Anatomi Fisiologi Gigi Dan Saliva
description
Transcript of Anatomi Fisiologi Gigi Dan Saliva
ANATOMI FISIOLOGI GIGI
Konsep Kesehatan Gigi
1 Definisi Kesehatan Gigi
a. Gigi adalah untuk mengunyah, atau mastikasi (Patricia A Potter :
2006)
b. Kesehatan gigi akan sempurna apabila dengan susunan gigi yang
teratur rapi, putih, bersih, dan senyum yang menawan akan membuat
penampilan seseorang menjadi lebih sempurna dan percaya diri. (Rina
J. Suryanegara : 2000).
2 Jenis Gigi
a. Menurut bentuknya, gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu Homodontal
dan Heterodontal. Homodontal merupakan bentuk gigi geligi yang
sama dalam satu rongga mulut. Bentuk tersebut terdapat pada
makhluk hidup seperti ikan dan burung. Sedangkan gigi geligi
manusia termasuk jenis Heterodontal. Karena memiliki gigi geligi
dengan berbagai bentuk dan fungsi. (Donna Pratiwi : 2009)
b. Menurut jenisnya gigi manusia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
Gigi Insisif disebut juga gigi seri. Berfungsi memotong / mengiris
makanan. Gigi seri terletak dibagian depan, berjumlah empat buah
ditulang rahang atas, dan empat buah di tulang rahang bawah.
Gigi Kanimus disebut juga gigi taring. Permukaan gigi berujung tajam
dan berfungsi merobek makanan. Terletak di samping gigi seri. Dua
buah gigi taring di tulang rahang atas dan dua buah di tulang rahang
bawah masing-masing satu buah di kanan dan di kiri
Gigi Premolar disebut juga gigi geraham kecil, berfungsi merobek
dan membantu menggiling dan menghaluskan makanan. Gigi ini
terletak di gigi taring. Empat buah geraham kecil di tulang rahang atas
dan empat buah geraham kecil di tulang rahang bawah.
Gigi Molar disebut juga gigi geraham besar. Permukaan gigi lebar
dengan tonjolan dan ceruk yang berfungsi untuk mengunyah dan
menggiling makanan. Terletak di belakang gigi geraham kecil. Enam
buah geraham besar di tulang rahang atas dan bawah masing-masing 3
buah dikanan dan dikiri. (Agus Susanto : 2007)
Gigi seri dan gigi taring memiliki empat permukaan, sementara
gigi geraham besar dan kecil memiliki lima permukaan. Masing-
masing permukaan gigi berbeda, maka berbeda pula bentuk
anatomisnya. Sehingga hal ini menjadi ciri khas masing-masing gigi.
(Donna Pratiwi : 2009)
3 Stuktur Gigi
Gigi terdiri dari dua bagian besar, yaitu mahkota dan akar.
Mahkota gigi adalah bagian gigi yang berada di atas area perlekatan
gusi, sementara secara anatomis atau sesungguhnya batas mahkota
gigi masih diteruskan berada dibawah area perlekatan gusi. Mahkota
gigi diselubungi lapisan email, sementara bagian akar diselubungi
lapisan sementum. (Donna Pratiwi : 2009)
4 Lapisan yang Menyusun Gigi.
a. Email berasal dari jaringan ectoderm yang membuat email sebagai
lapisan terluar pada mahkota gigi. Kandungannya sarat dengan garam
kalsium. Email merupakan jaringan paling keras dan kuat dengan
kandungan an organic 96%. Karena itu, email merupakan pelindung
gigi dari sensitivitas panas atau dingin dan nyeri saat mengunyah.
