Anatomi Dan Fisiologi

66
Anatomi dan Fisiologi Hidung dan Tenggorokan Pembimbing : dr. Satrio Prodjohoesodo, Sp. THT Oleh : Fauziah Budi (2007730052) BAGIAN THT RSUD CIANJUR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012 REFRESING

Transcript of Anatomi Dan Fisiologi

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi

Anatomi dan Fisiologi Hidung dan Tenggorokan

Pembimbing : dr. Satrio Prodjohoesodo, Sp. THTOleh : Fauziah Budi (2007730052)

BAGIAN THT RSUD CIANJURFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2012

REFRESING

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi

ANATOMI HIDUNG

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi

Pendahuluan• Untuk mengetahui penyakit dan kelainan

hidung, misalnya sumbatan hidung perlu diketahui dulu tentang anatomi hidung. Hidung terdiri dari hidung bagian luar atau piramid hidung dan rongga hidung dengan pendarahan serta persarafannya, serta fisiologi hidung.

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi

CAVUM NASI• Apertura Nasalis Anterior

(=Nares Anterior)• Apertura Nasalis Posterior (=

CHOANAE)• Septum Nasi

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi
Page 6: Anatomi Dan Fisiologi

SEPTUM NASILamina perpendicularis ossis ethmoidalis

Os vomer

Cartilago septalis

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi

CHONCHA NASALES

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi

Ruang antara concha

• Meatus nasi superior• Meatus nasi

media• Meatus nasi

inferior

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi

PENDARAHAN HIDUNG

• Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.maksilaris interna

• Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari cabang-cabang a.fasialis

• Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina, a.etmoid anterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus Kiesselbach.

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi
Page 11: Anatomi Dan Fisiologi

PERSARAFAN HIDUNG

• Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis anterior

• Rongga hidung lainnya, sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari n.maksila melalui ganglion sfenopalatinum.

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi

DINDING LATERAL

n.ethmoidalis anterior

n.palatina major et minor

Bulbus olfactorius

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi

Peranan Hidung

• Sebagai jalan napas• Pengatur kondisi udara• Sebagai penyaring dan pelindung• Indra penghidu• Resonansi suara• Proses bicara• Reflek nasal

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi

Secara embriologik sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung dan perkembangannya dimulai pada fetus usia 3-4 bulan, kecuali sinus sfenoid dan sinus frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada sejak anak lahir, sedangkan sinus frontal berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 8 tahun.

SINUS PARANASALIS

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi

SINUS PARANASALIS

• Sinus frontalis• Sinus ethmoidalis• Sinus sphenoidalis• Sinus maxillaris

Page 16: Anatomi Dan Fisiologi

Anatomi Sinus

Page 17: Anatomi Dan Fisiologi

SINUS FRONTALIS

Page 18: Anatomi Dan Fisiologi

• Sinus frontal dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita dan fosa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontal mudah menjalar ke daerah ini.• Sinus frontal berdrainase melalui ostiumnya

yang terletak di resesus frontal.• Tidak adanya gambaran septum-septum atau

lekuk-lekuk dinding sinus pada foto Rontgen menunjukkan adanya infeksi sinus.

Page 19: Anatomi Dan Fisiologi

SINUS SPHENOIDALIS

Page 20: Anatomi Dan Fisiologi

• Sinus sfenoid terletak dalam os sfenoid di belakang sinus etmoid posterior.

• Sinus sfenoid di bagi menjadi dua oleh sekat yang disebut septum intersfenoid.

• Sebelah superior terdapat fosa serebri media dan kelenjar hipofisa,

• Sebelah inferiornya atap nasofaring,• Sebelah lateral berbatasan dengan sinus kavernosus dan a.

Karotis interna dan• Disebelah posteriornya berbatasan dengan fosa serebri

posterior di daerah pons.

Page 21: Anatomi Dan Fisiologi

SINUS ETHMOIDALIS

• Terdiri rongga-rongga kecil (cellulae ethmoidalis)

• Cellulae ethmoidalis anterior,medialis & posterior

Cellulae ethmoidalis

Page 22: Anatomi Dan Fisiologi

• Sinus etmoid anterior yang bemuara di meatus medius• Sinus etmoid posterior yang bermuara di meatus superior.• Bagian anterior ada bagian yang sempit yang disebut

resesus frontal berhubungan sinus frontal• Atap sinus etmoid disebut fovea etmoidalis yang

berbatasan dengan lamina kribrosa• Dinding lateral adalah lamina papirasea yang membatasi

sinus etmoid dengan rongga orbita• Bagian belakang sinus etmoid posterior berbatasan dengan

sinus sphenoid.

