Anatomi Kolon Dan Rektum

14
ANATOMI KOLON DAN REKTUM Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon transversum, kolon descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus. Mukosa usus besar terdiri dari epitel selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisan submukosa tidak mempunyai kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. Lapisan serosa membentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut appendices epiploicae. Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar limfa, terdapat lipatan-lipatan yaitu plica semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan submukosa ikut pula lapisan otot sirkuler. Diantara dua plica semilunares

description

new

Transcript of Anatomi Kolon Dan Rektum

Page 1: Anatomi Kolon Dan Rektum

ANATOMI KOLON DAN REKTUM

Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon transversum, kolon

descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus. Mukosa usus besar terdiri dari epitel

selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar dengan banyak sel goblet, pada lapisan

submukosa tidak mempunyai kelenjar. Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar

longitudinal yang terkumpul pada tiga tempat membentuk taenia koli. Lapisan serosa

membentuk tonjolan tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut appendices epiploicae.

Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar limfa, terdapat lipatan-lipatan yaitu

plica semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan submukosa ikut pula lapisan otot

sirkuler. Diantara dua plica semilunares terdapat saku yang disebut haustra coli, yang mungkin

disebabkan oleh adanya taenia coli atau kontraksi otot sirkuler. Letak haustra in vivo dapat

berpindah pindah atau menghilang.

Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterica superior dan arteri

mesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti periarcaden, yang memberi cabang-

cabang vasa recta pada dinding usus. Yang membentuk marginal arteri adalah arteri ileocolica,

Page 2: Anatomi Kolon Dan Rektum

arteri colica dextra, arteri colica media, arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae. Hanya arteri

ciloca sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior,

sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya pembuluh darah berjalan

retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri sigmoidae yang terdapat didalam mesocolon

transversum dan mesosigmoid. Seringkali arteri colica dextra membentuk pangkal yang sama

dengan arteri colica media atau dengan arteri ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti

pembuluh darah arteri untuk menuju ke vena mesenterica superior dan arteri mesenterica inferior

yang bermuara ke dalam vena porta. Aliran limfe mengalir menuju ke Lnn. ileocolica, Lnn.

colica dextra, Lnn. colica media, Lnn. colica sinistra dan Lnn. mesenterica inferior. Kemudian

mengikuti pembuluh darah menuju truncus intestinalis.

Colon ascendens panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada fossa iliaca dextra sampai

flexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen sebelah kanan, terletak di sebelah ventral ren

dextra, hanya bagian ventral ditutup peritoneum visceral. Jadi letak colon ascendens ini

retroperitoneal, kadang kadang dinding dorsalnya langsung melekat pada dinding dorsal

abdomen yang ditempati muskulus quadratus lumborum dan ren dextra. Arterialisasi colon

ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic dextra yang berasal dari arteri mesentrica

superior.

Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli dextra sampai flexura

coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan duodenum dan pankreas di sebelah

dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas. Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi daripada

yang kanan yaitu pada polus cranialis ren sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile.

Flexura coli dextra erat hubunganya dengan facies visceralis hepar (lobus dextra bagian caudal)

yang terletak di sebelah ventralnya. Arterialisasi didapat dari cabang cabang arteri colica media.

Arterialisasi colon transversum didapat dari arteri colica media yang berasal dari arteri

mesenterica superior pada 2/3 proksimal, sedangkan 1/3 distal dari colon transversum mendapat

arterialisasi dari arteri colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica inferior.

Page 3: Anatomi Kolon Dan Rektum

Gambar: Arteri Mesenterica Superior

Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi colon transversum

sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon transversa disebut radix mesokolon

transversa, yang berjalan dari flexura coli sinistra sampai flexura coli dextra. Lapisan cranial

mesokolon transversa ini melekat pada omentum majus dan disebut ligamentum gastro (meso)

colica, sedangkan lapisan caudal melekat pada pankreas dan duodenum, didalamnya berisi

pembuluh darah, limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon transversum inilah yang

menyebabkan letak dari colon transversum sangat bervariasi, dan kadangkala mencapai pelvis.

Page 4: Anatomi Kolon Dan Rektum

Gambar: Arteri Mesenterica Inferior

Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca

sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak retroperitoneal karena hanya dinding ventral

saja yang diliputi peritoneum, terletak pada muskulus quadratus lumborum dan erat

hubungannya dengan ren sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang-cabang arteri colica sinistra

dan cabang arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior.

