, yang diberikan melalui pernafasan pasien.

Campuran gas atau uap obat anestesia dan oksigen masuk mengikuti udara inspirasi, mengisi seluruh rongga paru, selanjutnya mengalami difusi dari alveoli ke kapiler sesuai dengan sifat fisik masing-masing gas

Page 3: Anestesi Inhalasi

Obat anestesi inhalasi biasanya dipakai untuk pemeliharaan pada anestesi umum, akan tetapi juga dapat dipakai sebagai induksi, terutama pada pasien anak-anak.

Page 4: Anestesi Inhalasi

Gas anestesi inhalasi yang banyak dipakai adalah isofluran dan dua gas baru lainnya yaitu sevofluran dan desfluran. Sedangkan pada anak-anak, halotan dan sevofluran paling sering dipakai

Page 5: Anestesi Inhalasi

Open DropPenderita menghirup masker atau kain kasa yang ditetesi dengan obat anestesia Semi ClosedPenderita menghirup obat anestesia dari suatu alat ( EMO,Mesin anestesi lain,dsb) Closed SystemDengan suatu alat, obat anestesia yang dikeluarkan oleh penderita dapat dihirup kembali. Sehingga cara ini menghemat pemakaian obat anestesia

Cara pemberian anestesi inhalan ada 3 macam, yaitu :

Page 6: Anestesi Inhalasi

Dalamnya anestesi bergantung pada kadar anestetik di sistem saraf pusat

Membrane alveoli dengan mudah dapat dilewati zat anestetik secara difusi dari alveoli ke aliran darah dan sebaliknya.

Tetapi, bila ventilasi alveoli terganggu, misalnya pada emfisema paru, pemindahan anestetik akan terganggu

FARMAKOKINETIK ANESTESI INHALASI

Page 7: Anestesi Inhalasi

Faktor yang menentukan kecepatan transfer anestetik di jaringan otak ditentukan oleh:

Page 8: Anestesi Inhalasi

Anestetik yang mudah larut, diperlukan jumlah yang lebih banyak untuk menaikkan tekanan parsial di darah sehingga timbulnya induksi lebih lama.

A. Kelarutan anestetik dalam darah

Page 9: Anestesi Inhalasi

Kadar anestetik yang tinggi akan mempercepat transfer anestetik ke darah, sehingga akan meningkatkan kecepatan induksi anesthesia

B. Kadar anestetik dalam udara inspirasi

Page 10: Anestesi Inhalasi

Hiperventilasi mempercepat masuknya gas anestesi ke sirkulasi dan jaringan, pada anestetik yang mudah larut dalam darah (halotan, dietileter)

D. Kecepatan aliran darah paruBertambah cepat aliran darah paru

bertambah cepat pula pemindahan anestetik dari udara inspirasi ke darah

C. Ventilasi paru

Page 11: Anestesi Inhalasi

Obat anestesia umum inhalasi yang berupa cairan yang mudah menguap.◦ Derivat halogen hidrokarbon.◦ Halothan◦ Trikhloroetilen◦ Khloroform

Derivat eter◦ Dietil eter◦ Metoksifluran◦ Enfluran◦ Isofluran

Obat anestesia umum yang berupa gas.◦ Nitrous oksida (N2O)◦ Siklopropan

Berdasarkan kemasannya, obat anestesia umum inhalasi ada 2 macam, yaitu :

Page 12: Anestesi Inhalasi

Sebagian besar gas anestesi dikeluarkan lagi oleh badan lewat paru. Sebagian lagi dimetabolisir oleh hepar dengan sistem oksidasi sitokrom P450.

Sisa metabolisme yang larut dalam air dikeluarkan melalui ginjal.

ELIMINASI

Page 13: Anestesi Inhalasi

N2O dalam ruangan berbentuk gas tak berwarna, bau manis, tak iritasi, tak terbakar dan beratnya 1,5 kali berat udara.

Zat ini dikemas dalam bentuk cair dalam silinder warna biru 9000 liter atau 1800 liter dengan tekanan 750 psi atau 50 atm.

1. N2O

Page 14: Anestesi Inhalasi

Pemberian anestesi dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%.

Gas ini bersifat anestetik lemah, tetapi analgesianya kuat, sehingga sering digunakan untuk mengurangi nyeri menjelang persalinan.

Pada akhir anestesi setelah N2O dihentikan, maka N2O akan cepat keluar mengisi alveoli, sehingga terjadi pengenceran O2 dan terjadilah hipoksia difusi. Untuk menghindari terjadinya hipoksia difusi, berikan O2 100% selama 5-10 menit.

