ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA.docx
Transcript of ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA.docx
anatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasistemsarafanatomidanfisiologimanusiasiste
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA
SISTEM SARAF
MUH. IHSAN H
70100113030
TUGAS
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
“SISTEM SARAF”
OLEH :
NAMA : MUH. IHSAN H
NIM : 70100113030
KELAS : FARMASI A
DOSEN : ASRUL ISMAIL, S.Farm., M.Sc., Apt.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
SAMATA-GOWA
2014
1. Jelaskan fisiologi dan pembagian susunan saraf manusia
Jawab:
Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. System saraf pusat terletak di dua tempat yaitu pada otak dan sumsum tulang belakang. Bagian bagian otak secara umum terdiri atas otak besar, otak tengah, dan otak belakang. Sedangkan sumsum tulang belakang meliputi saraf servikalis, saraf forakalis, saraf lumbalis, saraf sakralis. Sistem saraf tepi dibedakan berdasarkan araf impuls dan cara kerja. Berdasarkan arah impuls antara lain neuron sensorik dan neuron motorik. Berdasarkan cara kerja terdiri atas system saraf sadar (somatic) dan system saraf otonom (tidak sadar). System saraf otonom terdiri dari system saraf simpatik dan system saraf parasimpatik.
Berikut fisiologi dari system saraf
Struktur Morfologi & lokasi FungsiNeuron Terdiri dari badan sel
dan juluran sitoplasma (dendrit dan axon)
Menghantarkan rangsang dalam bentuk pesan elektrik
Sel-sel schwan dengan selubung mielin
Di sepanjang akson Meningkatkan kecepatan hantaran rangsang
Nodus ranvier Celah-celah diantara sel-sel schwann
Rangsang saltatori
Neuroglia Sel-sel yang berlokasi di otak dan medula spinalis
Menggabungkan bagian neuron yang bermielin dan tak bermielin
Membantu neuron dalam transport kalium, pemakanan, eksresi, regene-rasi, dan perbaikan.
Neurotransmitter
Materi kimia di ujung neuron dan celah sinap
Menghantarkan pesan kimiawi dari saraf satu ke sel selanjutnya
Akson Struktur Neuron Mengirim impuls dari badan sel saraf ke jaringan lainnya.
Badan sel Struktur Neuron Untuk mengendalikan kerja sel sarafDendrit Struktur Neuron Mengirim impuls ke badan sel saraf
2. Jelaskan jenis-jenis sel saraf manusia.
Jawab:
Saraf secara fungsional terdiri dari : Saraf aferen (saraf sensoris), yaitu berkas-berkas saraf yang menuju ke
saraf pusat, dan saraf sensoris. Saraf eferen (saraf motoris) yang keluar dari saraf pusat.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi 3 kelom-pok, yaitu sel saraf sensori, saraf motor, dan saraf intermediet (asosiasi).
Tipe Neuron terdiri atas:a.Sel saraf sensori : fungsi sel saraf sensori menghantar impuls dari resep-
tor ke sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).
b.
Sel saraf motor : fungsi sel saraf motor mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan akson-nya dapat sangat panjang.
c.Sel saraf intermediet / interneuron : sel saraf intermediet (sel saraf asosiasi). Sel ini dapat ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfung-si menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori atau berhu-bungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.
Menurut jumlah ulurannya, sel saraf dibedakan menjadi:
a. Neuron unipolar
Neuron unipolar pada umumnya merupakan neuron sensori, hanya
mempunyai satu cabang pada badan sel sarafnya. selanjutnya cabang akan
terbelah dua sehingga bentuk dari neuron unipolar akan menyerupai huruf
T, satu sebagai dendrit sementara yang lain sebagai akson.
b. Neuron bipolar
Neuron bipolar pada umumnya merupakan neuron intermediet,
mempunyai dua cabang pada badan sel sarafnya di sisi yang saling
berlawanan, satu berperan sebagai dendrit sementara yang lain berperan
sebagai akson, sel saraf neuron bipolar mempunyai bentuk yang agak
lonjong/elips.
c. Neuron multipolar
Jenis sel saraf yang paling umum dan paling banyak ditemui, dendrit lebih
dari satu namun hanya memiliki sebuah akson, berbentuk multigonal, pada
umumnya berfungsi sebagai motoneuron lain dari tubuh, seperti otot, kulit,
ataupun kelenjar.
