Anatomi Dan Fisiologi Telinga

34
Anatomi dan Fisiologi Telinga A. ANATOMI TELINGA Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar. Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun telinga) dan meatus auditory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga timpani yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan stapes. Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya terdapat cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan perilimf. Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses mendengar dan untuk keseimbangan.

description

anatomi fisiologi telinga

Transcript of Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Anatomi dan Fisiologi Telinga

A.    ANATOMI TELINGA

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan

keseimbangan. Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas

kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan

kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan

mendengar.

Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan telinga

bagian dalam. Telinga bagian luar teridiri dari; pinna (daun telinga) dan meatus auditory

eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga timpani yang berisi tiga tulang pendengaran

yaitu malleus, inkus dan stapes. Sementara telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang

didalamnya terdapat cairan endolimf dan labirin membran yang diidalamnya terdapat cairan

perilimf. Kedua cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadi proses

mendengar dan untuk keseimbangan.

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

1.      Anatomi Telinga Luar (Auris Eksterna)

Telinga luar terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan

dari telinga tengah oleh membrana timpani. Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih

setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,

kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan

gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan

meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan

dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup

mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm. Sepertiga lateral mempunyai

kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas

tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani.

Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi

seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua

dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan

memberikan perlindungan bagi kulit.

a.      Aurikula/Pinna/Daun Telinga

Menampung gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga. Suara yang

ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang

telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga tengah dengan

telinga luar.

b.      Meatus Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )

Saluran penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5 cm yang terdiri

tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar

keringat, khususnya menghasilkan secret – secret berbentuk serum. Kulit dalam kanal

mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang

disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke

bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan

perlindungan bagi kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

dan temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane timpani. Fungsi dari daun telinga

dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari sumber bunyi.

2.      Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)

Telinga tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke

udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke lingkungan luar. Tuba

Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama menelan, mengunyah, dan menguap ia akan

membuka, untuk menjaga tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga

berfungsi sebagai drainase untuk sekresi.

Membrana timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai batas

lateral telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna

kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah

bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan nasofaring melalui tuba eustachii, dan

berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

 Tiga tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga tengah.

Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang membran timpani. Kepala dari

maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan bagian pendeknya melekat pada inkus, yang

pada akhirnya berartikulasi dengan kepala stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh

ligamentum melingkar pada dinding jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani dan

stapedius, juga terletak di telinga tengah. Kontraksi membrane timpani akan menarik manubrium

maleus medial dan mengurangi getaran dari membran timpani; kontraksi terakhir menarik kaki

stapes dari stapes keluar dari jendela oval.

a.      Membrane Timpani

        Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara telinga luar

dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os malleus. Terdiri dari jaringan

fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.

Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga

danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars flaksida

(MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane propia). Pars flaksida

hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan bagian

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai

satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang

berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian dalam. Bayangan penonjolan bagian

bawah maleus pada membrane timpani disebut umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam

serabut, sirkuler dan radier. Serabut inilah yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang

berupa kerucut.

Membran timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus

longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian

atas-depan, atas-belakang, bawahdepan serta bawah belakang, untuk menyatakan letak

perforasi membrane timpani. Membrane timpani berfungsi menerima getaran suara dan

meneruskannya pada tulangpendengaran.

b.      Kavum Timpani

        Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah dalam

membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari meatus auditorius

exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding membranosa, sementara

pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid dalam prosesus mastoideus pada

tulang temporalis, melalui sebuah celah yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian

tulang temporalis yang terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada

bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.

Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid dan dengan demikian

menimbulkan mastoiditis.

c.       Antrum Timpani

Merupakan rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari

kavum timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa  kavum

timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut sellula mastoid

yang terdapat dibelakang bawah antrum di dalam tulang temporalis.

d.      Tuba Eustakhius

Tuba Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring, lantas

terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang

melalui meatus auditorius externa, serta melalui tuba Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Eusthakius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan.

Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan

tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan

udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini, memungkinkan infeksi pada

hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah.

e.       Tulang – Tulang Pendengaran

        Tulang – tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang tersusun pada

rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrane timpani menuju rongga

telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah malleus, incus dan stapes. Osikuli dipertahankan

pada tempatnya oleh persendian, otot dan ligament yang membantu hantaran suara. Ada dua

jendela kecil ( jendela oval dan bulat ) di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan

telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval,

dimana suara dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke luar getaran

suara

         Malleus, merupakan tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti martil dengan gagang

yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang timpani.

         Incus, atau landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya bersendi dengan

malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi dalamnya bersensi dengan

sebuah tulang kecil, yaitu stapes.

         Stapes, atau tulang sanggurdi, adalh tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang

lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang menutup

fenestra vestibule atau tingkap jorong.

Rangkaian tulang – tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang

telinga menuju rongga telinga dalam.

