anatomi wajah

16
ANATOMI WAJAH Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di lateral, dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah terbentuk dari tulang belakang dan jaringan lunak yang terletak diatasnya (jaringan otot, jaringan tulang rawan, pembuluh darah, saraf, pembuluh limfe dan kelenjar-kelenjar), yang secara bersama-sama memberikan tampilan dan fingsi dari wajah.. EMBRIOLOGI Setiap lengkung faring tediri atas sebuh inti jaringan mesoderm, yang disebelah luar ditutupi oleh ektoderm permukaan dan disebelah dalam oleh epitel yang berasal dari entoderm. Selain mesenkim ditempat, tiap-tiap lengkung faring menerima sejumlah besar sel krista yang pindah ke dalam lengkung faring untuk mendukung unsur tulang wajah. Mesoderm lengkung yang asli membentuk susunan otot wajah dan leher, sehingga masing-masing lengkung faring memiliki unsur ototnya sendiri. Setiap unsur otot masing-masing lengkung membawa sarafnya sendiri, dan kemanapun sel-sel otot ini berpindah, sel-sel tersebut akan membawa unsur saraf kranialnya bersamanya. Selain itu, setiap lengkung faring memiliki unsur arterinya masing-masing. Kerangka wajah, hidung dan langit-langit terbentuk dari lengkung faring pertama. Ketika terjadi pembentukan wajah,

description

anatomi wajah

Transcript of anatomi wajah

Page 1: anatomi wajah

ANATOMI WAJAH

Wajah adalah bagian anterior dari kepala, dengan batas kedua telinga di lateral,

dagu di inferior dan garis batas tumbuhnya rambut di superior. Wajah terbentuk dari

tulang belakang dan jaringan lunak yang terletak diatasnya (jaringan otot, jaringan tulang

rawan, pembuluh darah, saraf, pembuluh limfe dan kelenjar-kelenjar), yang secara

bersama-sama memberikan tampilan dan fingsi dari wajah..

EMBRIOLOGI

Setiap lengkung faring tediri atas sebuh inti jaringan mesoderm, yang disebelah

luar ditutupi oleh ektoderm permukaan dan disebelah dalam oleh epitel yang berasal dari

entoderm. Selain mesenkim ditempat, tiap-tiap lengkung faring menerima sejumlah besar

sel krista yang pindah ke dalam lengkung faring untuk mendukung unsur tulang wajah.

Mesoderm lengkung yang asli membentuk susunan otot wajah dan leher, sehingga

masing-masing lengkung faring memiliki unsur ototnya sendiri. Setiap unsur otot

masing-masing lengkung membawa sarafnya sendiri, dan kemanapun sel-sel otot ini

berpindah, sel-sel tersebut akan membawa unsur saraf kranialnya bersamanya. Selain itu,

setiap lengkung faring memiliki unsur arterinya masing-masing.

Kerangka wajah, hidung dan langit-langit terbentuk dari lengkung faring pertama.

Ketika terjadi pembentukan wajah, di bagian tengah terjadi depresi lapisan ektoderm

yang disebut stomodeum yang nantinya menjadi pusat wajah dan berkembang menjadi

mulut. Pada akhir minggu IV terbentuk pasangan-pasangan tonjolan wajah yang terdiri

dari tonjolan maksila, tonjolan mandibula dan tonjolan frontonasal; kesemuanya

mengelilingi stomodeum. Tonjolan maksila dikenal berlokasi didaerah lateral terhadap

stomodeum, sedangkan tonjolan mandibula di kaudal stomodeum. Tonjolan frontonasal

dibentuk oleh proliferasi mesenkim ventral terhadap gelembung-gelembung otak,

merupakan batas atas stomodeum. Di sisi lateralnya, tepat di atas stomodeum, terdapat

penebalan setempat ektoderm permukaan yaitu lempeng hidung.

Rawan lengkung faring I terdiri atas sebuah bagian dorsal yang dikenal sebagai

tonjolan maksila yang meluas ke depan di bawah mata, seerta sebuah bagian ventral yaitu

tonjolan mandibula atau rawan Meckel. Dalam perkembangan selanjutnya, keduanya

Page 2: anatomi wajah

menyusut dan menghilang, kecuali 2 bagian kecil pada ujung dorsal yang menetap

membentuk tulang telinga inkus dan malleus.

