ANATOMI MARMUT

12
ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus) Oleh : Nama : Dian Kusumawardani NIM : B1J013053 Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Sumana LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2014

description

struktur hewan

Transcript of ANATOMI MARMUT

Page 1: ANATOMI MARMUT

ANATOMI MARMUT (Cavia porcellus)

Oleh :

Nama : Dian Kusumawardani NIM : B1J013053 Rombongan : III Kelompok : 1 Asisten : Sumana

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI

PURWOKERTO

2014

Page 2: ANATOMI MARMUT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mamalia merupakan kelompok tertinggi dalam dunia hewan. Salah satu contoh

hewan mamalia adalah Marmut (Cavia porcellus). Tubuh Marmut hampir semuanya

tertutup oleh rambut pada kulitnya. Cavia porcellus merupakan anggota mamalia yang

berordo rodentia, yaitu ordo hewan pengerat. Hewan ini mempunyai kaki depan yang

berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan bercakar, namun tidak memiliki taring.

Cavia porcellus mempunyai badan pendek, kuat, dan bertelinga pendek (Brotoatmojo,

1990).

Marmut merupakan salah satu hewan yang banyak dipelihara oleh manusia serta

dapat digunakan sebagai bahan makanan karena mengandung protein hewani yang

berguna bagi pertumbuhan tubuh. Marmut mempunyai glandula mammae yang

menghasilkan air susu yang diberikan kepada anak-anaknya. Kelenjar susu akan

berkembang dan fungsi sekresinya meningkat pada hewan betina dewasa. Masa

mengandungnya cukup lama yaitu sembilan minggu. Hewan ini paling banyak makan sayur-

sayuran tetapi ada juga yang makan rumput. Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak

terpengaruh oleh lingkungan luar (homoitermis) sebab didukung oleh rambut yang tumbuh

di seluruh tubuhnya (Kimball, 1986).

Marmut mempunyai suhu tubuh tetap, tidak terpengaruh terhadap lingkungan luar

(homoitermis) dimana mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya apabila suhu

lingkungan tidak kurang dari 180C dan tidak lebih dari 400C karena didukung oleh rambut

yang tumbuh diseluruh tubuhnya. Kulit banyak mengandung kelenjar yaitu kelenjar

sebacius, keringat, bau, dan susu. Tubuhnya terdiri dari caput, truncus, cervix, extrimitas

dan cauda yang tumbuh rudimen. Caput dihubungkan oleh truncus dan leher. Hewan ini

mempunyai kaki depan yang berjari lima, kaki belakang dengan empat jari dan bercakar,

namun tidak memiliki taring. Cavia porcellus mempunyai badan pendek, kuat, dan

bertelinga pendek (Manter dan Miller, 1959).

Praktikum kali ini menggunakan Marmut (Cavia porcellus) sebagai salah satu

spesies yang mewakili kelas mamalia. Marmut dipilih karena selain mudah didapat, juga

tidak berbahaya. Ukuran tubuhnya cukup besar dan mudah dipelajari, serta organ-organ

tubuhnya lengkap dan mudah untuk di pelajari dan diamati.

Page 3: ANATOMI MARMUT

B. Tujuan

Tujuan dari acara praktikum kali ini adalah untuk mengamati dan mempelajari

morfologi dan anatomi marmut (Cavia Porcellus).

Page 4: ANATOMI MARMUT

II. TINJAUAN PUSTAKA

Mamalia adalah vertebrata yang tubuhnya tertutupi oleh rambut. Kelenjar

mammae pada hewan betina tumbuh baik untuk menyusui anaknya. Anggota gerak depan

dapat bermodifikasi untuk berlari, menggali lubang, berenang dan terbang. Kulit Mamalia

terdapat kelenjar keringat dan kelenjar minyak (Brotoatmojo, 1990). Mamalia dibedakan

atas caput, truncus dan cauda yang tumbuh rudimen. Caput dihubungkan dengan truncus

oleh leher, rongga thorak dan carvum pericardi. Skeleton humanium dapat dibagi dalam

skeleton trunci, cingulum membri inferioris dan skeleton membri liberi (Radiopoetro, 1990).