3. Jelaskan mengenai sistem motorik manusia.
Jawab:
saraf motorik merupakan bagian dari struktur dan fungsi sistem saraf,
berfungsi mengirim implus dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar yang
hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motorik berada di sistem saraf pusat, dimana dendritnya sangat pendek dan
aksonnya bisa sangat panjang. Dendrit berhubungan langsung dengan akson
saraf asosiasi. Mekanisme penghantaran informasi antara reseptor dengan
sistem saraf pusat terjadi melalui proses penghantaran impuls dengan kode
irama dan frekuensi tertentu. Saraf eferen atau dapat disebut sebagai saraf
motorik, terdiri atas saraf motorik somatik dan saraf somatik autonom.
a. Saraf motorik somatik
Saraf motorik somatik, berfungsi membawa implus dari saraf pusat
ke otot rangka sebagai organ efektor melalui proses komunikasi secara
biolistrik di saraf dan proses komunikasi melalui neurotransmitor yang di
hubungkan oleh saraf-otot, sehingga dapat terjadi kontraksi otot. Sistem
saraf somatik turut berperan dalam proses pengendalian kinerja otot
rangka yang diperlukan untuk menyelengarakan berbagai sikap dan
gerakan tubuh.
b. Saraf motorik autonom
Saraf motorik autonom merupakan salah satu komponen sistem
saraf autonom yang mengendalikan otot polos, otot jantung dan kelenjar.
Sistem saraf autonom termasuk berbagai pusat pengendali di otak, pada
dasarnya melaksanakan kegiatan secara independen dan tidak langsung
dikendalikan oleh kesadaran. Sistem saraf autonom terutama
mengendalikan berbagai fungsi organ viseral yang sangat penting untuk
mempertahankan kehidupan.
Sistem saraf autonom terdiri dari sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Sistem ini biasanya disebut sistem motor dan serabut
aferen yang kembali dari organ interna bukan merupakan bagian dari
sistem ini. Sebagian besar organ menerima seperangkat serabut ganda, satu
perangkat melalui saraf simpatik dan yang lain melalui parasimpatik.
Ujung akson pada saraf tersebut mengeluarkan suatu zat transmitter yang
berbeda pada efektor. Serabut-serabut saraf simpatik mengeluarkan
norepinefrin, sedangkan serabut- serabut saraf parasimpatik mengeluarkan
asetilkolin.
Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak
pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di
sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf
parasimpatik, ganglionnya menempel pada organ yang dibantu sehingga
urat pra ganglionnya panjang. Distribusi anatomik sistem saraf otonom ke
organ-organ visera, memperlihatkan bahwa terdapat keseimbangan
pengaruh saraf simpatis dan saraf parasimpatis pada satu alat. Umumnya
tiap organ visera dipersarafi oleh keduanya. Bila sistem simpatis
meningkat, maka pengaruh parasimpatis terhadap organ tersebut kurang
tampak, begitupun sebaliknya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
pengaruh simpatis terhadap satu organ berlawanan dengan pengaruh
parasimpatisnya.
4. Jelaskan bagaimana mekanisme gerak refleks pada manusia.
Jawab:
Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk men-jelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara oto-matis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sen-sori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disam-paikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (aso-siasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf peng-hubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.
Gambar Lengkung refleks yang menggambarkan mekanismejalannya impuls pada lutut yang dipukul
5. Ancu mengalami depresi berat karena ditinggal oleh kekasihnya Vani ke
Jogja untuk melajutkan kuliah. Sedangkan kekasihnya yang lain, Marta
menikah bersama orang lain. Setelah didiagnosa, diketahui bahwa
depresi terjadi karena adanya ketidak seimbangan neurotransmitter di
otak. Jelaskan jenis neurotransmitter tersebut, dan hubungkan dengan
kondisi depresi.
Jawab:
a. Asetilkolin
Neuron kolinergik mengandung setilkolin yang terdistribusi difus di
korteks serebri dan mempunyai hubungan timbal balik dengan sistem
monoamin. Abnormal kadar kolin (prekursor asetilkolin) terdapat di
otak pasien depresi. Obat yang bersifat agonis kolinergik dapat
menyebabkan letargi, anergi, dan retardasi psikomotor pada orang
normal. Selain itu, ia juga dapat mengeksaserbasi simptom-simptom
depresi dan mengurangi simptom mania.