Email tidak memiliki kemampuan regenerasi untuk mengganti bagian-
bagian yang rusak. Sehingga bila terjadi kerusakan perlu dirawat
dengan cara penambalan.
b. Dentin berasal dari jaringan mesoderm, yaitu susunan dan asal yang
sama dengan jaringan tulang. Dentin mempunyai kemampuan untuk
regenerasi. Dentin terletak dibawah email dan mahkota gigi, dan
dibawah sementum pada akar gigi. Didalam dentin terdapat pembuluh
yang halus (tubula dentin) yang mengandung serabut dan kelanjutan
dari sel odontoblast yang berfungsi menyalurkan rangsangan dari
dentin ke sel-sel saraf, seperti rangsangan termis (panas / dingin),
rangsangan khemis (asam / manis), dan rangsangan mekanis (benda
keras). Rangsangan ini mula-mula diterima email diteruskan ke
dentin. Melalui tubula dentin, dengan serabut-serabutnya diteruskan
ke sel-sel saraf dalam rongga pulpa.
c. Sementum merupakan lapisan terluar pada lapisan akar gigi yang
membatasi gigi dengan jaringan pendukungnya. Sementum berasal
dari jaringan mesoderm. Fungsi sementum selain sebagai pelindung
gigi pada akar, juga sebagai penyangga gigi terhadap jaringan
pendukung disekitar gigi. Selain itu, berfungsi memberikan nutrisi
utama gigi yaitu fosfor pada gigi yang sudah tua dengan kondisi
rongga pulpa ketika sudah menyempit.
d. Pulpa adalah struktur gigi terdalam (di bawah dentin) berupa rongga
yang berisi jaringan pulpa. Jaringan pulpa sarat dengan sel saraf yang
sensitive terhadap rangsangan mekanis-termis-kimia, jaringan limfa
(cairan getah bening), jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan
vena.
Pulpa terdiri dari :
Tanduk pulpa (pulp horn).
Ruang pulpa (pulp chamber) yang berada di bagian tengah mahkota
gigi.
Saluran pulpa (pulp canal) yang berada dibagian akarnya.
Foramen apical merupakan tempat masuknya jaringan pulpa
kerongga pulpa berupa lubang di daerah ujung akar / apeks gigi.
Supplementary canal, yaitu percabangan saluran pulpa berjumlah dua
atau lebih yang berada dekat apical (ujung akar)
Orifice yaitu pintu masuk yang menghubungkan ruang pulpa dengan
salurannya. Umumnya, garis luar pulpa mengikuti garis luar bentuk
gigi. Pulpa berasal dari jaringan masenkim dan berfungsi sebagai
pemberi nutrisi gigi yang mengandung sel-sel saraf. Sistem
sensorisnya berfungsi mengontrol peredaran darah dan sensasi nyeri.
(Donna Pratiwi : 2009)
5 Jaringan Pendukung Gigi
a. Gingiva dikenal dengan istilah gusi (isit). Jaringan gingiva berjalan
melapisi tonjolan alveolar dan berakhir pada leher gigi. Gingiva yang
menggelilingi leher gigi direkatkan oleh cincin yang disebut
junctional epithelium. Gingiva yang sehat biasanya berwarna merah
muda, tergantung etnis individu. Makin gelap kulit seseorang, makin
gelap pula warna merah gingivanya. Konsistensinya padat dan
melekat pada tulang alveolar dibawahnya.
b. Tulang Alveolar merupakan penyangga gigi yang utama. Ketebalan
dan ketinggian tulang alveolar bervariasi tergantung dari ada tidaknya
gigi yang disangga. (Donna Pratiwi : 2009)
c. Ligamentum Periodontal atau membrane menempati sela antara
sementum dan kantong tulang alveolar. Struktur ini merupakan
jaringan ikat fibrosa yang tampak selular dan vascular. Peran
utamanya adalah mendukung dan merupakan bantalan gigi pada
rongga tulang tetapi ia juga memberi mekanisme rangsangan
(proprioseptif) yang efisien, dan mempunyai fungsi nutritive dan
homeostatis. (Abraham M Rudolph : 2007)
6 Susunan Gigi
Perkembangan gigi terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
a. Gigi susu
Gigi susu adalah gigi yang tumbuh dalam rongga mulut sejak
lahir sampai masa anak-anak (usia prasekolah). Jumlah gigi susu 20
buah dan tumbuh lengkap pada usia 2,5 – 3 tahun.
b. Gigi campuran
Gigi campuran adalah tumbuhnya gigi susu bersama-sama
dengan tumbuhnya gigi tetap. Tumbuhnya gigi tetap dimulai pada
akhir masa anak-anak (usia sekolah dasar).
c. Gigi tetap
Gigi tetap adalah gigi yang tumbuh mengantikan gigi susu.
