Anatomi Dan Fisiologi

22
Anatomi dan fisiologi 1) Mulut Proses pencernaan dimulai dari mulut. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah dan orofaring di bagian belakang. Gerakan gigi dan lidah ketika mengunyah melumat makanan menjadi bagian-bagian kecil lunak untuk ditelan, sedangkan zat-zat dalam ludah mulai mengurai karbohidrat dalam makanan. Ketika menelan, lidah mendorong campuran makanan dan ludah (bolus) melalui kerongkongan ke oesophagus. Sementara langit- langit lunak menutup rongga hidung, epiglottis (sebuah penutup kecil dari tulang-rawan di pangkal lidah) bergerak menutup larynx. 1) Bibir Bibir tersusun dari otot rangka (Orbikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara. 2) Pipi Mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epitelial pipi merupakan subjek abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang membelah dengan cepat. 3) Lidah

Transcript of Anatomi Dan Fisiologi

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi

Anatomi dan fisiologi

1) Mulut

Proses pencernaan dimulai dari mulut. Rongga vestibulum (bukal) terletak di antara gigi

dan bibir dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian

depan, palatum lunak dan keras di bagian atas, lidah di bagian bawah dan orofaring di bagian

belakang.

Gerakan gigi dan lidah ketika mengunyah melumat makanan menjadi bagian-bagian

kecil lunak untuk ditelan, sedangkan zat-zat dalam ludah mulai mengurai karbohidrat dalam

makanan. Ketika menelan, lidah mendorong campuran makanan dan ludah (bolus) melalui

kerongkongan ke oesophagus. Sementara langit-langit lunak menutup rongga hidung,

epiglottis (sebuah penutup kecil dari tulang-rawan di pangkal lidah) bergerak menutup

larynx.

1) Bibir

Bibir tersusun dari otot rangka (Orbikularis mulut) dan jaringan ikat. Organ ini

berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.

2) Pipi

Mengandung otot buksinator mastikasi. Lapisan epitelial pipi merupakan subjek

abrasi dan sel secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru yang

membelah dengan cepat.

3) Lidah

Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk

menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam

produksi wicara.

4) Kelenjar saliva

Kelenjar saliva mensekresi saliva ke dalam rongga oral. Saliva terdiri dari cairan

encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

5) Gigi

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi

Gigi tersusun dalam kantong-kantong (elveoli) pada mandibula dan maksila. Setiap

lengkung barisan gigi pada rahang membentuk lengkung gigi. Lengkung bagian atas

lebih besar dari bagian bawah sehingga gigi-gigi atas secara normal akan menutup

(overlap) gigi bawah.

Manusia memiliki 2 susunan gigi : gigi primer dan gigi sekunder. Gigi primer dalam

setengah lengkung gigi (dimulai dari ruang di antara dua gigi depan) terdiri dari dua gigi

seri, satu taring, dua geraham (molar), untuk total keseluruhan 20 gigi. Gigi sekunder

mulai keluar pada usia lima sampai enam tahun. Setengah dari lengkung gigi terdiri dari

dua gigi seri, satu taring, dua premolar (bikuspid) dan tiga geraham (trikuspid), untuk

total keseluruhan 32 buah. Geraham ketiga disebut "gigi bungsu".

Gigi berfungsi dalam proses mastikasi (pengunyahan). Makanan yang masuk dalam

mulut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur dengan saliva untuk

membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.

Proses menelan

Proses menelan (deglutisi) menggerakkan makanan dari faring menuju esofagus. Aksi

penelanan meliputi tiga fase :

1) Fase volunter

Lidah menekan palatum keras saat rahang menutup dan mengarahkan bolus ke arah

orofaring.

2) Fase faring

Bolus makanan dalam faring merangsang reseptor orofaring yang mengirim impuls ke

pusat menelan dalam medula dan batang otak bagian bawah. Refleks yang terjadi adalah

penutupan semua lubang kecuali esofagus sehingga makanan bisa masuk.