3.      Anatomi Telinga Dalam (Auris Interna)

Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran

(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan

VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea

dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior,

superior dan lateral terletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan

kecepatan dan arah gerakan seseorang.

Labyrinth terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin tulang

adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin membran. Di dalam

saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah labirin membran. Struktur

membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang

disebut endolymph, dan tidak ada hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan

yang dipenuhi dengan perilymph.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah

lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di

dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe,

yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus

koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis,

duktus koklearis, dan organan korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan

endolimfe. Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam

telinga dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.

Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan

merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi aktivitas elektris yang berjalan

sepanjang cabang vestibular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan

percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris

yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus,

nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang

muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus

kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah

nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan

asupan darah ke batang otak.

a.      Koklea

Bagian koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia berdiameter 35 mm.

Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran Reissner's membaginya menjadi tiga

kamar (scalae). Skala vestibule dan skala timpani berisi perilymph dan berkomunikasi satu sama

lain pada puncak koklea melalui lubang kecil yang disebut helicotrema. Skala vestibule berakhir

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

pada jendela oval, yang ditutup oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir pada jendela

bulat, sebuah foramen di dinding medial dari telinga tengah yang ditutup oleh membran timpani

fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea ruang tengah, kontinu dengan labirin membran dan

tidak berkomunikasi dengan dua scalae lainnya. Skala ini berisi endolymph.

b.      Organ Korti

Organ korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang berisi sel-sel

rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang dari puncak ke dasar

koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut menembus lamina, membran

retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut yang diatur dalam empat baris: tiga baris

sel rambut luar lateral ke terowongan dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut

dalam medial terowongan. Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing

bagian dalam koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental, tapi

elastis di mana ujung rambut luar tertanam.

Pada koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel phalangeal

berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar sel. Namun, membran

basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala timpani, dan akibatnya, terowongan dari

organ Corti dan dasar sel-sel rambut bermandikan perilymph. Karena sambungan ketat yang

serupa, hal ini juga sama dengan sel-sel rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu

endolymph dibagian tengah, sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.

c.       Vestibulum

Vestibulum merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka

fenestra ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis

semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus, dan kanalis

semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung macula yang yang diliputi oleh sel – sel

rambut. Yang menutupi sel – sel rambut ini adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh

silia, dan pada lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat

jenis yang lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit akan

membengkokan silia sel – sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada reseptor.

d.      Jalur Saraf

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Dari inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke colliculi inferior,

pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial di thalamus ke korteks

pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan pada semua tingkat yang lebih tinggi

sebagian besar neuron menanggapi input dari kedua belah pihak. Korteks pendengaran primer,

daerah Brodmann's 41, adalah di bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di

celah sylvian dan tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran primer, neuron

yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada juga strip dari sel-sel yang

dirangsang oleh masukan dari telinga kontralateral dan dihambat oleh masukan dari telinga

ipsilateral. Ada beberapa tambahan daerah menerima pendengaran, seperti ada daerah menerima

beberapa sensasi kutan. Daerah asosiasi pendengaran berdekatan dengan area penerima primer

pendengaran yang luas. Bundel olivocochlear adalah bundel serat eferen terkemuka di setiap

saraf pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan kompleks olivary kontralateral unggul

dan berakhir terutama di sekitar basis dari luar sel-sel rambut organ Corti.

e.       Kanalis Semisirkularis

Di setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain, sehingga mereka

berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal, kanal-kanal membran tersuspensi dalam

perilymph. Struktur reseptor, yang ampullaris crista, terletak di ujung diperluas (ampula) dari

masing-masing kanal selaput. crista Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut dan sel

sustentacular diatasi oleh sebuah partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari ampula. Proses

dari sel-sel rambut yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel rambut dalam kontak dekat dengan

serat-serat aferen dari divisi vestibular dari syaraf vestibulocochlear.

f.        Utrikulus dan Sakulus

Dalam setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula). Makula lain

terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula mengandung sel-sel

sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic di mana tertanam kristal karbonat

kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut otoconia atau telinga debu, mempunyai panjang

berkisar 3 - 19 μ. Prosesus dari sel-sel rambut yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari

sel-sel rambut bergabung yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf

vestibulocochlear.

g.      Sel Rambut

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Sel-sel rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap tertanam dalam

epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian akhirnya berhubungan dengan

neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal adalah proses 30-150 berbentuk batang, atau

rambut. Kecuali dalam koklea, salah satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan

sembilan pasang mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus (lihat Bab 1).

Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium ini hilang dalam

sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses lainnya, yang disebut

stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka memiliki inti yang terdiri dari filamen

aktin paralel. aktin ini dilapisi dengan berbagai isoform myosin. Dalam rumpun proses pada

setiap sel, ada struktur yang teratur. Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan

stereocilia semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah ketinggian

yang sama.

h.       Elektrik

Potensi selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia didorong ke arah

kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV. Ketika bundel proses didorong

dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized. Menggusur proses dalam arah tegak lurus

terhadap sumbu ini tidak memberikan perubahan potensial membran, dan menggusur proses

dalam arah yang pertengahan antara kedua arah menghasilkan depolarisasi atau

hyperpolarization yang proporsional dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari

kinocilium. Dengan demikian, rambut proses menyediakan mekanisme untuk menghasilkan

perubahan potensial membran yang proporsional dengan arah dan jarak bergerak rambut.

i.        Pembentukan Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen

Seperti disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph sedangkan basis

bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk produksi normal potensi generator.

perilymph ini terbentuk terutama dari plasma. Di sisi lain, endolymph terbentuk di media skala

oleh vascularis stria dan memiliki konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +. Sel di

vascularis stria memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada K

electrogenic unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan bahwa media skala

yang elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule skala dan skala timpani.

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Sangat halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium setiap sisi tetangga

yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya saluran kation mekanis sensitif dalam

proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia pendek didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu

buka dari kenaikan saluran. K+ kation yang paling berlimpah di endolymph-dan Ca2+ masuk

melalui saluran tersebut dan menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang cukup

tentang peristiwa berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor molekul di tetangga

yang lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar, melepaskan ketegangan di link

ujung. Ini menyebabkan saluran untuk menutup dan memungkinkan pemulihan keadaan istirahat.

Motor ternyata adalah berbasis myosin

Depolarisasi sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter, mungkin

glutamin, yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen.

K+ yang masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif didaur ulang.

Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel sustentacular lain dengan cara

sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai vascularis stria dan dikeluarkan kembali ke

endolymph, melengkapi siklus.

B.     FISIOLOGI TELINGA : PENDENGARAN

Secara umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo gelombang suara dan

nada suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah gelombang per unit waktu). Semakin besar

amplitudo, makin keras suara, dan semakin besar frekuensi, semakin tinggi nada suaranya.

Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor-faktor kurang dipahami lain selain frekuensi, dan

frekuensi mempengaruhi kenyaringan, karena ambang pendengaran lebih rendah di beberapa

frekuensi dari yang lain.

Amplitudo dari gelombang suara dapat dinyatakan dalam perubahan tekanan maksimum

pada gendang telinga, tetapi skala relatif lebih nyaman. Skala desibel adalah skala tertentu.

Intensitas suara dalam satuan bels adalah logaritma rasio intensitas suara itu dan suara standar.

Sebuah desibel (dB) adalah 0,1 bel. Oleh karena itu, intensitas suara adalah sebanding dengan

kuadrat tekanan suara.

Tingkat referensi standar suara yang diadopsi oleh Acoustical Society of America sesuai

dengan 0 desibel pada tingkat tekanan 0,000204 × dyne/cm2, nilai yang hanya di ambang

pendengaran bagi manusia rata-rata. Penting untuk diingat bahwa skala desibel adalah skala log.

Oleh karena itu, nilai 0 desibel tidak berarti tidak adanya suara tapi tingkat intensitas suara yang

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

sama dengan yang standar. Lebih jauh lagi, 0 – 140 decibel dari ambang tekanan sampai tekanan

yang berpotensi merusak organ Corti sebenarnya merupakan 107 (10 juta) kali lipat tekanan

suara.

Frekuensi suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20 sampai maksimal

20.000 siklus per detik (cps, Hz). Ambang telinga manusia bervariasi dengan nada suara,

sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz. Frekuensi dari suara pria rata-rata dalam

percakapan adalah sekitar 120 Hz dan bahwa dari suara wanita rata-rata sekitar 250 Hz. Jumlah

frekuensi yang dapat dibedakan dengan individu rata-rata sekitar 2000, namun musisi yang

terlatih dapat memperbaiki angka ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara yang terbaik

berkisar antara 1000 - 3000-Hz dan lebih buruk pada frekuensi yang lebih tinggi atau lebih

rendah.

Masking

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu suara menurunkan kemampuan

individu untuk mendengar suara lain. Fenomena ini dikenal sebagai masking. Hal ini diyakini

karena perangsangan reseptor pendengaran baik secara relatif ataupun secara absolut terhadap

rangsangan lain. Tingkat dimana nada memberikan efek masking terhadap nada lain tergantung

dari frekuensinya.

