anatomi akar

download anatomi akar

of 22

Transcript of anatomi akar

Organ tumbuhan biji yang penting ada 3, yakni: akar, batang, daun. Sedang bagian lain dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya, contoh: umbi modifikasi akar, bunga modifikasi dari ranting dan daun. AKAR

Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butirbutir amylum, dinamakan kolumela. 1. Fungsi Akar a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut 2. Anatomi Akar Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam. a. Epidermis b. Korteks c. Endodermis d. Silinder Pusat/Stele a. Epidermis Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar. b. Korteks Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim. c. Endodermis Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap. d.Silinder Pusat/Stele Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan : - Persikel/Perikambium

Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar. - Berkas Pembuluh Angkut/Vasis Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium. - Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim. BATANG Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.

Jaringan Batang 1. Batang Dikotil Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam : a. Epidermis Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus. b. Korteks Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim. c. Endodermis Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae. d. Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang

pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapislapis lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun. 2. Batang Monokotil Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp). DAUN

anatomi-daun Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian : 1. Epidermis Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. 2. Parenkim/Mesofil Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.

3. Jaringan Pembuluh Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

"Radix alias Akar"Written by Muhammad Isnan Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk dapat menambah isi dari blog ini, pembahasan kali ini adalah materi pertama dalam Sistem dan Perkembangan Tumbuhan, yaitu struktur luar organ vegetatif, pada tumbuhan Spermatophyta. Yang harus kita ketahui terlebih dahulu, apa sih akar itu? mari kita mulai pembahasannya. Jelas disini apa yang dimaksud dengan akar, sebuah organ utama pada tumbuhan yang berfungsi sebagai penyerap unsur hara dan juga air dari tanah, menegakkan tumbuhan itu sendiri, dan juga bermetamorfosis menjadi sebuah alat ayng memiliki beraneka-ragam fungsi, contohnya sebagai alat penempel ataupun alat respirasi. Perkembangan akar pada tumbuhan berbiji dimulai dari lembaga, pada radicula, membentuk radix primarius (akar primer). Ada dua macam sistem perakaran pada tanaman Spermatophyta, yakni sistem akar serabut dan sistem akar tunggang. Anatomi akar dapat dijelaskan dengan gambar berikut:

Dapat kita lihat, gambar di atas adalah contoh akar tunggang. Mulai dari atas terdapat leher akar, batas antara akar utama dengan batang. Kemudian terlihat jelas akar utama. Yang membentuk percabangan ke samping, disebut cabang akar atau radix lateralis. Dari cabang akar membentuk percabangan bertingkat, disebut serabut akar atau Fibrilla radicalis. Di seluruh bagian akar

terdapat bulu akar atau pilus radicalis. dan di setiap ujung akar terdapat caliptra yang berfungsi untuk memudahkan akar dalam menembus tanah. Terdapat tiga macam jenis akar tunggang: 1) Akar tombak (fusiform) >> besar di pangkal, runcing di ujung 2) Akar gasing (napiform) >> akar utama pangkal membulat 3) Akar benang (filiform) >> akar utama kecil panjang Sedangkan pada sistem akar serabut, akar utama / akar primer tereduksi sehingga akar tumbuh pada buku-buku batang. Terdapat tiga macam juga: 1) Akar serabut kecil >> Oryza sativa 2) Akar serabut sedang >> Cocos nucifera 3) Akar serabut besar >> Pandanus tectorius

Selain sistem perakaran, hal penting lain dari akar adalah bahwa akar mengalami metamorfosis, sehingga berpengaruh pada fungsi akar tersebut yang otomatis berubah, dan hal ini disebabkan karena adaptasi spesies tertentu terhadap lingkungannya. 1) Akar papan (butreess) >> Beralih fungsi untuk menegakkan berdirinya tajuk tumbuhan. Umumnya terdapat pada tumbuhan hujan tropis. Contohnya Canarium comunne.

(http://www.dkimages.com/discover/previews/818/40010434.JPG) 2) Akar tunjang (stilt) >> Hidup pada daerah berlumpur, membantu menegakkan tumbuhan itu sendiri. Contohnya Pandanus tectorius.

(http://www.5thworld.net/nov99/Img/OtherStuff/Plants/WarmPonds/Hala.jpg) 3) Akar pelekat (radic adligans) >> Digunakan tumbuhan untuk merambat. Contohnya Piper betle (sirih).

