Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

17
ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT PENGLIHATAN EMBRIOLOGI MATA Mata berkembang dari 3 lapis embrional primitif : 1. Ectoderm permukaan, membentuk : lensa mata, glandula lacrimalis, epitel kornea, konjungtiva, adneksa dan epidermis palpebra. Krista Neuralis : keratosit kornea, endotel kornea, jalinan trabekulum, stroma iris dan koroid, otot siliaris, fibroblas dari sklera, vitreus dan selaput meningen dari n. optikus. 2. Ectoderm neural, menghasilkan vesikel optik dan mangkok optik Mangkok optik : retina, epitel pigmen retina, muskulus dilatator pupil, spingter pupil pada iris dan serat n. optikus. 3. Mesoderm, membentuk otot extraokuler, endotel pembuluh darah orbita dan bola mata. TAHAPAN PERKEMBANGAN EMBRIOLOGIS BOLA MATA 1. Tahap Vesikel Optik. Pada janin 2,5 mm (2 minggu) terbentuk plika neuralis, kemudian menyatu membentuk tuba neuralis pada minggu ke3.

Transcript of Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Page 1: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

ANATOMI DAN FISIOLOGI ALAT PENGLIHATAN

EMBRIOLOGI MATA Mata berkembang dari 3 lapis embrional primitif : 1. Ectoderm permukaan, membentuk : lensa mata, glandula lacrimalis, epitel kornea,

konjungtiva, adneksa dan epidermis palpebra. Krista Neuralis : keratosit kornea, endotel kornea, jalinan trabekulum, stroma iris dan koroid,

otot siliaris, fibroblas dari sklera, vitreus dan selaput meningen dari n. optikus. 2. Ectoderm neural, menghasilkan vesikel optik dan mangkok optik Mangkok optik : retina, epitel pigmen retina, muskulus dilatator pupil, spingter pupil pada iris dan serat n. optikus.

3. Mesoderm, membentuk otot extraokuler, endotel pembuluh darah orbita dan bola mata.

TAHAPAN PERKEMBANGAN EMBRIOLOGIS BOLA MATA 1. Tahap Vesikel Optik. Pada janin 2,5 mm (2 minggu) terbentuk plika neuralis, kemudian menyatu membentuk tuba

neuralis pada minggu ke–3.

Page 2: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Pada janin 9 mm (4 minggu), tuba neuralis membentuk vesikel Optik berhubungan dengan otak depan melalui tangkai optik dan penebalan ektoderm permukaan (lempeng lensa) yang

berhadapan dengan ujung vesikel optik. 2. Tahap Mangkok Optik.

Pada janin 5 mm, vesikel optik berinvaginasi membentuk mangkok optik. Tepi mangkok optik mengitari fisura optik dan bersamaan dengan itu lempeng lensa invaginasi membentuk mangkok, kemudian menjadi bola berongga yang dikenal dengan vesikel lensa.

Pada janin 9 mm (4 minggu) : vesikel lensa melepaskan diri dari ektoderm permukaan dan terletak bebas dekat tepian mangkok optik.

PERKEMBANGAN EMBRIOLOGIS STRUKTUR SPESIFIK 1. Palpebra & Apparatus Lacrimalis. Kuncup palpebra mulai terbentuk pada janin 16 mm (6 minggu), menyatu pada janin 37 mm

(8 minggu), kemudian memisah pada bulan ke–5. Saluran lakrimalis : dari korda epitel membentuk saluran sesaat sebelum lahir.

2. Sclera & Otot Extraoculer. Terbentuk pada janin 20 mm (7 minggu) dan selesai pada saat janin 5 bulan. 3. Lensa Mata.

Janin 13 mm (6 minggu) : sel-sel dinding posterior vesikel lensa memanjang dan mengisi vesikel lensa, akhirnya penuh pada janin 26 mm (7 minggu), Pembentukan lensa ini selesai

pada bulan ke–7. 4. Retina. Lapisan luar mangkok optik menjadi lapisan pigmen epitelium retina pada janin 10 mm (5

minggu) Lapisan dalam mangkok optik membentuk 9 lapisan retina yang lainnya.

Pada bulan ke–8, makula lebih tebal dari bagian lain retina dan terjadi pencekungan makula lutea. Makula berkembang secara anatomis sampai bayi berumur 6 bulan sesudah lahir. B. ANATOMI MATA

I. Rongga Orbita II. Kelopak Mata.

III. Sistem Lakrimal IV. Bola Mata

I. RONGGA ORBITA Volume rongga orbita orang dewasa 30 mL, bola mata hanya mengisi 1/5 rongga orbita,

sisanya lemak dan otot ekstraokuler, pembuluh darah, saraf, kelenjar getah bening dan jaringan ikat. Rongga orbita berbentuk limas segi 4 dengan puncaknya arah ke dalam. Dinding orbita terdiri atas :

1. Atap Orbita Yaitu tulang frontal, dimana terdapat sinus frontalis.

2. Dinding Lateral Yaitu tulang Sphenoidale dan tulang Zygomaticus. 3. Dinding Medial

Yaitu tulang Ethmoidale yang tipis, disini terdapat Sinus Ethmoidale dan Sinus sphenoidale. 4. Dasar Orbita

Yaitu tulang Maxillaris dan tulang Zygomatikus. Pada tulang Maxillaris terdapat Sinus Maxillaris. Kelenjar Lacrimalis terletak dalam fossa lacrimallis di bagian anterior lateral atap orbita.

APEKS atau puncak rongga orbita adalah : 1. Tempat masuk saraf dan pembuluh darah ke mata.

2. Origo semua otot ekstra okuler, kecuali otot obliqus inferior

Page 3: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

II. KELOPAK MATA Kelopak Mata dari luar ada 5 lapisan :

1. Lapisan Kulit. Kulit kelopak mata merupakan kulit yang paling tipis dari bagian tubuh manusia, dan tanpa

adanya lemak subcutan. 2. Lapisan Otot Orbicularis Oculi. Menutup mata, disarafi oleh n. VII. Otot ini ada 2 bagian yaitu Pratarsal yaitu otot yang

terdapat dalam kelopak mata dan bagian Preseptal yaitu terdapat diatas septum orbitale. 3. Jaringan Areolar.