Transmisi Suara

Telinga mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi potensial aksi pada

saraf-saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang pendengaran

menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki dari stapes. Pergerakan ini akan memberikan

gelombang pada cairan di telinga dalam. Getaran pada organ korti akan menghasilkan potensial

aksi di saraf-saraf pendengaran

Fungsi dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran

Dalam menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara pada

permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar. Membran itu berfungsi

sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber suara. Membran akan berhenti

bergetar segera ketika berhenti gelombang suara. Gerakan dari membran timpani yang diteruskan

kepada manubrium maleus. Maleus bergerak pada sumbu yang melalui prosesus brevis dab

longusnya, sehingga mentransmisikan getaran manubrium ke inkus. Inkus bergerak sedemikian

rupa sehingga getaran ditransmisikan ke kepala stapes. Pergerakan dari kepala stapes

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

mengakibatkan ayunan ke sana kemari seperti pintu berengsel di pinggir posterior dari jendela

oval. Ossicles pendengaran berfungsi sebagai sistem tuas yang mengubah getaran resonansi

membran timpani menjadi gerakan stapes terhadap skala vestibuli yang berisi perilymph di

koklea. Sistem ini meningkatkan tekanan suara yang tiba di jendela oval, karena tindakan tuas

dari maleus dan inkus mengalikan gaya 1,3 kali dan luas membran timpani jauh lebih besar

daripada luas kaki stapes dari stapes. Terdapat kehilangan energi suara sebagai akibat dari

resistensi tulang pendengaran, tetapi dalam penelitian didapatkan bahwa pada frekuensi di bawah

3000 Hz, 60% dari insiden energi suara pada membran timpani diteruskan ke cairan di dalam

koklea

Refleks Timpani

Saat otot-otot telinga tengah berkontraksi (m.tensor tympani dan m.stapedius), mereka

akan menarik manubrium mallei kedalam dan kaki-kaki dari stapes keluar. Hal ini akan

menurukan transmisi suara. Suara keras akan menginisiasi refleks kontraksi dari otot-otot ini

yang dinamakan refleks tympani. Fungsinya adalah protektif, yang akan memproteksi dari suara

keras agar tidak menghasilkan stimulasi yang berlebihan dari reseptor auditori. Tapi, refleks ini

memiliki waktu reaksi untuk menghasilkan refleks selama 40-160 ms, sehingga tidak akan

memberikan perlindungan pada stimulasi yang cepat seperti tembakan senjata. 

Konduksi Tulang dan Konduksi Udara

Konduksi gelombang suara ke cairan di telinga bagian dalam melalui membran timpani

dan tulang pendengaran, sebagai jalur utama untuk pendengaran normal, disebut konduksi tulang

pendengaran. Gelombang suara juga memulai getaran dari membran timpani sekunder yang

menutup jendela bulat. Proses ini, penting dalam pendengaran normal, disebut sebagai konduksi

udara. Jenis ketiga konduksi, konduksi tulang, adalah transmisi getaran tulang tengkorak dengan

cairan dari telinga bagian dalam. konduksi tulang yang cukup besar terjadi ketika garpu tala atau

benda bergetar lainnya diterapkan langsung ke tengkorak. Rute ini juga memainkan peranan

dalam transmisi suara yang sangat keras

Perjalanan Gelombang

Pergerakan dari kaki stapes menghasilkan serangkaian perjalanan gelombang di perilymph

pada skala vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik koklea, yang tinggi meningkat menjadi

maksimum dan kemudian turun dari cepat. Jarak dari stapes ke titik ketinggian maksimum

bervariasi dengan frekuensi getaran memulai gelombang. suara bernada tinggi menghasilkan

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

gelombang yang mencapai ketinggian maksimum dekat pangkal koklea; suara bernada rendah

menghasilkan gelombang yang puncak dekat puncak. Dinding tulang dari skala vestibule yang

kaku, tapi membran Reissner adalah fleksibel. Membran basilaris tidak di bawah ketegangan,

dan juga siap tertekan ke dalam skala timpani oleh puncak gelombang dalam skala vestibule.

Perpindahan dari cairan dalam skala timpani yang hilang ke udara pada jendela bundar. Oleh

karena itu, suara menghasilkan distorsi pada membran basilaris, dan situs di mana distorsi ini

maksimum ditentukan oleh frekuensi gelombang suara. Bagian atas sel-sel rambut pada organ

Corti diadakan kaku oleh lamina retikuler, dan rambut dari sel-sel rambut luar tertanam dalam

membran tectorial. Ketika bergerak stapes, kedua membran bergerak ke arah yang sama, tetapi

mereka bergantung pada sumbu yang berbeda, sehingga ada gerakan geser yang lengkungan

bulu. Rambut dari sel-sel rambut batin tidak melekat pada membran tectorial, tetapi mereka

tampaknya dibengkokkan oleh fluida bergerak antara membran tectorial dan sel-sel rambut yang

mendasarinya.

Fungsi dari Sel Rambut

Sel-sel rambut dalam, sel-sel sensoris primer yang menghasilkan potensial aksi pada saraf

pendengaran, dirangsang oleh pergerakan cairan pada telinga dalam.

Sel-sel rambut luar, di sisi lain, memiliki fungsi yang berbeda. Ini menanggapi suara,

seperti sel-sel rambut dalam, tapi depolarisasi membuat mereka mempersingkat dan

hiperpolarisasi membuat mereka memperpanjang. Mereka melakukan ini lebih dari bagian yang

sangat fleksibel dari membran basal, dan tindakan ini entah bagaimana meningkatkan amplitudo

dan kejelasan suara. Perubahan pada sel rambut luar terjadi secara paralel dengan perubahan

prestin, protein membran, dan protein ini mungkin menjadi protein motor sel-sel rambut luar.