(http://batakone.files.wordpress.com/2009/09/sirih-piper-betle1.jpg) 4) Akar udara (radix aureus) >> Umumnya pada tumbuhan epifit, digunakan untuk bernafas dan menyimpan air. Contohnya pada kelas anggrek (Orchidaceae) dan pada Ficus benjamina (Beringin). PEMBAHASAN Pada akar, umumnya struktur anatomisnya terdiri dari beberapa jaringan penyusun, yaitu jaringan pelindung (kulit), jaringan dasar (korteks) dan jaringan pengangkut (xilem dan floem). 1. Jaringan Pelindung (Kulit) Akar tumbuhan pada umunya memiliki jaringan pelindung yang berupa epidermis yang merupakan lapisan terluar akar, yang susunan sel-selnya rapat tanpa adanya ruang antar sel juga berdinding tipis. Tetapi pada irisan melintang akar penyimpan Ipomoea batatas yang diamati, tidak terdapat lapisan epidermis, melainkan ditemukan lapisan periderm yang juga berfungsi sebagai pelindung. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambahnya diameter akar sehingga lapisan luar akar (epidermis) terdesak dan pada akhirnya pecah. Untuk mengganti epidermis sebagai pelindung akar, maka dalam pertumbuhan sekunder dihasilkan periderm. Periderm merupakan jaringan sekunder yang dihasilkan dari pertumbuhan sekunder sebagai pengganti epidermis. Pada akar yang tidak mengalami akumulasi ritidom secara berlebihan, karena terjadi pelapukan jaringan-jaringan yang mati di dalam tanah secara cepat. Periderm terdiri dari felogen (kambium gabus), yaitu meristem yang membentuk periderm; felem (sering disebut gabus), yaitu jaringan pelindung yang dibentuk oleh felogen ke arah luar; dan feloderm,

yaitu jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam. Jaringan diluar periderm akan mati akibat sisipan jaringan gabus (felem) diantara jaringan itu dengan jaringan di bagian dalam yang masih hidup. Dibandingkan dengan kambium pembuluh, felogen terdiri dari satu macam sel saja. Sel felogen memiliki vakuola dan dapat juga berisi kloroplas maupun tanin pada periode tertentu. Pada irisan melintang, sel felogen tersusun dalam lapisan sel tangensial yang berkesinambungan membentuk silinder. Sel felogen memipih ke arah tangensial dan menebal ke arah radial. Karena pembelahan periklinal felogem menghasilkan felem ke luar dan feloderm ke dalam. Susunan sel pada felem rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Pada akar penyimpan Ipomoea batatas ini, felem mempunyai pigmen 2. Jaringan Dasar (Korteks) Pada umumnya korteks akar terdiri dari dari sel-sel parenkim. Sel-sel korteks akar sering mengandung tepung seperti yang terdapat pada Ipomoea batatas. Lapisan paling dalam pada korteks organ akar berkembang dan berdiferensiasi menjadi endodermis. Ipomoea batatas ini mengalami pertumbuhan sekunder sehingga mengakibatkan endodermis tidak terlihat jelas. Kambium pembuluh membelah ke arah dalam membentuk xilem dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder, sehingga jaringan pada akar bertambah tebal. Pada korteks terdapat sel-sel parenkim penimbun yang berisi tepung dan material makanan yang lainnya, yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Pada semua struktur tersebut, penyimpanan air dikombinasi dengan penyimpanan substansi ergastik yang memasok cadangan makanan. Penimbunan zat tepung ini selain terdapat didaerah parenkima korteks, juga terdapat pada parenkima xilem yang membangun bentuk umbi. . 3. Jaringan Pengangkut dan Meristem Sistem vaskular akar pada umumnya, floem terjadi dalam bentuk deretan yang tersebar dekat tepi silinder vaskular, di bawah perisikel. Umumnya xilem terletak berjajar membentuk deretan terpisah yang berselang-seling dengan deretan floem. Kadang-kadang xilem menempati pusat, dengan bagian-bagian seperti lengan yang menjulur dari pusat sampai tepi. Berkas pengangkut akar pada umumnya bertipe radial. Pada Ipomoea batatas berkas pengangkut bagian tengahnya terdapat berkas pengangkut yang bertipe radial. Sedangkan pada bagian perifer terdapat penyimpangan, yaitu terbentuknya kambium disekeliling xilem, yang disebut sebagai kambium anomali. Akar penyimpan Ipomoea batatas yang diamati pada preparat ini adalah struktur anatomi akar penyimpan yang sudah mengalami pertumbuhan sekunder Pada awal pertumbuhan sekunder, beberapa sel parenkim dibawah setiap kelompok floem menjadi meristematik dan dengan demikian jumlah potongan kambium yang terbentuk sebanyak jumlah sel floem. Sel-sel kambium membelah berulang-ulang dan menghasilkan jaringan sekunder. kambium yang terbentuk pertama meluas ke kedua tepinya sehingga membentuk lingkaran kambium yang utuh. Sel-sel kambium membentuk sel-sel xilem lebih banyak dari pada sel-sel floem. Kambium yang terbentuk pertama kali menghasilkan xilem sekunder jauh lebih awal di sebelah dalamnya, sedangkan floem ke arah luar. Sel-sel kambium yang berasal dari perisikel yang terletak berhadapan pada kelompok protoxilem berfungsi sebagai inisial jari-jari, dengan menghasilkan jari-jari vaskular yang lebar. Jari-jari ini terbentang di dalam xilem dan floem dengan melintasi kambium. Keadaan ini adalah