Hipotesis kolinergik mengklaim bahwa penurunan fungsi kognitif
pada demensia terutama terkait dengan penurunan neurotransmisi
kolinergik. Hipotesis ini telah menyebabkan minat yang besar dalam
keterlibatan putatif dari neurotransmisi kolinergik dalam proses
pembelajaran dan memori.
Fungsi asetilkolin antara lain mempengaruhi kesiagaan, kewaspadaan,
dan pemusatan perhatian. Berperan pula pada proses penyimpanan dan
pemanggilan kembali ingatan, atensi dan respon individu. Di otak,
asetilkolin ditemukan pada cerebral cortex, hippocampus (terlibat
dalam fungís ingatan), bangsal ganglia (terlbat dalam fungís motoris),
dan cerebrlum (koordinasi bicara dan motoris). Ach merupakan
neurotransmitter yang tidak diproduksi didalam neuron. Ia
ditransportasikan ke otak dan ditemukan pada seluruh bagaian otak.
AcH memiliki konsentrasi tinggi di basal ganglia dan cortex motorik.
Fungsi Utama Acetylcholine (ACh) adalah mengatur atensi, memori,
rasa haus, pengaturan mood, tidur REM, memfasilitasi perilaku sexual
dan tonus otot.
Gejala Defisit: Kurangnya inhibisi, Berkurangnya fungsi memori,
Euphoria, Antisosial, Penurunan fungsi bicara.
Gejala Berlebihan: Over-inhibisi, Anxietas & Depresi dan Keluhan
Somatic
Asetilkolin merupakan neurotransmiter hasil sintesa dari bahan utama
berupa kolin. Saat ini, sangat cukup banyak penelitian yang mengkaji
peranan kolin dalam pembelajaran.
Peran asetilkolin (Ach) dalam fungsi kognitif diselidiki. Keterlibatan
AcH dalam proses pembelajaran dan memori. Terutama, penggunaan
skopolamin sebagai alat farmakologis dikritik. Dalam bidang perilaku
neuroscience racun kolinergik yang sangat spesifik telah
dikembangkan. Tampaknya bahwa kerusakan yang lebih besar dan
lebih spesifik kolinergik, efek sedikit dapat diamati pada tingkat
perilaku. Korelasi antara penurunan penanda kolinergik dan
penurunan kognitif pada demensia mungkin tidak tebang habis seperti
yang telah diasumsikan. Keterlibatan sistem neurotransmitter lain
dalam fungsi kognitif secara singkat dibahas. Dengan
mempertimbangkan hasil dari berbagai bidang penelitian, gagasan
bahwa AcH memainkan peran penting dalam belajar dan proses
memori tampaknya dilebih-lebihkan. Bahkan ketika peran sistem
neurotransmitter lainnya dalam belajar dan memori dipertimbangkan,
tidak mungkin bahwa AcH memiliki peran tertentu dalam proses ini.
Atas dasar data yang tersedia, AcH tampaknya lebih khusus terlibat
dalam proses attentional dibandingkan dalam proses pembelajaran dan
memori.
b. Serotonin
Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang otak
ke korteks serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis, septum, dan
hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini mendasari keterlibatannya
dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar 14 reseptor
serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang berbeda di susunan
syaraf pusat.
Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan libido.
Sistem serotonin yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma
hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidur-bangun,
temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin bersama-sama
dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi gerak motorik yang
terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat perilaku agresif pada
mamalia dan reptilia.
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa jenis
gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi, psikosis, migren,
gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif, dan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan jalan
mempengaruhi sistem serotonin tersebut.
Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan tidur,
persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur tubuh serta
berperan dalam perilaku aggresi atau marah dan libido.
Gejala Defisit : Irritabilitas & Agresif, Depresi & Ansietas, Psikosis,
Migren, Gangguan fungsi seksual, Gangguan tidur & Gangguan
kognitif, Gangguan makan. Obsessive compulsive disorder (OCD)
Gejala Berlebihan : Sedasi, Penurunan sifat dan fungsi aggresi Pada
kasus yang jarang: halusinasi
Neurotransmiter serotonin terganggu pada depresi. Dari penelitian
dengan alat pencitraan otak terdapat penurunan jumlah reseptor pos-
sinap 5-HT1A dan 5-HT2A pada pasien dengan depresi berat. Adanya
gangguan serotonin dapat menjadi tanda kerentanan terhadap
kekambuhan depresi.