Pertumbuhan gigi tetap bervariasi, yaitu saat seseorang menjelang
remaja sampai dewasa. Jumlah gigi tetap 32 buah. Apabila gigi tetap
seseorang tanggal tidak akan digantikan oleh gigi lainnya dan yang
bersangkutan akan ompong. Gigi tetap yang terakhir tumbuh adalah
gigi bungsu, yang terletak di bagian belakang rongga mulut. Masa
pertumbuhan gigi bungsu untuk setiap orang bervariasi, yaitu antara
17-25 tahun. (Rina J. Suryanegara : 2000).
7 Proses Pertumbuhan Gigi
Saat anak berusia sekitar 6-7 tahun, gigi susunya tanggal secara
bertahap dan digantikan oleh gigi tetap. Gigi tetap jika tanggal tidak
akan digantikan oleh gigi baru seperti halnya pada gigi susu. Pada
umumnya gigi tetap yang muncul pertama kali yaitu gigi seri pada
rahang bawah. Selanjutnya, terjadi pergantian gigi seri pada rahang
atas dan bawah secara bertahap atau dapat juga terjadi penggantian
dua gigi seri sekaligus.
Pada usia 10-12 tahun terjadi penggantian gigi taring dan gigi
geraham kecil secara bergantian. Geraham besar ke 1 tumbuh pada
usia kurang lebih 6 tahun. Geraham besar ke 2 tumbuh pada usia 10
tahun ke atas. Gigi tetap yang paling akhir tumbuh yaitu gigi geraham
besar ke 3 yang tumbuh pada usia lebih dari 19 tahun. Jumlah gigi
tetap seluruhnya sebanyak 32 buah. (Agus Susanto : 2007)
a. Faktor-Faktor yang Memperngaruhi Kesehatan Gigi
1. Makanan yang dikonsumsi
- Kurangi makanan serba manis
Permen dan coklat merupakan contoh makanan penyebab kerusakan
gigi karena bersifat manis dan lengket. Contoh lainnya, roti yang
diberi selai. Kandungan gula pada makanan tersebut sangat tinggi
karena bakteri akan menggubah sisa makanan yang mengandung gula
menjadi asam. Akhirnya berubah menjadi kerusakan gigi. Namun hal
ini dapat di cegah dengan berkumur menggunakan air putih karena
dapat mengurangi sisa makanan yang lengket pada permukaan gigi.
Selain itu, makan buah-buahan berair dan mengandung serat tinggi
baik untuk kesehatan gigi.
- Hindari makanan yang terlalu asam
Asam dapat merusak gigi, demikian juga dengan makanan yang serba
asam. Jenis-jenis makanan yang mengandung asam dapat
menyebabkan karies gigi. Namun gangguan ini dapat dicegah dengan
cara menggosok gigi.
- Hindari makanan keras, terlalu panas, dan terlalu dingin
Gigi juga dapat rusak karena makanan yang keras, terlalu panas atau
terlalu dingin. Selain lapisan email, saraf juga dapat rusak karena
makanan tersebut. Gigi yang rusak ditandai rasa ngilu ketika
menyantap makanan yang terlalu manis, panas atau dingin.
- Hindari makanan yang mengandung fluor tinggi
Umumnya diderita oleh anak-anak yang gigi tetapnya belum tumbuh.
Anak-anak yang berfluor tinggi akan mengalami gangguan berupa
gigi berwarna abu-abu kusam dan kadang-kadang terdapat bercak-
bercak fluorosis.
2. Minuman yang dikonsumsi
Minuman kopi dan teh juga kurang baik untuk kesehatan gigi. Terlalu
banyak minum kopi dan teh dapat menimbulkan plak berwarna
cokelat pada permukaan gigi. Minuman soft drink (minuman bersoda)
dpat menyebabkan karies gigi karena mengandung banyak gula. Jika
terpaksa harus minum soft drink usahakan untuk segera
membersihkan sisa gula pada gigi.