Page 23: Anatomi Dan Fisiologi

• Terbesar, btk segitiga, didalam os maxilla• Dinding anteriornya adalah permukaan fasial os

maksila yang disebut fosa kanina.• Dinding posterior adalah permukaan infra

temporal maksila.• Dinding medial adalah dinding lateral rongga

hidung. • Dinding superior adalah dasar orbita.• Dinding inferiornya adalah prosesus alveolaris

dan palatum.

SINUS MAXILLARIS

Page 24: Anatomi Dan Fisiologi

Sinus maxillaris

Concha nasalis inferior

Cavum nasi

Page 25: Anatomi Dan Fisiologi

Peranan sinus paranasalis• Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)• Sebagai penahan suhu (termal insulators) • Membantu keseimbangan kepala• Membantu resonansi suara• Peredam perubahan tekanan udara• Membantu produksi mukus untuk

membersihkan rongga hidung.• Mengurangi berat dari tengkorak.

Page 26: Anatomi Dan Fisiologi

TENGGOROKAN

Page 27: Anatomi Dan Fisiologi

EMBRIOLOGI

• Foregut- rongga mulut- faring - esofagus - dll

Page 28: Anatomi Dan Fisiologi

RONGGA MULUT

BIBIR• Pintu masuk bersfingter anterior menuju ke rongga mulut• Spingter m. Orbiculasris oris, dipersarafi cabang mandibula

lateralis & bukal n. facialis.

Page 29: Anatomi Dan Fisiologi

LIDAH• Organ muskular yang aktif• Dorsum papillae, m. Genioglossus, N. Hypoglossus (N. XII)• Ventral

Page 30: Anatomi Dan Fisiologi

LIDAH

Sensasi kecap • 2/3 anterior lidah dibawa oleh corda timpani, kemudian

berjalan bersama n. Facialis• 1/3 posterior oleh N. glossopharyngeus.

Page 31: Anatomi Dan Fisiologi

ATAP MULUT

• Palatum durum• Palatum molle• Uvula

Page 32: Anatomi Dan Fisiologi

PEMBAGIAN

• Nasofaring : 1/3 bagian atas, bagian pernafasan dari faring & tidak dapat bergerak kecuali palatum mole bagian bawah

• Orofaring :bagian tengah faring, meluas dari batas bawah palatum mole- permukaan lingual epiglotis

• Hipofaring : daerah jalan nafas bagian atas yang terpisah dengan saluran cerna bagian atas

Page 33: Anatomi Dan Fisiologi

FARING

Kantong fibromuskuler, bentuk seperti corong

Dimulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke

esofagus setinggi vertebra servikalis ke-6.

Ke atas rongga hidung melalui koana

Ke depan rongga mulut melalui ismus orofaring,

laring dibawah berhubungan melalui aditus laring

Ke bawah esofagus

Page 34: Anatomi Dan Fisiologi

UNSUR-UNSUR

• Meliputi mukosa, palut lendir (mucous blanket), otot– Mukosa : tergantung pada letaknya• Pada nasofaring mukosanya bersilia, sedang epitelnya

torak berlapis yang mengandung sel goblet. • Di bagian bawahnya, yaitu orofaring dan laringofaring

epitelnya gepeng berlapis dan tidak bersilia.• Di sepanjang faring banyak sel jaringan limfoid

(pertahanan tubuh terdepan)

Page 35: Anatomi Dan Fisiologi

OTOT FARING 1. Otot-sirkular

m.konstriktor faring superior, media dan inferiorKerja untuk mengecilkan lumen faring.Otot dipersarafi oleh n.vagus (n.X)

2. Otot longitudial- m.stilofaring: melebarkan faring dan menarik laring dipersarafi oleh n.IX- m.palatofaring: mempertemukan ismus orofaring dan menaikkan bagian bawah faring dan laring dipersarafi n. XKerja sebagai elevator, penting saat menelan.

Page 36: Anatomi Dan Fisiologi

Pada PALATUM MOLLE

M.levator veli palatini untuk menyempitkan ismus faring dan

memperlebar ostium tuba eustacius.

M. tensor veli palatini untuk mengencangkan bagian anterior palatum

mole dan membuka tuba eustachius

M. palatoglosus menyempitkan ismus faring.

M. palatofaring membentuk arkus posterior faring

M. azigos uvula kerjanya memperpendek dan menaikkan uvula ke

belakang atas

Semua otot ini dipersarafi oleh nervus vagus

Page 37: Anatomi Dan Fisiologi

PENDARAHAN FARING

• Cabang a.karotis eksterna

(cabang faring asenden dan

cabang fausial)

• Cabang a.maksila interna

yaitu cabang palatina

superior.