Bentuk tubuh mamalia bermacam-macam dan dapat dibagi menjadi caput, cervix,

dan truncus (Marter, 1989). Tubuh mamalia diisolasi oleh pembungkus yaitu rambut.

Pembuluh darah vena dan arteri mamalia terpisah sempurna oleh karena suhu tubuhnya

dapat diatur. Melalui sistem ini maka rata-rata metabolismenya tinggi karena

dibutuhkannya banyak makanan (Jasin, 1989).

Tubuh mamalia dilindungi oleh rambut-rambut. Kulitnya mengandung bermacam-

macam kelenjar. Bagian paru-paru dalam mamalia terdapat alveolus yang bentuk dan

besarnya berbeda-beda dalam dua induk (heterodon). Jantung terbagi menjadi enpat

ruangan dengan sekat-sekat yang sempurna. Lengkung aorta hanya satu, yaitu di sebelah

kiri. Paru-paru relatif besar dan hanya terdapat dalam rongga dada. Sekat rongga tubuh

yaitu diafragma yang terletak antara rongga dan perut (Djuhanda, 1982).

Klasifikasi Cavia porcellus menurut Radiopoetro (1977) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Superclass : Tetrapoda

Class : Mammalia

Subclass : Theria

Infraclass : Eutharia

Ordo : Rodentia

Familia : Cavidae

Genus : Cavia

Species : Cavia porcellus

Klasifikasi Cavia porcellus termasuk ke dalam infraclass eutharia yaitu hewan-hewan

yang disebut “mamalia berplasenta”. Istilah ini tidak dibenarkan karena plasenta adalah

organ yang menyempurnakan pertukaran fisiologis antara induk dan fetus. Pembuluh-

Page 5: ANATOMI MARMUT

pembuluh darah eutharia terdapat pada selaput allanthois dan beberapa eutharia tidak

memiliki peredaran darah allanthois. Cavia porsellus termasuk ordo rodentia, dimana

rodentia merupakan salah satu ordo dalam kelas mamalia yang paling besar (Hildebrand,

1984).

Marmut (Cavia porcellus) termasuk ordo Rodentia. Rodentia merupakan anggota

mamalia yang mengalami kesuksesan dari semua mamalia yang ada dalam satu spesies,

jumlahnya kira-kira 300 jenis. Cavia porcellus merupakan hewan pengerat, makanannya

tumbuh-tumbuhan dan mempunyai gigi pemotong seperti pahat yang berguna untuk

pemotong dan mengerat. Marmut termasuk hewan herbivora dan mempunyai sebuah

caecum yang besar yang tumbuh sempurna dan berfungsi untuk menyimpan makanan.

Mamalia khususnya marmut mempunyai glandula mammae yang menghasilkan susu yang

diberikan kepada anaknya sebagai minuman pertama setelah lahir (Radiopoetro, 1977).

Marmut (Cavia porcellus) tubuhnya tersusun oleh caput, cervix, truncus, ekstrimitas

posterior dan anterior dan caudal yang tumbuh rudiment (Manter dan Miller, 1959). Caput

dan truncus dihubungkan oleh cervix (leher). Kaki depan lebih pendek daripada bagian

belakang dan berfungsi untuk memegang makanan. Cavia porcellus juga memiliki pina

auricula (daun telinga), memiliki dentes incisivus yang terdapat pada tiap belah rahang dan

berbentuk pahat, tidak memiliki dentes canini, jumlah dentes premolars dan dentes molars

ialah relatif (Walters, 1959). Tubuh marmut diisolasi oleh pembungkus (rambut dan

subcutan yang berlemak), dengan sistem ini maka metabolismenya tinggi dan akibatnya

dibutuhkan banyak makan (Jasin, 1989).

