Anduk Analisa Sulbar Kel.15

16
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH ANALISIS KEPENDUDUKAN “ANALISA KASUS ANGKA FERTILITAS DI SULAWESI BARAT” Oleh : Dhia Ghoniyyah 25010113130255 Karinta Ariani Setiaputri 25010113140272 Adha Triyanto 25010113140274 Vinidia Pertiwi 25010113140290 Kelas D 2013 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

description

anduk

Transcript of Anduk Analisa Sulbar Kel.15

TUGAS KELOMPOKMATA KULIAH ANALISIS KEPENDUDUKANANALISA KASUS ANGKA FERTILITAS DI SULAWESI BARAT

Oleh :

Dhia Ghoniyyah 25010113130255Karinta Ariani Setiaputri 25010113140272Adha Triyanto 25010113140274Vinidia Pertiwi 25010113140290

Kelas D 2013FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG2014

BAB IPENDAHULUAN

Latar BelakangIndonesia merupakan negara terluas dengan jumlah penduduk terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan data tahun 2009, luas negara Indonesia sebesar 1.904.569 km2 dengan jumlah populasi sebanyak 240.271.522 orang. Jumlah kepadatan penduduk per km2 sebesar 126 orang. Selain jumlah penduduknya yang besar, luasnya negara kepulauan dan tidak meratanya penduduk membuat Indonesia semakin banyak mengalami permasalahan terkait dengan halkependudukan. Tidak hanya itu, faktor geografi, tingkat migrasi, struktur kependudukan di Indonesia dll membuat masalah kependudukan semakin kompleks dan juga menjadi hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus guna kepentingan pembangunan manusia Indonesia. Adapun masalah-masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia antara lain jumlah penduduk yang besar, tingkat pertumbuhan penduduk tinggi, serta persebaran penduduk yang tidak merata. Fertilitas merupakan salah satu faktor penambah jumlah penduduk selain migrasi masuk. Tingkat kelahiran dimasa lalu akan mempengaruhi fertilitas masa kini. Jumlah kelahiran yang besar di masa lalu disertai dengan menurunnya angka kematian bayi akan menyebabkan bayi tersebut tetap hidup dalam jumlah yang lebih banyak dan lima belas tahun kemudian akan membentuk kelompok usia subur yang akan menikah dan melahirkan bayi. Apabila hal ini terus dibiarkan dan semakin meningkat maka akan menjadi beban pemerintah dalam memenuhi tanggungan masyarakat dalam berbagai aspek seperti pendidikan dan kesehatan. Contoh kasus ledakan penduduk akibat angka fertilitas yang meningkat tinggi terjadi di salah satu wilayah di Indonesia, yaitu di Provinsi Sulawesi Barat. Angka fertilitas (reproduksi) penduduk di Provinsi Sulawesi Barat 2011 mencapai 3,1 persen di atas angka fertilitas nasional. Menurut Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Sulbar, Abdullah Kemma, angka fertilitas penduduk di Provinsi Sulbar, sekitar 3,1 persen sehingga asumsinya setiap kepala keluarga penduduk di Sulbar rata-rata melahirkan tiga orang anak. Menurutnya angka fertilitas penduduk Sulbar di atas angka fertilitas nasional yang angkanya sekitar 2,0 persen karena setiap penduduk Indonesia melahirkan dua orang anak. Keadaaan seperti ini segera harus ditanggulangi dengan memaksimalkan program pengendalian jumlah penduduk yaitu memaksimalkan program keluarga berencana (KB). Tingginya angka fertilitas di Sulbar membuat laju pertumbuhan penduduk Sulbar juga mengalami peningkatan, pada tahun 2011 laju pertumbuhan penduduk Sulbar mencapai 247 persen dari sekitar 1.158.336 orang penduduknya pada tahun 2011. Laju pertumbuhan penduduk Sulbar itu di atas angka pertumbuhan penduduk nasional mencapai 1,49 persen dari sekitar 237 juta penduduk keseluruh di Indonesia ini. Kondisi tingginya laju pertumbuhan penduduk di Sulbar menjadi masalah daerah dan negara ini dalam menekan angka kepadatan penduduk yang dapat terjadi dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk itu, sehingga perlu adannya peran besar pemerintah untuk menekan angka kepadatan penduduk ini salah satunya dengan memaksimalkan program KB.

