Anatomi Indra Penglihatan

77
Anatomi Indra Penglihatan Organ Penglihatan (Organon Visus; Mata) Bola mata (bubus oculi), atau organ penglihatan, berada pada kavitas orbita, dimana organ ini dilindungi dari cedera dan pergerkan oleh otot-otot okular serta tulang (os sphenoidale, zygomaticum, frontale, ethmoidale, lacrimale, dan maxilla). Selain itu, ada pula struktur aksesorius yang berhubungan dengan mata, seperti otot-otot, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan badan lakrimal. Ukuran bola mata lebih panjang pada diameter transversal dan antero- posterior daripada diameter vertikal. Pada wanita, ketiga diameter tersebut lebih kecil daripada laki-laki. Diameter antero-posterior pada bayi baru lahir berkisar 17.5 mm, dan saat pubertas berkisar 20-21 mm. Bola mata terbenam dalam lemak di orbita, tetapi dipisahkan dari jaringan tersebut oleh kantung membranosa tipis, fascia bulbi.

Transcript of Anatomi Indra Penglihatan

Page 1: Anatomi Indra Penglihatan

Anatomi Indra Penglihatan

Organ Penglihatan (Organon Visus; Mata)

Bola mata (bubus oculi), atau organ penglihatan, berada pada kavitas orbita, dimana organ ini dilindungi dari cedera dan pergerkan oleh otot-otot okular serta tulang (os sphenoidale, zygomaticum, frontale, ethmoidale, lacrimale,  dan maxilla). Selain itu, ada pula struktur aksesorius yang berhubungan dengan mata, seperti otot-otot, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan badan lakrimal.

Ukuran bola mata lebih panjang pada diameter transversal dan antero-posterior daripada diameter vertikal. Pada wanita, ketiga diameter tersebut lebih kecil daripada laki-laki. Diameter antero-posterior pada bayi baru lahir berkisar 17.5 mm, dan saat pubertas berkisar 20-21 mm.

Bola mata terbenam dalam lemak di orbita, tetapi dipisahkan dari jaringan tersebut oleh kantung membranosa tipis, fascia bulbi.

Lapisan Mata

Lapisan mata dari luar ke dalam adalah: (1) tunika fibrosa, terdiri dari sklera di bagian belakang dan kornea di bagian depan; (2) tunika vascular berpigmen, di bagian belakang terdapat koroid, dan di bagian depan terdapat badan siliaris dan iris; dan (3) tunika nervosa, retina.

Page 2: Anatomi Indra Penglihatan

Tunika fibrosa ( tunica fibrosa oculi )

Sklera dan kornea membentuk tunika fibrosa bola mata; sklera berada di lima perenam bagian posterior dan opak; kornea membentuk seperenam bagian anterior dan transparan.

Sklera memiliki densitas yang tinggi dan sangat keras, merupakan membran solid yang berfungsi mempertahankan bentuk bola mata. Sklera lebih tebal di bagian belakang daripada di depan; ketebalan di bagian belakang 1 mm. Permukaan eksternal sklera berwarna putiih, dan menempel pada permukaan dalam fascia bulbi; bagian anterior sklera dilapisi membran konjungtiva bulbi. Di bagian depan, sklera berhubungan langsung dengan kornea, garis persatuannya dinamakan sclero-corneal junction atau limbus. Pada bagian dalam sklera dekat dengan junction terdapat kanal sirkular, sinus venosus sclera (canal of Schlemm). Pada potongan meridional dari bagian ini, sinus tampak seperti cekungan (cleft), dinding luarnya terdiri dari jaringan solid sklera dan dinding dalamnya dibentuk oleh massa triangular jaringan trabekular.

Aqueous humor direasorbsi menuju sinus skleral oleh jalur pectinate villi yang analog dengan struktur dan fungsi arachnoid villi pada meninges serebral menuju pleksus vena sklera.

Kornea merupakan bagian proyeksi transparan dari tunika eksternal, dan membentuk seperenam permukaan anterior bola mata. Kornea berbentuk konveks di bagian anterior dan seperti kubah di depan sklera. Derajat kelengkungannya berbeda pada setiap individu.

Tunika vaskular ( tunica vasculosa oculi )

Tunika vaskular mata terdiri dari koroid di bagian belakang, badan siliaris serta iris di bagian depan.

Koroid berada di lima perenam bagian posterior bola mata, dan memanjang sepanjang ora serrata. Badan siliaris menghubungkan koroid dengan lingkaran iris. Iris adalah diafrgama sirkular di belakang kornea, dan tampak di sekeliling pusat, apertura bundar, pupil.

Koroid merupakan membran tipis, vaskular, warna coklat tua atau muda. Di bagian belakang ditembus oleh nervus optikus. Lapisan ini lebih tebal di bagian belakang daripada di bagian depan.

Salah satu fungsi koroid adalah memberikan nutrisi untuk retina serta menyalurkan pembuluh darah dan saraf menuju badan siliaris dan iris.

Badan siliaris (corpus ciliare) merupakan terusan koroid ke anterior yang terdapat processus ciliaris serta musculus ciliaris.

Iris dinamakan berdasarkan warnanya yang beragam pada individu berbeda. Iris adalah lempeng (disk) kontraktil, tipis, sirkular, berada di aqueous humor antara kornea dan lensa, dan berlubang di tengah yang disebut pupil. Di bagian perifernya, iris menempel dengan badan siliaris, dan juga terkait dengan; permukaannya rata,  bagian anterior menghadap ke kornea, bagian posterior menghadap prosesus siliaris dan lensa. Iris membagi ruangan antara lensa dan kornea sebagai ruang anterior dan posterior. Ruang anterior mata dibentuk di bagian depan oleh permukaan posterior kornea; di bagian belakang oleh permukaan anterior iris dan bagian tengah lensa. Ruang posterior adalah celah sempit di belakang bagian perifer iris, dan di depan ligamen suspensori lensa dan prosesus siliaris.

Tunika nervosa ( Tunica interna )

Retina adalah membran nervosa penting, dimana gambaran objek eksternal ditangkap. Permukaan luarnya berkontak dengan koroid; permukaan dalamnya dengan membran hialoid badan vitreous. Di belakang, retina berlanjut sebagai nervus optikus; retina semakin tipis di bagian depan, dan memanjang hingga badan siliaris, dimana ujungnya berupa cekungan, ora serrata. Disini jaringan saraf retina berakhir, tetapi pemanjangan tipis membran masih memanjang hingga di belakang prosesus siliaris dan iris, membentuk pars ciliaris retina dan

Page 3: Anatomi Indra Penglihatan

pars iridica retina. Tepat di bagian tengah di bagian posterior retina, pada titik dimana gambaran visual paling bagus ditangkap, berupa area oval kekuningan, makula lutea; pada makula terdapat depresi sentral, fovea sentralis. Fovea sentralis retina sangat tipis, dan warna gelap koroid dapat terlihat. Sekitar 3 mm ke arah nasal dari makula lutea terdapat pintu masuk nervus optikus (optic disk), arteri sentralis retina menembus bagian tengah discus. Bagian ini satu-satunya permukaan retina yang insensitive terhadap cahaya, dan dinamakan blind spot.

Media Refraksi

Media refraksi: kornea, aqueous humor, crystalline lens, vitreous body.

Aqueous humor ( humor aqueus )

Aqueous humor mengisi ruang anterior dan posterior bola mata. Kuantitas aqueous humor sedikit, memiliki reaksi alkalin, dan sebagian besar terdiri dari air, kurang dari seperlimanya berupa zat padat, utamanya klorida sodium.

Vitreous body ( corpus vitreum )

Vitreous body membentuk sekitar empat perlima bola mata. Zat seperti agar-agar ini mengisi ruangan yang dibentuk oleh retina. Transparan, konsistensinya seperti jeli tipis, dan tersusun atas cairan albuminus terselubungi oleh membrane transparan tipis, membran hyaloid. Membran hyaloid membungkus badan vitreous. Porsi di bagian depan ora serrata tebal karena adanya serat radial dan dinamakn zonula siliaris (zonule of Zinn). Disini tampak beberapa jaringan yang tersusun radial, yaitu prosesus siliaris, sebagai tempat menempelnya. Zonula siliaris terbagi atas dua lapisan, salah satunya tipis dan membatasi fossa hyaloid; lainnya dinamakan ligamen suspensori lensa, lebih tebal, dan terdapat pada badan siliaris untuk menempel pada kapsul lensa. Ligamen ini mempertahankan lensa pada posisinya, dan akan relaksasi jika ada kontraksi serat sirkular otot siliaris, maka lensa akan menjadi lebih konveks. Tidak ada pembuluh darah pada badan vitreous, maka nutrisi harus dibawa oleh pembuluh darah retina dan prosesus siliaris.

Crystalline lens ( lens crystallina )

Lensa terletak tepat di belakang iris, di depan badan vitreous, dan dilingkari oleh prosesus siliaris yang mana overlap pada bagian tepinya. Kapsul lensa (capsula lentis) merupakan membran transparan yang melingkupi lensa, dan lebih tebal pada bagian depan daripada di belakang. Lensa merupakan struktur yang rapuh namun sangat elastis. Di bagian belakang berhadapan dengan fossa hyaloid, bagian depan badan vitreous; dan di bagian depan berhadapan dengan iris. Lensa merupakan struktur transparan bikonveks. Kecembungannya di bagian anterior lebih kecil daripada bagian posteriornya.

Organ Aksesorius Mata (Organa Oculi Accessoria)

Organ aksesorius mata termasuk otot okular, fascia, alis, kelopak mata, konjungtiva, dan aparatus lakrimal.

Lacrimal apparatus ( apparatus lacrimalis )

Apparatus lakrimal terdiri dari (a) kelenjar lakrimal, yang mensekresikan air mata, dan duktus ekskretorinya, yang menyalurkan cairan ke permukaan mata; (b) duktus lakrimal, kantung (sac) lakrimal, dan duktus nasolakrimal, yang menyalurkan cairan ke celah hidung.

Lacrimal gland (glandula lacrimalis) terdapat pada fossa lakrimal, sisi medial prosesus zigomatikum os frontal. Berbentuk oval, kurang lebih bentuk dan besarnya menyerupai almond, dan terdiri dari dua bagian, disebut kelenjar lakrimal superior (pars orbitalis) dan inferior (pars palpebralis). Duktus kelenjar ini, berkisar 6-12, berjalan pendek menyamping di bawah konjungtiva.

Page 4: Anatomi Indra Penglihatan

Lacrimal ducts (lacrimal canals), berawal pada orifisium yang sangat kecil, bernama puncta lacrimalia, pada puncak papilla lacrimales, terlihat pada tepi ekstremitas lateral lacrimalis. Duktus superior, yang lebih kecil dan lebih pendek, awalnya berjalan naik, dan kemudian berbelok dengan sudut yang tajam, dan berjalan ke arah medial dan ke bawah menuju lacrimal sac. Duktus inferior awalnya berjalan turun, dan kemudian hamper horizontal menuju lacrimal sac. Pada sudutnya, duktus mengalami dilatasi dan disebut ampulla. Pada setiap lacrimal papilla serat otot tersusun melingkar dan membentuk sejenis sfingter.

Lacrimal sac (saccus lacrimalis) adalah ujung bagian atas yang dilatasi dari duktus nasolakrimal, dan terletak dalam cekungan (groove) dalam yang dibentuk oleh tulang lakrimal dan prosesus frontalis maksila. Bentuk lacrimal sac oval dan ukuran panjangnya sekitar 12-15 mm; bagian ujung atasnya membulat; bagian bawahnya berlanjut menjadi duktus nasolakrimal.

Nasolacrimal duct (ductus nasolacrimalis; nasal duct) adalah kanal membranosa, panjangnya sekitar 18 mm, yang memanjang dari bagian bawah lacrimal sac menuju meatus inferior hidung, dimana saluran ini berakhir dengan suatu orifisium, dengan katup yang tidak sempurna, plica lacrimalis (Hasneri), dibentuk oleh lipatan membran mukosa. Duktus nasolakrimal terdapat pada kanal osseous, yang terbentuk dari maksila, tulang lakrimal, dan konka nasal inferior.

Otot-otot ekstraokular

1. Rectus medialis.2. Rectus superior.3. Rectus lateralis.4. Rectus inferior.5. Obliquus superior.6. Obliquus inferior.

Gerakan Bola Mata

Sistem kontrol serebral yang mengarahkan gerakan mata ke obyek yang dilihat merupakan suatu sistem yang sangat penting dalam menggunakan kemampuan pengelihatan sepenuhnya. Sistem ini dikatakan sama pentingnya dalam pengelihatan dengan sistem interpretasi berbagai sinyal-sinyal visual dari mata. Dalam mengarahkan gerakan mata ini, tubuh menggunakan 3 pasang otot yang berada di bawah kendali nervus III, IV, dan VI. Nukleus dari ketiga nervus tersebut saling berhubungan dengan fasikulus longitudinalis lateralis, sehingga inervasi otot-otot bola mata berjalan secara resiprokal.

Gerakan Fiksasi Bola Mata

Gerakan fiksasi bola mata dikontrol melalui dua mekanisme neuronal. Yang pertama, memungkinkan seseorang untuk untuk memfiksasi obyek yang ingin dilihatnya secara volunter; yang disebut seabgai mekanisme fiksasi volunter. Gerakan fiksasi volunter dikontrol oleh cortical field pada daerah regio premotor pada lobus frontalis. Yang kedua, merupakan mekanisme involunter yang memfiksasi obyek ketika ditemukan; yang disebut sebagai mekanisme fiksasi involunter. Gerakan fiksasi involunter ini dikontrol oleh area visual sekunder pada korteks oksipitalis, yang berada di anterior korteks visual primer. Jadi, bila ada suatu obyek pada lapang pandang, maka mata akan memfiksasinya secara involunter untuk mencegah kaburnya bayangan pada retina. Untuk memindahkan fokus ini, diperlukan sinyal volunter sehingga fokus fiksasi bisa diubah.

Gerakan saccadic

Gerakan saccadic merupakan lompatan-lompatan dari fokus fiksasi mata yang terjadi secara cepat, kira-kira dua atau tiga lompatan per detik. Ini terjadi ketika lapang pandang bergerak secara kontinu di depan mata. Gerakan saccadic ini terjadi secara sangat cepat, sehingga lamanya gerakan tidak lebih dari 10% waktu pengamatan.

Page 5: Anatomi Indra Penglihatan

Pada gerakan saccadic ini, otak mensupresi gambaran visual selama saccade, sehingga gambaran visual selama perpindahan tidak disadari.

Gerakan Mengejar

Mata juga dapat terfiksasi pada obyek yang bergerak; gerakan ini disebut gerakan mengejar (smooth pursuit movement).

Gerakan vestibular

Mata meyesuaikan pada stimulus dari kanalis semisirkularis saat kepala melakukan pergerakan.

Gerakan konvergensi

Kedua mata mendekat saat objek digerakkan mendekat.

Jaras

Cahaya yang sampai di retina tersebut akan mengakibatkan hiperpolarisasi dari reseptor pada retina. Hiperpolarisasi ini akan mengakibatkan timbulnya potensial aksi pada sel-sel ganglion, yang aksonnya membentuk nervus optikus. Kedua nervus optikus akan bertemu pada kiasma optikum, di mana serat nervus optikus dari separuh bagian nasal retina menyilang ke sisi yang berlawanan, yang kemudian akan menyatu dengan serat nervus optikus dari sisi temporal yang berlawanan, membentuk suatu traktus optikus. Serat dari masing-masing traktus optikus akan bersinaps pada korpus genikulatum l

 

Page 6: Anatomi Indra Penglihatan

CONJUNCTIVITISMerupakan pembengkakan pada conjuctiva, yaitu membran transparan yang melapisi permukaan bagian putih bola mata dan bagian dalam kelopak mata. Akibatnya kelopak mata menjadi bengkak dan mengeluarkan nanah. Sering disebut dengan ‘pink eye’ sesuai dengan tandanya, yaitu warna merah.Conjunctivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri atau alergen. Hal ini dapat dibedakan dari jumlah dan kekentalan cairan mata yang keluar.  Conjunctivitis karena virus atau alergen biasanya cukup diatasi dengan kompres dingin untuk mengempiskan kembali pembengkakan. Conjunctivitis karena bakteri diperlukan salep mata yang mengandung antibiotik.

Kelainan Saraf Optikus DEFINISISaraf-saraf kecil pada retina merasakan sinar dan mengrimkan gelombang saraf kepada saraf optikus, yang akan membawa gelombang saraf tersebut ke otak. Kelainan di sepanjang saraf optikus dan percabangannya, maupun kerusakan pada otak bagian belakang (yang mengolah rangsangan visuil) bisa menyebabkan gangguan penglihatan.

Saraf optikus memiliki rute yang tidak biasa, yaitu setiap saraf membelah dan sebagian menyilang pada kiasma optikum ke sisi yang berlawanan. Dengan susunan anatomi tersebut, maka kerusakan di sepanjang jalur saraf optikus menyebabkan pola gangguan penglihatan yang khas:

Jika kerusakan saraf optikus terjadi diantara bola mata kiri dan kiasma optikum maka kebutaan terjadi pada mata kiri.

Jika kerusakan terletak di belakang jalur saraf optikus, maka gangguan penglihatan hanya terjadi pada setengah lapang pandang pada kedua mata. Keadaan ini disebut hemianopsia.

Jika kerusakan terjadi pada kiasma optikum, maka kedua mata mengalami penurunan fungsi penglihatan tepi.

Jika kerusakan jalur saraf optikus terjadi pada sisi otak yang berlawanan (akibat stroke, perdarahan atau tumor), maka kedua mata akan kehilangan separuh lapang pandangnya pada sisi yang sama.

PAPILEDEMA

Papiledema adalah suatu keadaan dimana terjadi pembengkakan saraf optikus pada tempat masuknya ke mata akibat peningkatan tekanan di sekitar otak.

Papiledema hampir selalu menyerang kedua mata dan biasanya disebabkan oleh: Tumor atau abses otak Cedera kepala Perdarahan otak Infeksi selaput otak (meningitis) Pseudotumor otak Trombosis sinus kavernosus Tekanan darah tinggi yang berat Penyakit paru-paru yang berat.

Pada awalnya, papiledema menyebabkan sakit kepala tanpa disertai gangguan penglihatan.

Pengobatan tergantung kepada penyebab meningkatnya tekanan di dalam otak. Untuk mengurangi tekanan bisa diberikan obat-obatan atau dilakukan pembedahan. Jika tidak segera diatasi, maka bisa terjadi kerusakan saraf optikus dan otak yang sifatnya permanen.