Yaitu rongga di bawah otot orbicularis oculi, yang berhubungan antara mata kanan dan kiri dan juga berhubungan dengan lapisan sub apponeurotik dari kulit kepala. 4. Tarsus.

Merupakan jaringan fibrous padat dengan sedikit jaringan elastis. Dibagi menjadi tarsus superior dan inferior. Tarsus superior lebih lebar dari yang inferior.

5. Konjungtiva Palpebra atau Konjungtiva Tarsalis. Bagian dalam kelopak mata yang berhubungan langsung dengan bola mata, melekat erat dengan tarsus.

Tepian Palpebra (Margo Palpebra). Pinggir bebas palpebra panjangnya 25–30 mm dan lebarnya 2 mm. Pinggir anterior (luar)

dipisahkan dari pinggir posterior (dalam) oleh garis kelabu (Schwabel Line). A. Tepi Anterior. Disini terdapat :

1. Bulu Mata.

2. Kelenjar Zeiss dan Moll B. Tepi Posterior.

Yang langsung kontak dengan bola mata, disini terdapat kelenjar Meibom. C. Punctum Lacrimalis.

Terdapat pada ujung medial dari tepi posterior palpebra. Punctum ini berfungsi sebagai ekskresi air mata melalui kanalis lakrimalis terus menuju ke sakkus lakrimalis. Retraktor Palpebra (Membuka Palpebra).

Pada palpebra superior (atas) terdapat Musculus Levator Palpebra dan Musculus Muller yang berfungsi untuk membuka mata yang dipersarafi oleh N. III. Pada palpebra inferior yang ada

hanya Musculus Muller sehingga Palpebra inferior tidak bisa membuka dengan lebar. III. SISTIM LAKRIMAL Sistim lakrimal terdiri dari :

I. Sekresi yaitu Kelenjar Lakrimalis. II.Excresi terdiri dari :

1. Pungtum Lakrimalis. 2. Kanalis Lakrimalis. 3. Sakkus Lakrimalis.

4. Duktus Nasolakrimalis.

Kelenjar Lakrimalis terdiri atas 2 bagian : 1. Bagian Orbita. Dalam fossa lakrimalis di bagian temporal anterior rongga orbita. Dari luar dicapai dengan

irisan kulit menembus muskulus orbikularis okuli dan septum orbitale. 2. Bagian Palpebra.

Terletak di segmen temporal dari fornik konjungtiva superior.

Page 4: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

IV. BOLA MATA I. Dinding Bola Mata

1. Konjungtiva terdiri dari : a. Konjungtiva palpebra.

Permukaan dalam palpebra dan melekat erat pada tarsus. b. Konjungtiva fornik. Peralihan konjungtiva palpebra ke konjungtiva bulbi.

c. Konjungtiva bulbi. Yaitu lanjutan konjungtiva fornik yang melekat longgar ke septum orbitale di fornik

melanjutkan melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di bawahnya 2. Sklera dan Episklera Sklera adalah jaringan fibrous pelindung mata di bagian luar. Permukaan luar anterior

dibungkus oleh jaringan elastis halus yang disebut episklera. 3. Kornea

Kornea adalah jaringan transparan dengan ketebalan : di tengah 0,54 mm, di tepi 0,65 mm, dan diameternya sekitar 11,50 mm. kekuatan refraksi kornea 40 Dioptri. Dari luar ke dalam kornea terdiri atas 5 lapisan sbb :

1. Lapisan Epitel : 5-6 lapis sel. 2. Lapisan Bowman : satu lapis sel.

3. Stroma : 90% ketebalan kornea. 4. Membran Desement : lapisan membran elastis jernih. 5. Lapisan Endotel : berhubungan langsung dengan cairan aquos humor.

II. Isi bola mata A. Segmen anterior terdiri dari :

1. Uvea Anterior (iris dan badan siliaris). 2. Lensa mata. B. Segmen posterior terdiri dari :

1. Badan Kaca (Korpus Vitreus). 2. Choroid.

3. Retina. 4. Papil Saraf Optik. II. A. 1. UVEA.

Uvea terdiri atas 3 bagian : 1. Iris

2. Badan Sililer 3. Choroid : lapisan vaskuler tengah mata, memberi perdarahan retina. 1. Iris

Perpanjangan korpus siliaris ke anterior, merupakan permukaan pipih dengan lubang di tengah yang disebut pupil. Pupil mengendalikan cahaya yang masuk dengan mengecil

(miosis) akibat aktivitas parasimpatis melalui N. III dan juga pupil bisa melebar (midriasis) oleh aktivitas saraf simpatis. 2. Badan siliaris

Badan siliaris mempunyai processus ciliaris berfungsi membentuk aquous humor. 3. Choroid

Choroid segmen posterior uvea, di antara lapisan retina dan sklera. Choroid di sebelah dalam dibatasi oleh membran Brunch dan sebelah luar di batasi oleh sklera. II. A. 2. LENSA MATA

Lensa bentuk bikonvek, avaskuler, tidak berwarna, hampir transparan sempurna. Tebal 4 mm dan diameternya 9 mm. kekuatan refraksi lensa 20 Dioptri. Digantung Zonulla Zinii yang

menghubungkannya dengan corpus siliare. Lensa terdiri dari 65 % air dan 35 % protein.

