anatomi fisiologi mata

27
LAPORAN REFRESHING FISIOLOGI MATA DOKTER PEMBIMBING : dr. H. Agam Gambiro, Sp. M OLEH : Jessie Widyasari (2005730037) BAGIAN THT RSUD CIANJUR

Transcript of anatomi fisiologi mata

Page 1: anatomi fisiologi mata

LAPORAN REFRESHING

FISIOLOGI MATA

DOKTER PEMBIMBING :

dr. H. Agam Gambiro, Sp. M

OLEH :

Jessie Widyasari

(2005730037)

BAGIAN THT RSUD CIANJUR

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2010

Page 2: anatomi fisiologi mata

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan refreshing yang

berjudul Fisiologi Mata.

Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada dr. H. Agam Gambiro, Sp. M,

selaku konsulen dibagian Mata di RSUD Cianjur dan rekan-rekan yang telah membantu

penulis dalam pembuatan laporan refreshing ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan refreshing ini masih banyak

terdapat kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Semoga laporan referat ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para

pembaca.

Cianjur, Agustus 2010

Penulis,

Page 3: anatomi fisiologi mata

ANATOMI DAN FISIOLOGI MATA

I. Anatomi kelopak mata

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta mengeluarkan

sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea. Palpebra merupakan

alat menutup mata yang berguna untuk melindungi bola mata terhadap trauma, trauma

sinar dan pengeringan bola mata.

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian belakang

ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.

Gangguan penutupan kelopak mata akan mengakibatkan keringnya permukaan mata.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian:

a. Kelenjar seperti: kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar Zeis

pada pangkal rambut dan kelenjar Meibom pada tarsus

b. Otot seperti: M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas dan

bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra terdapat

otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis berfungsi

menutup bola mata yang dipersarafi N. fasialis. M. levator palpebra, yang berorigo

pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas dengan sebagian

menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian tengah. Bagian kulit

tempat ninsersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini

dipersarafi oleh N. III yang berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka

mata

c. Di dalam kelopak mata terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar

di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra

d. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita merupakan

pembatas isi orbita dengan kelopak depan

e. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh

lingkaran pembukaan rongga orbita> tarsus (tediri atas jaringan ikat yang merupakan

jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak mata atas

dan 20 buah di kelopak bawah)).

f. Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. Palpebrae

g. Persarafan sensorik kelopak mata atas dapat dibedakan dari remus frontal N. V,

sedang kelopak bawah oleh cabang ke II daraf ke V.

Konjungtiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapat dilihat dengan

melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks menutup bulbus okuli.

Page 4: anatomi fisiologi mata

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang

menghaslkan musin.

II. Anatomi Sistem Lakrimal

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem

ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus

nasolakrimal, meatus inferior.

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu:

- Sistem produksi atau glandula lakrimal. Galndula lakrimal terletak di temporo antero

superior rongga orbita

- Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus

lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus nasolakrimal terletatak di bagian depan

rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung

di dalam meatus inferior

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus

lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata,

Page 5: anatomi fisiologi mata

maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga

akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.

Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan

penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai dakriositis,

maka cairan berlendir kental akan keluar melalui pungtum lakrimal.

III. Anatomi Konjungtiva

Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian belakang>

bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva ini. Konjungtiva

mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi

bola mata terutama kornea.

Konjungtiva terdiri atas 3 bagian:

- Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar digerakkan dari

tarsus

- Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di bawahnya

- Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat peralihan

konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi

Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di

bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.

IV. Anatomi Bola Mata

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian depan

(kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2

kelengkungan yang berbeda.

Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu:

a. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk pada mata,

merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian terdepan sklera disebut

kornea yang bersifat transparan yang memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata.

Kelengkungan kornea lebih besar dibanding sklera

b. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea dibatasi oleh

ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahan pada ruda paksa

yang disebut perdarahan suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris didapatkan pupil

yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata.

Page 6: anatomi fisiologi mata

Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar di

persarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk

lensa untuk kebutuhan akomodasi.

Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuos

humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas

kornea dan sklera.

c. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan mempunyai

susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan membran neurosensorisyang akan

merubah sinar dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial antara retina

dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang disebut ablasi retina.