PAPILITIS

Papilitis (Neuritis Optikus) adalah peradangan pada ujung saraf optik yang masuk ke dalam mata.

Page 7: Anatomi Indra Penglihatan

Palpitis bisa terjadi akibat berbagai keadaan, meskipun penyebabnya yang pasti tidak dapat ditentukan. Pada penderita yang berusia diatas 60 tahun, kemungkinan penyebabnya adalah arteritis temporalis. Papilitis juga bisa terjadi karena virus dan penyakit kekebalan.

Papilitis biasanya hanya menyerang satu mata, tetapi tidak tertutup kemungkinan kedua mata akan terkena. Gejalanya berupa penurunan fungsi penglihatan, yang bervariasi mulai dari bintik buta yang kecil sampai kebutaan total yang terjadi dalam waktu 1-2 hari. Penderita bisa merasakan nyeri atau tidak sama sekali.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut: - pemeriksaan lapang pandang - pemeriksaan olftalmoskop - pemeriksaan respon refleks pupil - CT scan atau MRI mata.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Kortikosteroid sering diberikan sebagai pengobatan awal.

NEURITIS RETROBULBER

Neuritis Retrobulber adalah peradangan pada bagian dari saraf optikus yang terletak tepat di belakang mata. Biasanya kelainan ini hanya menyerang satu mata.

Penyebab tersering adalah sklerosis multipel. Kadang penyebabnya tidak diketahui.

Dengan segera akan terjadi penurunan fungsi penglihatan dan jika mata digerakkan akan timbul nyeri.

Sekitar 50% kasus menunjukkan perbaikan dalam waktu 2-8 minggu meskipun tanpa pengobatan. Penglihatan kabur di pusat lapang pandang kadang menetap dan sering terjadi kekambuhan, terutama jika penyebabnya adalah sklerosis multipel.

Setiap kekambuhan akan memperburuk fungsi penglihatan. Saraf optikus bisa mengalami kerusakan permanan dan kadang serangan berulang menyebabkan kebutaan total.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya dan biasanya diberikan kortikosteroid.

AMBLIOPIA TOKSIKA

Ambliopia Toksika adalah suatu keadaan yang menyerupai neuritis retrobulber, tetapi biasanya menyerang kedua mata.

Penyebab terjadinya penyakit ini adalah malnutrisi. Penyebab lainnya adalah bahan-bahan kimia, seperti yang terkandung dalam rokok, timah hitam, metanol, kloramfenikol, digitalis, etambutol dan lain-lain. Para peminum alkohol memiliki resiko menderita ambliopis toksika.

Terjadi penurunan fungsi penglihatan pada daerah yang kecil di pusat lapang pandang, yang secara perlahan meluas dan bisa berkembang menjadi kebutaan total.

Penderita sebaiknya menghindari tembakau, alkohol atau bahan kimia penyebabnya.

Page 8: Anatomi Indra Penglihatan

Jika penderita adalah seorang alkoholik, sebaiknya menjalani diet yang seimbang dan mengkonsumsi vitamin B kompleks. Untuk membuang timah hitam dari dalam tubuh penderita bisa digunakan obat chelating.

Penyebab Palpitis & Neuritis Retrobulber 1. Sklerosis multipel 2. Penyakit virus 3. Arteritis temporalis dan peradangan arteri lainnya 4. Keracunan bahan kimia (misalnya timah hitam, metanol) 5. Tumor yang telah menyebar ke saraf optikus 6. Reaksi alergi terhadap sengatan lebah 7. Meningitis 8. Sifilis 9. Uveitis 10. Arteriosklerosis.

KATARAK -

 Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang mengakibatkan penglihatan kabur. Kata katarak berasal dari bahasa Latin - cataracta yang berarti air terjun, karena orang yang menderita katarak mempunyai penglihatan yang kabur seolah-olah dibatasi oleh air terjun.Kekeruhan lensa ini biasanya mengenai salah satu atau kedua mata dan tampak kekeruhan lensa yang mengakibatkan lensa tidak transparan, sehingga pupil akan berwarna putih.  Walau demikian,  jika katarak telah mengenai satu mata tidak berarti akan menularkan ke mata yang lain. Pada mata sehat, lensa yang jernih berfungsi meneruskan cahaya ke dalam mata agar mata dapat memfokuskan benda dari jarak yang berbeda-beda. Sebaliknya pada penderita katarak, lensa mata yang keruh menyebabkan cahaya yang masuk ke dalam mata dapat terpencar dan mengakibatkan penglihatan kabur. Katarak adalah suatu penyakit mata yang erat hubungannya dengan mereka yang berusia lanjut. Namun demikian, katarak juga dapat menimpa pada pasien usia kurang dari 1 tahun. Hal ini disebabkan faktor bawaan pada saat di kandungan (karena rubella ataupun kelainan metabolic seperti galactosemia) dan juga faktor turunan. Katarak jenis ini disebut congenital cataracts. Walaupun jarang terjadi, katarak dapat juga menimbulkan kebutaan. Hal ini disebabkan karena lensa yang keruh dapat menghalangi pemeriksaan dokter untuk bagian dalam mata yang lain seperti misalnya perubahan keadaan pada retina atau kerusakan syaraf mata meneruskan perintah dari mata ke otak sehingga menyebabkan kebutaan pada mata. PENYEBABKatarak dapat diakibatkan oleh:

Page 9: Anatomi Indra Penglihatan

1) bermacam-macam penyakit mata seperti Glaucoma (tekanan bola mata yang tinggi), Ablasi, Uveitis eretinitis pigmentosa, 2) bahan toksik khusus (kimia & fisik),  obat-obatan steroid3) keracunan beberapa jenis obat-obatan (kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal, 4) kelainan sistemik atau metabolik: Diabetes Mellitus, Galaktosemi & distrofi miotonik. GEJALAPada awal terjadinya katarak, seseorang akan merasa adanya selaput tipis yang menghalangi penglihatan atau merasa sangat silau jika berada di bawah cahaya terang, karena lensa yang keruh bukan memfokuskan cahaya yang masuk, tetapi memecahkannya. Pada perkembangan lebih lanjut, penglihatan menjadi semakin memburuk dan bila diperhatikan lensa mata menjadi berwarna putih. Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri. Gangguan penglihatan yang muncul  terjadi secara bertahap, seperti: - kesulitan melihat pada malam hari- melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata- penurunan ketajaman penglihatan (bahkan pada siang hari)- sering berganti kaca mata- penglihatan ganda pada salah satu mata. Di beberapa kasus katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam mata (glaukoma), yang dapat menimbulkan rasa nyeri. PENGOBATAN KATARAKPenggunaan obat-obatan yang ada saat ini hanya bertujuan untuk memperlambat penebalan katarak.  Katarak merupakan masalah di masyarakat yang menimbulkan kebutaan, tetapi bisa diatasi terutama dengan operasi. Jika katarak tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari atau menimbulkan penyulit seperti glaucoma, uveitis dan bila tidak mengganggu kehidupan sosial atau atas indikasi medik lainnya, maka biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan. Dalam banyak kasus, menunda operasi katararak tidak akan menyebabkan kerusakan permanen pada mata atau menyebabkan operasi menjadi lebih sulit. You do not have to rush into surgery. Talk to your eye care professional.  Learn about the risks, benefits,  and expected results of cataract surgery. Make sure cataract surgery is right for you. Jika katarak menimpa pada kedua mata, maka operasi harus dilakukan satu per satu dengan jarak 4-8 minggu. JENIS OPERASIUpaya penyembuhan katarak yang paling efektif adalah dengan operasi pengangkatan lensa yang keruh dan diganti dengan lensa buatan yang disebut sebagai keratoplasty.Dikenal dua jenis operasi pada katarak yaitu tanpa implantasi IOL (Intra Ocular Lens – Lensa tanam) dan dengan implantasi IOL.1. Operasi katarak ekstrakapsuler (ECCE): tindakan pembedahan pada lensa katarak, di mana dilakukan pengeluaran isis lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa atau korteks lensa dapat keluar melalui robekan terebut. Teknik ini bisa dikerjakan pada semua stadium katarak kecuali pada luksasio lentis. Memungkinkan diberi lensa tanam (IOL) untuk pemulihan visus. Komplikasi lebih jarang timbul durante operasi dibanding ICCE.2. Phacoemulsification (PE) atau phaco: teknik operasi ini tidak berbeda jauh dengan cara ECCE, tetapi nucleus lensa diambil dengan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (emulsifier). Dibanding ECCE, maka irisan luka operasi lebih kecil sehingga setelah diberi IOL rehabilitasi visus lebih cepat, di samping itu penyulit pascabedah lebih sedikit ditemukan.  Pada saat operasi katarak, dokter akan membuka daerah depan mata dengan bantuan mikroskop untuk mengangkat lensa yang keruh untuk digantikan dengan lensa buatan. Operasi tidak menimbulkan rasa sakit karena pasien akan diberi anestasi lokal berupa tetes mata. 

Page 10: Anatomi Indra Penglihatan

RESIKO OPERASISama seperti pada operasi lainnya, resiko yang mungkin terjadi adalah infeksi dan pendarahan. Infeksi atau pendarahan yang terjadi dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Karena itu dokter akan meminta pasien untuk menghentikan pengobatan tertentu yang sedang dijalani yang memungkinkan terjadinya resiko ini.  Operasi katarak juga dapat menyebabkan terjadinya inflammation (sakit, mata merah, bengkak), kehilangan penglihatan, penglihatan ganda, dan tekanan tinggi pada bola mata yang menyebabkan rasa nyeri. Di beberapa kasus, IOL kemudian dapat menyebabkan mata keruh dan menyebabkan kaburnya penglihatan. Kondisi ini dikenal dengan istilah after-cataract dan biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sejak operasi katarak dilakukan. After-cataract dapat diatasi dengan membuat lubang kecil pada selaput mata dengan menggunakan laser  supaya cahaya dapat masuk kedalam lensa mata. Namun demikian, operasi katarak juga merupakan operasi teraman dan efektif dibanding jenis operasi lainnya. Sekitar 90% kasus operasi katarak di Amerika, mereka yang menjalani operasi katarak dapat pulih dan memiliki penglihatan yang jelas kembali.

SEBELUM OPERASISatu atau dua minggu sebelum operasi, dokter akan melakukan berbagai tes, seperti mengukur kurva kornea dan bentuknya. Tes ini diperlukan agar dokter dapat menentukan tipe IOL yang tepat. Disamping itu dilakukan berbagai tes lain standard operasi, seperti gula darah, tekanan darah, jumlah darah dll.Yang perlu diperhatikan adalah 12 jam sebelum operasi, pasien harus puasa makan dan minum. SELAMA OPERASIDi klinik mata atau rumah sakit, mata akan dicuci dan dibersihkan sebelum operasi. Operasi biasanya akan dilakukan kurang dari 1 jam dan biasanya pasien hampir tidak merasakan sakitnya. Banyak pasien yang memilih untuk tetap sadar selama operasi, hanya dibagian mata diberikan bius lokal. Jika tidak terjadi pendarahan dan keadaan memungkinkan, pasien bahkan dapat diijinkan pulang pada hari itu juga. SETELAH OPERASISetelah operasi mata yang dioperasi akan ditutup dengan kasa dan tidak boleh kena air selama 2-4 hari, tidak boleh terpukul dan jangan digosok-gosok.Jaga kebersihan mata, cuci tangan sebelum menyentuh mata, dan minum obat2an atau menggunakan obat tetes mata sesuai dengan petunjuk dokter untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi. Untuk melindungi mata dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam termasuk waktu tidur (siang dan malam) minimal selama 1 (satu) minggu setelah operasi atau sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.Pada awalnya penglihatan memang belum sejelas seperti yang diharapkan, tetapi makin hari akan bertambah jelas. Beberapa minggu setelah operasi dilakukan, pasien dapat diberi resep untuk kacamata khusus yang membantu agar mempunyai penglihatan yang tepat setelah pengangkatan lensa. Jangan menunduk atau membongkokan badan (kepala lebih rendah dari dada) untuk mengangkat benda dari lantai. Jangan mengangkat barang yang berat dan tidur tengkurap.Selain itu pemeliharaan pasca operasi tidak hanya mata tetapi gula darah, tekanan darah, pola istirahat, yang kemudian ikut mempengaruhi kesiapan mata untuk beradaptasi dengan lensa yg dipasangkan pengganti tersebut.Di banyak kasus, diperlukan 8 minggu untuk kesembuhan total. PENCEGAHANWalaupun pencegahan katarak secara ilmiah belum dapat dibuktikan, namun menggunakan ultraviolet-protecting sunglasses ketika berada di luar ruangan pada siang hari dapat mengurangi resiko timbulnya katarak. Penggunakan antioksidan seperti vitamin C & E serta karotenoid secara teori juga dapat mencegah terjadinya katarak. Disamping itu upaya pencegahan dapat dilakukan dengan cara mengasup makanan bergizi seimbang dan juga memperbanyak porsi buah dan sayuran.

Page 11: Anatomi Indra Penglihatan

Penyakit Mata MerahPenyakit mata merah alias belekan sering mewabah di beberapa daerah. Pangkalsebabnya cukup jelas : virus. Kalau hanya virus memang tidak apa-apa.Tapiketika virus menyerang seseorang yang sedang lemah, kondisi fisiknya, makainfeksinya akan berbahaya karena ditunggangi kuman. Gara-gara ditunggangi kuman, penyakit mata merah menjadi bengkak, merah membara,disertai rasa nyeri pada bola mata. Ketika menjadi infeksi, produksi tahimata (belek) bertambah. Saat bangun tidur, penderita bahkan sulit membukamatanya. Banyak kotoran di seputar tepi kelopak mata. Proses ini berlangsungcepat, menyebabkan penglihatan kabur dan terasa ada ganjalan di bola mata. Sangat menularPenyakit mata merah sangat menular. Semua alat yang dipakai dan menyentuhmata seperti kaca mata, sapu tangan, handuk, lensa kontak, perias mata, mejadisumber penular. Tanpa sadar penularan bisa berlangsung lewat jemari tanganyang sudah tercemar kuman atau virus.Orang yang pekerjaannya banyak memegang uang, misalnya kasir, mudah tertularinfeksi mata. Kalau salah seorang anggota keluarga ada yang terkena penyakitini, maka anggota lain dalam keluarga mudah terkena.Virus penyakit mata merah ini bertebaran di udara dan siap hinggap di tempat-tempatkeramaian, seperti terminal, bioskop, dan sekolah atau bekerja. Selain menambahburuk proses penyakitnya, juga membahayakan orang sekitarnya, sekalipun sudahberkacamata.Tak mempan obat warung Tidak semua infeksi mata perlu diobati jika penyebabnya virus. Namun,jika penyebabnya kuman, baik sejak awal maupun kuman yang menunggangi kemudian,diperlukan antibiotik. Terlebih jika infeksinya oleh trachoma yang komplikasinyabisa mengakibatkan kebutaan.Sayangnya, obat tetes mata yang bisa dibeli di warung tidak mampu menyembuhkan.Banyak pasien tertunda penyembuhannya karena mengandalkan obat mata asal warung.Obat mata warung hanya membersihkan bola mata dari polusi debu dan iritasi,tapi tidak membunuh bibit penyakit. Lebih-lebih jika penyakitnya jamur. Perlujenis obat khusus, baik yang mengandung anti jamur – selain antibiotikbaik dalam bentuk salep atau tetes.Apa perbedaan salep dengan tetes? Untuk penyakit infeksi mata yang berat,daya kerja salep lebih bertahan lama. Sebab, sesuai bentuknya obat berbentuksaleplebih mudah menempel dan bertahan lama pada selaput lendir mata di bandingkandengan obat tetes. Obat tetes lekas habis masa kerjanya karena mudah mengalirke luar lagi bersama air mata.Untuk itu kalau memakai obat tetes, perlu pemberian obat tetes lebih seringdibandingkan dengan pemakaian salep, mungkin setiap 3 – 4 jam sekali.Atau bisa lebih dari itu, sesuai tingkat keparahan infeksinya.Salep kurang disukai sebab mengganggu pandangan dan memberikan rasa kurangenak di mata, selain kurang sedap dipandang. Lagi pula tidak semua pasienmemakai salep mata secara benar. Mereka mengoleskan salep pada selaput lendirmerah kelopak mata, bukan langsung pada biji mata, sehingga berlepotan mengenaibulu mata. Caranya, mirip dengan cara mengoleskan odol pada sikat gigi. Didepan cermin, salep dioleskan pada sisi dalam kelopak mata bagian bawah dengancara menarik kelopak mata bawah.Semua obat infeksi mata harus ditebus dengan resep dokter. Tidak semua penyakitmata merah sama penyebabnya dan sama pula obatnya. Pemakaian obat mata sembaranganbisa membehayakan mata. Untuk infeksi mata yang dinilai parah, dokter mempertimbangkanpemberian obat minum, selain salep atau obat tetes mata.