3) Fase esofagus

Sfingter esofagus bawah, suatu area sempit otot polos pada ujung bawah esofagus dalam

kontraksi tonus yang konstan, berelaksasi setelah melakukan gelombang peristaltik dan

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi

memungkinkan makanan terdorong ke dalam lambung. Sfingter kemudian berkontriksi

untuk mencegah regurgitasi (refluks) isi lambung ke dalam esofagus.

2. Esofagus

Esofagus merupakan suatu organ silindris berongga dengan panjang sekitar 25 cm

dan berdiameter 2 cm, yang terbentang dan hipofaring hingga kardia lamburig. Esofagus

terletak di posterior jantung dari trakea, di anterior vertebra, dan menembus hiatus

diafragma tepat di anterior aorta. Esofagus terutama berfungsi menghantarkan bahan

yang dimakan dari faring ke lambung.

Pada kedua ujung esofagus terdapat otot sfingter Otot krikofaringeus membentuk

sfingter esofagus bagian atas dan terdiri atas serabut-serabut otot rangka. Bagian

esofagus ini secara normal berada dalam keadaan tonik atau kontraksi kecuali pada

waktu menelan

Sfingter esofagus bagian bawah, walaupun secara anatomis tidak nyata, bertindak

sebagai sfingter dan berperan sebagai sawar terhadap refluks isi lambung ke dalam

esofagus. Dalam keadaan normal sfingter ini menutup, kecuali bila makanan masuk ke

dalam lambung atau waktu bertahak atau muntah.

Dinding esofagus seperti juga bagian lain saluran gastrointestinal, terdiri atas

empat lapisan: mukosa, submukosa, muskularis dan serosa (lapisan luar).

Lapisan mukosa bagian dalam terbentuk dan epitel gepeng berlapis yang

berlanjut ke faring di ujung atas epitel lapisan ini mengalami perubahan mendadak pada

perbatasan esofagus dengan lambung (garis-Z dan menjadi epitel toraks selapis. Mukosa

esofagus dalam keadaan normal bersifat alkali dan tidak tahar terhadap isi lambung yang

sangat asam. Lapisan submukosa mengandung sel-sel sekretori yang memproduksi

mukus. Mukus mempermudah jalannva makanan sewaktu menelan dan melindungi

mukos dan cedera akibat zat kimia. Lapisan otot lapisan luar tersusun longitudinal dan

lapisan dalam tersusun sirkular. Otot yang terdapat di 5% bagian atas esofagus adalah

otot rangka, sedangkan otot di separuh bagian bawah adalah otot polos. Bagian di

antaranya terdiri dari campuran otot rangka dan otot polos. Berbeda dengan bagian

saluran cema lainnya, tunika serosa (lapisan luar) esofagus tidak memiliki lapisan serosa

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi

ataupun selaput peritoneum, melainkan lapisan ini terdiri atas jaringan ikat longgar yang

menghubungan esofagus dengan struktur-struktur yang berdekatan. Tidak adanya serosa

menyebabkan semakin cepatnya penyebaran sel-sel tumor (pada kasus kanker esofagus)

dan meningkatnya kemungkinan kebocoran setelah operasi.

Persarafan utama esofagus dipasok oleh serabut-serabut simpatis dan

parasimpatis dan sistem saraf otonom. Serabut parasimpatis dibawa oleh nervus vagus,

yang dianggap sebagai saraf motorik esofagus. Fungsi serabut simpatis masih kurang

diketahui.

Selain persarafan ekstrinsik tersebut, terdapat jala-jala serabut saraf intramural

intrinsik di antara lapisan otot sirkular dan longitudinal (pleksus Auerbach atau

mienterikus), dan tampaknya berperan dalam pengaturan peristaltik esofagus normal.

Jala-jala saraf intrinsik kedua (pleksus Meissner) terdapat di submukosa saluran

gastrointestinal, tetapi agak tersebar dalam esofagus.