Dari penelitian lain dilaporkan bahwa respon serotonin menurun di
daerah prefrontal dan temporoparietal pada penderita depresi yang
tidak mendapat pengobatan. Kadar serotonin rendah pada penderita
depresi yang agresif dan bunuh diri.
Triptofan merupakan prekursor serotonin. Triptofan juga menurun
pada pasien depresi. Penurunan kadar triptofan juga dapat menurunkan
mood pada pasien depresi yang remisi dan individu yang mempunyai
riwayat keluarga menderita depresi. Memori, atensi, dan fungsi
eksekutif juga dipengaruhi oleh kekurangan triptofan. Neurotisisme
dikaitkan dengan gangguan mood, tapi tidak melalui serotonin. Ia
dikaitkan dengan fungsi kognitif yang terjadi sekunder akibat
berkurangnya triptofan.
Hasil metabolisme serotonin adalah 5-HIAA (hidroxyindolaceticacid).
Terdapat penurunan 5-HIAA di cairan serebrospinal pada penderita
depresi. Penurunan ini sering terjadi pada penderita depresi dengan
usaha-usaha bunuh diri.
Penurunan serotonin pada depresi juga dilihat dari penelitian EEG
tidur dan HPA aksis. Hipofontalitas aliran darah otak dan penurunan
metabolisme glukosa otak sesuai dengan penurunan serotonin. Pada
penderita depresi mayor didapatkan penumpulan respon serotonin
prefrontal dan temporoparietal. Ini menunjukkan bahw adanya
gangguan serotonin pada depresi.
Pada penderita bulimia nervosa (BN), dan terkait pesta-purge sindrom,
faktor serotonin pusat (5-hydroxytryptamine, 5-HT) berkontribusi
tidak hanya untuk disregulasi appetitive tetapi juga untuk manifestasi
temperamental dan kepribadian. Pada temuan dari studi neurobiologis,
molekul-genetik, dan otak-pencitraan, telah diungkapkan model
integratif peran 5-HT fungsi dalam sindrom bulimia.
c. Dopamin
Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin mendekatkan
pada kesimpulan bahwa neurotransmiter jenis ini mempengaruhi
proses pengingatan. Melalui mekanisme kompensasi yang di
munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini dalam proses
belajar dan ingatan dapat terlihat jelas.
Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan
sistem aktivasi retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin,
yang berfungsi membantu otak mengatasi depresi, meningkatkan
ingatan dan meningkatkan kewaspadaan mental.
Walaupun dopamin di produksi oleh otak, individu tetap
membutuhkan asupan tirosin yang cukup guna memproduksi dopamin.
Tirosin di temukan pada makanan berprotein seperti : daging, produk-
produk susu (sperti keju), ikan , kacang panjang, kacang-kacangan dan
produk kedelai. Dengan 3-4 ons protein sehari, energi kita akan lebih
terjaga.
Fungsi Dopamin sebagai neururotransmiter kerja cepat disekresikan
oleh neuron-neuron yang berasal dari substansia nigra, neuron-neuron
ini terutama berakhir pada regio striata ganglia basalis. Pengaruh
dopamin biasanya sebagai inhibisi
Dopamin bersifat inhibisi pada beberapa area tapi juga eksitasi pada
beberapa area. Sistem norepinefrin yang bersifat eksitasi menyebar ke
setiap area otak, sementara serotonin dan dopamin terutama ke regio
ganglia basalis dan sistem serotonin ke struktur garis tengah (midline)
Ada empat jaras dopamin di otak, yaitu tuberoinfundobulair,
nigrostriatal, mesolimbik, mesokorteks-mesolimbik. Sistem ini
berfungsi untuk mengatur motivasi, konsentrasi, memulai aktivitas
yang bertujuan, terarah dan kompleks, serta tugas-tugas fungsi
eksekutif. Penurunan aktivitas dopamin pada sistem ini dikaitkan
dengan gangguan kognitif, motorik, dan anhedonia yang merupakan
manifestasi simptom depresi.