Cavia porcellus menarik lawan jenisnya dengan cara menyebarkan bau yang

terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau vulva, peristiwa ini

disebut hedonik (Hadikaswoto, 1982). Marmut jantan dan betina mudah dibedakan secara

morfologi. Biasanya ukuran tubuh hewan jantan lebih besar dari pada ukuran hewan

betina. Hewan jantan terdapat penis, pada ujungnya terdapat glans penis (kepala penis)

yang diselubungi kulit lepas yang disebut praeputium, sedangkan pada hewan betina

terdapat clitoris dan vulva yang terletak posterior dari clitoris (Patten, 1985).

Marmut (Cavia porcellus) merupakan hewan pentadactil (memiliki jari-jari yang

bercakar), lengan bawah dapat pronasi dan suprinasi. Hewan ini tidak berekor. Uterusnya

bertipe dupleks, merupakan tipe yang paling primitif dimana bagian kanan dan kiri uterus

terpisah oleh adanya vagina pada hewan betina (Radiopoetro, 1986).

Cavia porcellus mempunyai 2 anggota badan. Jantungnya terdiri dari 4 ruang

masing-masing terpisah yang terdiri dari 2 atrium dan 2 ventrikel. Cavia porcellus termasuk

hewan homoiterm (suhu tubuh tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan). Bagian tubuh

Page 6: ANATOMI MARMUT

luar Cavia porcellus terdiri dari nares externa, labium inferior, labium superior, palpebra

superior, membran nictitans, crenalia, dan ekstrimitas caudalis (Radiopoetro, 1986).

Page 7: ANATOMI MARMUT

III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum adalah bak preparat, pinset, pisau

dan gunting bedah.

Bahan-bahan yang digunakan adalah Marmut (Cavia porcellus), air kran, tissue dan

kloroform.

B. Metode

Metode yang digunakan pada acara praktikum kali ini adalah sebagai berikut :

1. Cavia porcellus dibius menggunakan kloroform sampai mati lemas.

2. Rambut-rambut pada bagian ventral dibasahi agar pada waktu pembedahan rambut-

rambut tersebut tidak beterbangan.

3. Kulit dipotong menggunakan gunting mulai dari posterior di muka penis atau clitoris

menuju ke anterior mengikuti garis medioventral badan sampai ke ujung mandibula.

4. Kulit dibuka ke samping sampai otot-otot daerah abdomen dan thorax terlihat.

5. Pembedahan daerah abdomen dimulai dari daerah inguinal menuju anterior mengikuti

garis medan badan kemudian dilanjutkan ke lateral menyusuri diafragma sehingga otot

daerah abdomen dapat dikuakkan dan organ-organ yang ada pada rongga abdomen

dapat terlihat.

6. Pembedahan dilanjutkan dengan pemotongan rusuk-rusuk di kiri sternum, pada bagian

anterior sampai daerah ketiak, bagian posterior digunting lateral menyusuri diafragma

kemudian bagian-bagian thorax diamati.

7. Pengamatan pada bagian-bagian dalam tubuh marmut dapat dilihat dengan jelas

dengan cara merentangkan bagian saluran pencernaan dan saluran urogenitalia dari

marmut.

8. Organ-organ yang terlihat diamati dan dituliskan sebagai keterangan pada gambar yang

ada pada diktat praktikum.