tampilan khas di akar, sebagaimana juga dijumpai pada akar penyimpan Ipomoea batatas. Jarijari inilah yang biasanya disebut dengan jari-jari empulur. Pada akar yang berfungsi sebagai organ penyimpan cadangan makanan, (seperti pada umbi akar Ipomoea batatas ini) kambium tersusun seperti akar pada umumnya, yaitu membentuk lingkaran utuh. Disamping itu ada kambium yang terbentuk di sekitar xilem, yang disebut kambium anomali. Kambium anomali muncul disekeliling trakea-trakea, baik secara individual maupun secara kelompok. Kambium ini menghasilkan floem yang kaya akan sel-sel parenkima. Sejumlah selsel parenkima, penyimpan yang padat, dikembangkan dalam dua arah, beberapa pembuluh tapis dan latisifer kearah luar dan sebagian besar parenkim ke arah luar maupun dalam. Akibatnya terbangun akar yang berbentuk umbi. KESIMPULAN Ipomoea batatas atau ketela rambat merupakan tumbuhan dikotil. Akar penyimpan pada Ipomoea batatas terdiri dari beberapa jaringan penyusun, yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar dan jaringan pengangkut. Pada Ipomoea batatas tidak ditemukan adanya epidermis, melainkan terdapat periderm yang juga berfungsi sebagai pelindung. Parenkim penimbun banyak terdapat pada daerah korteks, yang berfungsi untuk menimbun cadangan makanan. Berkas pengangkut pada akar penyimpan Ipomoea batatas bertipe radial. Pada Ipomoea batatas terdapat kambium pembuluh, selain itu juga terdapat kambium yang terbentuk disekitar xilem, yang disebut kambium anomali.

(http://2.bp.blogspot.com/_ERrg6joD1So/SXvu8ba_y_I/AAAAAAAAAFM/Bea5bXfndC0/S73 0/dsc00421.jpg) 5) Akar Pengisap (haustoria) >> Pada tumbuhan parasit, digunakan untuk menempel dan menghisap unsur-unsur penting dari tumbuhan yang ditempelinya itu. Contohnya Dendrophthoe pentandra, atau yang lebih kita kenal dengan benalu.

(http://www.parasiticplants.siu.edu/Loranthaceae/images/DendrophthoePent.jpg)

6) Akar Nafas (pneumatophora) >> Dimiliki oleh tumbuhan pada habitat lumpur, membantu pernafasan. Contohya pada tumbuhan bakau. Saya ambil contoh Sonneratia alba.

(http://www.hawaii.edu/cpis/MI/gallery/images/bulabol%20-%20Sonneratia%20alba.jpg) 7) Akar lutut (knee) >> Mirip dengan akar nafas, ditemukan pada tumbuhan dengan habitat lumpur. Contohnya Bruguiera gymnorhiza (Pohon tancang).

(http://oceangrow.septentriones.com/data/upimages/mangroves_2y_1_640v480.jpg) 8) Akar Pembelit (cirrhus radicalis) >> Dimiliki oleh tumbuhan untuk memanjat. Contohnya Vanilla planifolia.