Fungsi sistem saraf enterik tidak bergantung pada saraf-saraf ekstrinsik. Stimulasi

sistem simpatis dan parasimpatis dapat mengaktifkan atau menghambat fungsi

gastrointestinal. Ujung saraf bebas dan perivaskular juga ditemukan dalam submukosa

esofagus dan ganglia mienterikus. Ujung saraf ini dianggap berperan sebagai

mekanoreseptor, termoosmo, dan kemoreseptor dalam esofagus. Mekanoreseptor

menerima rangsangan mekanis seperti sentuhan, dan kemoreseptor menerima rangsangan

kimia dalam esofagus. Reseptor termo-osmo dapat dipengaruhi oleh suhu tubuh, bau, dan

perubahan tekanan osmotik.

Distribusi darah ke esofagus mengikuti pola segmental. Bagian atas disuplai oleh

cabang-cabang arteria tiroidea inferior dan subklavia. Bagian tengah disuplai oleh

cabang-cabang segmental aorta dan arteria bronkiales, sedangkan bagian

subdiafragmatika disuplai oleh arteria gastrika sinistra dan frenika inferior. Aliran darah

vena juga mengikuti pola segmental.

Vena esofagus daerah leher mengalirkan darah ke vena azigos dan hemiazigos,

dan di bawah diafragma vena esofagus masuk ke dalam vena gastrika sinistra. Hubungan

antara vena porta dan vena sistemik memungkinkan pintas dan hati pada kasus hipertensi

porta. Aliran kolateral melalui vena esofagus menyebabkan terbentuknya varises

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi

esofagus (vena varikosa esofagus). Vena yang melebar ini dapat pecah, menyebabkan

perdarahan yang bersifat fatal. Komplikasi ini sering terjadi pada penderita sirosis.

3. Lambung

Makanan turun melalui oesophagus ke lambung. Di sana, dalam waktu bisa

sampai 5 jam, dilumat dan diurai sebagian oleh cairan pencerna sampai menjadi zat

semi-cair (chyme). Cairan yang diminum, air misalnya, langsung melalui lambung

menuju kantung kemih dalam beberapa menit.

Anatomi

Lambung terletak oblig dari kiri ke kanan yang menyilang di abdomen atas tepat

di bawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung seperti huruf J

dan bila penuh berbentuk seperti alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung satu sampai

dua liter. Secara anatomis lambung terbai atas fundus, corpus dan antrum pylorus. Pada

sebelah kanan atas lambung terdapat cekungan kurvatura mayor. Sfingter pada kedua

ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. Sfingter kedua ( Sfingter

esophagus bawah ) mengalirkan makanan masuk kedalam lambung dan mencegah

refluks isi lambung memasuki esophagus kembali. Di saat sfingter pylorus relaksasi,

makanan masuk ke dalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini mencegah

terjadinya aliran balik isi usus halus ke dalam lambung.

Sfingter pylorus memiliki arti klinis yang penting karena dapat mengalami

stenosis sesbagai komplikasi dari penyakit tukak lambung. Lambung sendiri terdiri atas 4

lapisan. Tunika Serosa merupakan bagian peritoneum viseralis yang menyatu pada

kurvatura minor lambung dan duodenum, dan terus memanjang ke arah hati membentuk

omentum minus.

Bagian muskularis tersusun menjadi tiga lapis yaitu lapisan longitudinal, sirkular

dan lapisan oblig bagian dalam. Susunan serat otot ini diperlukan untuk memecah

makanan menjadi partikel-partikel yang kecil, mengaduk dan mencampur makanan

tersebut dengan cairan lambung dan mendorongnya ke arah duodenum. Submukosa

memungkinkan mukosa bergerak bersama gerakan peristaltic. Lapisan ini mengandung

lapisan fleksus saraf, pembuluh darah dan saluran limfe. Mukosa lapisan dalam lambung

yang tersusun dari rugae, dengan adanya rugae ini dapat berdistensi sewaktu diisi

makanan. ( Price, Sylvia, A, et al, 1995 ).