Meskipun tonjolan maksila selanjutnya membentuk premaksila, maksila, os

zigomatikus dan sebagian os temporalis melalui pertulangan membranosa. Mandibula

terbentuk sama melalui pertulangan membranosa jaringan mesenkim yang mengelilingi

rawan Meckel. Hanya sebagian kecil rawan Meckel mengalami perubahan jaringan

fibroma. Oleh karena itu, tonjolan maksila dan mandibula sangat mendukung

pembentukan tulang-tulang wajah melalui pertulangan membranosa.

Selama minggu V, dua buah rigi pada tonjolan frontonasal tumbuh cepat

membentuk tonjolan hidung medial dan lateral, disertai pembentukan celah olfaktorius.

Kedua tonjolan tersebut mengelilingi lempeng hidung membentuk dasar sebuah lekuk

yaitu lubang hidung. Tonjolan frontonasal yang berada disebelah kranial stomodeum

menonjol ke bawah membentuk dorsum dan apex dari hidung, septum hidung, filtrum,

premaksila, serta dahi. Tonjolan hidung medial membentuk septum hidung, filtrum dan

premaksila. Tonjolan hidung lateral membentuk bagian lateral hidung. Kelainan yang

mungkin terjadi selama proses pembentukan ini adalah terjadinya kista septum hidung,

absensi hidung dan hidung bifida.

Pada minggu VII ukuran tonjolan maksila di lateral stomodeum semakin

bertambah dan semakin bergerak ke medial, menekan tonjolan hidung medial ke arah

garis tengah. Pada perkembangan selanjutnya celah antara tonjolan hidung medial dan

tonjolan maksila saling menutup dan keduanya menyatu sehingga nantinya terbentuk

pipi, langit-langit, rahang atas selain premaksila, dan bibir atas. Kegagalan proses

penyatuan antara tonjolan maksila dan tonjolan hidung medial menyebabkan terjadinya

celah bibir atas dan bagian anterior maksila.

Tonjolan hidung lateral tidak berperan dalam pembentukan bibir atas, melainkan

membentuk cuping hidung (alae nasi).

Tonjolan mandibula yang terletak kaudal terhadap stomodeum berfungsi di

tengah, membentuk rahang bawah, bibir bawah, dan pipi bagian bawah.

Page 3: anatomi wajah

KULIT WAJAH

Garis kerutan dikulit wajah berjalan membentuk pola kulit bawang dari mulut

sampai ke telinga, sejajar dan bersesuaian dengan sumbu panjang otot yang berada

dibawahnya. Sebaliknya, keriput ketuaan memiliki pola tegak lurus dengan otot

dibawahnya. Jika dilakukan insisi pada wajah, hendaklah dilakukan sejajar dengan garis

kerutan wajah sehongga penyembuhkan luka memberikan parut minimal.

OTOT WAJAH

Berdasarkan embriologinya, otot-otot ekspresi wajah terbentuk dari mesoderm

lengkung faring II. Otot-otot wajah dipersarafi oleh saraf lengkung faring II yaitu nervus

fasialis (N.VII).

Berdasarkan fungsinya, otot-otot wajah diklasifikasikan sebagai otot-otot sfingter

dan otot-otot dilator, kedua jenis otot tersebut mengelilingi orifisium pada wajah (mata,

hidung, mulut) dan memiliki fungsi yang berlawanan. Fungsi keduanya secara silih

berganti mengatur gerakan orifisium pada wajah sehingga terbentuk mimik dan ekspresi

dari wajah.

Otot-otot kelopak mata

M. Orbikularis Okuli terdiri atas 2 bagian yaitu pars palpebralis dan pars orbitalis.

Pars palpebralis terbatas pada kelopak mata, sedangkan pars orbitalis meluas melewati

batas tulang orbita pada wajah. Pars palpebralis terdiri dari serabut yang muncul dari

ligamen palpebra medial, melengkung sepanjang kelopak mata didepan tarsus dan

berinsersi pada raphe palpebra lateralis. Beberapa serabut pada kelopak mata bawah

menempel di medial pada krista lakrimalis posterior dan sakus lakrimalis. Pars orbitalis

berjalan dari krista lakrimalis anterior dan prosesus frontalis maksila. Otot-otot ini

letaknya mendatar melalui dahi dan pipi. Persarafan M. Orbikularis Okuli didapatkan dari

cabang temporalis dan cabang zigomatikus N.VII.