3. RokokDalam rokok terdapat berbagai bahan kimia yang biasa disebut tar.
Sebelum masuk kedalam saluran pernafasan, nikotin melalui rongga
mulut dan sebagian diantaranya menempel di permukaan gigi. Jika
tidak di bersihkan, timbunan tar pada permukaan gigi menjadi coklat
kehitaman dan menimbulkan bau mulut yang tidak sedap. (Agus
Susanto : 2007)
4. Menggosok Gigi
- Memilih sikat gigi
Dalam memilih dan menggunakan sikat gigi sebaiknya yang
berkualitas. Kualitas sikat gigi yang tidak baik akan menyebabkan
sakit atau goresan pada gusi dan gigi. Ini akan terasa setelah beberapa
bulan berlalu ketika kita menemukan bercak darah pada sikat.
Ciri-ciri sikat gigi yang baik :
- Pilih bulu sikat yang halus sehingga tidak merusak email dan gusi.
- Pilih kepala sikat yang ramping atau bersudut, sehingga
mempermudah pencapaian sikat di daerah mulut bagian belakang
yang sulit dijangkau
Sikat gigi sebaiknya diganti saat kondisi bulu sikat mulai mekar atau
menyebar. Kondisi bulu sikat seperti ini tidak dapat menyikat gigi
dengan efektif. Selain itu sikat gigi sebaiknya diganti setelah tiga
bulan pemakaian. Satu hal yang perlu diperhatikan, tiap orang
sebaiknya memiliki sikat gigi pribadi, jangan dipakai bersama-sama
dengan anggota keluarga lainnya. (Donna Pratiwi : 2009)
Gunakan pasta gigi sesuai dengan usia
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut dengan cara mengangkat plak
dan sisa makanan. Termasuk menghilangkan atau mengurangi bau
mulut. Pasta gigi juga dapat membantu menguatkan struktur gigi
dengan kandungan fluor. (Donna Pratiwi : 2009)
Pada umumnya, pasta gigi mengandung sodium monofluorofosfat.
Kandungan bahan tersebut dalam pasta gigi anak-anak dengan pasta
gigi orang dewasa berbeda. Pasta gigi anak-anak biasanya
mengandung sodium monofluorofosfat yang lebih rendah
dibandingkan pasta gigi orang dewasa. (Agus Susanto : 2007)
Berkumur
Ketika gosok gigi, kadang-kadang kita sulit membersihkan bakteri
yang ada disela-sela gigi. Cara yang tepat untuk membasminya
dengan berkumur menggunakan obat kumur. (Agus Susanto : 2007)
Obat kumur biasanya bersifat antiseptic yang dapat membunuh
kuman sebagai timbulnya plak, radang gusi dan bau mulut. (Donna
Pratiwi : 2009)
5. Bentuk gigi
6. Adanya bakteri atau kuman
7. Tingkat kebersihan gigi dan mulut
8. Adanya penyakit yang diderita
Struktur Histologis GigiPembentukan Email
• Email diproduksi oleh sel ameloblast pada bagian luar dentin (sblm erupsi).
• Process pd apeks ameloblast ( Tom’s process) mensekresikan matriks enamel rod mengalami kalsifikasi
• Enamel diproduksi scr bertahap (4-8μ /hari) Setelah pembentukan enamel lengkap ameloblast degenerasi
Email• Email merupakan jaringan yang sangat termineralisasi sehingga
menjadi jaringan yang paling keras pd tubuh manusia.• Kandungan anorganik email yang matang sekitar 96-97% dari
beratnya, sisanya materi organik dan air.• Bahan an organik terutama sebagai kalsium fosfat. • Isi organik terdiri dr protein yg larut dan tidak larut.• protein disebut enamelin yg terdiri atas asam aspartat, serin,
glisin,prolin dan asam glutamat.• Protein yg larut berupa fraksi protein email yg larut bila email
didemineralisasi dlm EDTA (asam organik lemah).• Protein yg tidak larut sisanya dapat terlihat di dalam mikroskop.• Tebal email bervariasi di bagian gigi yang berbeda dan diantara
gigi-gigi yang berbeda.• Bagian yg paling tebal pada ujung incisal dan tonjol, kemudian
menurun menjadi tepi yg sangat tipis pada batas servikal.• Email paling tebal pada geligi permanen tampak pada permukaan
oklusal gigi molar.• Lapisan email yang paling tipis terdapat pada permukaan lingual
gigi insisif bawah dan atas.
