anatomi histologi paru

14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi Paru Sistem respirasi terdiri atas sepasang paru di dalam rongga toraks. Paru kanan dibagi oleh fisura transversa dan oblik menjadi tiga lobus: atas (superior), tengah (medial), dan bawah (inferior). Paru kiri memiliki fisura oblik dan dua lobus yaitu lobus atas (superior) dan bawah (inferior). Pembuluh darah, saraf, dan sistem limfatik memasuki paru pada permukaan medialnya di akar paru atau hilus. Setiap lobus dibagi menjadi sejumlah segmen bronkopulmonal yang berbentuk baji dengan bagian apeks pada hilus dan bagian dasarnya pada permukaan paru. Setiap segmen bronkopulmonal disuplai oleh bronkus segmental, arteri, dan venanya sendiri serta dapat diangkat dengan pembedahan yang hanya memerlukan sedikit perdarahan atau keluarnya udara dari paru yang masih ada. 3 Pleksus nervus pulmonalis terletak di belakang setiap hilus, yang menerima serabut-serabut baik dari vagus maupun ganglia toraks kedua sampai keempat dari trunkus simpatikus. Setiap vagus mengandung aferen sensorik dari paru dan jalan napas, serta eferen sekremotorik dan bronkokonstriktor parasimpatis. Serabut-serabut simpatis merupakan bronkodilator tetapi relatif jarang. 3 Setiap paru dilapisi oleh suatu membran tipis, yaitu pleura parietalis yang menempel langsung dengan dinding dada

description

Respirasi

Transcript of anatomi histologi paru

Page 1: anatomi histologi paru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Paru

Sistem respirasi terdiri atas sepasang paru di dalam rongga toraks. Paru kanan dibagi

oleh fisura transversa dan oblik menjadi tiga lobus: atas (superior), tengah (medial), dan

bawah (inferior). Paru kiri memiliki fisura oblik dan dua lobus yaitu lobus atas (superior) dan

bawah (inferior). Pembuluh darah, saraf, dan sistem limfatik memasuki paru pada permukaan

medialnya di akar paru atau hilus. Setiap lobus dibagi menjadi sejumlah segmen

bronkopulmonal yang berbentuk baji dengan bagian apeks pada hilus dan bagian dasarnya

pada permukaan paru. Setiap segmen bronkopulmonal disuplai oleh bronkus segmental,

arteri, dan venanya sendiri serta dapat diangkat dengan pembedahan yang hanya memerlukan

sedikit perdarahan atau keluarnya udara dari paru yang masih ada.3

Pleksus nervus pulmonalis terletak di belakang setiap hilus, yang menerima serabut-

serabut baik dari vagus maupun ganglia toraks kedua sampai keempat dari trunkus

simpatikus. Setiap vagus mengandung aferen sensorik dari paru dan jalan napas, serta eferen

sekremotorik dan bronkokonstriktor parasimpatis. Serabut-serabut simpatis merupakan

bronkodilator tetapi relatif jarang.3

Setiap paru dilapisi oleh suatu membran tipis, yaitu pleura parietalis yang menempel

langsung dengan dinding dada dan pleura viseralis yang menempel langsung dengan

permukaan paru. Ruang di antara lapisan parietal dan viseral sangat tipis pada keadaan sehat

dan dilubrikasi oleh cairan pleura. Rongga pleura kanan dan kiri terpisah dan masing-masing

meluas sebagai resesus kostodiafragmatikus di bawah paru bahkan selama inspirasi penuh.

Pleura parietalis secara segmental dipersarafi oleh nervus interkostalis dan nervus frenikus,

sehingga rasa nyeri akibat peradangan di pleura (pleuritis) sering menjalar ke dinding dada

atau ujung bahu. Pleura viseralis tidak memiliki inervasi sensorik. 3

Saluran limfatik tidak terdapat pada diinding alveolar tetapi menyertai pembuluh darah

kecil yang membawa limfe menuju nodus bronkopulmonal hilus ke nodus trakeobronkial

pada bifurkatio trakea. Sebagian limfe dari lobus bawah bermuara ke nodus mediastinalis

posterior.3

Page 2: anatomi histologi paru

Gambar 1. Anatomi Paru4

B. Histologi Paru

Paru merupakan sepasang organ terletak di dalam rongga dada pada tiap-tiap sisi dari

daerah pusat atau mediastinum, yang terisi jantung dan pembuluh darah besar, esophagus,

bagian bawah trakea dan sisa-sisa kelenjar timus.5

Di mediastinum, trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan. Bronkus

primer (utama) kanan bercabang lagi sebelum memasuki jaringan paru menjadi bronkus