Page 5: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

II. B. 1. BADAN KACA (CORPUS VITREUS) Vitreus adalah suatu bahan Gellatin yang jernih dan avasculer yang membentuk 2/3 dari

volume dan berat bola mata. Vitreus terdiri dari air 99 %, dan sisanya 1 % meliputi kolagen dan asam hialuronat. Yang memberi bentuk dan konsistensi mirip gel karena kemampuannya

mengikat air. II. B. 2. RETINA Selembar tipis jaringan saraf, semitransparan multilapis, melapisi bagian dalam 2/3 posterior

dinding bola mata. Retina terdiri dari 10 lapisan pigmen epitelium. Berhubungan langsung dengan membran Brunch dari Choroid, permukaan dalam yaitu membrane limitan interna

berhubungan langsung dengan badan kaca. Di tengah retina bagian posterior terdapat makula lutea yang di tengahnya ada cekungan yang disebut fovea. Pada fovea ini, fotoreseptornya hanya terdiri dari selkerucut saja.

Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh khoriokapiler khoroid yang berada di luar membran Brunch. 1/3 retina diperdarahi oleh khoriokapiler khoroid, sedangkan 2/3 bagian dalam retina

diperdarahi oleh cabang-cabang arteri sentralis retina, kecuali daerah macula lutea hanya diperdarahi oleh khoriokapiler khoroid secara difusi. Lapisan retina mulai dari bagian dalam adalah sebagai berikut

1. Membran limitan interna. 2. Lapisan serat saraf.

3. Lapisan sel ganglion. 4. Lapisan sel flexiform dalam. 5. Lapisan nucleus dalam sel bipolar.

6. Lapisan sel flexiform luar. 7. Lapisan nucleus luar sel fotoreceptor.

8. Membran limitan externa. 9. Lapisan sel batang dan kerucut. 10. Lapisan pigmen epithelium retina.

B. 2. PAPIL SARAF OPTIK Papil saraf optik merupakan cekungan dipermukaan retina. Dengan diameter 1,5 mm.

pencekungan mempunyai arti klinis penting pada glaucoma kronik simple.

Labels: Ilmu Penyakit Mata

Anatomi Fisiologi Posted by hmkuliah ⋅ Mei 9, 2010 ⋅ 1 Komentar

Filed Under anatomi, fisiologi, posisi anatomi

Pengantar Anatomi Fisiologi

ANATOMI : ana = memisah-misah, tomos = memotong-motong. Ilmu urai mempelajari susunan tubuh dan hubungan bagian-bagiannya satu dengan yang lain.

Anatomi Sistemik : pembagian tubuh berdasar fungsi.

Page 6: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Sistem Lokomotorik, Sistem pembuluh darah ( Sirkulasi & Limfe ), Sistem Pencernaan , Sistem Pernafasan, Sistem Endokrin ( kelenjar buntu ), Sistem Urogenital ( Urinari &

reproduksi ), Sistem Syaraf ( SS Pusat, SS Perifer, SS Otonom ), Sistem Panca Indera

FAAL / FISIOLOGI (Physiology)

Ilmu pengetahuan yang mempelajari fungsi dan kerja alat-alat tubuh manusia dalam keadaan normal. Kareana berkaitan erat dengan Anatomi maka untuk mempelajari fisiologi perlu

mengenal anatominya.

POSISI ANATOMI : berdiri tegak, kedua lengan di sisi terbuka, dan telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak dan mata tertuju lurus ke depan.

BIDANG ANATOMI

- Bidang median: bidang yang membagi tepat tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.

- Bidang sagital: bidang yang membagi tubuh menjadi dua bagian dari titik tertentu (tidak membagi tepat dua bagian). Bidang ini sejajar dengan bidang median.

- Bidang horizontal: bidang yang terletak melintang melalui tubuh (bidang X-Y). Bidang ini

membagi tubuh menjadi bagian atas (superior) dan bawah (inferior).

- Bidang koronal: bidang vertikal yang melalui tubuh, letaknya tegak lurus terhadap bidang median atau sagital. membagi tubuh menjadi bagian depan (frontal) dan belakang (dorsal).

KEDUDUKAN :

Page 7: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Superior (=atas) atau kranial: lebih dekat pada kepala. Contoh: Mulut terletak superior terhadap dagu. Inferior (=bawah) atau kaudal: lebih dekat pada kaki. Contoh: Pusar terletak

inferior terhadap payudara. Anterior (=depan): lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung terletak anterior terhadap limpa. Posterior (=belakang): lebih dekat ke belakang. Contoh:

Jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk. Superfisial: lebih dekat ke / di permukaan. Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya. Profunda: lebih jauh dari permukaan.Contoh: Tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan

bawah. Medial (=dalam): lebih dekat ke bidang median. Contoh: Jari manis terletak medial terhadap jari jempol. Lateral (=luar): menjauhi bidang median. Contoh: Telinga terletak

lateral terhadap mata. Proksimal (=atas): lebih dekat dengan batang tubuh / pangkal. Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.

Distal (=bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau pangkal. Contoh: Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.

GERAKAN ANATOMI

Adanya persendian memungkinkan gerakan yang bermacam-macam. Berbagai gerak dengan persendian dikontrol oleh kontraksi otot.

Fleksi dan ekstensi. Fleksi adalah gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi adalah gerakan untuk meluruskan. Contoh: gerakan ayunan lutut pada kegiatan gerak jalan. Gerakan

ayunan ke depan merupakan (ante) fleksi dan ayunan ke belakang disebut (retro) fleksi / ekstensi. Ayunan ke belakang lebih lanjut disebut hiperekstensi.

Adduksi dan abduksi. Adduksi adalah gerakan mendekati tubuh. Abduksi adalah gerakan

menjauhi tubuh. Contoh: gerakan membuka tungkai kaki pada posisi istirahat di tempat merupakan gerakan abduksi (menjauhi tubuh). Bila kaki digerakkan kembali ke posisi siap merupakan gerakan adduksi (mendekati tubuh).