(http://aerialphotolab.com/DOinc/2004-05-14_Vanilla_planifolia_fruit.jpg) 9) Umbi akar (Tuber rhizogenum ) >> Digunakan tumbuhan tersebut sebagai tempat penyimpan makanan. Contohnya Manihot utilisima. Ini kita kenal dengan ubi kayu, dan merupakan salah satu bahan dasar yang dibawa saat ospek kemarin, haha.

(http://warintek.bantulkab.go.id/basisdata/Budidaya_Pertanian/images/singkong.jpg) 10) Duri akar (spina rhizogenum) >> Contohnya Dioscorea aculeata. Masih belum tahu fungsinya.

(http://users.telenet.be/sf16063/pauwels/DiosBulb.jpg) Demikian tadi sekilas tentang jenis akar, metamorfosis akar, beserta contoh-contohnya. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pemilik alamat gambar yang saya sertakan dibawah masing-masing gambar diatas. Semoga informasi ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran. Sumber : Struktur dan Perkembangan Tumbuhan, karangan Dr. L. Hartanto Nugroho, M. Agr. dkk. Fakultas Biologi, Universtas Gadjah Mada Reaction Label: Sistem Perkembangan Tumbuhan Read more: http://isnanbio.blogspot.com/2010/03/struktur-luar-organ-vegetatifakar.html#ixzz1aRBqqRd13.1 Definisi jaringan ikat (lampiran 5) Jaringan ikat ( conectiv and supportive tissue ) memiliki variasi yang sangat luas berdasarkan morfologi, letak topografis dan strukturnya. Jaringan ikat berasal dari mesoderem dimana jaringan ini dapat membentuk jaringan ikat embrionl dan jaringan lemak. Pada awal perkembangan embrio, ektoderem dan endoderem dipisahkan oleh lapis benih ketiga yaitu mesoderem. Jaringan yang dibentuk oleh sel-sel lapis ini dikenal sebagai mesenkim yang selanjutnya mesenkim berkembang menjadi jaringan penyambung, jaringan ikat, tulang dan darah.

Jaringan ikat resusun oleh bermacam-macam sel ( sel yang sifatnya tetap atau pun sel yang sifatnya sementara ). Misalnya sel mesenkim, sel retikuler, sel fibroblast, sel fibrosit, sel makrofag, sel perisit, sel mast, sel plasma ( substansi ini berupa mukopolisakarida ). Jaringan ikat komponen penyusunnya adalah sel jaringan ikat, matrik, dan serabut jaringan ikat. 3.2 Perbedan Jaringan ikat dengan epitel Berbagai macam jaringan ikat dewasa dalam tubuh hewan mempunyai beberapa perbedaan dengan jaringan epitel, antara lain : - Jaringan ikat jarang sekali terletak bebas, karena lazimnya terdapat dibawah jaringan epitel, atau terdapat diantara alat-alat tubuh sebagai alat pengikat atau pengisi ruang antara. - Sel-selnya relatif lebih sedikit dari pada jaringan epitel dan bahan antar selnya lebih banyak. Perimbangan antara sel terhadap bahan antar sel menunjukkan variasi yang cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat itu sendiri. Dalam tubuh hewan dikenal berbagai bentuk jaringan ikat, bahkan ada yang mengalami modifikasi sesuai dengan fungsinya. 3.3 Fungsi jaringan ikat Fungsi jaringan ikat : - Penunjang, pengikat dan proteksi serta menghubungkan satu jaringan dengan jaringan lain. - Komunikasi antar sel. - Melindungi jaringan atau organ tubuh. - Pengatur suhu tubuh. - Membungkus organ. - Mengisi ronga diantara organ. - Mengangkut zat oksigen dan makanan ke jaringan lain. - Mengangkut sisa-sisa metabolism ke alat pengeluaran. - Menghasilkan kekebalan. Pengenalan secara umum tentang fungsi jaringan ikat sebenarnya mempermudah dalam mempelajari macam-macam jaringan ikat yang cukup banyak jumlahnya.Secara umum perbedaan morfologik lazimnya memberikan perbedaan dalam fungsinya. 3.4 Ciri dan klasifikasi jaringan ikat Ciri khas jaringan ikat : - Adanya sel-sel, - Adanya serabut atau serat - Adanya bahan dasar (matrix) atau bahan antar sel. Klasifikasi Jaringan Ikat : A. Jaringan ikat embrional : a. Jaringan ikat Mesenkhim (lampiran 1) Jaringan ikat masenkim terdiri dari: - sel mesenkim - Bentuk tidak teratur