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi

Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini menurut price, Sylvia, A, et al, 1995 yaitu :

1. Kelenjar kardia/kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini hanya

mensekresi mukus

2. Kelenjar fundus/gastric terletak hampir di seluruh corpus, yamg mana kelenjar ini

memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :

a. Sel zigmogenik/chief cell, mesekresi pepsinogen. Pepsinogen ini diubah

menjadiu pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini mensekresi lipase dan

renin lambung yang kurang penting.

b. Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic. Faktor

intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam usus halus.

c. Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar lambung. Sel

ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan melindungi lapisan lambung

terhdap kerusakan oleh HCL atau autodigesti.

3. Kelenjar pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenajr ini mensekresi

gastrin dan mukus, suatu hormon peptida yang berpengaruh besar dalam proses

sekresi lambung.

Menghambat pergerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf Persarafan lambung

sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum diantarkan

dari abdomen melalui saraf vagus. Serabut-serabut aferan menghantarkan impuls nyeri

yang dirangsang oleh peregangan, kontraksi otot dan peradangan, yang dirasakan di

daerah epigastrium. Serabut-serabut eferen simpatis mesentrikus dan submukosa

membentuk persarafan intrinsic dinding lambung dan mengkoordinasikan aktifitas

motorik dan sekresi mukosa lambung.

Suplai darah dilambung dan pancreas berasal dari arteri seliaka. Dua cabang

arteri yang penting dalam klinis adalah arteri duodenalis dan pankreati duodenalis yang

berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding posterior duodenum dapat

mengerosi arteri itu menyebabkan perdarahan. Darah vena dari lambung dan duodenum

serta berasal dari pankreas, limpa dan bagian lain saluran cerna berjalan ke hati melalui

vena porta.

Fisiologi

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi

Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi beberapa fase menurut Price,

Syvia, A, et al, 1995, yaitu :

1) Fase sefalik, yang dimulai bahkan sebelum makanan masuk kelambung, yaitu

sebagai akibat melihat, mencium memikirkan atau mengecap makanan. Sinyal

neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri.

2) Fase gastric, dimulai saat makanan mencapai antrum pylorus. Distensi pada antrum

menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada dinding

lambung. Impuls-impuls ini merangsang pelepasan hormone gastrin dan secara

lanmgsung juga merangsang kelenjar-kelenjar lambung. Pelepasan gastrin juga

dirangsang oleh Ph alkali, garam empedu di antrum dan terrutama oleh protein

makanan dan alcohol. Gastrin adalah stimulasi utama sekresi asam hidroklorida.

3) Fase intestinal, dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Adanya

protein yang telah dicerna sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang

gastrin usus, suatu hormone yang menyebabkan lambung terus menerus

mensekresikan cairan langsung.

4. Usus-halus

Chyme memasuki duodenum (bagian awal usus halus) dan diurai lebih lanjut

oleh cairan pencernaan dari hati dan pankreas. Tahap akhir pencernaan berlanjut di

bagian usus halus berikutnya. Di sini, cairan pencernaan yang dikeluarkan dari dinding

usus halus memecah zat makanan menjadi unit-unit kimia yang cukup kecil sehingga

bisa menerobos dinding usus halus dan memasuki jaringan pembuluh darah di

sekitarnya.

Usus halus merupakan suatu tabung yang kompleks, berlipat-lipat, dan

membentang dan pilorus hingga katup ileosekal. Panjang usus halus pada orang hidup

sekitar 12 kaki (3,6 m) dan hampir 22 kaki (6,6 m) pada kadaver (akibat relaksasi). Usus

ini mengisi bagian tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya berdiameter

sekitar 3,8 cm, tetapi makin ke bawah garis tengahnya semakin berkurang sampai

menjadi sekitar 2,5 cm. (Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 437)

Usus halus terdiri dari :

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi

a. Duodenum

Adalah bagian terpendek (25 sampai 30 cm). Duktus empedu dan duktus

pankreas, keduanya membuka ke dinding posterior duodenum beberpa sentimeter

di bawah mulut pilorus.

b. Yeyunum

Adalah bagian yang selanjutnya. Panjangnya kurang lebih 1 m sampai 1,5 m.

c. Ileum

2 sampai 2,5 meter merentang sampai menyatu dengan usus besar.