Elevasi dan depresi. Elevasi merupakan gerakan mengangkat,Depresi adalah gerakan menurunkan. Contohnya: Gerakan membuka mulut (elevasi) dan menutupnya (depresi)juga gerakan pundak ke atas (elevasi) dan ke bawah (depresi)

Inversi dan eversi. Inversi adalah gerak memiringkan telapak kaki ke dalam tubuh. Eversi

adalah gerakan memiringkan telapak kaki ke luar. Istilah inversi dan eversi hanya untuk wilayah di pergelangan kaki.

Supinasi dan pronasi. Supinasi adalah gerakan menengadahkan tangan. Pronasi adalah

gerakan menelungkupkan. Juga perlu diketahui istilah supinasi dan pronasi hanya digunakan untuk wilayah pergelangan tangan saja

Endorotasi dan eksorotasi. Endorotasi adalah gerakan ke dalam pada sekililing sumbu

panjang tulang yang bersendi (rotasi). Sedangkan Eksorotasi adalah gerakan rotasi ke luar.

Anatomi dan Fisiologi Sistem penglihatan Posted on 17:59 No Comments

Label: Keperawatan/Nursing Tutorial

a. Anatomi Mata

Page 8: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

• Struktur mata tambahan

Mata dilindungi dari kotoran dan benda asing oleh alis, bulu mata dan kelopak mata. Konjungtiva

adalah suatu membran tipis yang melapisi kelopak mata ( konjungtiva palpebra), kecuali darah pupil.

Konjungtiva palpebra melipat kedalam dan menyatu dengan konjungtiva bulbar membentuk

kantung yang disebut sakus konjungtiva. Walaupun konjungtiva transparan, bagian palpebra tampak

merah muda karena pantulan dari pembuluh – pembuluh darah yang ada didalamnya, pembuluh –

pembuluh darah kecil dapat dari konjungtiva bulbar diatas sklera mata. Konjungtiva melindungi

mata dan mencegah mata dari kekeringan.

Kelenjar lakrimalis teletak pada sebelah atas dan lateral dari bola mata. Kelenjar lakrimalis

mengsekresi cairan lakrimalis. Air mata berguna untuk membasahi dan melembabkan kornea,

kelebihan sekresi akan dialirkan ke kantung lakrimalis yang terletak pada sisi hidung dekat mata dan

melalui duktus nasolakrimalis untuk kehidung.

• Bola Mata

Bola mata disusun oleh tiga lapisan, yaitu : sklera, koroid, dan retina. Lapisan terluar yang kencang

atau sklera tampak putih gelap dan ada yang bening yaitu pada bagian iris dan pupil yang

membantuk kornea. Lapisan tengan yaitu koroid mengandung pembuluh – pembuluh darah yang

arteriolnya masu kedalam badan siliar yang menempel pada ligamen suspensori dan iris. Lapisan

terdalam adalah retina yang tidak mempunyai bagian anterior mengandung reseptor cahaya (

fotoreseptor ) yang terdiri dari sel batang dan sel kerucut. Reseptor cahaya melakukan synap dengan

saraf - saraf bipolar diretina dan kemudian dengan saraf – saraf ganglion diteruskan keserabut saraf

optikus. Sel kerucut lebih sedikit dibanding sel batang. Sel kerucut dapat ditemukan di dekat pusat

retina dan diperkirakan menjadi reseptor terhadap cahaya terang dan penglihatan warna. Sel – sel

batang ditemukan banyak pada daerah perifer retina yang merupakan reseptor terhadap gelap atau

penglihatan malam. Sel – sel batang mengandung rhodopsin yaitu suatu protein fotosintetif yang

cepat berkurang dalam cahaya terang. Regenerasi rhodopsin bersifat lambat tergantung pada

tersedianya vitamin A, mata memerlukan waktu untuk beradaptasi dari terang ke gelap. Defisiensi

vitamin A mempengaruhi kemampuan melihat dimalam hari.

• Ruangan pada mata

Bagian dalam bola mata terdiri dari 2 rongga ; anterior dan posterior. Rongga anterior teletak

didepan lensa, selanjutnya dibagi lagi kedalam dua ruang ; ruang anterior ( antara kornea dan iris )

dan ruang posterior ( antara iris dan lensa ). Rongga anterior berisi cairan bening yang dinamakan

humor aqueous yang diproduksi dalam badan ciliary, mengalir kedalam ruang posterior melewati

pupil masuk keruang anterior dan dikeluarkan melalui saluran schelmm yang menghubungkan iris

dan kornea ( sudut ruang anterior ).

• Iris dan lensa

Iris adalah berwarna, membran membentuk cairan ( bundar ) mengandung dilator involunter dan

otot – otot spingter yang mengatur ukuran pupil. Pupil adalah ruangan ditengah – tengah iris,

ukuran pupil bervariasi dalam merespon intensitas cahaya dan memfokuskan objek ( akomodasi )

untuk memperjelas penglihatan, pupil mengecil jika cahaya terang atau untuk penglihatan dekat.

Page 9: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Lensa mata merupakan suatu kristal, berbentuk bikonfek ( cembung ) bening, terletak dibelakang

iris, terbagi kedalam ruang anterior dan posterior. Lensatersusun dari sel – sel epitel yang dibungkus

oleh membrab elastis, ketebalannya dapat berubah – ubah menjadi lensa cembung bila refraksi lebih

besar.

• Otot – otot mata

Otot – otot mata terdiri dari dua tipe; ekstrinsik dan intrinsik. Otot – otot intrinsi bersifat volunter (

dibawah sadar ), diluar bola mata yang mengontrol pergerakan diluar mata. Otot – otot intrinsik

bersifat involunter ( tidak disadari ) berada dalam badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan

ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.