Tujuan Penulisan1. Untuk mengetahui penyebab peningkatan angka fertilitas di provinsi Sulawesi Barat 2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari peningkatan angka fertilitas di provinsi Sulawesi Barat3. Untuk memberikan solusi dan cara penanganan terhadap peningkatan angka fertilitas di provinsi Sulaweri Barat

BAB 2TINJAUAN PUSTAKASalah satu komponen yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah kelahiran (fertilitas) yang bersifat menambah jumlah penduduk. Fertilitas adalah kemampuan menghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita (fekunditas). Tingkat fertilitas di suatu negara dipengaruhi oleh karakteristik latar belakang seperti, pendidikan, status kerja, umur kawin pertama, pendapatan, persepsi nilai anak, kematian bayi/balita, dan unmet need. Tingkat fertilitas di suatu negara dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi atau karakteristik lainnya. Menurut Davis dan Blake faktor-faktor yang mempengaruhi fertilitas adalah variabel antara yaitu variabel yang secara langsung mempengaruhi dan variabel tak langsung, seperti faktor soaial, ekonomi dan budaya. Menurut Easterlin tingkat fertilitas sebagiannya ditentukan oleh karakteristik latar belakang seperti persepsi nilai anak, agama, kondisi pemukiman, pendidikan, status kerja, umur kawin pertama, pendapatan, kematian bayi/anak. Setiap keluarga mempunyai norma-norma dan sikap fertilitas yang didasarkan atas karakteristik di atas. Pendidikan Kesempatan perempuan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi semakin terbuka pada saat ini, sehingga menyebabkan banyak perempuan menunda perkawinan. Perempuan yang lebih lama menghabiskan waktu untuk pendidikan akan memperpendek tahun resiko kehamilan karena menghabiskan periode panjang tahun melahirkan anak di sekolah. Selain itu perempuan berpendidikan tinggi cenderung memilih terjun ke pasar kerja terlebih dahulu sebelum memasuki perkawinan. Pendidikan juga dapat meningkatkan pengetahuan perempuan dalam proses informasi mengenai pilihan fertilitas dan perilaku kehamilan.

Status KerjaDi masa depan wanita dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih banyak masuk ke pasar kerja. Selain karena jumlahnya meningkat, juga karena lapangan kerja membutuhkan keahlian tertentu, terutama di bidang-bidang jasa seperti misalnya 5 tenaga penjualan, kesehatan, pendidikan, pelayanan dan lain sebagainya. Semakin baik tingkat pendidikan kaum wanita, maka mereka semakin berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam penghasilan keluarga sehingga waktu yang khusus mereka sediakan untuk membesarkan anak semakin terbatas, dengan sendirinya akan mempengaruhi jumlah anak yang diinginkan.

Umur Kawin PertamaUmur kawin pertama dapat menjadi indikator dimulainya seorang perempuan berpeluang untuk hamil dan melahirkan. Perempuan yang kawin usia muda mempunyai rentang waktu untuk hamil dan melahirkan lebih panjang dibandingkan dengan mereka yang kawin pada umur lebih tua dan mempunyai lebih banyak anak . Berdasarkan SDKI (2007) rata-rata usia kawin pertama adalah 18,1, sedangkan idealnya adalah 21 th bagi wanita dan 25 th bagi pria (demografi 94). Dalam UU RI tahun 2006 dinyatakan bahwa usia perkawinan untuk perempuan 16 tahun dan pria 19 tahun).

Persepsi Nilai AnakPersepsi nilai terhadap anak akan mempengaruhi keputusan orang tua untuk menentukan jumlah anak yang diinginkan. Banyak manfaat yang bisa diperoleh orang tua dengan adanya kehadiran anak dalam keluarga, diantaranya adalah manfaat secara ekonomi, bio-fisiologis, emosional dan spiritual. Persepsi tentang nilai anak dari segi bio-fisiologis adalah kehadiran anak merupakan sebagai penerus keturunan keluarga dan dapat membuktikan bahwa seseorang itu subur. Untuk persepsi tentang nilai anak dari segi emosional yaitu kehadiran anak dapat mendatangkan suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi orang tuanya serta dapat menghilangkan rasa sepi yang selama ini telah dialami. Persepsi tentang nilai anak jika dilihat dari segi spiritual adalah anak diharapkan bisa mendoakan orang tua dan menjadi anak yang taat pada agama.Program KB nasional sebagai salah satu program untuk pengendalian penduduk melalui pengaturan kelahiran dan pemberdayaan ketahanan keluarga, bertujuan untuk menjamin agar seluruh fasilitas pelayanan dapat memberikan pelayanan yang bermutu dan merata keseluruh desa atau kelurahan melalui perluasan akses peningkatan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, meningkatkan partisipasi dan kesertaan tanggung jawab pria dalam praktik keluarga berencana, upaya penurunan kematian ibu, bayi dan anak, serta mempromosikan hak-hak dan kesehatan reproduksi bagi pasangan. Dengan adanya program Keluarga Berencana ini diharapkan masyarakat akan mampu untuk membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.