ANATOMI FISIOLOGI SALIVA
Pengertian dan fungsi saliva
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang
terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada
mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua
kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk membantu mencerna makanan dengan
mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah atau air liur).
Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu)
sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan
jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi
seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar
antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah
normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam)
dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies
yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan
pembentukan karang gigi.
Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada
umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi
biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak
1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan
0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur
organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino,
amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva
antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan
Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi
dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.
Saliva memiliki beberapa fungsi, yaitu :
1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses
mengunyah dan menelan makanan
2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun
cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan
3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman
4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer
5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin
(amilase ludah) dan lipase ludah
6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena
terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva
7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan
air dalam tubuh.
8. membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)
Jenis kelenjar saliva dan muaranyaMacam-macam kelenjar ludah :
1. Kelenjar ludah utama / mayor / besar-besar
Kelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan
sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari :
Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus
mandibula
Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah
korpus mandibula
Kelenjar Sublingualis , terletak dibawah lidah
Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses
mengolah makanan.
Kelenjar ParotisKelenjar parotis merupakan kelenjar ludah terbesar yang terletak
antara prossesus mastoideus dan ramus mandibula.
Duktus kelenjar ini bermuara pada vestibulus oris pada lipatan antara
mukosa pipi dan gusi dihadapan molar 2 atas.
Kelenjar parotis dibungkus oleh jaringan ikat padat
Mengandung sejumlah besar enzim antara lain amilase lisozim,
fosfatase asam, aldolase, dan kolinesterase.
Jaringan ikat masuk kedalam parenkim dan membagi organ menjadi
beberapa lobus dan lobulus
Secara morfologis kelenjar parotis merupakan kelenjar tubuloasinus
(tubulo-alveolar) bercbang-cabang (compound tubulo alveolar gland)
Asinus-asinus murni serus kebanyakan mempunyai bentuk agak
memanjang dan kadang-kadang memperlihatkan percabangan-
percabangan
Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
Saluran keluar utama ( duktus interlobaris) disebut duktus stenon
(stenson) terdiri dari epitel berlapis semu.
Kearah dalam organ duktus ini bercabang-cabang menjadi duktus
interlobularis dengan sel-sel epitel berlapis silindris
Duktus interlobularis tadi kemudian bercabang-cabang menjadi duktus
intralobularis. Kebanyakan duktus intralobularis merupakan duktus
Pfluger yang mempunyai epitel selapis silindris yang bersifat acidophil
dan menunjukkan garis-garis basal
Duktus Boll pada umumnya panjang-panjang dan menunjukkan
percabangan
Duktus Pfluger agak pendek
Sel-selnya pipih dan memanjang
Pada jaringan ikat interlobaris dan interlobularis terlihat banyak lemak
yang berhubungan dengan “kumpulan lemak bichat” (Fat depat of
bichat). Juga pada jaringan tersebut terlihat cabang-cabang dari Nervus
Facialis dan pembuluh darah
Kelenjar submandibularis (submaksilaris)Kelenjar ini terletak disebelah dalam korpus mandibula dan
mempunyai duktus ekskretoris (Duktus Wharton) yang bermuara pada
dasar rongga mulut pada frenulum lidah , dibelakang gigi seri bawah.