• Sudut filtrasi

Sudut filtrasi ini terdapat didalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi oleh garis yang

menghubungkan akhir dari membran descemet dan membran bowman lalu ke posterior 0,75 mm,

kemudian kedalam mengelilingi kanal schelmm dan trabekula sampai ke COA. Akhir dari membran

descemet disebut garis schwalbe. Limbus terdiri dari 2 lapisan epitel dan stroma. Epitelnya dua kali

setebal epitel kornea. Didalam stromanya terdapat serat – serat saraf dan cabang akhir dari A. siliaris

anterior. Bagian terpenting dari sudut foltrasi adalah trabekula, yang terdiri dari :

1. Trabekula korneoskeral, serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea dan menuju

kebelakang, mengelilingi kanal schelmm untuk berinsersi pada sklera.

2. Trabekula uveal, serabut berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke skleralspur ( insersi

dari m. siliarir ) dan sebagian ke m. siliaris meridional.

3. serabut berasal dari akhir membran descemet ( garis schwalbe ), menuju kejaringan pengikat m.

siliaris radialis dan sirkularis.

4. Ligamentum pektinatum rudimenter, berasaal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.

Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, jaringan homogen, elastis, dan seluruhnya diliputi endotel.

Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang, sehingga bila ada darah dalam canal

schelmm, dapat terlihat dari luar.

b. Fisiologi Penglihatan

• Cahaya masuk ke mata dan di belokkan (refraksi) ketika melalui kornea dan struktur-struktur lain

dari mata (kornea, humor aqueous, lensa, humor vitreous) yang mempunyai kepadatan berbeda-

beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut kesalahan refraksi.

• Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi

dengan menipiskan dan menebalkan lensa. Pemglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan

ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary yang diikuti dengan relaksasi

ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.

Penglihatan yang terus menerus dapat menimbulkan ketegangan mata karena kontraksi yang

menetap (konstan) dari otot-otot ciliary. Hal ini dapat dikurangi dengan seringnya mengganti jarak

antara objek dengan mata. Akomodasi juga dinbantu dengan perubahan ukuran pupil. Penglihatan

dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.

• Cahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik diteruskan ke

kortek. Serabut-serabut saraf optikus terbagi di optik chiasma (persilangan saraf mata kanan dan

kiri), bagian medial dari masing-masing saraf bersilangan pada sisi yang berlawanan dan impuls

diteruskan ke korteks visual.

• Tekanan dalam bola mata (intra occular pressure/IOP)

Page 10: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Tekanan dalam bola mata dipertahankan oleh keseimbangan antara produksi dan pengaliran dari

humor aqueous. Pengaliran dapat dihambat oleh bendungan pada jaringan trabekula (yang

menyaring humor aquoeus ketika masuk kesaluran schellem) atau dfengan meningkatnya tekanan

pada vena-vena sekitar sclera yang bermuara kesaluran schellem. Sedikit humor aqueous dapat

maengalir keruang otot-otot ciliary kemudian ke ruang suprakoroid. Pemasukan kesaluran schellem

dapat dihambat oleh iris. Sistem pertahanan katup (Valsava manuefer) dapat meningkatkan tekanan

vena. Meningkatkan tekanan vena sekitar sklera memungkinkan berkurangnya humor aquoeus yang

mengalir sehingga dapat meningkatkan IOP. Kadang-kadang meningkatnya IOP dapat terjadi karena

stress emosional.

Anatomi mata itu dibagi menjadi 6 bagian anatomis: (1) adnexa, yang meliputi kelopak mata dan lacrimal apparatus; (2)segmen anterior, terdiri dari konjungtiva, kornea, dan ruang anterior; (3) iris dan lensa; (4) segmen posterior yang terdiri dari humor vitreous, retina,

choroid, dan sklera; (5) otot extraocular; (6) Orbit. Mata adalah suatu struktur sferis berisi cairan yang dibungkus oleh tiga lapisan. Dari luar ke

dalam, lapisan–lapisan tersebut adalah : (1) sklera/kornea, (2) koroid/badan siliaris/iris, dan (3) retina. Sebagian besar mata dilapisi oleh jaringan ikat yang protektif dan kuat di sebelah luar, sklera, yang membentuk bagian putih mata. Di anterior (ke arah depan), lapisan luar terdiri atas kornea transparan tempat lewatnya berkas–berkas cahaya ke interior mata. Lapisan tengah dibawah sklera adalah koroid yang sangat berpigmen dan mengandung pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makan retina. Lapisan paling dalam dibawah koroid adalah retina, yang terdiri atas lapisan yang sangat berpigmen di sebelah luar dan sebuah lapisan syaraf di dalam. Retina mengandung sel batang dan sel kerucut, fotoreseptor yang mengubah energi cahaya menjadi impuls syaraf.

Struktur mata manusia berfungsi utama untuk memfokuskan cahaya ke retina. Semua komponen–komponen yang dilewati cahaya sebelum sampai ke retina mayoritas berwarna gelap untuk meminimalisir pembentukan bayangan gelap dari cahaya. Kornea dan lensa berguna untuk mengumpulkan cahaya yang akan difokuskan ke retina, cahaya ini akan menyebabkan perubahan kimiawi pada sel fotosensitif di retina. Hal ini akan merangsang impuls–impuls syaraf ini dan menjalarkannya ke otak.

Cahaya masuk ke mata dari media ekstenal seperti, udara, air, melewati kornea dan masuk

ke dalam aqueous humor. Refraksi cahaya kebanyakan terjadi di kornea dimana terdapat pembentukan bayangan yang tepat. Aqueous humor tersebut merupakan massa yang jernih yang menghubungkan kornea dengan lensa mata, membantu untuk mempertahankan bentuk konveks dari kornea (penting untuk konvergensi cahaya di lensa) dan menyediakan nutrisi untuk endothelium kornea. Iris yang berada antara lensa dan aqueous humor, merupakan cincin berwarna dari serabut otot. Cahaya pertama kali harus melewati pusat dari iris yaitu pupil. Ukuran pupil itu secara aktif

Page 11: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

dikendalikan oleh otot radial dan sirkular untuk mempertahankan level yang tetap secara relatif dari cahaya yang masuk ke mata. Terlalu banyaknya cahaya yang masuk dapat merusak retina. Namun bila terlalu sedikit dapat menyebabkan kesulitan dalam melihat. Lensa yang berada di belakang iris berbentuk lempeng konveks yang memfokuskan cahaya melewati humour kedua untuk menuju ke retina.