- Memiliki penjuluran panjang dan saling berhubungan - Awal perkembangan, tidak ada serabut - Banyak bahan dasar b. Jaringan ikat berlendir/gelatin (lampiran 1) Jaringan ikat berlendir(gelatin) tediri dari : - Ruang sel diisi oleh gel - Terdapat sel (stellate fibroblast) yang membentuk jalinan: - Terdapat pada : tali pusat, hipodermis embrio, balung ayam B. Jaringan ikat dewasa : a. Jaringan ikat biasa (Conn. Tissue proper) : 1. Jaringan ikat umum : # jaringan ikat longgar (Lampiran 2) terdapat dimana-mana dalam tubuh Ciri khasnya : - Selnya bayak dan bermacam-macam - Serabutnya sedikit - Matriks banyak Fungsi: - Penunjang,pengisi serta pengikat alat-alat tubuh lain - Media antara pembuluh darah dan sel - Mengatasi penyebaran kuman pada infeksi local - Mengatur persembuhan luka # jaringan ikat padat ( Lampiran 2 ): Ciri khas : - Serabutnya padat, bisa serabut kolagen atau elastic - Selnya relative sedikit dan macamnya terbatas - Matriks relative sedikit Dengan melihat susunan serabut, dapat kita bagi dalam: jaringan ikat padat teratur : Jaringan ikat Kolagen(lampiran 2), mempunyai ciri : Daya regang tinggi Membentuk berkas Banyak fibroblas dan dijumpai pada tendon Jaringan ikat Elastin(lampiran 3), mempunyai ciri : Jalinan serabut elastik yang saling berhubngan Dijumpai pada : ligamentum nukhe, otot perut herbivora Mayoritas serabut kolagen: - Urat tendon Fungsi : sebagai alat pertautan otot pada tulang, misalnya : otot kaki lazimnya mempunyai tendon yang panjang. - Ligamentum

Struktur mirip dengan tendon, sebagian besar terdiri dari serabut kolagen, tersusun sejajar dan padat. Fungsi : sebagai alat pengikat persendian, menyeberang dari bungkul tulang yang satu ke tulang yang lain. - Fasia (fascia) Secara anatomi ada istilah : Fascia superfisialis: Terletak dibawah kulit, terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak sel-sel lemak didalamnya Fascia profunda : Lebih dalam letaknya, terdiri dari jaringan ikat padat . bagian bawahnya bisa bertaut dengan tulang, ligament atau tendon. Selanjutnya sering membentuk daun menyusup diantara otot disebut septa intermuskularis . Aponeurosis - Struktur mirip tendon serta ligament, hanya saja lebar dan agak tipis . susunan serabut yang sejajar ini bisa berlapis-lapis dengan arah yang dapat berlawanan. Aponeurosis kadang-kadang tampak : - Membungkus otot - Terletak diantara otot - Bisa tak berhubungan langsung dengan otot Mayoritas serabut elastic: ligamentum nukhae, tunica flava jaringan ikat padat tidak teratur(lampiran 3) mayoritas serabut kolagen dengan anyaman tidak teratur tapi kokoh. Sering dikenal sebagai jaringan ikat fibrosa misalnya: - Kapsula dan tunika albugenia - Korium - Periosteum dan Endosteum.

2. Jaringan ikat khusus : terdapat pada jaringan limfoid dan mieloid jaringan retikuler Terdiri dari : (lampian 3) Sel-sel retikuler Mempunyai banyak penjuluran, inti besar dan pucat, sitoplasma pucat tampa ada butir-butir atau vakuola didalamnya. Serabut retikuler Fungsi dilihat dari segi fisiologi ; - Ditempat tertentu masih memiliki potensi embrionik dengan pengertian dapat menumbuhkan beberapa macam benda darah. - Memiliki sifat fagositose misalnya ; sel-sel RES - Memiliki sifat fibroblastic dalam arti dapat menghasilkan serabut Pembentukan benda-benda darah misalnya : - Sumsum tulang (medulla osseum)