Jadi, apabila subsensitivitas reseptor-reseptor pada membran sel
paskasinaptik, neurotransmiter epinefrin, norepinefrin, serotonin,
dopamin menurun kadarnya pada celah sinaptik, terjadilah sindrom
depresi. Demikian pula bila terjadi peningkatan kadar neurotransmiter
asetilkolin di celah sinaptik, terjadilah gejala depresi.
d. Monoamin dan Depresi
Penelitian menunjukkan bahwa zat-zat yang menyebabkan
berkurangnya monoamin, seperti reserpin, dapat menyebabkan
depresi.Akibatnya timbul teori yang menyatakan bahwa berkurangnya
ketersediaan neurotransmiter monoamin, terutama NE dan serotonin,
dapat menyebabkan depresi. Teori ini diperkuat dengan ditemukannya
obat antidepresan trisiklik dan monoamin oksidase inhibitor yang
bekerja meningkatkan monoamin di sinap. Peningkatan monoamin
dapat memperbaiki depresi.
e. Noradrenergik atau Norepinefrin
Norepinephrine memiliki konsentrasi tinggi di dalam locus ceruleus
serta dalam konsentrasi sekunder dalam hippocampus, amygdala, dan
kortex cerebral. Selain itu ditemukan juga dalam konsentrasi tinggi di
saraf simpatis.
Norepinephrine dipindahkan dari celah synaptic dan kembali ke
penyimpanan melalui proses reuptake aktif.
Fungsi Utama adalah mengatur fungsi kesiagaan, pusat perhatian dan
orientasi; mengatur “fight-flight”dan proses pembelajaran dan
memory.
Gejala Defisit : Ketumpulan. Kurang energi (Fatique), Depresi
Gejala Berlebihan : Anxietas. kesiagaan berlebih. Penurunan rasa
awas, Paranoia, Kurang napsu makan. dan Paranoid
Badan sel neuron adrenergik yang menghasilkan norepinefrin terletak
di locus ceruleus(LC) batang otak dan berproyeksi ke korteks serebri,
sistem limbik, basal ganglia, hipotalamus dan talamus. Ia berperan
dalam mulai dan mempertahankan keterjagaan (proyeksi ke limbiks
dan korteks). Proyeksi noradrenergik ke hipokampus terlibat dalam
sensitisasi perilaku terhadap stressor dan pemanjangan aktivasi locus
ceruleus dan juga berkontribusi terhadap rasa ketidakberdayaan yang
dipelajari. Locus ceruleus juga tempat neuron-neuron yang
berproyeksi ke medula adrenal dan sumber utama sekresi norepinefrin
ke dalam sirkulasi darah perifer.
Stresor akut dapat meningkatkan aktivitas LC. Selama terjadi aktivasi
fungsi LC, fungsi vegetatif seperti makan dan tidur menurun. Persepsi
terhadap stressor ditangkap oleh korteks yang sesuai dan melalui
talamus diteruskan ke LC, selanjutnya ke komponen
simpatoadrenalsebagai respon terhadap stressor akut tsb. Porses
kognitif dapat memperbesar atau memperkecil respon simpatoadrenal
terhadap stressor akut tersebut.
Rangsangan terhadap bundel forebrain (jaras norepinefrin penting di
otak) meningkat pada perilaku yang mencari rasa senang dan perilaku
yang bertujuan. Stressor yang menetap dapat menurunkan kadar
norepinefrin di forbrain medial. Penurunan ini dapat menyebabkan
anergia, anhedonia, dan penurunan libido pada depresi.
Hasil metabolisme norepinefrin adalah 3-methoxy-4-
hydroxyphenilglycol (MHPG). Penurunan aktivitas norepinefrin
sentral dapat dilihat berdasarkan penurunan ekskresi MHPG. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa MHPG mengalami defisiensi pada
penderita depresi. Kadar MHPG yang keluar di urin meningkat
kadarnya pada penderita depresi yang di ECT (terapi kejang listrik).
6. Uraikan bagaimana mekanisme komunikasi sistem saraf manusia,
hubungkan dengan mekanisme potensial aksi (polarisasi, dkk).