Untuk dapat melihat dengan jelas objek yang jauh, susunan otot siliare yang teratur secara sirkular akan akan mendorong lensa dan membuatnya lebih pipih. Tanpa otot tersebut, lensa akan tetap menjadi lebih tebal, dan berbentuk lebih konveks. Manusia secara perlahan akan kehilangan fleksibilitas karena usia, yang dapat mengakibatkan kesulitan untuk memfokuskan objek yang dekat yang disebut juga presbiopi. Ada beberapa gangguan refraksi lainnya yang mempengaruhi bantuk kornea dan lensa atau bola mata, yaitu miopi, hipermetropi dan astigmatisma.

Selain lensa, terdapat humor kedua yaitu vitreous humor yang semua bagiannya dikelilingi oleh lensa, badan siliar, ligamentum suspensorium dan retina. Dia membiarkan cahaya lewat tanpa refraksi dan membantu mempertahankan bentuk mata.

Bola mata terbenam dalam corpus adiposum orbitae, namun terpisah darinya oleh selubung fascia bola mata. Bola mata terdiri atas tiga lapisan dari luar ke dalam, yaitu :

1. Tunica Fibrosa Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opaque atau sklera dan bagian anterior yang

transparan atau kornea. Sklera merupakan jaringan ikat padat fibrosa dan tampak putih. Daerah ini relatif lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh perbesaran cavum subarachnoidea yang mengelilingi nervus opticus. Jika tekanan intraokular meningkat, lamina fibrosa akan menonjol ke luar yang menyebabkan discus menjadi cekung bila dilihat melalui oftalmoskop.

Sklera juga ditembus oleh n. ciliaris dan pembuluh balik yang terkait yaitu vv.vorticosae. Sklera langsung tersambung dengan kornea di depannya pada batas limbus. Kornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefraksikan cahaya yang masuk ke mata. Tersusun atas lapisan-lapisan berikut ini dari luar ke dalam sama dengan: (1) epitel kornea (epithelium anterius) yang bersambung dengan epitel konjungtiva. (2) substansia propria, terdiri atas jaringan ikat transparan. (3) lamina limitans posterior dan (4) endothel (epithelium posterius) yang berhubungan dengan aqueous humour.

2. Lamina vasculosa Dari belakang ke depan disusun oleh sama dengan : (1) choroidea (terdiri atas lapis luar

berpigmen dan lapis dalam yang sangat vaskular) (2) corpus ciliare (ke belakang bersambung dengan choroidea dan ke anterior terletak di belakang tepi perifer iris) terdiri atas corona ciliaris, procesus ciliaris dan musculus ciliaris (3) iris (adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di pusatnya yaitu pupil) iris membagi ruang diantara lensa dan kornea menjadi camera anterior dan posterior, serat-serat otot iris bersifat involunter dan terdiri atas serat-serat sirkuler dan radier.

3. Tunica sensoria (retina) Retina terdiri atas pars pigmentosa luar dan pars nervosa di dalamnya. Permukaan luarnya

melekat pada choroidea dan permukaan dalamnya berkontak dengan corpus vitreum. Tiga perempat posterior retina merupakan organ reseptornya. Ujung anterior membentuk cincin berombak, yaitu ora serrata, di tempat inilah jaringan syaraf berakhir. Bagian anterior retina bersifat non-reseptif dan hanya terdiri atas sel-sel pigmen dengan lapisan epitel silindris di bawahnya. Bagian anterior retina ini menutupi procesus ciliaris dan bagian belakang iris.

Di pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong kekuningan, macula lutea, merupakan daerah retina untuk penglihatan paling jelas. Bagian tengahnya berlekuk disebut fovea sentralis.

Nervus opticus meninggalkan retina lebih kurang 3 mm medial dari macula lutea melalui discus nervus optici. Discus nervus optici agak berlekuk di pusatnya yaitu tempat dimana ditembus oleh a. centralis retinae. Pada discus ini sama sekali tidak ditemui coni dan bacili, sehingga tidak peka

Page 12: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

terhadap cahaya dan disebut sebagai bintik buta. Pada pengamatan dengan oftalmoskop, bintik buta ini tampak berwarna merah muda pucat, jauh lebih pucat dari retina di sekitarnya.

Anatomi dan Fisiologi Pada Mata

Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk

ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari :

1) Palpebra

Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan

konjungtiva.

Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai jendela memberi

jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata.

2) Rongga mata

Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yang berada di

dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjar air mata,

pembuluh darah

3) Bola mata Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:

o Otot-otot penggerak bola mata o Dinding bola mata yang teriri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali sebagai dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.

o Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing-masing

4) Sistem kelenjar bola mata

Terbagi menjadi dua bagian: o Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata

o Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke dalam rongga hidung KEBUTAAN

Cedera dan penyakit pada mata bisa mempengaruhi penglihatan. Kejernihan penglihatan disebut ketajaman visuil, yang berkisar dari penglihatan penuh

sampai ke tanpa penglihatan. Jika ketajaman menurun, maka penglihatan menjadi kabur.

Ketajaman penglihatan biasanya diukur dengan skala yang membandingkan penglihatan seseorang pada jarak 20 kaki dengan seseorang yang memiliki ketajaman penuh.

Visuil 20/20 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki dengan ketajaman penuh; sedangkan visuil 20/200 artinya seseorang melihat benda pada jarak 20 kaki, yang oleh orang dengan ketajaman penuh benda tersebut terlihat pada jarak 200 kaki.

