Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

37
PENDAHULUAN Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus menerus berdetak. Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata, jantung berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum ibu dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang sedang berkembang sudah mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi. Sebelum membahas lebih lanjut tentang jantung, ada baiknya kita mengerti dahulu apa pengertian dari jantung itu sendiri. Jantung adalah bagian lambung yang langsung menempel pada dan mengelilingi ostium cardiacum antara esofagus dan bagian lambung yang menempel langsung pada dan mengelilingi ostium 6 . Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan 5 . Adapun tujuan dari refarat ini adalah untuk mengetahui anatomi, fisiologi serta patofisiologi dari

Transcript of Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Page 1: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

PENDAHULUAN

Hanya dalam beberapa hari setelah konsepsi sampai kematian, jantung terus

menerus berdetak. Pada kenyataannya, sepanjang rentang usia manusia rata-rata, jantung

berkontraksi sekitar tiga miliar kali, tidak pernah beristirahat, kecuali sepersekian detik

diantara denyutan. Dalam sekitar tiga minggu setelah pembuahan, bahkan sebelum ibu

dapat memastikan bahwa ia hamil, jantung mudigah yang sedang berkembang sudah

mulai berfungsi. Diyakini bahwa jantung merupakan organ pertama yang berfungsi.

Sebelum membahas lebih lanjut tentang jantung, ada baiknya kita mengerti

dahulu apa pengertian dari jantung itu sendiri. Jantung adalah bagian lambung yang

langsung menempel pada dan mengelilingi ostium cardiacum antara esofagus dan bagian

lambung yang menempel langsung pada dan mengelilingi ostium6.

Fungsi jantung adalah sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah

untuk menimbulkan gradien tekanan yang diperlukan agar darah dapat mengalir ke

jaringan. Darah, seperti cairan lain, mengalir dari daerah yang bertekanan tinggi ke

daerah yang bertekanan rendah sesuai penurunan gradien tekanan5.

Adapun tujuan dari refarat ini adalah untuk mengetahui anatomi, fisiologi serta

patofisiologi dari sistem cardiovasculer. Oleh sebab itu, dalam makalah ini akan

dijabarkan satu persatu mulai dari anatomi, fisiologi, dan patofisiologi dari sistem

cardiovasculer.

Page 2: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Anatomi jantung

Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk

oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel

kanan dan kiri. Jantung memiliki bentuk jantung cenderung berkerucut tumpul. Ukuran

jantung kira-kira panjang 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm4.

Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar

dari kepalan tangan pemiliknya. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam

masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter

darah3.

Page 3: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada,

bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus

xiphoideus, terlindungi oleh tulang rusuk.

Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III

dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis

pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum

Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra

di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di

kiri linea medioclavicularis.

Selaput yang membungkus jantung disebut pericardium dimana teridiri antara

lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai

pelumas agar tidak ada gesekan antara pericardium dan epicardium. Epicardium adalah

lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana

Page 4: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Miokardium merupakan lapisan otot

jantung yang berperan penting dalam memompa darah melalui pembuluh arteri.Lapisan

terakhir adalah lapisan endocardium.

Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan

sisanya adalah ventrikel. Pada orang awan atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel

dikenal dengan bilik. . Keempat rongga tersebut terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian

kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal dengan istilah septum.

Sesuai dengan etimologis, jantung pada dunia medis memiliki istilah cardio /

kardio. Ialah berasal dari bahasa latin,cor. Dimana cor dalam bahasa latin memiliki arti :

sebuah rongga. Sebagaimana bentuk dari jantung yang memiliki rongga berotot yang

memompa darah lewat pembuluh darah dalam kontraksi berirama yang berulang dan

berkonsistensi.

Pun, dalam kedokteran istilah kardiak memiliki makna segala sesuatu yang

berhubungan dengan jantung. Dalam bahasa Yunani,cardia sendiri digunakan untuk

istilah jantung6.

Ruang Jantung terbagi atas empat ruang.

a.Serambi kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial,

b.Bilik kanan dan bilik kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikular

Page 5: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya

tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot

yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari

ventrikel kanan.

Perikardium

Perikardium merupakan semancam kantung dengan 2 lapisan yang mengelilingi jantung.