Page 8: ANATOMI MARMUT

B. Pembahasan

Hasil pengamatan anatomi Marmut (Cavia porcellus) didapatkan hasil bahwa

morfologi tubuh Marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus),

extrimitas (anggota badan) dan untuk cauda (ekor) tumbuh rudiment. Seluruh tubuh

Marmut ditutupi oleh rambut yang merupakan karakteristik mammalia. Daerah kepala

terdiri atas rima oris (mulut), nares externa, mata dan telinga. Daerah anggota badan

terbagi menjadi thorax (dada), extrimitas anterior (kaki depan) yang berjari (digiti) empat,

abdomen (perut), dan extrimitas posterior (kaki belakang) yang berjari (digiti) tiga. Daerah

ekor tumbuh rudimen. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Hildebrand (1995), bahwa

tubuh Marmut dibungkus oleh kulit yang berbulu dan terdiri atas caput, cervix, truncus, dan

cauda yang tumbuh rudimenter. Caput terdiri atas rima oris yang dibatasi oleh labium

superior dan labium inferior. Organon visus memiliki pelpebra superior dan pelpebra

inferior. Bagian belakang organon visus terdapat pina auricula (daun telinga) sebagai

sebagai corong dari porus auticus externa yang selanjutnya ke alat pendengaran.

Kepala Cavia porcellus terdapat mulut yang sebelah depannya dibatasi oleh bibir

atas dan bawah. Bibir atas di tengahnya bercelah, sehingga gigi serinya dapat terlihat dari

luar, hal ini merupakan ciri rodentia. Mulut Marmut pada bagian atasnya terdapat lubang

hidung dan di sekitar mulut. Hidung memiliki rambut-rambut peraba (vibrisae). Mata

Marmut ada sepasang yang dilengkapi dengan kelopak mata (Djuhanda, 1982).

Rambut pada mamalia termasuk Cavia porcellus menutupi hampir seluruh tubuh

kecuali telapak kaki, kuku, glans penis, hubungan muko cutaneus dan puting susu pada

beberapa spesies. Kuku bersifat lentur, menghasilkan bentuk keratin oleh folikel rambut.

Folikel rambut terbentuk dari pertumbuhan ectoderm ke mesoderm embrio di bawahnya.

Pertumbuhan ke bawah pada epitel terbentuk saluran dari sel-sel sekitarnya berdiferensiasi

menjadi beberapa lapis atau selubung yang mengelilingi akar rambut (Dellman, 1992).

Marmut (Cavia porcellus) termasuk mamalia yaitu hewan yang memiliki kelenjar

mammae untuk menyusui anaknya sebagai makanan pertama setelah mereka dilahirkan.

Marmut (Cavia porcellus) mempunyai sifat yang spesifik yaitu mempunyai ekor yang

menonjol. Marmut menarik lawan jenisnya dengan cara menyebarkan kelenjar bau.

Kelenjar bau tersebut terdapat pada lekuk pirenium yang letaknya posterior dari penis atau

vulva, perilaku ini disebut hedonik. Ciri lain dari mamalia adalah tubuhnya dilindungi oleh

rambut, kulit mengandung bermacam-macam kelenjar, jari kaki mempunyai cakar, kuku

dan telapak (Brotowidjoyo, 1990).

Page 9: ANATOMI MARMUT

Sistem pernapasan Cavia porcellus terdiri dari trachea, broncus dan paru-paru.

Trachea disokong oleh cincin-cincin rawan yang terbuka pada bagian dorsalnya, bekerja

sebagai saluran napas. Pangkal dari trachea berupa rongga yang disebut larink. Cabang dari

trachea adalah broncus, yang kemudian membentuk percabangan lagi disebut bronchioli.

Paru-paru terdiri dari beberapa lobi, terdapat dalam rongga pleural, selaput yang

membungkusnya disebut pleura (Djuhanda, 1980).

Sistem respirasi Marmut meliputi larynx (lekum), untuk mencegah masuknya cairan

atau benda ke dalam trachea (jalan nafas). Bagian dari larynx terdiri dari epiglottis (klep

lekum), berupa struktur lawan yang terulur dari bagian medio dorsal larynx sebelah

anterior. Cartilago thyroidae, lawan larynx yang besar dan bentuknya menyerupai suatu

perisai yang berbentuk U. Cartilago crycoidae, letaknya di sebelah cartilago thyroidae dan

cartilago crythaenoidae, sepasang rawan-rawan yang agak memanjang. Trachea, tersusun

oleh cincin-cincin rawan sebagai lanjutan dari larynx dan pulmo (paru-paru), merupakan

tempat berkumpulnya bronchiolus dan alveoli (Prawirohartono, 1993).