Kontraksi otot pars palpebralis menyebabkan mata tertutup secara lembut atau

menyebabkan gerakan mengedip. Pada gerakan ini bulu mata masih terlihat dan isi sakus

konjungtiva tidak berkurang. Kontraksi otot pars orbitalis menyebabkan alis terletak lebih

rendah. Gerakan ini biasanya terjadi saat akan melindungi mata dari cahaya yang terlalu

Page 4: anatomi wajah

terang. Jika kedua jenis otot berkontraksi bersamaan, mata akan tertutup rapat (strwing up

the eyes) sehingga isi sakus konjungtiva berkurang dan bulu mata tidak terlihat. Air mata

dapat mengalir ke pipi. Pada penutupan mata secara normal, bagian sisi lateral kelopak

mata atas menutup terlebih dahulu daripada sisi medial sehingga memudahkan

penyebaran sekresi kelenjar lakrimal menuju medial (hidung).

M. Levator Palpebra superior termasuk otot penggerak bola mata dan mendapat

persarafan dari nervus trochlearis.

M. Oksipitofrontalis termasuk bagian dari otot kepala dan mendapat persarafan

dari nervus facialis.

Otot-otot cuping hidung.

M. Kompresor Naris berjalan dari maksila dan terletak tranversal pada hidung.

Kontraksi otot ini menyebabkan cuping hidung menyempit.

M. Dilator Nasir berjalan dari maksila dan berinsersi pada alae nasi lateral.

Kontraksi otot ini menyebabkan cuping hidung melebar.

M. Procerus dam M. Levator Labii Superior Alae Nasi jika berkontraksi akan

menyebabkan elevasi hidung namun tidak begitu dapat dilihat secara nyata.

Semua otot cuping hidung mendapat persarafan dari cabang zigomatikus dan

cabang bukalis N. VII.

Otot-otot bibir dan pipi

M Orbikularis Oris terdiri dari serabut intrinsik dan ekstrinsik. Serabut intrinsik

terdiri atas incisive slips dan mental slips, menempel pada tulang dekat garis tengah dan

masing-masing sisi berjalan mengelilingi bibir. Serabut intrinsik ini adalah serabut yang

terdapat dari seluruh serabut M. Orbikularis Oris dan melekat erat pada mukosa bibir.

Serabut ekstrinsik terutama dari M. Bucinator, menyusun sebagian besar M. Orbicularis

Oris. Serabut ini berkumpul disuatu lokasi yang disebut modiolus. Dari modiolus, serabut

teratas dan terbawah menuju bibir atas dan bibir bawah. Serabut yang terletak ditengah

akan mengalami penyilangan, dimana serabut yang terletak diatas menuju bibir bawah

dan demikian sebaliknya. Kontraksi M. OrbikulARIS Oris menyebabkan mulut mengecil

hingga diameter terkecil (seperti saat bersiul). Otot-otot ini mendapat persarafan dari

Page 5: anatomi wajah

cabang bukalis dan cabang mandibularis N VII. Kerusakan cabang N VII misalnya akibat

pembedahan kelenjar submandibula akan menyebabkan tarikan sudut bibir tertinggi.

M Bucinator adalah otot utama pipi yang membentuk batas otot lateral dalam

rongga mulut. Otot ini berorigo pada tonjolan alveolaris mandibula dan maksila serta

kedua raphe pterigomandibula. Serabut otot ini berjalan ke arah sudut mulut dan

bergabung dengan serabut M. Orbikularis Oris melewati bibir atas dan bibir bawah.