Badan kaca mengisi rongga si dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya

menempel papil dan saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat jaringan ikat di

dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina, maka akan robek dan terjadi

ablasi retina.

Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya pada bagian

badan siliar melalui Zonula Zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi

atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah makula lutea.

Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di

daerah temporal atas di dalam rongga orbita.

1. Kornea

Kornea adala selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya

merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri atas

lapis:

a. Epitel

Tebalnya 50 µm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang

saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel

gepeng

Pada sel basal sering terlihat mitosis sel dan sel muda ini terdorong

ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi

sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingnya

dan sel poligonal di depannya melalui desmosom dan makula

ikluden; ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa

yang merupakan barrier.

Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya.

Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

Epitel berasal dari ektoderm permukaan

Page 7: anatomi fisiologi mata

b. Membran Bowman

Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan

kolagen yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari

bagian depan stroma

Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi

c. Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu

dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur

sedang di bagian perifer serat kolagen yang bercabang; terbentuknya

kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang

sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yan

merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga

keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam

perkembangan embrio atau sesudah trauma.

d. Membran Descement

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakng stroma

kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya

Bersifat sangat elastik dan berkembang terus seumur hidup,

mempunyai tebal 40 µm.

e. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-

40µm. endotel-endotel pada membran descement melalui

hemidesmosom dan zonula okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf

siliar longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan

suprakoroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Bowman

melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai

pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi

dingin ditemukandi daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di

daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.

Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem

pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema

kornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi.

Page 8: anatomi fisiologi mata

Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata

di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40

dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.

2. Uvea

Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid.

Perdarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah

arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal

dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2

pada setiap otot superior, medial inferior, datu pada otot rektus lateral. Arteri

siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri

sirkularis mayor pada badan siliar. Uvea posterior mendapat perdarahan dari 15-

20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat

masuk saraf optika.

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata

dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar

saraf di bagian posterior yaitu:

a. Saraf sensoris, yang berasal dari saraf nasosiliar yang mengandung

serabut sensoris untuk kornea, iris dan badan siliar

b. Saraf simpatis yang membuat pupil berdilatasi, yang berasal dari

saraf simpatis yang melingkari arteri karotis; mempersarafi pembuluh

darah uvea dan untuk dilatasi pupil.

c. Akar saraf motor yang akan memberikan saraf parasimpatis untuk

mengecilkan pupil

Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris

terdiri atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara

iris dan koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang

adalah 8 mm temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot

akomodasi yaitu longitudinal, radiar dan sirkular.

Iris mempunyai kemampuan mengatur secara otomatis masuknya sinar ke

dalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator untuk

fungsisimpatis (midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar

merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai sistem ekskresi di

belakang limbus. Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya

Page 9: anatomi fisiologi mata

pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah

yang merupakan gambaran karakteristik peradangan intraokular.

Otot longitudinal badan siliar yang berinersi di daerah baji sklera bila

berkontraksi akan membuka anyaman trabekula dan mempercepat pengaliran

cairan mata melalui sudut bilik mata.

Otot melingkar badan siliar bila berkontraksi pada akomodasi akan

mengakibatkan mengendurnya zonula Zinn sehingga terjadi pencembungan

lensa.

Kedua otot ini dipersarafi oleh saraf parasimpatik dan bereaksi bail terhadap

obat parasimpatomimetik.

3. Pupil

Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf simpatis.

Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil akibat

rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.

Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan

tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari:

a. Berkurangnya rangsangan simpatis

b. Kurang rangsangan hambatan miosis

Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks

menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan

subkorteks yang sempurna yang akan menjadikan miosis.

Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi dan

untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang diafgragmanya

dikecilkan.

4. Sudut bilik mata depan

Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada

bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan

pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam

bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Berdekatan

Page 10: anatomi fisiologi mata

dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji sklera,

garis Schwalbe dan jonjot iris.

Sudut filtrasi berbatas dengan akar berhubungan dengan sklera kornea dan disini

ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan

merupakan batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar

longitudinal. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang

mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.

Endotel dan membran descement dan kanal Schlemm yang menampung cairan

mata keluar ke salurannya.

Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma sudut

tertutup, hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia posterior

perifer.