Lapisan serosa yang dalam (perikard viseralis) menempel ke bagian luar dinding jantung

dipisahkan dari pericard parietalis oleh lapisan tipis cairan pericard.

Katup Jantung3

Ada 4 tipe katup jantung yang mengatur aliran darah dalam jantung, yaitu:

• Katup trikuspid

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka,

maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid

berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup

Page 6: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun

katup.

• Katup pulmonalis

Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui

trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan

kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus

pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila

ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga

memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.

• Katup mitral

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel

kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel.

Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.

Page 7: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

• Katup aorta

Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan

membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh

tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga

mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.

Katup trikuspid dan katup mitral dihubungkan oleh chorda tendinae ke papillary

muscle. Hal ini mencegah regurgutasi saat ventikel kontraksi

Impuls elektris dari otot jantung (myocardium) menyebabkan jantung berdetak

(kontraksi). Sinyal elektrik ini dimulai di nodus SA, lokasinya pada puncak atrium kanan.

Nodus SA sering disebut ‘pacu jantung alami’. Katika impuls elektris dilepaskan dari

pacu jantung alami, antrium berkontraksi. Sinyal kemudian diteruskan ke nodus AV.

Page 8: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Nodus AV kemudian mengirimkan sinyal ke serat-serat otot ventrikel, menyebabkan

kontraksi ventrikel.

Nodus SA mengirimkan impuls elektrik dengan laju tertentu, tapi frekuesnsi

detak jantung masih dapat berubah tergantung pada kebutuhan fisik, stress atau factor

hormonal.

Pembuluh di Jantung

Pembuluh di di jantung terdiri dari arteri coronaria, vena dan limfe. Komponen

terbesar

struktur ini berada di antara jaringan ikat longgat di lemak epicard.

Arteri Coronaria:

Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi

kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan

organ lain. Aliran darah yang mengandung oksigen dan nutrisi untuk jantung diperoleh

Page 9: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira ½

inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium.

Arteri coronaria utama kiri berjalan diantara atrium kiri dan trunkus pulmonallis

untuk mencapai AV groove. Di sana akan bercabang menjadi arteri coronaria left anterior

decending (LAD) dan circumflex (LCx). LAD berjalan pada anterior interventricular

groove menuju apex jantung. Selama perjalanan menujunnya di permukaan anterior,

LAD memberikan cabang-cabang septal yang memperdarahi 2/3 septum interventricular

anterior dan bagian apeks dari anterior papillary muscle. LAD juga memberikan

percabangan diagonal yang mensuplai permukaan anterior dari ventrikel kiri. Arteri

circumflex berlanjut pada AV groove kiri dan melalui batas jantung kiri untuk mencapai

permukaan posterior. LCx memberikan percabangan obtuse marginal yang mensuplai

dinding posterior dan lateral ventrikel kiri.

Arteri koroner kanan (RCA) berjalan pada AV groove kanan, di posterior

berjalan antara atrium kanan dan ventrikel. RCA memberikan suplai darah ke ventrikel

kanan via percabangan acute marginal. Pada kebanyakan orang, RCA distal memberikan

percabangan besar, arteri posterior decending. Arteri ini berjalan dari aspek

inferoposterior jantung ke apeks dan mensuplai darah di dinding inferior dan posterior

ventrikel dan posterior 1/3 septum interventricular. Tepat sebelum memberikan

percabangan posterior decending, RCA biasanya memberikan cabang arteri AV nodal.

Dari lokasi epikardial, arteri koroner mengirimkan cabang yang mempenetrasi

hingga ke otot ventrikular yang membentuk percabangan dan anastomosis di dinding

seluruh chamber jantung. Dari pleksus ini timbullah sejumlah besar kapiler. Serat otot

berada tepat di bawah endokardium, khususnya papillary muscle dan ventrikel kiri

disuplai oleh cabang terminal arteri coronaria atau langsung dari rongga ventrikel melalui

channel vaskular, vena thebesian.

Koneksi kolateral, biasanya diameter < 200 µm, ada pada level subarteriolar di

antara arteri coronaria. Pada jantung normal, beberapa pembuluh koleteral terlihat.

Namun, itu dapat menjadi lebih besar dan fungsional ketika arterosklerosis

Page 10: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

mengobstruksi suatu arteri coronaria, sehingga menyediakan aliran darah ke distal

pembuluh darah dari tetangga yang tidak terobstruksi.