Persarafan otot ini didapat dari cabang bukalis N. VII. Otot ini bertanggung jawab atas

gerakan mengunyah dan dibutuhkan untuk mengembalikan bolus makanan dari kantong

pipi ke gigi molar. Otot ini sama sekali tidak menggerakkan rahang. Sebenarnya otot ini

merupakan otot ekspresi muka sesuai persarafan N VII dan tidak dikelompokkan ke

dalam otot-otot pengunyah (otot masseter, temporalis, pterigoid) yang dipersarafi cabang

mandibula nervus trigeminus.

Otot-otot dilator bibir

Terdiri atas kelompok otot yang menyebar dari M. Orbikularis Oris seperti jari-

jari roda. Beberapa otot berinsensi pada bibir, lainnya pada modiolus. Otot-otot ini

dipersarafi cabang bukalis dan cabang mandibula N VII. Kontraksi otot-otot ini

menyebabkan mulut membuka, dan gerakan ini biasanya terjadi secara simultan dengan

gerakan membuka rahang.

M.Levator Labii Superior Alae Nasi berjalan dari prosesus frontalis os maksila dan

berinsersi pada kartilago alae nasi dan bibir atas.

M Levator Labii Superior berjalan dari margo inferior orbita dan berinsersi pada bibir

atas. Otot ini berada di atas foramen tempat keluarnya nervus infraorbita.

M Zigomatikus Minor berjalan dari suara zigomatikomaksila, berkumpul pada

modiolus.

M Zigomatikus Mayor berkumpul pada modiolus.

M Levator Anguli Oris terletak profunda, berjalan dari fossa kanina menuju

modiolus, kemudian keluar kembali sebagai M.Depressor Anguli Oris yang terletak

superfisial.

M Depressor Anguli Oris.

Page 6: anatomi wajah

M Risorius dianggap sebagai perluasan ke atas platisma dan berkumpul pada

modiolus. Terdapat rongga diatas dan dibawah otot ini sehingga pada tempat itu arteri

dan vena fasialis terlihat.

M Depressor Labii Inferior terletak profunda dari M Depresor Anguli Oris, berinsersi

pada bibir bawah.

M Mentalis berjalan dari simfisis mentalis dekat garis tengah lalu turun menuju dagu.

Kontraksi otot ini menyebabkan elevasi dagu dan sering membuat dagu berkerut.

SARAF SENSORIK WAJAH

Kulit wajah dipersarafi oleh ketiga cabang nervus trigeminus, kecuali sebagian

kecil daerag di atas angulus mandibula dan kelenjar parotis yang dipersarafi nervus

aurikularis mayor (C2 dan C3) Nervus oftalmikus mempersarafi regio yang berkembang

dari tonjolan frontonasal, nervus maksilaris, untuk regio yang berkembang dari tonjolan

maksila (lengkung faring I), nervus mandibularis untuk regio yang berkembang dari

tonjolan mandibula (lengkung faring I).

1. Nervus oftalmikus mempersarafi kulit dahi, kelopak mata atas, konjungtiva dan

hidung. Saraf ini memiliki 5 percabangan :

a. Nervus lakrimalis mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak mata bagian

lateral.

b. Nervus supraorbitalis terdapat di tepi atas orbita pada takik supraorbita. Beberapa

cabangnya mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak mata atas bagian tengah

serta kulit dahi.

c. Nervus supratroklearis terdapat ditepi atas orbita lebih medial dari saraf

supraorbital. Beberapa cabangnya mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak

mata atas bagian medial serta kulit dahi bagian bawah.

d. Nervus infratroklearis meniggalkan orbita di bawah M.Oblikus superior,

mempersarafi kulit dan konjungtiva kelopak mata atas bagian medial serta

hidung.

e. Nervus nasalis eksterna meninggalkan hidung dan keluar diantara os nasal dan

kartilago nasal. Saraf ini mempersarafi kulit hidung sampai je ujung hidung.