- Limpa (lien) - Limfonodus - Limfonodulus - Timus jaringan lemak (lampiran 4) Fungsi lemak dalam tubuh hewan: a. Merupakan depot lemak yang sangat penting bagi hewan yang hidup di daerah dingin b. Isolasi panas tubuh, karena lemak sedikit sekali melangsungkan panas c. Penangkal tekanan misalnya bantal telapak kaki d. Pelindung alat-alat tubuh vital Jaringan lemak merupakan tipe tersendiri dari jaringan ikat yang didalamnya banyak mengandung sel-sel khusus yang mampu menimbun lemak. Diantara sel-sel lemak terdapat serabut kolagen, elastic dan retikuler disamping pembuluh darah yang banyak. Terdapat 2 Jenis jaringan lemak, yaitu : Jaringan Lemak Cokelat Ciri : -Sel lebih kecil -Unit lemak tersebar pada sitoplasma -Kadar sitokrom tinggi -Dijumpai : Rodentia, Hibernating animal Jaringan Lemak putih Ciri : - Sel terbagi septa menjadi kelompok sel disebut lobulus - Diameter 200 mikron - Sitoplasma tipis - Sel lemak dikelilingi jaringan serabur kolagen dan elastik jaringan berpigmen Jaringan ikat berpigmen banyak sel-sel mengandung pigmen berwarna coklat kehitaman disebut melanin. Sel-sel memiliki penjuluran-penjuluran, yang dalam sitoplasma banyak terkumpul butir-butir pigmen. Butirnya berbentuk pipih dan bulat berdiameter 0,5 mikron. b. Jaringan ikat bermodifikasi : 1. tulang rawan : 2. tulang -tulang rawan hialin. -tulang rawan fibrosa - tulang rawan elastik 3.5 Serabut Jaringan ikat Pada jaringan ikat dewasa dikenal adanya tiga macam serabut, yakni ; a. Serabut kolagen b. Serabut elastic c. Serabut retikuler a. Serabut kolagen ;(lampiran 4)

Sifat-sifat umum : - Lentur susah direnggangkan - Dapat dicerna oleh pepsin - Susah dicerna oleh tripsin yang alkalis - Bila direbus menjadi gelatin - Bila direndam dalam asam lemah menggembung tapi dalam basah lemah bahan antar fibril larut sehingga fibril terurai - Pengolahan dengan garam berat dan asam tennin menjadikannya susah larut. - Terdiri dari polipeptida - Lentur,daya tarik tinggi(tendon,ligamen,kapsula) Pembentukan serat kolagen: membentuk berkas serabut kolagenfibril kolagenkolagenprokolagen b. Serabut elastis : Dikenal sebagai serabut kuning karena dalam keadaan segar beraspek kuning. Misalnya ; ligamentum nukhe, tunika flava Sifat umum : - Bersifat elastic(di sekitar pembuluh darah,syaraf,dan lemak) - Tahan terhadap pengaruh panas atau dingin , juga terhadap pengaruh enjima pencernaan , kecuali oleh pankreatin atau elastase dari pancreas - Sulit diwarnai dengan pewarnaan hematoksilin dan eosin. c. Serabut retikuler(Lampiran 4): Jumlahnya paling sedikit dan bentuknya paling halus, bercabang-cabang membentuk retikulum. Pada pewarnaan biasa tidak tampak, sruktur serabutnya mirip dengan serabut kolagen(terdapat di pembuluh darah,syaraf dan lemak) Perbedaannya: - Serabut lebih halus dan bertendensi membentuk reticulum - Sifat serabut retikuler lebih tahan terhadap pengaruh pepsin daripada serabut kolagen meskipun strukturnya identik - Perbedaan dalam sifat argirofil antara serabut retikuler dan kolagen, tergantung pada jumlah dan susunan Unit prolisakharida yang mempersatukannya. 3.6 Sel jaringan ikat Dalam komponen penyusun jaringan ikat, terdapat sel-sel penyusun. Sel-sel tersebut mempunyai sifat diam dan berpindah-pindah. Sel-sel tersebut adalah : A. Sel Tetap, dibagi menjadi 3 : a. fibroblast, cirinya adalah : Paling banyak dalam jumlah Bentuk memanjang Inti Runcing, Sitoplasma pucat, inti lonjong, seperti gelendong Aktif pada hewan muda , pada dewasa kurang aktif (fibrosit) Fungsi : penghasil serabut b. Perisit, cirinya adalah : Sel berbentuk memanjang Sel perikapiler