Vena Coronaria:

Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari kapiler

miokard dibawa melalui vena koroner terutama sinus coronarius dan langsung masuk ke

atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Tidak terdapat

katup pada vena coronaria.

Pembuluh Limfe

Limfe di jantung didrainase oleh pleksus pembuluh berkatup di jaringan ikat sub

endokard di ke-4 ruang jantung. Kemudian akan berlanjut ke beberapa pembuluh limfe

yang lebih besar, mengikuti persebaran arteri koronaria dan vena. Tiap pembuluh itu

kemudian bergabung di AV groove untuk membentuk pembuluh limfe tunggal yang

keluar dari jantung menuju pleksus limfe mediastinal dan akhirnya ke ductus thoraksikus.

Sikulasi Darah

Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi

paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu

masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya

kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira- kira 15-20

mmHg pada arteri pulmonalis.

Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil,

arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior,

vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.

Page 11: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Fisiologi jantung2

Darah yang terdapat di dalam jantung selalu dipompa keluar secara terus menerus

dan setelah melalui sistem vaskuler, darah kembali ke jantung.

Sistem vaskuler yang dilaluinya dapat berupa sistem sirkulasi paru dan sistem

sirkulasi umum. Pembuluh darah pada kedua sistem tersebut terdiri dari

1. Pembuluh darah nadi (arteri) yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan sel-

sel tubuh

2. Pembuluh darah balik (vena) yang mengalirkan darah dari jaringan sel-sel tubuh

ke jantung

Pada orang normal, darah yang masuk ke jantung melalui vena cava, kemudian akan

dipompa ke sistem sirkulasi paru. Dan setelah mengalami oksigenasi di dalam jaringan

sel-sel paru, kemudian darah kembali ke jantung melalui pembuluh darah balik (vena

pulmonalis).

Selanjutnya darah dipompa keluar dari jantung melalui bilik kiri ke sistem sirkulasi

umum menuju ke seluruh sel-sel tubuh.

Pada keadaan normal, jumlah darah yang dapat dipompa oleh jantung sesuai dengan

jumlah darah yang masuk kembali ke jantung, sebesar 5 liter per menitnya dan dapat

meningkat pada olahraga yang berat sampai dengan 25-35 liter per menit.

Sistem kardiovaskuler mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh dan menyalurkan

kembali ke jantung. Dengan jantung berkontraksi dan berelaksasi, maka ia mampu

mengalirkan darah di dalam sistem tersebut. Perubahan-perubahan hemodinamik di

dalam sistem tersebut menyebabkan perubahan tekanan dan mengakibatkan terjadinya

peristiwa aliran darah di dalamnya.

Dan darah dapat kembali ke jantung, karena adanya perbedaan tekanan antara jantung

kiri dengan atrium kanan, dengan tekanan atrium kanan mendekati nol, sedangkan

Page 12: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

tekanan kapiler di jaringan tetap lebih tinggi, sehingga memungkinkan darah dari

jaringan sel tubuh melalui vena kembali ke jantung.

Fisiologi curah jantung

Pada orang dengan fungsi kardiovaskuler yang normal, maka curah jantung

menentukan jumlah distribusi darah ke seluruh tubuh, untuk memenuhi kebutuhan

jaringan sel-sel. Curah jantung normal berkisar sekitar 5 liter per menit dan dapat

dipengaruhi oleh usia, posisi tubuh, olah raga, serta obat-obatan seperti digitalis dan

penyakit intrakardial atau ekstrakardial.

Definisi curah jantung adalah jumlah darah yang dapat dipompa oleh ventrikel

setiap menitnya. Curah jantung dapat ditentukan dengan mengalikan komponen denyut

jantung dan isi sekuncup, dengan isi sekuncup didefinisikan sebagai sejumlah darah yang

dapat dikeluarkan oleh ventrikel di tiap denyutnya. Normal berkisar 70 sampai 85 mm

per denyut dan ini sesuai dengan volume diastolik ventrikel dikurangi dengan volume

darah ventrikel pada akhir sistole2.

Page 13: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Pada siklus jantung, diastolik filling ditentukan oleh effective filling pressure dan

tahanan di dalam dinding otot-otot ventrikel, sedangkan kemampuan ejeksi sistolik

tergantung kepada kekuatan kontraksi otot-otot jantung dalam melawan tekanan darah.