Jawab:
Impuls dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut. a. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls berupa rangsangan atau tanggapan melalui serabut saraf (akson) terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara ba-gian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif di bagian luar dan kutub negatif di bagian dalam sel saraf. Diperki-rakan rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembali-kan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelom-bang perbedaan potensial bervariasi antara 1-120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan ke potensial istirahat. Untuk dapat ber-fungsi kembali diperlukan waktu 1/500 - 1/1000 detik. Energi yang digu-nakan dari hasil respirasi sel oleh mitokondria sel saraf. Stimulasi yang ku-rang kuat (di bawah ambang = threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas am-bang maka impuls akan dihantarkan ke ujung akson. Stimulasi yang kuat menimbulkan jumlah impuls lebih besar pada periode waktu tertentu.
Gambar Mekanisme saltatori impus sepanjang aksonb. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk ton-jolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter yang disebut vesikula sinapsis. Neu-ron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinapsis. Mem-bran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut postsinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula berge-rak dan melebur dengan membran prasinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron prasinap-sis ke postsinapsis. Contoh jenis neurontransmitter : setilkolin (terdapat di seluruh tubuh), noradrenalin (di saraf simpatik), dopamin dan serotonin (di otak). Asetilkolin berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada re-septor yang terdapat di membran postsinapsis. Penempelan asetilkolin pa-da reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugas, akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran postsinapsis. Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran prasinapsis dan membran postsinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot.
Gambar Mekanisme neurotransmiter pada celah sinapsis
Dalam sistem penghantaran impuls (rangsang saraf) terdapat serentet-an kejadian fisiologis yang meliputi:
a. Potensial Istirahat (Resting Potential atau Polarisasi ):
Ketika neuron dalam kondisi tidak menghatarkan impuls disebut dalam kondisi Resting Potential (Potensial Istirahat). Ciri dari potensial istrirahat ada-lah adanya perbedaan gradien potensial elektrik (perbedaan muatan – dan +) di antara bagian interior(-) dan eksterior (+) membran neuron
Gambar Neuron dalam kondisi Resting Potential (Potensial Istirahat), bagian interior (negatif), dan di eksterior lebih positif
b. Depolarisasi
Suatu neuron akan menghantarkan impuls jika terdapat suatu stimulus. Suatu resptor tertentu mendeteksi stimuli dan menimbulkan terjadinya per-ubahan gradien potensial elektrik di sepanjang sel saraf (neuron). Perubahan gradien potensial elekrik ini disebut depolarisasi.
Gambar Mekanisme Potensial aksi terdiri atas: A. Stimulasi neuron, yang menye-babkan gerbang Na terbuka, B. Depolarisasi, menyebabkan ion Na yang bermuatan positif masuk ke intrasel neuron sehingga terjadi perubahan gradien potensial elektrik secara lokal, C. Pemulihan atau repolarisasi, ger-bang K terbuka sehingga gradien potensisl listrik kembali seperti semula (ekstrasel lebih positif)
c. Potensial Aksi
Jika neuron yang mengalami depolarisasi tersebut mencapai voltase tertentu, maka akan menyebabakan gerbang Na di membran menjadi terbuka. Akibatnya, membran menjadi permeabel terhadap Na sehingga ion Na yang bermuatan positif masuk ke intrasel. Masuknya Na menimbulkan perubahan gradien potensial elekrik secara lokal karena bagian intrasel yang semula lebih negatif dalam kondisi tersebut menjadi labih positif. Peristiwa perubahan gradien potensial listrik terjadi sangat cepat dan disebut Potensial Aksi. Kemudian setelah beberapa detik, gerbang Na akan menutup kembali sehingga Na yang keluar tidak dapat masuk lagi ke intrasel. Kondisi kembali ke potensial istirahat.
– +– + + + + +
– +– + + + + +
+ –+ – + + + +
+ –+ – + + + +
+ –+ – – – – –
+ –+ – – – – –
– – – –
– – – –
– –
– –
+ +
+ +
+ ++ + – – – –
+ ++ + – – – –
– –– – + + + +
– –– – + + + +Na+
Na+
Na+
Action potential
Action potential
Action potentialK+
K+
K+
Axon
An action potential is generated as Na+ flows inward across the membrane at one location.
1
2
The depolarization of the action potential spreads to the neighboring region of the membrane, re-initiating the action potential there. To the left of this region, the membrane is repolarizing as K+ flows outward.
3
The depolarization-repolarization process isrepeated in the next region of the membrane. In this way, local currents of ions across the plasma membrane cause the action potential to be propagated along the length of the axon.