Sel-sel rambut luar menerima persarafan kolinergik melalui komponen eferen dari saraf

pendengaran, dan asetilkolin hyperpolarizes sel. Namun, fungsi fisiologis dari persarafan ini

tidak diketahui.

Potensial Aksi pada Saraf-saraf Pendengaran

Frekuensi potensial aksi dalam satu serat saraf pendengaran adalah proporsional dengan

kenyaringan dari rangsangan suara. Pada intensitas suara yang rendah, melepaskan setiap akson

suara hanya satu frekuensi, dan frekuensi ini bervariasi dari akson ke akson tergantung pada

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

bagian dari koklea dari serat yang berasal. Pada intensitas suara yang lebih tinggi, debit akson

individu untuk spektrum yang lebih luas dari frekuensi suara khususnya untuk frekuensi rendah

dari yang di mana simulasi ambang terjadi.

Penentu utama dari pitch yang dirasakan ketika sebuah gelombang suara pemogokan

telinga adalah tempat di organ Corti yang maksimal dirangsang. Gelombang perjalanan yang

didirikan oleh nada menghasilkan depresi puncak membran basilaris, dan stimulasi reseptor

akibatnya maksimal, pada satu titik. Seperti disebutkan di atas, jarak antara titik dan stapes

berbanding terbalik dengan nada suara, nada rendah menghasilkan stimulasi maksimal pada

puncak koklea dan nada tinggi memproduksi stimulasi maksimal di pangkalan. Jalur dari

berbagai bagian koklea ke otak yang berbeda. Sebuah faktor tambahan yang terlibat dalam

persepsi pitch pada frekuensi suara kurang dari 2000 Hz mungkin pola potensi aksi pada saraf

pendengaran. Ketika frekuensi cukup rendah, serat-serat saraf mulai merespon dengan dorongan

untuk setiap siklus gelombang suara. Pentingnya efek volley, bagaimanapun, adalah terbatas;

frekuensi potensial aksi dalam serabut saraf diberikan pendengaran menentukan terutama

kenyaringan, bukan lapangan, dari suara.

Walaupun pitch suara tergantung terutama pada frekuensi gelombang suara, kenyaringan

juga memainkan bagian; nada rendah (di bawah 500 Hz) tampaknya nada rendah dan tinggi (di

atas 4000 Hz) tampak lebih tinggi dengan meningkatnya kekerasan mereka. Jangka waktu juga

mempengaruhi pitch sampai tingkat kecil. Pitch dari nada tidak dapat dirasakan kecuali itu

berlangsung selama lebih dari 0,01 s, dan dengan jangka waktu antara 0,01 dan 0,1 s, naik pitch

dengan meningkatnya durasi. Akhirnya, nada suara kompleks yang mencakup harmonisa dari

frekuensi yang diberikan masih dirasakan bahkan ketika frekuensi primer (hilang pokok) tidak

ada.

Respon Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata

Respon dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan adalah seperti

pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah membangkitkan tanggapan

yang bervariasi dari unit ke unit, dengan peningkatan intensitas suara, dan frekuensi yang respon

terjadi menjadi lebih luas. Perbedaan utama antara respon dari neuron pertama dan kedua adalah

adanya "cut off" lebih tajam di sisi frekuensi rendah di neuron meduler. Kekhususan ini lebih

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

besar dari neuron orde kedua mungkin karena semacam proses penghambatan di batang otak,

tapi bagaimana hal itu dicapai tidak diketahui.

Korteks Pendengaran Primer

Jalur impuls naik dari nukleus koklea bagian dorsal dan ventral melalui kompleks yang

unilateral maupun kontralateral. Pada hewan, ada pola yang terorganisasi pada lokalisasi tonal

dalam korteks pendengaran primer (area 41). Pada manusia, nada rendah yang di arahkan pada

daerah anterolateral dan nada tinggi pada posteromedial di korteks pendengaran.

Area Lain yang Berhubungan dengan Pendengaran

Meningkatnya ketersediaan PET scanning dan MRI menyebabkan peningkatan pesat

dalam pengetahuan tentang daerah asosiasi auditori pada manusia. Jalur pendengaran di korteks

menyerupai jalur visual bahwa semakin kompleks pengolahan informasi pendengaran bersama

mereka. Hal yang menarik adalah bahwa meskipun daerah pendengaran terlihat sangat sama

pada kedua sisi otak, tetapi ada spesialisasi pada masing-masing hemisfer. Sebagai contoh,

daerah Brodmann's 22 berkaitan dengan pemrosesan sinyal pendengaran yang berkaitan dengan

pembicaraan. Selama pemrosesan bahasa, jauh lebih aktif di sisi kiri daripada sisi kanan. Area 22

di sisi kanan lebih peduli dengan melodi, nada, dan intensitas suara. Ada juga plastisitas besar

dalam jalur pendengaran, dan, seperti jalur visual dan somastatik, mereka dimodifikasi oleh

pengalaman. Contoh plastisitas pendengaran pada manusia adalah bahwa pada individu-individu

yang menjadi tuli sebelum kemampuan bahasa sepenuhnya dikembangkan, melihat bahasa

isyarat mengaktifkan daerah asosiasi pendengaran. Sebaliknya, orang yang menjadi buta dalam

awal hidup akan menunjukkan lokalisasi suara yang lebih baik dibandingkan orang dengan

penglihatan normal.