Page 7: anatomi wajah

2. Nervus maksilaris mempersarafi kulit hidung bagian posterior, bagian bawah kelopak

mata, pipi, bibir atas dan sisi lateral orbita. Saraf ini memiliki 3 percabangan :

a. Nervus infraorbitalis merupakan lanjutan nervus maksilaris yang memasuki orbita

dan muncul di wajah melalui foramen infraorbita. Cabang-cabangnya

mempersarafi kelopak mata bawah, pipi, sisi lateral hidung dan bibir atas.

b. Nervus zigomatikofasialis memasuki wajah melalui lubang kecil pada sisi lateral

os zigomatikum, mempersarafi kulit di atas tonjolan pipi.

c. Nervus zigomatikotemporalis keluar dari fosa temporalis melalui lubang kecil

pada sisi posterior os zigomatikum, mempersarafi kulit di atas temporal.

3. Nervus mandibularis mempersarafi kulit bibir bawah, bagian bawah wajah, daerah

temporal dan sebagian aurikula, kemudian saraf ini menarik ke arah sisi kulit kepala.

Saraf ini memiliki 3 percabangan :

1. Nervus mentalis keluar dari foramen mandibula dan mempersarafi kulit bibit

bawah dan dagu.

2. Nervus bukalis keluar dari bawah otot masseter sisi anterior, mempersarafi kulit

bagian pipi.

3. Nervus aurikulotemporalis naik dari tepi atas kelenjar parotis antara pembuluh

darah temporal superfisial dan aurikula, mempersarafi kulit aurikula, meatus

auditorius eksterna, permukaan luar membran timpani dan kulit kepala di atas

aurikula.

SARAF MOTORIS WAJAH

Semua otot wajah yang tersebut diatas dipersarafi oleh cabang-cabang nervus

fasialis. Saraf ini tidak mengandung serabut sensoris untuk wajah. Saraf proprioseptif

yang diterima otot wajah berasal dari cabang kutaneus nervus trigeminus yang

mempersarafi kulit di atas otot bersangkutan.

Nervus fasialis keluar dari basis kranii melalui foramen stilomastoideus, di dekat

origo M. Digastrikus venter posterior. Sepanjang perjalanannya, saraf ini memberikan

percabangan sebagai berikut :

1. Nervus aurikularis posterior berjalan ke atas di belakang telinga, mempeersarafi

bagian oksipital M.Oksipitofrontalis.

Page 8: anatomi wajah

2. Cabang muskular yang mempersarafi M.Digastrikus venter posterior dan

M.Stilohyoid. selanjutnya saraf ini berlanjut sampai mencapai sisi poosteromedial

kelenjar parotis.

3. Sebelum memasuki kelenjar parotis, saraf ini bercabang menjadi nervus

temporozigomarikus di sebelah atas, dan nervus servikofasialis di bagian bawah.

Dalam kelenjar parotis cabang-cabang tadi membentuk jalinan dan saat keluar

dari kelenjar parotis sudah menjadi 5 cabang akhir nervus fasialis :

a. Cabang temporal, keluar dari tepi atas kelenjar parotis, mempersarafi

aurikular anterior-superior, sebagian frontalis. Fungsi mengerutkan dahi.

b. Cabang zigomatikus atas dan bawah yang masing-masing berjalan di atas dan

bawah mata, mempersarafi frontalis dan bagian atas M.Orbikularis Okuli dan

otot-otot bawah mata.

c. Cabang bukalis mempersarafi M.Bucinator dan serabut otot bibir atas.

d. Cabang mandibularis marginal mempersarafi serabut otot bibir bawah.

e. Cabang servikalis berjalan vertikal ke bawah dari tepi bawah kelenjar parotis,

mempersarafi platisma.

PEMBULUH ARTERI WAJAH

Wajah banyak menerima aliran darah dari 2 pembuluh arteri utama yaitu arteri

fasialis dan arteri temporalis superfisial.

Arteri fasialis adalah cabang submandibula, arteri ini melengkung sepanjang tepi

inferior korpus mandibula pada sisi anterior otot masseter. Di lokasi ini, denyut arteri

dapat teraba jelas. Arteri ini lalu berjalan naik dan berkelok menuju sudur mulut, dilapisi

oleh platisma dan otot risorius. Arteri ini masih naik lagi di bawah otot zigomatikus dan

M.Levator Labii Superior, berjalan sepanjang sisi hidung menuju sudut medial mata

kemudian beranastomosis dengan cabang arteri oftalmikus. Sepanjang perjalanannya,

arteri ini mempercabangkan :

1. Arteri submentalis keluar setinggi tepi bawah korpus mandibula kemudian berjalan ke

depan sepanjang tepi bawah mandibula, memperdarahi kulit dagu dan bibir bawah.