Page 3: anatomi histologi paru

sekunder lobus atas dan lobus bawah. Bronkus lobus tengah kanan berasal dari bronkus lobus

bawah yang terdapat dalam paru. Di dalam paru biasanya bronkus utama kiri bercabang

menjadi bronkus lobus atas dan bawah. Jadi, tiga lobus kanan dan dua lobus kiri diisi oleh

bronkus sekunder dan setiap bronkus lobaris bercabang lebih lanjut menjadi bronkus tertier,

yang turut menyusun segmen bronkopulmonar, dalam tiap paru terdapat sepuluh segmen.5

1. Bronkus

Susunan bronkus ekstrapulmonar sangat mirip trakea dan hanya berbeda dalam

garis tengahnya yang lebih kecil. Pada bronkus utama, cincin tulang rawan juga tidak

sempurna, celah pada bagian posterior ditempati oleh otot polos.5

Bronkus intrapulmonar tampak bulat dan tidak memperlihatkan bagian posterior

yang rata seperti yang terlihat pada trakea atau bronkus ekstrapulmonar. Di bagian

posterior tersebut terdiri dari lempeng-lempeng tulang rawan hialin yang bentuknya tidak

beraturan dan sebagian melingkari lumen secara lengkap. Lempeng tulang rawan hialin

dikitari oleh jaringan ikat pada fibrosa yang mengandung banyak serat elastin. Sebelah

dalam dari cincin tulang rawan dan jaringan ikat, terletak submukosa yang tersusun dari

jaringan ikat jarang dengan sejumlah sel limfosit serta di dalamnya terdapat kelenjar

campur mukoserosa dan kelenjar mukosa. Pada perbatasan antara submukosa dengan

mukosa pemadatan jaringan elastin diperkuat oleh suatu selubung luar yang terdiri dari

serat-serat otot polos.5

Lapisan terdalam adalah mukosa, tersusun oleh epitel lanjutan dan mirip epitel

trakea, dengan lamina basal yang jelas, disokong oleh lamina propria yang terdiri dari

serat-serat retikular serta serat-serat elastin yang berjalan longitudinal. Epitel bronkus

adalah epitel silindris bersilia, bersel goblet dan kurang tebal bila dibandingkan dengan

epitel bertingkat silindris bersilia yang melapisi bronkus besar.5

Page 4: anatomi histologi paru

Gambar 2. Bronkus6

2. Bronkiolus

Suatu bronkiolus dianggap sebagai suatu saluran penghantar bergaris tengah 1 mm

atau kurang, terbenam di dalam sedikit jaringan ikat dan di kelilingi oleh jaringan

pernapasan. Bronkiolus mempunyai ciri tidak mengandung tulang rawan, kelenjar, dan

kelenjar limfe, hanya terdapat adventisia tipis yang terdiri dari jaringan ikat.5

Lamina propria terutama tersusun oleh berkas otot polos yang cukup menyolok

serta serat-serat elastis. Epitel yang membatasi bronkiolus besar merupakan epitel

silindris bersilia dengan sedikit sel goblet, dan pada bronkiolus kecil (kira-kira 0,3 mm),

sel goblet hilang dan sel bersilia merupakan sel kubis atau silindris rendah. Di antara sel-

sel itu, tersebar sejumlah sel silindris berbentuk kubah, tak bersilia, bagian puncaknya

menonjol ke dalam lumen, yang disebut sel bronkiolar atau sel Clara. Sel ini bersifat

sebagai sel sekresi dengan retikulum bergranula di basal, suatu aparat Golgi di atas inti

dan di dalam sitoplasma apikal terdapat granula-granula sekret serta retikulum tak

bergranula yang menyolok. Fungsi sel ini tidak diketahui, diduga ikut berperan terhadap

pembentukan cairan bronkiolar, yang mengadung protein, glikoprotein dan kolesterol.