Page 38: Anatomi Dan Fisiologi

PERSARAFANPleksus dibentuk oleh cabang faring dari n.vagus, cabang dari n.glosofaring dan serabut simpatis.

Page 39: Anatomi Dan Fisiologi

NASOFARING• Batas atas : dasar

tengkorak• Batas bawah : palatum

mole• Batas depan : Rongga

Hidung• Batas belakang :

Vetebra servikal

Page 40: Anatomi Dan Fisiologi

Struktur • Dinding posterior meluas kearah

kubah : jaringan adenoid• Terdapat jaringan limfoid pada

dinging faringeal lateral dan pada resesus faringeus (fossa Rosenmuller)

• Torus tubarius• Koana posterior rongga hidung• Foramina kranial, foramen jugularis• Struktur pem. darah yang

berdekatan dengan sinus petrosus inferior

• Tualng temporalis bagian petrosa• Ostium dari sinus- sinus sfenoid

Page 41: Anatomi Dan Fisiologi

OROFARING= mesofaring• batas atas :

palatum mole• batas bawahnya :

tepi atas epiglotis• Batas depan :

rongga mulut• Batas belakang :

vertebra servikal.

Page 42: Anatomi Dan Fisiologi

DINDING POSTERIOR FARING

• Terlibat pada radang akut atau radang kronik faring, abses retrofaring, serta gangguan otot bagian tersebut.

• Gangguan otot posterior faring bersama-sama dengan otot palatum mole berhubungan dengan gangguan n.vagus.

Page 43: Anatomi Dan Fisiologi

FOSA TONSIL• Dibatasi oleh arkus faring

anterior & posterior. • Batas lateral:

m.konstriktor faring superior.

• Batas atas: fossa supratonsil.

• Berisi jaringan ikat jarang dan biasanya merupakan tempat nanah memecah ke luar bila terjadi abses.

Page 44: Anatomi Dan Fisiologi

TONSIL• Tonsil adalah massa yang

terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya.

• Terdapat macam tonsil yaitu tonsil faringal (adenoid), tonsil palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin waldeyer.

Page 45: Anatomi Dan Fisiologi

LARINGOFARING (HYPOFARING)

• Batas laringofaring superior : tepi atas epiglotis

• Batas anterior: laring• Batas inferior :

esofagus • Batas posterior :

vertebra servikal.

Page 46: Anatomi Dan Fisiologi

LARINGOFARING (HYPOFARING) • Valekula dibentuk oleh lig.

glosoepiglotika medial dan lig. glosoepiglotika lateral pada tiap sisi. = “ kantong pil” ( pill pockets)

• Dibawah valekula terdapta epiglotis. • Epiglotis berfungsi untuk melindungi

(proteksi) glotis ketika menelan minuman atau bolus makanan, pada saat bolus tersebut menuju ke sinus piriformis dan ke esofagus.

• Nervus laring superior berjalan dibawah dasar sinus piriformis pada tiap sisi laringofaring. Berfungsi dalam pemberian anestesia lokal di faring dan laring pada tindakan laringoskopi langsung

Page 47: Anatomi Dan Fisiologi

RUANG FARINGAL

• Ruang retrofaring anterior (dinding belakang faring terdiri dari mukosa faring, fasia faringbasilaris, dan otot faring, berisi jaringan ikat dan fasia prevetebralis. Klinis : karena ruang retrofaring banyak kelenjar limfa abses retrofaring pecah tumpah nanah ke ruang retrofaring

• Ruang parafaring bentuk kerucut dibagi menjadi 2 oleh os stiloid, bagian anterior lebih luasa dan dapat mengalami supurasi akibat tonsil meradang, mastoditis, atau karies dentis.

Page 48: Anatomi Dan Fisiologi

FUNGSI FARING

Terutama untuk pernapasan, menelan, resonansi suara dan artikulasi.

Page 49: Anatomi Dan Fisiologi

PENELANAN• 3 tahap:

1. gerakan makanan dari mulut ke faring secara volunter

2. tahap kedua, transport makanan melalui faring

3. tahap ketiga, jalannya bolus melalui esofagus, keduanya secara involunter.