Merupakan kelenjar yang memproduksi air liur terbanyak
Seperti juga kelenjar parotis, kelenjar ini diliputi kapsel yang terdiri
dari jaringan ikat padat yang juga masuk ke dalam organ dan membagi
organ tersebut menjadi beberapa lobulus
Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalveolar /
tubuloacinus bercabang-cabang (compound tubulo alveolar gland)
Percabangan duktusnya sama dengan glandula parotis demikian pula
sel-selnya
Bentuk sinus kebanyakan memanjang
Antara sel-sel asinus membran basal terdapat sel-sel basket
Duktus Boll : pendek, sempit sehingga sukar dicari dalam preparat bila
dibandingkan glandula parotis. Selnya pipih dan memanjang
Duktus Pfluger : lebih panjang daripada duktus pfluger kelenjar parotis
dan menunjukkan banyak percabangan sehingga dalam preparat lebih
mudah dicari
Kelenjar sublingualisMerupakan kelenjar terkecil dari kelenjar-kelenjar ludah besar
Terletak pada dasar rongga mulut, dibawah mukosa dan mempunyai
saluran keluar (duktus ekskretorius) yang disebut Duktus Rivinus
Bermuara pada dasar rongga mulut dibelakang muara duktus Wharton
pada frenulum lidah
Glandula sublingualis tidak memiliki kapsel yang jelas tetapi memiliki
septa-septa jaringan ikat yang jelas/tebal
Secara morfologis kelenjar ini merupakan kelenjar tubuloalvioler
bercabang-cabang (compound tubuloalveolar gland)
Merupakan kelenjar tercampur dimana bagian besar asinusnya adalah
mukus murni
Duktus ekskretoris sama dengan glandula parotis
Duktus Pfluger sangat pendek
Duktus Boll sangat pendek dan bentuknya sudah tidak khas sehingga
dalam preparat sukar ditemukan
Pada jaringan ikat interlobularis tidak terdapat lemak sebagai glandula
parotis
2. Kelenjar ludah tambahan / minor / kecil-kecil
Kebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di
dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari
pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya atau nama
pakar yang menemukannya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya
kedalam rongga mulut.
Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir
bawah dengan asinus-asinus seromukus
Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan
asinus-asinus seromukus
Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada
bagian bawah ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan
asinus-asinus seromukus
Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak
pada pangkal lidah, dnegan asinus-asinus murni serus
Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-
asinus mukus .
Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior
Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .
Struktur-struktur kelenjar salivaTiap-tiap kelenjar sebagai suatu organ terdiri dari:
1. Parenkim, yaitu bagian kelenjar yang terdiri dari asinus-asinus dan duktus-
duktus bercabang.
Asinus merupakan bagian-bagian sekretoris yang mengeluarkan sekret.
Sekret ini akan dialirkan melalui suatu duktus untuk menyalurkan sekret
kemana mestinya.
2. Stroma / jaringan ikat interstisial yang merupakan jaringan antara asinus dan
duktus tersebut.
Jaringan ikat ini membungkus organ (kapsel) dan masuk kedalam organ dan
membagi organ tersebut menjadi lobus dan lobulus. Pada jaringan ikat
tersebut ditemukan duktus kelenjar, pembuluh darah,s erat saraf dan lemak.
Kelenjar saliva mayor terdiri dari beberapa jenis sel:
1. Unit sekretori
Terdiri dari : sel-sel asinar , duktus interkalaris , duktus striata , dan main
excretory ducts.
Sebagai tambahan kepada sel-sel ini yang bertanggung jawab besar untuk
sekresi dan modifikasi dari saliva, sel-sel plasma juga berkontribusi pada
sekresi saliva, setidaknya pada kelenjar minor.
2. Unit non sekretori
Terdiri dari myoepitel sel dan sel saraf
Sel-sel asinar
Merupakan unit sekretori sel.
Sel asinar mengandung olyco protein, protein dan elektrolit.
Menurut sekretnya , asinus dapat dibedakan menjadi asinus serus, mukus, dan
tercampur
a. Asinus serus
– Sekretnya encer
– Terdapat pada kelenjar parotis
– Pengecatan HE bewarna ungu kemerahan
– Lumennya sempit
– Batas sel sukar dilihat dan antara sel terdapat kanalikuli sekretoris
interseluler
– Inti sel bulat kearah basal
– Penampakan sel tergantung fase sekresi selnya, dimana pada fase istirahat,
bagian apikalnya banyak terdapat butir sekresi (zimogen) sehingga inti sel
terdesak ke basal. Dan setelah sekresi sel, maka sel menjadi mengecil.