BAB 3PEMBAHASANBerdasarkan kasus demografi yang terjadi di provinsi Sulawesi Barat pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka fertilitas di provinsi Sulawesi Barat tergolong tinggi yaitu mencapai angka 3,1 persen diatas angka fertiitas nasional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam setiap satu kepala keluarga di provinsi Sulawesi Barat melahirkan rata rata tiga orang anak. Pemerintah sudah menggalakkan program Keluarga Berencana (KB) namun pada kenyataannya keberlangsungan program KB di provinsi Sulawesi Barat ini belum berhasil. Peningkatan angka fertilitas yang terjadi di provinsi Sulawesi Barat ini terjadi karena pengaruh beberapa faktor seperti faktor pendidikan kesehatan, lingkungan dan adat istiadat.1.Pendidikan KesehatanPendidikan kesehatan memegang peranan penting dalam keadaan masyarakat. Apabila kesadaran dalam memahami pentingnya pendidikan kesehatan dalam masyarakat tinggi, pada umumnya mereka akan memprioritaskan penggunaan alat kontrasepsi. Namun dalam praktiknya di Sulawesi Selatan, masyarakat cenderung kurang memiliki pemahaman dalam kesehatan reproduksi. Padahal program kotrasepsi merupakan salah satu faktor yang mampu menekan angka kelahiran. Inilah penyebab tingginya angka kelahiran di Sulawesi Selatan.2.Adat IstiadatDalam wilayah tertentu, masih berkembang asumsi bahwa gender tertentu lebih tinggi dari gender lainnya. Jika asumsi ini masih terdapat dalam masyarakat, besar kemungkinan suatu keluarga tidak memiliki keinginan dalam memiliki anak dalam jumlah tertentu melainkan hanya mempertimbangkan kepuasan jika sudah memiliki keturunan sesuai dengan gender yang diunggulkan dalam wilayah tersebut.3.LingkunganLingkungan juga akan berpengaruh pada jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga, karena kebiasaan orang Indonesia selalu akan menanyakan jumlah anak yang dimiliki oleh sebuah keluarga dan jika keluarga itu hanya punya satu anak, para tetangga maupun akan menyarankan agar keluarga tersebut memiliki seorang anak lagi dengan berbagai alasan.