K+
Gambar Mekanisne terjadinya potensial aksi
d. Pesan Chemis ( neurotransmitter):
Jika impuls saraf sudah sampai ke ujung axon,untuk menyampaikan impuls ke neuron lain atau sel lain (sel otot rangka misalnya) maka perlu rang-sang dalam bentuk kimia disebut neurotransmitter. Pesan kemis ini bergerak dalam suatu celah antara sel saraf dengan sel berikutnya yang disebut celah sinaptik. Antara sel saraf dengan sel otot akan memicu terjadinya kontraksi, sedangkan antara sel saraf satu dengan sel saraf lainnya memicu atau meng-hambat suatau rangsang.
7. Jelaskan mekanisme kerja sistem saraf simpatik dan para simpatik.
Jawab:
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersang-kutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasim-patik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung. Dalam beberapa hal, otot dan kelenjar yang bekerja bersama dalam merangsang organ yang lebih besar menda-patkan suplai saraf ganda, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Antara kedua saraf satu tersebut menghasilkan efek antagonis (bertolak belakang.) Misalnya, saraf simpatik akan meningkatkan detak jantung sebaliknya parasimpatik menurunkan detak jantung.
Tabel Fungsi Saraf Otonom
Parasimpatik Simpatik
mengecilkan pupil menstimulasi aliran ludah memperlambat denyut jantung membesarkan bronkus menstimulasi sekresi kelenjar
pen-cernaan mengerutkan kantung kemih
memperbesar pupil menghambat aliran ludah mempercepat denyut jantung mengecilkan bronkus menghambat sekresi kelenjar
pencer-naan menghambat kontraksi kandung
kemih
8. Jelaskan kelainan sistem saraf pada penderita penyakit parkinson.
Jawab:
Penyebab terjadinya penyakit Parkinson adalah kurangnya jumlah
neurotransmitter dopamin di dalam susunan saraf.
Jika otak memerintahkan suatu aktivitas (misalnya mengangkat
lengan), maka sel-sel saraf di dalam ganglia basalis akan membantu
menghaluskan gerakan tersebut dan mengatur perubahan sikap tubuh. Ganglia
basalis mengolah sinyal dan mengantarkan pesan ke talamus, yang akan
menyampaikan informasi yang telah diolah kembali ke korteks otak besar.
Keseluruhan sinyal tersebut diantarkan oleh bahan kimia
neurotransmiter sebagai impuls listrik di sepanjang jalur saraf dan di antara
saraf-saraf. Neurotransmiter yang utama pada ganglia basalis adalah dopamin.
Pada penyakit Parkinson, sel-sel saraf pada ganglia basalis mengalami
kemunduran sehingga pembentukan dopamin berkurang dan hubungan dengan
sel saraf dan otot lainnya juga lebih sedikit. Penyebab dari kemunduran sel
saraf dan berkurangnya dopamin terkadang tidak diketahui. Penyakit ini
cenderung diturunkan, walau terkadang faktor genetik tidak memegang peran
utama.
Pada banyak penderita, pada mulanya Parkinson muncul sebagai
tremor (gemetar) tangan ketika sedang beristirahat, tremor akan berkurang jika
tangan digerakkan secara sengaja dan menghilang selama tidur. Stres
emosional atau kelelahan bisa memperberat tremor. Pada awalnya tremor
terjadi pada satu tangan, akhirnya akan mengenai tangan lainnya, lengan dan
tungkai. Tremor juga akan mengenai rahang, lidah, kening dan kelopak mata.
Pada sepertiga penderita, tremor bukan merupakan gejala awal; pada
penderita lainnya tremor semakin berkurang sejalan dengan berkembangnya
penyakit dan sisanya tidak pernah mengalami tremor.
Penderita mengalami kesulitan dalam memulai suatu pergerakan dan
terjadi kekakuan otot. Jika lengan bawah ditekuk ke belakang atau diluruskan
oleh orang lain, maka gerakannya terasa kaku. Kekakuan dan imobilitas bisa
menyebabkan sakit otot dan kelelahan. Otot-otot kecil di tangan seringkali
mengalami gangguan. Penderita mengalami kesulitan dalam melangkah dan
seringkali berjalan tertatih-tatih dimana lengannya tidak berayun sesuai
dengan langkahnya. Jika penderita sudah mulai berjalan, mereka mengalami
kesulitan untuk berhenti atau berbalik. Langkahnya bertambah cepat sehingga
mendorong mereka untuk berlari kecil supaya tidak terjatuh. Sikap tubuhnya
menjadi bungkuk dan sulit mempertahankan keseimbangan sehingga
cenderung jatuh ke depan atau ke belakang.