Musisi memberikan contoh-contoh tambahan plastisitas pada kortikal. Pada individu, ada

peningkatan ukuran daerah pendengaran diaktifkan oleh nada musik. Selain itu, pemain biola

telah merubah somatosensori representasi dari wilayah yang jari-jari mereka gunakan dalam

memainkan instrumen mereka. Musisi juga memiliki cerebellums lebih besar dari nonmusicians,

mungkin karena belajar dalam gerakan jari yang tepat.

Mekanisme Pusat Pendengaran

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Di perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis organ Corti masuk ke nuklei

koklearis yang terletak pada bagian atas medula oblongata. Pada tempat ini, semua serabut

bersinaps. Kemudian sebagian isyarat dihantar ke atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi

sebagian besar menuju sisi yang berlawanan dan dihantarkan ke atas melalui rangkaian neuron di

dalam nukleus olivaris superior, kolikulus inferior dan nucleus genikulatum mediale, akhirnya

berakhir di dalam korteks pendengaran yang terletak di dalam girus superior lobus temporalis.

Beberapa tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan lintasan pendengaran.

Pertama, implus dari masing – masing telinga dihantarkan melalui lintasan pendengaran kedua

sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak penghantaran pada lintasan kontralateral.

Kedua, banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung ke dalam sistem

retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan keseluruhan otak.

Ketiga, orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang berasal dari

koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga representasi ruang frekuensi suara

pada kolikulus inferior, satu representasi sangat tepat bagi frekuensi suara diskret pada korteks

pendengaran dan beberapa representasi yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.

Diskriminasi Arah Asal Suara

            Seseorang menentukan arah asal suara paling sedikit dengan 2 mekanisme: (1) dengan

selisih waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan  ke telinga sisi lainnya dan (2)

dengan membedakan antara intensitas suara dalam kedua telinga. Mekanisme pertama berfungsi

paling baik bagi frekuensi di bawah 3000 siklus per detik, dan mekanisme intensitas bekerja

paling baik pada frekuensi yang lebih tinggi karena kepala bekerja sebagai sawar suara dengan

frekuensi tersebut. Mekanisme selisih waktu membedakan arah yang jauh yang lebih tepat

daripada mekanisme intensitas, karena mekanisme selisih waktu tidak tergantung pada faktor –

faktor luar tetapi hanya tergantung pada interval waktu yang sebenarnya antara dua isyarat

pendengaran. Bila seseorang melihat langsung pada suara, suara mencapai kedua telinga tepat

pada saat yang sama, sedangkan bila telinga kanan lebih dekat ke suara daripada telinga kiri,

isyarat suara dari telinga kanan dirasakan lebih dahulu daripada isyarat suara dari telinga kiri.

             

Mekanisme Saraf untuk Deteksi Arah suara

           Destruksi korteks pendengaran pada kedua sisi otak baik pada manusia atau pada mamalia

yang lebih rendah menyebabkan kehilangan sebagian besar kemampuannya mendeteksi arah asal

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

suara. Namun, mekanisme untuk deteksi ini berlangsung mulai pada nuklei ovaris superior,

walaupun memerlukan semua lintasan saraf dari nuklei ini ke korteks untukinterpretasi isyarat.

Mekanisme ini diduga sebagai berikut :

            Bila suara masuk satu telinga segera sebelum ia masuk telinga lainnya, isyarat dari

telinga pertama menghambat neuron – neuron pada nukleus olivaris superior ipsilateral, dan

penghambatan ini berlangsung selama kurang dari satu milidetik. Oleh karena itu, beberapa saat

setelah suara mencapai telinga pertama, lintasan untuk isyarat eksitasi dari telinga sisi yang lain

berada dalam keadaan terhambat. Selanjutnya, neuron – neuron tertentu dari nuklei olivaris

superior medialis mempunyai waktu penghambatan yang lebih lama daripada neuron lainnya.

Oleh karena itu, bila isyarat suara dari telinga yang lain masuk ke nukleus olivaris superior yang

dihambat, isyarat tidak dapat mendaki lintasan pendengaran melalui beberapa neuron tetapi tidak

melalui neuron lainnya. Dan neuron tertentu tempat isyarat lewat ditentukan oleh selisih waktu

suara antar kedua teling. Jadi, timbul corak ruang perangsangan saraf, dengan suara yang

selisihnya pendek merangsang satu set neuron secara maksimum dan suara dengan selisih lama

merangsang kelompok neuron lainnya secara maksimum. Orientasi ruang isyarat ini kemudian

dihantarkan semua ke korteks pendengaran tempat arah suara ditentukan oleh tempat dalam

korteks yang dirangsang maksimum.