5. Lensa mata

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam

mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris yang

terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan

menipis pada saat terjadinya akomodasi.

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata

belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa

di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus menerus

sehingga memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk

nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu

dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat

dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini

terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks

lensa yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks

anterior, sedang di belakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai

konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian

perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh

ekuatornya pada badan siliar

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu:

Kenyal karena memegang peranan penting dalam akomodasi yaitu

menjadi cembung

Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan

Terletak di tempatnya

Page 11: anatomi fisiologi mata

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa:

Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan

presbiopia

Keruh atau apa yang disebut katarak

Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

6. Badan kaca

Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak antara

lensa dengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.

Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.

Sesungguhnya fungsi badan kaca sama dengan fungsi cairan mata, yaitu

mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisi ruang untuk

meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu

jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata,

pars plana, dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak

terdapatnya pembuluh darahdan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya

kekeruhan badan kaca akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan

oftalmoskop.

7. Retina

Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor yang

menerima rangsangan cahaya.

Retina berbatas dengan koroid dengan sel pigmen epitel retina dan terdiri atas

lapisan:

a. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar yang terdiri atas sel batang yang

mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut

b. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi

c. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang

d. Lapis pleksiform luar merupakan lapis aselular dan merupakan tempat

sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal

e. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel

Muller Lapis ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral

f. Lapis pleksiform dalam, merupakan lapis aselular merupakanb tempat sinaps

sel bipolar, sel amakrin dengans sel ganglion

g. Lapis sel ganglion yang merupakan lapis badan sel daripada neuron kedua

Page 12: anatomi fisiologi mata

h. Lapis serabut saraf, merupakan lapisan akson sel ganglion menuju ke arah

saraf optik

i. Membran limitan interna, merupakan membran hialin antara retina dan badan

kaca

Warna retina biasanya jingga dan kadang-kadang pucat pada anemia dan iskemia

dan merah pada hiperemia.

Pembuluh darah di dalam retina merupakan cabang arteri oftalmika, arteri retina

sentral masuk retina melalui papil saraf optik yang akan memberikan nutrisi pada

retina dalam.

Lapisan luar retina atau sel kerucut dan batang mendapat nutrisi dari koroid.

Untuk melihat fungsi retina maka dilakukan pemeriksaan sunjektif retina seperti:

tajam penglihatan, pengliahtan warna, dan lapang pandang. Pemeriksaan objektif

seperti: elektroretinografi (ERG), elektrookulografi (EOG), dan visual evoked

response (VER).

8. Saraf optik

Saraf optik yang keluar dari polus posterior bola mata membawa 2 jenis serabut

saraf, yaitu: saraf penglihat dan serabut papilomotor. Kelainan saraf optik

menggambarkan gangguan yang diakibatkan tekanan langsung atau tidak

langsung terhadap saraf optik ataupun perubahan toksik dan anoksik yang

mempengaruhi penyaluran aliran listrik

9. Sklera

Bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan kornea merupakan

pembungkus dan pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil saraf optik

sampai kornea.

Sklera anterior ditutupi oleh 3 lapis jaringan ikat vaskular. Sklera mempunyai

kekakuan tertentu sehingga mempengaruhi pengukuran tekanan bola mata.

Walaupun sklera kaku dan tipisnya 1 mm ia masih tahan terhadap kontusi trauma

tumpul. Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien DM, atau merendah pada

eksoftalmus goiter, miotika dan meminum air banyak.

Page 13: anatomi fisiologi mata

V. Rongga Orbita

Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang

membentuk dinding orbita: lakrimal, etmoid, sfenoid, frontal, dan dasar orbita yang

terutama terdiri atas tulang maksila, bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus.

Rongga orbita yang berbentuk piramid ini terletak pada kedua sisi rongga hidung.

Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dengan dinding medialnya.

Dinding orbita terdiri atas tulang:

1. Superior : os. Frontal

2. Lateral : os. Frontal, os. Zigomatikus, ala magna os. Sfenoid

3. Inferior : os. Zigomatik, os. Maksila, os. Palatina

4. Nasal : os. Maksila, os. Lakrimal, os. Etmoid

VI. Otot Penggerak Mata

Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.