Page 12: Anatomi Indra Penglihatan

Obat mata yang diresepkan dokter banyak jenisnya. Kandungan obatnya pun beraneka.Selain ada berbagai pilihan jenis antibiotiknya, ada obat mata yang berisitambahan obat kostikosteroid. Obat ini dipilih untuk membantu mempercepatpenyembuhan peradangan.Namun, tidak semua penyakit mata merah boleh memakai obat mata yang mengandungbahan ini. Jika penyakit mata sudah mengenai bagian kornea (hitam mata), obatjenis ini tidak boleh dipakai. Begitu juga jika penyakit mata merah disebabkanoleh virus herpes, ada luka tusukan, atau borok pada kornea. Oleh karena itu,penderita penyakit mata merah yang kelihatannya sama belum tentu boleh memakaiobat mata yang sama.Tidak semua karena infeksiBenar, tidak semua mata merah disebabkan oleh infeksi. Mungkin juga suatuglaucoma (meningkatnya tekanan didalam bola mata sehingga merusak pandangandan berakhir dengan kebutaan). Atau bisa pula alergi mata, peradangan tiraimata, atau akibat penyakit otoimun pada mata.Bedanya, pada infeksi mata disertai dengan keluhan dan gejala infeksi umumnya,seperti demam, tidak enak badan, rasa nyeri pada mata, ada peradangan padabola mata dan kelopaknya, disertai dengan bertambah banyaknya kotoran mata.Sedangkan pada bukan infeksi mata, gejala dan tanda infeksi itu tidak ada.Yang terlihat adalah sama-sama merahnya.Mata merah karena alergi biasanya hilang timbul dan sudah berlangsung lamadisertairasa gatal dan mereda jika tidak kontak dengan debu, angin, atau serbukallergen lainnya. Pasien sendiri harus melacak faktor pencetus alergi padabola matanya, termasuk apakah faktor itu akibat kosmetik perias mata yangtidak cocok.Pengidap TBC, campak, difteria, cacingan pun dapat memperlihatkan gejalamata merah. Tapi tentu tidak sembuh dengan obat antibiotik karena harus disembuhkan dulu penyakit yang jadi akar penyebabnya.< Pemeriksaan Otot-Otot MataDengan pemeriksaan gerakan bola mata dapat diketahui ada tidaknya kelainan saraf otot penggerak mata, kelainan koordinasi atau mata juling. Gerakan mata normal tergantung dari fungsi dan kesehatan 12 buah otot bola mata, tiap mata ada 6 otot. Didalam mata adapula otot yang mengatur gerakan orang-orangan mata atau pupil, otot ini diperiksa dengan melihat reaksi pupil terhadap rangsangan cahaya. Adanya reaksi pupil abnormal mungkin menunjukkan adanya kelainan syaraf mata.Pemeriksaan Mata LuarDokter spesialis mata mengadakan observasi dengan teliti mulai dari kelopak mata, kelenjar air mata, sistem pembuangan air mata, dan kesehatan disekitar mata.Pemeriksaan Tekanan Bola Mata Dengan TonometerPemeriksaan ini dikerjakan pada pasien dengan keluhan kecurigaan adanya gangguan tekanan bola mata pasien, dengan menggunakan tonometer non kontak maupun tonometer aplanasi. Bagi pasien yang berumur lebih dari 40 tahun biasanya diperiksa tekanan bolamata.Pemeriksaan Mata Dengan Lensa Pembesar dan atau BiomikroskopPada pemeriksaan biomikroskop ada seberkas cahaya diarahkan kedalam mata dan dokter spesialis mata melihat dengan sebuah mikroskop khusus akan terlihat kornea, iris, lensa, korpus vitreum bagian depan secara rinci. Dengan alat ini adanya katarak sudah dapat dilihat sebelum mengganggu penglihatan.Pemeriksaan OftalmoskopiOftalmoskop adalah alat ayng memencarkan seberkas sinar kedalam mata, memungkinkan dokter memeriksa retina atau bagian belakang bola mata melalui pupil. Pemeriksaan oftalmoskopi dan penafsiran pemeriksaan hasil pemeriksaan ini merupakan bagian terpenting dari rangkaian pemeriksaan medik yang komprehensif. Dengan prosedur ini dapat dilihat gejala-gejala yang dapat menunjukkan adanya retina lepas, glaukoma, tekanan darah tinggi, penyakit diabetes melitus, tumor otak dan penyakit-penyakit lain.Pemeriksaan Lapang PandanganDalam kondisi anda tertentu dokter spesialis mata ingin memeriksa lapang pandangan (penglihatan perifer)

Page 13: Anatomi Indra Penglihatan

anda. Informasi yang didapat dari pemeriksaan ini bermanfaat untuk menilai glaukoma dan tumor pada otak atau mata. Pemeriksaan ini juga dapat bermanfaat untuk menentukan penyebab sakit kepala.Pemeriksaan Tambahan LainApabila dengan pemeriksaan diatas masih dianggap kurang untuk mendukung tegaknya diagnosis maka diperlukan beberapa pemeriksaan tambahan lain seperti: Synophtophore strereoskopi test, Retinometer, Prisma gonolens, USG Mata, Biometri, Foto Fundus, Foto FFA (Foto Fundus Fluorecent Angiografi), Laboratorium.Penafsiran Hasil PemeriksaanData ayng didapat dari berbagai pemeriksaan mata akan dinilai dan ditafsirkan oleh dokter spesialis mata. Bila ditemukan adanya penyakit yang perlu ditangani secara medik ataupun bedah, dokter spesialis mata mungkin akan menganjurkan anda untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Memberikan resep obat, pembedahan dengan laser atau konvensional. Bila ditemukan kelainan refraksi yang perlu dikoreksi dokter spesialis mata akan memberikan resep untuk mendapatkan kacamata atau lensa kontak.Jika pemeriksaan dianggap masih kurang akan dirujuk kerumah sakit lain, yang mempunyai peralatan lebih lengkap, misalnta Rongent Foto CT Scan dll. 

Page 14: Anatomi Indra Penglihatan

BAB IPENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG Mata dapat terkena berbagai kondisi. beberapa diantaranya bersifat primer sedang yang lain, sekunder akibat kelainan pada sistem organ tubuh lain. kebanyakan kondisi tersebut dapat dicegah bila terdeteksi awal, dapat dikontrol dan penglihatan dapat dipertahankan.(Brunner dan Suddarth, 2001) Infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, terutama yan menyebabkan cedera selular lokal akibat kompetisi metabolisme, toksin, replikasi intraselular/respon antigen antibodi (dr. Difa Danis, kamus istilah kedokteran , 2002)Inflamasi dan inefksi dapat terjadi pada beberapa struktur mata dan terhitung lebih dari setengah kelainan mata. kelainan-kelainan yang umum terjadi pada mata oarng dewasa meliputi sebagai berikut : 1.Radang/inflamasi pada kelopak mata, konjungtira, kornea, koroid badan ciriary dan iris2.Katarak, kekeruhan lensa3.Glaukoma, peningkatan tekanan dalam bola mata (IOP) 4.Retina robek/lepas Tetapi sebagian orang mengira penyakit radang mata/mata merah hanya penyakit biasa cukup diberi tetes mata biasa sudah cukup. padahal bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata/gangguan pada mata dan menimbulkan komplikasi seperti Glaukoma, katarak maupun ablasi retina. untuk itu kali ini penulis memusatkan pada pencegahan dan penata laksanaan infeksi/radang mata terdiri dari konjungtivitis, kerositis dan uveitis(Barbara C.Long, 1996)

1.Definisia.KonjungtivitisKonjungtivitis (mata merah) adalah inflamasi pada konjungtiva oleh virus, bakter, clamydia, alergi, trauma (sengatan matahari)(Barbara C Long, 1996)Konjungtivitas adalah inflamasi peradangan konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat, matatampak merah sehingga sering disebut penyakit mata merah.(Brunner dan suddarth, 2001)b.Keraktitis Keraktitis adalah inflamasi pada kornea oleh bakteri, virus, hespes simplek, alergi, kekurangan vit. A . (Barbara C Lonf 1996)Keratitis adalah peradangan pada kornea, keratitis disebabkan oleh mikrobial dan pemajanan.Keraktitis Mikrobial adalah infeksi pada kornea yang disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, virus, jamur/parasit. serta abrasi yang sangat bisa menjadi pintu masuk bakteri.Keraktitis Pemajanan adalah infeksi pada ornea yang terjadi akibat kornea tidak dilembabkan secara memadai dan dilindungi oleh kelopak mata kekeringan mata dapat terjadi dan kemudian diikuti ulserasi dan infeksi sekunder (Brunner dan Suddarth, 2001)c.UveitisUveitis adalah peradangan pada urea yang terdiri dari 3 struktur yaitu iris, badan siliar, karoid. (www.medicastore.com, 2008)Uveitis adalah invlamasi salah satu struktur traktus uvea (iris, badan siliar dan karoid). karena uvea mengandung banyak pembuluh darah yang memberikan nutrisi pada mata maka jika terjadi peradangan pada lapisan ini dapat mengakibatkan gangguan penglihatan. (Brunner dan Suddarth, 2001)2.Etiologi a.Keratitis1)Organisme bakteri2)Virus3)Jamur atau parasit

Page 15: Anatomi Indra Penglihatan

(Brunner dan Suddarth, 2001) b.Konjungtivitis1)Bisa bersifat infeksius (bakteri, klamidia, virus, jamur, parasit)2)Imunologis (alergi)3)Iritatif (bahan kimia, suhu listrik, radiasi, misalnya akibat sinar ultraviolet)4)Berhubungan dengan penyakit sistemik(Brunner dan Suddarth, 2001)c.Uveitis1)Alergen2)Bakteri3)Jamur 4)Virus5)Bahan kimia6)Trauma7)Penyakit sistemik seperti sarkoidosis, kolitis, ulserativa, spondilitis, ankilosis, sindroma reiter, pars planitis, toksoplasmosis, infeksi sitomegalovirus, nekrosis retina akut, toksokariasis, histoplamosis, tuberkulosis, sifilis, sindroma behcel, oflamia simpatetik, sindroma vogt-hoyanagi-harada, sarkoma/limfoma.(www.medicastore.com)3.Menifestasi Klinis/Tanda dan Gejalaa.KonjungtivitisTanda dan gejala konjungtivitis bisa meliputi1)Hiperemia (kemerahan)2)Cairan3)Edema4)Pengeluaran air mata5)Gatal pada kornea6)Rasa terbakar/rasa tercakar7)Seperti terasa ada benda asingb.KeratitisManifestasi klinis dari keratitis meliputi :1)Inflamasi bola mata yang jelas2)Terasa benda asing di mata3)Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling melekat saat bangun 4)Ulserasi epitel5)Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera anterior)6)Dapat terjadi perforasi kornea7)Ekstrusi iris dan endoftalmitis8)Fotofobia9)Mata berair10)Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol(Brunner dan Suddarth, 2001)c.Uveitis 1)Monifestasi klinis dari uveitis meliputi :Anterior :1.nyeri mata 2.fotofobia3.lakrimasi penglihatan kabur4.pupil kecilPosterior :1.penurunan penglihatan2.tidak nyaman yang ringan pada mata 2)Gejala awal pada uveitis mungkin tidak terlalu berat. penglihatan menjadi kabur/penderita melihat bintik–bintik hitam yang nelayang–layang. pada iritis biasanya timbul nyeri hebat, kemerahan pada sklera (bagian putih mata) dan fotofobia.

Page 16: Anatomi Indra Penglihatan

(www.medicastore.com)4.Klasifikasi/Macam–macama.Konjungtivitis1)Konjungtivitis kataral akula/subakuta/kronika2)Konjungtivitis purulenta3)Konjungtivitis flikten4)Konjungstivitis membranasea/pseudomembran asea5)Konjungstivitis vernal6)Konjungstivitis atopi7)Konjungstivitis folikularis non trakoma8)Konjungstivitis folikularis trahomab.Keratitis1)Keratitis superfisial nono ulseratifseperti :keratitis pungtata superfisial dari fuchskeratitis nomularis dari dimmer2)Keratitis superfisial ulseratifseperti :keratitis pungtata superfisial ulseratifkeratitis fliktenkeratitis herpetika3)Keratitis profunda non ulseratifseperti : keratitis interstisialiskeratitis pustuliformis profunda4)Keratitis profunda ulseratifseperti :keratitis et lagoftalmuskeratitis neuroparalitikc.Uveitis1)Uveitis granulomatosa2)Uveitis non granulomatosa3)Uveitis campuran(dr. Nana Wijaya, 1993)5.PathofisiologiPathofisiologi Sebagian besar inflamasi mata disebabkan oleh makroorganisme, irigasi mekanis, atau sensitivitas terhadap suatu zat. untungnya inflamasi tersebut tidak meningalkan bekas yang permanen. inflamasi kornea yang berat atau ulkus kornea dapat menyebabkan kerusakan kornea yang meyebabkan ganguan penglihatan. komplikasi dari uveitis dapat menimbulkan perekatan, glaukoma sekunder dan hilang penglihatan.Sebaian besar inflamasi mata adalah tembel dan konjungstivitis. Tembel adalah infeksi folikel bulu mata atau kelenjar pinggir kelopak mata yang relatif ringan. Organisme orang yang sering menginfeksi adalah stafilokokus. Infeksi ini cenderung berkumpul karena organisma infeksi menyebar dari folikel rambut yang satu ke yang lainnya. Kebersihan yang kurang dan gangguan kosmetik yang berlebihan dapat merugikan faktor pendukung. Orang–orang seharusnya diajarkan untuk tidak memencet tembel karena infeksi dapat menyebar dan menyebabkan selulitis pada kelopak mata.Konjungtivitis merupakan bagian besar dari penyakit mata dan ada yang akut dan ada yang kronik. Konjungstivitis bakteri akut biasanya ditularkan oleh kontak langsung. Orang yang menyentuh matanya dengan jari akan mengkontaminasi benda–benda seperti : handuk atau lap. Organisme penyebabnya biasanya stafilokokus dan adenovirus. Konjungstivitis sederhana biasanya tidak lama.Infeksi oleh Chlamydia trachomatis menyebabkan trachoma, suatu bentuk konjungstivitis yang jarang di Amerika Serikat. tetapi bisa menyebabkan kebutaan terutama bagi orang-orang yang hidup didaerah kering dan pendapatannya rendah, negara-negara di mediterranean yang panas dan timur jauh. Trachoma timbul mengikuti konjungstivitis akut, kelopak mata menjadi berparut dan terbentuk granulasi-granulasi di permukaan dalam

Page 17: Anatomi Indra Penglihatan

kelopak dan menyebar ke kornea yang pada akhirnya menimbulkan hilangnya penglihatan. Pemeliharaan kebersihan penting untuk mencegah dan mengatasi trachoma. Kornea yang parut memerlukan transplantasi kornea mata. Konjungstivitis alergi biasanya disertai demam, kronis dan berulang-ulang.(Barbara C .Long, 1996)

7.Komplikasia.Konjungstivitis1)Komplikasi pada konjungstivitis kataral teronik merupakan segala penyulit dari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis2)Komplikasi pada konjungstivitis purulenta adalah seringnya berupa ulkus kornea3)Komplikasi pada konjungstivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di kornea dapat mengganggu penglihatan orang menjadi buta4)Komplikasi konjungstivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu pengelihatanb.Keratitis Komplikasi keratitis1)Hipopion2)Perforasi kornea3)Prognosisc.UveitisKomplikasi uveitis1)Katarak 2)Retinitis proliferans3)Ablasi retina4)Glaukoma sekunder, yang dapat terjadi pada stadium dini dan juga pada stadium lanjut(dr. Nana Wijana, 1993)

8.Pemeriksaan Penunjanga.Pemeriksaan Mata1)Pemeriksaan tajam penglihatan 2)Pemeriksaan dengan uji konfrontasi, kampimeter dan perimeter (sebagai alat pemeriksaan lapang pandangan)3)Pemeriksaan dengan melakukan uji fluoresein (untuk melihat adanya efek epitel kornea)4)Pemeriksaan dengan melakukan uji festel (untuk mengetahui letak dan adanya kebocoran kornea)5)Pemeriksaan oftalmoskop6)Pemeriksaan dengan slitlamp dan loupe dengan sentolop (untuk melihat benda menjadi lebih besar dibanding ukuran normalnya)(Prof.dr. H. Sidafta Ilyas, SpM , 2008) b.Therapi Medik1)Konjungtivitis : Antibiotik topikal, obat tetes steroid untuk alergi (kontra indikasi pada hespes simplek virus)2)Keratitis : Antibiotik topikal untuk infeksi bakteri, sulfat atropin, doyuridin untuk herpes simplek3)Uveitis : Scopoto lamine atau atropine untuk melebarkan pupil, kompres basah kortitkosteroid.(Barbara C. Long, 1996)9.Penatalaksanaan a.Konjungtvitis Penatalaksanaan, konjungtivitis biasanya hilang sendiri. Tapi, bergantung pada penyebabnya, terapi dapat meliputi antibiotik sistemik atau topikal, bahan antiinflamasi, irigasi mata, pembersih kelopak mata, atau kompres hangat. Bila konjungtivitis disebabkan oleh mikroorganisme, pasien harus diajari bagaimana cara menghindari kontraminasi mata yang sehat atau mata orang lain. Perawat dapat memberikan intruksi pada pasien untuk tidak menggosok mata yang sakit dan kemudian menyentuh mata yang sehat, untuk mencuci tangan setelah setiap kali memegang mata yang sakit, dan menggunakan kain lap, handuk, dan sapu tangan baru yang terpisah. Asuhan khusus harus dilakukan oleh personal asuhan kesehatan. Untuk mengindari penyebaran konjungtivitis antar pasien.