Sistem pencernaan makanan pada Marmut terdiri atas saluran pencernaan

makanan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan makanan terdiri atas rongga mulut,

faring, kerongkongan, lambung, usus halus atau intestine yang terdiri atas jejunum dan

illeum, usus buntu (caecum) berbentuk kantung besar yang di dalamnya terjadi pencernaan

selulosa oleh bakteri dan protozoa karena jenis makanannya berupa tumbuhan yang

mengandung selulosa yang sulit dicerna, gastrum terdiri dari tiga bagian, yaitu pars cardia,

fundus dan pars pylorica. Gastrum mempunyai kelenjar yang menghasilkan HCl dan pepsin.

Colon (usus besar) yang terbagi menjadi empat bagian yaitu colon ascenden yang mengarah

ke atas, colon transversum yang mengarah melintang, colon descenden yang mengarah ke

bawah dan colon sigmoideum yang merupakan colon terakhir. Serta rectum dan anus.

Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar pada mucosa usus halus, pancreas,

hepar, dan empedu (Mulyono, 1989).

Lambung pada Marmut berbentuk cembung dan cekung. Bagian cembung biasanya

disebut curvatura mayor, sedangkan yang cekung disebut curvatura minor. Caecum tumbuh

dengan sempurna, bagian yang berbentuk seperti kantung-kantung disebut haustrae,

sedangkan lapisan yang membatasinya disebut incisura. Sebelah kiri kanan dari caecum

tampak urat yang bentukya seperti pita disebut taenia (Dellman, 1992).

Sistem urogenitalis pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem

genitalia. Sistem eksresi pada Marmut (Cavia porcellus) berupa ginjal yang berbentuk

seperti biji kacang, ruang median ginjal yang disebut pelvis renalis berhubungan dengan

kandung kemih melalui ureter. Dari kandung kemih mengeluarkan uretra yang akan

Page 10: ANATOMI MARMUT

mengeluarkan urin melalui saluran urin. Mammalia dominan sudah memiliki saluran yang

terpisah, tidak seperti hewan vertebrata lain yang menggunakan kloaka. Marmut memiliki

saluran pembuangan sisa pencernaan melalui anus, urin melalui uretra, dan saluran

reproduksi melalui vagina dan penis (Brotowidjoyo, 1993).

Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang testis yang

bentuknya bulat telur berwarna putih, terletak dalam rongga perut. Epididymis terdiri dari

caput, corpus, dan cauda epididymis. Ductus defferens berupa saluran berjalan disebelah

dorsal dari kantung urin dan bermuara pada ductus spermaticus yang terdapat pada batang

penis (Storer dan Usinger, 1961). Sepasang pappila mammae (muara glandula mammae)

terletak diantara kaki belakangnya, namun pada hewan jantan, glandula mammae tidak

melakukan sekresi. Bagian belakang penis terdapat lekuk pirenium yang merupakan

lekukan yang dalam dan nampak selalu kotor. Lekuk ini merupakan tempat bermuara

kelenjar bau yang digunakan sebagai tanda pengenal spesies dan hedonik atau pemikat

lawan jenis (Brotowidjoyo, 1990).

Mamalia betina memiliki ovarium yang terletak di belakang ginjal. Ujung lateral

ovarium terdapat saluran yang disebut osteum yang menuju oviduct. Saluran ini berlanjut

sebagai kantung tebal yang merupakan tanduk dari uterus, kedua tanduk menyatu pada

bagian posterior sebagai badan uterus, dimana vagina terletak diantara kopulasi (Storer

dan Usinger, 1951).