Page 14: anatomi fisiologi mata

Otot penggerak mata terdiri atas 6 otot:

1. Otot oblik inferior

Oblik inferior mempunyai origo pada fosa lakrimal, tulang lakrimal, berinsersi pada

sklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf okulomotor bekerja

untuk menngerakkan mata ke atas, abduksi dan eksiklotorsi

2. Otot oblik superior

Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi do atas

foramen optik, berjalan menuju troklea dan di katrol balik dan kemudian berjalan di

atas rektus superior yang kemudian beninsersi pada sklera di bagian temporal

belakang bola mata.

Mempunyai aksi pergerakkan miring dari troklea pada bola mata dengan kerja utama

terjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan searah atau mata melihatke arah nasal.

Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi terutama bila melihat ke nasa,

abduksi dan insiklotorsi

3. Otot rektus inferior

Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn.

Fungsi menggerakkan mata:

a. Depresi

b. Eksoklotorsi

c. Aduksi

4. Otot rektus lateral

Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen

optik. Rektus lateral dipersarafi N. VI, dengan pekerjaan menggerakkan bola mata

terutama abduksi.

5. Otot rektus medius

Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf optik

yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila terdapat neuritis

retrobulbar. Berfungsi menggerakkan mata untuk aduksi.

6. Otot rektus superior

Page 15: anatomi fisiologi mata

Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita superior

beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada pergerakkan bola

mata bila terdapat neuritis retrobulbar.

Fungsinya menggerakkan mata-elevasi terutama bila mata melihat ke lateral:

o Aduksi

o Insiklotorsi

Mata membiaskan cahaya yang masuk untuk memfokuskannya ke retina

Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik yang terdiri atas paket–paket

individual seperti partikel yang disebut foton yang berjalan menurut cara–cara gelombang.

Jarak antara dua puncak gelombang dikenal sebagai panjang gelombang. Fotoreseptor di

mata peka hanya pada panjang gelombang antara 400 dan 700 nanometer. Cahaya tampak ini

hanya merupakan sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik total. Cahaya dari berbagai

panjang gelombang pada pita tampak dipersepsikan sebagai sensasi warna yang berbeda–

beda. Panjang gelombang yang pendek dipersepsikan sebagai ungu dan biru, panjang

gelomang yang panjang diinterpretasikan sebagai jingga dan merah.

Pembelokan sebuah berkas cahaya (refraksi) terjadi ketika suatu berkas cahaya

berpindah dari satu medium dengan tingkat kepadatan tertentu ke medium denagn tingkat

kepadatan yang berbeda. Cahaya bergerak lebih cepat melalui udara daripada melalui

medium transparan lainnya seperti kaca atau air. Ketika suatu berkas cahaya masuk ke sebuah

medium yang lebih tinggi densitasnya, cahaya tersebut melambat (begitu pula sebaliknya).

Berkas cahaya mengubah arah perjalanannya ketika melalui permukaan medium baru pada

setiap sudut kecuali sudut tegak lurus.

Dua faktor berperan dalam derajat refraksi : densitas komparatif antara dua media dan

sudut jatuhnya benda ke madium kedua. Pada permukaan yang melengkung seperti lensa,

semakin besar kelengkungan, semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Suatu

lensa dengan permukaan konveks (cembung) menyebabkan konvergensi atau penyatuan,

berkas–berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan ke titik fokus.

Dengan demikian, permukaan refraktif mata besifat konveks. Lensa dengan permukaan

konkaf (cekung) menyebabkan divergensi (penyebaran) berkas–berkas cahaya, suatu lensa

Page 16: anatomi fisiologi mata

konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refrektif mata tertentu, misalnya

berpenglihatan dekat.

Akomodasi meningkatkan kekuatan lensa untuk penglihatan dekat.

Kemampuan menyesuaikan lensa sehingga baik sumbar cahaya dekat maupun jauh

dapat difokuskan di retina dikenal sebagai akomodasi. Kekuatan lensa bergantung pada

bentuknya, yang diatur oleh otot siliaris.

Otot siliaris adalah bagian dari korpus siliaris, suatu spesialisasi lapisan koroid di

sebelah anterior. Korpus siliaris memiliki dua komponen utama yaitu otot siliaris dan

jaringan kapiler (yang menghasilkan aqueous humor). Otot siliaris adalah otot polos

melingkar yang melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium.