Apendiks vermiforinis berbentuk tabung buntu berukuran sebesar jari kelingking

yang terletak pada daerah ileosekal, yaitu pada apeks sekum. Peradangan atau ruptura

struktur ini merupakan penyebab penting kematian pada orang muda, walaupun

frekuensinya kini lebih jarang menyebabkan kematian dibandingkan dengan masa

sebelum ditemukannya antibiotik.(Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 438)

Dinding usus halus terdiri atas 4 lapisan dasar. Yang paling luar (lapisan serosa)

dibentuk oleh peritoneum. Peritoneum mempunyai lapisan viseral dan parietal, dan ruang

yang terletak di antara lapisan-lapisan ini disebut sebagai rongga peritoneum. Peritoneum

melipat dan meliputi hampir seluruh visera abdomen.(Price & Wilson, 2006,

Patofisiologi, hal : 438)

Nama-nama khusus telah diberikan pada lipatan-lipatan peritoneum.

Mesenterium merupakan lipatan peritoneum lebar menyerupai kipas yang menggantung

jejunum dan ileum dari dinding posterior abdomen, dan memungkinkan usus bergerak

dengan leluasa. Mesenterium menyokong pembuluh darah dan limfe yang menyuplai ke

usus. Omentum majus merupakan lapisan ganda peritoneum yang menggantung dan

kurvatura major lambung dan berjalan turun di depan visera abdomen menyerupai

celemek. Omentum biasanya mengandung banyak lemak dan kelenjar limfe yang

membantu melindungi rongga peritoneum terhadap infeksi. Omentum minus merupakan

lipatan peritoneum yang terbentang dan kurvatura minor larnbung dan bagian atas

duodenum, menuju ke hati, membentuk ligamentum suspensorium hepatogastrika dan

ligamentum hepatoduodenale. Salah satu fungsi penting peritoneum adalah mencegah

gesekan antara organ-organ yang berdekatan dengan cara menyekresi cairan serosa yang

berperan sebagai pelumas. Peradangan peritoneum disebut peritonitis dan dapat

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi

merupakan sekuele berat akibat peradangan atau perforasi usus. Setelah peritonitis atau

pembedahan abdomen, dapat terjadi perlekatan (pita-pita fibrosa) dan kadang-kadang

menyebabkan obstruksi usus. (Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 438)

Otot yang melapisi usus halus mempunyai dua lapisan: lapisan luar terdiri atas

serabut-serabut longitudinal yang lebih tipis, dan lapisan dalam terdiri atas serabut-

serabut sirkular. Penataan yang demikian membantu gerakan peristaltik usus halus.

Lapisan submukosa terdiri atas jaringan ikat, sedangkan lapisan mukosa bagian dalam

tebal serta banyak mengandung pembuluh darah dan kelenjar. (Price & Wilson, 2006,

Patofisiologi, hal : 438)

Usus halus dicirikan dengan adanya tiga struktur yang sangat menambah luas

permukaan dan membantu fungsi utamanya yaitu absorpsi. Lapisan mukosa dan

submukosa membentuk lipatan-lipatan sirkular yang disebut sebagai valvula koniventes

(lipatan Kerckring) yang menonjol ke dalam lumen sekitar 3 sampai 10 mm. Adanya

lipatan-lipatan ini menyebabkan gambaran usus halus menyerupai bulu pada

pemeriksaan radiografi. Vili merupakan tonjolan-tonjolan mukosa seperti jari-jari yang

jumlahnya sekitar empat atau lima juta dan terdapat di sepanjang usus halus. Vili

panjangnya 0,5 sampai 1,5 mm (dapat terlihat secara makroskopis) dan menyebabkan

gambaran mukosa menjadi menyerupai beludru. Mikrovili merupakan tonjolan

menyerupai jari-jari yang panjangnya sekitar 1 m pada permukaan luar setiap vilus.