Page 15: Anestesi Inhalasi

Dalam praktik anestesia, N2O digunakan sebagai obat dasar dari anestesia umum inhalasi dan selalu dikombinasikan dengan oksigen dengan perbandingan N2O : O2 70 : 30 (untuk pasien normal), 60 : 40 (untuk pasien yang memerlukan tunjangan

oksigen yang lebih banyak), atau 50 : 50 (untuk pasien yang beresiko tinggi).

Penggunaan Klinik

Page 16: Anestesi Inhalasi

Halotan berbentuk cairan tidak berwarna

Berbau enak, Tidak mudah terbakar Tidak mudah meledak meskipun

dicampur dengan oksigen, Tidak iritatif dan mudah rusak bila

terkena cahaya, tetapi stabil disimpan memakai botol warna gelap.

2. HALOTAN

Page 17: Anestesi Inhalasi

20% halotan dimetabolisir terutama di hepar secara oksidatif dan reduktif

Indikasi kontra :- Pada penderita gangguan hepar, - Pernah dapat halotan dalam waktu kurang

tiga bulan atau - Pasien obesitas

Metabolisme

Page 18: Anestesi Inhalasi

- Digunakan terutama sebagai komponen hipnotik dalam pemeliharaan anestesia umum.

- Mempunyai efek analgetik ringan - relaksasi otot ringan.

Pada bayi dan anak-anak yang tidak kooperatif, halotan digunakan untuk induksi bersama-sama dengan N2O secara inhalasi.

Penggunaan klinis

Page 19: Anestesi Inhalasi

Induksi inhalasi 2-4%, Induksi anak 1.5 – 2%. Onset (induksi) : 10 menit Dosis pemeliharaan adalah 1 – 2%(dapat dikurangi bila digunakan bersama N2O atau narkotik) Pemeliharaan pada anak 0.5 – 2% Waktu pulih sadar sekitar 10 menit setelah

obat dihentikan

Dosis

Page 20: Anestesi Inhalasi

SSP- Depresi pusat kesadaran (hipnotik), Depresi pusat sensorik (analgesi), Depresi pusat motorik (kelemahan otot) - Vasodilatasi pembuluh darah otak (tidak dipilih untuk anestesi kraniotomi)

GinjalMenurunkan aliran darah ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus (sementara)

Kardiovaskular- Ventrikel Ekstra Sistole (VES) - Ventrikel Takikardia (VT)- Ventrikel Fibrilasi (VF).

HeparKonsentrasi 1.5 vol% : penurunan aliran darah hepar 20-30% nekrosis (“hepatitis post-halthane)

Page 21: Anestesi Inhalasi

Enfluran (etran, aliran) merupakan halogenisasi eter dan cepat populer setelah ada kecuriagan gangguan fungsi hepar oleh halotan

Enfluran yang dimetabolisme hanya 2-8% oleh hepar menjadi produk non- volatil yang dikeluarkan lewat urin. Sisanya dikeluarkan lewat paru dalam bentuk asli. Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat dibanding halotan

3. ENFLURAN

Page 22: Anestesi Inhalasi
Page 23: Anestesi Inhalasi

Induksi : 2-3% bersama dengan N2O Untuk pemeliharaan :

◦ nafas spontan : 1- 2,5%◦ nafas kendali : 0,5-1%

Dosis

Page 24: Anestesi Inhalasi

Efek Farmakologi

SSP- Pada dosis tinggi menimbulkan “twitching” (tonik-klonik) pada otot muka dan anggota gerak- Tidak dianjurkan untuk pasien epilepsi

Ginjal- Menurunkan aliran darah ginjal, menurunkan laju filtrasi glomerolus - Hati hati penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal

Kardiovaskular- depresi kontraktilitas miokard, disritmia jarang terjadi,- Hipotensi dapat terjadi akibat menurunnya curah jantung

HeparGangguan fungsi hati ringan bersifat reversibel

Page 25: Anestesi Inhalasi

Obat anestesi isomer dari enfluran, merupakan cairan tidak berwarna dan berbau tajam

menimbulkan iritasi jalan nafas Tidak mudah terbakar Tidak terpengaruh cahaya Proses induksi dan pemulihannya

relatif cepat (masih lebih lambat dibandingkan dengan sevofluran)

4. ISOFLURAN

Page 26: Anestesi Inhalasi

Induksi : 2-3% bersamasama dengan N2O. Pemeliharaan :

◦ pola nafas spontan : 1-2,5%◦ nafas kendali berkisar antara 0,5-1%

Pada pasien yang mendapat anestesi isofluran kurang dari 1 jam akan sadar kembali sekitar 7 menit setelah obat dihentikan.