Colon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya intraperi toneal, dan terletak

didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid mempunyai perlekatan yang variabel pada

fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid membentuk lipatan-lipatan yang tergantung isinya didalam

lumen, bila terisi penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam cavum pelvis melalui aditus

pelvis, bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan akhirnya ke

dorsal lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada dinding mediodorsal pada

aditus pelvis di sebelah depan os sacrum. Arterialisasi didapat dari cabang- cabang arteri

sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena

Page 5: Anatomi Kolon Dan Rektum

yang terpenting adalah adanya anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior dengan vena

haemorrhoidalis medius dan inferior, dari ketiga vena ini yang bermuara kedalam vena porta

melalui vena mesenterica inferior hanya vena haemorrhoidalis superior, sedangkan yang lain

menuju vena iliaca interna. Jadi terdapat hubungan antara vena parietal (vena iliaca interna) dan

vena visceral (vena porta) yang penting bila terjadi pembendungan pada aliran vena porta

misalnya pada penyakit hepar sehingga mengganggu aliran darah portal. Mesosigmoideum

mempunyai radix yang berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan

percabangan arteri iliaca communis sinistra menjadi cabang-cabangnya, dan diantara kaki-kaki

huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.

Lapisan otot longitudinal kolon membentuk tiga buah pita, yang disebut tenia* (tenia; taenia =

pita) yang lebih pendek dari kolon itu sendiri sehingga kolon berlipat-lipat dan berbentuk seperti

sakulus* (sakulus; saculus=saccus kecil; saccus=kantong), yang disebut haustra*(haustra;

haustrum=bejana).

Kolon transversum dan kolon sigmoideum terletak intraperitoneal dan dilengkapi dengan

mesenterium.

Fisiologi Kolon Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin, dan elektrolit, ekskresi mucus serta menyimpan feses, dan kemudian mendorongnya keluar. Dari 700-1000 ml cairan usus halus yang diterima oleh kolon, hanya 150-200 ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya. Udara ditelan sewaktu makan, minum, atau menelan ludah. Oksigen dan karbondioksida di dalamnya di serap di usus,

Page 6: Anatomi Kolon Dan Rektum

sedangkan nitrogen bersama dengan gas hasil pencernaan dari peragian dikeluarkan sebagai flatus. Jumlah gas di dalam usus mencapai 500 ml sehari. Pada infeksi usus, produksi gas meningkat dan bila mendapat obstruksi usus gas tertimbun di saluran cerna yang menimbulkan flatulensi (Pieter, 2005).

Anatomi dan Fisiologi Anus

Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ektoderm, sedangkan rektum

berasal dari endoderm. Karena perbedaan asal anus dan rektum ini maka perdarahan, persarafan, serta

penyaliran vena dan limfenya berbeda juga, demikian pula epitel yang menutupinya.

Gambar I.1. Anatomi anorektum

Page 7: Anatomi Kolon Dan Rektum

Daerah batas rektum dan kanalis analis ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis

analis dan kulit luar disekitarnya kaya akan persyarafan sensoris somatik dan peka terhadap

rangsang nyeri, sedangkan mukosa rektum mempunyai persarafan autonom dan tidak peka

terhadap nyeri. Nyeri bukanlah gejala awal pengidap karsinoma rektum, sementara fisura anus

nyeri sekali. Darah vena diatas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan yang

berasal dari anus dialirkan ke sistem kava melalui cabang v.iliaka.

Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3cm. Batas antara kanalis anus disebut

garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinata atau linea dentata. linea pectinea / linea

dentata yang terdiri dari sel-sel transisional. Dari linea ini kearah rectum ada kolumna rectalis

(Morgagni), dengan diantaranya terdapat sinus rectalis yang berakhir di kaudal sebagai valvula

rectalis. Didaerah ini terdapat kripta anus dan muara kelenjar anus antara kolumna rektum.

infeksi yang terjadi disini dapat menimbulkan abses anorektum yang dapat menimbulkan fistel.

Lekukan antar sfingter sirkuler dapat diraba didalam kanalis analis sewaktu melakukan colok

dubur dan menunjukkan batas antara sfingter interna dan sfingter eksterna (garis Hilton). Cincin

sfingter anus melingkari kanalis analis dan terdiri dari sfingter intern dan sfingter ekstern. sisi

posterior dan lateral cincin ini terbentuk dari fusi sfingter intern, oto longitudinal, bagian tengah

dari otot levator (puborektalis), dan komponen m.sfingter eksternus.

Otot-otot yang berfungsi mengatur mekanisme kontinensia adalah :

1. Pubo-rektal merupakan bagian dari otot levator ani

2. Sfingter ani eksternus (otot lurik)

3. Sfingter ani internus (otot polos)

Muskulus yang menyangga adalah m. Puborectalis. Otot yang memegang peranan

terpenting dalam mengatur mekanisme kontinensia adalah otot-otot puborektal. Bila m. pubo-

rektal tersebut terputus, dapat mengakibatkan terjadinya inkontinensia.

Batas-batas kanalis ani, ke kranial berbatasan dengan rectum disebut ring anorektal, ke

kaudal dengan permukaan kulit disebut garis anorektal, ke lateral dengan fossa ischiorectalis, ke

posterior dengan os koksigeus, ke anterior pada laki-laki dengan sentral perineum, bulbus

Page 8: Anatomi Kolon Dan Rektum

urethra dan batas posterior diafragma urogenital (ligamentum triangulare) sedang pada wanita

korpus perineal, diafragma urogenitalis dan bagian paling bawah dari dinding vagina posterior.