Page 50: Anatomi Dan Fisiologi

PENELANAN

pengunyahan makanan pada 1/3

lidah

Elevasi lidah dan palatum mole

mendorong bolus ke orofaring

Otot supra hiod berkontraksi, elevasi tulang

hioid dan laring intrinsik berkontraksi dalam gerakan

seperti sfingter untuk mencegah aspirasi

Gerakan kuat dari lidah bagian belakang mendorong makanan kebawah melalui orofaring, gerakan dibantu

oleh kontraksi otot konstriktor faringis media

dan superior

Bolus dibawa melalui introitus esofagus ketika otot konstriktor faringis

inferior berkontraksi dan otot krikofaringeus

berelaksasi

Page 51: Anatomi Dan Fisiologi

PROSES BERBICARAPada saat berbicara dan menelan terjadi gerakan terpadu dari otot-otot

palatum dan faring

Pendekatan palatum mole kearah dinding belakang

faring

Gerakan penutupan ini terjadi sangat cepat dan melibatkan mula-mula m.salpingofaring dan

m.palatofaring, kemudian m.levator veli palatine

bersama-sama m.konstriktor faring superior

Pada gerakan penutupan nasofaring m.levator veli palatini menarik palatum

mole ke atas belakang hampir mengenai dinding

posterior faring

Jarak yang tersisa ini diisi oleh tonjolan (fold of)

Passavant pada dinding belakang faring yang terjadi akibat 2 macam mekanisme,

yaitu pengangkatan faring sebagai hasil gerakan

m.palatofaring (bersama m,salpingofaring) oleh

kontraksi aktif m.konstriktor faring superior.

Page 52: Anatomi Dan Fisiologi

LARING Batas atas : aditus laring. Batas bawahnya : bidang yang

melalui pinggir bawah kartilago krikoid.

Batas depannya: permukaan belakang epiglotis.

Batas lateralnya: membran kuadrangularis, kartilago aritenoid, konus elastikus dan arkus kartilago krikoid.

Batas belakangnya : m.aritenoid transversus dan lamina kartilago krikoid.

Page 53: Anatomi Dan Fisiologi

LARINGTulang rawan yang menyusun laring

adalah:- kartilago epiglotis- kartilago krikoid- kartilago aritenoid- kartilago kornikulata- kartilago tiroid- kartilago cuneiformis- kartilago tritisea

Page 54: Anatomi Dan Fisiologi

OTOT

Laring........

Otot-otot ekstrinsik terletak : - diatas tulang hioid (suprahioid)

- m.digastrikus- m.geniohioid- m.stilohioid dan- m.milohioid

- dan ada yang terletak di bawah tulang hioid (infrahioid):- m.sternohioid- m.omohioid dan - m.tirohioid

Otot-otot intrinsik :bagian lateral laring• m.krikoaritenoid lateral• m.tiroepiglotika• m.vokalis• m.tiroaritenoid• m.ariepiglotika dan • m.kriko tiroidbagian posterior• m.aritenoid transversum• m.aritenoid oblik dan • m.krikoaritenoid posterior.

Page 55: Anatomi Dan Fisiologi
Page 56: Anatomi Dan Fisiologi
Page 57: Anatomi Dan Fisiologi

RONGGA LARINGDengan adanya lipatan mukosa pada ligamentum vokale dan ligamentum ventrilukare plika vokalis (pita suara asli) dan plika ventrikularis (pita suara palsu).

Membagi rongga laring dalam 3 bagian, yaitu :1. vestibulum laring rongga laring yang terdapat di

atas plika ventrikularis2. glotik3. subglotik rongga laring yang terletak di bawah

pita suara (plika vokalis)

Page 58: Anatomi Dan Fisiologi

PERSYARAFAN Laring dipersarafi oleh cabang-cabang nervus vagus :1. n.laringis superior

mempersarafi m.krikotiroid, sehingga memberikan sensasi pada mukosa laring di bawah pita suara

2. n.laringis inferiormerupakan lanjutan dari n.rekuren setelah saraf itu memberikan cabangnya menjadi ramus kardia inferior

Page 59: Anatomi Dan Fisiologi

PENDARAHAN • Terdiri dari 2 cabang:1. a.laringis superior merupakan

cabang dari a.tiroid superior2. a.laringis inferior merupakan

cabang. dari a.tiroid inferior

Page 60: Anatomi Dan Fisiologi

FISIOLOGI LARING• Laring berfungsi untuk proteksi, batuk, respirasi,

sirkulasi, menelan, emosi serta fonasi.• Fungsi laring untuk proteksi – mencegah makanan dan benda asing masuk ke dalam

trakea– dengan jalan menutup aditus laring dan rima glotis secara

bersamaan. – Terjadinya penutupan aditus laring ialah karena

pengangkatan laring ke atas akibat kontraksi otot-otot ekstrinsik laring.