Page 18: Anatomi Indra Penglihatan

b.Keraktitis 1)Keraktitis Mikrobial Pasien dengan infeksi kornea berat dirawat untuk pemberian berseri (kadang sampai tiap 30 menit sekali) tetes anti mikroba dan pemeriksaan berkala oleh ahli optalmologiCuci tangan secara seksamaHarus memakai sarung tangan setiap intervensi keperawatan yang melibatkan mata Kelopak mata harus dijaga kebersihannya dan perlu diberi kompres dingin Diperlukan aseaminofen untuk mengontrol nyeri. Dan diresepkan sikloplegik dan midriatik untuk mengurangi nyeri dan inflamasi2)Keraktitis PemajananMemplester kelopak mata atau membalut dengan ringan mata yang telah diberi pelumas. Pada yang mengalami penurunan perlindungan sensori terhadap korneaDapat dipasang lensa kontak lunak tipe-balutan. Lensa kontak lunak tipe-balutan dipasang sesuai ukuran. Hal ini untuk mempertahankan permukaan kornea, mempercepat penyembuhan efek epitel dan memberikan rasa nyamanPerisai kolagen bisa dipergunakan untuk perlindungan kornea jangka pendek(Brunne dan Suddarth, 2001)c.UveitisPenatalaksanaan Uveitis1)Pada uveitis anterior kronis (iritis), obat mata dilatar harus diberikan segera untuk mencegah pembentukan jaringan parut dan adesi ke lensa. Kortikosteroid lakal dipergunakan untuk mengurangi peradangan dan kaca mata hitam2)Pada uveitis intermediat (pars planis, siklitis kronis), diberikan steroid topikal atau injeksi untuk kasus yang berat3)Pada uveitis posterior (peradangan yang mengenai khoroid/retina) biasanya berhubungan dengan berbagai macam penyakit sistemik seperti AIDS. Kortikosteroid sistemik diindikasikan untuk mengurangi peradangan bersama dengan terapi terhadap keadaan sistemik yang mendasarinya.(Brunner dan Suddarth, 2001) B.ASUHAN KEPERAWATAN 1.Pengkajiana.Pengkajian ketajaman mata b.Pengkajian rasa nyeric.Kesimetrisan kelopak mata d.Reaksi mata terhadap cahaya/gerakan mata e.Warna mata f.Kemampuan membuka dan menutup mata g.Pengkajian lapang pandangh.Menginspeksi struktur luar mata dan inspeksi kelenjar untuk mengetahui adanya pembengkakan 4 inflamasi( Brunner dan Suddarth, 2001)2.Analisa Dataa.Data fokus 1)Gatal-gatal2)Nyeri (ringan sampai berat)3)Lakrimasi (mata selalu berair)4)Fotofobia (sensitif terhadap cahaya) atau blepharospasme (kejang kelopak mata)b.Diagnosa Kemungkinan Penyebab - Nyeri : pada mata - Edema mata, sekresi, fotofobia, peningkatan TIO atau inflamasi- Potensial infeksi, - Kurang pengetahuan penyebaran ke mata yang tidak sakit 3.Fokus IntervensiDiagosa Keperawatan a.Nyeri pada mata berhubngan dengan edema mata, fotofobia dan inflamasiTujuan yang diharapkan

Page 19: Anatomi Indra Penglihatan

Keadaan nyeri pasien berkurangIntervensi1)Beri kompres basah hangatRasionalisasi : Mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan, dan membersihkan mata 2)Kompres basah dengan NaCL dingin Rasionalisasi : mencegah dan mengurangi edema dan gatal-gatal yang berat 3)Beri irigasiRasionalisasi : untuk mengeluarkan sekret, benda asing/kotoran dan zat-zat kimia dari mata (Barbara C .Long, 1996)4)Dorong penggunaaan kaca mata hitam pada cahaya kuatRasionalisasi : cahaya yang kuat meyebabkan rasa tak nyaman5)Beri obat untuk megontrol nyeri sesuai resepRasionalisasi : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri(Brunner dan Suddarth, 1996)b.Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan korneaTujuan yang diharapkan Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu.Intervensi1)Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibatRasionalisasi : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan progesif, bila bilateral, tiap mata dapat berlanjut pada laju yang berbeda tetapi, biasanya hanya satu mata diperbaiki per prosedur.2)Orientasikan pasien terhadap lingkungan, staf, orang lain diareanya Rasionalisasi : Memberikan peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan menurunkan cemas dan disorientasi pascaoperatif(Marilynn E. Doenges, 2000)c.Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tak sakit berhubungan dengan kurang pengetahuanTujuan yang diharapkan Infeksi tidak menyebar ke mata sebelahnya (Barbara C .Long, 1996)Intervensi1)Monitor pemberian antibiotik dan kaji efek sampingnyaRasionalisasi : mencegah komplikasi2)Lakukan tehnik sterilR asionalisasi : mencegah infeksi silang3)Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan penyakitRasionalisasi : memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara memproteksi diri (Tarwoto dan Warunnah, 2003)d.Gangguan citra tubuh berhubung dengan hilangnya penglihatan Tujuan yang diharapkan Menyatakan dan menunjukkan penerimaan atas penampilan tentang penilaian diriIntervensi1)Berikan pemahaman tentang kehilangan untuk individu dan orang dekat, sehubungan dengan terlihatnya kehilangan, kehilangan fungsi, dan emosi yang terpendam Rasionalisasi : Dengan kehilangan bagian atau fungsi tubuh bisa menyebabkan individu melakukan penolakan, syok, marah, dan tertekan 2)Dorong individu tersebut dalam merespon terhadap kekurangannya itu tidak dengan penolakan, syok, marah,dan tertekanRasionalisasi : Supaya pasien dapat menerima kekurangannya dengan lebih ikhlas3)Sadari pengaruh reaksi-reaksi dari orang lain atas kekurangannya itu dan dorong membagi perasaan dengan orang lain.Rasionalisasi : Bila reaksi keluarga bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri individu dan dapat membagi perasaan kepada orang lain.4)Ajarkan individu memantau kemajuannya sendiri

Page 20: Anatomi Indra Penglihatan

Rasionalisasi : Mengetahui seberapa jauh kemampuan individu dengan kekurangan yang dimiliki (Lynda Jual Carpenito, 1998)

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN Mata merupakan bagian yang sangat peka. mata dapat terjadi infeksi mata/radang mata yang disebabkan oleh virus, bakteri, trauma, penyakit sistemik, ataupun sensitivitas terhadap suatu zat. seperti halnya konjungstivitis (peradangan pada konjungtiva), keratitis (peradangan pada kornea) dan uveitis (peradangan pada uvea yaitu iris, badan siliar, karoid). tanda dan gejala pada infeksi mata biasanya gatal-gatal, nyeri (ringan–berat) , lakrimasi dan fotofobia. Bila infeksi mata ini tidak segera diobati bisa menyebabkan kerusakan pada mata dan menimbulkan beberapa komplikasi, pada konjungstivitis komplikasinya dapat berupa ulkus kornea dan meninggalkan jaringan perut, komplikasi keratitis dapat berupa hipopion, perforasi kornea, prognosis sedangkan komplikasi pada uveitis dapat berupa katarak, ablasi retina maupun katarak. therapi medik untuk infeksi mata dapat diberikan antibiotik topikal, obat tetes steroid, sulfat atropin, douridin dan kompres basah kortikosteroid.B. SARAN1.Untuk klien yang terkena penyakit infeksi mata, penulis berharap klien segera berobat atau infeksi tersebut segera diobati agar tidak terjadi kerusakan pada mata atau komplikasi-komplikasi yang lain2.Kita harus menjaga kebersihan mata dan menghindari kosmetik yang berlebihan, karena kosmetik yang berlebihan merupakan faktor pendukung terjadinya infeksi mata.3.Untuk klien yang terkena infeksi mata, disarankan untuk tidak menggosok mata yang sakit lalu menyentuh mata yang sehat atau menggunakan sapu tangan. hal ini untuk menghindari kontaminasi mata yang sehat dengan yang sakit.Katarak

Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruh an yang terjadi pada lensa mata yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa mata dapat bervariasi. 

Klasifikasi KatarakKatarak dapat diklasifikasikan menjadi :- katarak Kongenital: Katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun- Katarak Juvenil : katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun- Katarak Senil: katarak setelah usia 50 tahun- Katarak Trauma: Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata

Etiologi KatarakSebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena

Page 21: Anatomi Indra Penglihatan

sang ibu terinfeksi virus pada saat hamil muda. Penyebab katarak lainnya meliputi :

1. Faktor keturunan. 2. Cacat bawaan sejak lahir. 3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes. 4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid. 5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)6. gangguan pertumbuhan,7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. 8. Rokok dan Alkohol9. Operasi mata sebelumnya. 10. Trauma (kecelakaan) pada mata. 11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.

Patofisiologi KatarakLensa mata mengandung tiga komponen anatomis an: nukleus korteks & kapsul.nukleus mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan bertambahnya usia.disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior & posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna.perubahan fisik & kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi sinar.teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari degenerasi.jumlah enzim akan menurun dg bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien menderita katarak.

Manifestasi Klinik KatarakBiasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih ,sehingga refleks cahaya pada mata menja di negatif (-).Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis.

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. 2. Peka terhadap sinar atau cahaya. 3. Dapat melihat dobel pada satu mata. 4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca. 5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.

Pemeriksaan Diagnostik Katarak

1. Keratometri.2. Pemeriksaan lampu slit.3. Oftalmoskopis.4. A-scan ultrasound (echography).5. Penghitungan sel endotel penting u/ fakoemulsifikasi & implantasi.

Page 22: Anatomi Indra Penglihatan

Pengobatan KatarakSatu-satunya adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat.

Komplikasi Katarak

Penyulit yg terjadi berupa : visus tdk akan mencapai 5/5 à ambliopia sensori Komplikasi yang terjadi : nistagmus dan strabismus

KATARAK

Posted on Februari 21, 2008 by harnawatiaj

A. PENGERTIANKatarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam kapsul mata. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasi.Katarak dapat diklasifikasikan dalam golongan berikut :1.Katarak perkembangan (developmental) dan degeneratif,2.Katarak congenital, juvenil, dan senile3.Katarak komplikata4.Katarak traumaticPenyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :1.Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar2.Sekunder, akibat tindakan Pembedahan lensa3.Komplikasi penyakit lokal ataupun umumBerdasarkan usia pasien, katarak dapat dibagi dalam :Katarak congenital, katarak yang terlihat pada usia dibawah 1 tahunKatarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40 tahun.Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahunKatarak senile, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.

Page 23: Anatomi Indra Penglihatan

B. ETIOLOGIPenyebab utama katarak adalah proses penuaan . Anak dapat menderita katarak yang biasanya merupakan penyakit yng diturunkan, peradangan di dalam kehamilan, keadaan ini disebut sebagai katarak congenital.Berbagai faktor dapat mengakibatkan tumbuhnya katarak lebih cepat. Faktor lain dapat mempengaruhi kecepatan berkembangnya kekeruhan lensa seperti DM, dan obat tertentu, sinar ultraviolet B dari cahaya matahari, efek racun dari rokok, dan alkoho, gizi kurang vitamin E, dan radang menahan di dalam bola mata. Obat yang dipergunakan untuk penyakit tertentu dapat mempercepat timbulnya katarak seperti betametason, klorokuin, klorpromazin, kortizon, ergotamin, indometasin, medrison, pilokarpin dan beberapa obat lainnya.Penyakit infeksi tertentu dan penyakit seperti DM, dapat mengakibatkan timbulnya kekeruhan lensa yang akan menimbulkan katarak komplikata.Cedera mata dapat mengenai semua umur seperti pukulan keras, tusukan benda, terpotong, panas yang tinggi, bahan Kimia, dapat merusak lensa mata dan keadaan ini di sebut sebagai katarak traumatic.

C. PATOFISIOLOGILensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleuas, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna namapak seperti kristal salju pada jendela.Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi, perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang daari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa Misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan Kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi. Sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia darn tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti DM, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang memasuki decade ke tujuh. Katarak dapat bersifat congenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak didiagnosa dapat menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, DM, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu lama.

D. MANIFESTASI KLINIS DAN DIAGNOSISKatarak didiagnosisterutama dengan gejala subjektif. Biasanyaaa, pasien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau dan gangguan fungsional sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi. Temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak pada oftalmoskop.Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di mlam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak kekuningan abu-abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-tahun dan ketika katarak sudah sangat memburuk lensa koreksi yang lebih kuat pun tak akan mampu memperbaiki penglihatan. Bisa melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetropia), dan juga penglihatan perlahan-lahan berkurang dan tanpa rasa sakit.Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk menghindari silau yang menjengkelkan yang disebabkan oleh cahaya yang salah arah. Misalnya ada yang mengatur ulang perabot rumahnya sehingga sinar tidak akan langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelapak lebar atau kacamata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada siang hari.Seorang dokter mata akan memeriksa mata dengan berbagai alat untuk menentukan tipe, besar dan letaknya kekeruhan pada bagian lensa. Bagian dalam dari mata diperiksa dengan alat oftalmoskop, untuk menentukan

Page 24: Anatomi Indra Penglihatan

apakah ada kelainan lain di mata yang mungkin juga merupakan penyebab berkurangnya pengliahatan.Bila diketahui adanya gejala di atas sebaiknya segera diminta pendapat seorang dokter mata. Secara umum seseorang yang telah berusia 40 tahun sebaiknya mendapatkan pemeriksaan mata setiap 1 tahun.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN1.Ketakutan atau ansietas berhubungan kurangnya pengetahuan.Tujuan :1.Menurunkan stres emosional, ketakutan dan depresi.2.Penerimaan pembedahan dan pemahaman instruksi.Intervensi :1.Kaji derajat dan durasi gangguan visual. Dorong percakapan untuk mengetahui keprihatinan pasien, perasaan, dan tingkat pemahaman.Rasional : Informasi dapat menghilangkan ketakutan yang tidak diketahui. Mekanisme koping dapat membantu pasien berkompromi dengan kegusara, ketakutan, depresi, tegang, keputusasaan, kemarahan, dan penolakan.2.Orientasikan pasien pada lingkungan yang baru.Rasional : Pengenalan terhadap lingkungan membantu mengurangi ansietas dan meningkatkan keamanan.

3.Menjelaskan rutinitas perioperatif.Rasional : Pasien yang telah banyak mendapat informasi lebih mudah menerima penanganan dan mematuhi instruksi.4.Menjelaskan intervensi sedetil-detilnya.Rasional : Pasien yang mengalami gangguan visual bergantung pada masukan indera yang lain untik mendapatkan informasi.5.Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila mampu.Rasional : Perawatan diri dan kemandirian akan meningkatkan rasa sehat.6.Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.Rasional : Pasien mungkin tak mampu melakukan semua tugas sehubungan dengan penanganan dari perawatan diri.7.Dorong partisipasi dalam aktivitas sosial dan pengalihan bila memungkinkan (pengunjung, radio, rekaman audio, TV, kerajinan tangan, permainan).Rasional : Isolasi sosial dan waktu luang yang terlalu lama dapat menimbulkan perasaan negatif.2. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan pandangan kaburTujuan : Pencegahan cedera.Intervensi :1.Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pascaoperasi sampai stabil dan mencapai penglihatan dan keterampilan koping yang memadai, menggunakan teknik bimbingan penglihatan.Rasional : Menurunkan resiko jatuh atau cedera ketika langkah sempoyongan atau tidak mempunyai keterampilan koping untuk kerusakan penglihatan.2.Bantu pasien menata lingkungan.Rasional : Memanfasilitasi kemandirian dan menurunkan resiko cedera.3.Orientasikan pasien pada ruangan.Rasional : Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.4.Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kaca mata bila diperintahkanRasional : Tameng l;ogam atau kaca mata melindungi mata terhadap cedera.5.Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma.Rasional : Tekanan pada mata dapat menyebabkan kerusakan serius lebih lanjut.6.Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata.Rasional : Cedera dapat terjadi bila wadah obat menyentuh mata.3.Nyeri berhubungan dengan trauma insisi dan peningkatan TIOTujuan : Pengurangan nyeri dan TIO.Intervensi :1.Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep.Rasional : Pemakaian sesuai resep akan Mengurangi nyeri dan TIO dan meningkatkan rasa nyaman.2.Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul.

Page 25: Anatomi Indra Penglihatan

Rasional : mengurangi edema akan mengurangi nyeri.3.Kurangi tingkat pencayahaanRasional : Tingkat Pencahayaan yang lebih rendah lebih nyakan setelah Pembedahan.4.Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya kuat.Rasioanal : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah penggunaan tetes mata dilator.4. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan.Tujuan : mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri.Inventensi :1.Beri instruksi kepada pasien atau orang terdekat mengenal tanda atau gejala komplikasi yang harus dilaporkan segera kepada dokter.Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kerusakan lebih lanjut.2.Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berati mengenal teknik yang benar memberikan obat.Rasional : Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi resiko infeksi dan cedera mata.

3.Evaluasi Perlunya bantuan setelah pemulangan.Rasional : Sumber daya harus tersedia untuk layanan kesehatan, pendampingan dan teman di rumah.4.Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.Rasional : Memungkinkan tindakan yang aman dalam lingkungan.5. Resiko tinggi terhadap Infeksi b.d trauma insisiTujuan : Komplikasi dapat dihindari atau segera dilaporkan kepada dokter.Inventasi :1.Jaga teknik aseptic ketat, lakukan cuci tangan sesering mungkin.Rasional : Akan meminimalkan infeksi.2.Awasi dan laporkan segera adanya tanda dan gejala komplikasi, misalnya : perdarahan, peningkatan TIO atau infeksi.Rasional : Penemuan awal komplikasi dapat mengurangi resiko kehilangan penglihatan permanen.3.Jelaskan posisi yang dianjurkan.Rasional : Peninggian kepala dan menghindari berbaring pada sisi yang di operasi dapat mengurangi edema.4.Instruksikan pasien mengenal pembatasan aktivitas tirah baring, dengan keleluasaan ke kamar mandi, peningkatan aktivitas bertahap sesuai toleransi.Rasional : Pembatasan aktivitas diresepkan untuk mempercepat penyembuhan dan menghindari kerusakan lebih lanjut pada mata yang cedera.5.Jelaskan tindakan yang harus dihindari, seperti yang diresepkan batuk, bersin, muntah (minta obat untuk itu).Rasional : Dapat mengakibatkan komplikasi seperti prolaps vitreus atau dehisensi luka akibat peningkatan tegangan luka pada jahitan yang sangat halus.6.Berikan obat sesuai resep, sesuai teknik yang diresepkan.Rasional : Obat yang diberikan dengan cara yang tidak sesuai dengan resep dapat mengganggu penyembuhan atau menyebabkan komplikasi.

Katarak

Page 26: Anatomi Indra Penglihatan

Pengertian katarak

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan penurunan/gangguan penglihatan.

Seseorang yang mengalami katarak penglihatannya menjadi berkabut/buram.1,2

Lensa mata merupakan bagian jernih dari mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya dan gambar. Retina merupakan jaringan yang berada di bagian belakang mata, bersifat sensitif terhadap cahaya. Pada keadaan normal, cahaya atau gambar yang masuk akan diterima oleh lensa mata, kemudian akan diteruskan ke retina, selanjutnya rangsangan cahaya atau gambar tadi akan diubah menjadi sinyal / impuls yang akan diteruskan ke otak melalui saraf penglihatan dan akhirnya akan diterjemahkan sehingga dapat dipahami.

Penyebab dan proses terjadinya katarakSebagian besar katarak terjadi akibat proses penuaan, tetapi katarak juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko lain, seperti 1,2 :

1. Katarak traumatik yang disebabkan oleh riwayat trauma/cedera pada mata.2. Katarak sekunder yang disebabkan oleh penyakit lain, seperti: penyakit/gangguan metabolisme, proses

peradangan pada mata, atau diabetes melitus.3. Katarak yang disebabkan oleh paparan sinar radiasi. 4. Katarak yang disebabkan oleh penggunaan obat-obatan jangka panjang, seperti kortikosteroid dan obat

penurun kolesterol.5. Katarak kongenital yang dipengaruhi oleh faktor genetik.

Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu 1 :

Penumpukan protein di lensa mata

Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein. Penumpukan protein pada lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke retina. Proses penumpukan protein ini berlangsung secara bertahap, sehingga pada tahap awal seseorang tidak merasakan keluhan/gangguan penglihatan. Pada proses selanjutnya penumpukan protein ini akan semakin meluas sehingga gangguan penglihatan akan semakin meluas dan bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab tersering yang menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut. 1

Perubahan warna pada lensa mata yang terjadi perlahan-lahan seiring dengan pertambahan usia.

Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan usia, lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau coklat keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan buram/kabur) pada seseorang, tetapi tidak menghambat penghantaran cahaya ke retina. 1

Page 27: Anatomi Indra Penglihatan

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan katarak 1,2 :

Penderita diabetes melitus / kencing manis. Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang. Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E. Paparan / radiasi sinar ultraviolet.

Penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, seperti obat-obat golongan statin dan squalene synthase inhibitor dapat meningkatkan risiko terjadinya kekeruhan lensa mata (katarak). Squalene merupakan enzim yang terdapat dalam tubuh dan berperan dalam metabolisme kolesterol. Inhibisi atau penghambatan enzim squalene synthase akibat penggunaan obat penurun kolesterol dapat memicu terjadinya katarak. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan penambahan asupan squalene untuk mencegah terjadinya katarak pada penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol. 3

Squalene dapat ditemukan pada makanan yang bersumber dari hewani dan nabati, seperti: ekstrak hati ikan ”hiu botol” (Centrophorus atromarginatus), minyak zaitun, minyak kelapa sawit, minyak biji gandum, minyak amaranth dan minyak beras. Kadar squalene yang terbanyak terdapat di dalam ekstrak hati ikan ”hiu botol”.

Gejala katarakKeluhan atau gejala katarak disebabkan oleh proses kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Proses ini tidak terjadi dalam waktu singkat, sehingga gejalanya tidak muncul secara mendadak. Katarak terdiri dari 4 stadium, yaitu : stadium awal (insipien), stadium imatur, stadium matur, dan stadium hipermatur. Pada stadium awal (katarak insipien) kekeruhan lensa mata masih sangat minimal, bahkan tidak terlihat tanpa menggunakan alat periksa. Pada saat ini seringkali penderitanya tidak merasakan keluhan atau gangguan pada penglihatannya, sehingga cenderung diabaikan. Pada stadium selanjutnya proses kekeruhan lensa terus berlangsung dan bertambah, sehingga keluhan yang sering disampaikan oleh penderita katarak pada saat ini adalah kesulitan saat membaca, penglihatan menjadi kabur, dan kesulitan melakukan aktifitas sehari-hari. Selain keluhan tesebut ada beberapa gejala yang dialami oleh penderita katarak, seperti : 1

Penglihatan berkabut atau justru terlalu silau saat melihat cahaya. Warna terlihat pudar. Sulit melihat saat malam hari. Penglihatan ganda saat melihat satu benda dengan satu mata. Gejala ini terjadi saat katarak bertambah

Page 28: Anatomi Indra Penglihatan

luas.

Penatalaksanaan katarakGejala-gejala yang timbul pada katarak yang masih ringan dapat dibantu dengan menggunakan kacamata, lensa pembesar, cahaya yang lebih terang, atau kacamata yang dapat meredamkan cahaya. Pada tahap ini tidak diperlukan tindakan operasi. 1

Tindakan operasi katarak merupakan cara yang efektif untuk memperbaiki lensa mata, tetapi tidak semua kasus katarak memerlukan tindakan operasi.1,2 Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam. Operasi katarak dapat dipertimbangkan untuk dilakukan jika katarak terjadi berbarengan dengan penyakit mata lainnya, seperti uveitis, glaukoma, dan retinopati diabetikum. Selain itu jika hasil yang didapat setelah operasi jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan risiko operasi yang mungkin terjadi.

Squalene 99 merupakan squalene murni yang berasal dari ekstrak hati ikan hiu Centrophorus atromarginatus dengan kandungan squalene sebanyak 430 mg. Squalene 99 berguna untuk mencukupi kebutuhan squalene yang semakin berkurang seiring dengan bertambahnya usia maupun akibat penggunaan jangka panjang obat penurun kolesterol, sehingga dapat membantu mencegah terjadinya katarak.

Referensi :

1. National Eye Institute. Cataract : What you should know. U.S. Department of Health and Human Services : National Institute of Health; 2003.p.1-6.

2. Murill CA, Stanfield DL, VanBrocklin MD, Bailey IL, DenBeste BP, Dilorio RC, et al. Care adult patient with cataract. Optometric Clinical Practice Guideline. St. Louis : American Optometric Association; 2004.p.3-53.

3. Menys VC, Durrington PN. Squalene synthase inhibitor. British Journal of Pharmacology 2003;139: 881–82.

Kelainan Saraf OptikusDEFINISI

Page 29: Anatomi Indra Penglihatan

Saraf-saraf kecil pada retina merasakan sinar dan mengrimkan gelombang saraf kepada saraf optikus, yang akan membawa gelombang saraf tersebut ke otak.Kelainan di sepanjang saraf optikus dan percabangannya, maupun kerusakan pada otak bagian belakang (yang mengolah rangsangan visuil) bisa menyebabkan gangguan penglihatan.

Saraf optikus memiliki rute yang tidak biasa, yaitu setiap saraf membelah dan sebagian menyilang pada kiasma optikum ke sisi yang berlawanan.Dengan susunan anatomi tersebut, maka kerusakan di sepanjang jalur saraf optikus menyebabkan pola gangguan penglihatan yang khas:

* Jika kerusakan saraf optikus terjadi diantara bola mata kiri dan kiasma optikum maka kebutaan terjadi pada mata kiri.* Jika kerusakan terletak di belakang jalur saraf optikus, maka gangguan penglihatan hanya terjadi pada setengah lapang pandang pada kedua mata. Keadaan ini disebut hemianopsia.* Jika kerusakan terjadi pada kiasma optikum, maka kedua mata mengalami penurunan fungsi penglihatan tepi.* Jika kerusakan jalur saraf optikus terjadi pada sisi otak yang berlawanan (akibat stroke, perdarahan atau tumor), maka kedua mata akan kehilangan separuh lapang pandangnya pada sisi yang sama.

PAPILEDEMA

Papiledema adalah suatu keadaan dimana terjadi pembengkakan saraf optikus pada tempat masuknya ke mata akibat peningkatan tekanan di sekitar otak.

# Papiledema hampir selalu menyerang kedua mata dan biasanya disebabkan oleh: Tumor atau abses otak# Cedera kepala# Perdarahan otak# Infeksi selaput otak (meningitis)# Pseudotumor otak# Trombosis sinus kavernosus# Tekanan darah tinggi yang berat# Penyakit paru-paru yang berat.

Pada awalnya, papiledema menyebabkan sakit kepala tanpa disertai gangguan penglihatan.

Pengobatan tergantung kepada penyebab meningkatnya tekanan di dalam otak.Untuk mengurangi tekanan bisa diberikan obat-obatan atau dilakukan pembedahan.Jika tidak segera diatasi, maka bisa terjadi kerusakan saraf optikus dan otak yang sifatnya permanen.

PAPILITIS

Papilitis (Neuritis Optikus) adalah peradangan pada ujung saraf optik yang masuk ke dalam mata.

Palpitis bisa terjadi akibat berbagai keadaan, meskipun penyebabnya yang pasti tidak dapat ditentukan.Pada penderita yang berusia diatas 60 tahun, kemungkinan penyebabnya adalah arteritis temporalis.Papilitis juga bisa terjadi karena virus dan penyakit kekebalan.

Papilitis biasanya hanya menyerang satu mata, tetapi tidak tertutup kemungkinan kedua mata akan terkena.Gejalanya berupa penurunan fungsi penglihatan, yang bervariasi mulai dari bintik buta yang kecil sampai kebutaan total yang terjadi dalam waktu 1-2 hari.Penderita bisa merasakan nyeri atau tidak sama sekali.

Page 30: Anatomi Indra Penglihatan

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:- pemeriksaan lapang pandang- pemeriksaan olftalmoskop- pemeriksaan respon refleks pupil- CT scan atau MRI mata.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya.Kortikosteroid sering diberikan sebagai pengobatan awal.

NEURITIS RETROBULBER

Neuritis Retrobulber adalah peradangan pada bagian dari saraf optikus yang terletak tepat di belakang mata.Biasanya kelainan ini hanya menyerang satu mata.

Penyebab tersering adalah sklerosis multipel.Kadang penyebabnya tidak diketahui.

Dengan segera akan terjadi penurunan fungsi penglihatan dan jika mata digerakkan akan timbul nyeri.

Sekitar 50% kasus menunjukkan perbaikan dalam waktu 2-8 minggu meskipun tanpa pengobatan.Penglihatan kabur di pusat lapang pandang kadang menetap dan sering terjadi kekambuhan, terutama jika penyebabnya adalah sklerosis multipel.

Setiap kekambuhan akan memperburuk fungsi penglihatan.Saraf optikus bisa mengalami kerusakan permanan dan kadang serangan berulang menyebabkan kebutaan total.

Pengobatan tergantung kepada penyebabnya dan biasanya diberikan kortikosteroid.

AMBLIOPIA TOKSIKA

Ambliopia Toksika adalah suatu keadaan yang menyerupai neuritis retrobulber, tetapi biasanya menyerang kedua mata.

Penyebab terjadinya penyakit ini adalah malnutrisi.Penyebab lainnya adalah bahan-bahan kimia, seperti yang terkandung dalam rokok, timah hitam, metanol, kloramfenikol, digitalis, etambutol dan lain-lain.Para peminum alkohol memiliki resiko menderita ambliopis toksika.

Terjadi penurunan fungsi penglihatan pada daerah yang kecil di pusat lapang pandang, yang secara perlahan meluas dan bisa berkembang menjadi kebutaan total.

Penderita sebaiknya menghindari tembakau, alkohol atau bahan kimia penyebabnya.Jika penderita adalah seorang alkoholik, sebaiknya menjalani diet yang seimbang dan mengkonsumsi vitamin B kompleks.Untuk membuang timah hitam dari dalam tubuh penderita bisa digunakan obat chelating.

Penyebab Palpitis & Neuritis Retrobulber

1. Sklerosis multipel2. Penyakit virus3. Arteritis temporalis dan peradangan arteri lainnya

Page 31: Anatomi Indra Penglihatan

4. Keracunan bahan kimia (misalnya timah hitam, metanol)5. Tumor yang telah menyebar ke saraf optikus6. Reaksi alergi terhadap sengatan lebah7. Meningitis8. Sifilis9. Uveitis10. Arteriosklerosis.

GLAUKOMA

Glaukoma adalah suatu penyakit yang tidak berdiri sendiri tetapi disebabkan oleh sekumpulan kelainan pada mata yang merusak syaraf optik.

Syaraf optik terdiri lebih dari sejuta serat syaraf yang membawa informasi visual dari mata ke otak. Glaukoma akan merusak serat-serat syaraf ini sehingga penglihatan lambat laun akan menghilang.

Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total populasi penduduk. Umumnya penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia diatas 50 tahun, tingkat resiko menderita glaukoma meningkat sekitar 10%. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut.

Pada kebanyakan kasus, peningkatan tekanan di dalam bola mata menjadi faktor resiko terpenting sebagai penyebab glaukoma. Bila tekanan tersebut melampaui batas toleransi ketahanan sel-sel syaraf optik maka sel-sel tersebut akan mati dan berakibat hilangnya sebagian atau keseluruhan penglihatan.

Glaukoma tidak hanya disebabkan oleh tekanan yang tinggi di dalam mata. Sembilan puluh persen (90%) penderita dengan tekanan yang tinggi tidak menderita glaukoma, sedangkan sepertiga dari penderita glaukoma memiliki tekanan normal.

GEJALA GLAUKOMAGlaukoma disebut sebagai ‘pencuri penglihatan’ karena berkembang tanpa ditandai dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita glaukoma tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya nanti diketahui disaat penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan penglihatan. Berhubung kerusakan yang disebabkan oleh glaukoma tidak dapat diperbaiki, maka deteksi, diagnosis, dan perawatan harus dilakukan sedini mungkin oleh dokter spesialis mata anda.

SIAPAKAH YANG BERESIKO TERKENA GLAUKOMA?Glaukoma bisa menyerang siapa saja. Deteksi dan perawatan dini glaukoma adalah jalan satu-satunya untuk menghindari hilangnya penglihatan.

Bagi anda yang beresiko tinggi harus memeriksakan mata anda sejak usia 35 tahun sedangkan lainnya memeriksakan mata sejak usia 40 tahun.

Faktor resiko:1. Lebih dari 45 tahun.2. Memiliki riwayat glaukoma di dalam keluarga.3. Tekanan bola mata tinggi.4. Miopia (rabun jauh).5. Diabetes.6. Tekanan darah tinggi.7. Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi     darah yang buruk).8. Kecelakaan pada mata sebelumnya.9. Menggunakan steroid (cortisone) dalam jangka waktu lama.

Mata : Glaucoma

 

Page 32: Anatomi Indra Penglihatan

Pengenalan

Glaukoma ialah sejenis penyakit mata. Terdapat empat jenis glaukoma yang lazimnya berlaku, iaitu, glaukoma akut/glaukoma sudut tertutup, glaukoma kronik/glaukoma sudut terbuka, glaukoma sekunder dan glaukoma kongenital. Kesemua empat jenis glaukoma ini dicirikan oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata. Oleh yang demikian, kesemuanya boleh menyebabkan kerosakan pada saraf optik secara beransur-ansur.

Ketika keadaan saraf optik menjadi bertambah teruk, perubahan turut berlaku pada titik buta dan medan penglihatan yang boleh membawa kepada kebutaan kemudiannya. Semua jenis kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma sebenarnya boleh dielakkan jika ianya dapat dikesan lebih awal. Glaukoma tidak boleh disembuhkan, namun dalam kebanyakan kes ia dapat dirawat dengan baik jika rawatan yang tepat diberikan.

Tanda Dan Gejala

Glaukoma Akut/Glaukoma Sudut Tertutup

·         Sakit mata yang teruk

·         Kabur penglihatan

·         Penglihatan tidak jelas dan terdapatnya kesan halo (bulatan cahaya pada sekeliling cahaya lampu)

·         Mata menjadi merah, keras dan sensitif

·         Anak mata hitam (pupil) membesar

·         Loya dan muntah

·         Terasa sakit di dahi atau kepala

** Gejala ini wujud dengan cepat sekali jika ia berlaku di kalangan warga tua, terutama bagi mereka yang rabun dekat.

Glaukoma Kronik/Glaukoma Sudut Terbuka

·         Lazimnya ia tidak menunjukkan sebarang gelaja

·         Pesakit kerap menukar kaca mata tetapi tidak ada satupun yang sesuai.

·         Tidak dapat menyesuaikan mata ketika berada di dalam bilik gelap, misalnya dalam pawagam.

·         Hilang penglihatan secara beransur-ansur.

·         Penglihatan menjadi kabur atau berkabut.

·         Sakit kepala sederhana yang berpanjangan

·         Nampak pelangi- bulatan cahaya berwarna-warni di sekeliling sinar lampu.

Catatan: Selalunya tidak terdapat gejala sehinggalah di peringkat yang telah lewat. Peningkatan tekanan

Page 33: Anatomi Indra Penglihatan

dalam mata berlaku selepas beberapa bulan atau tahun.

Komplikasi

Hilang penglihatan sama ada sebahagian atau sepenuhnya.

Faktor-faktor Risiko

Glaukoma Akut

·         Lanjut Umur

·         Rabun dekat

·         Sejarah keluarga yang pernah menghidap glaukoma

·         Diabetes

·         Tekanan perasaan/stres

·         Penggunaan ubat anti kolinergik sistemik seperti atropin atau ubat titisan untuk membesarkan anak mata.

Glaukoma Kronik

·         Umur melebihi 40 tahun

·         Sejarah keluarga yang pernah menghidap glaukoma

·         Diabetes

·         Rabun jauh

Penyebab biasa Glaukoma

Glaukoma Akut

Apabila umur semakin meningkat, kanta mata akan beransur-ansur menjadi semakin besar menyebabkan sudut di antara iris dengan kornea menjadi sempit. Terdapatnya sekatan fizikal pada laluan keluar bendalir mata menyebabkan tekanan dalam mata meningkat secara tiba-tiba.

Gluakoma Kronik

Terdapatnya sekatan yang tidak normal pada pengaliran cecair dalam mata.

Glaukoma Sekunder

Ianya disebabkan oleh beberapa penyakit mata sistemik dan kesan dari ubat-ubat tertentu (seperti ubat jenis kortikosteroid).

Glaukoma Kongenital

Page 34: Anatomi Indra Penglihatan

Terjadinya kecacatan pada struktur sudut dalam mata disebabkan oleh keturunan.

Pengurusan

Diagnosis Glaukoma

·         Sejenis alat pengukur yang dinamakan 'tonometri' digunakan untuk mengukur tekanan dalam mata (introkular)

·         Pemeriksaan retina (untuk mengesan perubahan pada cakera optik iaitu mengukur nisbah lekuk yang terjadi pada cakera optik)

·         Mengukur medan penglihatan

·         Ketepatan penglihatan

·         Refraksi atau pembiasan

·         Tindak balas refleks mata hitam

·         Pemeriksaan menggunakan lampu slit.

Pengubatan

Ubat titisan mata dan/atau ubat pil diberi untuk mengurangkan pembentukan cecair dalam mata atau menggalakkan pengaliran keluar bendalir mata.

Pembedahan Laser

Kaedah ini dilakukan bersama penggunaan ubat titisan atau pil.

Pembedahan

Kaedah ini jarang dilakukan kecuali apabila rawatan lain gagal memberi kesan yang dikehendaki. Ia dilakukan untuk memperbaiki pengaliran bendalir mata. Ia juga dilakukan untuk pesakit muda yang menghidapi glaukoma lebih awal dan juga dilakukan ke atas kebanyakan kes glaukoma kongenital.

Langkah Pencegahan

Dinasihatkan mereka yang berumur 35 tahun ke atas menjalani pemeriksaan optalmoskopik dan tonometri setiap 2 tahun sekali. Bagi mereka yang mempunyai sejarah keluarga yang pernah menghidap glaukoma perlu menjalani pemeriksaan mata dengan lebih kerap bagi membolehkan masalah ini dikesan lebih awal.

Cara menggunakan ubat mata dengan betul

·         Basuh tangan dengan teliti kemudian keringkan. Tarik turun kelopak mata dengan menggunakan jari telunjuk supaya terbentuknya kantung kecil pada kelopak tersebut. Titiskan setitik ubat titisan mata ke dalam kantung kelopak mata tersebut. Perlahan-lahan pejamkan mata untuk selama 1-3 minit tetapi jangan menggosokkannya. Ini akan membantu menyerapkan ubat tersebut.

·         Jika 2 jenis ubat digunakan, setiap ubat hendaklah digunakan pada masa yang berasingan sekurang-kurangnya pada jarak 3-5 minit setiap satu (seboleh-bolehnya selama 10 minit) untuk

Page 35: Anatomi Indra Penglihatan

mengelakkan ubat yang dimasukkan lebih awal terlupus.

·         Jangan sentuhkan penghujung botol penitis ubat mata itu pada mata , tangan atau mana- mana permukaan.