Mekanisme deteksi arah suara ini sekali lagi menunjukkan bagaimana informasi dalam

isyarat sensoris dipisahkan sebagai isyarat yang melalui berbagai tingkat aktivitas neuron. Dalam

hal ini, “ kualitas” arah suara dipisahkan dari “ kualitas” nada suara pada tingkat nuklei olivaris

superior.

Lokalisasi Suara

Penentuan arah dari mana suara berasal di bidang horizontal tergantung dari 

pendeteksian perbedaan waktu antara datangnya stimulus dalam dua telinga dan perbedaan

konsekuensi dalam tahap gelombang suara pada kedua sisi, dan juga tergantung pada kenyataan

bahwa suara itu lebih keras di sisi paling dekat dengan sumbernya. Perbedaan terdeteksinya

waktu tiba suara, yang dapat lebih kecil dari 20 μs, dikatakan menjadi faktor yang paling penting

pada frekuensi di bawah 3000 Hz dan perbedaan kenyaringan yang paling penting pada frekuensi

di atas 3000 Hz. Neuron di korteks pendengaran yang menerima masukan dari kedua telinga

merespon maksimal atau minimal ketika waktu kedatangan stimulus pada satu telinga tertunda

Page 18: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

oleh periode tertentu relatif terhadap waktu kedatangan di telinga yang lain. Periode ini tetap

bervariasi dari neuron ke neuron.

Suara yang datang dari langsung di depan individu berbeda dalam kualitas dari mereka

yang datang dari belakang karena masing-masing pinna dihadapkan sedikit ke depan. Selain itu,

pantulan dari gelombang suara akibat tidak ratanya permukaan pinna sebagai suara bergerak ke

atas atau bawah, dan perubahan dalam gelombang suara merupakan faktor utama dalam mencari

suara di bidang vertikal. Lokalisasi suara yang terganggu secara mencolok diakibatkan oleh lesi

pada korteks pendengaran.

Audiometri

Ketajaman pendengaran biasanya diukur dengan sebuah audiometer. Perangkat ini

menyajikan subjek dengan nada murni dari berbagai frekuensi melalui earphone. Pada masing-

masing frekuensi, intensitas ambang ditentukan dan diplot pada sebuah grafik sebagai persentase

dari pendengaran normal. Ini memberikan pengukuran yang objektif derajat ketulian dan gambar

dari berbagai tone yang paling terpengaruh.

Tuli

Tuli biasanya dibagi dalam dua jenis ; pertama, yang disebabkan oleh gangguan koklea

atau saraf pendengaran, yang biasanya dimasukkan dalam “ tuli saraf “ dan, kedua ,yang 

disebabkan oleh gangguan mekanisme telinga tengah untuk menghantarkan suara ke koklea,

yang biasanya dinamakan “ tuli hantaran “. Sebenarnya, bila koklea atau saraf pendengaran

dirusak total, orang tuli total. Akan tetapi, bila koklea dan saraf masih utuh tetapi sistem osikular

rusak atau mengalami ankilosis (“ kaku” karena fibrosis atau kalsifikasi ), gelombang suara tetap

dapat dihantarkan ke koklea dengan cara konduksi tulang ( seperti penghantaran bunyi dari ujung

garpu tala yang bergetar, yang ditempelkan langsung pada tengkorak . Orang dengan beberapa

jenis tuli konduksi dapat dibuat mendengar lagi yang hamper normal dengan operasi untuk

membuang stapes dan menggantikannya dengan protesa logam atau Teflon kecil dapat

menghantarkan suara dari inkus ke foramen ovale.

Tuli klinis mungkin disebabkan gangguan transmisi suara di telinga eksternal atau tengah

(tuli konduksi) atau kerusakan pada sel-sel rambut atau jalur saraf (tuli saraf). Kedua dapat

dibedakan oleh sejumlah tes sederhana dengan garpu tala. Tes ini dinamakan sesuai dengan

Page 19: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

nama untuk individu yang mengembangkannya. Pada tes Weber dan tes Schwabach

menunjukkan pentingnya efek masking dari kebisingan lingkungan pada ambang pendengaran.

Di antara penyebab tuli konduksi adalah penyumbatan pada saluran pendengaran

eksternal akibat serumen atau benda asing, kerusakan tulang pendengaran, penebalan gendang

telinga dan juga infeksi telinga tengah berulang, serta kekakuan abnormal dari stapes yang

berhubungan dengan jendela oval. Antibiotik golongan aminoglikosida, seperti streptomisin dan

gentamisin menghambat saluran mechanosensitive di stereocilia sel rambut dan dapat

menyebabkan sel berdegenerasi, menghasilkan tuli saraf dan abnormalitas fungsi vestibular.