Secara teoritis, kebutaan terjadi jika ketajaman penglihatan lebih buruk dari 20/200 meskipun

telah dibantu dengan kaca mata maupun lensa kontak. Penyebab kebutaan

Kebutaan bisa terjadi karena berbagai alasan:

- cahaya tidak dapat mencapai retina - cahaya tidak terfokus sebagaimana mestinya pada retina

Page 13: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

- retina tidak dapat merasakan cahaya secara normal - kelainan penghantaran gelombang saraf dari retina ke otak

- otak tidak dapat menterjemahkan informasi yang dikirim oleh mata.

Beberapa penyakit yang bisa menyebabkan kebutaan: # Katarak # Kelainan refraksi

# Ablasio retina # Retinitis pigmentosa

# Diabetes # Degenerasi makuler # Sklerosis multipel

# Tumor kelenjar hipofisa # Glaukoma

# Kelainan pada daerah otak yang mengolah gelombang visuil akibat stroke, tumor atau penyakit lainnya.

B. Mekanisme, patofisiologi, dan patogenesis infeksi mata

Allergic conjunctivitis dikarenakan oleh respon immune tipe I kepada allergen. allergen

berikatan dengan cell mast dan terjadi cross-linking dengan IgE, membuat degranulasi cell mast dan inisiasi cascade inflamasi. Ini membuat pelepasan histamine oleh cell mast, begitu

juga mediator lain seperti tryptase, chymase, heparin, chondroitin sulphate, prostaglandins, thromboxane, and leukotrienes. Histamine dan bradykinin menstimulate nociceptors, membuat gatal, menaikan permiabilitas vascular, vasodilatasi, kemerahan, dan injeksi

conjuctiva.

Infective conjunctivitis terjadi sebagai hasil dari berkrangnya pertahanan dan kontaminasi dari luar. Infectious pathogen bisa menyerang dari darah atau kelenjar dan berkembang di conjunctival mucosal cells. Semua infeksi bacterial dan viral membuat leukocyte atau

cascade inflamasi lymphe menarik sel darah putih dan merah ke daerah infeksi. Sel darah putih ini mencapai permukaan conjuctiva dan berakumulasi disana bergerak melalui

permiabilitas yang rendah dan dilatasi capiler.

C. Faktor resiko penyakit mata merah

biasanya pada anak anak, dan bisa sampe usia 25. sering terjadi pada orang orang yang berhubungan langsung dengan penderita atau orang orang yang bekerja pada lingkungan kering.

D. Membedakan penyebab konjungtivitis karena virus, bakteri, jamur, dll

1. Bacterial Conjunctivitis

Riwayat:

Page 14: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

Konjungtivitis karena bakteri mempunyai beberapa varian berdasarkan dengan durasi nya. Ada yang hiperakut (12-24 jam), akut (kurang dari 4 minggu), kronis (lebih dari 4 minggu).

Akut dan kronis biasanya terjadi unilateral atau hanya pada salah satu mata. Discharge yang keluar biasanya mulai dari bentuk mucoid yang ringan sampai moderat, atau mucopurulen.

Gatal yang ringan biasa ditemui, jika gatal lebih dominan maka diduga alergi. Photophobia ringan. Pada sexual history pernah mengalami vaginitis, vicitis, atau urethritis yang mungkin ditemui pada kasus yang kronis.

Temuan Pemeriksaan:

- Red injected eye - Purulen atau mucopurulen discharge - Pembengkakan kelopak mata

- Chemosis: edema konjungtiva - Preaulicular lymphadenophaty: lebih biasa pada infeksi virus.

Treatment: Hyperacute Conjunctivitis dan Gonococal Conjunctivitis Jika ditemukan gram negatif diplococus pada pengecatan gram, dapat dirawat dengan

ceftriaxone 1 g intra muscular Acute Conjunctivitis

Jika tidak ada kontraindikasi bisa diberikan obat antibiotik spektrum luas. Contoh:Trimethoprim-polymixin QID, Ofloxacin QID, Ciprofloxacin QID, Bacitracin-erythromicin ointment QID

Chronic Conjunctivitis Inklusi chlamidia konjungtivitis dirawat dengan

- Oral antibiotik: doxycicline 100mg po BID; tetracicline 250-500 mg po QID; erythromicin 250-500 po BID atau clarythomicin 250-500 po BID

- Salep topical: erythromicin, tetracicline, sulfacetamide 2-3 kali sehari selama 2-3 minggu.

2. Viral Conjunctivitis Riwayat:

Biasanya akut (kurangdari 4 minggu). Terjadi secara bilateral, tetapi diawali dengan infeksiunilateral dan setelah beberapa hari kemudian menjadi bilateral. Discharge biasanya berair dengan scant withish mucus. Gejala biasanya ada riwayat infeksi saluran pernafasan

atas ataukontak dengan orang yang menderita mata merah. Gatal dan rasa panas serta photophobia ringan dapat dijumpai. Bisa ditemukan juga demam, biasanya dihubungkan

dengan pharyngoconjunctival fever. Temuan Pemeriksaan:

- Kelopak yang merah dan membengkak - Preauricular limfonodi yang palpable

- Folikel palpebra konjungtiva inferior - Discharge berair

DD: Corneal Ulcer, Anterior Chamber Cells, Hypopyon(pelapisan oleh sel darah putih pada

ruang anterior) Treatment:

- Biasanyatreatmentsuportive karena self-limited - Air mata buatan tanpa pengawet 4-6 kali sehari - Jika gatal bisa diberikan naphazoline/pheniramine drop QID

- Kompres dingin - Menasihati pasien bahwa penyakitnya sangat menular sehingga hindari menyentuh mata dan

kurangi kontak dengan orang lain.

Page 15: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

3. Allergic Conjunctivitis Riwayat:

Biasanya singkat dan pasien mempunyai riwayat alergi seperti alergi debu, serbuk sari, kotoran binatang, atau UV.