Penjagaan Sendiri

·         Menjalani pemeriksaan mata seperti yang di nasihatkan oleh pakar mata.

·         Memahami keadaan pengubatan, langkah-langkah berwaspada, tidak balas dan kesan sampingan ubat yang diambil.

·         Patuh kepada rawatan dan nasihat.

·         Maklumkan kepada doktor jenis ubat yang anda ambil atau gunakan untuk rawatan glaukoma dan apa-apa juga aduan berhubung dengan penggunaan ubat-ubat tersebut.

·         Anda dinasihat untuk memaklumkan kepada doktor jika anda mengalami gejala-gejala yang telah dinyatakan di atas.

·         Jika terdapat sejarah keluarga yang pernah menghidap galukoma, anda dinasihatkan menjalani pemeriksaan mata setiap tahun.

·         Dapatkan nasihat doktor sebelum anda menggunakan ubat-ubat mata yang lain.

http://www.infosihat.gov.my/Penyakit_M_Glaucoma%20.html

 

 

 

 

 

GLAUCOMA

     sumber : http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Glaucoma2

DEFINISI

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana gambaran klinik yang lengkap ditandai oleh peninggian tekanan intraokuler, penggaungan dan degenerasi papil saraf optik serta dapat menimbulkan skotoma ( kehilangan lapangan pandang).

Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan tahanan terhadap aliran

Page 36: Anatomi Indra Penglihatan

keluarnya dari mata. Tekanan intraokuler dianggap normal bila kurang dari 20 mm Hg pada pemeriksaan dengan tonometer aplanasi yang dinyatakan dengan tekanan air raksa.

Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera interior dan posterior mata.

Faktor-faktor penyebab penggaungan dan degenerasi papil saraf optik:1. Gangguan pendarahan pada papil yang disebabkan oleh peninggian tekanan intraokuler.2. Tekanan intraokuler yang tinggi secara mekanik menekan papil saraf optik yang merupakan tempat dengan daya tahan paling lemah pada bola mata.3. Penggaungan papil yang tidak simetris antara mata kanan dan mata kiri.

Gejala umum:1. Tekanan intraokular yang tidak normal2. Rusaknya selaput jala3. Menciutnya lapang pandang akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir dengan kebutaan

KLASIFIKASI BERDASARKAN ETIOLOGI

A. Glaukoma Primer

1. Glaukoma sudut terbuka

a. Glaukoma sudut terbuka primer(Glaukoma sudut terbuka kronik, glaukoma sederhana kronik)

Glaukoma sudut terbuka primer adalah glaukoma yang penyebabnya tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka. Secara genetik penderitanya adalah homozigot dan umumnya terdapat pada orang-orang berusia di atas 40 tahun, tetapi dapat juga ditemukan pada usia muda (glaukoma junevil). Pada glaukoma ini, terdapat kecenderungan familial yang kuat dan kerabat dekat pasien dianjurkan menjalani pemeriksaan penapisan secara teratur.

Gambaran Klinik:

Merupakan penyakit menahun yang terus berkembang dengan lambat dan kadang-kadang berkembang tanpa disadari penderita sehingga sampai mencapai tingkat lanjut. Penelitian yang lebih cermat pada stadium awal memperlihatkan adanya remisi dan eksaserbasi daripada gangguan out flow dan peninggian tekanan intraokuler.

Diagnosis:

Diagnosis glaukoma ini ditegakkan apabila ditemukan kelainan-kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapangan pandand disertai peningkatan tekanan intraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal, dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.

Tes yang khusus untuk membantu diagnosis:- Tes minum air- Tes pilokarpin- Tes provokasi steroid

Pengobatan:

Dimulai dengan pemberian obat-obatan penghambat adrenergik-beta topikal seperti epinefrin (dipivefrin) dan pilokarpin kecuali apabila terdapat kontraindikasi pemakaiannya. Apabila tekanan intraokular belum dapat dikontrol secara efekif dengan terapi topikal, mungkin diperlukan trabekuloplasti dengan laser dan

Page 37: Anatomi Indra Penglihatan

bedah katarak. Tetapi bedah katarak juga dapat menimbulkan peningkatan sementara tekanan intraokular yang dapat berbahaya, karena tekanan intraokular yang tidak terkontrol atau penurunan lapangan pandang yang luas.

Operasi dilakukan apabila:- Tekanan intraokular tetap di atas 30 mmHg- Kerusakan papil saraf optik progresif- Kerusakan lapangan pandang yang progresif

Jenis operasi yang dilakukan adalah operasi fistulasi:- Sceie- Trabekulekomi- Iridenkleisis

Perjalanan dan Prognosis

Tanpa pengobatan, glaukoma ini dapat bekembang secara perlahan sehingga akhirnya menimbulkan kebutaan total. Apabila proses penyakit dapat terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis.

b. Glaukoma tekanan normal(Glaukoma tekanan rendah)

Glaukoma tekanan rendah dalah suatu keadaan dimana ditemukan penggaungan papil saraf optik dan kelainan lapang pandang yang khas glaukoma tetapi disertai tekanan bola mata yang tidak tinggi. Keadaan ini dihubungkan dengan terdapatnya gangguan pendarahan papil saraf optik walaupun yekanan bola mata tidak tinggi.

Diagnosis:

Beberapa entitas yang harus disingkirkan sebelum penegakkan diagnosis:- Episode peningkatan tekanan intraokular sebelumnya, seperti yang disebabkan oleh iridosikitis,trauma, atau terapi steroid topikal.- Variasi diurnal yang besar pada tekanan intraokular dengan peningkatan mencolok, biasanya pada pagi hari.- Kelainan postural pad tekanan intraokular dengan peningkatan mencolok saat pasien berbaring datar.- Peningkatan tekanan intraokular intermiten seperti pada penutupan sudut subakut.- Penyebab kelainan diskus optikus dan lapang pandang yang lain, termasuk kelainan diskus kongenital dan atrofi didapat akibat tumor atau penyakit vaskular.

Pengobatan:

Pengobatan glaukoma ini ditujukan pada menurunkan tekanan bola mata ke titik yang lebih rendah. Miotika dan obat-obatan simpatomimetik dapat dicoba.

2. Glaukoma sudut tertutup

Glaukoma sudut tertutup adalah glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, brsifat bilateral dan herediter.

Pembagian Glaukoma sudut tertutup:

a. Akut

Page 38: Anatomi Indra Penglihatan

Glaukoma ini terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera anterior oleh iris perifer dan akibat pergeseran diafragma lensa-iris ke anterior disertai perubahan volume di segmen psterior mata.

Ciri-ciri klinis:- Tekanan intraokular meningkat dengan cepat- Nyeri hebat, mual, dan muntah- Kemerahan- Kekaburan penglihatan- Kamera anreior dangkal- Kornea berkabut- Pupil terfiksasi berdilatsi sedang- Injeksi siliaris

Terapi:

Terapi ditujuakan untuk menurunkan tekanan intraokular dengan asetazolamid, penghambat beta topikal, dan obat-obatan hiperosmotik bersama dengan sikloplegia intensif untuk mendorong pergeseran lensa ke belakang melalui konstriksi aparatuszonular.

Apabila tekanan intraokular dapat dikontrol, harus dilakukan iridektomi untuk membentuk hubungan permanen antara kamera anterior dengan posterior yang dilakukan dengan laser neodinium:YAG ataupun lase argon.

Apabila tekanan intraokular tidak dapat dikontrol secara medis, perlu dilakukan pemberian manitol inravena praoperasi untuk menurunkan tekanan intraokular sebesar mungkin.

b. Subakut

Ciri-ciri klinis:- Tekanan intraokular meningkat dengan singkat dan rekuren.- Terjadi akumulasi kerusakan pada sudut kamera anterior (pembentukan sinekia anterior perifer)- Nyeri unilateral berulang- Kemerahan- Kekaburan penglihatan- Halo disekitar cahaya- Serangan terjadi pada malam hari

Uji provokatif kamr gelap dapat membantu mengidentifikasi pasien penyempitan sudut mana yang beresiko mengalami glaukomasudut tertutup.

c. Kronik

Ciri-ciri klinis:- Peningkatan tekanan intraokular- Sinakia anterior perifer meluas- Pengecilan ekstensif lapang pandang- Serangan penutupan sudut subakut- Kelainan diskus optikus

Terapi:

Iridektomi perifer adalah komponen terapi yang penting.apabila mungkin, tekanan intraokular kemudian

Page 39: Anatomi Indra Penglihatan

dikontrol secara medis. Jangan digunakan epinefrin dan miotik kuat kecuali apabila terdapat iridektomi perifer paten karena obat-obatan tersebut akan memperparah penutupan sudut.

d. Iris plateau

Iris plateau adalah suatu kelainan yang jarang dijumpai kedalaman kamera anterior sentral normal tetapi sudut kamera anterior sangat sempit karena insersi iris secara kongenital terlalu tinggi. Mata dengan kelainan ini akan jarang mengalami sumbatan pupil, tetapi dilatasi akan menyebabkan merapatnya iris perifer, sehingga menutup sudut sekalipun telah dilakukan iridektomiperifer.

B. Glaukoma Kongenital

Ciri-ciri klinis:- Epifora- Fotofobia- Pengurangan kilau kornea- Peningkatan tekanan intraokular- Pencekungan diskus optikus- Peningkatan garis tengah kornea- Edema epitel- Robekan membran Descemet- Peningkatan kedalaman kamera anterior

Diagnosis Banding:

Megalokornea, kekeruhan kornea akibat distrofi kongenital dan ruptur traumatik membran Descemet harus disingkirkan. Pengukuran tekanan intraokular, genioskopi, dan evaluasi diskus optikus penting untuk membuat diagnosis banding.

Perjalanan penyakit dan Prognosis:

Pada kasus yang tidak diobati, kebutaan timbul dini. Mata mengalami peregangan hebat dan bahkan dapat ruptur hanya akibat trauma ringan. Pencekungan diskus optikus khas glaukoma timbul relatif cepat, yang menekankan perlunya terapi segera.

Pembagian glaukoma kongenital:

1. Glaukoma kongenital primer

Glaukoma kongenital terjadi akibat terhentinya perkembangan struktur sudut kamera anterior pada usia janin sekitar 7 bulan. Iris mengalami hipoplasia dan berinsersi ke permukaan trabekula di depan taji sklera yang kurang berkembang, sehingga jalinan traekula terhalang dan timbul gambaran suatu membran menutupi sudut.

Terapi:

Terapi pilihan adalah goniotomi. Pada pasien yang datang lebih lambat, gonoiotomi kurang berhasil dan mungkin diperlukan trabekulotomi atau trabekolektomi.

2. Glaukoma yang berkaitan dengan perkembangan mata lain

a. Sindrom pembelahan kamera anterior

- Sindrom Anxenfeld

Page 40: Anatomi Indra Penglihatan

Sindrom Axenfeld adalah penyakit yang terdapat sedikit hipoplasia stroma anterior iris, disertai adanya jembatan-jembatan filamen yang terbentuk di perifer dan berhubungan dengan garis Schwalbe yang mencolok dan tergeser secara aksial yang menghubungkan stoma iris dengan kornea.

- Sindrom Rieger

Sindrom Rieger adalah penyakit yang apabila perlekatan irikorneanya lebih luas yang disertai oleh disrupsi iris, dengan polikaria serta anomali tulang dan gigi.

Anomali Peter

Anomali Peter adalah penyakit yang apabila perlekatanya antara iris sentral dan permukaan posterior sentral kornea.

b. Aniridia

Gambaran klinis:- Iris tidak bekembang- Katarak kongenital- Distrofi kornea- Hipoplasia fovea- Penglihatan buruk

Terapi:

Apabila terapi medis tidak efektif, goniotomi atau trabekulotomi kadang-kadang dapat menormalkan tekanan intraokular. Sering diperlukan tindakan operasi filtrasi, tetapi prognosis penglihatan jangka panjang buruk.

3. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokulera. Sindrom Sturge-Weberb. Sindrom Marfanc. Neurofibromatosisd. Sindrom lowee. Rubela Kongenital

C. Glaukoma Sekunder

Glaukoma sekunder adalah glaukoma yng diketahui penyebabnya. Dapat disebabkan atau dihubungkan dengan keadaan-keadaan atau penyakit yang telah diderita sebelumnya atau pada saat itu.

Penyakit-penyakit yang diderita tersebut dapat memberikan kelainan pada:- Badan siliar: luksasi lensa ke belakang- Pupil: seklusio pupil, galikoma yang diinduksi miotik- Sudut bilik mata depan: goniosinekiaSaluran keluar aqueous: miopia

1. Glaukoma pigmentasi

Sindrom ini disebabkan oleh degenerasi epitel pigmen iris dan korpus siliaris.

Terapi:

Page 41: Anatomi Indra Penglihatan

Terapi logis untuk kelainan ini adalah zat-zat miotik karena obat ini mengatasi pergerakan iris atas zonula. Namun, masalah utamanya adalah usia yang muda saat timbul penyakit, yang meningkatkan kemungkinan diperlukannya tindakan bedah drainase dan kombinasi tindakan bedah dan terapi antimetabolit.

2. Glaukoma eksfoliasi

3. Akibat kelainan lensa

a. Dislokasi

2 macam dislokasi:

- Dislokasi anterior dapat menimbulkan sumbatan pada bukaan pupil yang menyebabkan iris bombe dan penutupan sudut.

Terapi:

Terapi yang dapat dilakukan adalah ekstarksi lensa setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis.

- Dislokasi posterior disebabkan oleh kerusakan sudut pada waktu dislokasi traumatik.

Terapi:

Terapi yang dilakukan biasanya lensa dibiarkan dan glaukoma diobati sebagai glaukoma sudut terbuka primer.

b. Intumesensi

Lensa dapat menyerap cukup banyak cairan sewaktu mengalami kelainan kataraktosa sehingga ukurannya membasar secara bermakna dam menimbulkan sumbatan pupil dan pendesakan sudut serta menyebabkan glaukoma sudut tertutup.

Terapi:

Terapi berupa ekstraksi lensa apabila tekana intraokular telah terkontrol secara medis.

c. Fakolitik

Sebagian katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsul lensa anterior, sehingga protein-protein lensa yang mencair masuk ke kamera anterior dan menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokular.

Terapi:

Ekstrasi lensa merupakan terapi definitif setelah tekanan intraokular terkontrol secara medis, termasuk steroid topikal intensif.

4. Akibat kelainan traktus uvea

a. Uveitis

Pada uveitis, tekanan intraokular biasanya lebih rendah daripada normal karena korpus siliare yang

Page 42: Anatomi Indra Penglihatan

meradang kupang berfungsi dengan baik. Namun juga dapt terjadi peningkatan tekanan intraokular melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Uveitis kronik menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula, sinekia anterior perifer, kadang-kadang neovaskularisasi sudut, yang semuanya meningkatkan kemungkinan glaukoma sekunder.

Terapi:

Terapi terutama ditujukan kepada pengontrolan uveitis disertai pemberian terapi glaukoma sesuai keperlua, dan menghindari miotik karena dapat meningkatkan kemungkinan pembentukan sinekia posterior. Terapi jangka panjang, termasuk tindkan bedah, sering perlu dilakukan karena kerusakan jalinan trabekula yang ireversibel.

b. Sinekia posterior

c. Tumor

Melanoma traktus uvealis dapat menimbulkan glaukoma akibat pergeseran korpus siliare ke anterior yang menyebabkan penutupan sudut sekunder, keterlibatan langsung sudut kamera anterior, penyumbatan sudut filtrasi oleh dispersi pigmen, dan neovaskularisasi sudut. sangat diperlukan tindakan enukleasi.

5. Sindrom iridokorneo endotel

Kelainan idiopatik yang jarang ini biasanya unilateral dan bermanifestasi sebagai dekompensasi kornea, glaukoma, dan kelainan iris.

6. Trauma

Terapi:

Terapi awal biasanya terapi medis, tetapi mungkin diperlukan tindakan bedah apabila tekanan tetap tinggi.

Pembagian Glaukoma akibat trauma:

a. Hifema

Darah menyumbat jalinan trabekular, yang mengalami edema akibat cedera.

b. Kontusio/resesi sudut

Kamera anterior tampak lebih dalam daripada mata yang satunya dan gonioskopi memperlihatkan resesi sudut.

c. Sinekia anterior perifer

7. Pascaoperasi

a. Glaukoma sumbatan siliaris

Terapi:

Terapi terdiri dari sikloplegik, midriatik, penekan humor akueus, dan obat hiperosmotik. Obat-obatan perosmotik digunakan untuk menciutkan korpus vitreum dan membiarkan lensa jatuh ke arah posterior. Mungkin diperlukan sklerotomi posterior, vitrektomi, dan ekstraksi lensa.

Page 43: Anatomi Indra Penglihatan

b. Sinekia anterior perifer

c. Pertumbuhan epitel ke bawah

d. Pascabedah tandur kornea

e. Pascabedah pelepasan retina

8. Glaukona neovaskuler

Glaukona neovaskuler adalah galukoma sekunder yang disebabkan oleh bertumbuhnya jaringan fibrovaskuler baru ( neovaskuler) di permukaan iris.

Keadaan ini dapat diakibatkan oleh:a. Kelainan pembuluh darahb. Sumbatan vena retina sentralisc. Tumor intraokulard. Penyakit Peradangan pembuluh darah

Pengobatan:

Obat-obatan biasanya tidak menolong. Sebaiknya dilakukan siklodiatermi atau siklokriterapi. Pada keadaan akut dapat diberikan kortikosteroid dan atropin serta pankoagulasi retina.

9. Peningkatan tekanan vena episklera

a. Fistula karotis-kavernosa

b. Sindrom Struge-Weber

Terapi:

Terapi medis tidak dapat menurunkan tekanan intraokular di bawah tingkat tekanan vena episklera yang meningkat secara abnormal, dan tindakan bedah berkaitan dengan resiko penyulit yang tinggi

10. Akibat steroid

Terapi:

Terapi yang digunakan adalah terapi glaukoma medis dan terapi steroid sistemik yang kecil kemungkinannya menyebabkan peningkatan tekanan intraokular

D. Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut adalah suatu keadaan akhir semua jenis glaukoma yang tidak terkontrol dengan ciri-ciri mata yang keras, tidak dapat melihat, dan sering nyeri.