Kerusakan pada sel rambut luar akibat kontak yang terlalu lama dengan kebisingan juga

berhubungan dengan gangguan pendengaran. Penyebab lainnya termasuk tumor dari saraf

vestibulocochlear dan sudut cerebellopontine (CPA), dan kerusakan pembuluh darah dalam

medula. Presbycusis, gangguan pendengaran yang berkaitan dengan penuaan, mempengaruhi

lebih dari sepertiga dari orang-orang yang berusia lebih dari 75 dan mungkin karena kehilangan

kumulatif bertahap dari sel-sel rambut dan neuron.

Tuli karena mutasi genetik terjadi pada sekitar 0,1% dari bayi yang baru lahir. Dalam

30% kasus, dikaitkan dengan adanya kelainan pada sistem lainnya (tuli sindromik), tetapi dalam

70% sisanya itu adalah kelainan-satunya yang jelas (tuli nonsyndromic). Ada bukti bahwa

ketulian nonsyndromic karena beberapa mutasi dapat muncul lebih sering pada orang dewasa

daripada anak-anak, sehingga insiden lebih tinggi dari 0,1% dan diperkirakan 16% dari seluruh

orang dewasa yang memiliki gangguan pendengaran signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir,

sejumlah besar mutasi yang menyebabkan tuli telah diuraikan. Hal ini tidak hanya telah

menambah pengetahuan tentang patofisiologi dari ketulian, namun karakterisasi produk normal

dari gen telah memberikan informasi berharga tentang fisiologi pendengaran. Sekarang

diperkirakan sekitat 100 atau lebih gen yang penting untuk pendengaran normal, dan lokus dari

ketulian telah ditemukan dalam semua kecuali lima dari 24 kromosom manusia.

Contoh menarik gen yang bemutasi pada kasus tuli adalah connexon 26. Defek ini

mempengaruhi fungsi connexons, yang diperkirankan mencegah daur ulang normal dari ion K+

melalui sel-sel sustenacular. Mutasi dalam tiga miosin nonmuscle menyebabkan ketulian. Miosin

yang dimaksud adalah  adalah myosin-VIIA, terkait dengan aktin dalam proses rambut sel;

myosin-Ib, yang mungkin bagian dari "adaptasi motor" yang menyesuaikan ketegangan pada

ujung sel rambut, dan myosin-VI, yang penting dalam pembentukan silia normal. Tuli juga

Page 20: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

berhubungan dengan bentuk mutan dari α-tectin, salah satu protein utama dalam membran

tectorial.

Contoh tuli sindromik adalah sindrom Pendred, di mana protein transport sulfat mutan

menyebabkan tuli dan gondok. Contoh lain adalah salah satu bentuk dari sindrom QT yang

panjang dimana ada mutasi dari salah satu protein pengatur channel K+, KVLQT1. Dalam striae

vascularis, bentuk normal dari protein ini sangat penting untuk menjaga K+ konsentrasi tinggi di

endolymph, dan di jantung membantu mempertahankan interval QT yang normal. Individu yang

homozigot untuk KVLQT1 mutan akan tuli dan cenderung mengalami aritmia ventrikel dan

kematian mendadak yang menjadi ciri dari sindrom QT yang memanjang. Membran protein yang

baru ditemukan, membran Barttin yang bermutasi dapat menyebabkan tuli dan kelainan pada

ginjal sebagai manifestasi sindrom Bartter's.

C.    MEKANISME PENDENGARAN

Mekanisme sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu dengan air condaction

dan bone condaction.

1.      Air conduction.

Gelombang suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang telinga , menuju

gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang suara yang

menghantamnya “kemudian” getaran ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes,

incus ) yang secara mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang

ada di koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga rambut

sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik ke saraf

pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus ) yang nantinya akan menuju ke pusat

pendengaran di otak bagian lobus temporal sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat

dikenal di otak

2.      Bone conduction

Getaran suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan tulang kepala, kemudian

akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan akhirnya getaran itu

dikirim dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf pendengaran.

Penghantaran melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran

bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan dengan percobaan

weber

Page 21: Anatomi Dan Fisiologi Telinga

Kecepatan penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap suara

atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik

Secara singkat proses pendengaran dapat dijelaskan sebagai berikut:

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga

dalambentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran

tersebutmenggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui rangkaian tulang

pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan

perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah

diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga

perilimfa pada skala vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang

mendorong endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris dan

membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya

defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi penglepasan ion

bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut,

sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi

pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area

39-40) di lobus temporalis.

 Daftar Pustaka

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Volume 3.

            Jakarta: EGC

Moore KL, Agur AMR. 2002. Anatomi Klinis Dasar. Jakarata: Hipokrrates.

Guyton, Arthur C, Hall, John E. 2007. FisiologiKedokteran edisi 11. Jakarta: EGC

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia “Dari Sel ke Sistem” edisi 2. Jakarta: EGC