Sel-sel ini juga mngeluarkan sejumlah kecil surfaktan yang terdapat di dalam sekret

bronkiolar.5

Di bronkiolus terminalis, epitelnya nampak mempunyai sel-sel bersilia di sana-sini

di antara sel-sel kubis tidak bersilia. Di sepanjang bronkiolus, epitelnya juga memiliki

sejumlah sel sensorik (berbentuk sikat) dan sel neuroendokrin bergranula kecil.5

Page 5: anatomi histologi paru

Gambar 3. Bronkiolus Terminalis7

3. Bronkiolus Respiratorius

Bronkiolus respiratorius merupakan saluran pendek, bercabang-cabang, panjangnya

1-4 mm, biasanya bergaris tengah kurang dari 0,5 mm, berasal dari bronkiolus terminalis.

Dinding bronkiolus respiratorius diselingi oleh kantung-kantung (alveoli) tempat

terjadinya pertukaran gas. Jumlah alveoli meningkat dan terletak lebih berdekatan dengan

bercabangnya bronkiolus respiratorius.5

Bronkiolus respiratorius yang lebih besar dilapisi oleh epitel kubis bersilia yang

akan menjadi epitel selapis kubis pada saluran yang lebih kecil dan dilanjutkan dengan

epitel selapis gepeng yang membatasi alveolus pada muara alveolus. Di luar lamina

epitel, dindingnya disusun oleh anyaman berkas otot polos dan jaringan ikat fibroelastis.5

Page 6: anatomi histologi paru

Gambar 4. Bronkiolus Terminalis, Bronkiolus Respiratorius, Alveoli7

4. Duktus Alveolaris

Duktus alveolaris adalah saluran berdinding tipis, berbentuk kerucut, dilapisi oleh

epitel selapis gepeng. Di luar epitel, dindingnya dibentuk oleh jaringan fibroelastis. Di

sekeliling muara duktus alveolaris terdapat banyak alveolari tunggal dan sakus alveolaris

(sekelompok alveoli). Serat-serat otot polos nampak menyolok terutama pada muara

alveoli dan sakus alveolaris.5

Duktus alveolaris bermuara ke dalam atria, yaitu suatu ruang tak teratur atau

gelembung tempat alveoli dan sakus alveolaris bermuara.5

5. Sakus Alveolaris

Sakus alveolaris adalah multikular, yaitu sekelompok alveoli yang bermuara ke

dalam suatu ruangan pusat sedikit lebih besar. Di seputar muara atria, saku alveolaris dan

alveoli terdapat jala-jala penyokong terdiri dari serat-serat elastin dan serat-serat

retikulin. Serat-serat elastin memungkinkan alveoli mengembang pada saat inspirasi dan

mengerut seperti kontraksi pada saat ekspirasi. Sedangkan serat retikulin mencegah

pengembangan yang berlebihan serta mencegah kerusakan pada jaringan paru yang

halus.5

6. Alveoli

Alveoli bentuknya polihedral atau heksagonal, tanpa satu dindingnya yang

memungkinkan difusi udara dari bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, atria atau

sakus alveolaris. Alveoli yang berdampingan dipisahkan oleh septum intreralveolaris.

Masing-masing alveolus dilapisi epitel gepeng yang sangat halus tapi sempurna. Terdapat

celah pada septum sehingga memungkinkan hubungan antara dua alveoli yang saling

berdampingan disebut porus alveolaris. Septum interalveolaris dibungkus pada masing-

masing permukaannya oleh epitel tipis yang membatasi alveoli serta mengandung banyak