Berbagai masalah dapat timbul akibat peningkatan angka fertilitas, yaitu seperti - peningkatan angka kematian ibu atau AKI akibat dari pernikahan usia dini- peningkatan jumlah penduduk membuat lapangan kerja menjadi terbatas- beralihfungsinya lahan pertanian menjadi lahan pemukiman- timbulnya penyakit akibat dari lingkungan yang padat dan kumuh Masalah fertilitas ini dapat ditanggulangi dengan melakukan perbaikan pada faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya:1.PendidikanDalam hal pendidikan, beberapa cara yang dapat ditanggulangi adalah dengan cara meningkatkan pembangunan pendidikan, baik dari segi tenaga pengajar dan alat pendukungnya serta akses untuk pendidikan itu sendiri. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya memberikan pendidikan setinggi-tingginya untuk anak. Dengan memberikan pendidikan tinggi untuk anak akan membantu pelaksanaan pendewasaan usia perkawinan sehingga pernikahan usia dini dapat ditekan. Dengan berkurangnya pernikahan usia dini maka dapat menurunkan angka fertilitas dan dapat juga menurunkan angka kematian ibu. Hal ini juga membutuhkan adanya lembaga yang membantu pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan, menjalin kerja sama untuk memperoleh dana pendidikan dan menggalang dukungan untuk pendidikan yang lebih baik. Ketersediaan fasilitas serta mutu pendidikan yang baik, serta kesadaran orang tua terhadap anak, diharapkan masalah fertilitas di Indonesia lebih diminimalisir keberadaannya. 2.EkonomiMasalah ekonomi ini sebenarnya dapat teratasi tergantung pada individu masing-masing. Jika softskill dan pendidikan seseorang itu baik maka akan mudah mendapat pekerjaan yang layak dan ekonomi akan menjadi baik. Pemerintah juga berperan dalam penyediaan lapangan pekerjaan serta memfasilitasi wirausaha muda yang mulai merintis usahanya agar dapat memperkecil angka pengangguran di Indonesia sehingga derajat kesejahteraan masyarakat akan meningkat.3.Adat IstiadatAsumsi masyrakat mengenai banyak anak banyak rezeki serta gender tertentu lebih tinggi derajatnya dapat diatasi dengan sosialisasi mengenai fakta bahwa memiliki banyak anak justru akan membutuhkan banyak biaya bahkan dalam kondisi tertentu dapat membahayakan kesehatan reproduksi ibu. Dalam hal ini, peran dari lembaga pemerintah yaitu penggalakkan program KB sangat diperlukan terutama di daerah yang memiliki pemahaman yang kurang terhadap pentingnya KB.4.LingkunganLingkungan tidak bisa sepenuhnya diubah, karena semua tergantung pada individu itu sendiri mengenai bagaimana menyikapi pengaruh lingkungan. Jika pengaruh itu baik untuk dirinya maka pengaruh itu boleh saja diterima, namun sebaliknya jika hal itu tidak memberikan kontribusi positif pada kehidupan, maka ada baiknyapengaruh tersebut ditolak dengan tetap memberikan alasan logis dan cara yang baik.5.Layanan KesehatanBidang layanan kesehatan yang masih perlu mendapat perhatian khusus adalah keseriusan pemerintah terhadap pelayanan kesehatan. Kenyataannya perhatian pemerintah terhadap pelayanan kesehatan masih sangat kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari alokasi anggaran untuk Departemen Kesehatan dari tahun ke tahun yang sangat rendah, yakni kurang dari 5% dari total APBN. Pada tahun 1997/1998, alokasi anggaran untuk Departemen Kesehatan adalah 4,7% dari APBN dan hal ini mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yanghanya 3,6%. Sementara itu di negara-negara yang sudah maju, alokasi anggaran untuk kesehatan mencapai 6% - 15%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan alokasi anggaran untuk kesehatan yang ideal adalah sekurang-kurangnya 6% dari anggaran belanja negara (APBN).Jika anggaran untuk kesehatan sudah mencukupi, pastilah kualitas layanan kesehatan akan meningkat. Selain itu pemerintah seharusnya lebih meningkatkan kualitas para pemberi pelayanan kesehatan, agar dapat melayani masyarakat dengan baik.

BAB 4KESIMPULAN DAN SARAN

Pada dasarnya masalah fertilitas memang sering terjadi di Indonesia, ini dibuktikan dengan adanya kasus fertilitas pada sulawesi barat dengan peningkatan angka fertilitas yang melebih standart normal yaitu 3,1 persen, peningkatan ini disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fertilitas seperti faktor pendidikan kesehatan, lingkungan, maupun adat istiadat. Dari kasus peningkatan angka fertilitas ini maka akan menimbulakan berbagai masalah seperti peningkatan AKI, lapangan kerja yang terbatas, beralihfungsinya lahan pertanian menjadi pemukiman, dan menimbulkan penyakit dari lingkungan yang padat dan kumuh. Dengan adanya berbagai macam masalah, maka permasalahan ini dapat ditanggulangi dengan melakukan perbaikan pada faktor pendidikan, ekonomi, adat istiadat,lingkungan maupun layanan kesehatan.Saran yang bisa diberikan adalah dengan adanya peningkatan angka fertilitas ini harusnya bisa lebih menyadarkan kita bahwa mempunyai keluarga kecil sejahtera tidak hanya berpengaruh terhadap kita tetapi juga berpengaruh dengan masalah-masalah yang ada pada negara kita, seperti contohnya dengan melaksanakan program KB pada setiap keluarga maka fertilitas dapat ditekan dan kehidupan akan seimbang dan terhindar dari masalah-masalah kependudukan.

DAFTAR PUSTAKAMantra, Ida Bagus. 2011. Demografi Umum. Yogyakarta. Pustaka PelajarPurnami, Cahya Tri. 2012. Buku Ajar Ilmu Kependudukan. Semarang. CV Lestari Media KreatifEPA, 2012. Menkes : Program KB di Sulawesi Barat Gagal. http://www.beritasatu.com/kesehatan/81229-menkes-program-kb-di-sulawesi-barat-gagal.html. Diakses pada 30 Septenber 2014 Putri Kusuma Dwi Putri."Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Terpaan Iklan Layanan Masyarakat KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di TV Terhadap Perilaku KB pada Wanita atau Pria dalam Usia Subur." Jurnal http://eprints.undip.ac.id diakses tanggal 28 September 2014Sri Yuniarti, Hadyana Sukandar, Hadi Susiarno. "Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Fertiltas : Suatu Kajian Literatur. " Jurnal http://pustaka.unpad.ac.id diakses tanggal 28 September 2014