Wajah penderita menjadi kurang ekspresif karena otot-otot wajah
untuk membentuk ekspresi tidak bergerak. Kadang berkurangnya ekspresi
wajah ini disalah artikan sebagai depresi, walaupun memang banyak penderita
Parkinson yang akhirnya mengalami depresi. Pandangan tampak kosong
dengan mulut terbuka dan matanya jarang mengedip. Penderita seringkali
ileran atau tersedak karena kekakuan pada otot wajah dan tenggorokan
menyebabkan kesulitan menelan. Penderita berbicara sangat pelan dan tanpa
aksen (monoton) dan menjadi gagap karena mengalami kesulitan dalam
mengartikulasikan fikirannya. Sebagian besar penderita memiliki intelektual
yang normal, tetapi ada juga yang menjadi pikun.
9. Jelaskan mekanisme terjadinya nyeri dan hubungannya dengan sistem
saraf manusia.
Jawab:
Mekanisme timbulnya nyeri didasari oleh proses multipel yaitu
nosisepsi, sensitisasi perifer, perubahan fenotip, sensitisasi sentral, eksitabilitas
ektopik, reorganisasi struktural, dan penurunan inhibisi. Nosisepsi adalah
mekanisme yang menimbulkan nyeri nosiseptif dan terdiri dari proses
transduksi, konduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.
Transduksi adalah suatu proses dimana akhiran saraf aferen/nosiseptor
mengubahstimulus nyeri menjadi potensial aksi. Konduksi adalah proses
penghantaran/penjalaran impuls melalui serabut saraf penghantar nyeri sampai
ke kornu dorsalis medula spinalis, dan dari kornu dorsalis ke otak. Transmisi
adalah proses penghantaran impuls melewati sinaps dari neuron orde pertama
ke neuron orde kedua pada jalur sensorik yang terjadi di kornu dorsalis medula
spinalis. Proses ini melibatkan pelepasan neurotransmiter dari neuron
presinaps ke neuron post sinaps. Modulasi adalah proses amplifikasi atau
inhibisi sinyal neural terkait nyeri (pain related neural signals). Proses ini
terutama terjadi di kornu dorsalis medula spinalis, dan mungkin juga terjadi di
level lainnya. Serangkaian reseptor opioid seperti mu, kappa, dan delta dapat
ditemukan di kornu dorsalis. Sistem nosiseptif juga mempunyai jalur
desending berasal dari korteks frontalis, hipotalamus, dan area otak lainnya ke
otak tengah (midbrain) dan medula oblongata, selanjutnya menuju medula
spinalis. Hasil dari proses inhibisi desendens ini adalah penguatan, atau
bahkan penghambatan (blok) sinyal nosiseptif di kornu dorsalis. Persepsi nyeri
adalah kesadaran akan pengalaman nyeri. Persepsi merupakan hasil dari
interaksi proses transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis, dan
karakteristik individu lainnya. Keempat proses ini dikaitkan satu sama lain
dalam teori “gate control”.
Teori “gate control” merupakan model modulasi nyeri yang populer.
Teori ini menyatakan eksistensi dari kemampuan endogen untuk mengurangi
dan meningkatkan derajat perasaan nyeri melalui modulasi impuls yang masuk
pada kornu dorsalis melalui “gate” (gerbang). Berdasarkan sinyal dari sistem
asendens dan desendens maka input akan ditimbang. Integrasi semua input
dari neuron sensorik, yaitu pada level medula spinalis yang sesuai, dan
ketentuan apakah “gate akan menutup atau membuka, akan meningkatkan atau
mengurangi intensitas nyeri asendens. Teori “gate control” ini mengakomodir
variabel psikologis dalam persepsi nyeri, termasuk motivasi untuk bebas dari
nyeri, dan peranan pikiran, emosi, dan reaksi stress dalam meningkatkan atau
menurunkan sensasi nyeri. Memalui model ini, dapat dimengerti bahwa nyeri
dapat dikontrol oleh manipulasi farmakologis maupun intervensi psikologis.