Dapat disertai keadaan seperti:1. Injeksi siliar2. Edema kornea3. Bilik mata depan yang dangkal4. Pupil lebar5. Iris ektropion6. Penggaungan dan atrofi papil saraf optik yang total

Page 44: Anatomi Indra Penglihatan

7. Rubeosis iris8. keratopati bula

Pengobatan:

Pengobatan ditujukan terutama pada rasa sakitnya dengan jalan:- Suntikan alkohol retrobulber 90% sebanyak 0,5 ml- Penyinaran yang ditujukan pada badan siliar; diberikan 100-150 Rad dalam 4-5 kali penyinaran- Enukleasi bulbi

Tidak dianjurkan untuk melakukan tindakan operasi intraokular lainnya sebab dapat menimbulkan oftalmia simpatika

REFERENSI

Ilyas,sidarta.2004.Ilmu Perawatan Mata.Sagung Seto:JakartaIlyas,sidarta dkk.2000.Sari Ilmu Penyakit Mata.FK UI:JakartaVaughan,Daniel G.dkk.2000.Oftalmologi Umum.Widya Medika:Jakarta

GlaukomaDEFINISI

Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.

Terdapat 4 jenis glaukoma:# Glaukoma Sudut Terbuka# Glaukoma Sudut Tertutup# Glaukoma Kongenitalis# Glaukoma Sekunder.Keempat jenis glaukoma ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata dan karenanya semuanya bisa menyebabkan kerusakan saraf optikus yang progresif.

GlaukomaGlaukoma

PENYEBAB

Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut humor aqueus.Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu saluran.Jika aliran cairan ini terganggu (biasanya karena penyumbatan yang menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan tekanan.

Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata.Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.

Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata.Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang sentral.Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan kebutaan.

Aliran humor aqueus yg normal

Page 45: Anatomi Indra Penglihatan

GEJALA

GLAUKOMA SUDUT TERBUKA

Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.Secara bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang progresif.

Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang, menyebabkan kebutaan.

Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang terjadi pada anak-anak.Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada penderita diabetes atau miopia.Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.

Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan gejala.Lama-lama timbul gejala berupa:- penyempitan lapang pandang tepi- sakit kepala ringan- gangguan penglihatan yang tidak jelas (misalnya melihat lingkaran di sekeliling cahaya lampu atau sulit beradaptasi pada kegelapan).

Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).

Glaukoma sudut terbuka mungkin baru menimbulkan gejala setelah terjadinya kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Glaukoma sudut terbuka

GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP

Glaukoma sudut tertutup terjadi jika saluran tempat mengalirnya humor aqueus terhalang oleh iris.

Setiap hal yang menyebabkan pelebaran pupil (misalnya cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena terhalang oleh iris.Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata secara mendadak.

Serangan bisa dipicu oleh pemakaian tetes mata yang melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu.Glaukoma akut lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di bawah cahaya yang redup.

Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:- penurunan fungsi penglihatan yang ringan- terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya- nyeri pada mata dan kepala.Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan lebih lanjut.

Page 46: Anatomi Indra Penglihatan

Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut.Penderita juga mengalami mual dan muntah.Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah.Pupil melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang.

Sebagian besar gejala akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang.Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.

Glaukoma sudut tertutup

GLAUKOMA SEKUNDER

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:# Infeksi# Peradangan# Tumor# Katarak yang meluas# Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik anterior.

Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis.Penyebab lainnya adalah penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan ke dalam mata.Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler.

GLAUKOMA KONGENITALIS

Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan perkembangan pada saluran humor aqueus.Glaukoma kongenitalis seringkali diturunkan.

DIAGNOSA

Pemeriksaan mata yang biasa dilakukan adalah:# Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada saraf optikus akibat glaukoma# Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur dengan tonometri.Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan telah terjadi peningkatan tekanan.Kadang glaukoma terjadi pada tekanan yang normal.# Pengukuran lapang pandang# Ketajaman penglihatan# Tes refraksi# Respon refleks pupil# Pemeriksan slit lamp# Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor aqueus.

PENGOBATAN

Glaukoma sudut terbuka

Obat tetes mata biasanya bisa mengendalikan glaukoma sudut terbuka.Obat yang pertama diberikan adalah beta bloker (misalnya timolol, betaxolol, carteolol, levobunolol atau metipranolol), yang kemungkinan akan mengurangi pembentukan cairan di dalam mata.

Page 47: Anatomi Indra Penglihatan

Juga diberikan pilocarpine untuk memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.Obat lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol (untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).

Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior.Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong sebagian iris (iridotomi).

Glaukoma sudut tertutup

Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan serangan glaukoma.Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya acetazolamide).

Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat.Untuk mengontrol tekanan intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker.

Setelah suatu serangan, pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase biasanya terus dilanjutkan.Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).

Terapi laser untuk membuat lubang pada iris akan membantu mencegah serangan berikutnya dan seringkali bisa menyembuhkan penyakit secara permanen.Jika glaukoma tidak dapat diatasi dengan terapi laser, dilakukan pembedahan untuk membuat lubang pada iris.

Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.

Glaukoma sekunder

Pengobatan glaukoma sekunder tergantung kepada penyebabnya.Jika penyebabnya adala peradangan, diberikan corticosteroid dan obat untuk melebarkan pupil. Kadang dilakukan pembedahan.

Glaukoma kongenitalis

Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.

PENCEGAHAN

Tidak ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka.Jika penyakit ini ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.

Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi untuk mencegah serangan akut.Home > Health > Glaukoma

Page 48: Anatomi Indra Penglihatan

Glaukoma

10:00 AM Posted by Irga

Sejak tahun 1967 kebutaan telah dideklarasikan sebagai masalah nasional, dimana kebutaan dapat berdampak pada masalah sosial, ekonomi dan psikologi bukan hanya bagi penderita melainkan juga bagi masyarakat dan negara. (1)Prevalensi kebutaan di Indonesia masih sangat tinggi dengan penyebab utamanya yaitu katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan beberpa penyakit yang berhubungan dengan lanjut usia (0,38%). Berdasarkan perkiraan WHO, tahun 2000 ada sebanyak 45 juta orang didunia yang mengalami kebutaan. Sepertiga dari jumlah itu berada di Asia Tenggara. Untuk kawasan Asia Tenggara. Untuk Kawasan Asia Tenggara, berdasarkan Survei Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angka kebutaan di Indonesia sekitar 1,5 % dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibanding Bangladesh (1%), India (0,7%), dan Thailand (0,3%). Jumlah penderita kebutaan di Indonesia meningkat, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya usia harapan hidup, kurangnya pelayanan kesehatan mata dan kondisi geografis yang tidak menguntungkan. (2, 3).

Berdasarkan survei WHO pada tahun 2000, dari sekitar 45 juta penderita kebutaan 16% diantaranya disebabkan karena glaukoma, dan sekitar 0,2 % kebutaan di Indonesia disebabkan oleh penyakit ini. Sedangkan survei Departemen Kesehatan RI 1982-1996 melaporkan bahwa galukoma menyumbang 0,4 5 atau sekitar 840.000 orang dari 210 juta penduduk penyebab kebutaan. Kondisi ini semakin diperparah dengan pengetahuan dan kesadaran masyarakat yang rendah akan bahaya penyakit ini.. (4,5)Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan analisa kepustakaan mengenai prevalensi, insiden dan derajat dari berbagai jenis glaukoma. Dengan menggunakan data tahun1980-1990, WHO melaporkan jumlah populasi di dunia dengan tekanan bola mata yang tinggi (>21 mmHg) sekitar 104,5 juta orang. Insiden dari glaukoma primer sudut terbuka berkisar 2,4 juta orang pertahun. Prevalensi kebutaan untuk semua jenis glaukoma diperkirakan mencapai 5,2 juta orang, dengan 3 juta orang disebabkan oleh glaukoma primer sudut terbuka. Galukoma bertanggung jawab atas 15 % penyebab kebutaan, dan menempatkan glaukoma sebagai penyebab ketiga kebutaan di dunia setelah katarak dan trakhoma . (6)Prevalensi glaukoma primer sudut terbuka menunjukkan keterkaitan ras. Pada orang kulit putih dengan usia diatas 40 tahun prevalensi glaukoma sekitar 1,1 5 dan 2,1% dan prevalensi pada orang kulit hitam enam kali besar. Prevalensi galukoma primer sudut terbuka meningkat seiring pertambahan usia, data menunjukkan populasi dengan usia dekade ke-7 lebih beresiko tujuh sampai delapan kali di anding usia dekade ke-4. (6)

PengertianGlaukoma adalah sekumpulan gejala dengan karakteristik neuropati saraf optik yang ditandai dengan defek lapangan pandang dimana peningkatan tekanan intra okular hanya merupakan salah satu faktor resiko terjadinya glaukoma. (6,7)Tekanan intraokuler ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor aquos dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Untuk memahami glaukoma diperlukan pengetahuan tentang fisiologi humor aquos . (8)

FisiologiKomposisi humor aquos : (8)Humor aquos adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan bilik mata belakang. Volumenya adalah sekitar 250 µL, dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi diurnal, adalah 1.5-2 µL/ mnt. Komposisi humor aquos serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah.Pembentukan dan Aliran Humor Aquos : (8)Humor aquos diproduksi oleh korpus siliare. Ultrafiltrasi plasma yang dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodofikasi oleh fungsi sawar dan prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang, humor aquos mengalir melalui pupil ke bilik mata depan (Gambar 1) lalu ke jalinan trabekular di sudut bilik mata depan. Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah di iris.

Page 49: Anatomi Indra Penglihatan

Aliran Keluar Humor Aquos : (8)Jalinan/ jala trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase humor aquos juga meningkat. Aliran humor aquos kedalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-saluran transeluler siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm (sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena aquos ) menyalurkan cairan ke dalam sistem vena. Sejumlah kecil humor aquos keluar dari mata antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral). Resistensi utama terhadap aliran keluar humor aquos dari bilik mata depan adalah lapisan endotel saluran Schlemm dan bagian-bagian jalinan trabekular di dekatnya, bukan dari sistem pengumpul vena. Tetapi tekanan di jaringan vena episklera menentukan besar minimum tekanan intraokular yang dicapai oleh terapi medis.

PatofisiologiPatofisiologi peningkatan tekanan intraokular, baik disebabkan oleh mekanisme sudut terbuka atau sudut tertutup akan dibahas sesuai pembahasan masing-masing penyakit tersebut. Efek peningkatan tekanan intraokular di dalam mata ditemukan pada semua bentuk glaukoma, yang manifestasinya dipengaruhi oleh perjalanan waktu dan besar peningkatan tekanan intraokuler.Mekanisme utama penurunan penglihatan pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difuse, yang menyebabkan penipisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik, disertai pembesaran cekungan optikus . Iris dan korpus siliaris juga menjadi atrofik, dan prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.

Pada beberapa penelitian menunjukkan tekanan intraokular yang meningkat di atas 21 mmHg, menunjukkan peningkatan persentase defek lapangan pandang, dan kebanyakan ditemukan pada pasien dengan tekanan intraokuler berkisar 26-30 mmHg. Penderita dengan tekanan intraokuler diatas 28 mmHg 15 kali beresiko menderita defek lapangan pandang daripada penderita dengan tekanan intraokular berkisar 22 mmHg. (9)Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan intraokular mencapai 60-80 mmHg, sehingga terjadi kerusakan iskhemik pada iris yang disertai edema kornea. (8)

Klasifikasi Pada umumnya glaukoma dapat dibagi berdasarkan, yaitu :1) Tidak terdapat kelainan di dalam bola mata yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraokuler , yaitu glaukoma primer sudut terbuka dan tertutup.

a. Glaukoma primer sudut terbukaGlaukoma primer sudut terbuka adalah bentuk glaukoma yang tersering dijumpai. Sekitar 0,4 – 0,7 % oang berusia lebih dari 40 tahun dan 2-3 % orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma jenis ini. Penyakit ini tiga kali lebih sering dan umumnya lebih agresif pada orang berkulit hitam. Pada glaukoma primer sudut terbuka, terdapat kecenderungan familial yang kuat dan kerabat dekat pasien dianjurkan menjalani pemeriksaan penapisan secara teratur.Faktor resiko terjadinya glaukoma primer sudut terbuka antara lain ; - Meningkatnya usia berhubungan edngan prevalensi terjadinya glaukoma terutama usia diatas 60 tahun.- Ras / bangsa, terutama pada ras Afrika- Amerika beresiko 6 kali dibanding ras Kaukasoid.- Riwayat keluarga dengan galukoma primer sudut terbuka berresiko 6 kali untuk terkena galukoma.- Terdapatnya peningkatan tekanan intraokuler disertai diabetes mellitus beresiko 3 kali dibanding populasi pada umumnya. Gambaran patologik utama pada glaukoma primer sudut terbuka adalah proses degeneratif jalinan trabekular, termasuk pengendapan bahan ekstrasel di dalam jalinan dan dibawah lapisan endotel kanalis Schlemm. Akibatnya adalah penurunan drainase humor aquos yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular

Page 50: Anatomi Indra Penglihatan

(gambar 3).

Gejala dari glaukoma jenis ini : Oleh karena penurunan penglihatannya bersifat bertahap, biasanya tidak terdapat keluhan hingga kerusakan yang berat telah terjadi pada nervus optik. Glaukoma jenis ini dapat dideteksi dengan melakukan skrining pada kelompok resiko glaukoma. Diagnosis glaukoma primer sudut terbuka ditegakkan apabila ditemkan kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan defek lapangan pandang disertai peninggian tekanan intraokuler, bilik mata depan normal, dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler. (7,8, 10,11,,12)b. Glaukoma primer sudut tertutup..Glaukoma primer sudut tertutup terutama stadium akut lebih banyak ditemukan pada oarang Eskimo dan Asia, diikuti oleh Kaukasia lalu Afrika Amerika. Usia antara 55-65 tahun merupakan salah satu resiko. Wanita yang terkena glaukoma jenis ini 3-4 kali dibanding pria.Glaukoma primer sudut tertutup terjadi apabila terbentuk iris bombe yang menyebabkan sumbatan pada bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor aquos dan tekanan intraokuler meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan penglihatan. Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah mengalami penyempitan anatomik pada bilik mata depan( dijumpai terutama pada hipermetrop). Serangan akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring dengan pembeasran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Pada glaukoma sudut tertutup, pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari, sat tingkat pencahayaan berkurang (gambar 4).

Gambar 4. Glaukoma primer sudut tertutup (9)Gejala dari glaukoma jenis ini ditandai oleh munculnya kekaburan penglihatan mendadak yang disertai nyeri hebat, halo, dan mual disetaai muntah. Temuan lain adalah peningkatan mencolok tekanan intraokuler, bilik mata depan dangkal, kornea berkabut, pupil terfiksasi dan berdilatasi sedang, dan injeksi siliaris. Apabila terapi tertunda, iris perifer dapat melekat kejalinan trabekular (sinekia posterior), sehingga menimbulkan sumbatan ireversibel pada bilik mata depan yang memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya. (7,8, 10,11,,12)2) Terdapat kelainan di dalam bola mata yang menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan intraokuler (inflamasi, trauma, perdarahan, trauma, tumor, pengobatan) , yaitu glaukoma sekunder sudut terbuka dan tertutup.a. Glaukoma sekunder sudut terbuka Glaukoma dimana tidak terdapatnya kelainan padapangkal iris serta kornea perifer melainkan terhambatnya aliran hmor aquos di jalinan trabekuler. Bentuk dari glaukoma sekunder sudut terbuka antara lain ;• Glaukoma pigmentasi. Sindrom ini tampaknya disebabkan oleh degenerasi epitel pigmen iris dan korpus siliaris. Granula pigmen terkelupas dari iris akibat friksi dengan serat-serat zonular di bawahnya sehingga terjadi transiluminasi iris. Pigmen mengendap di permukaan kornea posterior (Krukenberg’s spindle) dan tersangkut di jalinan trabekular, mengganggu aliran keluar humor aquos (gambar 5). Sindrom ini terjadi paling seringpada pria miopik usia antara 25 dan 40 tahun yang memiliki bilik mata depan yang dalam dengan sudut bilik mata yang lebar.

• Sindrom pseudo-exfoliasiPada sindrom eksfoliasi, dijumpai endapan-endapan bahan berserat mirip serpihan di permukaan lensa anterior (berbeda dengan eksfoliasi kapsl lensa sejati akibat pajanan terhadap radiasi inframerah, yakni “katarak glass blower’), prosesus siliaris, zonula, permukaan posterior iris, dam di jalinan trabekular (disertai peningkatan pigmentasi). Penyakit ini biasanya dijumpai pada orang berusia lebih dari 65 tahun. Glaukoma akibat steroidKortikosteroid topikal dan periokular dapat menimbulkan sejenis glaukoma yang mirip dengan glaukoma primer sudut terbuka, terutama pada individu dengan riwayat oenyakit ini pada keluarga, dan akan memperparah peningkatan tekanan intraokuler pada para pengidap glaukoma primer sudut terbuka. Hal ini kemungkinan disebabkan karena meningkatnya deposit mukopolisakarida yang terdapat pada humor aquos sehingga drainasenya terganggu. • Glaukoma FakolitikSebagian katarak stadium lanjut dapat mengalami kebocoran kapsl lensa anterior, sehingga protein-protein lensa yang mencair masuk ke bilik mata depan. Jalinan tabekular menajdi edematousa dan tersumbat oleh protein-protein lensa dan menimbulkan peningkatan mendadak tekanan intraokular. (7,8, 10,11,,12)

Page 51: Anatomi Indra Penglihatan

b. Glaukoma sekunder sudut tertutupGlaukoma sekunder sudut tertutup sama halnya dengan glaukoma primer sudut tertutup, dimana terjadinya peninggian tekanan intraokuler disebabkan adanya hambatan atau blokade pada trabekula meshwork. Penyebab dari galukoma sekunder sudut tertutup antara lain ;• Uveitis.Pada uveitis, tekanan intraokuler biasanya lebih rendah daripada normal karena korpus siliaris yang meradang kuran berfungsi dengan baik. Namun, juga dapat terjadi peningkatan tekanan intraokuler melalui beberapa mekanisme yang berlainan. Jalinan trabekular dapat tersumbat oleh sel-sel radang dari bilik mata depan, disertai edema sekunder, atau kadang-kadang terlibat dalam proses peradangan spesifik diarahkan ke sel-sel trabekula (trabekulitis). Uveitis kronik atau rekuren menyebabkan gangguan permanen fungsi trabekula, sinekia anterior perifer, dan kadang-kadang neovaskularisasi sudut, yang semuanya meningkatkan kemungkinan glaukoma sekunder.