Faktor curah jantung2

Terdapat 2 faktor penting yang berpengaruh pada curah jantung, yaitu:

1. Faktor jantung yang terdiri dari denyut jantung dan isi sekuncup

2. Faktor aliran balik vena

Faktor jantung lebih banyak dipengaruhi oleh penampilan ventrikel, ventrikular

filling, ventrikular distensibility, tekanan darah. Semua faktor tersebut lebih banyak

mempengaruhi isi sekuncup, di lain pihak denyut jantung dikendalikan oleh saraf

simpatis dan saraf parasimpatis. Kedua saraf tersebut dapat juga mempengaruhi isi

sekuncup melalui kontraktilitas miocardium.

Aliran balik vena (venous return) adalah faktor yang mampu mengendalikan curah

jantung. Dan pengaruhnya tergantung atas reaksi jantung terhadap rangsangan simpatis

melalui kekuatan kontraksi otot-otot jantung dan iramanya, sehingga mempengaruhi

besar isi ventrikel akhir diastolik.

Page 14: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Detak jantung4

Detak jantung ialah aksi memompa dari 2 bagian yang membutuhkan waktu

sekitar 1 detik. Saat darah berkumpul di chamber atas (atrium kanan dan kiri), pacu

jantung alami (nodus SA) mengirimkan sinyal elektrik yang menyebabkan kedua atrium

kontraksi. Kontraksi ini mendorong darah melalui katup tricuspid dan mitral ke chamber

bawah (ventrikel kanan dan kiri). Bagian fase memompa ini (bagian yang lebih lama)

disebut diastole.

Bagian ke-2 dari fase memompa mulai ketika ventrikel terisi penuh darah. Sinyal

elektrik dari nodus SA berjalan melalui jalur di sepanjang sel-sel ventrikel, menyebabkan

kontraksi. Ini disebut sistol. Saat katup trikuspid dan pulmonal tertutup erat untuk

mencegah regurgitasi darah, katup pulmonalis dan aorta didorong terbuka. Ketika darah

didorong dari ventrikel kanan ke paru untuk mengambil oksigen, darah yang kaya

oksigen mengalir dari ventrikel kiri ke jantung dan seluruh bagian tubuh lainnya.Setelah

darah pindah ke arteri pulmonalis dan aorta, ventrikel relaksasi dan katup aorta maupun

pulmonalis tertutup. Tekanan yang rendah pada ventrikel menyebabkan katup trikuspid

Page 15: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

dan mitral terbuka, dan siklus dimulai kembali. Serentetan kontraksi ini diulang terus-

menerus, meningkat ketika aktiviitas fisik dan berkurang ketika istirahat. Normalnya

jantung berdetak 60 hingga 80 kali saat istirahat, tapi ini bisa bervariasi. Semakin tua

frekuensi detak jantung saat istirahat makin meningkat. Pada orang yang fit secara fisik

frekuensinya lebih rendah. Jantung tidak bekerja sendiri. Otak mendeteksi kondisi

sekitar, seperti iklim, stress, level aktifitas fisik dan menyesuaikan system kardiovaskuler

untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Isi sekuncup (stroke volume)

Setiap kali setelah ventrikel berkontraksi, terdapat sejumlah sisa darah di dalam

ventrikel. Dan jumlah darah yang dapat dikeluarkan oleh ventrikel di tiap denyutnya

disebut isi sekuncup, yang dapat diperkirakan besarnya dengan mengurangi isi akhir

diastolik dengan isi akhir sistolik.

Jika diketahui isi sekuncup sebesar 70 mm dan denyut jantung rata-rata 70-80 kali

per menitnya, maka dapat dihitung curah jantung yang berkisar antara 4900 mm per

menit sampai 5600 mm per menitnya.

Isi sekuncup selalu bervariasi dan ini disebabkan oleh perubahan-perubahan pada

panjang serabut myocardium. Ia dipengaruhi pengisian diastolik, keadaan inotropik,

tekanan aorta dan arteri paru serta denyut jantung. Selain itu isi sekuncup dapat

ditentukan oleh preload, afterload dan kontraktilitas myocardium. Yang dimaksudkan

dengan preload adalah faktor regangan dinding ventrikel kiri selama diastole.