Inti lonjong,sitoplasma sedikit Dianggap progenitor fibroblast c. Sel lemak, cirinya adalah : Dapat berkelompok atau berdiri sendiri Bentuk bulat atau polihedral Diameter 120 mikron B. Sel Pengembara dibagi menjadi 4 : a. Sel plasma : Jarang terdapat pada jaringan ikat biasa , tetapi sering tampak pada selaput lendir saluran pencernaan dan omentum mayus. Bentuk sel lonjong tak teratur tapi lebih kecil daripada histiosit. Inti kecil dan letaknya ditepi dan kromatin tersusun sebagai roda. Sitoplasma bersifat basofil sebagaimana pada limfosit dibagian tengah dimana sitoplasma banyak terdapat, bersifat cerah, yakni daerah golgi kompleks. Fungsinya ; - Membuat zat kebal (antibodies) b. Sel mast: Sering disebut sel tiang. Selnya besar bentuk lonjong ,intinya pucat, sitoplasmanya banyak mengandung butir-butir yang bersifat basofil. Dengan toluidin biru biru Dengan neutral red merah. Kedua zat warna tersebut bersifat basa. Sel mast bentuknya agak mirip dengan leukosit basofil, sifat butir-butir sel mast mudah larut dalan air sehingga tidak tampak dengan pewarnaan H.E oleh karena itu diperlukan metode khusus untuk menunjukkannya. Banyak terdapat pada kulit dan usus. Fungsi : - Menghasilkan heparin (antikoagulan) - Sumber histamine dalam keadaan alergi - Serotonin, suatu vasokonsriktor pada tikus - Ikut membentuk mukopolisakharida jaringan c. Makrofag Sifat dari makrofag ada yang tetap dan mengembara. Bila makrofag yang bersifat mengembara, selnya lebih besar, bolat dan lonjong, dengan sitoplasma berbusa dari pada makrofag yang bersifat tetap(histiosit) Makrofag Meliputi : - Sel-sel kuffer yang terdapat pada dinding sinusoid hati. - Sel retikuler pada sinus dari limfonodus , jaringan lifoid serta jaringan myeloid. - Histiosit yang dijumpai pada jaringan ikat. - Sel debu atau septa sells pada jaringan ikat pulmo - Microglia pada otak - Monosit, leukosit yang ada dalam aliran darah maupun dalam jaringan ikat d Melanosit, cirinya adalah : Sel pigmen

Penjuluran panjang dan banyak bercabang Fungsi : menghasil melanin;yaitu penyerap cahaya 3.7 Darah dan limfe merupakan jaringan ikat Beberapa penulis buku histology lazimnya enggan secara nyata mencantumkan darah dan limfe kedalam klasifikasi jaringan ikat. Mereka lebih suka membahas bab darah dan limfe secara tersendiri meskipun dalam ulasan sebenarnya cenderung untuk menggolongkannya kedalam jaringan ikat. Atas terpenuhinya kriteria jaringan ikat yang diperkuat dengan hasil-hasil penelitian electron mikroskopik pada struktur fibrin yang mirip dengan fibril-fibril serabut kolagen, kiranya tidak keliru bila secara tegas darah dan limfe dikolongkan kedalam jaringan ikat. Beberapa kalangan kadang-kadang menarik garis batas antara penafsiran embrio dan fetus dengan dalih bahwa histology dan embryologi memang sangat erat hubungannya. Lagipula apabila menyangkut struktur jaringan pada fetus menjelang partus dan beberapa minggu post-partum masih belum banyak perbedaannya. Jadi yang kita maksud dengan jaringan ikat embrional adalah jaringan ikat dari makhluk yang masih dalam kandungan induknya (makhluk pre-natal). Sedangkan jaringan ikat dewasa jelasnya yang berasal dari hewan yang telah dewasa, dimana klasifikasi didasarkan pada : - Perimbangan serta macam serabutnya - Susunan dari serabut serta kepadatannya - Perbedaan dalam matriks - Macam sel-selnya. Kita sadari bahwa klasifikasi jaringan ikat belum dapat mencakup seluruh materi jaringan ikat yang terdapat pada tubuh hewan : meskipun demikian klasifikasi ini perlu untuk mempelajari organisasi jaringan ikat.