– Dalam hal ini kartilago aritenoid bergerak ke depan akibat kontraksi m. tiroaritenoid dan m. aritenoid.

– Selanjutnya m. ariepiglotika berfungsi sebagai sfingter.

Page 61: Anatomi Dan Fisiologi

FISIOLOGI LARING

Penutupan rima glottis terjadi karena adduksi plika vokalis. Kartilago aritenoid kiri dan kanan mendekat karena adduksi otot-otot intrinsik.

Page 62: Anatomi Dan Fisiologi

FISIOLOGI LARING• Fungsi respirasi dari laring ialah dengan mengatur

besar kecilnya rima glitotis. Bila m. krikoaritenoid posterior berkontraksi akan menyebabkan prosesus vokalis aritenoid bergerak ke lateral, sehingga rima glotis terbuka.

• Dengan terjadinya perubahan tekanan udara di dalam traktus trakeobronkial akan dapat mempengaruhi sirkulasi darah dari alveolus, sehingga mempengaruhi sirkulasi darah tubuh. Dengan demikian laring berfungsi juga sebagai alat pengatur sirkulasi darah 4.

Page 63: Anatomi Dan Fisiologi

FISIOLOGI LARING

Fungsi laring dalam membantu proses menelan ialah dengan 3 mekanisme, yaitu gerakan laring bagian bawah ke atas, menutup aditus laringis dan mendorong bolus makanan turun ke hipofaring dan tidak mungkin masuk ke dalam laring.

Page 64: Anatomi Dan Fisiologi

FISIOLOGI LARING• Laring juga mempunyai fungsi untuk mengekspresikan emosi,

seperti berteriak, mengeluh, menangis, dan lain-lain. • Fungsi laring yang lain ialah untuk fonasi, dengan membuat

suara serta menentukan tinggi rendahnya nada. – Tinggi rendahnya nada diatur oleh peregangan plika vokalis.– Bila plika vokalis dalam aduksi, maka m. krikotiroid akan merotasikan

kartilago tiroid ke bawah dan ke depan, menjauhi kartilago aritenoid. Pada saat yang bersamaan m. krikoaritenoid posterior akan menahan atau menarik kartilago aritenoid ke belakang. Plika vokalis kini dalam keadaan yang efektif untuk berkontraksi.

– Sebaliknya kontraksi m. krikoaritenoid akan mendorong kartilago aritenoid ke depan, sehingga plika vokalis akan mengendor. Kontraksi serta mengendornya plika vokalis akan menentukan tinggi rendahnya nada.

Page 65: Anatomi Dan Fisiologi

• Pembentukan suara dalam larynx – Pelepasan udara ekspirasi secara terputus-putus lewat plica vocalis

yang sedang aduksi akan menggetarkannya, dan menghasilkan suara.

– Frekuensi atau tinggi, suara ditentukan oleh perubahan panjang dan ketegangan lig.vocale.

– Kualitas suara bergantung pada resonator di atas larynx, yaitu pharynx, mulut, dan sinus paranasales.

– Kualitas ini dikendalikan oleh otot-otot palatum molle, lidah, dasar mulut, pipi, bibir, dan rahang.

– Bicara yang normal tergantung pada kemampuan modifikasi suara menjadi vokal dan konsonan-konsonan yang dapat dikenali, dengan menggunakan lidah, gigi dan bibir.

– Bunyi vokal biasanya murni dari oral dengan palatum molle terangkat; jadi dapat dikatakan, udara disalurkan melalui mulut dan bukan melalui hidung.

• Bicara melibatkan pelepasan udara ekspirasi secara terputus-putus lewat plica vocalis yang teradduksi.

Page 66: Anatomi Dan Fisiologi

• Trakea merupakan pipa yang terdiri dari tulang rawan dan otot yang dilapisi oleh epitel torak berlapis semu bersilia, mulai dari kartilago krikoid sampai percabangan ke bronkus utama kanan dan kiri, pada setinggi iga ke dua pada orang dewasa dan setinggi iga ke tiga pada anak-anak.

• Panjang trakea kira-kira 12 sentimeter pada pria dan 10 sentimeter pada wanita. Dia meter anteriorposterior rata-rata 13 milimeter, sedangkan diameter transversal rata-rata 18 milimeter.

• Cincin trakea yang paling bawah meluas ke inferior dan posterior di antara bron kus utama kanan dan kiri, membentuk sekat yang lancip di sebelah dalam, yang disebut karina.

TRAKEA