Hubungannya dengan isi sekuncup dilukiskan pada kurva frank-starling. Pada praktek

klinik, maka faktor preload adalah manifestasi dari tekanan akhir diastolik ventrikel yang

dapat dengan mudah diketahui sebagai pulmonary capillary wedge pressure.

Faktor afterload adalah tahanan yang mampu menghambat kerja jantung. Pada

praktek klinik, afterload diidentifikasikan sebagai tahanan vaskuler sistemik yang dapat

diperoleh dengan membagi tekanan arteri rata-rata dengan curah jantung.

Page 16: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Hukum Frank-Starling

Terdapat hubungan linear antara performance ventrikel dengan isi akhir diastolik

ventrikel. Karena struktur dan karakteristik fisiologi sel-sel myocardium terletak di antara

sel-sel otot polos dan otot rangka, maka hampir semua ahli fisiologi menganggap bahwa

sel myocardium memiliki sifat-sifat kedua otot tersebut, dengan rhytmicity otot jantung

mirip dengan otot polos, sedangkan kekuatan dan kecepatan kontraksinya mirip otot

rangka. Sehingga hukum frank-starling untuk otot rangka dapat diberlakukan pada otot

jantung. Jadi berarti bahwa the length tension relationship pada otot jantung akan sama

seperti yang terjadi pada otot rangka. Oleh karena itu panjang serabut myocardium

berbanding langsung dengan isi akhir diastolik.

Aliran balik vena (venous return)

Kembalinya darah ke jantung memiliki aspek yang penting dalam fisiologi

kardiovaskuler, karena ikut menentukan cardiac performance dalam menunjang curah

jantung. Karena curah jantung harus sama dengan cardiac input, maka semua faktor yang

mempengaruhi cardiac input akan mempengaruhi pula curah jantung, seperti isi akhir

diastolik dan peregangan kontraktil unsur myocardium. Perubahan-perubahan mekanik

jantung menyebabkan ia mampu menyalurkan darah ke seluruh bagian tubuh dan

kemudian darah kembali ke jantung sebagai aliran balik vena. Sedangkan alirannya

ditentukan oleh perbedaan tekanan antara ventrikel kiri dengan antrium kanan.

Dalam sirkulasi darah, terdapat kecenderungan darah tersebar di dalam vena. Hal

ini karena vena lebih distensible daripada arteri, adanya efek gravitasi dan pengaruh

hubungan langsung arteri dan vena. Kekuatan fungsional yang mendorong darah kembali

ke jantung adalah perbedaan tekanan antara aorta dengan atrium kanan selama jantung

berdenyut. Dan tekanan ini berasal dari ventrikel kiri, yang kemudian ditransfer ke sistem

arteri dan selanjutnya ke sistem vena. Tekanan inilah yang disebut dengan tekanan

pengisian sistemik dan besarnya kurang lebih 7 mmHg, yang merupakan tekanan rata-

rata sirkulasi dan aorta sampai dengan vena cava. Perbedaan tekanan antara tekanan

pengisian sistemik dan tekanan atrium kanan merupakan tekanan efektif yang

Page 17: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

menentukan aliran balik vena. Dan jika tekanan atrium kanan 0 mmHg, maka tekanan

efektif sama dengan tekanan pengisian sistemik. Pada perdarahan, maka volume darah

akan berkurang dan jika disertai dengan penurunan tonus simpatis, maka ia akan

menurunkan tekanan arteri dan vena serta selanjutnya tekanan pengisian sistemik juga

menurun. Jika tekanan pengisian menurun di bawah 5,2 mmHg sedangkan tekanan

atrium kanan relatif konstan, maka berarti tekanan efektif aliran balik vena kurang dari 7

mmHg, sehingga aliran balik vena berkurang dan akibatnya curah jantung juga menurun.

Tetapi adanya refleks simpatis akan menjaga penurunan curah jantung masih dalam

batas-batas normal. Sebaliknya pada olahraga, yang otot-otot rangkanya bekerja lebih

aktif, maka terjadi kenaikkan tekanan pengisian sistemik, sehingga melebihi tekanan

efektif 7 mmHg dan menyebabkan kenaikkan aliran balik.