Page 7: anatomi histologi paru

pleksus kapiler di dalam kerangka jaringan ikat penyokongnya. Sel utama yang terletak

di dalam septum interalveolaris ada tiga jenis yaitu:5

a. Sel alveolar gepeng (tipe I) atau sel epitel permukaan

Sel ini membentuk suatu lapisan sangat tipis yang sempurna, membatasi seluruh

ruangan alveoli. Inti sel gepeng dan sitoplasma sangat tipis dengan tebal kira-kira

hanya 0,2 μm dengan gelembung-gelembung mikropinositotik pada permukaan basal

dan apical dan sel-sel berdampingan yang saling berkaitan melalui taut kedap

(occluding junction) dan desmosom bercak (spot desmosome).5

b. Sel alveolar besar (tipe II) atau sel septa

Sel-sel ini tampak sendiri-sendiri atau sebagai kelompok-kelompok kecil di

antara sel-sel epitel gepeng dan membentuk taut kedap. Bentuk selnya kubis dan

menonjol ke dalam ruangan alveoli yang biasanya terletak di sudut dinding alveoli.5

Dengan mikroskop cahaya, sel-sel ini dapat dikenali karena memiliki inti yang

vesikular dan sitoplasma yang bervakuol. Pada mikroskop elektron, sel tersebut

tampak sebagai sel sekretoris dengan retikulum granular mitokondria, aparat golgi,

mikrovili dari permukaan apical dan badan-badan multilamel atau sitosom di

sitoplasma bagian apikal. Sel ini mempunyai kemampuan mitosis dan beberapa sel

anak dianggap dapat menjadi sel tipe I. Jadi sel tipe II adalah sumber utama

pembentukan sel baru yang melapisi alveoli.5

c. Sel endotel

Sel ini membatasi kapiler di dalam septum interalveolaris dan mempunyai inti

gepeng gelap dengan sitoplasma tipis. Sel endotel mirip dengan sel epitel permukaan,

dan dapat dibedakan karena berhubungan dengan rongga pembuluh darah yang berisi

semua jenis sel darah eritrosit, granulosit, limfosit dan monosit.5

Page 8: anatomi histologi paru

Gambar 5. Sakus Alveolaris dan Alveoli8

Gambar 6. Struktur Alveoli9

C. Fisiologi Paru

Fisiologi umum respirasi terdiri atas dua proses yang terintegrasi, yaitu respirasi

eksternal (external respiration) dan respirasi internal (internal respiration). Respirasi eksternal

terdiri atas semua proses yang berhubungan dengan pertukaran gas yaitu antara oksigen dan

karbondioksida antara cairan interstisial (darah) dengan lingkungan luar. Tujuan dari

respirasi eksternal tergantung pada kebutuhan tiap-tiap sel. Respirasi internal adalah absorpsi

oksigen dan menhasilkan karbondioksida oleh sel-sel tersebut.4

Sedangkan respirasi eksternal adalah sebagai berikut:

1. Ventilasi: Bernafas yang berhubungan dengan perjalanan udara (gas) dari atau ke paru.

2. Difusi: Absorpsi gas (udara) antara membran alveoli dan pembuluh darah alveoli (alveo-

lar capillary), serta antara dinding pembuluh darah antara darah dan jaringan-jaringan

lain.

Page 9: anatomi histologi paru

3. Transpor: Merupakan transpor oksigen dan karbondioksida antara kapiler alveoli dan

membran kapiler pada jaringan lain.

Fungsi utama paru bukan hanya dalam pertukaran gas. Fungsi lainnya meliputi fungsi

berbicara, filtrasi mikrotrombus yang berasal dari vena sistemik, dan aktivitas metabolik

seperti konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, dan pembuangan atau deaktivasi

serotonin, bradikinin, norepinefrin, asetilkolin, dan obat-obatan seperti propanolol dan

klorpromazin.4

DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, Arthur C. Fisiologi Kedokteran. Dalam: Sistem Pernapasan. Edisi 9. Jakarta : EGC;

1997.

2. Rosfita Rasyid, dkk. The Characteristics And Two-Year Survival Rate of Lung Cancer

Patients At Dharmais Cancer Hospital In Period January 1998 - November 2001. 2001.

[Diakses tanggal 11 April 2009]. Available from URL:

http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/Rosfita_1.pdf.

3. Jeremy PTW. Struktur Sistem Respirasi: At The Glance Sistem Respirasi. Jakarta: Erlangga;

2006. hal 11.

4. Frederic HM. The Respiratory System: Fundamentals of Anatomy And Physiology. San

Franscisco: Pearson Benjamin Cummings; 2004. hal 823-4.