Ring anorektal dibentuk oleh m.puborektalis yang merupakan bagian serabut m. levator ani

mengelilingi bagian bawah anus bersama m. spincter ani ekternus.

Pendarahan arteri. arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung a.mesenterika

inferior. Arteri ini membagi diri menjadi dua cabang utama: kiri dan kanan. Cabang yang kanan

bercabang lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini mungkin dapat menjelaskan letak hemoroid

dalam yang khas yaitu dua buah di setiap perempat sebelah kanan dan sebuah diperempat

lateral kiri. Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna,

sedangkan a.hemoroidalis inferior adalah cabang a.pudenda interna. Anastomosis antara arkade

pembuluh inferior dan superior merupakan sirkulasi kolateral yang mempunyai makna penting

pada tindak bedah atau sumbatan aterosklerotik didaerah percabangan aorta dan a.iliaka.

Anastomosis tersebut ke pembuluh kolateral hemoroid inferior dapat menjamin perdarahan di

kedua ekstremitas bawah. Perdarahan di pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan

kaya sekali darah sehingga perdarahan dari hemoroid intern menghasilkan darah segar yang

berwarna merah dan bukan darah vena warna kebiruan.

Pendarahan vena. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis internus dan

berjalan kearah kranial kedalam v.mesenterika inferior dan seterusnya melalui v.lienalis ke vena

Page 9: Anatomi Kolon Dan Rektum

porta. Vena ini tidak berkatup sehingga tekanan ronggga perut menentukan tekanan di

dalamnnya. Karsinoma rektum dapat menyebar sebagai embolus vena didalam hati, sedangkan

embolus septik dapat menyebabkan pileflebitis, v.hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke

dalam v.pudenda interna dan v. hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.

Penyaliran limf. pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang menyalirkan isinya

menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan limfe terus mengalir sampai ke

kelenjar limfe iliaka. Infeksi dan tumor ganas di daerah anus dapat mengakibatkan limfadenopati

inguinal. Pembuluh limfe dari rektum di atas garis anorektum berjalan seiring dengan

v.hemoroidalis superior dan melanjut ke kelenjar limf mesenterika inferior dan aorta. Operasi

radikal untuk eradikasi karsinoma rektum dan anus didasarkan pada anatomi saluran limf ini.

Inervasi kanalis ani diatur oleh saraf somatik sehingga sangat sensitif terhadap rasa sakit, sedang

rektum oleh saraf viseral sehingga kurang sensitif terhadap rasa sakit. Rektum diinervasi oleh

saraf simpatis dari pleksus mesenterika inferior dan n.presakralis (hipogastrica) yang berasal

dari L2,3,4 dan saraf parasimpatis dari S2,3,4.

Page 10: Anatomi Kolon Dan Rektum

Kontinensia anus bergantung pada konsistensi feses, tekanan didalam anus, tekanan

didalam rektum, dan sudut anorektal. Makin encer feses, makin sukar untuk menahannya

didalam usus. Tekanan pada suasana istirahat didalam anus berkisar antara 25-100mmHg dan

didalam rektum antara 5-20mmHg. Jika sudut antara rektum dan anus lebih dari 80 derajat,

feses sukar dipertahankan.

Defekasi. Pada suasana normal, rektum kosong. Pemindahan feses dari kolon sigmoid kedalam

rektum kadang-kadang dicetuskan oleh makan, terutama pada bayi. Bola isi sigmoid masuk

kedalam rektum, dirasakan oleh rektum dan menimbulkan keinginan untuk defekasi. Rektum

mempunyai kemauan khas untuk mengenai dan memisahkan bahan padat, cair dan gas. Sikap

badan sewaktu defekasi yaitu sikap duduk atau jongkok, memegang peranan yang berarti.

Defekasi terjadi akibat refleks peristalsis rektum, dibantu oleh mengedan dan relaksasi sfingter

anus eksternal. Syarat untuk defekasi normal ialah persarafan sfingter anus untuk kontraksi dan

relaksasi yang utuh, peristalsis kolon dan rektum tidak terganggu, dan struktur anatomi organ

panggul yang utuh. Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai

18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas

dan isi feses terdorong keluar. Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai

sistem saraf enteric dalam dinding rectum. Ketika feses masuk rectum, distensi dinding rectum

menimbulkan sinyal aferen menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan

gelombang peristaltic dalam kolon descendens, sigmoid, rectum, mendorong feses ke arah anus.

Ketika gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani interni direlaksasi oleh sinyal

penghambat dari pleksus mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi

secara volunter sehingga terjadi defekasi. Jadi sfingter melemas sewaktu rectum teregang

Sebelum tekanan yang melemaskan sfingter ani eksternus tercapai, defekasi volunter dapat

dicapai dengan secara volunter melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan otot-otot

abdomen (mengejan). Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal yang dengan

sadar dapat dihambat dengan menjaga agar sfingter eksternus tetap berkontraksi atau

melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.