Mikrovili terlihat dengan pemeriksaan mikroskop elektron dan tampak sebagai brush

border pada pemeriksaan mikroskop cahaya. Bila lapisan permukaan usus halus ini rata,

maka luas permukaannya hanya sekitar 2.000 cm2. Valvula koniventes, vili, dan

mikrovili sama-sama menambah luas permukaan absorpsi hingga 1,6 juta cm2, yaitu

meningkat sekitar seribu kali lipat. Penyakit-penyakit usus halus (mis., sprue) yang

menyebabkan terjadinya atrofi dan pendataran vili, sangat mengurangi luas permukaan

absorpsi dan mengakibatkan terjadinya malabsorpsi. (Price & Wilson, 2006,

Patofisiologi, hal : 438)

Pendarahan dan Persarafan

Arteria mesenterika superior dicabangkan dan aorta tepat di bawah arteri seliaka.

Arteria ini mendarahi seluruh usus halus kecuali duodenum yang diperdarahi oleh artenia

gastroduodenalis dan cabangnya, arteria pankreatiko duodenalis superior. Darah

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi

dikembalikan lewat vena mesenterika superior yang menyatu dengan vena lienalis

membentuk vena porta.

Usus halus dipersarafi oleh cabang-cabang sistem saraf otonom. Rangsangan

parasimpatis merangsang aktivitas sekresi dan motilitas, dan rangsangan simpatis

menghantarkan nyeni, sedangkan serabut-serabut parasimpatis mengatur refleks usus.

Suplai saraf intrinsik, yang menimbulkan fungsi motorik, becrjalan melalui pleksus

Auerbach yang terletak dalam lapisan muskularis, dan pleksus Meissner di lapisan

submukosa.(Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 439)

FISIOLOGI

Usus halus mempunyai dua fungsi utama: (1) pencernaan, yaitu proses

pemecahan makanan menjadi bentuk yang dapat tercerna melalui kerja berbagai enzim

dalam saluran gastrointestinal, dan (2) absorpsi bahan-bahan nutrisi dan air. Semua

aktivitas lainnya mengatur atau mempermudah berlangsungnya proses ini. Proses

pencernaan dimulai dalam mulut dan lambung oleh kerja ptialin, HCI, pepsin, mukus,

renin, dan lipase lambung terhadap makanan yang masuk. Proses ini berlanjut dalam

duodenum terutama oleh kerja enzim-enzim pankreas yang menghidrolisis karbohidrat,

lemak, dan protein menjadi zat-zat yang lebih sederhana. Mukus juga memberikan

perlindungan terhadap asam. Sekresi empedu dan hati membantu proses pencernaan

dengan mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan yang lebih luas bagi

kerja lipase pankreas.(Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 439)

Kerja empedu terjadi akibat sifat deterjen asam-asam empedu yang dapat

melarutkan zat-zat lemak dengan membentuk misel. Misel merupakan agregat asam

empedu dan molekul-moliekul lemak. Lemak membentuk inti hidrofobik, sedangkan

asam empedu karena merupakan molekul polar, membentuk permukaan misel dengan

ujung hidrofobik mengarah ke dalam dan ujung hidrofilik menghadap ke luar menuju

medium cair. Bagian sentral misel juga melarutkan vitamin-vitamin larut lemak dan

kolesterol. Jadi, asam-asam lemak bebas, gliserida dan vitamin larut-lemak

dipertahankan dalam larutan sampai dapat diabsorpsi oleh permukaan sel epitel.(Price &

Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 439)

Proses pencernaan disempurnakan oleh sejumlah enzim yang terdapat dalam

getah usus (sukus enterikus). Banyak enzim-enzim ini terdapat pada brush border villi

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi

dan mencerna zat-zat makanan sambil diabsorpsi. (Price & Wilson, 2006, Patofisiologi,

hal : 440)