Sedangkan pada tindakan 5-6jam, kembali sadar sekitar 11 menit setelah obat dihentikan

Dosis

Page 27: Anestesi Inhalasi

Efek Farmakologi

SSP- Tidak menimbulkan vasodilatasi dan perubahan sirkulasi serebrum, tidak pengaruh TIK, memiliki efek proteksi serebri- Obat pilihan anestesi kraniotomi

Ginjal- Toksisitas pada ginjal tidak terjadi

Kardiovaskular- Efek depresinya pada otot jantung dan pembuluh darah lebih ringan - Obat pilihan pada pasien dengan kelainan kardiovaskular

Page 28: Anestesi Inhalasi

Sevofluran dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif, tidak berbau,

Stabil di tempat biasa (tidak perlu tempat gelap) Obat ini tidak bersifat iritatif terhadap jalan nafas

sehingga baik untuk induksi inhalasi. Proses induksi dan pemulihannya paling cepat

dibandingkan dengan obat-obat anestesi inhalasi yang ada pada saat ini

5. Sevofluran

Page 29: Anestesi Inhalasi

Induksi : 3,0-5,0% bersama-sama dengan N2O Pemeliharaan :

◦ pola nafas spontan : 2,0-3,0%◦ nafas kendali : 0,5-1%

Dosis

Page 30: Anestesi Inhalasi

Efek Farmakologi

SSP- Efek depresinya pada SSP hampir sama dengan isofluran- Sedikit meningkatkan TIK

Kardiovaskular- Dibandingkan dengan isofluran, sevofluran menyebabkan penurunan tekanan darah lebih sedikit

Otot Rangka- Relaksasi otot dapat terjadi pada anestesi yang cukup dalam dengan sevofluran. - Proses induksi, laringoskopi dan intubasi dapat dikerjakan tanpa bantuan obat pelemas otot

Page 31: Anestesi Inhalasi

Desfluran merupakan halogenasi eter yang rumus bangun dan efek klinisnya sama dengan isofluran.

Desfluran sangat mudah menguap dibandingkan dengan agen volatile yang lain. Memerlukan alat penguap khusus (TEC-6)

Desfluran bersifat iritatif, sehingga tidak ideal untuk induksi

6. Desfluran

Page 32: Anestesi Inhalasi

 N2O Halotan Enflura

nIsofluran

Desfluran Sevofluran

Kardiovaskuler 

Tekanan darah

↑↓ 

  

↓↓

  

↓↓

  

↓↓

  

↓↓

  

Laju nadi ↑ ↓ ↑ ↑ ↑ ↑

Tahanan vaskuler ↑ ↑ ↓   ↓↓ ↓

Curah jantung ↑ ↓ ↓↓ ↑ ↑ atau ↓ ↓

Respirasi 

Volume tidal

  

  

↓↓

  

↓↓

  

↓↓

  

  

Laju napas ↑ ↑↑ ↑↑ ↑ ↑ ↑

PaCO2 Istirahat ↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑

Tabel Farmakologi klinik anestetik inhalasi

Page 33: Anestesi Inhalasi

’Challenge’ ↑ ↑ ↑↑ ↑ ↑↑ ↑

Serebral 

Aliran darah

  

  

↑↑

  

  

  

  

Tekanan intrakranial ↑ ↑↑ ↑↑ ↑ ↑ ↑

Laju metabolisme ↑ ↓ ↓ ↓↓ ↓↓ ↓↓

’Seizure’ ↓↓ ↓ ↑ ↓ ↓ ↓ Blokade

 

Pelumpuh otot non-depol

   

   

↑↑

   

↑↑↑

   

↑↑↑

   

↑↑↑

   

↑↑

 Ginjal

 

Aliran darah

   

↓↓

   

↓↓

   

↓↓

   

↓↓

   

   

Laju filtrasi Glomerulus

↓↓ ↓↓ ↓↓ ↓↓ ? ?

Output urin ↓↓ ↓↓ ↓↓ ↓↓ ? ?

Hepar 

Aliran darah

  

  

↓↓

  

↓↓

  

  

  

Metabolisme 0.004% 15-20% 2-5% 0.2% <0.1% 2-3%

Page 34: Anestesi Inhalasi

Terimakasih