Page 18: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Patofisiologi Jantung

Kelainan jantung merupakan kelainan yang banyak terjadi, dengan kejadian 8

diantara 1000 kelahiran. Karena pertumbuhan jantung pada embrio terjadi sebelum

minggu ke 12 kehamilan, gangguan pada masa kehamilan muda dianggap sebagai

penyebab timbulnya kelainan jantung bawaan. Faktor lingkungan intrauterin tentu

merupakan salah satu penyebab timbulnya kelainan jantung, seperti infeksi virus rubela,

virus coxsackie B, atau toksoplasmosis. Merokok, penyinaran ion, dan obat seperti

talidomid, dekstroamfetamin, dan amopterin agaknya juga merupakan penyebab

kelainan jantung bawaan1.

Penyakit jantung didapat yang paling sering terdapat di negara berkembang

adalah demam reuma yang umumnya menyerang katup mitral dan katup aorta. Penyakit

ini menyebabkan kelainan berupa insufisiensi dan / atau stenosis katup yang baru

menggejala 8-10 tahun kemudian. Penyakit lain adalah arterioskelrosis yang

menyebabkan penyumbatan atau penyempitan pembuluh koroner yang berakibat

insufisiensi sampai infark miokard. Infeksi yang dapat menimbulkan perikarditis

konstriktif dan menyebabkan otot jantung terjepit oleh perikard yang menebal dan

menjerat adalah penyebab lain. Miokarditis dapat disebabkan oleh berbagai penyakit

infeksi, seperti difteri, demam tifoid, dan penyakit lain seperti lupus eritematosis

diseminatus, penyakit kolagen, dan morbus loeffler. Kekurangan vitamin B1, yaitu beri-

beri, dapat menimbulkan dilatasi miokard dan akhirnya gagal jantung yang kadang tidak

pulih sehingga menyebabkan kematian1.

Kelainan jantung bawaan1

Defek sekat atrium (ASD)

Kelainan jantung bawaan yang memerlukan permbedahan jantung terbuka adalah

defek sekat atrium dan defek sekat ventrikel. Defek sekat atrium adalah hubungan

langsung antara serambi jantung kanan dan kiri melalui sekatnya yang bocor karena

kegagalan pembentukkan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinus venosus di dekat

muara vena cava superior, foramen ovale terbuka yang umumnya menutup spontan

Page 19: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

setelah kelahiran, defek septum sekundum, yaitu kegagalan pembentukkan septum

sekundum (ASD II) dan defek septum primum, yaitu kegagalan penutupan septum

primum yang letaknya dekat sekat antarbilik atau pada bantalan endokard. Macam-

macam defek sekat ini harus ditutup dengan tindak bedah sebelum terjadinya pembalikan

arah aliran darah melalui pintasan ini dari kanan ke kiri sebagai timbulnya sindrom

Eisenmenger. Bila sudah terjadi pembalikan darah, pembedahan tidak boleh dilakukan.

Tindak bedah berupa penutupan dengan menjahit langsung dengan jahitan jelujur atau

dengan menambal defek dengan sepotong dakron. Perkembangan terakhir bidang

kardiologi invasif, penutupan ASD II yang mempunyai bibir sekat dapat dilaksanakan

melalui metode katerisasi transkutan.

Defek sekat ventrikel (VSD)

Defek sekat ventrikel dapat berupa defek di atas atau di bawah krista

supraventrikularis, di daerah katup trikuspidal, atau di daerah septum muskulorum. Defek

di atas krista supraventrikularis tidak bergejala karena arah aliran pintas dan tekanannya

normal. Defek sekat ventrikel di bawah krista supraventrikularis sering cepat

menyebabkan sindrom Eisenmenger, yang kadang bahkan sudah terjadi pada masa

intrauterin sehingga bayi lahir sudah tidak boleh menjalani operasi koreksi defek. Bila

pada masa bayi sudah mulai tampak tanda hipertensi pulmonal, maka dapat dilakukan

Page 20: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

tindak bedah paliatif berupa ligasi sebagian arteri pulmonalis untuk mengurangi tekanan

di arteri pulmonalis yang tinggi ke arah paru.

Pembedahan untuk menutup defek sekat ventrikel ini harus dilakukan segera setelah

diagnosis ditegakkan, umumnya dilakukan dengan menambal dengan potongan dakron.

Operasi ini memerlukan pengalaman ahli bedah. Hanya kurang lebih 5% defek sekat

ventrikel yang terletak di atas krista supraventrikularis dapat menutup spontan sekitar

umur akil balik.