Gejala: - Gatal - Discharge berair

- Mata merah Temuan Pemeriksaan:

- Mata merah - Stringy, discharge putih - Pembengkakan kelopak mata

- Chemosis - Konjungtiva papilae

Treatment: - Hindari alergen - Kompres dingin

- Air mata buatan tanpa pengawet 4-6 kali sehari dipadu dengan vasoconstrictor/antihistamine - Pertimbangkan antihistaminoral atau topical untuk kasus yang berat

4. Subconjunctival Hemorrhage Riwayat: Trauma pada saat menggaruk mata, hipertensi, mempunyai riwayat kelainan pembekuan

darah, pengobatan dengan aspirin, atau idiopatik. Temuan Pemeriksaan:

- Biasanya asimtomatik - Mata merah - Warna merah menyala dan gelap darah di bawah konjungtiva, biasanya sectoral

- Jika ada perdarahan 3600 Subconjunctival hemorrhage maka harus mengeliminasi ruptur globe dulu.

Treatment: - Tidak ada treatmentyang dibutuhkan - Tetes mata buata

- Obat antikoagulan dihentikan

E. Diagnosis klinis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tamban

hd bacterial

-historinya hyperacute (12-14jam), acute kurang dari 4 minggu, dan chronic lebih dari 4 minggu

-akut dan kronik biasanya unilateral -biasanya ada discharge sebagai tanda mild sampai sedang -ada rasa gatal

-chemosis -merah

viral -inferior palpebral conjuctival follicles -biasanya acute

-whitish mucose -preauiclar lymph node teraba

-merah

Page 16: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

allergic -gatal

-kelopak mata bengkaj -merah

-preauriculer lymph tdk teraba F. Penatalaksanaan konjungtivitis (drug of choice, rasionalisasi terapi)

Untuk viral: tetes mata acyclovoir atau trifluridine. Untuk allergic: tetes mata antihistamin seperti vasocon-A ata resep olopatadine ophthalmic

dan anti hstamin oral bisa mengurangi gatalnya. Untuk bacterial: tetes mata sodium sulfacetamide atau azytromisin atau norfloxasin. G.

Epidemiologi dan pencegahan konjungtivitis

Pencegahanya sebenarnya cukup simple, yaitu sering mencuci tanan dan jangan menggosok mata karena bisajadi tangan sedang kotor. Biasanya adenovirus yg juga bisa menyebabkan conjunctivitis kejadiianya tinggi pada musim panas, nah kebetulan kita sering bgt tuh musim

panas, jadi hati” dengan debu kering yang berterbangan juga.

Penyebaran juga bisa melalui benda benda yang sering bersentuhan dengan mata kita, seperti bantal, tissue dan sapu tangan, jadi sebisa mungkin tidak saling meminjam dan menjaga kebersihanya.

Kalo memed mau lihat gambar-gambar mata sakit bisa dibuka di

http://www.klinikmatanusantara.com/index.php?option=com_content&task=view&id=152&Itemid=9

Sementara itu dulu ya....masih ada field yang masih kosong kandi learning objective, tapi insyaallah mimin Nata mau nambahin kok ntar. Indahny dunia jika kita berbagi..regards,

Anti-Remed.. Kontributor:

GalihArya JrNata

Referensi:

1. Emergency Ophthalmology a Rapid Treatment Guide Kenneth C. Chern, MD 2. http://blog.ilmukeperawatan.com/anatomi-mata-dan-fisiologi-mata.html

3. http://doctorology.net/?p=105 4. http://i-comers.com/showthread.php?t=6926

http://bestpractice.bmj.com/

http://www.umm.edu/altmed/articles/conjunctivitis-000040.htm

Gimana sih proses terjadinya air mata?

3 tahun lalu Lapor Penyalahgunaan

Page 17: Anatomi dan fisiologi alat penglihatan

dr. Andre Zaini

Jawaban Terbaik - Dipilih oleh Suara Terbanyak Terdapat 3 macam tipe dasar air mata :

1. Air mata basal : pada mata yang sehat, kornea selalu dipertahankan tetap basah dan menghambat

masuknya debu. Beberapa kandungan didalamnya juga melawan infeksi bakteri sebagai bagian dari

sistem kekebalan tubuh.

2. Air mata refleks : yang disebabkan karena adanya iritasi oleh benda asing, atau karena adanya

suatu bahan iritasi seperti uap bawang putih. Air mata ini berusaha mengeluarkan iritan yang telah

kontak dengan mata.

3. Air mata tangisan (air mata psikis) : yang disebabkan karena stres emosional yang kuat, depresi

atau nyeri fisik.

Bukan hanya emosi yang bersifat negatif, seseorang juga menangis saat dalam keadaan sangat

bahagia.

Cara timbulnya air mata psikis berbeda dengan air mata jenis lain. Terdapat sistem yang disebut

sistem limbik yang terlibat dalam produksinya. Khususnya organ yang disebut hipotalamus. Cabang

parasimpatis dari sistem otonom mengatur kelenjar lakrimasi (air mata) melalui neurotransmiter

asetilkolin melalui reseptor nikotinik dan muskarinik. Ketika kedua reseptor ini teraktivasi maka

kelenjar air mata akan menghasilkan air mata.

Dipilih oleh Penanya Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi untuk membersikan mata. Kata

lakrimasi juga dapat digunakan merujuk pada menangis. Emosi yang kuat juga dapat menyebabkan

menangis, walaupun kembanyakan mamalia darat memiliki sistem lakrimasi untuk membiarkan

mata mereka basah, manusia adalah mamalia satu-satunya yang memiliki emosi air mata.

Secara normal air mata membasuh kornea dalam hitungan detik tanpa kita sadari. Walaupun terlihat

sepele, tetapi mata kita bisa rusak bila tidak terlindungi air mata.

Air mata juga bisa terpicu oleh suasana hati. Saat sedih, air mata akan keluar lebih banyak dari

biasanya. Keluarnya air mata bukan hanya membersihkan mata kita, tetapi juga bisa melegakan hati.

Saat kita menangis, maka seluruh beban dalam diri pun tergelontor keluar.