– Terdapat sel myoepitel diantara sel kelenjar dan membran basal yang dapat
berkontraksi untuk membantu mengeluarkan sekret asinus
b. Asinus mukus
– Sekretnya kental
– Terdapat pada kelenjar saliva minor / tambahan / kecil-kecil
– Pengecatan HE berwarna jernih kebiruan
– Lumennya besar
– Batas sel lebih jelas terlihat, tidak terdapat kanalikuli interseluler sehingga
sekretnya langsung dituangkan oleh sel sekretoris kedalam lumen asinus
– Inti sel pipih kearah basal
– Pada fase istirahat, sitoplasmanya mengandung butir mucigen yang sering
rusak saat preparat fifiksasi/dicat sehingga sel menjadi lebih terang
– Terdapat sel myoepitel
– Organela selnya berbeda dengan sel serus, dimana terdapat lebih sedikit
mitokondria, RE, dan banyak apparatus golgi sehingga terdapat lebih banyak
komponen karbohidrat pada sekretnya
c. Asinus campuran
– Yang dimaksud dengan kelenjar-kelenjar yang mempunyai asinus
tercampur, adalah kelenjar-kelenjar yang mempunyai baik asinus serus
maupun asinus-asinus mukus sebagai parenkimnya. Campuran tersebut
dapat berupa asinus-asinus murni mukus dengan asinus-asinus murni serus
atau dapat pula satu asinus mempunyai bagian mukus dan serus bersama-
sama
– Kelenjar submandibularis (submaksilaris) memiliki sel serus lebih banyak
dari pada sel mukusnya
– Kelenjar sublingualis memiliki sel mukus lebih banyak daripada sel serusnya
– Pada asinus tercampur sel-sel mukus sering didapatkan dekat duktus
sedangkan sel-sel serus pada bagian yang jauh dari duktus
– Kadang-kadang sel mukus berasal dari melendirnya sel-sel asinus karena
terganggunay pengeluaran sekretnya. Gangguan tersebut sering terjadi pada
duktus Boll
– Bila dalam satu asinus sel-sel mukus lebih banyak lagi, maka sel-sel albumin
(serus) tadi akan terdesak kearah apikal (puncak) asinus, sehingga sel-sel
serus tadi merupakan suatu lengkungan yang pada penampang sering terlihat
sebagai bulan sabit, yangs ering disebut lanula Gianuzzi (Demilines of
Haidenhain, Crescent of Gianuzzi, serous demilunes of Gianuzzi). Bagian
ini masih mempunyai kanalikuli sekretoris interseluler yang bermuara ke
lumen asinus.
Duktus
Saluran kelenjar ludah terdiri dari beberapa bagian yang panjangnya berbeda-beda
menurut jenis kelenjar. Jika dipandang dari segi lobulasi, ada yang letaknya
intralobularis dan ada yang interlobularis.
1. Duktus intralobularis
a. Duktus interkalaris (Duktus Boll)
– Duktus yang menghubungkan asinus dengan saluran berikutnya (duktus
Pfluger)
– Bersifat non sekretorius
– Terdiri dari epitel selapis pipih atau selapis kubis
– Fungsi : a. mengatur sekresi saliva asinar
b. memodifikasi komponen elektrolit
c. mengangkut komponen makromolekuler
b. Duktus sekretorius (Pfluger)
– Duktus yang lebih besar dan bersifat sekretorious, sehingga disebut juga
duktus salivatorius, terutama menghasilkan Ca dan air
– Epitelnya terdiri dari epitel selapis kubis sampai silindris dimana bagian
basalnya menunjukkan garis-garis sehingga juga disebut striated duct
(duktus bergaris-garis)
– Fungsi : a. Transport elektrolit dengan menyerap sodium dari sekresi
utama diangkut keluar melalui pembuluh darah kapiler
b. memodifikasi kompisisi elektrolit saliva
2. Duktus Interlobularis
Duktus pfluger tadi dilanjutkan oleh saluran yang lebih besar keluar dari
lobulus kelenjar tadi, masuk ke dalam jaringan ikat interlobular. Saluran ini
merupakan duktus pengeluaran atau eksretorius yang mengalirkan saliva ke
dalam rongga mulut. Terdiri dari epitel selapis silindris atau berlapis semu dan
dekat muara duktus, epitel ini berubah menjadi epitel berlapis pipih dan
berlanjut ke epitel rongga mulut.