Tetralogi Fallot

Tetralogi fallot merupakan salah satu kelainan jantung bawaan yang menunjukkan

gejala klinis bayi biru. Kelainan ini terdiri dari empat unsur, yaitu defek sekat ventrikel,

aorta yang berpindah ke arah kanan, stenosis pulmonal, baik pada katup atau

infundibulumnya, dan hipertrofi ventrikel kanan sebagai reaksi kompensasi. Bila terdapat

juga defek sekat atrium, disebut pentalogi.

Keadaan biru terjadi karena aliran pintas dari kanan ke kiri yaitu darah vena dari

ventrikel kanan masuk ke arah aorta yang menghadap ke kanan melalui defek sekat

ventrikel yang berada di bawah katup aorta. Posisi aorta yang demikian inilah yang

membedakannya dengan defek sekat ventrikel biasa.

Tindak bedah harus dilakukan, karena bila dibiarkan, anak akan tumbuh cacat secara

fisik. Bila anak pada masa bayi atau neonatus sangat sianotik sehingga menyebabkan

gagal jantung, maka sementara dapat dilakukan tindak bedah paliatif berupa operasi

Page 21: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Blalock-Taussig, yaitu membuat hubungan pintas antara sirkulasi pulmonal dengan

sirkulasi sistemik di ekstrakardial, sehingga hanya sedikit darah arteri tercampur dengan

darah vena. Hubungan ini dapat dibuat antara arteri pulmonalis dengan aorta, atau antara

arteri subklavia kanan dengan arteri pulmonalis (operasi Blalock-Taussig asli), atau arteri

subklavia kiri dengan arteri pulmonalis melalui suatu prostesis pembuluh darah

(modifikasi Blalock-Taussig). Tindakah paliatif ini tidak memerlukan bedah jantung

terbuka.

Tindakan koreksi total dapat dilakukan bila umur penderita dan berat badannya

sudah dianggap cukup untuk daapt menerima tindak bedah besar, dan memenuhi syarat

hukum 10, yaitu berat badan 10 pon (kira-kira 5 Kg) dan umur minimal 10 minggu. Hasil

pembedahan saat ini memuaskan.

Transposisi arteri besar

Transposisi pembuluh besar merupakan kelainan jantung bawaan yang menyebabkan

gejala sianosis berat pada bayi disertai tanda gagal jantung dini. Ini disebabkan oleh

Page 22: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

tertukarnya tempat dua pembuluh darah utama, aorta dan arteri pulmonalis sehingga

darah dari ventrikel kanan akan masuk ke aorta, dan darah arterial dari ventrikel kiri akan

masuk ke arteri pulmonalis. Anak tidak mendapatkan oksigenasi untuk sikulasi

sistemiknya kecuali duktus arteriosusnya terbuka, atau ada defek sekat atrium atau sekat

ventrikel. Pertolongan pertama dilakukan dengan membuat defek pada sekat atrium

dengan menggunakan balon yang dapat menyebabkan sekat atrium robek, atau dengan

pembedahan. Biasanya dilakukan septostomi dengan balon. Tindak bedah yang

sesungguhnya adalah mengganti tempat kedua pembuluh, yaitu aorta dan arteri

pulmonalis, dengan menyertakan kedua ostium koroner. Lebih dari 50% pasien TAB

tanpa defek sekat ventrikel (VSD) meninggal pada 1 bulan pertama. Oleh karena itu,

pembedahan harus dikerjakan pada usia dini. Operasi definitif berupa arterial switch atau

atrial switch dilakukan pada usia 2 minggu pada TAB tanpa VSD atau sebelum 3 bulan

pada TAB dengan VSD.

Kelainan jantung didapat1

Penyakit jantung yang muncul setelah dewasa berubah polanya, semula akibat

demam reuma yang menyerang katub mitral dan aorta, kini akibat pola hidup modern

Page 23: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

dengan faktor resiko hiperkolesterolemia, hipertensi, dan diabetes melitus yang

mengakibatkan penyakit jantung koroner.