Ketika otot siliaris melemas, ligamentum suspensorium tegang dan menarik lensa

sehingga lensa berbentuk gepeng dengan kekuatan refraksi minimal. Ketika berkontraksi,

garis tengah otot ini berkurang dan tegangan di ligamentum suspensorium mengendur.

Sewaktu lensa kurang mendapat tarikan dari ligamentum suspensorium, lensa mengambil

bentuk yang lebih sferis (bulat) karena elastisitas inherennya. Semakin besar kelengkungan

lensa (karena semakin bulat), semakin besar kekuatannya, sehingga berkas cahaya lebih

dibelokkan.

Pada mata normal, otot siliaris melemas dan lensa mendatar untuk penglihatan jauh,

tetapi otot tersebut berkontraksi untuk memungkinkan lensa menjadi lebih cembung dan lebih

dekat untuk penglihatan dekat. Otot siliaris dikontrol oleh sistem syaraf otonom. Serat–serat

saraf simpatis menginduksi relaksasi otot siliaris untuk penglihatan jauh, sementara sistem

syaraf parasimpatis menyebabkan kontraksi otot untuk penglihatan dekat.

Lensa adalah suatu struktur elastis yang terdiri dari serat–serat transparan. Kadang–

kadang serat ini menjadi keruh (opaque), sehingga berkas cahaya tidak dapat menembusnya,

suatu keadaan yang dikenal dengan katarak. Lensa detektif ini biasanya dapat dikeluarkan

dengan secara bedah dan penglihatan dipulihkan dengan memasang lensa buatan atau

kacamata kompensasi.

Seumur hidup hanya sel–sel ditepi luar lensa yang diganti. Sel–sel di bagian tengah

lensa mengalami kesulitan ganda. Sel–sel tersebut tidak hanya merupakan sel tertua, tetapi

Page 17: anatomi fisiologi mata

juga terletak paling jauh dari aquoeus humor, sumber nutrisi bagi lensa. Seiring dengan

pertambahan usia, sel–sel di bagian tengah yang tidak dapat diganti ini mati dan kaku.

Dengan berkurangnya kelenturan, lensa tidak lagi mampu mengambil bentuk sferis yang

diperlukan untuk akomodasi saat melihat dekat. Penurunan kemampuan akomodasi yang

berkaitan dengan usia ini, presbiopia, yang mengenai sebagian besar orang pada usia

pertengahan (45 sampai 50 tahun), sehingga mereka memerlukan lensa korektif untuk

penglihatan dekat.

Tidak semua serat di jalur penglihatan berakhir di korteks penglihatan. Sebagian

diproyeksikan ke daerah–daerah otak lain untuk tujuan–tujuan selain persepsi penglihatan

langsung, seperti :

- Mengontrol ukuran pupil

- Sinkronisasi jam biologis ke variasi siklis dalam intensitas cahaya (siklus

tidur–bangun disesuaikan dengan siklus siang–malam).

- Kontribusi terhadap kewaspadaan dan perhatian korteks.

- Kontrol gerakan–gerakan mata.

Mengenai yang terakhir, kedua mata dilengkapi oleh enam otot mata eksternal yang

menempatkan dan menggerakkan mata, sehingga mata dapat menentukan gerakan, lokasi,

melihat, dan mengikuti benda. Gerakan mata adalah salah satu gerakan tubuh tercepat dan

terkontrol secara tajam.

Mekanisme protektif membantu mencegah cedera mata.

Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian

anteriornya, bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak mata

berfungsi sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata dari

gangguan luar. Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saat–saat

yang mengancam, misalnya benda–benda yang datang cepat, cahaya yang sangat

menyilaukan, dan keadaan–keadaan sewaktu kornea atau bulu mata tersentuh. Kedipan

kelopak mata secara spontan berulang–ulang membantu menyebarkan air mata yang

melumasi, membersihkan dan bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terus–menerus

oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata

ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata

Page 18: anatomi fisiologi mata

dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat

menangani produksi air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata

membanjir dari mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap

benda–benda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.

Page 19: anatomi fisiologi mata

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta. 2007.

Ilyas, Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. FKUI. Jakarta. 2008.

Asbury, Vaughan. Oftalmologi Umum. Edisi tujuh belas. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

2007.