Page 11: ANATOMI MARMUT

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan pembahasan hasil praktikum anatomi Marmut (Cavia

porcellus) yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Morfologi tubuh Marmut terdiri atas kepala (caput), leher (cervix), badan (truncus),

extrimitas (anggota badan) dan untuk cauda (ekor) tumbuh rudiment.

2. Sistem pencernaan makanan pada Marmut terdiri atas saluran pencernaan makanan

dan kelenjar pencernaan.

3. Saluran pencernaan pada Marmut terdiri atas rongga mulut, faring, kerongkongan,

lambung, usus halus atau intestine yang terdiri atas jejunum dan illeum, usus buntu

(caecum), gastrum, colon, rectum dan anus.

4. Kelenjar pencernaan pada Marmut terdiri atas kelenjar ludah, kelenjar pada mucosa

usus halus, pancreas, hepar, dan empedu.

5. Sistem urogenitalis pada Cavia porcellus meliputi sistem ekskresi dan sistem genitalia.

6. Sistem eksresi pada Marmut (Cavia porcellus) berupa ginjal yang berbentuk seperti biji

kacang, dan sistem eksresinya selain terdapat ginjal juga terdapat ureter, vesica

urinaria, uretra, saluran pembuangan melalui anus dan urin melalui uretra dan

reproduksi melalui vagina dan penis.

7. Sistem genitalia Cavia porcellus jantan dibangun oleh sepasang testis, epididymis,

ductus defferens, dan uretra.

8. Sistem genitalia Cavia porcellus betina terdiri atas sepasang ovarium, tuba falopii,

uterus, dan vagina.

B. Saran

Saran untuk praktikan sebaiknya para praktikan memanfaatkan waktu praktikum

dengan baik dan harus benar-benar mempelajari segala hal yang didapat dan dipelajari

ketika praktikum berlangsung. Saran untuk laboran, sebaiknya alat-alat dan bahan yang

akan digunakan untuk praktikum disiapkan lebih lengkap dan tetap dijaga kebersihannya.

Saran untuk asisten yaitu, saya sebagai praktikan berharap mendapat pengarahan yang

maksimal sehingga bisa melaksanakan praktikum dan memperoleh tujuan dari praktium

dan Alhamdulillah sudah didapatkan, terimakasih kak sudah membimbing saya dan teman-

teman selompok yang lainnya atas semua bimbingan dan pengarahan serta ilmu yang

bermafaat yang diberikan selama seluruh rangkaian acara praktikum struktur hewan.

Page 12: ANATOMI MARMUT

DAFTAR REFERENSI

Brotoatmojo, M. D. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M. D. 1990. Zoologi Dasar . Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M. D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Dellman, H. D. and Ester, M. B. 1992. Buku teks Histologi Veteriner . Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Djuhanda , T. 1980. Anatomi dari Empat Spesies Hewan Vertebrata. Armico, Bandung.

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata jilid I . Armico, Bandung.

Hadikaswoto. 1982. Zoologi Umum. Alumni, Bandung.

Hildebrand, M. 1984. Analysis of Vertebrate Structure Second Edition. Jhon Wiley & Sons, New York.

Hildebrand, M. 1995. Analisis of Vertebrata Structure. John Wiley and Son, Inc, NewYork.

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya,Surabaya.

Kimball, J. W. 1986. Biologi jilid II. Erlangga, Jakarta.

Manter, H. W. and Miller. 1959. Introduction to Zoology. Harper and Brothers, New York.

Mulyono, S. 1989. Biologi. Setiaji, Surakarta.

Patten, B. M. 1985. Introduction of Embriology. Graw Hill Company, New York.

Prawirohartono, S. 1993. Biologi. Yudhistira, Jakarta.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1986. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1990. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Storer, and Usinger. 1951. Elemen of Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc., London.

Storer, and Usinger. 1961. General Zoology. McGraw-Hill Book Company, Inc., London.

Walter, H. E, Leonard P. Sayles. 1959. Biology of the Vertebrates. The Macmilan Company, New York.