Kelainan katup aorta atau mitral

Demam reuma sering disertai endokarditis reumatik akut yang akan mengakibatkan

cacat katup jantung beberapa tahun berselang. Cacat ini biasanya berupa insufisiensi yang

umumnya berubah menjadi stenosis. Pada stenosis katup mitral dan aorta akibat demam

reuma dapat dilakukan tindak bedah berupa komisurotomi bila yang terjadi hanya

stenosis murni tanpa kalsifikasi. Kadang dapat dilakukan rekonstruksi dengan berbagai

teknik bedah. Sering juga dipasang katup buatan berupa katup mekanik, katup

bioprostesis, atau katup homolog dari donor kadaver.

Tindakan pilihan utama adalah pemasangan katup mekanik yang saat ini lebih banyak

berhasil baik, dengan dua katup. Penderita yang dipasang katup ini harus mendapatkan

antikoagulan seumur hidup. Untuk perempuan yang masih dalam usia subur dan

menginginkan kehamilan, pilihan lebih ditujukan pada penggunaan katup bioprostesis

atau katup homolog karena pemakaian katup jenis ini tidak perlu antikoagulan. Katup ini

tahan untuk jangka waktu 8-10 tahun.

Page 24: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Kelainan pembuluh koroner

Penyakit jantung koroner merupaka sindrom yang melanda kehidupan modern yang

penuh stres dan penggunaan rokok dengan pola makan kaya kolesterol. Penyempitan

arteri koronaria akan menimbulkan iskemia atau menyebabkan infark miokard. Keduanya

ditandai dengan nyeri angina pektoris yang khas, disertai kelainan pada gambaran

elektrokardiogram. Tindak bedah harus didahului dengan diagnosis berdasarkan

angiografi koroner untuk menentukan letak penyumbatan atau penyempitan serta fungsi

ventrikel kiri.

Tindakan konservatif pada keadaan gawat antara lain terdiri dari pemberian

trombolitik melalui kateter arteri. Penderita yang gambaran obstruksi arteri koronaria

jelas pada angiogram dan keluhannya tidak hilang dengan penanganan konservatif,

mungkin sekali memerlukan revaskularisasi. Revaskularisasi dapat dikerjakan melalui

angioplastik arteri koronaria atau bedah pintas dengan cangkok vena atau arteri mamaria

interna atau arteri radialis atau arteri gastroepiploica.

Tindak bedah umumnya berupa pintas koroner menggunakan vena safena magna

dan / atau arteri mamaria interna atau arteri radialis. Hasil pembedahan pada penyakit ini

sangat baik karena memperbaiki kualitas hidup penderita. Pintas kedua pembuluh ini

memberikan hasil jangka panjang yang baik sampai 20 tahun.

Angioplastik merupakan dilatasi pembuluh menggunakan balon yang dipasang pada

penyempitan atau sumbatan arteri koronaria dengan kateter melalui pungsi arteri.

Angioplastik balon atau percutaneous transluminal coronary angioplasty (PTCA) dan /

atau diteruskan dengan pemasangan stent, ini biasanya dikerjakan oleh kardiolog

berpengalaman, dan dapat dianggap lebih sederhana. Metode ini berhasil baik jika

obstruksi terbatas dan segmental, sedangkan bedah pintas dapat digunakan untuk

kelainan yang lebih luas dan oklusi multipel.

Dalam jangka waktu lama hasil revaskularisasi biasanya baik jika penderita

mengubah gaya hidup, misalnya berhenti merokok, membatasi asupan kalori, zat lemak,

dan menurunkan kadar kolesterol LDH, serta membiasakan olah raga secara teratur.

Biasanya penderita juga memerlukan antikoagulan atau penghambat agregasi trombosit.

Page 25: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS
Page 26: Anatomi, Fisiologi Dan Patofisiologi CVS

Daftar pustaka

1. De Jong, W. Buku ajar ilmu bedah. Ed 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC

2005.

2. Masud, I. Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler. Ed 2. Jakarta: Penerbit buku

kedokteran EGC 2006.

3. Lilly, L.S. Pathophysiology of Heart Disease-4th Ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins 2007.

4. Boio. Anatomi jantung manusia. 2009. Sept (2009 apr 1); 1, 1, available from:

http://sinau-biologi.blogspot.com/2009/04/anatomi-jantung-manusia.html

5. Sherwood, L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed 2. Jakarta: Penerbit buku

kedokteran EGC 2005.

6. Dorland. Kamus kedokteran. Ed 25. Jakarta: 2007