Sindorm uveitis yang cenderung timbul karena glaukoma sekunder adalah siklitis heterikromik Fuchs, uveitis anterior akut terkait HLA-B27, dan uveitis herpes zoster dan herpes simpleks.• TraumaCedera kontusio bola mata dapat disertai peningkatan dini tekanan intraokular akibat perdarahan ke bilik mata depan (hifema). Darah bebas menyumbat jalinan trabekular, yang juga mengalami edema akibat cedera. (7,8, 10,11,,12)3). Glaukoma yang terjadi pada anak-anak baik segera sesaat lahir (glaukoma kongenital) ataupun glaukoma yang terjadi pada tahun pertama kelahiran ( glaukoma infantil).Glaukoma pada anak-anak terdapat pada setiap 12.000-18000 kelahiran dan merupakan 1% dari semua jenis galukoma. Glaukoma kongenital primer merupakan kelainan autosomal yang diturunkan. Sifatnya bilateral pada hampir 70% kasus glaukoma kongenital primer, anak laki-laki 70% menderita glaukoma jenis ini, dan manifestasi klinis dari glaukoma jenis ini 70% timbul pada usia 6 bulan.Glaukoma kongenital dapat dibagi menjadi ; (a). glaukoma kongenital primer, yang menunjukkna kelainan perkembangan terbataspada bilik mata depan, (b) anomali perkembangan bilik mata depan, sindrom Axenfelg, anomali Peter, dan sindrom Reiger. Disini perkembangan iris dan kornea juga abnormal dan (c). Berbagai kelainan lain temasuk aniridia, sindrome Lowe, dan rubeola kongenital. Pada keadaan ini, anomali perkembangan pada sudut diserati dengan kelainan okular dan ekstra okular.Glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir pada 50% kasus, didiagnosis pada 6 bulan pertama pada 70% kasus, dan didiagnosis pada akhir tahun pertama pada 80% kasus. Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora. Dapat dijumpai fotofobia dan pengurangan kilau kornea. Peningkatan tekanan intraokular adalah tanda kardinal. Pencekungan diskus optikus akibat glaukoma merupakan kelainan yang terjadi relatif lebih dini dan terpenting. Temuan-temuan lain adalah agris tengah kornea (melebihi 11,5 mm dianggap bermakna), edema epitel, robekan membran descemet, dan peningkatan kedalaman bilik mata depan serta edema dan kekeruhan stroma kornea. (7,8, 10,11,,12)4). Glaukoma yang terjadi dimana terdapat diskus nervus optik yang glaukomatous dengan tekanan intra okuler yang normal atau yang disebut dengan normol tension glaukoma.Sebagian kecil pasien dengan kelainan glaukomatousa pada diskus optikus atau lapangan pandang memilki tekanan intraokular yng normal atau tetap dibawah 22 mmHg. Para pasien ini mengidap glaukoma tekanan normal. Patogenesisnya adalah kepekaan yang abnormal terhadap tekanan intraokular karena kelainan vaskular atau mekanis di papil nervus optik. Perdarahan diskus lebih sering dijumpai pada tekanan normal dibandingkan pada glaukoma primer sudut terbuka dan sering menandakan progresivitas penurunan lapangan pandang. (7,8, 10,11,,12)

Diagnosaa. TonometriTonometri adalah istilah umum untuk pengukuran tekanan intraokular. Instrumen yang paling luas digunakan adalah tonometri palanasi Goldmann, yang dilekatkan ke slitlamp dan mengukur gaya yang diperlukan untuk meratakan luas tertentu kornea. Tonometer aplanasi lain adalah tonometer Perkin dan TonoPen yang portabel; Pneumatonometer, yang bermanfaat apabila permukaan kornea iregular dan dapat digunakan walaupun terdapat lensa kontak ditempatnya). Tonometer Schiotz adalah tonometer portabel dan mengukur indentasi korneayang ditimbulkan oleh beban tertentu. Rentang tekanan intraokular adalah 10-21 mmHg.

Page 52: Anatomi Indra Penglihatan

b. GonioskopiSudut bilik mata depan dibentuk oleh taut antara kornea perifer dan iris, yang diantaranya terdapat jalinan trabekular. Konfigurasi sudut ini yakni apakah lebar (terbuka), sempit (tertutup). Menimbulkan dampak penting pada aliran keluar humor aquos . Lebat sudut bilik mata depan dapat diperkirakan dengan pencahayaan oblik bilik mata depan dengan sebuah senter tangan atau dengan pengamatan kedalaman bilik mata depan perifer dengan slitlamp , tetapi sebaiknya ditentukan dengan gonioskopi, yang memungkinkan visualisasi langsung struktur-struktur sudut. Apabila keseluruhan jalinan trabekular, taji sklera, dan prosessus iris dapat terlihat, sud t y@ Dinyatakan terbuka. Apabila hanya garis Schwalbe atau sebagian kecil dari jalinan trabekular yang dapat terlihat sudut dikatakan sempit. Apabila garis schwalbe tidak terlihat dikatakan sudut tertutup.c. Penilaian diskus optikus dapat dilakukan dengan oftalmoskop langsung atau tak langsung. Pada glaukoma mula-mula terjadi pembesaran konsentrik cekungan optik yang diikuti oleh pencekungan superior dan inferior dan disertai pentakikan fokal tepi diskus optikus. Kedalaman cekungan optik juga meningkat sewaktu lamina kribrosa tergeser ke belakang. Seiring dengan pembentukan cekungan, pembuluh retina di diskus tergeser ke arah nasal. Hasil akhir pencekungan pada glakoma adalah apa yang disebut sebagai ceungan ”bean spot”, tempat tidak terlihat jaringan daraf di bagian tepi. Apabila terjadi penngkatan tekanan intraokuler yang signifikan, rasio cup-disc yang lebih besar dari 0,5atau adanya asimetri bermakna antara kedua mata sangat mengisyaratkan adanya atrofi galukomatosa.d. Berbagai cara untuk memeriksa lapangan pandang sebagai penunjang diagnosis adanya suatu galukoma antara lain layar singgung, perimeter Goldman, Friedmann field analyzer, dan perimeter ototmatis.. (7,8,13)

PenatalaksanaanTujuan utama terapi glaukoma adalah dengan menurunkan tekanan intraokular serta meningkatkan aliran humor aquos (drainase) dengan efek samping yang minimal. Penangananya meliputi ; . (10,13,14)

1. Medikamentosa• Β blockers (misalnya timolol, levabunolol, carteolol, betaxolol, dan metipranolol). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan menurunkan sekresi dari humor aquos . Sedian berupa obat tetes mata yang dapat diberikan dua kali sehari atau sekali sehari (long acting), atau dapat dikombinasi dengan obat lain.• Prostaglandin analogues ( misalnya, latanoprost, travoprost, dan bimatoprost). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan melancarkan drainase dari humor aquos melalui jalur uveascleral. Dapat menurunkan tekanan intraocular hingga 30-35%.• Sympathomimetic agents. Adrenaline topikal, kini jarang digunakan oleh karena efektivitas yang lebih rendah dibandingkan β blockers dan efek samping obat tersebut. • Parasympathomimetic agents (misalnya, pilocarpine). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan jalan memperkecil diameter pupil sehingga meningkatkan drainase/aliran humor aquos ke tabecular meshwork. • Carbonic anyidrase inhibitors (misalnya, dorzolamide, brinzolamide, azetozolamide). Mekanismenya yaitu menurunkan tekanan intraokular dengan jalan menurunkan produksi humor aquos. (10,13,14)2. Laser• Laser trabeculoplasty. Sinar argon dan diode dibiaskan ke trabecular meshwork. Bagaimana mekanisme terapi ini masih belum dimengerti, namun terdapat hipotesis yang mengatakan laser tersebut dapat meregangkan are disekitar trabecular meshwork. Terapi laser ini hanya digunakan pada glaukoma sudut terbuka.• Laser iridotomy. Periferal lasr iridotomi merupakan terapi yang ditujukan bagi glaukoma jenis sudut tertutup dimana laser Nd-Yag memotong jaringan daripada iris. Terapi ini dapat dilakukan tanpa harus melakukan insisi pada bola mata.• Laser iridoplasty. Periferal lasr iridotomi merupakan terapi yang ditujukan bagi glaukoma jenis sudut tertutup dimana laser Nd-Yag memotong jaringan daripada iris. Terapi ini dapat dilakukan tanpa harus melakukan insisi pada bola mata.• Laser iridoplasty. Laser argon iridoplasti digunakanpada glaukoma sudut tertutup. Laser tersebut membakar iris perifer, dan menyebabkan kontraksi jaringan iris. Sehingga iris perifer tertarik menjauhi sudut bilik mata depan dan memperlancar drainase humor aquos .• Laser cilliary body ablation. Sinar laser yang ditembakkan ditujukan untuk merusak corpus ciliaris yang

Page 53: Anatomi Indra Penglihatan

berfungsi untuk menghasilkan humor aquos . Terapi ini lebih sering digunakan dengan menggunakan laser diode dan dilakkan berulang untuk menurunkan tekanan intraokular. (10,13,14)3. BedahTerapi bedah digunakan hanya apabila terapi medikamentosa tidak mampu mengobati dan menghambat progresivitas galukoma. Terapi bedah tersebut antara lain ;• Iridectomy. Perifer iridektomi merupakan tindakan bedah yang dilakukan pada galukoma sudut tertutup, baik pada mata yang sakit ataupun pada mata yang sehat sebagai tindakan pencegahan.• Drainase. Saat terapi medikamentosa ataupun laser tidak dapat menurunkan tekanan intraokular maka terapi drainase humor aquos dapat dilakukan, yaitu dengan melakukan trabekulotomi. Dimana akan dibuat saluran yang memungkinkan humor aquos mengalir ke bilik mata depan melalui lapisan kapsula tenon dan sub-konjungtiva . Saluran ’bleb’ (humoq aquos yang terdapat antara lapisan kapsula tenon dan sub-konjungtiva) dapat terlihat di bawah konjungtiva dan harus sering di awasi untuk mencegah timbulnya komplikasi endoftalmitis. (10,13,14)

KomplikasiKomplikasi timbul akibat glaukoma adalah kebutaan, dimana pada tahun 2000 di Amerika Serikat sekitar 2.47 juta orang terkena glaukoma dan lebih dari 130 ribu mengalami kebutaan akibat penyakit ini. Dan merupakan penyebab kebutaan irreversibel pertama di Amerika Serikat setelah degenerasi makular. (9)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsu budiono. A comparative test of eyedrops timolol 0,5 % and betaxolol 0,5 % in the reduction of intraocular pressure in primary open-angle glaucoma in dr. sutomo hospital, Surabaya. J Folia Med Indo, vol (41). No.3 Juli-September 2005. . [online]. 2008. Available from:http:// www.journal.unair.ac.id2. Siswono. Setiap menit satu orang Indonesia alami kebutaan. [online]. 2008. Available from : http://www.waspada.co.id/index2.php.htm3. Eman. Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. [online]. 2008. Available from : http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/.htm4. Cahyono. Peringatan hari glaukoma se-dunia di fakultas kedokteran unair. [online]. 2008. Available from : http:// www.surabaya-ehealth.org.htm5. Mohammad. Glaukoma masih awam di mata masyarakat. [online]. 2008. Available from : http:// www.surabaya-ehealth.org.htm6. Johns JK, Feder SR, Hamill BM . BCSB : Lens and Cataract. Section 10. SanFransisco USA : AAO ; 2003-20047. Gerhard KL, Oscar, Gabriele, Doris, Peter. Ophtalmology a short textbook. Second edition. Thieme Stuttgart : New York. 2007.8. Danny, Taylor, Pul RE. Oftalmologi umum. Edisi ke-14. Widya Medika.Jakarta: 2000.9. Jerald A Bell.. Ocular Hypertension. In : E - Medicine [online]. 2008. Available from : http://www.emedicine.com/ocularhipertention.html10. Jane O, Lorraine C. Ophthalmology at a glance. Blsckwell sciene. 2005.11. Neil KF, Peter KK, William BT. Review of ophthalmology. Elsevier Saunders:Philadelphia USA.2005.12. David AP, Jay HK. Primary care of ophthalmology. Second Edition. Elsevier mosby: USA.2005.13. Khaw PT, Elkington AR. AC Of Eyes. Edisi ke-4. BMJ Book: London.200514. Hafizah. Perbandingan perubahan kecepatan aliran darah arteri oftalmika glaukoma primer sudut terbuka antara pemakaian timolol 0,5% dan latanoprost 0,005% dengan color doppler imaging. [online]. 2008. Available from : http://digilib.litbang.depkes.go.id/go.php

VisusVisus adalah ketajaman atau kejernihan penglihatan, sebuah bentuk yang khusus di mana tergantung dari ketajaman fokus retina dalam bola mata dan sensitifitas dari interpretasi di otak.(5) Visus adalah sebuah ukuran kuantitatif suatu kemampuan untuk mengidentifikasi simbol-simbol berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah distandardisasi serta ukuran dari simbol yang bervariasi. Ini adalah pengukuran fungsi visual yang tersering digunakan dalam klinik. Istilah “visus 20/20”

Page 54: Anatomi Indra Penglihatan

adalah suatu bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat membedakan sepasang benda. Satuan lain dalam meter dinyatakan sebagai visus 6/6. Dua puluh kaki dianggap sebagai tak terhingga dalam perspektif optikal (perbedaan dalam kekuatan optis yang dibutuhkan untuk memfokuskan jarak 20 kaki terhadap tak terhingga hanya 0.164 dioptri). Untuk alasan tersebut, visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak penglihatan manusia; visus 20/40 dapat dianggap separuh dri tajam penglihatan jauh dan visus 20/10 adalah tajam penglihatan dua kali normal.(5) Untuk menghasilkan detail penglihatan, sistem optik mata harus memproyeksikan gambaran yang fokus pada fovea, sebuah daerah di dalam makula yang memiliki densitas tertinggi akan fotoreseptor konus/kerucut sehingga memiliki resolusi tertinggi dan penglihatan warna terbaik. Ketajaman dan penglihatan warna sekalipun dilakukan oleh sel yang sama, memiliki fungsi fisiologis yang berbeda dan tidak tumpang tindih kecuali dalam hal posisi. Ketajaman dan penglihatan warna dipengaruhi secara bebas oleh masing-masing unsur.(5) Cahaya datang dari sebuah fiksasi objek menuju fovea melalui sebuah bidang imajiner yang disebut visual aksis. Jaringan-jaringan mata dan struktur-struktur yang berada dalam visual aksis (serta jaringan yang terkait di dalamnya) mempengaruhi kualitas bayangan yang dibentuk. Struktur-struktur ini adalah; lapisan air mata, kornea, COA (Camera Oculi Anterior = Bilik Depan), pupil, lensa, vitreus dan akhirnya retina sehingga tidak akan meleset ke bagian lain dari retina. Bagian posterior dari retina disebut sebagai lapisan epitel retina berpigmen (RPE) yang berfungsi untuk menyerap cahaya yang masuk ke dalam retina sehingga tidak akan terpantul ke bagian lain dalam retina. RPE juga memiliki fungsi vital untuk mendaur-ulang bahan-bahan kimia yang digunakan oleh sel-sel batang dan kerucut dalam mendeteksi photon. Jika RPE rusak maka kebutaan dapat terjadi.(5) Seperti pada lensa fotografi, ketajaman visus dipengaruhi oleh diameter pupil. Aberasi optik pada mata yang menurunkan tajam penglihatan ada pada titik maksimal jika ukuran pupil berada pada ukuran terbesar (sekitar 8 mm) yang terjadi pada keadaan kurang cahaya. Jika pupil kecil (1-2 mm), ketajaman bayangan akan terbatas pada difraksi cahaya oleh pupil. Antara kedua keadaan ekstrim, diameter pupil yang secara umum terbaik untuk tajam penglihatan normal dan mata yang sehat ada pada kisaran 3 atau 4 mm.(5) Korteks penglihatan adalah bagian dari korteks serebri yang terdapat pada bagian posterior (oksipital) dari otak yang bertanggung-jawab dalam memproses stimuli visual. Bagian tengah 100 dari lapang pandang (sekitar pelebaran dari makula), ditampilkan oleh sedikitnya 60% dari korteks visual/penglihatan. Banyak dari neuron-neuron ini dipercaya terlibat dalam pemrosesan tajam penglihatan.(5) Perkembangan yang normal dari ketajaman visus tergantung dari input visual di usia yang sangat muda. Segala macam bentuk gangguan visual yang menghalangi input visual dalam jangka waktu yang lama seperti katarak, strabismus, atau penutupan dan penekanan pada mata selama menjalani terapi medis biasanya berakibat sebagai penurunan ketajaman visus berat dan permanen pada mata yang terkena jika tidak segera dikoreksi atau diobati di usia muda. Penurunan tajam penglihatan direfleksikan dalam berbagai macam abnormalitas pada sel-sel di korteks visual. Perubahan-perubahan ini meliputi penurunan yang nyata akan jumlah sel-sel yang terhubung pada mata yan terkena dan juga beberapa sel yang menghubungkan kedua bola mata, yang bermanifestasi sebagai hilangnya penglihatan binokular dan kedalaman persepsi atau streopsis.(5) Mata terhubung pada korteks visual melalui nervus optikus yang muncul dari belakang mata. Kedua nervus opticus tersebut bertemu pada kiasma optikum di mana sekitar separuh dari serat-serat masing-masing mata bersilang menuju tempat lawannya ke sisi lawannya dan terhubung dengan serat saraf dari bagian mata yang lain akan menghasilkan lapangan pandang yang sebenarnya. Gabungan dari serat saraf dari kedua mata membentuk traktus optikus. Semua ini membentuk dasar fisiologi dari penglihatan binokular. Traktus ini akan berhenti di otak tengah yang disebut nukleus genikulatus lateral untuk kemudian berlanjut menuju korteks visual sepanjang kumpulan serat-serat saraf yang disebut radiasio optika.(5) Segala macam bentuk proses patologis pada sistem penglihatan baik pada usia tua yang merupakan periode kritis, akan menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Maka, pengukuran tajam penglihatan adalah sebuah tes yang sederhana dalam menentukan status kesehatan mata, sistem penglihatan sentral, dan jaras-jaras penglihatan menuju otak. Berbagai penurunan tajam penglihatan secara tiba-tiba selalu merupakan hl yang harus diperhatikan. Penyebab sering dari turunnya tajam penglihatan adalah katarak, dan parut kornea yang mempengaruhi jalur penglihatan, penyakit-penyakit yang mempengaruhi retina seperti degenarasi makular, dan diabetes, penyakit-penyakit yang mengenai jaras optik menuju otak seperti tumor dan sklerosis multipel, dan penyakit-penyakit yang mengenai korteks visual seperti stroke dan tumor.(5)