Dua hormon berperan penting dalam pengaturan pencernaan usus. Lemak yang

bersentuhan dengan mukosa duodenum menyebabkan kontraksi kandung empedu yang

diperantarai oleh kerja kolesistokinin. Hasil-hasil pencernaan protein tak lengkap yang

bersentuhan dengan mukosa duodenum merangsang sekresi getah pankreas yang kaya

enzim ; hal ini diperantarai oleh kerja pankrezimin. Pankreaozimin dan kolesistokinin

sekarang diduga merupakan satu hormon yang sama dengan efek berbeda; hormon ini

disebut scbagai CCK (beberapa buku teks menyebut hormon ini CCK-PZ). Hormon ini

dihasilkan oleh mukosa duodenum. (Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 440)

Asam lambung yang bersentuhan dengan mukosa usus menyebabkan

dikeluarkannya horrnon lain, yaitu sekretin, dan jumlah yang dikeluarkan sebanding

dengan jumlah asam yang mengalir melalui duodenum. Sekretin merangsang sekresi

getah yang mengandung bikarbonat dan pankreas, merangsang sekresi empedu dari hati,

dan memperbesar kerja CCK.

Pergerakan segmental usus halus mencampur zat-zat yang dimakan dengan sekret

pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan peristaltik mendorong isi dan

salah satu ujung ke ujung lain dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan

asupan kontinu isi lambung. (Price & Wilson, 2006, Patofisiologi, hal : 440)

Absorpsi

Absorpsi adalah pemindahan hasil-hasil akhir pencernaan karbohidrat, lemak, dan

protein (gula sederhana, asam lemak, dan asam amino) melalui dinding usus ke dalam

sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan oleh sel-sel tubuh. Selain itu juga diabsorpsi

air, elektrolit, dan vitamin. Absorpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme

transpor aktif dan pasif yang sebagian besar belum begitu dipahami.

Walaupun banyak zat yang diabsorpsi di sepanjang usus halus, namun terdapat

tempat-tempat absorpsi khusus bagi zat-zat gizi tertentu. Tempat-tempat absoprsi ini

penting diketahui agar dapat memahani proses terjadinya defisiensi nutrisi tertentu akibat

penyakit pada usus halus.

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi

Absorpsi gula, asam amino, dan Jemak hampir selesai pada saat kimus mencapai

pertengahan jejunum. Besi dan kalsium sebagian besar diabsorpsi dalam duodenum dan

jejunum, dan absorpsi kalsium memerlukan vitamin D. Vitamin larut-lemak (A, D, F,

dan K) diabsorpsi dalam duodenum dan untuk absorpsi dibutuhkan garam-garam

empedu. Sebagian besar vitamin yang larut-air diabsorpsi dalam usus halus bagian atas.

Absorpsi vitamin B12 berlangsung dalam ileum terminalis melalui mekanisme transpor

khusus yang membutuhkan faktor intrinsik lambung. Sebagian besar asam empedu yang

dikeluarkan oleh kandung empedu ke dalam duodenum untuk membantu pencernaan

lemak, akan direabsorpsi dalam ileum terminalis dan masuk kembali ke hati. Siklus ini

disebut sebagai sirkulasi enterohepatik garam empedu dan sangat penting untuk

mempertahankan cadangan empedu. Dengan demikian asam atau garam empedu manipu

bekerja untuk mencema lemak berkali-ka1i sebelum dikeluarkan dalam feses. Penyakit

atau reseksi pada ileum terminalis dapat menyebabkan terjadinya defisiensi garam-garam

empedu dan mengganggu pencernaan lemak. Masuknya garam empedu dalam jumlah

besar ke dalam kolon menyebabkan terjadinya iritasi kolon dan diare.(Price & Wilson,

2006, Patofisiologi, hal : 441)

Persyarafan viscera

  Serabut saraf yang mempersarafi dinding cavum abdominis dan viscera abdominis

terdiri dari :

1. nervus thoraco abdominalis

Nervus intercostalis 7 – 11 memberikan innervasi kepada dinding thorax dan

dinding abdomen. Serabut-serabut saraf ini berjalan dalam ruang intercostalis,

selanjutnya berjalan di antara m.transversus abdominis dan m.obliquus internus

abdominis, lalu di antara m.rectus abdominis dan lamina posterior vagina musculi

recti.