Page 9: anatomi wajah

2. Arteri Labialis inferior keluar dari dekat sudut mulut kemudian berjalan ke arah

medial pada bibir bawah dan mengadakan endo-to-end anastomosis dengan arteri

sejenis kontra lateralnya.

3. Arteri Labialis Superior keluar dari mulut kemudian berjalan ke arah medial pada

bibir atas, memiliki cabang yang menuju septum dan alae nadi.

4. Arteri Nasalis Lateral keluar saar arteri fasilais berjalan naik sepanjang sisi hidung,

memperdarahi kulit hidung.

Arteri temporalis superfisialis adalah cabang terminal arteri karotis eksterna setinggi

kelenjar parotis, arteri ini menaik hingga mencapai depan aurikula, mempersarafi regio

temporal dan kulit kepala. Arteri fasialis transversa merupakan cabang arteri temporalis

superfisialis yang berawal dari kelenjar parotis, berjalan ke depan menyilang pipi.

Arteri supraorbitalis dan arteri supratroklearis merupakan cabang arteri oftalmikus

yang memperdarahi kulit dahi. Pada kulit kepala, kedua jenis arteri ini bernastomosis

dengan arteri temporalis superfisialis membentuk hubungan sistem karotis interna dan

eksterna.

PEMBULUH VENA WAJAH

Aliran darah balik dari regio frontal dibawa oleh supraorbital dan vena

supratroklear, melewati sisi medial kantus, kemudian bergabung membentuk vena

angularis. Selanjutnya vena angularis disebut vena fasialis, berjalan bersama arteri

fasialis sampai suatu titik di bawah tepi inferior mandibula, kemudian menembus fasia

servikalis profunda untuk bergabung dengan cabang anterior vena retromandibula.

Aliran darah balik dari regio temporal dibawa oleh cabang-cabang vena

temporalis superfisial. Selanjutnya vena ini bergabung dengan vena maksilaris dari

pleksus pterigoideus membentuk vena retromandibula yang berjalan ke bawah melewati

kelenjar parotis. Pada saat keluar dari sisi bawah kelenjar parotis, vena retromandibula

bercabang menjadi cabang anterior dan cabang posterior. Cabang anterior bergabung

dengan vena fasialis bermuara ke vena jugularis interna. Cabang posterior menembus

fasia servikalis profunda dan bergabung dengan vena aurikularis posterior berujung pada

vena jugularis eksterna.

Page 10: anatomi wajah

Anastomosis vena-vena wajah dengan vena-vena otak :

Disudut medial mata vena fasialis beranastomosis dengan vena oftalmika dan

bermuara pada sinus kavernosus otak.

Vena fasialis profunda cabang vena fasialis beranastomosis dengan pleksus

pterigoideus, dimana pleksus ini dihubungkan dengan sinus kavernous oleh vena

yang melewati foramen ovale.

ALIRAN LIMFE WAJAH

Aliran limfe dari dahi dan bagian anterior wajah bermuara pada kelenjar getah

bening submandibula. Aliran limfe dari sisi-sisi lateral wajah termasuk sisi lateral

kelopak-kelopak mata bermuara pada kelenjar getah bening parotis. Aliran limfe dari

bagian medial bibir bawah dan kulit dagu bermuara pada kelenjar getah bening

submental.

Referensi :

1. Sadler TW head and neck. In : Sadler TW editor. Langeman’s medical embryology

5th edition. Baltimore : Williams & Wilkins, 1985 ; p281 – 308.

2. McMinn RMH. Face. In : McMinn RMH (editor). Last’s anatomy : regional and

applied. 9th edition. London : Churchill-Livingstone, 1994 : p445-53.

3. Anderson JE (editor). Grant’s atlas of anatomy. 8th edition. Baltimore : Williams &

Wilkins, 1983.

4. Staubesand J (editor). Atlas anatomi manusia Sobota. Edisi ke-19.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1989.