Penamaan duktus berdasarkan atas pakar yang menemukannya :
Kelenjar parotis : Stensen
Kelenjar Submandibular (submaksilaris) : Whartoni
Kelenjar Sublingualis : Bartholini
Fungsi = Resorpsi Na dan sekresi K
Sel Myoepitel
– Terdapat dalam asinar
– Fungsinya untuk mengatur pergerakan saliva dari asinar kesistem duktus
dengan cara kontraksi asinar
Apa yang terjadi pada saluran saliva saat melewati saluran tersebut :
1. Sekresi bikarbonat dan Kalium (Potassium)
2. Reabsorbsi Natrium dan Chlorida
Saraf kelenjar ludah– Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)
– Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva
– Saraf simpatis = merangsang reseptor α dan β
Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah
inferior, kelenjar submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari
nukleus ludah superior. Supply saraf simpatis untuk kelenjar parotis,
submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion simpatis servikal superior,
dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang arteri. Kelenjar
ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan parasimpatis.
Sekresi kelenjar ludahSaliva atau ludah merupakan campuran dari beberapa sekresi kelenjar
ludah. Sekresi normal saliva sehari berkisar antara 800 – 1500 ml. Pada umumnya
saliva merupakan cairan viskus, tidak berwarna yang mengandung air,
mukoprotein, immunoglobulis, karbohidrat komponen-komponen organis seperti,
Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan J. Kecuali itu saliva mengandung pula enzim amilase
yaitu ptialin Selanjutnya saliva juga mengandung sel-sel desquamasi yang lazim
disebut korpuskulus salivatorius. Komposisi saliva tadi sangat tergantung pada
keaktivan kelenjar-kelenajar ludah. Sekresi kelenjar ludah dapat terjadi oleh
beberapa faktor, yaitu : reflek saraf, rangsangan mekanis, rangsangan kimaiwi.
Bahan makanan dan zat kimia dapat memberi rangsangan langsung pada mukosa
mulut. Bahan makanan juga dapat merangsang serat saraf eferens yang berasal
dari bagian thorakal. Sekresi air ludah dapat pula timbul secara reflektoris hanya
dengan jalan mencium bau makanan, melihat makanan, atau dengan memikirkan
dan membayangkan makanan saja.
Saliva mengandung 2 tipe sekresi protein yang utama yaitu : sekresi serus
( merupakan enzim untuk mencernakan serat ptyalin) , sekresi mukus (untuk
pelumasan dan perlindungan permukaan).
Pada umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh
darah besar berjalan bersama-sama dengan duktusnya pada jaringan ikat
interlobularis dan memberi cabang-cabang mengikuti cabang-cabang duktusnya
kedalam lobuli, dimana pada akhirnya ia membentuk anyaman-anyaman kapiler
mengitari asinus dan akhirnya kembali membentuk vena yang berjalan bersama-
sama dengan pembuluh darah arterinya.
Faktor yang mempengaruhi sekresi saliva :
Irama siang malam
Sifat dan besar stimulus
Tipe kelenjar
Diet
Umur, jenis kelamin dan fisiologi seseorang
Kadar hormon
Elektrolit
Kapasitas buffer
Obat-obatan
DAFTAR PUSTAKA
Haskell R and Gayford J.J , Penyakit Mulut. Jakarta:1991 Arey Leslie Brainerd, Ph.D.,LL.D., Human Histology a textbook in outline from
W.B. Saunders Company, Third edition Philadelphia. London, Toronto 1968.
Regina dan Nahak M Maria, Dasar-Dasar Imlu Pencabutan Gigi. Akademi
Kesehatan Gigi Denpasar. Roth Gerald I and Camles Robert, Oral Biology.The C. V. Mosby Company.
Chapter 8:196-213 , 1981.