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi

Dari setiap nervus intercostalis dipercabangkan ramus cutaneus anterior dan

ramus cutaneus lateralis. Ramus cutaneus anterior menembusi m.rectus abdominis

dan mempersarafi kulit pada dinding ventral abdomen. Ramus cutaneus lateralis

menembusi m.obliquus externus abdominis, kemudian bercabang dua menjadi ramus

anterior dan ramus posterior yang mempersarafi kulit di bagian dorsal, lateral dan

ventral dinding abdomen.

Nervus thoracalis yang ke-12 berjalan di sebelah caudal costa XII dan disebut

nervus subcostalis.

2. nervus phrecus

Berpusat pada medulla spinalis C 3-4-5, mengandung komponen motoris,

sensibel dan sympathis. Komponen motoris untuk otot-otot diaphragma thoracis.

Komponen sensibel [stimulus neri] dari diaphragma thoracis. N.phrenicus

dexter mempersarafi capsula hepatis dan ligamenta pada hepar. Stimulus nyeri dari

capsula hepatis yang dibawa oleh n.phrenicus dexter diproyeksikan ke kulit sehingga

nyeri terasa pada kulit bahu kanan, proses ini disebut proyeksi extern.

3. nervus vagus

            Berjalan ke kiri kanan oesophagus, mempersarafi facies ventralis dan facies

posterior ventriculi, disebut chorda anterior dan chorda posterior. Dari chorda

anterior ada cabang rr.hepatici yang berjalan di dalam omentum minus menuju ke

hepar.

Serabut-serabut N.vagus yang menuju ke plexus coeliacus dan plexus mesentericus

superior [tidak berganti neuron] memberi percabangan menuju ke :

gaster

pancreas

hepar

intestinum tenue

intestinum crassum sampai pada flexura coli sinistra

Intestinum crassum yang lainnya menerima innervasi parasympathis dari a.spinalis

sacralis [= pelvic splanchnic nerves].

4. nn.splanchnici [ = thoracis splanchnic nerves ]

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi

Serabut-serabut sympathis ini membentuk nervus splanchnicus major [Th.6 –

9] dan nervus splanchnicus minor [Th.10 – 12], melewati ganglion coeliacum.

Serabut-serabut postganglioner berjalan mengikuti percabangan arteria coeliaca.

Serabut-serabut preganglioner menuju ke ganglion mesentericum superius

5. truncus sympathicus

Dibentuk oleh serabut-serabut saraf sympathis dan ganglion paravertebrale,

terletak di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis. Yang kanan berada di sebelah

dorsal vena cava inferior, yang kiri berada di samping aorta abdominalis. Terdiri dari

serabut-serabut afferent dan efferent.

6. plexus otonom

Dibentuk oleh serabut-serabut nn.splanchnici, N.vagus dan ganglion otonom.

Anyaman serabut-serabut saraf ini merupakan plexus prevertebralis yang terlrtak di

sebelah ventral aorta abdominalis. Serabut-serabut saraf yang dimaksud adalah :

1. sympathis preganglioner dan post ganglioner

2. parasympathis preganglioner

3. serabut sensibel [sensoris]

7. plexus lumbalis.

Dibentuk oleh ramus anterior nervus lumbalis 1 – 4, terletak pada m.psoas

major. Dari plexus lumbalis dipercabangkan :

nervus iliohypogastricus

nervus ilioinguinalis

nervus cutaneus femoris lateralis

nervus femoralis

nervus genito femoralis

nervus obturatorius.

Penyebab muntah

Page 15: Anatomi Dan Fisiologi